PEMBAHASAN 5
-
Upload
rashid-al-ghozali -
Category
Documents
-
view
37 -
download
1
Transcript of PEMBAHASAN 5
91
BAB V. PEMBAHASAN
1. Magang
Menurut Winarta (1997), mengatakan bahwa magang adalah suatu proses
belajar mengajar antara petani, dimana seorang petani belajar dari pengalaman
kerja dari suatu usahatani dalam kegiatan sesungguhnya di lapangan dengan
bimbingan petani yang berhasil menjalankan usahataninya. Kegiatan Magang
bertujuan untuk :
1. meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani
2. menumbuhkan kreatifitas, sikap kritis, rasa percaya diri dan jiwa
kewirausahaan petani
3. menumbuhkan minat keyakinan petani pemagang terhadap usaha tani
sebagai sumber mata pencaharian
4. menumbuhkan dan mengembangkan hubungan sosial dan interaksi positif
antara sesama petani
5. meningkatkan ketrampilan, kecakapan dan rasa percaya diri petani dalam
mengajar petani lainnya.
Adapun persyaratan yang harus dilakukan dalam mengikuti kegiatan
Magang sebagi beikut :
1. bersedia belajar
2. bersedia bekerja dilingkungan usaha petani pengajar dan tinggal bersama
keluarga petani pengajar bila berasal dari daerah lain
3. bersedia menanggung biaya selama magang (bila tidak dana dari
pemerintah).
92
2. Identifikasi Wilayah dan Agroekosistem di Desa Bangun Harja
Menurut Irwan, D. (1975), identifikasi wilayah dan agroekosistem pada
kegiatan pelaksanaan identifikasi lapangan dilakukan melalui analisis data
sekunder dan data primer serta wawancara dengan petani. Identifikasi tersebut
menghasilkan informasi dan gambaran keadaan wilayah baik agroklimat, sosial
ekonomi, masalah yang dihadapi, serta pemilihan komoditas yang sesuai
dengan kesesuaian lahan. Sedangkan proses dalam melakukan kegiatan
identifikasi potensi wilayah sebagai berikut :
a. persiapan, meliputi menghubungi siapa saja yang perlu dilibatkan dalam
kegiatan identifikasi potensi wilayah
b. pelaksanaan, meliputi pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengambil data dalam bentuk dokumen tertulis, serta melakukan analisa
keadaan wilayah.
Sedangkan di lapangan penggalian data tanpa melalui proses pendekatan
secara partisipatif menggunakan teknik PRA. Perbedaan-perbedaan tersebut
disebabkan oleh :
1. tingkat SDM yang terbatas dimana mayoritas penduduk hanya tamatan SD,
sehingga berpengaruh pada tingkat partisifasi petani dalam kegiatan
identifikasi potensi wilayah,
2. terbatasnya dana untuk melaksanakan kegiatan identifikasi wilayah yang
melibatkan petani maupun kelompoktani dengan teknik atau metode PRA.
93
3. Memandu penyusunan Rencana Kegiatan Desa (RKD) dan Rencana
Kegiatan Penyuluhan Desa (RKPD)
A. Rencana Kegiatan Desa (RKD)
Programa tingkat desa adalah programa yang dibuat oleh petani yang
berasal dari rencana kegiatan individu, rencana kelompok dan akhirnya
secara parsitipatif disusun ditingkat desa guna menyelesaikan masalah-
masalah yang menghambat pencapaian visi desa.
Adapun tahapan-tahapan dalam penyusunan Rencana Kegiatan Desa
yang dilakukan masyarakat di Desa Bangun Harja sebagai berikut :
1. tahap persiapan, meliputi pembentukan tim perumus rencana kegiatan
desa yang dilakukan melalui musyawarah dipimpin oleh Kepala Desa
2. tahap pelaksanaan, meliputi musdes penjaringan masalah yang dihadiri
oleh BPD, Ketua RT/RW, Tokoh Masyarakat/ Agama, dan dibantu oleh
fasilitator, musdes pengelompokan dan perangkingan masalah dan
potensi ditingkat desa dihadiri oleh Kepala Desa, BPD, Tokoh
masyarakat/Agama, Pemuda, serta seluruh warga yang ada di Desa
Bangun Harja.
3. proses, proses penyusunan Rencana Kegiatan Desa dilakukan melalui
musyawarah dipimpin oleh ketua tim perumus dibantu oleh Kepala Desa.
Berdasarkan hasil di lapangan diketahui penyusunan Rencana
Kegiatan Desa yang dilakukan masyarakat di Desa Bangun Harja dilakukan
secara partisifatif dengan menggunakan teknik atau metode PRA dengan
menggunakan Metode Sketsa Desa, Kalender Musim, dan Diagram Venn.
94
B. Rencana Kegiatan Penyuluhan Tingkat Desa (RKPD)
Rencana Kerja Penyuluhan Tingkat Desa adalah rencana tertulis yang
berisi tentang rencana kegiatan penyuluhan yang berasal dari permasalahan
yang ditemukan dari hasil identifikasi potensi wilayah dan rencana
agribisnis keluarga yang telah dianalisis secara sederhana. Tahapan-tahapan
dalam menyusun Rencana Kegiatan Penyuluhan Tingkat Desa adalah :
1. tahap persiapan, antara lain melakukan kajian wilayah meliputi
membentuk tim pemandu yang terdiri dari penyuluh dan petani dan
melakukan analisis lingkungan usaha meliputi menyusunan profil
keluarga, dan menyusun analisis agribisnis keluarga.
2. tahap perencanaan meliputi penyusunan analisis agribisnis keluarga, dan
analisis lingkungan agribisnis dan menyusun agribisnis keluarga berupa
potensi, masalah, sebagai alternatif penyelesaian masalah dengan
didahului uji prioroitas.
3. tahap pelaksanaan meliputi penyusunan rencana kegiatan penyuluhan,
sosiaisasi dan menyusun rencana pengorganisasian pelaksanaan kegiatan.
4. waktu penyusunan, penyusunan rencana kegiatan penyuluhan tingkat
desa dilakukan setahun sekali.
5. Pengesahan, pengesahan rencana kegiatan penyuluhan desa disahkan
atau diketahui oleh KTNA, Kepala desa setempat.
6. pembiayaan, pembiayaan kegiatan bersumber dari APBN, APBD
7. evaluasi, meliputi aspek penyusunannya, pelaksanaannya dan
keberhasilannya.
95
Sedangkan di lapangan proses penyusunan Rencana Kegiatan
Penyuluhan tingkat Desa dilakukan tanpa melalui proses kajian wilayah, uji
prioritas, dan proses penyusunannya pun dilakukan di rumah/dikerjakan
diatas meja oleh PPL. Perbedaan tersebut disebabkan :
1. keterbatasan waktu, mengingat PPL yang ada selain bertugas sebagai
PPL Pertanian juga merangkap sebagai PPL Peternakan.
2. keterbatasan biaya untuk melakukan kegiatan kajian wilayah,
3. kurangnya komitmen instansi terkait dan PPL, serta masyarakat akan
pentingnya kegiatan yang berhubungan dengan Penyuluhan Pertanian.
4. Menyusun Programa Penyuluhan Pertanian
Programa Penyuluhan Pertanian adalah rencana tertulis yang disusun
secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali
pencapaian tujuan Penyuluhan Pertanian. Adapun tahapan-tahapan dalam
penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian adalah :
a. persiapan, meliputi identifikasi keadaan, masalah dan tujuan yang digali
dengan mengunakan metode atau teknik PRA dan atau teknik lainnya.
b. pelaksanaan, meliputi :
1) melakukan perumusan keadaan, sebelum keadaan dirumuskan perlu
dilakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis mengenai potensi,
produktivitas dan lingkungan usaha pertanian.
2) penetapan tujuan, adalah perumusan keadaan yang hendak dicapai
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.
96
3) penetapan masalah, adalah perumusan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan tidak tercapainya tujuan penyuluhan pertanian
Sedangkan di lapangan pembuatan Programa Penyuluhan Pertanian di Desa
Bangun Harja dalam dalam proses.
Berdasarkan identifikasi di lapangan proses penyusunan Programa
Penyuluhan Pertanian tidak melalui proses seperti yang tercantum dalam
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25/permentan/ot.140/5/2009. Perbedaan
tersebut disebabkan oleh :
1. kerena kesibukan PPL mengingat PPL didesa tersebut merangkap jabatan
selain PPL Pertanian juga sebagai PPL Peternakan,
2. keterbatasan biaya untuk melakukan identifikasi wilayah dengan teknik
atau metode PRA karena harus melibatkan Masyarakat atau petani,
3. tidak adanya penekanan dari pimpinan instansi terkait agar PPL membuat
Programa Penyuluhan Pertanian tepat waktu.
5. Menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP) adalah jadwal
yang disusun oleh Penyuluh Pertanian berdasarkan Programa Penyuluhan
Pertanian setempat yang menentukan hal-hal yang harus disiapkan, dalam
berinteraksi dengan petani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha. Tahapan-
tahapan dalam Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh adalah :
a. penetapan tujuan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian adalah
perumusan keadaan yang hendak dicapai dalam waktu satu tahun.
97
Penetapan tujuan tersebut mencakup keinginan dan kepentingan dari dua
belah pihak,
b. masalah adalah faktor-faktor yang menyebabkan belum tercapainya tujuan
RKTPP baik yang bersifat perilaku maupun non prilaku,
c. sasaran dalam RKTPP adalah pelaku utama dan pelaku usaha,
d. kegiatan Penyuluhan meliputi materi, metode, volume, lokasi, waktu,
sumber biaya, penanggun jawab dan pelaksana,
e. materi dalam RKTPP meliputi informasi teknologi pertanian yang menjadi
pesan bagi sasaran dalam bentuk pedoman petunjuk teknis agar dapat
memecahkan masalah untuk mencapai tujuan,
f. volume dalam RKTPP adalah jumlah frekuensi kegiatan yang akan
dilakukan agar sasaran dapat memahami dan melaksanakan pesan yang
disampaikan melalui kegiatan/metode penyuluhan
g. waktu adalah waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan yang
tercantum dalam RKTPP,
h. sumber biaya dalam RKTPP menjelaskan jumlah biaya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan, serta sumbernya,
i. penanggung jawab dalam RKTPP menjelaskan siapa penanggung jawab
pelaksanaan kegiatan tersebut jika diminta pertanggung jawabannya,
j. pelaksanaan dalam RKTPP menjelaskan siapa yang melaksanakan kegiatan
penyuluhan tersebut, apakah dilakukan penyuluh, petani, kelompoktani,
k. keterangan dalam RKTPP menjelaskan hal-hal yang perlu dijelaskan
tentang pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan.
98
Sedangkan di lapangan penyusunan Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian
tidak melalui proses seperti menetapkan tujuan, melakukan identifikasi
masalah, menentukan sasaran kegiatan, menentukan materi kegiatan,
menentukan metode pelaksanaan, berapa volume kegiatan. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh :
a. ketebatasan waktu mengingat PPL di desa tersebut mempunyai tugas lebih
dari satu, disamping sebagai PPL Pertanian, juga merangkap sebagai PPL
Petenakan dan staf pada Kantor Pertanian dan Peternakan,
b. tidak adanya anggaran untuk penyusunan Rencana Kerja Penyuluhan
Pertanian dari instansi terkait,
c. tingkat partisifasi masyarakat rendah.
6. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada petani secara
perorangan/kelompok/missal
Anjangsana atau kunjungan merupakan Kegiatan Penyuluhan Pertanian
yang dilakukan secara langsung kepada sasaran. Kunjungan dapat dilakukan ke
tempat sasaran yaitu lahan usahatani atau ke rumah petani. Kegiatan kunjungan
secara umum mempunyai tujuan utama, yaitu mempengaruhi sikap sasaran,
mengajarkan pengetahuan, dan mengajarkan keterampilan. Hal yang perlu
diperhatikan pada saat melakukan kunjungan berupa :
a. persiapan, meliputi penentuan isi pesan atau materi yang akan disampaikan,
pemilihan topik disesuaikan dengan kondisi usahatani, penguasaan materi,
dan menentukan jadwal kunjungan.
99
b. pelaksanaan, meliputi kunjungan sebaiknya dilakukan secara terencana,
usahakan agar waktu kunjungan tidak mengganggu petani, bila mungkin
siapkan brosur atau bahan lain sebagai bahan informasi, bersikaplah ramah,
bersahabat dan penuh rasa kekeluargaan, jangan bersikap terlalu resmi atau
menggurui, catat hasil kunjungan.
Sedangkan di lapangan kegiatan kunjungan atau anjangsana dilaksanakan
tanpa melalui proses perencanaan yang meliputi persiapan materi, serta bahan
pendukung untuk kegiatan tersebut misalnya brosur maupun folder. Perbedaan
tersebut disebabkan oleh :
a. kegiatan kunjungan dilakukan tidak terencana, untuk itu PPL yang proaktif,
b. waktu kunjungan biasanya pada saat petani berada di lahan usahatani,
misalnya pada sore hari,
c. petani atau kelompoktani yang sering dikunjungi oleh PPL adalah
kelompoktani yang aktif.
7. Melakukan Demonstrasi Cara (Damcar)
Demonstrasi Cara merupakan suatu metode yang dilaksanakan untuk
menunjukkan suatu cara yang lebih baik, atau disebut juga suatu percontohan.
Tujuan Demonstrasi Cara adalah untuk meyakinkan petani akan suatu cara
yang lebih baik dan menguntungkan, dengan harapan petani mau
menerapkannya, apalagi petani yang berada pada tahap minat dan menilai.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan kegiatan Demonstrasi Cara
sebagai berikut :
a. menentukan tujuan yang akan dicapai,
100
b. menguji apakah tujuan tersebut secara teknis benar-benar penting dan petani
memerlukan kegiatan tersebut,
c. membicarakan masalah yang akan didemonstrasikan dengan kelompoktani
d. menyiapkan lokasi demonstrasi dan peralatan yang diperlukan
e. membuat rencana penjelasan secara bertahap,
f. kuasai rencana agar memudahkan dalam menjelaskan disaat demonstrasi,
g. melakukan demonstrasi secara bertahap, setiap tahapan, berikan kesempatan
petani bertanya,
h. minta peserta untuk mengulang demonstrasi yang telah dijelaskan sebagai
bukti mereka mengerti.
Kegiatan Demonstrasi Cara di Desa Bangun Harja tidak dilaksanakan hal
tersebut dikarenakan tidak ada anggaran atau dana dari instansi terkait. Namun
menurut informasi dari PPL pelaksanaan Kegiatan Demontrasi Cara dilakukan
sendiri oleh PPL. Adapun juknis pelaksanaannya adalah :
a. PPL menentukan sendiri petani atau kelompoktani yang dilibatkan dalam
kegiatan tersebut,
b. petani atau kelompoktani dijadikan tenaga kerja dalam pengolahan dan
penanaman komoditas yang jadi percontohan dengan cara diupah oleh PPL.
Di lapangan pelaksanaan demonstrasi cara berbeda teori atau referensi
lainnya, perbedaan tersebut disebabkan oleh :
a. terbatasnya dukungan Pemerintah Daerah terutama masalah biaya sehingga
PPL menggunakan biaya sendiri,
101
b. rendahnya SDM yang ada, mengingat mayoritas penduduk hanya tamatan
SD sehingga berpengaruh pada PSK petani terhadap informasi dan inovasi
dibidang Pertanian.
8. Merencanakan Demonstrasi Farm dan Sekolah Lapang
A. Demonstrasi Farm
Demonstrasi Farm adalah demonstrasi usahatani dengan penerapan
teknologi pertanian pada usahatani yang dilakukan secara kelompok. Luas
lahan yang digunakan untuk Kegiatan Demonstrasi Farm sekitar 1-5 hektar.
Adapun syarat-syarat dalam melakukan Kegiatan Demonstrasi Farm
adalah :
a. lokasi mewakili sebagian besar areal petani, dan letaknya strategis,
b. tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan demonstrasi haruslah baik,
c. lakukan pembuatan program yang berkaitan dengan kegiatan demonstrasi
meliputi :
1) program permulaan seperti perencanaan, alat, sarana, dana,
penetapan lokasi dan penyediaan sarana,
2) program ikutan seperti pengadaan, penyebaran informasi, pertemuan
dan diskusi kelompoktani, kursus singkat bagi petani,
3) program lanjutan seperti bimbingan yang teratur dan berkelanjutan,
mengaktifkan kelompoktani untuk program perbaikan usahatani,
Sedangkan di lapangan kegiatan merencanakan demonstrasi farm
terdapat perbedaan, dimana kegiatan dilakukan tanpa melalui proses
perencanaan, diskusi, serta bimbingan yang berkelanjutan hal tersebut dapat
102
dilihat pada pada aktivitas kelompoktani. Perbedaan-perbedaan tersebut
disebabkan oleh :
a. terbatasnya biaya untuk kegiatan yang melibatkan petani atau
kelompoktani terutama untuk biaya konsumsi.
B. Sekolah Lapang
Sekolah Lapangan merupakan metode penyuluhan pertanian yang
sarana belajarnya berada di lapangan, yang dilengkapi dengan kurikulum
yang rinci dan terpadu serta belajar selama satu siklus.
Sekolah Lapang diperuntukkan bagi petani yang difokuskan untuk
memerangi kemiskinan penduduk pedesaan dengan meningkatkan
produktivitas usahatani.
1. tahapan melaksanakan sekolah lapang adalah :
a) persiapan, meliputi pertemuan dan persiapan tingkat desa dan
pertemuan ditingkat kelompoktani,
b) pelaksanaan kegiatan sekolah lapang yang terdiri dari kerja
lapangan, pengamatan agroekosistem, menggambar agroekosistem,
diskusi kelompok dan pembahasan topik khusus,
c) melakukan evaluasi terhadap kegiatan kelompok yang melaksanakan
kegiatan sekolah lapang.
Dari hasil identifikasi Kegiatan Sekolah Lapang di Desa Bangun Harja
tidak dilaksanakan, hal tersebut di sebabkan oleh :
1. tidak adanya biaya untuk kegiatan tersebut,
103
2. kurangnya dukungan dari instansi terkait berkaitan dengan sarana dan
prasarana kegiatan sekolah lapang.
9. Menjadi Pramuwicara dalam perencanaan dan pelaksanaan pameran
Pameran adalah usaha untuk memperlihatkan atau mempertunjukan
model, contoh, barang, gambar dan sebagainya secara sistematis pada suatu
tempat tertentu. (Departemen Kehutanan, 2006). Adapun tujuan kegiatan
pameran adalah :
a. membiasakan orang-orang dengan norma-norma yang lebih baik,
b. mempengaruhi, menarik perhatian, meningkatkan pengetahuan dan minat
orang-orang untuk menerima cara-cara dan inovasi baru,
c. memperlihatkan cara-cara teknologi baru, sekaligus ditunjukkannya hasil-
hasil yang telah dicapai.
Sedangkan langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan pameran
sebagai berikut :
a. persiapan, meliputi persiapan tempat, tema, serta jumlah peserta pameran,
b. pelaksanaan, meliputi pengaturan tata ruang, penggunaan dekorasi dari
bahan-bahan yang berhubungan dengan kegiatan yang dipamerkan, serta
para petugas penjaga pameran harus dibekali dengan informasi yang cukup
mengenai obyek yang dipamerkan.
Dari hasil identifikasi di lapangan diketahui bahwa kegiatan pameran
yang ada di daerah PKL praktikan tidak dilaksanakan , menurut informasi dari
PPL Kegiatan pameran tersebut tidak dilaksanakan disebabkan oleh :
a. kurangnya minat kelompoktani untuk mengikuti kegiatan tersebut,
104
b. kurangnya animo masyarakat untuk mengunjungi pameran yang
berhubungan dengan Pertanian.
10. Mengajar Kursus Tani
Kursus Tani adalah kursus atau proses belajar mengajar yang khusus
diperuntukan bagi petani dan keluarganya yang diselenggarakan secara
sistematis, teratur dan dalam jangka waktu tertentu. Adapun teknis
pelaksanaan dari Kegiatan Kursus Tani adalah :
a. perencanaan, meliputi :
1) menetapkan kebutuhan belajar, yang dapat ditempuh melalui cara
wawancara dengan petani calon peserta kursus, pengamatan laporan,
pertemuan/musyawarah khusus dengan petani calon peserta kursus.
2) merumuskan tujuan pengajaran, meliputi empat aspek terdiri dari
sasaran didik, perilaku yang diubah, materi yang diajarkan dan
lingkungan.
3) menyusun rencana kerja, meliputi penetapan rencana pengajaran,
pemilihan materi, metode, penetapan peserta, penetapan jadwal/waktu.
b. persiapan, meliputi, mengundang calon peserta dengan undangan tertulis,
memberitahu pengajar yang telah ditetapkan, dan mengatur tempat
penyelenggaraan kursus.
c. pelaksanaan, pelaksanaan kursus tani berpedoman pada prinsip, yakni
belajar dengan mengerjakan, belajar dengan memecahkan masalah,
partisipasi aktif dari peserta, belajar dari pengalaman, dan penggunaan.
105
Kegiatan mengajar Kursus Tani di lokasi PKL praktikan tidak
dilaksanakan, hal tersebut di karenakan terbatasnya biaya dari instansi terkait,
dan terbatasnya jumlah peserta kegiatan kursus tani.
11. Menumbuhkan Kelompoktani
A. Dasar Penumbuhan Kelompoktani
Penumbuhan kelompoktani dimulai dari kelompok-
kelompok/organisasi sosial yang sudah ada di masyarakat yang selanjutnya
melalui Kegiatan Penyuluhan Pertanian diarahkan menuju bentuk
kelompoktani yang semakin terikat oleh kepentingan dan tujuan bersama.
B. Prinsip-prinsip Penumbuhan Kelompoktani
Penumbuhan kelompoktani didasarkan kepada prinsif-prinsif sebagai
berikut :
1. kebebasan, artinya menghargai kepada para individu para petani untuk
berkelompok sesuai keinginan dan kepentingannya.
2. keterbukaan, artinya penyelenggaraan penyuluhan dilakukan secara
terbuka antara penyuluh dan pelaku utama serta pelaku usaha.
3. partisipatif, artinya semua anggota memiliki hak serta kewajiaban yang
sama dalam mengembangkan serta mengelola kelompoktani.
4. keswadayaan, artinya mengembangkan kemampuan, penggalian
potensi, guna terwujudnya kemandirian kelompoktani.
5. kesetaraan, artinya penyuluh, pelaku utama, pelaku usaha`merupakan
mitra sejajar.
106
6. kemitraan, artinya penyelenggaraan penyuluhan yang dilaksanakan
berdasarkan prinsif saling menghargai, menguntungkan, dan saling
membutuhkan antara pelaku utama dan pelaku usaha.
C. Proses Penumbuhan Kelompoktani
Penumbuhan kelompoktani dilaksanakan melalui langkah-langkah
sebagai antara lain pengumpulan data dan informasi antara lain tingkat
pemahaman tentang organisasi petani, keadaan petani dan keluarganya.
Berdasarkan hasil identifikasi di lapangan diketahui bahwa Kegiatan
Penumbuhan Kelompoktani sudah tidak dilakukan, hal tersebut di dasari bahwa
PPL masih fokus terhadap pembinaan kelompoktani yang ada. Namun menurut
informasi dari PPL yang ada di BPP Kuala Pembuang proses penumbuhan
kelompoktani sebagai berikut :
1. persiapan, meliputi pengumpulan data dan informasi, tentang pemahaman
tentang organisasi petani, keadaan petani dan keluarganya, keadaan
usahatani dan jenis usaha tani, serta keadaan kelembagaan usahatani.
2. pelaksanaan, penumbuhan kelompoktani dilakukan dalam pertemuan yang
dihadiri oleh tokoh masyarakat, pamong desa, penyuluh pertanian sebagai
mitra kerja petani dan instansi terkait. Selanjutnya kesepakatan membentuk
kelompoktani dituangkan dalam berita acara pembentukan kelompoktani.
12. Mengembangkan Kelompoktani Pemula ke Lanjut
Kelompoktani adalah kumpulan petani/ peternak/pekebun yang
dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan
107
(sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha anggota. Prinsif-prinsif dalam penumbuhan
kelompoktani adalah kebebasan, keterbukaan, partisipatif, keswadayaan,
kesetaraan, dan kemitraan. Sedangkan ciri-ciri kelompoktani yang ideal
adalah adanya pengurusan yang aktif sesuai dengan tugas dan fungsinya,
adanya administrasi dan pembukuan yang lengkap dan transparan, adanya
pertemuan secara berkala dan rutinitas.
Dari hasil identifkasi tentang kegiatan pengembangan kelompoktani di
Desa Bangun Harja tidak di laksanakan, hal tersebut dikarenakan :
a. aktivitas kelompoktani akan ada bila ada bantuan dana dari Pemerintah,
b. adanya pola pikir petani/masyarakat bahwa lebih baik bekerja disawah dari
pada mengikuti kegiatan kelompok.
13. Merencanakan Kegiatan Mimbar Sarasehan Tingkat Kecamatan
Mimbar Sarasehan adalah forum konsultasi dan dialog antara kelompok
KTNA dengan pemerintah ditingkatannya yang menghasilkan kesepakatan-
kesepakatan untuk memecahkan masalah yang dihadapi bersama. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan Kegiatan Mimbar
Sarasehan adalah :
a. persiapan, meliputi menghimpun materi mimbar sarasehan, penyebaran
undangan (sebaiknya 2 minggu sebelum pelaksanaan)
b. pelaksanaan sarasehan
1) pembagian tugas :
a. pimpinan siding-seorang KTNA,
108
b. pembicara-yang menyampaikan masalah,
c. sekertaris-dari panitera,
d. pembicara bisa lebih dari satu orang,
2) Penentuan pokok bahasan dalam mimbar sarasehan, meliputi
kebijaksanaan pemerintah, implementasi kebijaksanaan pemerintah,
serta inovasi baru yang berpengaruh luas pada kegiatan usahatani.
di lapangan diketahui Merencanakan Kegiatan Mimbar Sarasehan
dilakukan tidak melalui proses pengumpulan data, yang meliputi kebijakan
pemerintah, implementasinya di lapangan. Perbedaan tersebut disebabkan
oleh keterbatasan dana untuk melakukan kegiatan pengumpulan data dan
kesibukan PPL, karena PPL merangkap jabatan.
13. Memberikan Pemecahan Masalah kepada petani-nelayan yang
berkonsultasi
Kegiatan Memberikan Pemecahan Masalah kepada petani yang
berkonsultasi dilakukan pada saat pertemuan atau disela-sela kunjungan
lapangan, dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak dibuat agenda khusus, artinya
kapanpun, dimanapun, petugas sesegera mungkin merespon keluhan petani
dengan cara diharapkan petani merasa diperhatikan. Sedangkan di lapangan
terdapat perbedaan dalam memberi pemecahan masalah yang dilakukan oleh
PPL di BPP Kuala Pembuang. Perbedaan tersebut disebabkan oleh :
1. terbatasnya biaya, sarana dan prasarana buat PPL untuk turun kelapangan,
2. terbatasnya pegawai di BPP Kuala Pembuang, sehingga PPL yang ada
tugasnya berubah menjadi staf administrasi di BPP tersebut.