Pelatihan Komposisi Pak Yusbar Jailani

5
PELATIHAN PENCIPTAAN KARYA MUSIK Oleh: Drs. Yoesbar Djaelani Sekolah Tinggi Seni Indonesia Padangpanjang 29 November hingga 2 Desember 2005

Transcript of Pelatihan Komposisi Pak Yusbar Jailani

Page 1: Pelatihan Komposisi Pak Yusbar Jailani

PELATIHAN PENCIPTAAN

KARYA MUSIK

Oleh:Drs. Yoesbar Djaelani

Sekolah Tinggi Seni Indonesia Padangpanjang29 November hingga 2 Desember 2005

Page 2: Pelatihan Komposisi Pak Yusbar Jailani

PELATIHAN PENCIPTAAN KARYA MUSIK

1. Dasar pemikiran

1.1. Penciptaan karya musik (komposisi musik), telah berkembang dengan sangat pesat. sejak akhir zaman romantik. Perkembangannya dapat kita lihat melalui nama-nama jenis musik seperti: musik

impressionis (impressionisme/impressionism), kubisme (cubism) dan musik avantgarde yang dimulai dari musik serial (serialisme/serialism) yang dilahirkan oleh Arnold Schoenberg, sampai ke musik elektronik dan musik minimal.

1.2. Sebagai seorang insan yang bertanggungjawab dalam membimbing dan mengantarkan anak didiknya ke terminal yang dia tuju (yang sekaligus menjadi pintu gerbang bagi mereka untuk melanjutkan langkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi), penguasaan terhadap jenis-jenis musik tersebut di atas, memang kita perlukan secara mutlak, terutama bagi staf pengajar yang bertanggungjawab membawa matakuliah Sejarah Musik dan Komposisi Musik.

1.3 Selain itu, bagaikan kata pepatah orang Minangkabau yang berbunyi sebagai berikut:

Dengan demikian tentu patut bagi kita menguasai jenis-jenis musik yang disebutkan di atas.

2. Tujuan dan sasaran pelatihan

Pelatihan Penciptaan Karya Musik yang diadakan selama tiga hari ini diharapkan akan memberikan pemantapan penghayatan kepada kita dalam proses penciptaan sebuah komposisi musik, khususnya yang berorientasi kepada musik avant garde.Sasaran pelatihan ini berbentuk lahirnya komposisi jenis ini dari setiap peserta pelatihan di akhir masa pelatihan. Dengan lahirnya sebuah karya cipta musik berdasarkan kepada pengalaman dan penghayatan dalam menciptakannya, maka jenjang atau level tertinggi dari taxonomi Bloom, dapat kita capai atau ujudkan, sehingga berdasarkan kepada pengalaman dan penghayatan itu, keadaan yang dinamakan lupa semakin jauh dari diri kita.

Page 3: Pelatihan Komposisi Pak Yusbar Jailani

3. Sistem atau cara pelatihan

Pelatihan kita kali ini akan menempuh beberapa tahapan, seperti berikut:

3.1. Tahap pertama yaitu melakukan pengamatan terhadap musik jenis ini dari beberapa sudut pandang

3.2. Tahap kedua yaitu mencoba mengujudkan sebuah komposisi pendek dari jenis musik ini, hingga tahap pembuatan catatan atau notasi yang digunakan.

3.3 Tahap ketiga yaitu menyajikan komposisi jenis ini

4. Materi atau komponen ciptaan

Dalam pelatihan kita kali ini, timbre dan tekstur merupakan materi atau komponen yang akan diolah.Pilihan terhadap timbre dan tekstur ini sangat bersesuaian dengan perkembangan musik jenis ini di abad ke XX ini.

5. Bagaimana kehadirannya

Komposisi musik yang akan kita ujudkan ini, dapat berdiri sendiri tanpa bergandengan dengan bidang seni yang lain, dan dapat juga bergandeng tangan dengan bidang seni lainnya seperti: tari, teater dan filem.

Bila komposisi ini bergandengan dengan bidang seni yang lainnya, maka persoalan atau pertimbangan yang perlu dijawab terlebih dahulu, dapat dirumuskan dalam “5W”. Rumus “5W” yang dikemukakan oleh Earle Hagen adalah:

WHAT (musik apa yang akan saya ciptakan?)

WHO (siapa yang akan main?)

WHY (mengapa harus di situ?)

WHEN (bila mula dan bila berhenti?)

WHERE (berapa lama?}

Page 4: Pelatihan Komposisi Pak Yusbar Jailani

6. Proses penciptaan

Proses dalam mencipta komposisi musik jenis ini, mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

6.1. Ide

Ide merupakan faktor yang utama untuk menciptakan musik jenis ini. Untuk menumbuhkan ide, kita dapat melontarkan pertanyaan kepada diri kita seperti berikut; musik yang akan diciptakan, menggambarkan apa? atau hanya untuk mempertemukan nada dan warna suara (timbre) saja? Gambaran ide yang jelas akan memberi jalan yang mudah kepada kita untuk memilih atau menentukan alat musik yang akan digunakan dan suasana yang akan kita dapatkan.

Threnody: To the Victim of Hiroshima ciptaan Krystoph Penderecki pada tahun 1961, merupakan satu contoh yang baik untuk kita, yang mana Penderecki mencoba untuk mengemukakan idenya tentang jatuhnya bom atom di Hiroshima.

6.2. “Alat musik” yang akan dipakai

Penentuan “alat musik” yang akan digunakan atau dipakai dalam komposisi ini, sangat bergantung kepada gambaran yang di atas. Pilihan alat yang tepat akan memberikan jaminan terhadap tercapainya apa

yang diimajinasi atau difantasikan komposer sebelumnya.

6.3. Tehnik permainan yang diperlukan

Tehnik permainan sangat menentukan terhadap hasil dari bunyi yang dikeluarkan oleh alat musik tersebut. Komposer baleh menggunakan tehnik yang sudah berlaku secara universal. Jika tehnik tersebut tidak dapat menampung aspirasi, imajinasi atau fantasi komposer, maka komposer diperbolehkan untuk menciptakan tehnik permainan yang baru. (Lihat contoh filem)

6.4. Sistem pencatatan atau penyimpanan ide

Notasi atau catatan, adalah tempat menyimpan ide. Ia diujudkan dalam bentuk simbol-simbol. Dengan membuatkan catatan tentang ide kita (walaupun dalam bentuk simbol-simbol) dalam konposisi tersebut, berarti kita telah melakukan penyimpanan ide. Dengan adanya catatan-catatan walau berbentuk simbol, akan memberikan jaminan kepada kita untuk tidak hilangnya ide dan untuk dapat berkembangmnya ide kita.

Dalam tahap ini, hakekat sebuah simbol yang kita ciptakan harus mampu menggambarkan apa yang disimbolkan.

Page 5: Pelatihan Komposisi Pak Yusbar Jailani

7. Sistem persembahan

Musik jenis ini, seringkali dipertunjukkan dengan tata cara yang spesifik, memakai aturan

atau urutan yang berbeda dari pertunjukkan biasa. Setting pentas direncanakan komposer

sesuai dengan isi, maksud dan tujuan karya ciptanya.

8. Penutup

Sebelum mengakhiri pelatihan ini, alangkah baiknya kita mencoba membuat sebuah ringkasan dari isi pelatihan ini.

Untuk menciptakan sebuah komposisi musik jenis ini diperlukan adanya ide. Selanjutnya diperlukan pemilihan “alat musik” yang tepat untuk mendukung ide. Hal lain yang perlu dipertimbangkan untuk mendukung ide adalah tehnik permainan dari alat musik yang dipilih. Untuk pendokumentasian dan pengembangan karya kita, diperlukan sistem pencatatan ide. Dalam pertunjukkannya, mungkin diperlukan setting tempat duduk dan tatacara pertunjukkan.

Dengan berakhirnya pelatihan ini, kita akan memasuki tahap ke II rencxana kita, yaitu tahap membuat dan melatihnya, sehingga dapat kita pertunjukkan.

Akhir kata, untuk menutup pelatihan ini, saya ucakan terimakasih