pediatri-skoliosis

8
A. PENDAHULUAN Perkembangan globalisasi membawa dampak yang cukup signifikan pada dunia kesehatan, Penyakit dan pengobatan berkembang saling mengimbangi. Perkembangan teknologi dan pendidikan di sekolah, menuntut siswa untuk aktif, dimana sering kali keaktifan ini dapat berakibat buruk terjadinya kesalahan pada tubuh yang dapat menimbulkan cidera pada jaringan lunak tulang maupun saraf. Kejadian yang banyak terjadi pada usia anak sekolah antara Taman Kanak-kanak, SD hingga SMP ialah kesalahan sikap atau postur tubuh dalam melaksanakan kegiatan belajar . Sehingga dapat menyebabkan kelainan sikap tubuh seperti terjadinya defomitas. Salah satu contohnya adalah skoliosis. B. DEFINISI skoliosis adalah kelinan sikap tubuh dimana terjadi penyimpangan susunan tulang belakang jika dilihat dari belakang adanya kurva tulang belakang ke arah lateral diikuti dengan rotasi. (Harjono,2005). Skoliosis berasal dari kata Yunani yang berarti lengkungan, mengandung arti kondisi patologik.Vertebra servikal,torakal, dan lumbal membentuk kolumna vertikal dengan pusat vertebra berada pada garis tengah. Skoliosis adalah deformitas tulang belakang yang menggambarkan deviasi vertebra kearah lateral dan rotasional. Bentuk skoliosis yang paling sering dijumpai adalah deformitas tripanal dengan komponen lateral,anterior posterior dan rotasional(Ashari, 2008). Secara umum didafinisikan sebagai deviasi atau kelengkungan tulang belakang kea rah lateral yang memiliki sudut cob diatas 10 º

description

pediatric

Transcript of pediatri-skoliosis

A. PENDAHULUAN Perkembangan globalisasi membawa dampak yang cukup signifikan pada dunia kesehatan, Penyakit dan pengobatan berkembang saling mengimbangi. Perkembangan teknologi dan pendidikan di sekolah, menuntut siswa untuk aktif, dimana sering kali keaktifan ini dapat berakibat buruk terjadinya kesalahan pada tubuh yang dapat menimbulkan cidera pada jaringan lunak tulang maupun saraf. Kejadian yang banyak terjadi pada usia anak sekolah antara Taman Kanak-kanak, SD hingga SMP ialah kesalahan sikap atau postur tubuh dalam melaksanakan kegiatan belajar . Sehingga dapat menyebabkan kelainan sikap tubuh seperti terjadinya defomitas. Salah satu contohnya adalah skoliosis.B. DEFINISIskoliosis adalah kelinan sikap tubuh dimana terjadi penyimpangan susunan tulang belakang jika dilihat dari belakang adanya kurva tulang belakang ke arah lateral diikuti dengan rotasi. (Harjono,2005). Skoliosis berasal dari kata Yunani yang berarti lengkungan, mengandung arti kondisi patologik.Vertebra servikal,torakal, dan lumbal membentuk kolumna vertikal dengan pusat vertebra berada pada garis tengah. Skoliosis adalah deformitas tulang belakang yang menggambarkan deviasi vertebra kearah lateral dan rotasional. Bentuk skoliosis yang paling sering dijumpai adalah deformitas tripanal dengan komponen lateral,anterior posterior dan rotasional(Ashari, 2008).Secara umum didafinisikan sebagai deviasi atau kelengkungan tulang belakang kea rah lateral yang memiliki sudut cob diatas 10

C. KLASIFIKASIa) Klasifikasi berdasarkan etiologiterbagi menjadi 2 jenis, yaitu :1)Skoliosis Struktural:Terjadi pada segmen copus vertebrae itu sendiri dan diskus tulangnya sehingga kelengkungan atau rotasi tulang belakang ke arah samping pada satu sisi. Bersifat progresif dan Ireversible .Skoliosis struktural dibagi menjadi :a)Idiopatik skoliosisb)Congenitalc)Neuromuskular2)Skoliosis Fungsional:Skoliosis fungsional ini adalah skoliosis sekunder atau kompensasi yang terjadi akibat faktor-faktor lain, sebagai contoh: Perbedaan panjang tungkai Spasme otot punggung Kebiasaan postural yang tidak bagus (habitually asymetric posture)Skoliosis dapat diukur dari derajat kelengkungannya menggunakan skala cobb. Orang yang menderita skoliosis dengan kelengkungan < 25 diperkirakan hanya akan mengalami asimetri pada arah tulang belakang saja. Pada anak-anak yang mengalami kelengkungan dengan derajat yang cukup besar maka dapat mengalami kelengkungan antara 25-40 dan dapat mengalami kelainan bentuk selama masa pertumbuhannya. Penderita skoliosis dengan kelengkungan sebesar 300pada masa remaja dapat mengalami kelengkungan yang semakin meningkat hingga mencapai 600. Itulah sebabnya penderita skoliosis harus segera menjalani terapi-terapi pengobatan atau treatment lainnya yang cukup bermanfaat untuk menghindari prognosa yang buruk

b) Klasifikasi berdasarkan bentuk curva1. Kurva C: umumnya dithoracolumbal, tidak terkompensasi, kemungkinan karena posisi asimetri dalam waktu lama, kelemahan otot, atau sitting balance yang tidak baik.2. Kurva S: lebih sering terjadi pada scoliosis idiophatic, di thoracal kanan dan lumbal kiri, ada kurva mayor dan kurva kompensatori, umumnya struktural.c) Klasifikasi berdasarkan derajat kurva Scoliosis ringan: kurva kurang dari 20 Scoliosis sedang: kurva 20 40 /50 . Mulai terjadi perubahan struktural vertebra dan costa. Scoliosis berat: lebih dari 40 /50 . Berkaitan dengan rotasi vertebra yang lebih besar, sering disertai nyeri, penyakit sendidegeneratif, dan pada sudut lebih dari 60 - 70 terjadi gangguan fungsikardiopulmonalbahkan menurunnya harapan hidup

ETIOLOGI SECARA UMUM1. Kelainan Tumbuh kembang:Ketidakseimbangan pertumbuhan otot disekkitar vertebrae, sehingga memicu distorsi spinal pada pertumbuhan selanjutnya2. kongenital dan herediter- Pergeseran segmen vertebrae kare karena proses persalinan yang abnormal- Ketidakseimbangan hormone pertumbuhan- kelainan bawaan faktor genetik3. NeuromuskulerYaitu pada kasus-kasus kelemahan otot akibat dari penyakit sistem syaraf, seperti : Cerebral palsy Distropy otot Polio Juvenille osteoporosis

4. Kebiasaan sikap postural yang salahKesalahan posisi duduk berdiri maupun tidur, secara terus menerus akan menyebabkan deformasi pada segmen korpus vertebrae, terutama pada masa-masa pertumbuhan. Faktor ini pula yang akan menambah besarnya sudut kurva skoliosis.

5. Idiopatik ( struktural skoliosis )Penyebab tidak diketahui, persentasi hingga 90% dari kasus-kasus skoliosis yang ada

D. Tanda dan GejalaSkoliosis mempunyai ciri yang khas seperti pada definisinya. Penderita skoliosis akan mempunyai bentuk badan atau punggung yang membengkok ke satu sisi Gejalanya berupa: - tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping - bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya - nyeri punggung - kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama - skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60o) bisa menyebabkan gangguan pernafasan.- Skoliosis mempunyai kombinasi dengan kelainan kelainan vertebrae lainya seperti kiposis, dan lordosis.E. Pemeriksaan

1) Anamnesis : Dilakukan untuk mengetahui riwayat penyakit ini melalui keterangan pasien maupun keluarga.Pertanyaan yang sebaiknya ditanyakan pada pasien antara lain :- Pada umur berapa kelengkungan tulang belakang pertama kali terlihat?(Penting untuk menentukan prognosis dan derajat keparahan skoliosis)- Siapa yang pertama kali mengetahuinya?- Bagaimana keadaan ibunya ketika sedang mengandung dulu?(Riwayat kehamilan, sertakan juga riwayat persalinan dan post natal)- Apakah pasien mengalami perkembangan yang normal? (berjalan, berbicara)-Apakah ada riwayat keluarga yang menderita Skoliosis Atau masalah tulang belakang lainnya? (karena 20 % akan mewarisi kelainan ini, bila dalam keluarganya ada yang menderita skoliosis)- Apakah pasien mengalami nyeri punggung? (Biasanya Soliosis pada anak atau remaja tidak menimbulkannyeri.Bilaterdapat nyeri,pemerikan selanjutnya harus dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan yang lain.)

2) InspeksiTerdapat ciri- ciri penting, yaitu :1. Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping.2. Bahu kanan dan bahu kiri tidak simetris. 3. Pinggang yang tidak simetris, salah satu pinggul lebih tinggi atau lebih menonjol daripada yang lain.4. Ketika membungkuk ke depan, terlihat punggung tidak simetris.5. Lateral bending ke sisi convex untuk melihat apakah kurva scoliosis bisa terkoreksi. Lateral bending yang asimetris menunjukkan adanya kelainan struktural.6. Pakaian, perhatikan lipatan baju yang tak rata ,batas celana yang tak sama panjang.7. Untuk Skoliosis yg Idiopatik kemungkinan terdapat kelainan yang mendasarinya, misalnya neurofibromatosis yang harus diperhatikan seperti Spina Bifidayang harus memperhatikan tanda hairy patches (sekelompok rambut yg tumbuh di daerah punggung).8. Sedangkan pada kasus yang berat dapat menyebabkan : Kepala agak menunduk ke depan Punggung lurus dan tidak mobile Pinggul yang tidak sama tinggi

3) Palpasi

The Adams Forward Bending test Pemeriksaan dilakukan dengan melihat pasien dari belakang yaitu dengan menyuruhnya membungkuk 90 ke depan dengan lengan menjuntai ke bawah dan telapak tangan berada pada lutut. Temuan abnormal berupa asimetri ketinggian iga atau otot-otot paravertebra pada satu sisi (adanya hump).

4) Pemeriksaan Penunjang

Digunakan untuk mendapatkan ukuran sudut menggunakan teknik cob

F. Penanganan FisioterapiProblematika Fisioterapi pada Skoliosis adalah : Muscle imbalance Kekakuan sendi Kelainan postural

Prinsip latihan pada skoliosis adalah; Penangganan Scoliosis dengan latihan pada prinsipnya harus mengandung 3 unsur DEF yaitu Derotasi,Elongasi dan Fleksibilitas. Tujuan latihan di sini adalah menguatkan otot stabilisator trunk, dan secara aktif mengurangi/mengoreksi kurva dan deformitas lain yang menyertai. Mengembalikan mobilitas sendi yang hilang Meregangkan otot yang kontraktur serta melenturkan otot yang spasme Meningkatkan kekuatan otot Mengembalikan ROM Mengembalikan deformitas yang terjadi Memelihara postur yang telah dikoreksi Membuat kompensasi alat maupun latihan apabila deformitas tidak bisa dikoreksi

Urutan Penanganan fisioterapi nya meliputi;1. Heat theraphy ( IR,Diatermy, maupun hotpack)2. Latihan dapat dilakukan dengan atau tanpa alat, juga dapat dilakukan di dalam atau di