PEDOMAN KERJA SAMA UNIT PELAKSANA...

33
Acep Somantri, SIP, MBA Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Setjen, Kementerian Kesehatan RI PEDOMAN KERJA SAMA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) KEMENTERIAN KESEHATAN RI DENGAN MITRA ASING Disampaikan pada: Workshop Penulisan Dokumen Kerja Sama Pendidikan dengan Mitra Asing Jakarta, 10 April 2019

Transcript of PEDOMAN KERJA SAMA UNIT PELAKSANA...

Acep Somantri, SIP, MBA

Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri

Setjen, Kementerian Kesehatan RI

PEDOMAN KERJA SAMA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) KEMENTERIAN KESEHATAN RI

DENGAN MITRA ASING

Disampaikan pada:

Workshop Penulisan Dokumen Kerja Sama Pendidikan dengan Mitra Asing

Jakarta, 10 April 2019

ARTI PENTING

KERJA SAMA LUAR NEGERI

DALAM PEMBANGUNAN

INDONESIA SEHAT

VISI DAN MISI PRESIDEN

TRISAKTI:

Berdaulat di bidang politik; Mandiri di bidang ekonomi; dan

Berkepribadian dalam budaya

9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)

Agenda ke-5: Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia

PROGRAM

INDONESIA

SEJAHTERA

PROGRAM

INDONESIA

KERJA

PROGRAM

INDONESIA

PINTAR

PROGRAM

INDONESIA

SEHAT

PENERAPAN

PARADIGMA SEHAT

PENGUATAN

YANKES

JAMINAN KESEHATAN

NASIONAL

KELUARGA SEHAT

RENSTRA

2015-2019

TIG

A D

IME

NS

I P

EM

BA

NG

UN

AN

; P

EM

BA

NG

UN

AN

MA

NU

SIA

, S

EK

TO

R

UN

GG

UL

AN

, P

EM

ER

AT

AA

N D

AN

KE

WIL

AY

AH

AN

NO

RM

A P

EM

BA

NG

UN

AN

KA

BIN

ET

KE

RJA

D

T

P

K

PROGRAM INDONESIA SEHAT

1. Meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat,

khususnya ibu dan anak.

2. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit.

3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan

rujukan, terutama di daerah terpencil, tertinggal dan wilayah

perbatasan.

4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui

Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN

Kesehatan.

5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin.

6. Meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.

KONDISI KESEHATAN NASIONAL

1. Tingkat kematian Ibu yang masih di bawah target MDGs 2015.

2. Tingkat kematian bayi dan anak-anak, meskipun telah mencapai hasil

yang sesuai harapan pada MDGs namun masih perlu terus

ditingkatkan.

3. Terdapat peningkatan balita dan anak-anak yang under-weight, stunting

dan bahkan menjadi double burden dengan adanya peningkatan obesitas.

4. Indonesia masih memiliki beberapa penyakit Neglected Tropical Diseases

(NTD)

5. Masih perlunya peningkatan upaya penanganan Tuberculosis, Malaria

dan HIV/AIDS.

6. Meningkatnya penyakit tidak menular dalam masyarakat.

7. Memiliki beberapa new emerging diseases yang berpotensi menjadi

ancaman pandemi.

TANTANGAN KESEHATAN DI KAWASAN & GLOBAL

1. Upaya menuju ASEAN Sehat 2020 (Healty ASEAN 2020) dan berbagai

upaya kerja sama pencegahan penyakit di kawasan Asia Tenggara serta

kesiapan menghadapi ASEAN Community dan Masyarakat Ekonomi

ASEAN.

2. Pengembangan kerja sama SEARO yang bersinggungan langsung

dengan program dan kepentingan nasional.

3. Upaya pembentukan regulasi internasional bagi penanganan kesehatan

global yang terkait kepentingan nasional, seperti Polio End Game

Strategy, Review Pandemic Influenza Preparedness Framework, serta

penyusunan beberapa WHO guidelines untuk isu-isu tematik.

4. Peningkatan ancaman keamanan kesehatan global dengan adanya new

emerging diseases seperti SARS, H1N1, H5N1, MERS, Ebola dan Zika,

maupun munculnya berbagai dampak perubahan iklim.

KAPASITAS SUMBER DAYA

1. Anggaran Bidang Kesehatan meningkat 6 kali lipat dalam 10

tahun terakhir. Alokasi anggaran kesehatan sebesar 5% APBN.

2. Sumber Daya Manusia secara umum cukup namun mal-distribusi.

3. Infrastruktur perlu terus ditingkatkan, khususnya di daerah

terpencil, tertinggal dan perbatasan.

4. Peningkatan teknologi kesehatan.

5. Roadmap kemandirian nasional produksi obat dan alat

kesehatan.

6. Penguatan Sistem Kesehatan Nasional dengan 3 pendekatan:

Standar Pelayanan Minimum (SPM), Gerakan Masayarakat Hidup

Sehat (Germas) dan Pendekatan Keluarga (PK).

KERJA SAMA LUAR NEGERI KATALISATOR PEMBANGUNAN INDONESIA SEHAT

RenstraKemkes

2014-2019

Nawacita

RPJMN 2014-2019

KondisiKesehatanNasional

Kerja SamaLuar

Negeri

TantanganKesehatanRegional

dan Global

Kerja sama Bilateral, Regional danMultilateral.

Kerja sama teknik, penelitian, pelatihan SDM, produksi obat, vaksin dan alat kesehatan, pengendalian penyakit dll

HUBUNGAN LUAR NEGERI

1. Hubungan Luar Negeri adalah setiap kegiatan yang

menyangkut aspek regional dan internasional yang

dilakukan Pemerintah di tingkat pusat dan daerah, atau

lembaga-lembaganya, lembaga negara, badan usaha,

organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya

masyarakat, atau warga negara Indonesia (UU No 37/1999

ttg Hublu, Pasal 1 ayat 1)

2. Kewenangan penyelenggaraan Hubungan Luar Negeri berada

di tangan Presiden dan dapat dilimpahkan kepada Menteri

Luar Negeri (UU No 37/1999 ttg Hublu, Pasal 6 ayat 1 dan 2)

3. Politik luar negeri merupakan urusan yang mutlak menjadi

kewenangan Pemerintah Pusat (UU No 32/2004 ttg

Pemerintahan Daerah)

9

KEMEN-

DAGRI

KEMEN-KEU

KEMEN-

SETNEG

KEMEN-

DAG

KEMEN-

NAKER

WORKING RELATIONSHIP

10

KEMENLU

KEMENKO

Foreign Aid

Agencies

BAPPENAS

Foreign

Embassy

F O R E I G N C O U N T R I E S

BKSLN

Kemkes: Kesmas,

Yankes, Farmalkes,

P2P, Litbangkes,

PPSDM, Itjen

KEMEN-

RistekDikti

UPT

Ses

MENGAPA PERLU PEDOMAN?

1. Meningkatnya hubungan kerja sama antara RI dengan negara lain, baik di

tingkat bilateral, regional maupun internasional, membuat banyak

pihak-pihak asing yang ingin bekerjasama secara langsung dengan

institusi-institusi kesehatan di Indonesia. Hal ini perlu mendapat

perhatian lebih dari Pemerintah Pusat, khususnya dalam hal koordinasi

dan supervisi dari Kemenkes RI atas implementasi dan monitoring dan

evaluasi setiap kerja sama UPT Kemenkes dengan pihak Asing.

2. UPT Kemenkes seperti Poltekkes dan RS vertikal memerlukan kerja sama

dengan mitra asing untuk memperoleh akreditasi dan pengakuan secara

internasional.

3. Sejalan dengan hal tersebut di atas, Kemenkes RI memandang perlu

adanya regulasi dalam bentuk pedoman atau standar dalam Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Kemenkes RI menjalin hubungan kerja sama

antara dengan mitra Asing. Hal ini juga dimaksudkan agar kerja sama

yang dilakukan sejalan dengan Rencana Strategis Kemenkes RI.11

TUJUAN PEDOMAN

1. Tujuan Umum disusunnya Pedoman Kerja Sama UPT Kemenkes RI

dengan Mitra Asing adalah untuk memberikan landasan bagi UPT

Kemenkes RI dalam menjalin kerja sama dengan pihak Asing

dalam kerangka antar Pemerintah sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

2. Tujuan Khusus:

a. Menjadi acuan bagi UPT Kemenkes RI dalam menyusun dan

mengimplementasikan kerja sama dengan Mitra Asing.

b. Menjadi acuan bagi UPT Kemenkes RI untuk meningkatkan

koordinasi dengan Kemenkes RI khususnya bagian hukum dan

organisasi di masing-masing Unit Utama Kemenkes RI.

c. Menjadi acuan dalam melakukan monitoring dan evaluasi

pelaksanaan kerja sama UPT Kemenkes RI dengan Mitra Asing.12

RUANG LINGKUP BUKU PEDOMAN

1. Ruang lingkup Pedoman Kerja Sama UPT Kemenkes RI dengan Mitra

Asing yang mencakup Mitra Asing Pemerintah dan Non Pemerintah.

2. Dalam hal ini ruang lingkup yang diatur adalah sebagai berikut:

a. Bentuk-bentuk kerja sama dengan Mitra Asing

b. Persyaratan dalam menjalin kerja sama dengan Mitra Asing

c. Tahapan/proses dalam menyusun perjanjian internasional

d. Kerangka perjanjian kerja sama dengan Mitra Asing

e. Implementasi, monitoring dan evaluasi kerja sama dengan Mitra

Asing

f. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjalin kerja sama dengan

Mitra Asing13

MANFAAT KERJA SAMA UPT DENGAN MITRA ASING

1. Mengkatalisasi pembangunan nasional bidang kesehatan melalui kerja sama dengan Mitra Asing.

2. Mengisi kesenjangan Program Prioritas Nasional yang belum sepenuhnya dapat didukung oleh

sumber daya nasional.

3. Mendukung pengembangan SDM termasuk pendidikan dan pelatihan SDM, penelitian kesehatan,

program dan teknologi kesehatan.

4. Membantu pencapaian tujuan global, regional dan nasional di bidang kesehatan, seperti: SDGs, Polio

eradication, dsb.

5. Membangun nilai kompetitif bagi penyedia jasa pelayanan kesehatan melalui peningkatan kapasitas

SDM Kesehatan.

6. Melakukan pertukaran informasi, pengetahuan dan teknologi.

7. Kemenkes lebih membuka diri terhadap hubungan luar negeri dan kerja sama dengan negara lain.

8. Sebagai forum/media untuk menambah wawasan dan berbagi best practices dengan negara lain.

9. Meningkatkan keterlibatan peran masyarakat dalam pelaksanaan program kesehatan melalui peran

INGO.

10. Menciptakan peluang bagi pergerakan perdagangan produk dan jasa kesehatan Indonesia.14

BENTUK DAN AREA KERJA SAMA

1. Pelaksanaan kerja sama di bidang kesehatan perlu dilakukan berdasarkan dokumen perjanjian yang

disusun antara UPT Kemenkes RI dengan Mitra Asing sesuai peraturan yang berlaku.

2. Dokumen perjanjian kerja sama : Memorandum of Understanding (MoU)/Memoramdum Saling

Pengertian (MSP), Memorandum of Cooperation (MoC)/Memorandum Kerja Sama (MKS), Letter of

Intent (LoI), Implementing Arrangement (IA)/ Pengaturan Implementasi (PI), Technical Arrangement

(TA)/Pengaturan Teknis (PT), atau bentuk-bentuk lainnya

3. Dokumen perjanjian memuat hak dan kewajiban antara para pihak serta mengikat UPT Kemenkes RI

dengan Mitra Asing.

4. Area kerja sama yang dapat dibangun dan dikembangkan :

a. Kesehatan masyarakat

b. Pelayanan kesehatan

c. Kefarmasian dan alat kesehatan

d. Pencegahan dan pengendalian penyakit

e. Penelitian dan pengembangan kesehatan

f. Peningkatan kapasitas SDM kesehatan, termasuk pendidikan dan pelatihan.15

SYARAT KERJA SAMA LUAR NEGERI

1. Politis: Tidak bertentangan dengan Politik Luar Negeri

RI dan kebijakan hubungan luar negeri Pemerintah RI

2. Yuridis: Adanya kepastian hukum dan menghindari celah

hukum (loopholes) yang merugikan kepentingan

Indonesia

3. Teknis: Tidak bertentangan dengan kebijakan/instansi

teknis terkait

4. Keamanan: Tidak digunakan sebagai kegiatan

asing/spionase yang berpotensi mengganggu stabilitas

dan keamanan dalam negeri.16

SYARAT KERJA SAMABIDANG KESEHATAN

1. Dengan negara yang memliki hubungan diplomatik dengan Indonesia

2. Sesuai dengan bidang kewenangan Kementerian Kesehatan

3. Tidak mengganggu stabilitas politik dan keamanan dalam negeri

4. Tidak mengarah pada campur tangan urusan dalam negeri masing-masing

negara

5. Berdasarkan asas persamaan hak dan tidak saling memaksakan kehendak

6. Memperhatikan prinsip persamaan kedudukan, memberikan manfaat, dan

saling menguntungkan bagi negara dan masyarakat

7. Mendukung penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan nasional dan

rencana strategis kementerian kesehatan

8. Mendukung kemandirian bangsa dan mengisi kesenjangan sesuai

kebutuhan

9. Memperhatikan hukum nasional maupun internasional yang berlaku17

TeknisPemerinta

h

Teknis non-Pemerintah

G-to-G

JENIS PERJANJIAN INTERNASIONAL

TATA HUBUNGAN KERJA

PENYUSUNAN PERJANJIAN

INTERNASIONAL

Preliminary Process

(Penjajakan)

Negotiating Process

(Perundingan)

Drafting Process (Perumusan Naskah)

Acceptance Process

(Penerimaan)

Signing Process (Penandatangan)

20

Penyusunan Naskah PerjanjianInternasional: UU No. 24/2000

Sesuai Permenkes No. 64/2015, Biro Kerja Sama Luar Negeri merupakan focal point hubungan kerja sama luar negeri yang mempunyai tugas untuk melaksanakan

pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kerja sama kesehatan luar negeri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Salah satunya adalah

dalam penyusunan seluruh perjanjian kerja sama Kementerian Kesehatan dengan pihakluar negeri (G-to-G, INGO dan organisasi internasional lainnya). Termasuk dalam

mengawal pembahasan perjanjian kerjasama G-to-G yang memiliki potensi adanya hibahlangsung dalam implementasinya.

USULAN PERJANJIAN INTERNASIONAL DARI UPT KEMENKES

UPT

Mitra asing Biro KSLN Kemlu

Unit Eselon II terkait

BagianHukum

Setditjen/Setbadan

1. Mengusulkan2. Melaporkan

3. Mengarahkan

4. Koordinasi

9. Koordinasimasukan Biro KSLN

6. Koordinasi7. Menelaah

8. Konsultasi

10. Menyampaikandraft

5. Menelaah

USULAN PERJANJIAN INTERNASIONAL DARI MITRA ASING

UPT

Mitra asing Biro KSLN Kemlu

Unit Eselon II terkait

BagianHukum

Setditjen/Setbadan

1. Mengusulkan

4. Melaporkan

5. Mengarahkan

2. Melaporkan

6. Konsultasi

10. TTD

9. Proses TTD

7. Koordinasi

8. RekomendasiTTD

3. Menelaah

PERSETUJUAN DAN PENANDATANGANAN NASKAH PERJANJIAN KERJA SAMA

UPT

Mitra asing Biro KSLN

Unit Eselon II terkait

BagianHukum

Setditjen/Setbadan

1. Mengusulkan TTD

3. Melaporkan2. Melaporkan

7. TTD

6. Proses TTD

4. Koordinasi

5. Rekomendasi TTD

PENYIMPANAN NASKAH PERJANJIAN KERJA SAMA

1. Asli

2. Copy

2. Copy

UPT Biro KSLN

Bagian Hukum

Setdijen/

Setbadan

HIBAH LUAR NEGERI

REGULASI

Permenkes 55 / 2017 ttg Tata Cara PengelolaanHibah Langsung melalui APBN di Kemkes

PMK 99/PMK 05/ 2017 ttg AdministrasiPengelolaan Hibah

PP 59 / 2016 ttg Ormas yang didirikan olehWNA

PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG

USULAN HIBAH

TAWARAN HIBAH

MOU / GRANT AGREEMENT

BENTUK UANG

REGISTER

BENTUK UANG

PEMBUKUAN, TRANSAKSI, LPJ, REVISI DIPA, PENGESAHAN BELANJA

BENTUK BARANG

PELAKSANAAN BAST, PENGESAHAN BAST

• PELAPORAN• REKONSILIASI

REKENING

BENTUK BARANG

REGISTER

PELAKSANAAN HIBAH LANGSUNG

BENTUK UANGBENTUK BARANG/ JASA/

SURAT BERHARGA

• Pelaksanaan kegiatan• Transaksi• Pembukuan• Revisi DIPA• Pengesahan Belanja

• Pelaksanaan kegiatan• Penyusunan BAST• Pengesahan BAST

TINDAK LANJUT :

BIMBINGAN TEKNIS

KONSULTASI ONLINE MELALUI E-CONSULTATION

http://biroksln.kemkes.go.id/

TIPS1. Melakukan kegiatan kerja sama perlu payung hukum

2. Dalam membuat perjanjian kerjasama, melakukan konsultasi awal melalui Sekretaris

Ditjen/Badan diteruskan oleh SetDitjen/SetBadan kepada BKLSN untuk proses pembahasan

dengan interkem.

3. Memahami maksud dan tujuan dari kerjasama sehingga memenuhi unsur aman secara politis,

yuridis, teknis, dan security/keamanan.

4. Koordinasi antara Pusat dan Daerah, antara Kementerian terkait dengan UPT-nya.

5. Perhatikan kesetaraan pihak-pihak yang akan menandatangani perjanjian internasional.

6. Penandatanganan perjanjian kerja sama disertai dengan rencana kerja implementasi.

7. Menyepakati mekanisme koordinasi untuk implementasi perjanjian kerjasama di lingkungan

Kemenkes.

8. Monitoring dan evaluasi perjanjian kerja sama.

31

Biro Kerja Sama Luar NegeriKementerian Kesehatan RIGedung Sujudi Lantai 7Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav 4-9Jakarta 12950Telp: (021) 5214879Fax: (021) 5214870

Emails:Kerja sama bilateral : [email protected] sama regional : [email protected] sama multilateral : PBB ([email protected])

: non PBB ([email protected])

KONTAK

TERIMA KASIH