pemadam kebakarn

download pemadam kebakarn

of 63

description

hhjkkkkkkl

Transcript of pemadam kebakarn

ALAT PENDETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLER

ALAT PENDETEKSI KEBAKARAN BERBASIS

MIKROKONTROLER

LAPORAN AKHIR

Dibuat untuk memenuhi syarat menyelesaikan Pendidikan Diploma III

Jurusan Teknik Komputer Program Studi Teknik Komputer

Politeknik Negeri Sriwijaya

Oleh :

ERI ERNAWATI

0605 3070 0987

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

2008

ALAT PENDETEKSI KEBAKARAN BERBASIS

MIKROKONTROLER

LAPORAN AKHIR

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Laporan Akhir

Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya

Telah Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji

Di Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya

Pada Tanggal : 21 24 Juli 2008

Telah Diterima Untuk Jurusan Teknik Komputer

Politeknik Negeri Sriwijaya

Palembang, Juli 2008

Ketua Jurusan Teknik Komputer

Ahyar Supani, S.T.,M.T

NIP 132 003 760

MOTTO:

Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya itu

sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu (Al-Baqarah : 45)

Hal kecil membentuk kesempurnaan tetapi kesempurnaan itu bukanlah

hal kecil

Hidup itu harus mencoba, jangan putus asa dan pantang menyerah

Jangan banyak bicara jika sedikit bekerja, karena banyak bicara tidak

akan meneyelesaikan permasalahan

Kupersembahkan Kepada :

Kedua Orang Tua ku tercinta

Saudara-saudraku yang kusayangi

Sahabat-sahabatku

Almamaterku

ABSTRAK

Alat Pendeteksi Kebakaran Berbasis Mikrokontroler

(Eri Ernawati : 2008 : 51 Halaman)

Laporan akhir ini berjudul Alat Pendeteksi Kebakara Berbasis

Mikrokontroler. Tujuan utama dari Laporan Akhir ini adalah merancang suatu

alat yang bisa bekerja secara otomatis dalam mencari titik api yang bisa

menyebabkan kebakaran. Penulis mendapatkan permasalahan dalam membuat

rancangan alat pendeteksi kebakaran ini yaitu bagaimana sensor UV-Tron dapat

mendeteksi api dengan menggunakan mikrokontroler. Metode yang digunakan

dalam penulisan Laporan Akhir ini adalah metode literatur, metode perencanaan

dan perancangan alat, metode try and error, dan metode pengujian. Pada alat ini,

sensor UV-Tron (Api) akan bekerja (mendeteksi) sumber api dalam jarak

maksimal 5 meter dari sensor UV-Tron, lebih dari jarak maksimal tersebut maka

sensor tidak dapat mendeteksi sumber api. Dan hasil input dari sensor UV-Tron

ini akan mengubah tampilan pada LCD dan Buzzer. Diharapkan keefektifitasan

dari sensor UV-Tron ini bisa ditingkatkan lagi sehingga dapat mendeteksi api

dengan jarak yang cukup jauh.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada saya selaku penulis, sehingga

dapat menyelesaikan Laporan Akhir saya yang berjudul Alat Pendeteksi

Kebakaran Berbasis Mikrokontrler.

Adapun maksud penyusunan Laporan Akhir ini adalah untuk memenuhi

salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III pada Jurusan

Teknik Komputer di Politeknik Negeri Sriwijaya. Dengan adanya Laporan Akhir

ini diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat di

bangku perkuliahan.

Dalam menyelesaikan Laporan Akhir ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan dan tanpa adanya bimbingan, bantuan, dorongan serta petunjuk dari

semua pihak, tidak mungkin Laporan Akhir ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu

pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ahyar Supani, S.T.,M.T. Selaku Ketua Jurusan Teknik Komputer

Politeknik Negeri Sriwijaya.

2. Bapak Yulian Mirza, S.T, sebagai Pembimbing I sekaligus sekretaris

jurusan Teknik Komputer.

3. Bapak Meiyi Darlies, S.Kom, sebagai Pembimbing II.

4. Orang tua ku yang telah mendokan dan memberikan semangat serta

dana, sehingga selesainya tugas akhir ini.

5. Bapak Mustaziri, S.T, yang telah memberikan pinjaman Lab. Interface

serta bimbingannya dalam penyusunan Laporan Akhir ini.

6. Bapak Ikhthison Mekongga, S.T, yang telah memberikan pinjaman

Bengkel Elektronika serta bimbingannya dalam pembuatan Tugas Akhir

ini.

7. Seluruh Bapak/Ibu dosen pada Jurusan Teknik Komputer yang telah

memberikan bimbingan mengenai Laporan Akhir ini.

8. Seluruh staf Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya

seperti Pak Amier, Pak Rizal, Pak Yatno, Pak Sukri, dan Ibu Ninik yang

telah memberikan semangat serta supportnya.

9. Buat Hengky, ka Tomy, dan ka Usman terima kasih atas bantuannya

dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

10. Teman seperjuangan Quw_LA (SeptimBaYu dan EkabOre) terima

kasih atas kerjasamanya dalam pembuatan Tugas Akhir ini.

11. Buat temen2 Quw di 6TCA (bOrE2_mAnIa), Hafiz(UzTadz_Qta),

Bayu(Tonan), Fery(bOrE), Hikma(Org_Aneh TP baek Hati ~_^),

RanGga(mA2d yg Gokil AbEezz), Novian Arief(pEmPek_Qribo),

Bayu(DJ_OX) N cEw na yaitu Destri(Emon), Dyan(Nciem), Klen(KPW),

Nyimas(Nyimeng), Tytha(Lebay), Rezka(BiKa_Ndut), Susi(Suman), N

Suci(yg da merried). Terimakasih telah berbagi pengalaman selama 3 taon

nech, N juga atas keceriaan n kegokilan kalian yang telah mengisi hari-

hari Quw selama kuliah. (You are Gale-gale The Best mY fRiend).

12. Teman-teman se-kostku, Sofie, Eka, Maya, Novie terima kasih atas

supportnya serta keakraban yang terjalin selama Qta jd anak koZt

he...(~_^) _ (yOu are always in mY hEaRt).

13. Serta pihak-pihak lain beserta teman-teman se-almamaterku N adek-adek

tingkatku Quw yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas

semuanya.

Tiada lain harapan penulis semoga Allah SWT membalas segala kebaikan

kepada mereka semua.

Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Akhir ini masih

sangat sederhana dan masih banyak kekurangan. Namun demikian, Penulis

berharap kiranya Laporan Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang

membutuhkannya. Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan berkahnya bagi

kita semua, Amin.

Palembang, Juli 2008

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .........................................................................

1.2 Permasalahan ...........................................................................

1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................

1.4 Metodelogi Penelitian ..............................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sensor....................................................................................

2.1 Sensor UV-Tron FlameDetector.....................................

2.2 LCD (Liquid Crystal Display) .............................................

2.3 Buzzer....................................................................................

2.4 Mikrokontroler ......................................................................

2.4.1 Mikrokontroler ATMega8535......................................

2.4.1.1 Arsitektur ATMega8535 ..................................

2.4.1.2 Fitur ATMega8535 ..........................................

2.4.1.3 Konfigurasi Pin ATMega8535.........................

2.4.1.4 Fungsi Alternatif Port-port ATMega8535.......

2.5 Pengenalan Software (Perangkat Lunak) ..............................

2.5.1 Flowchart .....................................................................

2.6 Bahasa Pemrograman Mikrokontroler ..................................

2.6.1 Basic Compiler (BASKOM-AVR) ..............................

2.6.2 Operasi-Operasi dalam BASCOM...............................

2.6.2.1 OperatorAritmatika ..........................................

2.6.2.2 Operator Relasi ................................................

2.6.2.3 Operator Logika ...............................................

2.6.2.4 Operator Fungsi................................................

2.6.3 Kontrol Program ..........................................................

2.6.3.1 If-Then..............................................................

2.6.3.2 Select...Case .....................................................

2.6.3.3 Do-Loop ...........................................................

2.6.3.4 Gosub ...............................................................

2.6.3.5 Goto..................................................................

BAB III RANCANG BANGUN

3.1 Tujuan Perancangan..............................................................

3.2 Perancangan Sistem ..............................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ......................................................................................

4.1.1 Pengukuran Rangkaian UV-Tron.................................

4.1.1.2 Hasil Pengukuran .............................................

4.1.2 Pengujian Peralatan......................................................

4.1.3 Simulasi Program Saat Alat Dihidupkan .....................

4.2 Pembahasan...........................................................................

4.2.1 UV-Tron Flame Detector.............................................

4.2.2 Mikrokontroler ATMega8535......................................

4.2.3 Buzzer...........................................................................

4.2.4 LCD..............................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...........................................................................

5.2 Saran......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Gambar 2.1 Sensor Api UV-Tron Flame Detector....................................

Gambar 2.2 Drive Circuit UV-Tron...........................................................

Gambar 2.3 Karakteristik UV-Tron Flame Detector.................................

Gambar 2.4 Rangkaian LCD......................................................................

Gambar 2.5 LCD M1632 ...........................................................................

Gambar 2.6 Buzzer.....................................................................................

Gambar 2.7 Rangkaian Dalam Buzzer .......................................................

Gambar 2.8 Blok Dagram Mikroprosesor..................................................

Gambar 2.9 Pin IC ATMega8535 ..............................................................

Gambar 3.1 Blok Diagram Alat Pendeteksi Kebakaran.............................

Gambar 3.2 Rancangan Rangkaian Sensor UV-Tron pada ATMega8535

Gambar 3.3 Rancangan Rangkaian LCD dengan ATMega8535...............

Gambar 3.4 Rancangan Rangkaian Buzzer dengan ATMega8535 ............

Gambar 3.5 Rancangan Rangkaian Alat Pendeteksi Kebakaran ...............

Gambar 3.6 Rancangan Layout Rangkaian Alat Pendeteksi Kebakaran ...

Gambar 3.7 Rancangan Tata Letak Komponen Pada Alat Pendeteksi

Kebakaran ..............................................................................

Gambar 3.8 Rancangan Kotak / Cassing Alat Pendeteksi Kebakaran.......

Gambar 3.9 Rancangan Flowchart pada Alat Pendeteksi Kebakaran .......

Gambar 3.10 Tampilan awal SPI Flash Programer Version 3.7............

Gambar 3.11 Tampilan SPI Flash Programmer 3.7...............................

Gambar 3.12 Pembacaan Mikrokontroler..................................................

Gambar 3.13 Verifykasi mikrokontroler ....................................................

Gambar 3.14 Signature mikrokontroller....................................................

Gambar 3.15 File berekstensi HEX yang akan didownload ......................

Gambar 3.16 Proses pengisian telah selesai...............................................

Gambar 4.1 Titik Pengujian rangkaian depan Drive Circuit (UV-Tron)...

Gambar 4.2 Titik Pengujian rangkaian dasar Drive Circuit (UV-Tron)....

Gambar 4.3 Alat pendeteksi kebakaran .....................................................

Gambar 4.4 LCD pada alat pendeteksi kebakaran.....................................

Gambar 4.5 Introduce Alarm Kebakaran...................................................

Gambar 4.6 Kondisi ruangan aman............................................................

Gambar 4.7 Kondisi Terdeteksi Adanya Api tanpa Asap..........................

Gambar 4.8 Kondisi Terdeteksi Adanya Asap dan tanpa Api ...................

Gambar 4.9 Kondisi Terdeteksi Adanya Api dan Asap.............................

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tabel Fungsi pin LCD M1632................................................... 6

Tabel 2.2 Fungsi Alternatif Port A............................................................. 14

Tabel 2.3 Fungsi Alternatif Port B............................................................. 14

Tabel 2.4 Fungsi Alternatif Port C............................................................. 15

Tabel 2.5 Fungsi Alternatif Port D ............................................................ 15

Tabel 2.6 Simbol-simbol pada flowchart.................................................. 17

Tabel 2.7 Keterangan ikon-ikon pada BASCOM A-VR ........................... 19

Tabel 2.8 Informasi dari show result ......................................................... 19

Tabel 2.9 Operator Relasi .......................................................................... 20

Tabel 3.1 Alat dan bahan untuk pembuatan layout di PCB ....................... 25

Tabel 3.2 Alat dan bahan untuk pemasangan komponen........................... 26

Tabel 3.3 Alat yang digunakan pada pembuatan kotak rangkaian............. 35

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Rangkaian UV-Tron ..................................... 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebakaran merupakan suatu hal yang harus diwaspadai. Kebakaran sangat

merugikan semua orang, dan juga bisa melenyapkan semua yang dimiliki.

Penyebab dari suatu kebakaran tersebut bisa disebabkan karena, kompor meledak,

hubungan arus listrik yang pendek, membuang puntung api sembarangan dan lain

sebagainya. Salah satu faktor penyebab kebekaran tersebut merupakan kesalahan

dari pengoperasian peralatan yang digunakan (Human Error). Selama ini untuk

memadamkan kebakaran tersebut dilakukan secara manual yaitu dengan

menggunakan ember atau selang air, cara tersebut tidak efektif dan tidak efisien

karena membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga sulit untuk

memadamkannya. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sebuah alat yang

dapat mendeteksi sumber api secara otomatis.

Dengan adanya suatu alat yang bisa bekerja secara otomatis, bisa

mendeteksi adanya api yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran. Alat yang

dilengkapi dengan sensor api (UV-Tron). Sensor akan bekerja mencari titik api

dalam jarak sejauh 5 meter, sehingga dengan sensor tersebut bisa mengetahui

bahwa ada api, selanjutnya hasil dari pendeteksian tersebut akan diberitahukan

melalui bunyi buzzer (alarm) dan tampilan LCD yang akan menampilkan tulisan

akan terjadi kebakaran. Alat ini juga didukung oleh mikrokontroler dan

pemrograman sebagai pengendali dari sistem kerja alat tersebut. Dengan alat ini

bisa mengetahui sumber api sehingga kebakaran bisa diantisipasi.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka penulis beralasan

mengangkat judul Alat Pendeteksi Kebakaran Berbasis Mikrokontroler .

Diharapkan dengan adanya alat ini dapat membantu manusia dalam pencarian

sumber api sehingga bisa mengantisipasi sebelum terjadinya kebakaran.

1.2 Permasalahan

Dalam perancangan dan pembuatan alat ini banyak sekali bahasan-bahasan

yang dapat diambil sebagai bahan pembahasan seperti rangkaian sensor api,

mikrokontroler serta pemrograman. Untuk lebih mempermudah dalam melakukan

perancangan serta analisis data maka penulis membatasi permasalahan yaitu

bagaimana sensor Uv-Tron dapat mendeteksi kebakaran menggunakan

mikrokontroler ATMega8535.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari pembuatan alat ini adalah sebagai berikut:

1. Penerapan ilmu yang didapat dibangku kuliah ke dalam bentuk rancang

bangun suatu alat pendeteksi kebakaran.

2. Dapat mendesain alat pendeteksi kebakaran secara otomatis.

Manfaat yang dapat diambil dari pembuatan alat ini adalah sebagai berikut:

1. Mengatasi timbulnya kebakaran secara dini.

2. Membantu dan mempermudah kerja manusia dalam pencarian sumber api.

1.4 Metodologi Penelitian

1. Metode Literatur

Dalam penyusunan laporan akhir ini penulis mengumpulkan data dan

referensi yang mendukung laporan akhir ini baik dari perpustakaan, internet

maupun tanya jawab.

2. Metode Perencanaan dan Perancangan Alat

Melakukan perencanaan terhadap peralatan-peralatan dan komponen-

komponen lain yang dibutuhkan dalam pembuatan alat ini kemudian baru

dilakukan perancangan alat.

3. Metode Try and Error

Melakukan percobaan yang bertujuan untuk mengecek dan mengetahui

masing-masing sistem kerja per blok dari rangkaian yang digunakan. Jika terjadi

kesalahan, dianalisa dan diperbaiki.

4. Metode Pengujian

Pengujian penulis lakukan setelah semua alat dirancang, pengujian alat

dilakukan per blok baru kemudian baru dilakukan pengujian keseluruhan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sensor

Sensor merupakan salah satu bentuk perangkat keras yang digunakan untuk

menangkap suatu perubahan lingkungan yang terjadi disekitar sensor seperti

objek/benda, suhu, panas, suara, tekanan, cahaya, dan sebagainya. Sama halnya

panca-indra pada manusia, sensor dapat berperan sebagai indra jika di integrasi-

kan pada suatu rangkaian mesin atau elektronik. Sensor berfungsi sebagai

pengukur suatu keadaan, misalnya pengukur temperatur, kelembaban, jarak,

kualitas udara, dan sebagainya (Widodo, 2006 : 86).

2.1.1 Sensor UV-Tron Flame Detector

UV-Tron Flame Detector merupakan sensor yang dapat mendeteksi nyala

api dari jarak 5 meter. Sensor ini berguna untuk menemukan sumber-sumber

pembakaran, dan nyala api. Sensor ini menghasilkan suatu pulsa, pada keluaran

dalam hal ini input Q atau pada kaki 1 pada output Drive Circuit. Pulsa inilah

yang akan diolah oleh mikrokontroler untuk menentukan adanya api atau tidak.

UV-Tron merupakan komponen paling inti dari alat pendeteksi kebakaran ini. UV-

Tron sendiri lebih mudah dalam pengolahan data dan juga lebih mudah dalam

pemakaiannya. (www.robotindonesia.com/article/bagianrobot3.pdf)

Sumber : www. hamamatsu.com / datasheet. Pdf

Gambar 2.1: Sensor Api UV-Tron Flame Detector

Pada prinsipnya UV-Tron Flame Detector bekerja pada saat sinar

ultraviolet dipancarkan maka katoda akan memancarkan photoelektron dari efek

photoelectrik kemudian dipercepat oleh anoda akibat medan listrik. Hasil kerja

UV-Tron tersebut menghasilkan pulsa-pulsa yang dikeluarkan oleh Drive Circuit.

Sumber : www. hamamatsu.com / datasheet. pdf

Gambar 2.2: Drive Circuit UV-Tron

UV-Tron Flame Detector dapat beroperasi jika disatukan pada Drive

Circuit yang telah disediakan pada paket sensor api ini. Peletakan sensor ini dapat

langsung pada Drive Circuit atau dapat juga kita menambahkan kabel sebagai

penghubung antara UV-Tron dengan Drive Circuit sepanjang 5 cm. Sensor ini

memiliki dua buah kaki yaitu Cathode (katoda/kaki yang lebih pendek) dan Anode

(anoda). Pemasangan sensor ini pada papan Drive Circuit tidak boleh terbalik

karena itu pada Drive Circuit telah terdapat tanda kaki-kaki UV-Tron yaitu simbol

K berarti untuk katoda dan simbol A untuk kaki anoda UV-Tron.

Sumber : www. hamamatsu.com / datasheet. pdf

Gambar 2.3: Karakteristik UV-Tron Flame Detector

Gambar 2.3 menunjukkan respon UV-Tron dibandingan dengan cahaya

matahari, nyala api gas maupun cahaya Tungsten.Agar sensor UV-Tron ini dapat

terhubung pada sistem mikrokontroler maka diperlukan rangkaian peng-kondisi

sinyal yang berfungsi mengubah respon dari UV-Tron menjadi pulsa yang dapat

dikenali oleh sistem mikrokontroler. Dengan Modul C3704 maka respon UV-Tron

akan diproses menjadi pulsa-pulsa selebar 10 mS dan arus maksimum 100mA.

Keluaran modul ini menggunakan konfigurasi open collector.

Input tegangan untuk Drive Circuit sehingga sensor UV-Tron dapat

bekerja secara maksimal yaitu antara 10-30 volt DC. Pada papan Drive Circuit ini

juga terdapat IC 7805 yang merupakan regulator 5V DC karena itu dilarang untuk

mengubah Drive Circuit menjadi tegangan 5V DC. Pada Drive Circuit sensor UV-

Tron Flame Detector memiliki tiga buah output (output 1, 2, dan 3) yang dapat

diolah oleh mikrokontroler, yaitu sebagai berikut:

1. Output 1 adalah sebuah CMOS Compatible Output, yang mana keluarannya

bernilai rendah pada saat kondisi tidak ada api dan bernilai tinggi sekitar 10

ms pada saat mendeteksi adanya api.

2. Output 2 merupakan kebalikan dari Output 1

3. Output 3 merupakan open collector transistor output. Output ini dapat

ditinggikan sampai 50 mA sehingga dapat mengatasi arus listrik yang tinggi.

Lebar pulsa yang dihasilkan oleh seluruh output adalah sama (~10ms). Lebar

pulsa tersebut dapat diperpanjang lagi dengan cara penambahan kapasitor pada

papan Drive Circuit yang ditandai dengan symbol CX. Penambahan kapasitor

ini berguna untuk memperlebar pulsa yang dihasilkan. Sebagai contoh jika kita

menggunakan kapasitor sebesar 1 F maka lebar pulsa diperpanjang satu detik,

jika 10 F maka lebar pulsa diperpanjang 10 detik. Pulsa ini dapat diperpanjang

sampai 100 detik jika diperlukan.

2.2 LCD (Liquid Cristal Display)

LCD (Liquid Cristal Display) adalah satu layar bagian dari modul peraga

yang yang menampilkan karakter yang diinginkan. Layar LCD menggunakan dua

buah lembaran bahan yang dapat mempolarisasikan dan kristal cair diantara kedua

lembaran tersebut . Arus listrik yang melewati cairan menyebabkan kristal merata

sehingga cahaya tidak dapat melalui setiap kristal, seperti pengaturan cahaya,

menentukan apakah cahaya dapat melewati atau tidak. Sehingga dapat mengubah

bentuk Kristal cairnya membentuk tampilan angka atau huruf pada layar.

LCD yang digunakan adalah : M1632 yang terdiri dari 16 baris, 2 kolom

dimulai dari baris1 paling atas dan kolom 0 paling kiri.

Gambar 2.4 Rangkaian LCD

Tabel 2.1: Tabel Fungsi pin LCD M1632

NO PIN NAMA FUNGSI

Berikut ini adalah gambar dari LCD M1632 dengan 2 kolom dan 16 baris.

Gambar 2.5 LCD M1632

M1632 adalah merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris

dengan konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroler

yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD. Mikrokontroler HD44780

buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD ini mempunyai CGROM

(Character Generator Read Only Memory), CGRAM (Character Generator

Random Access Memory) dan DDRAM (Display Data Random Access Memory).

DDRAM (Display Data Random Access Memory)

DDRAM adalah merupakan memori tempat karakter yang ditampilkan

berada. Contoh, untuk karakter A atau 41H yang ditulis pada alamat 00, maka

karakter tersebut akan tampil pada baris pertama dan kolom pertama dari LCD.

Apabila karakter tersebut ditulis di alamat 40, maka karakter tersebut akan tampil

pada baris kedua kolom pertama dari LCD.

CGRAM (Character Generator Random Access Memory)

CGRAM adalah merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah

karakter di mana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Namun

memori ini akan hilang saat power supply tidak aktif, sehingga pola karakter akan

hilang.

CGROM (Character Generator Read Only Memory)

CGROM adalah merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah

karakter di mana pola tersebut sudah ditentukan secara permanen dari HD44780

sehingga pengguna tidak dapat mengubah lagi. Namun karena ROM bersifat

permanen, maka pola karakter tersebut tidak akan hilang walaupun power supply

tidak aktif. 2.3 Buzzer

Adalah Sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah

getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir

sama dengan load speaker, jadi buzzer terdiri dari kumparan yang terpasang pada

diagfragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi

elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari

arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma

maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-bakik

sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.

Berikut gambar buzzer yang digunakan dalam alat pendeteksi kebakaran ini:

Gambar 2.6 Buzzer

Gambar 2.7 Rangkaian Dalam Buzzer

Buzzer merupakan komponen yang berisikan lilitan dan 3 batang kawat yang

berbentuk seperti switch. Apabila arus dialirkan, maka kumparan akan

menghasilkan medan magnetik , sehingga menarik kawat (K3) ,dan memutuskan

kawat (K2) dengan kawat (K1), tetapi kalau arus dimatikan, maka kumparan akan

kehilangan medan magnetnya sehingga kawat K3 akan terlepas dari kumparan,

dan kawat K2 berhubungan dengan K1. Buzzer biasa dipakai pada alat-alat ringan

yang membutuhkan daya kecil. ( http ://opi 110mb.com ) Jumat, Juli 10, 2008)

2.4 Mikrokontroller

Mikrokontroler adalah komputer dalam chip yang digunakan untuk

mengontrol peralatan elektronik. Secara harfiahnya bisa disebut pengendali

kecil. Mikrokontroler ini juga merupakan suatu alat elektronika digital yang

mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis

dan dihapus. Dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak

memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL (Transistor-

transistor Logic) dan CMOS yang dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya

terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini. (Widodo, 2006 : 3).

Dengan berkembangnya teknologi mikroprosesor 8 bit dan 16 bit, seiring

dengan itu muncul pula kebutuhan agar perangkat elektronika dapat dikemas

sekecil mungkin. Seperti Atari, Nintendo, Sega, dan peralatan hiburan serta

peralatan rumah tangga seperti AC dan Audio/Video. Untuk mendukung hal

tersebut, tidak dapat dilakukan oleh mikroprosesor standar. Hal ini dikarenakan

mikroprosesor membutuhkan komponen eksternal tambahan seperti Memori,

pengolah analog ke digital dan perangkat komunikasi serial misalnya. Oleh

karena itu dikembangkanlah chip yang di dalam kemasan tersebut sudah terdapat

RAM digunakan Untuk menimpan data sementara.

ROM digunakan untuk menyimpan program yang bersifat permanent.

3. Timer

Timer berguna untuk mengatur pewaktuan pada sistem berbasis

mikrokontroler.

Berikut Blok Diagram dari mikroprosesor:

Piranti

Memory I/O

Data Bus

Control Bus, bus kontrol berisi jalur yang memilih memory atau I/O dan

menyebabkan memory atau I/O tersebut melakukan operasi baca (Read)

atau tulis (Write).

Dengan menggunakan mikrokontroler ini maka:

1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.

2. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian

besar sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.

3. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang

kompak.

Namun demikian tidak sepenuhnya mikrokontroler bisa mereduksi

komponen IC TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS yang seringkali

masih diperlukan untuk aplikasi kecepatan tinggi atau sekedar menambah jumlah

saluran masukan dan keluaran (I/O). Dengan kata lain, misalnya port paralel, port

serial, komparator , konversi digital ke analog (DAC), konversi analog dan

digital dan sebagainya hanya menggunakan sistem minimum yang tidak rumit

atau kompleks.

2.4.1 Mikrokontroler ATMega8535

Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas

menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O

Pendukung, Memori bahkan ADC yang mempunyai satu atau beberapa tugas

yang spesifik, berbeda dengan Mikroprosesor yang berfungsi sebagai pemroses

data (Widodo, 2006 : 20).

Mikrokontroler dapat disebut sebagai one chip solution karena terdiri dari:

CPU (Central Processing Unit)

RAM (Random Access Memory)

EPROM/PROM/ROM (Erasable Programmable Read Only Memory)

I/O (Input/Output) - serial dan parallel

Timer

Interupt Controller

Mikrokontroller AVR (Alf and Vegards Risc processor) memiliki

arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word)

dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock atau dikenal

dengan teknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), berbeda dengan

instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock atau dikenal dengan

teknologi CISC (Complex Instruction Set Computing).

Secara umum, AVR dapat dikelompokan ke dalam 4 kelas, yaitu keluarga

AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Dari segi arsitektur dan perintah

yang digunakan adalah sama, yang membedakannya adalah kelas memori,

perypheral dan fungsinya.

Gambar 2.9: Pin IC ATMega8535

2.4.1.1 Arsitektur ATMega8535

Mikrokontroller ATMega8535 memiliki bagian-bagian sebagai berikut :

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D.

2. ADC 8 channel 10 bit.

3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembanding.

4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

5. Watchdog timer dengan osilator internal.

6. SRAM (Status Random Access Memory) sebesar 512 byte.

7. Memori Flash sebesar 8 KB dengan kemampuan Read While Write.

8. Interrupt internal dan eksternal

9. Port antarmuka SPI (Serial Peripheral Interface).

10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.

11. Port USART untuk komunikasi serial.

2.4.1.2 Fitur ATMega8535

Fitur-fitur dari ATMega8535 adalah sebagai berikut :

1. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16

MHz.

2. Kapabilitas memori flash 8 KB.

3. SRAM sebesar 512 byte.

4. EEPROM (Electrically EPROM) sebesar 512 byte.

5. 32 general purpose I/O.

6. 32 general purpose register.

7. ADC internal 10 bit sebanyak 8 channel.

2.4.1.3 Konfigurasi Pin ATMega8535

Secara fungsional konfigurasi pin-pin ATMega8535 dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. VCC

merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya 5V.

2. GND

merupakan pin ground yang berfungsi untuk menetralkan arus.

3. Port A (PA.0...PA.7)

merupakan pin I/O 8 bit bidirectional dan pin input analog ke ADC. Pin

pada port A dapat menyediakan resistor pull-up internal (dipilih untuk

setiap bit).

4. Port B (PB.0...PB.7)

merupakan pin I/O 8 bit bidirectional dengan resistor pull-up internal

(dipilih untuk setiap bit) dan pin fungsi khusus, yaitu Timer/Counter,

komparator analog dan SPI (Serial Peripheral Interface).

5. Port C (PC.0...PC.7)

merupakan pin I/O 8 bit bidirectional dengan resistor pull-up internal

(dipilih untuk setiap bit) dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog dan

Timer Oscilator.

6. Port D (PD.0...PD.7)

merupakan pin I/O 8 bit bidirectional dengan resistor pull-up internal

(dipilih untuk setiap bit) dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog,

interrupt eksternal dan komunikasi serial.

7. RESET

merupakan pin yang digunakan untuk meng-clear / mengembalikan semua

register I/O ke nilai awalnya.

8. XTAL1 (penguat osilator input)

merupakan pin input penguat osilator inverting dan input pada rangkaian

operasi clock internal.

9. XTAL2 (penguat osilator output)

merupakan pin output dari penguat osilator inverting.

10. AVCC

merupakan pin masukan untuk tegangan ADC.

11. AREF

merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.

2.4.1.4 Fungsi Alternatif Port-Port ATMega8535

Selain berfungsi sebagai port I/O bidirectional 8-bit, masing-masing port

ATMega8535 memiliki fungsi lain, yaitu sebagai berikut :

1. Fungsi Alternatif Port A

Tabel 2.2 Fungsi Alternatif Port A

Pin Keterangan

PA.7 ADC7 (ADC Input Channel 7)

PA.6 ADC6 (ADC Input Channel 6)

PA.5 ADC5 (ADC Input Channel 5)

PA.4 ADC4 (ADC Input Channel 4)

PA.3 ADC3 (ADC Input Channel 3)

PA.2 ADC2 (ADC Input Channel 2)

PA.1 ADC1 (ADC Input Channel 1)

PA.0 ADC0 (ADC Input Channel 0)

2. Fungsi Alternatif Port B

Tabel 2.3 Fungsi Alternatif Port B

Pin Keterangan

PB.7 SCK (SPI Bus Serial Clock)

PB.6 VISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)

Fungsi Alternatif Port C

Tabel 2.4 Fungsi Alternatif Port C

Pin Keterangan

PC.7 TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2)

PC.6 TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1)

PC.1 SDA (Two-Wire Serial Bus Data Input/Output Line)

PC.0 SCL (Two-Wire Serial Bus Clock Line)

Fungsi Alternatif Port D

Tabel 2.5 Fungsi Alternatif Port D

Pin Keterangan

PD.7 OC2 (Timer/Counter2 Output Compare Match Output)

PD.6 ICP1 (Timer/Counter1 Input Capture Pin)

PD.5 OC1A (Timer/Counter1 Output Compare A Match Output)

PD.4 OC1B (Timer/Counter1 Output Compare B Match Output)

PD.3 INT1 (External Interrupt1 Input)

PD.2 INT0 (External Interrupt0 Input)

PD.1 TXD (USART Output Pin)

PD.0 RXD (USART Input Pin)

2.5 Pengenalan Software ( Perangkat Lunak)

Dalam perancangan program alat pendeteksi kebakaran ini penulis

menggunakan bahasa pemrograman Basic untuk mengatur semua aktivitas yang

akan dilakukan oleh alat tersebut dengan menggunakan software BASCOM-AVR

dan software SpiPGM versi 3.7 untuk men-download program ke mikrokontroller

ATMega8535.

Seperti diketahui dalam melakukan perancangan program harus

diperhatikan aturan logika yang benar. Jika logika suatu pemrograman tidak

benar, tentu akam menyebabkan adanya kesalahan dari hasil keluaran program

tersebut dan tidak sesuai dengan hasil keluaran yang diinginkan. Sehingga dalam

merancang program penulis memerlukan alat bantu yang disebut dengan

Flowchart.

2.5.1 Flowchart

Flowchart ( Bagan Alir ) merupakan suatu bagan yang menggambarkan

arus logika dari data yang akan diproses dari awal sampai akhir.

Tujuan utama dari penggunaan Flowchart adalah untuk menggambarkan

suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhana, terurut, rapi dan jelas

dengan menggunakan simbol-simbol yang standar. Tahap masalah yang disajikan

harus jelas, sederhana, efektif dan tepat. Dalam penulisan flowchart dikenal dua

metode, yaitu sistem flowchart dan program flowchart.

1. Sistem Flowchart

Sistem flowchart merupakan diagram alir yang mengggambarkan suatu

sistem peralatan komputer yang digunakan dalam proses pengolahan data serta

hubungan antar peralatan tersebut. Sistem flowchart ini tidak digunakan untuk

menggambarkan urutan langkah untuk memecahkan masalah, tetapi hanya untuk

menggambarkan prosedur dalam sistem yang dibentuk.

Dalam menggambar flowchart biasanya digunakan simbol-simbol yang

standar, tetapi pemrograman juga dapat membuat simbol-simbol yang telah

tersedia dirasa masih kurang. Dalam kasus ini pemrograman harus melengkapi

gambar flowchart tersebut dengan kamus simbol untuk menjelaskan arti dari

masing-masing simbol yang digunakan agar pemrogram lain dapat mengetahui

maksud dari simbol-simbol tersebut.

2. Simbol Flowchart

Program Flowchart merupakan diagram alir yang mengggambarkan urutan

logika dari suatu prosedur pemecahan masalah. Dalam menggambarkan simbol

flowchart, telah tersedia simbol-simbol standar, tetapi seperti pada sistem

flowchart, pemrograman dapat menambah khasanah simbol-simbol tersebut,

tetapi pemrogram harus melengkapi penggambaran simbol flowchart dengan

kamus simbol.

Berikut ini adalah tabel dari simbol-simbol yang standar yang digunakan

pada flowchart.

Tabel 2.6 Simbol-simbol pada flowchart

Terminal

2.6 Bahasa Pemrograman Mikrokontroler

Secara umum bahasa pemrograman mikrokontroller adalah bahasa tingkat

rendah yaitu bahasa assembler, dimana setiap mikrokontroller memiliki bahasa

pemrograman yang berbeda-beda. Karena banyaknya hambatan dalam

penggunaan bahasa assembler, maka mulai dikembangkan compiler atau

penerjemah untuk bahasa tingkat tinggi.

Untuk keluarga ATMega atau mikrokontroller AVR bahasa tingkat tinggi

yang banyak dikembangkan antara lain Basic, Pascal dan Bahasa C. Dalam

melakukan pemrograman banyak software yang dapat digunakan seperti AVR

Studio-4 dan BASCOM-AVR.

Dalam perancangan alat ini penulis menggunakan bahasa pemrograman

Basic dengan menggunakan software BASCOM-AVR.

2.6.1 Basic Compiler AVR (BASCOM-AVR)

BASCOM-AVR ( Basic Compiler-AVR ) merupakan software compiler

dengan menggunakan bahasa basic yang dibuat untuk melakukan pemrograman

chip-chip mikrokontroller tertentu, salah satunya ATMega8535. Keterangan

lengkap ikon-ikon dari program BASCOM-AVR dapat dilihat di tabel 2.6.

Tabel 2.7: Keterangan ikon-ikon pada BASCOM-AVR

Icon Nama Fungsi Shorcut

2.6.2 Operasi-Operasi dalam BASCOM

2.6.2.1 Operator Aritmatika

Digunakan dalam perhitungan, yang termasuk operator aritmatika ialah +

(Tambah), - (Kurang), / (Bagi) dan * (Kali).

2.6.2.2 Operator Relasi

Digunakan untuk membandingkan nilai sebuah angka, hasilnya dapat

digunakan untk menbuat sebuah keputusan sesuai dengan program yang

dibuat. Yang termasuk operator relasi adalah :

Tabel 2.9: Operator Relasi

Operator Relasi Pernyataan

= Sama Dengan X = Y

Tidak Sama Dengan X Y

2.6.3 Kontrol Program

2.6.3.1 If-Then

Dengan pernyataan ini kita dapat mengetes sebuah kondisi tertentu dan

kemudian menentukan tindakan yang sesuai dengan kondisi yang

diinginkan. Sintak penulisannya adalah sebagai berikut :

IF THEN

Sintak diatas digunakan jika hanya ada satu kondisi yang diuji dan hanya

melakukan satu tindakan. Jika melakukan lebih dari satu tindakan maka

sintaknya adalah :

IF THEN

.

.

Jika ada 2 kondisi atau lebih yang akan diuji maka sintaknya menjadi :

IF THEN

ELSEIF THEN

.

.

ELSEIF THEN

ELSE

2.6.3.2 Select...Case

Perintah ini akan mengeksekusi beberapa blok penyataan tergantung dari

nilai variabelnya. Perintah ini mirip dengan perintah IF..Then namun

perintah ini memiliki kelebihan yaitu kemudahan pada penulisannya.

Sintaknya sebagai berikut :

2.6.3.3 Do-Loop

Perintah ini digunakan untuk mengulangi sebuah blok pernyataan terus

menerus. Untuk membatasi perulangannya dapat ditambahkan sebuah

syarat kondisi agar perulangan berhenti dan perintahnya menjadi Do..loop

until. Sintaknya sebagai berikut :

Do

loop

Yang menggunakan perintah Do..Loop Until

Do

loop Until

2.6.3.4 Gosub

Gosub merupakan pernyataan untuk melompat ke sebuah label dan akan

menjalankan program yang ada dalam sub-rutin tersebut sampai menemui

perintah Return. Perintah Return akan mengembalikan program ke titik

setelah perintah Gosub.

2.6.3.5 Goto

Perintah ini digunakan untuk melakukan percabangan, perbedaannya

dengan gosub ialah perintah goto tidak memerlukan perintah return

sehingga programnya tidak akan kembali lagi ke titik dimana perintah goto

itu berada. Berikut ini sintak perintah GOTO :

GOTO label

BAB III

RANCANG BANGUN

3.1 Tujuan Perancangan

Rancang bangun alat merupakan suatu perencanaan yang dilakukan oleh

perancang untuk mengerjakan suatu proyek yang akan dijalankan dan

diimplementasikan dalam suatu bentuk sketsa rangkaian elektronika. Perencanaan

merupakan suatu hal yang dilakukan untuk mempermudah proses pembuatan alat.

Sebelum melakukan pembuatan alat maka langkah awal adalah membuat suatu

rancangan dimana pada perancangan dilakukan pembuatan diagram blok dan

sketsa rangkaian dengan fungsi tertentu sesuai dengan spesifikasi alat yang

diharapkan.

3.2 Perancangan Sistem

Pada perancangan alat pendeteksi kebakaran ini terdiri atas tiga bagian yaitu

piranti masukan, piranti proses, dan piranti keluaran. Pada piranti masukan

terdapat beberapa jenis sensor yang digunakan yang merupakan sumber perintah

bagi mikrokontroler tersebut. Jenis sensor yang digunakan tersebut yaitu sensor

UV-Tron, sensor asap(AF30), dan sensor suhu(LM35). Sedangkan pada piranti

proses menggunakan mikrokontroler ATMega8535 yang berfungsi untuk

mengatur semua proses pengolahan data (pusat pemrosesan) yang masuk dari

piranti masukan kemudian akan diteruskan ke piranti keluaran. Dan pada piranti

keluaran yaitu terdapat dua buah keluaran yaitu LCD dan buzzer yang berfungsi

sebagai pemberitahu akan adanya bahaya kebakaran.

Berikut adalah blok diagram alat pendeteksi kebakaran :

Gambar 3.1 Blok Diagram alat pendeteksi kebakaran

Pada gambar 3.1 diatas memperlihatkan blok diagram dari alat yang

dirancang. Sensor api (UV-Tron) merupakan komponen utama dari alat ini.

Sensor ini berfungsi sebagai input yang dapat mendeteksi keberadaan api. Input

berikutnya yaitu sensor asap dan suhu yang berfungsi untuk mendeteksi adanya

asap dan suhu dalam suatu ruangan yang berkisar antara 25C suhu normal suatu

ruangan. Sensor suhu ini akan mendeteksi sesuai dengan keadaan ruangan pada

saat pendeteksian. Sedangkan sensor api pada alat pendeteksi kebakaran ini

merupakan OTAK dari sistem kerja alat ini, karena sensor ini dapat mendeteksi

keberadaan api yang bisa menyebabkan kebakaran. Selanjutnya akan dibantu oleh

mikrokontroler sebagai pemroses pengolah data dan pengontrol keseluruhan

sistem. Mikro ini akan memperoses input yang masuk dari sensor tersebut, dan

kemudian mikro akan menjalankan instruksi sesuai dengan program yang telah

kita buat dengan menggunakan Basic Compiler. Sedangkan hasil keluaran dari

alat ini adalah LCD dan Buzzer. LCD digunakan unuk menampilkan teks / tulisan

yang telah dirancang dalam program yang telah dibuat. Keluaran berikutnya

adalah buzzer yang berfungsi untuk mengeluarkan suara / bunyi alarm sebagai

pemberitahuan adanya api.

3.3 Tahap Perancangan

Hal pertama yang harus dilakukan dalam perancangan alat pendeteksi

kebakaran ini yaitu perancangan hardware, berupa perancangan tempat untuk

meletakkan komponen-komponen yang akan dirancang. Setelah itu dilakukan

perancangan rangkaian sistem berupa rangkaian mikrokontroler ATMega8535

yang terhubung dengan Drive Circuit pada sensor UV-Tron, sensor asap (AF30),

sensor suhu (LM35), mikrokontroler, power supply, LCD dan Buzzer. Berikutnya

setelah perancangan hardware selesai, langkah selanjutnya adalah

mengkonfigurasikan antara hardware dengan software.

3.3.1 Perancangan pada Papan PCB

Langkah perancangan merupakan mendesain rangkaian, merancang atau

membuat rangkaian kedalam bentuk skema rangkaian elektronik dalam bentuk

PCB.

Dalam pembuatan dan pencetakan PCB (Print Circuit Board) dilakukan

secara manual. Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan dan pencetakan

PCB (Print Circuit Board) ini antara lain:

Tabel 3.1 Alat dan bahan untuk pembuatan layout di PCB

Alat dan bahan yang Digunakan Jumlah

3. Setelah layout telah tercetak di atas PCB (Print Circuit Board) maka periksa

terlebih dahulu jika terdapat jalur-jalur yang saling bertabrakan atau

terpotong, jika telah diperiksa dan tidak terdapat kesalahan yang

menyebabkan rangkaian tidak jalan atau terjadi short (hubungan singkat)

maka dapat diteruskan pada proses selanjutnya.

4. Berikutnya yaitu merendam PCB (Print Circuit Board) yang telah ada

layoutnya ke dalam larutan yang telah bercampur antara air dan bubuk pelarut

tembaga (ferro chloride) hingga semua tembaga pada PCB (Print Circuit

Board) hilang dan tersisa hanya layout yang telah dibuat.

5. PCB (Print Circuit Board) yang telah direndam kemudian dibilas dengan air

bersih lalu dikeringkan.

6. Tahap berikutnya yaitu melubangi PCB (Print Circuit Board) sesuai dengan

ukuran komponen-komponen yang dibutuhkan dengan menggunakan bor

listrik.

7. Setelah PCB (Print Circuit Board) dilubangi maka baru dapat memasangkan

komponen-komponen pada PCB (Print Circuit Board) tersebut kemudian

untuk merekatkannya komponen tersebut harus disolder.

8. Setelah PCB (Print Circuit Board) dilubangi maka baru dapat memasangkan

komponen-komponen pada PCB (Print Circuit Board) tersebut kemudian

untuk merekatkannya komponen tersebut harus disolder.

3.3.2 Pemasangan Komponen dan bahan yang digunakan

Pada tahap ini proses harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak

jalur komponen lain dan tidak menyentuh jalur komponen lainnya. Adapun alat

dan bahan yang perlu dipersiapkan dalam proses pemasangan dan penyolderan

alat ini antara lain:

Tabel 3.2 Alat dan bahan untuk pemasangan komponen

Alat dan Bahan yang Digunakan Jumlah

Solder 1 buah

Timah 1 meter

Tang potong 1 buah

Pinset 1 buah

Soket IC (40 pin)

IC Atmega8535

IC 7805

Sensor UV-Tron

Sensor Suhu LM 35

Sensor Asap AF 30

Relay

Resistor 220

Resistor 10k

Kapasitor 100nF

Kapasitor 220nF

Buzzer

Konektor famele, male

3.4 Cara Kerja Rangkaian

3.4.1 Sensor UV-Tron pada Mikrokontroler

Gambar 3.2 Rancangan rangkaian sensor UV-Tron pada ATMega8535

Pada Sensor UV-Tron ini terdapat Drive Circuit yang berfungsi sebagai

pemroses atau pengolah input apabila sensor UV-Tron mendeteksi adanya api.

Diver Circuit akan memperoses masukan yg berupa cahaya dari api tersebut

kemudian pemrosesan akan diteruskan ke mikrokontroler untuk proses menjadi

suatu keluaran. Pada saat sensor UV-Tron Flame Detector mendeteksi adanya api

maka Drive Circuit akan mengolah masukkan menjadi keluaran 0, 1. Masukan

tersebut akan diolah oleh mikrokontroler untuk menjalankan instruksi program

sebagai pemberitahuan adanya api yang merupakan hasil pendeteksian dari sensor

UV-Tron. Sensor ini dapat mendeteksi titik api dalam jarak sejauh 5 meter.

Pin 1 pada Drive Circuit UV-Tron ini dihubungkan ke mikrokontoler

melalui pin 1 (PB.0), yang akan memperoses masukan dari sensor UV-Tron

tersebut. Apabila masukan tersebut selesai diproses lalu mikrokontroler akan

menginstruksikan atau mengirim data masukan tersebut ke LCD melalui pin PA.2

PA.7 kemudian LCD akan menampilkan karakter berupa tulisan. Selanjutnya

mikrokontroler akan mengirim lagi data masukan ke Buzzer yang dihubungkan

pada pin PD.0 yang akan membuat Buzzer berbunyi yang menandakan bahwa ada

api.

3.4.2 LCD pada Mikrokontroler

LCD yang digunakan pada alat pendeteksi kebakaran ini adalah M1632

yang terdiri dari 16 baris, 2 kolom dimulai dari baris 1 paling atas dan kolom 0

paling akhir. Sebelum menampilkan karakter di LCD maka terlebih dahulu

melakukan inisialisasi, pemesanan tempat, dan penulisan data. LCD jenis ini

mempunyai 16 pin, yang terdiri dari pin untuk data 8 pin, ground ada 2 pin, Vcc

ada 2 pin, dan kontras ada 1 pin, input data, dan output data. LCD yang dipakai

mempunyai tegangan 5V.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar rangkaian dibawah ini:

Gambar 3.3 Rancangan rangkaian LCD dengan ATMega 8535

Pada rangkaian LCD ini, pin pada LCD terhubung ke pin PC.2 PC.7

pada mikrokontroler ATMega8535. Data yang diterima oleh LCD dikirim dari

mikrokontroler ATMega8535 melalui pin-pin tersebut. Setelah menerima data

LCD akan mengeluarkan karakter berupa tulisan huruf atau angka. Pada LCD

jenis ini dapat diatur kontrasnya melalui data Vee yang dihubungkan ke trimpot

sehingga kontras dapat diatur dengan memutar trimpot tersebut. Untuk inisialisasi

jenis ini dapat diatur melalui display clear, cursor home, entry mode set, display

on/off kontrol, cursor / display shift, dan functin set, setelah semuanya diatur

maka penggunaan LCD tidak akan mengalami kendala, sehingga LCD dapat

mengeluarkan karakter sesuai dengan instruksi dari program.

3.4.3 Buzzer pada Mikrokontroler

Buzzer ini mempunyai 2 kabel yaitu Vcc dan ground. Jadi jika keduanya

terhubung maka buzzer akan aktif. Pada rangkaian buzzer ini menggunakan

tegangan 12V. Sedangkan mikrokontroler menggunakan tegangan 5V. Maka dari

itu pada rangkaian buzzer ini menggunakan relay sehingga arus yang dibutuhkan

buzzer dapat terpenuhi, dan buzzer dapat berbunyi. Pada rangkaian buzzer dari

mikrokontroler pin PD.0 terhubung ke rangkain relay kemudian baru ke rangkaian

buzzer.

Buzzer akan mengeluarkan suara jika mendapat masukan data dari sensor

UV-Tron yang berupa cahaya ultraviolet dari api. Rangkaian Buzzer ini terhubung

dengan mikrokontroler melalui pin PD.0. Buzzer ini berfungsi memberikan bunyi

atau suara sebagai isyarat menandakan terjadi kebakaran.

Jika sensor mendeteksi adanya api maka sensor akan mengirim data ke

mikrokontroler ATMega8535 lalu mikrokontroler akan memproses data tersebut

dan mengirimkan data ke LCD dan buzzer yang akan mengeluarkan tulisan dan

suara / bunyi alarm yang menandakan adanya api.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar rangkaian dibawah ini:

Gambar 3.4 Rancangan rangkaian Buzzer dengan ATMega8535

3.5 Rangkaian Alat Pendeteksi Kebakaran

Untuk lebih jelas mengenai sistem alat kebakaran berbasis mikrokontroler

AVR ATMega8535 dapat dilihat dari rangkaian keseluruhan, seperti gambar

dibawah ini:

Gambar 3.5 Rancangan rangkaian alat pendeteksi kebakaran

Pada rangkaian keseluruhan dari alat pendeteksi kebakaran ini terdapat 3

buah sensor sebagai inputnya, yaitu sensor UV-Tron, sensor suhu, dan sensor

asap. Sedangkan outputnya yaitu LCD dan Buzzer. Mikrokontroler disini sebagai

pemroses dari semua input tersebut. Alat pendeteksi kebakaran ini akan bekerja

saat posisi switch On/Off dalam kondisi ON ( hidup). Setelah switch dalam

kondisi hidup / ON maka sistem kerja alat ini akan mulai bekerja. Proses

pendeteksian pada tiap-tiap sensor sudah bisa dilakukan. Semua input tersebut

akan diproses oleh mikrokontroler untuk menghasilkan suatu keluaran sesuai

dengan hasil pendeteksian pada tiap-tia sensor.

Berikut ini adalah Layout dari rangkaian alat pendeteksi kebakaran seperti

terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.6 Rancangan layout rangkaian alat pendeteksi kebakaran

Sedangkan rancangan tata letak komponen pada rangkaian alat pendeteksi

kebakaran ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.7 Rancangan tata letak komponen pada alat pendeteksi

kebakaran

3.6 Pembuatan Cassing pada Alat

Setelah selesai tahap diatas, maka kita dapat merencanakan pembuatan

box tempat rangkaian tersebut diletakkan. Untuk mempermudah pembuatan box

yang perlu diperhatikan alah sebagai berikut berat komponen , ukuran komponen,

ukuran papan PCB, konidisi kerja rangkaian, perancangan panel depan.

Untuk membuat rancangan box terdiri dari beberapa tahap yaitu :

1. Pengukuran

Bahan yang dibuat pertama tama diukur sesuai dengan ukuran yang dibuat

dan kemudian dipotong sesuai dengan ukuran yang ada pada ukuran perancangan

2. Perakitan

Setelah bahan dipotong sesuai dengan ukuran selanjutnya perakitan yaitu

dengan menyambungkan bagian bagian sesuai dengan ukuran dan bentukyang

diinginkan

3. Membuat Lubang panel

Selanjutnya setelah perakitan, penandaan dengan garis garis untuk lubang

scrub, kemudian siap untuk dibor sesuai dengan ukuran bor yang digunakan.

Untuk lebih jelas mengenai box rangkaian pengukur jarak yang akan dibuat

dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.8 Rancangan kotak / Cassing alat pendeteksi kebakaran

Dalam proses perancangan konstruksi mekanik alat pendeteksi kebakaran

ini memerlukan beberapa peralatan dan bahan antara lain :

Berdasarkan dari blok diagram dan cara kerja dari rangkaian alat pendeteksi

kebakaran ini maka dibuatlah rancangan program. Dalam merancang program

penulis terlebih dahulu membuat Flowchart sebagai panduan untuk pembuatan

program.

Seperti diketahui, dalam merancang program harus diperhatikan aturan

logika yang benar. Jika logika dalam suatu program tidak benar, tentu akan

menyebabkan adanya kesalahan dari hasil keluaran program tersebut dan tidak

sesuai dengan hasil keluaran yang diinginkan. Untuk membantu melacak

kebenaran logika sebuah program dan juga dapat membantu memahahami sebuah

persoalan seringkali diperlukan suatu alat bantu yang disebut dengan Flowchart.

Berikut ini adalah flowchart dari alat pendeteksi kebakaran berbasis

mikrokontroler.

Gambar 3.9 Rancangan flowchart pada alat pendeteksi kebakaran

Berdasarkan flowchart tersebut dapat dijelaskan secara sederhana, Sensor

UV-Tron akan bekerja pada saat sensor UV-Tron Flame Detector diaktifkan oleh

mikrokontroler untuk melakukan pencarian titik api. Pada saat sensor UV-Tron

Flame Detector mendeteksi adanya api maka akan diteruskan ke drive circuit

untuk diolah menjadi keluaran pulsa 0 dan 1. Keluaran tersebut akan diolah oleh

mikrokontroler dan menghasilkan keluaran LCD yang akan menampilkan tulisan

bahaya ada kebakaran lalu Buzzer akan berbunyi.

3.8 Cara Pengisian Program ke Mikrokontroler

ISP-Programmer merupakan program untuk memprogram mikrokontroller

MCS-51 versi Atmel seperti AT89S51, AT89s52 dan mikrokontroler jenis AVR

seperti ATMEGA. ISP programmer dibuat oleh M.Asim Khan dan rangkaian

downloadernya disederhanakan oleh Wichit Sirichote.

3.8.1 Proses Download Program :

Untuk pengisian program yang telah dibuat ke dalam mikrokontroler atau

untuk men-download ke chip mikro menggunakan SPI-Flash Programmer

Version 3.7 AVR Microcontroller. Software ini hanya bisa digunakan oleh

keluarga mikrokontroler AVR mulai dari AT90xxx sampai dengan ATMega.

Software ini digunakan untuk menuliskan program ke dalam

mikrokontroler ATMEGA8535. Software ini merupakan software freeware yang

dibuat dan dikembangkan oleh Muhammad Asim Khan dari Pakistan. Berikut

adalah tampilan saat proses Download program pada mikrokontroler

ATMega8535.

Berikut ini adalah tampilan awal SPI Flash Programmer 3.7.

Gambar 3.10 Tampilan awal SPI Flash Programmer Version 3.7

Jalankan program SPI Flash Programmer kemudian pilih jenis IC

mikrokontroler yang digunakan pada tempat yang telah disediakan yaitu

untuk IC ATMega8535 pilih namamya MEGA8535.

Gambar 3.11 Tampilan SPI Flash Programmer 3.7

Lakukan pembacaan IC mikrokontroler dengan menekan tombol Read,

kemudian akan ditampilkan kotak dialog Read bahwa Reading Completed.

Gambar 3.12 Pembacaan mikrokontroler

Kemudian lakukan verifykasi mikrokontroler dengan menekan tombol

Verify, jika tidak berhasil artinya rangkaian atau kabel downloader belum

terkoneksi dengan benar. Jika berhasil akan ditampilkan kotak dialog Verify

bahwa Verifycation OK.

Gambar 3.13 Verifykasi mikrokontroler

Lakukan signature dengan menekan tombol Signature untuk mengkalibrasi

IC mikrokontroler yang digunakan ditandai dengan ditampilkannnya kotak

dialog signature yang memberitahukan jenis IC yang digunakan serta Device

Signature-nya.

Gambar 3.14 Signature mikrokontroller

Buka program yang akan di download ke mikrokontroler dengan menekan

tombol Open File, kemudian pilih file berekstensi HEX dengan nama

API_ASAP_SUHU.HEX lalu tekan Open.

Gambar 3.15 File berekstensi HEX yang akan didownload

Kemudian lakukan proses download program dengan menekan tombol

Program sehingga akan terjadi proses programming the microcontroller

kemudian akan tampil kotak dialog Write memberitahukan bahwa Program,

Verify OK.

Gambar 3.16 Proses pengisian telah selesai

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pengukuran Rangkaian UV-Tron

Rangkaian Drive Circuit merupakan rangkaian pengatur hasil masukan

yang dihasilkan oleh sensor UV-Tron flame detector. Pada rangkaian Drive

Circuit ini terdiri dari beberapa komponen-komponen elektronika yang membantu

kerja sensor UV-Tron flame detector tersebut. Pengukuran pada rangkaian UV-

Tron dilakukan pada beberapa titik uji antara lain yaitu pada tegangan masukan

DC dan pada keluaran drive circuit (output 1) seperti terlihat pada gambar skema

dibawah ini.

Dalam pengukuran dan pengujian pada rangkaian UV-Tron ini

menggunakan multimeter digital.

TP 1

Gambar 4.1 Titik Pengujian pada rangkaian depan Drive Circuit (UV-Tron)

Gambar 4.2 Titik Pengujian pada rangkaian dasar Drive Circuit (UV-Tron)

4.1.1.2 Hasil Pengukuran

Pada pengukuran dan pengujian rangkaian UV-Tron yang dilakukan pada

Titik Pengujian (TP I) pada rangkaian Drive Circuit Uv-Tron dan (TP 2) pada IC

7805 (Regulator). Saat api didekatkan pada sensor UV-Tron dalam jarak 1 meter

sampai dengan 10 meter maka pada saat ada api dan tidak ada api didapatkan

tegangan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Rangkaian UV-Tron

Jarak Ada Api Tidak Ada Api

1 m 4,89 V 0

2 m 4,89 V 0

3 m 4,89 V 0

4 m 4,89 V 0

5 m 4,89 V 0

6 m 0 V 0

7 m 0 V 0

8 m 0 V 0

9 m 0 V 0

10 m 0 V 0

Dari hasil pengukuran tersebut terlihat bahwa tegangan yang dihasilkan saat

sensor UV-Tron mendeteksi adanya api (logic 1) dalam jarak antara 110 m. Pada

saat pengukuran dalam jarak 15 menghasilkan tegangan yang sama yaitu 4,89 V.

Sedangkan pada jarak 6-10 m tidak ada tegangan yang dihasilkan yaitu 0 V.

Sedangkan saat tidak ada api (logic 0) maka tidak ada tegangan yang dihasilkan

karena sumber tegangannya tidak ada (tidak ada api). Hal tersebut membuktikan

bahwa sensor UV-Tron mampu mendeteksi api dalam jarak sejauh maksimal 5 m.

Sedangkan jauh dekat nya api saat pendeteksian tidak mempengaruhi tegangan

yang dihasilkan. Sensor hanya akan mendeteksi cahaya yang dipancarkan oleh api

sehingga menghasilkan tegangan.

4.1.2 Pengujian Peralatan

Pada tahap ini dilakukan pada saat semua rangkaian pendeteksi kebakaran

telah selesai semua baik dari segi hardware maupun software. Sebelum dilakukan

pengujian peralatan secara keseluruhan terlebih dahulu dilakukan pengujian

secara bertahap demi terselesainya secara keseluruhan perancangan alat ini

sendiri.

Langkah-langkah pengujian:

1. Hubungkan semua rangkaian alat pendeteksi kebakaran secara

keseluruhan.

2. Hubungkan sumber tegangan yang telah disiapkan.

3. Pastikan semua rangkaian telah terhubung secara benar.

4. Jika semua telah terhubung dengan benar maka geser switch ke posisi ON.

5. Sensor pada alat pendeteksi kebakaran akan aktif dan akan mendeteksi jika

terdapat api (Uv-Tron) dan asap (AF 30) sehingga buzzer akan berbunyi.

6. Setelah alarm dari buzzer berbunyi LCD akan menampilkan karakter

berupa tulisan ADA KEBAKARAN.

Sensor

UV-Tron

Gambar 4.3 Alat pendeteksi kebakaran

Gambar 4.4 LCD pada alat pendeteksi kebakaran

4.1.3 Simulasi Program saat Alat Dihidupkan

Pada saat program dijalankan maka pertama kali akan ditampilkan introduce

sistem alarm kebakaran dimana pada display LCD bertuliskan ALARM

KEBAKARAN pada baris pertama dan API-ASAP-SUHU pada baris

kedua. Tampilan ini akan berlangsung selama 3 detik

.

Gambar 4.5 Introduce Alarm Kebakaran

Pada saat ini program sudah memasuki proses eksekusi program

selanjutnya, yaitu pembacaan kondisi lingkungan sekitar oleh sensor api,

asap dan suhu. Dimana sensor api dan asap belum mendeteksi keberadaan

adanya api maupun asap. Sehingga pada display LCD ditampilkan kondisi

RUANGAN AMAN pada baris pertama.

Sensor suhu sedang melakukan proses pendeteksian suhu lingkungan

sekitar, dimana pada simulasi program ditunjukan besarnya nilai ADC 1 (pin

A.1) yaitu 68 dan ditunjukkan nilai suhu yang sebenarnya pada display LCD

sebesar 34,4 OC atau Suhu = 34,4 OC.

Gambar 4.6 Kondisi ruangan aman

Pada saat ini simulasi program telah mendeteksi adanya api yaitu ditandai

dengan input untuk sensor api pada pin B.0 dimana ditampilkan pada

display LCD yaitu BAHAYA ADA API pada baris pertama. Tetapi untuk

sensor asap belum ditandai adanya asap atau nilai ADC 0 (pin A.0) sebesar

512 belum melampaui nilai ADC yang ditentukan yaitu sebesar 700.

Sedangkan pada baris kedua display LCD ditunjukkan bahwa Suhu = 34,4

nilai ADC-nya 72.

Gambar 4.8 Kondisi Terdeteksi Adanya Asap tanpa Api

Pada kondisi ini keadaan semakin berubah dimana sensor api dan asap sudah

mendeteksi adanya api maupun asap pada lingkungan sekitar. Yang ditandai

dengan adanya perubahan nilai ADC 0 (pin A.0) untuk sensor asap sebesar

706 sedangkan untuk sensor api ditandai dengan aktifnya pin B.0. Sehingga

ditampilkan pada display LCD yaitu ADA KEBAKARAN pada baris

pertama.

Pada baris kedua display LCD ditampilkan Suhu = 41,1 OC. Sensor suhu

mendeteksi adanya perubahan suhu pada lingkungan sekitar yang ditandai

dengan perubahan nilai ADC-nya menjadi 82.

Gambar 4.9 Kondisi Terdeteksi Adanya Api dan Asap

4.2 Pembahasan

4.2.1 UV-Tron Flame Detector

UV-Tron dalam alat pendeteksi kebakaran merupakan inti dari semua

kerja alat pendeteksi kebakaran ini. UV-Tron sendiri terdiri dari dua buah

komponen yaitu sensor UV-Tron flame detector dan drive circuit. Karena didalam

rangkaian drive circuit sendiri terdiri dari komponen-komponen yang kompleks

yang dapat menghasilkan nilai-nilai output yang telah ditetapkan oleh drive

circuit. Drive circuit sendiri merupakan tempat pemrosesan signal yang

dihasilkan oleh sensor UV-Tron yang berupa sinar ultraviolet.

Kerja dari sensor ini adalah sensor akan aktif pada saat tabung sensor UV-

Tron Flame Detector di dekatkan api (logic 1) dalam jarak maksimal sejauh 5

meter. Pada prinsipnya UV-Tron Flame Detector bekerja pada saat sinar

ultraviolet dari api dipancarkan ke tabung UV-Tron Flame Detector maka katoda

akan memancarkan photoelektron dari efek photoelectrik kemudian dipercepat

oleh anoda akibat medan listrik. Hasil kerja UV-Tron tersebut menghasilkan besar

4.2.2 Mikrokontroler ATMega8535

Mikrokontroler ATmega8535 pada alat pendeteksi kebakaran ini

merupakan pemroses semua masukan hardware dan software. Mikrokontroler

akan memproses semua data yang masuk melalui port-port yang telah

didefinisikan sebelumnya dalam sebuah program yang telah dibuat.

Dalam proses pendeteksian api, kerja mikrokontroler ATmega8535

berlangsung pada saat sensor UV-Tron dihubungkan ke mikrokontroler melalui

port PB.0. Saat mikrokontroler ATmega8535 menerima input dari sensor UV-

Tron, mikrokontroler akan memproses masukan tersebut dan selanjutnya

mikrokontroler akan mengirim hasil pemrosesan ke LCD dan buzzer sehingga

menghasilkan keluaran berupa tampilan tulisan pada LCD dan bunyi pada buzzer.

4.2.3 Buzzer

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa buzzer merupakan keluaran dari alat

pendeteksi kebakaran ini, sebagai pemberitahuan bahwa ada api yang akan

menyebabkan kebakaran, maka buzzer ini akan mengeluarkan bunyi.

Buzzer ini bekerja pada saat sensor UV-Tron mendeteksi adanya api maka

mikrokontroler akan memberikan logic 1 pada PD0 kemudian diteruskan ke basis

transistor yang mana pada kaki emitor dihubungkan ke ground dan colector

dihubungkan ke kaki induksi relay.

Pada saat transistor aktif maka ground akan mengalir ke induksi sehingga

relay akan aktif maka switch relay akan bergerak ke arah Normally Close (NC)

yang sebelumnya telah dihubungkan ke sumber 5 VDC sehingga buzzer akan

mengeluarkan bunyi.

.

4.2.4 LCD

`

LCD merupakan keluaran kedua setelah setelah buzzer, LCD akan

menampilkan tulisan apabila semua input telah selesai diproses. LCD akan

menampilkan tulisan sesuai dengan hasil pendeteksian pada masing-masing

sensor dan instruksi program yang telah dibuat sebelumnya. Apabila semua input

telah selesai diproses maka mikrokontroler akan menghasilkan keluaran berupa

karakter tulisan yang akan ditampilkan pada layar LCD sebagai pemberitahuan

bahwa adap api, asap dan suhu.

LCD ini bekerja pada saat mendapat masukan data dari mikrokontroler

pada pin PC2-PC7. Pada rangkaian LCD juga digunakan trimpot yang berfungsi

sebagai pengatur kontras (kecerahan LCD). Tegangan yang digunakan pada

rangkaian LCD yaitu 5V. Jenis LCD yang digunakan adalah M1632, yaitu terdiri

dari 16 baris dan 2 kolom.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya,

maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Sensor UV-Tron dapat mendeteksi sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh

api dalam jarak pendeteksian tertentu, kemudian mengubah menjadi

keluaran berupa tegangan (logika tertentu) pada Drive Circuit UV-Tron.

2. Logika tertentu pada mikrokontroler, sebagai input pengubah tampilan LCD

dan alarm.

5.2 Saran

1. Diharapkan keefektifitasan dari sensor UV-Tron ini bisa ditingkatkan lagi

sehingga dapat mendeteksi api dengan jarak yang cukup jauh.

2. Adanya pengembangan lebih lanjut mengenai alat ini baik dari segi

pemanfaatan sensor UV-Tron maupun komponen-komponen lainnya.

3. Diharapkan adanya pengembangan lagi dari alat sebelumnya seperti dapat

dikontrol melalui jaringan ataupun telepon seluler.

DAFTAR PUSTAKA

Budiharto, Widodo. 1999. Interfacing Komputer dan Mikrokontroler. Jakarta : PT

Elex Media Komputindo

Budiharto, Widodo. 2006. Belajar Sendiri Membuat Robot Cerdas. Jakarta: PT

Elex Media Komputindo

Didin. 2006. Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMega8535 Dengan Bascom

AVR. Palembang: Mutiara Azzam

www.datasheetarchive.com

www.kelas-mikrokontroler.com

http://www.google.com/search?hl=id&q=datasheetsensoruvtronG=Telusuri&lr=la

ng_idPalembang, Juli 2008

Disetujui oleh,

Pembimbing II

NIP 132 317 359

Pembimbing I

Yulian Mirza, S.T Meiyi Darlies, S.Kom

NIP 131 884 130

1

2

2

2

3

3

6

8

9

11

12

13

13

14

16

16

18

19

20

20

20

20

20

21

21

21

22

22

22

23

23

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. ii

ABSTRAK ................................................................................................ v

KATA PENGANTAR.............................................................................. vi

DAFTAR ISI............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR................................................................................ x

DAFTAR TABEL .................................................................................... xi

42

42

43

44

45

48

48

49

49

49

51

51

3.3 Tahap Perancangan ............................................................... 25

3.3.1 Perancangan pada Papan PCB ..................................... 25

3.3.2 Pemasangan Komponen dan Bahan yang Digunakan.. 26

3.4 Cara Kerja Rangkaian ........................................................... 27

3.4.1 Sensor UV-Tron padaMikrokontroler.......................... 27

3.4.2 LCD pada Mikrokontroler ........................................... 29

3.4.3 Buzzer pada Mikrokontroler......................................... 30

3.5 Rangkaian Alat Pendeteksi Kebakaran ................................. 31

3.6 Pembuatan Cassing pada pada Alat ...................................... 33

3.7 Perancangan Program ........................................................... 35

3.7.1 Program Pendeteksian Api, Suhu, dan Asap................ 37

3.8 Cara Pengisian Program ke Mikrokontroler ......................... 37

3.8.1 Proses Download Program........................................... 37

3

4

4

6

7

8

8

10

12

24

28

29

30

31

32

32

34

36

38

38

39

40

40

40

41

42

43

45

45

45

46

46

47

47

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1

2

3

4

5

6

7

Vss GND

Vcc

Vee

RS

R/W

E

+5V

LCDContrast

1 = Input data,

0 = Input Instruksi

1 = Read,

0 = Write

Enable

D0 Data 0

8

9

10

11

12

13

14

15

16

D1 Data 1

D2 Data 2

D3 Data 3

D4 Data 4

D5 Data 5

D6 Data 6

D7 Data 7

VBL+ 4 4.2 volt

VBL- GND

mikroprosesor,

mikrokontroler.

I/O Pendukung, Memori, bahkan ADC sudah ada dalam

Mikrokontroler dapat disebut sebagai one chip solution karena terdiri dari:

1. CPU (central processing unit)

CPU ialah bagian yang paling penting dari suatu mikroprosesor.

Fungsi dari CPU adalah memproses data.

2. RAM (Random Access Memory)

Control Bus

Address Bus

Gambar 2.8 Blok diagram mikroprosesor

CPU

Ketiga komponen utama tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

CPU (mikroprosesor), yang dapat dianggap sebagai OTAK sebuah sistem

1.

2.

3.

komputer,

komputer.

mengorganisasikan semua operasi yang terjadi di dalam

Memory, digunakan untuk menyimpan data maupun instruksi-instruksi

program. Ada 2 jenis memory yang digunakan yaitu RAM (Random Access

Memory) dan ROM (Read Only Memory). RAM berfungsi untuk

menyimpan data dan instruksi program yang sedang dijalankan oleh

komputer. RAM ini bersifat sementara (Temporary), yang berarti isinya

akan hilang begitu catu daya nya dimatikan (Turned Off). Berbeda dengan

ROM, ROM bersifat permanen (tidak mudah hilang). Data-data pada ROM

tidak akan hilang meskipun catu daya komputer dimatikan.

I/O (Piranti Masukan dan Keluaran) merupakan piranti-piranti external yang

dibutuhkan oleh komputer untuk berhubungan dengan dunia luar (termasuk

dengan manusia sebagai pengguna komputer).

Data Bus, untuk mentransfer informasi antara mikroprosesor dan I/O.

Address Bus, bus alamat yang meminta lokasi memory dari memory atau

lokasi I/O dari piranti I/O.

VOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input)

SS (SPI Slave Select Input)

AIN1 (Analog Comparator Negative Input)

OCC (Timer/Counter0 Output Compare Match Output)

AIN0 (Analog Comparator Positive Input)

INT2 (External Interrupt2 Input)

T1 (Timer/Counter1 External Counter Input)

T0 (Timer/Counter0 External Counter Input)

XCK (JSART External Clock Input/Output)

PB.5

PB.4

PB.3

PB.2

PB.1

PB.0

3.

4.

Menyatakan dimana program dimulai, dan

mungkin juga berhenti.

Menyatakan beberapa manipulasi data.

Menyatakan beberapa operasi masukan/

keluaran data.

Menunjukkan perbandingan dua nilai.

Menyatakan beberapa manipulasi yang

ditunjukkan dalam program sari dalam

data.

Menyatakan untuk proses yang detilnya

Proses

Masukan / Keluaran

Keputusan

Persiapan

Proses Terdefinisi

Penghubung

Garis Alur

Annotasi

Penghubung

dijelaskan terpisah.

Menyatakan sambungan ke atau dari bagian

lain program yang terputus masih dalam

halaman yang sama.

Menyatakan urutan operasi.

Menyatakan suatu cara untuk

menambahkan keterangan yang

menjelaskan langkah pemrosesan.

Menyatakan untuk menunjukkan hubungan

arus proses yang terputus tetapi tidak pada

halaman yang sama.

Membuat file baru

Untuk membuka File

Untuk menutup program yang dibuka

Untuk menyimpan file

Menyimpan dengan nama yang lain

Untuk melihat tampilan sebelum

dicetak

Untuk mencetak dokumen

Untuk keluar dari program

Untuk mengkompile program yang

dibuat, output-nya bisa berupa *.hex,

*.bin dll.

Untuk memeriksa kesalahan bahasa

Untuk menampilkan hasil kompilasi

program.

Ctrl+N

Ctrl+O

-

Ctrl+S

-

-

Ctrl+P

-

F7

Ctrl+F7

Ctrl+W

File New

Open File

File Close

File Save

Save as

Print Preview

Print

Exit

Program

Compile

Syntax Check

Show Result

Untuk menu show result informasi yang akan ditampilkan berupa :

Tabel 2.8: Informasi dari show result

Informasi Keterangan

Versi dari compiler yang digunakan.

Menampilkan target prosesor yang dipilih.

Tanggal dan waktu kompilasi.

Compiler

Processor

Date and time

Baud rate dan Xtal Baud rate yang dipilih dan kristal yang digunakan uP.

Error

Flash Used

Stack Start

RAM Start

LCD Mode

Error nilai baud yang di set dengan nilai baud yang

sebenarnya.

Persentase Flash ROM yang terisi program.

Lokasi awal stack pointer memori.

Lokasi awal eksternal RAM.

Mode LCD yang digunakan, 4 bit atau 8 bit.

=

2.6.2.3 Operator Logika

Lebih Kecil Dari X < Y

Lebih Besar Dari X > Y

Lebih Kecil atau sama dengan X = Y

Digunakan untuk menguji sebuah kondisi atau memanipulasi bit dan

operasi boolean. Dalam BASCOM ada empat buah operator logika yaitu

AND, OR, NOT dan XOR.

2.6.2.4 Operator Fungsi

Digunakan untuk melengkapi operator yang sederhana.

SELECT CASE

variabel

CASE test1 : statements

CASE test2 : statements

CASE ELSE : statements

END SELECT

Pena Permanen

Bubuk pelarut

Chloride FeCl3)

Bor listrik

1 buah

tembaga (Ferro 1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

PCB (Print Circuit Board) polos

Cutter

Proses pembuatan dan pencetakan layout PCB (Print Circuit Board) sebagai

berikut:

1. Pertama kita membuat sket atau pola layout rangkaian yang kita inginkan

menggunakan software pembuat layout dalam hal ini penulis menggunakan

software Pa2d.

2. Kemudian layout yang telah kita buat pada Pa2d tersebut kita salin ke PCB

polos dengan menggunakan pena permanent.

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

Pada Drive Circuit UV-Ttron terdapat 5 kaki yaitu +VS yang digunakan

sebagai Vcc, pin ground digunakan sebagai tegangan negatif, pin 1 digunakan

sebagai jalur data yang akan dihubungkan ke mikrokontroler. Sedangkan pin 2

dan 3 diabaikan karena pada alat pendeteksi kebakaran ini hanya membutuhkan

satu input. Sedangkan pada sensor UV-Tron terdapat 2 kaki yaitu Anoda dan

Katoda. Berikut adalah gambar rancangan rangkaian sensor UV-Tron yang

terhubung ke mikrokontroler.

ATmega8535

PB.0 (ADC0) PA.0

PB.1 (ADC1) PA.1

PB.2 (ADC2) PA.2

PB.3 PA.3

PB.4 PA.4

PB.5 (ADC5) PA.5

PB.6 (ADC6) PA.6

PB.7 (ADC7) PA.7

(XCK/T0) 1

(T1) 2

(INT2/AIN0) 3

(OC0/AIN1) 4

(SS) 5

( MOSI) 6

( MISO) 7

(SCK) 8

9

10

40

39

38

37

36

35

34

33

32

31

30

29 (TOSC2)

28 (TOSC1)

27

26

25

24

23 (SDA)

22 (SCL)

21 (OC2)

K A

Drive

Circuit

UV- Tron

3 2 1 -

+12V

Vcc

100nF

Vcc

10 uF

Vcc

RESET

VCC

GND

XTAL2

XTAL1

PD.0

PD.1

PD.2

PD.3

PD.4

PD.5

PD.6

AREF

GND

AVCC

PC.7

PC.6

PC.5

PC.4

PC.3

PC.2

PC.1

PC.0

PD.7

(ADC3)

(ADC4)

+

220nF

11

12

13

(RXD) 14

(TXD) 15

(INT0) 16

(INT1) 17

(OC1B) 18

(OC1A) 19

(ICP1) 20

Tabel 3.3 Alat yang digunakan pada pembuatan kotak rangkaian

Alat yang Digunakan Jumlah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

16 buah

1 buah

1 buah

1 buah

Fiber

Gergaji kecil

Mistar

Pensil

Mur

Sekrup

Lem

Bor Kecil

3.7 Perancangan Program

IF tidak ada api dan ada asap

Matikan alarm

Tampilkan ke display lcd pesan BAHAYA ADA ASAP

Tampilkan ke display lcd pesan SUHU = C

Deklarasi variable

Konfigurasi ADC dan Channel

DO

Baca data tiap channel

(I/O port)

IF tidak ada api dan tidak ada asap

Matikan alarm

Tampilkan ke display lcd pesan RUANGAN AMAN

Tampilkan ke display lcd pesan SUHU = C

END IF

LOOP

Selesai

IF ada api dan tidak ada asap

Matikan alarm

Tampilkan ke display lcd pesan BAHAYA ADA API

Tampilkan ke display lcd pesan SUHU = C

END IF

3.7.1 Program Pendeteksian Api, Suhu, dan Asap

Semua rangkaian alat pendeteksi kebakaran ini digerakan oleh program

yang diatur dan diolah oleh mikrokontroler dengan menggunakan software

pemrogram mikrokontroler. Adapun software yang digunakan pada alat ini

menggunakan bahasa pemrograman Basic Compiler AVR (Bascom AVR).

Berikut algoritma pemrograman dari alat pendeteksi kebakaran ini.

Mulai

END IF

O

O

O

IF ada api dan ada asap

Tampilkan ke display lcd pesan ADA KEBAKARAN

Tampilkan ke display lcd pesan SUHU = C

Hidupkan alarm

END IF

O

nilai ADC-nya masih 68.

Gambar 4.7 Kondisi Terdeteksi Adanya Api tanpa Asap

O

C. Artinya suhu lingkungan sekitar belum mengalami perubahan yaitu

Pada saat ini simulasi program telah mendeteksi adanya asap yaitu ditandai

dengan adanya perubahan nilai ADC 0 (pin A.0) sebesar 788, artinya sudah

melampaui batas yang ditentukan dalam program yaitu 700. Kemudian pada

display LCD ditampilkan BAHAYA ADA ASAP pada baris pertama.

Tetapi pada kondisi ini tidak terdeteksi adanya api.

Sedangkan pada baris kedua display LCD ditunjukkan bahwa Suhu = 36,6

O

C. Artinya suhu lingkungan sekitar sudah mengalami perubahan yaitu

tegangan yang dikeluarkan oleh Drive

pengukuran pada tabel 4.1.

Circuit seperti terlihat pada data

Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada sensor UV-Tron

saat ada api (logic 1), dan tidak ada api (logic 0) dalam jarak pengukuran antara 1-

10 m. Maka mendapatkan tegangan dari cahaya yang dipancarkan api tersebut

saat api didekatkan pada sensor UV-Tron dalam jarak pendeteksian antara 1-5 m,

tegangan yang dihasilkan yaitu sebesar 4,89 V. Sedangkan pada saat

pendeteksian dalam jarak antara 6-10 m tidak ada tegangan yang dihasilkan yaitu

0 V. Sama hal nya saat tidak ada api maka tidak ada tegangan yang dihasilkan

karena sumber tegangannya tidak ada (tidak ada api). Berdasarkan hasil

pengukuran tersebut membuktikan bahwa sensor UV-Tron hanya mampu

mendeteksi sumber api dalam jarak maksimal 5 m, lebih dari 5 m maka sensor

tidak dapat mendeteksi api. Sedangkan jauh dekatnya sumber api pada saat

pendeteksian tidak berpengaruh pada hasil tegangan yang dihasilkan. Sehingga

jauh dekat nya sumber api pada saat pendeteksian menghasilkan tegangan yang

sama yaitu sebesar 4,89 V. Sedangkan saat tidak ada api berarti tidak ada cahaya

yang masuk maka tidak ada tegangan yang dihasilkan.