Pedoman Pelayanan Gizi B

download Pedoman Pelayanan Gizi B

of 31

Transcript of Pedoman Pelayanan Gizi B

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    1/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 1

    PEDOMAN

    PELAYANAN UNIT GIZI

    RS ZAHIRAH

    JAGAKARSA JAKARTA SELATAN

    2014

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    2/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkah dan rahmat Nya, sehinggatersusunlah buku pedoman Pelayanan RS.Zahirah ini.

    Saat ini kebutuhan akan standar pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting,khususnya di Instalasi Gizi, buku ini akan menjadi acuan bagi petugas untukmenyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan batasan dan tanggung

    jawab masing masing. Disamping itu, dalam rangka meningkatkan mutu rumah sakit danmelaksanakan visi dan misinya, diperlukan Pedoman Pelayanan Gizi agar senantiasa dapatmenjaga mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien.

    Buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk revisi dikemudian hari.

    Jakarta ,September 2014

    Tim Penyusun

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    3/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat

    dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu

    pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan semakin meningkat dan sudah mengarah

    pada spesialisasi dan subspesialisasi. Semakin pesat laju pembangunan, semakin besar pula

    tuntutan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

    Perlu disadari bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan

    masyarakat, tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semakin meningkat. Di

    lain pihak pelayanan rumah sakit yang memadai, baik di bidang gizi maupun pengobatan

    semakin dibutuhkan. Sejalan dengan itu maka pelayanan gizi yang diselenggarakan oleh gizi

    rumah sakit sangat perlu menerapkan sebuah standar mutu untuk menjamin kualitas

    pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

    A. Latar Belakang

    Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

    bagi masyarakat. Salah satu yang tertuang dalam Undang undang No.23 Tahun 1992

    tentang kesehatan bertujuan melindungi pemberi dan penerima jasa pelayanan kesehatan serta

    memberi kepastian hukum dalam rangka meningkatkan, mengarahkan dan memberi dasar

    bagi pembangunan kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan. Dalam pembangunan

    kesehatan perlu dilakukan peningkatan pelayanan kesehatan termasuk peningkatan Pelayanan

    Radiologi di Rumah Sakit.

    Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan

    dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolism tubuh.

    Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya

    proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi

    kondisi pasien yang semakin buruk karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk

    perbaikan organ tubuh. Selain itu, masalah gizi lebih dan obesitas erat hubungannya dengan

    penyakit degenerative, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan

    penyakit kanker, memerlukan terapi gizi untuk membantu penyembuhannya.

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    4/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 4

    B. Tujuan

    Pedoman ini dibuat sebagai acuan pelayanan gizi di RS.Zahirah, hal ini karena

    pelayanan gizi adalah salah satu komponen penting dalam penatalaksanaan pasien yang dapat

    berperan meningkatkan mutu gizi, sehingga pengobatan terhadap pasien menjadi lebih

    terarah.

    C. Ruang Lingkup

    Pelayanan Gizi di RS.Zahirah meliputi:

    1. Asuhan Gizi Rawat Jalan

    2. Asuhan Gizi Rawat Inap

    3. Penyelenggaraan Makanan

    D. Batasan Operasional

    1. Gizi

    Adalah salah satu sarana penunjang medis yang memberikan layanan untuk memenuhi

    kebutuhan gizi masyarakat rumah sakit rawat inap dan rawat jalan, untuk keperluan

    metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, mengoreksi kelainan metabolisme dalam

    upaya preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif.

    2. Standar Pelayanan Gizi

    Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat atau kelas rumah sakit dan sarana

    pelayanan kesehatan lainnya yang menyelenggarakan pelayanan gizi yang disesuaikan

    dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status

    metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses

    penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh

    terhadap keadaan gizi pasien tersebut.

    3. Tenaga Profesional / Formal Gizi adalah tenaga yang mencakup : Tenaga Gizi yang telah

    lulus pendidikan di bidang gizi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

    4. Standar Prosedur Operasional ( SPO ) adalah kumpulan instruksi, langkah langkah yang

    telah dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.

    5. Ruangan

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    5/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 5

    Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung semua kegiatan yang dipergunakan

    sesuai dengan standar ruangan gizi, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan

    dengan pasien untuk kebutuhan penyediaan makan pasien. Semua ruangan harus

    mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan sesuai dengan peraturan

    sarana dan prasarana rumah sakit.

    6. Bahan Gizi

    a. Spesifikasi bahan makanan adalah standar bahan makanan yang ditetapkan oleh

    unit/instalasi gizi sesuai dengan ukuran dan bentuk.

    b. Bahan makanan basah adalah bahan makanan yang harus disimpan dalam lemari

    dingin untuk menjaga kualitas dan mutu dari bahan tersebut dengan suhu yang telah

    ditetapkan.

    c. Bahan makanan kering adalah bahan makanan yang harus disimpan dalam tempat

    kering, tidak mengandung air/lembab untuk menjaga kualitas dan mutu dari bahan

    tersebut dimana suhu ruangan biasanya berkisar 19-21 0C.

    d. Bahan tambahan pangan adalah bagian dari bahan baku pangan, yang ditambahkan ke

    dalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Bahan yang biasa

    digunakan untuk makanan antara lain bahan pengawet, pemanis, pewarna, penyedap

    rasa dan aroma, bahan antigumpal, bahan pemucat, antioksidan dan pengental.

    e. Air adalah media yang digunakan dalam banyak kegiatan di unit gizi dan harus

    memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan atau air minum.

    7. Metode Pemeriksaan

    Tujuan melakukan suatu pemeriksaan antara lain untuk meningkatkan mutu pelayanan

    gizi. Tiap tujuan pemeriksaan memerlukan sensitivitas dan spesifitas yang berbeda

    beda, sehingga perlu dipilih metode yang sesuai karena setiap metode mempunyai

    sensitivitas dan spesifitas yang berbeda beda pula.

    8. Pemantapan Mutu ( quality assurance ) gizi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk

    menjamin mutu pelayanan terutama dibidang gizi. Pemantapan Mutu terbagi menjadi 3

    indikator :

    a. Indicator proses : indicator yang mengukur elemen pelayanan yang disediakan oleh

    institusi yang bersangkutan.

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    6/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 6

    b. Indicator struktur : indicator yang menilai ketersediaan dan penggunaan fasilitas,

    peralatan, kualifikasi professional, struktur organisasi yang berkaitan dengan

    pelayanan yang diberikan.

    c. Indicator outcome : indicator untuk menilai keberhasilan intervensi gizi yang

    diberikan.

    9. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Gizi

    Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) gizi merupakan bagian dari pengelolaan gizi

    secara keseluruhan. Gizi adalah unit pelayanan dimana tempat kerjanya harus terjamin

    dan aman dalam proses penyelenggaraan makanan banyak. Petugas harus memahami

    keamanan gizi dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan

    pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SOP, serta mengontrol bahan

    makanan secara baik menurut standar pelayanan gizi yang benar.

    10. Pencatatan dan Pelaporan

    Pencatatan dan Pelaporan kegiatan gizi diperlukan dalam perencanaan, pemantauan dan

    evaluasi serta pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan gizi. Untuk itu

    kegiatan ini harus dilakukan secara cermat dan teliti, karena kesalahan dalam pencatatan

    dan pelaporan akan mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan suatu tindakan.

    E. Landasan Hukum

    1. UU No. 23 / 1992 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk

    pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Sebagai penjabaran dari undang-

    undang tersebut salah satunya adalah Surat Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik

    Nomor HK 006.06.3.5.00788 tahun 1995 tentang pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit

    (termasuk di dalamnya adalah pelayanan radiologi diagnostik) untuk mengukur mutu

    pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

    2. Departemen Kesehatan RI. 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta :

    Departemen Kesehatan RI

    3. Depertemen Kesehatan RI.Sekretariat Jenderal. Pusat Sarana, Prasarana dan Peralatan

    Kesehatan. 2007. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C.

    Departemen Kesehatan RI.

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    7/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 7

    4. Departemen Kesehatan RI. 2008. Standar Profesi Gizi. Jakarta : Departemen Kesehatan

    RI

    5. Kementerian Kesehatan RI.2012. Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta

    6. Undang undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    8/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 8

    BAB II

    STANDAR KETENAGAAN PELAYANAN GIZI

    Untuk menjalankan pelayanan gizi didukung oleh tenaga profesional gizi dan tenaga

    penunjang gizi.

    Kualifikasi Sumber Daya Manusia

    1. Kepala Unit Gizi

    Kepala Unit Gizi bertindak sebagai koordinator palaksanaan dan pengembangan

    pelayanan gizi rumah sakit dan pelayanan pendidikan serta memfasilitasi penelitian di

    unit gizi yang memiliki uraian tugas sebagai berikut :

    a. Memimpin dan mengelola Unit Gizi untuk pencapaian Visi dan Misi RS Zahirah

    b. Mengembangkan pelayanan Unit Gizi sehingga mampu memberikan pelayanan yang

    unggul dan berperan optimal sebagai revenue center

    c. Memimpin dan mengembangkan SDM Unit Gizi

    d. Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan rutin dan berkala manajemen dan

    administrasi Unit Gizi

    e. Mengembangkan fungsi pengawasan dan evaluasi terhadap pengelolaan diet pasien

    f. Membina hubungan baik intern dan ekstern RS

    g. Penyelenggaraan tugas-tugas lain agar pelayanan gizi berjalan baik dan lancar

    2. Administrasi Gizi

    Administrasi Gizi adalah staf dibawah kepala unit gizi yang memiliki uraian tugas

    sebagai berikut :

    a. Mencatat pengeluaran bahan basah

    b. Mencatat pengeluaran bahan kering

    c. Mencatat jumlah pasien

    d. Mencatat permintaan ke logistic umum dan logistic farmasi

    e. Mencatat tambahan menu (atas permintaan pasien sendiri)

    3. Juru Masak

    Juru Masak adalah staf dibawah kepala unit gizi yang memiliki uraian tugas sebagai

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    9/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 9

    berikut :

    a. Memasak nasi, nasi tim, bubur sesual jumlah pasien

    b. Memasak sayuran, lauk hewani dan nabati sesuai jumlah pasien dan membedakannya

    sesuai diet pasienc. Memotong sayuran sesuai dengan menu

    d. Menyiapkan bumbu sesuai dengan menu

    e. Mencuci peralatan memasak

    f. Merapihkan meja persiapan memasak

    g. Mentestur makanan yang sudah dimasak

    h. Operan makanan yang sudah siap ke juru saji

    4. Juru saji

    Juru saji adalah staf dibawah kepala unit gizi yang memiliki uraian tugas sebagai berikut :

    a. Menulis etiket makan (pagi, siang dan sore)

    b. Menyiapkan peralatan makan sesuai dengan jumlah pasien

    c. Membersihkan trolley makan dan trolley snack

    d. Membuat snack untuk pasien yang berdiet

    e. Menyiapkan snack untuk disajikan ke pasien dan mengantarkannya ke pasien

    f. Menyiapkan makan sesuai diet pasien dan mengantarkannya ke pasien

    g. Mangambil peralatan makan yang kotor dari ruang perawatan pasien

    h. Mencuci peralatan makan yang kotor dari ruang perawatan pasien

    i. Mengepel lantai dan membersihkan saluran air

    j. Menanyakan menu sarapan ke pasien

    k. Mengisi air panas kedalam termos dan mengantarkannya untuk kebutuhan pasien

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    10/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 10

    Berdasarkan uraian kompetensi tersebut, kualifikasi SDM Unit Gizi secara menyeluruh

    disajikan pada tabel 1.1 sebagai berikut

    Tabel 1.1

    Kualifikasi SDM Unit Gizi

    NAMA

    JABATANURAIAN TUGAS KUALIFIKASI

    Kepala Unit Gizi a. Memimpin dan mengelola Unit Gizi untuk

    pencapaian Visi dan Misi RS Zahirah

    b. Mengembangkan pelayanan Unit Gizi sehingga

    mampu memberikan pelayanan yang unggul dan

    berperan optimal sebagai revenue center

    c. Memimpin dan mengembangkan SDM Unit Gizi

    d. Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan

    rutin dan berkala manajemen dan administrasi Unit

    Gizi

    e. Mengembangkan fungsi pengawasan dan evaluasi

    terhadap pengelolaan diet pasien

    f. Membina hubungan baik intern dan ekstern RS

    g. Penyelenggaraan tugas-tugas lain agar pelayanan

    gizi berjalan baik dan lancar

    1.Memiliki

    persyaratan

    kemampuan

    dibidang teknis,

    manajerial dan

    fisik

    2. Memiliki

    pengetahuan

    dan

    pengalamam

    dibidangnya

    minimal 2 tahun

    dengan

    pendidikan

    minimal

    diploma gizi

    3. Memiliki

    persyaratan

    mental yang

    baik

    Administrasi

    gizi

    a. Mencatat pengeluaran bahan basah

    b. Mencatat pengeluaran bahan kering

    c. Mencatat jumlah pasien

    d. Mencatat permintaan ke logistic umum dan logistic

    farmasi

    e. Mencatat tambahan menu (atas permintaan pasien

    D3 Gizi/SMU

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    11/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 11

    sendiri)

    Juru Masak a. Memasak nasi, nasi tim, bubur sesual jumlah

    pasien

    b. Memasak sayuran, lauk hewani dan nabati sesuai

    jumlah pasien dan membedakannya sesuai diet

    pasien

    c. Memotong sayuran sesuai dengan menu

    d. Menyiapkan bumbu sesuai dengan menu

    e. Mencuci peralatan memasak

    f. Merapihkan meja persiapan memasak

    g. Mentestur makanan yang sudah dimasak

    h. Operan makanan yang sudah siap ke juru saji

    SMU/SMK

    Juru Saji a. Menulis etiket makan (pagi, siang dan sore)

    b. Menyiapkan peralatan makan sesuai dengan

    jumlah pasien

    c. Membersihkan trolley makan dan trolley snack

    d. Membuat snack untuk pasien yang berdiet

    e. Menyiapkan snack untuk disajikan ke pasien dan

    mengantarkannya ke pasien

    f. Menyiapkan makan sesuai diet pasien dan

    mengantarkannya ke pasien

    g. Mangambil peralatan makan yang kotor dari

    ruang perawatan pasien

    h. Mencuci peralatan makan yang kotor dari ruang

    perawatan pasien

    i. Mengepel lantai dan membersihkan saluran air

    j. Menanyakan menu sarapan ke pasien

    k. Mengisi air panas kedalam termos dan

    mengantarkannya untuk kebutuhan pasien

    SMU/SMK

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    12/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 12

    A. Distribusi Ketenagaan

    1) Uraian Pekerjaan

    Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas gizi tiap shiftnya adalah sebagai

    berikut :

    a. Memasak nasi, nasi tim, bubur sesual jumlah pasien

    b. Memasak sayuran, lauk hewani dan nabati sesuai jumlah pasien dan

    membedakannya sesuai diet pasien

    c. Memotong sayuran sesuai dengan menu

    d. Menyiapkan bumbu sesuai dengan menu

    e. Mencuci peralatan memasak

    f. Merapihkan meja persiapan memasak

    g. Mentestur makanan yang sudah dimasak

    h. Operan makanan yang sudah siap ke juru saji

    i. Menulis etiket makan (pagi, siang dan sore)

    j. Menyiapkan peralatan makan sesuai dengan jumlah pasien

    k. Membersihkan trolley makan dan trolley snack

    l. Membuat snack untuk pasien yang berdiet

    m. Menyiapkan snack untuk disajikan ke pasien dan mengantarkannya ke pasien

    n. Menyiapkan makan sesuai diet pasien dan mengantarkannya ke pasien

    o. Mangambil peralatan makan yang kotor dari ruang perawatan pasien

    p. Mencuci peralatan makan yang kotor dari ruang perawatan pasien

    q. Mengepel lantai dan membersihkan saluran air

    r. Menanyakan menu sarapan ke pasien

    s. Mengisi air panas kedalam termos dan mengantarkannya untuk kebutuhan pasien

    2) Analisa Beban Kerja Diketahui :

    Jumlah pasien rata rata : 50 pasien

    Waktu efektif kerja : 6 jam Waktu rata rata yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemeriksaan :

    - Administrasi pasien : 10 menit/pasien

    - Peracikan makanan : 15 menit/pasien

    - Pengolahan : 30 menit/pasien- Penyajian : 10 menir/pasien

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    13/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 13

    - Pendistribusian makanan : 15 menit/pasien

    - Kegiatan lain : 15 menit/pasien

    3) Perhitungan

    Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan :

    - Administrasi pasien : 10 menit x 50 = 500

    - Peracikan makanan : 15 menit x 50 = 750

    - Pengolahan : 30 menit x 50 = 1500

    - Penyajian : 10 menit x 50 = 500

    - Pendistribusian makanan : 15 menit x 50 = 750

    - Kegiatan lain : 15 menit x 50 = 750

    Total waktu = 4.750 menit = 79.2 jam

    Jika waktu efektif kerja shift adalah 6 jam, maka petugas farmasi yang di butuhkan

    adalah :

    79.2 jam : 6 jam = 13.2 = 13 orang

    B. Pengaturan Jaga

    Gizi merupakan salah satu penunjang medis terpenting di dalam rumah sakit, sehingga

    Gizi harus ada sewaktu waktu, sehingga gizii dibuat 24 jam untuk memenuhi kebutuhan

    tersebut. untuk pembagian dinas, gizi dibuat 3 shift untuk dapat memenuhi kebutuhan

    tersebut :

    a. Dinas pagi 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 1 orang kepala unit, 2 orang

    juru masak dan 2 orang juru saji

    b. Dinas sore 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 4 orang petugas gizi.

    c. Dinas malam 10 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 3 orang petugas gizi.

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    14/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 14

    BAB III

    STANDAR FASILITAS GIZI

    A. Denah Instalasi Gizi

    Pintu masuk

    Ruang

    pengolahan

    makanan

    Ruang penyimpanan

    berkas

    Ruang

    istirahat staf

    Meja Adm

    Papan pasien Ruang masak

    Ruang cuci

    wc

    Temp

    at

    pe

    nyi

    mp

    an

    le

    ma

    ri

    le

    ma

    ri

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    15/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 15

    B. FasilitasInstalasi Gizi memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari :

    Ruang Penerimaan dan penyimpanan bahan makanan

    Digunakan sebagai penerimaan bahan makanan yang didalamnya memiliki

    fasilitas :

    a. Chiller

    b. Lemari bahan kering

    c. Kulkas pendingin Ruang persiapan bahan makanan

    Digunakan sebagai tempat persiapan bahan makanan, pengolahan dan pencucian

    bahan makanan yang didalamnya memiliki fasilitas :

    a. Meja distribusi

    b. Water heater

    c. Bak cuci ganda

    d. Lemari makan gantung

    e. Lemari alat-alat

    f. Kerata makan berpemanas/tidak berpemanas

    g. Panic

    h. Wajani. Alat pengaduk dan penggoreng

    j. Alat makan (piring, gelas, sendok, mangkok,dll)

    k. Blender

    l. Oven listrik

    m. Tempat sampah Ruang fasilitas pegawai

    Digunakan untuk tempat ganti pakaian pegawai, istirahat, ruang makan, kamarmandi dan kamar kecil yang didalamnya memiliki fasilitas :

    a. Lemari pakaian

    b. Meja dan kursi makan

    c. Matras tidur Ruang pengawas

    Diperlukan untuk pengawas/kepala unit melakukan kegiatannya yang didalamnya

    memiliki fasilitas :

    a. Meja dan kursi kerja

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    16/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 16

    b. Computer dan CPU

    c. Kipas angin

    d. Telepon

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    17/31

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    18/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 18

    BAB V

    LOGISTIK

    Keperluan logistik di unit gizi meliputi bahan medis yang dipenuhi oleh instalasi gizi

    seperti : handscoon, masker, alcohol swab, spuit, micropore, dll. Sedangkan untuk bahan bahan reagensia dan ATK (Alat Tulis Kantor ) dipenuhi melalui bagian pengadaan / logistik .

    1) Alur Permintaan Barang Bahan Medis dan Bahan Makanan

    2) PerencanaanPengadaan bahan gizi harus mempertimbangkan hal hal sebagai berikut :

    a) Tingkat Persediaan

    Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah

    persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.

    Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk

    memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari

    pembekal atau ruang penyimpanan umum.

    Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari pemasok.

    Buffer stock adalah stock penyangga kekurangan bahan makanan di gizi.

    Reserve stock adalah cadangan bahan makanan/sisa.

    b) Perkiraan jumlah kebutuhan

    Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau

    pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah

    pemeriksaan untuk periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang. Jumlah rata rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat.

    Ka.GiziPermintaan

    Barang

    Medis ke Logistik

    Farmasi

    Non Medis ke

    Logistik Umum

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    19/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 19

    c) Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan ( delivery time )

    Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima

    dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit didapat.

    Perencanaan dimulai dari Penanggung jawab ADM dan Logistik yang mendata

    kebutuhan barang barang medis dan non medis habis pakai setiap bulan, mencek

    barang dan kebutuhan yang diperlukan dan membuat bon permintaan barang yang

    kemudian diserahkan kepada kepala unit laboratorium untuk ditandatangani untuk

    kemudian diberikan kepada bagian pengadaan atau kebagian logistic farmasi

    (untuk barang medis) dan logistic umum (untuk barang non medis) sesuai dengan

    kebutuhan pemesanannya.

    3) Permintaan

    Permintaan barang tersebut dilakukan sesuai kebutuhan permintaan, kebagian

    logistic farmasi (untuk barang medis) dan logistic umum (untuk barang non medis)

    atau kebagian pengadaan dengan menggunakan formulir bon permintan barang.

    Dalam keadaan mendesak dan stock barang di gizi kosong, maka permintaan

    barang bisa dilakukan sewaktu waktu pada jam kerja sesuai kebutuhan.

    4) Penyimpanan

    Bahan makanan gizi yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan

    mempertimbangkan :

    a) Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah : Pertama masuk petama keluar ( FIFO first in first out ), yaitu bahwa

    barang yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.

    Masa kadarluarsa pendek dipakai dahulu ( FEFO first expired first out )

    Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang

    terlalu lama.

    b) Tempat penyimpanan

    Harus terhindar dari kemungkinan kontaminasi baik oleh bakteri, serangga, tikus

    dan hewan lainnya maupun bahan berbahaya.

    Tempat/wadah penyimpanan harus sesuai dengan jenis bahan makanan contohnya

    bahan makanan yang cepat rusak disimpan dalam lemari pendingin dan bahan

    makanan kering disimpan ditempat yang kering dan tidak lembab.c) Kelembaban

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    20/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 20

    Kelembaban penyimpanan dalam ruangan 80%-90%

    d) Ketebalan dan bahan padat tidak lebih dari 10 cm

    e) Makanan dalam kemasan tertutup disimpan pada suhu + 10 0C

    f) Suhu

    Jenis Bahan MakananLama Waktu Penyimpanan

    < 3 hari 1 minggu > 1 minggu

    Daging, ikan, udang dan

    hasil olahnya

    -5 0 C -10 - 50 C < - 10 C

    Telur, buah dan hasil olahnya 5 7 C -5 0 C < -5 C

    Sayur, buah dan minuman 10 C 10 C 10 C

    Tepung dan biji-bijian 25 C 25 C 25 C

    5) Penggunaan

    Penggunaan bahan makanan yang lebih dahulu masuk persediaan harus

    digunakan lebih dahulu.Sedangkan yang memiliki Masa kadarluarsa pendek juga

    dipakai terlebih dahulu.

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    21/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 21

    BAB VI

    KESELAMATAN PASIEN

    A. Pengertian

    Keselamatan pasien ( patient safety ) rumah sakit adalah suatu sistem dimana

    rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :

    assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko

    pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak

    lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem

    tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh

    kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang

    seharusnya dilakukan.

    B. Tujuan

    1) Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit

    2) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat

    3) Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit

    4) Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan

    kejadian tidak diharapkan

    C. Tatalaksana Keselamatan Pasien

    Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan rumah sakit yang

    dilakukan melalui assasmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang

    berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar

    dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan

    timbulnya risiko. Di Rumah Sakit Zahirah, kegiatan ini dilakukan melalui monitoringindikator mutu pelayanan tiap unit kerja terutama yang terkait dengan pelaksanaan

    patient safety, tindakan preventif, tindakan korektif.

    1) Monitoring indikator mutu pelayanan

    Kegiatan ini merupakan kegiatan assesmen risiko. Indikator mutu pelayanan

    rumah sakit dan unit kerja secara rinci dijelaskan pada Pedoman Mutu Pelayanan,

    Pedoman Mutu Pelayanan unit gizi secara rinci ada pada BAB VIII Pengendalian

    Mutu. Indikator mutu pelayanan yang menyangkut patient safety secara rinci

    dapat dilihat pada format indikator mutu pelayanan pada pedoman mutu

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    22/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 22

    pelayanan. Indikator tersebut merupakam milik unit kerja, ditentukan periode

    pengambilan data dan analisisnya. Bila terjadi penyimpangan atau terjadi kejadian

    yang tidak diinginkan pimpinan unit melaporkan pada pertemuan manajemen

    seperti diatur pada tindakan preventif.

    2) Tindakan Preventif

    Tindakan Preventif sebenarnya adalah sistem yang diharapkan dapat

    mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan

    suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

    Tindakan preventif dilakukan melalui pencegahan kejadian tidak diinginkan.

    3) Tindakan Korektif

    Tindakan Korektif adalah pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar

    dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan

    timbulnya risiko Tindakan Korektif dilakukan terhadap laporan yang diputuskan

    dalam pertemuan tertutup oleh kepala bidang melalui inspeksi dan verifikasi.

    Hasil inspeksi harus menunjukan telah dilakukannya tindakan koreksi.

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    23/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 23

    BAB VII

    KESELAMATAN KERJA

    A. Pedoman Umum

    Kesehatan dan Keselamatn Kerja ( K3 ) gizi merupakan bagian dari

    pengelolaan gizi secara keseluruhan. Gizi melakukan berbagai tindakan dan kegiatan

    terutama berhubungan dengan penyajian makanan pasien dan alat-alat memasak. Bagi

    petugas gizi yang selalu kontak dengan makanan dan pasien, maka berpotensi

    terinfeksi kuman patogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas

    lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi,

    perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan gizi dan

    tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan

    sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SPO, serta mengontrol bahan makanan

    secara baik menurut pelayanan gizi yang benar.

    1) Petugas / Tim K3 gizi

    Pengamanan kerja di gizi pada dasarnya menjadi tanggung jawab setiap

    petugas terutama yang berhubungan langsung dengan penyajian makanan. Untuk

    mengkoordinasikan, menginformasikan, memonitor dan mengevaluasi

    pelaksanaan keamanan gizi, terutama untuk gizi yang melakukan berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pada satu sarana, diperlukan suatu Tim fungsional

    keamanan gizi.

    Kepala gizi adalah penanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan K3 gizi.

    Dalam pelaksanaannya kepala gizi dapat menunjuk seorang petugas atau

    membentuk tim K3 gizi.

    Petugas atau tim K3 gizi mempunyai kewajiban merencanakan dan memantau

    pelaksanaan K3 yang telah dilakukan oleh setiap petugas gizi, dengan tujuan :a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

    b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran

    c. Mencegah, mengurangi bahaya ledakan

    d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran

    atau kejadian lain yang berbahaya

    e. Memberi pertolongan pada kecelakaan

    f. Member perlindungan pada pekerja

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    24/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 24

    g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,

    kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau

    radiasi, suara dan getaran

    h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik

    fisik/psikis, keracunan, infeksi dan penularan

    i. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup

    j. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban

    k. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan

    proses kerjanya

    l. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan

    m. Mencegah terkena aliran listrik

    n. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang

    bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi

    Setiap tim gizi sebaiknya membuat pokok pokok K3 gizi yang penting dan

    ditempatkan di lokasi yang mudah dibaca oleh setiap petugas gizi.

    2) Kesehatan Petugas gizi

    Pada setiap calon petugas gizi harus dilakukan pemeriksaan kesehatan lengkap

    termasuk foto toraks.

    Keadaan kesehatan petugas gizi harus memenuhi standar kesehatan yang telah

    ditentukan di gizi.

    Untuk menjamin kesehatan para petugas gizi harus dilakukan hal hal sebagai

    berikut :

    a. Pemeriksaan foto toraks dilakukan setiap 3 tahun.

    b. Pemberian imunisasi

    Setiap petugas gizi harus mempunyai program imunisasi, terutama bagi

    petugas yang bekerja di gizi tingkat keamanan biologis 2,3 dan 4.

    Vaksinasi yang diberikan :

    Vaksinasi Hepatitis B untuk semua petugas gizi

    c. Pemantauan Kesehatan

    Kesehatan setiap petugas gizi harus selalu dipantau, untuk itu setiap petugas

    harus mempunyai Kartu Kesehatan yang selalu dibawa setiap saat dan

    diperlihatkan kepada dokter bila petugas tersebut sakit. Minimal setiap tahun

    dilaksanakan pemeriksaan kesehatan rutin termasuk pemeriksaanlaboratorium.

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    25/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 25

    Bila petugas gizi sakit lebih dari 3 hari tanpa keterangan yang jelas tentang

    penyakitnya maka petugas yang bertanggung jawab terhadap K3 gizi harus

    melapor pada kepala unit gizi tentang kemungkinan terjadinya pajanan yang

    diperoleh dari laboratorium dan menyelidikinya.

    3) Sarana dan Prasarana K3 gizi umum yang perlu disiapkan di gizi adalah :

    a. Baju kerja, celemek, dan topi terbuat dari bahan yang tidak panas, tidak licin

    dan enak dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak pegawai sewaktu kerja

    b. Menggunakan sandal yang tidak licin bila berada dilingkungan dapur (jangan

    menggunakan sepatu yang berhak tinggi)

    c. Menggunakan cempal/serbet pada tempatnya

    d. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan

    jumlah yang cukup, sabun, alat pengering dsb

    e. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat yang mudah

    dijangkau

    f. Tersedia alat/obat P3K yang sederhana

    4) Pengamanan pada keadaan darurat

    a. Sistem tanda bahaya

    b. Sistem evakuasi

    c. Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K )

    d. Alat komunikasi darurat baik didalam atau keluar gizi

    e. Sistem informasi darurat

    f. Pelatiahan khusus berkala tentang penanganan keadaan darurat

    g. Alat pemadam kebakaran, masker, pasir dan sumber air terletak pada lokasi

    yang mudah dicapai

    h. Alat seperti kampak, palu, obeng, tangga dan tali

    i. Nomor telepon ambulan, pemadam kebakaran dan polisi di setiap ruang gizi

    5) Memperhatikan tindakan pencegahan terhadap hal hal berikut :

    a. Mencegah kecelakaan di ruang penerimaan dan penyimpanan bahan makanan

    , misalnya :

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    26/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 26

    - Menggunakan alat pembuka pet/bungkus bahan makanan menurut cara

    yang tepat dan jangan melakukan dan meletakkan posisi tangan pada

    tempat kea rah bagian alat yang tajam

    - Barang yang berat selalu ditempatkan dibagian bawah dan angkatlah

    dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut

    - Pergunakan tutup panic yang sesuai dan hindari tumpahan bahan

    - Tidak diperkenankan merokok di ruang penerimaan dan penyimpanan

    bahan makanan

    - Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan

    - Tidak mengangkut barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan anda

    - Tidak mengangkut barang dalam jumlah yang besar, yang dapat

    membahayakan badan dan kualitas barang

    - Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin diruang penerimaan

    dan penyimpanan

    b. Mencegah kecelakaan di ruang persiapan ,pengolahan dan pada saat distribusi

    makanan, misalnya:

    - Menggunakan peralatan yang sesuai dengan cara yang baik misalnya

    gunakan pisau, golok parutan kelapa yang baik dan tidak bercakap-cakap

    selama menggunakan alat tersebut

    - Tidak menggaruk, batuk, selama mengerjakan/mengolah bahan makanan

    - Menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai dengan petunjuk

    pemakaiannya

    - Bersihkan mesin sesuai petunjuk dan matikan mesin jika tidak digunakan

    - Menggunakan serbet sesuai dengan macam dan peralatan yang akan

    dibersihkan

    - Berhati-hatilah bila membuka dan menutup, menyalakan atau mematikanmesin, lampu, gas/listrik dan lain-lainnya

    - Meneliti dulu semua peralatan sebelum digunakan

    - Mengisi panci-panci menurut ukuran semestinya, dan jangan melebihi

    porsi yang ditetapkan

    - Tidak memasukkan muatan ke dalam kereta makan yang melebihi

    kapasitasnya

    - Meletakkan alat menurut tempatnya dan diatur dengan rapi

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    27/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 27

    - Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat dan jangan mengisi terlalu

    penuh

    - Perhatikanlah, bila membawa makanan pada baki, jangan sampai

    tertumpah atau makanan tersebut tercampur

    - Perhatikan posisi tangan sewaktu membuka dan mengeluarkan isi kaleng

    B. Penanganan Kecelakaan di gizi

    Kecelakaan yang paling sering terjadi di gizi disebabkan oleh lantai yang licin.

    Untuk mencegah timbulnya bahaya yang lebih luas, wajib di sediakan informasi

    mengenai cara bekerja di ruang persiapan makanan. Agar mudah terbaca, informasi

    ini hendaknya dibuat dalam bentuk bagan yang sederhana dan dipasang pada dinding

    dalam ruang gizi. Selain itu, harus pula di sediakan peralatan untuk menangani

    keadaan tersebut seperti :

    a. Baju kerja, celemek, dan topi terbuat dari bahan yang tidak panas, tidak licin

    dan enak dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak pegawai sewaktu kerja

    b. Menggunakan sandal yang tidak licin bila berada dilingkungan dapur (jangan

    menggunakan sepatu yang berhak tinggi)

    c. Menggunakan cempal/serbet pada tempatnya

    d. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan

    jumlah yang cukup, sabun, alat pengering dsb

    e. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat yang mudah

    dijangkau

    f. Tersedia alat/obat P3K yang sederhana

    C. Penanganan Limbah

    Gizi dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas

    yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan limbah harus

    dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negatif.

    a. Penanganan

    Prinsip pengolahan limbah adalah : pemisahan dan pengurangan volume.

    Jenis limbah harus diidentifikasi dan dipilah pilah dan mengurangi keseluruhan

    volume limbah secara kontinue.

    b. Penampungan

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    28/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 28

    Harus diperhatikan serana penampungan limbah harus memadai, diletakkan

    pada tempat yang pas, aman dan hygienis.

    Pemadatan adalah cara yang efisien dalam penyimpanan limbah yang bisa

    dibuang dengan landfill, namun pemadatan tidak boleh dilakukan untuk limbah

    infeksius dan limbah benda tajam.

    c. Pemisahan limbah

    Untuk memudahkan mengenal berbagai jenis limbah yang akan dibuang

    adalah dengan cara menggunakan kantong berkode ( umumnya menggunakan

    kode warna ). Namun penggunaan kode tersebut perlu perhatian secukupnya

    untuk tidak sampai menimbulkan kebingungan dengan sistem lain yang mungkin

    juga menggunakan kode warna, mis: kantong untuk linen biasa, linen kotor, dan

    linen terinfeksi di rumah sakit dan tempat tempat perawatan.

    d. Standarisasi kantong dan kontainer pembuangan limbah

    Keberhasilan pemisahan limbah tergantung kepada kesadaran, prosedur yang

    jelas serta keterampilan petugas sampah pada semua tingkat.

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    29/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 29

    BAB VIII

    PENGENDALIAN MUTU

    Agar upaya peningkatan mutu di RS.Zahirah dapat dilaksanakan secara efektif dan

    efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar upaya peningkatan

    mutu pelayanan.

    A. Mutu Pelayanan

    1) Pengertian mutu

    a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa

    b. Mutu adlah expertise, atau keahlian dan keterikatan ( komitmen ) yang selalu

    dicurahkan pada pekerjaanc. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar

    d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan

    2) Pihak yang berkepentingan dengan Mutu

    a. Konsumen

    b. Pembayar / perusahaan / asuransi

    c. Manajemen

    d. Karyawan

    e. Masyarakat

    f. Pemerintah

    g. Ikatan profesi

    Setiap kepentingan yang disebut diatas berbeda sudut pandang dan

    kepentingannya terhadap mutu. Karena itu mutu adalah multi dimensional.

    3) Dimensi Mutu

    a. Keprofesian

    b. Efisiensi

    c. Keamanan Pasien

    d. Kepuasan Pasien

    e. Aspek sosial budaya

    4) Mutu terkait dengan Input, Proses, Output

    Menurut Dinadebian, pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur

    dengan menggunakan 3 variable,yaitu :

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    30/31

    Pedoman pelayanan unit gizi Page 30

    a. Input ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan

    kesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi,

    organisasi, informasi dan lain lain. Pelayanan kesehatan yang bermutu

    memerlukan dukungan input yang bermutu pula. Hubungan struktur dengan

    mutu pelayanan kesehatan adalah perencanaan dan peggerakan pelayanan

    kesehatan.

    b. Proses ialah interaksiprofesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen (

    Pasien / Masyarakat ). Proses ini merupakan variable penilaian mutu yang

    penting.

    c. Output ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi

    pada konsumen ( pasien / masyarakat ), termasuk kepuasan dari konsumen

    tersebut.

    B. Upaya Peningkatan Mutu

    Upaya peningkatan mutu pelayanan dilakukan melalui upaya peningkatan

    mutu pelayanan RS.Zahirah secara efektif dan efisien agar tercapai derajat kesehatan

    yang optimal. Upaya ini dilakukan melalui :

    a. Optimasi tenaga, sarana dan prasarana

    b. Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan yang

    dilaksanakn secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien

    c. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan pelayanan

    kesehatan

    Setiap petugas harus mempunyai kompetensi bidang profesinya, sehingga mutu

    pelayanan dapat ditingkatkan, angka kesalahan tindakan dapat diperkecil sesuai

    dengan target mutu gizi dan kepuasan pelanggan dapat meningkat.

    Fungsi dari pengendalian mutu adalah

    1. Mengawasi setiap tahapan proses2. Menjamin keamanan pelayanan yang dihasilkan

    3. Menghasilkan pelayanan yang bermutu

  • 8/11/2019 Pedoman Pelayanan Gizi B

    31/31

    BAB IX

    PENUTUP

    Pedoman organisasi Unit Gizi yang sudah kita susun bersama, hendaknya menjadi

    dasar setiap SDM di Unit Gizi khususnya dan SDM RS.Zahirah dan menjalankan organisasi

    demi tercapainya kinerja yang optimal.

    Dalam perjalanan waktu, sesuai perkembangan dan tuntutan Pedoman Pelayanan

    Organisasi ini akan kita revisi bila diperlukan.