Pembagian IKLIM

28
Pembagian IKLIM

Transcript of Pembagian IKLIM

Page 1: Pembagian IKLIM

Pembagian IKLIM

Page 2: Pembagian IKLIM

Iklim  Iklim di suatu daerah dipengaruhi

oleh posisi garis lintang, angin, massa daratan dan benua, arus samudra, dan topografi.

Page 3: Pembagian IKLIM

1. Klasifikasi Iklim

Berikut ini pembagian iklim yang ada di Bumi.

a. Iklim Mataharib. Iklim Koppenc. Iklim Menurut Schmidt-Fergusond. Klasifikasi Iklim Oldemane. Iklim Menurut Junghuhn

Page 4: Pembagian IKLIM

a. Iklim Matahari

Klasifikasi iklim matahari berdasarkan pada garis lintang. Hal itu berpengaruh pada jumlah energi matahari yang tersedia. Keadaan tersebut menyebabkan

wilayah lintang rendah (khatulistiwa) memiliki jumlah penyinaran matahari lebih banyak sehingga suhunya lebih tinggi dibanding daerah lintang tinggi.66°30'LU

Page 5: Pembagian IKLIM
Page 6: Pembagian IKLIM

b. Iklim Koppen

Iklim Koppen diklasifikasikan berdasarkan pada curah hujan dan suhu udara. Klasifikasi ini dikemukakan oleh Wladimir Koppen, seorang ahli klimatologi dari Jerman. Berikut ini pembagiannya.

Page 7: Pembagian IKLIM

Wilayah ini memiliki curah hujan tinggi, penguapan tinggi, dan suhu rata-rata bulanan di atas 18°C. suhu tahunan 20 oC – 25 oC dengan curah hujan bulanan lebih dari 60 mm.. Wilayah beriklim tipe A dibagi menjadi tiga sebagai berikut.

a) Iklim tipe Af memiliki curah hujan tinggi dan suhu udara panas sepanjang tahun sehingga terdapat banyak hutan hujan tropik. Contohnya di wilayah Sumatra, Kalimantan, dan Papua.

b) Iklim tipe Am memiliki ciri-ciri antara lain curah hujan tergantung musim, jenis tanaman pendek dan homogen, dan hutan homogen yang menggugurkan daunnya ketika kemarau. Wilayah yang beriklim Am antara lain di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian selatan.

c) Iklim tipe Aw memiliki ciri-ciri antara lain terdapat hutan yang berbentuk sabana, jenis tumbuhan padang rumput dan belukar, serta pohonnya berjenis rendah. Wilayah ini memiliki musim kemarau lebih panjang dibandingkan musim hujan. Contohnya terdapat di wilayah Jawa Timur, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Kepulauan Aru, dan Papua bagian selatan.

1) Iklim Tipe A (Iklim Hujan Tropis)

Page 8: Pembagian IKLIM

Hutan hujan tropis

hutan musim

sabana

Page 9: Pembagian IKLIM

2) Iklim Tipe B (Iklim Kering)

Iklim tipe B memiliki curah hujan rendah dan penguapan yang tinggi. Di wilayah ini tidak memiliki surplus air dan tidak dijumpai sungai yang permanen. Wilayah beriklim tipe B dibedakan menjadi

A. tipe Bs (iklim stepa).B. tipe Bw (iklim gurun).

Page 10: Pembagian IKLIM

Stepa gurun

Page 11: Pembagian IKLIM

3) Iklim Tipe C (Iklim Sedang Hangat) Di wilayah yang memiliki tipe C terdapat

empat musim, yaitu musim dingin, semi, gugur, dan panas. dengan ciri temperatur bulan terdingin -3 oC – 18 oC, daerah ini terbagai menjadi :

a. Cs  (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering)

b. Cw (iklim sedang laut dengan musim dingin yang kering)

c. Cf  (iklim sedang darat dengan hujan dalam semua bulan)

Page 12: Pembagian IKLIM

4.  Iklim D, yaitu iklim dingin.

Dengan ciri temperatur  bulan terdingin kurang dari 3 oC dan temperatur bulan terpanas lebih dari 10 oC, daerah ini terbagi:

Dw adalah iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang  kering

Df adalah iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.

Page 13: Pembagian IKLIM

5.  Iklim E, yaitu iklim kutub.

Dengan ciri bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10 oC Daerah ini terbagi menjadi :

ET Iklim tundra EF Iklim salju

Page 14: Pembagian IKLIM

C. IKLIM MENURUT SCHMIDT-FERGUSON

Schmidt-Ferguson mengklasifikasikan iklim berdasarkan jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rata-rata bulan basah. Dikatakan bulan kering jika dalam satu bulan terjadi curah hujan kurang dari 60 mm. Dikatakan bulan basah jika dalam satu bulan curah hujannya lebih dari 100 mm. Iklim Schmidt dan Ferguson didasarkan pada nilai Q. Nilai Q dihitung dengan rumus sebagai berikut.

                 Q = Jumlah Rata-Rata Bulan Kering                  Jumlah Rata-Rata Bulan Basah

                                             Nilai Q yang ditentukan untuk menentukan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson didasarkan pada tabel berikut.

Page 15: Pembagian IKLIM

Klasifikasi Nilai Q Menurut Schmidt dan Ferguson

Page 16: Pembagian IKLIM

1. 45 2. 72 3. 56 4. 63 5. 54 6. 67 7. 131 8. 145 9. 156 10.67 11. 76 12. 154

Page 17: Pembagian IKLIM

D. KLASIFIKASI IKLIM OLDEMAN

Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu :

Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut

Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut

Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut

Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut

Iklim E yang memiliki bulan basah < 3 kali berturut-turut

Page 18: Pembagian IKLIM

Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mmBulan lembab bila curah hujan 100 – 200 mmBulan kering bila curah hujan kurang dari 100

mmA : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah

berurutan.B : Jika terdapat 7 – 9 bulan basah berurutan.C : Jika terdapat 5 – 6 bulan basah berurutan.D : Jika terdapat 3 – 4 bulan basah berurutan.E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah

berurutan.

berdasarkan urutan bulan basah dan kering dengan ketententuan tertentu diurutkan sebagai berikut:

Page 19: Pembagian IKLIM

Pada dasarnya Kriteria bulan basah dan bulan kering yang dipakai Oldeman berbeda dengan yang digunakan oleh Koppen atau pun Schmidt – Ferguson

Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut: Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200 mm. Bulan lembab apabila curah hujannya 100 – 200 mm. Bulan kering apabila curah hujannya kurang dari 100 mm.

Page 20: Pembagian IKLIM

1. 2702. 903. 804. 1005. 1206. 2507. 1308. 1209. 25010. 22011. 21012. 239

Page 21: Pembagian IKLIM

e. Iklim Menurut Junghuhn Pembagian iklim didasarkan pada ketinggian tempat yang

ditandai dengan jenis vegetasi, zone iklimnya adalah terbagi lima zone:

1. Zone iklim panas.Ketinggian 0 – 700 m, suhu rata-rata tahunan lebih 22 C ( padi, jagung, tebu dan kelapa).

2. Zone iklim sedang.Ketinggian 700-1500m, suhu rata-rata tahunan antara 15 – 22 C ( kopi, the, kina dan karet).

3. Zone iklim sejuk.Ketinggian.1500 – 2500, suhu rata-rata tahunan 11 C – 15 C (cocok tanaman holtikultura).

4. Zone iklim dingin.Ketinggian 2500 – 4000m, dengan suhu rata-rata tahunan 11 C (zone ini tumbuhan yang ada berupa lumut).

5. Zone iklim salju tropis. Ketinggian lebih dari 4000m dari permukaan laut, di daerah ini tidak terdapat tumbuh tanaman budidaya.

Page 22: Pembagian IKLIM
Page 23: Pembagian IKLIM

2. Penyimpangan Iklim Kondisi iklim yang menyimpang antara lain terlihat dari

peristiwa El Nino dan La Nina. Dampak dari proses terjadinya El Nino dan La Nina dapat dipelajari dari penjelasan berikut ini.

a. El Nino Pada cuaca yang normal, angin timur di Samudra Pasifik

bertiup ke arah barat dan mendorong air laut hangat ke permukaan. Akibatnya, air laut di bagian barat samudra lebih hangat 2° C dan lebih tinggi 40 cm. Di bagian timur samudra air laut dingin menggantikan air laut hangat. Hal ini menyebabkan udara lembap hangat naik di bagian barat dengan membawa uap air dan menimbulkan hujan. Udara di bagian

timur yang kering dan dingin, bertiup di pantai Amerika Selatan.

Page 24: Pembagian IKLIM
Page 25: Pembagian IKLIM
Page 26: Pembagian IKLIM

B. LA NINA

La Nina memiliki sifat yang berlawanan dengan El Nino. Arus udara dan arus laut yang saling memperkuat menyebabkan angin pasat bertiup sangat kencang sehingga air laut hangat mengalir ke arah barat. Hal ini menyebabkan wilayah Asia, Australia, dan Afrika mengalami musim hujan yang sangat lebat. Sebaliknya, wilayah Amerika Selatan mengalami kekeringan yang hebat.

Page 27: Pembagian IKLIM
Page 28: Pembagian IKLIM