BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

24
50 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang “Hubungan Perilaku Dalam Mengkonsumsi Kopi Dengan Kualitas Tidur Mahasiswa Semester 6 Fakultas Teknik di Universitas Muhammadiyah Ponorogo”. Penelitian ini dilakukan pada Maret-Juni 2021 dengan jumlah responden sebanyak 56 responden. Hasil penelitian diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu data umum dan data khusus. Data umum merupakan data demografi dari mahasiswa. Data demografi mahasiswa meliputi: umur, jenis kelamin, riwayat penyakit dan intensitas konsumsi kopi. Data khusus merupakan data tentang perilaku mahasiswa dalam mengkonsumsi kopi dan kualitas tidur mahasiswa. 5.1 Karakteristik Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Teknik di Universitas Muhammadiyah di Jalan Budi Utomo No. 10, Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Universitas Muhammadiyah Ponorogo merupakan Universitas di wilayah Kabupaten Ponorogo yang letaknya setrategis, memiliki masjid Al- manar yang setiap minggunya digunakan untuk pengajian ahad pagi, namun saat Covid 19 ini pengajian dilakukan secara online, disebelah masjid Al- manar ada Dome untuk kegiatan mahasiswa,Universitas Muhammadiyah ponorogo memilikiberbagai macam fakultas dan fasilitas, salah satunya fakultas teknik yang memiliki jumlah mahasiswa semester 6 sejumlah 124 mahasiswa. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Teknik yang terletak di

Transcript of BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 1: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

50

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang

“Hubungan Perilaku Dalam Mengkonsumsi Kopi Dengan Kualitas Tidur

Mahasiswa Semester 6 Fakultas Teknik di Universitas Muhammadiyah

Ponorogo”. Penelitian ini dilakukan pada Maret-Juni 2021 dengan jumlah

responden sebanyak 56 responden. Hasil penelitian diklasifikasikan menjadi

dua bagian yaitu data umum dan data khusus. Data umum merupakan data

demografi dari mahasiswa. Data demografi mahasiswa meliputi: umur, jenis

kelamin, riwayat penyakit dan intensitas konsumsi kopi. Data khusus

merupakan data tentang perilaku mahasiswa dalam mengkonsumsi kopi dan

kualitas tidur mahasiswa.

5.1 Karakteristik Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Teknik di Universitas

Muhammadiyah di Jalan Budi Utomo No. 10, Kabupaten Ponorogo Jawa

Timur. Universitas Muhammadiyah Ponorogo merupakan Universitas di

wilayah Kabupaten Ponorogo yang letaknya setrategis, memiliki masjid Al-

manar yang setiap minggunya digunakan untuk pengajian ahad pagi, namun

saat Covid 19 ini pengajian dilakukan secara online, disebelah masjid Al-

manar ada Dome untuk kegiatan mahasiswa,Universitas Muhammadiyah

ponorogo memilikiberbagai macam fakultas dan fasilitas, salah satunya

fakultas teknik yang memiliki jumlah mahasiswa semester 6 sejumlah 124

mahasiswa. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Teknik yang terletak di

Page 2: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

51

jalanBudi Utomo No. 10 Kecamatan Siman KabupatenPonorogo.Fakultas

Teknikmemiliki20 ruang yang terdapat di gedung Rektorat lantai 3 dan 4, dan

dapat diakses menggunakan lift. Laboratorium Teknik terdapat di Gedung

Terpadu lantai 1 yang mudah diakses. Jam kuliah dimulai dari jam 7 pagi - 4

sore. Hampir keseluruhan mahasiswaFakultas Teknik Mesin semester 6

sejumlah 123 mahasiswa laki-laki dan 1 mahasiswa perempuan .Fakultas

Teknik dekat dengan perpustakaan, ruang LPPM, dan ruang laboratorium.

Kegiatan mahasiswa teknik yaitu : UKM BEM, UKM HMJ, dan laboratorium

seperti merancang mobil listrik, las listrik..

5.2 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari masih terdapat kelemahan dan keterbatasan

dalam penelitian ini diantaranya ialah : Pengukuran perilaku mahasiwa dalam

mengkonsumsi kopi dengan hanya mengandalkan pada kuesioner yang dibuat

dengan pilihan jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti sehingga

diharapkan dapat mewakili jawaban responden sebenarnya tanpa melakukan

observasi terus menerus bagaimana hubungan perilaku mahasiwa dalam

mengkonsumsi kopidengankualitastidur.

5.3 Hasil Penelitian

Pada bagian ini disajikan hasil penelitian mengenai “Hubungan

Perilaku Dalam Mengkonsumsi Kopi Dengan Kualitas Tidur Mahasiswa

Semester 6 Fakultas Teknik di Universitas Muhammadiyah Ponorogo”.

Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan tabulasi dalam bentuk data

umum dan data khusus untuk memudahkan analisis dan pembahasan dengan

hasil sebagai berikut:

Page 3: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

52

5.3.1 Data Umum

Data umum terkait dengan demografi mahasiswa. Demografi

mahasiswa meliputi: umur, jenis kelamin, riwayat penyakit dan intensitas

konsumsi kopi sebagai berikut:

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Mahasiswa

Semester 6 Fakultas Teknik

DiUniversitasMuhammadiyahPonorogo April 2021

UmurMahasiswa Frekuensi Prosentase (%)

21tahun

22 tahun

23tahun

24 tahun

5

43

5

3

8,9

76,8

8,9

5,4

Total 56 100

Sumber : Data primer

Berdasarkan tabel 5.1diatas dapat diinterpretasikan bahwa hampir

sebagian besar (76,8%) atau 43 responden mahasiswa berusia 22 tahun dan

sebagian kecil (5,4%) atau 3 responden mahasiswa berusia 24 tahun.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Mahasiswa Semester 6 Fakultas Teknik

DiUniversitasMuhammadiyahPonorogo April 2021.

JenisKelamin Frekuensi Prosentase (%)

Laki-laki

Perempuan

56

0

100

0

Total 56 100

Sumber : Data primer

Page 4: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

53

Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat diinterpretasikan bahwa seluruh

responden mahasiswa berjenis kelamin laki-laki (100%) atau 56 responden

dan tidak ada satupun responden perempuan.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit

Mahasiswa Semester 6 Fakultas Teknik

DiUniversitasMuhammadiyahPonorogo April 2021.

RiwayatPenyakit Frekuensi Prosentase (%)

Pusing

Magh

Perutkembung

Typus

Asamlambung

Tidakada

8

4

1

1

2

40

14,3

7,1

1,8

1,8

3,6

71,4

Total 56 100

Sumber : Data primer

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

sebagian besar (71,3%) atau 40 responden mahasiswa tidak memiliki

riwayat penyakit, sedangkan riwayat penyakit terbanyak yang di alami

mahasiwa adalah pusing (14,3%) atau 8 responden dan sebagian kecil

mahasiswa memiliki riwayat penyakit typus dan perut kembung yang

masing-masing (1,8%) atau 1 responden.

Page 5: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

54

Tabel 5.4Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Banyaknya Konsumsi

Kopi Mahasiswa Semester 6 Fakultas Teknik

DiUniversitasMuhammadiyahPonorogo April 2021.

Konsumsi Kopi Frekuensi Prosentase (%)

1 cangkir

2 cangkir

3 cangkir

4 cangkir

15

28

9

4

26,8

50,0

16,1

7,1

Total 56 100

Sumber : Data primer

Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

sebagian besar (50%) atau28 responden mahasiswa mengkonsumsi kopi

dengan jumlah 2 cangkir, dan sebagian kecil (7,1%) atau 4 responden

mahasiswa mengkonsumsi kopi 4 cangkir.

5.3.2 Data Khusus

Data khusus yang dapat disajikan dalam penelitian ini

meliputiPerilaku Dalam Mengkonsumsi Kopi dengan Kualitas Tidur

Mahasiswa Semester 6 Fakultas Teknik di Universitas Muhammadiyah

Ponorogo adalah sebagai berikut:

Page 6: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

55

1. Perilaku Dalam Mengkonsumsi Kopi

Tabel 5.5Distribusi Frekuensi Responden BerdasarkanPerilaku Mahasiswa

Dalam Mengkonsumsi Kopi pada Mahasiswa Semester 6

Fakultas Teknikdi Universitas MuhammadiyahPonorogoApril

2021

PerilakuMahasiswa Frekuensi Prosentase (%)

Buruk

Baik

30

26

53.6

46.4

Total 56 100

Sumber : Data primer

Berdasarkan tabel 5.5diatas dapat diinterpretasikan

bahwasebagian besar (53,6%) atau 30 responden mahasiswa memiliki

perilaku buruk dalam mengkonsumsi kopi, dikatakan buruk karena jawaban

responden ≤7.Dan sebagian kecil (46,4%) atau 26 responden mahasiswa

memiliki perilaku baik dalam mengkonsumsi kopi, dikatakan perilaku baik

karena jawaban responden >7.

2. KualitasTidur Mahasiswa

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan KualitasTidur

Mahasiswa Semester 6 Fakultas Teknik

DiUniversitasMuhammadiyahPonorogo April 2021.

KualitasTidurMahasiswa Frekuensi Prosentase (%)

Negatif

Positif

24

32

42,9

57,1

Total 56 100%

Sumber : Data primer.

Berdasarkan tabel 5.6diatas dapat diinterpretasikan bahwa

sebagian besar (57,1%) atau 32 responden mahasiswa dengan kualitas

tidur yang positif, dikatakan positif karenan sesuai dengan jawaban

responden T>MT. Dan hampir setengahnya (42,9) atau 24 responden

Page 7: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

56

mahasiswa dengan kualitas tidur yang negatif, dikatakan negatif karena

sesuai dengan jawaban responden yaitu T<MT.

3.Hubungan Perilaku Dalam Mengkonsumsi Kopi Dengan Kualitas

Tidur Mahasiswa Semester 6 Fakultas Teknik Di Universitas

Muhammadiyah Ponorogo

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Dalam

Mengkonsumsi Kopi Dengan Kualitas Tidur Mahasiswa

Semester 6 Fakultas Teknik di Universitas Muhammadiyah

Ponorogo April 2021.

PerilakuMahasiswa

DalamKonsumsi

Kopi

KualitasTidurMahasiswa

NegatifPositif

N % N %

Jumlah % uji

chi-

squa

re

Buruk

Baik

21 37.5 % 9 16.1 %

3 5.4 % 23 41.1 %

30 53.6%

26 46.4 %

P=0,

000

Total 24 42,9 % 32 57,1 % 56 100 %

Sumber : Uji Chi-Square p-value 0,000

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui dari 56 responden

didapatkan perilaku mahasiswa dalam mengkonsumsi kopi yang buruk

dalam kualitas tidur mahasiswa negatif sebanyak 21 responden (37.5%),

mahasiswa yang memiliki perilaku konsumsi buruk dalam kualitas tidur

positif sebanyak 9 responden (16.1%), mahasiswa yang memiliki perilaku

konsumsi kopi baik dalam kualitas tidur yang negatif sebanyak 3 responden

(5.4%), mahasiswa yang memiliki perilaku konsumsi kopi baik dan kualitas

tidur yang positif sebanyak 23 responden (41,1%).

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji statistik Chi-

Square dengan menggunakan SPSS untuk mengetahui hubungan kedua

Page 8: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

57

variabel tersebut. Maka didapatkan hasil p value (0,000) < α (0,05) dengan

demikian dapat dikatakan H0 ditolak, dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan perilaku dalam mengkonsumsi kopidengan kualitastidur

mahasiswa semester 6 fakultas teknik diuniversitasmuhammadiyahponorogo,

yang ditunjukkan dengan hasil perhitungan Chi-Square dengan

menggunakan SPSS didapatkan hasil p value 0,000 dengan alpha 0,05.

Kesimpulan pada penelitian ini adalah p value (0,000) < α (0,05) yang

berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada hubungan perilaku

dalam mengkonsumsi kopidengan kualitastidur mahasiswa semester 6

fakultas teknik diUniversitasMuhammadiyahPonorogo.

5.4. PEMBAHASAN

Setelah hasil pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisoner

dan observasi secara langsung kepada responden kemudian diiterpretasikan

dan dianalisis, maka berikut ini disajikan pembahasan tentang perilaku dalam

mengkonsumsi kopidengan kualitastidur mahasiswa semester 6 fakultas teknik

diUniversitasMuhammadiyahPonorogo.

1. PerilakuMahasiswa DalamMengkonsumsi Kopi

Berdasarkan perilaku mahasiswa di dapatkan perilaku baik dalam

mengkonsumsi kopi, sejumlah 26 responden atau hampir

setengahnya(46,4%). Hasil perilaku mahasiswa yang baik di tunjukkan

pada jawaban kuisoner yang tertinggi 43 di tunjukkan pada soal nomor 7

dan 9 dengan pernyataan (Saya senang mengkonsumsi kopi karena banyak

inspirasi) dan (Saya merasa mudah mengerjakan tugas ketika berkumpul

bersama teman sambil minum kopi) Berdasarkan teori kopi yang

Page 9: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

58

mengandung kafein dapat di kombinasikan dalam minuman berenergi

untuk meningkatkan kinerja pikiran mental lebih baik menurut (Agha

Aghili et al.,2014) sedangkan menurut American College Of support

(2016) menyatakan, bahwa sering mengkonsumsi kopi dapat mengurangi

perasaan lelah serta meningkatkan kinerja selama berdiskusi dan lebih

banyak wawasan luas yang dapat menginspirasi. Peneliti berpendapat

bahwa perilaku mahasiswa baik dalam mengkonsumsi kopi tersebut,

karena mahasiswa beranggapan mengkonsumsi kopi dapat menambah

energi dan meningkatkan inspirasi, hal tersebut sesuai ketika observasi

pada mahasiswa tekhnik dengan banyaknya tugas di akademik membuat

para mahasiswa lebih sering mengkonsumsi kopi sambil mengerjakan

tugas dan memanfaatkan waktu sekaligus untuk berkumpul bersama

teman, dan saling bertukar fikiran ketika mencari solusi tugas akademik.

Perilaku baik mahasiswa dalam mengkonsumsi kopi dipengaruhi

oleh usia. Hal itu di dukung oleh data tabulasi silang sebagian kecil

(35,7%) atau 20 responden berusia 22 tahun memiliki perilaku yang baik.

Berdasarkan teori. Peneliti berpendapat bahwakonsumsi kopi saat ini

menjadi tren di kalangan anak muda, pelajar dan mahasiswa Indonesia

untuk memberikan stimulasi, menambah energi dan menghilangkan kantuk

saat menjelang ujian, Menurut peneliti, semakin dewasa usia, kopi akan

lebih sering dikonsumsi karena usia dewasa lebih membutuhkan kopi

untuk meningkatkan produktivitas kerja

Perilaku baik mahasiswa dalam mengkonsumsi kopi dipengaruhi

oleh riwayat penyakit. Hal itu di dukung oleh data tabulasi silang bahwa

Page 10: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

59

sebagian kecil (28,6%) atau 16 responden tidak memiliki riwayat penyakit

sama sekali. Berdasarkan teori bahwa permasalahan yang berkaitan

dengan remaja saat ini dibagi menjadi beberapa bagian yang pertama

adalah permasalahan tentang kesehatan fisik dan yang kedua tentang

permasalahan perilaku remaja, mengenai permasalahan kesehatan fisik

remaja antara lain pusing, magh, jerawat, gangguan kesehatan mata

kecemasan tidak setabilan emosi dan lain-lain (Endang Ekowarni, 2001).

Berdasarkan teori Studi deskriptif menunjukkan bahwa 34,3% peminum

minuman energi yang mengandung kafein mengaku mengalami efek

samping diantaranya gangguan kardiovaskuler, palpitasi, insomnia, nyeri

kepala, tremor, gelisah, serta mual dan muntah. Selain itu, konsumsi kafein

secara rutin dapat menimbulkan ketergantungan (Bawazeer and Alsobahi,

2013). Peneliti berpendapat minuman kopi dipergunakan sebagai

penambah semangat meningkatkan konsentrasi, menghilangkan

kebosananserta menghilangkan rasa lelah, kopi merupakan salah satu

sumber kafein yang dominan tersebar luas dan dapatdiperoleh secara

bebas, disamping produk lain seperti minuman energi, cocoa dansoftdrink.

Pengaruh gaya hidup dan semakin maraknya cafe serta kedai

kopimemberikan kontribusi dalam peningkatan jumlah konsumen kopi.

Banyaknya jumlah mengkonsumsi kopi juga mempengaruhi

perilaku baik mahasiswa dalam mengkonsumsi kopi. Hal itu di dukung

oleh data tabulasi silang bahwa sebagian kecil (21,4%) atau 12 responden

mengkonsumsi kopi 2 cangkir dalam satu hari. Berdasarkan teori bahwa

jumlah mengkonsumsi kopi masih dalam dosis yang lazim yaitu 200 mg,

Page 11: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

60

dimana terdapat perbedaan bermakna yaitu tentang semangat belajar atau

bekerja responden dan pengaruh pada aspek psikologis (kecemasan,

letih,lesu, tidak bersemangat) menurut Notoatmodjo, Soekidjo(2007).

Peneliti berpendapat bahwa teori diatas sesuai dengan jawaban responden,

bahwa mengkonsumsi kopi memiliki efek negatif maupun positif, apabila

responden mengkonsumsi kopi yang melebihi takaran maka memiliki efek

negatif bagi kesehatan begitu juga sebaliknya, mengkonsumsi kopi

alangkah baiknya menggunakan takaran yang pas sehingga tidak memiliki

dampak negatif bagi tubuh, hal tersebut sesuai saat peniliti menyebarkan

kuisoner bahwa perilaku mahasiswa dalam mengkonsumsi kopi sangat

baik sehingga tidak memiliki dampak buruk bagi kesehatan atau efek

negatif bagi riwayat kesehatan mahasiswa.

Berdasarkan perilaku buruk mahasiswa dalam mengkonsumsi kopi

dapat di tunjukkan berdasrakan tabel tabulasi silang bahwa sebagian besar

(53.6%) atau 30 responden mahasiswa memiliki perilaku yang buruk

dalam mengkonsumsi kopi, hal ini di tunjukkan pada jawaban responden

dengan jumlah kuisoner terendah yaitu 43 di tunjukkan pada nomor 2 dan

3 dengan pernyataan (saya merasakan pusing ketika tidak mengkonsumsi

kopi) dan (saya merasa bosan ketika tidak mengkonsumsi kopi).

Berdasarkan Teori kafein adalah zat psikoaktif yang paling banyak

dikonsumsi di dunia, di indonesia lebih dari 50% dan di Amerika Serikat

diperkirakan 85% mengkonsumsi minuman berkafein sehari-hari (Mitchell

etal., 2014).Kafein adalah stimulansia terhadap CNS (SSP) yang banyak

ditemukan dalamminuman seperti kopi dan teh dikonsumsi oleh

Page 12: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

61

masyarakat luas. Peneliti berpendapat minuman kopi dan teh umumnya

dipergunakan sebagai penambah semangat meningkatkan konsentrasi,

menghilangkan kebosananserta menghilangkan rasa lelah, kopi merupakan

salah satu sumber kafein yang dominan tersebar luas dan dapatdiperoleh

secara bebas, disamping produk lain seperti minuman energi, cocoa

dansoftdrink. Pengaruh gaya hidup dan semakin maraknya cafe serta kedai

kopimemberikan kontribusi dalam peningkatan jumlah konsumen kopi.

Perilaku buruk mahasiswa dalam mengkonsumsi kopi dipengaruhi

oleh usia. Hal itu di dukung oleh data tabulasi silang sebagian kecil (1,8%)

atau 1 responden berusia 24 tahun memiliki perilaku yang buruk dalam

mengkonsumsi kopi. Berdasarkan teori menurut National Coffee

Association United States tahun 2011, terdapat peningkatan konsumsi kopi

harian pada remaja usia 18-24 tahun. Hal ini didukung oleh survei yang

dilakukan CareerBuilder (2012) yang menunjukkan bahwa 64% responden

responden dengan rentang umur 18-24 tahun mengaku kurang produktif

jika tidak mengkonsumsi kopi. Hal itu juga dinyatakan oleh 58%

responden dengan rentang umur 25-34 tahun. Menurut peneliti, semakin

dewasa usia, kopi akan lebih sering dikonsumsi karena usia dewasa lebih

membutuhkan kopi untuk meningkatkan produktivitas kerja. Hal ini tidak

sesuai dengan jawaban responden, bahwa dimana usia dewasa kopi

berpengaruh dapat menurunkan efektivitas kerja dengan kurangnya tidur,

sehingga membuat para mahasiswa sering kehilangan konsentrasi pada

saat jam pembelajaran dimulai.

Page 13: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

62

Perilaku buruk mahasiswa dalam mengkonsumsi kopi dipengaruhi

oleh riwayat penyakit. Hal itu di dukung oleh data tabulasi silang bahwa

sebagian kecil (3,6%) atau 2 responden memiliki riwayat penyakit magh.

Berdasarkan teori Studi deskriptif menunjukkan bahwa 34,3% peminum

minuman energi yang mengandung kafein mengaku mengalami efek

samping diantaranya gangguan kardiovaskuler, palpitasi, insomnia, nyeri

kepala, tremor, gelisah, serta mual dan muntah. Selain itu, konsumsi kafein

secara rutin dapat menimbulkan ketergantungan (Bawazeer and Alsobahi,

2013). Peneliti berpendapat Kafein yang bekerja dalam tubuh dapat

memberikan efek positif maupun efek samping, menurut peneliti tidak

semua orang bisa mengkonsumsi kopi, dimana kafein dengan dosis yang

sesuai tidak memiliki efek samping namun bila mengkonsumsi kopi secara

berlebih akan memiliki efek samping yang mengganggu kesehatan

meskipun kopi ada efek positif nya dengan catatan mengkonsumsi dengan

batas tertentu.

Banyaknya jumlah mengkonsumsi kopi juga mempengaruhi

perilaku buruk mahasiswa dalam mengkonsumsi kopi. Hal itu di dukung

oleh data tabulasi silang bahwa sebagian kecil (1,8%) atau 1 responden

mengkonsumsi kopi 4 cangkir dalam satu hari. Berdasarkan teori hal ini

sesuai dengan survei CareerBuilder (2012), dari 4152 pekerja penuh waktu

yang berusia 17 tahun keatas didapatkan hasil yaitu 63% pekerja rata-rata

minum 2 cangkir per hari, sedangkan sisanya yaitu 28% responden minum

3 cangkir per hari. Mayoritas responden memilih minum kopi dengan

alasan untuk membantu produktivitas serta meningkatkan semangat pagi

Page 14: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

63

saat di tempat kerja. Peneliti berpendapat dengan mengkonsumsi kopi

kurang dari 3 cangkir maka akan meningkatkan semangat beraktivitas dan

produktivitas kerja setiap harinya, selain itu peneliti berpendapat bahwa

kopi sebagai pengganti sarapan, dimana seseorang minum kopi ketika

hormon kortisol sedang tinggi, maka akan menyebabkan tubuh

meningkatkan toleransi terhadap kafein, sehingga kebutuhan minum kopi

setiap paginya akan meningkat. Hormon kortisol membantu mengubah

cadangan energi menjadi gula yang nantinya dapat digunakan oleh sel-sel

tubuh sebagai bahan bakar. Peneliti berpendapat bahwa minum kopi pada

pagi hari jam 8-9 WIB, saat siang jam 12-13 WIB, dan malam jam 18-19

WIB merupakan waktu yang tepat karena hormon kortisol sedang tidak

tinggi.

2. KualitasTidurMahasiswa

Berdasarkan kualitas tidur mahasiswa di dapatkan kualitas tidur

yang positif, sejumlah 32 responden atau sebagian besar (57,1%). Hasil

kualitas tidur mahasiswa yang positif di tunjukkan pada jumlah jawaban

kuisoner yang tertinggi yaitu 204 di tunjukkan pada soal nomor 1 dengan

pernyataan (Berapa jam saudara tidur dimalam hari) dengan jawaban

responden Tidak pernah >8 jam, dan jumlah jawaban kuisoner yang

tertinggi yaitu 210 di tunjukkan pada soal nomor 6 dengan pernyataan

(Apakah Anda merasa lemah/lelah saat beraktivitas pada pagi hari) dengan

jawaban responden Tidak pernah. Berdasarkan teori tidur adalah

kebutuhan individual dan dapat berbeda dari orang ke orang. Orang

dewasa tidur selama 7-9 jam per malam (Hirshkowitzet al.,

Page 15: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

64

2015).Durasitidur yang baik yang dibutuhkansetiap orang berbeda-beda,

MenurutNational Sleep Foundation (2014), bayibarulahir (usia 0-3 bulan)

membutuhkanwaktutidursekitar 14-17 jam, balita (usia 1-2 tahun)

butuhsekitar 11-14 jam, anak (usia 6-13 tahun) butuh 9-11 jam, remaja

(usia 14-17 tahun) butuh 8-10 jam, dewasamuda(usia 18- 25 tahun) butuh

7-9 jam, dan pada lansia (usia> 65 tahun) butuh tidur selama 7-8 jam.

Kualitas tidur merupakan gambaran secara subyektif yang menjelaskan

tentang kemampuan untuk mempertahankan waktu tidur serta tidak adanya

gangguan yang dialami selama periode tidur yang secara subyektif diukur

dengan menggunakan kuesioner standar dan pengukuran secara obyektif

dengan menggunakan polygraph atau berdasarkan observasi (Arifin,

2011). Menurut penelitian Yuli Amran (2012), Diperkirakan setiap tahun

terdapat 20%–40% orang dewasa mengalami gangguan tidur dan 17%

diantaranya mengalami masalah serius. Peneliti berpendapat gangguan

tidur dapat menimbulkan beberapa efek seperti bekerja lebih lambat,

membuat banyak kesalahan dalam suatu pekerjaan, sulit berkonsentrasi,

dan mengingat sesuatu. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan

produktivitas kerja sehari-hari dan dapat menyebabkan kecelakaan, hal

tersebut sesuai saat melakukan penelitian, bahwa dimana mahasiswa yang

memilki perilaku konsumsi yang buruk saat minum kopi dapat menggangu

kegiatan proses belajarnya, terbukti saat mahasiswa belajar sering sekali

merasakan kantuk, dan sulit tidur, konsentrasi menurun saat dosen

menjelaskan mata kuliah. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi

pola tidur diantaranya stress, kecemasan tentang masalah pribadi atau

Page 16: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

65

situasi dapat mengganggu tidur seseorang. Lingkungan fisik tempat

seseorang tidur berpengaruh penting pada kemampuan untuk tidur dan

tetap tertidur, kelelahan yang berlebihan yang dihasilkan dari kerja yang

meletihkan membuat sulit tidur, kemudian setiap penyakit yang

menyebabkan nyeri, tidak nyaman fisik dapat menyebabkan masalah tidur.

Kualitas tidur Positif mahasiswa dipengaruhi oleh usia. Hal itu di

dukung oleh data tabulasi silang hampir setengahnya (46,4%) atau26

berusia 22 tahun. Berdasarkan teori faktor kualitas dan kuantitas tidur

merupakan salah satu faktor yang harus kita perhatikan karena jika

terdapat gangguan kualitas dan kuantitas tidur seseorang akan

mendapatkan tidur yang tidak cukup, sehingga kualitas dan kuantitas tidur

yang tidak cukup akan mengganggu aktifitas keseharian seseorang (Fenny,

2016). Peneliti berpendapat kuantitas tidur yang kurang juga dapat

menghasilkan suatu peningkatan pada morbiditas dan mortalitas suatu

penyakit. Kurang tidur dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan pada

fungsi kekebalan tubuh, masalah psikologis dan masalah metabolisme.

Kualitas tidur yang tidak baik juga dapat mempengaruhi neuro kognitif

seseorang.

Kualitas tidur positif mahasiswa dipengaruhi oleh riwayat penyakit.

Hal itu di dukung oleh data tabulasi silang bahwa hampir setengahnya

(37,5%) atau 21 responden tidak memiliki riwayat penyakit. Berdasarkan

teori bahwa mekanisme kopi yang mempengaruhi tubuh dapat memblokir

reseptor adenosin sehingga menyebabkan peningkatan serotonin efek dari

inilah dapat merangsang sistem syaraf pusat percepatan denyut jantung

Page 17: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

66

dan fasodilatasi darah, salah satu efek kardiofaskuler dari kafein adalah

hypertensi, selain itu juga kandungan dalam kopi memberikan efek

merangsang skresi asam lambung dan mempengaruhi proses metabolisme

dalam tubuh menurut (Kemenkes R: 2014). Peneliti berpendapat bahwa

kebiasan atau gaya hidup masyrakat yang menginginkan kepraktisan juga

dialami oleh generasi muda termasuk mahasiswa, dimana mahasiswa

memiliki perilaku baik saat mengkonsumsi kopi hal itu ditunjukan bahwa

mahasiswa tidak memiliki riwayat penyakit apapun sehingga kualitas tidur

mahasiswa positif yang tidak terbangun ditengah malam dan mengaku

tidak mengalami gangguan mood disiang hari hal itu diketahui karena

mahasiswa tidak memiliki riwayat pusing maupun magh atau riwayat

penyakit yang lain.

Banyaknya jumlah mengkonsumsi kopi juga mempengaruhi

kualitas tidur positif mahasiswa. Hal itu di dukung oleh data tabulasi

silang bahwa hampir setengahnya (32,1%) atau 18 responden

mengkonsumsi kopi 2 cangkir perhari. Berdasarkan teori penelitian di

Amerika Serikat yang menyatakan ada sekitar 75-9% dari remaja yang

mengkonsumsi setidaknya satu minuman berkafein sehari dengan 31%

melaporkan lebih dari dua minuman perhari (National Sleep Fondation,

2006). Peneliti berpendapatbahwa minum kopi dengan jumlah tertentu

dapat meningkatkan stabilitas dan kinerja untuk menghilangi rasa kantuk

dan menjaga tetap optimal dalam menemani mahasiswa mengerjakan

tugas akademik baik siang ataupun pagi.

Page 18: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

67

Berdasarkan kualitas tidur negatif mahasiswa dapat

diinterpretasikan bahwa sebagian besar (42,9%) atau 24 responden

mahasiswa memiliki kualitas tidur negatif hal ini di tunjukkan pada jumlah

jawaban responden terendah yaitu 142 pada soal nomor 2 dengan

pernyataan (Berapa lama waktu saudara butuhkan di tempat tidur sebelum

akhirnya tertidur) dengan jawaban Sering sekitar 16-30 menit . dan

jumlah jawaban responden terendah yaitu 180 pada soal nomor 5 dengan

pernyataan (Apakah saudara merasa puas atau nyenyak tidur di malam

hari) dengan jawaban responden yaitu Sering merasa tidak puas.

Berdasarkan teori bahwa semakin banyak mengkonsumsi kopi dan takaran

melebihi batas akan mengalami kualitas tidur yang buruk dan selain itu

penelitian menunjukkan kafein dapat memperpanjang waktu seseorang

sulit tidur menurut (Feele, 2002). Peneliti berpendapat bahwa semakin

banyak mengkonsumsi kopi maka akan memiliki kualitas tidur malam

yang buruk sperti sulit tidur terbangun tengah malam sehingga

menghasilkan keadaan cemas saat siang hari, serta merasa jengkel karena

kesulitan tidur di malam hari.

Kualitas tidur Negatif mahasiswa dipengaruhi oleh usia. Hal itu di

dukung oleh data tabulasi silang bahwa sebagian kecil (3,6%) atau2

responden berusia 21 tahun dan 24 tahun. Berdasarkan teori menurut

National Sleep Foundation 2015, untuk usia dewasa muda (18-25 tahun)

kualitas tidur yang baik adalah pada rentang waktu 7-9 jam setiap harinya.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Husnul (2017), yaitu

sebanyak 45 (61,6%) responden memiliki kualitas tidur cukup baik.

Page 19: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

68

Rentang usia muda adalah usia dimana seseorang sedang aktif untuk

menjalin hubungan sosial. Pada usia dewasa muda seseorang akan masuk

kedalam masa transisi, baik transisi secara fisik, transisi secara intelektual,

serta transisi peran sosial. Dewasa muda adalah masa peralihan dari masa

remaja. Pada usia yang lebih dewasa muda, otak akan berkembang lebih

besar, artinya seorang dewasa muda mampu menangkap segala sesuatu

untuk dikonversikan sebagai tindakan, sehingga rasa penasaran dewasa

muda sangat besar dan lebih mudah terpengaruhi secara tindakan sebagai

bentuk respon yang diterima (Russel, 2011). Sehingga peneliti

berpendapat, mahasiswa dengan usia yang lebih muda masih dapat

mempertahankan kualitas tidurnya dengan baik.

Kualitas tidur Negatiff mahasiswa dipengaruhi oleh riwayat

penyakit. Hal itu di dukung oleh data tabulasi silang bahwa tidak ada

satupun (0%) atau responden yang tidak memiliki riwayat penyakit.

Berdasarkan teori durasi tidur yang pendek kurang dari 7jam dapat

meningkatkan risiko kematian dan telah dilaporkan sebagai faktor risiko

penting yang dapat merugikan sistem kardiofaskuler endokrin, sistem

imun dan sistem saraf, sperti obesitas, hypertensi, gangguan mood

kecemasan, diabetes. Menurut (Johnson et, al 2008, Knotson et al, 2009).

Peneliti berpendapat tidur sangat penting untuk menjaga baik kesehatan

fisik, mental, dan kesehatan emosional, bahwa terdapat berbagai macam

faktor yang mempengaruhi kualitas tidur dan durasi tidur diantaranya

adalah pengaruh konsumsi kafein atau pun kopi.

Page 20: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

69

Banyaknya jumlah mengkonsumsi kopi juga mempengaruhi

kualitas tidur negatif mahasiswa. Hal itu di dukung oleh data tabulasi

silang bahwahampir setengahnya (3,6%) atau 2 responden mengkonsumsi

kopi 4 cangkir perhari. Berdasarkan teori bahwa mengkonsumsi kopi ada

batas takaran dan juga tauran, semakin banyak mengkonsumsi kopi yang

melebihi kapastitas takaran maka akan mengganggu kesehetan menurut

(Ibrahim, 2017). Peneliti berpendapat bahwa kulitas tidur yang kurang

dapat menyebabkan masalah psikologis, kecemasan, dan kurang fress, hat

tersebut sesuai saat peneliti memberikan wawancara dan kuisoner pada

mahasiswa bahwa mahasiswa sebagian merasakan kantuk, wajah kurang

fress dan juga gelisah maupun cemas di siang hari serta wajah tampak letih

lesu kurang bersemangat saat pembelajaran di perkuliahan, hal itu terbukti

karena mahasiswa yang sering tidur larut malam efek dari mengkonsumsi

kopi sehingga memiliki kesulitan tidur.

3. Hubungan Perilaku DalamMengkonsumsi Kopi Dengan Kualitas

Tidur Mahasiswa

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui dari 56 responden

didapatkan perilaku mahasiswa dalam mengkonsumsi kopi yang buruk

dalam kualitas tidur mahasiswa negatif sebanyak 21 responden (37.5%),

mahasiswa yang memiliki perilaku konsumsi buruk dalam kualitas tidur

positif sebanyak 9 responden (16.1%), mahasiswa yang memiliki perilaku

konsumsi kopi baik dalam kualitas tidur yang negatif sebanyak 3 responden

(5.4%), mahasiswa yang memiliki perilaku konsumsi kopi baik dan kualitas

tidur yang positif sebanyak 23 responden (41,1%).

Page 21: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

70

Kafein biasanya memperpanjang latensi tidur, mengurangi total

waktu tidur, efisiensi tidur, dan memperburuk kualitas tidur. Aktivitas Slow

wave sleep dan Electroencephalographic (EEG) Slow wave sleep biasanya

berkurang, sedangkan tahap 1 meningkat (Clark dan Landolt, 2017).

Kualitas tidur merupakan gambaran secara subyektif yang menjelaskan

tentang kemampuan untuk mempertahankan waktu tidur serta tidak adanya

gangguan yang dialami selama periode tidur yang secara subyektif diukur

dengan menggunakan kuesioner standar dan pengukuran secara obyektif

dengan menggunakan polygraph atau berdasarkan observasi (Arifin, 2011).

Tidur adalah kebutuhan individual dan dapat berbeda dari orang ke orang.

Orang dewasa tidur selama 7-9 jam per malam (Hirshkowitz et al., 2015).

Manfaat tidur tidak hanya tergantung pada total waktu tidur, tetapi

juga kualitas tidur, yang diukur dengan variabel seperti efisiensi tidur, dan

latensi tidur. Pada orang dewasa ada sejumlah studi eksperimental yang

menyelidiki asupan kafein dan pengaruhnya pada tidur, dan penelitian

eksperimental sebelumnya menemukan bahwa konsumsi kafein dapat

berdampak pada kualitas tidur. Penelitian eksperimental di laboratorium

telah menunjukkan bahwa ketika minuman yang mengandung kafein

dikonsumsi satu sampai tiga jam sebelum waktu tidur mengurangi efisiensi

tidur, mengurangi waktu tidur total, dan meningkatkan latensi tidur (Watson

et al., 2016).

Mekanisme kerja utama kafein yang terkandung di dalam minuman

kopi yaitu menghambat reseptor adenosin untuk terus terjaga. Adenosin

merupakan mediator proses tidur homeostatik. Adenosin menginduksi tidur

Page 22: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

71

normal sementara kafein yang menghambat reseptor adenosine di otak dapat

membangunkan orang yang mengantuk dengan menghilangkan pengaruh

inhibitorik adenosine (Sherwood,2009).

Menurut Dr. Elisabeth (2013) waktu tidur yang baik adalah

sebelum pukul 23.00 dan bangun pukul 05.00, karena pada pukul 23.00

sampai 05.00 terjadi regenerasi organ dalam tubuh, bila pada jam tersebut

tubuh masih dalam keadaan terjaga dapat menyebabkan regenarasi tidak

dapat berjalan dengan baik. Melihat profil tidur dari responden tersebut,

dapat disimpulkan bahwa hanya banyak dari mahasiswa/i Universitas

Surabaya yang pola tidurnya kurang baik. Apalagi pada saat tengah malam

sebelum ujian, 39,17% (47) responden mengaku mengkonsumsi kopi ada

yang 1-2 kali seminggu (26,67%), 3-4 kali seminggu (5%), 4-5 kali

seminggu (1,67%), bahkan setiap malam (5,83%). Padahal efek kerja dari

kafein adalah 12 jam dari saat kafein tersebut dikonsumsi, hingga

menguatkan dugaan bahwa waktu konsumsi kafein mempunyai peranan

lebih besar dibanding dosis kafein yang diminum (Pollack et al., 2003)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

adanyahubungan perilaku dalam mengkonsumsi kopidengan kualitastidur

mahasiswa yang ditunjukkan dengan hasil perhitungan Chi-Square dengan

menggunakan SPSS didapatkan hasil p value 0,000 dengan alpha 0,05.

Kesimpulan pada penelitian ini adalah p value (0,000) < α (0,05) yang

berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada hubungan perilaku

dalam mengkonsumsi kopi dengan kualitas tidur mahasiswa semester 6

fakultas teknik di Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Page 23: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

72

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Binti T. Daswin (2013)

terkait pengaruh kafein terhadap kualitas tidur mahasiswa fakultas

kedokteran universitas sumatera utara. Dengan penelitian yang bersifat

ekperimental didapatkan hasil penelitian bahwa kualitas tidur 8 orang

(53,3%) yang mendapat kopi berkafein berkualitas sedang dan 11 orang

(73,3%) orang yang mendapat kopi dekafein berkualitas baik.Penelitian di

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang dilakukan oleh

Rabi’ahtul Adawiyah juga menunjukkan hasil yang sama bahwa terdapat

efek konsumsi kopi terhadap kualitas tidur dengan hasil uji chi square

didapatkan nilai p value (p<0,014) (Adawiyah, 2013).

Berdasarkan dari hasil analisa tabel Correlations bahwa –none-a

menunjukkan bahwa nilai korelasi atau hubungan antara variabel perilaku

mahasiswa dengan mengkonsumsi kopi sebelum dimasukkan variabel

kontrol (kualitas tidur) dalam analisis. Dari output diatas diketahui nilai

koefisien korelasi (correlations) sebesar 0.128 dan nilai Significance (2-

tailed) adalah 0.348 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

yang positif dan signifikan antara perilaku mahasiswa dengan

mengkonsumsi kopi tanpa adanya variabel kontrol (kualitas tidur),

sementara itu nilai Correlations sebesar 0.128 ini masuk dalam kategori

hubungan yang sangat kuat.

Sementara itu pada table output kualitas tidur menunjukkan bahwa

nilai korelasi atau hubungan antara variabel Perilaku Mahasiswa dengan

Mengkonsumsi Kopi setelah memasukkan Kualitas Tidur sebagai variabel

kontrol dalam analisis. Dari table tersebut dapat lihat terjadi penurunan nilai

Page 24: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

73

koefisien korelasi (Correlations) menjadi 0,127 (bernilai positif dan kategori

hubungan kuat) dengan nilai Significance (2-tailed) sebesar 0.355 > 0,05,

maka Ho di tolak dan H1 diterima yang berarti bahwa terjadi hubungan

yang signifikan antara Perilaku Mahasiswa, Mengkonsumsi Kopi dengan

Kualitas Tidur.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa adanya

hubungan perilaku maahasiswa minum kopi dengan kualitas tidur.

ditunjukkan dengan hasil perhitungan Chi-Square dengan menggunakan

SPSS didapatkan hasil p value 0,000 dengan alpha 0,05. Kesimpulan pada

penelitian ini adalah p value (0,000) < α (0,05) yang berarti H0 ditolak dan

H1 diterima yang berarti ada hubungan Perilaku Dalam Mengkonsumsi

Kopi dengan Kualitas Tidur Mahasiswa Semester 6 Fakultas Tekhnik di

Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Hasil analisa ini sejalan dengan

pendapat Karota Bukit (2003) yang menjelaskan bahwa perilaku mahasiswa

dalam mengkonsumsi kopi sudah menjadi kebutuhan pokok yang tidak bisa

dihindari, sementara itu menurut (Huang et al., 2005) mengkonsumsi kopi

sebelum tidur dapat menurunkan atau mengganggu waktu tidur,

meningkatkan jam tidur dan bangun tidur lebih awal. Kopi yang

mengandung kafein dihubungkan dengan penurunan frekuensi dari

gelombang alpha, beta dan theta selama tidur sehingga akan mempengaruhi

waktu tidur.