PEMAHAMAN DAN PENERAPAN TATA KELOLA PROYEK …

12
Jurnal Teknik Sipil ISSN 2302-0253 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 12 Pages pp. 12- 23 Volume 1, No. 2, November 2012 - 12 PEMAHAMAN DAN PENERAPAN TATA KELOLA PROYEK OLEH PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN (PPTK) (STUDI KASUS PADA BIDANG IRIGASI, RAWA, DAN PANTAI DINAS PENGAIRAN ACEH) Muttaqin 1 , Mubarak 2 , Teuku Hamdani 2 1) Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Abstract: Management of construction projects in the fields of Irrigation, Wetlands, and Coastal implemented by the Technical Activities Executive Officer (PPTK). As one of the units of implementing section. PPTK required to have a good knowledge , skills, and professional. Understanding of project governance is needed so that the desired project objectives can be achieved. This study aims to find out factors/variables PPTK extent of understanding of the project governance refers to the Construction Management Body Of Knowledge (CMBOK). The study was conducted on PPTK in the Field Irrigation, Wetlands, and Coastal at Irrigation Department of Aceh Government . The strategy used in this research is a case study. The research instruments were questionnaires and interviews. The results of this study indicate implementation of project governance in the field of Irrigation, Wetlands, and Coastal average of 83, 95% of the indicators of understanding has been well understood and implementation constraints of project governance showed an average of 16, 05% there are still some obstacles in several indicators. The lowest percentage in the understanding of project governance faced by PPTK on activity indicators are on aspects of conflict resolution that is 63.63% . Keywords: PPTK, Governance, Project, Construction management Abstrak: Pengelolaan proyek konstruksi pada Bidang Irigasi, Rawa, dan Pantai dilaksanakan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK). Sebagai salah satu unit pelaksana bagian, PPTK dituntut untuk memiliki pengetahuan (knowledge), keahlian (skill ), dan profesional (attitude) yang baik. Pemahaman tata kelola proyek diperlukan agar sasaran proyek yang diinginkan dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor/variabel-variabel sejauh mana tingkat pemahaman PPTK terhadap tata kelola proyek merujuk pada Construction Management Body Of Knowledge (CMBOK). Kajian ini dilaksanakan terhadap PPTK di Bidang Irigasi, Rawa, dan Pantai pada Dinas Pengairan Pemerintah Aceh. Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Adapun instrumen penelitian adalah kuisioner dan wawancara langsung. Hasil Penelitian ini menunjukkan penerapan tata kelola proyek pada bidang Irigasi, Rawa, dan Pantai rata-rata 83, 95% indikator pemahaman telah dipahami dengan baik dan kendala penerapan tata kelola proyek menunjukkan rata- rata 16, 05% masih terdapat sejumlah kendala dibeberapa indikator. Persentase yang terendah dalam pemahaman tata kelola proyek yang dihadapi oleh PPTK terhadap indikator kegiatan terdapat pada aspek penyelesaian konflik yaitu 63,63% Kata Kunci : PPTK, tata kelola, proyek, manajemen konstruksi

Transcript of PEMAHAMAN DAN PENERAPAN TATA KELOLA PROYEK …

Page 1: PEMAHAMAN DAN PENERAPAN TATA KELOLA PROYEK …

Jurnal Teknik Sipil ISSN 2302-0253

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 12 Pages pp. 12- 23

Volume 1, No. 2, November 2012 - 12

PEMAHAMAN DAN PENERAPAN TATA KELOLA PROYEK

OLEH PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN (PPTK)

(STUDI KASUS PADA BIDANG IRIGASI, RAWA, DAN

PANTAI DINAS PENGAIRAN ACEH)

Muttaqin1, Mubarak

2, Teuku Hamdani

2

1) Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

Abstract: Management of construction projects in the fields of Irrigation, Wetlands, and Coastal implemented by the Technical Activities Executive Officer (PPTK). As one of the units of implementing section. PPTK required to have a good knowledge , skills, and professional. Understanding of project governance is needed so that the desired project objectives can be achieved. This study aims to find out factors/variables PPTK extent of understanding of the project governance refers to the Construction Management Body Of Knowledge (CMBOK). The study was conducted on PPTK in the Field Irrigation, Wetlands, and Coastal at Irrigation Department of Aceh Government . The strategy used in this research is a case study. The research instruments were questionnaires and interviews. The results of this study indicate implementation of project governance in the field of Irrigation, Wetlands, and Coastal average of 83, 95% of the indicators of understanding has been well understood and implementation constraints of project governance showed an average of 16, 05% there are still some obstacles in several indicators. The lowest percentage in the understanding of project governance faced by PPTK on activity indicators are on aspects of conflict resolution that is 63.63% .

Keywords: PPTK, Governance, Project, Construction management

Abstrak: Pengelolaan proyek konstruksi pada Bidang Irigasi, Rawa, dan Pantai dilaksanakan oleh

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK). Sebagai salah satu unit pelaksana bagian, PPTK dituntut

untuk memiliki pengetahuan (knowledge), keahlian (skill), dan profesional (attitude) yang baik.

Pemahaman tata kelola proyek diperlukan agar sasaran proyek yang diinginkan dapat tercapai.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor/variabel-variabel sejauh mana tingkat

pemahaman PPTK terhadap tata kelola proyek merujuk pada Construction Management Body Of

Knowledge (CMBOK). Kajian ini dilaksanakan terhadap PPTK di Bidang Irigasi, Rawa, dan Pantai

pada Dinas Pengairan Pemerintah Aceh. Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Adapun

instrumen penelitian adalah kuisioner dan wawancara langsung. Hasil Penelitian ini menunjukkan

penerapan tata kelola proyek pada bidang Irigasi, Rawa, dan Pantai rata-rata 83, 95% indikator

pemahaman telah dipahami dengan baik dan kendala penerapan tata kelola proyek menunjukkan rata-

rata 16, 05% masih terdapat sejumlah kendala dibeberapa indikator. Persentase yang terendah dalam

pemahaman tata kelola proyek yang dihadapi oleh PPTK terhadap indikator kegiatan terdapat pada

aspek penyelesaian konflik yaitu 63,63%

Kata Kunci : PPTK, tata kelola, proyek, manajemen konstruksi

Page 2: PEMAHAMAN DAN PENERAPAN TATA KELOLA PROYEK …

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 1, No. 2, November 2012 - 13

Manajemen konstruksi memiliki 3 (tiga) fungsi

utama, yaitu perancangan (planning),

pelaksanaan (construction/ implementing), dan

pengendalian (controlling) yang terintegrasi

sebagai suatu sistem untuk mencapai

keberhasilan dari suatu proyek yaitu biaya

(cost), mutu (quality), dan waktu (time) agar

sesuai dengan persyaratan yang ditentukan

(Wiriandhi 2003). PPTK sebagai suatu

organisasi terdiri dari sejumlah personil. Dalam

memberikan layanan yang baik kepada

pengguna anggaran, personil dari organisasi

tersebut harus menguasai satu/lebih dari

knowledge area seperti yang tersebut pada

Contruction Management Body Of Knowledge

(CMBOK). Dengan penguasaan dan

pemahaman CMBOK yang baik, diharapkan

PPTK dapat menjalankan tata kelola yang baik

dalam pelaksanaan manajemen konstruksi.

Dalam mengelola proyek infrastruktur

setiap tahunnya PPTK selalu menghadapi

berbagai masalah, baik yang sudah

diperhitungkan maupun diluar perhitungan.

Salah satu masalah adalah keterlambatan, yang

tidak dapat diselesaikan tepat waktu. Banyak

faktor penyebabnya, salah satu faktornya adalah

tata kelola proyek yang belum optimal.

Sehingga berpengaruh pada kinerja Dinas

Pengairan khususnya Bidang Iigasi, Rawa,

Pantai.

Berdasarkan latar belakang masalah

yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

permasalahan yang akan dikaji dalam

permasalahan ini yaitu Apakah penerapan tata

kelola proyek oleh PPTK telah dipahami

dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui sejauh mana tingkat

pemahaman PPTK terhadap faktor-

faktor/variabel-variabel dalam tata kelola

TINJAUAN PUSTAKA

Sebagai pelaku dalam tata kelola proyek,

PPTK harus memiliki pengetahuan yang baik

mengenai semua hal yang berhubungan dengan

pelaksanaan proyek. Pada bab ini akan

dijelaskan tentang teori manajemen konstruksi.

Peran dan tanggung jawab manajemen

konstruksi pada tahap pelaksanaan, tugas dan

tanggung jawab PPTK, hubungan kerja dan

tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat

dalam proyek konstruksi, pengertian efisiensi,

tata kelola dalam CMBOK, dan pengendalian

pelaksanaan kegiatan.

Teori Manajemen Konstruksi

Manajemen proyek konstruksi adalah suatu

kegiatan penyedia jasa, orang perorangan atau

badan usaha yang dinyatakan ahli dan

profesional dibidang pengawasan sejak awal

pelaksanaan sampai selesai dan

diserahterimakan Undang-undang No. 18

Tahun1999). Menurut Wiriandhi (2003)

manajemen konstruksi adalah gabungan dari

semua metode manajemen proyek yang

memiliki tujuan untuk mengontrol waktu, biaya

dan kualitas dalam membangun suatu fasilitas

yang baru.

Peran dan Tanggung Jawab Manajemen

Konstruksi Pada Tahap Pelaksanaan

Manajemen proyek konstruksi secara

Page 3: PEMAHAMAN DAN PENERAPAN TATA KELOLA PROYEK …

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

14 - Volume 1, No. 2, November 2012

umum mempunyai peran dan tanggung jawab

pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut

(Kholisoh 2005):

1. Melakukan pengendalian proyek.

2. Melakukan pengawasan terhadap

konstruksi.

3. Pengendalian biaya.

Tugas dan Tanggung Jawab Pejabat

Pelaksana Teknik Kegiatan (PPTK)

PPTK merupakan perpanjangan tangan

dari Pengguna Anggaran bertanggung jawab

atas pelaksanaan tugasnya kepada kuasa

pengguna anggaran/kuasa pengguna barang.

yang berfungsi sebagai pengendalian dan

pengambilan keputusan di lapangan yang

dituangkan dalam surat keputusan, dengan

tujuannya adalah pencapaian sasaran.

Hubungan Kerja dan Tanggung Jawab

Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek

Konstruksi

Pihak-pihak yang terlibat dalam organisasi

proyek konstruksi adalah: Pengguna Anggaran,

organisasi PPTK, dan kontraktor. Pihak tersebut

sangat erat hubungannya dan saling

berkerjasama untuk menciptakan suatu kondisi

kerja yang baik agar tercapainya sasaran kerja

yang diinginkan.

Pertanggungjawaban kepada Pengguna

Anggaran (Bouwheer)

Tugas dan tanggung jawab PPTK kepada

Pengguna Anggaran mencakup tindakan

mewakili secara terpecaya dan profesional serta

pemberian advis, yang bebas dari konflik

ekonomi. yaitu melakukan pengendalian

pelaksanaan kegiatan (Barrie, Paulson ,

Sudinarto 1984).

Kontraktor

Hubungan kerja PPTK dengan kontraktor

harus profesional. PPTK harus cermat

menafsirkan rencana dan spesifikasi, dan bila

diperlukan dapat diminta penjelasan kepada

perancang. PPTK harus berpegang pada

kesesuaian proyek dengan rencana dan

spesifikasi untuk menjamin tercapainya sasaran

PenggunaAnggaran, dan juga berpegang pada

kompensasi yang wajar bagi kontraktor (Barrie,

Paulson , Sudinarto 1984).

Pengendalian Proyek

Menurut C. Edwin Haltenhoff, dalam The

CM Contracting System, dalam menjalankan

perannya dan meningkatkan kwalitas, PPTK

sebagai suatu organisasi yang terdiri dari

personil yang mempunyai keahlian dalam

manajemen konstruksi. personil dari organisasi

tersebut harus menguasai satu atau lebih dari

knowledge area yang ada dalam CMBOK yaitu.

1) Organisasi

Secara umum dapat diartikan suatu

perkumpulan lebih dari dua orang yang

melaksanakan ruang lingkup pekerjaan secara

bersama-sama sehingga tercipta struktur dengan

bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian

rupa, dengan kemampuan dan keahliannya

masing-masing untuk mencapai satu tujuan

yang direncanakan (Mujihartono 2002).

Berdasarkan difinisi organisasi diatas terdapat

Page 4: PEMAHAMAN DAN PENERAPAN TATA KELOLA PROYEK …

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 1, No. 2, November 2012 - 15

beberapa aspek penting dalam organisasi yaitu:

Adanya kelompok orang yang bekerja

sama.

Adanya tujuan tertentu yang akan

dicapai.

Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan

(lingkup pekerjaan).

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah hal-hal yang dilakukan

dilapangan dan membutuhkan suatu

pertimbangan dalam memutuskannya untuk

menyelesaikan proyek konstruksi. Seorang

PPTK sebagai perpanjangn tangan dari

Pengguna Anggaran dapat membantu dan

memberikan alternatif-alternatif yang

berhubungan dengan pelaksanaan (Clough

1986).

3) Prosedur/tata cara

Prosedure merupakan suatu

rangkaian/urut- urutan (tata urutan) dalam

sebuah penyelenggaraan. Setiap prosedur terdiri

atas mata rantai prosedur, yang masing– masing

merupakan pengerjaan atau pengelolaan. Setiap

mata rantai memerlukan metode dan atau teknik

pengerjaan tertentu (Rosyadi 2003) Jika

dipersiapkan dengan baik, prosedur berguna

untuk:

Mengurangi kesalahan-kesalahan yang

disebabkan oleh kurangnya komunikasi

Mengurangi tupang tindih dan

pengulangan

4) Motifasi dan Filosofi

Motifasi merupakan kekuatan yang

mendorong seseorang untuk bertindak atau

tidak bertindak untuk melakukan upaya atau

menahan diri, salah satu tiori motivasi yang

banyak dijadikan acuan secara luas adalah tiori

hirarki kebutuhan. Teori tersebut dikembangkan

oleh Abraham Maslow. Dalam teori tersebut

dikatakan bahwa: kebutuhan manusia disusun

secara hirarki dari yang paling rendah sampai

yang teratas (Nurhayati Junaedi 2008). adapun

kebutuhan yang dimaksud adalah sebagai

berikut. Kebutuhan pisik, kebutuhan rasa aman,

kebutuhan Sosial dan lain-lain.

5) Rincian dan Desain Pekerjaan.

Dalam desain adanya gambar dan

spesifikasi yang tepat maka akan memudahkan

dalam pengadaan kebutuhan proyek (Haltenhoff

1999). Selain itu desainer juga menbutuhkan

pengetahuan tentang material dan peralatan

yang dibutuhkan dalam proyek (Clifford J.S,

R.E. Maya 2004). Dalam difinisi proyek desain

merupakan sesuatu yang penting dan memiliki

dampak yang signifikan bagi biaya dan waktu.

6) Kontrak Bisnis

Kontrak adalah perjanjian/ kesepakatan

Pengguna Anggaran/ PPK dengan kontraktor/

pemasok dalam pelaksanaan barang dan jasa.

Dalam PERPRES No. 54 Tahun 2010 dalam

jasa konstruksi dijelaskan bahwa kontrak kerja

konstruksi merupakan keseluruhan dokumen

yang mengatur hubungan hukum antara

pengguna jasa dan penyedia jasa dalam

Page 5: PEMAHAMAN DAN PENERAPAN TATA KELOLA PROYEK …

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

16 - Volume 1, No. 2, November 2012

penyelenggaraan proyek konstruksi. Dalam

proyek konstruksi kontrak merupakan dokumen

yang harus dipatuhi dan dilaksanakan bersama-

sama antara pihak yang telah sepakat untuk

saling terikat.

7) Keterampilan Komunikasi dan Standar

Etika.

Komunikasi didefinikasikan sebagai suatu

perpindahan informasi dari seseorang terhadap

orang lain melalui isyarat-isyarat, tanda-tanda

atau simbol dengan bahasa yang saling dapat

dimengerti. Komunikasi dikatakan efektif

apabila informasi disampaikan dalam waktu

singkat, jelas/dipahami, dipersepsi/ditafsirkan

dan dilaksanakan sama dengan maksud

komunikator oleh komunikasi. (Hasibuan

1992).

8) Pemahaman Tentang Manajemen Sumber

Daya Manusia

PPTK sebagai seorang pimpinan

diharapkan dapat mengetahui dan memahami

sumber daya manusia yang terlibat dalam

pelaksanaan proyek konstruksi. Hal ini

dikarenakan karakteristik dari personil tidak

sama sifatnya. Seorang PPTK secara tidak

langsung membutuhkan pengetahuan teori

kepemimpinan yang harus ia pelajari sendiri.

Jadi manajemen sumber daya manusia adalah

suatu bidang manajemen yang khusus

mempelajari hubungan dan peranan manusia

dalam sebuah organisasi.

9) Alternatif Penyelesaian Konflik

Pada saat ini terdapat beberapa cara untuk

menyelesaikan perselisihan tampa melalui

pengadilan. Perselisihan merupakan klaim yang

tidak terselesaikan, ketidaksama persepsi yang

tidak selesai, misalnya pekerjaan tambah

kurang yang tidak terselesaikan, yang terkadang

pada akhirnya menjadi sebuah kasus

dipengadilan, dimana selalu melibatkan uang.

Namun kasus tersebut belum pasti terselesaikan

(Clifford J S, R E Maya 2004).

Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan

Fungsi perencanaan bermaksud untuk

meletakkan dasar sasaran proyek yaitu : jadwal,

anggaran, serta mutu, langkah selanjutnya

adalah mengorganisir dan memimpin sumber

daya manusia untuk mencapai sasaran tampa

banyak penyimpangan usaha ini dikenal sebagai

pengendalian. Bertitik tolak dari difinisi di atas

maka proses pengendalian dapat diuraikan

menjadi langkah-langkah berikut :

a) Menentukan sasaran.

b) Difinisi lingkup kerja.

c) Menentukan standar dan kriteria sebagai

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan

objek pada Bidang Irigasi, Rawa, dan Pantai,

Dinas Pengairan Pemerintah Aceh. Kajian

dilakukan untuk proyek dengan sumber dana

Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh

(APBA). 2011

Page 6: PEMAHAMAN DAN PENERAPAN TATA KELOLA PROYEK …

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 1, No. 2, November 2012 - 17

Data

Dalam suatu penelitian, data merupakan

hal yang penting. Data akan diolah dengan

suatu metode sehingga menghasilakan output

yang dapat menjawab tujuan penelitian. Adapun

data dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Data primer adalah data utama yang sangat

dibutuhkan didalam sebuah penelitian atau

data yang dikumpulkan untuk suatu

maksud tertentu. Data primer dapat

dikumpulkan dengan cara penyebaran

kuisioner. Responden yang menjadi target

dalam penelitian ini adalah PPTK.

2. Data sekunder adalah data yang telah ada

dan dikumpulkan untuk maksud tertentu.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah

data hasil olahan yang diperoleh melalui

studi literatur. Dalam penelitian ini data

pendukung diantaranya: dokumen, laporan

proyek, dokumen kontrak, adendum dan

spesifikasi proyek.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini

dilakukan dengan wawancara dan kuisioner

kepada pihak yang terkait dengan tugas dan

tanggung jawab PPTK. Responden yang akan

dituju dalam penelitian ini adalah personil pada

organisasi pada bidang IRP yang memiliki

jabatan lebih tinggi ataupun sejajar dengan

PPTK atau mereka juga pernah menjabat

PPTK. Instrumen harus memiliki persyaratan

antara lain (Nurbuko, 2005) Valid, reliabel,

Objektif.

Pengolahan Data

Untuk memperoleh hasil penelitian yang

diinginkan maka diperlukan suatu metode yang

tepat. Dengan adanya kerangka berfikir dan

proses penelitian, maka penelitian dapat

dilakukan sesuai dengan urutan yang benar.

Strategi dalam penelitian ini adalah studi kasus.

Data yang diperoleh sebagai hasil pengisian

kuisioner selanjutnya dikumpulkan dan diolah

dengan menggunakan bantuan soffeware

Microsoft Excel

Skala Guttman

(Riduwan 2008) menyatakan skala

Guttman merupakan skala kumulatif. Jika

seseorang menyisakan pertanyaan yang

berbobot lebih berat, maka ia akan mengiyakan

pertanyaan yang kurang berbobot lainnya. Dan

untuk menjawab yang bersifat jelas (tegas) dan

konsisten. Misalnya: yakin – tidak yakin, ya –

tidak, benar – salah, pernah – belum pernah,

dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa

data interval atau ratio dikotomi (dua alternatif

yang berbeda). Skala Guttman hanya dua

interval yaitu: Benar (B) dan Salah (S). Untuk

menguji derajat ketepatan instrumen pengukur

atau koefisien reprodusibilitas dihitung dengan

menggunakan rumus.

𝐾𝑟 = 1 𝑒

𝑛 (1)

dimana :

Kr : Koefisien reprodusibilitas

Ks : Koefisien skalabilitas

E : Jumlah kesalahan

Tn : Jumlah pilihan jawaban “ya”

N : Jumlahjawaban keseluruhan (e+Tn) x 96

Page 7: PEMAHAMAN DAN PENERAPAN TATA KELOLA PROYEK …

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

18 - Volume 1, No. 2, November 2012

(jumlah Pertanyaan)

P : jumlah kesalahan yang diharapkan c(n-

Tn)

C : Kemungkinan jawaban yang benar = 0.5

Bila sudah didapat koefisien

reprodusibilitas dimana Kr > 0,90 dianggap

cukup baik untuk digunakan, maka dapat

dilanjutkan dengan pengukuran koefisien

skalabilitas. Setelah didapatkan Kr bila

memenuhi syarat selanjutkan dapat dihitung

koefisien skalabilitas. skala ini mengukur

apakah terdapat penyimpangan, dimana

penyimpangan tersebut masih dalam batas yang

dapat ditolelir. Pada skala Guttman ini

menghendaki nilai koefisien > 0,60 dimana

rumusnya adalah sebagai berikut :

𝐾𝑟 = 1 𝑒

𝑝 (2)

Analisa Validitas dan Reliabilitas

Validitas instrumen diuji kepada PPTK.

Variabel terukur dikatakan valid jika r hitung

lebih besar dari r tabel. Untuk uji validitas

menggunakan rumus Peaeson Product Moment.

𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =𝒏 ∑𝑿𝒀 − ∑𝑿 .(∑𝒀)

𝒙= 𝒏∑𝑿𝟐− ∑𝑿𝟐 −{𝒏∑𝒀𝟐−(∑𝒀)𝟐 (3)

Dimana :

r hitung = Koefisien Korelasi

∑X = Jumlah skor item

∑Y = Jumlah skor total (seluruh

item)

N = Jumlah responden

Uji reliabilitas yang dipergunakan adalah

untuk sekali pengambilan data dan untuk

menganalisa kuisioner yang skalanya 0 dan 1.

Dimana untuk uji reliabilitas digunakan metode

Kuder Richardson - 20 (Riduwan 2008).

(4)

Dimana :

r11 = Koefisien reliabilitas seluruh

pertanyaan

K = banyak butir pertanyaan

S = standar deviasi (simpang baku)

P = proporsi banyaknya responden yang

menjawab ya

Q = proporsi banyaknya responden yang

menjawab tidak (q = 1 – p)

Interpretasi Hasil Pengolahan Data

Setelah analisa data diselesaikan, dan

selanjutnya menginterpretasikan skor hasil

analisa berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. 0.80% sampai dengan 1.00% berarti

memiliki keeratan sangat baik.

2. 0.60% sampai dengan 0.80% berarti

memiliki keeratan baik.

3. 0.40% sampai dengan 0.60% berarti

memiliki keeratan cukup baik.

4. 0.20% sampai dengan 0.40% berarti

memiliki keeratan rendah

5. 0.00% sampai dengan 0.20% berarti

memiliki keeratan sangat rendah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan pengumpulan dan

Page 8: PEMAHAMAN DAN PENERAPAN TATA KELOLA PROYEK …

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 1, No. 2, November 2012 - 19

analisa, sehingga diperoleh hasil, maka pada

bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai

hasil yang didapatkan dalam bentuk metrix.

Gambaran Umum Responden

Untuk lebih jelasnya gambaran umum

responden dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Gambaran Umum Responden

No Diskripsi

Responden

Jumlah

Responden

Persentase (

% )

I. Jabatan

a. Kasi

rigasi/PPTK 1 9,09

b. Kasi Rawa 1 9,09

c. Kasi Pantai 1 9,09

d. PPTK 8 72,73

Jumlah 11 100

II. Wilayah kerja

a. Wilayah I 1 9,09

b. Wilayah II 2 18,18

c. Wilayah III 2 18,18

d. Wilayah IV 3 27,27

e. Wilayah V 3 27,27

Jumlah 11 100

III. Usia

a. 31 s/d 40 Tahun 3 27,27

b. 41 s/d 50 Tahun 6 54,54

c. 51 s/d 60 Tahun 2 18,18

Jumlah 11 100

IV. Pendidikan

a. Pendidikan S1 5 45,45

b. Pendidikan S2 6 54,55

Jumlah 11 100

V. Pengalaman

a. 8 72,73

b. 3 27,27

Jumlah 11 100

Hasil Uji Validitas, Reliabilitasi dan

Koefisien Reprodusibilitas

Uji Validitas

Dalam melakukan perhitungan korelasi

antara skor item dengan skor total dapat

menggunakan rumus korelasi Person Moment

apabila nilai nilai skala telah dilakukan konversi

menjadi interval. Dari hasil perhitungan

validitas dengan menggunakan rumus person

product moment (PPM) r xy adalah sebesar

0.9124 menunjukkan bahwa instumen kuisioner

sudah sesuai atau valid, karena r hitung 0,9124

> dari rtabel = 0.273 (α = 5% dan N 11-2)

Uji Realibilitas

Suatu Instrumen dikatakan relibel apabila

nilai KR nya > 0,6. (Nugroho, 2005). Dari hasil

uji reliabelitas yang telah dilakukan terlihat

bahwa nilai KR diperoleh ternyata melebihi 0,6

maka jawaban kuisioner yang telah diberikan

dapat dinyatakan reliabel

Analisa Guttman

Hasil analisa data dari 11 responden dan 96,

untuk jawaban atau respon baik. Perhitungan

dari koefisien reprodusibilitas didapat Kr = 1 >

0.9 oleh karenanya instrument kuisioner

dianggap baik dan dilanjutkan untuk

menghitung koefisien skalabilitas untuk Ks

didapat 0,9707 > 0,6 hal ini juga dapat

disimpulkan bahwa kuisioner yang telah disebar

dapat dipertanggung jawabkan.

Page 9: PEMAHAMAN DAN PENERAPAN TATA KELOLA PROYEK …

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

20 - Volume 1, No. 2, November 2012

Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman

PPTK

Indikator pemehaman PPTK terhadap

variabel tata kelola didapatkan seperti pada

Tabel 2 di bawah ini

Tabel 2. Pemahaman Tata Kelola Proyek

NO FAKTOR "PAHAM" RANK

A Organisasi 80,3 10

B Pelaksanaan 98,18 1

C Prosedur/Tata Cara 93,94 3

D Motivasi dan Filsafat 78,18 12

E Rincian dan Desain Pekerjaan 90,91 6

F Kontrak Bisnis 93,18 4

G

Keterampilan Berkomunikasi

dan Standar Etika 83,64 9

H Pemahaman Tentang Sumber Daya Manusia 72,73 15

I

Alternatif Penyelesaisan

Konflik 63,63 17

J

Perencanaan dan Persiapan

Tahap pelaksanaan 89,61 7

K

Penyususnan Prosedur dan

Pada Tahap Pelakasanaan 94,81 2

L

Pengendalian Waktu Tahap

Pelaksanaan 77,78 13

M

Pengendalian Biaya Tahap

Pelaksanaan 70,91 16

N Pengendalian Mutu Tahap Pelaksanaan 80 11

O

Pengendalian Tambah Kurang

Tahap Pelaksanaan 77,27 14

P Laporan Tahap Pelaksanaan 89,09 8

Q Monitoring Tahap Pelaksanaan 92,93 5

RATA-RATA % 83,95

Organisasi

Dari hasil analisa pada aspek organisasi

83,33% yang memberikan jawaban “ya”

dimana PPTK telah memberikan respon yang

baik. Secara keseluruhan dari aspek organisasi

PPTK mempunyai pemikiran yang sama

tentang pengelompokan pekerjaan (job

description)

Practice/ Pelaksanaan

Analisa hasil respon yang diberikan PPTK

98,18% yang menjawab ya tentang alternatif

metode kerja konstruksi. Hal itu penulis

beranggapan bahwa PPTK telah memahami

tentang pelaksanaan karena PPTK telah

memiliki knowledge.

Prosedur/Tata cata

Hasil analisa untuk aspek prosedur dimana

93,94% PPTK memberi jawaban “ya” dari 6

pertanyaan 1 PPTK yang tidak paham yaitu

tentang prosedur komunikasi dan surat

menyurat, PPTK tersebut tidak memberikan

menjawab, penulis beranggapan bahwa

kemungkinan pertanyaan tersebut kurang jelas

atau tidak dipahami oleh PPTK tetapi didalam

pemahaman secara keseluruhan tidaklah timbul

permasalahan yang berarti dalam penerapannya.

Motivasi dan Filosofi

Secara keseluruhan pertanyaan yang

memberikan jawaban tidak yang cukup

mencolok yaitu memberikan bonus, bayaran

insentif atas prestasi kerja staf hampir semua

PPTK menjawab tidak. Hal ini disebabkan para

staf dianggap telah menerima imbalan dari

Kontraktor yang diberikan langsung, tetapi

penulis beranggapan untuk meningkatkan

motivasi kerja staf PPTK seharusnya

memberikan bonus. pada prinsipnya 76,36%

PPTK yang menjawab ya

Rincian dan Desain Pekerjaan

Setiap pertanyaan dari tiap PPTK penulis

Page 10: PEMAHAMAN DAN PENERAPAN TATA KELOLA PROYEK …

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 1, No. 2, November 2012 - 21

masih menganggap bahwa pada aspek rincian

dan desain pekerjaan 90,91% yang menjawab

ya. Untuk manajemen resiko 63,64 % yang

menjawab ya Dalam hal ini penulis

menganggap PPTK tersebut belum memahami

apa artinya management resiko didalam

pelaksanaan pekerjaan. sehingga perlu diambil

tindakan lebih lanjut.

Kontrak Bisnis.

Dari keseluruhan pertanyaan yang terdapat

pada aspek kontrak bisnis 93.18% PPTK yang

menjawab ya. Penulis beranggapan bahwa pada

aspek kontrak bisnis PPTK telah memahami

dan menguasai tentang kontrak, sehingga

pelaksanaan sudah berjalan dengan baik dan

sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini

disebabkan pada aspek yang tersebut diatas

PPTK telah menguasai pengadaan barang dan

jasa Pemerintah tentang PERPRES 54 tahun

2010

Keterampilan Berkomunikasi Baik dan

Standar Etika

Hasil kuisioner respon yang memberikan

jawaban “ya” lebih banyak dari pada yang

memberi jawaban”tidak”, dimana dari

keseluruhan pertanyaan yang menjawab “ya”

sebanyak 83,64%. Hal ini nampaknya dalam

memberikan jawaban PPTK telah memahami

dan menguasai, sehingga dalam pelaksanaan

pekerjaan dapat memberikan hasil yang

efisiensi dan efektifitas..

Pemahaman Tentang Manajemen Sumber

Daya Manusia

Hasil dari analisa kuisioner terdapat

72,73% yang menjawab ya satu pertanyan yang

mendominasi menyatakan tidak yaitu memakai

sumber daya manusia diluar organisasi yang

anda pimpin. Hal ini penulis beranggapan

bahwa sumber daya manusia yang ada pada

organisasi PPTK tersebut sudah berpengalaman

sehingga tidak perlu lagi mendatangkan dari

luar Organisasi

Alternatif Penyelesaian Konflik Pelaksanaan

Setiap jawaban dari PPTK penulis masih

beranggapan pada batas kewajaran dengan

persentase 63,63% yang menjawab ya. Hanya

mengenai proses arbitrase sebagai pemecahan

masalah respon dari PPTK tersebut tidak

memberi jawaban, hal ini penulis beranggapan

bahwa PPTK tersebut belum memahami apa

artinya arbitrase.

Perencanaan dan Persiapan Tahap

Pelaksanaan

Secara keseluruhan pertanyaan 89,61%

PPTK yang menjawab ya. Dengan anggapan

PPTK cukup memahami dan menguasai dengan

baik dalam tata kelola proyek, sehingga semua

program pengendalian sudah berjalan sesuai

dengan harapan dan rencana yang telah disusun

sebelumnya oleh PPTK.

Penyusunan Prosedur dan Program Tahap

Pelaksanaan

Dari tujuh pertanyaan untuk sebelas PPTK

Page 11: PEMAHAMAN DAN PENERAPAN TATA KELOLA PROYEK …

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

22 - Volume 1, No. 2, November 2012

penulis beranggapan dalam tata kelola PPTK

cukup memahami/ menguasai mangement

tentang penyusunan prosedur dan program pada

tahap pelaksanaan. Dari keseluruhan pertanyaan

94.81% PPTK menjawab ya, sehingga dalam

pelaksanaan tidaklah timbul permasalahan yang

berarti.

Pengendalian Waktu Tahap Pelaksanaan

Secara keseluruhan pertanyaan hanya

empat point dari sembilan point pertanyaan

yang memberi jawaban berimbang antara ya

dan tidak secara keseluruhan rata-rata yang

didapat yaitu 77,78% PPTK menjawab ya. Hal

ini disebabkan PPTK kurang

memahami/menguasai masalah pengendalian

waktu tahap pelaksanaan, dan kurangnya

pengalaman didalam pengendalian waktu dan

pengelolaan proyek, walaupun demikian

bukanlah suatu yang dianggap

mengkhawatirkan.

Pengendalian Biaya Tahap Pelaksanaan

Setiap jawaban dari setiap responden

penulis masih menganggap pada aspek

pengendalian biaya tahap pelaksanaan masih

dalam batas kewajaran yaitu 70,91% yang

memberikan jawaban “ya” walaupun demikian

ada beberapa responden yang jawabannya

hampir berimbang antara jawaban ya dan tidak

dengan pertanyaan rutin melakukan

pengendalian biaya, apakah anda rutin

melakukan pemeriksaan klaim yang diajukan,

dan rutin melakukan penarikan uang muka. Hal

ini disebabkan karena didalam pelaksanaan

pekerjaan para rekanan jarang sekali melakukan

penarikan uang muka.

Pengendalian Mutu Tahap Pelaksanaan

Dari keseluruhan jawaban 80% PPTK

yang memberi jawaban ya hanya pada

pertanyaan melakukan pengetesan off site dan

on site jawaban yang berimbang. Hal ini

disebabkan kurang beraninya PPTK mengambil

keputusan dan kurangnya pengalaman, tetapi

secara keseluruhan pengendalian mutu tahap

pelaksanaan dalam tata kelola peoyek dianggap

sudah berjalan sesuai dengan harapan.

Pengendalian Tambah Kurang Tahap

Pelaksanaan

Hasil kuisioner yang diberikan PPTK

yang memberikan jawaban “ya” lebih banyak

dari pada yang memberi jawaban”tidak”, dari

keseluruhan pertanyaan yang menjawab “ya”

sebanyak 77,27%, Penulis beranggapan PPTK

telah memahami dan menguasai.

Laporan Tahap Pelaksanaan

Secara keseluruhan pertanyaan yang

memberi jawaban “ya” lebih mendominasi

jawaban “tidak” yaitu 89,09% yang member

jawaban ya, hal ini dianggap PPTK tersebut

telah memahami/menguasai dalam pelaksanaan.

Monitoring Tahap Pelaksanaan

Hasil kuisioner yang memberikan jawaban

“ya” lebih banyak dari pada yang memberi

jawaban”tidak”, dimana dari keseluruhan

pertanyaan yang menjawab “ya” sebanyak

Page 12: PEMAHAMAN DAN PENERAPAN TATA KELOLA PROYEK …

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 1, No. 2, November 2012 - 23

92,93%. Hal ini dalam memberikan respon

PPTK telah memahami dan menguasai pada

tahap pelaksanaan.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan

mengenai pemahaman dan penerapan tata

kelola proyek oleh PPTK dapat diambil

kesimpulan, rata-rata 83,95% indikator

pemahaman yang telah dipahami dengan baik,

walaupun ada beberapa hal dan poin yang harus

dilakukan pembenahan lebih lanjut dan

berkesinambunagan.

Saran

Dari hasil penelitian yang telah

dilaksanakan penulis meyarankan beberapa hal

yang mendasar yang perlu untuk dilakukan

perbaiakan:

1. Perlu adanya kesadaran dalam

menerapkan ketujuh belas aspek dalam

kajian tata kelola yang

berkesinambungan demi terciptanya

mutu pekerjaan yang berkualitas, efisien

dan efektif.

2. Sangat diperlukan ada peningkatan

didalam penerapan tata lelola terutama

beberapa aspek yang penerapannya

masih kurang/tingkat penerapan yang

relatif rendah,

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, A dan Narbuko, C., 2005. Metodologi

Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Barrie, DS dan Paulson, BC., 1987. Manajemen

Konstruksi Profesional, terjr. Jr. Sudinarto,

Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Clough, RH., 1986. Construction Contracting. John

Wiley & Sons, Inc.

Haltenhoff, CE., 1999. The Constracting System:

Fundamentals And Practices Prentice-Hall

Inc.

Hasibuan, MSP., 1992. Manajemen Sumber Daya

Manusia, CV. Jakarta: Haji Masagung.

Junaidi N., 2008. Faktor-Fakrot Yang

Mempengaruhi Tingkat Pemahaman

Manajemen Keputusan Oleh Menejer

Konstruksi. Tesis Fakultas Teknik

Universitas Indonesia.

Maya, RE JS. & Clifford, 2004. CJ Construction

Management Fundamentals. McGraw Hill

Construction.

Riduwan, 2008. Skala Pengukuran Variabel-

variabel Penelitian. Bandung: CV. Afabeta.

Rosyadi, A., 2003. Peran Manjemen Konstruksi

Pada Tahap Pelaksanaan. Skripsi. Fakultas

Teknik Universitas Indonesia.

Wiriandhi, A., 2003. Peran Manajemen Konstruksi

(MK) Pada Tahap Pelelangan. Skripsi.

Fakultas Teknik Universitas Indonesia.