PEMBAHASAN Bank Sampah 2

9

Click here to load reader

description

wewefw

Transcript of PEMBAHASAN Bank Sampah 2

PEMBAHASAN

Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah beserta Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 mengamanatkan perlunya perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah yaitu paradigma kumpul-angkut-buang menjadi pengeloaan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan sampah bermakna agar seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat luas melaksanakan kegiatan timbunan sampah, pendauran ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang dikenal dengan sebutan Reduce, Reuse dan Recycle (3R) melalui upaya-upaya cerdas, efisien dan terprogram. Dan salah satu programnya yaitu Bank Sampah. Bank sampah adalah tempat menabung sampah yang telah terpilah menurut jenis sampah, sampah yang ditabung pada bank sampah adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis. Cara kerja bank sampah pada umumnya hampir sama dengan bank lainnya, ada nasabah, pencatatan pembukuan dan manajemen pengelolaannya, apabila dalam bank yang biasa kita kenal yang disetorkan nasabah adalah uang akan tetapi dalam bank sampah yang disetorkan adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis, sedangkan pengelola bank sampah harus orang yang kreatif dan inovatif serta memiliki jiwa kewirausahaan agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Sistem kerja bank sampah pengelolaan sampahnya berbasis rumah tangga, dengan memberikan reward kepada yang berhasil memilah dan menyetorkan sejumlah sampah. Konsep bank sampah mengadopsi menajemen bank pada umumnya. Selain bisa sebagai sarana untuk melakukan gerakan penghijauan, pengelolaan sampah juga bisa menjadi sarana pendidikan gemar menabung untuk masyarakat dan anak-anak. Metode bank sampah juga berfungsi untuk memberdayakan masyarakat agar peduli terhadap kebersihan (Noviaty, 2009)Bank Sampah dapat berperan sebagai dropping point bagi produsen untuk produk dan kemasan produk yang masa pakainya telah usai. Sehingga sebagian Bank Sampah dapat berperan sebagai dropping point bagi produsen untuk produk dan kemasan produk yang masa pakainya telah usai. Statistik perkembangan pembangunan Bank Sampah di Indonesai pada bulan Februari 2012 adalah 471 buah jumlah Bank Sampah yang sudah berjalan dengan jumlah penabung sebanyak 47.125 orang dan jumlah sampah yang terkelola adalah 755.600 kg/bulan dengan nilai perputaran uang sebesar Rp. 1.648.320.000 perbulan. Angka statistik ini meningkat menjadi 886 buah Bank Sampah berjalan sesuai data bulan Mei 2012, dengan penabung sebanyak 84.623 orang dan jumlah sampah yang terkelola sebesar 2.001.788 kg/bulan serta menghasilkan uang sebesar Rp. 3.182.281.000 perbulan (Noviaty, 2009).Mekanisme Menabung Sampah Di Bank Sampah Pepeling Menjaga Kebersihan lingkungan yang dilakukan oleh Bank Sampah Pepeling yaitu dengan cara mengelola sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga di kawasan kompleks dan puskesmas. Berbagai macam sampah dikelompokkan dan dibeli dengan harga tertentu setiap Kilonya seperti pada Gambar 1.

Mekanisme menabung sampah dilakukan dengan cara mengumpukan sampah yang dilakukan oleh masing masing anggota organisasi Pepeling. Sampah yang telah terkumpul lalu ditabungkan ke Bank Sampah Pepeling yang dibuka selama 2 minggu sekali. Ibu Ibu pengurus Organisasi Pepeling yang bertugas akan memilah sampah dari penabung. Kelompok kelompok sampah yang dihasilkan masing masing ditimbang beratnya, Berat sampah yang dihasilkan dikonversi dengan harga yang telah ditentukan. Uang tabungan yang terkumpul oleh masing masing penabung hanya bisa diambil dalam bentuk uang selama setaun sekali yaitu ketika hari raya Idul Fitri.Upaya Bank Sampah Pepeling Mengajak Masyarakat Menjaga Kebersihan lingkunganDalam menjalankan visi dan misi untuk mewujudkan tujuan menjaga kebersihan lingkungan dan peduli sampah banyak kendala yang dihadapi oleh organisasi Pepeling diantarnya yaitu banyak masyarakat yang menyepelekan uang hasil tabungan pengumpulan sampah yang sedikit. Sehingga banyak masyarakat yang belum bergabung menjadi penabung di Bank Sampah Pepeling. Pengurus organisasi Pepeling berupaya untuk mengubah pola pikir masyarakat untuk bersama sama menjaga lingkungan. Anggota organisasi ini berjumlah 25 Kepala Keluarga dari 150 Kepala Keluarga. Oleh karena itu pengurus dan anggota organisasi Pepeling berusaha untuk melakukan penyuluhan ke setiap rumah untuk mensosialisasikan tentang pentingnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah. Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam sosialisasi yaitu memberikan informasi waktu pelapukan berbagai jenis sampah seperti yang tertera pada Gambar 2.

Selain memberikan informasi pengurus berupaya memperat tali silaturahmi antar warga dengan melakukan kegiatan Botram yang berarti makan bersama dalam Bahasa Sunda. Proses mengajak masyarakat dilakukan dengan cara lisan atau mulut ke mulut, atau mengajak langsung ke tempat pengelolaan sampah dan melihat langsung prosesnya.Tidak hanya pola pikir masyarakat yang menjadi kendala namun juga profesi Tukang Rongsok atau orang yang bekerja mengumpulkan sampah untuk dijual merasa khawatir terhadap keberadaan Bank Sampah Pepeling . Tukang Rongsok memiliki pandangan organisasi Pepeling sebagai pesaing dalam mencari sampah. Sehingga mereka khawatir dengan berdirinya organisasi ini, dapat mengurangi penghasilan mereka. Melihat permasalahan tersebut organisasi Pepeling membuat kebijakan untuk membeli sampah dari tukang rongsok dengan harga yang lebih mahalRencana Jangka Pendek dan Jangka Panjang Bank Sampah Pepeling Target yang ingin dicapai dalam jangka pendek yaitu berharap seluruh masyarakat berpartisipasi dan ikut serta dalam menjaga lingkungan melalui kegiatan Bank Sampah Pepeling. Sedangkan harapan jangka panjang yang ingin diwujudkan yaitu Bank Sampah Pepeling menjadi Bank Sampah inti dengan membawahi Bank Sampah cabang di setiap RW, sehingga Bank Sampah Pepeling mampu mengelola sampah yang ada di desa. Selain dikonversi menjadi uang, pengurus organisasi Pepeling berencana mengkonversi sampah yang dihasilkan dengan asuransi kesehatan. Upaya upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut telah mendapat dukungan dari berbagai intansi pemerintah seperti Dinas Kesehatan Lingkungan, PLN, dan Bank Sampah lain. Manfaat di Sektor Ekonomi Keberadaan bank sampah telah memberikan manfaat ekonomi dengan mendatangkan keuntungan guna memenuhi kebutuhan rumah tangga dan menambah uang saku bagi anak dari hasil menabung sampah. Menurut responden, jumlah pendapatan yang diterima masih sangat kecil karena minimnya jumlah sampah yang dihasilkan dan masih baru keberadaan bank sampah sehingga manfaat ekonomi yang didapat belum terlalu berpengaruh untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Namun begitu, masyarakat juga sangat terbantu dengan pendapatan yang dihasilkan dari Bank Sampah untuk memenuhi kebutuhan menjelang Idul Fitri. Manfaat di Sektor LingkunganAdanya bank sampah telah memberikan perbaikan kebersihan lingkungan yaitu juga memberikan manfaat langsung dengan berkurangnya tumpukan sampah di lingkungan .Dengan adanya bank sampah, keberadaan sampah lebih berarti karena lebih baik ditabungkan daripada terbuang secara sia-sia atau dibakar. Oleh karena itu, keberadaan bank sampah juga dapat meningkatkan kenyaman lingkungan dengan semakin berkurangnya warga yang membakar sampah.KESIMPULAN

Program Bank Sampah mendatangkan manfaat positif terhadap lingkungan yakni membuat lingkungan menjadi lebih bersih dan berkurangnya tumpukkan sampah di lingkungan sekitar yang selama ini menjadi pemandangan yang kurang menarik disekitar kelurahan Binjai. Dari segi pendapatan terjadi sedikit peningkatan terhadap pendapatan masyarakat Dengan adanya bank sampah, keberadaan sampah lebih berarti karena lebih baik ditabungkan daripada terbuang secara sia-sia atau dibakar dan dapat meningkatkan kenyaman lingkungan

Daftar Pustaka Noviaty, Mita. 2009. Dampak ProgramBank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai. Kota Medan