Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

download Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

of 69

Transcript of Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    1/69

    PEDOMAN PELAYANAN

    INSTALASI KAMAR OPERASI

    RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013

    RS BAPTIS BATU

    JL RAYA TLEKUNG NO 1

    JUNREJO – BATU

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    2/69

    ii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ............................................................................................. i

    Daftar Isi ..................................................................................................... ii

    BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1

    1.2. Tujuan Pedoman.............................................................................. 3

    1.3. Ruang Lingkup Pelayanan .............................................................. 3

    1.4. Batasan Operasional ........................................................................ 4

    1.5. Landasan Hukum ............................................................................ 5

    BAB II. STANDAR KETENAGAAN ....................................................... 6

    2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ...................................................... 6

    2.1.1. Jenis Tenaga Di Instalasi Kamar Operasi ......................................... 6

    2.1.2. Pola Ketenagaan Instalasi Kamar Operasi ........................................ 8

    2.1.3. Distribusi Ketenagaan Dan Pengaturan Jaga .................................... 9

    BAB III. STANDAR FASILITAS .............................................................. 10

    3.1. Denah Ruang ........................................................................................ 10

    3.2. Keterangan Kamar Operasi .................................................................. 113.3. Pembagian Daerah Instalasi Kamar Operasi ........................................ 12

    3.4. Peralatan Di Instalasi Kamar Operasi .................................................. 13

    3.5. Pembersihan Kamar Operasi ................................................................ 24

    BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN ............................................. 26

    4.1. Manajemen Instalasi Kamar Operasi ................................................... 26

    4.1.1. Administrasi Dan Pengelolaan .......................................................... 26

    4.1.2. Informed Consent .............................................................................. 264.1.3. Pelayanan Anestesi............................................................................ 27

    4.1.4. Staf Kamar Operasi ........................................................................... 28

    4.1.5. Alur Masuk Dan keluar Kamar Operasi............................................ 29

    4.1.6. Memonitor Performa Kamar Operasi / Ruang Tindakan .................. 30

    4.1.7. Manajemen Pasien ............................................................................ 31

    4.1.8. Manajemen Tim Bedah ..................................................................... 32

    4.1.9. Manajemen Intraoperasi .................................................................... 33

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    3/69

    iii

    4.1.10. Manajemen Pasca Operasi .............................................................. 34

    4.2. Persiapan Lingkungan Instalasi Kamar Operasi .................................. 38

    4.2.1. Persiapan Alat ................................................................................... 38

    4.3. Pembersihan Instalasi Kamar Operasi ................................................. 39

    4.3.1. Cara Pembersihan Instalasi Kamar Operasi ...................................... 39

    4.3.2. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Pada Penanganan Pada Kasus

    Infeksi dan Penyakit Menular ........................................................... 41

    4.3.3. Penanganan Limbah Di Instalasi Kamar Operasi ............................. 41

    4.3.4. Penjadwalan Operasi ......................................................................... 42

    4.4. Tata Laksana Pembedahan Pada Pasien Hepatitis ............................... 42

    4.5. Penandaan Lokasi Operasi ................................................................... 43

    4.6. Manajemen Cuci Tangan ..................................................................... 43

    BAB V. LOGISTIK .................................................................................... 46

    BAB VI. KESELAMATAN PASIEN ........................................................ 51

    6.1. Pengertian ............................................................................................. 51

    6.2. Tujuan .................................................................................................. 51

    6.3. Tata Laksana Keselamatan Pasien ....................................................... 51

    6.3.1. Enam Langkah Menuju Keselamatan Pasien .................................... 516.3.2. Standar Melaksanakan Keselamatan Pasien ..................................... 51

    6.3.3. Langkah-langkah Penerapan Keselamatan Pasien Rumah Sakit ...... 53

    6.4. Tata Laksana Keselamatan Pasien ....................................................... 54

    BAB VII. KESELAMATAN KERJA......................................................... 58

    BAB VIII. PENGENDALIAN MUTU ....................................................... 60

    BAB IX. PENUTUP ................................................................................... 67

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    4/69

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang.

    Kamar operasi adalah suatu instalasi khusus di rumah sakit yang merupakan

    suatu tempat untuk melakukan tindakan pembedahan baik operasi elektif maupun

    emergensi yang membutuhkan keadaan dan peralatan yang steril dan juga

    termasuk fasilitas yang mempunyai banyak persyaratan. Tindakan pembedahan

    atau tindakan operasi merupakan tindakan yang kompleks, penyulit dari tindakan

    pembedahan dapat disebabkan oleh aspek SDM, fasilitas/alat dan juga lingkungan

    yang tidak memenuhi persyaratan.

    Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan kedokteran telah menjadikan

    pembedahan yang dahulu sebagai usaha terakhir, tetapi sekarang menjadi sesuatu

    yang dapat diterima secara umum. Pelayanan keperawatan di kamar operasi juga

    ikut berkembang dari hari kehari, dimana kegiatan keperawatan mulai dari

    identifikasi kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial pasien dan implementasi dari

    asuhan keperawatan yang bersifat individualistik, mengkoordinasikan semua

    kegiatan keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan, ilmu biomedis, ilmu

    perilaku dan ilmu alam dasar dalam rangka memulihkan dan mempertahankankesehatan, kesejahteraan pasien sebelum, selama dan sesudah tindakan

    pembedahan. Tehnik kamar bedah merupakan suatu aturan tentang bagaimana

    cara pemberian pelayanan di kamar bedah dengan baik dan benar, dengan tujuan

    agar tidak terjadi penyulit akibat tindakan pembedahan.

    Pelayanan bedah dan anestesi di Instalasi Kamar Operasi adalah proses yang

    umum dan merupakan prosedur yang kompleks di rumah sakit, oleh karena itu

    dibutuhkan assesmen pasien yang lengkap dan komprehensif, perencanaan asuhanyang terintegrasi, monitoring pasien yang berkesinambungan dan kriteria transfer

    untuk pelayanan berkelanjutan, rehabilitasi dan akhirnya transfer maupun

    pemulangan pasien.

    Tindakan pembedahan dan pembiusan adalah tindakan yang membawa

    risiko tinggi, maka penggunaannya haruslah direncanakan secara seksama.

    Assesmen pasien adalah dasar untuk memilih prosedur pembedahan dan

    pembiusan yang tepat, pemilihan prosedur tergantung pada riwayat pasien, status

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    5/69

    2

    fisik, dan data diagnostik termasuk risiko dan manfaat prosedur bagi pasien,

    dalam hal ini pasien, keluarga atau para pembuat keputusan diberikan edukasi

    tentang risiko, manfaat, dan komplikasi serta alternatif yang berhubungan dengan

    prosedur. Pasien, keluarga atau para pembuat keputusan diharapkan menerima

    informasi yang adekuat untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan

    pemberian asuhan dan memberikan persetujuan ( informed consent ).

    Asuhan medis dan perawatan pasca bedah setiap pasien perlu dibedakan,

    oleh karena itu penting untuk merencanakan asuhan tersebut yang berisikan

    tingkatan suhan, tempat asuhan, pemantauan tindak lanjut atau pengobatan dan

    kebutuhan obat. Perencanaan asuhan pasca bedah dapat di mulai sebelum

    pembedahan berdasarkan assesmen kondisi dan kebutuhan pasien. Asuhan yang

    direncanakan bagi setiap pasien didokumentasikan dalam rekam medik pasien

    utnuk memastikan kelanjutan pelayanan selama periode pemulihan atau

    rehabilitasi.

    Rumah Sakit Baptis Batu sebagai salah satu rumah sakit swasta di kota

    wisata batu yang memberikan pelayanan tindakan pembedahan atau tindakan

    operasi dengan anestesi atau sedasi ringan, moderat dan dalam yang tersedia

    untuk tindakan elektif maupun diluar jam kerja ( darurat ). Sebagai salah satu bagian dari RS Baptis Batu, Instalasi Kamar Operasi memberikan pelayanan

    tindakan pembedahan, anestesi maupun sedasi dengan dilengkapi peralatan yang

    memadai dan juga di dukung oleh SDM yang memiliki sertifikasi dan pelatihan

    yang khusus dibidangnya serta memenuhi persyaratan dan standar di rumah sakit,

    nasional, undang – undang dan peraturan yang berlaku.

    Di lingkungan kamar operasi terdiri dari beberapa ruangan : 4 ruang operasi

    yang dipakai, ruang premedikasi, ruang pulih sadar, ruang balut dan ruangkonsultasi. Pasien akan diterima di ruang premedikasi sebelum dimasukkan ke

    ruang operasi, di tempat ini pasien di data ulang identitas, informed consent,

    prosedur operasi, serta pemerisaan tanda – tanda vital dan untuk pasien bayi atau

    anak-anak akan diberikan obat premedikasi terlebih dahulu oleh dokter anestesi,

    di tempat ini dokter bedah akan menyapa pasien dan memberikan kembali

    penjelasan prosedur yang akan dilakukan.

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    6/69

    3

    Bila peralatan, tim bedah dan ruang operasi siap, maka pasien akan dibawa

    ke ruang operasi dan di pindah ke meja operasi. Pasien akan di pasang monitor

    jantung untuk memantau selama pembedahan dan pemberian anestesi.

    Setelah pembedahan selesai dilakukan, pasien akan ditempatkan di ruang

    pulih sadar untuk dipantau secara ketat keadaan umum dan tanda – tanda vital

    serta kemungkinan teradinya perdarahan post operatif. Di tempat ini pasien akan

    dipantau selama 1 – 2 jam atau lebih melihat kondisi pasien sebelum di pindahkan

    ke ruang perawatan atau ruang one day care. Di tempat ini perawat anestesi akan

    memantau kondisi pasien dan mendokumentasikan dalam rekam medik pasien,

    sebelum pasien pindah ke ruang perawatan selanjutnya, kelengkapan rekam medik

    pasien termasuk laporan operasi harus sudah diisi oleh dokter operator bedah serta

    tindakan perawatan selanjutnya juga harus sudah terlampir di rekam medik pasien.

    Demikianlah pedoman pelayanan kamar operasi ini dibuat untuk acuan dan

    pedoman bagi pemberian pelayanan pembedahan, anestesi dan sedasi untuk

    memberikan pelayanan kepada pasien sampai pasien mendapatkan perawatan

    lanjutan atau pemulangan pasien.

    1.2 Tujuan Pedoman .Pedoman ini dibuat sebagai acuan/standar bagi instaasi kamar operasi dalam

    melakukan pelayanan pembedahan, anestesi dan sedasi sehingga tercapai mutu

    dan keselamatan pasien.

    1.3 Ruang Lingkup Pelayanan.

    Instalasi Kamar Operasi Rumah Sakit Baptis Batu memberikan pelayanan

    pembedahan, anestesi dan sedasi baik elektif maupun emergensi (diluar jamkerja).

    1. Pelayanan Bedah Anak.

    2. Pelayanan Bedah Kepala dan Leher ( konsultan ).

    3. Pelayanan Bedah Mata.

    4. Pelayanan Bedah Obstetri dan Ginekologi.

    5. Pelayanan Bedah Orthopedi.

    6. Pelayanan Bedah Plastik ( konsultan ).

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    7/69

    4

    7. Pelayanan Bedah Syaraf ( konsultan ).

    8. Pelayanan Bedah THT.

    9. Pelayanan Bedah Urologi ( konsultan ).

    10. 10.Pelayanan Bedah Umum.

    11. 11.Pelayanan Gigi.

    1.4 Batasan Operasional.

    Pembedahan atau operasi merupakan tindakan pembedahan cara dokter

    untuk mengobati kondisi yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan hanya

    dengan obat – obatan sederhana (Potter,2006).

    1. Bedah MinorBedah minor merupakan pembedahan secara relatif dilakukan

    secara sederhana, tidak memiliki resiko terhadap nyawa pasien dan tidak

    memerlukan bantuan asisten untuk melakukannya seperti pembersihan

    luka, superfisial nekrotomi.

    2. Bedah Mayor

    Bedah mayor merupakan pembedahan dimana secara relatif lebih

    sulit untuk dilakukan daripada pembedahan minor, membutuhkan waktu,melibatkan risiko terhadap nyawa pasien dan memerlukan bantuan

    asisten seperti bedah sectio caesaria, apendektomi, trepanasi.

    3. Bedah Antiseptik

    Bedah antiseptik merupakan pembedahan yang berhubungan

    terhadap penggunaan antiseptik untuk mengontrol kontaminasi bakterial.

    4. Bedah Konservatif

    Bedah konservatif merupakan pembedahan dimana dilakukan berbagai cara untuk melakukan perbaikan terhadap bagian tubuh yang

    diasumsikan tidak dapat mengalami perbaikan daripada melakukan

    amputasi, seperti koreksi dan imobilisasi dari fraktur pada kaki.

    5. Bedah Radikal

    Bedah radikal merupakan pembedahan dimana akar penyebab atau

    sumber dari penyakit tersebut dibuang seperti MRM.

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    8/69

    5

    6. Bedah Rekonstruktif

    Bedah rekonstruktif merupakan pembedahan yang dilakukan untuk

    melakukan koreksi terhadap pembedahan yang dilakukan pada

    deformitas atau malforasi seperti palatoplasti.

    7. Bedah Plastik

    Bedah plastik merupakan pembedahan dimana dilakukan untuk

    memperbaiki defek atau deformitas, baik dengan jaringan setempat atau

    dengan transfer jaringan dari bagian tubuh lainnya.

    Sifat Operasi :

    1. Bedah Elektif

    Bedah elektif merupakan pembedahan dimana dapat dilakukan

    penundaan tanpa membahayakan nyawa pasien.

    2. Bedah Emergensi

    Bedah emergensi merupakan pembedahan yang dilakukan dalam

    keadaan sangat mendadak untuk menghindari komplikasi lanjut dari

    proses penyakit atau untuk menyelamatkan jiwa pasien.

    1.5 Landasan Hukum.1. Undang – undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

    2. Undang – undangNomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

    3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.

    4. Pedoman Kerja Perawat Kamar Operasi, Departemen Kesehatan

    Republik Indonesia tahun 1993

    5.

    Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor779/MENKES/SK/VIII/2008 tentang Standar Pelayanan Anestesiologi

    dan Reanimasi di Rumah Sakit.

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    9/69

    6

    BAB II

    STANDAR KETENAGAAN

    2

    2.1 Kualifikasi Sumber Daya manusia.

    2.1.1 Jenis Tenaga Di Instalasi Kamar Operasi.

    1. Tim bedah :

    a. Ahli bedah

    b. Asisten bedah

    c. Instrument

    d. Sirkulair

    e. Dokter anesthesiaf. Asisten dokter anesthesi

    2. Staf Instalasi Kamar Operasi

    a. Kepala instalasi kamar operasi

    b. Kepala perawat instalasi kamar operasi

    3. Tenaga penunjang :

    a. Pekarya kesehatan

    b. Cleaning service

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    10/69

    7

    NAMA JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI JUMLAHKEBUTUHAN

    Ka. Instalasi KamarOperasi

    Dokter Spesialis bedah / dokterspesialis Anesthesi

    BLS/PPGD/BTLS/ATLS/ACLS

    1

    Ka.Perawat InstalasiKamar Operasi

    SarjanaKeperawatan

    - S1 Keperawatan- Sertifikasi “

    Training HealthServicemanagement”

    - Pelatihan dasarinstrumentintern/ekstern

    - Pengalaman kerjaminimal 5 tahun

    1

    Asisten Bedah DokterMinimal D IIIKeperawatan

    - Dokter spesialis bedah/ obsgyn

    - S1/ D IV / D IIIKeperawatan

    - Pelatihan/sertifikasi dasar-dasar instrument

    - Minimal kerja 3tahun ( asisten

    perawat )

    - Dari luar- Tenaga perawat

    kamar operasi

    Perawat pelaksana(asisten, instrument,sirkulair )

    Minimal DIIIKeperawatan

    - D III/ DIVKeperawatan

    - Sertifikasi/ pelatihan Dasar-dasar instrumentintern/ ekstern

    - Pengalaman kerjaminimal 2 tahun

    3 tim ( 9 orang )1 tim terdiri dari :

    1 asisten1 instrumen1 sirkulair

    Dokter SpesialisAnesthesi

    Spesialis Anesthesi BLS/PPGD/BTLS/ATLS/ACLS

    1

    Perawat pelaksanaanesthesi

    Minimal DIIIKeperawatan

    - D IIIKeperawatan

    - Pelatihan penataanesthesia

    - Sertifikasi pelatihan intern

    3 orang

    Perawat ruangrecovery room ( pulihsadar )

    Minimal D IIIKeperawatan

    - D IIIKeperawatan

    - Pelatihan intern

    2 orang

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    11/69

    8

    2.1.2 Pola Ketenagaan Instalasi Kamar Operasi.

    No. Jenis Pendidikan Pendidikan/sertifikasi Jumlah Tenaga1. Ka. Instalasi Kamar Operasi Dokter spesialis bedahATLS

    1

    2. Ka.Perawat Instalasi KamarOperasi

    - S1 Keperawatan- Sertifikasi “ Training

    Health Servicemanagement”

    - Pelatihan dasarinstrumentintern/ekstern

    - Pengalaman kerjaminimal 5 tahun

    1

    3. Asisten Bedah ( luar dan

    dalam )

    - Dokter spesialis bedah/

    obsgyn- S1/ D IV / D IIIKeperawatan

    - Pelatihan/ sertifikasidasar-dasar instrument

    - Minimal kerja 3 tahun (asisten perawat )

    -

    4. Perawat pelaksana(asisten, instrument,sirkulair )

    - D III/ DIVKeperawatan

    - Sertifikasi/ pelatihanDasar-dasar instrumentintern/ ekstern

    - Pengalaman kerjaminimal 2 tahun

    6

    5. Dokter Spesialis Anesthesi ACLS 16. Perawat pelaksana anesthesi - D III Keperawatan

    - Pelatihan penataanesthesia

    - Sertifikasi pelatihanintern

    2

    7. Perawat ruang recovery room( pulih sadar )

    - D III Keperawatan- Pelatihan intern

    -

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    12/69

    9

    2.1.3 Distribusi Ketenagaan& pengaturan Jaga.

    No. Jabatan Fungsi Jadwal kerja1. Ka. Instalasi Kamar Operasi Manajerial Senin - sabtu jam 09.00 – 13.002. Ka.Perawat Instalasi Kamar

    OperasiManajerial Senin dan sabtu

    Jam 07.00 – 14.00Selasa – jumat

    Jam -8.00 – 15.003. Asisten Bedah ( luar dan dalam ) Asisten operator Luar sesuai

    dengan kebutuhanoperator

    4. Perawat pelaksana(asisten, instrument, sirkulair )

    Tenaga perawatInstalasi kamar

    operasi

    Senin dan sabtuJam 07.00 – 14.00

    Selasa – jumat

    Jam -8.00 – 15.00Oncall di luar jamkerja

    5. Dokter Spesialis Anesthesi Dokter anesthesi Senin – sabtuJam 9.00 – 13.00

    6. Perawat pelaksana anesthesi Asisten dokteranesthesia

    Senin dan sabtuJam 07.00 – 14.00

    Selasa – jumatJam -8.00 – 15.00Oncall di luar jam

    kerja7. Perawat ruang recovery room (

    pulih sadar )Tenaga perawatrecovery room

    Belum ada tenaga

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    13/69

    10

    BAB III

    STANDAR FASILITAS

    3.

    3.1. Denah Ruang.

    Terlampir

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    14/69

    11

    3.2. Keterangan Intalasi Kamar Operasi.

    Yang dimaksud dengan kamar operasi adalah ruangan dimana dilakukan

    tindakan-tindakan sehubungan dengan pembedahan. Ruangan ini merupakan

    ruangan terbatas/ketat. Orang-Orang yang bisa masuk hanyalah petugas yang

    sedang bertugas. Orang-orang yang tidak berkepentingan tidak boleh masuk, ini

    untuk menjaga sterilitas dari ruangan kamar operasi. Bagian-bagian intalasi kamar

    operasi Rumah Sakit Baptis Batu

    1. Bentuk

    Bentuk kamar operasi di rumah sakit baptis tidak bersudut. Lantai,

    dinding dan langit-langitnya melengkung. Dinding di cat dengan cat

    tembok yang mengandung wether shield dan lantai kamar operasi

    dilapisibahan vynil, sehingga mudahdibersihkan.

    2. Ukuran

    Ukuran kamar operasi di rumah sakit Baptis Batu 5,6m x 5,6 m

    3. Pintu

    Pintu di instalasi kamar operasi bertipe swinging door dan dilengkapi

    dengan penutup otomatis. Ukuran pintu 2x1m dan memiliki ketebalan ±

    4 cm4. Sistem Ventilasi

    Ventilasi kamar operasi harus dapat diatur dengan alat control dan

    penyaring udara dengan menggunakan AC.

    5. Suhu dan lembaban

    a. Suhu ruangan antara 19 C-22 C

    b. Kelembaban 55%

    6.

    Sistem Penerangana. Lampu Penerangan

    Untuk penerangan didalam kamar operasi memakai lampu pijar putih

    dan mengantung dilangit-langit.

    b. Lampu Operasi

    Lampu operasi di kamar bedah yang berfungsi tiga lampu yang

    berada di kamar 2,5,6.

    (Keterngan Cahaya)

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    15/69

    12

    7. Peralatan

    a. Semua peralatan yang ada di dalam kamar operasi memiliki roda

    b. Semua alat elektrik dikamar operasi memilki SOP penggunaan, dan

    ditempel sehingga mudah dibaca

    8. Sistem Gas Medik (Tanya Pak Wicak)

    Sistem gas medik di kamar operasi RS baptis tidak memiliki saluran

    pembuangan keluar.

    9. Sistem Komunikasi

    Sistem komunikasi di kamar operasi rumah sakit baptis batu, memiliki 3

    telepon 241, dan 332 untuk berkomunikasi dengan ruangan lain. Dan

    terdapat 3 bel dikamar operasi untuk berkomunikasi di dalam kamar

    operasi.

    3.3. Pembagian Daerah Instalasi Kamar Operasi

    Secara Umum Instalasi Kamar Operasi RS. Baptis Batu, dibagi menjadi :

    1. Area bebas (Unrestricted Area)/ Warna Hijau

    Pada daerah ini bila petugas dan pasien masuk tidak perlu mengganti

    pakaian. Ini merupakan juga daerah peralihan daru lura ke dalam kamaroperasi :

    a. Ruang tunggu pasien

    b. Ruang Konsultasi

    c. Ruang Ganti Baju Laki-Laki dan Perempuan

    d. Ruang Kerja Perawat (Tempat mencuci alat dan tempat linen kotor)

    e. Kamar mandi dan WC

    f. Ruang istirahat dokter luar

    2. Daerah Semi Terbatas (Semirestricted Area)/ Warna Kuning

    Ini merupakan daerah penghubung antara daerah bebas dan dengan

    kamar bedah. Setiap orang yang masuk daerah ini wajib ganti pakaian

    khusus kamar operasi, masker dan topi, demikian pula dengan pasien.

    Yang termasuk ruang ini adalah :

    a. Ruangan persiapan premedikasi

    b. Ruang koridor

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    16/69

    13

    c. Ruang pulih sadar (Recovery room)

    d. Ruang Kepala Kamar Operasi

    e. Ruang penyimpanan alat steril

    f. Ruang penyimpanan alat tidak steril

    g. Ruang pencucian intrumen bekas pakai

    h. Ruang depo farmasi

    i. Ruang pembuangan limbah operasi

    3. Daerah Terbatas (Restricted Area)

    Pada area ini peyugas wajibmengenakan pakaian khusus kamar opeasi

    lengkap dan melaksanakan prosedur aseptik:

    Yang termasuk daerah ini adalah :

    a. Ruang cuci tangan

    b. Ruang tindakkan pembedahan

    c. Ruang penyimpanan alat steril

    d. Ruang penyimpanan bahan habis pakai

    e. Ruangan istirahat dokter

    f. Ruang Anestesi

    3.4. Peralatan di Instalasi Kamar Operasi.

    A. Standar Fasilitas.

    1. Anesthesi

    No Fasilitas Standar Jumlah1. Mesin Anestesi 2 soflander

    1 falcon anmedic2. Tabung O2 2 di ruang operasi

    1 di recovery1 utk transfer

    5 utk persediaan3. Tabung N2O 2 di ruang operasi4. Ventilator 1 di mesin falcon

    anmedic5. Monitor Jantung 1 mindray PM

    70006. Monitor Oxymeter 1 nellcor

    1 oxymax7. Meja Mayo 2 buah

    8. Meja Obat 3 buah

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    17/69

    14

    9. Mesin Suction 1 gima1 buatan sendiri

    110. Ambubag 1 anak – anak

    1 dewasa11. Standar Infus 6 buah12. Tensimeter 2 air raksa

    113. Laringoskop 1 set miller dws

    1 set macintoshdws

    1 set miller anak1 set flex tip

    14. Magill Tang 1 buah

    15. Stylet 2 dws1 anak –anak1 bayi

    16. Jacksoon Rees 2 buah17. Mayo/Airway 8 bayi dan anak

    8 dewasa18. Endotracheal Tube 2 buah setiap

    ukuran 3.0 - 8.019. Endotracheal Tube

    Non King1 buah setiap

    ukuran 3.0 - 8.020. Box X-Ray 1 buah21. Stetoskope 2 precordial

    3 biasa22. Sungkup 3 anak –anak

    1 bayi3 dewasa

    2. Instalasi Kamar Operasi

    Lihat lagi/ sesuaikan dengan yang ada dan lihat daftar inventaris darimas noel

    No Fasilitas Standar Jumlah1. Mesin Couter 22. Suction 33. Meja Operasi 24. Meja Instrumen 35. Meja Besar 26. Meja Kecil 37. Sampah 118. Lampu Operasi 3

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    18/69

    15

    9. AC 210. Mesin anestesi 211. Trolly anestesi 212. Tabung oksigen 313. Tabung N2O 214. Laringoskop 115. Mandrin endo 316. Flowmeter17. Tromol besar 118. Tromol sedang19. Tromol Kecil

    3. Fasilitas Non Medis

    Fasilitas non medis yang tersedia didalam kamar operasi antara lain :

    a. Jam dinding

    Terdapat jam dinding di setiap kamar operasi

    b. Higrometer

    Pengukur tekanan dan kelembaban udara terdapat di kamar operasi 5.

    B. Alur Pasien , Petugas dan Intrumen

    1. Instrumen

    Pintu keluar masuk peralatan bersih dan kotor berbeda

    2. Alur petugas

    Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu

    3. Alur pasien

    a. Pintu masuk pasien pre dan pasca berbeda

    b. Pintu keluar masuknya perlatan bersihdan kotor berbeda

    C. Standar Peralatan kamar Operasi

    1. Ruang tungguRuang tunggu pasien mempuanyai peralatan sebagai berikut :

    - Kursi

    - Televisi

    - Tempat sampah tertutup

    2. Ruang ganti baju

    Ruang ganti bajumempunyai peralatan sebagai berikut :

    - Locker pakaian

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    19/69

    16

    - Rrak sepatu

    - Wastafel dan cermin

    - Ember tertutup tempat baju kotor

    - Tempat sampah tertutup

    3. Ruang Istirahat

    Ruang istirahatmempunyai pealatan sebagai berikut :

    - Kursi sofa

    - Kursi dan meja makan

    - Tempat sampah tertutu

    - Wastafel dan cermin

    - Perlatan minum4. Gudang

    Gudang mempunyai perlatan sebagai berikut :

    - Rak / Lemari alat

    5. Kamar mandi dan w.c

    Kamar mandi dan W.C. mempunyai perlatan sebagai berikut :

    - Ember

    - Gayung- Tempat sampah tertutup

    - Sandal khusus kamar operasi

    - Kapstok

    6. Ruang persiapan / premedikasi

    Ruang persiapan / peremedikasi mempunyai perlatan sebagai berikut :

    - Brancad/kereta dorong

    - Standar infus

    - Rak baju pasien

    - Tensimeter

    - Stetoscope

    7. Koridor

    - Papan acara operasi

    8. Ruang pulih

    Ruang pulih mempunyai perlatan sebagai berikut:

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    20/69

    17

    - Cairan infus

    - Face mask

    - Oksigen / O 2

    - Tensimeter

    - Oksimetri

    - Bengkok

    - Alat komunikasi

    - Stetoskop

    - Formulir observasi

    9. Ruang penyimpanan alat steril

    - Rak / lemari- Meja

    10. Ruang penyimpanan alat tidak steril

    Ruang penyimpnana alat tidak steril mempunyai perlatan sebagai berikut:

    - Lemari kaca

    - Tromol

    11. Ruang pencucian instrument

    Ruang pencucian intrumen bekas pakai, mempunyai peralatan sebagai berikut :

    - Meja kedap air

    - Bak pencuci alat

    - Sikat

    - Tempat sampah

    - Desinfektan

    12. Welastafel cuci tanganWastafel cuci tangan mempunyai perlatan sebagai berikut :

    - Tempat cuci tangan, kran air dengan sensor

    - Tempat untuk sikat steril

    - Desinfektan dalam tempatnya

    - Cermin

    13. Ruang tindakan (kamar operasi)

    Ruang tindakan (kamar operasi) mempunyai perlatan sebagai berikut :

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    21/69

    18

    a. Alat kedokteran untuk anestesi

    1) Mesin anestesi

    2) Larygnoscope

    3) Magyl forcep

    4) Endotracheal tube

    5) Face mask

    6) Trolley (meja dorong)

    7) Suction pump

    b. Alat kedokteran untuk operasi

    1) Set intrumen sesuai dengan jenis operasi

    2) Meja oerasi lengkap3) Meja intrumen

    4) Meja mayo

    5) lampu operasi

    6) Waskom dan standatnya

    7) Suction pump

    8) Diartermi/couter

    c. Obat-obatan dan cairan1) Obat-obatan untuk anestesi dan obat lain yang diperlukan

    2) Cairan infus berbagai jenis

    3) Cairan desinfektan

    d. Tata letak alat di ruang tindakan

    Gambar 2: Tata letak alat di ruang tindakan

    21

    5 6

    3

    4

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    22/69

    19

    Keterangan:

    1) Mesin anetsesi

    2) Meja operasi

    3) Meja instrumen

    4) Meja kecil

    5) Suction

    6) Coutry

    D. Macam-Macam Intrumen dan Set Operasi

    1. Macam-Macam Intrumen

    No Instrumen Standar Jumlah1. Bengkok kecil + cangkir prep 32. Bengkok 13. Baki stainless 44. Kom stainless 45. Korentang 66. Mangkok 47. Gomco circumsisi 18. Suction Tip kecil no 2 19. Suction Tip kecil no 3 2

    10. Suction Tip kecil no 8 111. Suction Tip kecil no 12 112. Suction lob.banyak besar 113. Suction lob.banyak kecil 214. Suction Tip Prostat 115. Suction Tip Biasa 116. Metz Herlip pendek 117. Metz Herlip panjang 118. Metz Undermine 319. Metz sedang 220. Metz Alat 221. Metz kecil 422. Metz Terpanjang 123. Metz Right Angle 124. Gunting berat 325. Gunting Berat panjang 126. Gunting benang 427. Gunting benang herlip 328. Gunting benang Empedu 129. Gunting Rahim 130. Gunting kawat 131. Gunting Benang runcing 4

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    23/69

    20

    32. Tangkai jarum plastik 333. Tangkai jarum oliver 134. Tangkai Jarum 20cm 535. Tangkai jarum 18cm 236. Tangkai jarum 15cm 337. Tangkai jarum terpanjang 138. Hemostat Bengkok Kecil 3539. Hemostat Bengkok Biasa 1240. Hemostat Sedang 1241. Hemostat Lurus Biasa 342. Burlizer sedang 243. Burlizer panjang 144. Burlizer pendek 245. Right Angle Pendek Runcing 1

    46.

    Right Angle Pendek Tumpul 647. Right Angle Panjang Runcing 148. Right Angle Panjang Tumpul 149. Ochsner 250. Ochsner kecil 251. Kelly Kecil 352. Kelly Panjang 153. Kaca mata pembesar ( loupe ) 154. Goggle 755. Jarum Trocard No. 22 156. Jarum Trocard No. 36 157. Bor Uterus 158. Retraktor Ginjal 159. Tang Abortus 360. Sigmoid Klem 261. Gunting Chromic + tempat 262. Bak rendaman sedang 263. Bak rendaman kecil 264. Elevator TH 165. Tampon Forcep 166. Pengait Spiral 1

    67. Cangkir stainless 168. Tromol transportasi bulat 169. Alat Colonoscopy 170. Tromol stainless sedang 271. Tromol stainless besar 272. Mesin cautry 273. Mesin suction 374. Mesin Skin graft 175. Mikroskop u/ operasi mata 176. Alat Mata 177. Cangkir Enamel 2

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    24/69

    21

    78. Histerectomy clamp 479. Pick up hidung pendek tak bergigi 180. Pick up hidung panjang bergigi 181. Speculum telinga 182. Speculum hidung panjang 1

    2. Macam –Macam Set Operasi

    1. Alat Jahit ( 3 set)No Instrumen Standar Jumlah

    1. Ring Forcep 12. Tangkai Jarum BM 237 13. Hemostat bengkok 8 cm 34. Hemostat lurus 8 cm 15. Gunting Metzembum 16. Pincet Cirugis 17. Gunting benang 18. Gunting Metzembum 1

    2. Set OP 1No Instrumen Standar Jumlah

    1. Ring Forcep 12. Hemostat Bengkok 8 cm 23. Hemostat Lurus 24. Hemostat bengkok 5 cm 55. Pincet cirugis 16. Tangkai Pisau no 3 17. Gunting metzembnum 18. Gunting Benang 1

    3. Set OP 2No Instrumen Standar Jumlah

    1. Ring Forcep 12. Hemostat bengkok 8 cm 6

    3.

    Tangkai Pisau no 3 14. Gunting benang 15. Gunting Metzembum 16. Hemostat Lurus 8 cm 27. Pincet Cirugis 1

    4. Set Appendik (2 set)No Instrumen Standar Jumlah

    1. Ring Forcep 12. Hemostat bengkok 8cm 63. Tangkai Pisau no 3 14. Gunting benang 1

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    25/69

    22

    5. Gunting berat 16. Gunting Metzembum 17. Hemostat Lurus 28. Pincet Cirugis 19. Babcook 2

    5. Set SC (2 set)No Instrumen Standar Jumlah

    1. Ring Forcep 52. Hemostat bengkok 8 cm 53. Tangkai Pisau no 4 14. Gunting benang 15. Gunting Metzembum 16. Gunting Berat 1

    7. Hemostat Lurus 8 cm 28. Pincet Cirugis 19. Babcook 210. Ostner 211. Miqulitz 412. Towel klip 413. Bengkok 114. Kom prep 115. Mangkok 116. Blade 117. Forcep SC 1

    6. Set Laparatomi BesarNo Instrumen Standar Jumlah

    1. Ring Forcep 22. Hemostat bengkok 8 cm 103. Tangkai Pisau no 4 14. Tangkai Pisau no 3 15. Gunting benang 16. Gunting Metzembum 17. Gunting Berat 18. Hemostat Lurus 8 cm 29. Pincet Cirugis 110. Babcook 211. Kelly 212. Ostner 413. Towel klip 414. Retarktor fasia 1

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    26/69

    23

    7. Set Laparotomi KecilNo Instrumen Standar Jumlah

    1. Ring Forcep 22. Hemostat bengkok 8 cm 103. Tangkai Pisau no 4 14. Tangkai pisau no 3 15. Gunting benang 16. Gunting Metzembum 17. Gunting Berat 18. Hemostat Lurus 29. Pincet Cirugis 110. Babcook 211. Towel klip 512. Retaktor vasia 1

    8. Set D&C ( 2 set) No Instrumen Standar Jumlah1. Ring Forcep 22. Tampon Forcep 13. Sound Uterus 14. Curetage No 1 15. Curatage No 2 16. Curetage No 3 1

    9. Circumsisi Anak No Instrumen Standar Jumlah1. Ring Forcep 12. Tangkai Jarum 13. Gunting Benang 14. Pincet cirugis 15. Tangkai pisau no 3 16. Kelly kecil 17. Hemostat bengkok 5 cm 38. Hemostat lurus 5 cm 49. Metz kecil 1

    10. Umbical Tray No Instrumen Standar Jumlah1. Ring Forcep 12. Tangkai pisau no 3 13. Tangkai jarum Kecil 14. Hemostat bengkok 5 cm 25. Hemostat lurus 5 cm 26. Adson cirugis 1

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    27/69

    24

    11. Chest Tube No Instrumen Standar Jumlah1. Ring Forcep 12. Tangkai pisau no 3 13. Hemostat bengkok 8 cm 24. Kelly 25. Pincet cirugis 16. Tangkai jarum 17. Gunting benang 1

    12. Vena Seksi No Instrumen Standar Jumlah1. Hemostat bengkok 5 cm 52. Tangkai jarum kecil 1

    3. Adson cirugis 14. Tangkai pisau no 3 15. Ring forcep 1

    13. Alat Pendarahan

    No Instrumen Standar Jumlah1. Ring Forcep 12. Tangkai Jarum 13. Gunting Benang 14. Buldog5. 6. 7. 8. 9.

    3.5. Pembersihan Kamar Operasi.

    Pembersihan Instalasi kamar operasi RS. Baptis dilakukan :

    A. Pembersihan Rutin/Harian/Sewaktu

    Pembersihan rutin/harian dilakukan sebelum dan setelah operasi,

    ketentuan pembersihan kamar operasi RS.Baptis

    1. Semua permukaan peralatan yang terdapat didalam kamar operasi

    dibersihkan dengan cairan desinfektan .

    2. Permukaan meja operasi dan matras harus dibersihkan dari bekas-

    bekas perdarahan kalau ada.

    3. Plastik tempat sampah harus diganti yang baru bila suatu tindakkan

    operasi telah selesai.

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    28/69

    25

    4. Semua peralatan yang digunakan pada pembedahan harus

    dibersihkan seperti :

    1) Slang suction harus dibersihkan kemudian dibilas

    2) Cairan bekas pasien dalam tabung suction harus dibuang

    sedemikian rupa mencegah kontaminasi

    3) Alat-alat anestesi yang dipakai dibersihkan, selang karet setelah

    dibersihkan direndam dengan cairan salvon.

    5. Noda-noda darah didinding dibersihkan

    6. Lantai dibersihkan kemudian dipel dengan cairan desinfektan. Air

    bekas pel tidak boleh dipakai untuk mengepel kamar operasi lain.

    7. Alat tenun bekas pasien dikeluarkan. Pada pasien-pasien infeksi, alattenunnya ditangani sesuai dengan prosedur(SOP).

    8. Lampu operasi dibersihkan setiap hari dan dalam keadaan dingin

    9. Alas kaki dibersihkan setiap hari.

    10. Pemakaian lampu Ultra violet ± 2jam. (dilakukan pada kasus-kasus

    infeksi )

    B. Mingguan

    Pembersihan mingguan di RS. Baptis dilakukan setiap sabtu. Ketentuan pembersihanmingguan :

    1. Dilakukan secara teratur setiap hari sabtu

    2. Semua peralatan yang ada didalam kamar operasi dikeluarkan dan di

    letakan di koridor

    3. Peralatan dicuci dengan cairan desinfektans (precept), terutama yang

    mempunyai kemungkinan berakumulasi sisa-sisa bahan organis seperti

    meja operasi dan matrasnya4. Permukaan diding dilap dengan menggunakan desinfektan (Prescept)

    5. Lantai dipel dengan cairan desinfektan (precept)

    6. Setelah lantai kering, peralatan ditata kembali di dalam kamar operasi

    7. Memakai lampu ultra violet ± 2jam.

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    29/69

    26

    BAB IV

    TATA LAKSANA PELAYANAN

    4.

    4.1. Manajemen Intalasi Kamar Operasi.

    4.1.1. Administrasi Dan Pengelolaan.

    a. Rumah sakit menetapkan Instalasi Kamar Operasi sebagai koordinator

    pelayanan pembedahan, sesuai dengan struktur Organisasi Instalasi

    Kamar Operasi

    b. Pengorganisasian selengkapnya diatur dalam pedoman organisasi

    instalasi kamar operasi

    c. Tindakan pembedahan di Instalasi Kamar Operasi dilaksanakankerjasama antara dokter bedah dan dokter anestesi. Dokter bedah dan

    anestesi bekerja sesuai hak dan kewajibannya sesuai dengan kebijakkan

    tentang hak dan kewajibanan dokter bedah dan anestesi.

    d. Pelayanan di Instalasi kamar Operasi dikepalai oleh seorang dokter

    spesialis bedah.

    e. Peyananan anesthesi di Intalasi Kamar Operasi dilakukan oleh dokter

    anestesi dan perawat penata anesthesia yang bekerja full time sesuaidengan tugasnya.

    f. Pelayanan dil intalasi kamar operasi dilaksanakan oleh perawat bedah

    yang bekerja full tim e sesuai dengan tugasnya.

    4.1.2. Informed Consent.

    a. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan di Instalasi

    Kamar Operasi RS. Baptis Batu harus dilakukan pengambilan informconsent terlebih dahulu sesuai dengan kebijakan tentang persetujuan

    dan penolakan tindakan medis ( inform consent ) di RS Baptis Batu

    b. Inform consent harus disertai penjelasan pembedahan (edukasi) baik

    dilakukan oleh dokter bedah maupun doketr anestesi sehingga

    memberikan rasa aman kepada pasien dan keluarga.

    c. Pelaksanaan inform consent sesuai dengan prosedur operasional

    inform consent

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    30/69

    27

    d. Rumah sakit memberikan pelayanan pembedahan sesuai dengan

    kebutuhan dan permintaan dari masyarakat sebagai klien.

    e. Penyelenggaraan pembedahan dibawah koordinasi Intalasi Kamar

    Operasi Rumah Sakit Baptis Batu yang dikepalai oleh dokter spesialis

    bedah.

    f. Semua pasien yang dikirim ke kamar operasi, inform consent sudah

    lengkap

    4.1.3. Pelayanan Anestesi.

    Yang bertanggungjawab terhadap pelayanan anestesi di Instalasi Kamar

    Operasi adalah dokter anestesi

    1. Pelayanan anestesi berada dibawah tanggungjawab dokter anestesi

    2. Pelayanan anestesi kepada pasien di Intalasi Kamar Operasi harus

    seragam pada seluruh pelayanan di rumah sakit

    3. Dokter anestesi bertanggung jawab terhadap pengembangan

    implementasi dan memelihara atau menegakkan kebijakan serta prosedur

    yang ditetapkan dan dilaksanakan

    4. Dokter anestesi mempunyai tanggung jawab untuk memelihara ataumempertahankan program pengendalian mutuyang telah ditetapkan dan

    dilaksanakan.

    5. Mempunyai tanggung jawab untuk memantau dan menelaah seluruh

    pelayanan anestesi yang ditetapkan dan dilaksanakan.

    6. Bilamana penanggung jawab anestesi berhalangan maka ditunjuk dokter

    anestesi dari luar yang memilki surat ijin prektek di Rumah Sakit Baptis

    Batu Batu untuk menggantikanTugas dan tanggung jawab koordinator pelayanan anestesi di Instalasi

    Kamar Operasi

    a. Tugas

    - Mengkoordinasi kegiatan pelayanan anestesiologi sesuai dengan sumber daya

    manusia, sarana, prasarana dan peralatan yang tersedia.

    - Melakukan koordinasi dengan bagian/ instalasi terkait.

    - Mengawasi pelaksanaan pelayanan anestesi setiap hari.

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    31/69

    28

    - Mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan anestesi.

    - Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan membuat laporan kegiatan berkala.

    - Merekomendasikan tenaga dokter spesialis anestesi pengganti dari luar bila

    dokter spesialis anestesi rumah sakit berhalangan/sedang tidak ada di tempat.

    b. Tanggung Jawab

    - Menjamin kompetensi sumber daya manusia yang melaksanakan pelayanan

    anestesiologi

    - Menjamin sarana, prasaranadan peralatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan

    dan standar.

    - Menjamin dapat terlaksananya pelayanan anestesiologi yang bermutu dengan

    mengutamakan keselamatan pasien.

    - Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia

    pelayanan anestesiologi secara berkesinambungan.

    - Pelaksanaan pencatatan, evaluasi dan pembuatan laporan kegiatan di dalam

    rumah sakit.

    - Pelaksanaan program menjaga mutu pelayanan anestesi dan keselamatan pasien

    di dalam rumah sakit.

    - Merekomendasikan dokter spesialis anestesi pengganti sesuai dengan kebijakan pelayanan anestesi rumah sakit.

    4.1.4. Staf Kamar Operasi.

    A. Untuk semua staf kamar operasi harus disiplin tinggi terhadap ketaatan

    peraturan yang ada dikamar operasi

    B. Saat operasi berlangsung untuk staf tidak banyak mondar mandir didalam

    kamar operasi (keluar masuk kamar operasi) membuka pintu.C. Menjaga kesehatan dan kebersihan diri

    D. Petugas kamar operasi harus bebas dari kuman-kuman yang mudah

    ditularkan ( karena sangat sulit ditentukan).

    E. Perlengkapan petugas pembedahan

    1. Perlengkapan petugas yang ikut pembedahan

    a. Baju kamar operasi

    b. Penutup kepala

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    32/69

    29

    c. Masker

    d. Apron

    e. Jas operasi

    f. Sarung tangan

    g. Alas kaki

    2. Perlengkapan petugas yang lain

    a. Baju kamar operasi

    b. Penutup kepala

    c. Masker

    d. Alas kaki

    3. Pakaian kamar operasi / jas operasi dilepas saat akan meninggalkan areakamar operasi

    4.1.5. Alur Masuk Dan Keluar Kamar Operasi.

    A. Alur Masuk untuk Petugas

    a. Petugas instalasi kamar operasi masuk lewat pintu timur kamar

    operasi, menempatkan sepatu dan sandal pada tempat yang telah

    disediakan. b. Masuk ruang ganti sesuai dengan jenis kelamin (ruang ganti pria dan

    perempuan) .

    c. Petugas mengganti baju luar dengan baju khusus kamar operasi

    d. Mengenakan topi (topi telah disediakan di ruang ganti)

    e. Setiap petugas kamar operasi wajib mencuci tangan sebelum masuk

    kamar operasi dengan menggunakan hand scrub , yang tersedia di

    kamar operasif. Masuk ruang istirahat atau makan dan menuju ke area kamar operasi

    g. Masuk kamar operasi ( lengkap menggunakan pakaian intalasi kamar

    operasi yaitu : baju kamar operasi, topi, masker dan sandal khusus

    kamar operasi)

    B. Alur Keluar untuk Petugas

    a. Untuk alur keluar petugas kamar operasi sesuai dengan alur masuk

    petugas

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    33/69

    30

    b. Sandal disimpan pada lemari yang telah disediakan di ruang ganti dan

    tidak boleh dipakai keluar.

    C. Alur Masuk untuk Pasien

    a. Pasien masuk melalui pintu ruang terima pasien

    b. Pasien diterima oleh perawat kamar operasi (perawat bedah atau

    perawat anestesi )

    c. Identifikasi pasien

    d. Menggunakan baju kamar operasi

    e. Pengecekan kelengkapan persiapan operasi

    f. Pasien dibawa ke ruang operasi sesaui dengan jadwal

    D. Alur Keluar untuk Pasiena. Pasien dari kamar operasi keluar melalui pintu pasien kamar operasi

    b. Masuk keruang pulih sadar, didampingi oleh perawat.

    c. Selama pasien berada di ruang pulih sadar dimonitoring oleh perawat

    ruang pulih sadar/ perawat penata anesthesi.

    d. Setelah berada di ruang pulih sadar pasien masuk kreteria bisa keluar

    dari ruang pulih sadar dan kembali keruang melalui pintu recovery

    room.e. Yang berwenang memberikan ijin pindah keruangan adalah dokter

    anestesi.

    4.1.6. Memonitor Performa Kamar Operasi / Ruang Tindakan

    Sebelum prosedur operasi dimmulai harus dilakukan persiapan ruangan

    dengan mencipakan area steril, menyiapakan kelengkapan instrument dan bahan

    kebutuhan operasi:a. Penciptaan area steril

    - menempatkan linen (duk) steril di sekililing area operasi dan meja

    instrument

    - personil harus mengenakan pakaian steril

    - alat steril hanya dipegang olehpersonil yang telah steril

    - alat steril tidak boleh diletakan dekat pintu

    - jendela harus ditutup

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    34/69

    31

    - pastikan sebelum menyentuh alat steril garus cuci tangan

    - personil yang tidak stril tidak diperkenankan untuk memegang

    intrumen steril

    - perlu diingatkan bahwa sekali batas steril dilewati maka dianggap

    terkontaminasi

    - jika ragu menetukan tentang status sterilitas maka dianggap

    terkontaminasi

    b. Persiapan alat

    Persiapan alat melalui empat tahap, yaitu : pencucian dan

    dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi dan penyimpanan atau

    pemindahan ke lapangan steril. Sterilisasi menggunakan steam .

    c. Persiapan perlengkapan anestesi

    d. Memastikan kualitas udara dan ventilasi

    - Ventilasi kamar operasi harus positive-pressure

    - Udara masuk ke ruangan melalui AC yang terpasang dilangit-langit.

    - Ruangan hanya diijinkan dibuka untuk perpindahan alat, personel

    tim bedah dan pasien, selain itu pintu harus tetap tertutup

    e. Mengatur lalu lintasZona dibagi menjadi tiga :

    - Unrestricted zone : hanya orang-orang yang berkepentingan yang

    boleh berada di zona ini, tetapi baju luar biasa diperbolehkan

    - Semirestricted zone : zona ini adalah area yang terhubung dengan

    kamar operasi (contohnya: lorong, kantor, kamar alat), orang-orang

    yang berada di sini harus mengenakan pakaian scrub dengan lengan

    panjang, penutup rambut, dan sepatu bersih atau penutup sepatu- Restricted zone : zona ini terdiri dari kamar operasi dan area cuci

    tangan, orang-orang yang memasuki zona ini harus mengenakan

    kostum bedah lengkap termasuk masker. Mereka yang tidak discrub

    harus mengenakan jaket berlengan panjang lengkap dengan kancing

    tertutup. Masker khususnya harus dikenakan di ruangan dengan

    peralatan steril yang terbuka

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    35/69

    32

    (Semua instrument yang diperlukan telah siap sedia didalam kamar

    operasi sebelum operasi dimulai untuk meminimalkan lalu lintas

    yang tidak diperlukan dari dan keruangan)

    4.1.7. Manajemen Pasien.

    Hal-hal yang dikaji untuk faktor resiko pasien :

    • Alergi• Riwayat kesehatan sebelumnya (misalnya tekanan darah

    tinggi, asma, masalah jantung atau pernapasan)

    • Penggunaan tembakau (karena rokok meningkatkan risiko infeksi)• Penggunaan alkohol dan narkotika• Pengalaman pribadi pasien dengan sedasi dan anestesi sebelumnya• Berat badan• Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini• Ada tidaknya risiko untuk anestesi dan sedasi• Permintaan khusus dari pasien untuk jenis anestesi dan sedasi• Kecemasan pasien• Delirium• Status nutrisi• Risiko potensial untuk deep vein thrombosis

    Pemberian obat pada pasien harus diberi label yang mencakup informasi

    seperti dibawah ini:

    • Nama• Kekuatan• Jumlah/konsentrasi• tanggal kadaluwarsa• pelarut dan volumenya• tanggal diberikan

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    36/69

    33

    4.1.8. Manajemen Tim Bedah.• Baju dikamar operasi terbuat dari bahan yang ringan dan memungkinkan

    untuk bernapas.

    • Jas operasi terbuat dari bahan yang tidak menyerap air• Alas kaki pada bagian depan tertutup, bertumit rendah, bersol anti selip

    dan dibersihkan

    • sebelum memegang jas operasi atau memasuki ruang operasi semua

    personel kamar operasi harus mencuci tangan dengan sabun dan air,

    antiseptic dan air

    • Semua personel harus menutupi kepala dan rambut muka• Masker harus menutupi seluruh bagian mulut dan hidung• Kostum bedah harus dilo\aundry di fasilitas laundry yang terakreditasi• Seluruh personel harus menerima edukasi dan pengarahan perihal kostum

    bedah

    Prinsip penggunaan sarung tangan :

    • Sarung tangan yang digunakan menjadi barrier yang efekif terhadap

    material infeksius termasuk darah dan cairan tubuh

    • Sarung tangan harus diganti setiap habis kontak dengan pasien atau setiap

    sarung tangan rusak

    • Sarung tangan tidak boleh dicuci atau direuse• Untuk prosedur invasive, personel kamar operasi menggunakan dua lapis.

    4.1.9. Manajemen Intraoperasi.

    A. Monitoring Anestesi dan Sedasi

    Hal-hal yang harus diperhatikan oleh tim bedah :

    1. Mengkomunikasikan resiko sebelum memulai prosedur

    2. Menyiapkan obat-obatan emergensi dan antidotum

    3. Mempersiapkan efek-efek samping obat

    4. Memantau tanda-tanda vital

    5. Mempertimbangkan pemanfaatteknologi untuk teknik anestesi

    6. Observasi pasien selama oerasi (skala)

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    37/69

    34

    7. Awareness

    Memasukkan obat

    Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi resiko :

    1. Mengidentifikasi pasien dan mengkonfirmasi alergi obat yang dimiliki

    2. Menmverifikasi obat sebelum pemberian

    3. Menggunakan perinta verbal

    4. Mengidentifikasi penggunaan obat-obatan hig-alert

    Kondisi pasien yang harus dimonitor selama operasi :

    1. kadar glukosa2. suhu tubu

    3. penggunaan darah

    Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari masalah dalam ruang

    operasi :

    1. Meminimalkan distraction dan interupsi

    2. Mencegah trauma tajam

    a. Keselamatan alat b. Keselamatan teknik

    - Menempatkan benda-benda tajam yang mudah terlihat

    - menggunakan teknik tanpa sentuh

    - menggunakan sarung tangan dua rangkap

    - menggunakan tehnik jahit yang mencegah trauma

    - sebisa mungkin menghidari lapangan bedah ketika dokter bedah

    memotong dan menjahit- memakai alas kaki yang terlindungi

    c. program control pajanan

    d. program edukasi

    3. Mencegah tertinggalnya bendah-bendah di dalam luka operasi dengan

    metode penghitungan alat-alat

    4. Menangani spesimen secara benar

    5. Mencegah kebakaran

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    38/69

    35

    4.1.10. Manajemen Pasca Operasi

    A. Tranfer pasien dari meja operasi ke ruang pulih sadar

    a. Setelah operasi selesai dan anestesi telah dihentikan serta kondisi

    pasien telah memenuhi syarat untuk ditransfer keluar dari kamar

    operasi , maka semua peralatan yangmenempel harus dilepas dari tubuh

    pasien.

    b. Pastikan status anestesi telah terisi lengkap

    c. Bersihkan area operasi dengan kassa basah dan keringkan

    d. Masukan brangkar / tempat tidur kedalam kamar operasi

    e. Gunakan perlak biru ( pengangkat ) untuk memindahkan pasien dari

    meja operasi ke brangkar, dan pastikan brangkar telah terkunci.

    f. Selama proses tranfer pasien, didampingi asisten anestesi atau perawat,

    bahkan bila perlu oleh dokter anestesi

    g. Selama proses tranfer pasien tetap dilakukan penilaian terhadap fungsi

    pernapasan , fungsi kardiovaskuler, serta fungi kesadaran pasien.

    B. Pengawasan pasien Selama di ruang Pulih Sadar

    Pengawasan pasien di ruangpulih sadar diawasi oleh perawat

    penata anestesi/ perawat ruang pulih sadara. Menyapa pasien

    b. Menjelaskan tindakan operasi sudah selesai

    C. Kriteria Transfer Pasien Pasca Operasi

    1. Transfer pasien dari meja operasi ke ruang pulih sadar

    a. Kriteria Pasien dengan Ekstubasi dan Regional

    1) B1 antara lain•

    Airway bebas, jalan nafas spontan• Tanpa tanda distress nafas• Respiratory rate ≥ 12x/menit, SPO 2 lebih dari 97%

    2) B2• Tekanan darah : sistolik 100-140 mmHg dan diastole 60-90

    mmHg

    3) B3 :

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    39/69

    36

    • Pasien sadar baik atau respon to verbal ( contoh : bisa membuka

    mata atau menjawab ) didampingi oleh assisten anestesi dan

    perawatsirkuler yang bertugas pada operasi

    • Apabila untuk dokter anestesi dipandang perlu maka dokter

    anestesi mendampingi saat transfer ke rung pulih sadar.

    b. Intubasi atau Tube in• Ventilasi menggunakan ambubag, kontrol ventilasi, diantar oleh

    dokter anestesi dan assisten anestesi ke intensive care unit.

    • Didampingi dokter anestesi.

    c. Prosedur :• Setelah operasi selesai dan prosedur anestesi dihentikan, serta

    kondisi pasien telah memenuhi kriteria untuk ditransferkeluardari

    kamar operasi,maka semua peralatan monitor yang melekat di

    tubuh pasien dilepas.

    • Pastikan status anestesi telah terisi lengkap.• Bersihkan area operasi dengan kassa.• Masukkan brangkar kedalam kamar operasi.• Gunakan perlak biru untuk memindahkan pasien dari meja

    operasi ke brangkar, dan pastikan brangkar telah terkunci.

    • Selama proses transfer pasien, didampingi assisten anestesi atau

    perawat, bahkan bila perlu oleh dokter anestesi.

    • Selama proses transfer pasien tetap dilakukan penilaian terhadap

    fungsi pernapasan , fungsi kardiovaskuler, serta fungsi kesadaran

    pasien.

    • Pastikan keamanan pasien ( posisi berbaring, tangan, lokasi

    operasi, drain, infus dan alat lainnya)

    d. Petunjuk tentang keadaan yang memungkinkan terjadinya situasi krisis• Tekanan darah sistolik : 90-100 mmHg atau lebih dari 150-160

    mmHg sedangkan diastolik kurang dari 50 mmHg atau lebih dari

    90 mmHg.

    • Heart rate kurang dari 60 kali/menit atau lebih dari 100

    kali/menit.

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    40/69

    37

    • Suhu lebih dari 38,3 ºC atau kurang dari 35ºC.• Meningkatnya kegelisahan pasien.• Tidak buang air kecil 8 jam setelah pasca operasi.

    2. Proses transfer Pasien dari ruang pulih sadar menuju ruang perawatan

    a. Kriteria pasien pulih

    1) Status fisik pasien telah kembali pulih• B1 : fungsi pernafasan

    Jalan nafas bebas, tidak terdengar suara nafas tambahan, tidak

    terdapat cuping hidung, respiratory rate antara 12 sampai 20 kali

    permenit, tidak terdapat ronchi atau wheezing, pasien tidak

    mengeluh sesak.

    • B2 : fungsi kardiovaskuler

    Perfusi hangat kering merah, nadi 60-90 kali permenit, kuat,

    denyut teratur

    • B3 : fungsi kesadaran

    Sadar baik, respon to verbal

    • B4 : fungsi ginjal

    Produksi urine cukup, warna jernih

    • B5 : fungsi pencernaan

    Abdomen terabah soft

    • Dari lokasi operasi tidak pendarahan, bila terdapat drain luka

    operasi jumlah pendarahan tidak banyak

    • Bila operasi obstetric ginekologi, tidak pendarahan pervaginam

    2) Pasien yang telah memenuhi kriteria diatas diperbolehkan untuk pindah keruangan.

    3) Perawat ruang pulih sadar menelepon perawat ruangan untuk

    menjemput pasien tersebut dengan memberitahu perlengkapan yang

    harus dibawa

    4) Pemindahan pasien dari brangkar ke tempat tidur pasien dengan

    menggunakan alat bantu

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    41/69

    38

    5) Sebelum memindahkan pasien keruangan, perawat anestesi

    berkomunikasi dengan dokter anestesi

    6) Khusus untuk pasien yang memerlukan observasi harus

    dipindahkan sesuai dengan instruksi dokter anestesi.

    3. Transfer pasien dari ruang recovery ke instalasi care unit

    a. Pasien dengan menggunakan ventilator

    1) Petugas yang berwenang menjemput pasien dari ruang recovery

    adalah perawat yang bertugas diruang ICU

    2) Perawat anestesi menghubungi perawat ICU untuk menjemput

    pasien

    3) Perawat ICU membawa tempat tidur pasien dengan peralatan yang

    dibutuhkan

    4) Perawat anestesi menyerahkan semua status pasien kepada perawat

    ICU dan menjelaskan instruksi pasca operasi

    5) Memindahkan pasien ke tempat tidur dengan beberapa petugas

    secara bersamaan dikomando dokter anestesi

    (Dokter anestesi dan assiten anestesi mengantarpasien sampai keICU)

    b. Pasien tanpa menggunakan ventilator

    1) Perawat anestesimenghubungi ICU untuk memastikan ruangan

    telah siap

    2) Perawat anestesi menghubungi perawat ruangan untuk menjemput

    pasien

    3)

    Perawat anestesi menyerahkan semua status pasien kepada perawatruangan dan menjelaskan instruksi pasca operasi

    4) Memindahkan pasien ke tempat tidur dengan beberapa petugas

    secara bersamaan dengan menggunakan perlak biru.

    c. Proses pemulangan pasien ODC ( One Day Care)

    1) Pasien pasca operasi di bawa ke ruang recovery, sama dengan

    pasien rawat inap

    2) Perawat melakukan komunikasi dengan pasien

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    42/69

    39

    3) Perawat memonitoring keluhan dan kondisi pasien

    4) Perawat memonitoring tanda-tanda vital

    5) Perawat anestesi menelepon, perawat instalasi rawat jalan untuk

    menjemput pasien

    4.2. Persiapan Lingkungan Instalasi Kamar Operasi

    4.2.1. Persiapan Alat

    Sebelum dilakukan tindakan operasi dilakukan persiapan alat, tata cara

    persiapan alat :

    1. Setiap pagi perawat kamar operasi menggambil set instrumen, linen,

    handuk lengkap, jas operasi dari kamar steril (KST) untuk dimasukkan ke

    ruang instrumen

    2. Perawat kamar operasi melihat jadwal operasi

    3. Perawat menyiapkan set instrumen yang di butuhkan di ruang instrumen.

    4.2.2. Ventilasi

    Ventilasi di Instalasi kamar operasi RS Baptis Batu, memiliki AC central.

    AC sentral selalu dinyalakan setiap pagi oleh sirkuler. Penyalaan dilakukan

    bertujuan untuk mengganti udara di dalam dan pengecekan fungsi AC.4.2.3. Persiapan Permukaan Instalasi Kamar Operasi

    Permukaan lantai dilapisi vinyl sehingga mudah dibersihkan.

    4.3. Pembersihan Instalasi Kamar Operasi.

    4.3.1. Cara Pembersihan Instalasi Kamar Operasi.

    Pemeliharaan kamar operasi merupakan proses pembersihan ruang beserta

    alat-alat standar yang ada dikamar operasi. Dilakukan teratur sesuai jadwal,tujuannya untuk mencegah infeksi silang dari dan atau kepada pasien serta

    mempertahankan sterilitas.

    Cara pembersihan kamar operasi ada 2 macam :

    a. Cara pembersihan rutin/harian

    b. Cara pembersihan mingguan

    Keterangan Cara Pembersihan

    A. Harian

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    43/69

    40

    Pembersihan rutin yaitu pembersihan sebelum dan sesudah

    penggunaan kamar operasi agar siap pakai dengan ketentuan sebagai

    berikut :

    − Semua permukaaan peralatan yang terdapat didalam kamar

    operasi harus dibersihkan dengan menggunakan desinfektan atau

    dapat juga menggunakan air sabun.

    − Permukaan meja operasi dan matras harus diperiksa dan

    dibersihkan.

    − Ember tempat sampah harus dibersihkan setiap selesai dipakai,

    kemudian dipasang tas plastik yang baru sesuai dengan

    tempatnya.

    − Semua peralatan yang digunakan untuk pembedahan dibersihkan,

    antara lain :

    • Slang suction dibilas.• Cairan yang ada di dalam botol suction dibuang tersendiri dan

    bak penampung tidak boleh dibuang di ember, agar sampah yang

    ada tidak tercampur dengan cairan yang berasal dari pasien.

    • Alat anestesi dibersihkan, alat yang terbuat dari karet setelah

    dibersihkan direndam dalam cairan desinfektan.

    − Noda-noda yang ada pada dinding harus dibersihkan.− Lantai dibersihkan kemudian, dipel dengan menggunakan cairan

    desinfektan. Air pembilas dalam ember setiap kotor harus diganti

    dan tidak boleh untuk kamar operasi yang lain.

    − Lubang angin, kaca jendela dan kusen, harus dibersihkan.− Alat tenun bekas pasien dikeluarkan dari kamar operasi. Jika alat

    tenun tersebut bekas pasien infeksi, maka penanganannya sesuai

    prosedur yang berlaku.

    − Lampu operasi harus dibersihkan setiap hari. Pada waktu

    membersihkan, lampu harus dalam keadaan dingin.

    − Alas kaki (sandal) khusus kamar operasi harus dibersihkan setiap

    hari.

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    44/69

    41

    − Pembersihan kamar operasi secara menyeluruh, meliputi dinding,

    meja operasi, meja instrument dan semua peralatan yang ada di

    kamar operasi.

    − Instrumen dan alat bekas pakai harus dipindahkan/tidak boleh

    dicampur dengan alat yang lain sebelum didesinfektan.

    − Pemakaian kamar operasi untuk pasien berikutnya diijinkan

    setelah pembersihan secara menyeluruh dan sterilisasi ruangan

    selesai.

    − Sterilisasi kamar operasi dilakukan dengan menggunakan sinar

    ultra violet, yang dinyalakan selama 1 jam.

    B. Pembersihan Mingguan− Dilakukan secara teratur setiap minggu sekali.− Semua peralatan yang ada di dalam kamar bedah dikeluarkan dan

    diletakkan di koridor/didepan kamar bedah.

    − Peralatan kamar bedah harus dibersihkan /dicuci dengan memakai

    cairan desinfektan atau cairan sabun. Perhatian harus ditujukan

    pada bagian peralatan yang dapat menjadi tempat

    berakumulasinya sisa organis, seperti bagian dari meja operasi,

    dibawah matras.

    − Permukaan dinding dilap dengan menggunakan cairan presept.− Setelah lantai bersih dan kering, peralatan yang sudah dibersihkan

    dapat dipindahkan kembali dan diatur kedalam kamar operasi.

    − Sterilisasi kamar operasi dilakukan dengan menggunakan sinar

    ultra violet, yang dinyalakan selama 2 jam.

    4.3.2. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Pada Penanganan Pada Kasus

    Infeksi Dan Penyakit Menular Adalah :

    1. Keluarga pasien diberi tahu tentang penyakit pasien dan perawatan yang

    harus dilaksanakan terhadap pasien tersebut.

    2. Petugas yang menolong pasien harus :

    a. Memakai sarung tangan

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    45/69

    42

    b. Tidak luka atau goresan dikulit atau tergores alat bekas pasien (seperti

    jarum suntik dsb.)

    c. Memahami cara penularan penyakit tersebut.

    d. Memperhatikan teknik isolasi dan teknik aseptic.

    e. Jumlah tenaga yang kontak dengan pasien dibatasi/tertentu dan selama

    menangani pasien tidak boleh menolong pasien lain dalam waktu

    bersamaan.

    3. Pasang pengumuman didepan kamar operasi yang sedang dipakai yang

    menyatakan bahwa dilarang masuk karena ada kasus infeksi.

    4. Bagian anggota tubuh yang akan dan sudah diamputasi dibungkus rapat

    dengan kantong plastic tebal yang cukup besar agar bau tidak menyebar

    dan menimbulkan infeksi silang.

    5. Ruang tindakan secara periodik dan teratur dilakukan uji mikrobiologi

    terhadap debu, maupun terhadap kesehatan yang ada.

    4.3.3. Penanganan Limbah di Instalasi Kamar Operasi.

    Pembuangan limbah dan penanganan limbah kamar operasi, tergantung

    jenis limbah dengan prinsip, limbah padat ditangani terpisah dengan limbahcair :

    1. Limbah cair dibuang ditempat khusus yang berisi larutan desinfektan

    yang selanjutnya mengalir ketempat pengelolaan limbah cair rumah sakit.

    2. Limbah pada anggota tubuh ditempatkan dalam kantong atau tempat

    tertutup yang selanjutnya dibakar atau dikubur dirumah sakit sesuai

    ketentuan yang berlaku, atau diserahterimakan kepada keluarga pasien

    bila memungkinkan.3. Limbah non infeksi yang kering dan basah ditempatkan pada tempat

    yang tertutup serta tidak mudah bertebaran dan selanjutnya dibuang ke

    tempat pembuangan rumah sakit.

    4. Limbah infeksi ditempatkan pada tempat yang tertutup dan tidak mudah

    bocor serta diberi label warna merah”untuk dimusnahkan”.

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    46/69

    43

    4.3.4. Penjadwalan Operasi.

    Pengaturan penjadwalan operasi dilakukan untuk menyesuaikan jadwal

    antar dokter anestesi dan dokter bedah, satu hal yang perlu diperhatikan dalam

    pengaturan jadwal operasi antara lain :

    1. Tetapkan aturan yang jelas tentang pengaturan operasi

    2. Atur penggunaan kamar operasi

    3. Menentukan sebuah kamar operasi yang digunakan untuk operasi besar,

    sedang atau kecil, bersih atau kotor.

    4. Buat aturan yang jelas mengenai pengaturan jadwal operasi yang bersifat

    elektif ( untuk hari ini) atau cito yang disesuaikan dengan jenis kamar

    operasi

    4.4. Tata Laksana Pembedahan Pada Pasien Hepatitis.

    Prosedur Pelaksanaan Pasien Operasi Dengan Hepatitis/HIV

    1) Permukaan tubuh yang terkena darah, feses,urine atau cairan harus

    segera dicuci dengan air dan sabun

    2) Hati-hati menangani jaringan yang mengandung banyak pembuluh

    darah3) Harus waspada dalam pemakaian pisau, jarum dan alat suntik

    4) Ada fasilitas yang baik untuk pembuangan barang bekas berupa

    container khusus dan tidak disatukan dengan sampah lain.

    5) Endotrachheal tube, blade laryngoscopy harus sekali buang

    6) Tim bedah harus memakai sarung tangan double

    7) Memakai goggles

    8)

    Anestesi harus memakai sarung tangan double9) Penjadwal operasi terakhir

    10) Harus memkai skort plastic

    11) Petugas dalam kamar operasi secukupnya

    12) Linen hanya sekali pakai

    13) Instrument yang sudah dipkai harus segera di cuci dengan

    direndam dengan precept lalu direndam cidezim.

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    47/69

    44

    4.5. Penandaan Lokasi Operasi.

    1. Prosedur Penandaan

    Prosedur penadaan operasi dilakukan sehari sebelum operasi pada kasus

    operasi elektif sedangkan pada kasus emergensi dilakukan di ruang

    premedikasi oleh dokter operator. Penandaan yang dilakukan di kamar

    operasi dengan tanda lingkaran (О) dan insial dokter , sesuai dengan SOP

    penandaan area operasi..

    4.6. Manajemen Cuci Tangan.

    a. Pengertian

    Cuci tangan pembedahan adalah membersihkan tangan dengan

    menggunakan sikat steril dan larutan desinfektan dibawah air mengalir dengan

    prosedur tertentu.

    b. Tujuan

    Tujuan cuci tangan adalah untuk menurunkan populasi kuman yang ada

    ditangan.

    c. Persiapan

    1). Wastafel dengan air mengalir dan bersih,2). Sikat steril.

    3). Sabun / larutan disinfektan (chlorhexidine gluconate 10%)

    4). Handuk / waslap steril.

    5). Pemotong kuku

    6). Jam

    7). Cermin

    d.

    Cara Cuci Tangan1). Lepas semua perhiasan yang ada ditangan (jam tangan, gelang,

    cincin).

    2). Basahilah tangan sampai siku dengan menggunakan air bersih yang

    mengalir (tempat cuci tangan khusus).

    3). Teteskan bahan antiseptik di telapak tangan.

    4). Gosokkan telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri.

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    48/69

    45

    5). Gosokkan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri,

    kemudian diulangi dengan sebaliknya yaitu tangan kiri diatas

    punggung tangan kanan.

    6). Gosok telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri dengan jari-

    jari disilangkan.

    7). Gosok punggung jari-jari tangan berhadapan dengan telapak tangan,

    jari-jari saling terkunci.

    8). Putar dan gosok jempol tangan kanan dengan tangan kiri berurutan

    sampai kelingking dan sebaliknya.

    9). Putar dan gosok ujung jari-jari dan jempol tangan kanan, kedepan

    dan kebelakang pada permukaan telapak tangan kiri dan sebaliknya.

    10). Bilas dengan air bersih yang mengalir.

    11). Ambil sikat steril dan ditetesi larutan antiseptik.

    12). Sikat ujung kuku, setelah itu telapak tangan kemudian secara

    berurutan sikat setiap jari, diantara jari dan punggung tangan,

    lanjutkan menyikat lengan atas sampai sedikit dibawah siku selama

    ±30 detik, jangan kembali ke tangan atau daerah pergelangan tangan

    yang sudah selesai disikat.13). Pindahkan menyikat pada tangan yang belum disikat dengan cara

    seperti diatas.

    14). Bilas kedua tangan pada air bersih yang mengalir.

    15). Ulangi lagi mencuci tangan dengan menetesi bahan antiseptik di

    telapak tangan.

    16). Gosokkan telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri.

    17).

    Gosokkan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kirikemudian diulangi dengan sebaliknya, yaitu tangan kiri diatas

    punggung tangan kanan.

    18). Gosokkan telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri dengan

    jari-jari disilangkan.

    19). Gosok punggung jari-jari tangan kanan berhadapan dengan telapak

    tangan jari-jari saling terkunci.

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    49/69

    46

    20). Putar dan gosok jempol tangan kanan dengan tangan kiri dan

    sebaliknya.

    21). Putar dan gosok ujung jari-jari dan jempol tangan kanan ke depan

    dan kebelakang pada permukaan telapak tangan kiri dan sebaliknya.

    22). Bilas dengan air bersih yang mengalir dan posisi jari tangan lebih

    tinggi dari posisi siku.

    23). Hindarkan tangan yang sudah dicuci tersentuh dengan benda

    disekitamva.

    24). Setelah selesai mencuci tangan, keringkan dengan handuk steril satu

    persatu dari ujung jari menuju ke lengan dengan cara memutar pada

    tangan kanan dan sebaliknya, kernudian handuk dipisahkan dari

    benda stenil.

    25). Posisi tangan setelah cuci tangan harus lebih tinggi dari siku tangan

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    50/69

    47

    BAB V

    LOGISTIK

    Copy paste data tabel Pengadaan Barang Operasional dari TOR tiap unit Unit.

    - ATK.

    - Barang Cetakan.

    - Barang Bengkel.

    - Barang Rumah Tangga & Dapur.

    - Pengadaan Investasi.

    Pengelolaan obat dan alat kesehatan / alkes meliputi pemesanan,

    pengambilan, penyimpanan dan pencatatan obat / alkes untuk pemakaian sehari-

    hari pada pasien operasi.

    Pengadaan barang operasional meliputi :

    Instalasi Kamar Operasi

    NO PERSEDIAAN BARANGInstrument

    1 Arminavy2 Babcock panjang3 Babcock sedang4 Baki5 Bengkok besar6 Bor orif7 Container instrument8 Curet no. 39 Curret lebar

    10 Curret no. 111 Curret no. 212 Curret no. 413 Curret no. 514 Deaver besar15 Deaver kecil16 Deaver sedang17 Forcep bayi (SC)18 Gunting benang19 Gunting benang empedu20 Gunting benang herlip21 Gunting berat biasa22 Hegar23 Hemostat bengkok biasa24 Hexa 2.525 Hexa 3.5

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    51/69

    48

    26 Hook gigi 1 pendek27 Kelly histerektomi28 Kelly sedang29 Mangkok30 Metz31 Metz alat32 Miqulitze33 Oschner stille34 Pick Up bergigi panjang35 Right angle pendek runcing36 Ring forcep37 Seen retractor38 Selang plastik39 Speculum anus panjang

    40 Suction tip41 Suction tip kecil no.1242 Tangkai jarum43 Taper 3.544 Taper 4.545 Towel klip besar46 Tromol rendaman besar47 Tromol transportasi48 Ujung drill no. 2,549 Ujung drill no. 3,2

    50 Ujung drill no. 3,551 Ujung drill no. 4,0

    Non alkesAtk

    1 Amplop besar2 Amplop sedang3 Ballpoint hitam4 Balpoint merah5 Binder klip besar (hitam)

    6 Boardmarker besar biru7 Boarmarker Besar hitam8 Boarmarker besar merah9 Buku ekspedisi

    10 Buku folio11 Buku tulis isi 10012 Buku tulis isi 20013 Buku tulis isi 3814 Clear Holder isi 4015 Cutter besar

    16 Isi cutter

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    52/69

    49

    17 Isi staples no. 1018 Kertas coklat19 Kertas HVS 70 gram20 Lem povinal21 Paper klip besar22 Paper klip kecil23 Penghapus pensil24 Pensil 2B25 Snowman kecil hitam26 Snowman kecil merah27 Staples kecil28 Stipo29 Swoman permanent marker biru30 Swoman permanent marker hitam

    31 Swoman permanent marker merah32 Tinta printer epson biru33 Tinta printer epson hitam34 Tinta printer epson kuning

    Percetakan1 Buku bon makan2 Buku memo3 Buku pengambilan barang/obat4 Buku perintah kerja lembur

    5 Buku register kamar operasi6 Buku resep RSBB7 Kartu stock bahan / obat RSBB8 Keterangan operasi rangkap 29 Nota kecil

    10 Pelayanan luar paket ( Askes )11 Slip perbaikan bengkel

    Rumah tangga

    1 Ampelas halus2 Bagus kapur barus3 Baterai a2 alkaline4 Baterai A35 Baterai ABC besar6 Baterai ABC kecil7 Bayclin8 Baygon spray9 Caporit / chlorine

    10 Clear refill

    11 Gunting kecil

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    53/69

    50

    12 Handuk dokter mandi13 Isolasi bening 2 cm14 Kable reel / kabel box15 Kain pel16 Kalkulator17 Karet gelang (100 gram)18 Keset kain19 Kompor listrik20 Korok WC21 Kresek hitam besar22 Kresek kuning besar23 Lakban coklat24 Lakban hitam25 Peniti

    26 Plastik 1 kg27 Plastik 250 gram28 Plastik 500 gram29 Plastik es30 Porstex @ 1liter31 Sabun batangan32 Sabun Luk cair refill33 Sabun mandi medicare34 Sandal dokter35 Sandal jepit

    36 Sapu lidi37 Sedotan38 Shampo refill39 Sikat cuci40 Sikat lantai kamar mandi41 Silet42 Soklin deterjen43 Stik pell steinles & sun44 Sumbu pel45 Sunlight refill 400 ml

    46 Super pell47 Timba tertutup48 Tissue gulung49 Tissue kotak refill50 Vim51 Handuk kecil utk 1 kali cuci tangan52 Termometer dan higrometer53 UPS 100054 Accu kering55 Lampu emergency

    56 Stavol 1000 V

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    54/69

    51

    57 Exhaust fan58 Telepon59 Gergaji gips

    NO Investasi

    1. Electrobovie

    2. Box utk setalat2 operasi

    3. Bipolar Foot

    switch4. Mobile standLamp

    5. Troli Stainlesssteel

    6. Mejainstrument

    7. Mayo stand8. Table drip9. Heater bayi

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    55/69

    52

    BAB VI

    KESELAMATAN PASIEN

    6.1. Pengertian.

    Keselamatan Pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat

    asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assesment resiko, identifikasi

    dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan

    analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya,

    implementasi untuk mencegah meminimalkan timbulnya resiko. Sistem tersebut

    diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan

    akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang

    seharusnya dilakukan.

    6.2. Tujuan.

    Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh

    kesalahan melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang

    seharusnya diambil. Selain itu tujuan agar tercipta budaya keselamatan di rumah

    sakit, meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat,menurunkan kejadian tidak diharapkan di rumah sakit dan terlaksananya program-

    program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak

    diharapkan.

    6.3. Tata Laksana Keselamatan Pasien.

    6.3.1. Enam Langkah Menuju Keselamatan Pasien.

    1.

    Tepat Identifikasi Pasien.2. Peningkatan Komunikasi yang efektif.

    3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai.

    4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur dan tepat-pasien operasi.

    5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.

    6. Pengurangan resiko pasien jatuh

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    56/69

    53

    6.3.2. Standar Melaksanakan Keselamatan Pasien.

    1. Hak pasien

    2. Mendidik pasien dan keluarga

    3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

    4. Penggunaan metode-metode peningkatkan kinerja untuk melakukan

    evaluasi dan program peningkatkan keselamatan pasien

    5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

    6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien

    7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai

    keselamatan pasien

    6.3.3. Langkah-Langkah Penerapan Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

    1. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola program

    keselamatan pasien rumah sakit

    2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek

    3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit

    4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran

    manajemen dan karyawan5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien)

    6. Menetapkan enam langkah menuju keselamatan pasien

    7. Menetapkan standar keselamatan pasien rumah sakit dan melakukan shift

    assesmen dengan instrumen akreditasi pelayanan keselamatan pasien

    rumah sakit

    8. Program khusus keselamatan pasien

    9.

    Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasienrumah sakit dan kejadian tidak diharapkan

    6.4. Tata Laksana Keselamatan Pasien.

    Sasaran keselamatan pasien di instalasi kamar operasi Rumah Sakit Baptis

    Batu

    1. Ketepatan identifikasi pasien

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    57/69

    54

    Ketepatan identifikasi pasien adalah ketepatan penentuan identitas pasien

    awal pasien masuk sampai dengan pasien keluar terhadap semua

    pelayanan yang diterima oleh pasien

    2. Peningkatan komunikasi yang elektif

    Komunikasi yang elektif adalah komunikasi lisan yang menggunakan

    sistem write, read dan repeat back ( reconfirm)

    3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high –alert)

    Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang memilki resiko lebih tinggi

    yang dapat menyebabkan atau menimbulkan adanya komplikasi atau

    membahayakan secara signifikan terhadap kesalahan penggunaan.

    4. Kepastian tepat-lokasi, tepat prosedur, tepat –pasien operasiSalah lokasi, salah prosedur, salahpasien pada operasi merupakan hal

    yang menguatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit, kesalahan ini

    merupakan komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antar tim

    bedah, karena tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site

    marking) dan verifikasi lokasi operasi.

    Penandaan area operasi di RS Baptis Batu dilakukan oleh dokter

    operator, penandaan dilakukan sehari sebelum pasien operasi ,pada pasien dengan rencana operasi elektif. Sedangkan pada pasien operasi

    emergensi dilakukan penandaan di IGD atau di ruang premedikasi sesaat

    sebelum pasien operasi. Penandaan dilakukan dengan memberi tanda

    chek ( ○). Untuk mencegah terjadinya salah insisi pada pasien.

    Beberapa hal yang berpontesi untuk menimbulkan kekeliruan

    untuk wrong surgery :

    • Lebih dari satu dokter bedah terlibat

    • Dilakukan lebih dari satu prosedur operasi• Pasien memiliki bebarap karakteristik khusus, seperti deformitas fisik

    atau obesitas massif

    • Ada beberapa asien yang memilki nama yang sama atau prosedur

    yang sama atau diwaktu bersamaan

    Tiga komponen penting dalam mencegah terjadinya wrong site,

    wrong procedure dan wrong person surgery :

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    58/69

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    59/69

    56

    Time Out

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    60/69

    57

    BAB VII

    KESELAMATAN KERJA

    Undang-Undang nomer 36 tahun 2009 pasal 164 ayat (1) menyatakan

    bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat

    dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh

    pekerjaan. Rumah sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori seperti

    disebut di atas, berarti wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

    Progam keselamatan dan kesehatan kerja ini bertujuan melindungi karyawan dari

    kemungkinan terjadi kecelakaan di dalam dan di luarrumah sakit.

    Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa “

    setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

    kemanusiaan”. Dalam hal ini dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat

    manusiawi yang memungkinkan pekerjaan berada dalam kondisi sehat dan

    selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup

    layak sesuai dengan martabat manusia.

    Keselamaan dan kesehatan kerja (K3) menerapkan bagian integral dari

    perlindungan terhadap pekerja, dalam hal ini pada pelayanan pembedahan, sedasi,dan anestesi serta perlindungan terhadap rumah sakit.

    Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja

    dapat di golongkan menjadi tiga kelompok

    − Kondis dan lingkungan kerja− Kesadaran dan kualitas pekerjaan− Perencanaan dan kualitas manajemen

    Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit dapat terjadi bila :

    - Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau sudah aus

    - Alat-alat tidak ditata sesuai dengan fungsinya sehingga mempengaruhi

    kinerja

    - Ruang kerja yang sempit, ventilasi udara kurang, sirkulasi udara di

    kamar operasi kurang

    - Tidak tersediannya alat pengaman

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    61/69

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    62/69

    59

    BAB VIII

    PENGENDALIAN MUTU.

    1. Ketersediaan Tim Operator

    Judul Ketersediaan Tim Operator

    Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas

    Tujuan Kesiapan rumah sakit dalam menyediakan pelayanan bedah sentral

    Definisi

    Operasional

    Tim operator adalah tim yang yang siap untuk melaksanakan

    pelayanan bedah sesuai kebutuhan dan sesuai kelas rumah sakit baik

    cito maupun elektif, yang terdiri dari dokter spesialis, perawat, dan

    petugas instrument sesuai ketentuan yang berlaku

    Frekuensi

    Pengumpulan

    Data

    Tiga bulan sekali

    Periode Analisa Tiga bulan sekali

    Numerator Jumlah tim yang tersedia

    Denominator Tidak ada

    Sumber data Instalasi Bedah Sentral

    Standar Sesuai dengan ketentuan kelas rumah sakit dan kebutuhan

    Penanggung jawab

    pengumpul data

    Kepala Instalasi Bedah Sentral

    2. Ketersediaan Fasilitas Dan Peralatan Ruang Operasi

    Judul Ketersediaan fasilitas dan peralatan ruang operasi

    Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas

    Tujuan Kesiapan fasilitas dan peralatan rumahsakit untuk memberikan

    pelayanan bedah sentral

    Definisi Fasilitas dan peralatan ruang operasi adalah ruang, mesin, dan

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    63/69

    60

    Operasional peralatan yang harus tersedia untuk pelayanan bedah sentral baik

    cito maupun elektif sesuai dengan kelas rumah sakit

    Frekuensi

    Pengumpulan

    Data

    Tiga bulan sekali

    Periode Analisa Tiga bulan sekali

    Numerator Jenis dan jumlah fasilitas dan peralatan pelayanan bedah sentral

    Denominator Tidak ada

    Sumber data Inventaris Instalasi bedah sentral

    Standar Sesuai dengan kelas rumah sakit

    Penanggung jawab

    pengumpul data

    Kepala Instalasi Bedah Sentral

    3. Kemampuan Melakukan Tindakan Operatif

    Judul Kemampuan melakukan tindakan operatif

    Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas

    Tujuan Rumah sakit mampu menyediakan pelayanan operatif sesuai dengan

    kelas dan unggulan rumah sakit

    Definisi

    Operasional

    Tindakan operatif adalah tindakan pembedahan mayor yang

    dilaksanakan di instalasi bedah sentral

    Frekuensi

    Pengumpulan

    Data

    Tiga bulan sekali

    Periode Analisa Tiga bulan sekali

    Numerator Jenis tindakan operatif yang dapat dikerjakan

    Denominator Tidak ada

    Sumber data Instalasi Bedah Sentral

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    64/69

    61

    Standar Sesuai dengan kelas rumah sakit

    Penanggung jawab

    pengumpul data

    Kepala Instalasi Bedah Sentral

    4. Waktu Tunggu Operasi Elektif

    Judul Waktu Tunggu Operasi Elektif

    Dimensi mutu efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi

    Tujuan Tergambarnya kecepatan penanganan antrian pelayanan bedah

    Definisi operasional Waktu tunggu operasi elektif adalah tenggang waktu mulai dokter

    memutuskan untuk operasi yang terencana sampai dengan operasi mulaidilaksanakan

    Frekuensi

    pengumpulan data

    1 bulan

    Periode analisis 3 bulan

    Numerator jumlah kumulatif waktu tunggu operasi yang terencana dari seluruh

    pasien yang dioperasi dalam satu bulan

    Denominator jumlah pasien yang dioperasi dalam bulan tersebut

    Sumber data rekam medis

    Standar ≤2 hari

    Penanggung jawab Kepala instalasi bedah sentral

    5. Tidak Adanya Kejadian Operasi Salah Sisi

    Judul Tidak adanya kejadian operasi salah sisi

    Dimensi mutu keselamatan pasienTujuan tergambarkannya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah sentral

    terhadap keselamatan pasien

    Definisi operasional kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana pasien dioperasi pada

    sisi yang salah, misalnya yang semestinya dioperasi pada sisi kanan,

    ternyata yang dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya

    Frekuensi

    pengumpulan data

    1 bulan dan sentinel event

  • 8/15/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Operasi

    65/69

    62

    Periode analisis 1 bulan dan sentinel event

    Numerator jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi jumlah

    pasien yang dioperasi salah sisi dalam waktu satu bulan

    Denominator jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan

    Sumber data rekam medis, Laporan keselamatan pasien

    Standar 100 %

    Penanggung jawab Kepala instalasi bedah sentral/komite medis

    6. Tidak Adanya Kejadian Operasi Salah Orang

    Judul Tid