pelapukan pada batuan

27
TUGAS #2 GEOKIMIA WEATHERING Oleh : Wildan Aulia Rakhman 410012251 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Jurusan Teknik Geologi Yogyakarta 2013

description

pelapukan adalah proses awal sebelum terbentuknya sedimen dan menjadi batuan sedimen.pelapukan terjadi batuan beku, sedimen, piroklastik, metamorf.

Transcript of pelapukan pada batuan

Page 1: pelapukan pada batuan

TUGAS #2

GEOKIMIA

WEATHERING

Oleh :

Wildan Aulia Rakhman

410012251

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional

Jurusan Teknik Geologi

Yogyakarta

2013

Page 2: pelapukan pada batuan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita tahu bahwa tanah merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari

mineral dan bahan organik. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan

bantuan organisme dan proses – proses lainya, membentuk tubuh unik yang

menutupi batuan. Tekstur tanah ada yang halus dan ada pula yang kasar.

Mengapa bisa terjadi hal seperti itu? Kita tahu bahwa tanah berasal dari batuan

induk yang mengalami pelapukan, semakin banyak proses terjadinya

pelapukan pada batuan induk maka tekstur tanah akan semakin halus,

begitupun sebaliknya.

Batuan-batuan di permukaan bumi akan mengalami proses pelapukan, yang

memerlukan waktu yang relatif lama. Dalam kehidupan sehari-hari, proses

pelapukan sering terjadi. batu kecil yang terus ditetesi oleh air hujan

maupun air biasa lama kelamaan akan melapuk dan menjadi tanah. peristiwa

itu sering disebut dengan pelapukan fisika. batu yang ditumbuhi lumut lama

kelamaan akan pecah dan hancur. peristiwa tersebut sering disebut

pelapukan biologi. Dan masih banyak lagi contoh-contoh pelapukan lainya.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Pelapukan

Sebagian besar batuan dan mineral terbentuk jauh di dalam kerak Bumi,

tempat yang suhu dan tekanannya sangat berbeda dengan permukaan.

Namun diatas tanah, batuan sangat rawan terhadap berbagai proses kimia

dan fisika. Proses ini disebut pelapukan. Pelapukan merupakan proses

alamiah akibat bekerjanya bekerjanya gaya-gaya alam baik secara fisik

maupun kimiawi yang menyebakan terjadinya pemecah-belahan,

penghancur-luluh-lantakkan dan transformasi bebatuan dan mineral-

mineral penyusunnya menjadi material lepas (regolit) di permukaan bumi.

Regolit ini mempunyai kedalaman dan ketebalan yang bervariasi,

tergantung intensitas dan ekstensitas proses pelapukan yang terjadi.

B. Penyebab Pelapukan

Page 3: pelapukan pada batuan

Adapun beberapa hal yang menjadi faktor-faktor utama penyebab utama

terjadinya pelapukan, antara lain:

1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi

Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau

beriklim Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat

mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan

menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan

mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat

mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak artinya ini juga sebuah

pelapukan.

2. Pembekuan air di dalam batuan

Jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan ini

menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batu- batuan menjadi rusak atau

pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan

pembekuan hebat.

3. Berubahnya air garam menjadi kristal.

Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap

dan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali dan dapat

merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di

daerah pantai. Hal ini menyebabkan pelapukan yang cukup.

4. Insolasi

Amplitudo suhu yang sangat tinggi (siang sangat dan malam sangat

dingin) dapat menghancurkan batuan, misalnya batuan di daerah gurun

pasti terjadi pelapukan.

5. Perbedaan Warna Mineral

Perbedaan warna mineral pembentuk batuan meyebabkan perbedaan

pemuaian bagian-bagian batuan sehingga terjadi pelapukan.

6. Pelapukan Kulit Bawang

Perubahan dari dingin menjadi panas menyebabkan retak mendatar.

Sebaliknya, dari panas menjadi dingin menyebabkan retak-retak menyebar

pada batuan.

C. Pengertian Pelapukan

Page 4: pelapukan pada batuan

Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada

dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia

dan biologi. Hasil dari pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan

sedimen dan tanah (soil). Kiranya penting untuk ketahui bahwa proses

pelapukan akan menghacurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari

mineral untuk kemudian menjadi tanah atau diangkut dan diendapkan sebagai

batuan sedimen klastik. Sebagian dari mineral mungkin larut secara

menyeluruh dan membentuk mineral baru. Inilah sebabnya dalam studi tanah

atau batuan klastika mempunyai komposisi yang dapat sangat berbeda dengan

batuan asalnya. Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada batuan induk

(asal) nya, tetapi juga dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama (duration)

pelapukan dan proses jenis pembentukan tanah itu sendiri.

D. Penyebab Pelapukan

Kerak bumi membungkus lapisan mantel yang memiliki ketebalan 2865 km.

Bagian inibersama kerak bumi membentuk lapisan yang disebut litosfer.

Litosfer adalah bagian kulitbumi yang berada di bagian atas yang terdiri dari bebatuan. Proses-proses di litosfer yangberkaitan dengan pelapukan yaitu:

Pelapukan: memecahkan batuan dan mungkin mengubah susunan kimia batuanpadat atau di dekat permukaan bumi.

Mass wasting: memindahkan material batuan yang sudah melapuk menuruni lerengdi bawah pengaruh gravitasi.

Erosi: mengangkut material batuan baik yang sudah melapuk ataupun belum melaluiagen yang bergerak, seperti air, angin atau es.

 Pelapukan pada Kerak bumi adalah salah satu aktivitas yang disebabkan oleh tenaga dari luar (eksogen).Adapun beberapa hal yang menjadi faktor-faktor utama penyebab utama

terjadinya pelapukan, antara lain:

1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi

Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau

beriklim Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat

mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas.

Batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi

dingin, batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus

dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak artinya ini juga

sebuah pelapukan.

Page 5: pelapukan pada batuan

2. Pembekuan air di dalam batuan

Jika air membeku maka volumenya akan mengembang.

Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batu-

batuan menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah

yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat.

3. Berubahnya air garam menjadi kristal.

Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya

menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali

dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan

karang di daerah pantai. Hal ini menyebabkan pelapukan yang cukup.

4. Insolasi

Amplitudo suhu yang sangat tinggi (siang sangat dan malam sangat

dingin) dapat menghancurkan batuan, misalnya batuan di daerah gurun

pasti terjadi pelapukan.

5. Perbedaan Warna Mineral

Perbedaan warna mineral pembentuk batuan meyebabkan perbedaan

pemuaian bagian-bagian batuan sehingga terjadi pelapukan.

6. Pelapukan Kulit Bawang

Perubahan dari dingin menjadi panas menyebabkan retak mendatar.

Sebaliknya, dari panas menjadi dingin menyebabkan retak-retak

menyebar pada batuan.

E. Jenis-jenis pelapukan

Di alam pada umumnya ke tiga jenis pelapukan (fisik, kimiawi dan biologis)

itu bekerja bersama-sama, namun salah satu di antaranya mungkin lebih

dominan dibandingkan dengan lainnya. Walaupun di alam proses kimia

memegang peran yang terpenting dalam pelapukan, tidak berarti pelapukan

jenis lain tidak penting. Berdasarkan pada proses yang dominan inilah maka

pelapukan batuan dapat dibagi menjadi pelapukan fisik, kimia dan

biologis. Pelapukan merupakan proses proses alami yang menghancurkan

batuan menjadi tanah.

1. Pelapukan biologi (organik)

Page 6: pelapukan pada batuan

Pelapukan organis adalah proses penghancuran massa batuan dengan

bantuan organisme makhluk hidup dan tumbuhan. Pada umumnya

pelapukan organis dipengaruhi oleh :

1.      Membusuknya sisa tumbuhan dapat membentuk asam gambut

yang berakibat rusaknya bebatuan.

2.      Pengrusakan-pengrusakan oleh binatang-binatang kecil di dalam

tanah.

3.      Pengrusakan batuan oleh aktiviras manusia dengan segala

peralatannya baik alat tradisonal maupun mekanik.

Proses pelapukan biologi dapat diakibatkan oleh aktivitas kehidupan:

mikroorganisme tanah

akar tumbuhan, dan

hewan.

Proses pelapukan biologi senantiasa mengiringi dari kedua proses sebelumnya.

Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang

dibuat oleh binatang.Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh

tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat

mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah

yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu

berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akar- akar serat makanan

menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga

garam-garaman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan

dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan

maupun penambangan.

Faktor pelapukan Biologi

Page 7: pelapukan pada batuan

 Kecepatan proses pelapukan bebatuan dapat diindikasikan oleh jenis

dan komposisi mineral/senyawa kimiawi penyusunnya. Batuan

sedimen umumnya tidak melapuk secepat batuan beku maupun batuan

peralihan dan batu pasir lebih resisten ketimbang batu kapur. Hal ini

karena bentuknya yang lebih mampat. Bebatuan yang berkomposisi

mineral lebih kompleks akan melapuk lebih mudah ketimbang yang

lebih sederhana, karena dengan makin kompleksnya komposisi akan

makin variatif pori-pori antar molekul yang terbentuk dan makin tidak

rata permukaannya, sehingga makin mudah mengalami proses

pelapukan.

2. Pelapukan fisika (mekanik)

Pelapukan fisika adalah proses dimana batuan pecah menjadi kepingan

yang lebih kecil, tetapi tanpa mengalami perubahan komposisi kimia

dan mineral yang berarti. Pelapukan fisik ini dapat menghasilkan

fragment/kristal kecil sampai blok kekar (joint block) yang berukuran

besar.

 Pada proses ini batuan akan mengalami perubahan fisik baik bentuk

maupu ukuranya. Batuan yang besar menjadi kecil dan yang kecil

menjadi halus. Pelapukan ini di sebut juga pelapukan mekanik sebab

prosesnya berlangsung secara mekanik.

Proses ini sangat dominan pada kondisi suhu rendah seperti di kutub

atau pada kondisi suhu tinggi di padang pasir. Proses pelapukan fisik

terutama dipicu oleh perubahan suhu secara drsatis dan oleh hantaman

air hujan, selain dapat dipicu oleh penetrasi akar dan aktivitas makhluk

hidup lainnya.

Page 8: pelapukan pada batuan

Bebatuan yang tersusun oleh berbagai mineral yang beraneka sifat

fisik dan kimawi apabila tiba-tiba terpapar oleh perubahan suhu

drastis, akan terjadi kontraksi dan ekspansi antarfraksi penyusunnya,

sehingga timbul retakan-retakan yang kemudian memicu pecah

hancurnya bebatuan ini. Kecepatan proses ini tergantung pada kondisi

fisik bebatuan. Bebatuan berpermukaan kasar lebih cepat ketimbang

yang halus, bebatuan berwarna gelap lebih banyak menyerap panas

sehingga lebih cepat ketimbang yang berwarna terang.

Proses pelapukan fisik yang dipicu air dapat terjadi lewat beberapa

mekanisme :

1.    Pada bebatuan yang telah retak, air masuk ke celah-celahnya

kemudian membeku, pembekuan ini menyebabkan membesarnya

rekahan-rekahan tersebut. Lewat tekanan proses hodrothermal

berupa siklus beku cairnya air yang silih berganti ini, bebatuan

menjadi pecah hancur. Mekanisme ini umumnya terjadi pada

kawasan beriklim dingin.

2.    Hanataman butiran-butiran hujan dan aliran air/es

menyebabkan terjadinya pengikisan dan retaknya bebatuan,

menghasilkan partikel-partikel halus yang terangkut ke tempat-

tempat rendah.

Pelapukan mekanis atau sering disebut pelapukan fisis adalah

penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami perubahan

kimiawi. Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat

pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau

perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam. Untuk

lebih jelasnya bagaimana perubahan itu, perhatikan baik-baik

berikut ini:

Akibat pemuaian        

Tahukah Anda bahwa batuan ternyata tidak homogen,

terdiri dari berbagai mineral, dan mempunyai koefisien

pemuaian yang berlainan. Oleh karena itu dalam sebuah

batu pemuaiannya akan berbeda, bisa cepat atau lambat.

Page 9: pelapukan pada batuan

Pemanasan matahari akan terjadi peretakan batuan sebagai

akibat perbedaan kecepatan dan koefisien pemuaian

tersebut.

Akibat pembekuan air

Batuan bisa pecah/hancur akibat pembekuan air yang

terdapat di dalam batuan. Misalnya di daerah sedang atau

daerah batas salju, pada musim panas, air bisa masuk ke

pori-pori batuan. Pada musim dingin atau malam hari air di

pori-pori batuan itu menjadi es. Karena menjadi es, volume

menjadi besar, akibatnya batuan menjadi pecah.

Akibat perubahan suhu tiba-tiba. Kondisi ini biasanya

terjadi di daerah gurun. Ketika ada hujan di siang hari

menyebabkan suhu batuan mengalami penurunan dengan

tiba-tiba. Hal ini dapat menyebabkan hancurnya batuan.

Perbedaan suhu yang besar antara siang dan malam 

Penghancuran batuan terjadi akibat perbedaan suhu yang sangat besar

antara siang dan malam. Pada siang hari suhu sangat panas sehingga

batuan mengembang. Sedangkan pada malam hari temperatur turun

sangat rendah (dingin). Penurunan temperatur yang sangat cepat itu

menyebabkan batuan menjadi retak-retak dan akhirnya pecah, dan

akhirnya hancur berkeping-keping. Pelapukan seperti ini Anda bisa

perhatikan di daerah gurun. Di daerah Timur Tengah (Arab)

temperatur siang hari bisa mencapai 60 derajat Celcius, sedangkan

pada malam hari turun drastis dan bisa mencapai 2 derajat Celcius.

Atau pada saat turun hujan, terjadi penurunan suhu, yang

menyebabkan batuan menjadi pecah

Page 10: pelapukan pada batuan

Adapun penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:

Stress release: batuan yang muncul ke permukaan bumi

melepaskan stress menghasilkan kekar atau retakan yang

sejajar permukaan topografi. Retakan-retakan itu membagi

batuan menjadi lapisan-lapisan atau lembaran (sheet) yang

sejajar dengan permukaan topografi. Proses ini sering disebut

sheeting. Ketebalan dari lapisan hasil proses sheeting ini

semakin tebal menjauhi dari permukaan. Proses pelapukan

jenis ini sering terjadi pada batuan beku terobosan yang dekat

permukaan bumi.

Frost action and hydro-fracturing: pembekuan air dalam

batuan. Air atau larutan lainnya yang tersimpan di dalam pori

dan/atau retakan batuan akan meningkat volumenya sekitar 9%

apabila membeku, sehingga ini akan menimbulkan tekanan

yang cukup kuat memecahkan batuan yang ditempatinya.

Proses ini tergantung :

keberadaan pori dan retakan dalam batuan.

keberadaan air/cairan dalam pori.

temperatur yang turun naik dalam jangka waktu

tertentu.

Page 11: pelapukan pada batuan

Salt weathering: pertumbuhan kristal pada batuan.

Pertumbuhan kristal pada pori batuan sehingga menimbulkan

tekanan tinggi yang dapat merusak/memecahkan batuan itu

sendiri. Berubahnya air garam menjadi kristal. Jika air tanah

mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguapdan

garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali dan

dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama

batuan karang di daerah pantai.

Insolation weathering: akibat pemanasan dan pendinginan

permukaan karena pengaruh matahari. Peristiwa ini terutama

terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau beriklim

Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat

mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau

panas. Batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat

udara menjadi dingin, batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi

secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan pecah atau

retak-retak. Tentu saja pelapukan jenis ini akan besar

pengaruhnya

Alternate wetting and drying: pengaruh penyerapan dan

pengeringan dengan cepat.

Perbedaan kecepatan proses pelapukan fisik dipengaruhi:

i. tingkat kontraksi dan ekspansi dari komponen penyusun batuan,

sehingga memicu proses pecah dan hancurnya bebatuan

ii. tingkat kekasaran permukaan bebatuan, makin kasar permukaan

bebatuan akan mengalami proses pelapukan yang lebih cepat, dan

iii. warna gelap dan terangnya bebatuan, makin gelap warna bebatuan akan

memiliki daya menyerap cahaya yang lebih banyak dan mempercepat

proses pemuaian atau kontraksi dan ekspansi, sehingga mempercepat

proses pelapukan.

Faktor pelapukan fisik

Page 12: pelapukan pada batuan

Salah satu faktor terpenting adalah iklim. Iklim, pada dasarnya adalah

gabungan dari dua faktor yaitu suhu dan kelembaban. Kelembapan

dan suhu yang tinggi sangat disukai oleh pelapukan yang melibatkan

reaksi kimia. Jadi pelapukan kimiawi umumnya terjadi pada cuaca

panas dan lembab.

3. Pelapukan kimia (kimia)

Pelapukan kimia membuat komposisi kimia dan mineralogi suatu

batuan dapat berubah. Mineral dalam batuan yang dirusak oleh air

kemudian bereaksi dengan udara (O2 atau CO2), menyebabkan

sebagaian dari mineral itu menjadi larutan. Selain itu, bagian unsur

mineral yang lain dapat bergabung dengan unsur setempat membentuk

kristal mineral baru.

Pada pelapukan kimia air dan gas terlarut memegang peran yang

sangat penting. Sedangkan pelapukan kimia sendiri mempunyai peran

terpenting dalam semua jenis pelapukan. Hal ini disebabkan karena air

ada pada hampir semua batuan walaupun di daerah kering sekalipun.

Akan tetapi pada suhu udara kurang dari 30oC, pelapukan kimia

berjalan lebih lambat. Proses pelapukan kimia umumnya dimulai dari

dan sepanjang retakan atau tempat lain yang lemah.

Mekanisme yang terlibat dalam transformasi kimiawi ini meliputi :

Pelarutan (Solubilitasi)

Hidratasi

Hidrolisis

Oksidasi

Reduksi

Page 13: pelapukan pada batuan

Karbonatasi

Asidifikasi (Pengasaman)

1. Larutan sederhana Pembubaran mineral terlarut dalam H2O (larut langsung) atau dalam H2O + CO2 (karbonasi) untuk menghasilkan kation dan anion dalam larutan.

-       Mineral sangat mudah larut (misalnya gypsum, halit), kuarsa SiO2  +  2H2O    H4SiO4

-       Batuan karbonat CaCO3  +  H2O  + CO2                      Ca2+  +  2HCO3

-

2. HydrolysisReaksi antara ion H+ dan OH- pada air dan ion dari mineral silikat, menghasilkan kationlarut, asam silikat dan mineral lempung (jika ada Al). Mineral silikat

3. OksidasiHilangnya elektron dari suatu unsur (biasanya Fe atau Mn) dalam mineral, menghasilkan pembentukan oksida atau hidroksida (jika ada air).

Besi dan bantalan mangan, mineral silikat, sulfide besi4. Hidrasi dan dehidrasi

Bertambahnya (hidrasi) atau berkurangnya (dehidrasi) molekul air pada mineral, menghasilkan formasi mineral baru.

5. Pertukaran ionPertukaran ion, terutama kation, antara larutan dan mineral-mineral

6. ChelationIon logam yang mengikat molekul organik dengan struktur cincin

Kecepatan pelapukan kimia tergantung dari iklim, komposisi mineral

dan ukuran butir dari batuan yang mengalami pelapukan. Pelapukan

akan berjalan cepat pada daerah yang lembab (humid) atau panas dari

pada di daerah kering atau sangat dingin. Curah hujan rata-rata dapat

mencerminkan kecepatan pelapukan, tetapi temperatur sulit dapat

diukur. Namun secara umum, kecepatan pelapukan kimia akan

meningkat dua kali dengan meningkat temperatur setiap 10oC. Mineral

basa pada umumnya akan lebih cepat lapuk dari pada mineral asam.

Itulah sebabnya basal akan lebih cepat lapuk dari pada granit dalam

ukuran yang sama besar. Sedangkan pada batuan sedimen, kecepatan

pelapukan tergantung dari komposisi mineral dan bahan semennya.

Kecepatan pelapukan kimia sangat tergantung pada iklim dan

komposisi mineral dan ukuran butir batuan. Proses pelapukan lebih

Page 14: pelapukan pada batuan

cepat terjadi pada daerah yang beriklim panas dan basah daripadadaerah

yang beriklim dingin dan kering. Macam soil yang terbentuk akibat

proses pelapukan kimia juga tergantung pada letaknya terhadap

katulistiwa.

Hasil proses pelapukan

Fragmen batuan. Soil yang immature, hasil pelapukan batuan beku,

mengandung fragmen batuan, dan mineral yang tidak stabil seperti

biotit, piroksin, hornblende, dan Ca-plagioklas. Saedang soil yang

dewasa (mature), akan mengandung mineral-mineral yang sangat

stabil seperti kuarsa, muskovit dan kemungkinan ortoklas. Stabilitas

mineral terhadap proses pelapukan kimia merupakan kebalikan dari

Bowen’s Reaction Series.

Mineral sekunder. Mineral sekunder yang terbentuk oleh proses

pelapukan adalah mineral lempung,oksida atau hidroksida besi, dan

aluminium hidroksida. Mineral lempung yang terbentuk pada proses

pelapukan kimia tingkat sedang adalah ilit dan smektit. Sedang pada

pelapukan kimia yang intensif akan terbentuk aluminium hidroksida

seperti gibsit. Mineral ini sering sebagai mineral bijih

aluminium(aluminium ores). Mineral sekunder yang mengandung besi

pada umumnya adalah mineral gutit, hematit, dan limonit.

Adapun penyebab terjadinya pelapukan kimia, antara lain:

a. Hidrolisis adalah reaksi antara mineral silikat dan asam

(larutan mengandung ion H+) dimana memungkinkan pelarut

mineral silikat dan membebaskan kation logam dan silika.

Mineral lempung seperti kaolin, ilit dan smektit besar

kemungkinan hasil dari proses pelapukan kimia jenis ini

Page 15: pelapukan pada batuan

(Boggs, 1995). Pelapukan jenis ini memegang peran terpenting

dalam pelapukan kimia.

b. Hidrasi adalah proses penambahan air pada suatu mineral

sehingga membentuk mineral baru. Lawan dari hidrasi adalah

dehidrasi, dimana mineral kehilangan air sehingga berbentuk

anhydrous. Proses terakhir ini sangat jarang terjadi pada

pelapukan, karena pada proses pelapukan selalu ada air.

Contoh yang umum dari proses ini adalah penambahan air

pada mineral hematit sehingga membentuk gutit.

c. Oksidasi berlangsung pada besi atau mangan yang pada

umumnya terbentuk pada mineral silikat seperti biotit dan

piroksen. Elemen lain yang mudah teroksidasi pada proses

pelapukan adalah sulfur, contohnya pada pirit (Fe2S).

d. Reduksi terjadi dimana kebutuhan oksigen (umumnya oleh

jasad hidup) lebih banyak dari pada oksigen yang tersedia.

Kondisi seperti ini membuat besi menambah elektron dari Fe3+

menjadi Fe2+ yang lebih mudah larut sehingga lebih mobil,

sedangkan Fe3+ mungkin hilang pada sistem pelapukan dalam

pelarutan.

e. Pelarutan mineral yang mudah larut seperti kalsit, dolomit dan

gipsum oleh air hujan selama pelapukan akan cenderung

terbentuk komposisi yang baru.

f. Pergantian ion adalah proses dalam pelapukan dimana ion

dalam larutan seperti pergantian Na oleh Ca. Umumnya terjadi

pada mineral lempung.

Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang

umumnya berupa pelarutan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi

pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan

batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2

(Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur

(CACO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan

gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah

Page 16: pelapukan pada batuan

pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonesia banyak turun hujan.

Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.

Faktor pelapukan Kimiawi

Batuan basa lebih cepat lapuk  ketimbang batuan asam, karena terkait

dengan lebih sedikitnya senyawa silikat penyusunnya yang relatif

lebih lambat melapuk dan dengan lebih banyaknya senyawa lain yang

mudah lapuk. Tanah yang terbentuk dari batuan asam akan bersifat

fisik lebih baik, misalnya tanah berbahan induk granit, sedangkan

yang berasal dari batuan basa akan bersifat kimiawi lebih baik,

misalnya tanah berbahan induk basalt yang lebih kaya P dan Ca.

  Pelapukan Biofisik Pelapukan Biokimia

a. Pelapukan oleh akar tanaman. Akar tanaman yang menerobos ke dalam celah atau retakan batuan mengakibatkan batuan menjadi rapuh dan hancur.

a. Pelapukan oleh tanaman.Asam organik yang berasal dari tanaman mati dan akar tanaman dapat membantu dekomposisi batuan.

b. Pelapukan oleh binatang seperti cacing tanah dan unggas.Binatang tersebut membantu memperlebar dan mengikis retakan batuan serta menyebabkan lapisan batuan di bawah tanah terkorek dan melapuk.

b. Pelapukan oleh binatang.Kotoran dan asam organik dari binatang serta organisme dapat membantu pelapukan batuan secara kimiawi.

c. Pelapukan oleh kegiatan manusia.Pembukaan lahan untuk pertanian, pembangunan fisik, dan kegiatan pertambangan adalah contoh tindakanmanusia yang menyebabkan batuan di permukaan tanah melapuk.

c. Pelapukan oleh kegiatan manusia.Industrialisasi mengakibatkan polusi udara yang pada akhirnya dapat menyebabkan pelapukan kimiawi. Contoh:hujan asam disebabkan dari pembakaran bahan bakar fosil oleh industri. Gas SO2 dan NO hasil dari pembakaran bahan bakar fosil dapat larut dalam air hujan. Pelarutan ini menimbulkan hujan asam yang menyebabkan pelapukan kimia.

Page 17: pelapukan pada batuan

BAB III

PENUTUP

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dan

implikasi penulisan sebagai berikut:

Kesimpulan

Pelapukan merupakan proses-proses alami yang menghancurkan batuan menjadi

tanah. Jenis pelapukan:

a. Pelapukan biologi: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk

hidup. contoh: tumbuhnya lumut

b. Pelapukan fisika: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu

atau iklim .contoh : perubahan cuaca

c. Pelapukan kimia: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh tercampurnya

batuan dengan zat – zat kimia . contoh: tercampurnya batu oleh limbah pabrik

yang mengandung bahan kimia.

Adapun beberapa hal yang menjadi faktor-faktor utama penyebab utama

terjadinya pelapukan yaitu, adanya perbedaan temperatur yang tingg, Pembekuan

air di dalam batuan, berubahnya air garam menjadi kristal, Insolasi, Perbedaan

Warna Mineral dan Pelapukan Kulit Bawang.

REFRENSI

http://ardiansyahboe.blogspot.com/2013/04/pelapukan.html

Page 18: pelapukan pada batuan

http://zona-prasko.blogspot.com/2012/06/weathering-of-rocks-pelapukan-

kimia.html

http://budisma.web.id/materi/sma/geografi/macam-pelapukan-pembentuk-

raut-muka-bumi/

http://htmlimg3.scribdassets.com/g76392mv4juuup/images/9-

eb3a1edb73.jpg

http://www.fauzionline.com/2012/09/faktor-pelapukan-kimiawi-biologis-

dan.html

http://fredatorinsting.blogspot.com/2012/01/pelapukan-dan-erosi.html

http://sedimentologiduaribusembilan.blogspot.com/2010/12/pelapukan-

weathering.html

http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2146786-pelapukan-biologi-

pelapukan-fisika-dan/#ixzz2K6Z2bIjP