Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku bioetanol denagan metode...

21
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang kecenderungan penggunaan bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang dipakai semakin menipis. Cepat atau lambat cadangan minyak bumi di dunia ini pasti akan habis. Ini disebabkan karena depositnya yang terbatas dan tidak dapat diperbaharui. Penelitian dan pengembangan mengenai energi terbaharukan terus dikembangkan, bahkan menjadi salah satu program utama pemerintah. Saat ini produk alternatif yang berpeluang untuk dikembangkan adalah bioethanol dan biodiesel. Bioethanol memiliki beberapa keunggulan diantara produk alternatif lainnya, diantaranya memiliki kandungan oksigen yang lebih tinggi (35%) sehingga terbakar lebih sempurna, bernilai oktan lebih tinggi (118) dan lebih ramah lingkungan karena mengandung emisi gas CO yang lebih rendah sekitar 19-25% (Indarto,Y., 2005). Saat ini sedang diusahakan secara intensif pemanfaatan bahan-bahan yang mengandung serat kasar dengan karbohidrat yang tinggi, dimana semua bahan yang mengandung karbohidrat dapat diolah menjadi bioethanol. Misalnya umbi kayu, ubi jalar, pisang, dll. Bioethanol dapat dihasilkan dari tanaman yang banyak mengandung selulosa dengan menggunakan bantuan dari aktivitas mikroba. Penelitian ini menggunakan biomassa lignoselulosa yaitu Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) karena tidak berkompetesi dengan pangan maupun pakan, tersedia melimpah, murah dan terbaharukan. TKKS merupakan bagian dari kelapa sawit yang berfungsi sebagai tempat untuk buah kelapa sawit. Tandan Kosong Kelapa Sawit merupakan limbah padat terbesar yang dihasilkan oleh perkebunan 1

description

Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku bioetanol denagan metode hidrolisis dan fermentasi

Transcript of Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku bioetanol denagan metode...

Page 1: Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku bioetanol denagan metode hidrolisis dan fermentasi

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang kecenderungan penggunaan bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang dipakai semakin menipis. Cepat atau lambat cadangan minyak bumi di dunia ini pasti akan habis. Ini disebabkan karena depositnya yang terbatas dan tidak dapat diperbaharui. Penelitian dan pengembangan mengenai energi terbaharukan terus dikembangkan, bahkan menjadi salah satu program utama pemerintah. Saat ini produk alternatif yang berpeluang untuk dikembangkan adalah bioethanol dan biodiesel. Bioethanol memiliki beberapa keunggulan diantara produk alternatif lainnya, diantaranya memiliki kandungan oksigen yang lebih tinggi (35%) sehingga terbakar lebih sempurna, bernilai oktan lebih tinggi (118) dan lebih ramah lingkungan karena mengandung emisi gas CO yang lebih rendah sekitar 19-25% (Indarto,Y., 2005). Saat ini sedang diusahakan secara intensif pemanfaatan bahan-bahan yang mengandung serat kasar dengan karbohidrat yang tinggi, dimana semua bahan yang mengandung karbohidrat dapat diolah menjadi bioethanol. Misalnya umbi kayu, ubi jalar, pisang, dll. Bioethanol dapat dihasilkan dari tanaman yang banyak mengandung selulosa dengan menggunakan bantuan dari aktivitas mikroba.

Penelitian ini menggunakan biomassa lignoselulosa yaitu Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) karena tidak berkompetesi dengan pangan maupun pakan, tersedia melimpah, murah dan terbaharukan. TKKS merupakan bagian dari kelapa sawit yang berfungsi sebagai tempat untuk buah kelapa sawit. Tandan Kosong Kelapa Sawit merupakan limbah padat terbesar yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit (PKS). Setiap pengolahan 1 ton TBS (Tandan Buah Segar) dihasilkan TKKS sebanyak 22 – 23% atau sebanyak 220 – 230 kg TKKS. Jika PKS berkapasitas 100 ton/jam maka dihasilkan sebanyak 22 – 23 ton TKKS. Jumlah limbah TKKS seluruh Indonesia pada tahun 2004 diperkirakan mencapai 18.2 juta ton (Aryafatta, 2008). Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah berlignoselulosa yang belum termanfaatkan secara optimal. Selama ini pemanfaatan tandan kosong hanya sebagai bahan bakar boiler, kompos dan juga sebagai pengeras jalan di perkebunan kelapa sawit.

1

Page 2: Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku bioetanol denagan metode hidrolisis dan fermentasi

Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tulisan ini memiliki tujuan untuk :1. Memanfaatkan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku

pembuatan bioethanol2. Mengetahui pengaruh penambahan jumlah enzim terhadap ethanol yang

dihasilkan3. Mengetahui kondisi optimum proses hidrolisis asam dan fermentasi4. Mengetahui pengaruh waktu fermentasi terhadap kadar ethanol 5. Sebagai alternatif pembuatan energi terbaharukan

Adapun manfaat dari pembuatan karya tulis ini adalah: a) Menambah wawasan mengenai proses hidrolisis asam dan fermentasi

pembuatan bioethanol dari limbah TKKS beserta beberapa variabel yang mempengaruhi optimalisasi kadar ethanolnya.

b) Menjadikan bioethanol sebagai bahan bakar yang dapat mengurangi krisis energi

c) Mengurangi limbah TKKS dan membantu melestarikan lingkungand) Menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat

2

Page 3: Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku bioetanol denagan metode hidrolisis dan fermentasi

GAGASAN

Kondisi kekinian

Dewasa ini perkebunan kelapa sawit telah menyebar di 22 propinsi, yang pada tahun 2010 luasnya mencapai 8,3 juta Ha, yang mana sekitar 41% merupakan perkebunan rakyat (Ditjenbun, 2012). Semakin luasnya perkebunan kelapa sawit akan diikuti dengan peningkatan produksi dan jumlah limbah kelapa sawit. Dalam proses produksi minyak sawit, TKKS merupakan limbah terbesar yaitu sekitar 23% tandan buah segar (TBS). Komponen utama limbah pada kelapa sawit ialah selulosa dan lignin, sehingga limbah ini disebut sebagai limbah lignoselulosa (Widiastuti dan Tri, 2007). Dalam satu ton kelapa sawit, terdapat 230-250 kg tandan kosong kelapa sawit, 130-150 serat, 65 kg cangkang dan 55-60 kg biji dan 160-200 kg minyak mentah (Fauzi, 2005).

Contoh gambaran, apabila sebuah pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 30 ton/jam akan menghasilkan LCPKS 360 m3/hari dan TKKS 138 m3/hari sehingga hasil perpaduan kedua limbah tersebut akan diolah menghasilkan kompos TKKS sebesar 70 ton/hari. Limbah sebanyak ini semuanya dapat diolah sehingga tidak menimbulkan masalah pencemaran, sekaligus mengurangi biaya pengolahan limbah yang cukup besar (PPKS, 2008).

Gambar 1. Tandan Kosong Kelapa Sawit yang telah dikeringkan

3

Page 4: Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku bioetanol denagan metode hidrolisis dan fermentasi

Kandungan dalam bahan TKKSTabel 1. Komposisi senyawa kandungan dalam Tandan Kosong Kelapa Sawit

Senyawa Presentase (%)Lignin 17-20

Alfa-selulosa 43-44Pentosan 27

Hemiselulosa 34Abu 0,7-4

Silika 0,2Sumber: Dian Anggraini dan Han Roliadi, 2011

Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan salah satu jenis limbah padat yang dihasilkan dalam industri minyak sawit. Jumlah TKKS ini cukup besar karena hampir sama dengan jumlah produksi minyak sawit mentah. Limbah tersebut belum banyak dimanfaatkan secara optimal. Komponen terbesar dari TKKS adalah selulosa (40-60 %), disamping komponen lain yang jumlahnya lebih kecil seperti hemiselulosa (20-30 %), dan lignin (15-30 %) (Dekker, 1991). Salah satu alternatif pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit adalah sebagai pupuk organik dengan melakukan pengomposan (Fauzi et al., 2002).

Tandan kosong kelapa sawit mengandung serat yang tinggi. Kandungan utama TKKS adalah selulosa dan lignin. Selulosa dalam TKKS dapat mencapai 54- 60%, sedangkan kandungan lignin mencapai 22-27% (Hambali, 2007). Dua bagian tandan kosong kelapa sawit yang banyak mengandung selulosa adalah bagian pangkal dan bagian ujung tandan kosong sawit yang agak runcing dan agak keras. (Hasibuan, 2010).

Solusi Terdahulu

Menghadapi kondisi masa sekarang yang membutuhkan bahan pengganti BBM yang diperlukan adalah sikap kritis dan kreatif masyarakat untuk menghadapi kondisi yang ada pada saat ini. Salah satunya dengan memanfaatkan limbah yang ada di sekitar lingkungan atau perkebunan. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sendiri merupakan limbah perkebunan kelapa sawit yang terbesar yaitu sekitar 23% dari perkebunannya, sebelumnya TKKS sendiri sebelum diketahui khasiatnya biasanya hanya dijadikan bahan bakar boiler dan pengeras jalan. Untuk menghadapi kelangkaan energi yang terjadi para peneliti mencari dan menginovasikan bahan-bahan ramah lingkungan untuk dikembangkan menjadi bahan baku pembuatan energi. Gagasan pembuatan bioethanol, biofuel dan biodiesel menjadi alternatif yang paling memungkinkan manusia untuk menggantikan bahan bakar fosil. Pemerintah telah melakukan berbagai macam upaya untuk menanggulangi kelangkaan energi salah satunya dengan

4

Page 5: Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku bioetanol denagan metode hidrolisis dan fermentasi

menggalakkan pembangunan bahan bakar nabati berupa bioethanol dari singkong untuk mengatasi kelangkaan bensin. Saat ini, banyak dikembangkan bahan bakar nabati berupa bioethanol yang berasal dari singkong. Namun seiring berjalannya waktu ternyata solusi tersebut menimbulkan masalah. Bioethanol mengundang pro dan kontra karena bioethanol tersebut berbahan baku pangan (singkong) dikhawatirkan akan terjadi persaingan antara kebutuhan bahan bakar dan bahan pangan. Maka dari itu perlu dikembangkan bahan bakar alternatif sumber bioethanol dari bahan non-pangan agar kepentingannya tidak bertolak belakang dengan kebutuhan pangan.

Solusi yang Ditawarkan

Bioethanol

Bioetanol merupakan salah satu biofuel yang hadir sebagai bahan bakar alternative yang lebih ramah lingkungan dan sifatnya yang terbarukan. Pada umumnya pembuatan bioetanol menggunakan jagung dan tebu sebagai bahan baku. Penggunaan kedua bahan baku tersebut bepotensi menimbulkan kontradiksi terhadap kebutuhan bahan pangan bila diterapkan di Negara berkembang seperti Indonesia. Oleh sebab itu, selulosa berpotensi menjadi salah satu bahan bakualternatifnya dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKS) memiliki potensi yang besar menjadi sumber biomassa selulosa ddengan kelimpahan cukup tinggi dan sifatnya terbarukan. (Dea,I.A, 2009).

Bahan baku untuk proses produksi bioetanol diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu gula, pati, dan selulosa. Sumber gula yang berasal dari gula tebu, gula bit, molase dan buah-buahan, dapat langsung dikonversi menjadi etanol. Sumber dari bahan berpati seperti jagung, singkong, kentang dan akar tanaman harus dihidrolisis terlebih dahulu menjadi gula. Sumber selulosa yang berasal dari kayu, limbah pabrik pulp dan kertas, semuanya harus dikonversi menjadi gula dengan bantuan asam mineral. Biokonversi glukosa menjadi bioetanol, memerlukan perantara mikroba lain yang umumnya menggunakan Saccharomyces cereviceae dan zymonas mobilis.

Beberapa hal penting yang perlu diketahui pada proses produksi bioetanol antara lain, komponen ligniselulosa dan enzim pendegradasinya.(Trisanti Anindyawati, 2009). Bioetanol secara umum dapat digunakan sebagai bahan baku industri turunan alkohol, campuran bahan bakar untuk kendaraan. Grade bioetanol harus berbeda sesuai dengan pengunaanya. Bioetanol yang mempunyai grade 90% - 96,5% volume digunakan pada industri, grade 96% - 99,5% digunakan dalam campuran untuk miras dan bahan dasar industri farmasi. Besarnya grade bioetanol yang dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan harus betul –

5

Page 6: Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku bioetanol denagan metode hidrolisis dan fermentasi

betul kering dan anhydrous supaya tidak menyebabkan korosi, sehingga bioetanol harus mempunyai grade sebesar 99,5% - 100% (Khairani, 2007).

Bioetanol yang digunakan sebagai bahan bakar mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya lebih ramah lingkungan, karena bahan bakar tersebut memiliki nilai oktan 92 lebihtinggi dari premium nilai oktan 88, dan pertamax nilai oktan 94. Hal ini menyebabkan bioetanol dapat menggantikan fungsi zat aditif yang sering ditambahkan untuk memperbesar nilai oktan.

Zat aditif yang banyak digunakan seperti metal tersier butil eter dan Pb, namun zat aditif tersebut sangat tidak ramah lingkungan dan bisa bersifat toksik. Bioetanol juga merupakan bahan bakar yang tidak mengakumulasi gas karbon dioksida (CO2) dan relatif kompetibel dengan mesin mobil berbahan bakar bensin. Kelebihan lain dari bioetanol ialah cara pembuatannya yang sederhana yaitu fermentasi menggunakan mikroorganisme tertentu (Mursyidin, 2007).

Gambar 2. Skema ideal pemanfaatan Lignoselulosa untuk membuat bioetanol

Metode Hidrolisis Asam

Hidrolisis merupakan proses pemecahan polisakarida di dalam biomasa ligniselulosa,yaitu selulosa dan hemiselulosa menjadi monomer gula yang dapat dilakukan secara kimia ataupun enzimatis. Dibandingkan proses secara kimia, hidrolisis secara enzimatis lebih menguntungkan karena ramah lingkungan. (Trisanti Anindyawati, 2009). Didalam metode hidrolisis asam, biomasa ligniselulosa dipaparkan dengan asam pada suhu dan tekanan tertentu selama waktu tertentu, dan menghasilkan monomer gula dari polimer selulosa dan hemiselulosa. Beberapa asam yang umum digunakan untuk hidrolisis asam anntara lain asam sulfat (H 2 SO4), asam perklorat, dan HCl. Asam sulfat merupakan asam yang paling bannyak diteliti dan dimanfaatkan untuk hidrolisis

6

Page 7: Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku bioetanol denagan metode hidrolisis dan fermentasi

asam. Hidrolisis asam dapat dikelompokkan menjadi : hidrolisis asam pekat dan hidrolisis asam encer.

Pati merupakan senyawa polisakarida yang terdiri dari monosakarida yang berikatan melalui ikatan oksigen. Monomer dari pati yaitu glukosa yang berikatan dengan ikatan yaitu α(1,4)-glikosidik, yaitu ikatan kimia yang menggabungkan 2 molekul monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pati merupakan zat tepung dari karbohidrat dengan suatu polimer senyawa glukosa yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu amilosa dan amilopektin. Polimer linier dari D-glukosa membentuk amilosa dengan α(1,4)-glukosa. Sedangkan polimer amilopektin adalah terbentuk ikatan α(1,4)-glukosa dan membentuk cabang pada ikatan α-(1,6)-glukosida.

Hidrolisis pati dapat dilakukan oleh asam atau enzim. Jika pati dipanaskan dengan asam akan terurai menjadi molekul-molekul yang lebih kecil secara berurutan, dan hasil akhirnya adalah glukosa.(C6 H10 O5)n + nH 2O → nC6 H 10 O6

Pati air glukosa

Ada beberapa tingkatan dalam reaksi diatas. Molekul-molekul pati mula-mula pecah menjadi unit-unit rantaian glukosa yang lebih pendek yang disebut dextrin. Dextrin ini dipecah lebih jauh menjadi maltose (dua unit glukosa) dan akhirnya maltose pecah menjadi glukosa. (Murdijati Gardjito, 1992).Pati → dextrin → maltose → glukosa

Metode FermentasiFermentasi merupakan kegiatan mikroba pada bahan pangan sehingga

dihasilkan produk yang dikehendaki. Mikroba yang umumnya telibat dalam fermentasi adalah bakteri, khamir dan kapang.. Contoh bakteri yang digunakan dalam fermentasi adalah Acetobacter xylimnum pada pembuatan nata de coco, Acetobacter aceti pada pembuatan asam asetat. Contoh khamir dalam fermentasi adalah Saccharomyces cereviseae dalam pembuatan alkohol.

Prinsip dasar fermentasi adalah mengaktifkan kegiatan mikroba tertentu untuk tujuan mengubah sifat bahan, agar dapat dihasilkan sesuatu yang bermanfaat. Misalnya asam dan alkohol yang dapat mencegah pertumbuhan mikroba yang beracun.(Widayati E, 1996).

Awalnya, fermentasi adalah pemecahan gula menjadi alkhol dan karbondioksida. Tetapi banyak proses yang dikatakan fermentasi tidak selalu menggunakan substrat gula dan menghasilkan alkohol serta karbondioksida, contohnya perubahan laktosa menjadi asam laktat oleh bakteri Streptococcus lactis pada kondisi anaerobic. Hasil-hasil fermentasi terutama tergantung pada jenis substrat, macam mikroba dan kondisi di sekelilingnya yang mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme mikroba tersebut. (Winarno F.G,1980).

7

Page 8: Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku bioetanol denagan metode hidrolisis dan fermentasi

Menurut Judoamidjojo dkk. (1992), menyatakan bahwa beberapa langkah utama yang diperlukan dalam melakukan suatu proses fermentasi diantaranya adalah :a. Seleksi mikroba atau enzim yang sesuai dengan tujuan.b. Seleksi media sesuai dengan tujuan.c. Sterilisasi semua bagian penting untuk mencegah kontaminasi oleh mikroba yang tidak dikehendaki.

Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk membuat bioethanol dari TKKS melalui metode fermentasi adalah :

1. Alat yang digunakan pada proses fermentasi disterilisasi dalam autokalf pada suhu 121℃ selama 15 menit agar bebas mikroba, lalau dinginkan.

2. Timbang sebanyak 2,4 gram ragi roti ( Saccaromyces cereviseae )3. Masukan ragi roti ke dalam bubur TKKS yang sudah dihidrolisis, lalau

aduk ±5 menit.4. Ukur pH larutan yaitu sekitar 4-55. Setelah itu menghubungkan erlenmeyer 500ml yang berisi bubur TKKS

dengan selang karet dan ujung selang dimasukkan kedalam air agar tidak berkontak langsung dengan udara.

6. Selanjutnya larutan difermentasi selama 1 hari, 3 hari, 5 hari dan 7 hari (sesuai perlakuan).

7. Selanjutnya memisahkan larutan dengan bubur TKKS sehingga diperoleh cairan alkohol+air

8. Masukkan campuran alkohol+air tersebut kedalam labu, kemudian pasang labu tersebut pada alat destilasi (proses destilasi).

9. Proses destilasi dilakukan selama 1,5jam-2jam sampai ethanol tidak menetes lagi

10. Destilat (ethanol) yang dihasilkan lalu ditimbang dan disimpan di dalam botol yang tertutup rapat.

Pihak-Pihak TerkaitPihak-pihak yang terkait dalam implementasi gagasan ini antara lain:

1. Pemerintah DaerahPemerintah daerah berperan sebagai penggalak utama dalam kegiatan pengolahan limbah TKKS ini menjadi bioethanol dengan memberikan dana riset dan mengatur pelaksanaannya.

2. Pemilik Perusahaan Kelapa SawitPemilik perusahaan kelapa sawit berperan sebagai pihak yang membantu pemerintah daerah untuk mengumpulkan, memilah, dan memisahkan limbah TKKS untuk diolah lebih lanjut.

3. Lembaga Riset dan Penelitian

8

Page 9: Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku bioetanol denagan metode hidrolisis dan fermentasi

Lembaga penelitian berperan dalam menguji kandungan lignoselulosa dan keefisienan dalam menghasilkan bioethanol yang telah diolah dari TKKS menggunakan hidrolisis asam dan fermentasi ini dan melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang kelebihan dan kekurangandari TKKS dan mencari solusi yang lebih baik.

4. MahasiswaMahasiswa berperan sebagai pihak yang memberi himbauan dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai TKKS dan bioethanol serta bahan bakar ramah lingkungan yang sebaiknya dipakai.

Langkah-langkah Strategis Implementasi

Untuk mengimplementasikan inovasi pembuatan bioethanol dari tandan kosong kelapa sawit ini perlu adanya langkah-langkah khusus. Langkah-langkah strategis untuk mengimplementasikan antara lain :

1. Merancang gagasan dan menyediakan alat yang dibutuhkan untuk melakukan pembuatan bioethanol.

2. Melakukan kerjasama antara pemerintah dan pemilik perkebunan kelapa sawit untuk memisahkan limbah tandan kosong kelapa sawit dan bekerjasama mengolahnya.

3. Melakukan riset dan penelitian lebih lanjut mengenai penelitian pembuatan bioethanol dari tandan kosong kelapa sawit agar bisa lebih maksimal dengan hasil persen ethanol yang maksimal.

4. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya penghematan penggunaan bahan bakar energi dan lebih menggunakan energi alternatif.

5. Menyempurnakan alat dan menguji keefektifan penggunaan alat pemanfaatan dan pembuatan bioethanol tersebut.

Peluang dan Tantangan dalam Mengaplikasikan Proses Pembuatan Bioethanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit

Peluang-peluang yang didapat dari pembuatan biogas dari limbah batang pisang adalah:1. Bioethanol ini bisa menjadi sumber energi baru yang dapat diaplikasikan

menjadi lebih dari satu jenis energi seperti, energi bahan bakar.2. Bioethanol ini mudah diaplikasikan dalam kehidupan di masyarakat serta

ramah lingkungan.3. Bahan baku bioethanol ini yaitu limbah tandan kosong kelapa sawit sangat

melimpah di Indonesia.4. Mengurangi dampak dari pemanasan global dan mengatasi krisis energi yang

semakin parah.

9

Page 10: Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku bioetanol denagan metode hidrolisis dan fermentasi

Dan tantangan yang akan dihadapi untuk menerapkan pembuatan bioethanol dari tandan kosong kelapa sawit adalah:1. Kurangnya peran serta pemerintah dan dinas perkebunan mengenai tandan

kosong kelapa sawit ini untuk dikembangkan lebih lanjut. 2. Informasi masyarakat terhadap bioethanol masih sangat minim sehingga

dibutuhkan sosialisasi proses pembuatan bioethanol ini kepada masyarakat luas baik di pedesaan maupun kota

3. Kurangnya edukasi dan kemampuan pembuatan bioethanol yang masih tergolong rumit dan memerlukan biaya alat yang cukup besar membuat masyarakat kurang tertarik.

4. Dengan kondisi masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan bahan bakar fosil sehingga mereka enggan menggunakan energi alternatif ini.

10

Page 11: Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku bioetanol denagan metode hidrolisis dan fermentasi

KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pembuatan bioethanol dari TKKS sebagai sumber energi alternatif merupakan suatau solusi energi yang terbaharukan dimana masyarakat Indonesia sendiri ketergantungan akan pengunaannya. Masalah ini mendorong terlahirnya PKM ini yaitu Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Menjadi Sumber Energi Terbarukan Bioethanol. Bahan yang digunakan berasal dari bahan yang selama ini dihambur – hamburkan dan menjadi sampah. Namun, yang paling penting, bahannya berasal dari sumber energi yang terbarukan (khususnya biomassa). Berdasarkan penelitian yang saya tulis, pembuatannya menggunakan metodologi hidrolisis asam dan fermentasi yang melalui tahap pretreatment, hidrolisis/fermentasi, dan destilasi. Pemilihan bahan baku berupa TKKS dikarenakan ketersediaannya yang melimpah di Indonesia sehingga dapat di jadikan energi alternatif dan kandungan selulosa dan lignoselulosa yang dimilikinya cukup tinggi. Diharapkan dengan adanya energi alternatif ini krisis energi menghilang, energi fosil tidak akan habis, dan membantu melestarikan lingkungan.

Teknik Implementasi

Tahapan pengimplementasian dari PKM ini yaitu dengan pertama – tama pengambilan bahan yaitu limbah TKKS dari perkebunan kelapa sawit, lalu tahap penelitian dan pengujian dari produk apakah sudah sesuai dengan kebutuhan dan standar bahan bakar, kemudian tahap pendistribusian yang awalnya diawali dengan sosialisasi kepada masyarakat terhadap produk bioetanol dari TKKS ini. Lalau penyuluhan dan pencerdasan masayarakat mengenai teknik pembuatan bioethanol dari TKKS tersebut. Langkah strategis utama yang dilakukan, yaitu bekerjasama dengan lembaga penelitian dan riset untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Dibuat tata tertib dan prosedur pembuatan bioethanol oleh pemerintah dan Kementerian ESDM. Lalu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat oleh pemerintah dan lembaga sosial melalui media sosial, cetak dan penyuluhan langsung.

Prediksi Hasil

Inovasi ini memerlukan peran serta mahasiswa sebagai pembawa gagasan dan perubahan, masyarakat luas sebagai pengguna fasilitas, serta pemerintah bersama dinas energi dan sumber daya alam terkait, sehingga dapat diperkirakan bahwa inovasi ini memiliki peluang dan tantangan tersendiri untuk mengimplementasikan. Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian yang dilakukan, inovasi ini memiliki peluang diantaranya adalah inovasi ini dapat

11

Page 12: Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku bioetanol denagan metode hidrolisis dan fermentasi

diterima dengan mudah oleh masyarakat karena pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit sebagai bioethanol dapat dijadikan energi alternatif menggantikan energi bahan bakr fosil. Selain itu bahan-bahan yang digunakan juga mudah ditemukan, berlimpah dan murah, yaitu limbah tandan kosong kelapa sawit yang porsinya sangat besar di perkebunan kelapa sawit. Selain itu dengan menggunakan limbah tersebut kita juga turut mengupayakan pelestarian lingkungan dan membuat sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Dibutuhkan kerja sama dengan pihak pemerintah dan perusahaan untuk menghimbau kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit ini. Semua inovasi yang dibuat tentunya diawali dengan suatu hipotesa mengenai hasil. Rencana mengenai hasil yang dicapai adalah suatu penerapan dan penggunaan produk hasil inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan minat dan kesadaran masyarakat dalam pemanfaatandan pembuatan bioethanol dari tandan kosong kelapa sawit.

12

Page 13: Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku bioetanol denagan metode hidrolisis dan fermentasi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. Bioetanol Sebagai Energi Alternatif Yang Kompetitif. http://skadrongautama.blogspot.com Diakses 28 Oktober 2014.

Isroi. 2008. Potensi Biomassa Lignoselulosa di Indonesia Sebagai Bahan Baku Bioetnaol: Tandan Kosong Kelapa Sawit. http://isro.wordpress.com Diakses 29 Oktober 2014

Kusuma, Betaria. 2012. Pembuatan Bioetanol dari Limbah Sabut Kelapa dengan

Metodologi Fermentasi Ragi Tape. http://www.slideshare.net/riabetaria/proposal-

penelitian-pkm-1 Diakses 29 Oktober 2014

Manurung, M 2012, ‘Sakarifikasi dan Fermentasi Simultan (SFS) dari Limbah Ekstraksi Alginat untuk Pembuatan Bioetanol’, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53441?show=full Diakses 30 Oktober 2014

Prawita, Dewi. 2008. Mengolah Limbah Sawit Menjadi Bioetanol dan Kompos. http://blogs.unpad.ac.id Diakses 30 Oktober 2014

Shofinita, Dian. 2009. Bioetanol Generasi Kedua: Teknik pengkonversian

lignoselulosa. http:// http://majarimagazine.com/2009/02/bioetanol-generasi-

kedua/ Diakses 1 November 2014

Andayani, Rina. 2010. Pembuatan Bioetanol Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit

Melalui Proses Fungal Treatment Aspergillus niger dan Fermentasi oleh

Zymomonas mobilis. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-17188-2308201004-

Presentation.pdf Diakses 1 November 2014

Nuryanto, eka. 2008. Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Sumber Lignin. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/7285 Diakses 2 November 2014

13

Page 14: Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku bioetanol denagan metode hidrolisis dan fermentasi

CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri1 Nama lengkap (dengan gelar) Arif Hendrawan2 Jenis kelamin  Laki-laki3 Program studi  Teknik Kimia4 NPM 14065317635 Tempat tanggal lahir  Jakarta, 13 Agustus19966 E-mail  [email protected] Nomor telepon/HP  081932957252

B. Riwayat Pendidikan  SD SMP SMA

Nama Institusi  SD N Malaka Sari 03 Pagi

SMPN 252 Jakarta 

SMAN 12 Jakarta 

Jurusan  - -  IPA Tahun Masuk-Lulus 2002-2008  2008-2011  2011-2014 

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Peretemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

Tempat1  - - -

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1  - - -Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

14