BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN...

102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR (Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister pada Program Teknologi Pendidikan Diajukan oleh: SUMARTANA NIM. S810809226 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN...

Page 1: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN

PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK

PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN

DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR

(Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister

pada Program Teknologi Pendidikan

Diajukan oleh:

SUMARTANA NIM. S810809226

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN

PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK

PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN

DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR

(Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)

Diajukan oleh:

SUMARTANA

NIM. S810809226

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. Prof. Dr. SRI JUTMINI, M.Pd. NIP. 19430712 197301 1 001 NIP. –

Mengetahui

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. NIP. 19430712 197301 1 001

Page 3: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN TESIS

PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING

DENGAN PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK

PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN

DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR

(Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)

Disusun oleh:

SUMARTANA NIM. S810809226

Telah disetujui oleh Tim Penguji Pada tanggal: 26 April 2011

Nama /NIP Jabatan Tanda tangan

Prof. Dr.SAMSI HARYANTO, M.Pd. Ketua

Dr. NUNUK SURYANI, M.Pd. Sekretaris

Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. Anggota Penguji I

Prof. Dr. SRI JUTMINI, M.Pd. Anggota Penguji II

Surakarta, 26 April 2011 Ketua Program Studi TP

Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. NIP. 19430712 197301 1 001

Mengetahui Direktur PPs

Prof. Drs. SURANTO, M.Sc., Ph.D. NIP. 19570820 198503 1 004

Page 4: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

1. Kelebihan orang yang berilmu ke atas 'abid seperti kelebihan bulan malam

purnama dari bintang-bintang yang lain. Riwayat Abu Daud, At-Turmizi dll.

2. Saya belajar . . . . . . . .

Tidak ada yang instant atau serba cepat didunia ini

Semua membutuhkan proses dan pertumbuhan

Kecuali bila saya ingin sakit hati . . . .

3. Saya saya jadi tahu . . . . . . . .

Bahwa orang yang saya kira adalah jahat

Justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya kembali

Serta orang yang begitu perhatian sama saya

Tesis ini kupersembahkan kepada:

Spesial istriku tercinta Dyah St. S.Pd.

beserta Anandyto Augusta Wicaksana dan

Aghitsna Aurrelia Winadya,

(terima kasiiiiiiiiih ...............

…………… atas semuanya).

Page 5: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERNYATAAN

Nama : SUMARTANA

NIM : S810809226

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis saya yang berjudul: PENGARUH

PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN PENDEKATAN

COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK PEKERJAAN

PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN DALAM

MENGGUNAKAN ALAT UKUR (Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)

adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis

tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh

dari tesis tersebut.

Surakarta, 26 April 2011

Yang membuat pernyataan,

Sumartana

Page 6: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta kemudahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini. Ucapan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. dr. M. SYAMSUL HADI, Sp.KJ(K) - Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. SURANTO, M.Sc.,Ph.D. - Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. - Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus

Pembimbing I.

4. Tim Penguji Tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Prof. Dr. SRI JUTMINI, M.Pd. - Pembimbing II

6. Drs. SUBONO - Kepala SMK Negeri 2 Sragen

7. Drs. H. WAKHID HARYANTO, M.Pd. - Kepala SMK Muhammadiyah 2

Sragen

8. Rekan guru SMK Kab. Sragen, dan semua pihak yang tidak dapat kami

sebutkan satu persatu.

Penyusunan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis

mengharapkan kritik atau saran dari pihak-pihak yang berkompeten. Semoga tesis

ini memberikan manfaat bagi pembaca. Amin.

Surakarta, 26 April 2011

Penulis

Page 7: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii

PENGESAHAN TESIS .................................................................................. iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

PERNYATAAN ............................................................................................. v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………....... vii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………....... xi

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

ABSTRAKSI ……………………………………………………………...... xiv

ABSTRACT ………………………………………………………………… xv

BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………........ 1

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1

B. Identifikasi Masalah …………………………………………... 5

C. Pembatasan Masalah ………………………………………...... 6

D. Perumusan Masalah …………………………………………... 6

E. Tujuan Penelitian ……………………………………………... 7

F. Manfaat Penelitian ……………………………………………. 8

BAB II. LANDASAN TEORI ……………………………………………... 9

A. Kajian Teori …………………………………………………... 9

Halaman

Page 8: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

1. Pembelajaran Produktif Teknik Pemesinan ……………..... 9

2. Pendekatan Pembelajaran Produktif ……………………..... 11

a. Pendekatan Berbasis Kompetensi ……………………… 12

b. Pendekatan Berbasis Produksi …………………………. 18

3. Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur ……………… 20

4. Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan

Permesinan ………………………………………………… 21

5. Penelitian yang Relevan …………………………………… 25

B. Kerangka Pikir ………………………………………………... 26

1. Perbedaan Pengaruh antara Pendekatan Berbasis Kompe-

tensi (Competency Based Training) dan Pendekatan Ber-

basis Produk (Product Based Training) terhadap Prestasi

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan

Permesinan……………………………................................. 26

2. Perbedaan Pengaruh antara Penguasaan dalam Mengguna-

kan Alat Ukur yang Tinggi dan yang Rendah terhadap

Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik

Pekerjaan Permesinan ……………………………………… 28

3. Pengaruh Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran Praktik

dan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap

Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerja-

an Permesinan ……………………………............................ 29

C. Pengajuan Hipotesis …………………………………………... 30

Page 9: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………………………………….. 31

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………… 31

1. Tempat Penelitian ………………………………………….. 31

2. Waktu Penelitian …………………………………………… 31

B. Metode Penelitian …………………………………………….. 32

1. Desain Penelitian ………………………………………….. 33

2. Definisi Operasional ………………………………………. 35

3. Prosedur Penelitian ………………………………………… 37

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel …………………… 42

1. Populasi ……………………………………………………. 42

2. Teknik Pengambilan Sampel ……………………………..... 42

D. Teknik Pengambilan Data …………………………................. 43

1. Instrumen Penelitian ………………………………………. 43

2. Uji Coba Instrumen Penelitian ……………………………. 46

E. Teknik Analisis Data …………………………………………. 52

1. Uji Prasyarat Analisis ……………………………………… 52

2. Uji Hipotesis ………………………………………………. 55

BAB IV. HASIL PENELITIAN …………………………………………… 58

A. Deskripsi Data ……………………………………………….. 58

1. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Prak-

tik Pekerjaan Permesinan dengan Pendekatan Berbasis

Produk (kelas eksperimen) ……………………………….. 58

2. Deskripsi Prestasi belajar Siswa pada Mata Pelajaran Prak-

Page 10: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

tik Pekerjaan Permesinan dengan Pendekatan Berbasis

Kompetensi (kelas kontrol) ……………………………….. 60

B. Uji Persyaratan Hipotesis ……………………………………... 63

1. Uji Normalitas …………………………………………….. 63

2. Uji Homogenitas ………………………………………….. 66

C. Pengujian Hipotesis ………………………………………….. 67

1. Pengujian Hipotesis Pertama ……………………………… 68

2. Pengujian Hipotesis Kedua ……………………………….. 69

3. Pengujian Hipotesis Ketiga ……………………………….. 69

4. Uji Lanjut Pasca Anava …………………………………… 70

D. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………… 73

E. Keterbatasan Penelitian ……………………………………… 78

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN …………………… 80

A. Kesimpulan ………………………………………………….. 80

B. Implikasi …………………………………………………….. 81

C. Saran ………………………………………………………… 83

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 85

LAMPIRAN ................................................................................................. 88

Page 11: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rencana Tahapan Penelitian …………………………………… 32

Tabel 2. Rancangan Analisis Uji Hipotesis ……………………………… 33

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas

eksperimen pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan

Alat Ukur Tinggi .......................................................................... 58

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas

eksperimen pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan

Alat Ukur rendah ......................................................................... 60

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas

kontrol pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan

Alat Ukur Tinggi........................................................................... 61

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas

kontrol pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan

Alat Ukur rendah ………………………………………………. 62

Tabel 7. Rangkuman Data Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Praktik Pekerjaan permesinan …………………………………... 63

Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa

pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan

(Nilai Tes Praktik) ........................................................................ 64

Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Nilai Tes pada Mata

Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ....................................... 67

Tabel 10. Ringkasan Hasil Analisis Data ……………………………….... 68

Tabel 11. Ringkasan Rataan Masing-masing Sel ……………………….... 70

Tabel 12. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Schefee’ ……………………. 73

Page 12: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Pikir penelitian ……………………………………… 30

Gambar 2. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas

eksperimen pada kelompok Penguasaan Alat Ukur tinggi…..... 59

Gambar 3. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas

eksperimen pada kelompok Penguasaan Alat Ukur rendah ….. 60

Gambar 4. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas

kontrol pada kelompok Penguasaan Alat Ukur tinggi ……….. 61

Gambar 5. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas

kontrol pada kelompok Penguasaan Alat Ukur rendah ………. 62

Page 13: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Pende-

katan Berbasis Kompetensi …………………………………... 88

Lampiran 2. Job Sheet Praktik dengan Pendekatan berbasis

Kompetensi …………………………………………………... 101

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Pende

katan Berbasis Produk ………………………………………. 122

Lampiran 4. Job Sheet Praktik dengan Pendekatan berbasis Produk ……… 132

Lampiran 5. Hasil Tryout, Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Analisis Butir

Soal, dan Daya Beda Instrumen Menggunakan Alat Ukur ….. 137

Lampiran 6. Kisi-kisi dan Instrumen Menggunakan Alat Ukur Hasil Uji

Coba ………............................................................................ 145

Lampiran 7. Soal Tes Praktik ……………………………………………… 154

Lampiran 8. Nilai Kelas Kontrol, Eksperimen, dan Uji t …………………. 162

Lampiran 9. Hasil Tes Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur

dan Penentuan Kelompok ……………………………………. 165

Lampiran 10. Hasil Tes Praktik/Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Praktik Pekerjaan Permesinan ............................................... 169

Lampiran 11. Perolehan Nilai Praktik berdasarkan Penguasaan

dalam Menggunakan Alat Ukur ……………………………… 171

Lampiran 12. Uji Normalitas Data Hasil Penelitian ………………………... 174

Lampiran 13. Uji F (Homogenitas Data) …………………………………… 186

Lampiran 14. Analisis Varians 2 Jalur ……………………………………… 187

Lampiran 15. Uji Lanjut Pasca Anava ……………………………………… 190

Lampiran 16. Tabel Nilai Kritis …………………………………………….. 191

Lampiran 17. Perijinan ……………………………………………………… 197

Page 14: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAKSI

Sumartana, S.810809226. Pengaruh Pendekatan Product Based Training dan Pendekatan Competency Based Training terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur (Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen), Tesis: Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. April 2011 Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, (2) perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, (3), interaksi perbedaan Pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Metode penelitian adalah eksperimen, dengan populasi siswa Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK se-Kabupaten Sragen. Sampel berjumlah 145 siswa kelas XII yang diambil secara cluster sampling, dengan 78 siswa dari SMK Muhammadiyah 2 Sragen sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan Pendekatan Berbasis Produk, dan 67 siswa dari SMK Negeri 2 Sragen sebagai kelompok kontrol yang menggunakan Pendekatan Berbasis Kompetensi. Teknik pengumpulan data melalui tes tertulis dan tes praktik. Tes tertulis untuk mengukur Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur, dan tes praktik untuk mengukur Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Teknik analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan, dilanjutkan uji scheffe’ dengan uji prasyarat analisis berupa uji normalitas dengan Lilliefors test dan homogenitas dengan uji F pada taraf signifikansi α = 0,05.

Kesimpulan hasil analisis data hasil penelitian: (1) terdapat perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, karena Fo > Ft (34,58 > 3,84), (2) terdapat perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan,karena Fo > Ft (20,30 > 3,84). (3) ada interaksi perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur, karena Fo > Ft (6,24 > 3,84).

Page 15: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRACT

Sumartana, S.810809226. The Effect of Product Based Training Approach and Competency Based Training Approach on the Students’ Achievement in Machinery Subject Viewed by Mastering Measurement Instruments. Post Graduate Program, Educational Technology Studies Program, Sebelas Maret University of Surakarta. April 2011

The objectives of this research are: (1). to find out the differences of the students’ achievement in implicating Product Based Training Approach and those who imply Competency Based Training on Machinery Subject; (2). to know the differences of the effect of the high competency and the low one in mastering measurement instrument on Machinery subject and; (3), to find out the differences interaction between Product Based Approach and Competency Based Product in mastering measurement instrument to the students’ achievement in Machinery subject. This research method is experimental method with the students of Machinery Program of all Vocational High School in Sragen as the population. The sample of the research were 145 students of the third year who are selected by cluster sampling, consist of 78 students of the third year of SMK Muhammadiyah 2 Sragen as an experiment group that apply the Product Based Training Approach, and 67 students of the third year of SMK Negeri 2 Sragen as a control group that apply the Competency Based Training Approach. The data were taken from written test and task job test. The written test is to measure the competency in mastering measurement task, and the task job test to measure the students’ achievement in Machinery subject. The data were analyzed by employing two-parts ANAVA, continued by scheffe’ analysis test and using prerequisite tests which form as normality test with Lilliefors test and homogeneity test with F-test on significant level α = 0,05.

The conclusions of the research show that: (1) there is a significant achievement difference in Machinery subject by applying Product Based Training Approach and those who applying Competency Based Training Approach, because Fcount > Ftable (34,58 > 3,84), (2) there is a significant achievement difference in Machinery subject between the students who have the high competency students with the low ones in mastering measurement instrument, because Fcount > Ftable (20,30 > 3,84) and (3) there is significant influence of the students who applying Competency Based Training Approach and those who applying Competency Based Training Approach with the students competency in mastering measurement instrument on their achievement in Machinery subject viewed by mastering the measurement instrument,because Fcount > Ftable (6,24 > 3,84).

Page 16: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

BAB I

PENDAHULUAN

G. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga pendidikan

yang didirikan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja, sesuai

dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 tahun

2003 pasal 15. Pendidikan dan pelatihan kejuruan Indonesia dirancang oleh

pemerintah pusat dengan pendekatan kurikulum atau silabus yang kurang sesuai

dengan kebutuhan industri. Industri kurang dilibatkan di dalam mengidentifikasi

kebutuhan pendidikan dan pelatihan sehingga hasilnya tidak sesuai/konsisten

dengan kebutuhan industri.

Terdapat pendapat yang kuat di antara industri permesinan bahwa lulusan

institusi pendidikan tidak siap pakai atau belum siap untuk memulai pekerjaan di

industri. Tenaga kerja lulusan SMK hanya siap dilatih untuk bekerja. Untuk itu

pemerintah mengenalkan pelatihan berdasarkan Competency Based Training

(CBT), melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 240 tahun

2004 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, dengan

menggunakan sumber pengajaran dan pembelajaran berdasarkan kompetensi

sebagai pengantar dasar standar kompetensi industri .

Penerapan CBT di dunia pendidikan khususnya SMK Teknologi dan

Industri dalam kenyataan belum dapat menjawab permasalahan yang ada. Sampai

saat ini masih banyak SMK yang menerapkan proses pembelajaran praktik dengan

Page 17: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

menerapkan model Pembelajaran Berbasis Kompetensi atau CBT (Competency

Based Training), dirasa kurang kompetitif untuk menghadapi persaingan di era

global yang serba instan. Terkait dengan dunia usaha atau dunia industri sebagai

pengguna tamatan, hasil pembelajaran praktik dengan penerapan model

Pembelajaran Berbasis Kompetensi membuat siswa serasa kurang pengalaman,

khususnya jika menghadapi pekerjaan dibawah tekanan (under pressure).

Hal ini merupakan tantangan sekaligus menjadi bahan masukan bagi

pengelola pendidikan, guru, stakeholder dan masyarakat pemerhati masalah

pendidikan pada umumnya. Untuk menghadapi permasalahan tersebut di atas,

diperlukan upaya-upaya untuk peningkatan keahlian siswa, peningkatan

profesionalitas guru atau instruktur, penggunaan metode pembelajaran yang lebih

aplikatif, dan lain-lain, di samping peningkatan atau pengelolaan bengkel praktik

yang lebih representative.

Soetarno Joyoatmojo dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas

Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2003,

menekankan perlunya pembentukan tenaga professional mandiri dan beretos tinggi

dalam pengembangan sumber daya insani. Pendidikan dan pelatihan perlu

dikembangkan kea rah penguasaan proses produksi, peningkatan produktivitas,

kemampuan tenaga kerja dan pendayagunaan teknologi (Agustinus Pentapagiyono,

2010 : 2).

Dari beberapa upaya untuk peningkatan keahlian siswa seperti

dikemukakan di atas, salah satunya adalah dengan penerapan model pembelajaran

praktik yang dapat lebih memudahkan siswa dalam menyerap materi pelajaran.

Page 18: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Model pembelajaran praktik tersebut diharapkan lebih mendekati keadaan di dunia

usaha dan dunia industri, sehingga lulusan nantinya sudah tidak canggung lagi

menghadapi pekerjaan di industri.

Model Pembelajaran Praktik Berbasis Produk atau PBT (Product Based

Training) merupakan suatu model pembelajaran praktik yang didesain untuk

pembelajaran praktik, dimana siswa langsung menghadapi atau mengerjakan benda

produk yang dibutuhkan oleh dunia usaha atau dunia industri. Dengan penerapan

Pendekatan Berbasis Produk akan membuat siswa lebih tertantang dalam praktik,

sehingga memungkinkan tumbuhnya inovasi-inovasi baru dalam melaksanakan

praktik. Dengan demikian diharapkan kemampuan siswa dalam praktik akan

meningkat.

Berdasarkan Kurikulum SMK, program pendidikan dan latihan (Diklat)

dibagi menjadi program normatif, adaptif, dan produktif. Program normatif

dijabarkan menjadi mata diklat yang memuat kompetensi tentang norma, sikap dan

perilaku yang harus diajarkan dan dilatihkan pada peserta didik. Program adaptif

berfungsi membentuk kemampuan untuk berkembang dan beradaptasi sesuai

dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, dan dasar-dasar

kejuruan yang berkaitan dengan program keahlian yang dipelajarinya. Sedangkan

program produktif berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi

standar atau kemampuan produktif pada suatu pekerjaan atau keahlian tertentu

yang relevan dengan tuntutan dan permintaan dunia industri.

Pada program produktif telah dijabarkan letak kedudukan setiap kompetensi

keahlian (standar kompetensi) dengan peta kedudukan, yang disusun secara

Page 19: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

hierarkis. Penguasaan kompetensi dasar pada mata diklat yang diperoleh

sebelumnya memungkinkan akan mempengaruhi kompetensi selanjutnya, atau

tandar kompetensi yang satu menjadi dasar dari standar kompetensi yang lain.

Atau dengan kata lain, suatu standar kompetensi menjadi prasyarat bagi standar

kompetensi berikutnya. Hal ini berarti bahwa jika siswa tidak atau belum

menguasai standar kompetensi prasyarat, maka siswa tersebut tidak dapat

melanjutkan ke standar kompetensi berikutnya yang bersyarat. Dari asumsi tersebut

juga dapat diprediksi bahwa siswa yang penguasaan standar kompetensi prasyarat

rendah, akan rendah pula penguasaan standar kompetensi yang dipelajarinya.

Pada pembelajaran praktik untuk Program Keahlian Teknik Pemesinan,

terdapat standar kompetensi: a) melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda, b)

menggunakan mesin bubut (kompleks), dan c) menggunakan mesin frais

(kompleks). Standar kompetensi tersebut dapat ditempuh siswa setelah memenuhi

kompetensi prasyarat. Di antara standar kompetensi prasyarat adalah: mengukur

dengan alat ukur mekanik presisi.

H. Identifikasi Masalah

Berdasarkan deskripsi di atas, permasalahan dapat diidentifikasi sebagai

berikut:

1. Pendekatan kurikulum atau silabus yang dirancang oleh pemerintah kurang

sesuai dengan kebutuhan industri.

Page 20: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

2. Terdapat pendapat yang kuat di antara industri permesinan bahwa lulusan

institusi pendidikan tidak siap pakai atau belum siap untuk memulai pekerjaan

di industri.

3. Penerapan CBT di dunia pendidikan khususnya SMK Teknologi dan Industri

dalam kenyataan belum dapat menjawab permasalahan yang ada.

4. Diperlukan upaya penerapan metode pembelajaran yang lain untuk

memudahkan siswa dalam menyerap materi pada mata pelajaran Praktik

Pekerjaan Pemesinan.

5. Salah satu upaya untuk peningkatan kualitas lulusan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas proses

pembelajaran yang dilakukan guru.

6. Pendekatan Berbasis Produk atau PBT (Product Based Training) merupakan

model pembelajaran praktik yang lebih merangsang siswa untuk menunjukkan

kreativitas berfikir dan berinovasi pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan

Permesinan.

7. Tinggi rendahnya hasil pembelajaran praktik pada mata pelajaran atau

kompetensi prasyarat akan menentukan tinggi rendahnya hasil pembelajaran

praktik pada mata pelajaran atau kompetensi berikutnya yang lebih sulit.

Dalam hal ini tinggi rendahnya penguasaan dalam menggunakan alat ukur

akan menentukan pula tinggi rendahnya nilai pada Mata Pelajaran Praktik

Pekerjaan Permesinan.

Page 21: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

I. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu dan dana untuk penelitian ini, maka masalah

yang akan dibahas peneliti adalah:

1. Penerapan Model Pendekatan Berbasis Produk atau PBT (Product Based

Training) sebagai upaya meningkatkan kemampuan/keahlian siswa pada Mata

Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

2. Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur akan mempengaruhi Prestasi

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

J. Perumusan Masalah

Rumusan masalah berkaitan dengan pembatasan masalah seperti yang telah

disampaikan di atas adalah:

1. Apakah ada perbedaan Pengaruh antara Pendekatan berbasis Produk dan

Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan?

2. Apakah ada perbedaan Pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat

Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan?

3. Apakah ada interaksi pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan

Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan

Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik

Pekerjaan Permesinan?

Page 22: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

K. Tujuan Penelitian

Untuk memberi arah dan sebagai pemandu dalam penelitian ini, maka

secara spesifik dapat peneliti kemukakan tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh antara pendekatan berbasis Produk dan Pendekatan

Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Praktik Pekerjaan Permesinan.

2. Perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang

tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Praktik Pekerjaan Permesinan.

3. Ada tidaknya interaksi pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan

Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan

Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik

Pekerjaan Permesinan.

L. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis, sebagai:

a. Bahan kajian lanjut bagi peneliti khususnya di pembelajaran prooduktif.

b. Bahan kajian lebih lanjut bagi Dinas Pendidikan mengenai pengembangan

kurikulum dan pembelajaran produktif.

c. Bahan masukan bagi SMK untuk pengembangan pembelajaran praktik ke

arah produktif dengan jaringan dunia usaha dan industri.

Page 23: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiii

2. Manfaat praktis:

a. Pengelola SMK khususnya Program Keahlian Teknik Pemesinan, dapat

menerapkan model pembelajaran praktik yang mengarah pada siswa lebih

produktif, sehingga pelaksanaan praktik lebih efektif dan efisien.

b. Guru dan instruktur lebih inovatif dan lebih bergairah dalam melaksanakan

pembelajaran praktik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.

c. Guru dan instruktur dapat memilih metode pembelajaran praktik dengan

pendekatan yang variatif untuk mengembangkan pembelajaran praktik,

yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder.

d. Siswa dapat lebih mengembangkan penalaran dan ketrampilannya dalam

menghadapi pekerjaan yang lebih menantang dengan menejemen real job.

e. Siswa lebih meningkat rasa percaya dirinya karena terbiasa melaksanakan

pekerjaan yang bersifat order job.

Page 24: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiv

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Produktif Teknik Pemesinan

Dimyati dan Mujiyono (2002 : 299), mengemukakan bahwa pembelajaran

merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber

belajar. Pembelajaran dapat berlangsung apabila ada interaksi antara guru dan

siswa untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Pembelajaran produktif merupakan suatu pola yang di dalamnya tersusun

suatu prosedur yang meliputi pengaturan, penentuan materi dan sumber belajar

agar terjadi proses belajar pada diri siswa sehingga dapat mencapai hasil yang

efektif pada mata pelajaran produktif/kejuruan. Tujuan pembelajaran produktif

adalah memberi bekal kepada siswa agar memiliki kemampuan yang tinggi

(kognitif, afektif, dan psikomotor), professional produktif, beretos kerja tinggi,

terbentuknya sikap wirausaha.

Pembelajaran produktif sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) tahun 2009 dikemas berdasarkan Standar Kompetensi (SK)

yang ditentukan oleh ketersediaan lapangan kerja atau industri. Standar kompetensi

tersebut dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD) dan selanjutnya diperlukan

Page 25: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxv

analisis penentuan indikator untuk mengukur ketercapainya kompetensi. Dengan

berlakunya KTSP tersebut memungkinkan kurikulum satu sekolah akan berbeda

dengan kurikulum di sekolah yang lain pada jenjang sekolah yang sama.

Penyusunan Standar Kompetensi menurut Atwi Suparman (2001 : 99)

dengan pola: struktur hierarkikal, struktur prosedural, struktur pengelompokan, dan

struktur kombinasi. Standar kompetensi yang disusun menurut struktur hierarkikal

adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu perilaku

hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain (2001 : 100).

Sedangkan isi/materi pembelajaran harus ditata dengan memperhatikan enam

ketentuan, dua diantaranya adalah dari umum ke khusus dan urutan keterampilan

(Mager and Beach, 1967 : 60). Dengan merujuk pada struktur dan isi untuk

pembelajaran produktif, maka siswa dapat menempuh standar kompetensi

berikutnya (yang khusus) setelah dapat menguasai kompetensi umum (dasar).

Kompetensi yang termasuk dalam mata pelajaran produktif dasar pada

Program Keahlian Teknik Pemesinan berdasarkan Standar Kompetensi meliputi: a)

melaksanakan penanganan material secara manual, b) menggunakan peralatan

pembanding dan/atau alat ukur dasar, c) mengukur dengan alat ukur mekanik

presisi, d) menggunakan perkakas tangan, e) menggunakan perkakas

bertenaga/operasi digenggam, f) menginterpretasikan sketsa, dan g) menggunakan

mesin untuk operasi dasar (Kurikulum SMK Negeri 2 Sragen, 2010 : 75-76).

Mata pelajaran produktif dasar adalah mata pelajaran yang memberikan

kompetensi dasar bagi siswa dan sebagai prasyarat untuk mencapai kompetensi

Page 26: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvi

akhir sesuai dengan tujuan SMK. Salah satu mata pelajaran produktif yang harus

ditempuh setelah siswa memenuhi kompetensi-kompetensi selanjutnya adalah

menempuh standar kompetensi yang lebih sulit atau kompleks yang diantaranya

tertuang pada mata pelajaran Praktek Pekerjaan Permesinan. Praktik Pekerjaan

Permesinan menurut peta keterkaitan dalam Kurikulum SMK Negeri 2 Sragen

mempunyai standar kompetensi yang terletak di akhir yang meliputi: menggerinda

alat, membubut kompleks dan mengefrais kompleks (2010 : 77).

2. Pendekatan Pembelajaran Produktif

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut

pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang

terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,

menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan

teoretis tertentu (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/). Pembelajaran

produktif dirancang untuk memberi bekal kepada siswa agar memiliki kemampuan

yang tinggi, professional, produktif, beretos kerja tinggi, dan terbentuknya sikap

wirausaha (Made Wena, 1996 : 49). Jika dikelompokkan, ada dua model

pendekatan pembelajaran produktif yang biasa diterapkan yaitu:

a. Pendekatan Berbasis Kompetensi atau Competency Based Training (CBT)

1) Pengertian Kompetensi

Page 27: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvii

Kompetensi (competency) menurut Suhaenah Suparno (2001 : 27)

merupakan kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau sebagai

memiliki keterampilan dan kecakapan yang disyaratkan. Mengutip dari pendapat

Johnson, selanjutnya Suhaenah Suparno menjelaskan tentang pembelajaran

berbasis kompetensi, yang merupakan suatu system dimana siswa baru dianggap

telah melaksanakan tugas yang dipelajari untuk melakukannya. Kompetensi dapat

dikatakan pula sebagai perbuatan (performance) yang rasional yang secara

memuaskan memenuhi tujuan dalam kondisi yang diinginkan. Agar dapat

mencapai suatu kompetensi, seseorang memerlukan pengetahuan khusus,

keterampilan proses, dan sikap.

Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan

Nasional (Sisdiknas) penjelasan pasal 35 (1): “Kompetensi lulusan merupakan

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati”. Sedangkan

sesuai Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 1 (10),

“Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan”.

Kompetensi menurut definisi dari Standard Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia (SKKNI), adalah pernyataan tentang bagaimana seseorang dapat

mendemontrasikan: keterampilan, pengetahuan dan sikapnya di tempat kerja sesuai

dengan standar Industri atau sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh

Page 28: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxviii

tempat kerja (industri). Jika diperinci, kompetensi dapat dibagi dalam lima

dimensi: (a) mampu melakukan tugas per tugas (task skills), (b) mampu mengelola

beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaan (task management skills), (c)

tanggap terhadap adanya kelainan dan kerusakan pada rutinitas kerja (contingency

management skills), (d) mampu menghadapi tanggung jawab dan harapan dari

lingkungan kerja/ beradaptasi dengan lingkungan (environment skills/job role), dan

(e) mampu mentransfer kompetensi yang dimiliki dalam setiap situasi/tempat yang

berbeda (transfer skills) (http://dahlanforum.wordpress.com/2008/04/17/).

Pemahaman dari definisi kompetensi selama ini adalah mencakup

penguasaan terhadap 3 jenis kemampuan, yaitu: pengetahuan (knowledge, science),

keterampilan teknis (skill, teknologi) dan sikap perilaku (attitude). Jika kompetensi

dilihat dari aspek kecerdasan manusia yang harus dikembangkan secara utuh dan

seimbang, maka terdapat tiga kecerdasan yaitu: kecerdasan intelek/kecerdasan

rasional atau disebut IQ (Intellectual Quotient), kecerdasan emosional atau disebut

EQ (Emotional Quotient) dan kecerdasan spiritual atau SQ (Spiritual Quotient)

dengan SQ yang menjadi pondasinya. Bila dikaitkan dengan definisi kompetensi

selama ini maka kecerdasan IQ dapat dikaitkan dengan upaya penguasaan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) atau “knowledge” dan “skill”, kecerdasan EQ

dan SQ bisa dikaitkan dengan “attitude”.

2) Standar Kompetensi

Standar Kompetensi mmenurut SKKNI adalah pernyataan-pernyataan

mengenai pelaksanaan tugas di tempat kerja yang digambarkan dalam bentuk hasil

Page 29: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxix

output: (a) apa yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh siswa, (b) tingkat

kesempurnaan pelaksanaan kerja yang diharapkan dari siswa, dan (c) bagaimana

menilai bahwa kemampuan siswa telah berada pada tingkat yang diharapkan.

Kegunaan Standar Kompetensi bagi SMK diantaranya adalah: (a) lebih

efesien dalam biaya, dan membuat pendidikan dan pelatihan keterampilan lebih

relevan, (b) pembentukan keterampilan yang lebih baik untuk dapat bersaing

ditingkat internasional, (c) penilaian yang lebih konsisten, (d) adanya hubungan

yang lebih baik antara pelatihan, penilaian dan pemberian sertifikat, dan (e)

kemungkinan diakuinya pelajaran-pelajaran yang telah diterima sebelumnya

(sstphttp://www.stpbali.ac.id/index.php?p9=102)

. Untuk tingkat industri dan perusahaan, kegunaan standar kompetensi

adalah: (a) pengidentifikasian yang lebih baik mengenai keterampilan yang

dibutuhkan, (b) pemahaman yang lebih baik mengenai hasil pelatihan, (c)

berkurangnya pengulangan dalam usaha pengadaan pelatihan, (d) peningkatan

dalam perekrutan tenaga baru, (e) penilaian hasil pelatihan yang lebih konsisten

dan dapat diandalkan, dan (f) pengidentifikasian kompetensi di tempat kerja yang

lebih akurat.

Suatu unit Standar Kompetensi mencakup pesan kunci di tempat kerja dan

terdiri dari empat komponen, yaitu: (a) elemen yang menggambarkan garis besar

aktifitas-aktifitas terpenting yang termasuk dalam peran, (b) kriteria pelaksanaan

tugas yang merinci hal-hal yang harus dilakukan untuk menunjukkan kemampuan

seseorang, (c) beberapa variabel yang dapat menggambarkan relevan konteks dan

Page 30: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxx

kondisi pada suatu unit, dan (d) penentuan bukti yang memberikan gambaran

bagaimana kompetensi akan diakui.

3) Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Tujuan pembelajaran berbasis kompetensi dimaksudkan agar segala upaya

yang dilakukan dalam proses pembelajaran benar-benar mengacu dan

mengarahkan peserta untuk mencapai kompetensi yang telah diprogramkan

bersama antara SMK dengan institusi pasangannya. Pelatihan atau pembelajaran

didasarkan atas hal-hal yang diharapkan dapat dilakukan oleh seseorang ditempat

kerja. Hal ini merupakan salah satu cara untuk membuat pelatihan lebih relevan

terhadap dunia kerja.

Manfaat pembelajaran berbasis kompetensi bagi peserta (trainees), adalah

dapat : (a) memberikan kesempatan bagi peserta untuk belajar mengembangkan

keterampilan dengan tingkat kecepatan yang berbeda dan dengan cara yang

berbeda, (b) memungkinkan peserta untuk lebih bertanggung jawab terhadap

kemajuannya, (c) memotivasi peserta, dan (d) membuat peserta aktif dan dapat

memusatkan perhatian pada tugas-tugasnya. Adapun manfaat bagi guru/instruktur

atau pelatih (trainers), yaitu dapat: (a) emungkinkan adanya kesesuaian antara

pelatihan dan persyaratan kemampuan kerja, (b) memungkinkan adanya kebebasan

dalam penentuan waktu mulai, selesai dan kecepatan program pelatihan, dan (c)

penyederhanaan prosedur penilaian.

4) Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Page 31: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxi

Pembelajaran berbasis kompetensi menekankan pada “proses”, dengan

asumsi bahwa jika suatu pekerjaan dikerjakan dengan proses yang baik atau standar

akan dicapai hasil yang standar pula. Sebaliknya jika proses tidak benar, maka

kemungkinan besar hasil pekerjaan tersebut tidak akan sesuai standar. Penekanan

yang kedua adalah terciptanya kompetensi pada peserta, apa yang dapat dilakukan

oleh seseorang sebagai hasil dari pelatihan (output). Namun batasan waktu untuk

mencapai kompetensi kurang mengabaikan faktor waktu. Hal ini akan mengurangi

motivasi peserta untuk berkompetisi, sehingga peserta merasa pekerjaannya kurang

menantang.

Hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran berbasis kompetensi

adalah: (a) fokus kegiatan pembelajaran adalah penguasaan kompetensi oleh

peserta, (b) kondisi proses belajar peserta untuk menguasai kompetensi harus

memiliki kesepadanan dengan kondisi kompetensi tersebut akan digunakan

(industri), (c) aktifitas belajar peserta bersifat perseorangan dan antara satu peserta

dengan peserta lainnya tidak ada ketergantungan, dan (d) harus tersedia program

pengayaan (enrichment) bagi peserta yang lebih cepat, dan program perbaikan

(remedial) bagi peserta yang lebih lamban sehingga perbedaan irama

perkembangan belajar setiap peserta dapat dilayani (Suhaenah, 2001 : 27).

5) Penilaian Kompetensi

Penilaian Berdasarkan Kompetensi adalah suatu penilaian di mana bukti

dari pekerjaan yang dilaksanakan dibandingkan dengan kriteria pelaksanaan tugas

relevan di tempat kerja. Penilaian kemudian memutuskan apakah kriteria

Page 32: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxii

pelaksanaan tugas telah dipenuhi atau tidak. Berikut ini adalah beberapa manfaat

dari penilaian: (a) peserta yang pandai yang dapat memperlihatkan bahwa dirinya

kompeten dalam keterampilan tertentu dapat maju lebih cepat, (b) identifikasi

kebutuhan pelatihan, (c) motivasi siswa dapat ditingkatkan melalui pengakuan atas

kompetensi yang telah dicapai, dan (d) keterlibatan tempat kerja dan industri.

Penilaian berdasarkan kompetensi dapat melibatkan berbagai metode yaitu:

(a) observasi atas pelaksanaan tugas oleh peserta, (b) memeriksa proses yang

digunakan dan produk yang dihasilkan, (c) ujian tertulis dan esai untuk mengukur

tingkat pengetahuan, (d) ujian lisan dalam hubungannya dengan demonstrasi

praktis, (e) proyek perseorangan atau kelompok, biasanya tanpa pengawasan, (f)

simulasi dan bermain pesan, (g) kumpulan contoh dan sampel yang dipakai untuk

menilai presentasi dalam keterampilan seseorang sebelumnya, (h) latihan tanya

jawab interaktif menggunakan computer, dan (i) penilaian ini dapat dilaksanakan

oleh pelatih pengawas di tempat kerja atau penilai yang diakui oleh industri.

b. Pendekatan Berbasis Produk atau Product Based Training (PBT)

1) Pengertian Pembelajaran Berbasis Produk

Pembelajaran berbasis produk adalah pembelajaran atau keterampilan yang

dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang

Page 33: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiii

sesungguhnya (real job), untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai tuntutan

pasar atau konsumen. Menurut Neni Rohaeni dalam penelitiannya mengungkapkan

bahwa Pembelajaran berbasis produk adalah “kegiatan pendidikan dan pelatihan

yang menyatu pada proses produksi atau menggunakan proses produksi sebagai

media pembelajaran”.

2) Tujuan Pembelajaran Berbasis Produk

Tujuan pembelajaran berbasis produk adalah membekali peserta dengan

kompetensi yang sepadan dengan tuntutan dunia kerja sekaligus menghasilkan

produk atau jasa yang laku jual, dan menanamkan pengalaman produktif serta

mengembangkan sikap wirausaha melalui pengalaman langsung memproduksi

barang atau jasa yang berorientasi pasar.

3) Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Produk

Pelaksanaan pembelajaran berbasis produk akan lebih mudah jika bekerja

sama dengan institusi pasangan (industri yang relevan) atau UP (Unit Produksi) di

sekolah. Setiap peserta atau kelompok dapat diberi tugas sesuai dengan jenis

pekerjaan dan tingkat kompetensi masing-masing. Namun demikian tetap dalam

prosedur dan standar kerja yang menjamin ketepatan waktu dan mutu hasil

pekerjaan yang dituntut oleh konsumen.

Keberhasilan pembelajaran berbasis produk, menurut Depdikbud (1999 :

22), harus didukung oleh:

a) Fasilitas yang siap pakai dengan kepresisian standar.

Page 34: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiv

b) Guru atau instruktur yang memiliki profesionalisme tinggi.

c) Kesiapan kerja yang tidak semata-mata tergantung pada jam kerja sekolah.

d) Sikap menghargai kepuasan konsumen.

e) Sikap komitmen pada kualitas.

4) Penilaian Pembelajaran Berbasis Produk

Pada pembelajaran praktek berbasis produksi, penilaian tidak sebatas siswa

sudah kompeten atau belum kompeten. Penilaian lebih menekankan pada hasil

produk secara fungsi berkaitan dengan ukuran dan performen benda kerja. Faktor

yang juga penting dalam penilaian produk adalah seberapa cepat siswa mampu

menyelesaikan produk tersebut sesuai dengan standar waktu yang telah ditetapkan.

Hasil produk adalah untuk kebutuhan konsumen, oleh karena itu penting sekali

membuat produk yang berkualitas sekaligus dalam waktu yang cepat. Konsep

Pembelajaran berbasis Produk ini yang mempengaruhi sejauh mana kemampuan

siswa dapat diuji dalam persaingan dunia industri yang kompetitif.

Format penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Produk pada dasarnya

adalah pengembangan dari format penilaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi,

dengan memasukkan indikator waktu secara ketat sesuai standar industri.

3. Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur

Page 35: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxv

Penguasaan atau kemampuan dalam Menggunakan Alat Ukur adalah

kompetensi dalam menggunakan alat ukur. Sesuai dengan Standar Kompetensi

Nasional (SKN) di Bidang Logam dan Mesin, kompetensi Menggunakan Alat Ukur

tertuang dalam unit M12.1A, yaitu Penggunaan Peralatan Pembanding dan/atau

Alat Ukur Dasar (Depdiknas, 2002) yang elemen-elemennya meliputi:

a. Memilih dan menggunakan peralatan pembanding dan/atau alat ukur dasar

1) Mengidentifikasi dan memilih alat ukur yang sesuai untuk melakukan

pembandingan atau pengukuran dengan menggunakan prosedur operasi

standar

2) Melakukan pengukuran atau penyortiran barang-barang dengan

menggunakan pembandingan dan/atau peralatan pengukuran dasar.

b. Memelihara peralatan pembanding dan/atau pengukuran dasar

1) Memastikan perawatan dan penyimpanan dasar sesuai dengan standar

pabrik atau prosedur operasi standar

Menurut SKN, pelaksanaan pengukuran-pengukuran pembanding dilakukan

di dalam lingkungan produksi atau di ruang kerja. Adapun dimensi pengukuran

meliputi panjang dan sudut. Peralatan-peralatan pembanding yang dapat digunakan

adalah: go-no-go (mal), thread angle (alat ukur ulir), taper-gauge (alat pengukur

tirus), alat ukur panjang (peralatan digital, vernier caliper dan micrometers,

termasuk penggaris, pita ukur dan meteran rol). Semua pengukuran pembanding

dilakukan sesuai dengan prosedur operasi standar.

Page 36: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvi

Materi Menggunakan Alat Ukur adalah merupakan kompetensi dasar

sebagai prasyarat yang harus dikuasai untuk dapat mengikuti materi kompetensi

lanjut. Hal ini mutlak dikuasai siswa karena untuk dapat melaksanakan praktik

Pekerjaan Permesinan, siswa harus mampu menggunakan alat ukur.

4. Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil seseorang dalam melakukan kegiatan melalui proses

belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997 : 787), kata prestasi

mempunyai pengertian ”Hasil yang dicapai (dilakukan/dikerjakan dan

sebagainya)”. Sedangkan Zainal Arifin (1990 : 3) mengemukakan bahwa: ”Prestasi

adalah hasil dan kemampuan ketrampilan dan sikap seseorang dalam

menyelesaikan suatu hal”. Dengan demikian prestasi adalah bukti atau hasil usaha

yang dicapai setelah melaksanakan usaha sebaik-baiknya sesuai batas kemampuan

dari usaha tersebut.

Belajar merupakan bagian dari kehidupan dan kebutuhan manusia. Dari

proses belajar, seseorang dapat memahami, menguasai dan mengerti suatu

pengetahuan yang akhirnya kemampuan seseorang dapat ditingkatkan. Hampir

semua pengetahuan dan keterampilan (skill) dapat dipelajari, dikembangkan dan

ditingkatkan melalui kegiatan belajar.

Kegiatan belajar dalam kehidupan manusia memberikan peran yang besar.

Banyak ahli menaruh perhatian tentang belajar, sehingga terdapat berbagai definisi

tentang belajar. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991 : 121), belajar

Page 37: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvii

merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk mengetahui suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dan interaksi dengan lingkungan. Sementara Winkel (1996 : 53)

menjelaskan, bahwa belajar merupakan aktifitas mental atau psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pamahaman, keterampilan dan sikap.

Belajar menurut Winkel tersebut meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Sementara A. Suhaenah (2001 : 2) lebih menekankan terjadinya perubahan

karena ada upaya. Belajar merupakan aktifitas yang menimbulkan perubahan yang

realatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Terjadinya

perubahan pada tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara

individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya (Moh. Uzer Usman,

2002 : 5). Proses perubahan di sini terjadi pada seseorang setelah terjadi interaksi

baik dengan individu lain maupun dengan tempat dan sarana belajar. Sedangkan

pendapat Heinich, Molenda dan Smaldino (2008 : 10) adalah:“Learning is the

development of new knowledge, skills, or attitudes as an individual interacts with

information and the environment”. Belajar adalah pengembangan pengetahuan,

keterampilan, atau sikap yang baru sebagai hasil interaksi individu dengan

informasi dan lingkungan. Unsur-unsur pokok dalam belajar menurut Nana

Sudjana (2008 : 22) adalah tujuan, proses, dan hasil belajar.

Secara singkat Yusuf Hadimiaarso - salah seorang pakar pendidikan dari

UNJ - dalam materi seminar di UNS (Universitas Sebelas Maret) Surakarta tanggal

Page 38: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxviii

12 Desember 2009, mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan positif karena

pengetahuan, pengalaman dan praktek. Dalam belajar mengandung makna suatu

perubahan dari belum atau tidak mampu menjadi mampu. Perubahan yang

diharapkan berupa tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah dari pengalaman.

Perubahan tersebut sebagai kemampuan baru . Berkembangnya kemampuan, sikap

dan ketrampilan bias digunakan sebagai indikator keberhasilan dalam proses

pembelajaran. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam

berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, kecakapan, kebiasaan serta aspek

lain yang ada pada individu yang belajar. Disimpulkan bahwa belajar adalah

perubahan tingkah laku yang baru dalam berinteraksi dengan lingkungan yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahun dalam

pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap.

Prestasi belajar menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984 : 43) adalah penilaian

hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf

maupun kalimt yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap

anak dalam periode tertentu. Sedangkan prestasi belajar menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (1997 : 787), adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan

yang dikembangkan oleh mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai tes

atau angka lain yang diberikan guru. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam

proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh

guru, sehingga terdapat proses perubahan dalam pemikiran tingkah laku.

Page 39: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxix

Kurikulum SMK Negeri 2 Sragen Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan

(2010 : 76), memuat kompetensi lanjut untuk kelas XII, salah satunya yaitu: 1)

Menggunakan Mesin Bubut (Kompleks), dan 2) Memfrais (Kompleks), yang

pelaksanaannya dijadikan satu menjadi mata pelajaran yaitu Praktik Pekerjaan

Permesinan.

Dengan demikian prestasi belajar pada Mata Pelajaran Praktik Permesinan

adalah hasil belajar yang dicapai dalam proses belajar mengajar pada Mata

pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan yang ditunjukkan dengan nilai tes prestasi

praktik.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Secara garis besar, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut

Muhibbin Syah (2000 : 173) terdiri atas dua macam:

1) Faktor intern siswa, yang meliputi gangguan atau kekurangan kemampuan

psiko-fisik siswa, diantaranya adalah:

a) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), seperti rendahnya kapasitas kecerdasan

intelektual atau kecerdasan emosional siswa.

b) Yang bersifat afektif (ranah rasa), seperti labilnya sikap.

c) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), seperti terganggunya alat indera

penglihatan (mata) atau pendengaran (telinga).

2) Faktor ekstern siswa, meliputi situasi dan kondisi lingkungan yang tidak

mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi tiga macam :

Page 40: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xl

a) Lingkungan keluarga (ketidakharmonisan hubungan orang tua, rendahnya

status ekonomi keluarga),

b) Lingkugan perkampungan/masyarakat (wilayah perkampungan kumuh dan

teman sepermainan yang nakal), dan

c) Lingkungan sekolah (kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti

dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah).

B. Penelitian yang Relevan

Menurut pengamatan peneliti, kegiatan praktis di lingkungan institusi SMK

telah berkembang seiring dengan tuntutan ekonomi. Penelitian tentang

Pembelajaran Berbasis Produk (Product Based Training) pada pembelajaran

praktik telah berkembang di Indonesia, terlebih di luar negeri. Penelitian yang

relevan, diantaranya adalah:

1. “Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Model PBET (Production Based

Education and Training) di ATMI Surakarta Dalam Mengantisipasi Tuntutan

Pasar Kerja”, tesis yang dilakukan oleh R. Joko Priyono (2008). Dalam

penelitian tersebut disimpulkan: Akademi Teknik Mesin Indonesia (ATMI)

Surakarta telah berperan besar dalam mendorong keberhasilan pengelolaan

pembelajaran Model PBET. Pemikiran pentingnya efisiensi anggaran untuk

bahan praktik dan pentingnya produktivitas untuk menunjang pelaksanaan

pembelajaran.

Page 41: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xli

2. “Product-Based Learning in Software Engineering Education”, oleh Eric D.

Regan, Stephen Frezza, dan Jeremy Cannell (2009). Disimpulkan bahwa,

dengan Pendekatan Produk ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk

berprestasi dalam pengembangan sebuah produk. Metode ini dapat diterapkan

di lembaga pelatihan untuk alat-alat mesin atau bidang teknik.

C. Kerangka Pikir

1. Perbedaan Pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based

Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based

Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Praktik Pekerjaan Permesinan.

Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) merupakan salah

satu pendekatan yang saat ini memberikan prospek lebih baik dibanding

Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based training). Penerapan

Pendekatan Berbasis Produk lebih memungkinkan siswa belajar secara efektif

karena konsep Pendekatan Berbasis Produk tidak sekedar siswa mencapai standar

kompetensi sesuai yang telah ditentukan, namun lebih dari itu adalah siswa dituntut

untuk mencapai standar kompetensi dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.

Siswa yang telah terbiasa untuk menghasilkan produk dengan mempertimbangkan

waktu akan bekerja lebih efisien, dengan demikian terbiasa pula untuk bekerja

secara lebih produktif.

Page 42: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlii

Untuk mencapai standar produk dengan alokasi waktu yang terbatas, siswa

harus melakukan perencanaan kerja secara cermat, baik gambar, langkah kerja,

peralatan yang harus disediakan, bahan sampai detail perhitungan pada saat proses

kerja berlangsung. satu kesalahan kecil yang berakibat pada kerusakan, baik

alat/mesin, benda kerja, bahkan manusia, siswa akan mendapatkan sanksi berupa

denda dengan point tertentu.

Dari analisis guru/instruktur tentang point kesalahan itu, siswa harus

mengganti dengan jam praktik yang disebut dengan istilah kompensasi. Dengan

demikian dalam Pendekatan berbasis Produk, menuntut siswa akan bekerja atau

melaksanakan praktik secara sungguh-sungguh untuk menghasilkan produk

berkualitas dengan waktu cepat sesuai tuntutan konsumen atau dunia industri. Pada

Pendekatan Berbasis kompetensi, hal yang demikian itu kurang mendapatkan

perhatian karena lebih menitik beratkan pada proses mencapai kompetensi tertentu,

sehingga waktu pencapaian menjadi lebih longgar. Salah satu nilai positif dari

Pendekatan berbasis produk adalah, siswa terbiasa bekerja dalam kondisi di bawah

tekanan (under pressure) yang akan memberikan tingkat kepercayaan diri yang

kuat saat memasuki dunia kerja.

Dari konsep di atas menggambarkan bahwa Pendekatan berbasis Produk

akan menghasilkan kualitas siswa yang lebih baik disbanding dengan Pendekatan

Berbasis Kompetensi. Dengan demikian terdapat perbedaan pengaruh antara

Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) dengan

Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) terhadap Prestasi Belajar

Mata Pelajaran Praktek Pekerjaan Permesinan.

Page 43: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliii

2. Perbedaan Pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur

yang Tinggi dan yang Rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

Standar Kompetensi untuk Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan

jika dilihat dari peta keterkaitan, berada pada tingkat yang paling sulit dan

kompleks. Untuk dapat mengikuti mata pelajaran Praktik pekerjaan Permesinan

harus menguasai kompetensi di level sebelumnya, yang diantaranya adalah

Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Presisi. Dalam pelaksanaan pembelajaran

kompetensi dasar tersebut, siswa dibentuk untuk secara pengetahuan atau wawasan

mempunyai konsep tentang peralatan ukur sederhana sampai yang presisi. Aspek

afektif menekankan pembentukan sikap kerja yang mendukung tercapainya

kompetensi standar. Penekanan aspek psikomotorik pada penguasaan kompetensi

dasar untuk dikembangkan pada penguasaan kompetensi yang lebih rumit.

Penguasaan siswa akan ketiga aspek secara menyeluruh akan menghasilkan satu

kompetensi dasar yang utuh untuk menguasai kompetensi selanjutnya.

Dari uraian dapat ditarik hubungan positif antara penguasaan dalam

menggunakan alat ukur dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Praktik

Pekerjaan Permesinan. Siswa yang mempunyai penguasaan dalam menggunakan

alat ukur yang tinggi akan mempunyai prestasi yang tinggi pula pada mata

pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Sebaliknya, siswa yang rendah akan

penguasaan dalam menggunakan alat ukur akan kesulitan dalam penguasaan materi

pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

Page 44: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliv

3. Pengaruh Interaksi Perbedaan antara Pendekatan Pembelajaran Praktik

dan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar

Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

Pendekatan Berbasis Kompetensi pada mata pelajaran praktik akan

memberikan bekal kemampuan siswa untuk mencapai kompetensi standar,

meskipun kompetensi dasar yang dikuasai siswa mendapatkan nilai rendah atau

nilai minimal untuk dinyatakan kompeten. Pada Pendekatan Berbasis Produk,

siswa akan mendapatkan bekal kemampuan yang lebih sempurna, meskipun

kompetensi dasar yang dikuasai siswa juga mendapatkan nilai rendah atau nilai

minimal untuk dinyatakan kompeten.

Dari konsep tersebut, maka Pendekatan Berbasis Produksi akan

memberikan bekal kemampuan yang lebih sempurna pada prestasi siswa dalam

mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Pendekatan Berbasis Produk dan

Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat

Ukur mempunyai interaksi terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

Praktik Pekerjaan Permesinan.

Berdasarkan konsep berpikir yang telah dikemukakan di atas, dapat

digambarkan paradigma kerangka pikir penelitian sebagai berikut:

Page 45: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlv

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

D. Pengajuan Hipotesis

1. Terdapat perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk (Product

Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based

Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik

Pekerjaan Permesinan.

2. Terdapat perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat

Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

3. Terdapat interaksi pengaruh antara Pendekatan Pembelajaran Praktik dan

Penguasaan dalam Mengunakan Alat Ukur terhadap Pestasi Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

Prestasi belajar Siswa

pada Mata Pelajaran

Praktek Pekerjaan

Permesinan Penguasaan dalam Menggunakan Alat

Ukur tinggi

Penguasaan dalam Menggunakan Alat

Ukur rendah

Pendekatan berbasis Produk (PBT)

Pendekatan Berbasis Kompetensi (CBT)

Page 46: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SMK Negeri 2 Sragen dan SMK

Muhammadiyah 2 Sragen, Kabupaten Sragen. SMK Negeri 2 Sragen adalah tempat

mengabdi peneliti sebagai staf pengajar, sehingga penelitian nantinya diharapkan

dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan sekolah. Sedangkan SMK

Muhammadiyah 2 Sragen menjadi tempat penelitian sebagai pembanding kualitas

pembelajaran khususnya di bidang kompetensi keahlian Teknik Pemesinan.

Pertimbangannya dilihat dari kompetensi siswa yang relatif setara, guru kedua

SMK tersebut memiliki kualitas yang baik, dan kedua SMK tersebut mempunyai

fasilitas yang hampir sama.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian direncanakan pada semester gasal sampai awal semester

genap tahun pelajaran 2010/2011. Hal itu mengingat bahwa untuk pengambilan

data, peneliti harus melakukan eksperimen atau perlakuan (treatment) selama 1

(satu) semester. Secara umum tahapan penelitian terdiri dari beberapa tahap, seperti

disajikan pada tabel berikut ini:

Page 47: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvii

Tabel 1. Rencana Tahapan Penelitian

No Tahapan Kegiatan Waktu

1 Penyusunan Proposal Maret 2010

2 Seminar Proposal April 2010

3 Pembimbingan dan Penyempurnaan Proposal Mei- Agustus 2010

4 Pembuatan Instrumen dan Ijin Penelitian Oktober 2010

5 Tryout/uji coba instrument dan analisis Desember 2010

6 Pengumpulan dan pengolahan data Januari 2011

7 Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Februari 2011

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,

menurut Suharsimi Arikunto (1990 : 272) “Metode eksperimen adalah prosedur

penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat antara

kelompok yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding

yang tidak menerima perlakuan“. Tujuan eksperimen untuk menemukan fakta-fakta

akibat tentang pembelajaran praktik berbasis produksi dan pembelajaran praktik

berbasis kompetensi terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Praktik

Pekerjaan Permesinan. Oleh karena itu, kegiatan eksperimen dilakukan dengan

tanpa mengubah kelompok yang telah ada.

Page 48: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlviii

1. Desain Penelitian

Untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan desain faktorial 2 x 2

dengan teknik Analisis Varians (ANAVA) 2 jalur. Desain ini merupakan suatu

rancangan penelitian yang digunakan untuk meneliti pengaruh yang dihasilkan dari

perlakuan yang berbeda. Dari masing-masing kelas diadakan pembelajaran praktik

dengan pendekatan yang berbeda, kemudian peneliti mengadakan perbandingan

prestasi belajar siswa.

Adapun pendekatan yang dipilih dalam pembelajaran praktik dibedakan

yaitu Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan

Berbasis Kompetensi (Competency Based Training). Prestasi belajar siswa dari ke

dua pendekatan tersebut dibandingkan untuk pengambilan kesimpulan mana yang

lebih efektif dalam pembelajaran praktik Pekerjaan Permesinan, dihubungkan

dengan tinggi rendahnya penguasaan dalam menggunakan alat ukur. Rancangan

uji hipotesis disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Rancangan Analisis Uji Hipotesis

Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur

(B)

Pendekatan Pembelajaran Praktik

(A)

Product Based

Training (A1)

Competency Based

Training (A2)

Tinggi (B1) A1, B1 A2, B1

Rendah (B2) A1, B2 A2 , B2

Page 49: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlix

Keterangan:

A : Pendekatan Pembelajaran Praktik

A1 : Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Produk atau PBT (Product

Based Training)

A2 : Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi atau CBT

(Competency Based Training)

B : Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur

B1 : Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi

B2 : Penguasaan dalam menggunakan Alat Ukur yang rendah

A1,B1: Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis

Produk (Product Based Training) dan memiliki Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur yang tinggi

A2,B1: Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis

Kompetensi (Competency Based Training) dan memiliki Penguasaan

dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi

A1,B2: Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis

Produk (Product Based Training) dan memiliki Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur yang rendah

A2,B2: Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis

Kompetensi (Competency Based Training) dan memiliki Penguasaan

dalam Menggunakan Alat Ukur yang rendah

Page 50: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

l

2. Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini adalah (a) Variabel bebas (X1) yaitu

pendekatan pembelajaran praktik yang terdiri dari Competency Based Training dan

Product Based Training, (b) Variabel moderator atau variabel atribut (X2) yaitu

Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang dibedakan dengan skor tinggi

dan rendah, dan (c) Variabel terikat (Y) yaitu Prestasi Belajar Siswa pada mata

pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Definisi operasional setiap variabel

tersebut adalah:

a. Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi

Pembelajaran praktik berbasis kompetensi adalah suatu pembelajaran

praktik yang dalam pelaksanaan dan penilaiannya menggunakan pendekatan

kemampuan kerja (kompetensi) untuk setiap individu yang mencakup aspek

pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar nasional

yang telah ditetapkan.

Penilaian berdasarkan kompetensi dengan menerapkan kriteria atau standar

kompetensi, yang salah satu diantaranya dilakukan melalui:

1) Ujian tertulis untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta,

2) Ujian lisan atau wawancara dalam hubungannya dengan demonstrasi praktis,

3) Observasi atau memeriksa proses yang dilakukan peserta, dan

4) Penilaian produk yang dihasilkan peserta. Penilaian ini dilaksanakan oleh penguji

atau assesor baik guru (internal) maupun assesor luar (eksternal) yang diakui oleh

industri.

b. Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Produk

Page 51: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

li

Pendekatan berbasis produk adalah pembelajaran praktik yang dirancang

dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya

(real job) di industri, untuk menghasilkan barang atau jasa yang menjamin

ketepatan waktu dan mutu hasil pekerjaan sesuai tuntutan pasar atau konsumen.

Penilaian berdasarkan produk dengan menerapkan kriteria penilaian atas

produk dan standar waktu pengerjaan, yang meliputi aspek:

1) Penilaian produk, dan

2) Penilaian waktu yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan produk.

c. Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan

Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran praktik Pekerjaan Permesinan

adalah tingkat pencapaian atau keberhasilan siswa untuk Standar Kompetensi

Menggunakan Mesin Bubut (Kompleks) dan Mengefrais (Kompleks). Prestasi

belajar dinyatakan dalam bentuk skor dari hasil tes praktik terhadap siswa yang

menerapkan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi atau CBT

(Competensi Based Training) dan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis

Produk atau PBT (Product Based Training).

d. Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur.

Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur adalah tingkat pencapaian atau

keberhasilan siswa pada kompetensi Menggunakan Alat Ukur, yaitu salah satu

standar kompetensi yang menjadi dasar atau prasyarat untuk dapat mengikuti mata

pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Penilaian menggunakan tes tulis.

3. Prosedur dan Langkah Penelitian

Page 52: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lii

a. Prosedur Penelitian

Pada penelitian eksperimen untuk meneliti pengaruh pendekatan dalam

pembelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ini, yaitu pendekatan berbasis produk

dan pendekatan berbasis kompetensi, ada tiga tahap yang diperlukan:

1) Tahap persiapan eksperimen, yang meliputi:

a) penyusunan proposal,

b) pengumpulan data kemampuan awal siswa,

c) pengambilan sampel,

d) pengurusan ijin penelitian, dan

e) uji coba instrumen penelitian.

2) Tahap pelaksanaan eksperimen, meliputi:

a) penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

b) pelaksanaan pembelajaran praktik di bengkel dengan pendekatan yang

berbeda untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan

c) pelaksanaan test akhir.

3) Tahap pasca eksperimen

a) pelaksanaan test akhir (post test) untuk masing-masing kelompok,

b) analisis data, dan

c) penulisan laporan penelitian

b. Langkah Penelitian

Page 53: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

liii

Untuk pelaksanaan eksperimen ini, terlebih dahulu ditentukan kelompok

yang akan dilakukan eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk kelompok

eksperimen dengan menerapkan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Produk

(Product Based Training), dan kelompok control dengan menerapkan Pendekatan

Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi (Competency Based Training).

Langkah-langkah yang dilakukan untuk pelaksanaan penelitian eksperimen adalah

sebagai berikut:

1) Persiapan Pembelajaran, meliputi:

a) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja

(job sheet) pada pembelajaran praktik. Job sheet sebagai pedoman siswa

praktik atau melakukan pekerjaan dan sebagai pedoman penilaian guru atau

instruktor. Seperti halnya dengan RPP, untuk Penyusunan Lembar Kerja

dengan pedoman pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

(KD).

b) Penyiapan Mesin dan Kelengkapannya dengan kondisi standar bengkel/lab.

c) Penyiapan Alat Potong (tool) dan Alat Ukur (measure) yang sesuai dengan

jenis pekerjaan,

d) Penyiapan Bahan (material row) sesuai ketentuan pada job sheet,

e) Penyiapan Lembar Penilaian.

2) Pelaksanaan Pembelajaran

Page 54: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

liv

Oleh karena ada dua kelompok pendekatan dalam pembelajaran praktik untuk

penelitian ini, maka langkah pelaksanaan pembelajaran dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a) Pelaksanaan Pembelajaran untuk kelompok eksperimen dengan Pendekatan

Berbasis Produk (PBT)

Pendekatan ini menerapkan konsep “product”, sehingga materi

pembelajaran bersifat “real job”. Oleh karena itu tidak ada alokasi khusus

untuk pembelajaran teori, sehingga pembelajaran teori bersifat teori praktis.

Siswa dituntut persiapan yang matang, bekerja dengan hati-hati dan bekerja

cepat. Kemampuan berfikir siswa dalam menyelesaikan pekerjaan dapat

diperoleh dari pengalaman praktik yang telah dilakukan. Adapun langkah

pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:

o Instruktur memberikan lembar kerja (job sheet) dan lembar

persiapan kerja (work plain) untuk dipelajari siswa secara mandiri,

o Siswa mengisi lembar persiapan kerja,

o Instruktur memeriksa lembar persiapan kerja yang telah dibuat

siswa, dan apabila perlu memberikan masukan,

o Siswa melaksanakan pekerjaan/praktik secara mandiri sesuai lembar

persiapan yang telah dibuat, dan apabila mengalami kesulitan dapat

meminta bimbingan kepada instruktur,

o Instruktur melakukan penilaian hasil kerja siswa dengan

menggunakan format penilaian yang sudah dirancang. Siswa yang

Page 55: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lv

belum mencapai nilai standar berarti produk hasil kerjanya tidak

dapat digunakan, maka siswa harus menggantinya sebagai

kompensasi dengan melaksanakan praktik di luar jam.

o Kerusakan alat maupun bahan akibat kesalahan siswa, yang

bersangkutan dikenai kompensasi dengan menambah jam praktik

seharga barang yang dirusakkan.

b) Pelaksanaan Pembelajaran untuk kelompok kontrol dengan Pendekatan

Berbasis Kompetensi (CBT)

Sesuai dengan standar kompetensi nasional, pembelajaran terbagi atas teori

dan praktek. Dengan demikian alokasi yang diperoleh siswa dalam praktek

tidak optimal. Siswa disebut kompeten jika telah mampu melaksanakan

pekerjaan sesuai dengan standar kompetensi, sedangkan waktu relative

lebih longgar. Langkah-langkah pembelajaran untuk praktik adalah:

o Instruktur memberikan lembar kerja (job sheet) kepada siswa dan

memberikan penjelasan tentang gambar kerja,

o Instruktur memberikan lembar persiapan kerja (work preparation)

kepada siswa dan melakukan pembimbingan cara

pembuatan/pengisian langkah kerja sesuai prosedur,

o Siswa melaksanakan pekerjaan/praktik sesuai lembar persiapan

yang telah dibuat, dan instruktur melakukan pembimbingan baik

secara individual maupun klasikal,

Page 56: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lvi

o Instruktur melakukan penilaian hasil praktik siswa dengan

menggunakan format penilaian yang sudah dirancang. Siswa yang

belum mencapai nilai standar harus mengulang praktik (remidiasi),

karena belum tuntas (kompeten). Pelaksanaan remidiasi dilakukan

di luar jam praktik.

o Kerusakan alat akibat kesalahan siswa tidak sepenuhnya sebagai

kesalahan siswa. Instruktur memikul tanggung jawab terhadap

kerusakan dan kehilangan alat.

3) Penilaian Akhir

Pada langkah ini, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol

diberikan penilaian produk berupa tes unjuk kerja. Tujuan tes adalah untuk

membandingkan pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol akibat dari penguasaan materi yang dipelajari.untuk mengetahui

perbedaan hasil eksperimen. Penilaian akhir dilakukan oleh intruktur yang

mempunyai kemampuan standar assesor bidang Pemesinan. Sertifikasi untuk

menjadi assesor dikeluarkan oleh ATMI Surakarta (Akademi Teknik Mesin

Indonesia), suatu Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Materi tes dan waktu

penyelesaian dibuat dengan mengacu pada standar Uji Kompetensi Produktif

(UKP).

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Page 57: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lvii

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa SMK pada

Program Keahlian Teknik Pemesinan, Kabupaten Sragen. Ada tujuh SMK di

Kabupaten Sragen yang memiliki program keahlian Teknik Pemesinan, yaitu:

SMK Negeri 2 Sragen, SMK Sukowati Sragen, SMK Muhammadiyah 2 Sragen,

SMK Binawiyata Karangmalang Sragen, SMK Sakti Gemolong, SMK Slamet

Riyadi Gemolong, dan SMK Dian Kirana 1 Sragen.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Oleh karena penelitian ini bersifat eksperimental pada kelompok atau kelas

tertentu secara khusus, maka pengambilan sampel menggunakan teknik penarikan

sampel berkelompok (cluster sampling). Menurut Arief Furchan (1982:196),

penarikan sampel berkelompok digunakan karena satuan yang dipilih bukanlah

individu-individu, melainkan sekelompok individu yang secara alami berada

bersama-sama di satu tempat.

Berdasarkan ciri-ciri tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut

dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya sesuai dengan

tujuan penelitian, sampel secara random diperoleh SMK Negeri 2 Sragen yang

mewakili sekolah negeri dan SMK Muhammadiyah 2 Sragen yang mewakili

sekolah swasta. Sampel tersebut mewakili derajad keseragaman (degree of

homogeneity) di mana kedua SMK memiliki sarana dan fasilitas pembelajaran yang

standar, lokasi berada di kota, latar belakang siswa hampir sama, pengalaman dan

kualitas instruktor yang berimbang. Kedua SMK tersebut juga memiliki jumlah

kelas paralel untuk kelas XII Program Keahlian Teknik Pemesinan yaang sama

Page 58: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lviii

yaitu sebanyak 4 (empat) kelas. Dengan dasar-dasar pertimbangan pemilihan

tersebut, menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2008 : 188) masing-masing

pasangan kelompok dinilai sama atau setara sehingga memenuhi syarat sebagai

berpasangan (matching)

Adapun sebagai kelompok kontrol dari 4 (empat) kelas XII Program

Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Sragen, secara random sampling

diperoleh sampel 2 (dua) kelas yaitu kelas XII TP2 dan XII TP3. Kelompok

eksperimen dari kelas XII Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK

Muhammadiyah 2 Sragen, sebanyak 4 (empat) kelas diperoleh sampel 2 (dua) kelas

yaitu XII TP1 dan XII TP2

.

D. Teknik Pengambilan Data

1. Instrumen Penelitian

a. Penilaian Produk (Tes Unjuk Kerja)

Pengumpulaan data melalui penilaian produk (tes unjuk kerja) digunakan

untuk mengukur Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan

Permesinan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tes unjuk kerja

berbentuk gambar kerja (job sheet) dan lembar penilaian, sesuai dengan standar

kompetensi menurut KTSP 2009 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

Penyusunan test unjuk kerja dan pemberian skor pada lembar penilaian mengacu

pada standar baku yang diterapkan oleh ATMI (Akademi Teknik Mesin Indonesia)

Surakarta.

Page 59: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lix

Untuk penilaian produk pada lembar kerja, terbagi atas penilaian obyektif,

subyektif dan estimasi waktu. Penilaian obyektif adalah penilaian ukuran produk

dengan berpedoman pada alat ukur standar. Alat ukur standar yang digunakan

berupa mistar ingsut atau jangka sorong (vernier caliper) ketelitian 0,02 mm, dan

micrometer luar (out side micrometer) ketelitian 0,01 mm. Penilaian obyektif

meliputi ukuran dengan toleransi umum tingkat menengah (middle), toleransi

khusus, dan toleransi suaian atau dikenal dengan toleransi ISO (International

Standard Organization).

Skor untuk toleransi umum adalah 10 jika ukuran masuk daerah toleransi,

skor 4 jika ukuran berada di luar toleransi satu tingkat, dan skor 1 jika ukuran

menyimpang lebih dari satu tingkat toleransi. Untuk skor toleransi khusus adalah

10 jika ukuran masuk daerah toleransi, dan 1 jika ukuran di luar toleransi.

Sedangkan skor untuk toleransi suaian adalah 10 jika ukuran masuk daerah

toleransi, dan skor 0 (nol) jika ukuran di luar toleransi.

Penilaian subyektif adalah penilaian yang hasilnya menurut perasaan

(feeling) individu atau assessor penilai terhadap obyek yang dinilai. Penilaian

subyektif diterapkan terhadap kekasaran permukaan dan performen produk.

Kekasaran permukaan produk disimbolkan dengan huruf dan angka yaitu N1

(paling halus) sampai dengan N12 (paling kasar).

Untuk meminimalkan subyektivitas penilaian, digunakan alat pengukur

pembanding berupa: alat ukur pembanding kekasaran (rought) atau disebut rugo

test. Skor penilaian adalah 10 jika kekasaran permukaan produk sesuai standar.

Skor 5 jika permukaan produk lebih kasar satu tingkat dari standar, dan skor 1 jika

Page 60: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lx

kekasaran permukaan produk lebih dari satu tingkat dari standar. Untuk performen

adalah penampilan produk dibandingkan dengan gambar yang meliputi kesesuaian

penampilan dan tingkat kesempurnaan/tanpa cacat. Skor 10 jika penampilan

produk sempurna, skor 5 jika penampilan produk ada cacat sedikit, dan skor 1

untuk produk yang banyak cacat dan tidak sesuai gambar kerja.

Oleh karena tingkat kesulitan dalam pengerjaan produk tidak sama untuk

setiap toleransi dan performen yang ditentukan, maka skor penilaian obyektif

dangan skor penilaian subyektif menggunakan perbandingan 75% : 25%. Hasil

akhir untuk skor produk maksimal adalah 10.

Penilaian waktu adalah skor yang diberikan atau yang dikurangkan kepada

siswa berkaitan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk.

Estimasi waktu yang diberikan, menuntut siswa bekerja penuh konsentrasi, penuh

perhitungan, dan harus membuat persiapan yang matang. Dengan dasar di atas,

setiap penambahan waktu 15 menit yang digunakan, maka siswa akan

mendapatkan pengurangan nilai 1. Begitu pula setiap pengurangan waktu

pengerjaan produk 15 menit, siswa akan mendapatkan nilai 1, dengan catatan nilai

akhir sebelum ditambah adalah ≥7 (Lihat Lampiran 7. Format Penilaian pada

halaman 161).

b. Tes Tertulis

Data tentang Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur diambil dari tes

tertulis. Tes dimaksudkan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

Page 61: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxi

kemampuan atau bakat yang dimiliki siswa dalam menggunakan alat ukur. Jumlah

butir tes ada 40 soal atau item berbentuk tes obyektif dengan 5 pilihan jawaban

(Lihat Lampiran 6 halaman 145 - 153).

c. Dokumentasi

Dokumentasi nilai diperlukan sebagai syarat untuk melakukan uji

kesetaraan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data awal untuk uji

kesetaraan dengan mengambil nilai dari rapor kelas XI, pada mata pelajaran

Praktik Pekerjaan Permesinan. Kompetensi dari mata pelajaran Praktik Pekerjaan

Permesinan yang diambil adalah: 1). Melakukan pekerjaan dengan mesin bubut,

dan 2). Melakukan pekerjaan dengan mesin frais.

2. Uji Coba Instrumen Penelitian

Uji coba dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen yang

telah dibuat dan dilaksanakan pada kelas lain yang tidak mengalami perlakuan.

Ada 2 (dua) macam instrumen dalam penelitian ini, yaitu:

ü Tes unjuk kerja, untuk mengukur prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

praktik Pekerjaan Permesinan. Tes unjuk kerja adalah tes yang telah dibakukan

oleh LSP dan berbentuk gambar kerja dengan disertai format penilaian untuk

penilaian produk, sehingga tidak diadakan uji coba instrumen lagi.

ü Tes tertulis, untuk mengukur penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur.

Instrumen ini dibuat sendiri sehingga perlu diadakan uji coba (tryout). Uji coba

Page 62: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxii

dilaksanakan di sekolah lain yang tidak digunakan untuk penelitian, yaitu dari

kelas XII MP4 SMK Binawiyata Karangmalang Sragen.

a. Uji Validitas Instrumen

Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid jika

mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel

yang diteliti secara tepat. Uji validitas yang digunakan adalah validitas isi (content

validity) dan validitas bertalian dengan criteria (criterium validity).

Validitas isi untuk mengetahui sejauh mana instrumen mencerminkan isi

dan format dari instrumen yang dikehendaki (Nana Syaodih Sukmadinata, 2008 :

229). Untuk memenuhi validitas isi tidak dianalisis secara statistik, tetapi

penyusunan instrumen berpedoman pada kisi-kisi soal secara logis atau rasional

sesuai dengan indikator atau Tujuan Pembelajaran dari Standar Kompetensi (SK)

dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan diujikan.

Validitas bertalian butir soal dilakukan dengan menggunakan rumus

Korelasi Product Moment dari Pearson seperti yang dikutip Suharsimi Arikunto

(2002 : 252), dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: r xy : Koofisien korelasi antara variabel X dan Y

NSXY – (SX)(SY)

√{NSX2 – (SX) 2}{NSY2-(SY) 2}

r xy = NSXY – (SX)(SY)

√{NSX2 – (SX) 2}{NSY2-(SY) 2}

r xy =

Page 63: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxiii

X : Skor butir soal

Y : Skor total

N : Jumlah sampel

XY : Jumlah butir dikalikan skor total (X)(Y)

Hasil validitas butir (rxy) selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel kritis r,

pada taraf signifikansi 5%. Jika rhitung > rtabel maka disimpulkan instrumen tersebut

valid. Tabel harga kritis r pada taraf sigifikansi 5% untuk instrumen tes sebanyak

40 item diperoleh hasil 0,304 (Lampiran 5 halaman 138-139). Dari perhitungan

menggunakan rumus dari Pearson dibantu program Microsoft Excel, ada 4 item

yang tidak valid. Item yang tidak valid yaitu: 11, 13, 19 dan 24, dibuang sehingga

soal yang digunakan untuk penelitian menjadi 36 butir. Untuk mempermudah

penilaian dijadikan 35 item dengan membuang nomor 22 yang mempunyai daya

beda jelek. Berdasarkan indikator kisi-kisi soal yang telah dibuat, soal-soal tersebut

dapat dibuang dan tidak akan berpengaruh pada validitas isi.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Realiabilitas disebut juga stabilitas dan konsistensi, yaitu kejegan atau

konsistensi skor yang diperoleh dari suatu pengukuran terhadap subyek yang sama

pada waktu berbeda dan cara lain yang sepadan (Samsi Haryanto, 2008:20).

Reliabilitas menunjukkan suatu hasil pengukuran yang ajeg atau stabil apabila alat

ukur digunakan berkali-kali. Pengujian realibilitas data menggunakan pendekatan

konsistensi internal dengan cara kovarians butir.

Page 64: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxiv

Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus dari Kuder-Richardson yaitu

KR-20 (Wiji Suwarno, 2009:138). Rumus ini dipilih dengan asumsi penyusunan

instrument mempunyai tingkat kesukaran yang sama. Adapun rumus KR-20

adalah:

Keterangan :

rKR 20 = Koefisien Reliabilitas Instrumen:

n = Jumlah burit/item

S2 = Varians total

p = Proporsi subyek yang menjawab betul suatu butir soal

q = Proporsi subyek yang menjawab salah suatu butir soal

Sedangkan untuk menentukan varians total (S2) dipakai rumus sebagai

berikut:

S2 =

Keterangan:

S2 = Varians total

X = Jumla skor

(ΣX)2 N

N

∑X2 -

rKR 20 = ( 1 - )

n

n – 1

Σpq S2

Page 65: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxv

N = Jumlah siswa/peserta tes

Hasil perhitungan dikonsultasikan pada kriteria reliabilitas. Reliabilitas

instrumen dikatakan kurang baik apabila harga rhitung < 0,60. Harga rhitung 0,6 –

0,79 termasuk cukup atau dapat diterima, sedangkan rhitung > 0,8 termasuk baik.

Dari perhitungan hasil uji coba instrumen menggunakan rumus KR-20 yang

dilakukan dengan program Microsoft Excel, diperoleh harga sebesar 0,85. Menurut

kriteria harga reliabilitas tersebut, instrumen Menggunakan Alat Ukur dapat

dikategorikan “baik/reliabel” (Lampiran 5 halaman 140).

c. Analisis Butir Soal

Analisis butir soal dapat disebut analisis soal secara kuantitatif (Wiji

Suwarno, 2009: 131). Analisis butir soal meliputi Tingkat Kesukaran (TK) dan

Daya Beda (DB).

1) Tingkat Kesukaran Soal (TK)

Tingkat kesukaran soal dalah proporsi peserta tes yang menjawab benar

suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam

bentuk indeks. Semakin besar indeks yang diperoleh berarti soal tersebut semakin

mudah. Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran (2009: 132) adalah:

Keterangan:

B

P =

JS

Page 66: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxvi

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Banyaknya seluruh siswa

Dengan program Microsoft Excel pada butir soal yang akan digunakan,

diperoleh hasil indeks kesukaran rata-rata 0,81 yang berarti kategori soal

Menggunakan Alat Ukur adalah “mudah” (Lampiran 5 halaman 141).

2) Daya Beda Soal (DB)

Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang pandai dengan yang kurang pandai dalam mengerjakan suatu soal.

Semakin tinggi indeks daya beda berarti soal tersebut semakin mampu

membedakan antara siswa pandai dengan siswa yang kurang pandai. Rumus untuk

menghitung daya beda (2009: 134) adalah:

Keterangan:

BA = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan

benar

BB = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

JA = Banyaknya siswa kelompok atas

JB = Banyanya siswa kelompok bawah

BA BB

D = - =PA – PB

Page 67: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxvii

PA = Proporsi siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

PB = Proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar.

Berdasarkan rumus tersebut setelah dihitung dengan program Microsoft

Excel dapat disimpulkan bahwa instrument tes Menggunakan Alat Ukur

mempunyai daya beda yang cukup (Lampiran 5 halaman 142 - 143).

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Kesetaraan

Pengujian kesetaraan dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan yang signifikan dari sampel yang independen, yaitu dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol sebelum mendapat perlakuan. Data nilai untuk

uji kesetaraan diambil dari dokumentasi nilai praktik pada Mata Pelajaran Praktik

Pekerjaan Permesinan kelas XI sebagai data awal. Jika data awal yang telah diuji

menunjukkan kesetaraan, maka penelitian untuk kedua kelas yaitu kelas kontrol

dan kelas eksperimen dapat dilakukan.

Uji kesetaraan atau keseimbangan sampel dilakukan dengan menggunakan

uji beda atau Uji – T (t-test) dengan rumus menurut Suharsimi Arikunto (2002 :

275) adalah:

t – test = S1

2 S22

n n

X1 –X2

Page 68: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxviii

Keterangan:

X1 = Rata-rata nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas XI TP2 tahun

pelajaran 2009/2010 dari kelompok kontrol.

X2 = Rata-rata nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas XI TP1 tahun

pelajaran 2009/2010 dari kelompok eksperimen.

S12 = Varians kelompok kontrol

S22 = Varians kelompok eksperimen.

n1 = Jumlah siswa kelompok kontrol

n2 = Jumlah siswa kelompok eksperimen.

Hasil perhitungan t dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikansi

5%. Jika t hitung > t tabel, maka sampel dikatakan berbeda. Berdasarkan data awal

antara kelompok kontrol dengan sampel 31 siswa dan kelompok eksperimen

dengan sampel 41 siswa yang telah dihitung, diperoleh t hitung sebesar 1,23. Hasil

tersebut dibandingkan dengan table t dengan sampel diambil antara 30 – 40

diperoleh harga kritis 1,645 pada taraf signifikansi 5%. Oleh karena thitung < ttabel,

maka kesimpulannya sampel tidak berbeda. Hal tersebut berarti bahwa antara

kelompok control dan kelompok eksperimen mempunyai kemampuan awal yang

seimbang atau setara (Lampiran 8 halaman 162).

b. Uji Normalitas

Page 69: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxix

Uji normalitas adalah untuk menguji apakah sampel yang diambil dari

populasi berdistribusi normal atau tidak, sehingga diperoleh residu berdistribusi

normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data dari penelitian ini, menggunakan

Metode Lilliefors. Metode Lilliefors digunakan jika data tidak dalam distribusi

frekuensi data bergolong (Budiyono, 2004 : 170). Setiap data Xi diubah menjadi

bilangan baku zi dengan transformasi:

Statistik uji untuk metode ini yaitu:

dimana :

F(z1) = P(Z ≤ zi)

Z ~ N(0,1)

S(zi) = proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh zi

Hasil perhitungan L yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel nilai Lα;n

pada taraf signifikansi 5%. Jika Lhitung < Ltabel, maka sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal.

c. Uji homogenitas

L = Maks F(z1) – S(z1)

Xi – X

zi =

Page 70: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxx

Metode yang digunakan untuk menguji kesamaan varian dari sampel

penelitian adalah dengan teknik analisis variansi homogenitas satu jalur (uji F)

yaitu:

Hasil perhitungan F dikonsultasikan dengan tabel F pada taraf signifikansi

5%. Jika F hitung < F tabel maka sampel dikatakan homogen.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis dalam penelitian

ini diterima atau ditolak. Pada penelitian ini uji hipotesis menggunakan Anava dua

jalur (two- way anova), dengan bantuan computer menggunakan software

MINITAB. Hasil Uji F dikonsultasikan dengan tabel F pada taraf signifikansi 5%.

Uji F dirumuskan:

Keterangan : F = nilai statistik uji F

MSp = rerata kuadrat perlakuan

MSe = rerata kuadrat error

Hipotesis statistik yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis 1:

Fo = Variansi terbesar

Variansi terkecil

F =

MSp

MSe

Page 71: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxi

Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara Pendekatan Berbasis

Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi

(Competency Based Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

Ho : µA1 = µA2

H1 : µA1 ≠ µA2

b. Hipotesis 2:

Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan rendah terhadap Prestasi Belajar

Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

Ho : µB1 = µB2

H1 : µB1 ≠ µB2

c. Hipotesis 3:

Terdapat interaksi pengaruh antara pembelajaran praktik dengan Pendekatan

Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis

Kompetensi (Competency Based Training) dengan Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Praktik Pekerjaan Permesinan.

Ho : A x B = 0

H1 : A x B ≠ 0

Page 72: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxii

Dari hasil pengujian hipotesis menggunakan ANAVA 2 jalur, dilakukan Uji Lanjut

Pasca Anava dengan menggunakan rumus Scheffe’ (Budiyono, 2004 : 201) sebagai

berikut:

Keterangan:

Fi-j : nilai F obs pada pembandingan ke-i dank e-j

Xi : rataan pada sampel ke-i

Xj : rataan pada sampel ke-j

RKG : rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan anava

ni : ukuran sampel ke-i

nj : ukuran sampel ke-j

Fi-j = -------------------------

(Xi – Xj)2

1 1

RKG ----- + ------

Page 73: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxiii

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan

Permesinan dengan Pendekatan Berbasis Produk (kelas eksperimen)

Jumlah siswa kelas eksperimen secara keseluruhan adalah 78 siswa.

Prestasi tertinggi adalah 98, terendah 60, rata-rata 78, dan standar deviasi 10,70.

a. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa menurut kelompok Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur tinggi

Jumlah siswa kelas eksperimen pada kelompok penguasaan Alat Ukur

tinggi adalah 39 siswa. Prestasi tertinggi adalah 98, terendah 61, rata-rata 82,82

median 86,25 dan standar deviasi 9,32. Sebaran nilai dapat ditunjukkan pada Tabel

3 dan digambarkan dengan histogram seperti pada Gambar 2.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas

eksperimen pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi

Nilai Titik Tengah (X) f fX

59 – 65 62 2 124 66 – 72 69 3 207 73 – 79 76 9 684 80 – 86 83 10 830 87 – 93 90 10 900 94 – 100 97 5 485

∑f = 39 ∑f X = 3230

Page 74: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxiv

10

9

8

7

FR

EK

UE

NSI

6

5

4

3

2

1

0

59-65 66-72 73-79 80-86 87-93 94-100

NILAI TES

Gambar 2. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas eksperimen

pada kelompok Penguasaan Alat Ukur tinggi.

b. Deskripsi Nilai Prestasi Belajar Siswa menurut kelompok penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur rendah

Jumlah siswa kelas eksperimen pada kelompok penguasaan Alat Ukur

rendah adalah 39 siswa. Prestasi tertinggi adalah 89, terendah 60, rata-rata 72,38

median 74,64 dan standar deviasi 8,04. Sebaran nilai Prestasi Belajar Siswa pada

kelas eksperimen menurut penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah

dapat ditunjukkan pada Tabel 4 dan digambarkan dengan histogram seperti pada

Gambar 3.

Page 75: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxv

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas eksperimen pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah

Nilai Titik Tengah (X) f fX

60 – 64 62 9 558 65 – 69 67 6 402 70 – 74 72 9 648 75 – 79 77 7 539 80 – 84 82 4 328 85 – 89 87 4 348

∑f = 39 ∑f X = 2823

9

8

7

FR

EK

UE

NSI

6

5

4

3

2

1

0

60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89

NILAI TES

Gambar 3. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas eksperimen pada kelompok Penguasaan Alat Ukur rendah.

2. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan

Permesinan dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi (kelas kontrol)

Jumlah siswa kelas kontrol secara keseluruhan adalah 67 siswa. Prestasi

tertinggi adalah 85, terendah 58, rata-rata 72, dan standar deviasi 7,26.

Page 76: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxvi

a. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa menurut kelompok Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur tinggi

Jumlah siswa kelas kontrol pada kelompok penguasaan Alat Ukur tinggi

adalah 38 siswa. Prestasi tertinggi adalah 85, terendah 58, rata-rata 74,05, median

73,61 dan standar deviasi 7,45. Sebaran nilai dapat ditunjukkan pada Tabel 5 dan

digambarkan dengan histogram seperti pada Gambar 4.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi

11

10

FR

EK

UE

NSI

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0

53-58 59-64 65-70 71-76 77-82 83-88 NILAI TES

Gambar 4. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol

pada kelompok Penguasaan Alat Ukur tinggi.

Nilai Titik Tengah (X) f fX

53 – 58 55,5 1 55,5 59 – 64 61,5 3 184,5 65 – 70 67,5 7 472,5 71 – 76 73,5 11 808,5 77 – 82 79,5 11 874,5 83 - 88 85,5 5 427,5

∑f = 38 ∑f X = 2.823,0

Page 77: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxvii

b. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa menurut kelompok penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur rendah

Jumlah siswa adalah 29 siswa. Prestasi tertinggi adalah 80, terendah 55,

rata-rata 67,72, median 71,64 dan standar deviasi 7,31. Sebaran nilai ditunjukkan

pada Tabel 6 dan digambarkan dengan histogram seperti pada Gambar 5.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah

Nilai Titik Tengah (X) f fX

54 – 58 56 5 280 59 – 63 61 4 244 64 – 68 66 5 330 69 – 73 71 7 497 74 – 78 76 7 532 79 – 83 81 1 81

∑f = 29 ∑f X = 1964

9

8 7

FR

EK

UE

NSI

6

5

4

3

2

1

0

54-58 59-63 64-68 69-73 74-78 79-83

NILAI TES

Gambar 5. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol pada kelompok Penguasaan Alat Ukur rendah.

Page 78: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxviii

Tabel 7. Rangkuman Data Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

Penguasaan dalam Menggunakan Alat

Ukur

Sumber Statistik

Pendekatan Pembelajaran

Jumlah Berbasis Produk

Berbasis Kompetensi

Tinggi

N SX SX2

SD C SS

39 3.249 274.281

83,31 9,75

270.666,69 3.614,31

38 2.825 212.021 74,34

7,36 204.631,41 7.389,59

77 6.074 486.302

78,88 9,71 475.298,10 11.003,90

Rendah

N SX SX2

SD C SS

39 2.830 208.300

72,56 8,80 205.356,41 2.943,59

29 1.972 135.594

68,00 7,31 134.096,00

1.498,00

68 4.802 343.894,00

70,62 8,45 339.452,41 4.441,59

Jumlah

N SX SX2

SD C SS

78 6.079 482.581

77,94 10,70 473.772,32 8.808,68

67 4.897 347.615

71,60 7,94 343.450,88 4.164,12

145 10.880 830.080

75,03 9,76 817.223,20 12.856,80

B. Uji Persyaratan Hipotesis

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk memperoleh informasi apakah sampel

yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena belum

dapat diprediksi apakah sampel berdistribusi normal atau tidak normal, maka uji

normalitas dipilih menggunakan Uji Lilliefors. Data nilai hasil tes Prestasi Belajar

Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, dipisahkan berdasarkan

Page 79: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxix

kelompok tinggi dan rendah menurut hasil tes penguasaan dalam Menggunakan

Alat Ukur, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Berdasarkan data

dari masing-masing kelas dan kelompok, selanjutnya dibuat tabel kerja untuk

menghitung rataan ( ) dan simpangan baku (s). Langkah selanjutnya adalah

membuat table kerja untuk menghitung Lmaks. Sampel berdistribusi normal jika

Lmaks < Ltabel.

Hasil Uji normalitas nilai tes praktik Pekerjaan Permesinan pada Mata

Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan untuk kelas kontrol dan eksperimen

menurut kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi dan rendah,

secara ringkas disajikan pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Pemesinan (Nilai Tes Praktik)

Nilai

Kelas

Eksperimen Kontrol

Penguasaan Tinggi

Penguasaan Rendah

Penguasaan Tinggi

Penguasaan Rendah

Lilliefors 0,0882 0,0840 0,1028 0,1057

Dk 39 39 38 29

L tabel (0,05) 0,1419 0,1419 0,1437 0,1610

Kesimpulan 0,0882 < 0,1419 0,0840 < 0,1419 0,1028 < 0,1437 0,1057 < 0,1610

Hasil perhitungan nilai tes praktik (Prestasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan) untuk kelas eksperimen dengan

Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi adalah 0,0882. Harga L tabel pada

taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan 39 adalah 0,1419. Karena Lhitung <

Page 80: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxx

Ltabel (0,0882 < 0,1419), maka nilai tes praktik untuk kelas eksperimen pada

Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur kelompok tinggi berdistribusi normal.

Hasil perhitungan nilai Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik

Pekerjaan Permesinan untuk kelas eksperimen dengan Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur rendah adalah 0,0840. Harga Ltabel pada taraf signifikansi

5% dengan derajad kebebasan 39 adalah 0,1419. Karena Lhitung < Ltabel (0,0840 <

0,1419), maka nilai tes praktik untuk kelas eksperimen pada Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur kelompok rendah berdistribusi normal.

Hasil perhitungan nilai Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik

Pekerjaan Permesinan untuk kelas kontrol dengan Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur tinggi adalah 0,1028. Harga Ltabel pada taraf signifikansi

5% dengan derajad kebebasan 38 adalah 0,1437. Karena Lhitung < Ltabel (0,1028 <

0,1437), maka nilai tes praktik untuk kelas kontrol pada Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur kelompok tinggi berdistribusi normal.

Hasil perhitungan nilai Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik

Pekerjaan Permesinan untuk kelas kontrol dengan Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur rendah adalah 0,1057. Harga Ltabel pada taraf signifikansi

5% dengan derajad kebebasan 29 adalah 0,1610. Karena Lhitung < Ltabel (0,1057 <

0,1610), maka nilai tes praktik untuk kelas kontrol pada Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur kelompok rendah berdistribusi normal.

Data hasil perhitungan Uji Normalitas dengan Uji Lilliefors dan bantuan

SPSS Statistic 17.0 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman 174 –

185.

Page 81: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxi

2. Uji Homogenitas

Untuk menguji apakah sampel bersifat homogen atau heterogen sebagai

syarat pengujian hipotesis, digunakan Uji F. Data nilai hasil tes Prestasi Belajar

Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan yang telah dipisahkan

berdasarkan kelas eksperimen dan kelas control baik kelompok tinggi maupun

rendah, selanjutnya diuji homogenitasnya.

Berdasarkan perhitungan varian dari data nilai prestasi siswa pada mata

pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, diperoleh varian terbesar adalah 95,06

yaitu nilai kelas eksperimen kelompok tinggi. Sedangkan varian terkecil adalah

53,44 yaitu nilai kelas control kelompok rendah. Untuk menentukan homogenitas

sampel adalah varian terbesar dibagi varian terkecil, yang setelah dihitung

diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,779. Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan

derajad kebebasan pembilang 39 dan derajad kebebasan penyebut 29 adalah 1,815.

Jika dibandingkan antara Fhitung dengan Ftabel, maka Fhitung < Ftabel (0,1779 <

0,1815). Oleh karena itu, maka Nilai Tes pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan

Permesinan bersifat homogen.

Ringkasan hasil Uji Homogenitas disajikan pada Tabel 9, dan data hasil

perhitungan Uji Homogenitas dengan Microsoft Excel selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 13 halaman 186.

Page 82: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxii

Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Nilai Tes pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan

Sumber Variansi

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

F tabel Tinggi

(39) Rendah

(39) Tinggi

(38) Rendah

(29)

Kel

as

Eks

peri

men

Tinggi (39) X - - -

1,815 Rendah (39) 1,228 X - -

Kel

as

Kon

trol

Tinggi (38) 1,755 0,700 X -

Rendah (29) 1,779 1,449 1,014 X

C. Pengujian Hipotesis

Rumusan hipotesis penelitian meliputi: 1) Terdapat perbedaan pengaruh

yang signifikan antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan

Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) terhadap Prestasi

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, 2) Terdapat

perbedaan pengaruh yang signifikan antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat

Ukur yang tinggi dan rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Praktik Pekerjaan Permesinan, dan 3) Terdapat interaksi pengaruh antara

pembelajaran praktik dengan Pendekatan Berbasis Produk (Product Based

Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training)

dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar

Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

Page 83: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxiii

Untuk pengujian Hipotesis penelitian tersebut, menggunakan teknik

ANAVA 2 jalur dengan desain faktorial 2 x 2. Berdasarkan hasil tes yang telah

dianalisis dengan bantuan program SPSS Statistics 17.0 dan program Ms Excel,

dapat diperoleh ringkasan seperti pada Tabel 10 di bawah ini.

Tabel 10. Ringkasan Hasil Analisis Data

SUMBER VARIASI JK db RK F obs F tabel

(A) Pendekatan PBT & CBT 2.466,99 1 2.466,99 34,58 3,84

(B) Nilai alat ukur 1.448,19 1 1.448,19 20,30 3,84

(AB) Interaksi 445,36 1 445,36 6,24 3,84

(G) Galat 10.060,45 141 71,35

TOTAL 14.420,99 144

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Berdasarkan ringkasan hasil analisis varians terhadap pendekatan praktik

(A) dari Tabel 10, yaitu Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan

Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training), diperoleh Fobservasi

sebesar 11,65. Harga Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan

pembilang 1 dan derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Diperoleh Fhitung >

Ftabel (34,58 > 3,84), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, berdasarkan

analisis terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara Pendekatan Berbasis

Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi

Page 84: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxiv

(Competency Based Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Berdasarkan ringkasan hasil analisis varians terhadap penguasaan alat ukur

(B) dari Tabel 10, untuk Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi

dan rendah diperoleh Fobservasi sebesar 20,30. Harga F tabel pada taraf signifikansi

5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan derajad kebebasan penyebut 141

adalah 3,84. Diperoleh Fhitung > Ftabel (20,30 > 3,84), sehingga H0 ditolak dan H1

diterima, yang berarti terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara

Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan rendah terhadap

Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Berdasarkan ringkasan hasil analisis varians terhadap pendekatan praktik

dan penguasaan alat ukur (AB) dari Tabel 10, diperoleh Fobservasi sebesar 6,24.

Harga Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan

derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Diperoleh Fhitung > Ftabel (6,24 >

3,84), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat interaksi

perbedaan pengaruh antara pembelajaran praktik dengan Pendekatan Berbasis

Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi

(Competency Based Training) dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur

terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan

(Lampiran 14 halaman 188-189).

Page 85: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxv

4. Uji Lanjut Pasca Anava

Uji Lanjut PASCA ANAVA dilakukan jika hasil pengujian hipotesis

menolak H0 dan H1 diterima. Dari ketiga macam hipotesis H1 yang ditterima

tersebut, hipotesis pertama dan kedua memperoleh Fhitung yang sangaat signifikan,

sedangkan tingkat penerimaan H1 hipotesis ketiga kurang meyakinkan. Dengan

melihat hasil perhitungan ANAVA, hipotesis pertama dan kedua sebenarnya tidak

perlu Uji Lanjut PASCA ANAVA. Namun untuk menguatkan hasil pengujian

hipotesis, dipaparkan hasil uji lanjut secara keseluruhan.

Untuk melakukan Uji Lanjut PASCA ANAVA, menggunakan Uji Scheffe’

dengan menghitung perbedaan rataan data dari masing-masing sel yang

ditunjukkan pada Tabel 11.

Tabel 11. Ringkasan rataan masing-masing sel

Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur

Pendekatan Pembelajaran Praktik Rataan

marginal Basis Produk Basis Kompetensi

Tinggi 83,31 74,34 78,88

Rendah 72,56 68,00 70,62

Rataan marginal 77,94 71,60

Dengan RKG = 71,35 (Tabel 10 halaman 68), jumlah siswa pada kelompok

penguasaan tinggi dan rendah untuk kelas eksperimen (Basis Produk) masing-

masing = 39, dan jumlah siswa pada kelompok penguasaan tinggi dan rendah untuk

kelas kontrol (Basis Kompetensi) adalah 38 dan 29, maka untuk Uji Scheffe’dapat

dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Page 86: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxvi

DK = [F I F > (3) F 0,05; 3, 141] = [F I F > (3) 2,64] = [F I F > 7,92]

a. Uji Schefee’ rataan antar baris (Penguasaan Tinggi dan Rendah)

F13-24 = ((78,88-70,62)2)/(71,35(1/77+1/68)) = 34,530

Berdasarkan perbandingan rataan antar baris (rataan marginal), diperoleh

Fobs sebesar 34,530. Karena Fobs > Ftabel yaitu 34,530 > 7,92, maka terdapat

perbedaan rataan prestasi belajar antara kelompok tinggi dengan kelompok rendah

atau ada perbedaan yang signifikan mean prestasi belajar antara kelompok

Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi dengan yang rendah.

Dengan demikian hipotesis kedua (Ho) ditolak, yang berarti ada perbedaan

yang signifikan antara Penguasaan dalam menggunakan alat ukur yang tinggi dan

yang rendah terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran praktik pekerjaan

permesinan.

b. Uji Schefee’ rataan antar kolom (Pendekatan Produk dan Kompetensi)

F12-34 = ((77,94-71,60)2)/(71,35(1/78+1/67)) = 20,304

Berdasarkan perbandingan rataan antar kolom (rataan marginal), diperoleh

Fobs sebesar 20,304. Karena Fobs > Ftabel yaitu 20,304 > 7,92, maka terdapat

perbedaan rataan prestasi belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol,

atau ada perbedaan yang signifikan antara Pendekatan Berbasis Produk dengan

Pendekatan Berbasis Kompetensi. Dengan demikian hipotesis pertama (Ho)

ditolak, yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara Pendekatan Berbasis

(Xi – Xj)2

Fi-j = RKG (1 + 1)

ni nj

Page 87: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxvii

Produk dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi belajar Siswa

pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

c. Uji Schefee’ rataan antar sel (kolom dan baris)

F1-2 = ((83,31 – 72,56)2)/ (71,35 (1/39 + 1/39)) = 31,583

F3-4 = ((74,34 – 68,00)2)/ (71,35 (1/38 + 1/29)) = 9,266

F2-3 = ((74,34 – 72,56)2)/ (71,35 (1/38 + 1/39)) = 10,843

Perbandingan rataan kelas eksperimen pada penguasaan tinggi dengan

rendah adalah 31,583, maka Fobs > Ftabel yaitu 31,583 > 7,92. Perbandingan rataan

antara kelas kontrol pada penguasaan tinggi dengan rendah adalah 9,266, maka Fobs

> Ftabel yaitu 9,266 > 7,92 dan perbandingan rataan antara kelas kontrol pada

penguasaan tinggi dengan kelas eksperimen pada penguasaan rendah adalah 10,843

atau Fobs > Ftabel (10,843 > 7,92)

F1-3 = ((83,31 – 74,34)2)/ (71,35 (1/39 + 1/38)) = 21,704

F1-4 = ((83,31 – 68,00)2)/ (71,35 (1/38 + 1/29)) = 54,640

F2-4 = ((72,56 – 68,00)2)/ (71,35 (1/39 + 1/29)) = 4,847

Pada perbandingan rataan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada

penguasaan tinggi adalah 21,704 maka Fobs > Ftabel (21,704 > 7,92), sehingga ada

interaksi perbedaan yang signifikan mean prestasi belajar antara Pendekatan

Berbasis Produk dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi pada kelompok

penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi. Hasil perbandingan rataan

antara kelas kontrol tinggi dan kelas eksperimen kelompok rendah adalah 54,640

atau Fobs > Ftabel (54,640 < 7,92), maka juga terdapat interaksi.

Page 88: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxviii

Hasil perbandingan rataan antara kelas eksperimen dan kontrol kelompok

penguasaan rendah adalah 4,847 atau Fobs < Ftabel ( 4,847 < 7,92), berarti tidak

ada interaksi perbedaan yang signifikan mean prestasi belajar antara Pendekatan

Berbasis Produk dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi pada kelompok

penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah. Hipotesis ketiga (Ho) diterima,

tidak ada interaksi antara Pendekatan Berbasis Produk dengan Pendekatan Berbasis

Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi

belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Ringkasan hasil

perhitungan uji Schefee’ ditunjukkan pada Tabel 12, dan perhitungannya dapat

dilihat pada Lampiran 15 halaman 190).

Tabel 12. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Schefee’

Pendekatan Praktik dan Penguasaan Alat Ukur

Produk Kompetensi

Tinggi Rendah Tinggi Rendah

Produk Tinggi x x x x

Rendah 31,583 x x x

Kompetensi Tinggi 21,704 10,843 x x

Rendah 54,640 4,847 9,266 x

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dipaparkan hasil penelitian:

1. Hasil Pengujian Hipotesis pertama diperoleh Fhitung sebesar 34,58. Harga

Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan

derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Dengan demikian Fhitung > Ftabel

(34,58 > 3,84), sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan pengaruh yang

Page 89: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxix

signifikan antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan

Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) terhadap Prestasi

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.

Pendekatan berbasis produk lebih memberikan tantangan bagi siswa

dibanding dengan pendekatan berbasis kompetensi. Hal ini karena siswa dituntut

praktik secara mandiri, dengan kualitas dan waktu yang standar sesuai dengan

produk (job real). Sementara pada pendekatan berbasis kompetensi, untuk

mencapai kompetensi tertentu, pengalokasian waktu lebih longgar sesuai dengan

kemampuan individu tiap siswa, serta diperlukan pembimbingan yang intensip

untuk mencapai kompetensi standar.

Keberhasilan pembelajaran berbasis produk, karena didukung oleh beberapa

hal diantaranya adalah: fasilitas yang siap pakai dengan kepresisian standar, guru

atau instrukror yang memiliki profesionalisme tinggi, kesiapan kerja siswa, dan

sikap kerja yang menghargai konsumen dengan komitmen pada kualitas

(Depdikbud, 1999 : 22).

Dari penilaian hasil produk, pendekatan pembelajaran berbasis produk lebih

ketat dalam menentukan sejauh mana siswa mencapai kompetensi dengan melihat

kriteria atau norma yang diberlakukan. Ketepatan ukuran sesuai dengan toleransi

dan ketepatan waktu penyelesaian sesuai dengan estimasi merupakan hal yang

sangat penting dalam pembuatan produk. Siswa dapat dikatakan mencapai

ketuntasan jika memperoleh nilaai minimal standar kompetensi, di mana produk

dapat digunakan jika dapat berfungsi. Hal ini karena hasil pembelajaran siswa

Page 90: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xc

merupakan produk yang harus mampu digunakan, jika tidak standar dapat diartikan

bahwa siswa belum mencapai ketuntasan minimal.

Berdasarkan rataan marginal pada Pendekatan Berbasis Produk sebesar

77,94 dan pada Pendekatan Berbasis Kompetensi sebesar 71,60, maka dengan uji

lanjut diperoleh Fhitung sebesar 20,304. Jika Fhitung dibandingkan dengan Ftabel pada

taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141

sebesar 7,92 maka Fhitung > Ftabel (20,304 > 7,92). Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa pembelajaran praktik dengan pendekatan berbasis produk lebih

baik daripada pendekatan berbasis kompetensi.

2. Hasil Pengujian Hipotesis kedua diperoleh Fhitung sebesar 20,30. Harga

Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan

derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Dengan demikian Fhitung > Ftabel

(20,30 > 3,84), sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan pengaruh yang

signifikan antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan

rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan

Permesinan.

Berdasarkan rataan marginal pada Penguasaan dalam Menggunakan Alat

Ukur yang tinggi sebesar 78,88 dan pada Penguasaan dalam Menggunakan Alat

Ukur yang rendah sebesar 70,62, maka dengan uji lanjut diperoleh Fhitung sebesar

34,530 yang jika dibandingkan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan

derajad kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141 sebesar 7,92 maka Fhitung > Ftabel

(34,530 > 7,92). Ini berarti bahwa prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran

Page 91: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xci

Praktik Pekerjaan Permesinan kelompok penguasaan tinggi lebih baik daripada

kelompok penguasaan rendah.

Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur adalah kemampuan dasar yang

harus dimiliki siswa untuk dapat menguasai kompetensi pada Mata Pelajaran

Praktik Pekerjaan Permesinan. Menurut Winkel (1996 : 134), kemampuan aktual

pada mata pelajaran tertentu dapat dilihat dari kompetensi prasyarat pada jenjang

kelas sebelumnya. Siswa yang mempunyai penguasaan dalam Menggunakan Alat

Ukur yang tinggi lebih siap mengikuti praktik sehingga akan lebih cepat

mengambil keputusan terkait penggunaan alat ukur.

Kecepatan dan ketepatan dalam memilih alat ukur yang tepat,

mengkalibrasi, menggunakan, melakukan pengukuran, dan membaca alat ukur

merupakan salah satu faktor yang akan menentukan kecepatan dalam

menyelesaikan benda kerja pada mesin dan ketepatan terhadap ukuran atau dimensi

benda kerja. Dengan demikian siswa yang menguasai penggunaan alat ukur dengan

baik akan mempunyai prestasi pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan

lebih baik pula.

3. Hasil Pengujian Hipotesis ketiga diperoleh Fhitung sebesar 6,24. Harga Ftabel

pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan derajad

kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Karena Fhitung > Ftabel (6,24 > 3,84), maka

terdapat interaksi perbedaan antara pembelajaran praktik dengan Pendekatan

Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Praktik Pekerjaan Permesinan.

Page 92: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcii

Nilai rataan prestasi belajar siswa dengan pendekatan berbasis produk untuk

kelompok penguasaan tinggi adalah 83,31 dan untuk kelompok penguasaan rendah

adalah 72,56. Nilai rataan prestasi belajar siswa dengan pendekatan berbasis

kompetensi untuk kelompok penguasaan tinggi adalah 74,34 dan untuk kelompok

penguasaan rendah adalah 68,00.

Berdasarkan uji lanjut Schefee’ dengan membandingkan rataan antar sel

pada kolom yang sama (penguasaan tinggi dan rendah) diperoleh nilai F untuk

pendekatan berbasis produk sebesar 31,583 dan untuk pendekatan berbasis

kompetensi sebesar 9,266. Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad

kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141 sebesar 7,92. Pada perbandingan antar

sel pada baris yang sama diperoleh nilai F untuk penguasaan tinggi sebesar 21,704

dan untuk penguasaan rendah sebesar 4,847. Ftabel pada taraf signifikansi 5%

dengan derajad kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141 sebesar 7,92. Hasil

perhitungan rataan siswa, untuk penguasaan alat ukur yang rendah selalu lebih

rendah dari pada rataan untuk penguasaan alat ukur yang tinggi, baik dengan

pendekatan produk maupun kompetensi. Apabila digambarkan secara grafik profil,

maka akan terlihat tidak adanya garis perpotongan antara variabel bebas pertama

dan kedua.

Namun demikian, untuk pengambilan kesimpulan ada tidaknya interaksi

perbedaan tetap saja harus dilihat dari signifikansi interaksi pada analisis

variansinya (Budiyono, 2004 : 221). Dengan dasar hasil analisis variansi hipotesis

ketiga diperoleh Fhitung > Ftabel (6,24 > 3,84), maka hipotesis ketiga (Ho) ditolak

yang berarti ada interaksi perbedaan antara Pendekatan Berbasis Produk dan

Page 93: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xciii

Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur.

Pendekatan berbasis produk memberikan tantangan siswa pandai dalam

penguasaan alat ukur untuk mandiri, kreatif dan inovatif dengan waktu yang cepat

dan kualitas standar. Pembelajaran lebih merangsang dari aspek kognitif, afektif

dan psikomotoriknya, karena siswa dituntut kesiapan materi, mental dan skill

dalam penyelesaian masalah/produk. Adanya penerapan reward and punishment,

pengalaman baru hasil inovasi siswa dengan didukung produk terapan (real job)

membuat siswa lebih percaya diri, sehingga lebih siap menghadapi dunia kerja.

Kelemahan pendekatan berbasis produk adalah pada materi, dengan produk

sesuai pemesan (customer), dimungkinkan ada kompetensi yang tidak dapat

dipraktikkan siswa karena produk yang dikerjakan tidak terkait kompetensi

tertentu. Materi kompetensi yang tidak tersusun rapi membuat siswa yang kurang

cerdas akan kesulitan untuk penguasaan materi secara keseluruhan, akhirnya hanya

kompetensi tertentu yang dapat dikuasai, sehingga prestasi belajar tidak maksimal.

Siswa tidak leluasa menentukan penyelesaian produk sesuai kemampuan,

karena sudah baku/standar produk. Ini berakibat lebih besar tingkat kegagalan

dalam penyelesaian produk, dan meningkatnya stress, sehingga prestasi siswa tidak

akan lebih baik.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian telah kami upayakan seoptimal mungkin, namun tidak dapat

peneliti hindari adanya berbagai keterbatasan yang membuat penelitian ini tidak

Page 94: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xciv

sesuai harapan. Beberapa kendala yang membatasi kesempurnaan penelitian ini

diantaranya adalah:

1. Waktu penelitian

Penelitian yang terkait psikomotorik seperti praktik sulit diukur secara nyata

dengan dalam waktu yang singkat, karena tidak semua kompetensi dapat

dikuasai dengan sempurna, hal ini berdampak kurangnya kompetensi dan

motivasi siswa dalam praktik, sehingga tidak dapat berprestasi sesuai harapan..

2. Unit Produksi yang belum optimal

Unit Produksi yang relevan sangat mendukung pembelajaran. Variasi dan

jumlah produk yang dibuat akan membantu tercapainya kompetensi siswa.

Optimalisasi pembelajaran

3. Pelaksanaan pembelajaran di bengkel praktik masih terkendala diantaranya

adalah peralatan dan sumber daya siswa. Kendala yang ada adalah, peralatan

masih kurang lengkap baik secara kualitatif maupun kuantitatif, mayoritas

siswa belum mampu untuk melaksanakan tugas secara mandiri, dan kurang

motivasi untuk berprestasi.

4. Adanya bias penelitian yang tidak dapat dielakkan. Pada kenyataan sehari-hari,

dimungkinkan kelas yang digunakan untuk membandingkan perbedaan

pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis

Kompetensi, menggunakan kedua pendekatan tersebut.

Page 95: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcv

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara Pendekatan Berbasis Produk

(Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency

Based Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik

Pekerjaan Permesinan, yang berdasarkan Fhitung = 34,58 dibandingkan Ftabel =

3,84. Kelas yang mendapat perlakuan praktik dengan pendekatan berbasis

produk mempunyai nilai prestasi lebih tinggi dibanding dengan kelas yang

menggunakan pendekatan berbasis kompetensi.

2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan kelompok Penguasaan dalam

Menggunakan Alat Ukur yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, yang berdasarkan Fhitung =

20,30 dibandingkan Ftabel = 3,84. Kelompok yang mempunyai penguasaan

dalam menggunakan alat ukur tinggi mendapatkan nilai prestasi lebih tinggi

dibanding dengan kelompok yang mempunyai penguasaan dalam

menggunakan alat ukur rendah.

3. Ada interaksi pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based

Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training)

dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan

Page 96: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcvi

Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur, yang

berdasarkan Fhitung = 6,24 dibandingkan Ftabel = 3,84.

B. Implikasi

Dari kesimpulan di atas memberikan gambaran, bahwa prestasi belajar

siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan dapat ditingkatkan

dengan menerapkan Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training),

terutama pada siswa yang memiliki penguasaan dalam menggunakan alat ukur

tinggi.

Pendekatan pembelajaran sebagai sudut pandang kita terhadap proses

pembelajaran yang sifatnya masih sangat umum, yang di dalamnya mewadahi,

menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan

teoretis tertentu. Jika ditinjau dari sudut pandang pembelajaran secara umum,

pendekatan pembelajaran praktik dengan pendekatan berbasis produk berorientasi

pada siswa (student centered approach) sedangkan pembelajaran praktik dengan

pendekatan berbasis kompetensi berorientasi pada guru/instruktur (teacher

centered approach).

Dengan demikian, pembelajaran praktik khususnya pada mata pelajaran

Praktik Pekerjaan Permesinan dengan pendekatan berbasis produk (product based

training) menuntut siswa lebih aktif dan kreatif dalam mencari solusi agar

pekerjaan (product) dapat diselesaikan dengan cepat, ukuran tepat, tanpa cacat, dan

tidak kalah penting adalah selamat bagi pekerja, mesin/alat, dan orang lain di

lingkungan kerjanya.

Page 97: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcvii

Pada pembelajaran praktik berbasis produk, hasil pekerjaan siswa dituntut

mampu memuaskan pelanggan. Siswa dengan penguasaan alat ukur yang tinggi

sebagai dasar untuk melakukan praktik khususnya pada mata pelajaran Pekerjaan

Permesinan, lebih mudah memahami gambar kerja. Analisis pekerjaan mampu

dilakukan dengan kemampuan daya pikirnya, sehingga pekerjaan menjadi lebih

cepat dapat diselesaikan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi pula. Kebanyakan

dari mereka mempunyai tujuan atau cita-cita yang jelas, sehingga akan melakukan

pekerjaan dengan senang hati dan sikap optimis akan mampu berprestasi.

Merujuk pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa siswa dengan

penguasaan rendah pada penggunaan alat ukur, akan sulit berprestasi. Siswa

dengan penguasaan dasar yang rendah tidak dapat memenuhi tuntutan produk,

karena daya pikir (aspek kognitif) yang kurang cerdas, sehingga akan kesulitan

merencanakan pekerjaan (work planning). Oleh karena kesulitan dalam

menganalisis pekerjaan, maka siswa dengan penguasaan rendah cenderung kurang

dalam motivasi berprestasi (achievement motivation), sehingga pasif menunggu

instruksi guru. Siswa dengan penguasaan alat ukur yang rendah akan bekerja tanpa

konsep karena kurang pemahaman pada job, tool, maupun procedure. Pada

akhirnya pekerjaan dilakukan asal jadi, sehingga hasilnya jauh dari standar gambar

kerja.

Siswa dengan penguasaan alat ukur yang rendah, jika tidak mendapatkan

bimbingan dan pengarahan dari guru/instruktur akan kesulitan untuk berprestasi. Di

sinilah peran instruktor yang tidak cukup hanya memberi instruksi, tetapi juga

Page 98: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcviii

harus mampu menjadi guru untuk mengantarkan generasi penerus yang berkualitas

dalam mengisi pembangunan.

C. Saran

Untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran

praktik khususnya pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, ada

beberapa saran yang kami kemukakan:

1. Guru praktik (instructor) sebaiknya menguasai berbagai pendekatan

(approach), dan mampu menerapkan sesuai dengan kebutuhan. Ketepatan

dalam memilih pendekatan akan membantu siswa untuk mencapai kompetensi

standar sesuai kurikulum yang berlaku. Siswa berprestasi dihasilkan oleh

pendidik yang professional. Oleh karena itu, pembelajaran akan lebih

berkualitas jika guru mau belajar atau mereviu materi yang akan diberikan

siswa. Salah satu Kompetensi Praktik Pekerjaan Permesinan adalah mampu

menggunakan mesin untuk membuat produk tertentu, maka seorang guru

sebaiknya mampu menunjukkan kompetensinya, sehingga dapat memotivasi

siswa. Kepedulian guru/instruktur dalam menghadapi berbagai karakter siswa

yang belum mengarah ke belajar berprestasi sangat dibutuhkan. Sebaiknya

guru selalu mengingat bahwa fokus utama pembelajaran adalah mendidik

siswa, bukan semata-mata menghasilkan produk (job).

2. Untuk mengoptimalkan pembelajaran dengan pendekatan berbasis produk,

yang lebih berorientasi pada student centered approach, diperlukan dukungan

sarana penunjang pembelajaran seperti modul atau bahan ajar yang lengkap,

Page 99: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcix

alat-alat ukur yang cukup jumlahnya dan lengkap dengan tingkat kepresisian

standar, dan sarana bengkel yang memadai untuk lebih mengembangkan

kemandirian siswa dalam berlatih.

3. Pada pembelajaran praktik dengan pendekatan berbasis produk, peran Unit

Produksi (teaching industry) diharapkan lebih aktif misalnya mengadakan

kerja sama dengan perusahaan yang relevan guna mendapatkan job order, atau

melakukan inovasi perancangan dan pembuatan jenis produk yang layak jual.

Pelibatan siswa dalam pengerjaan produk harus dapat menyelaraskan sesuai

kondisi real di bengkel.

Page 100: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Agustinus Pentapagiyono. 2010. Pencapaian Kompetensi Siswa Teknik Pemesinan SMK Kristen 1 Klaten melalui Penerapan Belajar Mandiri – PTK. Surakarta: -

Arief Furchan. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Atwi Suparman. 2001. Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.

Budiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Pendidikan Menengah dan Kejuruan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Standar Kompetensi Nasional Bidang Industri Logam dan Mesin. Buku 3. Jakarta: -

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Pendidikan Menengah dan Kejuruan.

Dimyati dan Mujiyono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hari Wijaya dan Triton P.B. 2007. Teknik Penulisan Skripsi & Tesis. Yogyakarta: Oryza.

Heinich, Robert., Molenda, Michael., Russel, J.D., & Smaldino. 2008. Instructional Media and Technologies for Learning. Englewood Cliffts, New Jersey: Prentice Hall. Inc.

Joko Priyono. 2008. Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Model PBET di ATMI Surakarta dalam Mengantisipasi Tuntutan Pasar Kerja-Tesis. Surakarta: -

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Negeri 2 Sragen tahun 2010.

Made Wena. 1996. Pendidikan Sistem Ganda. Bandung: Tarsito.

Mager, Robert F. & Beach. Kenneth M. 1967. Developing Vocational Instruction. Belmont, California: David S. Lake Publisher.

Page 101: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ci

Moh. Uzer Usman. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhibbin Syah. 2000. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2008. Metode Peneliian Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Offset.

Nana Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nani Rohaeni. 2007. Penerapan Pendekatan Production Based Training pada Mata Diklat Pengolahan Kue dan Roti untuk Peningkatan Kemampuan Kerja Siswa di SMK BPP Bandung. Bandung: LPPM Universitas Pendidikan Indonesia

Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Regan, Eric D., Frezza, Stephen & Cannell, Jeremy. 2009. Product-Based learning Education. Penelitian

Samsi Haryanto. 2008. Evaluasi Belajar dan Pembelajaran. Bahan Ajar. Surakarta: UNS Surakarta

Suhaenah Suparno. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Suharsimi Arikunto. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.

------------------------. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

------------------------. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta.

Sutratinah Tirtonegoro. 2001. Anak supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Undang Undang No. 13. Tahun 2003 tentang Ketenagaan

Undang Undang No. 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika.

Wiji Suwarno. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Winkel, WS. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Page 102: BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cii

Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional, Prinsip-teknik, Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12

http://dahlanforum.wordpress.com/2008/04/17