Pembahasan Cara Kerja Uji Disolusi Metformin
description
Transcript of Pembahasan Cara Kerja Uji Disolusi Metformin
Agar suatu obat dapat masuk ke dalam sirkulasi darah dan menghasilkan efek
terapeutik, obat tersebut tentunya harus memiliki daya hancur yang baik dan laju disolusi
yang relatif cukup cepat. Dalam percobaan ini, dilakukan uji disolusi terhadap tablet
Metformin HCL.
Metode uji disolusi yang digunakan pada percobaan kali ini adalah metode dayung.
Metode dayung terdiri atas suatu dayung yang dilapisi khusus, yang berfungsi memperkecil
turbulensi yang disebabkan oleh pengadukan. Dayung diikat secara vertikal ke suatu motor
yang berputar dengan suatu kecepatan yang terkendali. Tablet diletakkan dalam labu
pelarutan yang beralas bulat yang juga berfungsi untuk memperkecil turbulensi dari media
pelarutan.
Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum ini adalah membuat larutan
Phospat Buffer Saline (PBS) sebagai medium disolusi. Larutan PBS ini dibuat dari KH2PO4
sebanyak 53,68 gram dalam 1L aquadest dan Na2HPO4.H2O sebanyak 27,8 gram dalam 1L
aquadest. Bahan-bahan tersebut diambil sebanyak 100 mL, kemudian setelah larut di ad
dengan aquades lagi hingga 200 mL, lakukan hal tersebut sampai 5 kali hingga didapatkan 1
liter larutan PBS dengan pH 6,8. Setelah larutan PBS selesai dibuat, langkah selanjutnya
yaitu memasukkan larutan tersebut sebanyak 900 mL kedalam tabung disolusi, kemudian alat
disolusi di atur suhunya sebesar 37 ± 0,5 o C dan tablet didispersikan ke dalam tabung
disolusi yang sudah berisi medium disolusi.
Alat dayung kemudian dijalankan dan rpm di set pada angka 100 rpm, kemudian pada
menit ke 15, 30, 45, 60 dan 90 diambil cuplikan sampel dengan alat penghisap (pipet
volume) sebanyak 5 ml. Kemudian pada tabung disolusi dimasukkan kembali 5 mL larutan
PBS untuk mengganti volume yang telah diambil untuk menjaga kondisi sink yaitu Cs>>>C.
Kondisi “sink” adalah kondisi dimana volume media relative besar, yaitu 3x volume saturasi/
3x volume dimana penjenuhan suatu zat. Setiap pengambilan cuplikan harus dimasukkan
kembali larutan PBS ke dalam tabung disolusi. Cuplikan sampel dimasukkan ke dalam botol
vial untuk kemudian diukur absorbansinya. Pada cuplikan sampel mulai menit ke 15 hingga
ke 90 dilakukan pengenceran 100 kali karena cuplikan sampel yang diukur memberikan
serapan yang sangat besar hingga tidak terdeteksi pada alat spektrofotometer UV.
Pengenceran dilakukan dengan cara mengambil sebanyak 1 ml cuplikan sampel, dimasukkan
ke dalam labu ukur 10 ml lalu ditambahkan larutan PBS hingga batas labu ukur.
Setelah semua variasi konsentrasi selesai dibuat maka dilakukan pengukuran
serapan/absorbansi dengan spektrofotometri UV. Saat pengukuran sampel dengan
spektrofotometer ultraviolet, kuvet yang akan digunakan dikalibrasi terlebih dahulu. Pertama,
kuvet diisi dengan PBS, lalu disesuaikan nilai absorbansinya hingga menunjukkan angka nol.
Tujuan melakukan kalibrasi adalah untuk menghindari kesalahan perhitungan konsentrasi.
Kuvet dibilas dengan larutan yang akan dihitung konsentrasinya , sehingga kuvet hanya berisi
larutan uji tanpa pengotor. Adanya pengotor dapat menyamarkan perhitungan konsentrasi
karena pengotor dapat memberikan absorbansi. Sebelum dimasukkan ke dalam
spektrofotometer ultraviolet, kuvet dibersihkan menggunakan kertas tissue bersih. Jika tidak
dibersihkan, mungkin pengotor yang berasal dari praktikan, seperti uap air dapat menempel
pada kuvet dan memberikan absorbansi, sehingga hasil akhir absorbansi dapat keliru.
Pengukuran dilakukan pada λ maksimum (233 nm untuk Metformin HCl) supaya
dihasilkan serapan yang maksimum juga. Untuk melakukan pengukuran dengan metode
spektrofotometri UV, sampel dimasukkan ke dalam kuvet. Alat spektrofotometri yang
digunakan memiliki dua tempat kuvet (double beam). Kuvet pertama berfungsi untuk tempat
blanko. Kuvet kedua berfungsi untuk tempat sampel. Sampel kemudian diukur
absorbansinya. Pengukuran absorbansi hendaknya dimulai dari sampel yang konsentrasinya
kecil agar tidak mempengaruhi pengukuran konsentrasinya lainnya. Setiap akan mengganti
sampel dengan konsentrasi yang berbeda, kuvet hendaknya dibilas dengan larutan sampel
agar tidak ada sisa sampel yang sebelumnya yang dapat mempengaruhi nilai dari absorbansi.
Anonim. 2013. Chapter II (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/381 95/4/Chapter
%20II.pdf) diakses pada tanggal 22 November 2013.