PELEDAKAN

15
PELEDAKAN PADA PT. SEMEN TONASA I. Profil Perusahaan PT.Semen Tonasa Berdasarkan keputusan MPRS No. II/MPRS/1960 tanggal 5 Desember 1960, ditetapkan untuk mendirikan pabrik semen di Sulawesi Selatan yang berlokasi di Desa Tonasa, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep, sekitar 54 km sebelah utara Makassar. Pabrik Semen Tonasa Unit I merupakan proyek di bawah Departemen Perindustrian dan merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Cekoslowakia yang dimulai sejak tahun 1960 dan diresmikan pada 2 November 1968. Pabrik ini menggunakan proses basah dengan kapasitas terpasang 110.000 ton semen/tahun. Pada tahun 1984 pabrik Semen Tonasa Unit I dihentikan pengoperasiannya karena dianggap tidak ekonomis lagi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 54 tahun 1971 tanggal 8 September 1971, Pabrik Semen Tonasa ditetapkan sebagai Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum). Kemudian, dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 tahun 1975 tanggal 9 Januari 1975 bentuk Perum tersebut diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Dalam rangka memenuhi kebutuhan semen yang semakin meningkat, berdasarkan persetujuan Bappenas No. 032/XC-LC/B.V/76 dan No. 2854/D.1/IX/76 tanggal 2 September 1976 dibangun pabrik Semen Tonasa Unit II.

description

fgggfffgf

Transcript of PELEDAKAN

Page 1: PELEDAKAN

PELEDAKAN PADA PT. SEMEN TONASA

I. Profil Perusahaan PT.Semen Tonasa

Berdasarkan keputusan MPRS No. II/MPRS/1960 tanggal 5 Desember 1960,

ditetapkan untuk mendirikan pabrik semen di Sulawesi Selatan yang berlokasi di

Desa Tonasa, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep, sekitar 54 km sebelah

utara Makassar. Pabrik Semen Tonasa Unit I merupakan proyek di bawah

Departemen Perindustrian dan merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah

Indonesia dengan Pemerintah Cekoslowakia yang dimulai sejak tahun 1960 dan

diresmikan pada 2 November 1968. Pabrik ini menggunakan proses basah

dengan kapasitas terpasang 110.000 ton semen/tahun. Pada tahun 1984

pabrik Semen Tonasa Unit I dihentikan pengoperasiannya karena dianggap

tidak ekonomis lagi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 54 tahun 1971

tanggal 8 September 1971, Pabrik Semen Tonasa ditetapkan sebagai Badan

Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum). Kemudian,

dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 tahun 1975 tanggal 9

Januari 1975 bentuk Perum tersebut diubah menjadi Perusahaan Perseroan

(Persero). Dalam rangka memenuhi kebutuhan semen yang semakin meningkat,

berdasarkan persetujuan Bappenas No. 032/XC-LC/B.V/76 dan No.

2854/D.1/IX/76 tanggal 2 September 1976 dibangun pabrik Semen Tonasa Unit

II.

Pabrik yang merupakan hasil kerjasama Pemerintah Indonesia dengan

Pemerintah Kanada ini beroperasi pada 1980 dengan kapasitas 510.000 ton

semen/tahun dan dioptimalisasi menjadi 590.000 ton semen/tahun pada 1991.

Pabrik Semen Tonasa Unit II terletak di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro,

Kabupaten Pangkep, yang berjarak sekitar 23 km dari Pabrik Semen Tonasa Unit

I. Pada tahun 1982, berdasarkan persetujuan Bappenas No. 32 XC-LC/B.V/1981

Page 2: PELEDAKAN

dan No. 2177/WK/10/1981 tanggal 30 Oktober 1981 dilakukan perluasan

dengan membangun Pabrik Semen Tonasa Unit III yang berada di lokasi yang

sama dengan Pabrik Unit II.

Pabrik yang berkapasitas 590.000 ton semen / tahun ini merupakan

kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Jerman Barat, Pabrik selesai

pada akhir tahun 1984 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 3 April

1985.

II. Peledakan pada PT. Semen Tonasa

II.1. Prosedur peledakan

Prosedur peledakan pada tambang quarry PT Semen Tonasa persero adalah

sebagai berikut :

1. Pengamanan Selama Persiapan

Pengamanan ini lebih ditujukan kepada orang atau karyawan yang mendekati

atau melewati daerah peledakan, seta alat alat yang berada didekat lokasi

peledakan ditempatkan pada posisi yang aman. Peledakan pada PT Semen

Tonasa dilakukan hampir setiap hari dan dilakukan pada sekitar Pukul 12.00 –

13.00 WITA atau dikondisikan. Setiap bahan peledak yang telah keluar dari

gudang harus diledakkan hari itu juga kecuali kondisi atau cuaca tidak

memungkinkan ( ada petir ).

Untuk pengamanan bahan peledak setelah bahan sampai dilapangan maka

secepatnya bahan peledak tersebut langsung dibagi-bagikan ke dekat lubang

yang telah disiapkan, sesuai dengan kebutuhan jumlah masing-masing lubang.

Demikian juga dengan detonator listrik dan primer/dinamit.

2. Pembuatan Primer

Page 3: PELEDAKAN

Primer berfungsi untuk menghentakkan (shock) ANFO atau blasting agant

lainnya. Sedangkan primer itu sendiri dihentakkan (dishock) dengan detonator

atau sumbu ledak. Primer ada yang sdah dibuat atau langsung dari prabrik,

tetapi dapat dibuat sendiri dari dinamit. Ukuran atau berat dari dinamit yang

diperlukan disesuaikan dengan diameter dan dalamnya lubang ledak. Untuk

diameter lubang ledak yang kecil ( 3 cm ), primer dapat dibuat dari ½ atau 1/3

dodol dinamit, dengan berat satu dodol 200 gram, sedangkan untuk ukuran

yang besar ( 10 cm ), primer dapat dibuat dari 3 atau 6 dodol yang disatukan.

Dalam hal ini detonator atau sumbu ledak hanya dimasukkan ke salah satu dari

dodol dinamit.

Dalam pembuatan primer baik dengan detenator atau dengan sumbu, hal-hal

seperti dibawah ini harus diperhatikan.

- Detenator atau sumbu ledak harus benar-benar masuk dalam dinamit,

artinya detenator atau sumbu bersentuhan dengan dinamit.

- Detenator atau sumbu ledak harus terikat dengan dinamit sedemikian rupa

sehingga tidak mudah lepas.

-

Adapun prosesnya adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan Primer dengan Detenator Listrik

- Detenator harus masuk dan bersentuhan dengan isi dodol dinamit.

- Pengikat dapat dilakukan dengan leg wirenya sendiri.

Sebelum detenator atau sumbu ledak dimasukan ke dalam dinamit maka

harus terlebih dahulu diperiksa keadaannya.Karena menggunakan detenator

listrik maka detenator ditest dengan blasting ohm meter. Pada waktu

pengetesan detenator dimasukkan ke dalam lubang ledak yang masih

kosong. Setelah ditest kedua ujung leg wirenya harus diikat kembali satu

sama lain.

2. Penempatan Primer

Penempatan primer terdiri dari dua cara yaitu :

Page 4: PELEDAKAN

- Collar Priming adalah penempatan primer dibagian atas atau ujung dari

lubang tembak

- Bottom Priming adalah penempatan primer dibagian bawah atau ujung

dalam dari lubang tembak.

.

Gambar 6. collar priming dan bottom priming

Pemasangan primer pada peledakan tambang quarry PT. Semen Tonasa

menggunakan collar priming yaitu primer terletak diatas.

3. Pengisian lubang ledak

prosedur pengisian lubang peledak adalah sebagai berikut :

- Pemeriksaan lubang peledak. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan

pantulan sinar dari sepotong cermin atau tongkat kayu yang cukup

panjang.

- Pada PT Semen Tonasa Persero lubang peledakan dilapisi dengan plastik,

hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya bahan peledak ke sela-sela

lubang batuan.

- Pengisian bahan peledak paling banyak 2/3 dari tinggi lubang ledak.

Karena lubang ledak yang ada memiliki kedalaman 6,5 m maka bahan

peledak yang sebanyal 4,5 m.

Stemming

Primer

Bahan peledak

Bahan peledak

Primemer

Stemming

Page 5: PELEDAKAN

- Pada waktu memasukkan primer ke dalam lubang harus berhati-hati

sehingga detenator atau sumbu tidak terlepas dari dalam dinamit, serta

sumbu atau leg wirenya tidak terluka.

- Hindari pemakaian leg wire yang terlalu pendek, namun kalau terpaksa

sambungan-sambungan harus diisolasi dengan baik.

- Dilarang memadatkan primer (tapping).

4. Stemming.

Syarat syarat stemming yang baik yaitu :

- Bahan stemming, dari tanah liat atau pasir halus.

- Jangan memakai bahan-bahan kertas bekas pembungkus bahan peledakan

atau daun-daunan.

- Steaming harus dibuat cukup padat, untuk itu perlu dipadatkan (di-tapping)

dengan tongkat kayu.

- Stemming yang baik akan mengurangi suara ledakan

Stemming yang digunakan pada daerah pengamatan berasal dari cutting hasil

pemboran dengan ketebalan pengisian sekitar 2 m dari total kedalaman lubang

yaitu 6,5 m.

5. Penyambungan Rangkaian.

Prosedur enyambungan rangkaian pada peledakan yang menggunakan

detenator listrik adalah

- Sambungan leg wire dengan kabel pembantu harus lebih baik dan kuat.

- Penyambungan rangkaian antar semua lubang ledak harus dilaksanakan

secepatnya dan ujung rangkaian diikat satu sama lain. Sebelum dihubungkan

dengan kabel utama.

- Rangkaian harus dibuat lebih rapih dan efektif. Hindari kabel agar tidak kusut

dan terlipat.

- Sebelum rangkaian antar ledak disambung dengan kabel utama, maka

tahanan listrik dan kesinambungan arus dari rangkaian harus ditest dengan

Blasting Ohm Meter. Tahanan listrik rangkaian harus sesuai dengan

perhitungan teoritis, namun dengan toleransi 10% dapat dianggap baik.

Page 6: PELEDAKAN

- Secara terpisah kebel utama juga harus ditest sama seperti di atas.

6. Perlindungan Untuk Pemegang Ekspoder/Blasting Machine

Sebelum peledakan maka perlu diperhatikan tempat berlindung yang aman

dengan memperhatikan :

- Harus dipertimbangkan arah dan jarak lemparan/layangan batu dengan

mengambil posisi yang berlawanan.

- Periksa keadaan sekeliling tempat berlindung, khususnya bila ada bongkahan-

bongkahan batuan lepas yang berukuran besar disekitarnya.

- Bila keadaan lapangan sedemikian rupa sehingga tidak ada tempat

berlindung yang cukup aman maka perlindungan khusus untuk itu dapat

dibuat (sheleter).

Pada peledakan di PT Semen Tonasa pemegang mesin berlindung dibalik alat

berat hal ini untuk keamanan dan keselamatan.

7. Tanda peringatan sebelum peledakan.

- Sebelum dilakukan peledakan maka orang-orang disekitar daerah pengaruh gas

dan lemparan batu peledakan harus diberi aba-aba peringatan agar berlindung

atau menyingkir. Demikian juga halnya dengan perlatan, sebelumnya sudah

harus diamankan/disingkirkan.

- Aba-aba yang digunakan berupa sirine dan hanya berbunyi sekali.

- Tenggang waktu antara aba-aba peringatan dengan saat peledakan harus cukup

untuk memberi kesempatan kepada orang-orang untuk berlindung.

- Sebaiknya aba-aba dilakukan dalam beberpa tahap dan tiap tahap mempunyai

arti tersendiri dan dimengerti setiap orang khususnya pemegang eksploder.

- Bila di dekat lapangan peledakan terdapat jalan lalu lintas utama tambang maka

jalan tersebut harus ditutup atau diblokir.

- Sebelum aba-aba yang terakhir maka mandor lapangan atau pengawas ledakan

harus memriksa daerah dan sekitar peledakan.

- Kondensator di dalam eksploder sedang diisi dengan arus kabel listrik dari

baterainya.

- Kabel utama telah disambung dengan exploder.

Page 7: PELEDAKAN

Bila tejadi penundaan peledakan, karena sesuatu hal yang masih aman,

maka komunikasinya dapat dibuat aba-aba khusus.

8. Proses Meledaknya Bahan Peledak

Pada bahan peledak yang digunakan untuk maksud memecahkan batuan

(industri pertambangan) proses pecahnya batuan secara garis besar dapat

diterangkan sebagai berikut. Pada saat bahan peledak (tertanam di batuan)

meledak, tekanan yang sangat tinggi (dapat mencapai 50.000-4.000.000 psi)

menghancurkan batuan di daerah sekitar lubang ledak. Gelombang kejut akan

merambat dengan cepat (3.000-5.000 meter/detik) meninggalkan lubang ledak

akan menimbulkan rekahan menjari yang menjalar dari daerah lubang ledak.

Perambatan gelombang kejut ini apabila mencapai bidang bebas (permukaan

batuan yang berhubungan dengan atmosfir), tekanan akan turun dengan cepat dan

berubah menjadi gelombang tarik. Gelombang tarik ini merambat kembali ke dalam

batuan. Oleh karena batuan mempunyai ketahanan terhadap tarikan lebih kecil

dibanding terhadap gaya tekan, maka hancurlah batuan tersebut. Artinya bahwa

gelombang kejut (daya hentak) yang ditimbulkan oleh bahan peledak konvensional

tersebut akan mengalami pelemahan ketika bertemu dengan bidang bebas

(atmosfir). Artinya bahwa gelombang kejut dari peledakan bom tersebut menjalar

melalui atmosfir (blast). Dengan demikian dapat dibayangkan luar biasa besarnya

daya ledak bom tersebut, karena daya hentaknya dapat menjalar dengan cepat

melalui udara dan akhirnya meluluh lantakkan bangunan dan manusia yang

merupakan bukan bidang bebas.

Berarti bahwa bom tersebut mengandalkan daya rusak dari tekanan ledakan

yang menghasilkan hentakan udara (blast) yang merambat dengan cepat melalui

atmosfir. Tekanan dan panas yang sangat tinggi menjalar dengan cepat menyapu

dan membakar semua yang dilewati. Efek yang ditimbulkan adalah menggetarkan

dan membakar dengan sangat cepat benda-benda (apalagi manusia) yang

dilaluinya. Ditambah lagi keadaan daerah sekitar kejadian banyak terdapat tangki

bahan bakar dalam kendaraan dan juga tabung-tabung gas, ini semakin menambah

efek bakar yang ditimbulkan luar biasa dahsatnya.

Page 8: PELEDAKAN

9. Pemeriksaan / Pengamanan Setelah Peledakan

Setelah seperempat jam ledakan terakhir maka dilakukan pemeriksaan

terhadap gas gas beracun dan peledakan mangkir.Tanda-tanda lubang ledak yang

mangkir

1. Permukaan tanah di atas lubang ledak masih utuh.

2. Terdapat bongkahan-bongkahan besar yang tidak lazim dan tidak seperti

bongkahan lubang ledak yang lain.

3. Terdapat serakan bahan peledak yang masih utuh di permukaan atau di sela-

sela bongkahan.

Penanganan untuk lubang ledak yang mangkir pada PT Semen Tonasa adalah

adalah dilakukan peledakan ulang dan harus dilakukan pada hari itu juga sebab

jika dibiarkan dapat membahayakan jiwa.

II.2. Pola Peledakan

Pola peledakan yang digunakan pada PT Semen Tonasa yaitu pola peledakan

beruntun dengan waktu tunda antara baris satu dengan yang lainnya sekitar 25 ms.

Adanya pola peledakan beruntun ini akibat penggunaan delay detenator dari 0 – 9

delay . Berdasarkan arah runtuhannya maka peledakan yang dilakukan digolongkan

kedalam boxcut yaitu arah lemparan kedepan dan membentuk kotak. Arah

lemparan berbentuk boxcut ini ditumbulkan oleh susunan delay detenator yang

digunakan tiap lubang.

II.3. Desain Peledakan

Geometri peledakan pada salah satu tambang quarry PT Semen Tonasa adalah :

- Tinggi jenjang 6 m

- Diameter lubang bor 4 inch atau 10,16 cm

- Spacing 2,5 m

- Burden 2,5 m

- Kedalaman lubang bor 6,5 m

- Panjang isian bahan peledak 4,5 m

- Steaming 2 m

1. Diameter Lubang Bor

Page 9: PELEDAKAN

Pemilihan diameter lubang bor tergantung pada tingkat produksi yang

diinginkan. Dengan lubang bor yang lebih besar maka lebih besar pula tingkat

produksi yang dihasilkan.pemilihan lubang bor secara tepat aadalah penting

untuk memperoleh hasil fragmentasi secara maksimal dengan biaya rendah. m.

Untuk kontrol desaindengan hasil fragmentasi yang bagus , menurut

pengalaman maka diameter lubang bor harus berkisar antara 0,5 % - 1 % dari

tinggi jenjang. Tinggi jenjang pada quarri adalah 6 m, maka secara matematis

diameter lubang bor harus berkisar antara 5 cm – 10 cm. Hasil perhitungan ini

sesuai dengan data yang diambil dimana diameter lubang bor peledakan yang

digunakan pada quarry PT Semen Tonasa yaitu 4 inch atau sekitar 10,16 cm.

Diameter lubang bor mempunyai hubungan dengan tinggi jenjang dimana

jika tinggi jenjang rendah dipakai diameter lubang kecil dan sebaliknya jika

tinggi jenjang tinggi maka dipakai diameter lubang bor yang besar. Hubungan

antara tinggi jenjang dengan diameter lubang bor yaitu :

K = (0,1 – 0,2) d K = Tinggi jenjang (m)

d = diameter lubang bor (mm)

Berdasarkan hubungan diatas maka seharusnya tinggi jenjang antara 10 m

sampai 20 m, sedangkan berdasarkan data yang diambil tinggi jenjang cuma 6

m. Jadi berdasarkan hal ini maka diameter lubang bor tidak sesuai dengan

ketinggian jenjang yang ada.

Page 10: PELEDAKAN

Gambar. Grafik hubungan diameter lubang bor dengan tinggi jenjang

2. Burden

Burden adalah jarak tegak lurus antara lubang ledak terhadap bidang bebas

terdekat dan merupakan arah pemindahan batuan (displacement) akan

terjadi.Jika burden terlalu kecil memungkinkan terjadinya fly rock, air blast dan

fragmentasi batuan yang dihasilkan relatif tidak seragam, sedangkan burden

yang terlalu besar maka akan terjadi backbreak dan kerusakan pada dinding

jenjang. Secara umum jarak burden optimum ditentukan dengan :

B= 25 – 40 d

Maka berdasarkan rumus diatas, jarak burden berkisar antara 2,5 m – 4 m. Jika

dibandingkan dengan data yang diperoleh ternyata jarak burden yang

digunakan yaitu 2,5 m telah sesuai rumus yang ada.

3. Spasi

Spasi adalah jarak terdekat antara dua lubang ledak yang berdekatan di

dalam satu baris (row). Apabila jarak spasi terlalu kecil akan menyebabkan

batuan hancur menjadi halus, disebabkan karena energi yang menekan terlalu

kuat, dan menimbulkaan efek ledakan berupa noise (kebisingan) dan flyrocks.

Sedangkan bila spasi terlalu besar akan menyebabkan banyak bongkah atau

bahkan batuan hanya mengalami keretakan dan menimbulkan tonjolan diantara

dua lubang ledak setelah diledakkan. Secara optimum spacing ditentukan

dengan rumus :

S= 1,1 – 1,8 B

Berdasarkan rumus diatas dengan jarak burden 2,5 m maka jarak spasi berkisar

antara 2,75 m – 4,5 m. Kenyataan yang dijumpai dilapangan jarak spasi yang

digunakan hanya 2,5 m artinya tidak sesuai dengan ketentuan rumus.

4. Steaming

Stemming adalah tempat material penutup di dalam lubang ledak, yang

letaknya di atas kolom isian bahan peledak.

Fungsi stemming adalah agar terjadi keseimbangan tekanan dan mengurung

gas-gas hasil ledakan sehingga dapat menekan batuan dengan energi yang

Page 11: PELEDAKAN

maksimal dan juga berfungsi untuk mencegah agar tidak terjadi batuan terbang

(flyrock) dan ledakan tekanan udara (airblast) saat peledakan.

S = (0,7 – 1) B

Berdasarkan rumus diatas maka panjang steaming berkisar antara 1,75 m – 2,5

m. Kenyataan yang dijumpai dilapangan besarnya steaming yang digunakan

yaitu 2 m yang artinya telah sesuai dengan perhitungan secara matematis.

5. Arah Pemboran

Secara umum arah pemboran terdiri dari dua jenis yaitu :

-Pemboran vertikal

Gambar pemboran vertikal

Pemboran yang digunakan pada salah satu tambang quarry PT Semen Tonasa

yaitu pemboran tegak, dengan alasan pemboran miring memiliki resiko yang

besar.

II.4. Sistem Rangkaian Peledakan

Secara umum terdapat 4 tipe/ cara melakukan penyambungan detonator listrik,

yaitu dirangkai secara :

Seri

Paralel

Paralel – Seri

Seri – Paralel

Tetapi Pada Perusahaan Tambang quarry PT . Semen Tonasasistem rangkaian

yang digunakan adalah rangkaian seri paralel seperti penjelasan dibawah ini :

Page 12: PELEDAKAN

Rangkaian seri paralel

Dalam hubungan seri – paralel masing-masing sambungan seri digabungkan lagi

dengan hubungan paralel dengan sambungan seri yang lain, seperti terlihat

pada gambar di bawah ini. Tipe hubungan ini sering digunakan bila jumlah total

detonator listrik yang akan diledakkan melebihi 50. Tiap-tiap seri sebaiknya

terbatas hanya 40 detonator atau maksimum resistor 100 ohm.

Gambar. Rangkaian seri paralel