Pedoman Sistem Penugasan

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Globalisasi telah memberi dampak positif bagi setiap profesi kesehatan untuk selalu berupaya meningkatkan kinerja profesionalnya dalam kontribusi aterhadap perkembangan kebutuhan kesehatan masyarakat. Seiring berjalannya waktu tuntutan masyrakat akan kualitas pelayanan kesehatan juga meningkat . peningkatan ini karena meningkatnya jumlah konsumen yang berpendidikan, sehingga mampu intuk memilih jenis dan kwalitas dan pelayanan yang diinginkan Tenaga professional kesehatan termasuk didalamnya tenaga keperawatan telah menetapkan arah perkembangan profesinya, antara lain melalui sistim pendidikan tinggi keperawatan yang telah menghasilkan berbagai jenjang pendidikan keperawatan. Arah perkembangan profesi keperawatan ini telah menuntut adanya penataan system pemberian pelayanan keperawatan di rumah sakit agar dapat mendukung peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan keperawatan dan dapat melakukan peran dan fungsinya secara optimal untuk meningkatkan kinerja keprofesionalannya melalui kualitas asuhan keperawatan yang diberikan. Dalam memberikan asuhan keperawatan, metode pemberian pelayanan keperawatan yang digunakan merupakan faktor penting dalam 1

description

pedoman

Transcript of Pedoman Sistem Penugasan

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakangGlobalisasi telah memberi dampak positif bagi setiap profesi kesehatan untuk selalu berupaya meningkatkan kinerja profesionalnya dalam kontribusi aterhadap perkembangan kebutuhan kesehatan masyarakat. Seiring berjalannya waktu tuntutan masyrakat akan kualitas pelayanan kesehatan juga meningkat . peningkatan ini karena meningkatnya jumlah konsumen yang berpendidikan, sehingga mampu intuk memilih jenis dan kwalitas dan pelayanan yang diinginkanTenaga professional kesehatan termasuk didalamnya tenaga keperawatan telah menetapkan arah perkembangan profesinya, antara lain melalui sistim pendidikan tinggi keperawatan yang telah menghasilkan berbagai jenjang pendidikan keperawatan. Arah perkembangan profesi keperawatan ini telah menuntut adanya penataan system pemberian pelayanan keperawatan di rumah sakit agar dapat mendukung peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan keperawatan dan dapat melakukan peran dan fungsinya secara optimal untuk meningkatkan kinerja keprofesionalannya melalui kualitas asuhan keperawatan yang diberikan. Dalam memberikan asuhan keperawatan, metode pemberian pelayanan keperawatan yang digunakan merupakan faktor penting dalam menentukan mutu asuhan keperawatan. Metode pemberian asuhan memberikan gambaran jelas tentang tugas, tanggung jawab dan kewenangan perawat dalam menyelesaikan asuhan , menetapkan siapa yang menjalankan tugas dan tanggung jawab, penyesuaian jumlah pasien dengan jenis tenaga perawat dalam memenuhi kebutuhan perawatan. Asuhan keperawatan diberikan dalam beberapa metode seperti metode primer, metode kasus, metode tim, metode modular, metode manajemen kasus, metode fungsional.

B. Tujuan 1. Tujuan umum Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kepada pasien2. Tujuan khususa. Memberikan pelayanan professional berdasarkan ilmu dan kode etikb. Memeberikan pelayanan yang professional berdasarkan komitmen dalam membantu pasienc. Memberi pelayanan yang professional berdasarkan otonomi profesid. Menentukan metode penugaasan yang tepat di ruangan e. Sebagai acuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.C. Sasaran Seluruh perawat yang memberikan Asuhan keperawatan di rumah Sakit Stroke Nasional BukittinggiD. Ruang lingkupMetode sistem penugasan dalam memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien meliputi Metode Primer, metode kasus, metode Tim, metode Modular, metode Manajemen kasus, metode Fungsional

BAB IIMETODE SISTIM PENUGASANPerawat dalam memberikan asuhan keperawatan di rumah sakit dapat menggunakan beberapa metode sistim penugasan seperti: metoda fungsional, metoda tim, metoda primer, metode kasus, metoda modular dan metode manajemen kasus A. METODE PRIMER Metode keperawatan primer merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan, dimana seorang perawat professional bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dalam 24 jam. Dalam metode keperawatan primer ini terdapat hubungan yang dekat dan berkesinambungan antara pasien dan seorang perawat tertentu yang bertanggung jawab dalam perencanaan, implementasi, evaluasi dan koordinasi asuhan keperawatan sejak masuk sampai pasien pulang. Setiap perawat primer biasanya merawat 4-6 pasien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama pasien tersebut dirawat.

STRUKTUR

KEPALA RUANGANKEPALA RUANGANKEPALA RUANGAN

Perawat PrimerPasien / Klien

Perawat pelaksana eveningPerawat pelaksana nightPerawat pelaksana jika diperlukan / days

KEPALA RUANGAN1. Tugas dan tanggung jawab Kepala Ruangan :a. Identifikasi siapa perawat yang ingin menjadi perawat primer.b. MemberI dukungan dan pendidikan.c. Menjamin semua staf perawat dan pemberi asuhan lain, memahami peran perawat primer dan asosiet.d. Menjadi model peran, pembimbing dan konsultan.e. Menjamin dan mempertahankan mutu asuhan.f. Mengelola aspek fiscal/keuangan.g. Memberikan otonomi pada perawat primer untuk menjalankan pendelegasian dan pengambilan keputusan yang tepat.2. Uraian tugas Kepala Ruangan:a. Perencanaan:1) Menunjuk perawat primer yang akan bertugas diruangan masing-msing.2) Mengikuti serah terima (overan) klien dari shif sebelumnya.3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien, total care, partial care, minimal care dan persiapan pasien pulang bersama perawat primer.4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan kebutuhan bersama perawat primer, mengatur penugasan dan penjadwalan.5) Merencanakan srategi rencana keperawatan.6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi patofisiolagi, tindakan medis yang akan dilakukan, program klien. pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap klien.7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperwatan: Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan. Membimbing proses asuhan keperawatan dan menilai hasil asuhan keperawatan. Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.8) Membantu pengembangan staff seperti : pendidikan dan pelatihan.9) Membantu bimbingan terhadap peserta didik keperawatan. b. Pengorganisasian 1) Merumuskan metode/sistim penugasan yang digunakan.2) Merumuskan tujuan metode/sistim tersebut.3) Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat assosiet.4) Membuat rentang kendali.5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan seperti: membuat roster dinas, pembinaan staf dan siswa, orientasi tenaga baru.6) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan: kelengkapan alat-alat, kebutuhan sehari-hari, melaporkan sarana dan prasarana yang rusak.7) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.8) Mendelegasikan tugas kepada perawat primer saat kepala ruangan tidak berada di tempat.9) Memberi wewenang kepada tenaga tata usaha untuk mengurus administrasi klien.10) Mengatur penugasan jadwal POS dan pekarya.11) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.c. Pengarahan.1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer.2) Memberi pujian kepada staf yang melaksanakan tugas dengan baik.3) Memberi motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap.4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting berhubungan dengan pemberian asuhan keperawatan kepada klien.5) Melibatkan bawahan sejak dari awal sampai akhir kegiatan. 6) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas ataupun tidak.7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain seperti nutrient/gizi dan lain-lain.8) Memberikan teguran kepadabawahan yang melakukan kesalahan.d. Pengawasan 1) Melalui komunikasi Mengawasi dan berkomunikasi langsung baik terhadap perawat primer maupun perawat asosiet. Mengawasi staf terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.2) Melalui supervise Pengawasan langsung yaitu pengamatan melalui inspeksi atau pengamatan sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan. Pengawasan tidak langsung yaitu melihat dan mencek daftar hadir perawat primer, asosiet, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperwatan dilaksanakan, mendengarkan laporan perawat primer tentang tugas an pelaksanaan perawat primer dan asosiet.3) Evaluasi Bersama perawat primer mengevaluasi hasil upaya kerja pelaksanaan dibendingkan dengan keperawatan yang telah disusun.PERAWAT PRIMER1. Tugas dan tanggung jawab Perawat Primer :a. Memenuhi kebutuhan pasien secara total selama dirawat di rumah sakit.b. Melakukan pengkajian secara komprehensif dan merencanakan askep.c. Mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan askep dan membuat rencana pulang pasien.d. Memberikan askep pasien sesuai rencana dan mengkoordinasikan dengan tim anggota kesehatan lain : dokter, dietisien, perawat lain, menginformasikan keadaan pasien kepada kepala ruanggan, dokter dan staf keperawatan.e. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social di masyarakat, membuat jadual perjanjian klinik, mengadakan kunjungan rumah dll.2. Uraian tugas Perawat Primera. Perencanaan 1) Bersama kepala ruangan mengadakan serah terima tugas setiap pergantian dinas.2) Melaksanakan pembagian tugas atas anggota kelompoknya.3) Menyusun rencana asuhan keperawatan meliputi pengkajian, rencana asuhan keperawatan dan menetukan kriteria hasil.4) Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan.5) Mengikuti visite dokter.6) Menilai hasil kerja perawat asosiet danmendiskusikan permasalahan yang ada.7) Menciptakan kerjasama yang harmonis antar tim dan tim lainnya. 8) Memberikan pertolongan segera pada klien dengan kedaruratan.9) Membuat laporan klien.10) Melakukan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan.11) Memberikan orientasi kepada klien baru masuk.b. Pengorganisasian 1) Merumuskan tujuan dari pengorganisasian keperawatan yaitu tercapainya proses asuhan keperawatan sesuai kondisi dan kebutuhan klien secara profesional melalui pembagian kerja yang tepat.2) Melakukan pembagian tugas bersama kepala ruangan sesuai dengan perencaan terhadap klien yang menjadi tanggung jawabnya.3) Pembagian tugas/kerja berdasarkan tingkat ketergantungan klien.4) Mengatur jadwal istirahat perawat asosiet.5) Mendelegasikan pelaksanaan proses keperawatan kepada perawat asosiet dan pelimpahan wewenang yang meliputi wewenang mengambil keputusan, penggunaan sumber daya seperti sesama perawat, POS, termasuk keluarga klien.6) Membuat rincian tugas perawat asosiet seperti memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang berada dibawah tanggung jawabnya, kerjasama dengan anggota lain dan antar tim lain, memberikan laporan.c. Pengarahan 1) Memberikan pengarahan tentang tugas setiap anggota dalam memberikan asuhan keperawatan.2) Memberikan petunjuk kepada anggota dalam melaksanakan asuhan keperawatan.3) Memberikan pujian kepada anggota yang melaksanakan tugasnya dengan tepat sesuai waktu, tepat berdasarkan prinsip tindakan, rasional, dan sesuai dengan kebutuhan serta kondisi klien.d. Pengawasan 1) Melalui komunikasi: perawat primer mengawasi dan berkomunikasi langsung terhadap asosiet dalam memberikan asuhan keperawatan.2) Melalui supervise Secara langsung : melihat dan mengawasi proses asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh asosiet. Secara tidak langsung : melihat daftar hadir asosiet, membaca dan memeriksa catatan keperawatan, membaca catatan perawat yang dibuat selama proses keperawatan, mendengar laporan secara lisan dari anggota tentang tugas yang telah dilakukan.3) Mengevaluasi Bersama kepala ruangan mengevaluasi kegiatan dan laporan dari anggota. Meningkatkan kemampuan analisa (pengetahuan ) dan kemampuan psikomotor, serta sikap melalui diskusi dan pengarahan. Mengevaluasi penampilan kerja perawat asosiet dan asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan. Mengecek dokumentasdi segera setelah tindakan keperawatan dilakukan.

PERAWAT ASOSIET1. Tugas dan tanggung jawab Perawat Asosiet :Melaksanakan tugas dan tanggung jawab perawat primer bila perawat primer tidak ada.2. Uraian Tugas Perawat Asosieta. Perencanaan1) Melakukan pengkajian keadaan klien.2) Menetukan maslah keperawatan yang dihadapi klien berdasarkan hasil pengkajian.3) Merumuskan tujuan yang akan dicapai untuk menentukan rencana tindakan.4) Menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah sehingga tujuan keperawatan tercapai.5) Bersama perawat primer melakukan serah terima klien dengan petugas pada setiap pergantian dinas.6) Menyiapkan keperluan untuk melakukan tindakan keperawatan.7) Mendampingi dokter visite bersama perawat primer pada klien yang menjadi tanggung jawabnya.8) Memberikan pertolongan segera pada klien dengan kedaruratan.9) Menyiapkan klien secara fisik dan mental untuk tindakan pengobatan atau pemeriksaan penunjang.10) Membuat catatan keperawatan dan laporan perkembangan klien.

b. Pengarahan 1) Memberikan pengarahan kepada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan, cara minum obat, aktivitas yang dianjurkan dan yang dilarang.2) Memberikan petunjuk kepada klien dan keluarga mengenai peraturan yang berlaku, jam berkunjung, pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan penunjang lain dan pengadaan obat-obatan.3) Memberikan pujian terhadap kemajuan kesehatan klien dan kerjasama yang baik dari keluarga dengan petugas.

c. Pengorganisasian 1) Menerima pendelegasian tugas asuhan keperawatan dari kepala ruangan melalui perawat primer.2) Membuat mekanisme kerja untuk masing-masing klien yang menjadi tanggung jawabnya.3) Mempertanggungjawabkan asuhan keperawtan yang telah dilakukan kepada klien kelolaannya.4) Menghindari pertentangan dengan anggota lain.5) Ikut menegakkan peraturan Rsdan kebijakan yang berlaku.6) Mengembangkan kreativitas.7) Mengembangkan kemampuan manajemen dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.

d. Pengawasan 1) Melakukan dan menciptakan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga selama memberikan asuhan keperawatan.2) Mengawasi perkembangan dan reaksi klien terhadap tindakan perawatan dan pengobatan.3) Bersama perawat primer, menilai hasil tindakan keperawatan yang diberikan, apakah tujuan sudah tercapai.

3. Keuntungan :a. Memungkinkan perawat primer untuk pengembangan diri melalui implementasi ilmu pengetahun.b. Model praktek didasarkan pada pengetahuan.c. Focus pada kebutuhan pasien.d. 4Meningkatnya otonomi perawat.e. Memungkinkan asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif.f. Membaiknya kontinuitas dan koordinasi asuhan.g. Meningkatnya kesempatan untuk pengembangan hubungan antara perawat- pasien/keluargah. Peningkatan mutu asuhan.i. Meningkatnya kepuasan perawat, dokter dan pasien/keluarga.

4. Kerugian :a. Diperlukan perawat berpendidikan dan berpengalaman.b. Diperlukan kemampuan komunikasi yang baik antara perawat primer dengan rekan perawat ( perawat asosiat ).c. Perawat primer dapat mengambil tanggung jawab rekan perawat untuk mengimplementasikan asuhan keperawatan yang diberikan.d. Karena pindah ke unit yang berbeda pasien dalam kondisi kritis kemungkinan mempunyai beberapa perawat primer.e. Biaya tinggi.f. LOS menjadi singkat.

B. METODE KASUSMetode kasus merupakan sistim pemberian asuhan dimana seorang perawat professional memberikan asuhan keperawatan langsung kepada sejumlah pasien sewaktu dia bertugas. Dasar pemikiran metoda ini adalah seorang perawat professional paling siap untuk melaksanakan semua asuhan keperawatan yang diperlukan pasien1. Tugas dan tanggung jawab Kepala Ruangan pada Metode Kasus :a. Membuat penugasan untuk setiap tenaga perawat.b. Menerima laporan2. Tugas dan tanggung jawab perawat klinis :a. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya pada shif tertentu.b. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam member asuhan keperawatan pada pasien.3. Keuntungan :a. Pasien mendapat asuhan keperawatan secara holistic dan terus menerus oleh ahlinya.b. Komunikasi antara perawat-pasien dan dokter dengan anggota staf lainnya berlangsung terus menerus.c. Perawat mendapat kepuasan karena dapat melakukan semua yang menjadi kewenangannya.

4. Kerugian :a. Perawat banyak menghabiskan waktu untuk melaksanakan tugas yang dapat dilakukan orang yang tidak terampil.b. Perencanaan yang dibuat kemungkinan tidak dapat terlaksana karena kurangnya waktu.c. Pengkajian yang dilakukan oleh perawat tidak akurat karena kurangnya komunikasi.

C. METODE TIMMetode tim merupakan sistim pemberian asuhan keperawatan yang umum digunakan. Dalam metode ini seorang perawat professional yang berijazah, berpengalaman serta memiliki pengetahuan dibidangnya memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Dalam memberikan asuhan kepada sekelompok pasien dilakukan melalui upaya kooporatif dan kolaboratif (Douglas,1992)

STRUKTUR

KEPALA RUANGAN

KETUA TIMKETUA TIMKETUA TIM

Staf PerawatStaf PerawatStaf Perawat

Pasien / KlienPasien / KlienPasien / Klien

Metode tim dilaksanakan berdasarkan pada konsep:a. Ketua tim diberikan kepada perawat professional dan harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan, manajeman dan komunikasi efektif.b. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas perencanaan, supervise dan evaluasi asuhan keperawatan.c. Komunikasi yang efektif penting untuk menjamin kontiunitas rencana perawatan. Komunikasi yang terbuka dapat dilakukan melalui berbagai cara terutama melalui rencana perawatan tertulis yang merupakan pedoman pelaksanaan asuhan, supervise dan evaluasi.d. Anggota tim harus menerima dan menghargai kepemimpinan ketua tim. Ketua tim membantu anggotanya untuk memahami dan malakukan tugas sesuai dengan kemampuan mereka.e. Peran kepala perawat di ruang perawatan penting dalam metoda tim.

1. Tugas dan tanggung jawab Kepala Ruangan : a. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf.b. Membantu staf menetapkan sasaran dari unit atau ruangan.c. Memberikan kesempatan dan bantuan kepada ketua tim untuk pengembangan kepemimpinan/manajemen.d. Menjadi narasumber atau konsultan bagi tim.e. Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan malalui riset keperawatan.f. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.2. Uraian Tugas Kepala Ruangana. Perencanaan :1) Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-masing.2) Mengikuti serah terima klien pada shif sebelumnya.3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat transisi, dan persiapan pulang bersama ketua tim.4) Menmgidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengnatur penugasan/penjadwalan.5) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiolagi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan pengobatan,dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap klien.7) Mengatur dan mngendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah, serta memberikan informasi kepada klien atau keluarga yang baru masuk.8) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.9) Membantu membimbing peserta didik keperawatan.10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.

b. Pengorganisasian1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.2) Merumuskan tujuan metode penugasan.3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.4) Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain.6) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan.7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.8) Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak berada di tempat kepada ketua tim.9) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi klien.10) Mengatur jadwal dan penugasan POS dan prakarya.11) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

c. Pengarahan 1) Membri pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim2) Memberi pujian kepada anggota timyang melaksanakan tugas dengan baik.3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.4) Menginformasikan hal hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan askep pasien.5) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.6) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

d. Pengawasan1) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.2) Melalui supervisi:a) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki / mengawasi kelemahan kelemahan yang ada saat itu juga.b) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua tim; membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas.c) Evaluasi.d) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.e) Audit keperawatan.

3. Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim :a. Mengkaji setiap pasien dan mempertimbangkan intervensi rencana askep yang tepat.b. Mengkoordinasikan rencana askep dengan tindakan medis.c. Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan memberikan bimbingan melalui konferensi.d. Mengevaluasi kualitas askep dan hasil yang dicapai serta mendokumentasikannya.

4. Tugas dan tanggung jawab AnggotaTim :a. Merawat setiap pasien di unit rawat.b. Melaksanakan instruksi keperawatan yang tertera dalam rencana keperawatan secara teliti termasuk program pengobatan.c. Melaporkan secara tepat dan akurat tentang asuhan yang dilakukan serta respon pasien.5. Keuntungan :a. Memanfaatkan semua kekuatan anggota tim.b. Tim mendukung pengembangan dan produktifitas kelompok.c. Pengambilan keputusan organisasi mendekati groos rootd. Komunikasi diantara anggota tim baik karena sering diskusi mengenai asuhan keperawatan pasiene. Perasaan turut berkontribusi dalam tim terpelihara baik.f. Meningkatnya kepuasan pasien.g. Biaya efektif.

6. Kerugian :a. Diperlukan pengalaman dan keterampilan ketua tim.b. Diperlukan staf yang adekuat.c. Diperlukan keterampilan yang tepat.d. Dapat mengarah pada fragmentasi pelayanan bila konsep tim tidak diimplementasikan secara total.e. Sering mendapat kesulitan dalam menetapkan waktu untuk konferensi dan membuat rencana keperawatan.

D. METODE MODULARMetoda keperawatan modular merupakan metoda modifikasi keperawatan tim primer, yang dicoba untuk meningkatkan efektifitas konsep keperawatan tim melalui penugasan modular. Sistem ini dipimpin oleh perawat register (Ners).Anggota memberikan asuhan keperawatan di bawah pengarahan dari pimpinan modulnya. Idealnya 2-3 perawat memberikan asuhan keperawatan terhadap 8-12 pasien. Aktifitas tim sebagai suatu kesatuan mempunyai pandangan yang holistic terhadap setiap kebutuhan pasien. Asuhan diberikan semenjak pasien masuk rumah sakit sampai pasien pulang. Keuntungan pada metoda modular mutu pelayanan keperawatan meningkat karena pasien mendapat pelayanan keperawatan secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan perawatan pasien. Tidak banyak tenaga perawat register (Ners) yang dimanfaatkan sehingga biaya menjadi lebih efektif.

1. Tugas dan tangung jawab Kepala Ruangan :a. Memfasilitasi pelaksanaan pemberian askep pasien.b. Memberikan motivasi pada staf perawat.c. Melatih perawat untuk bekerjasama dalam pemberian asuhan.2. Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim Modular :a. Memimpin, mendukung, dan menginstruksikan perawat non professional untuk melaksanakan tindakan keperawatan.b. Memberikan askep pasien meliputi : mengkaji, merencanakan, melaksanakan dan menilai hasil askep.c. Member bimbingan dan instruksi kepada perawat partner kerjanya.3. Tugas dan tanggung jawab Anggota Tim : Memberikan askep sesuai dengan yang ditugaskan ketua tim.

4. Keuntungan:a. Tim mendukung pengembangan dan produktifitas kelompok.b. Asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif.c. Membaiknya kontinyuitas dan koordinasi asuhan.d. Meningkatnya kepuasan pasien.e. Biaya efektif.

5. Kerugian :a. Sedikit perawat professional yang digunakan untuk mengatasi kondisi pasien yang tidak diharapkan.b. Diperlukan pengalaman dan keterampilan ketua tim.c. Diperlukan campuran keteramoilan yang tepat.

E. METODE MANAJEMEN KASUSMetode manajemen kasus adalah suatu sistem pemberian asuhan keperawatan yang berfokus pada pencapaian hasil dalam kerangka waktu dan sumber yang tepat dan efektif. Metoda ini sering digunakan dalam perangkat pelayanan kesehatan masyarakat, psikiatri dan diadopsi dalam asuhan pasien rawat inap, berfokus pada populasi semua pasien. Manajemen kasus adalah model yang dgunakan untuk mengidentifikasi, koordinasi, dan monitoring implementasi kebutuhan pelayanan untuk mencapai asuhan yang diinginkan dalam periode waktu tertentu.Keuntungan Metode Manajemen Kasus:a. Meningkatnya mutu asuhan keperawatan.b. Menurunnya komplikasic. Menurunnya biaya.

F. METODE FUNGSIONALPada metode ini, pelayanan keperawatan dibagi menurut tugas yang berbeda dilaksanakan oleh perawat yang berbeda tergantung pada kompleksitas dari setiap tugas. Dalam praktek keperawatan professional, metode fungsional sebiknya tidak lagi digunakan.

STRUKTUR

KEPALA RUANGAN

Perawat Mengukur suhuPerawat PengobatanPerawat Merawat lukaPerawat Menyuntik

Pasien / Klien

Kerugian Metode Fungsional :a. Tidak memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawatb. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerpkan proses keperawatan.c. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja.Keuntungan Metode Fungsional :a. Manajeman klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik.b. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenagac. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan pasien diserahkan kepada perawat yunior dan atau belum berpengalaman.

BAB IIIPENUTUPDengan adanya pedoman sistim penugasan dalam pemberian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi, Perawat dapat menggunakan pedoman sistim penugasan ini dalam menentukan metode penugasan yang sesuai di masing masing unit kerja pelayanan keperawatan . Pemilihan metode penugasan yang tepat akan menghasilkan mutu pelayanan yang baik sehingga kepuasan pasien meningkat.

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG 1B. TUJUAN 11. TUJUAN UMUM 22. TUJUAN KHUSUS 2 C SASARAN 2 D RUANG LINGKUP 2

BAB II: METODE PENUGASANA. METODE PRIMER 3B. METODE KASUS .. 10C. METODE TIM .. 11D. METODE MODULER 15E. METODE MANAJEMEN KASUS .. 16F. METODE FUNGSIONAL 17

BAB III: PENUTUP . 18

PEDOMAN SISTIM PENUGASAN DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN

RSUD ACHMAD MUCTHAR BUKITTINGGI201423