PELAKSANAAN ASESMEN PADA PROGRAM BIMBINGAN DAN...

51
PELAKSANAAN ASESMEN PADA PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SMP NEGERI KOTA SEMARANG (STUDI MIXED METHODS) SKRIPSI Disajikan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling oleh Heni Rahmawati 1301414020 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Transcript of PELAKSANAAN ASESMEN PADA PROGRAM BIMBINGAN DAN...

PELAKSANAAN ASESMEN PADA PROGRAM

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

DI SMP NEGERI KOTA SEMARANG

(STUDI MIXED METHODS)

SKRIPSI

Disajikan sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

oleh

Heni Rahmawati

1301414020

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

ii

iii

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Lakukanlah apa yang telah dipahami. Itulah tanda ilmu yang diberkahi.

(Heni Rahmawati)

PERSEMBAHAN

Jurusan BK FIP

Almamater Universitas Negeri Semarang

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya.

Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pelaksanaan Asesmen pada Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif di

SMP Negeri Kota Semarang (Studi Mixed Methods)”. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui pelaksanaan asesmen yang dilakukan guru BK di SMP

Negeri Kota Semarang.

Penyusunan skripsi ini didasarkan atas pelaksanaan penelitian yang

dilakukan kepada guru BK di SMP Negeri Kota Semarang. Proses penyusunan

skripsi ini banyak menemui kendala dan hambatan. Namun, berkat Allah SWT,

dan kerja keras tidak kenal lelah akhirnya skripsi ini dapat selesai dengan baik.

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang

senantiasa memberikan bantuan dan dukungan. Pertama, ucapan terima kasih

peneliti tujukan kepada Muslikah, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang

senantiasa menyempatkan waktu di sela-sela kesibukan untuk membimbing, dan

memotivasi peneliti dalam menyusun skripsi ini. Selanjutnya, melalui kesempatan

ini juga peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Dr. Achmad

Rifai RC, M.Pd.

3. Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Universitas Negeri Semarang

Drs. Eko Nusantoro, M.Pd., Kons

4. Bapak dan Ibu dosen jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Universitas Negeri

Semarang yang telah mendidik, membimbing, dan memberi bekal ilmu

pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

5. Dosen wali Prof. Dr. Sugiyo, M.Si. yang telah mendukung proses studi penulis

khususnya dalam memberikan perencanaan studi setiap semesternya dan

memberikan dukungan moral dalam proses menempuh studi.

vi

6. Dr. Anwar Sutoyo, M.Pd selaku dosen penguji 1 yang telah memberikan

masukan dan bimbingannya.

7. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd. selaku dosen penguji 2 yang telah memberikan

masukan dan bimbingannya.

8. Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Semarang, SMP Negeri 5 Semarang, SMP

Negeri 7 Semarang, SMP Negeri 9 Semarang, SMP Negeri 11 Semarang, SMP

Negeri 14 Semarang, SMP Negeri 15 Semarang, SMP Negeri 18 Semarang,

dan SMP Negeri 22 Semarang yang telah memberikan izin untuk mengadakan

penelitian.

9. Bapak dan ibu guru BK SMP Negeri 2 Semarang, SMP Negeri 5 Semarang,

SMP Negeri 7 Semarang, SMP Negeri 9 Semarang, SMP Negeri 11 Semarang,

SMP Negeri 14 Semarang, SMP Negeri 15 Semarang, SMP Negeri 18

Semarang, dan SMP Negeri 22 Semarang selaku subjek penelitian.

10. Teman-teman jurusan Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 yang telah

memberikan bantuan dan motivasi.

11. Serta pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penelitian ini

yang tidak disebutkan satu-persatu.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan merupakan konstribusi bagi

pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, Februari 2019

Penulis

vii

ABSTRAK

Rahmawati, Heni. 2019. Pelaksanaan Asesmen pada Program Bimbingan dan

Konseling Komprehensif di SMP Negeri Kota Semarang (Studi Mixed Methods).

Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang. Pembimbing Muslikah, S.Pd., M.Pd.

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena pelaksanaan asesmen

BK yang dilakukan pada guru BK di SMP Negeri Kota Semarang yaitu guru BK

hanya melakukan asesmen pada siswa, analisis data asesmen dilakukan dengan

melihat sepintas item pernyataan yang paling banyak dipilih siswa, keterbatasan

waktu, fasilitas, dan tenaga. Guru BK hanya menggunakan satu jenis instrumen

untuk mengumpulkan data asesmen, kesulitan mengembangkan instrumen sendiri

serta kesulitan saat interpretasi hasil asesmen. Penelitian ini dilakukan untuk

mengungkap pelaksanaan asesmen BK yang dilakukan oleh guru BK di SMP

Negeri Kota Semarang serta faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

asesmen BK.

Jenis penelitian adalah Mixed Methods dengan desain penelitian

Sequential Explanatory. Populasi dalam penelitian ini ada semua guru BK di SMP

Negeri Kota Semarang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling dengan sampel penelitian 30 guru BK dari 9 SMP Negeri di

Kota Semarang. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan

angket tertutup dan wawancara. Metode analisis data menggunakan analisis

deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pelaksanaan asesmen

yang dilakukan sudah baik dengan hasil persentase 72,42%. Akan tetapi,

berdasarkan wawancara diketahui seperti ada faktor-faktor yang menjadi kendala

guru BK dalam melaksanakan asesmen, seperti manajemen waktu yang belum

baik, guru BK merangkap tugas, terlalu banyaknya siswa yang diampu, hasil

analisis hanya dari satu instrumen dan instrumen lain hanya sebagai pelengkap

administrasi, belum terstandarisasinya instrumen yang dikembangkan, dan guru

BK kekurangan waktu dalam olah data serta analisis data. Pembahasan temuan ini

diarahkan untuk merumuskan strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kualitas pelaksanaan asesmen BK, sehingga dapat tercipta program BK yang

efektif dan akuntabel.

Kata Kunci: asesmen BK, program bimbingan dan konseling komprehensif.

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i

PERNYATAAN .................................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................v

ABSTRAK ..........................................................................................................vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................viii

DAFTAR TABEL ...............................................................................................x

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................10

1.3. Tujuan Penelitian ..........................................................................................10

1.4. Kegunaan Penelitian......................................................................................10

1.4.1. Manfaat Teoritis ...................................................................................10

1.4.2. Manfaat Praktis ....................................................................................11

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ...............................................................................12

2.1. Penelitian Terdahulu ....................................................................................12

2.2. Kajian Pustaka .............................................................................................18

2.2.1. Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif............................18

2.2.2. Asesmen Bimbingan dan Konseling...................................................21

2.3. Pelaksanaan Asesmen pada Program Bimbingan dan Konseling

Komprehensif ...............................................................................................30

BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................34

3.1. Jenis dan Desain Penelitian ..........................................................................34

3.2. Definisi Operasional ....................................................................................36

ix

3.3. Populasi dan Sampel ....................................................................................37

3.3.1. Populasi ..............................................................................................37

3.3.2. Sampel ................................................................................................37

3.4. Instrumen Penelitian ....................................................................................37

3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Kuantitatif ............................................39

3.6. Uji Keabsahan Data Kualitatif .....................................................................41

3.7. Teknik Analisis Data ....................................................................................41

3.7.1. Analisis Data Kuantitatif ....................................................................41

3.7.2. Analisis Data Kualitatif ......................................................................43

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................44

4.1. Hasil Penelitian ............................................................................................44

4.1.1. Hasil Uji Data Kuantitatif ...................................................................44

4.1.2. Hasil Uji Data Kualitatif .....................................................................46

4.2. Pembahasan ..................................................................................................56

4.3. Keterbatasan Penelitian ................................................................................62

BAB 5 PENUTUP ..............................................................................................63

5.1. Simpulan ......................................................................................................63

5.2. Saran ............................................................................................................64

5.2.1. Bagi Guru BK .....................................................................................64

5.2.2. Bagi Penelitian Lanjutan ....................................................................64

5.2.3. Perguruan Tinggi ................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................65

LAMPIRAN ........................................................................................................70

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kategori jawaban skala penelitian pelaksanaan asesmen .............................39

3.2 Klasifikasi koefisien reliabilitas Guilford .....................................................41

3.3 Kriteria penilaian skala penelitian pelaksanaan asesmen..............................42

4.1 Hasil analisis setiap indikator pelaksanaan asesmen guru BK SMP

Negeri di Kota Semarang ..............................................................................44

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka berpikir..........................................................................................33

3.1 Langkah-langkah penelitian dalam Desain Sequential Explanatory ............36

3.2 Komponen dalam analisis data kualitatif (interactive model) .......................43

4.1 Diagram hasil analisis setiap indikator pelaksanaan asesmen guru BK

di SMP Negeri Kota Semarang .....................................................................46

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Sampel Penelitian .............................................................................70

2. Instrumen Penelitian Awal ...........................................................................71

3. Kisi-kisi instrumen penelitian pelaksanaan asesmen BK ............................75

4. Instrumen Penelitian ....................................................................................80

5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ..............................................................84

6. Tabulasi Data ...............................................................................................86

7. Verbatim ......................................................................................................88

8. Surat Keterangan Penelitian .........................................................................98

9. Dokumentasi ................................................................................................107

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Beberapa hal yang dibahas dalam bab ini yaitu mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian.

1.1. Latar Belakang Masalah

Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses

pelaksanaan kegiatan pendidikan. Sebagai pejabat fungsional, guru bimbingan dan

konseling dituntut untuk melaksanakan tugas pokok fungsionalnya secara

profesional. Pelaksanaan tugas pokok guru BK didukung dengan kompetensi yang

dimiliki guru BK, salah satu kompetensi profesional yang harus dimiliki sesuai

dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 27 Tahun 2008 tentang

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor yaitu merancang

program bimbingan dan konseling.

Perancangan program bimbingan dan konseling dilakukan untuk

merumuskan berbagai layanan yang dapat dilakukan untuk membantu siswa

dalam pengembangan diri dan pengentasan masalah. Program bimbingan dan

konseling menurut Sugiyo (2014: 47) merupakan seperangkat kegiatan bimbingan

dan konseling yang dirancang secara terencana, terorganisasi, terkoordinasi

selama periode waktu tertentu dan saling terkait untuk mencapai tujuan.

Berbagai hal dirumuskan dalam program mulai dari penentuan tujuan,

sasaran, kegiatan, sampai pada penentuan dana yang akan digunakan. Beberapa

hal yang dipertimbangkan dalam menyusun program menurut Sukardi dan

Kusmawati (2008: 37-38) yaitu merumuskan masalah yang dialami siswa, guru

2

BK, serta kepala sekolah, dan merumuskan tujuan yang jelas, bentuk-bentuk

kegiatan, personil, fasilitas, serta anggaran biaya.

Saat ini, paradigma mengenai pendekatan bimbingan dan konseling telah

mengalami perubahan. Sebelumnya, pendekatan bimbingan dan konseling yang

digunakan masih berorientasi tradisional. Bimbingan dan konseling lebih berfokus

pada pemecahan masalah. Sedangkan saat ini, pendekatan bimbingan dan

konseling lebih berorientasi pada perkembangan siswa yang sering disebut dengan

bimbingan dan konseling komprehensif. Menurut Suherman dalam Bhakti (2017:

132) bimbingan dan konseling komprehensif merupakan pandangan mutakhir

yang bertitik tolak dari asumsi positif mengenai potensi manusia. Artinya setiap

manusia dipandang memiliki potensi yang dapat berkembang melalui layanan

dalam bimbingan dan konseling komprehensif.

Bimbingan dan konseling komprehensif tidak hanya berfokus pada

pengentasan masalah saja, tetapi ada upaya pencegahan dan pengembangan

potensi yang dilakukan. Bhakti (2015: 100) menjelaskan bahwa program bersifat

komprehensif berarti mampu memfaslitasi capaian-capaian perkembangan

psikologis siswa dalam totalitas aspek bimbingan dan layanan ditujukkan kepada

seluruh siswa tanpa syarat. Kegiatan bimbingan dan konseling bersifat preventif

berarti dapat mengarahkan siswa pada pemilihan tindakan yang positif, dan tujuan

program yaitu memenuhi kebutuhan siswa sesuai tahap perkembangan.

Sedangkan, Safitri (2017: 73) menjelaskan bahwa guru BK dituntut untuk

memahami konsep teoritis dan praksis termasuk cara penyusunan program BK

3

komprehensif yang sesuai dengan tugas perkembangan peserta didik pada jenjang

sekolah tertentu.

Salah satu cara yang dapat dilakukan guru BK untuk membuat program

BK komprehensif yang sesuai dengan kebutuhan siswa yaitu melalui kegiatan

asesmen BK. Asumsi pelaksanaan asesmen dalam program BK komprehensif

menurut Nurihsan (2009: 7) yaitu asesmen dilakukan pada semua siswa dan tidak

terbatas pada individu yang bermasalah. Asesmen dilakukan untuk

mengidentifikasi dan merumuskan kebutuhan, tugas-tugas dan tingkat

perkembangan siswa sebelum dirumuskan tujuan dan rancangan program BK.

Hasilnya dapat digunakan untuk merumuskan materi layanan yang akan diberikan

guru bimbingan dan konseling, sehingga sesuai dengan kebutuhan siswa dan

dapat menunjang perkembangan siswa.

Guru BK akan memperoleh hasil asesmen yang sesuai dengan kebutuhan

siswa apabila memiliki pemahaman dan kemampuan dalam melaksanakan

kegiatan asesmen. Oleh sebab itu, kemampuan asesmen penting untuk dimiliki

oleh guru BK. Hal ini juga dijelaskan oleh Putranti (2015: 49) bahwa salah satu

kompetensi guru bimbingan dan konseling adalah kemampuan melakukan

pemahaman pada siswa dan kemampuan untuk “peka” dalam memahami siswa.

Kegiatan asesmen tentunya dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan, mulai

dari pengumpulan data, pemilihan instrumen, analisis data, dan interpretasi data.

Kegiatan pengumpulan data asesmen siswa dan lingkungan dilakukan

dengan menggunakan instrumen asesmen baik tes maupun non tes. Guru

4

bimbingan dan konseling dituntut untuk dapat memahami penggunaan instrumen.

Sehingga, data dapat digunakan sebagai dasar pembuatan program bimbingan dan

konseling. Hal tersebut diperjelas oleh pendapat Komalasari, dkk (2011: 18)

bahwa program bimbingan dan konseling yang bermutu membutuhkan data

peserta didik dan lingkungannya melalui metode dan alat yang diandalkan, diolah,

dan dan diarsipkan secara efisien. Selain menggunakan instrumen yang ada, guru

BK juga dapat mengembangkan instrumen sendiri.

Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa asesmen merupakan salah

satu kegiatan yang penting untuk dilakukan terutama pada tahap perencanaan

program bimbingan dan konseling untuk memperoleh informasi mengenai siswa

dan lingkungannya. Gibson dan Mitchel (2011: 567) juga menjelaskan bahwa

asesmen adalah aktivitas fondasi bagi pengembangan program yang akuntabel.

Asesmen menjadi kunci bagi kesuksesan perencanaan program bimbingan dan

konseling yang dibuat, dan kegiatan asesmen lebih difokuskan pada pencarian

fakta, sehingga kegiatan layanan yang dilakukan sesuai dengan kondisi nyata

siswa.

Asesmen BK dilakukan mulai dari pengumpulan data siswa dan

lingkungannya, kemudian data diolah, didokumetasikan, dan digunakan sebagai

dasar pengambilan keputusan mengenai siswa seperti yang dijelaskan oleh Yusuf

dalam Ferdiansyah (2016: 127) bahwa asesmen merupakan proses pengumpulan

data atau informasi, pengolahan data dan pendokumentasian, yang dilakukan

secara sistematis tentang objek yang dinilai tanpa merujuk pada keputusan nilai.

5

Berdasarkan hasil asesmen, maka guru bimbingan dan konseling dapat

merumuskan berbagai upaya yang akan dilakukan untuk mengembangkan aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Menurut Aiken dalam Sutoyo (2014:

20) asesmen dilakukan untuk menilai tingkah laku, kecakapan mental, dan

karakteristik kepribadian seseorang dalam rangka membantu mereka membuat

suatu keputusan. Artinya melalui kegiatan asesmen, guru bimbingan dan

konseling tidak hanya memperoleh suatu data maupun informasi mengenai siswa,

tetapi juga dapat menilai tingkah laku dan kepribadian siswa, sehingga guru

bimbingan dan konseling dapat merumuskan layanan yang sesuai dengan hasil

asesmen yang dilakukan.

Selain itu, melalui hasil asesmen guru dapat memonitor kemampuan

siswa. Data yang didapat oleh guru BK mengenai siswa dan lingkungannya dapat

digunakan untuk memahami kemampuan siswa. Pemahaman guru BK terhadap

kemampuan siswa menjadi penting untuk membantu perkembangan siswa. Hasil

penelitian Rubens, dkk (2017) menunjukkan bahwa pemahaman mengenai

kemampuan siswa, dapat membantunya dalam merencanakan karir. Sehingga dari

pemahaman kemampuan siswa, guru dapat merumuskan layanan untuk membantu

siswa membuat keputusan karir seperti yang dilakukan oleh Syakira, dkk (2016)

yang dalam penelitiannya dia membuat suatu model layanan informasi karir untuk

membantu siswa dalam membuat keputusan karir.

Selain perencanaan karir, pemahaman guru BK mengenai siswa dan

lingkungannya juga dilakukan untuk membantu siswa dalam memenuhi

6

kebutuhannya pada bidang pribadi, belajar, dan sosial. Kartadinata dalam

Ferdiansyah (2016: 127) menjelaskan bahwa tujuan asesmen yaitu memperoleh

data yang relevan, objektif, dan komprehensif mengenai kondisi perserta didik

secara utuh terutama permasalahan, potensi, kebutuhan, serta daya dukung

lingkungan yang dibutuhkan siswa.

Pada kegiatan asesmen, terdapat dua bidang pokok yaitu asesmen populasi

target dan asesmen lingkungan.

Asesmen populasi target berkaitan dengan data-data mengenai

karakteristik dan perilaku klien dan asesmen lingkungan berkaitan

dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku klien.

Kegiatan asesmen lingkungan terkait dengan kegiatan

mengidentifikasi harapan sekolah, sarana dan prasarana pendukung

program, kondisi dan kualifikasi konselor, serta kebijakan kepala

sekolah, dan asesmen peserta didik berkaitan dengan karakteristik

peserta didik (Gibson dan Mitchell, 2011: 567-568; Komalasari, dkk,

2011: 20).

Berbagai informasi yang diperlukan untuk menyusun program bimbingan

dan konseling dapat diperoleh dengan cara mengumpulkan data dan informasi

mengenai siswa, harapan sekolah, sarana dan prasarana, personil bimbingan dan

konseling serta kebijakan pimpinan sekolah. Proses identifikasi dan pengumpulan

data merupakan tahap awal dalam proses asesmen. Selain itu, beberapa tahapan

lain dalam kegiatan asesmen yaitu memilih instrumen pengumpulan data sesuai

kebutuhan, mengolah data, serta menganalisis dan menginterpretasi data hasil

asesmen kebutuhan.

Pengumpulan data dalam kegiatan asesmen dapat dilakukan melalui teknik

tes dan non-tes.

7

Asesmen teknik tes mempersyaratkan penguasaan kompetensi khusus

yang diperoleh melalui jalur pelatihan sertifikasi tes psikologi dalam

bimbingan dan konseling. Sedangkan, penggunaan teknik non-tes

konselor hanya perlu menguasai pengetahuan, praktek, dan sintesis

berkaitan dengan asesmen non-tes (Triyanto, 2008:2).

Instrumen yang digunakan oleh guru bimbingan dan konseling hendaknya

sudah terstandarisari, supaya dapat mengukur kebutuhan siswa secara tepat.

Menurut Anni (2012: 102) need assesment akan terbukti lebih konsisten, berarti,

dan berguna apabila diuji validitasnya. Oleh karena itu sebelum melakukan

menggunakan instrumen, maka instrumen perlu diuji stadarisasinya melalui

validitas ahli dengan melibatkan perguruan tinggi atau melalui uji statistik.

Setelah guru BK menentukan instrumen yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data asesmen siswa dan lingkungan, lalu guru BK mengolah data

asesmen yang didapat. Pengolahan data dapat dilakukan secara manual maupun

menggunakan bantuan software seperti excel, spss, maupun program dan aplikasi

lainnya sesuai dengan instrumen yang digunakan. Hasil asesmen yang telah

diperoleh kemudian dianalisis untuk menyusun prioritas kebutuhan siswa dan

untuk merumuskan layanan yang akan diberikan kepada siswa sesuai

kebutuhannya. Selain itu, hasil asesmen yang telah diperoleh juga dapat

digunakan sebagai dasar menyusun program BK.

Akan tetapi, setelah peneliti melakukan survei awal dengan cara

membagikan angket terbuka kepada sebelas guru bimbingan dan konseling di

SMP N 39 Semarang, SMP N 34 Semarang, dan SMP N 2 Boja pada 15 Februari

sampai 7 Maret 2018, diketahui bahwa 100% guru bimbingan dan konseling

8

sudah memiliki pemahaman mengenai konsep asesmen. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Fauziyah (2016) mengenai tingkat pemahaman konsep dan praksis

asesmen pada guru BK di SMP Negeri se-Kabupaten Brebes menunjukkan bahwa

sebanyak 50% guru BK memiliki pemahaman yang sedang dalam penguasaan

konsep dan praksis asesmen di SMPN se-Kabupaten Brebes. Sedangkan,

pemahaman yang baik mengenai konsep dan praksis asesmen, memungkinkan

terwujudnya pelaksanaan asesmen yang baik di lapangan.

Saat melakukan asesmen ada 72,72% guru bimbingan dan konseling yang

melibatkan stakeholder (guru, orang tua, dan instansi lain), selebihnya hanya

melakukan asesmen pada siswa. Ada 72,72% guru bimbingan dan konseling di

lapangan belum tertib dalam melakukan kegiatan penyusunan program bimbingan

dan konseling. Pembuatan program juga dilakukan sebelum data asesmen

dianalisis, sehingga guru bimbingan dan konseling hanya melihat sepintas butir

yang paling banyak dipilih oleh siswa. Hal ini terjadi karena keterbatasan waktu,

fasilitas, dan tenaga.

Ada 63,63% guru bimbingan dan konseling yang belum mengetahui

kesesuaian hasil asesmen yang telah dilakukan dengan kebutuhan siswa.

Penyebabnya karena guru bimbingan dan konseling hanya menggunakan satu

jenis instrumen saja, sehingga informasi yang didapatkan kurang utuh dan

lengkap.

Kegiatan asesmen yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling

dimulai dari pengumpulan data, entri data, analisis secara individual, analisis

9

secara kelompok, membuat grafik, dan interpretasi data. Ada juga yang

melakukan pemilihan instrumen, dan menentukan prioritas kebutuhan siswa. Guru

BK lebih memilih memanfaatkan instrumen yang sudah ada dibandingkan

mengembangkan instrumen sendiri, sebab masih merasa kesulitan ketika

mengembangkan instrumen sendiri.

Hasil penelitian Putra dan Nusantoro (2015) menunjukkan bahwa

identifikasi kebutuhan dalam program bimbingan dan konseling masih kurang

baik karena identifikasi kebutuhan belum dilakukan pada seluruh siswa dan

instrumen identifikasi yang digunakan masih belum lengkap. Selain itu, penelitian

Anni (2012) menunjukkan bahwa guru bimbingan dan konseling belum dapat

memanfaatkan hasil asesmen dengan baik dan instrumen yang digunakan belum

diuji standarisasinya (validitas, realiabilitas dan utiltasnya), guru bimbingan dan

konseling hanya melakukannya dengan guru bidang studi atau wali kelas, bahkan

ada yang tidak melakukan sama sekali.

Berdasarkan survei awal juga diketahui bahwa 90,90% guru mengalami

kendala dalam kegiatan asesmen. Beberapa kendala yang dialami guru berkaitan

dengan analisis data, interpretasi data, keterbatasan sarana dan prasarana,

keterbatasan waktu dan tenaga, kesulitan dalam mengumpulkan data siswa, dan

kesulitan dalam mengembangakan instrumen. Sehingga, hasil asesmen yang

diperoleh belum menunjukkan kebutuhan nyata siswa.

Berdasarkan fenomena di lapangan, maka peneliti bermaksud untuk

mengadakan penelitian mengenai “Pelaksanaan asesmen pada program bimbingan

10

dan konseling komprehensif di SMP Negeri Kota Semarang (Studi Mixed

Methods)” untuk mengetahui pelaksanaan asesmen yang dilakukan oleh guru

bimbingan dan konseling SMP Negeri di Kota Semarang secara keseluruhan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang sudah dijabarkan, maka rumusan masalah

yang muncul dalam penelitian pelaksanaan asesmen pada program bimbingan dan

konseling komprehensif (Studi Mixed Methods) yaitu bagaimana pelaksanaan

asesmen bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru bimbingan dan

konseling di SMP Negeri Kota Semarang?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu

untuk mengetahui pelaksanaan asesmen BK yang dilakukan oleh guru bimbingan

dan konseling di SMP Negeri di Kota Semarang.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang

bermanfaat, berupa:

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan, pengetahuan,

dan masukan mengenai pelaksanaan asesmen pada program bimbingan dan

konseling komprehensif. Selain itu, penelitian ini diharapkan memberikan

sumbangan konseptual bagi penelitian sejenis untuk mengembangkan khazanah

ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pelaksanaan asesmen, guna

meningkatkan kualitas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

11

1.4.2. Manfaat Praktis

1.4.2.1. Bagi Guru BK

Guru bimbingan dan konseling memperoleh data mengenai pelaksanaan

asesmen BK yang telah dilakukan. Sehingga, dapat dijadikan bahan perbaikan

bagi kegiatan asesmen selanjutnya dan kualitas layanan dapat meningkat serta

tujuan program dapat tercapai.

1.4.2.2. Bagi Penelitian Lanjutan

Penelitian ini dapat memberikan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya

untuk melakukan penelitian lainnya yang masih berkaitan dengan asesmen pada

kegiatan bimbingan dan konseling.

1.4.2.3. Bagi Perguruan Tinggi

Penelitian ini dapat menjadi masukan perguruan tinggi untuk

mempersiapkan dan mencetak guru bimbingan dan konseling dengan penguasaan

teori dan praktik asesmen BK yang baik. Sehingga, guru bimbingan dan konseling

dapat melaksanakan pekerjaannya dengan maksimal.

12

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian ini membahas tentang pelaksanaan asesmen pada program

bimbingan dan konseling komprehensif. Untuk itu, dalam kajian teori ini akan

membahas teori-teori dan penelitian yang relevan tentang variabel peneltian

tersebut. Kajian teori yang akan dibahas, yaitu penelitian terdahulu, program

bimbingan dan konseling komprehensif, asesmen bimbingan dan konseling, dan

pelaksanaan asesmen pada program bimbingan dan konseling komprehensif.

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang relevan dengan penelitian

yang dilakukan, sehingga penelitian terdahulu dapat dijadikan sebagai rujukan

bagi peneliti agar posisi penelitian ini jelas arah dan tujuannya. Tujuan penelitian

terdahulu yaitu sebagai bahan masukan untuk memperkuat penelitian mengenai

pelaksanaan asesmen pada program bimbingan dan konseling komprehensif.

Penelitan Prilintia dan Anni (2016) yang berjudul studi deskriptif

penggunaan software IKMS dalam perencanaan manajemen bimbingan dan

konseling. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan asesmen dan

analisis data asesmen menggunakan IKMS yang dilakukan guru bimbingan dan

konseling di SMA Negeri Kabupaten Pemalang dengan menggunakan metode

kualitatif deskriptif. Penelitian yang dilakukan peneliti lebih berfokus pada

kegiatan asesmen pada program komprehensif.

Penelitian oleh Barus, dkk (2011) dengan judul pengembangan instrumen

asesmen kebutuhan perkembangan untuk penyusunan kurikulum dan evaluasi

13

program BK. Pada penelitian ini produk yang dihasilkan berupa instrumen

asesmen kebutuhan peserta didik yang disebut Inventori Kebutuhan

Perkembangan Murid (IKPM). Sedangkan, peneliti tidak membuat suatu

instrumen asesmen, tetapi meneliti pelaksanaan kegiatan asesmennya.

Pada penelitian Mukhayatun, dkk (2014) yang berjudul model program

bimbingan dan konseling komprehensif Sekolah Menengah Pertama (studi pada

SMP Negeri 6 Rembang) menggunakan metode RnD (Research and

Development) dalam mengembangkan suatu model program bimbingan dan

konseling komprehensif. Sedangkan, peneliti berusaha meneliti mengenai

pelaksanaan asesmen pada program bimbingan dan konseling komprehensif

menggunakan metode mix methods.

Pada penelitian Safta, dkk (2010) yang berjudul quality management in the

counselling and orientation services in romania. analyses, findings,

recommendations membahas evaluasi pada kualitas, prosedur, aspek-aspek

positif, hambatan, dan proses layanan orientasi mengenai profesi konselor hingga

akhirnya muncul rekomendasi perbaikan layanan orientasi. Sedangkan, peneliti

melakukan penelitian pada pelaksanaan evaluasi kegiatan asesmen dalam program

bimbingan dan konseling.

Penelitian yang dilakukan oleh Andronic dan Andronic (2011) yang

berjudul career counselling in romania – impact on educational actors membahas

mengenai identifikasi kebutuhan pelaku pendidikan (siswa, guru, orang tua,

kepala sekolah) terhadap layanan konseling karir serta dampak dan manfaat dari

14

adanya layanan konseling karir. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian

yang dilakukan peneliti terletak pada fokus penelitian. Penelitian di atas lebih

berfokus pada identifikasi kebutuhan terhadap layanan konseling karir, sedangkan

penelitian yang dilakukan peneliti berfokus pada proses asesmen yang dilakukan

secara keseluruhan.

Penelitian yang dilakukan oleh Hashim, dkk (2013) dengan judul

development of a usable online counseling management system berusaha

mengembangkan suatu inventori need asessment yang disebut ENAI (Employee

Needs Assessment Inventory) untuk mengidentifikasi permasalahan hidup yang

dialami seseorang. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti memang

berfokus pada asesmen, tetapi tidak melakukan pengembangan produk.

Pada penelitian Liston dan Geary (2014) yang berjudul evaluating a

guidance counsellor education programme: the methodological complexities,

peneliti melakukan evaluasi pada program pendidikan guru pembimbing yang

ditawakan oleh universitas di Irlandia dengan menggunakan model 3P (Presage,

Process, dan Product). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang

dilakukan peneliti yaitu terletak pada fokus evaluasi yang dilakukan. Evaluasi

dilakukan oleh peneliti pada kegiatan asesmen dalam program bimbingan dan

konseling.

Penelitian Calaguas (2012) yang berjudul academic achievement and

school ability: implications to guidance and counseling programs membahas

tentang hubungan prestasi akademik dengan kemampuan sekolah yang dapat

15

dijadikan dasar dalam memahami siswa, membantu siswa dalam membuat pilihan

karir, dan dalam pelaksanaan layanan konseling dalam program bimbingan dan

konseling. penelitian tersebut lebih berfokus pada hubungan prestasi akademi dan

kemampuan sekolah yang dilakukan pada mahasiswa pelamar perguruan tinggi

sebagai dasar asesmen. Sedangkan, fokus penelitian yang dilakukan peneliti yaitu

pada pelaksanaan evaluasi asesmen.

Penelitian Ruttoh (2015) planning and implementation of guidance and

counseling activities in Secondary Schools: a case of Kamariny Division Of Keiyo

District, Kenya mengungkap tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan dan

konseling di sekolah menengah di Kamariny, Kenya dengan menggunakan survei

deskriptif. Sedangkan, penelitian yang dilakukan peneliti hanya berfokus pada

pelaksanaan kegiatan asesmen bimbingan dan konseling mulai dari awal hingga

akhir.

Penelitian Sahin (2009) dengan judul The evaluation of counseling and

guidance services based on teacher views and their prediction based on some

variables dilakukan untuk mengevaluasi jasa layanan bimbingan dan konseling

yang ditawarkan oleh guru sekolah dasar dan sekolah menengah. Sehingga

diketahui bahwa layanan bimbingan dan konseling yang ditawarkan di sekolah

menengah lebih memadai dibandingkan dengan layanan bimbingan dan konseling

di sekolah dasar. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan

peneliti yaitu terletak pada objek evaluasi. Objek evaluasi yang akan diteliti oleh

peneliti yaitu kegiatan asesmen dalam bimbingan dan konseling.

16

Penelitian Basuki (2017) dengan judul kontribusi penilaian kebutuhan

(need assesment) dalam penyusunan program bimbingan dan konseling kelas VII

UPTD SMPN 1 Prambon Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui penggunaan need assesment dan pelaksanaannya di SMPN 1

Prambon saat menyusun program bimbingan dan konseling. Sehingga, dapat

diketahui kontribusi need assesment yang dilakukan dalam menyusun program

bimbingan dan konseling. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti yaitu peneliti berusaha meneliti pelaksanaan evaluasi

asesmen. Sehingga dapat diketahui keberhasilan asesmen yang sudah dilakukan.

Penelitian Muango dan Joel (2012) berjudul An evaluation of the

effectiveness of guidance and counselling services in Public Universities in Kenya

mengevaluasi tentang efektifitas layanan bimbingan dan konseling di Masinde

Muliro Universitas Sains dan Teknologi, Kenya dengan menggunakan desain

survei deskriptif. Penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan

peneliti. Karena penelitian yang dilakukan peneliti lebih berfokus kegiatan

asesmennya.

Penelitian Naser dan Utami (2017) dengan judul evaluasi program

bimbingan karier discrepancy model dalam meningkatkan kualitas kinerja

konselor. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan dan

keberhasilan program bimbingan karir dengan model discrepancy. Sedangkan

peneliti berfokus pada kegiatan asesmen yang dilakukan guru bimbingan.

17

Penelitian Komalasari dan Herdi (2015) yang berjudul the development of

career competence instrument based on computer assisted testing for student of

junior high school in Jakarta, Indonesia berusaha mengembangkan suatu

instrumen asesmen kompetensi karir yang baku berbasis CAT (Computer Assisted

Testing) untuk menghasilkan data yang akurat dan komprehensif mengenai arah

peminatan dan tingkat kompetensi karir peserta didik. Perbedaan penelitian

tersebut dengan penelitian yang dilakukan peneliti lebih berfokus pada kegiatan

asesmen BK.

Penelitian Rifa’i (2015) dengan judul apllikasi instrumentasi terpadu

berbasis komputer: alternatif media pemahaman diri siswa. Pada penelitian

tersebut, peneliti mengembangkan model aplikasi instrumentasi terpadu berbasis

komputer yang efektif untuk pemahaman diri siswa. Sedangkan, peneliti tidak

mengembangkan instrumen asesmen untuk memahami siswa.

Penelitian Kusmanto, dkk (2014) yang berjudul The development of

evaluation program model guidance and counseling service based on CSE-UCLA

of Junior High School in Kudus merupakan penelitian pengembangan CSE-UCLA

yang merupakan model dan instrumen mengevaluasi program bimbingan dan

konseling dan sebagai alat ukur efektivitas kinerja guru bimbingan dan konseling.

Sedangkan peneliti tidak mengembangkan model instrumen.

Oleh karena itu, maksud penelitian ini dilakukan yaitu untuk mengetahui

kesesuaian pelaksanaan kegiatan asesmen dan mengetahui pelaksanaan evaluasi

18

asesmen pada program bimbingan dan konseling komprehensif yang dilakukan

oleh guru bimbingan dan konseling di SMP Kota Semarang.

2.2. Kajian Pustaka

2.2.1. Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Semua kegiatan bimbingan dan konseling perlu direncanakan secara

sistematis, melalui program bimbingan dan konseling. Seiring dengan perubahan

kebutuhan dalam pelayanan bimbingan dan konseling, maka muncul rumusan

program bimbingan dan konseling komprehensif yang berfokus pada

perkembangan siswa. Menurut Gybers dan Henderson (1988: 42) guidance

programs are developmental and comprehensive. Artinya, program bimbingan

bersifat pengembangan dan komprehensif. Pada program bimbingan

komprehensif, fokus utamanya yaitu membantu siswa tumbuh dan berkembang.

Selain itu, program bimbingan bersifat komprehensif karena didalamnya terdapat

berbagai kegiatan dan layanan, seperti asesmen, informasi, konsultasi, konseling,

referal, penempatan, dan follow up. Menurut Myrick dalam Bhakti (2017: 132)

bimbingan dan konseling perkembangan secara lahiriah manusia menggerakkan

kepribadian individualnya secara berurutan dan positif menuju pengembangan

diri.

Berdasarkan pendapat tersebut diketahui bahwa melalui berbagai kegiatan

yang dirumuskan dalam program bimbingan dan konseling komprehensif akan

mengarahkan siswa pada perkembangan yang positif melalui berbagai komponen

layanan yang dirumuskan dalam program bimbingan dan konseling komprehensif.

19

Program bimbingan dan konseling komprehensif memuat berbagai

komponen, seperti yang disebutkan oleh Sukardi dan Kusmawati (2008: 37)

bahwa program bimbingan dan konseling hendaknya merumuskan masalah yang

dialami siswa, merumuskan tujuan yang jelas, bentuk-bentuk kegiatan, personil,

fasilitas, dan anggaran biaya. Sehingga, program bimbingan dan konseling

merupakan kegiatan yang dilakukan secara terencana, terorganisir, dan

terkoordinasi yang terdiri dari berbagai bentuk kegiatan untuk membantu

perkembangan dan pemecahan masalah siswa. Semua kegiatan yang ditujukan

untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah siswa dimuat dalam

komponen layanan bimbingan dan konseling komprehensif.

Komponen layanan yang termuat dalam program bimbingan dan konseling

komprehensif dapat disusun berdasarkan kebutuhan siswa, visi dan misi BK, dan

tujuan BK. Program bimbingan dan konseling terdiri dari empat komponen

pelayanan dan empat bidang layanan.

Layanan bimbingan dan konseling komprehensif terdiri dari (1) layanan

dasar bimbingan atau kurikulum bimbingan; (2) layanan responsif; (3)

perencanaan individual; (4) dukungan sistem (Wardati dan Jauhar, 2011: 113-114;

Gybers dan Henderson dalam Sugiyo 2014: 17). Setiap komponen layanan

tercakup dalam empat bidang layanan, yaitu pribadi, sosial, belajar, dan karir.

Semua komponen program dirumuskan dan disusun menjadi suatu

program bimbingan dan konseling yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan

siswa di sekolah. Menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam Sugiyo (2014:

20

18) strategi yang digunakan guru bimbingan dan konseling dalam pelaksanaan

layanan dasar yaitu melalui bimbingan kelas, pelayanan orientasi, pelayanan

informasi, bimbingan kelompok, dan pelayanan pengumpulan data.

Pada perencanaan individual, pengembangan berfokus pada aspek pribadi-

sosial, akademik, dan karir. Pada pelayanan responsif yang bersifat kuratif,

strategi yang digunakan yaitu konseling kelompok dan individual, alih tangan

kasus, kolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas, orang tua dan luar

sekolah, konsultasi, konferensi kasus, dan kunjungan rumah. Sedangkan pada

dukungan sistem, strategi yang digunakan yaitu pengembangan jejaring dan

pengembangan profesional.

Kegiatan menyusun program bimbingan dan konseling dilakukan melalui

manajemen yang baik. Menurut Nurihsan (2009: 62-69) aspek-aspek manajemen

program bimbingan dan konseling terdiri dari:

(1) perencanaan dan pengorganisasian program layanan bimbingan

dan konseling; (2) pengarahan kegiatan bimbingan dan konseling; (3)

supervisi kegiatan bimbingan dan konseling; (4) penilaian program

layanan bimbingan dan konseling.

Artinya kegiatan penyusunan program merupakan suatu kesatuan yang

utuh mulai dari tahap perencanaan program sampai pada penilaian program.

Asesmen termasuk ke dalam kegiatan perencanaan program bimbingan dan

konseling. Hasilnya menjadi salah satu dasar dalam penyusunan program.

Sehingga, penting dilakukan. Selanjutnya akan diuraikan penjelasan mengenai

asesmen bimbingan dan konseling.

21

2.2.2. Asesmen Bimbingan dan Konseling

Kajian teori yang akan dibahas pada bagian ini terdiri dari konsep asesmen

bimbingan dan konseling, tujuan asesmen bimbingan dan konseling, jenis

asesmen, manfaat asesmen, macam-macam instrumen asesmen, dan prosedur

asesmen.

2.2.2.1. Konsep Asesmen

Asesmen merupakan kegiatan penting yang dilakukan oleh guru

bimbingan dan konseling sebelum menyusun suatu program. Hasil yang diperoleh

dari asesmen menjadi salah satu dasar yang digunakan untuk merumuskan

program bimbingan dan konseling. Menurut Komalasari, dkk (2011: 17) asesmen

adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan mulai dari pengumpulan data,

analisis data, dan interpretasi data mengenai siswa dan lingkungannya sebagai

dasar pengembangan program bimbingan dan konseling.

Asesmen adalah proses memahami siswa dan lingkungan dengan

mengumpulkan berbagai informasi melalui serangkaian kegiatan yang saling

tekait. Sehingga diperoleh data mengenai kondisi nyata siswa dan lingkungan,

seperti yang dijelaskan oleh Gibson dan Mitchell (2011: 567) bahwa asesmen

kebutuhan merupakan aktivitas dasar yang tidak hanya menghasilkan spekulasi

berdasarkan opini, tetapi juga menyajikan fakta yang sesuai dengan kebutuhan

siswa secara nyata.

Jadi, asesmen merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh data mengenai siswa dan lingkungannya sesuai dengan keadaan

nyata siswa, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan dan

22

pengembangan program bimbingan dan konseling. Menurut Uno dan Koni dalam

Cahyaningsih dan Rahmawati (2017: 15) asesmen adalah sebuah proses yang

ditempuh untuk mendapatkan informasi dan digunakan untuk membuat

keputusan-keputusan mengenai siswa, kurikulum, program-program, metode dan

kebijakan pendidikan oleh lembaga, organisasi, atau institusi resmi.

Hal tersebut semakin memperjelas bahwa asesmen merupakan dasar yang

dapat digunakan sebagai rujukan untuk membuat keputusan-keputusan dalam

penyusunan program bimbingan dan konseling. Sedangkan, menurut Yusuf dalam

Ferdiansyah (2016: 127) asesmen merupakan proses pengumpulan data atau

informasi, pengolahan data dan pendokumentasian, yang dilakukan secara

sistematis tentang objek yang dinilai tanpa merujuk pada keputusan nilai.

Beberapa penjelasan dari pendapat ahli, semakin memperjelas bahwa

kegiatan asesmen merupakan proses yang penting untuk dilakukan, sebab hasilnya

tidak hanya dijadikan sebagai dasar penyusunan program, tetapi juga dapat

dijadikan dasar untuk merumuskan layanan yang akan diberikan pada siswa sesuai

dengan kebutuhan siswa secara nyata.

2.2.2.2. Tujuan Asesmen Bimbingan dan Konseling

Kegiatan asesmen terdiri dari dua bidang pokok, yaitu asesmen siswa dan

asesmen lingkungan. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat bahwa kegiatan

asesmen menyoroti dua data mendasar, yaitu asesmen populasi target dan

asesmen lingkungan.

Asesmen populasi target berkaitan dengan data-data mengenai

karakteristik dan perilaku klien dan asesmen lingkungan berkaitan

23

dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku klien.

Kegiatan asesmen lingkungan terkait dengan kegiatan

mengidentifikasi harapan sekolah, sarana dan prasarana pendukung

program, kondisi dan kualifikasi konselor, serta kebijakan kepala

sekolah, dan asesmen peserta didik berkaitan dengan karakteristik

peserta didik (Gibson dan Mitchell, 2011: 567-568; Komalasari, dkk,

2011: 20)

Beberapa hal yang pertimbangkan dalam asesmen lingkungan yaitu

ekspektasi dan dukungan kepala sekolah, staf sekolah serta orang tua siswa.

Kegiatan asesmen siswa maupun lingkungan yang dilakukan oleh guru bimbingan

dan konseling sebelum melakukan penyusunan program bukan tanpa tujuan.

Adapun tujuan asesmen menurut Aiken dalam Sutoyo (2014: 20) yaitu untuk

menilai tingkah laku, kecakapan mental, dan karakteristik kepribadian seseorang

dalam rangka membantu mereka membuat suatu keputusan. Artinya, melalui

kegiatan asesmen, guru bimbingan dan konseling tidak hanya memperoleh suatu

data maupun informasi mengenai siswa, tetapi juga dapat menilai tingkah laku

dan kepribadian siswa, sehingga guru bimbingan dan konseling dapat

merumuskan layanan yang sesuai dengan hasil asesmen yang dilakukan.

Sedangkan menurut Kartadinata dalam Ferdiansyah (2016: 127) tujuan

asesmen yaitu memperoleh data yang relevan, objektif, dan komprehensif

mengenai kondisi perserta didik secara utuh terutama permasalahan, kebutuhan,

potensi, serta daya dukung lingkungan yang dibutuhkan siswa. Asesmen yang

dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dapat menambah pemahaman guru

bimbingan dan konseling mengenai kondisi siswa dan lingkungan secara utuh dan

relevan. Nita dan Zaini (2017: 206) juga menjelaskan bahwa melalui pemahaman

24

individu guru bimbingan dan konseling menerima kelebihan dan kekurangan

siswa, mampu memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan siswa, dan dapat

menjalin relasi yang baik dengan siswa.

Jadi, tujuan dilakukannya asesmen yaitu untuk memperoleh data yang

sesuai dengan kondisi nyata siswa untuk mengembangkan potensi dan

mengentaskan permasalahan yang dialami, sehingga dapat dirumuskan ke dalam

layanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan dapat memonitor kemampuan

siswa. Guru bimbingan dan konseling juga dapat membangun relasi yang baik

dengan siswa dan mampu memahami kekurangan serta kelebihan siswa.

2.2.2.3. Macam-macam Instrumen Asesmen

Kegiatan asesmen yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling

salah satunya yaitu pengumpulan data atau informasi mengenai siswa dan

lingkungan. Pada kegiatan pengumpulan data diperlukan suatu instrumen untuk

mengumpulkan data dan informasi yang akan digunakan untuk menyusun dan

mengembangkan program bimbingan dan konseling. Asesmen dalam bimbingan

dan konseling dibagi menjadi dua teknik yaitu teknik tes dan nontes. Triyanto,

(2008: 2) menjelaskan bahwa:

Asesmen teknik tes mempersyaratkan penguasaan kompetensi khusus

yang diperoleh melalui jalur pelatihan sertifikasi tes psikologi dalam

bimbingan dan konseling. Sedangkan, penggunaan teknik non-tes

konselor hanya perlu menguasai pengetahuan, praktek, dan sintesis

berkaitan dengan asesmen non-tes.

Sesuai dengan pendapat di atas, diketahui bahwa terdapat persyaratan yang

harus dipenuhi oleh guru bimbingan dan konseling saat akan menggunakan

25

instrumen asesmen, baik tes maupun non-tes mulai dari pengetahuan, kemampuan

praktek, dan keahlian yang diperoleh melalui pelatihan sertifikasi tes psikologi

bimbingan dan konseling. Selain teknik asesmen, menurut Komalasari, dkk (2011:

22-23) terdapat beberapa jenis instrumen tes dan non-tes yang digunakan oleh

guru bimbingan dan konseling dalam mengumpulkan informasi mengenai siswa

dan lingkungannya, antara lain:

Tes kecerdasan, tes minat, tes bakat, tes kemampuan kerja, tes

kepribadian, tes kematangan sosial, pedoman wawancara, angket,

DCM (Daftar Cek Masalah), sosiometri, AUM-U (Alat Ungkap

Masalah Umum), AUM-PTSDL (Alat Ungkap Masalah Belajar),

Inventori Tugas Perkembangan (ITP), observasi dan skala psikologi.

Beberapa jenis instrumen asesmen memerlukan proses pengukuran atau

penentuan skor, angka, skala, dan jenjang, seperti pada instrumen tes buatan guru,

tes-tes terstandar dan inventori. Tetapi, ada beberapa instrumen asesmen yang

menghasilkan informasi verbal, seperti interview, caratan anekdot, laporan diri,

maupun catatan harian. Hartono (2011: 75) juga menyebutkan beberapa teknik

asesmen dan analisis pengembangan, yaitu inventori tugas-tugas perkembangan

(ITP), angket konseli, wawancara, observasi, sosiometri, daftar hadir konseli,

leger, psikotes, dan daftar masalah konseli atau alat ungkap masalah (AUM).

Masing-masing instrumen dipilih dan digunakan sesuai dengan kebutuhan

informasi yang akan dikumpulkan. Arikunto (2009: 106) menjelaskan bahwa

instrumen skala, inventori, dan tes banyak digunakan untuk mengukur aspek-

aspek kepribadian dan kejiwaan. Pemilihan instrumen juga mempertimbangkan

sumber datanya. Ketika sumber data berasal dari orang, maka dapat menggunakan

26

wawancara, angket, observasi, dan tes. Selain itu, sumber data berupa tempat

dapat digali dengan menggunakan observasi. Sedangkan, sumber data berupa

dokumen dapat digali dengan menggunakan dokumentasi.

2.2.2.4. Prosedur Asesmen Bimbingan dan Konseling

Kegiatan asesmen merupakan serangkaian proses dalam memahami siswa

dan lingkungannya. Komalasari, dkk (2011: 17) menjelaskan bahwa dalam

kegiatan asesmen dilakukan serangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan data,

analisis data, dan interpretasi data mengenai siswa dan lingkungannya sebagai

dasar pengembangan program bimbingan dan konseling. Guru BK melakukan

pengumpulan data asesmen pada siswa dan lingkungan dengan memanfaatkan

instrumen tes dan non tes. Hasil pengumpulan data kemudian diolah dan dianalisis

baik secara manual maupun menggunakan software. Setelah itu, guru BK

melakukan interpretasi data asesmen yang telah diolah dan dianalisis, dan

hasilnya dimanfaatkan untuk membuat materi layanan BK.

Pada kegiatan asesmen, guru bimbingan dan konseling perlu

memperhatikan syarat dan prosedur dalam melakukan asesmen. Ketika guru

sudah memenuhi syarat dalam melaksanakan asesmen dan memahami prosedur

asesmen yang baik, maka kegiatan asesmen akan berjalan lancar. Tetapi tidak

hanya memahami saja, melainkan guru BK juga berupaya untuk melaksanakan

kegiatan asesmen sesuai dengan prosedur. Sehingga, dapat dibuat suatu program

bimbingan konseling yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Menurut Prayitno

27

dalam Rosa, dkk (2014: 10) ada syarat-syarat penyelenggaraan asesmen yang

baik, antara lain:

(1) memahami isi dan bentuk instrumen yang dipakai; (2) memahami

dan dapat melaksanakan prosedur pengadministrasian instrumen; (3)

memahami dan dapat melaksanakan pengolahan jawaban responden;

(4) memahami dan dapat melaksanakan penafsiran-penafsiran

terhadap hasil; (5) memperoleh izin dari pihak yang memiliki

wewenang pada instrumen yang digunakan.

Beberapa syarat penyelenggaraan asesmen di atas berkaitan dengan

kemampuan praktek guru bimbingan dan konseling dalam melakukan asesmen.

Selain pemahaman yang baik akan prosedur kegiatan asesmen, guru bimbingan

dan konseling juga dituntut untuk memiliki kemampuan praktek penyelenggaraan

asesmen bimbingan dan konseling yang baik supaya terwujudnya program

bimbingan dan konseling yang sesuai kebutuhan nyata siswa.

Penyusunan program bimbingan dan konseling diawali dengan kegiatan

asesmen seperti yang dijelasakan oleh Depdiknas dalam Kurniawan (2015: 4)

bahwa penyusunan program bimbingan dan konseling dimulai dari kegiatan

asesmen atau kegiatan mengidentifikasi aspek-aspek yang akan dijadikan sebagai

bahan masukan bagi penyusunan program bimbingan dan konseling. Artinya,

program bimbingan dan konseling yang dibuat harus sesuai dengan hasil asesmen

yang diperoleh, sebab langkah awal penyusunannya dimulai dari melakukan

kegiatan asesmen yang terdiri dari beberapa langkah. Menurut Asni dan Sudharno

beberapa langkah yang dilakukan dalam kegiatan asesmen (2017), antara lain:

(1) pengumpulan data dan penentuan tujuan pengumpulan data; (2)

menentukan alat atau instrumen yang digunakan untuk

mengumpulkan data yang berkaitan dengan siswa dan lingkungan.

28

Instrumen asesmen lingkungan bisa menggunakan observasi,

wawancara, dan studi dokumen; (3) mengelompokkan data menjadi

data kuantitatif dan data kualitatif dan menentukan kriteria masalah

bersifat umum atau pribadi; (4) menganalisis data sesuai dengan

ketentuan instrumen dan dideskripsikan. Analisis data dapat dilakukan

dengan menggunakan basis komputer atau manual. Lalu, data

dikelompokkan lagi menjadi data umum, data kelompok, dan data

pribadi; (5) membuat keputusan berdasarkan data yang sudah

terkumpul yang akan dijadikan dasar dalam merumusan layanan

bimbingan dan konseling.

Pada kegiatan pemilihan instrumen, guru bimbingan dan konseling bisa

melakukan pengembangan instrumen sendiri, dan tidak hanya menggunakan

instrumen yang sudah ada saja. Langkah-langkah yang dapat dilakukan guru

bimbingan dan konseling dalam mengembangkan instrumen menurut Djaali dan

Muljono dalam Komalasari, dkk (2011: 31-34), sebagai berikut:

(1) Mengidentifikasi tujuan utama penggunaan instrumen; (2)

mengidentifikasi tingkah laku yang mewakili konstruk tertentu; (3)

menentukan besaran atau parameter yang bergerak dalam suatu

rentangan kontinum dari satu kutub ke kutub lain yang berlawanan;

(4) mengkonstruksi sejumlah draft item yaitu menulis butir-butir

instrumen yang diperlukan sebanyak-banyaknya, lalu diseleksi; (5)

mereview item. Pengkajian awalnya dilakukan oleh pengembang

instrumen, lalu diberikan pada beberapa ahli dalam suatu bidang

sesuai dengan variabel; (6) melakukan uji coba awal untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen; (7) melakukan uji

coba pada sampel yang lebih besar; (8) menentukan analisis statistik

yang sesuai dan mengeliminasi item; (9) mendesain dan melakukan

perhitungan validitas dan reliabiltas instrumen; (10) mengembangkan

panduan untuk pengadministrasian, pemberian skor, dan interpretasi.

Apabila instrumen asesmen dibuat sendiri oleh guru bimbingan dan

konseling, maka instrumen harus melalui proses uji standardisasi instrumen.

Sebab, menurut Santohadi dalam Anni (2012: 102) need assesment yang bermutu

harus didasarkan pada bukti ilmiah (evidence based assesment). Sehingga, data

29

yang dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan. Instrumen asesmen yang

terstandar atau yang sudah melalui proses uji validitas dan reliabilitas menjadi

syarat mutlak yang harus terpenuhi. Anni (2012: 102) juga menjelaskan bahwa

standarisasi instrumen dilakukan melalui validitas ahli atau melalui uji statistitik.

Setelah melakukan pemilihan instrumen asesmen, lalu dilakukan

pengumpulan data dan data diolah serta dianalisis. Proses analisis data dapat

dilakukan dengan menggunakan sistem komputer ataupun sistem manual. Analisis

instrumen juga dapat disesuaikan dengan pedoman yang telah ada pada setiap

instrumen baik tes maupun non-tes. Ketika data berbentuk kuantitatif, maka hasil

analisisnya berbentuk angka. Sedangkan, data kualitatif hasil analisisnya bisa

berbentuk penjelasan deskriptif, seperti pada instrumen sosiometri. Komalasari,

dkk (2011: 24) menjelaskan bahwa hasil asesmen menggambarkan potensi, tugas

perkembangan, dan masalah peserta didik, serta menggambarkan potensi dan

kondisi lingkungan pendidikan, masyarakat, dan pekerjaan tempat siswa berada.

Setelah data asesmen dianalisis, lalu guru bimbingan dan konseling

melakukan interpretasi data. Pada tahap interpretasi data, guru bimbingan dan

konseling melakukan penafsiran pada hasil analisis asesmen. Interpretasi data

berisi pandangan guru terhadap hasil analisis data yang akan digunakan sebagai

dasar penyusunan program bimbingan dan konseling.

30

2.3. Pelaksanaan Asesmen pada Program Bimbingan dan

Konseling Komprehensif

Guru BK di lapangan telah melaksanakan kegiatan asesmen mulai dari

pengumpulan data, pemilihan instrumen, standarisasi instrumen, analisis data, dan

interpretasi data. Akan tetapi, ada beberapa permasalahan yang dialami oleh guru

BK dalam melaksanakan asesmen BK. Mulai dari kesulitan dalam melakukan

analisis dan interpretasi data asesmen, penggunaan instrumen yang belum

maksimal dan terstandar, sampai pada hasil asesmen yang belum dijadikan dasar

dalam penyusunan program.

Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan salah satu

kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Bimbingan dan

konseling komprehensif merupakan suatu paradigma baru dalam bimbingan dan

konseling yang mengubah arah kegiatan bimbingan dan konseling dari

sebelumnya berfokus pada upaya pengentasan dan penanganan masalah yang

dialami siswa menjadi lebih berfokus ada upaya pengembangan potensi,

pencegahan masalah, serta pemecahan masalah yang dialami siswa. Hal ini

diperjelas oleh pendapat Safitri (2017: 72) bahwa model bimbingan dan konseling

berorientasi perkembangan dan preventif. Artinya bimbingan dan konseling

komprehensif lebih berfokus pada pengembangan potensi siswa dan upaya

pencegahan. Meskipun ketika terjadi masalah, maka dilakukan kegiatan

pengentasan masalah melalui layanan bimbingan dan konseling.

31

Subjek dalam tujuan pendidikan adalah siswa, sehingga kegiatan

bimbingan dan konseling juga ditujukan untuk siswa. Oleh sebab itu, pada tahap

persiapan penyusunan program bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan

konseling melakukan kegiatan asesmen untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa

dan lingkungan. Adiputra (2016: 635) menjelaskan bahwa kegiatan bantuan pada

siswa merupakan kegiatan yang terencana berdasarkan pengukuran kebutuhan

(need assesment). Need assesment merupakan salah satu tahapan dan aktivitas

mendasar dalam penyusunan program bimbingan dan konseling untuk

menciptakan program yang efektif.

Berdasarkan penjelasan tersebut, diketahui bahwa kegiatan asesmen

merupakan tahapan dasar dalam penyusunan program untuk menciptakan program

yang efektif. Hal ini berarti bahwa kegiatan asesmen harus dilakukan dengan baik

melalui prosedur yang benar, mulai dari proses pengumpulan data, pemilihan alat

dan metode pengumpulan data, analisis data, sampai pada interpretasi data supaya

tercipta program yang akuntabel.

Sedangkan, Gibson dan Mitchell (2011: 567) menjelakan bahwa asesmen

kebutuhan merupakan aktivitas dasar bagi pengembangan program yang

akuntabel. Sehingga, tidak hanya menghasilkan spekulasi berdasarkan opini,

tetapi juga menyajikan fakta yang sesuai dengan kebutuhan siswa secara nyata.

Hasil asesmen yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan siswa dan bukan

merupakan opini orang saja. Karena proses asesmennya melalui instrumen yang

terukur dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

32

Kegiatan asesmen terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari pengumpulan

data sampai pada interpretasi data. Pada kegiatan pengumpulan data, hal-hal yang

diungkap berkaitan dengan tugas-tugas perkembangan, permasalahan siswa, dan

prestasi siswa. Instrumen yang digunakan oleh guru bimbingan dan konseling

dalam kegiatan pegumpulan data bisa dari hasil adaptasi instrumen yang sudah

ada atau mengembangkan instrumen sendiri sesuai dengan kebutuhan. Beberapa

instrumen yang bisa digunakan yaitu DCM, ITP, sosiometri, AUM, angket,

observasi, dan wawancara. Hasil yang diperoleh dari kegiatan asesmen, kemudian

diinterpretasi dan dijadikan dasar dalam penyusunan program bimbingan dan

konseling. Ketika pelaksanaan asesmen BK yang dilakukan kurang tepat, maka

dapat dirumuskan strategi layanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 2.1 yang memuat kerangka

berpikir dari penelitian ini:

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Program BK efektif dan akuntabel

Melakukan penelitian mengenai pelaksanaan asesmen yang dilakukan guru

BK SMP Negeri di Kota Semarang

Mulai dari kesulitan dalam melakukan analisis dan interpretasi data asesmen,

penggunaan instrumen yang belum maksimal dan terstandar, sampai pada hasil

asesmen yang belum dijadikan dasar dalam penyusunan program.

Asesmen kebutuhan merupakan aktivitas dasar yang tidak hanya menghasilkan

spekulasi berdasarkan opini, tetapi juga menyajikan fakta yang sesuai dengan

kebutuhan siswa secara nyata (Mitchell dan Gibson, 2011: 567).

63

BAB 5

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis kuantitatif diketahui bahwa pelaksanaan

asesmen yang dilakukan oleh guru BK di SMP Negeri Kota Semarang sudah baik

dengan persentase 72,42%. Pada kegiatan pengumpulan data guru BK di SMP

Negeri Kota Semarang sudah melakukan pengumpulan data yang berkaitan

dengan siswa dan lingkungan dengan persentase 74,72% yang masuk dalam

kategori baik. Pada kegiatan pemanfaatan instrumen, guru BK sudah

memanfaatkan instrumen asesmen baik tes maupun non tes dengan persentase

62,50% yang masuk dalam kategori baik. Lalu, pada kegiatan standarisasi

instrumen, guru BK sudah teruji standardisasinya dengan persentase 68,54% yang

masuk dalam kategori baik. Kemudian, pada kegiatan analisis data guru BK sudah

melaksanakan kegiatan analisis data asesmen dengan persentase 72,59% yang

masuk dalam kategori baik. Pada kegiatan interpretasi data persentasenya sebesar

71,67% yang masuk dalam kategori baik dan pada indikator kriteria evaluasi

asesmen diperoleh persentase sebesar 73,16% yang masuk dalam kategori baik.

Sedangkan, berdasarkan hasil wawancara diketahui terdapat faktor-faktor

yang menjadi kendala guru BK dalam melaksanakan asesmen, seperti manajemen

waktu yang belum baik, guru BK merangkap tugas, terlalu banyaknya siswa yang

diampu, instrumen yang digunakan hanya satu jenis, penyusunan program hanya

berdasarkan hasil analisis satu instrumen dan intrumen lain hanya digunakan

64

sebagai pelengkap administrasi, belum terstandarisasinya instrumen yang

kembangkan, dan guru BK kekurangan waktu dalam olah data serta analisis data.

5.2. Saran

5.2.1. Bagi Guru BK

Guru BK dapat mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kompetensi

profesional terutama dalam hal manajemen waktu, pengembangan instrumen, dan

dalam hal pemanfaatan hasil asesmen BK. Guru BK juga dapat mengikuti

sertifikasi tes psikologi bimbingan dan konseling untuk memenuhi syarat

penggunaan instrumen tes.

5.2.2. Bagi Penelitian Lanjutan

Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian mengenai pelaksanaan

program BK komprehensif baik pada komponen input, proses, ataupun hasil.

Selain itu, peneliti selanjutnya juga dapat melakukan penelitian pengembangan

mengenai model evaluasi asesmen BK yang terstandar.

5.2.3. Bagi Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi dapat menjadi mitra bagi guru BK terutama dalam

kegiatan pengembangan maupun pembuatan suatu instrumen asesmen BK dan

perguruan tinggi dapat memberikan pelatihan dalam hal asesmen BK kepada

MGBK di Kota Semarang.

65

DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, S. (2016). Prosiding Seminar Nasional Optimalisasi Active Learning

dan Character Building dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa di Era

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Yogyakarta: BK FKIP Universitas

Ahmad Dahlan.

Andronic, A.O., & Razvan, L.A. (2011). Career Counselling in Romania – Impact

on Educational Actors. Procedia Social and Behavioral Sciences. 30, 1857-

1861.

Anni, C.T. (2012). Need Assesment Model Penyusunan Program Bimbingan dan

Konseling Bidang Bimbingan Belajar Berbantuan Sistem Informasi

Manajemen di SMA Negeri Kota Semarang. Jurnal Educational

Management. 1 (1), 97-106.

Annisa, A. & Catharina, T.A. (2015). Studi Kasus Pengembangan Program

Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri Kota Surakarta. Indonesian

Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application (IJGC). 4 (4),

59-65.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi

VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Asni., & Sudharno, D.Y. (2017). Model Dasar Manajemen Pengumpulan Data BK

Komprehensif untuk SMA Muhammadiyah di DKI Jakarta. Insight: Jurnal

Bimbingan dan Konseling. 6 (1), 2-7.

Barus, Gendon. (2011). Pengembangan Instrumen Asesmen Kebutuhan

Perkembangan untuk Penyusunan Kurikulum dan Evaluasi Program BK.

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 15 (1), 22-46.

Basuki, Rahmad. (2017). Kontribusi Penilaian Kebutuhan (Need Assesment)

dalam Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Kelas VII UPTD

SMPN 1 Prambon Tahun Pelajaran 2016/2017. Artikel Skripsi. Universitas

Nusantara PGRI Kediri.

Bhakti, C.P. (2015). Bimbingan dan Konseling Komprehensif: dari Paradigma

Menuju Aksi. Jurnal Fokus Konseling. 1 (2), 93-106.

Bhakti, C.P. (2017). Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif untuk

Mengembangkan Standar Kompetensi Siswa. Jurnal Konseling Andi

Matappa. 1 (1), 131-134.

66

Cahyani, Shinta Dwi., & Masengut Sukidi. (2018). Pengaruh Penggunaan Media

Gambar terhadap Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN

Candipari 1 Sidoarjo. JPGSD. 06 (12), 2162.

Calaguas, G.M. (2012). Academic Achievement and School Ability: Implications

to Guidance and Counseling Programs. Research World Journal of Arts,

Science, & Commerce. 2 (3). 49-55.

Fauziyah, E. (2016). Tingkat Pemahaman Terhadap Konsep dan Praksis Asesmen

pada Guru Bimbingan dan Konseling. E-Journal Bimbingan dan Konseling.

8 (5), 128-135.

Ferdiansyah, M. (2016). Asesmen Terhadap Keterampilan Mahasiswa Bimbingan

dan Konseling dalam Menyusun Skripsi Penelitian Kualitatif. Jurnal Fokus

Konseling. 2 (2), 126-135.

Gibson, R.L., & Marianne, H.M. (2011). Bimbingan dan Konseling Edisi Ketujuh.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gysbers, Norman C., & Patricia Henderson. (1988). Developing and Managing

Your School Guidance Program. American Association for Counseling and

Development.

Hadi, Sutrisno. (2009). Analisis Butir untuk Instrumen Angket, Tes, dan Skala

Nilai. Yogyakarta: FP UGM.

Hartono. (2011). Implementasi Pendidikan Karakter pada Layanan Bimbingan

dan Konseling. WAHANA. 57 (2), 70-81.

Hashim, W.N.W., Mohd, R.O., Safi’ee, M., Mohamad, I.S. (2013). Development

of A Usable Online Counseling Management System. Procedia Social and

Behavioral Sciences. 97, 761-765.

Kiprop, C., Emily, B., John K., Jane, J.M. (2015). Institutionalizing Guidance

And Counselling-A Panacea For Managing Student Discipline In Kenyan

Secondary Schools in The Post-Caning Era. British Journal of Education. 3

(1), 52-64.

Komalasari, Gantina. & Herdi. (2015). The Development of Career Competence

Instrument Based on Computer Assisted Testing for Student of Junior High

School in Jakarta, Indonesia. American Journal of Engineering Research

(AJER). 4 (12), 28-35.

Komalasari, Gantina., dkk. (2011). Asesmen Teknik Nontes dalam Perspektif BK

Komprehesif. Jakarta: PT. Indeks.

67

Kurniawan, L. (2015). Pengembangan Program Layanan Bimbingan dan

Konseling Komprehensif di SMA. Jurnal Psikologi Pendidikan &

Konseling. 1 (1), 1-8.

Kusmanto, A.S., Sugiharto, D.Y.P., & Sugiyo. (2014). The Development of

Evaluation Program Model Guidance and Counseling Service Based on

CSE-UCLA Of Junior High School in Kudus. Jurnal Bimbingan Konseling.

3 (1), 67-71.

Kusuma, I. & S.M, Budiyanto. (2015). Pengembangan Model Perencanaan

Himpunan Data dan Aplikasi Instrumentasi Berbasis Pola Tujuh Belas Plus

Pada Guru BK/Konselor SMP di Kabupaten Bondowoso. Jurnal Pendidikan

Ilmu Sosial. 25 (2), 86-97.

Lai-Yeung, S.W.C. (2013). The Need for Guidance and Counselling Training for

Teachers. Procedia Social and Behavioral Sciences. 113, 36-43.

Muango, G., & Ogutu, J.P.J. (2012). An Evaluation of the Effectiveness of

Guidance and Counselling Services in Public Universities in Kenya. Journal

of Emerging Trends in Educational Research and Policy Studies

(JETERAPS). 3 (2), 151-154.

Mukhayatun., Sugiyo., & Imam. T. Model Program Bimbingan dan Konseling

Komprehensif Sekolah Menengah Pertama (studi pada SMP Negeri 6

Rembang). Jurnal Bimbingan Konseling. 3 (1), 62-65.

Naser, M.N., Ferisa, P.U. (2017). Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling.

Malang: Universitas Negeri Malang.

Nita, R.W., & Zaini, A. (2017). Analisis Aplikasi Sosiometri untuk Pengungkapan

Interpersonal Skill (Solusi yang Ditawarkan Menuju Profesionalisme Guru

BK). Proceeding Seminar dan Lokakarya Nasional Revitalisasi

Laboratorium dan Jurnal Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum Bimbingan

dan Konseling Berbasis KKNI. Malang Jawa Timur.

Nurihsan, A.J. (2009). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar

Kehidupan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sunawan., Andromeda., Muslikah., Reni Pawestuti A.S., Tri Murtini. (2018).

Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang.

Prilintia, U. & Catharina, T.A. (2016). Deskriptif Penggunaan Software IKMS

dalam Perencanaan Manajemen Bimbingan dan Konseling. Indonesian

68

Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application (IJGC). 5 (2),

2-7.

Putra, E.M., & Eko N. (2015). Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di SMK Negeri 1 Blora (Model CIPP). Indonesian Journal of

Guidance and Counselng: Theory and Application. 4 (1), 37-45.

Putranti, D. (2015). Studi Deskriptif Tentang Sarana dan Prasarana Bimbingan

dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama. PSIKOPEDAGOGIA. 4 (1),

45-50.

Rahmawati, A.H., & Niken C. (2017). Autobiografi Seorang Konselor sebagai

Asesmen Evaluasi Bimbingan dan Konseling. Prosiding Seminar

Bimbingan dan Konseling. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri

Malang.

Rifa’i, Akhmad. (2015). Aplikasi Instrumentasi Terpadu Berbasis Komputer:

Alternatif Media Pemahaman Siswa. Jurnal Konseling GUSJIGANG. 1(1),

1-11.

Rosa, S., Marjohan., & Azrul. S. (2014). Persepsi Siswa Tentang Kompetensi

Profesional Guru Bimbingan dan Konseling. Konselor. 3 (1), 7-11.

Rubens, A., Gerald. A., Bryan S.S, Joseph, S.L. (2017). Self-Awareness and

Leadership: Developing an Individual Strategic Professional Development

Plan in an MBA Leadership Course. The International Journal of

Management Education. 16, 1-13.

Ruttoh, M.J.K. (2015). Planning and Implementation of Guidance and Counseling

Activities in Secondary Schools: a Case of Kamariny Division Of Keiyo

District, Kenya. Journal Education and Practice. 6 (5). 1-4.

Safitri, N.E. (2017). Pengembangan Modul Penyusunan Program Bimbingan dan

Konseling Komprehensif di Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Ilmiah

Consellia. 7 (2), 71-81.

Safta, C.G., Emil. S., Mihaela, S., Corina., I. (2011). Quality Management in The

Counselling and Orientation Services in Romania. Analyses, Findings,

Recommendations. Procedia Social and Behavioral Sciences. 12, 470-477.

Sahin, F.Y. (2009). The Evaluation of Counseling and Guidance Services Based

on Teacher Views and Their Prediction Based on Some Variables.

International Journal of Instruction. 1 (1), 60-76.

Saradewi, M.P. & Catharina, T.A. (2016). Studi Evaluatif Software DCM untuk

Keefektifan Need Assesment Penyusunan Program. Indonesian Journal of

Guidance and Counseling: Theory and Application (IJGC). 5 (1), 7-11.

69

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, D.K., & Desak, P.E.N.K. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di

Sekolah. Jakarta: PT Asdi Mahasaya.

Sutoyo, A. (2014). Pemahaman Individu Edis Revisi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Syakira, M., Alimuddin, M., Arifin, A. (2016). The Model of ICT-Based Career

Information Services and Decision-Making Ability of Learners.

International Journal of Environmental & Science Education. 11 (13),

5969-5979.

Triyanto, A. (2008). Pengembangan Aplikasi Instrumen Asesmen Bimbingan dan

Konseling dengan Spreadsheet. Konvensi Nasional III IIBKIN.

Wardati., & M.J. (2011). Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

Jakarta: Prestasi Pustaka Karya.