PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI...

119
i PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Studi Kasus di Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam Oleh : Ika Rukmana NIM : 33020150087 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Transcript of PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI...

Page 1: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

i

PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN

SAWAH PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Studi Kasus di Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh :

Ika Rukmana

NIM : 33020150087

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2019

Page 2: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

ii

Page 3: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

iii

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga

di Salatiga

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan,

arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa:

Nama : Ika Rukmana

NIM : 33020150087

Judul : PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL

PENGGARAPAN SAWAH PERSPEKTIF HUKUM

ISLAM (Studi Kasus Di Desa Plumbon Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang)

Dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga untuk

diujikan dalam sidang munaqosyah.

Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian

dan digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 11 September 2019

Pembimbing,

Page 4: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

iv

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul

PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

(Studi Kasus Di Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang)

Oleh:

Ika Rukmana

NIM: 33020150087

Telah dipertahankan didepan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari’ah,

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Jum’at tanggal 20 bulan

September tahun 2019 dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H.).

Dewan Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang : Dr. H. Ilya Muhsin, S.H.I., M.Si.

Sekertaris Sidang : Endang Sriani, S.H.I., M.H.

Penguji I : Prof. Dr. H. Muh Zuhri, M.A.

Penguji II : Heni Satar Nurhaida, S.H., M.Si.

Salatiga, 20 September 2019

Dekan Fakultas Syariah

Dr. Hj. Siti Zumrotun, M.Ag.

NIP. 19670115 199803 2 002

Page 5: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN PUBLIKASI

Yang bertandangan di bawah ini :

Nama : Ika Rukmana

NIM : 33020150087

Jurusan : Hukum Ekonomi Syari’ah

Fakultas : Syari’ah

Judul Skripsi : PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL

PENGGARAPAN SAWAH PERSPEKTIF HUKUM

ISLAM (Studi Kasus Di Desa Plumbon Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya ini adalah asli

karya atau penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi dari karya orang lain, kecuali

yang secara tertulis diacu dalam penelitian ini dan disebutkan acuan daftar

pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan boleh di

pubilkasikan oleh IAIN Salatiga.

Salatiga, 11 September 2019

Penulis

Ika Rukmana

33020150087

Page 6: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

vi

MOTTO

بلت عاق د إل ت زماه ما ونتيحت ه امل ت عاقدين رضى العقد ف األصل

“Hukum asal dalam transaksi adalah keridhaan kedua belah pihak yang berakad,

hasilnya adalah berlaku sahnya yang diakadkan”

(Kaidah Fikih)

Page 7: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Kedua Orang Tuaku Ibu Miroh dan Bapak Suradi tercinta, yang telah

mendoakan dan memberi kasih sayang serta pengorbanan selama ini.

2. Kakakku Eko Prasetyo dan Undariyah Meidrawati yang selalu mendoakan

agar skripsi ini segera selesai.

3. Teman Terdekatku Hidayat yang selalu mendoakan dan memberi semangat

serta dukungan agar saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-

baiknya.

4. Keluarga besar yang tidak hentinya memberikan dukungan dan doa kepadaku.

5. Sahabat karibku Lucky Kurnia, Dita Artikaningrum, dan Rofidhotul Ummah

yang telah berjuang bersama dan saling menguatkan.

Page 8: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

viii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat-Nya Skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang

diharapakan. Penulis juga beryukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan

oleh-Nya sehingga penulis dapat menyusun Skripsi ini. Sholawat dan salam

semoga tercurahkan untuk Rasulullah Muhammad SAW beserta segenap keluarga

dan para sahabat-sahabatnya.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Strata Satu Fakultas Syariah Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, dengan

Judul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Di Desa Plumbon Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang). Penulis mengakui bahwa dalam menyusun

Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak.

Karena itulah penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi- tingginya,

ungkapan terima kasih kadang tak bisa diwakili kata-kata, namun perlu kiranya

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyudhin. M.Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Ibu Dr. Hj. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN

Salatiga.

3. Ibu Heni Satar Nurhaida, SH., M.Si, selaku Ketua Jurusan Hukum

Ekonomi Syari’ah IAIN Salatiga.

4. Bapak M. Yusuf Khummaini, S.HI., M.H. selaku Dosen Pembimbing

Akademik.

Page 9: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

ix

5. Ibu Endang Sriani, S.H.I., M. H., selaku Dosen Pembimbing yang selalu

memberikan saran, pengarahan, dan masukan sehingga skripsi dapat

selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan.

6. Bapak Dr. H. Ilya Muhsin, S.Hi., M.Si. yang sempat menjadi Dosen

Pembimbing saya.

7. Kepala Seksi Pemerintahan Desa Plumbon Ibu Aprilya Pertiwi

Kusumaningrum, S.Pd.

8. Bapak Rono Samsi selaku Pemilik Sawah dan Bapak Sarjono. Bapak

Senu, Bapak Jumeri, serta Bapak Suradi selaku Penggarap Sawah di Desa

Plumbon yang sudah memberikan informasi.

9. Sahabat karibku Dita Artikaningrum, Lucky Kurnia, dan Rofidhotul

Ummah yang telah berjuang bersama dan selalu saling menguatkan.

10. Sahabat dan teman Jurusan Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2015 IAIN

Salatiga, yang selalu mendukung penulis dalam menuntut ilmu.

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan

balasan yang lebih dari yang mereka berikan dan senantiasa mendapatkan

maghfiroh, dilingkupi rahmat dan cita-Nya. Amin. Akhirnya, peneliti berharap

semoga Skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi

pembaca.

Salatiga, 20 September 2019

Penulis

Page 10: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

x

ABSTRAK

Rukmana, Ika. 2019. Pelaksanaan Akad Bagi Hasil Penggarapan Sawah

Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Di Desa Plumbon Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang). Skripsi. Fakultas Syari’ah Program Studi Hukum

Ekonomi Syari’ah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Endang Sriani, S. HI., M. H.

Kata Kunci : Penggarapan Sawah, Bagi Hasil, Hukum Islam,

Pada masyarakat Desa Plumbon sudah biasa terjadi perjanjian bagi hasil

dalam penggarapan sawah. Perjanjian tersebut biasa dilakukan hanya dengan

lisan, tidak secara tertulis karena sudah menjadi kebiasaan dan rasa saling percaya

dengan pembagian hasil dari penjualan panen secara paroan atau 50%:50%.

Namun pada April 2019, pembagian hasil penjualan panen tersebut berubah

menjadi 60% untuk penggarap dan 40% untuk pemilik sawah, maka di sini terjadi

ketidaksesuaian pelaksanaan akad bagi hasil penggarapan sawah. Untuk itu

peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana akad awal dan pelaksanaan akad bagi

hasil penggarapan sawah di Desa Plumbon serta bagaimana hal tersebut dalam

perspektif Hukum Islamnya.

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

field research (penelitian lapangan) yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan

guna mengadakan penelitian apa objek yang dibahas yaitu tentang pelaksanaan

akad bagi hasil penggarapan sawah di desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang. Selain itu penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, karena dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan gejala secara menyeluruh melalui

pengumpulan data di lapangan dan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen

kunci.

Kerjasama penggarapan sawah yang dilakukan oleh masyarakat Plumbon

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang adalah penggarapan sawah secara paroan

yaitu aplikasi dari praktek muzara’ah dan mukhabarah. Menurut Perspektif

Hukum Islam akad dan pelaksanaan dari akad bagi hasil penggarapan sawah

secara paroan yang telah dilakukan oleh masyarakat Desa Plumbon Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang sudah sesuai dengan Hukum Islam, karena dalam

akad dan pelaksanaan akad tersebut sudah sesuai dengan konsep muzara’ah, dan

mukhabarah, walaupun dalam pembagian hasil dari penggarapan sawah tersebut

tidak sesuai dengan persentase pada akad awal karena ada faktor tertentu serta

adanya rasa saling tolong menolong dan keadilan, pemilik sawah merelakan

pembagian tersebut, karena pemilik sawah tidak merasa dirugikan secara meteri.

Agar hal tersebut tidak terulang kembali maka sebaiknya pemilik sawah dan

penggarap membuat surat perjanjian kerjasama secara tertulis, agar dapat

dijadikan bukti serta memikirkan kemungkinan untung rugi dalam pengelolaan

sawah agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.

Page 11: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Luas Desa Plumbon menurut Dusun ......................................................41

Tabel 2 Jumalah Penduduk Desa Plumbon tahun 2017-2018 .............................44

Tabel 3 Penduduk Desa Plumbon menurut Mata Pencaharian Penduduk ..........45

Tabel 4 Jumlah Penduduk menurut Agama ........................................................46

Tabel 5 Penduduk Desa Plumbon menurut Pendidikan tahun 2017 ...................47

Tabel 6 Struktur Pemerintahan Desa Plumbon ...................................................49

Tabel 7 Objek Penggarapan Sawah....................................................................56

Tabel 8 Biaya Penggarapan Sawah Oleh Bapak Sarjono ...................................58

Tabel 9 Biaya Penggarapan Sawah Oleh Bapak Senu ........................................58

Tabel 10 Biaya Penggarapan Sawah Oleh Bapak Jumeri ...................................59

Tabel 11 Biaya Penggarapan Sawah Oleh Bapak Suradi....................................60

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Desa Plumbon ........................................................................43

Page 12: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman wawancara dengan Pemilik Sawah dan Penggarap Sawah.

2. Foto Sawah milik Bapak Rono Samsi.

3. Foto wawancara dengan Pemilik Sawah dan Penggarap Sawah.

4. Foto Kantor Desa Plumbon.

5. Foto Bukti Kepemilikan Tanah berupa Surat Pemberitahuan Pajak

Terhutang Pajak Bumi Dan Bangunan Tahun 2019.

6. Surat Nota Pembimbing.

7. Surat Izin Penelitian di Desa Plumbon.

8. Daftar Nilai SKK.

9. Lembar Konsultasi Skripsi.

10. Daftar Riwayat Hidup.

Page 13: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam tesis ini disesuaikan dengan

penulisan transliterasi Arab-Latin mengacu kepada keputusan bersama Menteri

Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 1987 Nomor: 158

tahun 1987 dan Nomor: 0543b/u1987, sebagai berikut:

A. Penulisan Huruf

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif ا

Tidak

dilambangkan

Tidak dilambangkan

Ba B Be ب

Ta T Te ت

Sa Ś Es (dengan titik di atas) ث

Jim J Je ج

Ha H ح

Ha (dengan titik di

bawah)

Kha Kh Ka dan ha خ

Dal D De د

Dzal Z Zet ذ

Ra R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es س

Syin Sy Es dan ye ش

Page 14: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

xiv

Shad Sh Es dan ha ص

Dhad Dh De dan ha ض

Tha Th Te dan ha ط

Zhaa Zh Zet dan hà ظ

ain ‘ Koma terbalik di atas‘ ع

Ghain Gh Ge dan ha غ

Fa F Ef ف

Qaf Q Ki ق

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Min M Em م

Nun N En ن

Waw W We و

Ha H Ha ه

Hamzah ‘ Apostref ء

Ya Y Ye ي

B. Vokal rangkap atau diftong bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan

antara harakat dengan huruf, transliterasinya dalam tulisan Latin

dilambangkan dengan gabungan huruf sebagai berikut:

a. Vokal rangkap ( أو ) dilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya:

al-yawm.

Page 15: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

xv

b. Vokal rangkap ( أي ) dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya:

al-bayt.

C. Vokal panjang atau maddah bahasa Arab yang lambangnya berupa harakat

dan huruf, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf

dan tanda macron (coretan horisontal) di atasnya, misalnya ( ال فاتحة = al-fatihah

م ) ,( .( qimah = قي مة ) al-‘ulum ) dan = ال علو

D. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid,

transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sama

dengan huruf yang bertanda syaddah itu, misalnya ( حد = haddun ), ( سد =

saddun ), ( طي ب = tayyib ).

E. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf “al”, terpisah

dari kata yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya ( ال بي ت = al-bayt ),

السمآء ) = al-sama’ ).

F. Ta’ marbutah mati atau yang dibaca seperti ber-harakat sukun,

transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf “h”,

sedangkan ta’ marbutah yang hidup dilambangkan dengan huruf “t”, misalnya

يةال هالل ) .( ru’yah al-hilal atau ru’yatul hilal = رؤ

G. Tanda apostrof (’) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk

yang terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya ( ية = فقهاء ) ,( ru’yah = رؤ

fuqaha’).

H. Huruf besar dalam tulisan latin digunakan sesuai Ejaan Yang Disempurnakan

(EYD)

Page 16: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

xvi

DAFTAR ISI

SAMPUL ..........................................................................................................i

HALAMAN BERLOGO ..................................................................................ii

NOTA PEMBIMBING .....................................................................................iii

PENGESAHAN .................................................................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN ...........................................................................vi

MOTTO ..........................................................................................................viii

PERSEMBAHAN ..............................................................................................ix

KATA PENGANTAR .......................................................................................ix

ABSTRAK .........................................................................................................x

DAFTAR TABEL .............................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xii

PEDOMAN TRANSLITERASI .....................................................................xiii

DAFTAR ISI ......................................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................1

B. Rumusan Masalah .................................................................................4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................4

D. Manfaat Penelitian ................................................................................5

E. Penegasan Istilah ...................................................................................6

F. Tinjauan Pustaka ...................................................................................7

G. Metode Penelitian .................................................................................9

H. Sistematika Penulisan ...........................................................................15

Page 17: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

xvii

BAB II AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

A. Akad(Perjanjian) ...................................................................................16

1. Pengertian Akad ...............................................................................16

2. Asas Perjanjian dalam Hukum Islam ...............................................19

3. Rukun Akad......................................................................................22

4. Syarat-syarat Akad ...........................................................................24

B. Tinjauan tentang Bagi Hasil Penggarapan Sawah ................................28

1. Pengertian .........................................................................................29

2. Dasar Hukum Muzara’ah, Mukhabarah, dan Musaqah ....................32

3. Rukun dan Syarat Muzara’ah, Mukhabarah, dan Musaqah .............34

4. Hukum Muzara’ah, Mukhabarah, dan Musaqah ..............................37

5. Berakhirnya Muzara’ah, Mukhabarah, dan Musaqah ......................38

6. Hikmah Muzara’ah, Mukhabarah, dan Musaqah .............................39

BAB III PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

DI DESA PLUMBON KECAMATAN SURUH KABUPATEN

SEMARANG

A. Gambaran Umum Desa Plumbon .........................................................41

1. Tata Letak Geografis ........................................................................41

2. Keadaan Demografi..........................................................................43

3. Keadaan Ekonomi ............................................................................49

B. Pelaksanaan Akad Bagi Hasil Penggarapan Sawah di Desa Plumbon

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang ...............................................50

1. Jenis Kerjasama ................................................................................51

2. Akad/Perjanjian ................................................................................52

3. Benih atau Jenis Tanaman ................................................................54

4. Tanah yang dijadikan Objek ............................................................55

5. Biaya penggarapan ...........................................................................55

6. Jangka Waktu ...................................................................................59

7. Pelaksanaan Akad Bagi Hasil ..........................................................60

8. Faktor yang Mempengaruhu Pelaksanaan Akad Bagi Hasil ............62

Page 18: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

xviii

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD

BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH DI DESA PLUMBON

KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

A. Akad ......................................................................................................65

B. Benih atau Jenis Tanaman ....................................................................68

C. Tanah yang dijadikan Objek .................................................................68

D. Biaya Penggarapan................................................................................70

E. Waktu Perjanjian ...................................................................................68

F. Bagi Hasil Penggarapan Sawah ............................................................73

G. Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil dalam Akad Penggarapan Sawah

di Desa Plumbon ...................................................................................76

H. Manfaat dari Akad Penggarapan Sawah secara Paroan di Desa Plumbon

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang ...............................................80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................82

B. Saran .....................................................................................................83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 19: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia akan selalu mencari

dan berusaha agar kebutuhannya terpenuhi. Manusia pada dasarnya adalah

makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dalam aktifitas yang

dilakukannya. Salah satu kegiatan manusia yang sering dilakukan sehari-hari

adalah bermuamalah. Muamalah adalah aktifitas yang dilakukan seseorang

dengan orang lain atau beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

masing-masing.1 Aktifitas itu bisa terjadi dalam segala bidang, termasuk

pertanian.

Dalam hal ini pertanian adalah salah satu sumber penghasilan bagi

masyarakat, khususnya masyarakat pada daerah yang sebagian besar

wilayahnya adalah lahan persawahan, seperti pada Desa Plumbon Kecamaran

Suruh Kabupaten Semarang. Sebagian besar dari masyarakatnya adalah

petani, khususnya petani padi. Dalam muamalah, ada beberapa sistem

kerjasama dalam penggarapan/pengusahaan tanah yang dikenal seperti

muzara’ah, mukhabarah, dan musaqah. Dan ini adalah bentuk kerjasama

yang baik dan saling tolong-menolong.

Demikian halnya kerja sama antara pemilik lahan pertanian dan

penggarap lahan pertanian dengan memakai sistem bagi hasil yang dilakukan

oleh warga masyarakat Desa Plumbon Kecamaran Suruh Kabupaten

1 Nasrun Harun, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), hlm. 7.

Page 20: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

2

Semarang. Sistem kerja sama ini disyaratkan agar sesama manusia tolong-

menolong dengan adanya keuntungan bersama dan tidak saling merugikan

satu sama lain. Oleh karena itu, praktek pelaksanaan perjanjian bagi hasil

dalam mengelola lahan pertanian atau sawah harus berdasarkan ketentuan-

ketentuan yang ada dalam Islam. Suatu ciri khusus bagi hasil dalam

penggarapan sawah adalah adanya pihak yang hanya memiliki lahan

pertanian dan adanya pihak yang hanya menggarap lahan pertanian tersebut.

Terkadang ada pemilik lahan petanian yang tidak mempunyai kemahiran

dalam mengelolanya sendiri, mereka memiliki lahan pertanian semata hanya

untuk investasi, dan ada pihak yang mahir dalam mengelola lahan pertanian

tetapi tidak memiliki lahan, sehingga kedua belah pihak ini mengadakan

suatu perjanjian kerjasama dan bagi hasil atas keuntungannya nanti.

Bagi hasil merupakan usaha yang mulia apabila pelaksanaannya selalu

mengutamakan prinsip keadilan, kejujuran, dan tidak saling merugikan.

Dalam hal ini muzara’ah, mukharabah,dan/atau musaqah adalah akad yang

sangat tepat digunakan oleh pihak pemilik lahan dan penggarap lahan. Namun

masih banyak orang yang belum mengetahui hukum bagi hasil dalam

pengelolaan lahan pertanian. Ketidaktahuan mereka dan tuntutan hidup yang

semakin keras menyebabkan banyak orang memilih mendapatkan keuntungan

sekalipun itu merugikan orang lain.

Muzara’ah adalah kerja sama dibidang pertanian antara pihak pemilik

lahan dengan penggarap lahan atau sawah, dimana bibit yang akan ditanam

berasal dari pemilik lahan. Sedangkan mukhabarah adalah kerja sama

Page 21: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

3

dibidang pertanian antara pihak pemilik lahan dengan penggarap lahan atau

sawah dimna bibit yang ditanam berasalah dari penggarap lahan. Dalam

kedua akad tersebut biaya perawatan tanaman ditanggung oleh penggarap

lahan. Sedangkan Musaqah adalah akad antara pemilik tanah dengan pekerja

untuk memelihara pohon/tanaman, sebagai upahnya adalah buah/hasil dari

pohon/tanaman yang diurusnya.2

Pada masyarakat Desa Plumbon yang sebagian besar wilayahnya

adalah persawahan maka sudah biasa terjadi perjanjian bagi hasil dalam

penggarapan sawah yang biasa disebut dengan penggarapan sawah secara

paroan. Akad kerja sama dengan bagi hasil tersebut biasa dilakukan hanya

dengan lisan, tidak secara tertulis karena sudah menjadi kebiasaan masyarakat

Desa Plumbon dan rasa saling percaya dengan pembagian keuntungan paroan

atau 50%:50%.3 Bila tiba masa panen penggaraplah yang menjual hasil panen

lalu hasilnya dibagi dua sesuai dengan akadnya.

Namun seiring dengan berkembangnya zaman dan kebutuhan yang

semakin tinggi, banyak pihak dari penggarap lahan menyalahgunakan

kepercayaan yang sudah diberikan oleh pemilik lahan, dengan melakukan

kecurangan saat pembagian uang hasil penjualan padi yaitu bagi hasil tersebut

berbeda dengan akad yang telah disepakati kedua belah pihak. Sebagai contoh

yang semula pembagiannya 50% : 50% menjadi 60% untuk penggarap sawah

dan 40% untuk pemilik lahan sawah pada pembagian hasil penjualan padi di

2 Mardani , Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana Media Group, 2012), hlm. 240. 3 Wawancara dengan Bapak Suradi (petani) pada tanggal 2 April 2019

Page 22: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

4

bulan April 2019. Maka di sini terjadi ketidaksesuaian pelaksanaan akad bagi

hasil penggarapan sawah.4

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menelitinya karena

itu adalah objek yang penting untuk dibahas berdasarkan kenyataan yang ada.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan suatu penelitian dan pengamatan

secara intensif. Dengan judul “PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL

PENGGARAPAN SAWAH PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi

Kasus di Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang)”.

B. RUMUSANMASALAH

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka penulis dapat

menarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan akad bagi hasil penggarapan sawah di Desa

Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang?

2. Bagaimana pelaksanaan akad bagi hasil penggarapan sawah di Desa

Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dalam Perspektif

Hukum Islam?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendiskripsikan mengenai praktek pelaksanaan akad bagi hasil

penggarapan sawah di Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang;

4 Wawancara dengan Bapak Rono Samsi (Pemilik Tanah Persawahan) pada tanggal 1

Mei 2019

Page 23: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

5

2. Memperoleh kejelasan hukum mengenai praktek lapangan khususnya

pada pelaksanaan akad bagi hasil penggarapan sawah dalam Perspektif

Hukum Islam.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat atau kegunaan dari penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu

sebagai berikut:

1. Secara Teoritis Penelitian ini sangat bermanfaat untuk memperkaya

wacana keilmuan khususnya dalam bidang Hukum Ekonomi Syari’ah dan

juga menambah bahan pustaka bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga.

2. Secara Praktis

a. Memberikan wawasan mengenai pemecahan masalah sosial di

masyarakat dengan adanya pelaksanaan akad bagi hasil penggarapan

sawah di Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang

tidak sesuai dengan akadnya dan mengetahui Analisis Hukum Islam

mengenai pelaksanaan akad bagi hasil penggarapan sawah di Desa

Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

b. Untuk Fakultas Syari’ah, sebagai tambahan referensi dan bahan kajian

serta memperkaya wawasan di bidang kerjasama dan bagi hasil.

E. PENEGASAN ISTILAH

1. Penggarapan sawah adalah suatu proses mengerjakan atau mengelola

sawah, mulai dari menanami, merawat dan memanen sawah tersebut.

Page 24: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

6

2. Perspektif adalah cara pandang terhadap sebuah masalah yang terjadi,

atau sudut pandang tertentu yang digunakan dalam melihat suatu

fenomena.

3. Hukum Islam, yaitu kaidah, asas, prinsip atau aturan yang digunakan

untuk mengendalikan masyarakat Islam baik berupa ayat al-Quran, hadist

Nabi atau pendapat sahabat, tabi’in maupun pendapat yang berkembang

suatu masa dalam kehidupan umat Islam.5.

4. Bagi Hasil adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil

usaha antara penyedia dana (modal) dan pengelola dana (modal).6

F. TELAAH PUSTAKA

Skripsi dari Febrianzah Zahiruddin (2015) berjudul “Tinjauan Hukum

Islam Terhadap Bagi Hasil Penggarapan Tanah Sawah Di Desa Palur

Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo”. Dalam skripsi ini penyusun

meneliti apakah pelaksanaan bagi hasil di desa tersebut sudah sesuai dengan

Hukum Islam. Dalam kesimpulan penyusun menyimpulkan bahwa dalam

pelaksanaan bagi hasil yang dilakukan di Desa Palur sudah sah menurut

Hukum Islam.7

Jurnal dari Unggul Priyadi dan Jannahar Saddam Ash (2015)

“Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Pertanian Lahan Sawah: Studi di

Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta”. Dalam jurnal

5Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam Jilid II, (Jakarta: letar Batu VanHoeve,

1996), hlm. 575. 6 Rofiq, Fiqih Kontekstual dari Normatif ke Pemaknaan Sosial,(Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2004), hlm153. 7Zahiruddin, F. (2016). Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bagi Hasil Penggarapan Tanah

Sawah Di Desa Palur Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo (Doctoral dissertation,

Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Page 25: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

7

tersebut meneliti bagaimana sistem perjanjian bagi hasil pertanian di desa

tersebut. Dalam kesimpulan penyusun menyimpulkan bahwa pelaksanaan

perjanjian bagi hasil lahan sawah di Kecamatan Gamping belum sepenuhnya

sesuai dengan UU No.2 Tahun 1960 tentang Perjanjian BagiHasil Tanah

Pertanian.8

Skripsi dari Epi Yuliana (2009) yang juga membahas tentang bagi

hasil dengan judul skripsi “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bagi Hasil

Penggarapan Kebun Karet di Desa Bukit Selabu Kabupaten Musi Banyuasin

Sumatra Selatan”. Dalam skripsi ini disimpulkan bahwa pelaksanaan

transaksi bagi hasil yang dilakukan masyarakat Buit Selabu telah sah menurut

Hukum Islam yang termasuk kedalam akad musaqah karena syarat dan rukun

ijarahnya sudah terpenuhi demikian juga dengan bagi hasilnya.9

Tesis dari Hidup Iko (2008) yang juga membahas tentang bagi hasil

pertanian dengan judul ”Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian

di Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Jawa Tengah”, dalam tesis

tersebut bertujuan untuj mengetahui dan menganalisa sistem perjajian Bagi

Hasil tanah yang belaku disana, faktor-faktor apakah yang mempengaruhi

dalam menentukan sistem bagi hasil serta kendala-kendala yang dihadapi

dalam perlaksanaan perjanjian Bagi Hasil tersebut. Dari hasil penelian yang

diperoleh bahwa pelaksanaan bagi hasil tanah pertanian tersebut tidak sesuai

8Priyadi, U., & Shidiqie, J. S. A. (2015). Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Pertanian

Lahan Sawah: Studi di Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jurnal Fakultas

Hukum UII, 15(1), 101-116. 9 Epi Yuliana, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bagi Hasil Penggarapan Kebun Karet

di Desa Bukit Selabu Kabupaten Musi Banyuasin Sumatra Selatan”, SkripsiMahasiswa Fakultas

Syariah UINSunan Kali Jaga Yogyakarta, 2009.

Page 26: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

8

dengan UU No 2 tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil tanah pertanian

tetapi mereka menggunakan perjanjian sesuai adat turun temurun dan faktor

tolong-menolong.10

Skripsi dari Slamet Widodo (2004) yang juga membahas tentang bagi

hasil dengan judul skripsi “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bagi Hasil

Perkebunan Salak di Desa Sewukan Kecamatan Dukun Kabupaten

Magelang”. Dalam Skripsi ini Slamet menyimpulkan bahwa perjanjian bagi

hasil tersebut mengalami cacat hukum karena mengalami ketidakjelasan

waktu berakhirnya perjanjian sewa sebagai syarat sahnya suatu perjanjian

sewa, sedangkan pembagian hasilnya telah memenuhi rasa keadilan sehingga

tidak bertentangan dengan hukum Islam.11

Dari berbagai macam telaah pustaka yang ada, sudah banyak yang

membahas mengenai bagi hasil dalam pertanian, tapi hanya pada per-

janjiannya, hak dan pertanggungjawabannya. Sedangkan penelitian ini akan

meneliti tentang pelaksanaan akad bagi hasil penggarapan sawah, yang

meliputi akad, pelaku akad, hak penggarap, hak pemilik tanah, objek akad,

pelaksanaan dari akad tersebut dan faktor yang mempengaruhi penetuan bagi

hasil penggarapan sawah yang dilihat dari sudut pandang Hukum Islam,

selain itu dari sistem bagi hasilnya pun sedikit berbeda dengan sistem bagi

hasil yang akan penyusun teliti, di Desa Plumbon biasanya memakai sistem

10 Iko, H. (2008). Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian di Kecamatan

Bulakamba Kabupaten Brebes Jawa Tengah (Doctoral dissertation, Program Pascasarjana

Universitas Diponegoro). 11 Slamet widodo, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bagi Hasil Perkebunan Salak di

Desa Sewukan Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang”,Skripsi Mahasiswa Fakultas Syari‟ah

UINSunan Kalijaga Yogyakarta, 2004.

Page 27: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

9

bagi hasil penggarapan sawah secara paroan. Dilihat dari objek/tempat

penelitiannya pun belum ada yang sama yaitu di Desa Plumbon Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang. Oleh karena itu permasalahan yang muncul juga

berbeda dan mempunyai karakteristik tersendiri.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian field research (penelitian lapangan) yaitu peneliti terjun

langsung ke lapangan guna mengadakan penelitian pada objek yang

dibahas yaitu tentang pelaksanaan akad bagi hasil penggarapan sawah di

desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Selain itu

penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, karena dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengungkapkan gejala secara menyeluruh melalui

pengumpulan data di lapangan dan memanfaatkan diri peneliti sebagai

instrumen kunci. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian. Di Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

terdapat fenomana dimana ada akad kerjasama penggarapan sawah yang

pelaksanaan akad nya tidak sesuai dengan akad di awal kerjasama tersebut

dibentuk. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-

kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

Page 28: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

10

memanfaatkan berbagai metode ilmiah.12 Sedangkan dalam penelitian ini

penulis menggunakan pendekatan yuridis sosiologis yang digunakan untuk

mengetahui bagaimana akad bagi hasil penggarapan sawah di desa

Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Yang dimaksud dengan

pendekatan sosiologis adalah melakukan penyelidikan dengan cara melihat

fenomena masyarakat atau peristiwa sosial, politik dan budaya untuk

memahami hukum yang berlaku di masyarakat.13

a. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini kehadiran peneliti merupakan hal yang utama

dan penting karena seorang peneliti secara langsung mengumpulkan

data yang ada di lapangan. Sedangkan status peneliti dalam hal ini

mengumpulkan data yang diketahui oleh subjek penelitian.

b. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Plumbon Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang. Karena wilayah ini sebagian besar pen-

duduknya bergama Islam dan sebagian besar masyarakat di Desa

Plumbon memiliki mata pencaharian sebagai petani.

c. Sumber Data

Data merupakan suatu fakta atau keterangan dari objek yang

diteliti.14 Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-

kata, tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen lain

12 Moleong, J,Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2007). Hal 6 13 Soerjono Soekanto, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Ui-Press, 1986) ,hal. 4 14 Moleong, J,Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, hlm. 157.

Page 29: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

11

(sumber data tertulis dan foto).Data yang penulis gunakan dalam

penulisan skripsi ini meliputi:

1) Data Primer, sumber dan data jenis penelitian ini adalah kata-kata

dan tindakan subjek serta gambaran ekspresi, sikap dan

pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama

melakukan interpretasi data. Data atau informasi tersebut diperoleh

secara langsung dari pemilik sawah dan beberapa penggarap sawah

di Desa Plumbon. Sedangkan untuk pengambilan data dilakukan

dengan bantuan catatan lapangan, dan bantuan foto. Sementara itu,

observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara

langsung di Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang.

2) Data Sekunder, adalah data atau informasi yang diperoleh secara

tidak langsung dari sumber-sumber lain selain data primer. Datanya

berupa buku-buku literatur, internet, majalah atau jurnal ilmiah,

arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi lembaga-lembaga yang

terkait dengan penelitian ini. Data tersebut diantaranya buku-buku

referensi. Buku-buku referensi ialah koleksi buku yang memuat

informasi yang spesifik, paling umum serta paling banyak dirujuk

untuk keperluan ilmiah.15 Misalnya buku dari Prof. Dr. Syamsul

Anwar, M. A. Yang berjudul Hukum Perjanjian Syari’ah Studi

tentang Teori Akad dalam Fikih Muamalat, lalu referensi yang

15 Mestika. Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2004), hlm. 10.

Page 30: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

12

berasal dari Desa Plumbon ialah Peraturan Desa Plumbon

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Nomor 5 tahun 2017

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa 2016-2022.

2. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, digunakam metode-

metode sebagai berikut:

a. Metode Wawancara

Dalam metode ini penulis menggunakan teknik interview guide

yaitu cara pengumpulan data dengan menyampaikan secara langsung

daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya guna memperoleh

jawaban yang langsung dari responden.16 Dalam penelitian ini

wawancara dilakukan secara mendalam yang diarahkan pada masalah

tertentu dengan cara bertanya pada informan yang sudah dipilih untuk

mendapatkan data yang diperlukan. Teknik wawancara yang

digunakan ini dilakukan secara tidak terstruktur, dimana peneliti tidak

melakukan wawancara dengan struktur yang ketat kepada informan

agar informasi yang diperoleh memiliki kapasitas yang cukup tentang

berbagai aspek dalam penelitian ini.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan

cara membaca dan mengutip dokumen-dokumen yang ada dan

16 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Aksara Baru, 1986), hlm. 138.

Page 31: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

13

dipandang relevan.17 Dalam melaksanakan metode dokumentasi,

peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, catatan harian,

dan sebagainya.

c. Metode Observasi atau Pengamatan

Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan

pengamatan langsung kepada objek penelitian. Metode ini digunakan

untuk mengetahui situasi dan kondisi lingkungan di Desa Plumbon

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

3. Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah suatu cara penanganan terhadap objek

ilmiah tertentu dengan jalan memilah-milah antara pengertian yang satu

dengan yag lain untuk mendapatkan pengertian yang baru. Data yang

berhasil dihimpun akan dianalisis secara kualitatif dengan menerapkan

metode berfikir induktif, yaitu suatu metode berfikir yang bertolak dari

fenomena yang khusus kemudian menarik kesimpulan yang bersifat

umum.18

4. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan dalam

penelitian memiliki tingkat kebenaran atau tidak, maka dilakukan

pengecekan data yang disebut dengan validitas data. Untuk menjamin

validitas data akan dilakukan triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan data

17 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Bina

Aksara. 1992) hlm.13. 18 Daymon, Kristina, Metode-Metode Riset Kualitatif Dalam Publik Relation Dan

Marketing Communication, (Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2008), hlm. 369.

Page 32: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

14

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.19

Validitas data akan membuktikan apakah data yang diperoleh

sesuai dengan apa yang ada di lapangan atau tidak.

a. Tahap-Tahap Penelitian

1) Penelitian Pendahuluan Penulis mengkaji buku-buku yang

berkaitan dengan akad, bagi hasil, dan kerjasama penggarapan

sawah dalam Islam.

2) Pengembangan desain setelah penulis mengetahui berbagai hal

tentang bagi hasil penggarapan sawah perspektif hukum Islam,

kemudian penulis melakukan observasi ke objek penelitian untuk

melihat secara langsung pelaksanaan dari akad dalam bagi hasil

penggarapan sawah di Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang.

3) Penelitian Sebenarnya dengan cara penulis melakukan penelitian

dengan cara terjun langsung ke lokasi penelitian untuk meneliti

secara lebih mendalam tentang kasus yang sebenarnya terjadi

mengenai pelaksanaan akad bagi hasil penggarapan sawah di Desa

Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

19Moleong, J,Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, hlm. 330.

Page 33: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

15

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam menyusun skripsi ini penulis membagi ke dalam beberapa bab

dan masing-masing bab mencakup beberapa sub bab yang berisi sebagai

berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, telaah

pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

2. Bab II Kajian Pustaka

Pada bab ini akan dipaparkan tentang pengertian, rukun, syarat, dan dasar

hukum dari akad, tinjauan umum bagi hasil dan tinjauan umum muzara’ah,

mukhabarah, dan musaqah yang terdiri dari pengertian, dasar hukum,

rukun dan syarat, hukum dari muzara’ah, mukhabarah, dan musaqah,

berakhirnya akad muzara’ah, mukhabarah, dan musaqah, serta hikmah dari

muzara’ah, mukhabarah, dan musaqah.

3. Bab III PaparanData Dan Temuan Penelitian

Pada bab ini memaparkan tentang gambaran umum pelaksanaan praktek

akad bagi hasil penggarapan sawah di Desa Plumbon Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang yang meliputi wilayah penelitian meliputi letak

geografis, kehidupan beragama dan pendidikan serta keadaan ekonomi dan

mekanisme pelaksanaan akad bagi hasil penggarapan sawah di Desa

Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang serta faktor yang

Page 34: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

16

mempengaruhi pelaksanaan bagi hasil penggarapan sawah di Desa

Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

4. Bab IV Pembahasan

Pada bab ini akan memaparkan tentang pelaksanaan akad bagi hasil

penggarapan sawah di Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang, Perspektif Hukum Islam terhadap pelaksanaan akad bagi hasil

penggarapan sawah di Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang, analisis terhadap faktor yang mempengaruhi bagi hasil dalam

akad penggarapan sawah dan manfaat dari akad penggarapan sawah secara

paroan di Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

5. Bab V Penutup

Pada bab ini merupakan bab penutup atau bab akhir dari penyusunan

skripsi yang penulis susun. Dalam bab ini penulis mengemukakan

kesimpulan dari seluruh hasil penelitian, saran-saran ataupun rekomendasi

dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang hukum-hukum Islam

khususnya hukum bermuamalah.

Page 35: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

17

BAB II

AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

A. Akad (Perjanjian)

1. Pengertian Akad

Islam merupakan ajaran Allah yang bersifat universal yang mengatur

seluruh aspek kehidupan manusia. Manusia sebagai mahluk sosial dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya, baik secara material maupun spriritual,

selalu berhubungan dan bertransaksi antara satu dan yang lain. Dalam

berhubungan dengan orang lain inilah antara yang satu dan yang lain

sering terjadi interaksi.20

Kata akad berasal sari bahasa Arab, yaitu ar-rabtu yang berarti

menghubungkan atau mengkaitkan, atau mengikat antara beberapa ujung

sesuatu.21 Sedangkan secara etimologis:22

a. Mengikat (ar-rabtu), atau mengumpulkan dalam dua ujung tali dan

mengikat salah satunya denganjalan lain sehingga tersambung,

kemudian keduanya menjadi bagian dari sepotong benda;

b. Sambungan (‘aqdatun ), atau sambungan yang memegang kedua ujung

dan mengikatnya;

c. Janji (al-‘ahdu), sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah:

20 Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik Kontemporer Hukum Perjanjian, Ekonomi,

Bisnis, dan Sosial, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2012), hlm 19. 21 Ibid, hlm. 19 22 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2005), hlm . 44.

Page 36: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

18

ب المحتقي بل من أوف بعهده , وات قى فإن الل يح

“(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji

(yang dibuat)nya dan bertakwan, maka Sesungguhnya Allah

menyukai orang orang yang bertakwa”(Qs. Ali Impron [3]:

76)23

Istilah ‘ahdun dalam Alqur’an mengacu kepada pertanyaan

seseorang untuk mengerjakan sesuatu dan tidak ada keterikatan de-ngan

orang lain. Perjanjian yang dibuat seseorang tidak memerlukan persetujuan

pihak lain, baik setuju maupun tidak, tidak berpengaruh kepada janji yang

dibuat oleh orang tersebut, seperti yang dijelaskan dalam surat Ali Impron

ayat 76 bahwan janji tetap mengikat orang yang membuatnya. Perkataan

‘aqdu mengacu pada terjadinya dua perjanjian atau lebih, yaitu bila

seseorang mengadakan janji kemudian ada orang lain yang menyetujui

janji tersebut, serta menyatakan suatu janji yang berhubungan dengan janji

yang pertama, sehingga yang satu dan yang lain, yang kemudian disebut

Perikatan (‘aqd ).

Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa setiap akad atau

persetujuan (‘aqdun) mencakup tiga hal, yaitu :

a. Perjanjian(‘ahdun);24

b. Persetujuan dua perjanjian atau lebih, dan;25

c. Perikatan (‘aqdun).26

23 Al-Qur’an Surat Ali Impron [3] ayat 76. 24 Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada orang lain atau

dimana dua pihak saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu. 25 Persetujuan dua perjanjian atau lebih adalah dimana dua pihak atau lebih melakukan

dua atau lebih perjanjian secara bersamaan.

Page 37: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

19

Akad secara konseptual atau dalam istilah syariah, di-sebutkan

bahwa akad adalah hubungan atau keterkaitan atara ijab dan qabul yang

dibenarkan oleh Syariah dan memiliki implikasi hukum tertentu. Atau

dalam pengertian lain, akad merupakan keterkaitan atara keinginan kedua

belah pihak yang dibenarkan oleh syariah dan menimbulkan implikasi

hukum tertentu.27

Sedangkan menurut al-Sayyid Sabiq akad berarti ikatan atau

kesepakatan. Secara etimologi akad adalah ikatan antara dua perkara baik

ikatan secara nyata maupun secara maknawi, dari satu segi maupun dua

segi. Secara terminologi, ulama fiqih membagi akad dilihat dari dua segi,

yaitu secara umum dan secara khusus.28

Akad secara umum adalah segala sesuatu yang dikerjakan oleh

seseorang berdasarkan keinginannya sendiri seperti wakaf, talak,

pembebasan, atau sesuatu yang pembentukannnya membutuhkan

keinginan dua orang, seperti jual beli, perwakilan dan gadai. Pengertian

akad secara umum di atas adalah sama dengan pengertian akad dari segi

bahasa menurut pendapat Ulama Syafi’iyah, Malikiyyah dan

Hambaliyah.29

2. Asas Perjanjian dalam Hukum Islam

a. Asas Ibahah (Mabda’ al-Ibahah)

26 Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua pihak, berdasarkan mana pihak

yang berhak menuntut dari pihak lain dan pihak lain berjkewajiban memenuhi tuntutan tersebut. 27Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik Kontemporer Hukum Perjanjian, Ekonomi,

Bisnis, dan Sosial, hlm 19-20. 28Rachmat Syafe’i, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), hlm 127 29Ibid, hlm 128.

Page 38: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

20

Asas Ibahah adalah asas dimana pada dasarnya segala sesuatu itu

boleh dilakukan sampai ada dalil yang melarangnya., seperti pada

kaidah ke-50:

بدليل إل ابحةح وال الل المحعامالت ف الشرحوط ف األصلح

“Hukum asal menetapkan syarat dalam mu’amalah adalah

halal dan diperbolehkan kecuali ada dalil (yang

melarangnya)”30

Dalam tindakan muamalah segala sesuatu itu sah dilakukan bila

tidak ada larangan tegas atas tindakan tersebut. Tindakan hukum dan

perjanjian apa pun dapat dibuat sejauh tidak ada larangan khusus

mengenai perjanjian tersebut.

b. Asas Kebebsahan Berakad (Mabda’ Hurriyyah at-Ta’aqud)

Hukum Islam mengakui kebebasahn berakad adalah suatu prinsip

hukum yang menyatakan bahwa setiap orang dapat membuat akad

dalam jenis apa pun tanpa terikat pada nama-nama yang telah

ditentukan dalam Undang-undang Syariah dan memasukan klausul apa

saja ke dalam akad yang dibuat, yang sesuai dengan kepentingannya

sejauh tidak berakibatmakan harta sesama dengan jalan yang batil.

Asas kebebasan berakad dalam Hukum Islam didasarkan pada

beberapa dalil sebagai beikut:

1) Firman Allah dalah QS. Al-Ma’idah ayat 1 yang artinya :

30 Al Manhaj, Al-Ilmu: Qawaid Fiqhiyah,( https://almanhaj.or.id/4319-kaidah-ke-50-

hukum-asal-muamalah-adalah-halal-kecuali-ada-dalil-yang-melarangnya-2.html) pada 23 Agustus

2019

Page 39: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

21

“wahai orang-orang beriman, penuhilah akad-akad

(perjanjian-perjanjian)”

Kebebasan berakad sah dilakukan tetapi wajib memenuhi akad

yang telah dibentuk.

2) Sabda Nabi saw,

“0rang-orang Muslim itu senantiasa setia kepada syarat-

syarat (janji-janji) mereka”

Dalam membuat akad syarat dan rukunnya harus terpenuhi.

3) Kaidah Hukum Islam,

“Pada asasnya akad itu adalah sesepakatan para pihak

dan akibat hukumnya adalah apa yang mereka tetapkan

atas diri mereka melalui janji”

Kebebasan berakad bila sudah dinyatakan maka harus

berdasarkankata sepakat dan akibat hukumnya adalah apa yang

telah ditetapkan dalam perjanjan.31

c. Asas Konsensualisme (Mabda’ ar-Radha’iyyah)

Dalam asas konsensualisme, terciptanya perjanjian cukup dengan

adanya kata sepakat oleh para pihak tanpa harus memenuhi formalitas-

formalitas tertentu

d. Asas Janji itu Mengikat

Suatu perjanjian bersifat mengikat bagi siapa saja yang telah

menyatakan kata sepakat dan wajib memenuhi akad tersebut.

e. Asas Keseimbangan (Mabda’ at-Tawazun fi Mu’awadhah)

31 Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah Studi tentang Teori Akad dalam Fikih

Muamalat, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2007) hlm.84-85.

Page 40: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

22

Dalam asas keseimbangan bagi para pihak yang telah melakukan

perjanjian, maka para pihak harus memikul resiko yang ada secara

bersama-sama. Bila ada keuntungan maka harus dibagi secara seimbang

dan bila mengalami kerugian harus di tanggung bersama.

f. Asas Kemaslahatan (tidak memberatkan)

Dalam asas kemaslahatan dimaksudkan bahwa akad yang dibuat

oleh para pihak harus bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan bagi

mereka dan tidak boleh menimbulkan kerugian (mudharat) atau

keadaan memberatkan (masyaqqah)

g. Asas Amanah

Dalam asas amanah masing-masing pihak harus beritikad baik

dalam bertransaksi dengan pihak lain dan salah satu pihak tidak boleh

mengeksploitasi pihak lain karena ketidaktahuan mitranya.

h. Asas Keadilan

Keadilan adalah tujuan yang hendak diwujudkan oleh semua

hukum. Dalam melakukan perjanjian keadilan harus diutamakan karena

keadilan adalah sebagai sendi dari suatu akad.32

3. Rukun akad

Rukun akad dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang bisa

digunakan untuk mengungkapkan kesepakatan atas dua kehendak atau

32 Ibid, hlm.88-92.

Page 41: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

23

sesuatu yang bisa disamakan dengan hak itu dari tindakan isyarat.33

Adapun rukun-rukun dalam suatu akad, sebagai berikut: 34

a. ‘aqid adalah orang yang berakad, terkadang masing-masing pihak

terdiri dari satu orang, terkadang terdiri dari beberapa orang, misalnya

penjual dan pembeli beras di pasar biasanya masing-masing pihak satu

orang, ahli waris sepakat untuk memberikan sesuatu kepada pihak yang

lain yang terdiri dari beberapa orang. Seseorang yang berakad

terkadang orang yang memiliki hak (aqid ashli) dan terkadang

merupakan wakil dari yang memiliki hak.

b. Ma’qud‘alaih adalah benda-benda yang diakadkan, seperti benda-benda

yang dijual dalam akad jual beli, dalam akad gadai, akad kafalah dan

akad-akad lain yang menjadiakn benda sebagai objeknya.

c. Maudhu’ al ‘aqd adalah tujuan atau maksud pokok mengadakan akad.

Berbeda akad, maka berbeda pula tujuan pokok akad. Dalam akad jual

beli tujuan pokoknya ialah memindahkan barang dari penjual kepada

pembeli dengan diberi ganti. Tujuan akad sewa adalah memindahkan

hak guna sesuatu kepada penyewa dengan diberi ganti.

d. Shigat al’aqd ialah ijab-qabul, ijab yaitu permulaan penjelasan yang

keluar dari salah seorang yang berakad sebagai gambaran kehendaknya

dalam mengadakan akad, sedangkan qabul yaitu perkataan yang keluar

dari pihak yang berakkad pula, yang diucapakan setelah ijab.

33Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik Kontemporer Hukum Perjanjian, Ekonomi,

Bisnis, dan Sosial, hlm 22 34Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, hlm 46-47

Page 42: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

24

Pengertian ijab dan qabul dalam pengalaman dewasa ialah bertukarnya

sesuatu dengan yang lain sehingga antara pihak dalam pertukatan

tersebut tidak berhadapan, misalnya, jual beli online.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Shigat al’aqd ialah:

1) Shigat al’aqd harus jelas pengertianya. Kata-kata dalam ijab-qabul

harus jelas dan tidak memiliki banyak pengertian, misalnya

seseorang berkata “aku serahkan barang ini”, kalimat tersebut

masih kurang jelas sehingga masih menimbulkan pertanyaan,

apakah benda tersebut diserahkan sebagai pemberian, penjualan,

atau titipan. Kalimat yang lengkapnya ialah “aku serahkan benda

ini kepadamu sebagai hadiah atau pemberian”.

2) Harus bersesuaian atara ijab dan qabul. tidak boleh berijab dan

yang menerima berbeda lafazh, misalnya seseorang berkata, “aku

serahkan benda ini kepadamu sebagai titipan”, tetapi yang

mengucapkan qabul berkata, “aku terima benda ini sebgai

pemberian”. Adanya kesampingsiuran dalam ijab dan qabul akan

menimbulkan persengketaan yang dilarang oleh agama Islam

karena bertentangan dengan ishlah di-antara manusia.

3) Menggambarkan kesungguhan kemauan dari pihak-pihak yang

bersangkutan, tidak terpaksa dan tidak karena ancaman atau

ditakut-takuti oleh orang lain karena dalam tijarah harus saling

ridha.

Page 43: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

25

4) Satu majlis akad (majlisul‘aqd), atau bisa dikatakan merupakan

suatu kondisi memungkinkan keduanya untuk membuat

kesepakatan secara langsung.35

4. Syarat-syarat Akad

a. Syarat terbentuknya akad (syuruth al-in’iqad)

Syarat yang terkait dengan rukun akad disebut dengan syarat

terbentuknya akad (syuruth al-in’iqad), berikut adalah syarat

terbentuknya akad:

1) Tamyiz36;

2) Berbilang pihak (at-ta’adud);

3) Kesesuaian ijab dan qabul (kesepakatan);

4) Kesatuan majelis akad;

5) Objek akad dapat diserahkan;

6) Objek akad tertentu atau dapat ditentukan;

7) Objek akad dapat ditransaksikan artinya berupa bentuk benda

bernilai dan dimilik;

8) Tujuan akad tidak bertentangan dengan syara’.37

b. Syarat keabsahan akad (syuruth ash-shihhah)

Syarat keabsahan akad dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1) Syarat umum adalah syarat yang harus ada pada setiap akad. Syarat

tersebut meliputi:

35 Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik Kontemporer Hukum Perjanjian, Ekonomi,

Bisnis, dan Sosial, hlm 24. 36 Tamyiz ialah dapat membedakan antara baik dengan yang buruk 37 Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah Studi tentang Teori Akad dalam Fikih

Muamalat, hlm. 97.

Page 44: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

26

a) Kedua orang yang melakukan akad cakap bertindak : tidak sah

orang yang berakad tidak cakap bertindak, seperti orang gila,

orang dibawah pengampuan (mahjur) karena boros;

b) Yang dijadikan objek akad menerima hukumnya;

c) Akad itu diizinkan oleh Syariat selama dilakukan oleh orang

yang mempunyai hak melakukan walaupun dia bukan ‘aqid

yang memiliki barang;

d) Tidak boleh melakukan akad yang dilarang oleh Syariah,

seperti jual beli mulamasah38;

e) Akad dapat memberikan faedah sehingga tidak sah bila rahn

dianggap sebagai imbangan amanah;

f) Ijab tidak boleh dicabut sebelum terjadinya qabul. maka bila

orang yang berijab menarik kembali ijabnya sebelum qabul

maka ijabnya batal;

g) Ijab dan qabul mesti bersambung sehingga bila orang yang

berijab sudah berpisah sebelum adanya qabul, maka ijab

tersebut menjadi batal.39

2) Syarat khusus adalah akad yang harus ada pada sebagian akad dan

tidak diisyaratkan pada bagian lain. Syarat khusus ini bisa disebut

38 Mulamasah adalah jual beli dimana penentuan harganya dengan sentuhan tangan. 39 Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik Kontemporer Hukum Perjanjian, Ekonomi,

Bisnis, dan Sosial, hlm 21.

Page 45: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

27

syarat tambahan (idhafi) yang harus ada disamping syarat-syarat

umum, seperti adanya saksi dalam pernikahan.40

c. Syarat berlakunya akibat hukum akad (syuruth an-nafadz)

Bila telah memenuhi rukun-rukunnya, syarat terbentuknya dan

syarat keabsahannya, maka suatu akad dinyatakan sah, meski sudah

sah ada kemungkinan bahwa akibat hukum akad tersebut belum dapat

dilaksanakan. Suatu akad sudah sah namun belum dapat dilaksanakan

akibat hukumnya disebut akad maukuf (terhenti/terganggu). Agar

dapat dilaksanakan akibat hukumnya, akad yang telah sah harus

memenuhi dua syarat sebgai berikut:

1) Adanya kewenangan sempurna atas objek akad, syarat ini dapat

terpenuhi apabila para pihak mempunyai kepemilikan atas objek,

mendapat kuasa khusus dari pemilik dan objek tidak tersangkut

hak orang lain.

2) Adanya kewenangan tindakan hukum, syarat ini dapat terpenuhi

apabila para pihak telah mencapai tingkat kecakapan bertindak

hukum (tamyis) yang dibutuhkan bagi tindakan hukum yang

dilakukannya.

d. Syarat mengikatnya akad (syuruth al-luzum)

Akad yang telah memenuhi rukun-rukunnya, syarat terbentuknya,

syarat keabsahannya, dan syarat berlakunya akibat hukum akan

40Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah Studi tentang Teori Akad dalam Fikih

Muamalat, hlm. 99.

Page 46: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

28

mengikat para pihak dan tidak boleh menarik kembali persetujuannya

secara sepihak tanpa kesepakatan pihak lain.41

B. Tinjauan tentang Bagi Hasil Penggarapan Sawah

Bagi hasil terdiri dari dua kata yaitu bagi dan hasil. Bagi artinya

penggal, pecah, urai dari yang utuh. Sedangkan hasil adalah akibat tindakan

baik yang disengaja maupun tidak, baik yang meguntungkan maupun yang

merugikan. Menurut istilah bagi hasil adalah suatu sistem yang meliputi tata

cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola dana.42

Bagi hasil dalam pertanian adalah suatu istilah yang sering digunakn

oleh orang-orang dalam melakukan kerjasama untuk mencari keuntungan

yang akan berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak yang

mengikatkan dirinya dalam suatu perjanjian.

Menurut istilah bagi hasil adalah transaksi pengelolaan hasil bumi

dengan sebagian dari hasil yang keluar dari tanah (bumi) tersebut. Yang

dimaksudkan disini adalah pemberian hasil untuk orang yang mengelola atau

menanami tanah dari yang dihasilkannya seperti setengah, sepertiga atau

lebih dari atau lebih rendah sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak

antara penggarap dan pemilik.43

Dalam penggarapan sawah terdapat tiga konsep yaitu muzara’ah,

mukhabarah, dan musaqah. Berikut ini adalah paparan dari tiga konsep

tersebut:

41 Ibid, hlm. 104. 42 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 86. 43 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat, Sistem Transaksi dalam

Islam,(Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008), hlm. 246.

Page 47: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

29

1. Pengertian

Menurut bahasa, Al-Muzara’ah yang berarti Tharh Alzur’ah

(melemparkan tanaman), muzara’ah memilki dua arti yang pertama al-

muzara’ah yang berarti tharh al-zur’ah (melemparkan tanaman)

maksuudnya adalah modal (albudzar). Makna yang pertama adalah makna

majaz, makna yang kedua adalah al-inbat makna hakiki makna kedua ini

berarti menumbukan.44Muzara’ah adalah akad transaksi kerjasama

pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap, dimana pemilik

lahan memberikan lahan pertanian dan bibit kepada si penggarap untuk

menanami dan memelihara dengan imbalan pembagian tertentu

(persentase) misal 50%:50% atau 60%:40% dari hasil panen sesuai

dengan kesepakatan.45

a. Menurut Hanafiyah, muzara’ah adalah:46

رض عقد على الز ر ع بب عض الا ر ج من األ “Akad untuk bercocok tanam dengan sebagian yang keluar

dari bumi”

b. Menurut Hanabilah, muzara’ah ialah: 47

امل الذى ي قحومح ضهح للع ان يد فع صا حبح األرض الصالة المحزارعة أر ب ال ح د فعح له ي عها و زر ب

“Pemilik tanah yang sebenarnya menyerahkan tanahnya

untuk ditanami dan yang bekerja diberi bibit.”

c. Syaikh Ibrahim Al-Bajuri berpendapat, muzara’ah ialah:48

44 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, hlm 153 45 Mardani, Fiqh Ekonomi Syari’ah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm.

240. 46 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, hlm 154. 47Ibid, hlm 154.

Page 48: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

30

ها والبذ بب عض ماي الرض عملح العا مل ف مالك من ال رح رحجح من

“Pekerja mengelola tanah dengan sebagian apa yang dihasilka

darinya dan modal dari pemilik tanah”

Mukhabarah memiliki arti mengerjakan tanah milik orang lain,

baik itu seperti sawah atau ladang dengan adanya pembagian hasil diantara

para pihak sedangkan pengerjaan dan benihnya ditanggung orang yang

mengerjakan (pengelola) dan pembagian hasil panen misalnya 50%:50%

atau 60%:40% dari hasil panen sesuai kesepakatan.49

a. Mukhabarah menurut Hanabilah ialah:50

ها والبذ رحمن العامل . والمحزارعةح المحخاب رةح هي عملح الرض بب عض مايرح جح من هايكحونح مناهي المحخاب رةح ولكن لمالك البذر في

“Mukabarah adalah mengelola tanah di atas sesuatu di-

hasilkannya dan benihnya dari pengelola. Adapun

muzara’ah, sama seperti mukhabarah, hanya saja benihnya

berasal dari pemilik tanah.”

b. Syaikh Ibrahim Al-Bajuri berpendapat, mukhabarah ialah:

ها والبذ رح من العا مل عملح العا مل ف الرض الما لك بب عض ما يرحجح من

“Sesungguhnya pemilik hanya menyerahkan tanah kepada

pekerja dan modal dari pengelola”

Musaqah diambil dari kata al-saqa, yaitu seseorng bekerja pada

pohon tamar, anggur (pengurusanya), atau pohon-pohon yang lainnya

supaya mendatangkan kemaslahatan dan mendapatkan bagian tertentu dari

48Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, hlm 155. 49Ibid, hlm. 153. 50Rachmat Syafe’i, Fiqh Muamalah, hlm 206.

Page 49: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

31

bagi hasil yang diurus sebagai imbalan. Menurut syafi’iyah al-musaqah

ialah memberikan pekerjaan orang yang memiliki pohon tamar, dan

anggur kepada orang lain untuk kesenangan keduanya dengan menyiram,

memelihara, dan menjaganya dan pekerja memperoleh bagian tertentu dari

buah yang dihasilkan pohon-pohon. Sedangkan menurut Hanabilah al-

musaqah ialah pemilik menyerahkan tanah yang sudah ditanami, seperti

pohon anggur, kurma dan yang lainnya baginya ada buahnya yang

dimakan sebagai bagian tertentu dari pohon tersebut, seperti sepertiganya

atau setengahnya.

Dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas,yang

dimaksud dengan musaqah ialah akad pemilik tanah dengan pekerja untk

memelihara pohon/tanaman, sebagai upahnya adalah buah/hasil dari

pohon/tanamanyang diurusnya. Menurut ulama Syafi’iyah, musaqah

adalah :

مية لسقى اب لت عهده ف قط عنب شجر او نل عل غيهح مل ي حعا ان على والت

الثمرةلحما ان “Memperkerjakan orang lain untuk menggarap kurma atau

pohon anggur, dengan perjanjian dia akan menyiram dan

mengurusnya, kemudian buahnya untuk mereka berdua”

Setelah diketahui definisi-definisi di atas, dapat dipahami bahwa

muzara’ah dan mukhabarah ada kesamaan dan ada pula perbedaan.

Persamaannya ialah terjadinya peristiwa (perjanjian) yang sama, yaitu

pemilik tanah menyerahkan tanahnya kepada orang lain untuk dikelola.

Perbedaannya ialah pada modal, bila muzara’ah modal (bibit) dari pemilik

Page 50: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

32

tanah. Sedangkan mukhabarah modal (bibit) dari pengelola (penggarap)

sendiri.51 Dari definisi diatas musaqah ialahakad pemilik tanah dengan

pekerja untk memelihara pohon/tanaman, sebagai upahnya adalah

buah/hasil dari pohon/tanamanyang diurusnya.52

2. Dasar Hukum Muzara’ah, Mukhabarah dan Musaqah

Dasar hukum mengenai diperbolehkannya melakukan muza-ra’ah

dan mukhabarah terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis.

Dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 2 :

الل ت قحوا وا , والعحدوان ث ال على ون حوا ولت عا, لت قواى وا البر على وت عاون حوا . .

. ب العقا شديدح الل ان , “Dan tolonng-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam

berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah,

sungguh Allah sangat berat siksa-Nya.”

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari

Ibnu Abas r.a.:53

التب ص م ل يحررم المحزار عةح ولكن امر ان ي رفحق ب عض بقوله من كانت لهح ان ارض ف لي زرعها أوليمنحها اخاهح فان أب ف ليحمسك ارضهح )رواه البخارى(

“Sesungguhnya Nabi Saw. Menyatakan, tidak mengharamkan

ber-muzara’ah, bahkan beliau menyuruh, supaya yang

sebagian menyayangi sebagian yang lain, dengan katanya,

barangsiapa yang memiliki tanah, maka hendaklah ditanami

atau diberikan faedahnya kepada saudaranya, jika ia tidak

mau, maka boleh ditahann saja tanah itu.”

51 Ibid, hlm 155-156. 52 Ibid, hlm 206. 53 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, hlm 156.

Page 51: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

33

خا ب رة فانحم ي زعحمحون حا برح قال عحمر ف قحلتح لهح ايعبد الرحن لوت ركت هذه امل ان النب أنهح يح

ى ان االن خا ب رة ف قال اخبن ان اعلمهحم بذلك ي عن ابن عباس حب ص م ص م نى عن امل

ها خرجا معلحو ما ا قال ينعح احدحكحم اخاهح خي لهح من ان ايخحذ علي ها ان ل ي نه عن “Sesungguhnya Thawus ra. bermukhabarah, Umar ra.

berkata dan aku berkata kepadanya, ya Abdurrahaman,

kalau engkau tinggalkan, mukhabarah ini, nanti mereka

mengatakan bahwa Nabi melarangnya. Kemudian Thawus

berkata: Telah men-ceritakan kepdaku orang yang sungguh-

sungguh mengertahui hal itu, yaitu Ibnu Abbas, bahwa Nabi

Saw. Tidak melarang mukhabarah, hanya beliau yang

berkata, bila seseorang memberi manfaat kepada

saudaranya, hal itu lebih baik daripad mengambil manfaat

dari saudaranya dengan telah di-maklum.”(HR. Muslim).54

Dalam Al-Maidah ayat 2 menjelaskan bahwan manusia harus

senantiasa tolong-menolong dalam hal kebaikan, seperti muza-ra’ah dan

mukhabarah dan pada hadits-hadis di atas menjelaskan mengenai

adanya praktik muza-ra’ah dan mukhabarah yang dilakukan oleh

sahabat Rasulullah. Berdasarkan apa yang mereka lakukan tersebut,

dapat kita lihat bahwa Rasulullah sama sekali tidak melarang

dilakukannya muza-ra’ah dan mukhabarah, karena sebagaimana yang

kita ketahui, bahwasanya semua jenis muamalah itu diperbolehkan,

hingga ada dalil yang melarangnya. Oleh karena itu, hukum

melakukan muza-ra’ah dan mukhabarah sendiri adalah boleh (mubah),

dengan cacatan apa yang dilakukan tersebut dapat memberikan manfaat

yang baik kepada sesama atau berlandaskan keinginan untuk menolong

tanpa adanya tujuan lain dengan maksud menipu atau merugikan.

54Sahrani, Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm 216.

Page 52: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

34

Dasar hukum musaqah ialah sebuah hadist yang diriwayatkan oleh

Imam Muslim dari Ibnu Amr r.a.,bahwa Rasulullah Saw. Bersabda :

ها جح مايرح نشطر خيب عطى ا الي هحود إل ذفع اية رو ف و أوزرع ثر من من

م ص لل ل لرسحو وأن الم أمو من ها ي عملحو ان على وأرضها ر خيب شطرها

“Memberikan tanah Khibar dengan bagian separoh dari

penghasilan, baik buah-buahan maupun pertanian

(tanaman). Pada riwayat laindinyatakan bahwa Rasul

menyerahkan tanah khibar ini kepada Yahudi, untuk diolah

dan modal dari hartanya, pengasilan separohnya untuk

nabi”. 55

3. Rukun dan Syarat Muzara’ah, Mukhabarah dan Musaqah

Kerjasama dalam bentuk Muzara’ah, Mukhabarah dan Musaqah

adalah kehendak dan keinginan dua belah pihak, oleh karena itu harus ada

di dalam suatu akad atau perjanjian, baik secara formal dengan ucapan ijab

dan qabul, maupun dengan cara lain yang menunjukkan bahwa keduanya

telah melakukan kerjasama.56

Dalam melaksanakan kerjasama inidiawali dengan sebuah

perjanjian sehingga harus memenuhi rukun dan syarat-syaratnya:

a. Rukun Muzara’ah dan Mukhabarah

1) Shihat al-‘aqd yang terdiri ari ijab dan qabul;

2) ‘aqidain (orang yang berakad);

3) Maudhu’ al-‘aqd atau Perolehan hasil dari tanaman;

55 Rachmat Syafe’i, Fiqh Muamalah, hlm 209. 56 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, hlm 158.

Page 53: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

35

4) Ma’aqud’alaih atau Tanah/sawah/ladang; 57

b. Syarat-syarat Muzara’ah dan Mukhabarah

Melihat rukun-rukun di atas, maka tidak akan lepas dari syarat-

syarat yang ditentukan mengenai rukun-rukunnya. Maka syarat-syarat

praktik muzara’ah dan mukhabarah adalah sebagai berikut:

1) Syarat yang bertalian dengan ‘aqidain (orang yang berakad)

antara pemilik tanah dan penggarap yaitu harus berakal;

2) Hal yang berhubungan dengan tanah yang akan ditanami, yaitu:

a) Tanah tersebut dapat ditanami;

b) Tanah tersebut dapat diketahui batas-batasnya.

3) Hal yang berkaitan dengan perolehan hasil dari tanaman, yaitu:

a) Bagian masing-masing pihak harus disebutkan persentasenya

ketika akad;

b) Hasil adalah milik bersama;

c) Bagian kedua belah pihak sudah dapat diketahui;

d) Tidak diisyaratkan bagi keduanya penambahan yang maklum.

4) Syarat yang berkaitan dengan tanaman, yaitu disyaratkan adanya

penentuan macam apa saja yang akan ditanam;

5) Hal yang berkaitan dengan waktu, syarat-syaratnya ialah:

a) Waktunya telah ditentukan;

b) Waktu itu memungkinkan untuk menanam tanaman yang

dimaksud, seperti menanam padi waktunya kurang lebih 4 bulan

57 Ibid, hlm 158

Page 54: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

36

(tergantung teknologi yang dipakainya, termasuk kebiasaan

setempat;

c) Waktu tersebut memungkinkan kedua belah pihak hidup

menurut kebiasaan. 58

c. Rukun dan Syarat Musaqah

Rukun-rukun musaqah menurut ulama Syafi’iyah ada lima, sebagai

berikut:

1) Shigat, yang dilakukan kadang-kadang dengan jelas (sharih) dan

samar (kinayah). Disyaratkan shigat dengan lafazh dan tidak cukup

dengan perbuatan saja.

2) Dua orang atau pihak yang berakad, disyaratkan bagi orang-orang

yang berakad dengan ahli (mampu) untuk mengelola akad, seperti

baligh, berakal, dan tidak berada di bawah pengampuan

3) Kebun dan semua pohon/tanaman yang berbuah, semua

pohon/tanaman yang berbuah boleh diparohkan (bagi hasil), baik

yang berbuah tahunan maupun yang berbuah hanya satu kali

kemudian mati seperti padi, jagung, dan yang lainnya.

4) Masa kerja, hendaklah ditentukan lama waktu yang akan

dikerjakan, seperti satu tahun atau sekurang-kurangnya menurut

kebiasaan. Dalam waktu tersebut pohon/tanaman yang diurus sudah

berbuah, juga yang harus ditentukan ialah pekerjaan yang harus

dilakukan oleh tukang kebun.

58 Ibid, hlm 159.

Page 55: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

37

4. Hukum Muzara’ah, Mukhabarah dan Musaqah

Hukum sahih Muzara’ah dan Mukhabarah menurut Hanafiyah

sebagai berikut:

a. Segala keperluan untuk memelihara tanaman diserahkan kepada

penggarap;

b. Pembiayaan atas tanaman bila disyaratkan dibagi antara penggarap dan

pemilik tanah;

c. Hasil yang diperoleh dibagikan berdasarkan kesepakatan waktu akad;

d. Menyiram atau menjaga tanaman, jika disyaratkan akan dilakukan

bersama, hal itu harus dipenuhi. Akan tetapi, jika tidak ada

kesepakatan, penggaraplah yang paling bertanggung jawab menyiram

atau menjaga tanaman;

e. Dibolehkan menambahkan penghasilan dari kesepakatan waktu yang

telah ditetapkan;

f. Jika salah seorang akad meninggal sebelum diketahui hasilnya,

penggarap tidak mendapatkan apa-apa sebab ketetapan akad didasarkan

pada waktu.59

Hukum sahih musaqah menurut ulama Hanafiyah adalah sebagai

beriut:

59Rachmat Syafe’i, Fiqh Muamalah, hlm 210-211.

Page 56: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

38

a. Segala keperluan untuk memelihara tanaman/pohon diserahkan kepada

penggarap;

b. Hasil dari musaqah dibagi berdasarkan kesepakatan;

c. Jika pohon tidak mengahsilkan sesuatu, maka keduanya tidak

mendapatkan apa-apa;

d. Akad adalah lazim dari kedua belah pihak tidak boleh dibatalkan tanpa

persetujuan salah satu pihak;

e. Pemilik boleh memaksa penggarap untuk bekerja, kecuali uzur;

f. Boleh menambah hasil dari ketetapan yang telah disepakati;

g. Penggarap tidak boleh memberikah musaqah kepada orag lain tanpa

izin dari pemilik, demikian sebaliknya.60

5. Berakhirnya Akad Muzara’ah, Mukhabarah dan Musaqah

Beberapa hal yang menyebabkan muzara’ah dan mukhabarah , akan

berakhir apabila:

a. Kematian salah satu pihak yang mengadakan akad;

b. Atas permintaan salah satu pihak sebelum panen. Dengan alasan

yang dapat dimaklumi;

c. Jangka waktu yang ditentukan telah habis. Tetapi apabila jangka

waktu sudah berakhir sedangkan hasil pertanian belum bisa dipanen,

maka akad itu tidak dibatalkan sampai panen dan hasilnya dibagi

sesuai kesepakatan;

d. Berakhirnya usaha pertanian dengan panen;

60 Ibid, hlm, 216.

Page 57: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

39

e. Pihak pekerja jelas-jelas tidak mampu lagi melanjutkan

pekerjaannya. Bila kerjasama berakhir sebelum panen, maka yang

diterima oleh pekerja adalah upah dan yang diterima oleh pemilik

tanah adalah sewa dalam ukuran yang patut.61

Beberapa hal yang menyebabkan musaqah akan berakhir apabila:

a. Habinya waktu yang telah disepakati kedua belah pihak;

b. Meninggalnya alah seorang yang berakad;

c. Membatalkan baik dengan ucapan secara jelas atau adanya uzur.62

6. Hikmah Muzara’ah, Mukhabarah dan Musaqah

Dalam hal ini dapat disyari’atkan untuk menghindari adanya pemilik

hewan ternak yang kurang bisa dimanfaatkan, agar bisa dimanfaatkan oleh

orang yang tidak punya hewan tetapi mempunyai keahlian untuk

mengurusnya. Begitu pula bagi orang yang memiliki tanah namun tidak

sempat untuk menggarapnya, maka bisa digarap oleh orang lain agar tanah

tersebut berdaya guna. Dalam muzara’ah dan mukhabarah terdapat

pembagian hasil untuk hal-hal lainnya yang disesuaikan dengan konsep

kerjasama dalam upaya menyatukan potensi yang ada pada masing-masing

pihak dengan tujuan bisa saling menguntungkan.63

Hikmah yang terkandung dalam muzara’ah dan mukhabarah sebagai

berikut:

a. Saling tolong menolong, dimana antara pemilik tanah dan yang

menggarapnya saling diuntungkan;

61 Amir Syariffudin, Garis-garis Besar Fiqih, (Bogor: Kencana, 2003), hlm 242-243. 62 Rachmat Syafe’i, Fiqh Muamalah, hlm 219. 63Sahrani, Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah, hlm 217.

Page 58: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

40

b. Tidak terjadi adanya kemubadziran baik tanah maupun ternak, yakni

tanah yang kosong bisa digarap oleh orang yang membutuhkan, begitu

pun pemilik tanah merasa diuntungkan karena tanahnya tergarap;

c. Menimbulkan adanya rasa keadilan dan keseimbangan. Keadilan dapat

menghasilkan keseimbangan dalam perekonomian dengan meniadakan

kesenangan antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan.

Walaupun tentunya Islam tidak menganjurkan kesamaan ekonomi dan

mengakui adanya ketidaksaan ekonomi antara orang perorangan.64

Hikmah dari kebolehan kerjasama dalam bentuk musaqah adalah

tolong menolong dan kemudahan dalam pergaulan hidup, saling

menguntungkan dan tidak ada pihak yang dirugikan.65

64Ibid, hlm 218. 65 Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh, hlm 244.

Page 59: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

41

BAB III

PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH DI

DESA PLUMBON KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Tata Letak Geografis

Secara geografis Desa Plumbon merupakan bagian yang terbesar

ke dua sekecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Desa Plumbon

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang adalah Desa yang berjarak

sekitar 2 km dari Kantor Kecamatan Suruh, dengan batas-batas:

a. Sebelah Utara :Desa Sumberejo Kecamatan Pabelan

b. Sebelah Timur : Desa Suruh Kecamatan Suruh

c. Sebelah Selatan : Desa Kebowan Kecamatan Suruh

d. Sebelah Barat : Desa Barukan Kecamatan Tengaran

Luas Wilayah Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang adalah 1.550,170 Hektar dandigunakan untuk pemukiman

sebesar 434,71 Hektar, secara administrasi terdiri dari 13 wilayah

Dusun, 13 RW, dan 44 RT.66

Tabel 1

Luas Desa Plumbon menurut Dusun

No. DUSUN LUAS (Ha) %

1. Kemiri 36.372 8,37

2. Wates 33.312 7,66

66 Wawancara dengan Aprilya Pertiwi K. (Kepala Seksi Pemerintahan) pada 12 Juli 2019

Page 60: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

42

3. Seban 30.223 6.95

4. Krajan 24.364 5,60

5. Plumbon 26.422 6,88

6. Pranggen 25.300 5,82

7. Tempel 26.360 6,06

8. Dukuh Barat 41.262 9,49

9. Dukuh Timur 42.382 9,75

10. Satriyan 34.460 7,93

11. Pateran 38.502 8,86

12. Golo 36.345 8,36

13. Nali 39.402 9,06

Sumber dari Peraturan Desa Plumbon

Ketinggian wilayah Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang berada pada kisaran antara 300 meter di atas permukaan laut.

Dari luas wilayah Desa Plumbon sebesar 1.550,170 Hektar, sampai

dengan tahun 2018 tercatat area lahan pertanian sawah sebesar 102

Hektar dan untuk pemukiman penduduk 434,71 Hektar.67

Penggunaan tanah sawah menurut jenis pengairanya dengan

rincian sebagai berikut :

a. Irigasi : 10 Hektar

b. Setengah Teknis : 85 Hektar

c. Irigasi Sederhana : 7 Hektar

67 Wawancara dengan Aprilya Pertiwi K. (Kepala Seksi Pemerintahan) pada 12 Juli 2019.

Page 61: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

43

Gambaran 1

Peta Desa Plumbon

Sumber dari Peraturan Desa Plumbon

2. Keadaan Demografi

Penduduk Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang pada akhir tahun 2018 berdasarkan data monografi Desa

Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang berjumlah 7.562 jiwa

dengan 2.360 KK. 68

68 Wawancara dengan Aprilya Pertiwi K. (Kepala Seksi Pemerintahan) pada 12 Juli 2019

Page 62: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

44

Tabel 2

Penduduk Desa Plumbon 2017 – 2018

NO URAIAN TAHUN

2017 2018

1 Jumlah penduduk 7.317 7.562

2 Kepala Keluarga 2.330 2.360

3 Penduduk berdasarkan jenis kelamin:

-Laki-laki 3.671 3.789

-Perempuan 3.646 3.773

4 Mutasi Penduduk

-Kelahiran 18 16

-Kematian 14 25

-Pindah 50 75

-Datang 78 100

5 Kepadatan penduduk(jiwa/km2) 10 10

6 Laju Pertumbuhan Penduduk(%) 9 9

Sumber dari Peraturan Desa Plumbon

a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan

Berdasarkan data monografi Desa Plumbon Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang dapat diketahui bahwa pada tahun 2017

Page 63: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

45

penduduk Desa Plumbon yang dapat dilihat mata pencahariannya

melalui tabel dibawah ini :69

Tabel 3

Penduduk Desa Plumbon menurut Mata Pencaharian Penduduk

Sumber dari Peraturan Desa Plumbon

b. Jumlah penduduk Desa Plumbon Menurut Agama

Berikut adalah tabel data jumlah penduduk menurut agama:

69 Wawancara dengan Aprilya Pertiwi K. (Kepala Seksi Pemerintahan) pada 12 Juli 2019

NO PEKERJAAN JUMLAH (org)

1. Petani 1.200

2. Buruh Tani 910

3. Bruh Industri 801

4. Buruh Bangunan 97

5. Pengusaha 52

6. Perternak 25

7. PNS 195

8. Pensiunan 98

9. Perangkat Desa 22

10. Kepala Desa 1

11. Lain-lain 491

Page 64: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

46

Tabel 4

Jumlah penduduk Menurut Agama

No Agama Jumlah

1 Islam 7.121

2 Kristen 211

3 Khatolik 94

4 Hindu 77

5 Budha 59

6 Konghucu -

7 Kepercayaan -

Sumber dari Peraturan Desa Plumbon

c. Untuk tingkat pendidikan penduduk Desa Plumbon Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang pada tahun 2078 dapat dilihat dalam

tabel berikut ini :

Tabel 5

Penduduk Desa Plumbon menurut Pendidikan Tahun 2017

NO JENIS PENDIDIKAN JUMLAH (org)

1. TK 1.340

2. SD 2.498

3. SMP 1.227

4. SLTA/SMA 1.159

5. PERGURUAN TINGGI 229

Sumber dari Peraturan Desa Plumbon

Page 65: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

47

Desa Plumbon telah menyediakan sarana dan prasarana dalam

beberapa bidang yang cukup memadai untuk menunjang

pendidikan dan sebagainya diantaranya:

1) Sarana dalam bidang pendidikan, tersedia:70

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk dalam

pembangunan di Desa Plumbon dan merupakan modal besar

dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan

memiliki daya saing. Salah satu keberhasilan pembangunan

ditandai dengan tingkat pendidikan masyarakat. Pendidikan

yang berada di Desa Plumbon yaitu:

a) PAUD : PAUD Masitoh.

b) TK : TK Pertiwi dan TK Masitoh.

c) SD Negeri : SDN Plumbon 1, SDN Plumbon 2,

dan SDNPlumbon 4.

d) MI : MI Sunan Gunung Jati.

e) Pondok Pesanten : PonPes Sunan Gunung Jati dan

PonPes Al-Munawar

2) Sarana Bidang Kesehatan, yang tersedia:

Ditinjau dari ketersediaan fasilitas dan sarana prasarana

kesehatan serta akses masyarakat dan layanan kesehatan ,

seorang bidan yang siap membantu masyarakat dalam

pelayanan kesehatan serta adanya kunjungan Posyandu yang

70 Wawancara dengan Aprilya Pertiwi K. (Kepala Seksi Pemerintahan) pada 12 Juli 2019

Page 66: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

48

dilaksanakan sebulan sekali. Ditingkat Desa juga menyediakan

PolinDes dan ada Puskesmas yang terletak di Desa Plumbon

yaitu di Dusun Pateran.

3) Sarana dalam bidang keagamaan, terdapat:

Tempat peribadatan adalah sebuah tenpat yang digunakan oleh

umat beragama untuk beribadah. Penduduk masyarakat Desa

Plumbon mayoritas beragama Islam dan memiliki sebelas

masjid, dua puluh tiga mushola, satu wihara dan satu gereja.

d. Struktur Pemerintahan Desa Plumbon

Tabel 6

Struktur Pemerintahan Desa

Kepala Desa Drs. Joko Waluyo

Sekretaris Desa Supadi

Kepala Urusan Keuangan Dwi Kurnia Novayanti

Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum Kholifatul Musfiroh

Kepala Seksi Pemerintahan Aprilya Pertiwi K.

Kepala Seksi Kesejahteraan Neni Maristiana

Kepala Seksi Pelayanan Sakbani

Kepala Dusun Kemiri -

Kepala Dusun Wates Zaenuri

Kepala Dusun Seban Purwadi

Kepala Dusun Krajan -

Kepala Dusun Plumbon Sukamto

Page 67: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

49

Kepala Dusun Pranggen Marjoko

Kepala Dusun Tempel Jamalin

Kepala Dusun Dukuh Barat Gunarto

Kepala Dusun Dukuh Timur Suwondo

Kepala Dusun Satriyan Alek Mukharom

Kepala Dusun Pateran -

Kepala Dusun Golo -

Kepala Dusun Nali Sulimin

Sumber dari Peraturan Desa Plumbon

3. Keadaan Ekonomi

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa sebagian besar

Desa Plumbon mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai

petani. Walaupun banyak diantara penduduk yang bermata

pencaharian bukan petani, tetapi mereka bisa juga disebut sebagai

petani. Hal ini dikarenakan bahwa hampir setiap keluarga itu

mempunyai lahan pertanian (sawah). Jadi masyarakat yang bukan

petani dapat juga dikatakan sebagai petani, meskipun bertani bukan

sebagai mata pencaharian utama mereka artinya bahwa bertani hanya

pekerjaan sambilan saja, upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari semakin mereka tingkatkan dan juga mempunyai usaha lain

untuk memperlancar dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

Page 68: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

50

misalnya dengan cara berdagang, menjadi guru dan seterusnya, untuk

memenuhi kebutuhan sandang, pangan maupun papan.71

Pengolahan sawah di Desa Plumbon ada yang menggunakan

traktor ada pula yang masih menggunakan cangkul. Selain itu, irigasi

yang cukup lancar sangat membantu sekali untuk memenuhi

kebutuhan pengairan sawah. Sehingga sawah tidak pernah kekeringan

kecuali pada musim kemarau. Oleh karena itu, para petani dapat

menanam padi dua kali dalam setahun.

Selain itu, untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat

berbagai upaya telah dilakukan masyarakat, seperti membuat usaha

budidaya ikan lele, peternakan bebek, pembuatan keranjang ikan, dan

toko kelontong.

Untuk penjualan hasil perekonomian masyarakat, saat ini sudah

ada kelompok tani di tiap- tiap dusun yang mengakomodir hasil panen

padi para petani, dan untuk hasil kerajinan keranjang ikan dari bambu,

penjualan dilakukan melalui pengepul yang mengumpulkan hasil

kerajinan mereka untuk dijual ke berbagai kota di Jawa Tengah.

B. Pelaksanaan Akad Bagi Hasil Penggarapan Sawah di Desa Plumbon

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya . Banyak interaksi yang dilakukan

agar kebutuhannya dapat terpenuhi. Disinilah hubungan timbal balik

71 Wawancara dengan Aprilya Pertiwi K. (Kepala Seksi Pemerintahan) pada 12 Juli 2019

Page 69: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

51

antara individu satu dengan yang lainnya dapat terjalin dengan baik. Pada

prinsipnya setiap orang yang kerjasama pasti akan mendapatkan hasil dari

apa yang dikerjakannya dan masing-masing tidak akan dirugikan.

Pemilik sawah merupakan seseorang yang memiliki lahan

pertanian, sedangkan penggarap adalah yang menggarap lahan

pertanian/sawah yang bukan miliknya. Seperti halnya yang terjadi di Desa

Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang rata-rata

masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Berikut hasil

penelitian.

1. Jenis Kerjasama

Jenis kerjasama yang dilakukan oleh masyarakat Desa Plumbon

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang adalah bagi hasil dalam

penggarapan sawah. Kerjasama ini terbentuk karena adanya

akad/perjajian antara pemilik sawah dengan penggarap, yaitu pemilik

menyerahkan sawahnya kepada penggarap untuk dikelola/ditanami

dengan persetujuan ketika panen maka hasil penjualan panen tersebut

dibagi antara pemilik tanah dengan penggarap.

Awal mula terbentuknya akad bagi hasil dalam penggarapan sawah

yaitu adanya niat dari salah satu pihak antara pemilik sawah dan

penggarap dimana mereka saling bertemu dan menyatakan niat untuk

melakukan kerjasama. Salah satu pihak mengawali pertemuan,

misalnya dari pihak pemilik sawah, pemilik tanah mendatangi

penggarap untuk menyerahkan sawahnya agar digarap ataupun

Page 70: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

52

sebaliknya yaitu penggarap mendatangi pemilik sawah untuk meminta

pemilik sawah menyerahkan sawahnya agar dapat dikelola/digarap

oleh penggarap.

Kerjasama tersebut bisa terbentuk juga karena faktor ekonomi dan

tolong menolong. Pemilik sawah yang tidak memiliki keahlian

bercocok tanam sehingga sawahnya hanya sebagai aset tabungan.

Sedangkan bagi penggarap/petani yang mempunyai keahlian bercocok

tanam tetapi tidak mempunyai cukup lahan sawah, sehingga untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari masih kurang, maka mencari

berbagai usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan

melakukan kerjasama bagi hasil dalam penggarapan sawah.

2. Akad/Perjanjian

Akad bagi hasil dalam penggarapan sawah di Desa plumbon

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang adalah akad secara lisan tanpa

menggunakan tulisan hitam di atas putih, hal ini terjadi karena faktor

saling percaya antara pemilik tanah dan penggarap. Dalam akad

tersebutpun tidak ada saksi, hanya antara pemilik sawah dan

penggarap sawah. Sitem perjanjian yang dilakukan oleh masyarakat

Desa Plumbon adalah menurut adat yang sudah turun-temurun dan

kerjasama bagi hasil dalam penggarapan sawah biasanya disebut

penggarapan sawah secara paroan. Sebagai contoh akad secara lisan

apabila pemilik sawah yang terlebih dahulu mendatangi penggarap

sawah adalah:

Page 71: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

53

Pemilik sawah: “ aku mempunyai sawah yang terletak di Dusun

Krajan tetapi aku tidak mempunyai keahlian untuk bercocok

tanam dan saya juga sudah tua tidak mempunyai cukup tenaga

untuk menggarapnya sendiri, apakah bapak bersedia untuk

menggarap sawah saya? Nanti setelah panen hasilnya kita bagi

dua, dan karena tanah tersebut tidak begitu subur sebab telah

lama tidak digunakan dan tidak pernah dipupuk, itu akan

berpengaruh dengan hasil panennya nanti jadi benih akan aku

sediakan dan biaya perawatan serta biaya-biaya lainnya bapak

yang menanggung”

Penggarap sawah: “ iya saya bersedia menggarap sawah

bapak, karena saya juga hanya menggarap tanah saya sendiri

itupun hasilnya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari.”72

Maka dalam kesepakatan tersebut terbentuklah Akad bagi hasil

dalam penggarapan sawah yang biasa disebut penggarapan sawah

secara paroan. Sedangkan bila penggarap yang mencari/

mendatangi pemilik sawah untuk menawarkan diri menggarap

sawahnya adalah sebagai berikut:

Penggarap: “Pak saya ingin menggarap sawah bapak yang ada

di Dusun Krajan, untuk menambah penghasilan saya guna

memenuhi kebutuhan rumah tangga saya, saya masih

mempunyai cukup tenaga untuk menggarap sawah bapak dan

semua biaya penggarapan dan bibit dari saya namun saya

meminta bantuan pupuk dari bapak”

Pemilik sawah: “ iya pak, bapak boleh menggarap tanah sawah

saya, karena tanah tersebut sudah tidak digarap oleh penggarap

sebelumnya dan saya juga tidak mampu menggarap sawah

itu.”73

Maka dalam kesepakatan tersebut terbentuklah Akad bagi hasil

dalam penggarapan sawah yang biasa disebut penggarapan sawah

secara paroan.

72 Wawancara dengan Bapak Rono Samsi (pemilik tanah) pada 09 Juni 2019 73 Wawancara deangan Bapak Sarjono (penggarap) pada 19 Juli 2019

Page 72: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

54

3. Benih Atau Jenis Tanaman

Pada kesepakatan yang terjadi di atas telah terbentuk dua macam

akad yang biasa digunakan dalam kerja sama penggarapan sawah di

Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yaitu akad

bagi hasil dalam penggarapan sawah yang biasa disebut penggarapan

sawah secara paroan. Dalam pemilihan benih atau jenis tanaman yang

akan di tanam pada sawah yang telah disepakati tersebut sudah

ditentukan sejak awal bahwa benih padi yang akan ditanam oleh

penggarap. Sebagaimana temuan penulis dalam wawancara dengan

salah satu penggarap yaitu dengan Sarjono. Dalam melakukan akad

penggarapan sawah bapak Sarjono selaku penggarap telah sepakat

dengan pemilik tanah bahwa sawah yang digarap oleh bapak Sarjono

tersebut akan ditanami benih padi, karena bapak Sarjono belum

mempunyai keahlian bila ingin menanam sayur serta di sekitar sawah

tersebut juga ditanami padi. Jenis padi yang ditanam adalah jenis padi

pandan wangi. 74

4. Tanah yang dijadikan Objek Akad bagi hasil penggarapan sawah

secara paroan.

Beberapa tanah yang dijadikan sawah yang dijadikan objek

penggarapan sawah secara paroan pada Desa Plumbon Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut:75

74 Wawancara deangan Bapak Senu (penggarap) pada 21 Juli 2019 75 Wawancara dengan Bapak Rono Samsi (pemilik tanah) pada 09 Juni 2019

Page 73: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

55

Tabel 7

Objek Penggaran Sawah

Pemilik Penggarap Luas Tanah (m2)

Rono Samsi (89 tahun) Sarjono (43 tahun) 900

Senu (41 tahun) 950

Jumeri (61 tahun) 850

Suradi (54 tahun) 850

Pada tabel tersebut telah diketahui bahwa bapak Rono Samsi

adalah pemilik sawah, beliau adalah pemilik sah dari beberapa sawah

tersebut dan mempunyai kuasa penuh atas tanah tersebut.

5. Biaya penggarapan

Pada awal terbentuknya akad bagi hasil dalam penggarapan sawah

yang biasa disebut penggarapan sawah secara paroan di atas, sudah

dijelaskan bahwa dalam biaya penggarapan, perawatan, dan biaya lain

ditanggung oleh penggarap sampai dengan tibanya hasil panen.

Namun lain halnya dengan biaya penyediaan pupuk atau mess

ditanggung bersama oleh pemilik sawah dan penggarap. Biaya pupuk

atau mess pada sawah yang digarap oleh bapak Sarjono, ditanggung

bersama dengan pemilik sawah.76 Misalkan messnya habis 2 sak

makan pemilik sawah membantu 1 sak. Berbeda dengan sawah yang

digarap oleh bapak Jumeri, pupuk tau mess hanya akan dibantu

76 Wawancara deangan Bapak Rono Samsi(pemilik sawah) pada 09 Juni 2019

Page 74: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

56

seiklasnya oleh pemilik sawah.77 Contoh biaya mess habis Rp

200.000,- maka pemilik sawah membantu Rp 70.000,-.

Dalam biaya pupuk atau mess penggarap dibantu oleh pemilik

sawah. Dalam hal ini penulis juga menemukan penggarap yang ingin

hasil panenya lebih bagus lagi maka penggarap harus mengeluarkan

biaya pupuk lagi selain yang telah dibagi dua dengan pemilik sawah

supaya penggarap mendapatkan hasil panen yang lebih bagus dan

sesuai harapan.78

Berikut biaya yang dikeluarkan oleh Bapak Sarjono dalam

penggarapan sawah:79

Tabel 8

Biaya Penggarapan Sawah

No Uraian Satuan(Rp) Jumlah(Rp)

1 Bibit 10 Kg Rp. 10.000,- Rp.100.000,-

2 Pupuk/Mess Rp.200.000,-

3 Obat Rp.75.000,-

4 Traktor Rp.300.000,-

5 Pengupahan buruh

tani 4 orang

Rp.60.000,- Rp.240.000,-

Jumlah Rp.915.000,-

77 Wawancara deangan Bapak Jumeri (penggarap) pada 22 Juli 2019 78 Wawancara deangan Bapak Sarjono (penggarap) pada 19 Juli 2019

Page 75: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

57

Berikut biaya yang dikeluarkan oleh Bapak Senu dalam

penggarapan sawah:80

Tabel 9

Biaya Penggarapan Sawah

No Uraian Satuan(Rp) Jumlah(Rp)

1 Bibit 10,5 Kg Rp. 10.000,- Rp.105.000,-

2 Pupuk/Mess Rp.200.000,-

3 Obat Rp.75.000,-

4 Traktor Rp.300.000,-

5 Pengupahan buruh

tani 4 orang

Rp.60.000,- Rp.240.000,-

Jumlah Rp.920.000,-

Berikut biaya yang dikeluarkan oleh Bapak Jumeri dalam

penggarapan sawah:81

Tabel 10

Biaya Penggarapan Sawah

No Uraian Satuan(Rp) Jumlah(Rp)

1 Bibit 9,5 Kg Rp. 10.000,- Rp.95.000,-

80 Wawancara deangan Bapak Senu (penggarap) pada 13 Agustus 2019 81 Wawancara deangan Bapak Sarjono (penggarap) pada 14 Agustus 2019

Page 76: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

58

2 Pupuk/Mess Rp.200.000,-

3 Obat Rp.75.000,-

4 Traktor Rp.300.000,-

5 Pengupahan buruh

tani 4 orang

Rp.60.000,- Rp.240.000,-

Jumlah Rp.910.000,-

Berikut biaya yang dikeluarkan oleh Bapak Suradi dalam

penggarapan sawah:82

Tabel 11

Biaya Penggarapan Sawah

No Uraian Satuan(Rp) Jumlah(Rp)

1 Bibit 9,5 Kg Rp. 10.000,- Rp.95.000,-

2 Pupuk/Mess Rp.200.000,-

3 Obat Rp.75.000,-

4 Traktor Rp.300.000,-

5 Pengupahan buruh

tani 4 orang

Rp.60.000,- Rp.240.000,-

Jumlah Rp.910.000,-

6. Jangka Waktu

Dalam akad bagi hasil dalam penggarapan sawah secara paroan

yang dilakukan oleh masyarakat Desa Plumbon Kecamatan Suruh

82 Wawancara deangan Bapak Suradi (penggarap) pada 13 Agustus 2019

Page 77: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

59

Kabupaten Semarang dalam hal jangka waktu kerja sama tersebut

tidak ditentukan secara jelas lama waktunya. Sehingga selama

penggarap mampu dan dipercaya oleh pemilik sawah unttuk

menggarap sawah tersebut maka penggarap masih menggap sawah

tersebut. Bila pemilik sawah meminta sawahnya maka penggarap akan

menyerahkan sawah tersebut setelah masa panen.83

Jangka waktu penggarapan dalam Akad tidak ditentukan atau

tidak dibatasi, maka perjanjian tersebut bisa diakhiri kapan saja atau

sewaktu-waktu pemilik sawah membutuhkannya. Artinya apabila

pemilik sawah menginginkan mengakhiri akadnya atau ingin

mengambil kembali lahannya maka itu bisa dilakukan, meskipun

penggarap masih membutuhkan atau menginginkan lahan tersebut

untuk digarap. Dan sebaliknya apabila dari pihak penggarap ingin

mengakhiri akad atau ingin menyerahkan kembali tanah yang digarap

karena sudah tidak mampu lagi untuk melanjutkan kerjasama

penggarapan tersebut, namun dalam mengakhiri kerjasama tersebut

harus dilakukan setelah masa panen. 84

Para penggarap telah melakukan kerjasama penggarapan sawah

bapak Rono Samsi bervariasi lamanya ada yang baru 1 tahun, 1,5

tahun, 2 tahun, bahkan ada yang lebih. Seperti bapak Suradi yang baru

1 kali panen ini menggarap sawah bapak Rono.85 Lain halnya dengan

83 Wawancara deangan Bapak Jumeri (penggarap) pada 22 Juli 2019 84 Wawancara deangan Bapak Rono Samsi (pemilik sawah) pada 09 Juni 2019 85 Wawancara deangan Bapak Suradi (penggarap) pada 17 Juli 2019

Page 78: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

60

bapak Sarjono yang telah menggarap sawah bapak Rono selama 5

tahun.86

7. Pelaksanaan Akad Bagi Hasil

Bagi hasil adalah hal yang harus dilakukan antara dua orang

yang melakukan perjanjian atau akad. Dalam akad bagi hasil dalam

penggarapan sawah secara paroan, pembagian hasil adalah salah satu

syarat yang harus dipenuhi agar kerjasama itu dianggap sah.

Bagi hasil panen yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa

Plumbon adalah dengan dibagi dua antara pemilik sawah dan

penggarap sama rata atau paroan dengan prosentasinya 50%:50%. Hal

itu dikarenakan sejak awal kesepakatan akad antara pemilik sawah

dan penggarap sawah, kemudian apabila nanti sawahnya panen, maka

bagian masing-masing mendapatkan hasil dari penjualan panenannya

tersebut 50%:50%, berapapun hasil penjualan panenannya.

Namun sebelum tiba masa panen bulan April 2019, sawah yang

terletak di Dusun Satriyan Desa Plumbon diserang oleh hama tikus

dan burung pipit serta curah hujan yang tinggi, ini akan sangat

mempengaruhi hasil panennya nanti.87

Contoh pada hasil panen bapak Sarjono pada bulan April 2019

padinya tidak begitu bagus dan dari hasil penjualan padi tersebut

adalah Rp.3.000.000,-. Padahal pada panen sebelumnya bapak Sarjono

memperoleh Rp.5.000.000,- dari hasil penjualan padi. Pada akad

86 Wawancara deangan Bapak Sarjono (penggarap) pada 19 Juli 2019 87 Wawancara deangan Bapak Suradi (penggarap) pada 17 Juli 2019

Page 79: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

61

mukhabarah sudah ditentukan bagi hasilnya adalah 50%:50%, namun

pada pembagian hasil panen kali ini persentasenya berbeda dengan

yang sudah ditentukan di akad yakni 60%:40%, Rp.1.800.000,- untuk

bapak Sarjono selaku penggarap dan Rp.1.200.000,- untuk bapak

Rono selaku pemilik sawah.88

Contok pada hasil panen bapak Suradi padinya juga tidak begitu

bagus karena dimakan oleh burung pipit sehingga padinya berwarna

hitam atau disebut gabuk sehingga hasil panen hanya terjual

Rp.2.700.000,-. Pada akad muzara’ah sudah ditentukan pembagian

adalah 50%:50%, namun pada pelaksanaannya berbeda yakni menjadi

55%:45%, Rp.1.485.000,- untuk bapak Suradi dan Rp.1.215.000,-

untuk bapak Rono.89

Dari contoh bagi hasil diatas maka pelaksanaan bagi hasil

kerjasama penggarapan sawah tersebut berbeda dengan yang telah

ditentukan pada awal akad bagi hasil dalam penggarapan sawah secara

paroan. Namun dari pihak pemilik sawah tetap menerima bagi hasil

tersebut karena pemilik sawah mengetahui faktor yang menyebabkan

turunya hasil panen pada bulan April 2019.90

8. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Akad Bagi Hasil

Pada bulan April 2019 pelaksanaan bagi hasil atas penggarapan

sawah di Desa Plumbon berbeda dengan persentase bagi hasil yang

telah ditentukan pada awal akad bagi hasil dalam penggarapan sawah

88 Wawancara deangan Bapak Sarjono (penggarap) pada 19 Juli 2019 89 Wawancara deangan Bapak Suradi (penggarap) pada 17 Juli 2019 90 Wawancara deangan Bapak Rono Samsi (pemilik sawah) pada 09 Juni 2019

Page 80: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

62

secara paroan hal ini disebabkan karena menurunya hasil panen padi

yang disebabkan oleh:

a. Hama

Pada sawah yang terletak di Dusu Krajan Desa Plumbon muncul

hama yang menyerang padi para petani sehingga sangat

mempengaruhi hasil panen dari padi tersebut. Hama yang muncul

adalah tikus dan burung pipit yang sukar untuk diusir oleh para

petani walaupun petani sudah memasang racun tikus serta mengusir

burung pipit dengan menggunakan bunyi-bunyi yang bising seperti

memukul kaleng. Tetapi karena banyaknya hama yang ada tetap

menyebabkan menurunnya hasil panen padi tersebut.

b. Cuaca

Faktor cuaca adalah faktor yang sangat penting dalam baik-

buruknya padi. misalnya bila musim hujan, ketika intensitas hujan

yang sangat tinggi ini akan menyebabkan tanaman padi ambruk

karena air hujan tersebut. Sebaliknya bila pada musim kemarau

maka petani akan kesulitan mencari air untuk pengairan sawah, bila

kekurangan air maka tanaman padi akan menguning dan tidak

menghasilkan biji padi.91

91 Wawancara deangan Bapak Suradi (penggarap) pada 17 Juli 2019

Page 81: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

63

BAB IV

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN

AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH DI DESA

PLUMBON KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

Setiap perbuatan manusia terhadap manusia lain pasti akan ada

timbal balik dari perbuatan tersebut, karena manusia dalam melakukan

aktifitas kehidupanya tidak akan pernah bisa lepas dari bantuan manusia

lainya. Hal ini seperti apa yang ada dalam muammalah yaitu hubungan

antara manusia satu dengan manusia yang lain.

Dalam hukum muammalah telah dijelaskan berbagai macam

aturan yang menyangkut dengan aktifitas manusia itu sendiri.

Kerjasama pengarapan sawah secara paroan yang ada di Desa Plumbon

adalah termasuk muammalah karena termasuk dalam konsep

muzara’ah, mukhabarah dan musaqah. Dan dalam konsep tersebut

terdapat hal-hal yang ditentukan dalam bermuammalah, salah satunya

adalah akad, yang mana dalam akad tersebut terdapat dua orang yang

saling berinteraksi untuk melakukan perjanjian yang saling mengikat

diantara kedua orang (aqidain) tersebut.

Dalam ilmu fiqih, peraturan tentang kerjasama penggarapan

sawah yaitu muzara’ah, mukhabarah dan musaqah telah dijelaskan

dalam bab II, seperti akad dan bagi hasilnya dan dalam bab III penulis

telah memaparkan tentang akad penggarapan sawah dengan konsep

Page 82: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

64

paroan pada masyarakat Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang. Di bawah ini penulis melakukan analisis terhadap akad dan

praktek bagi hasil penggarapan sawah secara paroan yang dilakukan

oleh masyarakat Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

yang meliputi:

A. Akad

Muzara’ah adalah akad transaksi kerjasama pengolahan

pertanian antara pemilik lahan dan penggarap, dimana pemilik

lahan memberikan lahan pertanian dan bibit kepada penggarap

untuk menanami dan memelihara dengan imbalan pembagian

tertentu (persentase) misal 50%:50% atau 60%:40% dari hasil

panen sesuai dengan kesepakatan. Sedangkan mukhabarah

memiliki arti mengerjakan tanah milik orang lain, baik itu seperti

sawah atau ladang dengan adanya pembagian hasil diantara para

pihak sedangkan pengerjaan dan benihnya ditanggung orang yang

mengerjakan (pengelola) dan pembagian hasil panen misalnya

50%:50% atau 60%:40% dari hasil panen sesuai kesepakatan.

Sedangkan musaqah ialah akad pemilik tanah dengan pekerja untuk

memelihara pohon/tanaman, sebagai upahnya adalah buah/hasil

dari pohon/tanama nyang diurusnya.

Di Desa Plumbon rata-rata masyarakatnya bekerja sebagai petani,

sebagian besar wilayah Desa Plumbon adalah lahan pertanian

berupa sawah sehingga di Desa Plumbon telah banyak terjadi

Page 83: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

65

kerjasama dalam penggarapan sawah karena tidak semua pemilik

sawah mempunyai keahlian dalam bertani.

Dalam melakukan kerjasama penggarapan sawah

masyarakat Desa Plumbon biasa melakukannya dengan sebutan

penggarapan sawah secara paroan, artinya kerjasama penggarapan

sawah tersebut dilakukan dengan ketentuan bagi hasil paroan.

Dalam hal ini yang dimaksud paroan adalah dimana kedua belah

pihak yaitu pemilik sawah dengan penggarap sawah mendapat

bagian yang sama dari hasil panen yang di bagi dua (paroan).

Dalam membentuk kerjasama penggarapan sawah secara

paroan di Desa Plumbon biasanya hanya secara lisan tanpa adanya

bukti tertulis yang bermaterai cukup dan tanpa menghadirkan saksi.

Dalam hal ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Desa Plumbon

karena antara pemilik sawah dengan penggarap sebelumnya juga

sudah saling kenal dan dan pemilik sawah pun juga mengetahui

bahwa penggarap tersebut sebelumnya memang sudah menjadi

petani dan kemampuan bertaninya pun tidak perlu diragukan. Hal

tersebut didasarkan pada suatu kaidah yaitu:92

. محكمة شرت عة عادةح ال

“Adat merupakan syariat yang dikukuhkan sebagai

hukum”

92 Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh (Jakarta: Pustaka Aman, 2003), hlm.

48.

Page 84: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

66

Dalam akad penggarapan sawah secara paroan ini antara

kedua belah pihak sudah saling percaya maka perjanjian hitam

diatas putih dirasa tidak perlu.

Dalam akad penggarapan sawah secara paroan di Desa

Plumbon, rukun dan syaratnya pun telah terpenuhi. Dilihat dari segi

sighat yaitu ijab dan qabulnya penggarapan sawah di Desa

Plumbon telah disebutkan secara jelas pada awal terbentuknya akad

penggarapan sawah tersebut walaupun hanya dilakukan secara

lisan. Dari kedua belah pihak yaitu pemilik sawah dan penggarap

sawah di Desa Plumbon telah memenuhi syarat sebagai ‘aqidain

yaitu berakal serta tamyiz yaitu dapat membedakan antara yang

baik dengan yang buruk. Dalam bagi hasilnya telah disepakati

secara jelas antara kedua belah pihak yaitu dengan persentase

50%:50%, serta tanah yang dijadikan objek telah diketahui dengan

jelas manfaatnya, batas-batasnya, dan diketahui secara pasti

kepemilikannya.

Akad penggarapan sawah dengan konsep paroan tersebut

diatas secara hukum Islam tetap sah karena adanya rukun dan

syarat ijab dan qabul dengan kata kesepakatan karena berdasarkan

rasa saling percaya. Pada saat melakukan akad pun sudah jelas

adanya manfaat dari sawah yang dijadikan sebagai objek maka

akad yang dilakukan masyarakat Desa Plumbon tersebut sudah

memenuhi rukun dan syaratnya. Hal tersebut pun telah sesuai

Page 85: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

67

dengan asas perjanjian dalam Islam yaitu asas keabsahan berakad

(mabda’ hurriyyah at-ta’aqud) dimana suatu prinsip hukum

menyatakan bahwa setiap orang dapat melakukan suatu akad sesuai

dengan kebutuhan mereka yang tidak berakibat memakan harta

orang lain dengan jalan yang batil. Asas keabsahan berakad

tersebut didasarkan pada suatu kaidah hukum Islam yaitu:

ت عاقدين رضى العقد ف األصلح ح ابلت عاقحد إل ت زماهح ما حتحهح ونتي امل

“Hukum asal dalam transaksi adalah keridhaan kedua

belah pihak yang berakad, hasilnya adalah berlaku

sahnya yang diakadkan”

Artinya bila suatu akad sudah dinyatakan maka harus

berdasarkan kata sepakat dan akibat hukumnya adalah apa yang

telah ditetapkan dalam perjanjan.93

B. Benih atau Jenis Tanaman

Pada akad penggarapan sawah secara paroan dalam hal benih atau

jenis tanaman sudah ditentukan bahwa benih padi adalah benih yang

akan ditanam pada sawah yang akan digarap oleh penggarap. Hal

tersebut sudah ditentukan karena memang pada sekitar lahan sawah

yang dijadikan objek penggarapan sawah ini berada pada lingkungan

lahan persawahan dimana lahan sawah tersebut ditanami dengan padi.

Dalam hal ini juga telah dijelaskan dalam akad awal bahwa kedua belah

pihak telah sepakat bahwa benih padi adalah benih yang akan

ditanaman pada sawah yang digarap oleh penggarap. Hal tersebut telah

93 Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih, (Jakarta: Kencana,2007), hlm. 130.

Page 86: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

68

sesuai dengan hukum Islam pada asa perjanjian dalam Islam yaitu asas

Ibahah (Mabda’ al-Ibahah), dimana pada dasarnya segala sesuatu itu

boleh dilakukan sampai ada dalil yang melarangnya. seperti pada

kaidah ke-50:

بدليل إل ابحةح وال الل المحعامالت ف الشرحوط ف األصلح

“Hukum asal menetapkan syarat dalam mu’amalah adalah

halal dan diperbolehkan kecuali ada dalil (yang

melarangnya)”94

Tindakan hukum dan perjanjian apa pun dapat dibuat sejauh tidak

ada larangan khusus mengenai perjanjian tersebut.

C. Tanah yang dijadikan Objek

Dalam perjanjian penggarapan sawah tanah adalah objek

utama dalam perjanjian tersebut. Syarat yang berhubungan dengan

tanah yang akan ditanami adalah tanah tersebut dapat ditanami,

tanah tersebut dapat diketahui batas-batasnya serta tanah tersebut

dapat diketahui secara pasti kepemilikannya. Pada perjanjian

penggarapan sawah secara paroan di Desa Plumbon, salah satunya

yang dilakukan oleh pemilik sawah yaitu Bapak Rono Samsi. Pada

tanah yang dijadikan objek penggarapan sawah adalah benar0benar

milik Bapak Rono Samsi serta Bapak Rono Samsi mempunyai hak

penuh atas tanah sawah tersebut, dapat dibuktikan dengan Surat

Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan Tahun

94 Al Manhaj, Al-Ilmu: Qawaid Fiqhiyah,( https://almanhaj.or.id/4319-kaidah-ke-50-

hukum-asal-muamalah-adalah-halal-kecuali-ada-dalil-yang-melarangnya-2.html) pada 23 Agustus

2019

Page 87: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

69

2019. Dalam hal ini tanah sawah yang dijadikan objek penggarapan

sawah telah sesuai dengan hukum Islam karena telah memenuhi

syarat yang berhubungan dengan tanah yang dijadikan objek

penggarapan sawah.

D. Biaya Penggarapan

Dalam akad penggarapan sawah harus dijelaskan mengenai

modal dan/atau biaya penggarapan yang meliputi, tanah, tenaga

dari penggarap serta benih/bibit padi dari. Kepemilikan suatu

modal harus jelas, sehingga modal tersebut benar-benar diketahui

kepemilikannya. Dalam hal ini biaya penggarapan pun harus jelas

disepakati siapa yang menanggung.

Masyarakat Desa Plumbon dalam membuat perjanjian

penggarapan sawah secara paroan dalam hal permodalan sudah

jelas yaitu tanah dari pemilik tanah dalam hal ini adalah Bapak

Rono Samsi, benih padi dari pemilik sawah bila itu muzara’ah, dan

benih dari penggarap bila itu mukhabarah.

Praktek penggarapan sawah secara paroan yang dilakukan

oleh masyarakat Desa Plumbon bahwa mulai dari pemilihan jenis

benih padi yang akan ditanam, peralatan pertanian dan perawatan

tanaman, sampai tibanya panen sepenuhnya yang melakukan

adalah penggarap serta biaya-biaya yang dikeluarkan ditanggung

oleh penggarap. Dalam melakukan penjualan hasil panennya pun

telah diserahkan kepada penggarap, penggarap mencari sendiri

Page 88: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

70

pembeli yang mau membeli padi hasil panen, pemilik sawah tidak

ikut serta dalam hal penjualan padi tersebut.

Namun lain halnya dengan biaya pupuk atau mess yang

ditanggung bersama antara pemilik lahan dan penggarap, adapula

pemilik sawah yang hanya sekedar membantu untuk biaya pupuk

atau mess tersebut. Dalam hal perawatan tanaman padi tidak bisa

diperkirakan berapa banyak pupuk/mess yang akan dibutuhkan,

bisa saja pada sekali penebaran mess/pupuk penggarap belum

merasa puas dengan hasilnya, maka pengemessan kedua dirasa

perlu. Pada pengemessan yang kedua penggarap membeli sendiri

mess tersebut, tidak dibagi dua dengan pemilik sawah. Kemudian

biaya obat untuk membasmi rumput liar dan hama pada tanaman

padi ditanggung oleh penggarap. Dalam merawat tanaman padi

biasanya seiring bertumbuhnya padi akan diiringi pula tumbuhnya

rumput liar dan hama, untuk menghilangkan rumput liar dan hama

penggarap perlu membeli obat untuk membasminya agar tidak

mengganggu dan merusak tanaman padi tersebut dengan biaya

yang ditanggung sendiri oleh penggarap.

Dari uraian diatas bahwa pelaksanaan dari akad

penggarapan sawah secara paroan yang dilakukan oleh masyarakat

Desa Plumbon dilihat dari segi biaya penggarapan sesuai dengan

Page 89: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

71

hukum Islam yaitu pendapat dari Syaikh Ibrahim al-Bajuri tentang

muzara’ah dan mukhabarah:95

مالك من ال ها والبذرح لرضبب عض مايرح جح من عملح العا مل ف ا

“Pekerja mengelola tanah dengan sebagian apa yang

dihasilka darinya dan modal dari pemilik tanah”

(muzara’ah)

ها والبذ رح من العا مل عملح العا مل ف الرض الما لك بب عض ما يرحجح من

“Sesungguhnya pemilik hanya menyerahkan tanah

kepada pekerja dan modal dari pengelola”

(mukhabarah)

Pada akad penggarapan sawah di Desa Plumbon semua

biaya pengelolaan dan perawatan termasuk modal telah jelas

disepakati dalam akad ditanggung oleh penggarap sawah atau

pemilik sawah.

E. Jangka Waktu Perjanjian

Syarat yang berkaitan dengan akad penggarapan sawah

adalah jangka waktu penggarapan. Yang berkaitan dengan waktu

yaitu:

a. Waktunya telah ditentukan;

b. Waktu itu memungkinkan untuk menanam tanaman yang

dimaksud, seperti menanam padi waktunya kurang lebih 4

bulan (tergantung teknologi yang dipakainya, termasuk

kebiasaan setempat;

95Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, hlm 155.

Page 90: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

72

c. Waktu tersebut memungkinkan kedua belah pihak hidup

menurut kebiasaan.

d. Jangka waktu atau masa perjanjian tersebut terjadi selama-

lamanya. Artinya dalam akad muzara’ah, mukhabarah dan

musaqah tidak disebutkan atau dijelaskan lamanya waktu

penggarapan, maka hal itu juga sah.

Artinya ketika salah satu diantara ‘aqidain menginginkan

mengakhiri perjanjian tersebut maka hal itu tetap diperbolehkan,

karena diawal akad memang tidak disebutkan lamanya masa

perjanjian tersebut.

Masyarakat Desa Plumbon dalam melakukan akad

penggarapan sawah secara paroan tidak disebutkan secara jelas

jangka waktu berakhirnya perjanjian tersebut, tetapi sudah menjadi

kebiasaan bila salah satu pihak menginginkan perjanjian tersebut

diakhiri maka kedua belah pihak saling ridha dengan catatan

perjanjian tersebut diakhiri setelah masa panen tiba. Sedangkan bila

dari penggarap sudah tidak mampu menggarap sawah sebelum tiba

masa panen maka bisa diteruskan oleh orang lain sesuai dengan

kesepakatan antara pemilik sawah dengan penggarap. Pada

masyarakat Desa Plumbon dalam membuat perjanjian/kesepakatan

biasanya dilakukan secara sederhana, tidak harus dengan syarat-

syarat yang terperinci seperti jangka waktu penggarapan sawah.

Page 91: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

73

Dari urain diatas jangka waktu berakhirnya perjanjian penggarapan

sawah d i Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

sudah sesuai dengan hukum Islam karena adanya kesepakatan

antara pemilik dan penggarap sawah dimana kerjasama tersebut

dapat berakhir kapan saja setelah masa panen serta dilandasi rasa

saling percaya dan tidak mendatangkan kerugian. Sesuai dengan

asas perjanjian dalam hukum Islam yaitu pada asas konsensualisme

(mabda’ ar-radha’iyyah) yang mana suatu perjanjian itu sah bila

telah ada kata sepakat dari pihak yang bersangkutan tanpa harus

memenuhi formalitas-formalitas tertentu.96

F. Bagi Hasil Penggarapan Sawah

Hal yang menjadi ujung dari akad muzara’ah, mukhabarah

dan musaqah adalah bagi hasil penjualan padi dari hasil panen

sawah. Bagi hasil dalam muzara’ah, mukhabarah dan musaqah

adalah bentuk dari pembagian keuntungan antara pemilik sawah

dan penggarap sawah dari hasil penggarapan sawah dimana

pembagian tersebut telah ditentukan persentasenya di awal akad.

Dalam hukum Islam tidak dijelaskan secara rinci tentang

persentase pembagian hasil panen, asal disebutkan saat akad

dibentuk dan tidak menimbulkan kerugian untuk kedua belah pihak

maka tetap sah, yang penting bukan ditentukan jumlah/satuan

tertentu. Bagi hasil penen tersebut harus benar-benar dari hasil

96 Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah Studi tentang Teori Akad dalam Fikih

Muamalat, hlm.88..

Page 92: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

74

panen tanah/sawah yang menjadi objek muzara’ah, mukhabarah

dan musaqah.

Dalam akad bagi hasil penggarapan sawah secara paroan

penggarapan sawah di Desa Plumbon sudah disepakati bahwa bagi

hasilnya dalam bentuk uang dari hasil penjualan padi. Pembagian

hasil pertanian tidak lepas dari pemodalan yang mana akan

menentukan persentase pembagian hasil panenan tersebut.

Pembagian hasil panen yang dilakukan oleh masyarakat Desa

Plumbon dilakukan dengan sistem paroan yaitu dari hasil

penjualan padi dibagi rata (50% : 50%), persentase bagi hasil

tersebut sah dilakukan karena kedua belah pihak sama-sama

menyertakan modal, dari pemilik sawah menyerahkan modal

berupa tanah sawah dan penggarap menanggung biaya pengelolaan

dan perawatan serta tenaga utuk mengelola dan merawat. Akan

tetapi bagi hasil pada bulan April 2019, pembagianya tidak sesuai

dengan apa yang telah disepakati dalam akad awal, yang semula

50% : 50% menjadi 60% untuk penggarap dan 40% untuk pemilik

sawah. Hal demikian itu terjadi dikarenakan hasil panen padi pada

bulan April tidak begitu bagus akibat dari curah hujan yang tinggi

serta karena serangan hama burung pipit dan tikus sehingga hasil

panen banyak yang menghitam atau gabuk. Rata-rata hasil panen

padi di Desa Plumbon tepatnya pada Dusun Krajan memang

Page 93: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

75

mengalami penurunan kualitas biji padi sehingga mempengaruhi

harga jual padi tersebut.

Dalam hal ini peneliti menemukan hal dimana pelaksanaan

bagi hasil penggarapan sawah di Desa Plumbon tidak sesuai

dengan apa yang telah ditentukan pada akad awal. Namun hal

tersebut mempunyai faktor yang jelas dan tidak ada unsur penipuan

atau ingin merugikan pemilik sawah dan hal ini agar penggarap

tidak merasa dirugikan karena besarnya biaya/modal dan tenaga

yang sudah dikeluarkan, bila tetap di bagi paroan seperti pada akad

awal maka penggarap hanya mendapatkan keuntungan yang sedikit

dari biaya/modal yang sudah dikeluarkan dan belum sesuai dengan

tenaga yang telah dikeluarkan saat mengelola dan merawat

tanaman padi tersebut.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa bagi hasil

penggarapan sawah di Desa Plumbon sudah sesuai dengan hukum

Islam meski ada ketidaksesuaian pelaksanaan antara bagi hasil

dengan akad namun ada alasan atau faktor yang menyebabkanya

dan tidak ada unsur penipuan serta adanya kerelaan dari pemilik

sawah karena hal tersebut bukan kesalahan dari penggarap. Hal

tersebut sesuai dengan asas perjanjian dalam dalam hukum Islam

yaitu asas kemaslahatan (tidak memberatkan) dimana akad yang

telah disepakati oleh pihak yang bersangkutan harus bertujuan

untuk mewujudkan kemaslahatan bagi mereka dan tidak boleh

Page 94: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

76

menimbulkan kerugian (mudharat) atau keadaan memberatkan

(masyaqqah), bila dalam pelaksanaan akad terjadi perubahan yang

tidak dapat diketahui sebelumnya dan dapat memberatkan salah

satu pihak maka dapat disesuaikan dengan batasan yang masuk

akal.97 Seperti halnya pelaksanaan akad penggarapan sawah di

Desa Plumbon adanya perubahan dalam persentase bagi hasil

karena faktor-faktor yang jelas.

Pemilik sawah tetap menerima bagi hasil tersebut karena

pemilik sawah mengetahui faktor yang menyebabkan turunnya

hasil panen pada bulan April 2019 dan pemilik sawah tidak ingin

ada pihak yang merasa dirugikan serta agar kerjasama penggarapan

sawah tersebut tetap berjalan.

G. Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil dalam Akad Penggarapan

Sawah

Pada bab III telah diuraikan faktor yang mempengaruhi

bagi hasil dalam akad penggarapan sawah secara paroan di Desa

Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Faktor utama

yang mempengaruhi bagi hasil dalam akad penggarapan sawah

secara paroan adalah menurunya hasil panen padi yang

disebabkan oleh:

1. Hama

97 Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah Studi tentang Teori Akad dalam Fikih

Muamalat, hlm. 90.

Page 95: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

77

Pada sawah yang terletak di Dusu Krajan Desa Plumbon

muncul hama yang menyerang padi para petani sehingga sangat

mempengaruhi hasil panen dari padi tersebut. Hama yang

muncul adalah tikus dan burung pipit yang sukar untuk diusir

oleh para petani walaupun petani sudah memasang racun tikus

serta mengusir burung pipit dengan menggunakan bunyi-bunyi

yang bising seperti memukul kaleng. Tetapi karena banyaknya

hama yang ada tetap menyebabkan menurunnya hasil panen

padi tersebut.

2. Cuaca

Faktor cuaca adalah faktor yang sangat penting dalam baik-

buruknya padi. misalnya bila musim hujan, ketika intensitas

hujan yang sangat tinggi ini akan menyebabkan tanaman padi

ambruk karena air hujan tersebut. Sebaliknya bila pada musim

kemarau maka petani akan kesulitan mencari air untuk

pengairan sawah, bila kekurangan air maka tanaman padi akan

menguning dan tidak menghasilkan biji padi

Dari uraian di atas faktor utama yang mempengaruhi

pembagian hasil penggarapan sawah secara paroan adalah

menurunnya hasil panen akibat hama burung pipit dan tikus serta

cuaca dimana curah hujan yang tinggi dan menurun pula harga jual

padi tersebut. Dari hal tersebut yang penulis menganalisis lebih

dalam lagi. Bila dalam suatu kerjasama keuntungan dan kerugian

Page 96: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

78

harus di tanggung oleh kedua belah pihak. Dalam hal penggarapan

sawah ini, permodalan sama-sama ditanggung oleh kedua belah

pihak dimana pemilik sawah menyerahkan modal berupa tanah

sawah kepada penggarap dan penggarap bermodalkan biaya

pengelolaan dan perawatan dari padi tersebut serta tenaga untuk

mengelola dan merawat tanaman padi. Dalam hal ini penggarap

membutuhkan sejumlah uang yang akan dijadikan modal untuk

membayar atau membeli keperluan pengelolaan dan perawatan

sawah sedangkan dari pemilik sawah hanya menyerahkan lahan

sawah kosong yang telah dimilikinya jauh sebelum kerjasama ini

dibuat.

Jadi yang penulis maksud besar bagi hasil disini juga

dipengaruhi oleh biaya yang dikeluarkan oleh penggarap sejak awal

mengelola sawah tersebut, bila terjadi penurunan hasil panen

karena faktor-faktor diatas maka itu akan berpengaruh juga pada

hasil balik modal serta keuntungan bagi penggarap.

Contoh pada hasil penjualan padi pada sawah yang

dihasilkan oleh bapak Sarjono yang panen sebelumnya harga jual

padi mencapai Rp 5.000.000,-, dibagi dengan persentase 50%:50%

dengan pemilik sawah masing-masing akan mendapatkan Rp

2.500.000,-. Pada awalnya bapak Sarjono telah mengeluarkan Rp

920.000,- dikurangi bantuan biaya pupuk dari pemilik sawah

sebesar Rp 80.000,-. Maka besar modal yang dikeluarkan bapak

Page 97: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

79

Sarjono Rp 840.000,-, maka dengan hasil Rp 2.500.000,-

keuntungan yang diperoleh bapak Sarjono selama kurang lebih 5

bulan mengelola dan merawat tanaman adalah Rp 2.500.000,- - Rp

840.000,- = Rp 1.660.000,- bapak Sarjono sudah merasa puas

dengan keuntungan tersebut sudah dapat membantu perekonomian

bapak Sarjono dengan keluarga.98

Namun pada penjualan hasil panen bulan April 2019

mengalami penurunan menjadi Rp 3.000.000,-, dengan modal yang

sama seperti yang telah dijelaskan diatas. Jadi bila Rp 3.000.000,-

tetap di bagi dengan persentase 50%:50% dengan pemilik sawah

masing-masing akan mendapatkan Rp 1.500.00,-. Bila dihitung

besar keuntungan yang diperoleh bapak Sarjono yaitu Rp

1.500.00,- - Rp 840.000,- = Rp 660.000,- jadi keuntungan bapak

Sarjono sebesar Rp 660.000,- padahal dalam mengelola dan

merawat tanaman padi membutuhkan kurang lebih 5 bulan, selama

5 bulan bapak Sarjono merawat tanaman padi itu sendiri mulai dari

mengairi sawah, menyempot tanaman dengan pestisida, mengusir

hama secara berkala setiap sore serta mencabuti atau

membersihkan rumput atau biasa disebut marut rumput dengan

menggunakan alat khusus, menaburkan mess/pupuk dan lain

sebagainya. Bila tetap di bagi dengan persentase 50%:50% maka

akan memberatkan Bapak sarjono karena tidak sebanding dengan

98 Wawancara deangan Bapak Sarjono (penggarap) pada 19 Juli 2019

Page 98: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

80

tenaga yang telah ia keluarkan selama 5 bulan merawat tanaman

padi tersebut.

Jadi karena hal tersebut di atas pembagiannya berubah

menjadi 60% untuk bapak Sarjono dan 40% untuk pemilik sawah.

Dalam pembagian ini bapak Sarjono akan memperoleh bagian

sebesar Rp 1.800.000,- bila dikurangi modal Rp 840.000,-

keuntungan bapak Sarjono adalah Rp 960.000,- maka ini akan

dirasa cukup sebanding dengan tenaga yang telah dikeluarkan

selam 5 bulan. Dan pemilik sawah yang hanya menyerahkan tanah

sawah akan tetap mendapat hasil sebanyak Rp 1.200.000,- lebih

menguntungkan daripada tanah sawahnya tidak digarap oleh bapak

Sarjono walaupun pembagiaanya tidak sesuai dengan kesepakatan

di awal perjanjian yang pada awalnya menimbulkan unsur

keterpaksaan dari pemilik sawah tetapi karena rasa saling tolong

menolong dan keadilan pemilik sawah merelakan pembagian

tersebut, karena pemilik sawah tidak merasa dirugikan secara

meteri.99

H. Manfaat dari Akad Penggarapan Sawah secara Paroan di Desa

Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

Kerjasama dalam kehidupan akan meciptakan manfaat

besar dalam memenuhi kebutuhan hidup. Karena manusia adalah

makhluk sosial yang membutuhkan keberadaan orang lain dan

99 Wawancara dengan bapak Rono Samsi (pemilik sawah) pada 09 Juni 2019

Page 99: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

81

diciptakan untuk saling berinteraksi serta kerjasama. Dan hal

tersebut akan tumbuh apabila dalam masyarakat menjunjung nilai-

nilai kerukunan.

Pada akad penggarapan sawah secara paroan yang

dilakukan masyarakat Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang berkonsep muzara’ah dan mukhabarah. Muzara’ah dan

Mukhabarah adalah kerjasama dalam pertanian, dimana pemilik

tanah dan petani penggarap saling mengikatkan dirinya untuk

bekerjasama. Disini manfaat dari muzara’ah dan mukhabarah

adalah dapat memanfaatkan sesuatu yang tidak dimiliki orang lain

sehingga sawah dapat digunakan dan dapat menghasilkan

pemasukan yang dapat membiayai kebutuhan sehari-hari.

Pelaksanaan akad penggarapan sawah secara paroan yang

dilakukan oleh masyarakat Desa Plumbon, terdapat beberapa

hikmah atau manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

a. Saling tolong menolong, yaitu saling menolong bagi mereka

yang membutuhkan, disini adalah pemilk sawah dan penggarap

sawah;

b. Saling menguntungkan, yaitu ketika penggarap membutuhkan

pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya maka diuntungkan

dengan adanya pekerjaan yaitu mengerjakan sawah orang lain

dengan dibaginya hasil sawah tersebut. Sedangkan pemilik

sawah membutuhkan orang untuk menggarap sawahnya, maka

Page 100: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

82

pemilik sawah merasa beruntung dengan adanya orang yang

menggarap sawahnya.

c. Terbukanya lapangan pekerjaan, terutama bagi penggarap sawah

yang memiliki kemampuan bertani menggarap sawah tetapi

tidak memiliki lahan atau sawah garapan.

d. Menumbuhkan kerukunan, karena adanya saling percaya dan

saling rela atau keridhoan.

e. Tidak terjadi kemudbadziran baik tanah maupun kemampuan

dari penggarap sawah.

Page 101: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah memaparkan pembahasan tentang pelaksanaan bagi hasil

penggarap sawah secara paroan yang berkonsep muzara’ah, mukhabarah,

dan musaqah yang ada di Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang, mulai dari observasi hingga analisis, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kerjasama penggarapan sawah yang dilakukan oleh masyarakat

Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang adalah aplikasi dari

praktek muzara’ah dan mukhabarah. Bagi hasil muzara’ah dan

mukhabarah dilakukan oleh dua orang antara pemilik sawah dan

penggarap sawah. Akad yang dilakukan adalah akad secara lisan yang

berisi kesepakatan kedua belah pihak tentang penggarapan sawah dan

pembagian hasilnya. Dalam kesepakatan tersebut, hasil panenan dibagi

rata antara pemilk sawah dan petani penggarap berwujud uang dari hasil

penjualan padi dengan presentase 50%:50%, masyarakat Desa Plumbon

biasa menyebutnya dengan penggarapan sawah paroan , yang mana

biaya penggarapan sawah mulai dari benih dan lain-lain telah disepakati

sejak awal akan ditanggung oleh pemilik tanah atau penggarap sawah.

2. Menurut Perspektif Hukum Islam akad dan pelaksanaan dari akad bagi

hasil penggarapan sawah secara paroan yang telah dilakukan oleh

masyarakat Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

Page 102: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

84

sudah sesuai dengan Hukum Islam, karena dalam akad dan pelaksanaan

akad tersebut sudah sesuai dengan konsep muzara’ahdan mukhabarah,

walaupun dalam pembagian hasil dari penggarapan sawah tersebut

tidak sesuai dengan persentase pada akad karena ada faktor tertentu

serta adanya rasa saling tolong menolong dan keadilan, pemilik sawah

merelakan pembagian tersebut, karena pemilik sawah tidak merasa

dirugikan secara meteri.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis memberikan saran sebagai

berikut:

1. Sebaiknya pada saat melakukan akad bagi hasil penggarapan sawah,

masyarakat Desa Plumbon Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

mengikuti perkembangan zaman, yaitu dengan surat perjanjian yang

tertulis serta menghadirkan saksi, agar dapat dijadikan bukti adanya

perjanjian kerjasama bila suatu saat ada perselisihan.

2. Dalam pelaksanaan bagi hasil penggarapan sawah sebaiknya

memperhatikan kemungkinan untung dan rugi agar tidak menimbulkan

masalah dikemudian hari, serta tidak memberatkan salah satu piha

Page 103: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

85

LAMPIRAN

Page 104: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

86

PEDOMAN WAWANCARA

Kepada Pemiki Tanah Sawah

1. Berapa jumlahtanah sawah Anda di kelola oleh penggarap?

2. Sudah berapa lama masing-masing tanah dikelola oleh penggarap?

3. Bagaimana Akad penggarapan sawah terbentuk?

4. Berapa lama tanah sawah Anda akan dikelola oleh penggarap? Kapan

berakhir?

5. Bagaimana kesepakatan tentang Bagi Hasil Penggarapan sawah tersebut?

6. Bagaimana kesepakatan tentang biaya bibit, pupuk dan perawatan padi?

7. Siapa yang menjual hasil panen padi tersebut?

Kepada Penggarap Tanah Sawah

1. Sudah berapa lama anda mengelola tanah milik Bapak Rono?

2. Bagaimana Akad penggarapan sawah terbentuk?

3. Berapa lama Anda akan mengelola tanah sawah tersebut? Kapan berakhir?

4. Bagaimana kesepakatan tentang Bagi Hasil Penggarapan sawah tersebut?

5. Bagaimana kesepakatan tentang biaya bibit, pupuk dan perawatan padi?

6. Siapa yang menjual hasil panen padi tersebut?

7. Apakah ada kendala yang berarti saat mengelola tanah sawah tersebut?

Page 105: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

87

FOTO WAWANCARA

Page 106: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

88

Page 107: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

89

FOTO WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKSI PEMERINTAHAN

DESA PLUMBON

Page 108: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

90

FOTO SAWAH MILIK BAPAK RONO SAMSI

Page 109: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

91

Foto Bukti Kepemilikan Tanah berupa Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi

Dan Bangunan Tahun 2019

Page 110: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

92

Page 111: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

93

Page 112: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

94

Page 113: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

95

Page 114: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

96

Page 115: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

97

Page 116: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

98

Page 117: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

99

Page 118: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

100

Page 119: PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7460/1/SKRIPSI IKA...iv PENGESAHAN Skripsi Berjudul PELAKSANAAN AKAD BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH

101