PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL...

98
PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR ATAS AYAT-AYAT MUSIBAH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Ridwan Kusuma NIM. 1112034000011 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Transcript of PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL...

Page 1: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL-QUR’AN

DAN TAFSIR ATAS AYAT-AYAT MUSIBAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Ridwan Kusuma

NIM. 1112034000011

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

Pcmallaman Mahasiswa Tafsir Hadits atas Ayat‐ Ayat Musibah

Skripsi

Diajukm untuk Mmmuhi Persyaratan Mmpol*. Gelr SarjmaAgarra(S.Ae)

Oleh:

Ridwan Kuslllna

NIM.1112034000011

Di bawah bimbingan

Program Studi Ihnu AI-Qur'an dan TafsirFakultas Ushuluddin

Universitas lslm NegeriSVanftlidaVatullah

2A77

Page 3: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

LEMBAR PENGESAHAN

SIc‐ipsi dcngan judul“ Pemahaman Mahasiswa IImu Al‐Qur'an dan Tasir atas Ayat‐Ayat M[usibah"tclah dittikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin UIN Syttif

Hidayatt11lah Jakarta pada tanggal,9 Agustus 2017.

Anggota,

Sidang Munaqasyah

Sckcrtaris,

Anggota

Penguji T,

Ahad Rifqi Muchtar,MANIP.196908221997031002 1002

Pembimbing,

R/1oh.

Dr.Lilik~Ummi Kaltslll■

NIP.19711031999032001 1999032001

Penguji

NIP.197102

NIP 19720518 199803 1 003

Page 4: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

LERIBARAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Sklipsi ini mempakan hasil karya asli saya yang diajurkan untuk

memenuhi salah satu persyaratan rnempetoleh gelar strata I di Universitas

Islam Ncgcri Syalif Hidayatullah Jakarta

Sgrns'l s.,rrlber )'LlrE sa)r gumk'm ('a,\a'm ptru\\san rs\ tr\ah sryr

cantunrl<an sesuai dengan l<etentuan yang berlaku di UN Syarif

I Iidayatul 1ah Jal<arta

Jika dikemudian hari terbukti bahrva karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merLrpakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanl<si yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jal<arta.

2

3

Ciputat, 1 JuJt 2017

M. Ridwan Kirsuma

Page 5: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

i

ABSTRAK

“Pemahaman Mahasiswa Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir atas Ayat-Ayat

Musibah”

Ada banyak solusi yang dijelaskan al-Qur‟an apabila seorang beriman

sedang mengalami kebuntuan, salah satu solusi yang dijelaskan al-Qur‟an yaitu

ketika dilanda musibah. Musibah merupakan sebuah ujian atau peringatan yang

diberikan Allah SWT kepada umatnya untuk mengetahui seberapa besarkah

keimanan umatnya. Kuat lemahnya iman seorang itu dapat dilihat dari cara

mereka menyikapi musibah yang menimpa pada diri mereka. Solusi yang

dijelaskan dalam Sûrah al-Baqarah ayat 155-57 dan Sûrah al-Thaghabun ayat 11.

Adapun penelitin ini untuk melihat bagaimana relasi antara ayat al-Quran

dan solusi yang diberikan al-Qur‟an saat tertimpa musibah bagi mereka yang

sering membaca dan memahami ayat al-Qur‟an saat tertimpa musibah. Sasaran

dari penelitian ini yaitu mahasiswa Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir angkatan 2013.

Untuk mencari responden yang akan penulis teliti, penulis mengunakan metode

purposif sampling Secara teoretis, mereka sebenarnya relatif lebih siap karena

dibekali dengan mata kuliah yang mereka ambil dalam memahami ilmu al-

Qur‟an dan hadits, namun sikap penghayatan yang berangkat dari pengetahuan

teoretis tentu tidak bisa seragam ada di setiap mahasiswa. Belum lagi ada banyak

ragam musibah yang bisa menimpa seseorang dalam kehidupannya Di sini,

sedikitnya ada banyak ragam bentuk musibah yang biasanya menghampiri

mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

jiwa orang yang mereka sayangi.

Hasil penelitian ini bahwa mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir angkatan 2013 sudah menjadikan al-Qur‟an

sebagai pedoman, petunjuk atau solusi dalam kehidupan sehari-hari mereka serta

saat mereka mengalami musibah.

Page 6: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

ii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan alhamdulillahi rabb al-amin sebagai bentuk rasa

syukur penulis kehadirat Allah SWT, atas karunia rahmat, hidayah serta

mauanahnya yang telah memberikan kekuatan jasmani, rohani, taufik, rahmat dan

hidayahNya, serta kemudahan dan kesabaran dalam menghadapi berbagai

kesulitan dan cobaan dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam proses perjalanan

punlisan skripsi ini tentu banyak hal yang menyebabkaan kegalauan dan

kegundahan yang dialami oleh penulis. Hal ini karena banyak faktor, antara lain:

Desakan dari keluarga agar mempercepat menyelesaikan segala tugas yang

menjadi syarat wisuda, penulis paham betul maksud mereka. Melihat teman-

teman yang sudah selesai lebih awal juga menjadi salah satu sebab kegelisahan

penulis, sehingga penulis harus segera menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat berbingkiskan salam semoga tercurah limpahkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW, Rasul penutup para nabi, serta doa untuk

keluarga, sahabat, dan para pengikutnya diakhir zaman.

Skripsi ini merupakan satu diantara tugas yang harus diselesaikan dalam

rangka mendapatkan gelar Sarjana Agama Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir Universitas Islam Negri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Judul skripsi ini adalah “Pemahaman Mahasiswa Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir

Atas Ayat-ayat Musibah”, penulis menyadari banyak kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini sangat memerlukan perbaikan. Oleh karena itu penulis

membuka lebar-lebar kritikan dan saran yang bersifat konstruktif.

Penulis menyadari sepenuhnya, karya ini bisa terwujud karna hasil karya

seorang diri, namum tidak lain berkat dukungan moril dan materil yang telah rela

meluangkan waktu disela-sela kesibukanya. Untuk itu dengan segala kerendahan

hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof Dede Rosyada, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 7: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

iii

2. Prof. Dr. Masri Mansoer, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

beserta seluruh jajaranya.

3. Dr. Lilik Umi kaltsum, MA, dan Dra. Banun Binaningrum M. Pd, selaku

Ketua dan Sekertaris Jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir

4. Moh. Anwar Syarifuddin, MA, dosen Pembimbing penulis, serta guru

kehidupan penulis yang telah memberikan ilmunya, pengalaman serta

pengarahan kepada penulis

5. Dr. Eva Nugraha, M. Ag selaku dosen pembimbing akademik penulis yang

dari semester 1 telah memberikan ilmunya yang tanpa batas

6. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin yang telah memberikan dedikasinya

dalam mendidik penulis, memberikan ilmu, pengalaman serta pengarahan

kepada penulis dan telah memberikan pengetahuan bagi penulis selama jadi

mahasiswa

7. Kepada orang tua penulis, Ibu Maidarti doamu, nasehatmu, ketegasanmu,

marahmu, sedihmu, kerja kerasmu, ketabahanmu, kesabaranmu, rela susah

payah, semua ini agar anak-anaknya menjadi anak Shalih dan Shalihah.

Tugas anakmu ini baru dimulai setelah lulus S1 di UIN sebagai penyambung

hidup keluarga kita ini. Skripsi ko ambo persembahkan untuak ama

8. Kakak tersayangku Nila Kusuma Wati dan adik tercinta Melya Wati yang

tidak pernah bosan memberikan nasehat kepada penulis, dan kakak selalu

memberikan masukan nasehat materi maupun non materi dari awal kuliah

hingga akhir perkulihan.

Page 8: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

iv

9. Untuk Uda Ambo Sastra Uncu dan keluarganya di Bekasi nan alah banyak

memberikan nasehat dan motivasi.

10. Sahabat-sahabat salapiak sakatiduran ambo yang susah sanang basamo dalam

manjalani dunia perkuliahan Roni Zuli Putra S.H, Marfirozi S.Sos, Arruji

Yurma, Septian Dwittes S.H. Sanleo Hafiz S.Kom, Oktaviondri, Abdul Halim

S. Ag, Ruhul Amin S.Sos

11. Kawan-kawan TH A 2012 yang dari awal selalu berjuang bersama, walaupun

ada yang lebih awal tamat, semoga kita sukses selalu

12. Adiak-Adiak ambo KMM (Keluarga Mahasiswa Minangkabau) Dayat, Azmi

Fathoni, Fajri Ilhami, Fajri Agusta, Putra Kurnia, Khairun Nisaa,Inggrilia

Zaharatul Fadili, Qurrata Aini, Anna, Halimah. Serta seluruh anggota KMM

nan selalu memberikan penulis semangat.

13. Seluruh informan yang besedia meluangkan waktu untuk diwawancarai demi

mendukung kelancaran penulisan skripsi ini.

14. Seluruh pihak yang telah membantu proses kuliah penulis dan proses skripsi

ini yang tidak mungkin penulis sebut satu persatu

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Penulis

menyadari masih ada kekurangan dalam pelaksanaan skripsi ini. Untuk itu,

penulis menerima segala saran dan kritikan demi perbaikan dan kemajuan

penelitian dimasa mendatang. Terima kasih.

JAZAKUMULLAH AHSANAL JAZA

Ciputat, 7 Juli 2017

M. Ridwan Kusuma

Page 9: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

v

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman

pada buku pedoman penulisan skripsi yang terdapat dalam buku Pedoman

Akademik Program Strata 1 tahun 2013-2014 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

a. Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

tidak dilambangkan

B Be

T Te

Ts te dan es

J Je

H ha dengan garis di bawah

Kh ka dan ha

D de

Dz de dan zet

R er

Z zet

S es

Sy es dan ye

S es dengan garis di bawah

D de dengan garis di bawah

T te dengan garis di bawah

Z zet dengan garis di bawah

´ koma terbalik di atas hadap kanan

Gh ge dan ha

F ef

Q ki

K ka

Page 10: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

vi

L el

M em

N en

W we

H ha

apostrof

Y ye

b. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal dalam bahasa Indonesia,

terdiri dari vocal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau

diftong. Untuk vocal tunggal, ketentuan alihaksaranya adalah sebagai

berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

a fathah

i kasrah

u dammah

Ada pun untuk vokal rangkap, ketentuan alihaksaranya adalah

sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ai a dan i

au a dan u

Page 11: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

vii

Vokal Panjang

Ketentuan alihaksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa

Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

TandaVokal Arab TandaVokal Latin Keterangan

â a dengantopi di atas

î i dengantopi di atas

û u dengantopi di atas

Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam system aksara Arab dilambangkan

dengan huruf, yaitu ال, dialihaksarakan menjadi hurup /l/, baik diikuti

huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-

rijâl, al-diwân bukan ad-diwân.

Syaddah(Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam system tulisan Arab

dilambangkan dengan sebuah tanda (), dalam alihaksara ini dilambangkan

dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda

syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima

tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-

huruf syamsiyyah. Misalnya, kata الضرورة tidak ditulis ad-darûrah

melainkan al-darûrah, demikian seterusnya.

Ta Marbûtah

Page 12: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

viii

Berkaitan dengan alihaksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat

pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan

menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku

jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2).

Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka

huruf tersebut dialihaksarakan menja dihuruf /t/ (lihat contoh 3).

Contoh:

No TandaVokal Latin Keterangan

1 tarîqah

2 al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah

3 Wahdat al-wujûd

Huruf Kapital

Meski pun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal,

dalam alihaksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan

mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan

(EYD) bahasa Indonesia, antara lain untuk menuliskan permulaan kalimat,

huruf awal, nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting

diperhatikan, jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang

ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan

huruf awal atau kata sandangnya. (Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan

Abû Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi).

Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat

diterapkan dalam alihaksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak

Page 13: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

ix

miring (italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EYD, judul buku itu

ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alihaksaranya.

Demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang

berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan

meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis

Abdussamad al-Palimbani, tidak „Abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin

al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânirî.

Page 14: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

x

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5

C. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

F. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7

G. Metode Penelitian........................................................................ 8

H. Sistematika Penelitian ................................................................. 10

BAB II: HAKIKAT MUSIBAH MENURUT AL-QUR’AN DAN TAFSIRAN

AYAT-AYAT MUSIBAH

A. Pengertian Musibah ..................................................................... 12

1. Defenisi Musibah ............................................................12

2. Pendapat Ulama Tentang Musibah .................................13

3. Kata-Kata Yang Semakna Dengan Musibah...................14

4. Munasabah Ayat-Ayat Tentang Musibah .......................16

5. Cara Menyikapi Musibah ................................................23

Page 15: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

xi

B. Pandangan Mufassir Terhadap Sûrah Al-Baqarah Ayat 156-157

dan Sûrah Al-Taghâbun Ayat 11................................................. 27

1. Sûrah Al-Baqarah Ayat 155-157 .....................................27

2. Sûrah Al-Thagabun Ayat 11 ...........................................29

BAB III: PROFIL MAHASISWA FAKULTAS USHULUDDIN

A. Sejarah Fakultas Ushuluddin Jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................................................. 31

B. Deskripsi Responden ................................................................... 34

BAB IV: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

ATAS AYAT-AYAT MUSIBAH

A. Mengalami Musibah ..................................................................... 37

B. Penerimaan Terhadap Musibah .................................................... 43

C. Pemahaman Mahasiswa terhadap Ayat-ayat Musibah ................. 47

D. Rujukan dan Signifikansi Tafsir .................................................. 52

E. Problematika dan Solusi ............................................................... 54

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 58

B. Saran ............................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi orang yang bertakwa yang mana

tidak ada keraguaan dari kandungan al-Qur’an,1 penerang,

2 al-Furqân (pemisah),

3

mau’izah (penasehat).4 Sebagai kitab petunjuk yang diturunkan dari pencipta

manusia, al-Qur’an berisi petunjuk yang paling sesuai bagi kehidupan manusia.

Manusia akan memperoleh kesuksesan hidup apabila mengikuti petunjuk al-

Qur’an. Sebaliknya, manusia akan terjerumus dalam kesesatan apabila

mengabaikan al-Qur’an.

Salah satu hukum dan ketentuan Allah bagi semua makhluk-Nya adalah

ditetapkannya ujian dan cobaan bagi mereka. Sudah menjadi tabiat kehidupan

dunia dan kehidupan manusia bila manusia tidak akan pernah lepas dari musibah

yang menghampirinya ataupun kesulitan yang melilitnya.5 Sebagaimana firman

Allah:

ىت وٱنأزض ف ستة أبو بهىكى وهى ٱنري خهق ٱنس بء ن عسشهۥ عهى ٱن وكب

مأكى أحس كفسوا ع ٱنر قىن ىت ن ي بعد ٱن ا ونئ قهث إكى يبعىثى

٧يب سحس إ هرا إنب

“Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan

arsyi (singgahan)-Nya di atas air agar dia menguji siapakah diantara kamu yang

lebih baik amalnya. Jika engkau berkata (kepada penduduk Mekkah),

1 Quraish Shihab, Al-Qur’an dan Maknanya (Banten: Lentera Hati, 2013), h. 2

2 Sayyid Ibrahim, Tafsir Fathul Qadir Tahqiq dan Takhrij (Jakarta: Pustaka Azzam, t.t), h.

529 3 Al-Furqan/ 25: 1

4 An-Nur/ 24: 34

5 Ahzami Samiun Jazuli, Kehidupan Dalam Pandangan Al-Qur’an (Jakarta: Gemainsani,

2006), h. 101

Page 17: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

2

sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati, niscaya orang-orang kafir

itu berkata,”ini hanyalah sihir yang nyata”6

Dalam al-Qur’an sangat banyak menjelaskan mengenai musibah. Musibah

merupakan sebuah ujian atau peringatan yang diberikan Allah SWT kepada

umatnya untuk mengetahui seberapa besarkah keimanan umat-Nya. Kuat

lemahnya iman seorang itu dapat dilihat dari cara mereka menyikapi musibah

yang menimpa pada diri mereka. Adapun menurut beberapa mufassir mengenai

musibah, Hamka dalam kitabnya mengatakan bahwa musibah adalah bencana,

baik bencana besar yang terjadi pada alam, seperti gunung meletus, banjir, gempa

bumi, maupun bencana kecil yang terjadi pada manusia seperti sakit dan

tenggelam.7 Sedangkan menurut Imam al-Baidhawî, musibah adalah semua

kemalangan yang dibenci dan menimpa umat manusia.8 Syaikh Muhammad Ali

Ash-Shabuni dalam kitabnya mengatakan bahwa musibah adalah semua peristiwa

yang menyedihkan dan menyakitkan orang mukmin, baik itu berupa kehilangan

harta benda atau penuyakit yang ringan dan berat maupun ditinggal oleh orang-

orang yang dicintai. 9

Di sisi lain musibah juga dapat menyebabkan seorang hamba berdoa dengan

sungguh-sungguh atau semakin dekat dengan Rabbnya. Dengan kembali kepada

Allah (inâbah) seorang hamba akan merasakan manisnya iman, yang lebih nikmat

dari lenyapnya penyakit yang diderita. Apabila seseorang ditimpa musibah baik

6 Ahzami Samiun Jazuli, Kehidupan Dalam Pandangan Al-Qur’an (Jakarta: Gemainsani,

2006), h. 101 7 Hamka, Tafsir Al-Azhaz Juz XXVII (Jakarta: Pustaka Panjimas, t.t), h. 299

8 Imam al-Baidhawî, tafsir al-Baidawî (Beirut: Dar al-Fikr, t.t), juz 1, h. 431

9 Muhammad Ali Ash-Shabuni, Shafwatut Tafasir, Terj. Yasin (Jakarta: Pustaka Al-Kausar,

2011), jilid I, Cet I, h. 202

Page 18: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

3

berupa kefakiran, penyakit dan lainya maka hendaknya berdo’a.10

Allah SWT

menganjurkan umatnya ketika tertimpa musibah baik kecil maupun besar untuk

membaca kalimat istirja’ (pernyataan kembali kepada Allah SWT) yang berbunyi

Innâlillahi wa innâ ilaihi râaji’ûn. Sebagaimana firman Allah SWT:

انأيىال انخىف وانجىع وقص ي ء ي بهىكى بش سات ون فس وانث وانأ

ا ٥١١ ٲوبشس انصببس إذا أصبتهى يصبة نر قبنىا إب نهه وإب إنه زجعى

ة عههى صهىت أونئك ٥١١ وأونئك هى ي زبهى وزح هتدو ٥١٧ ٱن

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit

ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah

berita gembira kepada orang-orang yang sabar(155). Yaitu orang-orang yang

apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan Innalillahi wa Inna ilaihi

raaji’un. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat

dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk

(156). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari

Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (157).

(QS. Al-Baqarah: 155-157)11

Menurut Syaikh Abdur Rahman al-Sa’di dalam tafsirnya menyatakan

,”Allah SWT memberitahukan, bahwa Dia pasti akan menguji para hamba-Nya

dengan bencana-bencana. Agar menjadi jelas siapa (diantara) hamba itu yang

sejati dan pendusta, yang sabar dan berkeluh-kesah. Ini adalah ketetapan Allah

atas hamba-Nya. Seandainya kebahagiaan selalu menyertai kaum mukmin, tidak

ada bencana yang menimpa mereka, niscaya terjadi percampuran, tidak ada

pemisah dengan orang-orang tidak baik. Kejadian ini merupakan kerusakan

10

Fariq Bin Qaasim, “Hikmah Dibalik Musibah,” artikel diakses pada 15 maret 2017 dari

https://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/single/id_hikmah_dibalik_musibah.pdf. html 11

Al-Baqarah/ 2: 157-157

Page 19: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

4

tersendiri. Sifat hikmah Allah menggariskan adanya pemisah antara orang-orang

baik dengan orang yang jelek. 12

Di lain ayat juga menjelaskan musibah datang atas seiizin Allah, barang

siapa yang beriman maka Allah akan memerikan petunjuk kepada hati hamba-

Nya. Sebagaimana firman Allah dalam Sûrah al-Taghâbun ayat 11:

يب بكم شء ٱنههو ۥهد قهبه ٲنههوي ؤي ب ٱنههأصبة ي يصبة إنب بئذ

٥٥ عهى

“Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan

izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan

memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala

sesuatu.”(QS. al-Taghâbun)13

Menurut Quraish Shihab, hakikat yang diungkap oleh ayat di atas adalah

sebagai hakikat iman yang menjadi bahasan tentang iman yang merupakan ajakan

al-Qur’an. Iman tersebut adalah mengembalikan segala sesuatu kepada Allah swt

dan bahwa tidak ada yang menimpa seseorang baik atau buruk kecuali atas izin

Allah swt. Dengan demikian, seseorang akan merasa “tangan Tuhan” pada setiap

peristiwa yang terjadi dan melihat “tangan”-Nya pada setiap gerak sehingga

tenanglah hatinya terhadap apa yang menimpanya, baik kesulitan maupun

kesenangan. Ia bersabar dalam kesulitan dan bersyukur dalam kesenangan.14

Berangkat dari beberapa argumen tersebut, penulis fokus melakukan

penelitian pada mahasiswa Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits UIN

12

Media Islam Salafiyyah, “sabar saat tertimpa bencana meluruskan aqidah,” artikel

diakses pada 27 maret 2017 dari https://almanhaj.or.id/2881-sabar-saat-tertimpa-bencana-

meluruskan-aqidah. html 13

Al-Taghâbun ayat 11 14

Ainur Rozin, ”Penafsiran Ayat-Ayat Musibah dalam Al-Qur’an (Studi Analisis

Penafsiran M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah),” (skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan

Humaniora, Universitas Islam Negri Walisonggo 2015), h. 81

Page 20: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

5

Jakarta yang secara umum mengkaji nilai-nilai al-Qur’an serta fungsinya bagi

kehidupan. Untuk melihat faktor apa sebenarnya yang membuat al-Qur’an hadir

secara fungsional bagi kehidupan mahasiswa ketika tertimpa musibah. Sehingga

penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “pemahaman mahasiswa tafsir

hadits atas ayat-ayat musibah (studi kasus mahasiswa tafsir hadis)”

B. Identifikasi Masalah

Untuk itu penulis menganggap perlu untuk membahas ayat-ayat apa saja yang

berhubungan dengan musibah yang ada dalam al-Qur’an serta solusi menurut al-

Qur’an. Dalam hal ini penulis memfokuskan pada permasalahan-permasalahan

mahasiswa UIN Jakarta Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis yang mana

secara umum mereka mempelajari dan memahami al-Qur’an, Karena tidak semua

orang yang mempelajari dan memahami al-Qur’an secara teoritis bisa merasakan

fungsi al-Qur’an bagi kehidupan mereka. Diantara sejumlah mahasiswa di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, mahasiswa Tafsir Hadits-lah yang secara akademik

belajar memahami al-Qur’an, dengan sejauh matakuliah yang wajib mereka ambil.

Hanya saja penelusuran awal penulis menunjukkan bahwa tidak semua yang

mempelajari al-Qur’an akan dengan serta merta perilakunya sesuai al-Qur’an,

contoh dalam menghadapi musibah dan cobaan.15

Oleh karena itu timbul

pertanyaan mengapa pengetahuan normatif terhadap al-Qur’an tidak mampu

membawa manusia merasakan fungsi al-Qur’an itu sendiri.

15

Wawancara Pribadi dengan Mahasiswa Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits UIN Jakarta,

19 februari 2017

Page 21: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

6

C. Batasan dan Rumusan Masalah

Penelitian ini tentang pemahaman mahasiswa Tafsir Hadits terhadap ayat

musibah. Di dalam al-Qur’an ada beberapa kata musibah antara lain yaitu

musibah, bala’, azab, dan fitnah disebutkan sebanyak 76 kali, sedangkan ayat-ayat

musibah di dalam al-Qur’an disebutkan sebanyak 10 kali. 16

Adapun batasannya

adalah ini akan dibatasi dengan meneliti ayat al-Qur’an Sûrah al-Baqarah ayat

155-157 dan Sûrah al-Taghâbun ayat 11.

1. Sûrah al-Baqarah ayat 155-157

2. Sûrah al-Taghâbun ayat 11

3. Adapun objek penelitian hanya mahasiswa tafsir hadits angkatan 2013

Agar lebih terarah pembahasan ini maka penulis merumuskan permasalahan

yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah: bagaimana pemahaman mahasiswa

Tafsir Hadits terhadap ayat-ayat musibah serta aplikasi dalam kehidupan mereka

ketika tertimpa musibah?

D. Tujuan Penelitian

Subjek aktifitas yang ditulis oleh seseorang pasti memiliki tujuan tersendiri,

demikian pula halnya dalam pembahasan judul ini penulis mempunyai tujuan

tertentu pula. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pemahaman dan pengamalan mahasiswa Tafsir Hadits dalam

menyikapi musibah

16

Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta, Lentera Hati, 2004), h. 616

Page 22: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

7

2. Untuk menerangkan tafsiran Sûrah al-Baqarah ayat 155 dan Sûrah al-Taghâbun

ayat 11

3. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Agama pada jurusan Tafsir

Hadits Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Diharapkan dari hasil penelitian ini akan menambah khazanah pengetahuan

pembaca tentang ayat-ayat musibah khususnya Sûrah al-Baqarah ayat 155 dan

al-Taghâbun ayat 11

2. Diharapkan dari hasil penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca yang ingin

mengetahui pemahaman dan respons mahasiswa yang belajar tafsir secara

formal terhadap musibah yang mereka alami

F. Tinjauan Pustaka

Penulis hanya menemukan beberapa tulisan yang bentuk skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang hanya membahas tentang musibah, diantaranya:

1. Musibah Dalam Al-Qur’an: Studi komparatif penafsiran sayyid

qutb dan ibnu katsir atas Sûrah Al-Hadid ayat 22 dan 23, karya

Mutmainnah, 2010, sebuah skripsi yang menjelaskan musibah-musibah

menurut dua tokoh ulama.

2. Perspektif Al-Qur’an Tentang Musibah (Telaah Tafsir Tematik

Tentang Ayat-Ayat Musibah), karya Ade Tis’a Subarata, 2011, Fakultas

Page 23: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

8

ushuluddin Jurusan Tafsir hadits UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam

skripsi ini lebih banyak membahas musibah secara keseluruhan atau umum.

3. Musibah Menurut Kajian Sûrah Al-Baqarah ayat 155-157, karya

Layli, 2003, Fakultas Ushuluddin dan filsafat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Dalam skripsi ini lebih banyak membahas tentang bentuk-bentuk

musibah sebagaimana yang di jelaskan dalam Sûrah al-Baqarah.

4. Penafsiran Ayat-Ayat Musibah Dalam Al-Qur’an (studi analisis

penafsiran M. Quraish dalam Tafsir Al-Misbah), karya Ainur Rozin, 2015,

Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisonggo Semarang. Dalam

skripsi ini hanya fokus pada pemikiran Quraish Shihab mengenai ayat-ayat

musibah

5. Penafsiran Ayat-Ayat Musibah Menurut Hamka dan M. Qurais

Shiha, karya M. Tohir, 2011, Fakultas Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

Yogjakarta. Dalam tesis ini hanya menjelaskan pandangan dua ulama

tentang musibah yaitu Buya Hamka dan M. Quraish Shihab.

Pembahasan skripsi di atas menjelaskan beberapa tentang musibah, akan

tetapi yang membedakan serta skripsi ini layak diangkat yaitu mencoba

menjelaskan atau mengetahui sejauh manakah pemahaman mahasiswa Fakultas

Tafsir Hadits terhadap pengaruh al-Qur’an bagi kehidupan.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian Kualitatif adalah suatu metode

yang digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian pada

Page 24: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

9

suatu saat tertentu atau mencakup penelaahan dan pengungkapan berdasarkan

persepsi untuk memperoleh pemahaman fenomena sosial dan kemanusiaan.17

Adapun sumbernya yaitu dari kitab-kitab mufassir yang ada hubungannya dengan

yang akan penulis bahas.

2. Metode pengumpulan data

Penulis mengunakan teknik Purposif Sampling, Purposif Sampling adalah

suatu teknik sampling yang dipilih secara acak, cara ini dapat diambil bila analisa

penelitian cenderung bersifat deskriptif atau bersifat umum. Setiap unsur populasi

harus memilik kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel atau teknik

pengambilan sample berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. 18

untuk merealisasi

teknik tersebut penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara

Teknik adalah teknik memperoleh informasi secara langsung melalui

permintaan keterangan-keterangan kepada pihal pertama yang dipandang

pertanyaan yang diajukan. Mereka yang dilakukan melalui wawancara ini disebut

responden. Datanya berupa jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan. Untuk memperoleh informasi itu biasanya diajukan seperangkat

pertanyaan atau pernyataan yang tersusun dalam daftar.19

17

Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: Ghalia Indonesia,

2004), h, 10 18

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009), h.

187 19

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta,

2009), h. 101

Page 25: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

10

3. Lokasi dan waktu penilitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di Universitas Islam Negri

Syarif Hidayatullah mahasiswa Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir Hadist,.

Sedangkan waktu yang ditempuh untuk penelitian ini dilaksanakan selama Bulan

1 April sampai 1 mei 2017

4. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini mengacu kepada

“Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, penulis membagi

pembahasannya menjadi beberapa bab dengan sistimatika sebagai berikut:

Bab pertama adalah pendahuluan, dimana diuraikan latar belakang masalah,

perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian,

metode penelitian, teknik analisa data, tinjauan pustaka, serta sistematika

penulisan.

Bab kedua adalah memaparkan pengertian musibah, pendapat ulama tentang

musibah, macam-macam musibah, cara menyikapi musibah, serta pandangan

mufassir atas ayat musibah.

Bab ketiga memaparkan tentang profil singkat Fakultas Ushuluddin, dan

Deskripsi Responden.

Page 26: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

11

Bab keempat pada bab ini penulis akan menjelaskan bagaiman mahasiswa

mengalami musibah, penerimaan terhadap musibah, pemahaman terhadap ayat-

ayat musibah, rujukan dan signifikansi tafsir, problematika dan tafsir.

Bab kelima, merupakan bab penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran

yang di sertai daftar pustaka dan lampiran-lampiran

Page 27: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

12

BAB II

HAKIKAT MUSIBAH MENURUT AL-QUR’AN DAN TAFSIRAN AYAT-

AYAT MUSIBAH

A. Pengertian Musibah

1. Defenisi Musibah

Makna kata musibah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ada dua makna

yang pertama adalah kejadian (peristiwa) menyedihkan yang menimpa. Kedua

yaitu malapetaka, bencana, segala peristiwa dan kejadian menyedihkan yang

menimpa manusa baik berupa banjir, kebakaran, gempa dan lain-lainnya.

Peristiwa-pertistiwa tersebut dapat menimbulkan kerugian berupa harta benda,

kemalangan, maupun kejiwaan setiap yang mengalaminya.1 Sedangkan musibah

dalam bahasa Arab berasal dari kata musibah (arab) atau kata dasar yang terdiri

dari huruf sad, wau dan ba’ sawaba yang mempunyai arti atau lemparan.2

sedangkan musibah menurut bahasa Inggris berasal dari kata disaster. Sedangkan

kata tersebut berasal dari bahasa Yunani, disastro, dis berarti (jelek/buruk) dan

astro yang berarti peristiwa jatuhnya bintang-bintang ke Bumi.3

1 Syarif Hade Masyah, Lewati Musibah Raih Kebahagiaan (Jakarta: Mizan Publika,

2007), h. 4 2 Al-Rahib al-Asfahani, Mu’jam Mufraddat fi aifadz al-Qur’an (Beirut: dar al-kutub al-

„ilmiyah, 2004), h. 322 3 Muhammad, Manfaat Ketawa, artikel ini diakses pada tanggal pada 12 mei 2017 dari

https://naifu.wordpress.com/2010/06/22/manfaat-ketawa/.hmtl

Page 28: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

13

2. Pendapat Ulama Tentang Musibah

A. Pandangan ulama modern mengenai musibah

Menurut Hamka dalam kitabnya mengklasifikasikan musibah dalam dua

kelompok musibah besar dan musibah kecil, musibah besar seperti bencana, baik

bencana besar yang terjadi pada alam, seperti gunung meletus, banjir, gempa

bumi, sedang kan musibah kecil adalah bencana kecil yang terjadi pada manusia

seperti sakit dan tenggelam.4

Ahmad Mustafa al-Maraghi menyatakan bahwa musibah adalah semua

peristiwa yang menyedihkan, seperti meninggalkan seorang yang dicintai dan

disayangi, kehilangan harta benda seperti rumah, harta, atau segala penyakit yang

menimpa seseorang baik ringan maupun berat.5 Sedangkan menurut M. Quraish

Shihab dalam kitabnya mengatakan bahwa musibah adalah ujian berat yang

menimpa seorang atau orang banyak.6

B. Ulama Tasawuf

Menurut Yudi Efendi dalam bukunya, Imam Al-Ghazâlî mengatakan bahwa

musibah adalah segala kendala yang disebabkan oleh manusia sendiri berupa

kesulitan dalam hidup yang menimpa diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena

itu, tidak ada cara lain agar kita selamat dari musibah selain selalu dekat dengan

Allah. Sebab, hanya Allahlah yang Maha Berkehendak apakah seseorang akan

tertimpa musibah atau tidak.7

4 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz XXVII (Jakarta: Pustaka Panjimas, t.t), h. 299

5 Ahmad Mustafa al-Maraghî, Tafsir al-Maraghî, terj. Anshori U. Sitanggal, Hely Noer

Aly, Bahrun Abu Bakar (Semarang: PT Karya Toha Putra, 1992), juz I, cetII, h. 33 6 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, vol I (Jakarta: Lentera hati, 2000), h. 34

7 Yudy Efendi, Sabar dan Syukur Rahasia Meraih Hidup Super Sukses (Jakarta: Qultum

Media, 2012), h. 160

Page 29: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

14

C. Ulama Fiqh

Dalam skripsinya Mutmainah, Al-Qurtubi mengatakan bahwa musibah

adalah segala sesuatu yang tidak diinginkan oleh orang mukmin dan itu

merupakan bencana baginya.8

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa musibah itu adalah suatu

kejadian yang tidak diinginkan atau tidak dikehendaki yang terjadi diluar dugaan

manusia berupa kesusahan atau yang merugikan diri sendiri khususnya. Pada

umumnya semua manusia mengangap bahwa musibah itu sebagai hal yang buruk,

akan tetapi hikmah dibalik itu semua dapat diambil sebagai pelajaran.

3. Kata-Kata yang Semakna dengan Musibah

Ada beberapa istilah yang digunakan al-Qur‟an untuk menunjukkan

sesuatu yang tidak disenangi dan menyatakan bencana yang menimpa manusia.

Antara lain yaitu musibah, bala‟, azab, dan fitnah.9

a. Musibah yaitu sesuatu yang tidak menyenangkan yang menimpa setiap

manusia

b. Secara bahasa bala‟ adalah al-ikhtibar (ujian) atau dalam al-Qur‟an bala‟

digunakan untuk mengambarkan ujian berupa kebaikan maupun

keburukan. Kata bala’ ditemukan dalam al-Qur‟an sebanyak 6 kali

disamping bentuk kata lainnya yang seakar. Kata bala‟ dalam kosa kata

bahasa Arab dan juga kata ibtilaa’ berakar dari satu kata yang sama dan

8 Mutmainah, “Musibah Dalam al-Qur’an studi komperatif penafsiran Sayyid Qutb dan

Ibnu Katsir atas Sûrah al-Hadid ayat 22,” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat,

Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), h. 33 9 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an Jilid 2 (Tangerang, Lentera Hati,2010), h.

772

Page 30: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

15

bermakna ujian dan cobaan. Kedua kata tersebut berasal dari gramatikal

Arab, yaitu bala’, yabluu atau jarrabahu; yang bermakna uji-menguji.

Akar kata ini pada mulanya berarti nyata/tampak, 10

seperti firman Allah

yauma tubla’ as-Sara’ir (رجي اىسشا ئش ) , yakni pada hari kiamat akan

ditampakkan rahasia-rahasia (QS. at-Thâriq [86]: 9). Namun, makna

tersebut berkembang sehingga berarti ujian yang dapt menampakkan

kualitas keimanan seseorang. Dari 37 ayat yang mengunakan kata bala’

dalam berbagai bentuknya diperoleh beberapa hakikat berikut11

:

Bala‟/ujian adalah keniscayaan hidup. Itu dilakukan Allah, tanpa

keterlibatan yang diuji dalam menentukan cara dan bentuk ujian itu

(sebagaimana halnya setiap ujian). Yang menetukan cara, waktu, dan

bentuk ujian adalah Allah SWT. Yang terdapat dalam Sûrah al-Mulk/

68:2.12

Aneka ujian yang merupakan keniscayaan hidup itu, yang

dijelaskan dalam Sûrah al-Baqarah ayat 155.13

Anugrah yang berupa ujian,

yang jelaskan Allah dalam Sûrah al-Fajr/ 89: 15-17. Bala’/ ujian yang

menimpa sesorang dapat cara Allah mengampuni dosa, menyucikan jiwa

dan meninggikan derjatnya. Yaitu dalam perang uhud tidak kurang dari

tujuh puluh orang sahabat Nabi SAW, yang gugur.

c. Kata Fitnah terambil dari dari akar kata yang berarti membakar. Pandai

emas membakar emas untuk mengetahui kualitasnya. Serta dalam al-

10 Ahzami Samiun Jazuli, Kehidupan Dalam Pandangan al-Qur’an (Depok: Gema

Insani, 2014), h. 102 11

M. Quraish Shihab, Menaburkan Pesan Ilahi (Jakarta, Lentera Hati, 2006), h. 397-399 12

Sûrah Al-Mulk/67:2 13

M. Quraish Shihab, Menaburkan Pesan Ilahi (Jakarta, Lentera Hati, 2006), h. 398

Page 31: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

16

Qur‟an fitnah digunakan dalam beberapa makna antara lain ujian, godaan,

kekacauan, penganiyaan, kebigungan. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia kata ini diarikan sebagai”Perkataan yang bermaksud

menjelekkan orang.” Tetapi al-Qur‟an tidak sekalipun mengunakannya

dengan makna tersebut. Kitab suci ini pada umumnya menggunakannya

dalam arti siksa atau adzab. Adzab secara bahasa yaitu peringatan dan

hukuman, dalam al-Qur‟an kata adzab biasanya digunakan dalam konteks

hukaman atau siksaan kelak di hari akhir yang mana Allah memberikannya

kepada orang-orang yang ingkar dan orang yang tidak mengimani-Nya. 14

Dari ayat-ayat di atas dapat disimpulkan musibah setiap manusia pasti

mengalami musibah. Bala’ ada yang berupa ujian yang menyenangkan dan tidak

yang datang dari Allah untuk hamba-hambanya yang sedikit melenceng,

sedangkan adzab atau fitnah bagi orang-orang yang kufur yang mana mereka tidak

mengimani Allah dan Rasulnya.

4. Munasabah Ayat-Ayat Tentang Musibah

Dalam al-Qur‟an terdapat sepuluh ayat yang menggunakan bentuk kata

musibah.15

Berikut ayat-ayat musibah

1. Sûrah al-Qashash: 47

ب سسه فقىا سثب ىىب أسسيذ إى ذ أذ ب قذ صجخ ث ا ىىب أ رصج

ؤ ٱى ن زجع ءازل ٤ف

“Dan agar mereka tidak mengatakan ketika azab menimpa mereka

disebabkan apa yang mereka kerjakan: Ya Allah kami, mengapa Engkau tidak

14

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an Jilid 2 (Jakarta: Lentera Hati, 2010), h.

778 15

M. Quraish Shihab, Menaburkan Pesan Ilahi (Jakarta, Lentera Hati, 2006), h. 394

Page 32: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

17

mengutus seorang Rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau dan

jadikanlah kami termasuk orang-orang mukmin”. (QS. Al-Qashash: 47)16

Al-Maraghi menjelaskan musibah dalam ayat ini yaitu berupa azab, baik di

dunia maupun di akhirat. Pada ayat diatas al-Maraghî menjelaskan tentang

pengutusan Nabi Muhammad kepada orang kafir untuk mematahkan alasan

mereka, sehingga apabila siksaan Allah datang, maka mereka tidak akan

mendapatkan hujjah lagi. Sebelum Allah mengutus Nabi Muhammad, orang-

orang kafir ketika ditimpa azab berdalih dengan diutusnya seorang Nabi untuk

diikuti dan diimani. Musibah yang menimpa orang-orang kafir Quraisyy yang

membuat mereka menyesali perbuatannya di akhirat.17

2. Sûrah al-Syu‟raâ: 30

صجخ ب أصجن عفا ع مثش ب مسجذ أذن فج

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh

perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari

kesalahan-kesalahanmu”.)18

Dalam jurnal Andri Nirwana, Al-Maraghi menafsirkan bahwa musibah-

musibah di dunia yang menimpa manusia tidak lain sebagai hukuman atas dosa-

dosa yang telah mereka lakukan. Namun Allah memaafkan manusia atas

kejahatan yang telah di lakukan dengan tidak menghukum atas semua kejahatan-

kejahatan tersebut. Allah menjadikan dosa sebagai sebab-sebab yang

menghasilkan akibat. Misalnya peminum khamar akan ditimpa banyak penyakit

jasmani maupun akal di dunia, penyakit itu merupakan salah satu bekas dari dosa

yang dilakukan. Namun hukuman yang menimpa individu-individu di dunia ini

16

Al- Qashash/28: 47 17

Al-Maraghî, Tafsir al-Maraghî, jil 7, h. 176 18

Al-Syu‟raâ / 26: 30

Page 33: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

18

tidaklah bersifat umum. Karena sering pula seorang pemabûk yang kecanduan,

ternyata tidak ditimpa satu penyakit pun akibat perbuatan. Sering juga didapatkan

seorang pedagang berkhianat, ternyata tidak ditimpa kerugian dalam

perdagangannya. Dalam keadaan demikian, maka hukuman bagi masing-masing

dari keduanya ditangguhkan sampai hari hisab.19

3. Sûrah al-Baqarah: 155-157

فس اىأ اه اىأ قص اىجع ف اىخ ء ثش ن جي شاد ى اىث

ا ٲثشش اىصبثش صجخ ىز إرا أصجز سجع إب إى ا إب ىي قبى

ىئل د أ صي خ عي سح سث ىئل أ زذ ٤ ٱىDan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,

kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita

gembira kepada orang-orang yang sabar(155). Yaitu orang-orang yang apabila

ditimpa musibah, mereka mengucapkan Innâlillahi wa innâ ilaihi râaji’ûn.

Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan

mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (156). Mereka

itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka

dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (157). (QS. Al-Baqarah:

155-157)20

Allah SWT menyebutkan berbagai macam musibah yang akan ditimpakan

kepada manusia sebagai ujian dalam kehidupan di dunia seperti, kelaparan,

kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Barangsiapa yang bersabar, niscaya

Allah akan membalasnya. Dan barangsiapa yang berputus asa, niscaya Allah akan

menimpakan hukuman kepadanya. Oleh karena itu Allah berfirman. “dan

berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. Maksud dari kata

berikanlah berita gembira kepada orang yang bersabar bahwa Allah akan

19

Andri Nirwana, “Musibah dalam Perspektif al-Qur’an”, h. 145 20

Al-Baqarah/ 2: 155-157

Page 34: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

19

memberikan pahala yang berlimpa kepada hambanya yang bersabar saat tertimpa

musibah.21

4. Sûrah Ali-Imran: 165

ب ى صجخ أ أصجزن عذ أفسن إ زا قو ب قيز أ ثي قذ أصجز

قذش عي مو شء ٱىي“Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud),

padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-

musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: “Dari mana datangnya

(kekalahan) ini? “ Katakanlah: “itu dari kesalahan dirimu sendiri”.

sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas sesuatu”. (QS. Ali Imran:165) 22

Ayat tersebut menjelaskan kekalahan umat Islam dalam perang Uhud dan

kekalahan orang kafir Quraisy dalam perang Badar. Ketika tujuh puluh pasukan

umat Islam terbunuh diperang Uhud, dan umat Islam kalah, mereka saling

bertanya, mengapa mereka kalah. Tuhan memberitahu mereka bahwa mereka

telah mengalahkan musuh sebesar dua kali lipat dalam perang badar ditahun

sebelumnya. Mereka membunuh tujuh puluh orang dari mereka dan menangkap

tujuh puluh orang juga. selain itu, kekalahan mereka disebabkan oleh perpecahan

dan kurangnya semangat mereka, dan karena tidak patuh kepada pimpinan.23

5. Sûrah al-Nisaa‟: 62

ث فنف جبءك حيف ث ذ أذ ب قذ صجخ ث إرا أصجز ب إىب ٲىي إ أسد

رفقبإحس ا “Maka bagaimana halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa

sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka

datang kepadamu sambil bersumpah: “Demi Allah, kami sekali-kali tidak

21

Syaik Ahmad Syakir, Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir (Jakarta: Darus Sunnah, 2014), jilid

1, h. 439 22

M. Quraish Shihab, Al-Qur’an dan Maknanya (Tanggerang, Lentera Hati, 2010), h. 50 23

Allamah Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an (Jakarta, Al-Huda, 2003), h. 383

Page 35: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

20

menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna”.

(QS. al-Nisaa’: 62)24

Musibah ini menimpa mereka orang munafik disebabkan terungkapnya

rahasia mereka di tengah Jama‟ah Muslim pada masa itu, sehingga mereka

akhirnya terancam disisihkan, direndahkan dan diblokade di tengah masyarakat

muslim. Sebab masyarakat muslim tidak kuat lagi melihat adanya kelompok

orang yang didalam lingkungan mereka mengaku beriman kepada Allah dan

kepada apa yang diturunkan-Nya, tetapi pada kenyataan mereka lebih cendrung

berhukum kepada selain Allah, atau mereka menentang dan menghalagi ketika

mereka diajak untuk berhukum kepada syari‟at Allah. Sikap semacam ini hanya

dapat diterima dalam masyarakat yang tidak memiliki iman dan Islam, iman yang

mereka miliki hanyalah sekedar pengakuan seperti penggakuan orang-orang

munafik ini. Islam yang mereka miliki hanyalah sekedar pengakuan dan nama.

Mugkin mereka ditimpa musibah karena kezaliman yang terjadi pada mereka

sebagai akibat ulah dari berhukum kepada selain Allah yang adil. Mereka kembali

dengan kekecewaan dan penyesalan karena menyelesaikan suatu kepada selain

Allah.25

6. Sûrah al-Nisaa‟: 72

صجخ إ فئ أصجزن جطئ ى ن ى قبه قذ أع ٱىي ع إر ى أم عي

ذ ٤ا ش“Maka bagaimana halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa

sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka

datang kepadamu sambil bersumpah: “Demi Allah, kami sekali-kali tidak

menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna”.

(QS. al-Nisaa’: 72)26

24

Al-Nisaa‟/ 2: 62 25

Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Vol 2 (Jakarta, Lentera Hati, 2004), h. 482 26

Al-Nisaa‟/ 3: 72

Page 36: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

21

Quraisy Shihab mengatakan, ayat di atas menggambarkan sikap orang

munafik saat panggilan jihad, mereka melambat-lambatkan bahkan berat hati jika

diajak ke medan perang. Bahkan mendorong orang lain untuk ikut jejak mereka

agar tidak ikut berjuang karena kelemahan iman mereka. Lebih lanjut Quraisy

Shihab mengatakan ayat ini merupakan kecaman, sekaligus menggambarkan sikap

aneh dari orang-orang munafik, pada saat orang beriman gagal, mereka bersyukur

pada saat kaum muslimin berhasil, mereka sedih..27

7. Sûrah al-Hadid: 22

صجخ ب أفسن إىب ف مزت ٱىأسضف أصبة قجو أ ىب ف

رىل عي ب إ جشأ سش ٱىي

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi ini dan (tidak pula) pada

dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauh mahfudz) sebelum kami

menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.

(QS. al-Hadid: 22).28

Dalam ayat di atas menjelaskan bahwa segala bencana yang menimpa di Bumi

dan dalam diri manusia sudah terdapat dalam catatan sebelum diciptakannya

manusia. Demikian pula mengenai hal yang menyangkut nikmat dikatakan seperti

itu. (Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah).29

8. Sûrah al-Taghâbun: 11

ب صجخ إىب ثئر أصبة ث ٱىي ؤ ٲىي ۥذ قيج ثنو شء ٱىي

عي“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin

Allah; dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya dia akan memberi

27

Sayyid Quthb, Tafsir Fi-Zhilalil Qur’an, penerjemah Aunur Rafiq dan Khairul halim

(Jakarta, Fikrah dan Harakah Islamiyah, 2002), h. 196 28

Al-Hadid/ 57: 22 29

M. Amin Syukur, dkk., Theologi Islam Terapan (T.tp.: Tiga Serangkai, t.t.), h. 23

Page 37: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

22

petunjuk kepada hatinya dan Allah mengetahui segala sesuatu”. (QS. al-

Taghâbun: 11)30

Dalam ayat ini menjelaskan apapun yang terjadi di tengah alam semeta tidak

lepas dari genggaman Allah. “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa

seseorang, kecuali dengan ijin Allah.” Benar bahwa ayat ini menyebut musibah

sebagai penegakan ketentuan Allah itu. Namun, ketentuan Allah itu bukan hanya

untuk musibah, tetapi juga keberuntungan. Musibah dan keberuntungan dua sisi

kehidupan yang terjadi sepanjang masa keduanya pernah dialami oleh setiap

manusia. Kadang-kadang manusia dirundung atau ditempa oleh musibah, tetapi

kadang-kadang manusia juga beroleh keberuntungan dan kesuksesan hidup.31

9. Sûrah al-Maidah: 106

ب أ ٱىز ن إرا حضش أحذم ذح ث ا ش دءا ٱى صخح ٱى ب ا ٱث ر

غشم إ أز ضشثز ف عذه صجخ ٱىأسضن أ ءاخشا فأصجزن

د برحجس ٱى ث يحٱىص ثعذ ب فقس ٲىي ٱسرجزإ ۦىب شزش ث ا ث

ذح ش ىب نز را قشث ى مب إب إر ٱىي ا ى ٱىأث

“Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi

kematian, sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan

oleh dua orang yang adil di antara kamu atau dua orang yang berlainan agama

dengan kamu, jika kamu dalam perjalanan di muka bumi lalu kamu ditimpa

bahaya kematian. Kamu tahan kedua saksi itu sesudah sembahyang (untuk

bersumpah), lalu mereka keduanya bersumpah dengan nama Allah jika kamu

ragu-ragu “(Demi Allah) kami tidak akan menukar sumpah ini dengan harga

yang sedikit (untuk kepentingan seseorang), walaupun dia karib kerabat dan tidak

(pula) kami menyembunyikan persaksian Allah; sesungguhnya kami kalau

demikian tentulah termasuk orang-orang yang berdosa”. (QS. al-Maidah:106)32

30

Yunan Yusuf, Tafsir Al-Qur’an Juz Qad Sami’Allah, Juz XXVIII (Tangerang, Lentera

Hati, 2010), h. 496 31

Yunan Yusuf, Tafsir Al-Qur’an Juz Qad Sami’Allah, Juz XXVIII (Tangerang, Lentera

Hati), h. 497 32

Al-Maidah/ 5: 106

Page 38: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

23

maksudnya tentang musibah yang akan menimpa orang-orang yang berpaling

dari hukum yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta Allah SWT.33

10. Sûrah al-Taubah: 50

صجخ رصجل حسخ إ إ رصجل قجو رسؤ ب أشب قىا قذ أخز

فشح ىا ز

“Jika kamu mendapatkan sesuatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang

karenanya, dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata: “Se-

sungguhnya kami sebelumnya telah memperhatikan urusan kami (tidak pergi ber-

perang) dan mereka berpaling dengan rasa gembira”. (QS. al-Taubah: 50)34

Dalam buku Quraish Shihab, Al-Biqa‟i berpendapat bahwa ayat ini

merupakan penjelasan mengapa neraka jahannam telah meliputi mereka. Apapun

hubungan yang dipilih, yang jelas adalah hati kecil mereka tidak senang apabila

Rasul menang dalam peperangan bahkan jika sesuatu kebaikkan yang didapatkan

oleh nabi maka kaum musyrik tidak senang. Dan kaum muslim mereka yakin

bahwa siapapun tidak mampu mendatangkan manfaat atau menampik

kemudharatan selain Allah.35

5. Cara Menyikapi Musibah

Setiap manusia yang hidup didunia akan mengalami hal yang sama, baik

beriman maupun kafir terhadap Allah, yakni akan mengalami berbagai macam

musibah. Perbedaannya adalah bagaimana mereka dapat memahami hakekat

musibah itu sendiri kemudian bagaimana menyikapi musibah itu sendiri.

33

Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Tafsir Al-Qur’an Al-Aisar, Penerjemah Azhari

Hatim dan Abdurrahman Mukti (Jakarta, Darus Sunnah, 2015), h. 761 34

Al-Taubah/ 9: 50 35

Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta, Lentera Hati, 2004), h. 616

Page 39: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

24

Menurut Ahmad Yani, al-Qur‟an sendiri telah menjelaskan kepada manusia

dalam menyikapi musibah, yaitu:36

a. Sabar dan Tawakkal (Spritual)

Al-Qur‟an memberikan petunjuk bagi orang yang beriman hendak ketika

tertimpa musibah harus bertakwa dan bersabar sebagaimana firman Allah SWT

ع ىزس أفسن ىن أ ف ۞ىزجي ٱىنزتأرا ٱىز قجين

ا أر ٱىز مثشأششم عز رىل رزقا فئ إ رصجشا سا ٨ ٱىأ

Artinya: “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu,

dan kamu sungguh-sungguh akan mendenggar dari orang-orang yang diberi

kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah,

gannguan yang banyak yang menyakitkan hati jika kamu bersabar dan bertakwa,

Maka Sesungguhnya yang demikian ini Termasuk urusan yang pahit

diutamakan.” (QS. Ali-Imran[3]: 186)37

Allah SWT mengabarkan dan mengarahkan pembicaraan kepada kaum

mukminin bahwasanya mereka akan diuji pada harta mereka berupa infak-infak

yang wajib dan sunnah, dan berupa kemungkinan habis dijalan Allah, dan pada

diri mereka berupa pembanan dengan berbagai beban yang berat diatas sebagaian

besar manusia lain. Seperti jihad dijalan Allah dan kemungkinan adannya

kelelahan, pembunuhan dan tertawan atau terluka. Atau seperti penyakit yang

menimpa pada dirinya atau pada orang yang dicintai. Dan pastilah kalian akan

mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab dan kaum musrikin, berupa

tuduhan pada diri kalian dan pada agama kalian serta kitab kalian juga Rasul

36

Ahmad Yani, “Sikap Muslim Menghadapi Musibah,” artikel diakses pada 13 mei 2017

dari www.ikadi.or.id/component/content/.../1217-sikap-muslim-menghadapi-musibah.pdf 37

Ali-Imran/ 3: 186

Page 40: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

25

kalian. Kabar dari Allah kepada hamba-hambaNya yang beriman itu tentang hal

tersebut.38

Sabar berasal dari Bahasa Arab, yaitu shabara, shabûra, shabran, dan

shabaaratan yang yang berarti menanggung atau menahan sesuatu. Sedangkan

secara syari‟at adalah menahan diri atas tiga perkara yang pertama: (sabar) dalam

mentaati Allah, yang kedua: (sabar) dari hal-hal yang Allah haramkan, dan ketiga:

(sabar) terhadap takdir Allah yang tidak disenangi (musibah).39

Serta janji Allah kepada orang yang bersabar dan bertakwa dalam Sûrah al-

Baqarah ayat 153

ب أ ا ٱىز ٱىصيح ٲىصجشث ٱسزعاءا إ ع ٱىي ٱىصجش

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, Mohonlah pertolongan dengan

sabar dan shalat; sesungguhnya Allah adalah beserta orang-orang yang sabar

(QS. Al-Baqarah: 153)40

Ini adalah penyertaan khusus dari Allah yang akan menimbulkan cinta,

pertolongan, dan kedekatan Allah kepadanya. Dan ini adalah kedudukan tinggi

dan mulia untuk orang-orang yang sabar dan bertakwa. Andaipun orang-orang

yang bersabar itu tidak mendapatkan keutaman, mereka tetap mendapatkan

penyertaan Allah. Hal ini sudah cukup untuk menjadikanya utama dan mulia dan

Allah barsama orang-orang yang sabar salah satunya ketika dalam menghadapi

musibah41

b. Istirja‟ (Ritual)

38

Syaikh Abdurrahman Bin Nashir As-Sa‟di, Tafsir As-Sa’di (Jakarta, Dar Al-Ashimah,

2007), h. 603-604 39

Abu Sahla, Pelangi Kesabaran (Jakarta, Elex Media Komputindo, 2010), h. 2 40

Al-Baqarah/ 2: 153 41

Abdullah Al-Yamani, Sabar, Penerjemah Iman Firdaus (Jakarta: Qisthi Press, 2008), h.

115

Page 41: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

26

Istirja’ berasal dari kata raja’a yang berarti “kembali” atau mengembalikan

segala sesuatu termasuk musibah dan bencana yang menimpa kepada Allah SWT,

bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan ini adalah atas kehendak

Allah SWT.

صجخ ٱىز إرا أصجز سجع إب إى ا إب ىي ىئل قبى أ عي

د خ صي سح سث ىئل أ زذ ٤ ٱى“yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan

Innâlillahi wa innâ ilaihi râaji’ûn. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang

sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang

mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah: 156-157)42

Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang sabar ketika tertimpa musibah mereka

akan mendapatkan keberkatan berupa petunjuk dari rahmat Allah, serta meyakini

sesungguhnya kami ini milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Barangsiapa

yang bersabar, niscaya Allah akan membalasnya. Dan barangsiapa yang berputus

asa, niscaya Allah akan menimpakan hukuman kepadanya. Oleh karena itu Allah

berfirman. “dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.43

Hadits Nabi yaitu:

ع خ أ عذ: قبىذ سي سسه س صي اىي اىي عي ب قه سي عجذ

إب فقه صجخ رصج إب ىي إى ساجع أخيف صجز ف أجش اىي

شا ى ب خ إىب أجش ف اىي أخيف صجز شا ى ب خ ب قبىذ في ف أث ر

خ ب قيذ سي ش م سسه أ صي اىي اىي عي فأخيف سي شا ى اىي خ

سسه صي اىي اىي عي سي

Artinya: Dari Ummu Salamah, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW

bersabda, 'Tidaklah seorang hamba tertimpa musibah lalu ia berkata; Innaa

lillaahi wa innaa ilaihi raaji'un. Ya Allah berilah aku ganjaran dalam

menghadapi cobaan ini dan berilah pengganti yang lebih baik bagiku, melainkan

Allah SWT akan memberinya ganjaran dan pengganti yang lebih baik' Ummu

Salamah berkata, "Ketika Abû Salamah meninggal, aku ucapkan seperti yang

42

Al-Baqarah/ 2: 155-157 43

Syaik Ahmad Syakir, Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir (Jakarta: Darus Sunnah, 2014), jilid

1, h. 439

Page 42: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

27

telah diperintahkan oleh Rasulullah SAW padaku, maka Allah memberiku

pengganti yang lebih baik darinya, yaitu Rasulullah SAW." {Muslim 3/37-38}

c. Untuk secara aktual penulis akan menjelaskan secara spesifik dan merujuk kepada

Responden yang akan diwawancari serta dibahas di bab selanjutnya

6. Pandangan Mufassir Terhadap Sûrah Al-Baqarah Ayat 156-157 dan Sûrah

Al-Taghâbun Ayat 11

1. Sûrah Al-Baqarah Ayat 155-157

a. Menurut Ibnu Katsir dalam kitabnya adalah Allah subhanahu wa Ta’la akan

memberi cobaan kepada hamba-hambanya. Oleh karena itu Allah berfirman:

“Pakaian kelaparan dan ketakutan”. Di ayat ini Allah juga berfirman, “Dengan

sedikit ketakutan dan kelaparan”. Yaitu dengan sedikit dari hal tersebut. “Dan

kekurangan harta.” Yaitu kehilangan sebagiannya.” Dan jiwa.”. seperti kematian

teman-teman dekat, karib kerabat, dan orang-orang yang dicintai.” Dan buah-

buahan.” Yaitu kamu tidak dapat memanfaatkan kebun-kebun dan pertanian-

pertanian seperti biasanya. Sebagaimana sebagaian kaum salaf berkata, “Dahulu

sebagian pohon-pohon kurma tidak berubah kecuali satu saja.” Itu semua dan

kasus-kasus yang semisalnya termasuk diantara hal-hal yang Allah gunakan untuk

menguji hamba-hambaNya. Barangsiapa yang bersabar, niscaya Allah akan

membalasnya dengan pahala yang berlimpah. Dan barangsiapa yang berputus asa,

niscaya Allah akan menimpakan hukuman kepadanya. Oleh karena itu Allah

berfirman. “dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.44

Selanjutnya Allah menjelaskan tentang orang-orang yang bersabar yang Allah

syukuri mereka. Allah berfirman,” Orang-orang yang apabia ditimpa musibah,

44

Syaik Ahmad Syakir, Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir, jilid 1 (Jakarta: Darus Sunnah,

2014) h. 439

Page 43: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

28

mereka mengucapkan: “innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” Yaitu mereka

menghibur diri mereka dengan mengucapkan perkataan tersebut terhadap apa

yang menimpa mereka. Mereka mengetahui dan menyadari bahwa mereka mereka

adalah kepunyaan Allah, Dzat yang berbuat terhadap hamba-hambaNya dengan

apa yang dikehendakinya. Mereka juga mengetahui bahwa tidak akan luput satu

biji sawipun dihadapan Allah pada hari kiamat kelak. Sehingga itu semua

menumbuhkan kesadaran dan pengakuan pada diri mereka bahwa mereka adalah

hamba-hamba Allah, dan sesungguhnya mereka akan kembali hanya kepada-Nya

di akhirat. Oleh karena itu Allah mengabarkan tentang balasan yang akan Allah

berikan kepada mereka atas hal tersebut, Allah berfirman,” mereka itulah yang

mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari tuhan mereka,”[157].

Yaitu pujian dari Allah kepada mereka. Sa‟id bin Jubair berkata, ”Ya itu rasa

aman dari siksa nereka.45

b. Pandangan Hamka yaitu sesungguhnya Allah memberikan sesuatu berupa cobaan

seperti ketakutan dalam artian yaitu ancaman berupa penyakit dan ancaman-

ancaman musuh yang mana pada zaman nabi berupa orang musrik dari kota

Makkah. Kelaparan yaitu ketika persedian kebutuhan sehari-hari telah habis dan

kurang. Kekurangan harta benda yaitu sebab umumnya sahabat-sahabat ketika

hendak pindah dari Makkah ke Madinah mereka tidak membawa harta benda.

Jiwa, kematian keluarga, anak istri, bapak. Dan ketika mereka tertimpa musibah

45

Syaik Ahmad Syakir, Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir, jilid 1 (Jakarta: Darus Sunnah,

2014), h. 440

Page 44: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

29

mereka berserah diri kapada Allah dan mereka yakin semua yang mereka alami

akan kembali kepada Sang Pencipta.46

2. Sûrah Al-Thagabun Ayat 11

a. Pandangan Ibnu Katsir dalam kitabnya adalah barangsiapa tertimpa musibah lalu

ia menyadari bahwa itu merupakan ketentuan Allah dan ketetapan-Nya, lantas ia

bersabar, mengharap ridha dari-Nya dan pasrah terhadap ketentuan Allah, niscaya

Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya, menggantikan apa-apa yang telah

luput darinya dalam perkara dunia dengan petunjuk di dalam hatinya, dan

keyakinan yang benar. Bisa jadi akan diganti dengan sesuatu yang lebih baik

darinya.

Ibnu Abbas berkata, “ firman-Nya, “dan barang siapa beriman kepada Allah,

niscaya Allah akan memberikan petunjuk kepada hatinya,”[11]. Maksudnya,

menunjukkan hatinya kepada keyakinan, sehingga ia mengetahui bahwa apa yang

menimpanya tidak mungkin salah, dan apa yang luput darinya tidak mungkin

mengenainya.”47

b. Menurut Ath-Thabari dalam tafsiranya yaitu, tidak ada suatu musibah pun yang

menimpa manusia ٱىي kecuali dengan izin Allah,” yaitu takdir yang telah”إىب ثئر

Allah tetapkan baginya.

c. Menurut Quraish Shihab yaitu tidak ada bencana yang menimpa, baik berkaitan

dengan urusan dunia, maupun agama, kecuali atas izin Allah SWT (penciptaan

sebab dan faktor-faktor bagi terjadinya sesuatu. Ia adalah sistem dan hukum-

46

Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz IV (Jakarta, Pustaka Panji Mas, 2000), h. 70 47

Syaik Ahmad Syakir, Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 6 (Jakarta: Darus Sunnah,

2014), h. 543

Page 45: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

30

hukum alam yang yang diciptakan-Nya bagi terjadinya sesuatu. Manusia dapat

memanfaatkannya untuk kepentingan diri sendirinya), yakni melalui sistem yang

telah ditetapkan-Nya dan yang selalu dibawah kontrol dan pengawasan Allah.

Barangsiapa yang kufur kepada Allah, maka Allah akan biarkan hatinya dalam

kesesatan dan siapa yang beriman dan percaya dan bahwa tidak ada yang terjadi

kecuali atas izin Allah, niscaya Allah akan memberikan petunjuk hatinyasehingga

dari saat kesaat ia akan semakin percaya serta tabah menghadapi musibah yang

menimpanya sambil mencari sebab-sebabnya agar jangan terulang serta semakin

meningkat pula amal-amal baiknya. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu dan

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Karena itu, sabar dan tabahlah

menghadapi aneka cobaan serta lakukanlah introspeksi dan taatlah kepada Allah

di setiap tempat dan waktu. Karena itu setiap muslim hendaknya berusaha

memahami hukum-hukum alam dan memanfaatkannya.48

d. Hamka mengatakan inilah pedoman seorang beriman dalam perjuangan hidupnya.

Dengan tegas Allah besabda bahwa Mu‟min tidak boleh cemas bila berhadapan

dengan musibah dan malapetaka. Karena apa jua pun malapetaka tidaklah akan

menimpa kepada diri kita kecuali Allah mengizinkan. Dalam artian apabila

seorang telah beriman kepada Allah maka dia akan mendapatkan petunjuk sebab

Iman hati manusia menjadi terang, atau dipenuhi oleh cahaya. Tuhan Maha segala

hal. Maka berkat cahaya Imanya itu, datang lah sinar petunjuk Tuhan kedalam

hatinya sehingga dia selamat terlepas dari musibah sendiri.49

48

M. Quraish Shihab, Al-Lubab Memahami Tujuan dan Pelajaran dari Sûrah Sûrah Al-

Qur’an (Tanggerang: Lentera Hati, 2012), h. 293 49

Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz XXVIII (Jakarta, Pustaka Panji Mas, 2000), h. 243-244

Page 46: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

31

BAB III

PROFIL MAHASISWA FAKULTAS USHULUDDIN

A. Sejarah Fakultas Ushuluddin Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Sejarah Fakultas Ushuluddin tidak dapat dipisahkan dari sejarah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta secara keseluruhan. Cikal bakal Fakultas Ushuluddin di UIN

Jakarta bermula dari jurusan Da’wah wal Irsyad yang berdiri pada tahun 1959

pada masa Akademi Dinas Ilmu agama (ADIA) jurusan ini dikenal sebagai

Jurusan Khusus karena seluruh mahasiswanya terdiri dari imam-imam tentara

baik Angkatan Darat maupun Angkatan Udara. Pada tahun 1960, jurusan ini

dikenal dengan Pendidikan Tjalon Perwira Angkatan Laut (PT PAL) karena

mahasiswa itu berasal dari Angkatan Laut.1

Pada saat pengabungan antara ADIA di Jakarta dan PTAIN (Perguruan

Tinggi Agama Islam Negeri) di Yogyakarta menjadi Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) al-Jami’ah al-Islamiyah al-Hukumiyah. Pembentukan IAIN ini berdiri

pada tanggal 9 Mei 1960. Jurusan khusus ADIA kemudian dimasukkan kedalam

Fakultas Tarbiyah IAIN Cabang Jakarta. Pada mulanya Fakultas Ushluddin

bergabung dengan Fakultas tarbiyah , namun itu tidak berlangsung lama, karena

pada tahun 1961 dalam rangka melengkapi Fakultas yang ada di cabang Jakarta,

maka dari pihak IAIN Jakarta memutuskan untuk membuka Fakultas Ushuluddin.

1 UIN Jakarta, Pedoman Akademik Program Strata 1 2012/2013 (Jakarta: UIN Jakarta,

2012), h. 125

Page 47: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

32

Pelaksanaan awalnya dimulai dengan membuka kelas baru pada tahun akademik

1962. Dan pada tanggal 5 November 1962 Fakultas Ushuluddin IAIN Cabang

Jakarta resmi berdiri. Upacara peresmian dihadiri oleh Menteri Agama yaitu K.H.

Saifuddin Zuhri berlangsung di Mesjid Agung al-Azhar, serta dipimpin oleh Prof.

H. M. Toha Yahya Omar, MA.2

Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1989/1990 Fakultas Ushuluddin

mendirikan Jurusan Tafsir Hadits. Seiring dengan banyaknya mahasiswa yang

berminat masuk ke perguruan tinggi khususnya Fakultas Ushuluddin Universitas

Islam Negeri Jakarta maka pada tahun 2009 Prodi Sosiologi Agama, dan Prodi

Pemikiran Politik Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat dialihkan ke Fakultas

yang baru didirikan, yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, sehingga Fakultas Ushuluddin dan Filsafat kini hanya

memiliki tiga Jurusan atau Program Studi, yaitu Jurusan/Prodi Perbandingan

Agama, Prodi Aqidah Filsafat, dan Prodi Tafsir-Hadis.3

Adapun Sebagai bentuk reintegrasi ilmu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sejak tahun akademik 2002/2003 menetapkan nama-nama fakultas dan program

studi. Kemudian gelar akademik Program Studi Tafsir Hadis yakni Sarjana

Ushuluddin (S.Ud) Meski begitu, sampai saat ini dari pihak fakultas masih

berusaha mengajukan penolakan atas kebijakan tersebut. Sebenarnya kebijakan itu

sudah lama turun, mengingat dari awal gelar yang sudah berganti-ganti dari Drs,

2 UIN jakarta, Pedoman Akademik Program Strata 1 2012/2013 (Jakarta: UIN Jakarta,

2012), h. 125 3 UIN jakarta, Pedoman Akademik Program Strata 1 2012/2013 (Jakarta: UIN Jakarta,

2012), h. 126

Page 48: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

33

ke S.Ag dan S.Th.I, sekarang harus diganti lagi dengan S.Ud berdasarkan

Peraturan Menteri Agama RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Penetapan

Pembidangan Ilmu dan Gelar Akademik Di Lingkungan Perguruan Tinggi

Agama. Namun, dengan berjalannya waktu pada tahun 2016. Maka Gelar

Akademik untuk Jurusan Tafsir Hadits yang semula S. Th. I menjadi S. Ag sesuai

peraturan Menteri Agama RI Nomor 33 tahun 2016 tentang Gelar Akademik

Perguruan Tinggi Keagamaan yang ada di Indonesia.4

Pada tahun 2016, Program Studi Tafsir Hadits dibagi menjadi dua jurusan

yaitu Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, Ilmu Hadits. Ketua Program Studi Ilmu Al-

Qur’an dijabat oleh Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA (2015-2019) dan Sekretaris

dijabat oleh Dra. Banun Binaningrum, M.Pd (2015-2019).5

Sejak berdiri tahun 1962, Fakultas Ushluddin dan Filsafat telah mengalami

pergantian pimpinan (dekan) sebagai berikut: Prof. H.M. Toha Yahya Omar, MA

(1962-1972), Prof. Dr. H. Abdurrahman Partosentono (1972-1973 dan 1979-

1984), Prof. Dr. H. R. Husnul Aqib Suminto (1973-1979), Drs. Roswen Dja’far

(1984-1987), Drs. Djabal Noor (1987-1991 dan 1991-1994), Drs. H. Nadjid

Muchtar. MA (1994-1998), Prof. Dr. Hamdani Anwar, MA (1998-2002), Prof. Dr.

Amsial Bakhtiar, MA (2002-2006 dan 2006-2007), Dr. M. Amin Nurdin, MA

4 Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Membangun Peradaban Melalui al-Qur’an dan Hadits, artikel

diakses pada tanggal 5 juli 2017 dari http://tafsirhadis.ushuluddin.uinjkt.ac.id/?page_id=5 5 Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderan Pendidikan Islam Nomor 3389 Tahun 2013

tentang Penamaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Fakultas dan Jurusan pada Perguruan Tinggi

Agama Islam Tahun 2013; Keputusan Direktur Jenderal Nomor Dj.I/441/2010 tentang Pedoman

Pendirian Perguruan Tinggi Agama Islam; Peraturan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor:

1429 Tahun 2012 tentang Penataan Program Studi di Perguruan Tinggi Agama Islam; dan

Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 477 Tahun 2016 tentang Penyesuaian

Nomenklatur Program Studi pada Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Artikel

diakses pada 5 Juli 2017 dari http://tafsirhadis.ushuluddin.uinjkt.ac.id/?page_id=5

Page 49: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

34

(2007-2010), Prof. Dr. Zainun Kamal (2010-2014) dan Prof. Dr. Masri Mansoer,

MA (2014-sekarang)

B. Deskripsi Responden

Untuk mengetahui latar belakang mahasiswa, penulis melakukan sebuah

penelitian lapangan dengan menggunakan wawancara. Ada beberapa indikator

antara lain, jenis kelamin, tempat tinggal, usia, asal sekolah. Kemudian yang

dijadikan responden adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan

2013 jurusan Tafsir Hadits dengan banyaknya responden 10 orang mahasiswa

meliputi 5 orang laki-laki dan 5 orang perempuan, angkatan 2013 jurusan Tafsir

Hadist merupakan mahasiswa semester 8. Akan tetapi, responden yang penulis

wawancarai menjadi 9 orang dikarnakan salah seorang responden yang penulis

tidak diketahui keberadaannya. Adapun alasan penulis mengambil sample

mahasiswa Tafsir Hadits karena Diantara sejumlah mahasiswa di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, mahasiswa Tafsir Hadits-lah yang secara akademik belajar

memahami al-Qur’an, dengan sejauh matakuliah yang wajib mereka ambil.

Diantara seluruh angkatan, mahasiswa angkatan 2013 sudah menyelesaikan Mata

Kuliahnya secara keseluruhan berkaitan dengan Tafsir Hadist dan masih aktif di

kampus.

Adapun 10 responden yang penulis wawacarai

1. IAF (Pr) salah seorang mahasiswi tafsir hadits semester VIII

berusia 22 tahun. Dia berasal dari Bengkulu, asal sekolah dari

MAN/MAKN Koto Baru Padang Panjang. Saat ini tinggal di

belakang asrama putri UIN Jakarta jalan Limun.

Page 50: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

35

2. SC (Pr) merupakan mahasiswa yang berusia 24 tahun, dia berasal

dari Gresik, Jawa Timur dan asal sekolah Mamba’us Sholihin

Gresik dan saat ini tinggal di Darus Sunnah Putri

3. NW (Pr) merupakan mahasiswi yang berusia 22 tahun yang mana

dia berasal dari Sumatra Barat, asal sekolah dari MTI Pariangan.

Saat ini tinggal gang Limun belakang asrama putri UIN Jakarta

4. AR (Pr) adalah mahasiswi yang berasal dari Jawa, yang mana asal

sekolahnya dari Pondok Pesantren Ummul Quro al-Islami Jl. Moh

Noh Noer, RT.04 / RW.04, Leuwimekar, Leuwiliang, Bogor, Jawa

Barat. Adapun usianya 21 tahun dan tempat tinggal saat ini Pondok

Aren

5. NHA (Pr) adalah mahasiswi yang berusia 23 tahun yang mana asal

sekolah dari MAS Tarbiyatul Muallimin. Saat ini tinggal di

Kampung Utang, Tangerang Selatan. Serta dia berasal dari

Tasikmalaya

6. SAF (L) adalah mahasiswa yang berusia 22 tahun berasal dari

Jobang, Jawa Timur. Adapun usianya 22 tahun, sedangkan asal

sekolah dari MA Madrasatul Quran. Adapun tempat tinggal dia

saat ini di Jalan pepaya 3 nomor 39, Cempaka Putih, Tangerang

Selatan.

7. OV (L) merupakan mahasiswa yang berasal dari Sumatra Barat.

Dahulu sekolah di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek

yang terletak di Banuh Ampu, Sei Pua, Ladang Laweh,

Page 51: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

36

Banuhampu, Kabupaten Agam. Adapun usianya saat ini 23 tahun

dan tempat tinggal Kertamukti Gang Haji Nipan, Tangerang

Selatan

8. N (L) merupakan mahasiswa berasal dari Jawa Tenggah, desa

Kalijurang, kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes yang berusia 22

tahun sedangkan asal sekolah dari MA Al-Hikmah 2 Brebes di

Legoso, Tangerang Selatang.

9. AS (L) adalah salah seorang mahasiswa Tafsir Hadits yang berusia

22 tahun. Dia berasal dari Sumatra Barat, Galo Gandang. Asal

sekolah MAN 2 Batusangkar serta saat ini tinggal di belakang

asrama putra UIN Jakarta.

Page 52: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

37

BAB IV

PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

TERHADAP AYAT-AYAT MUSIBAH

A. Mengalami Musibah

Salah satu hukum dan ketentuan Allah bagi semua makhluk-Nya adalah

ditetapkannya ujian dan cobaan bagi mereka. Sudah menjadi tabiat kehidupan

dunia dan kehidupan manusia bila manusia tidak akan pernah lepas dari musibah

yang menghampirinya ataupun kesulitan yang melilitnya, selama manusia masih

menikmati segarnya menghirup oksigen, maka selama itu pulalah masalah dan

musibah akan menimpanya. Hal yang membedakan setiap musibah itu adalah

bagaimana cara seseorang menyikapi musibah tersebut.1

Ada banyak ragam sikap manusia dalam menyikapi musibah. Begitu juga

dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir. Secara teoretis, mereka sebenarnya

relatif lebih siap karena dibekali dengan mata kuliah yang mereka ambil dalam

memahami ilmu al-Qur’an dan hadits, namun sikap penghayatan yang berangkat

dari pengetahuan teoretis tentu tidak bisa seragam ada di setiap mahasiswa. Belum

lagi ada banyak ragam musibah yang bisa menimpa seseorang dalam

kehidupannya Di sini, sedikitnya ada banyak ragam bentuk musibah yang

biasanya menghampiri mahasiswa tingkat akhir. Di antaranya adalah rasa

ketakutan, kelaparan, rasa sakit, dan kehilangan jiwa orang yang mereka diangi.

1 Ahzami Samiun Jazuli, Kehidupan Dalam Pandangan Al-Qur’an (Jakarta: Gemainsani,

2006), h. 101

Page 53: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

38

Beberapa orang responden yang penulis wawancarai menjelaskan bentuk

musibah yang pernah mereka alami, sebagaian besarnya adalah kematian orang

yang mereka diangi.

IAF (22 tahun) pernah merasakan sebuah peristiwa buruk yang dapat

dikategorikan sebagai musibah saat salah seorang kawan seperjuangannya

meninggal dunia. Kawan yang selalu bersama-samanya dalam menuntut ilmu

semenjak semester 1 ketika mereka sama-sama merasakan pahit getir kuliah,

pahit manis dan suka duka kuliah ternyata tidak bisa terus hidup dan menjalani

jalan hidup yang mereka lalui bersama saat menjadi mahasiswa, ketika Allah

berkehendak lain dengan lebih dulu memanggilnya keharibaan-Nya. Innâlillahi

wa innâ ilaihi râaji’ûn. Teman sejawatnya meninggal pada usia yang masih

sangat muda seperti dirinya, sehingga kematiannya meninggalkan kesedihan yang

cukup mendalam baginya. Pengalaman menyedihkan ini tentu saja merupakan

musibah yang datang dari Allah, karena tidak ada ketetapan nasib yang berada di

luar jangkauannya.2

Jika IAF mengalami musibah dengan wafatnya sejawat dan teman, maka SC

(24 tahun) mengalami musibah dengan wafatnya orang tua. Ayahnya wafat

meninggalkan dia dan anggota keluarganya yang lain, padahal ia adalah tumpuan

dan tulang punggung keluarga. Kepergian ayahnya tersebut meninggalkannya dan

saudara-saudara serta ibunya begitu membekas dalam jiwa. Ia mengenang

ayahnya sebagai sosok orang yang telah mengajarkan kepada ia dan keluarga

tentang arti sebuah perjuangan. Ayahnya dikenang sebagai sosok yang tidak

2 Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, IAF. (22 tahun) pada

30 Mei 2017

Page 54: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

39

pernah mengenal kata lelah dan putus asa. Ayahnya adalah seorang jagoan di

matanya. Ia adalah lelaki yang paling bisa diandalkan. Ia selalu ada untuknya

sekeluarga, sehingga ketika Allah Sang Khalik telah memanggilnya, maka ia

tentu saja merasakan kesedihan yang sangat mendalam.3

Musibah kehilangan anggota keluarga juga dirasakan AS (22 tahun). Ia

adalah ayah dari ibunya, atau ia memanggilnya dengan sebutan tu “ayah wo”4

yang pergi meninggalkannya menghadap Sang Khalik tepat saat ia masih duduk

di jenjang perkuliahan semester 6. Kehilangan seorang kakek membuatnya

terkenang dan sering merasa sedih adalah lantaran beliau tetap semangat untuk

beribadah ke masjid meski sudah tua. 5

Kehilangan sosok ayah juga dialami OV (23 tahun). Wafatnya sang ayah

menjadi musibah baginya ketika ia mengenang ayahnya sebagai sosok yang

selalu mengajarkan kepadanya bagaimana menjadi seorang lelaki yang sejati,

yang mampu berkata tegas, yang memiliki ego, yang berkeinginan kuat untuk

melindungi keluarga. Beliau pergi menghadap Ilahi ketika ia masih menempuh

semester 6. Waktu kebersamaan bersamanya di dunia ini terlalu cepat berlalu,

meski kemudian dia yakin bahwa rencana tuhan tentu saja lebih indah dari apa

yang dia kira, dan Tuhan lebih menyanyanginya maupun ibu.6

3 Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, SC. (24 tahun) pada 5

Juni 2017

4 Menurut salah satu wilayah di daerah Sumatera Barat ayah wo berarti Kakek.

5 Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, AS. (22 tahun) pada 2

Juni 2017

6 Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, OV. (23) pada 3 Juni

2017

Page 55: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

40

Selain kematian, beberapa mahasiswa merasakan musibah dalam bentuk

datangnya penyakit, baik yang menimpa diri mereka sendiri, maupun sakit yang

menimpa orang lain.

NW ( 22 tahun) menyatakan bahwa sebuah pengalaman pahit atau musibah

yang pernah menimpanya dan masih terkenang hingga saat ini adalah

pengalamannya berjuang melawan penyakit dideritanya, yaitu penyakit demam

berdarah yang mana proses pemulihan yang dibutuhkan waktu kurang lebih

selama 2 minggu dan yang mana ia sampai 3 hari harus dirawat di rumah sakit.

Kejadiannya bermula saat ia masih dalam proses menuntut ilmu di UIN Syarif

Hidayatullah tepatnya pada bulan Desember tahun 2016 kemarin, sebelum dia

dilarikan ke rumah sakit, dia sudah mengalami sakit selama seminggu. Awalnya

hanya berupa demam yang naik turun, disertai dengan diare dan mual-mual dan

muntahmuntah. Namun, di hari kedelapan dia sakit, mulailah nampak gejala-

gejala yang mengindikasikan bahwa dia terkena demam berdarah. Melihat kondisi

yang seperti itu, akhirnya kawan-kawan kosan mengantarkan ke rumah sakit

terdekat. Sesuatu yang dia takutkan dan juga dia khawatirkan yang akhirnya

menjadi kenyataan kemudian, bahwa dia harus terkena penyakit DBD. 7

Sementara itu, SAF (22 tahun) menerima musibah yang menimpanya ketika

ibunya menderita suatu penyakit, yaitu stoke, disertai dengan tingginya kadar gula

darah dan juga gangguan jantung. Penyakit stroke yang menimpa beliau terjadi

ketika ia berada di semester satu di UIN Syarih Hidayatullah Jakarta, sedangkan

tingginya kadar gula darah yang menimpa ibunya muncul pada saat ia menjalani

7 Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, NW. (22 tahun) pada

30 Mei 2017

Page 56: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

41

kulaih di semester 3. Kata dokter, penyakit sroke yang ibunya alami merupakan

akibat kebanyakan minum yang manis-manis. Hari demi hari akhirnya penyakit

yang diderita ibunya semkain bertambah parah saja, sehingga akhirnya ia

sekeluarga meminta ibunya menjalani pengobatan herbal saja, namun yang

terjadi bukan penyakitnya yang sembuh melainkan mengalami sakit jantung

dikarenakan ketergantungan obat herbal tersebut tepatnya pada saat dia semester

6.8

Selain musibah dalam bentuk kematian dan terkena penyakit, masih ada

bentuk lain musibah yang merupakan peristiwa kemalangan yang menimpa para

mahasiwa yang penulis wawancarai. Di antaranya adalah bentuk kemalangan

akibat tindak pidana pencurian.

AR (21 tahun) mengatakan bahwa ia mengalami musibah ketika rumahnya

dia dimasuki maling. Ia merasa bahwa musibah pencurian yang menimpa

keluarganya merupakan bentuk teguran dari Allah agar ia dan keluarga lebih

berhati-hati. Jumlah kerugian yang ia alami saat itu cukup besar, meski begitu ia

dan keluarganya menganggap semua itu sebagai bentuk sedekah saja, sehingga

tidak sedikitpun terbesit dipikirannya bahwa Allah tidak adil dalam kejadian itu.

Ia merasa bahwa semua amalan yang diperintahkan Allah telah semampunya ia

kerjakan bersama keluarganya, namun justru dengan adanya musibah tersebut, ia

kemudian menyadari dirinya sebagai manusia yang harus lebih banyak

bersyukur, karna memang semua yang Allah berikan selama di dunia ini

8 Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, SAL. (22 tahun) pada 1

juni 2017

Page 57: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

42

hanyalah titipan, maka dengan bersyukur dia menyadari bagaimana caranya ia

bisa lebih memperlakukan titipan itu sebaik mungkin. 9

NHA (23 tahun) juga mengalami musibah dalam bentuk hilangnya barang

miliknya. Musibah yang pernah dialaminya adalah pada saat dompetnya dicopet

ketika pergi ke Jakarta. Ia menganggap musibah yang terjadi akibat

keteledorannya sendiri. 10

Musibah yang menimpa Nas (22 tahun)11

berupa kecelakaan terjadi pada

saat dia hendak ke Jakarta Barat ketika dia semester 7 di UIN, kejadianya di

daerah Condet Jakarta Selatan ketika ia hendak ke rumah family, motor yang dia

kendarai lari dengan kecepatan yang sangat cepat, setelah beberapa meter ada

kendaraan motor lain yang dikendarai oleh orang tua sepasang suami istri yang

mendadak mengurangi kecepatanya. Tiba-tiba motor yang ia kendarai menabrak

motor yang berada di depannya. Alhasil motor yang orang tua kendarai itu rusak

parah dan mereka bertiga mengalami luka ringan, mereka bertiga segara dilarikan

oleh masyarakat yang melihat kejadian tersebut ke rumah sakit terdekat dan dia

menganti rugi kerusakan serta biaya rumah sakit. Itu merupakan musibah yang

pernah dia alami yang mana dia mengalami luka gores di bagian lengan tangan

kanan dan rasa nyeri di bagian kaki. Dia sangat sedih karena tindakan yang

berujung pada kecelakaan membuatnya menganti kerugian yang cukup besar, baik

9 Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, AR. (21 tahun) pada 1

Juni 2017

10 Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, NHA. (23 tahun) pada

6 Juni 2017

11 Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, N. (22 tahun) pada 9

Juni 2017

Page 58: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

43

dari bagian administrasi rumah sakit maupun kendaraan yang rusak parah yang di

kendarainya.

B. Penerimaan Terhadap Musibah

Musibah merupakan sesuatu kejadian buruk yang sangat sulit diterima oleh

manusia, seringkali seseorang yang ditimpa suatu musibah atau hal yang ia tidak

sukai dalam beragam bentuknya seperti rasa sakit, kesedihan, atau kemalangan

akibat kehilangan harta benda menyangka bahwa musibah ini merupakan pemutus

harapan dan cita-cita hidupnya. Namun, ternyata suatu saat musibah ini

memberikan hikmah dan berubah menjadi sesuatu yang lebih baik tanpa disangka-

sangka. Hasil wawancara yang penulis lakukan mayoritas mahasiswa Ilmu al-

Qur’an dan Tafsir 2013 tentang penerimaan mereka terhadap musibah yang

dialami menemukan sebuah hasil bahwa mereka pada awalnya masih kesulitan

untuk bisa menerima kejadian dan musibah tersebut. Beberapa alasan yang

terungkap lantaran menurut mereka musibah itu datang tanpa diiringi oleh

keinginan hati nurani setiap manusia yang mengalaminya atau lantaran musibah

datang secara tiba-tiba. Namun pada akhirnya mereka umumnya menerima bahwa

segala sesuatu yang menimpa mereka telah digariskan oleh Allah sebelumnya di

Lauh Mahfuz, sehingga menjadi kewajiban mereka untuk selalu belapang dada

saat menerimanya.

IAF (22 tahun) Percaya bahwa musibah yang menimpanya adalah ujian

yang datang dari Allah SWT yang memang telah digariskan sebelumnya. Akan

tetapi memang pada awalnya dia kurang bisa menerima ketentuan ini, sekaligus

tidak percaya bahwa temannya yang sedari semester 1 berjuang bersama-samanya

Page 59: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

44

telah dipanggil oleh Allah Yang Maha Kuasa. Akan tetapi pada akhirnya dia

berusaha kuat menerima ketentuan tersebut, karena ia percaya bahwa maut adalah

sesuatu yang telah digariskan oleh Allah sebelumnya di Lauhulmahfuz.12

Tentang penerimaannya terhadap musibah yang dialaminya, AR

menegaskan bahwa musibah yang pernah dialaminya, yaitu ketika rumahnya dia

kemasukan maling, menurutnya merupakan bentuk teguran dari Allah agar dia

dan keluarganya lebih berhati-hati lagi dalam bertindak. Hikmah yang bisa dipetik

dari kejadian kehilangan harta benda yang menimpa ia dan keluarganya adalah

agar ia menjadi manusia yang lebih bersyukur lagi dengan nikmat dan anugerah

yang sudah diterima. Ia percaya bahwa apa yang sudah diberikan oleh Allah

selama hidup di dunia ini hanyalah titipan semata, sehingga dengan datangnya

musibah maka dia selaku manusia menemukan cara bagaimana agar ia bisa

memperlakukan titipan itu dengan sebaik mungkin.13

Sementara itu, dalam menerima ketentuan bahwa ia harus terkena penyakit

DBD, NW menjelaskan bahwa musibah itu datang secara tiba-tiba. Pada awalnya

ia tidak bisa menerima hal tersebut karena musibah yang dia alami berupa

penyakit demam berdarah (DBD) itu dirasakan sebagai rasa sakit yang sangat

berat. Padahal selama itu ia selalu menjaga pola hidup sehat, sehingga hatinya

bertanya-tanya kenapa penyakit ini datang juga, dan banyak pertanyaan-

pertanyaan lain dalam bentuk tidak terima yang datang dari pikirannya saat itu.

Tetapi, saat itu juga ia beristigfar dan memohon ampun kepada Allah, karena

12

Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, INA. (22 Tahun) pada

30 Mei 2017

13 Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, AR. (21) pada 1 juni

2017

Page 60: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

45

tindakan yang dibuatnya dengan tidak meneriam musibah adalah langkah yang

salah. Sebagai orang yang tengah menuntut ilmu dan mengerti tentang ketentuan

taqdir Allah, ia seharusnya bisa lebih bersabar dengan datangnya penyakit atau

keburukan apapun yang menimpa dirinya.14

Responden lain yang berinisial NHA mengatakan bahwa musibah yang

pernah dialaminya disikapi dengan sikap sabar dan tawakkal. Ia menceritakan

bahwa ia mendapatkan musibah saat dirinya dicopet ketika dia hendak kembali

ke Jakarta, tepatnya setelah ayahnya meninggal dunia. Menerima kemalangan itu,

ia hanya bisa bersabar dan tawakkal serta menerima segala ketentuan yang Allah

berikan kepadanya akibat keteledorannyayang tidak menjaga barang miliknya

dengan seksama.15

Rasa berat menerima musibah juga dirasakan oleh SC (24 tahun). Ia

menegaskan bahwa musibah yang menimpanya ketika Ayahnya harus pergi

meninggalkan dia dan seluruh anggota keluarga karena harus kembali ke haribaan

Allah SWT. Pada mulanya, dia tidak percaya bahwa ayahnya telah tiada, akan

tetapi ia mulai berfikir segala sesuatu yang menimpanya tentu memberikan

hikmah di sebaliknya. Dia sebagai mahasiswa harus bisa bersabar menerima

kenyataan itu karna banyak yang bisa dijelaskan oleh Allah dalam al-Qur’an saat

tertimpa musibah, sehingga ia harus bersabar dan tentu saja ikhlas menerimanya.16

14

Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, NW. (22 tahun) pada

30 Mei 2017

15 Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, NHA. (23 tahun) pada

6 Juni 2017

16 Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, SC. (24 tahun) pada 5

Juni 2017

Page 61: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

46

Pengalaman yang sama juga dialami oleh OV. Pada mulanya, ia tidak

percaya bahwa ayahnya telah tiada. Ia kaget dan sangat bersedih karena beliau

tidak mengalami penyakit apapun dan usia beliau masih terbilang muda yaitu 50

tahun. Namun sebagai makhluk Allah manusia tidak bisa memaksakan kehendak

Allah, karena setiap yang hidup pasti akan mati. Baginya, segala yang ada dibumi

ini merupakan milik Allah, dan Ia berhak kapan saja dan di mana saja akan

mengambil titipanya tersebut. Ia bersama keluarga berusaha mengambil sikap

sabar dan ikhlas menerima cobaan yang menimpanya sekeluarga, karena ia juga

yakin pasti akan ada hikmah dibaliknya.17

Kesabaran juga merupakan sikap yang berupaya untuk ditunjukkan oleh

SAF . Ia mengatakan bahwa musibah yang tengah dialaminya, yaitu ketika sosok

orang yang paling tangguh di dunia ini dan orang yang paling ia cintai adalah

ibunya, kini beliau sedang berusaha melawan penyakit yang dideritanya yaitu

stroke, tingginya kadar gula dalam darah, dan gangguan jantung akibat pengaruh

obat. Dia berharap dan berdoa kepada Allah yang Maha segalanya agar seluruh

penyakit yang tengah diderita oleh ibunya dapat segera diangkat, sehingga ibunya

bisaberada dalam kondisi sehat seperti semula. Dengan semua harapan itu, dia dan

semua anggota sekeluarganya bisa melihat kembali senyum manis seorang ibu.

Dia yakin dibalik semua yang menimpa dirinya dan keluarganaya tersebut akan

selalu ada hikmah di sebaliknya, karena baginya penyakit yang diderita oleh

ibunya adalah Takdir yang telah digariskan oleh Allah yang tidak bisadisalahkan

datanhnya. Adapun tindakan yang ia ambil dalam menerima musibah itu adalah

17

Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, OV. (23) pada 3 Juni

2017

Page 62: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

47

dengan cara bersabar, karena dari kecil ia telah diajarkan oleh orang tuanya untuk

bisa senantiasa bersabar. Ia juga tidak mau ayah dan ibunya terbebani dengan

beban pikiran jikalau ia bersedih memikirkan kemalangan nasib yang menimpa

ibunya tersebut.18

AS (22 tahun) menangapi musibah yang menimpanya dengan kematian

ayah wo menghadap Sang Khalik dengan cara memasrahkan semuanya kepada

Allah SWT karena dibalik ini semua ada hikmahnya, seraya ia menyadari,

sebagimana dikatakan al-Qur’an, bahwa setiap orang yang hidup akan mati.”20

NAS (22 tahun) pada mulanya tidak percaya dengan musibah yang telah

menimpa dirinya, dikarenakan pada saat itu ia sudah berhati-hati dan kecepatan

motornya. Ia merasa bahwa ia menjalankan motornya tidak terlalu kencang akan

tetapi Tuhan berkata lain.

C. Pemahaman Mahasiswa terhadap Ayat-ayat Musibah

Pertanyaan yang menjadi inti dari ulasan dalam skripsi ini adalah bagaimana

pemahaman mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir angkatan 2013 terhadap ayat-

ayat musibah? Dalam tahap awal penulis menguji bagaimana pemahaman mereka

secara teoretis terhadap ayat-ayat musibah, khususnya QS 2: 155-157 dan QS 64:

11.

Secara umum, para mahasiswa yang menjadi responden penelitian ini sudah

pernah mendengar bunyi QS Sûrah al-Baqarah yang terkait dengan musibah.

Secara umum mereka juga sudah memahami maksud dari ayat tersebut, sehingga

18

Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, SAF. (23) pada 1 juni

2017

20 Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, AS. (22 Tahun) pada4

juni 2017

Page 63: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

48

orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka akan mengucapkan kata

istirja’ atau innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn. Seiring dengan kedewasaan sikap

dan taraf intelektualitas mereka saat menempuh jenjang perkulihan, mereka juga

nampaknya cukup memahami makna dari ayat-ayat tersebut.

IAF mengaku pernah membaca Sûrah al-Baqarah ayat 155-157 yang mana

menurutnya maksud dari ayat tersebut adalah bahwa manusia akan diuji dengan

berbagai macam ujian, kelaparan, ketakukan, kehilangan harta benda, serta

kehilangan orang-orang yang kita cintai saat manusia tertimpa musibah yang

dijelaskan ayat-ayat sebelumnya, maka hendaklah seseorang bisa mengucapkan

innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn sebagaimana dijelaskan di dalam ayat

sesudahnya, karena segala sesuatu yang ada di dunia ini hanya milik Allah

semata, dan saat tertimpa musibah hendaklah manusia bisa bersabar. Ia juga

percaya bahwa Allah akan memberikan pahala yang berlipat ganda bagi mereka

yang bersabar saat tertimpa musibah..21

Sementara itu, AR mengatakan bahwa ia pernah membaca ayat-ayatnya,

dan yang paling melekat dipikirannya mengenai ayat tersebut yaitu lafazh innā

lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn., Menurutnya, ayat ini menjelaskan untuk tidak

pernah takut dengan musibah yang menimpa seseorang, baik berupa kelaparan,

ketakutan hilang harta benda, dan kehilangan nyawa, karena semua yang ada di

dunia ini akan kembali kepada Sang Penciptanya. Yang lebih penting lagi adalah

harus bisa menyikapinya dengan bersabar saat musibah itu menimpa. Masih

21

Wawacara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, INA. (22 Tahun) pada

30 mei 2017

Page 64: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

49

menurutnya, janji Allah kepada orang yang sabar saat ditimpa musibah adalah

bahwa Allah akan memberikan pahala yang berlipat ganda.

NW memiliki pemahaman yang mirip dengan Atina bahwa Allah akan

menguji hamba-hamba-Nya dalam bentuk kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan

buah-buahan. Serta saat tertimpa musibah harus mengucapkan kata istirja’ innā

lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn. Alasan yang diungkapkannya adalah lantaran segala

sesuatu yang ada dimuka bumi adalah milik Allah dan kepada Allahlah kita akan

kembali. Baginya, barang siapa bersabar saat tertimpa musibah, maka Allah akan

memberikanya pahala yang tiada terukur. Serta berilah kabar gembira kepada

orang yang bersabar saat tertimpa musibah bahwa akan besarnya pahala orang

yang bersabar”.22

SC juga mengatakan bahwa ia pernah membaca Sûrah al-Baqarah ayat 156-

157 yang mana menueut apa yang ia pahami dari redaksi kata ayatnya yaitu setiap

akan diuji oleh Allah SWT berupa kelaparan, ketakutan dan kehilangan orang

yang didiangi, serta hendaklah saat tertimpa musibah mengatakan innā lillāhi wa

innā ilaihi rāji’ūn, yang menurutnya adalah sebuah ungkapan kembali kepada

Sang Pencipta. Menurutnya, segala yang ada di dunia pasti akan kembali kepada-

Nya dan orang yang menerima ujian harus bersabar. Barang siapa yang bersabar

maka Allah akan memberikan pahala yang berlimpah.23

OV juga pernah membaca Sûrah al-Baqarah ayat 155-157 yang mana

maksud dari ayat ini yaitu apabila seorang tertimpa musibah hendaklah

22

Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, NW. (22 tahun) pada

30 Mei 2017

23 Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, SC. (24 tahun) pada 5

Juni 2017

Page 65: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

50

mengucapkan kalimat “kembali kepada Allah SWT” atau innā lillāhi wa innā

ilaihi rāji’ūn, serta harus bisa bersabar saat tertimpa musibah, karena Allah akan

memberikan pahala yang sangat melimpah bagi hambanya yang bersabar saat

tertimpa musibah. Dia hanya memahami makna ayat secara global, dan ia

mengaku belum pernah membaca tafsiran mufassir mengenai ayat tersebut.24

Pemahaman yang lebih mendalam nampaknya didapati dari diri SAF, di

mana ia mengaku pernah mempelajari tafsir Jalalain juz 2.25

Ia mengatakan bahwa

berdasarkan pemahamannya, maksud dari ayat tersebut yaitu segala sesuatu yang

ada di diri kita hanyalah milik Allah, jadi Allah berhak kapan saja Dia akan

mengambil miliknya tersebut. Menurutnya, sebagai orang yang beriman maka

hendaknya kita saat tertimpa musibah harus bersabar.26

AS mengatakan bahwa pemahaan yang bisa diambil dari ayat itu adalah

bahwa Allah akan menguji hamba-Nya dalam bentuk kelaparan, kekurangan

harta, jiwa dan buah-buahan. Serta saat tertimpa musibah harus mengucapkan kata

istirja’ innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn. Baginya, segala sesuatu yang ada di

muka bumi adalah milik Allah dan kepada Allahlah kita akan kembali.

Ditambahkan pula bahwa akhir ayat menjelaskan saat tertimpa musibah kita

manusia harus bersabar, dan ganjaran bagi mereka yang bersabar Allah akan

memberikan pahala yang melimpah.27

24

Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, OV. (23) pada 3 Juni

2017

25 Tafsiran jalalain memiliki dua juz, sedangkan tafsiran al-Baqarah adanya di juz 1

26 Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, SAL. (22 tahun) pada

1 juni 2017

27 Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, AS. (22 tahun) pada 2

Juni 2017

Page 66: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

51

NAS juga mengatakan bahwa ia pernah membaca ayat-ayat tersebut, meski

ia mengklarifikasi bahwa hal itu disebabkan karena ia hafal ayat tersebut, yang

mana penjelasan ayat tersebut apabila tertimpa musibah hendaklah mengucapkan

kata istirja’ suatu ungkapan kembali kepada Allah SWT. Allah akan menguji

hambanya berupa kelaparan, ketakutan, dan ditinggal pergi oleh orang yang dia

kita cinta. Barang siapa tetimpa musibah kata Allah maka hendaklah

mengucapkan innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn, maka Allah akan mengantikan

pahala yang sangat melimpah bagi hambanya yang bersabar.

Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa berkenaaan dengan QS 2: 155-157

didapati temuan bahwa para mahasiswa yang menjadi objek penelitian ini secara

umum memahami maksud ayat ini dengan baik, sehingga tindakan yang

seharusnya dilakukan saat menerima musibah dan sikap yang harus diambil

berkaitan dengan penerimaan musibah sebagai bagian dari ketentuan Allah

haruslah disertai dengan sikap sabar yang berbuah pahala besar jika ikhlas

menerimanya.

Adapun untuk pemahaman mereka terkait dengan Sûrah al-Taghâbun ayat

11, dari 10 responden yang penulis wawancarai hanya ada dua mahasiswa saja

yang pernah membaca ayat tersebut. Hal ini juga berpengaruh pada pemahaman

terhadap ayat ini sebagaimana dinyatakan bahwa menurut IAF bahwa “Tidaklah

ujian atau musibah akan menimpa manusia kecuali atas izin Allah atau tidak ada

Page 67: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

52

bencana yang menimpa, baik berkaitan dengan urusan dunia, maupun agama,

kecuali atas izin Allah SWT sebab Dialah yang Maha segalanya”29

Sementara itu, menurut AR, “Ayat tersebut menjelaskan bahwa semua

bentuk musibah yang menimpa kita semua atas izin Allah, maka tentu kita mampu

melewatinyanya karena janjiAllah dalam al-Qur’an menyebutkan jika Allah tidak

akan memberikan ujian pada hamba di luar batas kemampuan hambanya.”30

D. Rujukan dan Signifikansi Tafsir

Al-Quran perlu dipahami, dan oleh karenanya diperlukan tafsir atasnya.

Beragam bentuk, pendekatan dan cara penafsiran telah ditunjukkan oleh para ahli

tafsir (mufassir) dengan segalan kelebihan dan kekuranganya, dan ternyata belum

memuaskan rasa haus para pencintanya untuk mengali makna yang terkandung di

dalam al-Qur’an. Oleh karenanya, para mufassir senantiasa berupaya menemukan

kaedah penafsiran yang paling tepat untuk memahami kandungan (makna) al-

Qur’an dalam konteks ruang dan waktu yang berbeda.

Hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap mahasiswa Ilmu al-Qur’an

dan Tafsir angkatan 2013 didapati bahwa secara keseluruhan mereka memahami

maksud dari ayat musibah tersebut, terutama yang terkait dengan bacaan dan yang

dikandung oleh Sûrah al-Baqarah ayat 155-157. Adapun rujukan tafsir yang

mereka gunakan hanay didapati dalam 3 ulasan dari 10 responden yang penulis

wawancarai. Dari jumlah 3 itu, mereka mengunakan rujukan tafsiran kitab Ibnu

29

Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, INA. (22 Tahun) pada

30 Mei 2017

30 Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, AR. (21 tahun) pada 1

Juni 2017

Page 68: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

53

Katsir, Tafsir Jalalain. Sedangkan 7 sisanya mengunakan pemahaman mereka

sendiri berdasarkan makna terjemahan ayat-ayatnya.

Didapati kesesuaian antara jawaban mahasiswa terhadap pertanyaan yang

penulis ajukan dalam wawancra dengan pemaparan dalam tafsir Ibnu Katsir. Ibn

Katsir menjelaskan tafsiran Sûrah al-Baqarah ayat 155-157 tersebut sebagai

berikut. ”Ibnu Katsir Rahimahullah berkata mereka menghibur diri dengan

mengucapkan innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn yang mereka adalah milik Allah

dan kepada Allahlah mereka akan kembali. Selanjutnya Allah menjelaskan

tentang orang-orang yang bersabar. Mereka mengetahui dan menyadari bahwa

mereka mereka adalah kepunyaan Allah, Dzat yang berbuat terhadap hamba-

hambaNya dengan apa yang dikehendakinya. Mereka juga mengetahui bahwa

tidak akan luput satu biji sawipun dihadapan Allah pada hari kiamat kelak.

Sehingga itu semua menumbuhkan kesadaran dan pengakuan pada diri mereka

bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah, dan sesungguhnya mereka akan

kembali hanya kepada-Nya di akhirat. Oleh karena itu Allah mengabarkan tentang

balasan yang akan Allah berikan kepada mereka atas hal tersebut, Allah

berfirman,” mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat

dari tuhan mereka,”[157]. Yaitu pujian dari Allah kepada mereka. Sa’id bin

Jubair berkata, ”Ya itu rasa aman dari siksa nereka.31

Sementara itu rujukan yang didapat dari tafsir Jalalain didapati temuan “

(155) Sungguh kami akan memberikanmu cobaan berupa sedikit ketakutan

31

Syaik Ahmad Syakir, Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir (Jakarta: Darus Sunnah, 2014), jilid

1, h. 440

Page 69: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

54

terhadap musuh, kelapara, kekurangan harta, penyakit, serta kematian, artinya

kamai akan menguji kamu, apakah kamu bersabar atau tidak, serta ganjaran bagi

mereka yang bersabar akan mendapatkan surganya Allah. (156) yaitu apabila

mereka tertimpa musibah, maka mereka akan mengucapkan innā lillāhi wa innā

ilaihi rāji’ūn ketika tertimpa musibah, amak ia akan diberikan pahala oleh Allah

dan diiringi-Nya dengan kebaikan. (157) mereka itulah yang mendapatkan yang

mendapat selawat artinya ampunan dari tuhan mereka atau nikmat dan merekalah

orang-orang yang mendapat petunjuk ke arah yang benar.

Mengenai signifikasi penafsiran, penulis mendapati bahwa wawancara yang

penulis lakukan di atas menunjukkan bahwa para mahasiswa tersebut ketika

menghadapi musibah mereka dapat dianggap telah mengamalkan apa yang

diajurkan oleh al-Qur’an yang mana apabila tertimpa musibah hendaklah

bersabar, karena didapati penjelasan dalam tafsirnya bahwa pahala bagi mereka

saat bersabar berupa pahala yang berlimpat ganda.

E. Problematika dan Solusi

Hasil wawancara keseluruhan yang penulis lakukan terhadap mahasiswa

Ilmu al-Qur’an dan Tafsir angkatan 2013 menegaskan bahwa manusia tidak bisa

dilepaskan dari yang namanya musibah, akan tetapi yang membedakan satu

dengan yang lainnya adalah bagaimana mereka menanggapi musibah itu.

Secara ilustratif al-Qur’an telah memberikan gambaran bagaimana musibah

menimpa manusia sebagai cobaan dan problematika yang harus dihadapi. QS 2:

155-157 Allah subhanahu wa Ta’la memberi cobaan kepada hamba-hambanya.

dengan “Pakaian kelaparan dan ketakutan”, begitu juga dengan “sedikit ketakutan

Page 70: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

55

dan kelaparan”, serta “kekurangan harta” ataupun “kehilangan jiwa”. Semua itu

merupakan beberapa gambaran bagaimana Allah memberikan cobaan untuk

menguji hamba-hamba-Nya.

Selain menggambarkan problematika hidup dalam bentuk datangnya

musibah, al-Qur’an juga memberikan solusi dalam menghadapinya. Ditegaskan

bahwa “Barangsiapa yang bersabar, niscaya Allah akan membalasnya. Dan

barangsiapa yang berputus asa, niscaya Allah akan menimpakan hukuman

kepadanya. Oleh karena itu Allah berfirman. “dan berikanlah berita gembira

kepada orang-orang yang sabar.”33

Selanjutnya Allah menjelaskan tentang orang-

orang yang bersabar dan mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepada mereka.

Sikap sabar dan syukur yang menjadi tawaran solusi dalam menghadapi musibah

menumbuhkan kesadaran dan pengakuan pada diri mereka tentang status mereka

sebagai hamba-hamba Allah, dan sesungguhnya mereka akan kembali hanya

kepada-Nya di akhirat nanti. Oleh karena itu Allah mengabarkan tentang balasan

yang akan Allah berikan kepada mereka atas hal tersebut, Allah berfirman,”

mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari tuhan

mereka,”.34

Sedangakan solusi yang dijelaskan al-Qur’an saat tertmpa musibah terdapat

dalam QS 63: 11. Tidak ada bencana yang menimpa, baik berkaitan dengan

urusan dunia, maupun agama, kecuali atas izin Allah SWT (penciptaan sebab dan

faktor-faktor bagi terjadinya sesuatu. Ia adalah sistem dan hukum-hukum alam

33

Syaik Ahmad Syakir, Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir (Jakarta: Darus Sunnah, 2014), jilid

1, h. 439

34 Syaik Ahmad Syakir, Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir (Jakarta: Darus Sunnah, 2014), jilid

1, h. 439.

Page 71: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

56

yang yang diciptakan-Nya bagi terjadinya sesuatu. Manusia dapat

memanfaatkannya untuk kepentingan diri sendirinya), yakni melalui sistem yang

telah ditetapkan-Nya dan yang selalu di bawah kontrol dan pengawasan Allah.

Barangsiapa yang kufur kepada Allah, maka Allah akan biarkan hatinya dalam

kesesatan dan siapa yang beriman dan percaya dan bahwa tidak ada yang terjadi

kecuali atas izin Allah, niscaya Allah akan memberikan petunjuk hatinya sehingga

dari saat kesaat ia akan semakin percaya serta tabah menghadapi musibah yang

menimpanya sambil mencari sebab-sebabnya agar jangan terulang serta semakin

meningkat pula amal-amal baiknya. Allah Maha kuasa atas segala sesuatu dan

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Karena itu, sabar dan tabahlah

menghadapi aneka cobaan serta lakukanlah introspeksi dan taatlah kepada Allah

di setiap tempat dan waktu. Karena itu setiap muslim hendaknya berusaha

memahami hukum-hukum alam dan memanfaatkannya.35

Pemahaman yang baik terhadap makna ayat-ayat musibah di atas

memberikan bekal yang cukup bagi para mahasiswa dalam menyikapi musibah

yang menimpa mereka. Penulis mendapati bahwa hasil wawancara yang penulis

lakukan terhadap para mahasiwa di atas menunjukkan pada suatu hasil bahwa para

mahasiswa tersebut ketika menghadapi musibah mereka dapat dianggap telah

mengamalkan apa yang diajurkan oleh al-Qur’an, yaitu bahwa apabila tertimpa

musibah hendaklah mereka bersabar, karena didapati penjelasan dalam tafsirnya

bahwa pahala bagi mereka saat bersabar berupa pahala yang berlipat ganda.

35

M. Quraish Shihab, Al-Lubab Memahami Tujuan dan Pelajaran dari Sûrah Sûrah Al-

Qur’an (Tanggerang, Lentera Hati, 2012), h. 293

Page 72: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

57

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil wawancara keseluruhan yang penulis lakukan adalah mahasiswa Tafsir

Hadits angkatan 2013 mereka mengatakan bahwa setiap manusia tidak lepas dari yang

namanya musibah, akan tetapi yang membedakannya yaitu bagaimana mereka

menanggapi musibah itu sendiri. Adapun musibah-musibah yang terjadi kepada atau

mahasiswa pengakaji al-Qur’an berupa kelaparan, kehilangan harta benda, dan

kematian orang-orang yang mereka sayangi. musibah-musibah tersebut merupakan

musibah yang pernah mereka alami, serta tindakan mereka ketika tertimpa musibah

ada yang sedih, dan tindakan tidak terima akan musibah yang menghampirinya.

Terkhusus, bagi mereka yang ditinggal oleh orang tua yang telah mendidik mereka

dengan kasih sayang pergi meninggalkan mereka.

Adapun tindakan mahasiswa secara keseluruhan pada mulanya mereka tidak

menerima musibah yang menimpa mereka, karena munurut mereka sifat alami

manusia tidak lepas dari sifat keluh kesah akan tetapi seiring waktu berjalan mereka

merasakan bahwa segala yang ada di dunia ini akan kembali kepada Sang Khalik,

serta mereka akan besabar dan ikhlas. Ketika menghadapi musibah mereka

mengamalkan apa yang diajurkan oleh al-Qur’an yang mana segala apa yang terjadi

muka bumi ini atas kehendak Allah. Mereka dapat mengambil manfaat dari ayat-ayat

musibah dan menerapkan bagi kehidupan sehari-hari serta tertolong saat mereka

dilanda musibah itu sendiri.

Pemahaman mereka sebagai mahasiswa yang secara teoritis mempelari ayat

al-Qur’an. Mereka sangat memahami dan mengamal surat al-Baqarah ayat 155-157

yang mana menurut mereka apabila tertimpa musibah harus mengucapkan kata

Page 73: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

58

Istirja’ Innâlillahi wa innâ ilaihi râaji’ûn serta ganjaran pahala yang berlimpah bagi

mereka yang bersabar saat tertimpa musibah. Sedangkan ayat al-Taghâbun yang mana

hanya dua mahasiswa yang memahami atau mengunakan tafsiran dari para mufassir.

Adapun yang lainnya, hanya memahami dari makna ayat dari pemahaman mereka

yang telah mereka pelajari selama duduk di bangku perkuliahan yaitu segala sesuatu

yang ada di muka bumi ini atas kehendak Allah begitupun juga musibah, musibah itu

sendiri datang atas izin Allah SWT. Dan barang siapa yang beriman, maka Allah akan

memberi petunjuk kepada hatinya atau Allah akan memberikan ganti yang lebih baik

dari apa yang telah menimpa mereka. Serta mereka mengelompok sabar menjadi 3

yaitu sabar menghadapi perintah Allah, sabar dalam menjauhi larangan Allah, dan

bersabar saat tertimpa musibah.

Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Jurusan Tafsir Hadits angkatan 2013 sudah menjadikan al-

Qur’an sebagai pedoman, petunjuk atau solusi dalam kehidupan sehari-hari mereka

serta saat mereka mengalami musibah.

B. Saran-saran

1. Adapun kelemahan dari penelitian ini adalah hanya mengkaji 2 ayat solusi saat

tertimpa musibah. Agar penelitian selanjutnya bisa mengkaji ulang tentang solusi dari

musibah dari ayat-ayat lainnya.

Page 74: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Al-Asfahani, Al-Rahib, Mu’jam Mufraddat fi aifadz al-Qur’an, Beirut: Dar al-Kutub

al-„ilmiyah, 2004.

Al-Baidawiy, Imam, Tafsir al-Baidawî Juz 1, Beirut: Dar al-Fikr, t.t.

Al-Jazairi, Syaikh Abu Bakar Jabir, Tafsir Al-Qur’an Al-Aisar, Penerjemah Azhari

Hatim dan Abdurrahman Mukti, Jakarta: Darus Sunnah, 2015.

Al-Maraghi, Ahmad Mustafa, Tafsir al-Maraghi, terj. Anshori U. Sitanggal, juz I,

cetII, Hely Noer Aly, Bahrun Abu Bakar, Semarang: PT Karya Toha Putra,

1992.

Al-Qardhawî,Yusuf, Bagaimana Berintekrasi Dengan Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka

Al-Kausar, 2000.

Al-Yamani, Abdullah, Sabar, Penerjemah Iman Firdaus, Jakarta: Qisthi Press, 2008.

Ash-Shabuni, Muhammad Ali, Shafwatut Tafasir, Terj. Yasin jilid I, Cet I, Jakarta:

Pustaka Al-Kausar, 2011.

As-Sa‟di, Syaikh Abdurrahman Bin Nashir, Tafsir As-Sa’di, Jakarta, Dar Al-

Ashimah, 2007.

Syukur, M. Amin.dkk. Theologi Islam Terapan (T.tp.: Tiga Serangkai, t.t.)

Efendi, Yudy, Sabar dan Syukur Rahasia Meraih Hidup Super Sukses, Jakarta:

Qultum Media, 2012.

Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz XXVII, Jakarta: Pustaka Panjimas, t.t.

Ibrahim, Sayyid, Tafsir Fathul Qadir Tahqiq dan Takhrij, Jakarta: Pustaka Azzam,

t.t.

Imani, Allamah Kamal Faqih, Tafsir Nurul Qur’an, Jakarta: Al-Huda, 2003.

Jazuli, Ahzami Samiun, Kehidupan Dalam Pandangan al-Qur’an, Depok: Gema

Insani, 2014.

_______, Kehidupan Dalam Pandangan Al-Qur’an, Jakarta: Gemainsani, 2006.

Page 75: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

Masyah, Syarif Hade, Lewati Musibah Raih Kebahagiaan, Jakarta: Mizan Publika,

2007.

Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, Jakarta: Ghalia Indonesia,

2004

Mutmainah, Musibah Dalam al-Qur’an studi komperatif penafsiran Sayyid Qutb dan

Ibnu Katsir atas surat al-Hadid ayat 22, Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010.

Nirwana, Andri, Musibah dalam Perspektif al-Qur’an, Jurnal Fakultas Ushuluddin

IAIN Ar-Raniry Kopelma Darussalam, Kota Banda Aceh.

Penyusun, Team, Ensiklopedia Al-Qur’an: kajian Kosakata, Jakarta: Lentera Hati,

2007.

Quthb, Sayyid, Tafsir Fi-Zhilalil Qur’an, penerjemah Aunur Rafiq dan Khairul

Halim, Jakarta: Fikrah dan Harakah Islamiyah, 2002.

Rozin, Ainur, Penafsiran Ayat-Ayat Musibah dalam Al-Qur’an (Studi Analisis

Penafsiran M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah),” skripsi S1

Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Walisonggo

2015.

Sahla, Abu, Pelangi Kesabaran, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2010.

Shihab, M. Quraish, Al-Qur’an dan Maknanya, Tangerang: Lentera Hati, 2010.

__________, Membumikan Al-Qur’an Jilid 2, Jakarta, Lentera Hati, 2010

__________, Menaburkan Pesan Ilahi, Jakarta, Lentera Hati, 2006.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009.

Syakir, Syaik Ahmad, Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir, jilid 1, Jakarta: Darus Sunnah,

2014.

UIN Jakarta, Pedoman Akademik Program Strata 1 2012/2013, Jakarta: UIN Jakarta,

2012.

Yusuf , Yunan, Tafsir Al-Qur’an Juz Qad Sami’Allah, Juz XXVIII, Tangerang:

Lentera Hati, 2010.

Page 76: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

Website:

http://tafsirhadis.ushuluddin.uinjkt.ac.id/?page_id=5

Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, membangun peradaban melalui Al-Qur’an dan hadits,

artikel diakses pada tanggal 5 juli 2017 dari

http://tafsirhadis.ushuluddin.uinjkt.ac.id/?page_id=5

Media Islam Salafiyyah, “Sabar Saat Tertimpa Bencana Meluruskan Aqidah,” artikel

diakses pada 27 maret 2017 dari https://almanhaj.or.id/2881-sabar-saat-

tertimpa-bencana-meluruskan-aqidah. html

Muhammad, Manfaat Ketawa, artikel ini diakses pada tanggal pada 12 mei 2017 dari

https://naifu.wordpress.com/2010/06/22/manfaat-ketawa/hmtl

Qaasim, Fariq Bin, Hikmah Dibalik Musibah, artikel diakses pada 15 maret 2017

dari

https://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/single/id_hikmah_dibalik_musib

ah.pdf. html

Yani, Ahmad, “Sikap Muslim Menghadapi Musibah,” artikel diakses pada 13 mei

2017 dari www.ikadi.or.id/component/content/.../1217-sikap-muslim-

menghadapi-musibah.pdf

Jurnal:

Nirwana, Andri, Musibah dalam Perspektif al-Qur’an, Jurnal Fakultas Ushuluddin

IAIN Ar-Raniry Kopelma Darussalam, Kota Banda Aceh.

Wawancara:

Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, AR. (21 tahun)

pada 1 Juni 2017

Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, AR. (21) pada 1

juni 2017

Wawancara Pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, AS

Page 77: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, IAF. (22 tahun)

pada 30 Mei 2017.

Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, INA. (22 Tahun)

pada 30 Mei 2017

Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, N. (22 tahun) pada

9 Juni 2017

Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, NHA. (23 tahun)

pada 6 Juni 2017

Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, NW. (22 tahun)

pada 30 Mei 2017

Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, OV. (23) pada 3

Juni 2017

Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, SAF. (23) pada 1

juni 2017

Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, SAL. (22 tahun)

pada 1 juni 2017

Wawancara pribadi dengan mahasiswa Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, SC. (24 tahun)

pada 5 Juni 2017

Wawancara Pribadi dengan Mahasiswa Ushuluddin Jurusan Ilmu al-Qur‟an dan

Tafsir UIN Jakarta, 19 Februari 2017.

Page 78: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

LAMPlRAN

Nama: AR

Usia: 21 Tahun

J enis Kelamin: Perempuan

Alamat: Pondok Aren

1. Pertanyaan: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan musibah? Apakah anda

pernah ditimpa musibah, ataujika tidak apakah anda pernah melihat teman dekat anda

mengalami musibah? Musibah apa yang pemah anda alami?

Jawaban: Musibah adalah suatu kejadian yang menimpa hidup, dan kejadian itu

merupakankejadian yang dianggap berat dan membuat semangat hidup menjadi

hHang. Ya setiap manusia pasti mengalami musibah yaitu Rumah kemasukan maling

2. Pertanyaan: Bagaimana reaksi anda terhadap musibah yang datang kepada anda atau

ternan dekat anda? Atau apakah anda rnelihatnya sebagai nasib buruk akibat

perbuatanorang lain, di mana anda menjadi korbannya? Ataukah itu nasib buruk yang

diberikan Tuhan kepada anda di mana menurut anda Tuhan tidak adil dan tidak

semestinya memberikan rnusibah itu karena anda merasa bahwa selarna hidup sesudah

berupaya menjadi orang baik?

Jawaban: Musibah yang rnenlmpanya adalah bentuk teguran dari Allah. Serta

mereka harus bersabar

3. Pertanyaan: Apakah anda paham bahwa al-Qur'an sudah mengatur tuntunan

terhadap manusia dalam menghadapi musibah ini? Jika ya, apakah anda bisa

menyebutkan ayatnya? Atau jika ya tetapi anda lupa ayat atau suratnya?

Page 79: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

Jawaban: Ya al-Qur'an telah memberikan tuntunan yang dijelaskan dalam surat al­

Baqarah ayat 155-157

4. Pertanyaan: di dalam al-Qur'an menyebutkan kata yang semakna dengan musibah

sebanyak lOx, apakah anda mengetahuinya?

Jawaban: Tidak, hanya saja yang masih ingat dipikiran saya yaitu ayat al-Baqarah

ayat 155-157 dan at-Thaghabun ayat 11

5. Petanyaan: Jika saya sebutkan ayatnya di dalam QS al-Baqarah ayat 155-157, apakah

anda pemah membacanya? Jika ya, apakah anda tehu penjelasan atau tafsir ayat itu?

Mungkin bisa dishare sedikit untuk dijelaskan kepada saya?

Jawaban: Ya tentu saya pernah membacanya yang mana maksud dari ayat tersebut

yaitu hendaklah mengucapkan kata-kata kembali kepada Allah SWT saat tertimpa

musibah kama segala sesuatu semua akan kembali kepada Allah.

6. Pertanyaan: Bagaimana dengan ayat yang lain, apakah anda pemah mendengar surat

at-thaghabun aya II?

Jawaban: Ayat tersebut menjelaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini

Allahlah yang telah mengatumya,tidak ada musibah yang menimpa manusia

melainkan atas izin Allah.

7. Pertanyaan: Jika boleh tau, apakah tafsir yang anda jelaskan itu didasarkan pada

pendapat dalam kitab tafsir apa? Atau anda memahami berdasarkan pemahaman anda

selaku mahasiswa dan calon sarj ana?

Jawaban: Saya pemah membaca tafsiran Ibnu Katsir yang menjelaskan tentang surah

al-Baqarah ayat 155-157 dan at-Thagabun

8. Pertanyaan: Apakah menurut pendapat anda dua ayat tersebut cukup memberikan

tuntunan kepada kita manusia tentang apa itu musibah dan bagaimana cara menyikapi

Page 80: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

jika kita selaku hamba ditimpa musibah? Atau menurut anda apakah al-Qur'an sudah

memberikan tuntunan yang semestinya ?

Jawaban: Dua ayat tersebut sudah cukup bagaimana menyikapi musibah

9. Pertanyaan: Menurut anda pribadi, apakah anda selaku pribadi muslim sudah bisa

mengikuti petunjuk dan tuntunan al-Qur'an itu? Ataukah bisa dan bebas sajajika anda

mengatakannya bahwa tuntunan itu terlalu berat untuk diikuti sehingga anda belum

bisa sepenuhnya mengikutinya, karena tingkat penghayatan yang masih minimal,

namun bersama dengan berjalanya waktu dan kematangan diri serta kedewasaan

mugkin pada saatnya nanti usianya yang pas anda sebagai manusia akan bisa

mengamalkannya secara sempurna. Tapi, tidak sekarang ini?

Jawaban: Pada mulanya musibah itu yang menimpa dirinya sangatlah berat dan

butuh waktu untuk mengamalkan dua ayat tersebut

10. Pertanyaan: Jika boleh tahu, apakah anda bisa share dengan saya apa saja tuntunan

yang anda rasa berat untuk diikuti dalan1 bunyi ayat al-Qur'an dan perlu kesiapan

tersendiri untuk menerima dan menyadarinya?

Jawaban: musibah yang dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 155 sangatlah berat

dan butuh kesiapan saat menerimanya

11. Pertanyaan: Kadang manusia sering kehilangan akal sehat dalam menyikapi

musibah, menurut anda apakah hal itu wajar?

Jawaban: Wajar. Karena, sifat manusia tak luput dari keluh kesah

Page 81: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

Nan1a: AS

Usia: 22 Tahun

Alamat: Belakang asrama putra UIN Jakarta

1. Pertanyaan: apa yang dimaksud dengan musibah? Apakah anda pernah ditimpa

musibah, atau jika tidak apakah anda pemah melihat ternan dekat anda mengalami

musibah? Musibah apa yang pemah anda alami?

Jawaban: musibah adalah cobaan dan ujian yang setiap manusia pasti akan

merasakannya. Musibah yang dialaminya yaitu ditinggal pergi oleh kakeknya

2. Pertanyaan: Bagaimana reaksi anda terhadap musibah yang datang kepada anda atau

ternan dekat anda? Atau apakah anda melihatnya sebagai nasib buruk akibat

perbuatanorang lain, di mana anda menjadi korbannya? Ataukah itu nasib buruk yang

diberikan Tuhan kepada anda di mana n1enurut anda Tuhan tidak adil dan tidak

semestinya memberikan musibah itu karena anda merasa bahwa selama hidup sesudah

berupaya menjadi orang baik?

Jawaban: Bersabar dan ikhlas serta ada hikmah dibalik ini semua

3. Pertanyaan: Apakah anda paham bahwa al-Qur'an sudah mengatur tuntunan

terhadap manusia dalam menghadapi musibah ini? Jika ya, apakah anda bisa

menyebutkan ayatnya? Atau jika ya tetapi anda lupa ayat atau suratnya?

Jawaban: AI-Qur'an sudah mengatur khususnya saat tertimpa musibah

4. Pertanyaan: Apakah anda mengetahui 10 kata musibah yang dijelaskan dalam al­

Qur'an?

Jawaban: Tidak, saya hanya mengetahui ayat musibah yang di dalam surat al-Baqarah

ayat 156

Page 82: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

5. Pertanyaan: Jika saya sebutkan ayatnya di dalam QS al-Baqarah ayat 155-157,

apakah anda pemah membacanya? Jika ya, apakah anda tehu penjelasan atau tafsir

ayat itu? Mungkin bisa dishare sedikit untuk dijelaskan kepada saya?

Jawaban: Hendaklah saat tertimpa musibah mengucapkan kata istirja' dan bersabar

serta pahala bagi mereka yang bersabar

6. Pertanyaan: Bagaimana dengan ayat yang lain, apakah anda pemah mendengar surat

at-thaghabun aya II?

Jawaban: Segala sesuatu yang terjadi Allahlah telah mengatur khususnya nlusibah

7. Pertanyaan: Jika boleh tau, apakah tafsir yang anda jelaskan itu didasarkan pada

pendapat dalam kitab tafsir apa? Atau anda memahami berdasarkan pemahaman anda

selaku mahasiswa dan calon sarjana?

Jawaban: Mamahaminya mengunakan pemahaman dari redaksi ayat

8. Pertanyaan: Apakah menurut pendapat anda dua ayat tersebut cukup memberikan

tuntunan kepada kita manusia tentang apa itu musibah dan bagaimana cara menyikapi

jika kita selaku hamba ditimpa musibah? Atau menurut anda apakah al-Qur'an sudah

memberikan tuntunan yang semestinya ?

Jawaban: Dua ayat tersebut sudah cukup bagaimana menyikapi musibah

9. Pertanyaan: Menurut anda pribadi, apakah anda selaku pribadi muslim sudah bisa

mengikuti petunjuk dan tuntunan al-Qur'an itu? Ataukah bisa dan bebas sajajika anda

mengatakannya bahwa tuntunan itu terlalu berat untuk diikuti sehingga anda belum

bisa sepenuhnya nlengikutinya, karena tingkat penghayatan yang masih minimal,

namun bersama dengan betj alanya waktu dan kematangan diri serta kedewasaan

mugkin pad a saatnya nanti usianya yang pas anda sebagai manusia akan bisa

mengamalkannya secara sempuma. Tapi, tidak sekarang ini?

Page 83: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

Jawaban: Pada mulanya musibah itu yang menimpa dirinya sangatlah berat dan

butuh waktu untuk mengamalkan dua ayat terse but

10. Pertanyaan: Jika boleh tahu, apakah anda bisa share dengan saya apa saja tuntunan

yang anda rasa berat untuk diikuti dalam bunyi ayat al-Qur'an dan perlu kesiapan

tersendiri untuk menerima dan menyadarinya?

Jawaban: musibah yang dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 155 sangatlah berat

dan butuh kesiapan saat menerimanya

11. Pertanyaan: Kadang manusia sering kehilangan akal sehat dalam nlenyikapi

musibah, menurut anda apakah hal itu wajar?

Jawaban: Wajar. Karena, sifat manusia tak luput dari keluh kesah

Page 84: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

PERT ANY AAN -PERT ANY AAN PENELITIAN

Nama: INA

Usia: 22 Tahun

Alamat: Gang Limun belakang asrama putri UIN Jakarta

1. Pertanyaan: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan musibah? Apakah anda

pernah ditimpa musibah, ataujika tidak apakah anda pernah melihat teman dekat anda

mengalami musibah? Musibah apa yang pemah anda alanli?

Jawaban: Musibah adalah segala sesuatu yang menimpa seorang maupun orang

banyak yang berupa kesusahan yang datang tanpa seorang makhlukpun

nlengetahuinya. Pernah, musibah yang akhir2 ini saya alami adalah musibah

kematian. Salah seorang teman sekelas saya di tafsir hadis meninggal dunia setelah

berusaha menyelamatkan temannya yang tenggelam.

2. Pertanyaan: Bagaimana reaksi anda terhadap musibah yang datang kepada anda atau

teman dekat anda? Atau apakah anda melihatnya sebagai nasib buruk akibat

perbuatanorang lain, di mana anda menjadi korbannya? Ataukah itu nasib buruk yang

diberikan Tuhan kepada anda di mana menurut anda Tuhan tidak adil dan tidak

semestinya memberikan musibah itu karena anda merasa bahwa selama hidup sesudah

berupaya menjadi orang baik?

Jawaban: Saya percaya bahwa musibah yg menimpa saya adalah ujian dari Tuhan yg

mmg telah digariskan. Akan tetapi memangvpada awalnya saya kurang bisa

menerima ketentuan ini, sekaligus tidak percaya bahwa temna yang dari semester 1

berjuang bersama saya telah dipanggil orang Yang Maha Kuasa. Akan tetapi, pada

Page 85: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

akhimya saya berusaha menerima ketentuan terse but kama saya percaya bahwa maut

adalah sesuatu yang sudah digariskan d lauh mahfuzh.

3. Pertanyaan: Apakah anda pahanl bahwa al-Qur'an sudah mengatur tuntunan

terhadap manusia dalam menghadapi musibah ini? Jika ya, apakah anda bisa

menyebutkan ayatnya? Ataujika ya tetapi anda lupa ayat atau suratnya?

Jawaban: Iya. Surat al baqarah ayat 155. Ayat ini berbunyi,

4. Pertanyaan: AI-Qur'an menyebutkan kata yang semakna dengan musibah sebanyak

lOx, apakah anda mengetahuinya?

Jawaban: Tidak

5. Pertanyaan: Jika saya sebutkan ayatnya di dalam QS al-Baqarahayat 155-157,

apakah anda pernah membacanya? Jika ya, apakah anda tehu penjelasan atau tafsir

ayat itu? Mungkin bisa dishare sedikit untuk dijelaskan kepada saya?

Jawaban: Iya saya pemah membacanya. Inti dari ayat tersebut adalah bahwa manusia

kn diuji dgn berbagai macam ujian, kelaparan, ketakutan dan lainya

6. Pertanyaan: Bagaimana dengan ayat yang lain, apakah anda pernah mendengar surat

at-thaghabun aya 11?

Jawaban: Ya, saya pernah membacanya.

7. Pertanyaan: Jika boleh tau, apakah tafsir yang anda jelaskan itu didasarkan pada

pendapat dalam kitab tafsir apa? Atau anda memahami berdasarkan pemahaman anda

selaku mahasiswa dan calon sarjana?

Jawaban: Menurut ayat tsb bahwa tidaklah ujian akan menimpa manusia kecual dgn

izin Allah. Jd apapun yg terjdi pada diri kita semuanya adalah atas izin Allah.

Menurut ibnu katsir, akhir ayat 155 surat al baqarah menjelaskan mengenai ucapan

yang merupakan pengakuan manusia bahwa manusia adalah milik allah dan hanya

Page 86: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

akan kembali kepada Allah swt. Karena itulah maka Allah Swt. memberita-hukan

tentang pahala yang akan diberikan-Nya kepada mereka sebagai imbalan dari hal

tersebut.

8. Pertanyaan: Apakah menurut pendapat anda dua ayat tersebut cukup memberikan

tuntunan kepada kita manusia tentang apa itu musibah dan bagaimana cara menyikapi

jika kita selaku hamba ditimpa musibah? Atau menurut anda apakah al-Qur'an sudah

memberkan tuntunan yang semestinya ?

Jawaban: Iya. Al- Qur'an sudah menjelaskan dan mmberi tuntunan kepada umat

manusia mengenai musibah. Bahkan dalam al-Qur'an dijelaskan agar bersabar ketika

ditimpa musibah

9. Pertanyaan: Menurut anda pribadi, apakah anda selaku pribadi muslim sudah bisa

mengikuti petunjuk dan tuntunan al-Qur'an itu? Ataukah bisa dan bebas saja jika anda

mengatakannya bahwa tuntunan itu terlalu berat untuk diikuti sehingga anda belum

bisa sepenuhnya mengikutinya, karena tingkat penghayatan yang masih minimal,

namun bersama dengan berjalanya waktu dan kematangan diri serta kedewasaan

mugkin pada saatnya nanti usianya yang pas anda sebagai manusia akan bisa

mengamalkannya secara sempuma. Tapi, tidak sekarang ini?

Jawaban: InsyaAllah saya bisa menjadikan ayat-ayat tersebut panutan hidup.

10. Pertanyaan: Jika boleh tahu, apakah anda bisa share dengan saya apa saja tuntunan

yang anda rasa berat untuk diikuti dalam bunyi ayat al-Qur'an dan perlu kesiapan

tersendiri untuk menerima dan menyadarinya?

Jawaban: InsyaAllah saya tidak berat hati untuk menerima tuntunan tersebut. Karena

menurut surat al-thaghabun musibah terjadi dengan izin Allah sedangkan Allah selalu

menginginkan yg terbaik untuk hamba-Nya. Maka dari itu tug as manusia adalah

bersabar ketika ditimpa musibah.

Page 87: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

11. Pertanyaan: Kadang manusia sering kehilanan akal sehat dalam menyikapi musibah,

menurut anda apakah hal itu waj ar?

Jawaban: Menurut saya wajar saja. Karena sifat alami manusia yaitu berkeluh dan

bersedih. Akan tetapi tentu saja harus tetap menjaga sikap ketika ditimpa musibah dan

tidak berlebihan.

Page 88: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

Nama:N

Usia: 22 Tahun

J enis Kelamin: LaId -laId

Alamat: Legoso, Ciputat Timur, Tangerang Selatan

1. Pertanyaan: Menurut anda, apa yang din1aksud dengan musibah? Apakah anda

pernah ditimpa musibah, atau j ika tidak apakah anda pemah melihat ternan dekat anda

mengalami musibah? Musibah apa yang pemah anda alami?

Jawaban: suatu kejadian berupa keburukan yang menimpa manusia. Sedangkan

musibah yang menimpa saya yaitu Kecelakaan

2. Pertanyaan: Bagaimana reaksi anda terhadap musibah yang datang kepada anda atau

ternan dekat anda? Atau apakah anda melihatnya sebagai nasib buruk akibat

perbuatanorang lain, di mana anda menjadi korbannya? Ataukah itu nasib buruk yang

diberikan Tuhan kepada anda di mana menurut anda Tuhan tidak adil dan tidak

semestinya memberikan musibah itu karena anda merasa bahwa selama hidup sesudah

berupaya menjadi orang baik?

Jawaban: Setiap manusia pasti mengalami musibah. Akan tetapi, bagaimana setiap

manusia menerimnya saat tertin1pa musibah serta mengamalkan yang dijelaskan al­

Qur'an

3. Pertanyaan: Apakah anda paham bahwa al-Qur'an sudah mengatur tuntunan

terhadap manusia dalam menghadapi musibah ini? Jika ya, apakah anda bisa

menyebutkan ayatnya? Atau jika ya tetapi anda lupa ayat atau suratnya?

Jawaban: AI-Qur'an sudah mengatur tuntunan bagi setiap manusia khususnya dalam

menyikapi n1usibah

Page 89: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

4. Di dalam al-Qur'an menyebutkan kata yang semakna dengan musibah sebanyak lOx,

apakah anda mengetahuinya?

Jawaban: Tidak, hanya saja yang masih ingat dipikiran saya yaitu ayat al-Baqarah

ayat 155-157.

5. Pertanyaan: Jika saya sebutkan ayatnya di dalam QS al-Baqarah ayat 155-157,

apakah anda pemah membacanya? Jika ya, apakah anda tehu penjelasan atau tafsir

ayat itu? Mungkin bisa dishare sedikit untuk dijelaskan kepada saya?

Jawaban: Semua kembali kepada Allah

6. Pertanyaan: Bagaimana dengan ayat yang lain, apakah anda pemah mendengar surat

at-thaghabun aya 11 ?

Jawaban: Segala musibah yang menimpa manusia n1erupakan kehendak Allah

7. Pertanyaan: Jika boleh tau, apakah tafsir yang anda jelaskan itu didasarkan pada

pendapat dalam kitab tafsir apa? Atau anda memahami berdasarkan pemahaman anda

selaku mahasiswa dan calon sarjana?

Jawaban: Dia memahami mengunakan bahasanya sendiri

8. Pertanyaan: Apakah menurut pendapat anda dua ayat tersebut cukup memberikan

tuntunan kepada kita manusia tentang apa itu musibah dan bagaimana cara menyikapi

jika kita selaku hamba ditimpa musibah? Atau menurut anda apakah al-Qur'an sudah

memberikan tuntunan yang semestinya ?

Jawaban: AI-Qur'an sudah men1berikan solusi bagi manusia dalam menghadapi

n1usibah

9. Pertanyaan: Menurut anda pribadi, apakah anda selaku pribadi muslin1 sudah bisa

mengikuti petunjuk dan tuntunan al-Qur'an itu? Ataukah bisa dan bebas sajajika anda

n1engatakannya bahwa tuntunan itu terlalu berat untuk diikuti sehingga anda belum

bisa sepenuhnya mengikutinya, karena tingkat penghayatan yang masih minimal,

Page 90: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

namun bersama dengan berj alanya waktu dan kematangan diri serta kedewasaan

mugkin pada saatnya nanti usianya yang pas anda sebagai manusia akan bisa

mengamalkannya secara sempuma. Tapi, tidak sekarang ini?

Jawaban: Butuh proses untuk mengamalkan tuntunan yang dijelasakan al-Qur'an

Pada mulanya musibah itu yang menimpa dirinya sangatlah berat dan butuh waktu

untuk mengamalkan dua ayat tersebut

10. Pertanyaan: Jika boleh tahu, apakah anda bisa share dengan saya apa saja tuntunan

yang anda rasa berat untuk diikuti dalam bunyi ayat al-Qur'an dan perlu kesiapan

tersendiri untuk menerima dan menyadarinya?

Jawaban: Adapun tuntunan yang sangat berat dan butuh kesiapan saat tertimpa

musibah yaitu bersabar

11. Pertanyaan: Kadang manusia sering kehilangan akal sehat dalam menyikapi

musibah, menurut anda apakah hal itu wajar?

Jawaban: Wajar. Karena, sifat manusia tak luput dari keluh kesah. Akan tetapi,

haruslah menj adi yang manusia yang berguna.

Page 91: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

Nama:NHA

Usia: 22 Tahun

Alamat: Nurul Huda kampung utan, Tangerang

1. Pertanyaan: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan musibah? Apakah anda

pernah ditimpa musibah, ataujika tidak apakah anda pernah melihat teman dekat anda

mengalami musibah? Musibah apa yang pemah anda alami?

Jawaban: Musibah adalah semua peristiwa yang menyedihkan yang dating secara

tiba-tiba. Pemah mengalami musibah peristiwanya yaitu terjadi dicopet tersebut

terjadi ketika pulang dari kampong hendak menuju Jakarta tepatnya setelah ayah

meninggal

2. Pertanyaan: Bagaimana reaksi anda terhadap musibah yang datang kepada anda atau

teman dekat anda? Atau apakah anda melihatnya sebagai nasib buruk akibat

perbuatanorang lain, di mana anda menjadi korbannya? Ataukah itu nasib buruk yang

diberikan Tuhan kepada anda di mana menurut anda Tuhan tidak adil dan tidak

semestinya memberikan musibah itu karena anda merasa bahwa selama hidup sesudah

berupaya menj adi orang baik?

Jawaban: Ketika kejadian itu terjadi saya tidak bisa menghindar ataupun berusaha

untuk mendapatkan barangnya kembali. Saya hanya bisa tawakal kepada-Nya Dan

menerima segala ketentuan-Nya dan mengikhlaskannya dan membiarkan semuanya

berlalu. Karena segala yang terjadi pasti ada hikmah dibaliknya. Musibah ini

menjadikan saya lebih berhati-hati lagi ketika naik kendaraan umum. Juga segala

musibah yang terjadi merupakan ujian dari AllahSWT. Apakah kita bisa bersabar

akan ujian tersebut atau justru sebaliknya.

Page 92: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

3. Pertanyaan: Apakah anda paham bahwa al-Qur'an sudah mengatur tuntunan

terhadap manusia dalam menghadapi musibah ini? Jika ya, apakah anda bisa

menyebutkan ayatnya? Ataujika ya tetapi anda lupa ayat atau suratnya?

Jawaban: Ya, AI-Qur'an memang sejatinya mengatur segala hal tentang kehidupan

atau problematika manusia, termasuk didalamnya tentang cara bagaimana ketika

menghadapi musibah.Ayatnya: . . . Masih banyak ayat lainnya yang menerangkan

tentang ayat-ayat musibah, maupun yang menerangkan tentang macam-macam

musibah yang akan menimpa ataupun j alan keluar ketika menghadapi musibah

tersebut.

4. AI-Qur'an menyebutkan kata yang semakna dengan musibah sebanyak lOx, apakah

anda mengetahuinya?

Jawaban: Tidak, hanya saja yang masih ingat dipikiran saya yaitu ayat al-Baqarah

ayat 155-157.

5. Pertanyaan: Jika saya sebutkan ayatnya di dalam QS al-Baqarahayat 155-157,

apakah anda pemah membacanya? Jika ya, apakah anda tehu penjelasan atau tafsir

ayat itu? Mungkin bisa dishare sedikit untuk dijelaskan kepada saya?

Jawaban: Ayat ini sangat masyhur untuk menerangkan tentang ujian. Dimana ketika

seseorang mengalami suatu musibah sering mengucapkan kalimat istirja' yaitu

innalillahiwainnailaihirojiun. Karena memang sejatinya semuanya hanya milik

AllahSWT, semuanya hanyalah titipan. Dalam misal ,jika seseorang menitipkan

sesuatu barang,ketika dia ingin mengambilnya kembali, otomatis kita yang dititipi

harus mengembalikannya. Bukan berarti utuh menjadi milik kita. Dan pasti Allah

SWT akan menimpakan musibah untuk hamba-Nya untuk melatih dan menguj ikita,

jika kita sabar maka akan mendapat pahala namun jika sebaliknya maka akan

mendapatkan adzab.

Page 93: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

6. Pertanyaan: Bagaimana dengan ayat yang lain, apakah anda pemah mendengar surat

at-thaghabun aya II?

Jawaban: Va, ayat lainnya seperti dalam surat al-Thagabunayat 11. Begitu juga

dalam ayat ini menerangkan bahwa hakikat ujian adalah datangnya dar iAllahSWT

dan juga atas izin-Nya. Semuanya terjadi untuk mengukur keyakinan kita terhadap

AllahSWT. Karena Allah SWT sudah menegaskan dalam firman-Nya bahwa barang

siapa yang bersabar akan ujianny amaka dia akan mendapatkan pahala disisi-Nya.

7. Pertanyaan: Jika boleh tau, apakah tafsir yang anda jelaskan itu didasarkan pada

pendapat dalam kitab tafsir apa? Atau anda memahami berdasarkan pemahaman anda

selaku mahasiswa dan calon sarjana?

Jawaban: Saya menguraikan tersebut berdasarkan pemahaman selama belajar tafsir

8. Pertanyaan: Apakah menurut pendapat anda dua ayat tersebut cukup memberikan

tuntunan kepada kita manusia tentang apa itu musibah dan bagaimana cara menyikapi

jika kita selaku hamba ditimpa musibah? Atau menurut anda apakah al-Qur'an sudah

memberkan tuntunan yang semestinya ?

Jawaban: Menurut saya dua ayat tersebut sudah cukup mewakil iayat-ayat al-Qur'an

yang lainnya dalam menuntun kita ketika sedang menghadapi musibah. Setidaknya

menenangkan hatikit bahwa AllahSWT tidak akan menguj iseorang hamba diatas

kemampuannya.

9. Pertanyaan: Menurut anda pribadi, apakah anda selaku pribadi muslim sudah bisa

mengikuti petunjuk dan tuntunan al-Qur'an itu? Ataukah bisa dan bebas sajajika anda

mengatakannya bahwa tuntunan ituterlalu berat untuk diikuti sehingga anda belum

bisa sepenuhnya mengikutinya, karena tingkat penghayatan yang masih minimal,

namun bersan1a dengan berjalanya waktu dan kematangan diri serta kedewasaan

Page 94: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

4. AI-Qur'an menyebutkan kata yang semakna dengan musibah sebanyak lOx, apakah

anda mengetahuinya?

Jawaban: Tidak, hanya saja yang masih ingat dipikiran saya yaitu ayat al-Baqarah

ayat 155-157.

5. Pertanyaan: lika saya sebutkan ayatnya di dalam QS al-Baqarah ayat 155-157,

apakah anda pernah membacanya? lika ya, apakah anda tahu penjelasan atau tafsir

ayat itu? Mungkin bisa dishare sedikit untuk dijelaskan kepada saya?

Jawaban: Menurut kitab tafsir lalalain yaitu hendaklah saat tertimpa musibah

mengucapkan kata kembali Allah.

6. Pertanyaan: Bagaimana dengan ayat yang lain, apakah anda pemah mendengar surat

at-thaghabun aya 11 ?

Jawaban: Segala musibah yang menimpa manusia merupakan kehendak Allah

7. Pertanyaan: Jika boleh tau, apakah tafsir yang anda jelaskan itu didasarkan pada

pendapat dalanl kitab tafsir apa? Atau anda memahami berdasarkan pemahaman anda

selaku mahasiswa dan calon sarjana?

Jawaban: Mengunakan kitab tafsir lalalain

8. Pertanyaan: Apakah menurut pendapat anda dua ayat tersebut cukup memberikan

tuntunan kepada kita manusia tentang apa itu musibah dan bagaimana cara menyikapi

jika kita selaku hamba ditimpa musibah? Atau menurut anda apakah al-Qur'an sudah

nlenlberikan tuntunan yang semestinya ?

Jawaban: AI-Qur'an sudah memberikan solusi bagi manusia dalam menghadapi

musibah

9. Pertanyaan: Menurut anda pribadi, apakah anda selaku pribadi muslim sudah bisa

mengikuti petunjuk dan tuntunan al-Qur'an itu? Ataukah bisa dan bebas sajajika anda

mengatakannya bahwa tuntunan itu terlalu berat untuk diikuti sehingga anda belum

Page 95: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

bisa sepenuhnya mengikutinya, karena tingkat penghayatan yang masih minimal,

namun bersama dengan berjalanya waktu dan kematangan diri serta kedewasaan

mugkin pada saatnya nanti usianya yang pas anda sebagai manusia akan bisa

mengamalkannya secara sempuma. Tapi, tidak sekarang ini?

Jawaban: Sebaik mung kin akan menjalankan perintah Allah yang dijelaskan dalam

al-Qur'an

10. Pertanyaan: Jika boleh tahu, apakah anda bisa share dengan saya apa saja tuntunan

yang anda rasa berat untuk diikuti dalam bunyi ayat al-Qur' an dan perlu kesiapan

tersendiri untuk n1enerima dan menyadarinya?

Jawaban: Adapun tuntunan yang sangat berat dan butuh kesiapan saat tertimpa

musibah yaitu bersabar

11. Pertanyaan: Kadang manUSla sering kehilangan akal sehat dalam menyikapi

lTIusibah, menurut anda apakah hal itu wajar?

Jawaban: Wajar. karena, musibah merupakan sesuatu yang tidak diinginkan setiap

manusla

Page 96: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

..

Nama: SC

Usia: 24 Tahun

Alamat: Darus Sunnah Putri

1. Pertanyaan: makna musibah menurut anda? Apakah anda pemah ditimpa musibah,

atau jika tidak apakah anda pemah melihat ternan dekat anda mengalami musibah?

Musibah apa yang pemah anda alami?

Jawaban: Segala sesuatu yang nlenimpa manusia dalam bentuk keburukan.

Mengalami musibah dengan wafatnya salah satu orang tuanya yaitu ayah

2. Pertanyaan: Bagaimana reaksi anda terhadap musibah yang datang kepada anda at au

ternan dekat anda? Atau apakah anda melihatnya sebagai nasib buruk akibat

perbuatanorang lain, di mana anda menjadi korbannya? Ataukah itu nasib buruk yang

diberikan Tuhan kepada anda di mana menurut anda Tuhan tidak adil dan tidak

semestinya memberikan musibah itu karena anda merasa bahwa selama hidup sesudah

berupaya menjadi orang baik?

Jawaban: Bersabar dan ikhlas

3. Pertanyaan: Apakah anda paham bahwa al-Qur'an sudah mengatur tuntunan

terhadap manusia dalam menghadapi musibah ini? Jika ya, apakah anda bisa

menyebutkan ayatnya? Ataujika ya tetapi anda lupa ayat atau suratnya?

Jawa ban: Ya al-Qur' an sudah memberikan tuntunan kepada manusia.

4. AI-Qur' an menyebutkan kata yang semakna dengan musibah sebanyak lOx, apakah

anda mengetahuinya?

Jawaban: Tidak tahu.

Page 97: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

5. Pertanyaan: Jika saya sebutkan ayatnya di dalam QS al-Baqarahayat 155-157,

apakah anda pemah membacanya? Jika ya, apakah anda tehu penjelasan atau tafsir

ayat itu? Mungkin bisa dishare sedikit untuk dijelaskan kepada saya?

Jawaban: Setiap manusia akan diuji oleh Allah SWT berupa kelaparan, ketakutan dan

kehilangan orang yang disayangi, serta hendaklah saat tertimpa musibah mengatakan inna

Iii/aM wa

inna ilaihi raji/On. Barang siapa yang bersabar maka Allah akan memberikan pahala yang

berlimpah.

6. Pertanyaan: Bagaimana dengan ayat yang lain, apakah anda pemah mendengar surat

at-thaghabun aya 11 ?

Jawaban: Menurut pemahamannya segala musibah yang datang di dunia ini atas izin

Allah.

7. Pertanyaan: Jika boleh tau, apakah tafsir yang anda jelaskan itu didasarkan pada

pendapat dalam kitab tafsir apa? Atau anda memahami berdasarkan pemahaman anda

selaku mahasiswa dan calon sarjana?

Jawaban: Ia memahami menurut pemahaman yang selama ini ia pelajari

8. Pertanyaan: Apakah menurut pendapat anda dua ayat tersebut cukup memberikan

tuntunan kepada kita manusia tentang apa itu musibah dan bagaimana cara menyikapi

jika kita selaku hamba ditimpa musibah? Atau menurut anda apakah al-Qur'an sudah

memberkan tuntunan yang semestinya ?Dua ayat tersebut cukup untuk manusia

dalam mengalami musibah

Jawaban: Dua ayat diatas lebih dari cukup untuk manusia dalam tertimpa musibah

9. Pertanyaan: Menurut anda pribadi, apakah anda selaku pribadi muslim sudah bisa

mengikuti petunjuk dan tuntunan al-Qur'an itu? Ataukah bisa dan bebas saja jika anda

mengatakannya bahwa tuntunan itu terlalu berat untuk diikuti sehingga anda belum

Page 98: PEMAHAMAN MAHASISWA ILMU AL QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36906/2/RIDWAN... · mahasiswa tingkat akhir yaitu rasa ketakutan, kelaparan, sakit, dan kehilangan

" ,

bisa sepenuhnya mengikutinya, karena tingkat penghayatan yang. masih minimal,

. namun bersama dengan berjalanya waktu dan kematangan' diri serta kedewasaan

mugkin pada. saatnya nanti usianya yang pas anda sebagai manusia akan bisa

mengamalkannya secara sempurna. Tapi, tidak sekarang ini?

Jawaban: Butuh waktu untuk besabar saat tertimpa musibah

10. Pertanyaan: Jika boleh tahu, ap~ah anda bisa share dengan saya apa saja tuntu1)an

yang anda rasa berat untuk diikuti dalam bunyi ayat al-Qur'an dan perlu kesiapan

tersendiri untuk menerima dan menyadarinya?

Jawaban: Bersabar saat tertimpa musibah

11. Pertanyaan:, Kadang manusia sering kehilanan akal sehat dalam menyikapi musibah,

menurut anda apakah hal itu wajar?

Jawaban:/) Manusia hanyalah makhluk yang lemah tidak lepas dari kesalahan dan

tugas kita hendak memohon ampun kepada Sang Khalik