Pembahasan Benedict

6
Pembahasan benedict Pada praktikum biokimia gizi tentang pemeriksaan kadar glukosa urine dengan metode benedict, kelompok kami menggunakan sampel urine fenti. Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa. Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict. Berdasarkan literatur untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam makanan, sample makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict. Dipanaskan dalam waterbath selamaa 4-10 menit. Selama proses ini larutan akan berubah warna menjadi biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan glukosa tinggi). Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Sukrosa mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan

description

Pembahasan Benedict

Transcript of Pembahasan Benedict

Page 1: Pembahasan Benedict

Pembahasan benedict

Pada praktikum biokimia gizi tentang pemeriksaan kadar

glukosa urine dengan metode benedict, kelompok kami

menggunakan sampel urine fenti. Uji benedict adalah uji kimia

untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Gula

pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa

disakarida seperti laktosa dan maltosa.

Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus

aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha

hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula

pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton,

maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa

dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan

pereaksi benedict. Berdasarkan literatur untuk mengetahui

adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam makanan,

sample makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit

pereaksi benedict. Dipanaskan dalam waterbath selamaa 4-10

menit. Selama proses ini larutan akan berubah warna menjadi

biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan

merah bata atau coklat (kandungan glukosa tinggi).

Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi

Benedict. Sukrosa mengandung dua monosakrida (fruktosa dan

glukosa) yang terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa

sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha

hidroksi keton. Sukrosa juga tidak bersifat pereduksi.

Uji Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui

kandungan glukosa. Urine yang mengandung glukosa dapat

menjadi tanda adanya penyakit diabetes. Sekali urine diketahui

mengandung gula pereduksi, test lebih jauh mesti dilakukan

untuk memastikan jenis gula pereduksi apa yang terdapat dalam

urine. Hanya glukosa yang mengindikasikan penyakit diabetes.

Page 2: Pembahasan Benedict

Pada uji Benedict, pereaksi ini berupa larutan yang

mengandung kuprisulfat, natriumkarbonat dan natriumsitrat.

Glukosa dapat mereduksi ion Cu++ dari kuprisulfat menjadi ion

Cu yang kemudian mengendap sebagai (Cu2O). adanya

natriumkarbonat dan natriumsitrat membuat pereaksi benedict

bersifat basa lemah. Dalam suasana alkalis, sakarida akan

membentuk enedid yang mudah teroksidasi. Semua

monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trekalosa akan

bereaksi positif bila dilakukan uji benedict. Larutan tembaga

yang alkalis bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai

gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk Cupro Oksida

(Cu2O) yang berwarna hijau, merah orange atau merah bata dan

adanya endapan merah bata pada dasar tabung reaksi. Pereaksi

ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam

gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu,

meskipun fruktosa bukanlah gula  pereduksi, namun karena

memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan

berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan

memberikan hasil positif dengan  pereaksi benedict.

Uji Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui

kandungan glukosa.Dalam keadaan normal, urine sama sekali

tidak mengandung glukosa. Hal ini karena urine mempunyai

fungsi yaitu untuk membuang zat-zat sisa yang sudah tidak

diperlukan dalam tubuh. Sedangkan pada dasarnya, glukosa

merupakan suatu zat yang masih diperlukan oleh tubuh sebagai

sumber energi. Hormon insulin merupakan suatu hormon yang

dihasilkan oleh pankreas yang bertanggung jawab dalam

mempertahankan kadar gula darah normal. Insulin memasukkan

gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau

disimpan sebagai cadangan energi.  Namun, pada orang-orang

Page 3: Pembahasan Benedict

tertentu pankreas mereka tidak dapat menghasilkan hormon

insulin yang cukup atau bahkan tidak menghasilkan hormon

insulin sama sekali yang mengakibatkan kadar gula darah akan

naik. Kadar gula dalam darah yang  berlebihan dalam tubuh akan

mengganggu tekanan osmotik darah. Untuk itu gula yang

berlebihan itu harus dikeluarkan bersama urine.

Uji benedict Adanya glukosa dalam urin dapat dinyatakan

berdasarkan sifat glukosa yang dapat mereduksi ion-ion logam

tertentu dalam larutan alkalis. Uji ini tidak hanya

spesifik terhadap glukosa, gula lain yang mempunyaisifat

mereduksi dapat juga memberikan hasilyang positif. Gugus

aldehid atau keton bebas gulaakan mereduksi kuproksida dalam

pereaksi benedict menjadi kuprooksida yang berwarna.

Pada praktikum ini Metode benedict yang pertama kali

dilakukan adalah menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan

kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan

kedalam tabung. Tambahkan pada tabung tersebut 8 tetes

sampel urine dari fenti, lalu dikocok hingga bercampur rata.

Dengan menggunakan penjepit tabung panaskan diatas api

hingga mendidih, tetap dipanaskan 1-2 menit atau masukkan

tabung ke dalam air mendidih selama 5 menit. Pemanasan

bertujuan untuk mempercepat jalannya reaksi antara logam

Cudalam pereaksi benedict dengan glukosadalam urin, kemudian

didinginkan denganperlahan. Angkat tabung, biarkan dingin

selama 5 menit. Hasilnya dapat dilihat dengan 5 macam tanda.

Urine negatif Apabila warna urine tersebut tetap berwarna biru

berarti menandakan bahwa orang yang memiliki urine tersebut

normal tidak ada kandungan glukosa didalamnya. Urine positif

(+1) Apabila larutan tersebut berubah warna menjadi hijau

kekuningan dengan sedikit endapan kuning, kadar glukosanya

0,5-1%. Urine positif (+2) apanila larutan menjadi kuning dengan

Page 4: Pembahasan Benedict

banyak endapan, kadar glukosanya antara 1-1,5 %. Urine positif

(+3) apabila warna urine tersebut menjadi jingga/ warna lumpur

keruh, kadar glukosa antara 2- 3,5 %. Urine positif(+4) apabila

warna menjadi merah keruh/larutan jernih, endapan merah,

kadar glukosa > 3,5 %.

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering.

Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan

kedalam tabung.

Tambahkan pada tabung tersebut 8 tetes sampel urine dari fenti,

lalu dikocok hingga bercampur rata.

Dengan menggunakan penjepit tabung panaskan diatas api

hingga mendidih, tetap dipanaskan 1-2 menit atau masukkan

tabung ke dalam air mendidih selama 5 menit.

Angkat tabung, biarkan dingin selama 5 menit.

DAFTAR PUSTAKA

Soewoto, Hafiz dkk. 2001.Biokimia Eksperimen Laboratorium: UI-

PressGirindra

Poedjiadi A. 2005.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta: Penerbit UI-Press

http://www.academia.edu/5057451/Identifikasi_KH