Pebtaria Sp

download Pebtaria Sp

of 56

Transcript of Pebtaria Sp

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    1/56

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Menurut Sutikno (dalam Hartati, 2008 : 1) pendidikan merupakan

    kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai

    kapan dan dimanapun manusia berada. Pendidikan sangat penting artinya

    sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan

    terbelakang mental. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan

    untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing,

    disamping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik .

    Peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah menjadi prioritas

    dalam pembangunan nasional kita. Itu berarti pembangunan dunia pendidikan

    harus mendapatkan perhatian yang serius, komitmen yang kuat dan tindakan

    yang nyata dari seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan dunia pendidikan

    memang harus dilakukan secara sistemik, melalui pembenahan berbagai sektor

    yang terkait. Khususnya untuk pembangunan pendidikan formal (sekolah),

    semua perbaikan harus mengarah dan mendukung pada kualitas proses

    pembelajaran yang dilakukan di kelas. Karena inti dari proses pendidikan di

    sekolah ada pada proses pembelajaran.

    Berdasarkan hasil tes wawancara dengan guru bidang studi fisika di

    SMP Negeri Megang Sakti, bahwasanya para siswa kurang begitu menyukai

    pelajaran fisika. Mereka beranggapan fisika itu menakutkan dan

    membosankan. Dengan asumsi demikian membuat siswa kurang fokus dalam

    1

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    2/56

    memperhatikan pelajaran, meskipun guru berusaha untuk aktif dalam

    menyampaikan pelajaran.

    Berdasarkan penjelasan di atas bahwasanya kualitas proses

    pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kualitas antara siswa dengan sumber

    belajar. Artinya kualitas pembelajaran dikatakan baik apabila para siswanya

    secara aktif melakukan berbagai kegiatan untuk mengembangkan dirinya

    secara utuh (kognitif, afektif, dan psikomotorik) melalui interaksinya dengan

    berbagai sumber belajar. Untuk dapat terjadi seperti itu perlu diciptakan

    lingkungan dan suasana belajar yang mendukung, yaitu lingkungan yang

    mendorong anak untuk berfikir secara kreaktif, kritis, dan inovatif, dan

    melatih anak untuk bekerja secara kooperatif dan kolaboratif. Salah satu

    model pembelajaran yang mampu mendorong itu semua adalah apa yang

    disebut dengan PAKEM.

    Pendekatan belajar aktif atau PAKEM (Pembelajaran Kreatif, Aktif,

    Efektif dan Menyenangkan) saat ini mulai dirasakan pentingnya dikalangan

    praktisi pendidik. Dikarenakan metode ini sepertinya menjadi jawaban

    suasana kelas yang kaku, membosankan, menakutkan, menjadi beban dan

    tidak membuat betah dan tidak menumbuhkan perasaan senang belajar bagi

    anak (Sampurno, 2008 : 1).

    Metode ini hal yang paling mendasar yang harus dilakukan oleh guru

    adalah menjadi pembelajaran tidak hanya membutuhkan penguasaan terhadap

    materi secara verbal namun membutuhkan daya kreatifitas yang tinggi untuk

    2

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    3/56

    mempermudah belajar siswa dan merubah pandangan bahwa belajar hanyalah

    ritual yang membosankan.

    Sebagai sebuah profesi yang profesional, maka semua tindakan yang

    dilakukan guru harus didasarkan pada kerangka teori dan kerangka pikir yang

    jelas. Demikian juga dengan pemilihan untuk memilih dan memanfatkan

    pendekatan PAKEM, harus didasari pada suatu rasional mengapa kita memilih

    dan menggunakan pendekatan tersebut.

    Pelaksanaan PAKEM juga memperhatikan bakat, minat belajar siswa,

    dan bukan semata potensi akademiknya. Proses pembelajaran akan

    berlangsung seperti yang diharapkan dalam PAKEM jika peran guru dalam

    berinteraksi dengan siswanya selalu memberikan motivasi, dan

    memfasilitasinya tanpa mendominasi, memberikan kesempatan untuk

    berpartisipasi aktif, membantu dan mengarahkan siswanya untuk

    mengembangkan bakat dan minat mereka melalui proses pembelajaran yang

    terencana. Perlu dicatat bahwa tugas dan tanggung jawab utama para guru

    dalam paradigma baru pendidikan bukan membuat siswa belajar tetapi

    membuat siswa mau belajar, dan juga bukan mengajarkan mata pelajaran

    tetapi mengajarkan cara bagaimana mempelajari mata pelajaran .

    Prinsip pembelajaran yang perlu dilakukan : Jangan meminta siswa

    Anda hanya untuk mendengarkan, karena mereka akan lupa. Jangan membuat

    siswa Anda memperhatikan saja, karena mereka hanya bisa mengingat. Tetapi

    yakinkan siswa Anda untuk melakukannya, pasti mereka akan mengerti,

    (Anisah, 2009 : 3).

    3

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    4/56

    Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud mengadakan penelitian

    berjudul Penerapan Pendekatan PAKEM dengan menggunakan Metode

    Eksperimen terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Mata Pelajaran Besaran

    dan Satuan Kelas VII SMP Negeri Megang Sakti.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah : Adakah peningkatan

    hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan aktif, kreatif, efektif dan

    menyenangkan (PAKEM) dengan menggunakan metode eksperimen pada

    materi besaran dan satuan kelas VII SMP Negeri Megang Sakti ?

    C. Ruang Lingkup Penelitian

    Untuk menghindari konsepsi dan penafsiran yang berbeda dari

    pembaca, maka dalam penelitian ini penulis memberikan batasan-batasan

    sebagai berikut :

    1. Pendekatan PAKEM dengan menggunakan metode eksperimen pada

    materi pokok besaran dan satuan pada kelas VII SMP Negeri Megang

    Sakti.

    2. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah besaran dan satuan

    semester satu tahun pelajaran 2010/2011.

    D. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh penerapan

    pendekatan PAKEM dengan menggunakan metode eksperimen terhadap hasil

    belajar fisika siswa pada materi besaran dan satuan kelas VII SMP Negeri

    Megang Sakti tahun pelajaran 2010/2011.

    4

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    5/56

    E. Manfaat Penelitian.

    Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

    1. Menumbuhkan minat belajar fisika siswa sehingga diharapkan hasil

    belajar siswa meningkat..

    2. Sebagai salah satu informasi pada guru terhadap pembelajaran yang akan

    datang memilih mengunakan pendekatan yang sesuai untuk siswa.

    F. Anggapan Dasar

    Anggapan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui

    pendekatan PAKEM dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitas belajar fisika

    siswa kelas VII SMP Negeri Megang Sakti.

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    5

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    6/56

    A. Deskripsi Teoritik

    Deskripsi teoritik merupakan penjelasan variabel penelitian yang

    dikembangkan dari suatu teori tertentu yang relevan kedalam bentuk

    oprasional dan mudah diukur (grand theory) sehingga menjadi jelas mengapa

    dan bagaimana. Yang menjadi deskripsi teoritik dalam skripsi ini adalah :

    1. Pendekatan Pembelajaran

    Menurut Mangkuprawira (2008 : 1) belajar adalah kegiatan pribadi

    seseorang dalam menggunakan potensi pikiran dan nuraninya baik terstruktur

    maupun tidak tersetruktur untuk memeperoleh pengetahuan, membangun

    sikap dan memiliki ketrampilan tertentu. Sedangkan menurut Sanjaya (2008 :

    1) pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut

    pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan

    tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di

    dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode

    pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,

    pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan

    pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered

    approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat

    pada guru (teacher centered approach).

    Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya

    diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Makmun,

    2003 : 5) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :

    6

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    7/56

    a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out

    put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan

    aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.

    b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way)

    yang paling efektif untuk mencapai sasaran.

    c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan

    dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.

    d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (kriteria) dan patokan

    ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan

    (achievement) usaha.

    Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut

    adalah:

    a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni

    perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.

    b. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang

    dipandang paling efektif.

    c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur,

    metode dan teknik pembelajaran

    d. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau

    kriteria dan ukuran baku keberhasilan.

    2. Pendekatan PAKEM

    Menurut Amir dan Ahmadi (2010 : 133) PAKEM adalah singkatan dari

    pembelajaran aktif, kreaktif, efektif, dan menyenangkan. Aktif dimaksudkan

    7

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    8/56

    bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana

    sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan

    mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si

    pembelajar dalam membanggun pengetahuannya, bukan proses pasif yang

    hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Jika

    pembelajaran tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk berfikir aktif,

    maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif

    dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif,

    yang mampu menghasilkan sesuatau untuk kepentingan dirinya dan orang

    lain.

    Kreatif yang dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang

    beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.

    Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan

    sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga

    waktu curah perhatiannya tinggi. Keadaan aktif dan menyenangkan tidak

    cukup jika proses bembelajaran tidaklah efektif, maka pembelajaran tesebut

    tak ubahnya seperti bermain biasa.

    Secara garis besar, Pakem dapat dideskripsikan sebagai berikut :

    a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

    pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar

    melalui berbuat.

    b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam

    membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai

    8

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    9/56

    sumberbelajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenagkan,

    dan cocok bagi siswa.

    c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar

    yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca

    d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,

    termasuk cara belajar kelompok.

    e. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam

    pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan

    melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

    3. Pengelolaan Kelas PAKEM

    Penataan dan atau pengelolaan kelas dalam PAKEM perlu

    mempertimbangkan enam elemen Constructivist Learning Design (CDL) yang

    dikemukakan oleh Gagnon dan Collay, yaitu situation, groupings, bridge,

    questions, exhibit, and reflections.

    a. Situation, terkait dengan hal-hal berikut : apa tujuan episode pembelajaran

    yang akan dicapai, apa yang diharapkan setelah siswa keluar ruangan

    kelas, bagaimana mengetahui bahwa siswa telah mencapai tujuan, tugas

    apa yang diberikan kepada siswa untuk mencapai tujuan, bagaimana

    deskripsi tugas tersebut (as a process of solving problems, answering

    question, creating metaphors, making decisions, drawing conclusions, or

    setting goals).

    b. Grouping, dapat dilakukan berdasarkan karakteristik siswa atau didasarkan

    pada karakteristik materi.

    9

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    10/56

    c. Bridge, terkait dengan; aktivitas apa yang dipilih untuk menjembatani

    atara pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya dengan

    pengetahuan baru yang akan dibangun siswa.

    d. Question, pertanyaan apa yang dapat membangkitkan tiap elemen desain

    (panduan pertanyan apa yang dapat mengintrodusir situasi, menata

    pengelompokan, dan membangun jembatan), pertanyaan klarifikasi apa

    yang digunakan untuk menengetahui cara berpikir dan aktifitas belajar

    siswa.

    e. Exhibit, bagaimana siswa merekan dan memamerkan kreasi mereka

    melalui demonstrasi cara berpikir mereka dalam menyelesaikan dan atau

    memenuhi tugas.

    f. Reflections, bagaimana siswa melakukan refleksi dalam menyelesaikan

    tugas mereka, apakah siswa ingat tentang (feeling, images, and language

    of their thought), apa sikap, proses, dan konsep yang akan dibawa siswa

    setelah keluar kelas.

    4. Pelaksanaan PAKEM

    Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi

    selama proses pembelajaran. Pada saat yang sama, gambaran tersebut

    menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan

    keadaan tersebut. Berikut adalah tabel 1.1 beberapa contoh kegiatan

    pembelajaran dan kemampuan guru yang bersesuaian.

    Tabel 1.1

    Contoh kegiatan Pembelajaran PAKEM

    10

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    11/56

    Kemampuan Guru Kegiatan Pembelajaran

    1. Guru merancang dan mengelola KBM

    yang mendorong siswa untuk berperan

    aktif dalam pembelajaran.

    Guru melaksanakan pembelajaran

    dalam kegiatan yang beragam,

    misalnya:

    Percobaan Diskusi kelompok Memecahkan masalah Mencari informasi Menulis laporan/cerita/puisi Berkunjung keluar kelas

    2. Guru menggunakan alat bantu dansumber belajar yang beragam.

    Sesuai mata pelajaran, guru

    menggunakan, misal:

    Alat yang tersedia atau yang dibuatsendiri

    Gambar Studi kasus Nara sumber Lingkungan

    3. Guru memberi kesempatan kepada

    siswa untuk mengembangkan

    keterampilan.

    Siswa:

    Melakukan percobaan, pengamatan,atau wawancara

    Mengumpulkan data / jawaban danmengolahnya sendiri

    Menarik kesimpulan Memecahkan masalah, mencari

    rumus sendiri

    Menulis laporan/hasil karya laindengan kata-kata sendiri

    4. Guru memberi kesempatan kepada

    siswa untuk mengungkapkan

    gagasannya sendiri secara lisan atau

    tulisan.

    Melalui:

    Diskusi Lebih banyak pertanyaan terbuka Hasil karya yang merupakan

    pemikiran anak sendiri

    Kemampuan Guru Kegiatan Pembelajaran

    11

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    12/56

    5. Guru menyesuaikan bahan dan

    kegiatan belajar dengan kemampuan

    siswa.

    Siswa dikelompokkan sesuai dengankemampuan (untuk kegiatan

    tertentu) Bahan pelajaran disesuaikan dengan

    kemampuan kelompok tersebut.

    Tugas perbaikan atau pengayaandiberikan

    6. Guru mengaitkan KBM dengan

    pengalaman siswa sehari-hari. Siswa menceritakan atau

    memanfaatkan pengalamannya

    sendiri.

    Siswa menerapkan hal yangdipelajari dalam kegiatan sehari-hari

    7. Menilai KBM dan kemajuan belajarsiswa secara terus menerus. Guru memantau kerja siswa Guru memberikan umpan balik

    5. Kelebihan PAKEM

    Menurut Anisah (2009 : 1) bahwasannya PAKEM memiliki beberapa

    kelebihan diantaranya sebagai berikut :

    a. Pembelajaran lebih menarik/kreatif.

    Dengan kata lain, pembelajaran dengan menggunakan metode

    PAKEM dirasa lebih menyenangkan. Penggunaan beberapa media dan

    sumber pembelajaran yang beragam dalam metode PAKEM sangat

    membantu siswa untuk mempermudah proses belajarnya. Dalam metode

    pembelajaran ini, siswa juga diberi kesempatan untuk ikut berperan aktif

    dalam proses belajar mengajar. Siswa memiliki kesempatan untuk

    mengungkapkan gagasan-gagasannya dan mengembangkan

    keterampilannya. Kemampuan berpikir siswa dan karya-karyanya sangat

    dihargai sehingga sangat memotivasi siwa untuk belajar dengan lebih baik

    lagi.

    b. Pembelajaran lebih variatif.

    12

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    13/56

    Metode PAKEM ini memberikan kesempatan kepada guru dan

    siswa untuk menciptakan suasana pembelajaran dengan menggunakan

    beberapa metode pembelajaran, tidak monoton dengan satu metode

    pembelajaran. Dan dalam beberapa hal pula, seseorang siswa dapat

    melakukan kegiatan melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara

    kemudian mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri.

    6. Pengaruh Pendekatan PAKEM terhadap Hasil Belajar

    Menurut Syaipuddin (2007 : 1) bahwasannya pendekatan PAKEM tidak

    hanya dapat meningkatkan aspek kognitif siswa namun juga aspek afektif dan

    psikomotorik. Implementasi PAKEM akan memberikan suasana pelajaran

    aktif, kreaktif efektif namun tetap menyenangkan dan memudahkan

    pemahaman konsep-konsep sehingga prestasi belajar meningkat. Sedangkan

    menurut Septiono (2007 : 1) dengan kegiatan PAKEM dan program

    PAKEM dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan mutu

    pendidikan.

    7. Pendekatan PAKEM dengan Metode Eksperimen

    Berbagai metode dapat dikembangkan dan digunakan dalam suatu

    kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara dalam menyajikan

    (menguraikan materi, memberi contoh dan memberi latihan) isi pelajaran

    kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, menurut Heriawan (dalam

    Masita, 2009 : 1). Tidak setiap metode sesuai digunakan dalam pembelajaran

    tertentu. Karena itu, guru harus dapat memilih metode yang sesuai agar tujuan

    pembelajaran daprt tercapai.

    13

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    14/56

    Ada berbagai metode pembelajaran yang bisa digunakan guru dalam

    kegiatan pembelajaran, yaitu metode ceramah, metode demonstrasi, metode

    diskusi, metode permainan dan sebagainya. Salah satu metode yang

    mendorong siswa untuk aktif dan kreatif adalah metode eksperimen. Metode

    eksperimen merupakan metode atau cara dimana guru dan murid bersama-

    sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh

    atau akibat dari sesuatu aksi (Masita, 2009 : 3). Sedangkan menurut Drajadjat

    (dalam Masita, 2009 : 3) metode eksperimen adalah metode percobaan yang

    biasanya dilakukan dalam mata pelajaran tertentu.

    a. Manfaat metode eksperimen :

    1) Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.

    2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.

    3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam

    diri siswa.

    b. Kelebihan metode eksperimen :

    1) Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses

    atau kerja suatu benda.

    2) Dapat melaksanakan metode ilmiah dengan baik.

    3) Menambah keaktifan untuk berbuat dan memecahkan sendiri sebuah

    permasalahan.

    c. Langkah-langkah dalam melakukan metode eksperimen :

    1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

    14

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    15/56

    2) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.

    3) Sebelum guru menetapkan alat yang diperlukan memberikan

    penjelasan langkah-langkah apa saja yang harus dicatat dan variabel-

    variabel apa yang harus dikontrol.

    4) setelah eksperimen dilakukan guru mengumpulkan laporan,

    memproses kegiatan, dan mengadakan tes untuk menguji pemahaman

    siswa.

    8. Hasil Belajar

    Dalam proses belajar mengajar, guru sebagai pengajar dan sekaligus

    pendidik memegang peran dan tanggung jawab yang besar dalam rangka

    membantu meningkatkan keberhasilan siswa. Keberhasilan siswa dalam

    proses belajar mengajar dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor

    interen dari siswa itu sendiri. Proses belajar mengajar dilaksanakan dengan

    maksud untuk melakukan perubahan pada diri sendiri. Perubahan ini dapat

    dilihat dari hasil akhir yang diperoleh siswa. Hasil akhir ini diindetikan

    dengan hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara

    menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya

    (Slameto, 2003 : 5).

    9. Besaran dan Satuan

    A. Besaran

    15

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    16/56

    Besaran yang dimaksud disini adalah besaran fisika. Menurut Marthen

    (2007 : 12) besaran fisika adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan

    dinyatakan dengan angka. Panjang meja belajarmu 125 cm. Massa dirimu 45

    kg. Volum air dalam botol kecil ini 330 mL. Panjang, massa dan volum air

    termasuk besaran fisika. Ini karena ketiganya dapat diukur dan dinyatakan

    dengan angka.

    Sebelum ada kesepakatan internasional, hampir tiap negara memiliki

    satuan panjang sendiri. Sebelum alat ukur panjang dibuat, orang kuno

    menggunakan bagian tubuhnya untuk mengukur panjang. Misalnya, 1 jengkal

    adalah jarak maksimum antara ujung kelingking dan ujung maksimum antara

    ujung kelingking dan ujung ibujari, 1 cubit, dan 1 kaki. Sangatlah penting

    untuk melakukan pengukuran dengan teliti dan hasilnya mudah

    dikomunikasikan ke orang lain. Seperti telah dijelaskan, supaya tidak timbul

    kesalahpahaman, satuan pengukuran haruslah memiliki standar internasional.

    Suatu perjanjian internasional telah menetapkan satuan Sistem Internasional

    (International System of Units), disingkat SI. Dalam SI ditetapkan 7 besaran

    pokok beserta satuannya.

    Tabel 1.2. Besaran pokok dan satuannya dalam SI.

    Besaran pokok Satuan Singkatan

    Panjang Meter m

    Massa Kilogram kg

    Waktu Sekon s

    Suhu Kelvin K

    Besaran pokok Satuan Singkatan

    Kuat arus Ampere A

    16

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    17/56

    Intensitas cahaya Candela cd

    Jumlah molekul Mol mol

    B. Besaran Pokok dan Besaran Turunan

    Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah didefenisikan

    terlebih dahulu. Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diperoleh dari

    besaran pokok. Besaran yang dapat diukur dan memiliki satuan disebut

    besaran fisika. Misalnya, panjang, massa, waktu, suhu, dan lain-lain.

    Sedangkan besaran yang tidak dapat diukur dan tidak memiliki satuan,

    merupakan sesuetu yang tidak termasuk besaran fisika. Contoh yang tidak

    termasuk besaran fisika adalah sedih, senang, kesetian, dan lain-lain,

    (Suryana, 2002 : 2).

    C. Satuan

    Menurut Suryana (2002 : 03) satuan terdiri dari satuan baku dan satuan

    tidak baku. Satuan baku untuk besaran pokok adalam meter, kilogram, sekon,

    ampere, kelvin, kandela, dan mol. Satuan tersebut dinamakan sistem Satuan

    Internasional.

    Selain Sistem satuan internasional, sistem satuan yang tergolong satuan

    baku dan masih digunakan orang adalah sistem satuan Inggris. Misalnya,

    untuk besarang pnjang digunakanfeet(kaki), inch (inci),yard, dan mile (mil),

    sedangkan untuk besaran berat digunakan pound (pon) dan ounce (ons),

    Suryana (2002 : 03).

    17

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    18/56

    Satuan baku adalah satuan-satuan dasar dalam Sistem Internasional (SI).

    Sebelum diperkenalkan dan digunakannya satuan baku, orang telah

    menggunakan ukuran seperti hasta, jengkal, depa, dan langkah. Teryata,

    satuan ini tidak dapat diperlakukan untuk semua daerah atau negara. Misalnya,

    untuk mengukur meja yang panjang 234 cm dengan menggunakan ukuran hsta

    tiga orang dewasa, diperoleh hasil yang berbeda.

    D. Pengkurun Panjang

    1. Panjang

    Panjang adalah besaran fisika yang mengukur jarak antara dua titik.

    Satuan SI dari panjang adalah meter (m). Tanpa alat ukur layak, orang kuno

    menaksir jarak dengan menggunakan panjang lengan (satu cubit) atau panjang

    kaki mereka.

    Supaya hasil ukur panjang tidak membingungkan maka dengan

    menggunakan alat ukur yang layak ditetapkan standar satuan panjang. Standar

    yang baik harus memenuhi tiga syrat :

    b. Tetap, tidak mengalami perubahan dalam keadaan apa pun.

    c. Dapat digunakan secara internasional.

    d. Mudah ditiru.

    Standar panjang internasional yang pertama kali dibuat adalah sebuah

    batang yang terbuat dari campuran platina iridium, yang disebut meter standar.

    Meter standar ini disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional,

    Serves, dekat Paris. Satu meter didefenisikan sebagai jarak antara goresan

    18

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    19/56

    pada meter standar yang bersuhu 0 0 C, sehingga jarak dari kutub utara ke

    khatulistiwa melalui Paris adalah 10 juta meter.

    2. Mengukur Panjang

    Alat ukur panjang yang biasa dipakai antara lain mistar, jangka sorong,

    dan mikro meter sekrup.

    a. Mistar

    Mistar denga sekala terkecil 1 mm disebut mistar besekala mm.

    Mistar dengan sekala terkecil cm disebut mistar bersekala cm. Mistar

    mempunyai tingkatan ketelitian 1 mm atau 0.1 cm. Pembacaan skala pada

    mistar dilakukan dengan kedudukan mata pengamat tegak lurus dengan

    skala mistar yang dibaca.

    b. Jangka Sorong

    Jangka sorong mempunyai nonius atau vernier, yaitu skala yang

    mempunyai panjang 9 mm dan dibagi atas 10 bagian yang sama.

    Perbedaan satu bagian skala nonius dengan satu skala utama adalah 0.1

    mm, sehingga tingkat ketelitian jangka sorong adalah sebesar 0.1 mm.

    Bagian penting yang terdapat pada jangka sorong adalah :

    1) Rahang tetap yang memiliki skala utama.

    2) Rahang sorong (dapat digeser-geser) yang memiliki skala nanius.

    c. Mikrometer Skrup

    Alat ukur panjang ini memiliki tingkat ketelitian yang paling tinggi

    yaitu sebesar 0.01 mm. Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk

    mengukur benda yang sangat tipis, misalnya tebal kertas.

    19

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    20/56

    3. Alat Ukur Massa

    Alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah

    neraca. Berbagai jenis neraca yang biasa digunakan alaha neraca batang antara

    lain neraca sama lengan, neraca tiga lengan , neraca empat lengan.

    B. Hipotesis

    Hipotesis adalah jawaban terhadap masalah penelitian yang secara

    teositis dianggap paling mungkin atau paling tidak mungkin tingkat

    kebenarannya ( Margono, 2009 : 67 ). Yang menjadi hipotesis dalam

    penelitian ini adalah Dengan penerapan pendekatan PAKEM dapat

    meningkatkan hasil belajar fisika siswa pada mata materi besaran dan satuan

    kelas VII SMP Negeri Megang Sakti.

    20

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    21/56

    BAB III

    METODELOGI PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    1. Variabel Penelitian

    Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

    dalam sebuah penelitian (Arikunto, 2002 : 96). Dalam penelitian ini terdiri

    dari dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas, yaitu :

    a. Variabel bebas (X1 )

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan

    pendekatan PAKEM

    b. Variabel terikat (X 2 )

    Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar fisika siswa.

    Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes postes yang

    melibatkan dua kelompok, menurut Rusffendi (dalam Marpolisa 2007 : 9)

    dapat digambarkan sebagai berikut :

    A O X 1 O

    A O X 2 O

    Keterangan :

    A = Acak kelas

    O = Tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) pada kelas eksperimen dan

    kelas kontrol

    21

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    22/56

    X1 = Kelas eksperimen, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

    PAKEM

    X 2 = Kelas kontrol, pembelajaran tanpa menggunakan pendekatan

    PAKEM

    2. Metode Penelitian

    Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

    mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006 : 160). Metode penelitian

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental

    (eksperimen murni) yaitu : penelitian yang membandingkan dua kelaompok

    sasaran penelitian. Satu kelompok diberikan perlakuan khusus tertentu dan

    satu kelompok lagi pada suatu keadaan yang pengaruhnya dijadikan

    pembanding (Margono, 2009 : 110)

    B. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu

    ruang lingkup dan waktu tertentu (Margono, 2009 : 118). Yang menjadi

    populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

    Megang Sakti Tahun pelajaran 2010/2011. Populasi dalam penelitian ini dapat

    dilihat pada tabel 2.1.

    Tabel 2.1.

    Populasi Penelitian

    No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa

    1 VII. 1 16 16 32

    2 VII.2 14 18 32

    3 VII.3 14 18 32

    22

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    23/56

    No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa

    4 VII.4 15 17 32

    5 VII.5 15 17 326 VII.6 16 17 33

    Jumlah 193ss

    Sumber : Tata Usaha SMP Negeri Megang Sakti Tahun 2010

    2. Sampel

    Sampel adalah sebagai bagian dari populasi (Margono, 2009 : 121).

    Dalam penelitian ini sampel diambil secara acak dari populasi sebanyak lima

    kelas, penentuan sampel menggunakan sampel acak dengan cara pengundian.

    Maka didapat sampel yang akan diteliti yaitu dua kelas VII.3 dan VII.4.

    C. Teknik Pengumpulan Data

    Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam

    penelitian ini adalah teknik tes dan angket.

    1. Angket

    Angket befungsi sebagai alat pengumpulan data. Data tersebut berupa

    keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap, pendapat mengenai

    suatu hal Suherman dan Sukaya (dalam Poniyem, 2009 : 27). Angket dalam

    penelitian ini digunakan untuk mengetahui respon siswa setelah mengikuti

    pembelajaran fisika dengan pendekatan PAKEM. Jumlah angket terdiri dari

    10 pertanyaan dan angket ini hanya diberikan pada kelas eksperimen.

    2. Tes

    Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk

    mengatasi atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara aturan-aturan

    yang sudah ditentukan (Arikunto, 2009 : 53). Teknik tes yang digunakan

    23

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    24/56

    bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikan pembelajaran

    dengan pendekatan PAKEM. Jumlah dan bentuk tes adalah 5 soal tertulis

    esay.

    D. Teknik Analisis Data

    Subagiyo (dalam Poniyem, 2009 : 35), mengemukakan bahwa analisis

    data merupakan yang cukup berat dalam merumuskan guna terjawab suatu

    permaslahan dan mewujudkan rumusan tersebut mudah untuk dicerna secara

    nalar dan runtun. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini

    terhadap hasil belajar adalah sebagai berikut :

    1. Analisis Data Angket Hasil Penerapan Pendekatan Pembelajaran Aktif,

    Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

    Setelah diperoleh data angket, maka data tersebut dianalisis dengan

    menggunakan skor jawaban dan akan digolongkan dalam interval seperti

    tercantum dalam tabel 2.2 berikut :

    Tabel 2.2

    Skor jawaban Setiap Item Pertanyaan Angket

    Jawaban Skor

    Sangat Setuju 4

    Setuju 3

    Tidak Setuju 2Sangat Tidak Setuju 1

    Sumber : Erman (1990 : 72)

    Lembar angket siswa berjumlah 10 butir pertanyaan, skor tertinggi tiap

    butir pertanyaan adalah, maka skor tertinggi adalah 4 x 10 = 40, sedangkan

    skor terendah tiap butir pertanyaan adalah 1, sehingga akor terendah 1 x 10 =

    10.

    24

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    25/56

    Kisaran nilai tiap kriteria =angketbutirtiaptertinggiskor

    terendahskornkeseluruhatertinggiskor

    =4

    1040 =

    4

    30= 7,5 8 Jadi kriteria = 8

    Jadi, kisaran skor penilaian untuk lembar angket siswa dapat dilihat

    pada tabel 2.3 berikut :

    Tabel 2.3

    Interval Katagori Penilaian Angket

    Katagori respon Siswa Interval

    Sangat Kurang 10-17

    Kurang 18-25

    Baik 26-33

    Sangat Baik 34-40

    Sumber ; Erman (1990 : 75)

    2. Analisis Data Tes Hasil Belajar Siswa

    Data tes hasil belajar didapat dengan memeriksa lembar tes siswa,

    kemudian dianalisis untuk melihat tingkat pencapaian hasil belajar setelah

    diterapkan pendekatan PAKEM pada materi besaran dan satuan.

    Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data tes

    hasil belajar siswa, yaitu :

    a. Membuat kunci jawaban dan memberikan skor pada masing-masing

    jawaban soal

    b. Memeriksa jawaban siswa

    c. Memberikan skor dari hasil jawaban siswa sesuai dengan skor patokan

    yang telah ditetapkan dimana pemberian skor disesuaikan dengan tingkat

    kesulitan soal yang diberikan.

    d. Menentukan Nilai rata-rata ( X ) dan Simpangan Baku (s)

    25

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    26/56

    n

    xx i

    = (Sudjana, 2002 : 67)

    ( )1

    =n

    xxs i (Sudjana, 2002 : 93)

    e. Menentukan Uji Normalitas

    Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui normal/tindaknya suatu

    data. Rumus yang digunakan dalam uji normalitas adalah uji kecocokan

    chi-Kuadrat ( 2x ) yaitu :

    ( )

    h

    ho

    f

    ffx

    2

    2 = (Arikunto, 2006 : 290)

    Keterangan : 2x = Harga Chi-Kuadrat yang dicari

    of = Frekuensi dari hasil observasi

    hf = Frekuensi dari hasil yang diharapkan

    f. Uji Homogenitas

    Uji Homogenitas Varians antara kelompok eksperimen dan kelompok

    kontrol dimaksudkan untuk mengetahui keadaan varian kedua kelompok

    sama ataukah berbeda. Pengujian homogenitas ini mengujikan varians dua

    peubah.

    Dimana dk1 = (n1 - 1), dan dk2 = (n 2 - 1).

    Uji Statistik menggunakan uji Varians (F), dengan rumus :

    F =Vterkecil

    Vterbesaratau F = 2

    2

    2

    1

    s

    s(Sudjana, 1992 : 249)

    Dengan kriteria pengujinya adalah F

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    27/56

    g. Uji-t

    karena simpangan baku populasi tidak diketahui, maka uji hipotesis

    menggunakan uji-t dengan rumus yaitu :

    t =

    21

    21

    11

    nn

    XX

    s +

    (Sudjana, 2002 : 239)

    Keterangan :

    t = Angka kritis distribusi student t

    x = Nilai rata-rata sampel

    s = Menyatakan simpangan baku.

    n = Banyak data.

    E. Uji Coba Instrumen Penelitian

    Sebelum tes dilakukan terlebih dahulu soal diuji coba. Uji coba tes

    dilakukan untuk mengetahui kualitas dan mutu soal yang akan digunakan

    sebagi alat pengumpulan data. Uji coba instrumen akan dilaksanakan dikelas

    VII SMP Negeri Megang Sakti . Tes dikatakan baik sebagai alat pengukur,

    harus memenuhi kriteria tes yaitu untuk mengetahui apakah soal tersebut valid

    dan reliabel untuk digunakan, juga untuk mengetahui daya pembeda dan

    tingkat kesukarannya. Kriteria tes tersebut dijabarkan sebagai berikut :

    27

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    28/56

    1. Validitas

    a. Validitas Pakar Untuk Lembar Angket

    Dua orang validator menggunakan instrumen yang sama mengamati

    variabel yang sama. Kedua validator tersebut diminta untuk menilai sesuai

    dengan instrumen pengamatan yang diucicobakan yaitu :

    1) Pakar A Nely Andriani, M.Si.

    2) Pakar B Ida Kurnia, S.Pd.

    Mereka berasumsi bahwa angket siap untuk disebarkan kepada siswa.

    b. Validitas Soal

    Validitas adalah suatu ukuran yang menujukkan tingkatan-tingkatan

    kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen yang valid atau

    sasih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid

    memiliki validitas rendah.

    ( ) ( )

    ( ) ( ) } ( ) ( ) }{{ 2222)(

    YYNXXN

    YXXYNrxy

    = Arikunto (2006 : 170)

    Interprestasi yang lebid rinci mengenai nilai rxy tersebut dibagi kedalam

    kategori sebagai berikut, Suherman dan sukajaya (dalam Poniyem, 2009 : 29)

    rxy 0,00 Tidak valid

    0,00 < r xy 0,20 Validitas sangat rendah

    0,20 < r xy 0.40 Validitas rendah (kurang)

    0.40 < r xy 0,60 Validitas sedang (cukup)

    0.60 < r xy 0,80 Validitas tinggi (baik)

    28

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    29/56

    0.80 < r xy 1,00 Validitas sangat tinggi

    Hasil perhitungan validitas soal (lampiran A), dapat dilihat pada tabel

    2.4.

    Tabel 2.4

    Hasil analisis Validitas

    No Nilai r xy t itungh tabelt Keterangan

    1 0,70 6,20 3,04 Valid

    2 0,29 1,90 3,04 Tidak valid

    3 0,46 3,20 3,04 Valid4 0,49 3,60 3,04 Validitas Sedang

    5 0,78 7,28 3,04 Validitas Tinggi

    6 0,72 6,60 3,04 Validitas Tinggi

    7 0,72 6,60 3,04 Valid

    8 0,65 5,45 3,04 Valid

    2. Reabilitas Instrumen

    Reabilitas menujukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument

    cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena

    instrument tersebut sudah baik.

    =

    t

    b

    k

    kr

    2

    2

    11 11

    Arikunto (2006 : 196)

    Keterangan :

    r11 = Reabilitas instrument

    k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

    2

    b = Jumlah varians butir

    2

    t = Varians total

    29

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    30/56

    Interprestasi yang lebid rinci mengenai nilai r11 tersebut dibagi kedalam

    kategori sebagai berikut Suherman dan Sukajaya (dalam Poniyem, 2009 : 31)

    r11 0,20 Reabilitas sangat rendah

    0,20 r 11 0,40 Reabilitas rendah

    0,40 r 11 0,60 Reabilitas sedang

    0,60 r 11 0,80 Validitas tinggi

    0,80 r 11 0,10 Validitas sangat tinggi

    Setelah hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus alpha

    diatas (Lampiran B) diperoleh koefisien sebesar 0,71 ini berarti soal tes

    tersebut mempunyai derajat reabilitas tinggi dan dapat dipercaya sebagai alat

    ukur.

    3. Daya Beda

    Daya beda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan

    sebuah soal tersebut untuk membedakan antara siswa yang pandai

    (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan

    rendah).

    BA

    BA

    SISI

    JSJS

    DP /

    =

    Keterangan : DP = Indeks daya beda

    JS A = Jumlah sekor kelompok atas

    JSB = Jumlah sekor kelompok bawah

    SIA /SIB = Jumlah sekor ideal salah satu kelompok

    (kelompok atas atau kelompok bawah)

    30

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    31/56

    Klasifikasi interprestasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan

    adalah :

    DP 0.00 Sangat jelek

    0.0 < DP 0.20 Jelek

    0.20 < DP 0.40 Cukup

    0.40 < DP 0.70 Baik

    0.70 < DP 1.00 Sangat baik

    Dari perhitungan (lampiran A) dapat dikemukakan rekapitulasi hasil

    analisis daya pembeda tes penguasaan materi besaran dan satuan, seperti pada

    tabel 2.5 berikut :

    Tabel 2.5

    Hasil analisis Daya Pembeda

    No Jumlah skor

    Kelompok

    Atas

    Jumlah Skor

    Kelompok

    Bawah

    Jumlah

    Skor Ideal

    Daya

    Pembeda

    Keterangan

    1 37 18 40 0,48 Baik

    2 19 14 20 0,25 Cukup

    3 51 37 60 0,23 Cukup

    4 78 37 120 0,34 Cukup

    5 98 21 120 0,64 Baik

    6 94 29 120 0,54 Baik

    7 95 40 120 0,46 Baik 8 44 23 40 0,53 Baik

    4. Tingkat Kesukaran

    Hasil evaluasi dari seperangkat tes yang baik akan menghasilkan skor

    atau nilai membentuk distribusi normal. Jika soal terlalu sulit, maka frekuensi

    distribusi yang paling banyak terletak pada skor yang rendah. Jika soal seperti

    31

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    32/56

    ini sering diberikan pada siswa, akan mengakibatkan siswa menjadi putus asa.

    Sebaliknya jika soal terlalu mudah, maka frekuensi distribusi yang paling

    banyak terletak pada skor yang tinggi sehingga kurang merangsang siswa

    untuk meningkatkan motivasi belajar.

    Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti perlu mengetahui derajat

    kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut Indeks

    kesukaran.

    BA

    BA

    SISI

    JSJSIK

    ++

    =

    Klasifikasi interprestasi untuk indeks kesukaran yang banyak digunakan

    adalah :

    IK = 0.00 Soal terlalu sukar

    0.00 < IK 0.30 Soal sukar

    0.30 < IK 0.70 Soal sedang

    0.70 < IK 1.00 Soal mudah

    Dari perhitungan (lampiran A) dapat dikemukakan rekapitulasi hasil

    analisis tingkat kesukaran tes penguasaan materi besaran dan satuan, seperti

    pada tebel 2.6 berikut ini :

    Tabel 2.6

    Hasil analisis tingakt Kesukaran

    No Jumlah skor

    Kelompok

    Atas

    Jumlah Skor

    Kelompok

    Bawah

    Jumlah

    Skor Ideal

    A/B

    Indeks

    Kesukaran

    Keterangan

    1 37 18 40 0,69 Sedang

    2 19 14 20 0,83 Mudah

    3 51 37 60 0,73 Mudah

    4 78 37 120 0,48 Sedang

    32

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    33/56

    No Jumlah skor

    Kelompok

    Atas

    Jumlah Skor

    Kelompok

    Bawah

    Jumlah

    Skor Ideal

    A/B

    Indeks

    Kesukaran

    Keterangan

    5 98 21 120 0,50 Sedang

    6 94 29 120 0,51 Sedang

    7 95 40 120 0,56 Sedang

    8 44 23 40 0,50 Sedang

    Tabel 2.7

    Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba Hasil Belajar

    No Validitas Daya Pembeda Indeks

    Kesukaran

    Ket

    1 0,7

    0

    Valid 0,48 Baik 0,69 Sedang Dipakai

    2 0,2

    9

    Tidak valid 0,25 Cukup 0,83 Mudah Tidak

    dipakai

    3 0,4

    6

    Valid 0,23 Cukup 0,73 Mudah Tidak

    dipakai

    4 0,4

    9

    Validitas Sedang 0,34 Cukup 0,48 Sedang Tidak

    Dipakai

    5 0,7

    8

    Validitas Tinggi 0,64 Baik 0,50 Sedang Dipakai

    6 0,7

    2

    Validitas Tinggi 0,54 Baik 0,51 Sedang Dipakai

    7 0,7

    2

    Valid 0,46 Baik 0,56 Sedang Dipakai

    8 0,6

    5

    Valid 0,53 Baik 0,50 Sedang Dipakai

    F. Prosedur Penelitian

    Tahap atau prosedur yang akan dilaksankan tersebut meliputi :

    a. Tahapan persiapan, pada tahap ini meliputi pembuatan proposal,

    melaksanakan seminar proposal, dan pembuatan instrument tes.

    b. Tahap pelaksanaan, pada tahap ini meliputi observasi dan pemberian tes.

    c. Tahap analisis data, meliputi pengumpulan data atau pensekoran, analisis, dan

    menarik kesimpulan.

    33

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    34/56

    G. Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri Megang Sakti kelas VII.3 dan

    VII.4 yang berjumlah 64 siswa pada semester ganjil tahun pelajaran

    2010/2011. pelaksanaan dimulai pada 19 Juli sampai 07 Agustus yang

    dilakukan secara langsung oleh peneliti. Materinya besaran dan satuan. Jumlah

    pertemuan adalah 6 kali pertemuan.

    34

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    35/56

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    Pembelajaran fisika dengan pembelajaran PAKEM ini diajarakan pada

    siswa kelas VII SMP Negeri Megang Sakti dengan uraian materi pokok yaitu

    besaran dan satuan. Jumlah semua siswa kelas X pada sekolah ini adalah 193

    orang, yang terdiri dari 6 kelas.

    Dari seluruh Kelas VII diambil 2 kelas secara undian untuk dijadikan

    sebagai sampel penelitian. Dari hasil undian dan wawancara langsung dengan

    guru mata pelajaran fisika kelas VII menyatakan bahwa kelas VII memiliki

    kemampuan relatif sama (homogen). Setelah dilakukan pengundian, kelas VII.3

    dan VII.4 terpilih sebagai sampel.

    Dalam penelitian ini, peneliti memeberikan perlakuan pembelajaran

    dengan menggunakan pendekatan PAKEM pada kelas eksperimen, dan

    memberikan pembelajaran tanpa menggunakan pendekatan PAKEM pada kelas

    kontrol.

    Sebelum pertemuan pertama dilaksana di kelas eksperimen, peneliti

    mengadakan sosialisasi tentang pembelajaran fisika dengan menggunakan

    pendekatan PAKEM (pembelajaran Aktif, Kreaktif, Efektif, dan

    Menyenangkan). Sosialisasi ini perlu dilakukan karena PAKEM ini belum

    pernah diterapkan sebelumnya. Peneliti juga menginformasikan materi yang

    akan diajarkan dengan pendekatan PAKEM yaitu materi besaran dan satuan.

    35

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    36/56

    Jumlah pertemuan tatap muka yang dilakukan adalah enam kali

    pertemuan yaitu mulai tanggal 20 Juli sampai tanggal 07 Agustus 2010. dengan

    rincian satu kali uji coba instrumen di kelas VII.3 dan VII.4, satu kali pretes

    pada awal penelitian, tiga kali proses pembelajaran dengan menggunakan

    pendekatan PAKEM di kelas eksperimen dan tanpa menggunakan pendekatan

    PAKEM di kelas kontrol dan dilanjutkan satu kali postes pada akhir

    pembelajaran. Dalam pertemuan tatap muka pada kelas eksperimen siswa

    diberikan lembar kerja siswa (LKS) dan siswa diminta untuk mengerjakan

    lembar kerja yang diberikan guru secara kelompok. Saat mengerjakan lembar

    keraja siswa setiap anggota kelompok menguasai materi yang diberikan oleh

    guru dan angota harus dapat bekerja sama dengan baik. Setelah proses

    pembelajaran selesai guru memberikan kuis pada akdir pembelajaran, pada saat

    kuis berlangsung siswa tidak boleh saling membantu. Alokasi waktu untuk

    setiap kali pertemuan untuk proses pembelajaran adalah 2 x 45 menit (2 jam

    pembelajaran). Sedangkan alokasi waktu untuk pretes dan postes adalah 1 x 45

    menit (1 jam pembelajan).

    1. Data Angket

    Angket diberikan pada akhir pembelajaran PAKEM ( Pembelajaran

    aktif, Kreaktif, Efektif, dan Menyenangkan) lembar angket terdiri dari 10

    pertanyaan dan diberikan hanya pada kelas eksperimen. Lembar angket ini

    dimaksudkan untuk mengetahui respon siswa setelah mengikuti pembelajaran

    fisika dengan pendekatan PAKEM.

    36

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    37/56

    Rekapitulasi data respon siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan

    pendekatan PAKEM dapat dilihat 3.1.

    Tabel 3.1

    Rekapitulasi Data Respon Siswa Dalam Pembelajaran Fisika dengan

    Pendekatan PAKEM (pembelajaran Aktif, Kreaktif, Efektif, dan

    Menyenangkan)

    Responden Item Pernyataan Jumlah

    Skor

    Respon

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    T 1 1 4 3 4 4 3 3 3 3 4 33 Baik

    T 2 3 2 2 2 3 2 3 4 2 3 26 Baik

    T 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 32 Baik

    T 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 32 Baik

    T 5 1 3 2 3 3 2 3 3 2 3 25 Kurang

    T 6 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 36 Sangat Baik

    T 7 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 33 Baik

    T 8 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 34 Sangat Baik

    T 9 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 33 Baik

    T 10 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 36 Sangat Baik

    T 11 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 35 Sangat Baik

    T 12 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 32 Baik

    T 13 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 34 Sangat Baik T 14 3 2 2 3 3 2 2 4 2 2 25 Kurang

    T 15 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 33 Baik

    T 16 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 30 Baik

    T 17 4 4 4 2 2 3 4 4 4 3 34 Sangat Baik

    T 18 1 4 4 3 3 4 4 2 4 3 32 Baik

    T 19 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 36 Sangat Baik

    T 20 1 4 4 4 4 3 4 1 3 4 32 Baik

    T 21 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 33 Baik

    T 22 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 35 Sangat Baik

    T 23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Sangat Baik T 24 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 35 Sangat Baik

    T 25 4 2 2 4 4 3 4 3 2 4 32 Baik

    T 26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Baik

    T 27 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 35 Sangat Baik

    T 28 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 35 Sangat Baik

    T 29 4 2 2 4 4 3 1 4 3 2 29 Baik

    T 30 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 31 Baik

    T 31 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 33 Baik

    T 32 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 32 Baik

    37

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    38/56

    Berdasarkan hasil analisis angket yang diberikan kepada 32 siswa, dapat

    dilihat bahwa sebagian besar respon siswa terhadap pembalajar fisika dengan

    pendekatan PAKEM dalam kategori baik dan sangat baik.

    2. Kemampuan Awal Siswa

    Kemampuan awal siswa sebelum diberikan pembelajaran dengan materi

    besaran dan satuan merupakan data penelitian yang diperoleh dari hasil tes

    awal(pretes). Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa

    baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pretes ini dilakukan untuk

    mengetahui kemampuan apakah kedua kelas tersebut memiliki kemampuan

    awal yamg sama atau tidak sebelum dilakukan penerapan pembelajaran. Dari

    hasil perhitungan tes awal (lampiran C) dapat dikemukakan rekapitulasi rata-

    rata (x ) dan simpangan baku (s ) dari tes awal pada tabel 3.2

    Tabel 3.2

    Skor Rata-rata (x ) dan Simpangan Baku (s ) Tes Awal

    Kelas Skor Rata-Rata Simpangan Baku

    Eksperimen

    Kontrol

    57,34

    50,0

    14,04

    13,65

    Berdasarkan Tabel 3.2 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata (x )

    kelas eksperimen sebesar 57,34 dan simpangan baku (s ) sebesar 14,49

    sedangkan kelas kontrol skor rata-rata ( x ) sebesar 50,0dan simpangan baku (

    s ) sebesar 13,65. dari data di atas menujukkan bahwa kemampuan awal

    antara kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama, karena kedua kelas

    sama-sama belum diberi perlakuan pembelajaran, sehingga pada tahap

    38

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    39/56

    selanjutnya dapat diberi perlakuan pembelajaran pada masing-masing kelas,

    dimana pada kelas eksperimen dengan penerapan pendekatan PAKEM dan

    pada kelas kontrol tanpa penerapan pendekatan PAKEM.

    3. Kemampuan Akhir Siswa

    Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi besaran dan satuan

    merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

    Kemampuan siswa diperoleh melalui tes akhir. Pelaksanaan tes akhir

    dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti

    pembelajaran yang diterapkan. Tes akhir digunakan untuk mengetahui

    pengaruh penerapan pendekatan PAKEM terhadap hasil belajar siswa kelas

    VII SMP Negeri Megang Sakti.

    Dari hasil perhitungan data tes akhir (lampiran C) dapat dikemukakan

    rekapitulasi skor rata-rata (x ) dan simpangan baku (s ) dari hasil data tes

    akhir pada tabel 3.3

    Tabel 3.3

    Skor Rata-rata (x ) dan Simpangan Baku (s ) Tes Akhir

    Kelas Skor Rata-Rata Simpangan Baku

    Eksperimen

    Kontrol

    73.59

    60,59

    11.04

    12.26

    Berdasarkan tabel 3.3, dapat dilihat bahwa skor rata-rata kelas

    eksperimen lebih besar dari pada skor rata-rata kelas kontrol. Skor rata-rata ( x

    ) tes awal kelas eksperimen adalah 57,34 sedangkan skor rata-rata ( x ) tes

    39

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    40/56

    akhir adalah 73,90, berarti terjadi peningkatan rata-rata skor sebesar 16,56.

    skor rata-rata (x ) tes awal kelas kontrol adalah 50,0 sedangkan skor rata-rata (

    x ) tes akhir adalah 60,59, berarti terjadi peningkatan rata-rata skor sebesar

    10,59. hal ini menujukan bahwa peningkatan skor rata-rata hasil belajar kelas

    eksperimen lebih tinggi dari pada peningkatan skor rata-rata belajar kelas

    kontrol.

    4. Uji Homogenitas Tes Awal (pretes)

    Data ini berfungsi untuk mencari kehomogenan dari kedua kelas untuk

    diberi perlakuan selanjutnya. Hasil rekapitulasi data homogenitas tes awal

    (pretes) dapat dilihat pada tabel 3.4

    Tabel 3.4

    Hasil Uji Homogenitas Tes Awal (pretes)

    Kelas dk F hitung F tabel Keterangan

    Tes Akhir 31;31 1,05 2,73 Homogen

    Pada tabel di atas menujukkan bahwa varians kedua kelompok yang

    dibandingkan pada tes awal adalah homogen karena tabelhitung FF < . Dengan

    demikian kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat diberikan perlakuan

    selanjutnya.

    B. Pengujian Hipotesis

    1. Uji Normalitas

    40

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    41/56

    Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik (lampiran C) mengenai uji

    normalitas data dengan taraf kepercayaan ,05,0= jika tabelhitung xx 22 < , maka

    data berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas tes akhir untuk kedua

    kelompok dapat dilihat pada tabel 3.5

    Tabel 3.5

    Hasi Uji Normalitas Tes Akhir

    Kelas x hitung dk x tabel Keterangan

    Eksperimen

    Kontrol

    4,5319

    6,2863

    5

    6

    11,07

    12,59

    Normal

    Normal

    Berdasarkan Tabel 3.5 di atas menujukkan nilai hitumgx2

    data tes akhir

    pada kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari tabelx2 . Berdasarkan

    ketentuan uji normalitas bahwa masing-masing kelas untuk data tes akhir pada

    kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal pada tarafkepercayaan 05,0= dan derajat kebebasan (dk) = 5.

    2. Uji Homogenitas

    Dari hasil perhitungan statistik (lampiran C) tentang uji homogenitas,

    jika tabelhitung FF < maka varians dari kelas eksperimen dan kelas kontrol

    adalah homogen. Hasil uji homogenitas varians tes akhir pada taraf

    kepercayaan 05,0= dapat dilihat pada tabel 3.6

    Tabel 3.6

    Data Uji Homogenitas Skor Tes akhir

    dk F 2 hitung F2

    tabelKeterangan

    Tes Akhir 31;31 1,23 2,73 Homogen

    41

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    42/56

    Pada tabel di atas menujukkan bahwa varians kedua kelas yang

    dibandingkan pada tes akhir adalah homogen tabelhitung FF < .

    3. Uji Hipotesis

    Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas, maka kedua kelompok

    data tes akhir adalah normal dan homogen. Dengan demikian uji kesamaan

    dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk tes akhir

    menggunakan rumus uji-t. Hasil uji-t (lampiran C) untuk data tes akhir dapat

    dilihat pada tabel 3.7

    Tabel 3.7

    Uji Kesaman Dua Rata-rata Tes Akhir

    hitungt dk tabelt Kesimpulan

    Tes Akhir 4,49 62 2,00hitungt < tabelt Tolak Ho

    Hipotesis statistik yang diuji adalah :

    Ha : Adanya pengaruh pembelajaran dengan penerapan pendekatan PAKEM

    dengan menggunakan metode eksperimen terhadap hasil belajar fisika

    65

    Ho : Tidak adanya pengaruh pembelajaran dengan penerapan pendekatan

    PAKEM dengan menggunakan metode eksperimen terhadap hasil

    belajar fisika 65.

    Selanjutnya t hitung dibandingkan dengan t tabel pada daftar distribusi t

    dengan derajat kebebasan dk ( )221 + nn = 62, = 0,05 diperoleh t tabel =

    42

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    43/56

    2,00. dengan demikian t hitung (4,49) > t tabel ( 2,00), hal ini berarti Ho ditolak

    dan Ha diterima.

    Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat

    diterima kebenarannya, karena uji-t didapat t hitung (4,49) > t tabel ( 2,00) dengan

    taraf nyata = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh

    pembelajaran dengan penerapan pendekatan PAKEM dalam meningkatkan

    hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP Negeri Megang Sakti adalah baik.

    C. Pembahasan

    Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel yang berjumlah 64

    siswa yang terdiri dari kelas VII.3 berjumlah 32 siswa dan VII.4 yang

    berjumlah 32 siswa. Untuk kedua kelas yang berdistribusi normal dan berasal

    dari populasi yang homogen. Sedangkan nilai rata-rata dan simpangan bauku

    kelas VII.3 adalah1x = 73.59,

    2

    iS = 11.04 dan kelas VII.4 adalah 1x = 60,59,

    2

    iS = 12.26.

    Dari perhitungan didapat harga t hitung adalah 4,49 dan harga t tabel 2,00,

    harga t hitung > t tabel. Hal ini menujukan bahwa pendekatan PAKEM lebih baik.

    Pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PAKEM pada materi

    besaran dan satuan siswa menjadi aktif, kreaktif, efektif dan menyenagkan.

    Hal ini dikarenakan pendekatan PAKEM menuntut siswa untuk lebih

    kreatif dalam mencari ide-ide dan lebih aktif dalam mengerjakan tugas,

    contohnya permasalahan yang diberikan melalui lembar kerja siswa, dimana

    43

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    44/56

    di dalamnya berisikan permasalahan dan petunjuk melakukan uji coba, dimana

    permasalahan tersebut adalah : Bagaimana siswa dapat melakukan pengukuran

    panjang dan pengukuran luas dan volume. Dalam mengerjakan tugas tersebut

    siswa diberikan kebebasan untuk menentukan bahan yang ada di depan kelas

    dan mereka harus dapat memilih bahan sesuai dengan alat yang akan

    digunakan, dan siswa harus menyelasaikan tepat waktu. Setiap kelompok yang

    mendapatkan nilai terbaik akan diberikan hadiah. Dari kegiatan-kegiatan

    inilah maka akan terjadi pembelajaran yang bermakana bagi siswa. Dimana

    siswa harus aktif, kreaktif dan efektif dalam mengerjakan tugas.

    Dalam metode ini hal yang paling mendasar yang harus dilakukan oleh

    guru adalah merubah cara berfikir siswa bawahsanya pelajaran tidak hanya

    membutuhkan penguasaan terhadap materi namun membutuhkan daya

    kreatifitas yang tinggi untuk mempermudah cara belajar siswa dan merubah

    pandangan bahwa belajar hanyalah ritual yang membosankan. Karena

    pelaksanaan PAKEM juga memperhatikan bakat, minat belajar siswa, dan

    bukan semata potensi akademiknya.

    Proses pembelajaran akan berlangsung seperti yang diharapkan dalam

    PAKEM jika peran guru dalam berinteraksi dengan siswanya selalu

    memberikan motivasi,, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif,

    membantu dan mengarahkan siswanya untuk mengembangkan bakat dan

    minat mereka melalui proses pembelajaran yang terencana.

    Dimaksudkan proses pembelajaran tersebut : pembelajaran aktif

    menuntut siswa dan guru secara aktif melakukan tugas dan fungsinya masing-

    44

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    45/56

    masing. Guru secara aktif merancang dan mengkondisikan siswanya untuk

    belajar, bahkan berupaya memfasilitasi kebutuhan siswa dalam melaksanakan

    kegiatan belajarnya. Sementara siswa aktif melakukan tugasnya sebagai

    pelajar untuk belajar. Bentuk aktifitas yang dilakukan siswa bukan hanya

    aktifitas fisik tetapi dan terutama aktifitas mental, karena inti dari kegiatan

    belajar adalah adanya aktifitas mental. Tanpa keterlibatan mental dalam suatu

    aktifitas yang dilakukan siswa maka tidak akan pernah terjadi proses belajar

    didalam dirinya. Pembelajaran aktif ini merupakan respon terhadap

    pembelajaran yang selama ini bersifat pasif, dimana para siswa hanya

    menerima informasi dari gurunya melalui metode ceramah.

    Pembelajaran yang kreaktif dimasudkan pembelajaran yang beragam,

    sehingga mampu meningkatkan kemampuan belajar siswa. Disis lain

    pembelajaran kreatif juga dapat diartikan sebagai pembelajaran yang mampu

    menumbuhkan daya pikir siswa untuk menghasilkan sesuatu. Dalam

    pembelajaran kreatif, peran guru bukan sebagai penyampaian infoemasi

    kepada siswa tetapi lebih pada itu. Pembelajaran kreatif juga diartikan sebagai

    pembelajaran yang mendorong para siswanya menjadi kratif, yaitu lancar, dan

    luwes.

    Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang mampu membawa para

    siswa menguasai kemampuan yang diharapkan diakhir proses pembelajaran.

    Keefektipan pembelajaran dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi guru yang

    melaksanakan pembelajaran, dan dari sisi siswa yang belajar. Dilihat dari sisi

    guru, pembelajaran dikatakan efektif apabila pembelajaran mampu mendorong

    45

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    46/56

    aktifitas siswa secara optimal utuk melakukan kegiatan belajar dan seluruh

    atau sebagian besar aktifitas yang direncanakan dapat terlaksana. Sementara

    bila dilihat dari siswa, pembelajaran dikatakan efektif apabila pembelajaran

    tersebut dapat mendorong siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar

    secara aktif, dan diakhir pembelajaran para siswa mampu menguasai seluruh

    atau sebagian besar tujuan pembelajaran yang diterapkan. Pembelajaran yang

    menyenagkan adalah pembelajaran yang dilakukan oleh para siswa secara

    sukarela tanpa ada paksaan dari luar. Siswa melakukan aktifitasnya dengan

    hati yang senang dan tidak tertekan.

    46

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    47/56

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang penerapan

    pendekatan PAKEM (pembelajaran Aktif, Kreaktif, efektif, Dan

    Menyenangkan) dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP

    Negeri Megang Sakti dengan uraian materi pokok besaran dan satuan dapat

    disimpulkan bahwa : Hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan

    PAKEM pada kelas VII SMP Negeri Megang Sakti lebih baik dari pada

    pembelajaran hanya dengan menggunakan metode konvesional.

    B. Saran

    Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis

    mengemukakan saran-saran sebagai berikut :

    1. Hendaknya guru dalam menetapkan metode pembelajaran dapat menggunakan

    pendekatan PAKEM sebagi salah satu alternatif yang dapat membantu

    meningkatkan hasil belajar siswa.

    2. Diharapkan kepada guru agar lebih memperhatikan dan lebih aktif dalam

    memberikan pembelajaran dan metode yang berfariasi sehingga siswa dapat

    termotivasi untuk lebih aktif dan kreaktif dan memiliki respon baik terhadap

    pembelajaran fisika.

    47

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    48/56

    DAFTAR PUSTAKA

    Amri, Sofan dan Iif Khoiru ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan

    Pembelajaran. Jakarta : PT. Prestasi Pustakarya

    Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

    Jakarta : Rineka Cipta.

    Hartati. 2008.Analisis Kesulitan Sisiwa Kelas XI SMA Bakti Keluarga dalam

    Menyelesaikan Soal-soal Logaritma. STKIP PGRI Lubuklinggau.

    Kanginan, Marthen. 2007.IPA FISIKA untuk SMP KELAS VII. Jakarta :

    Erlangga

    Margono, S. 2009.Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

    Masita, Yaya. 2009. Metode Demontrasi. Nandabila's Blog.

    Poniyem. 2009,Penerapan Pembelajaran Devision (STAD) dalam

    Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri Megang Sakti.STKIP PGRI Lubuklinggau.

    Sampurno, Agus. 2008. Dalam Penerapan Metode Belajar Aktif yang Benar,

    Siswa dan Guru sama-sama Aktifnya.

    Sudjana. 202.Media Statistik. Bandung: Tarsito

    Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :

    Rineka Cipta.

    Suryana, D. 2002.Belajar Aktif Fisika untuk SLTP Kelas I. Jakarta :Departermen Pendidikan Nasional.

    48

    http://nandabila.wordpress.com/http://nandabila.wordpress.com/
  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    49/56

    ABSTRAK

    Penelitian ini berjudul Penerapan Pendekatan PAKEM Dengan

    Menggunakan Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

    Pada Materi Besaran dan Satuan Kelas VII SMP Negeri Megang Sakti.

    Permasalahan dalam penelitian ini adalah Adakah pengaruh penerapan

    pendekatan aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) dengan

    menggunakan metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materi

    besaran dan satuan kelas VII SMP Negeri Megang Sakti ? Metode penelitian

    yang digunakan adalah metode eksperiman. Variabel dalam penelitian ini

    ada 2 yaitu X1 = hasil belajar yang diberikan pendekatan PAKEM dan X 2 =

    hasil belajar siswa yang diberikan tanpa pendekatan PAKEM. Populasinya

    adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Megang Sakti Tahun Pelajaran

    2010-2011 berjumlah 193 siswa yang terdiri dari 6 kelas sedangkan untuk

    sampel diambil secara mengundi sehingga terpilih 2 kelas, yaitu kelas VII.3

    dan VII.4. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik angket dan tes dan

    analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t. Dari hasil

    penelitian didapat t hitung = 4,49 dan t tabel = 2,00 maka Ho ditolak dan Ha

    diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan

    menggunakan pendekatan PAKEM lebih baik dari hasil pembelajaran siswa

    tanpa pendekan PAKEM di SMP Negeri Megang Sakti tahun pelajaran2010/2011.

    Kata Kunci : Pendekatan PAKEM, Hasil Belajar Fisika

    49

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    50/56

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

    HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii

    PERSETUJUAN............................................................................................. iii

    PENGESAHAN............................................................................................... iv

    MOTTO........................................................................................................... v

    PERSEMBAHAN........................................................................................... v

    SURAT PERNYATAAN................................................................................ vi

    KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

    ABSTRAK....................................................................................................... ix

    DAFTAR ISI.................................................................................................... x

    DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

    A. Latar Belakang.............................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah........................................................................ 4

    C. Ruang Lingkup Penelitian........................................................... 4

    D. Tujuan Penelitian.......................................................................... 4E. Manfaat Penelitian........................................................................ 5

    F. Anggapan Dasar............................................................................ 5

    BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................... 6

    A. Deskripsi Teoritik......................................................................... 6

    1. Pendekatan Pembelajaran..................................................... 6

    2. Pendekatan PAKEM.............................................................. 8

    3. Pengelolaan Kelas PAKEM................................................... 9

    4. Pelaksanaan PAKEM............................................................. 10

    5. Kelebihan PAKEM................................................................. 12

    50

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    51/56

    6. Pengaruh Pendekatan PAKEM Terhadap Hasil Belajar.. . 13

    7. Pendekatan PAKEM dengan Metode Eksperimen............. 13

    8. Hasil Belajar............................................................................ 159. Besaran dan Satuan................................................................ 16

    A. Besaran............................................................................... 16

    B. Basaran pokok dan Besaran Turunan............................ 17

    C. Satuan................................................................................ 17

    D. Pengukuran....................................................................... 18

    B......................................................................................................Hipo

    tesis................................................................................................. 20

    BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 21

    A. Desain Penelitian........................................................................... 211. Vriabel Penelitian.................................................................... 21

    2. Metode Penelitian.................................................................... 22

    B. Populasi dan Sampel..................................................................... 22

    1. Populasi.................................................................................... 22

    2. Sampel...................................................................................... 23

    C.Teknik Pengumpulan Data............................................................ 23

    1. Angket...................................................................................... 23

    2. Tes............................................................................................. 23

    D. Teknik Analisis Data.................................................................... 24

    1. Analisis Data Angket Hasil Penerapan Pendekatan

    Pembelajaran Aktif, Kreaktif, Efektif, Dan Menyenangkan(PAKEM)................................................................................. 24

    2. Analisis Data Tes Hasil Belajar Siswa.................................. 25

    E. Uji Coba Instrumen...................................................................... 27

    1. Validitas Instrumen................................................................ 27

    2. Reabilitas Instrumen.............................................................. 29

    3. Daya Pembeda......................................................................... 30

    4. Tingkat Kesukaran................................................................. 31

    F. Prosedur Penelitian....................................................................... 33

    G. Pelaksanaan Penelitian................................................................. 33

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 35

    A. Hasil Penelitian.............................................................................. 35

    1. Angket...................................................................................... 35

    2. Hasil Kemampuan Awal......................................................... 38

    3. Hasi Kemapuan Akhir............................................................ 39

    4. Uji Homogenitas Tes Awal (pretes)....................................... 40

    B. Pengujian Hipotesis...................................................................... 40

    1. Uji Normalitas......................................................................... 40

    2. Uji Homogenitas...................................................................... 41

    3. Uji Hipotesis............................................................................ 42

    51

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    52/56

    C. Pembahasan................................................................................... 43

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................................ 47

    A. Simpulan........................................................................................ 47

    B. Saran.............................................................................................. 47

    DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 47

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    1. Surat Persetujuan Judul Skripsi

    2. Surat Permohonan Penelitian dari STKIP-PGRI Lubuklinggau3. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten

    Musirawas

    4. Surat Keterangan Selesai Penelitian

    5. Perhitungan Korelasi Variabel

    Lampiran A, Instrumen Penelitian

    Lampiran B, Data Hasil Penelitian

    Lampiran C, Analisis Statistik dan Pengujian Hipotesis

    52

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    53/56

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Contoh Kegiatan Pembelajaran PAKEM.................................... 11

    Tabel 1.2 Besaran Pokok dan Satuannya dalam SI..................................... 16

    Tabel 2.1 Populasi Penelitian......................................................................... 22

    Tabel 2.2 Skor Jawaban Setiap Item Pertanyaan Angket.......................... 24

    Tabel 2.3 Interval Katagori Penilaian Angket............................................. 25

    Tabel 2.4 Hasil Analisis Validitas.................................................................. 28

    Tabel 2.5 Hasil Analisis Daya Pembeda........................................................ 31

    Tabel 2.6 Hasil Analisi Tingkat Kesukaran................................................. 32

    Tabel 2.7 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba Hasil Belajar........................... 32

    Tabel 3.1 Rekapitulasi Data Respon Siswa Dalam Pembelajarn

    Fisika dengan Pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif,

    Kreaktif, Efektif dan Menyenangkan)......................................... 37

    Tabel 3.2 Skor Rata-rata (x ) dan Simpangan baku (s ) Tes Awal............ 38

    Tabel 3.3 Skor Rata-rata (x ) dan Simpangan baku (s ) Tes Akhir.......... 39

    Tabel 3.4 Hasil Uji Homogenitas Tes Awal.................................................. 40

    Tabel 3.5 Hasil Uji Normalitas...................................................................... 41

    Tabel 3.6 Data Uji Homogenitas Skor Tes Akhir........................................ 41

    Tabel 3.7 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Tes Akhir..................................... 42

    53

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    54/56

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-

    Nyalah maka skripsi ini dapat penulis selesaikan sebagaimana yang diharapkan.

    Skripsi yang berjudul Penerapan Pendekatan PAKEM dengan Menggunakan

    Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Besaran dan

    Satuam Kelas VII SMP Negeri Megang Sakti. Ini disusun untuk memenuhi salah

    satu syarat mencapai gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan

    fisika di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik

    Indonesia (STKIP-PGRI) Lubuklinggau.

    Bersama ini juga penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada

    semua pihak yang telah membantu dalam upaya mempersiapkan,

    mengembangkan dan menyelesaikan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini

    penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada :

    1. Bapak H.M. Lukman Nawi, M.Pd. selaku ketua STKIP-PGRI Lubuklinggau.

    2. Ibu Nely Andriani, M.Si. Selaku Pembimbing Utama dengan ketelitian serta

    kesabaran dalam membimbing dan memberikan petunjuk kepada penulis

    sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

    3. Ibu Ida Kurnia, S.Pd. Selaku Pembimbing Pembantu yang juga telah bersedia

    memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

    54

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    55/56

    4. Bapak H.M. Rudi Hartoyo, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

    STKIP-PGRI Lubuklinggau.

    5. Bapak A. Budi Mulyanto, M.Pd. Selaku ketua Program Studi Pendidikan

    Fisika STKIP-PGRI Lubuklinggau.

    6. Ibu Mutia Farida, M.Pd. Selaku kelapa Sekolah di SMP Negeri Megang Sakti

    yang telah memberi izin, bantuan dan kesempatan pada penulis untuk

    mengadakan penelitian.

    7. Ibu Rina Ertenti, S.Pd. selaku guru mata pelajaran fisika kelas VII SMP

    Negeri Megang Sakti yang telah memberikan bantuan dan pengarahan selama

    penulis mengadakan penelitian

    8. Seluruh Staf Dosen dan Karayawan Program Studi Pendidikan Fisika STKIP-

    PGRI Lubuklinggau yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta

    membantu kelancaran studi penulisan selama masa pendidikan.

    9. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP-PGRI

    Lubuklinggau.

    Semoga semua bantuan dan dorongan yang diberikan mendapat rahmat

    dan ridho dari Allah SWT. Akhirnya penulis mempersembahkan skripsi ini

    kepada para pembaca, semoga dapat dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya

    seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP-PGRI Lubuklinggau.

    Lubuklinggau, September 2010

    Penulis

    55

  • 7/30/2019 Pebtaria Sp

    56/56

    56