Peduli Yasmin 20 Januari 2013

8
Peduli Yasmin http://facebook.com/gkiyasmin Minggu, 20 Januari 2013 “Diterbitkan oleh GKI Taman Yasmin yang memperoleh perlindungan hukum sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 127 PK/TUN/2009 tertanggal 9 Desember 2010 j.o. Rekomendasi Wajib Ombudsman Republik Indonesia Nomor 0011/REK/0259.2010/BS-15/VII/2011 tertanggal 8 Juli 2011” Lagi, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Tegaskan Dukungan bagi GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia Hari itu langit Jakarta mendung. Awan hujan menggelantung dilangit. “Wah, bagaimana Ibadah kita bisa berjalan bila hujan?”, se- orang jemaat ungkapkan risaunya. Namun kursi-kursi tetap dipersiapkan. Pengeras suara dipasang, seraya berserah pada Tuhan, akan apapun yang mungkin terjadi. Dibawah mendung yang ada, jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia memulai peribadatannya. Ibu Pendeta Luspida dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) memimpin jemaat berseku- tu bersama, memuji dan memuliakan Tuhan, meski dalam segala keterbatasan. Pergumulan Jemaat GKI Bapos Yasmin dan HKBP Filadelfia memasuki tahun yang baru. Di awal tahun 2013, dua jemaat ini masih saja didera diskriminasi yang seakan tanpa akhir. Gereja HKBP Filadelfia di Tambun Bekasi maupun gereja GKI Bapos Yasmin di Bogor masih saja digembok dan disegel secara illegal dan melawan hukum oleh Bupa Bekasi dan Wali Kota Bogor. Kedua jemaat gereja juga kembali dilarang beribadah Natal di tahun 2012. Bagi jemaat HKBP Filadelfia, Natal 2012 menjadi idenk dengan telur busuk, kotoran sapi dan kotoran selokan, yang dilemparkan kelompok intoleran pada jemaat dan pada pendetanya. Bagi jemaat GKI Bapos Yasmin, Natal 2012 adalah Natal yang kembali dilalui dengan penghadangan dan pelarangan beribadah. Tiga belas Januari 2013, kedua jemaat kembali terpaksa beribadah diseberang Istana Merdeka Jakarta. Memahami berat- nya pergumulan jemaat dari kedua gereja anggota PGI tersebut, Sekretaris Eksekuf Bidang Diakonia Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Jeirry Sumampow, hadir mengiku Ibadah Minggu GKI Bapos Yasmin

Transcript of Peduli Yasmin 20 Januari 2013

Page 1: Peduli Yasmin 20 Januari 2013

Peduli Yasminhttp://facebook.com/gkiyasminMinggu, 20 Januari 2013

“Diterbitkan oleh GKI Taman Yasmin yang memperoleh perlindungan hukum sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 127 PK/TUN/2009 tertanggal 9 Desember 2010 j.o. Rekomendasi Wajib Ombudsman Republik Indonesia Nomor 0011/REK/0259.2010/BS-15/VII/2011 tertanggal 8 Juli 2011”

Lagi, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Tegaskan Dukungan bagi GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia

Hari itu langit Jakarta mendung. Awan hujan menggelantung dilangit. “Wah, bagaimana Ibadah kita bisa berjalan bila hujan?”, se-orang jemaat ungkapkan risaunya. Namun kursi-kursi tetap dipersiapkan. Pengeras suara dipasang, seraya berserah pada Tuhan, akan apapun yang mungkin terjadi. Dibawah mendung yang ada, jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia memulai peribadatannya. Ibu Pendeta Luspida dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) memimpin jemaat berseku-tu bersama, memuji dan memuliakan Tuhan, meski dalam segala keterbatasan.

Pergumulan Jemaat GKI Bapos Yasmin dan HKBP Filadelfia memasuki tahun yang baru. Di awal tahun 2013, dua jemaat ini masih saja didera diskriminasi yang seakan tanpa akhir. Gereja HKBP Filadelfia di Tambun Bekasi maupun gereja GKI Bapos Yasmin di Bogor masih saja digembok dan disegel secara illegal dan melawan hukum oleh Bupati Bekasi dan Wali Kota Bogor. Kedua jemaat gereja juga kembali dilarang beribadah Natal di tahun 2012. Bagi jemaat HKBP Filadelfia, Natal 2012 menjadi identik dengan telur busuk, kotoran sapi dan kotoran selokan, yang dilemparkan kelompok intoleran pada jemaat dan pada pendetanya. Bagi jemaat GKI Bapos Yasmin, Natal 2012 adalah Natal yang kembali dilalui dengan penghadangan dan pelarangan beribadah.

Tiga belas Januari 2013, kedua jemaat kembali terpaksa beribadah diseberang Istana Merdeka Jakarta. Memahami berat-nya pergumulan jemaat dari kedua gereja anggota PGI tersebut, Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Jeirry Sumampow, hadir mengikuti Ibadah Minggu GKI Bapos Yasmin

Usai ibadah, jemaat menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah itu, Andi dari Komnas Perempuan memberikan orasi untuk mendukung perjuangan mereka. Sebelum berorasi Andi mengajak hadirin untuk menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar." Komnas Perempuan memberikan perhatian dan dukungan karena sebagian besar jemaat yang beribadah di seberang istana negara ini adalah kaum perempuan. Andi mengajak mereka agar tak mudah menyerah karena perjuangan mereka bukan sekadar untuk mendapatkan kembali tempat ibadah, tetapi juga untuk kepentingan bangsa dan negara.

Jerry Sumampouw dari PGI foto:Purnawan

Setelah itu Jerry Sumanpouw dari PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia) juga memberikan sambutan singkat. Isi sambutannya tak jauh berbeda dengan yang diucapkan oleh Andi dari Komnas Perempuan. Akan tetapi kehadiran utusan dari PGI ini menyampaikan pesan yang

Page 2: Peduli Yasmin 20 Januari 2013

2 5

dan HKBP Filadelfia diseberang Istana Merdeka Jakarta. Usai ibadah, Jeirry me-nyapa jemaat yang masih sabar mengikuti acara.

Dalam sambutannya, Jeirry antara lain mengingatkan jemaat bahwa doa dan perjuangan yang sedang dilalui GKI Bapos Yasmin dan HKBP FIladelfia bukanlah seke-dar untuk kepentingan gereja atau orang Kristen saja, tetapi untuk seluruh bangsa Indonesia, untuk orang-orang dari agama apapun yang tidak mendapatkan kebe-basan beribadah dan kebebasan beragama. “Perjuangan ini adalah simbol perjuangan untuk mempertahankan keutuhan negara, berdiri kokohnya negara berdasarkan Pan-

casila dan UUD 1945”, tegas Jeirry.

Lebih jauh Jeirry mengingatkan agar jemaat tidak berkecil hati meski terpaksa beriba-dah diseberang Istana Merdeka setiap dua minggu sekali sebab ibadah ini adalah wujud perjuangan dan pergumulan iman untuk wujudkan kebebasan beragama dan beribadah. “PGI terus mendukung upaya-upaya perjuangan ini karena inilah bagian dari kontribusi kita yang paling konkret un-tuk terus pertahankan bangsa dan negara

yang kita cintai ini”, jelas Jeirry lebih lanjut.

Kehadiran perwakilan resmi PGI dalam iba-dah diseberang Istana Merdeka Jakarta bu-kanlah kali yang pertama. Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Pendeta Gomar Gultom, juga pernah men-dampingi jemaat GKI Bapos Yasmin dan HKBP Filadelfia. Bahkan, Sekretaris Jenderal Dewan Gereja Dunia asal Norwegia, Pende-ta Dr. Olav Fykse Tveit, pernah hadir men-dampingi jemaat kedua gereja beribadah diseberang Istana Merdeka Jakarta pada bulan Juni 2012 lalu, dimana beliau men-doakan perjuangan jemaat kedua gereja sekaligus mendoakan keadilan, perdamaian dan kasih serta kebebasan beribadah dan

beragama bagi semua umat manusia tanpa kecuali, dapat mewujud di In-donesia dan di dunia.

“Terima kasih untuk meme-lihara harapan dengan terus melakukan ibadah setiap

dua minggu di depan Istana ini”, kata Jeirry mengakhiri sambutannya.

Kursi-kursi kembali disimpan. Pengeras suara dimatikan. Jemaat bersalam-salaman satu sama lain, termasuk dengan Andy Yentriani, Komisioner Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan yang juga turut mendampingi peribadatan. Seiring langkah pulang jemaat, rintik hujanpun mulai turun.

http://tinyurl.com/videoyasminjery

Page 3: Peduli Yasmin 20 Januari 2013

2 5

Majalah ARCUS GPIB yang diterbitkan oleh Departeman Infokom dan Litbang GPIB mengangkat tema Radikalisme, “Gereja dimana?”, dalam liputan utamanya. Berita tentang Ibadah GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia menjadi pembuka liputan utama yang disambungkan dengan kegiatan Pelatihan Kepemimpinan yg diselenggarakan PGI, dan seminar kebebasan beragama yang menghadirkan tokoh-tokoh lintas iman. Sebuah pernyataan awal yang dikutip dari paparan Pdt. Gomar Gultom, MTh, yang menggugat peran kritis Gereja masa kini,

“Seperti tidak ada pilihan lagi, Gereja memang harus bersuara kencang. Suara Kenabian harus diperdengarkan terhadap penyelenggara negara dan setiap pemegang kekuasaan. Gereja juga jangan terkooptasi oleh kekuatan kekuatan uang, kekuatan politik, kekuatan ideologi, atau kekuatan bentuk apapun. Bukan berarti gereja sedang beroposisi, tetapi menjadi mitra kritis”.

arcusMAJALAH TRIWULAN GPIB

Edisi 5 JAN-MAR 2013

www.majalaharcus.com

Page 4: Peduli Yasmin 20 Januari 2013

4 5

2:7aSub Tema: ” Menjadikan Gerakan yang Oikumenis, Nasionalis dan Bertanggungjawab

Untuk Mewujudkan Keadilan, Kesejahteraan dalam Melaksanakan Tugas danPanggilannya di Indonesia”

PRESS RELEASE PP GMKI

MENOLAK INTERVENSI NEGARA DALAM MEMPERJUANGKANKEBEBASAN BERIBADAH

Tahun 2012 dilewati bangsa Indonesia dengan sangat tertatih mempertahankan keutuhannya.tekanan demografi dan kelompok masyarakat tertentu semakin meningkat. Konflik komunaljuga merebak di hampir seluruh bumi nusantara. Yang paling memiriskan adalah secaramatematis terjadi peningkatan signifikan terhadap kebebasan berkeyakinan dan beragama dandidalamnya negara terlibat sebagai aktor utama. Fakta ini didukung oleh laporan Fund forPeace dan Wahid Institute tahun 2012 yang mencatat 16 institusi negara yang terlibat sebagaipelaku pelanggaran kebebasan beragama dengan 166 tindakan.

Seharusnya negara berada di barisan terdepan melindungi, memenuhi, menghomati hakwarganya dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan sebagaimanadijamin oleh Konstitusi. Namun justru negara melakukan intervensi kepada Lembaga tinggiGereja dan Pimpinan tinggi Gereja agar Jemaat Gereja bersikap diam terhadap pengekangankebebasan beribadah. Mereka memberi toleransi terhadap tindakan penyegelan dan penutupanrumah ibadah (misalnya dalam kasus GKI Bapos Taman Yasmin Bogor). Hal ini dapat dilihatbagaimana sikap Pimpinan Gereja yang diam terhadap perjuangan Jemaat Bakal Pos GKIYasmin dan melakukan kompromi bersama pemerintah untuk menekan dan menghalangiperjuangan Jemaat GKI Yasmin dalam menyuarakan suara kebenaran dan keadilan. Dalamkasus tersebut ternyata negara tidak menegakkan konstitusi aturan peraturan perundangan.Dapat dikatakan bahwa Negara melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia dengan tidakmenjamin, melindungi dan memenuhi Hak untuk Beribadah.

Kompromi yang dilakukan Lembaga Tinggi Gereja dan Pimpinan Gereja akan menjadicatatan buruk dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan kedepannya, dapat dikatakanbahwa pimpinan gereja sudah bersama – sama dengan pemerintah membiarkan pelanggarankonstitusi. Umat Kristen tidak menginginkan Pimpinan Gereja diam melihat kondisi yangada, Umat Kristen tidak menginginkan kejadian Penutupan HKBP Ciketing, Filadelphia, AekDuri, GKI Yasmin, 13 Gereja di Singkil dan banyak gereja-gereja lainnya kembali terjadi,Umat Kristen tidak menginginkna pimpinan Gereja melakukan kompromi dengan pihaknegara atau pihak lainnya dan mengekang perjuangan umat dalam menyuarakan suarakenabian. Umat Kristen menginginkan Pemimpin Gereja bersama-sama berjuangmenyuarakan kebenaran, keadilan, kedamaian, kesejahteran dan cinta kasih ditengah-tengahdunia.

Page 5: Peduli Yasmin 20 Januari 2013

4 5

2:7aSub Tema: ” Menjadikan Gerakan yang Oikumenis, Nasionalis dan Bertanggungjawab

Untuk Mewujudkan Keadilan, Kesejahteraan dalam Melaksanakan Tugas danPanggilannya di Indonesia”

Melihat hal tersebut maka Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) menyatakan:1. Pemerintah harus bersikap tegas dalam menegakkan Pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945

tentang kebebasan umat beragama. Pemerintah tidak boleh tunduk pada kemauankelompok masyarakat tertentu yang bertentangan dengan konstitusi negara. Negaraseharusnya berada pada baris terdepan dalam mendorong upaya penegakan hukum.

2. Mengingatkan kepada pemerintah untuk tidak melakukan intervensi terhadap pihakSinode Gereja, Gereja atau Pimpinan Gereja dalam menyuarakan suara kebenaran dankeadilan.

3. Gereja harus tetap mempertahankan suara kenabiannya untuk bersikap kritis terhadapkebijakan negara yang menghianati Konstitusi. Bahwa kebebasan beragama sudah sangatjelas diatur oleh konstitusi dan tidak bisa dikompromikan dengan alasan apapun dan untukini GMKI selalu siap mendukung Gereja dan Umat yang menyuarakan suara kedamaian,kebenaran, dan keadilan

4. GMKI akan melakukan kampanye ke seluruh World Student Cristian Federation danStudent Cristian Movement (SCM) di dunia untuk menyampaikan rasa prihatin terhadapkondisi kebebasan beragama Indonesia dan mendukung perjuangan seluruh umat Kristendan bangsa Indonesai dalam menyuarakan kebenaran dan keadilan.

5. Menyerukan kepada seluruh komponen Bangsa untuk terus bersama mempertahankankebersamaan dan kebangsaan Indonesia.

Kontak Person : Supriadi Narno (085299995185), Tigor Hutapea (085750187564)

Page 6: Peduli Yasmin 20 Januari 2013

6 7

BRUTUS di GKI TAMAN YASMIN

Calpurnia Pisonis memohon suaminya agar tidak memenuhi undangan para senator.

Dia memiliki firasat buruk yang akan terjadi pada suaminya, yaitu Julius Caesar, penguasa tertinggi kerajaan Romawi. Meski demikian, Julius Caesar tetap membulatkan tekad untuk hadir karena sudah menjadi kewajibannya. Memasuki ruang senat, Julius melihat wajah politisi yang tegang.

Julius Caesar berusaha memaklumi situasinya. Dia merasakan para politisi itu memang tidak menyukai kebijakan yang diambilnya. Dengan penuh percaya diri, Julius Caesar menyapukan pandangan ke seluruh hadirin. Dia melihat Marcus Junius Brutus, sahabat karibnya, juga hadir.

Julius Caesar pun merasa tenang. Setidaknya ada satu orang yang mendukungnya. Julius Caesar lalu menyiapkan diri untuk menerima cecaran para politisi. Tapi tiba-tiba, senator

Publius Servilius Casca Longus menggebrak bahunya dari belakang. Julius Caesaer limbung kehilangan keseimbangan. Seperti dikomando, senator yang lain mengeluarkan senjata dari balik toganya dan menikam sang kaisar. Julius Caesar terkejut. Tiba-tiba ada kilatan sebilah senjata mengarah tubuhnya. Pangkal senjata itu dipegang oleh Marcus Junius Brutus. Julius Caesar tidak menyangka bahwa orang kepercayaannya justru mengkhianati dirinya.

Dengan menyeringai menahan sakit, Julus Caesar berseru “Et tu Brute?”

Itulah kata-kata terakhir Julius Caesar sebelum akhirnya tewas pada tanggal 15 Maret tahun 44 SM.

Entah mengapa kisah pengkhianatan Brutus itu tiba-tiba muncul kembali dalam ingatan ketika saya mengikuti ibadah “Bagimu Negeri” yang diselenggarakan oleh jemaat GKI Bapos Taman Yasmin, Bogor dan HKBP Filadelfia, Bekasi yang mengambil tempat di seberang istana negara, 13 Januari 2013.

Ibadah yang dihadiri oleh ratusan jemaat itu dimulai pada tengah hari. Cuaca yang tidak menentu tak menyurutkan jemaat untuk bertemu dengan Tuhannya. Mereka duduk di atas kursi plastik yang dibawanya sendiri. Sebagian duduk lesehan begitu saja di atas hamparan aspal. Untuk mengurangi sengatan sinar matahari, mereka membawa payung dan topi.

Firman Tuhan disampaikan oleh pdt. Luspida dari HKBP Ciketing yang mengupas tentang Yohanes Pembaptis. Bangsa Israel saat itu sedang dijajah oleh bangsa Romawi. Mereka mengalami ketidakadilan dan penindasan. Karena itulah, mereka menantikan kedatangan sang pembebas yang akan memimpin mereka untuk berperang melawan tentara Romawi. Ketika Yohanes Pembaptis hadir di ruang publik untuk menyerukan pertobatan, bangsa Israel mengharapkan bahwa Yohanes inilah yang akan menjadi sang pembebas itu. Akan tetapi

Yohanes Pembaptis menolak harapan mereka karena sesungguhnya dia hanya pembuka jalan saja. Sang Pembebas yang sesungguhnya akan datang setelah dia.

Dalam khotbahnya, pdt. Luspida mengajak jemaat agar tidak meletakkan pengharapan kepada manusia, termasuk pula kepada penguasa karena kekuasaan mereka

Page 7: Peduli Yasmin 20 Januari 2013

6 7

terbatas. Tidak ada manusia yang abadi. Karena itulah, jemaat perlu menyandarkan diri hanya pada Allah. Pendeta perempuan ini menceritakan bahwa dia juga pernah mengalami ketidakadilan ketika HKBP Ciketing diintimidasi oleh kelompok intoleran. Meski demikian, mereka tidak menjadi putus asa karena memiliki pengharapan di dalam Allah.

Usai ibadah, jemaat menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah itu, Andi dari Komnas Perempuan memberikan orasi untuk mendukung perjuangan mereka. Sebelum berorasi Andi mengajak hadirin untuk menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar.” Komnas Perempuan memberikan perhatian dan dukungan karena sebagian besar jemaat yang beribadah di seberang istana negara ini adalah kaum perempuan. Andi mengajak mereka agar tak mudah menyerah karena perjuangan mereka bukan sekadar untuk mendapatkan kembali tempat ibadah, tetapi juga untuk kepentingan bangsa dan negara.

Setelah itu Jerry Sumanpouw dari PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia) juga memberikan sambutan singkat. Isi sambutannya tak jauh berbeda dengan yang diucapkan oleh Andi dari Komnas Perempuan. Akan tetapi kehadiran utusan dari PGI ini menyampaikan pesan yang istimewa, yaitu memberikan dukungan kepada perjuangan GKI Yasmin. Mengapa demikian? Karena ketika PGI mendukung perjuangan GKI Yasmin, ada petinggi di GKI sendiri yang malah menentang perjuangan GKI Yasmin.

Bermula dari pencabutan IMB oleh walikota Bogor, kisah ini dimulai.

Jemaat Taman Yasmin adalah Bakal Pos dari GKI Pengadilan, Bogor. Pada periode masa jabatan pertama, walikota Bogor memberikan izin untuk pendirian gedung

gereja di perumahan Taman Yasmin. Namun pada periode kedua, walikota Bogor mencabut IMB dan menyegel gedung gereja itu. Saat itu walikota Bogor mempersilahkan jemaat GKI Yasmin untuk menggunakan jalur hukum jika tidak puas dengan keputusan itu. Sesuai dengan saran walikota, maka jemaat Taman Yasmin menggugat pencabutan itu dan mereka memenangkan perkaranya sampai tingkat Mahkamah Agung, bahkan sampai dengan Peninjauan Kembali. Dalam amar putusannya, MA memerintahkan agar walikota Bogor membuka segel gereja agar bisa digunakan untuk beribadah. Keputusan itu diperkuat dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Lembaga Ombudsman RI. Alih-alih menaati putusan hukum, walikota Bogor belum juga membuka segel tersebut. Selama berminggu-minggu Jemaat GKI Yasmin hanya bisa beribadah di trotoar depan gereja. Situasinya semakin runyam ketika kelompok intoleran masuk dalam konflik ini. Untuk menghindari kekerasan fisik, maka merekaberibadah di seberang istana negara sembari mengetuk kepedulian presiden RI bahwa ada walikota di Indonesia yang tidak taat hukum.

Solusinya sebenarnya sudah jelas: Buka segel di gereja Taman Yasmin. Itu adalah perintah dari Mahkamah Agung. Meski demikian, walikota Bogor masih melakukan manuver yakni menawarkan relokasi. Akan tetapi GKI Yasmin menolak tawaran ini sebab mereka ingin taat hukum.

Lalu terjadilah situasi seperti yang dialami oleh Julius Caesar. Petinggi GKI yang seharusnya menjadi pendukung utama GKI Yasmin, justru berbuat sebaliknya. Mereka membubarkan pengurus GKI Bapos Taman Yasmin dan melarang jemaat beribadah di seberang istana negara. Lalu dengan dalih sedemikian rupa, petinggi GKI ini menerima

Page 8: Peduli Yasmin 20 Januari 2013

tawaran relokasi itu. Selama sebelas tahun GKI Yasmin berjuang agar bisa beribadah di gerejanya sendiri. Selama rentang waktu itu, petinggi GKI ini tidak begitu peduli. Namun entah mengapa setelah ada tawaran relokasi, mereka tiba-tiba muncul. “Mereka seperti penumpang yang menunggu di tikungan terakhir,” kata salah satu jemaat dengan getir.

Perjuangan GKI Yasmin bukan sekadar upaya untuk mendapatkan kembali

tempat ibadah Upaya mereka adalah simbol gerakan masyarakat untuk menegakkan keadilan di bumi Pancasila. Ini adalah kesempatan bagi GKI menorehkan sejarah

emas sebagai pihak yang turut memajukan hak asasi manusia di Indonesia. Pada zaman dulu, GKI telah turut mempersembahkan seorang Yap Thiam Hien yang ikut memajukan penegakan hukum di Indonesia. Kiranya semangat Yap Thiam Hien itu juga menginspirasi GKI untuk selalu patuh pada hukum; bukan malah mengakalinya dengan berbagai dalih.

***

“Et tu, Brute” itu artinya “Engkau juga Brutus?”

Dengan hati perih Julius Caesar hendak menyampaikan pesan, “Kamu adalah sahabat yang kupercayai, tapi mengapa kamu ikut mengkhianati aku?” Suasana batin serupa dialami oleh jemaat GKI Yasmin. Selama bertahun-tahun mereka mampu menghadapi cercaan dan intimidasi dari luar dengan tabah. Namun ketika pihak yang diharapkan membela justru melawan, maka perjuangan GKI Yasmin semakin berat.

Penafsir lain memberikan perspektif baru soal ucapan ini. Penafsir itu mengatakan bahwa Julius Caesar hendak menyampaikan pesan kepada Brutus, “Suatu saat kamu juga akan dikhianati.” Jangan pernah bekerja sama dengan komplotan orang yang mengajakmu berkhianat karena suatu saat mereka tak segan-segan akan mengkhianatimu jika mereka tidak butuh kamu lagi.

:: Purnawan Kristanto

Jemaat GKI Klaten - Jawa Tengah, tulisan ini adalah pendapat pribadi.

Dengan hati perih Julius Caesar hendak menyampaikan pesan, "Kamu adalah sahabat yang kupercayai, tapi mengapa kamu ikut mengkhianati aku?" Suasana batin serupa dialami oleh jemaat GKI Yasmin. Selama bertahun-tahun mereka mampu menhadapi cercaan dan intimidasi dari luar dengan tabah. Namun ketika pihak yang diharapkan membela justru melawan, maka perjuangan GKI Yasmin semakin berat.

Penafsir lain memberikan perspektif baru soal ucapan ini. Penafsir itu mengatakan bahwa Julius Caesar hendak menyampaikan pesan kepada Brutus, "Suatu saat kamu juga akan dikhianati." Jangan pernah bekerja sama dengan komplotan orang yang mengajakmu berkhianat karena suatu saat mereka tak segan-segan akan mengkhianatimu jika mereka tidak butuh kamu lagi.