Pemanfaatan-mulsa-paitan-(-Tithonia-diversifolia)-sebagai-bahan-organik-dalam-mengurangi-penggunaan-pupuk-N,P,-dan-K-pada-pertumbuhan-dan-hasil-tanaman-jagung-manis-(-Zea-mays-saccarata)...

13
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik tanaman jagung manis Tanaman jagung manis atau Sweet Corn termasuk famili Graminae dari suku Maydeae yang pada mulanya berkembang dari jagung tipe dent dan flint. Jagung tipe dent disebut juga jagung gigi kuda (Zea mays identata) yang mempunyai lekukan dipuncak bijinya karena adanya pati keras pada bagian pinggir dan pati lembek pada bagian puncak biji. Jagung tipe flint disebut juga jagung mutiara (Zea mays indurate). Biji jagung ini berbentuk agak bulat, bagian luarnya keras dan licin. Bagian luar keras itu disebabkan oleh bagian luar indosperm yang terdiri dari pati keras. Dari kedua tipe jagung inilah jagung manis berkembang kemudian terjadi mutasi menjadi tipe gula yang resesif (Anonymous, 1992). Menurut Schultheis (1998) berdasarkan kemanisannya jagung manis dibagi kedalam empat kelompok dasar yaitu manis, sangat manis, agak manis dan kurang manis.

Transcript of Pemanfaatan-mulsa-paitan-(-Tithonia-diversifolia)-sebagai-bahan-organik-dalam-mengurangi-penggunaan-pupuk-N,P,-dan-K-pada-pertumbuhan-dan-hasil-tanaman-jagung-manis-(-Zea-mays-saccarata)...

Page 1: Pemanfaatan-mulsa-paitan-(-Tithonia-diversifolia)-sebagai-bahan-organik-dalam-mengurangi-penggunaan-pupuk-N,P,-dan-K-pada-pertumbuhan-dan-hasil-tanaman-jagung-manis-(-Zea-mays-saccarata)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik tanaman jagung manis

Tanaman jagung manis atau Sweet Corn termasuk famili Graminae dari

suku Maydeae yang pada mulanya berkembang dari jagung tipe dent dan flint.

Jagung tipe dent disebut juga jagung gigi kuda (Zea mays identata) yang

mempunyai lekukan dipuncak bijinya karena adanya pati keras pada bagian

pinggir dan pati lembek pada bagian puncak biji. Jagung tipe flint disebut juga

jagung mutiara (Zea mays indurate). Biji jagung ini berbentuk agak bulat, bagian

luarnya keras dan licin. Bagian luar keras itu disebabkan oleh bagian luar

indosperm yang terdiri dari pati keras. Dari kedua tipe jagung inilah jagung manis

berkembang kemudian terjadi mutasi menjadi tipe gula yang resesif (Anonymous,

1992). Menurut Schultheis (1998) berdasarkan kemanisannya jagung manis dibagi

kedalam empat kelompok dasar yaitu manis, sangat manis, agak manis dan kurang

manis.

Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1998), setelah berkecambah, akar

primer awal pada tanaman jagung manis mulai tumbuh, kemudian sekelompok

akar sekunder berkembang pada ruas-ruas pangkal batang dan tumbuh

menyamping. Akar yang tumbuh relatif dangkal ini merupakan akar adventif

dengan percabangan yang lebat dan berfungsi memberi hara pada tanaman. Akar

layang penyokong memberikan tambahan topangan untuk tumbuh tegak dan

membantu penyerapan hara. Akar layang ini tumbuh diatas permukaan tanah dan

tumbuh rapat pada ruas-ruas dasar dan tidak bercabang sebelum masuk tanah.

Page 2: Pemanfaatan-mulsa-paitan-(-Tithonia-diversifolia)-sebagai-bahan-organik-dalam-mengurangi-penggunaan-pupuk-N,P,-dan-K-pada-pertumbuhan-dan-hasil-tanaman-jagung-manis-(-Zea-mays-saccarata)

Tinggi tanaman jagung manis tidak banyak berbeda dengan jagung biasa.

Jagung manis termasuk tanaman berumah satu dengan bunga jantan berwarna

putih krem. Tanaman ini memiliki jenis bunga yang bersifat Monoecious. Bunga

jantan banyak mengandung bunga kecil pada ujung batangnya yang disebut tassel.

Pada tiap bunga kecil tersebut terdapat tiga buah benang sari dan putik. Bunga

betina juga banyak mengandung bunga kecil yang ujungnya pendek dan datar,

pada saat masak disebut tongkol. Setiap bunga betina mempunyai satu putik dan

satu benang sari dengan sistem perkawinan pada umumnya menyerbuk silang.

Jagung manis mempunyai tipe pertumbuhan determinate (Anonymous, 1992).

2.2 Syarat tumbuh tanaman jagung manis

Persyaratan tumbuh yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung

manis diantaranya, tanaman ini tumbuh baik mulai dari 500 LU – 400 LS dengan

ketinggian tempat sampai 3000 m dpl. Faktor iklim yang mempengaruhi ialah

curah hujan dan suhu. Secara umum, jagung manis memerlukan air sebanyak 200

– 300 mm/bln, sedangkan selama pertumbuhan memerlukan air sebanyak 300 –

600 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung manis ialah 210 –

300 C. Namun, dengan suhu terendah 160 C dan suhu tertinggi sampai 350 C,

jagung manis masih dapat tumbuh. Kemasaman tanah (pH) yang baik untuk

tanaman jagung manis adalah 5,5 – 7,0 (Anonymous, 2000). Menurut Warisno

(1998), tanaman jagung manis pada waktu pertumbuhan memerlukan

pemeliharaan yang intensif karena mudah terserang hama dan penyakit.

Sedangkan Najiyanti dan Danarti (1992) menyatakan bahwa, selama

pertumbuhannya, jagung manis menghendaki penyinaran matahari penuh.

4

Page 3: Pemanfaatan-mulsa-paitan-(-Tithonia-diversifolia)-sebagai-bahan-organik-dalam-mengurangi-penggunaan-pupuk-N,P,-dan-K-pada-pertumbuhan-dan-hasil-tanaman-jagung-manis-(-Zea-mays-saccarata)

Ada beberapa faktor yang perlu untuk diperhatikan dalam pengaturan

waktu tanam dan pola tanam jagung manis, antara lain iklim dan jenis tanaman di

sekitarnya. Jika tanaman disekitarnya bukan tanaman jagung, maka penanaman

dapat dilakukan kapan saja asal keadaan iklim mendukung. Namun, apabila

tanaman disekitarnya tanaman jagung biasa, maka yang perlu diperhatikan ialah

tenggang waktu tanam antara jagung manis dan jagung biasa serta letak

pertanaman jenis-jenis jagung tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah

terjadinya persilangan antara jagung manis dengan jagung biasa (Anonymous,

2000). Untuk menghindari terjadinya penyerbukan silang, maka sebaiknya jagung

biasa penanamannya harus jauh, minimal 300 m dari penanaman jagung manis

(Warisno, 1998).

2.3 Tanaman paitan (Tithonia diversifolia)

Tanaman paitan ialah tanaman semak dari famili Asteraceae yang

biasanya tumbuh liar sebagai tanaman pagar dan mempunyai biomassa tanaman

mencapai 8,5 mg/ha (ICRAF, 1997). Jama, Palm, Buresh dan Amadolo (1999)

menyatakan bahwa tanaman paitan berasal dari Meksiko dan tersebar luas di

daerah humia dan subtropics seperti Amerika Tengah dan Selatan, Asia dan

Afrika. Manfaat tanaman paitan telah dikenal sebagai makanan ternak, kayu

bakar, kompos, insektisida, dan tanaman penguat teras. Perkembangan tanaman

paitan berasal dari biji dan stek batang. Rata-rata produksi biomassa kering asal

tajuk tanaman paitan pada umur 5 – 8 bulan adalah sekitar 2,6 mg/ha.

Tanaman paitan mulai berbunga pada akhir musim hujan. Tinggi

tanaman paitan bervariasi antara 1 – 3 m. Tumbuhan ini banyak ditemukan pada

lahan terbuka, pada lahan kosong yang tidak dipergunakan, tumbuh disekitar

5

Page 4: Pemanfaatan-mulsa-paitan-(-Tithonia-diversifolia)-sebagai-bahan-organik-dalam-mengurangi-penggunaan-pupuk-N,P,-dan-K-pada-pertumbuhan-dan-hasil-tanaman-jagung-manis-(-Zea-mays-saccarata)

lahan pertanian, disekitar rumah dan disepanjang tepi jalan. Tanaman paitan ialah

tanaman semak dengan kandungan N (Nitrogen), P (Fosfor), dan K (Kalium)

dalam biomassa daun hijau relatif tinggi (George, Gregory, Robinson dan Jama,

2001).

Biomassa daun tanaman paitan mempunyai kandungan nutrisi dan dikenal

sebagai sumber potensi nutrisi bagi tanaman budidaya (Rutangga, Nancy, Charles

dan Cheryl, 1999). Biomassa tanaman paitan telah lama dikenal sebagai unsur

hara yang efektif untuk tanaman padi di Asia dan tanaman jagung serta tanaman

sayuran di Afrika. Dalam 100 g biomassa segar tanaman paitan mempunyai

kandungan unsur hara yang tinggi, diantaranya 3,5% N, 0,37% P, dan 4,1% K.

Tanaman paitan juga mempunyai laju dekomposisi yang cepat. Pelepasan N

terjadi sekitar 1 minggu dan pelepasan P dari biomassa tanaman terjadi sekitar 2

minggu setelah dimasukkan ke dalam tanah (Jama et al., 1999)

Tanaman paitan khususnya pada bagian daun selain dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan pupuk tanaman, juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida untuk

mengendalikan hama dan penyakit tumbuhan. Tanaman paitan mengandung

bahan beracun yang disebut asam palminat. Senyawa asam palminat bersifat

repellent (penolak serangga) serta berpengaruh terhadap saraf dan metabolisme

serangga. Cara masuk pestisida ini kedalam tubuh serangga bisa secara kontak

maupun perut (oral) (Nugroho, 2005). Tukimin (2002) menyebutkan bahwa pada

konsentrasi 50 – 60 gr/l sudah efektif dalam mengendalikan serangga hama.

2.4 Mulsa dan pemulsaan

Mulsa diartikan sebagai bahan atau mineral yang sengaja dihamparkan

diatas permukaan tanah atau lahan pertanian. Bahan mulsa meliputi semua bahan

6

Page 5: Pemanfaatan-mulsa-paitan-(-Tithonia-diversifolia)-sebagai-bahan-organik-dalam-mengurangi-penggunaan-pupuk-N,P,-dan-K-pada-pertumbuhan-dan-hasil-tanaman-jagung-manis-(-Zea-mays-saccarata)

tidak hidup yang dipergunakan untuk memperlakukan tanah dengan tujuan

memperoleh beberapa keuntungan dengan cara menghamparkan bahan tersebut

diatas permukaan tanah. Penghamparan bahan tersebut dapat dilakukan dengan

cara disemprotkan, disebarkan dengan membentuk lapisan dengan ketebalan

tertentu maupun dengan cara dihamparkan biasa (Purwowidodo, 1983).

Berdasarkan sumber bahan dan cara pembuatannya, bahan mulsa pada

dasarnya dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu mulsa organik dan mulsa

kimia sintetis. Kelebihan penggunaan mulsa organik antara lain : 1. dapat

diperoleh secara gratis, 2. memiliki efek menurunkan suhu tanah, 3. konservasi

tanah dengan menekan erosi, 4. dapat menghambat tanaman pengganggu, 5.

menambah bahan organik tanah karena mudah lapuk setelah rentang waktu

tertentu. Adapun kekurangan penggunaan mulsa organik yaitu dapat

menyebabkan timbulnya cendawan pada kelembaban yang tinggi, tidak tersedia

sepanjang musim tanam, tidak dapat dipergunakan lagi untuk masa tanam

berikutnya. Kelebihan mulsa kimia sintetis (bahan-bahan plastik) antara lain : 1.

dapat diperoleh setiap saat, 2. memiliki efek yang beragam terhadap suhu tanah

tergantung jenis plastik, 3. dapat menekan erosi, 4. mudah diangkut sehingga

dapat digunakan di setiap tempat, 5. dapat digunakan lebih dari satu musim tanam

tergantung perawatan bahan mulsa. Kelemahan mulsa kimia sintetis ialah tidak

memiliki efek menambah kesuburan tanah karena sifatnya sukar lapuk, serta

harganya relatif mahal (Umboh, 1997).

Haris (2000) menyatakan bahwa berdasarkan cara dan bahan

pembuatannya, mulsa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu mulsa organik, mulsa

anorganik dan mulsa kimia sintetis. Mulsa organik berasal dari sisa-sisa pertanian

7

Page 6: Pemanfaatan-mulsa-paitan-(-Tithonia-diversifolia)-sebagai-bahan-organik-dalam-mengurangi-penggunaan-pupuk-N,P,-dan-K-pada-pertumbuhan-dan-hasil-tanaman-jagung-manis-(-Zea-mays-saccarata)

seperti jerami dan daun-daunan. Mulsa anorganik berasal dari dari bahan batu-

batuan dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti batu kerikil. Mulsa kimia

sintetis berasal dari bahan plastik seperti mulsa plastik hitam perak.

Manfaat awal pemberian mulsa terhadap tanaman ialah manfaat dalam hal

kompetisi dengan tanaman pengganggu atau gulma untuk memperoleh sinar

matahari. Agar dapat berkecambah, biji gulma membutuhkan sinar matahari.

Dengan adanya bahan mulsa diatas permukaan tanah biji gulma tidak mendapat

sinar matahari. Kalaupun ada sinar matahari misalnya pada mulsa jerami atau

mulsa plastik transparan, pertumbuhan gulma akan sangat terhalang. Akibatnya

tanaman yang ditanam akan tumbuh bebas tanpa kompetisi dengan gulma dalam

penyerapan hara mineral tanah.

Pemulsaan ialah kegiatan menutup permukaan tanah yang bertujuan

memelihara suhu tanah selama masa pertumbuhan tanaman (Purwowidodo, 1983).

Pada fase-fase pertumbuhan tanaman yang peka terhadap perubahan suhu atau

peka terhadap tingkat suhu tertentu maka bahan mulsa yang telah diberikan dapat

ditambah maupun dikurangi untuk mendapatkan tingkat suhu tanah yang paling

optimal.

Menurut William, Uzo dan Peregrine (1993), pemulsaan merupakan

penutupan tanah dengan sisa tanaman, jerami, potongan rumput dan sisa tanaman

lainnya. Pangkasan dari semak legum (seperti semak penahan angin Sesbania atau

Leucaena) merupakan mulsa yang sangat baik karena mengandung Nitrogen

yang cukup tinggi. Fungsi utama mulsa antara lain : 1. melindungi lapisan tanah

atas terhadap erosi dan kehilangan struktur tanah akibat curah hujan tinggi, 2.

kehilangan lengas tanah berkurang, sehingga dapat memacu perkecambahan benih

8

Page 7: Pemanfaatan-mulsa-paitan-(-Tithonia-diversifolia)-sebagai-bahan-organik-dalam-mengurangi-penggunaan-pupuk-N,P,-dan-K-pada-pertumbuhan-dan-hasil-tanaman-jagung-manis-(-Zea-mays-saccarata)

dan pertumbuhan tanaman, 3. mengurangi goncangan suhu terutama suhu tanah

yang tinggi, 4. mulsa yang terdekomposisi atau mengurai dapat menambah

kandungan bahan organik tanah terutama mulsa dengan C/N rasio rendah.

2.5 Pupuk anorganik

Menurut Palungkun dan Budiarti (2001), peranan unsur N, P, dan K pada

tanaman jagung manis ialah sebagai berikut:

1. Nitrogen (N)

Tanaman membutuhkan Nitrogen untuk pertumbuhan meristematik.

Pupuk Nitrogen diperlukan bila jumlah Nitrogen yang tersedia di lahan baik yang

berasal dari tanah maupun yang berasal dari pupuk organik kurang memenuhi

kebutuhan. Gejala kekurangan unsur N pada tanaman jagung manis tampak pada

daun tanaman muda yang berwarna kuning, pada daun tua terjadi proses

menguning dari ujung daun ke arah tulang daun, pertumbuhan kerdil, apabila tum

buh agak tinggi akan tampak kurus, daun-daun akan tampak hijau kekuningan.

Apabila semakin parah, daun menjadi kuning seluruhnya dan tidak mampu

berbuah. Biasanya bagian daun bawah menjadi mati.

2. Fosfor (P)

P diperlukan oleh tanaman saat pembentukan biji sehingga menjadi bentuk

yang sempurna. Gejala kekurangan P pada tanaman jagung manis tampak pada

awal pertumbuhan. Kekurangan unsur ini akan menyebabkan daun berwarna

keunguan, batang kecil, keluarnya malai, ukuran tongkol kecil sering berbentuk

tidak normal, serta ukuran biji kecil.

9

Page 8: Pemanfaatan-mulsa-paitan-(-Tithonia-diversifolia)-sebagai-bahan-organik-dalam-mengurangi-penggunaan-pupuk-N,P,-dan-K-pada-pertumbuhan-dan-hasil-tanaman-jagung-manis-(-Zea-mays-saccarata)

3. Kalium (K)

Kalium sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan jagung

manis. Sekitar 25 % K terdapat dalam biji jagung manis setelah dipanen dan

selebihnya terdapat pada batang dan tongkol. Tanaman muda belum banyak

membutuhkan kalium, tetapi kebutuhan akan cepat menanjak terutama pada saat

keluarnya malai. Gejala kekurangan kalium ialah daun muda tidak dapat muncul

dengan baik dari ujung tanaman sehingga tidak dapat membentang sempurna,

selain itu daun menjadi agak hijau kekuningan dan tanaman kerdil.

10