PEMBAHASAN

4
PEMBAHASAN ITIN Percobaan pertama tentang pembuatan tawas kalium- aluminium KAl(SO 4 ) 2 .12 H 2 O bertujuan untuk mempelajari pembuatan tawas kalium – aluminium dengan menggunakan bahan dari kaleng minuman yang mengandung Aluminium. Dengan prinsip percobaan berdasarkan pembentukan garam rangkap KAl(SO 4 ) 2 .12 H 2 O dengan rekristalisasi. Perlakuan awal pembuatan tawas adalah dengan memotong kecil kecil kaleng minuman yang mengandung aluminium. Bagian yang diambil yaitu bagian bawah, karena bagian bawah agak tebal dan banyak menganduung aluminium. Tujuan dilakukannya pemotongan aluminium ini kecil kecil adalah untuk memperbesar luas permukaannya sehingga reaksi yang terjadi antara alumunium dari kaleng minuman dan KOH berlangsung lebih cepat dan sempurna . karena salah satu faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi adalah luas permukaan. Semakin besar luas bidang sentuhnya maka semakin cepat pula reaksi itu berlangsung (laju reaksinya semakin cepat) . Setelah itu potongan aluminium ditimbang sebanyak 0.2065 gram. Kemudian larutan KOH sebanyak 10 ml dipanaskan kemudian dimasukkan potongan aluminium sehingga menghasilkan gas dan larutannya keruh. Reaksi alumunium dengan KOH bersifat eksoterm karena menghasilkan kalor. Reaksi yang terjadi adalah : 2 Al (s) + 2 KOH (aq) + 6 H 2 O (liq) ---> 2 KAl(OH) 4(aq) + 3H 2(g) 2Al (s) + 2OH - (aq) + 6H 2 O (liq) ---> 2Al(OH) 4 - (aq) + 3H 2(g) Dalam reaksi ini terbentuk gas H 2 yang ditandai dengan munculnya gelembung- gelembung gas. Karena pada proses pemanasan ini dihasilkan gas H2 yang beracun, maka pemanasan ini dilakukan diruang asam dengan tujuan agar gas yang dihasilkan tidak mengkontaminasi udara dalam ruang praktikum. Gelembung-gelembung gas hilang setelah semua aluminium bereaksi. Larutan yang terbentuk setelah pemanasan menjadi keruh, hal ini disebabkan terbenuknya ion kompleks 2[Al(OH) 4 ] - .

description

PEMBAHASAN

Transcript of PEMBAHASAN

Page 1: PEMBAHASAN

PEMBAHASAN ITIN

Percobaan pertama tentang pembuatan tawas kalium-aluminium KAl(SO4)2.12 H2O bertujuan untuk mempelajari pembuatan tawas kalium – aluminium dengan menggunakan bahan dari kaleng minuman yang mengandung Aluminium. Dengan prinsip percobaan berdasarkan pembentukan garam rangkap KAl(SO4)2.12 H2O dengan rekristalisasi.

Perlakuan awal pembuatan tawas adalah dengan memotong kecil kecil kaleng minuman yang mengandung aluminium. Bagian yang diambil yaitu bagian bawah, karena bagian bawah agak tebal dan banyak menganduung aluminium. Tujuan dilakukannya pemotongan aluminium ini kecil kecil adalah untuk memperbesar luas permukaannya sehingga reaksi yang terjadi antara alumunium dari kaleng minuman dan KOH berlangsung lebih cepat dan sempurna. karena salah satu faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi adalah luas permukaan. Semakin besar luas bidang sentuhnya maka semakin cepat pula reaksi itu berlangsung (laju reaksinya semakin cepat).

Setelah itu potongan aluminium ditimbang sebanyak 0.2065 gram. Kemudian larutan KOH sebanyak 10 ml dipanaskan kemudian dimasukkan potongan aluminium sehingga menghasilkan gas dan larutannya keruh. Reaksi alumunium dengan KOH bersifat eksoterm karena menghasilkan kalor. Reaksi yang terjadi adalah :

2 Al(s) +   2 KOH(aq) +   6 H2O(liq) --->  2 KAl(OH)4(aq) + 3H2(g)

2Al(s) + 2OH-(aq) + 6H2O(liq) --->  2Al(OH)4

-(aq) + 3H2(g)

Dalam reaksi ini terbentuk gas H2 yang ditandai dengan munculnya gelembung- gelembung gas. Karena pada proses pemanasan ini dihasilkan gas H2 yang beracun, maka pemanasan ini dilakukan diruang asam dengan tujuan agar gas yang dihasilkan tidak mengkontaminasi udara dalam ruang praktikum. Gelembung-gelembung gas hilang setelah semua aluminium bereaksi. Larutan yang terbentuk setelah pemanasan menjadi keruh, hal ini disebabkan terbenuknya ion kompleks 2[Al(OH)4]-.

Pemanasan larutan KOH ini bertujuan untuk membuat larutan KOH menjadi lewat jenuh sehingga aluminium dari kaleng bekas minuman cepat melarut menjadi larutan alum kalium yang bersifat asam. Sehingga akan terjadi pemisahan secara kimia dan sebagian garam yang terdehidrasi akan terlarut didalam air. Dengan jenuhnya larutan KOH, Kristal alum kalium cepat terbentuk. Saat pemanasan partikel dari aluminium dan KOH saling bertumbukan dan mencapai kesetimbangan dengan cepat. Pada saat proses pemanasan berlangsung, larutan yang dipanaskan tidak boleh terlalu panas, sebab larutan KOH akan lebih cepat menguap dan aluminium tidak akan habis bereaksi dengan larutan KOH, oleh sebab itu, gelas beker dipindahkan dari penangas air ketika dirasa sudah cukup panas dan diletakkan kembali kepenangas bila reaksinya sudah mulai berkurang.

Setelah didiamkan dan didinginkan, disaring endapannya dengan corong dan kapas. Sehingga menghasilkan filtrat larutan tak berwarna dan residu didalam kapas yang merupakan sisa potongan aluminium. Tujuan penyaringan larutan ini dengan kapas adalah karena kapas memiliki pori-pori yang cukup besar dan kurang rapat sehingga ion-ion

Page 2: PEMBAHASAN

aluminium masih tetap berada pada filtratnya dan tidak tersaring oleh kertas saring sebab ion-ion aluminium merupakan bahan pembentuk tawasnya.

Selanjutnya filtratnya ditambahkan larutan asam sulfat sebanyak 20 ml 10 M. Tujuan penambahan larutan H2SO4 dilakukan agar seluruh senyawa K[Al(OH)4] dapat bereaksi sempurna. Dari reaksi ini terbentuk endapan Al(OH)3.Reaksi yang terjadi adalah :

2 KAl(OH)4(aq) +   H2SO4(aq) --->  2 Al(OH)3(s) +   K2SO4(aq) +   3 H2O-Al(OH)4

- (aq) + H+(aq) --->  Al(OH)3(s) + H2O(liq)

Pada reaksi sebelumnya, penambahan H2SO4 membentuk Al(OH)3 bersama-sama dengan K[Al(OH)4], namun setelah berlebih H2SO4 melarutkan Al(OH)3 menjadi Al2(SO4)3 berupa larutan bening tak berwarna. Senyawa Al2(SO4)3 yang terbentuk pada reaksi (3) di atas bereaksi kembali dengan K2SO4 hasil reaksi (2) membentuk kristal yang diperkirakan adalah KAl(SO4)2.12H2O berwarna putih. Reaksinya adalah :

K2SO4+Al2(SO4)3+12H2O------->2KAl(SO4)2.12H2OUntuk memeriksa keasaman larutannya digunakan kertas lakmus merah dan kertas

lakmus biru. Lakmus biru berubah warna menjadi merah dan lakmus merah tetap berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa larutan yang terbentuk bersifat asam.

Kemudian larutan tersebut didiamkan selama satu hari agar tawas yang terbentuk dapat sempurna berbentuk oktahedral Ternyata tawas tidak terbentuk sama sekali, hanya ada larutan berwarna merah manggis. Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, tawas tidak terbentuk sama sekali. Hal tersebut dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:

1. Pemanasan saat melarutkan Al dalam KOH yang dilakukan terlalu panas sehingga ion ion pembentuk tawas ada yang menguap sehingga mengurangi jumlah tawas yang diperoleh.

2. Proses pemanasan KOH yang belum mencapai larutan lewat jenuh sehingga hasil reaksinya tidak terbentuk tawas.

3. Larutan KOH yang digunakan konsentrasinya tidak tepat 2 M sehingga tawas tidak terbentuk.

Tetapi setelah asisten melakukan percobaan ulang, tawas dapat terbentuk. Dan setelah itu tawas ditimbang, menghasilkan Tawas yang berkualitas baik memiliki ciri-ciri berbentuk bongkahan dan tidak berwarna (bening). Manurung Manuntun  dan Fitria.A Irma.2010.KANDUNGAN ALUMINIUM DALAM KALENG BEKAS DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBUATAN TAWAS.Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran

http://dwioktavia.wordpress.com/2011/04/14/pembuatan-tawas-aluminium/

Cotton dan Wilkinson., 1989, Kimia Anorganik Dasar, Penerbit UI Press, JakartaAchmad, H., 1992, Kimia Unsur dan Radio Kimia, Penerbit PT Citra Aditya Bakti,

BandungSvehla, S. 1985. Buku Ajar Vogel: Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan Semimikro. Jilid I. PT Kalman Media Pusaka. Jakarta.