PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/724/1/Mega Septiyana_3206005...memberikan surat izin untuk studi...
Transcript of PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/724/1/Mega Septiyana_3206005...memberikan surat izin untuk studi...
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
i
i
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUADENGAN STRATEGI KOPING REMAJA
PADA KELUARGA SINGLE PARENTDI KECAMATAN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebag ian PersyaratanMencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Oleh :MEGA SEPTIYANA
NPM. 3206005
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL AHMAD YANIYOGYAKARTA
2010
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA
DENGAN STRATEGI KOPING REMAJA
PADA KELUARGA SINGLE PARENT
DI KECAMATAN SLEMAN
yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan pada
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad
Yani Yogyakarta, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi
dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan
gelar kesarjanaan di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad
Yani Yogyakarta maupun di Perguruan Tinggi atau Instansi manapun, kecuali bagian
yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, Agustus 2010
Mega Septiyana
NPM 3206005
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUADENGAN STRATEGI KOPING REMAJA
PADA KELUARGA SINGLE PARENTDI KECAMATAN SLEMAN
Yang diajukan oleh :MEGA SEPTIYANA
NPM. 3206005
Telah Dipertahankan Di Depan Penguji
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta
dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana S-1 Keperawatan
Pada Tanggal :
13 Agustus 2010
Susunan Dewan Penguji Skripsi
Penguji I
Siti Urbayatun, S.Psi., M.SiNIY : 60010242
Penguji II
Retno Mawarti, SPd., M.KesNIP : 140102693
Penguji III
Fajriyati Nur Azizah, S.Kep., NsNIDN : 05-1405-8301
Mengetahui,Ketua Program Studi SI Ilmu Keperawatan
STIKES A. YANI Yogyakarta
Tetra Saktika Adinugraha, S.Kep., NsNIDN : 05-2310-8032
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUADENGAN STRATEGI KOPING REMAJA
PADA KELUARGA SINGLE PARENTDI KECAMATAN SLEMAN
Yang diajukan oleh :MEGA SEPTIYANA
NPM. 3206005
Telah Dipertahankan Di Depan Penguji
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta
dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana S-1 Keperawatan
Pada Tanggal :
13 Agustus 2010
Susunan Dewan Penguji Skripsi
Penguji I
Siti Urbayatun, S.Psi., M.SiNIY : 60010242
Penguji II
Retno Mawarti, SPd., M.KesNIP : 140102693
Penguji III
Fajriyati Nur Azizah, S.Kep., NsNIDN : 05-1405-8301
Mengetahui,Ketua Program Studi SI Ilmu Keperawatan
STIKES A. YANI Yogyakarta
Tetra Saktika Adinugraha, S.Kep., NsNIDN : 05-2310-8032
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUADENGAN STRATEGI KOPING REMAJA
PADA KELUARGA SINGLE PARENTDI KECAMATAN SLEMAN
Yang diajukan oleh :MEGA SEPTIYANA
NPM. 3206005
Telah Dipertahankan Di Depan Penguji
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta
dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana S-1 Keperawatan
Pada Tanggal :
13 Agustus 2010
Susunan Dewan Penguji Skripsi
Penguji I
Siti Urbayatun, S.Psi., M.SiNIY : 60010242
Penguji II
Retno Mawarti, SPd., M.KesNIP : 140102693
Penguji III
Fajriyati Nur Azizah, S.Kep., NsNIDN : 05-1405-8301
Mengetahui,Ketua Program Studi SI Ilmu Keperawatan
STIKES A. YANI Yogyakarta
Tetra Saktika Adinugraha, S.Kep., NsNIDN : 05-2310-8032
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih
dan Penyayang, yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua
Dengan Strategi Koping Remaja Pada Keluarga Single Parent Di Kecamatan
Sleman”. Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Ahmad Yani Yogyakarta.
Skripsi ini tidak dapat terwujud dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, perkenankan peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Sri Werdati, S.KM, M. Kes , selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.
2. Tetra Saktika Adinugraha, S.Kep., Ns, selaku Ketua Prodi S1-Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta .
3. Ibu Retno Mawarti, SPd.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, saran dan pendapat yang sangat berharga.
4. Ibu Fajriyati Nur Azizah, S.Kep.,Ns, selaku Dosen Pembimbing II yang banyak
berperan dalam membimbing peneliti menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Siti Urbayatun, S.Psi.,M.Si, selaku penguji skripsi yang telah banyak
memberikan masukan pada penelitian ini.
6. Seluruh Dosen Keperawatan STIKES A.YANI yang telah memberikan ilmu
pengetahuan.
7. Seluruh Karyawan STIKES A.YANI yang telah membantu peneliti dalam
memberikan surat izin untuk stu di pendahuluan, izin uji validitas, dan izin
penelitian
8. Seluruh Staf BAPPEDA, yang telah membantu memberikan surat izin studi
pendahuluan, izin uji validitas dan izin penelitian .
9. Bapak / Ibu Kepala Sekolah, Bapak / Ibu guru khususnya bimbingan konseling
dan seluruh karyawan serta siswa SMA / SMK di Kecamatan Sleman yang telah
membantu dalam pengambilan data.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
10. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan membantu
memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
11. Ibu dan bapak yang sudah memberikan banyak hal untuk kehidupan saya.
Semoga Allah membalas kebaikan yang te lah diberikan dan menilainya sebagai
amal ibadah. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat pen eliti harapkan demi
penyempurnaan skripsi ini.
Yogyakarta, Agustus 2010
Mega Septiyana
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUADENGAN STRATEGI KOPING REMAJA
PADA KELUARGA SINGLE PARENTDI KECAMATAN SLEMAN
INTISARI
Mega Septiyana1, Retno Mawarti2, Fajriyati Nur Azizah3
Latar Belakang Penelitian: Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak -anak danmasa dewasa. Ada tiga permasalahan yang cenderung muncul pada masa ini. Cara seseorangdalam menyelesaikan tekanan masalah disebut dengan koping yang terdiri dari dua jenis,yaitu strategi PFC dan strategi EFC. Salah satu faktor yang mempengaruhi strategi kopingadalah keluarga. Keluarga tidak lepas dari pola asuh yang diberikan oleh orangtua. Anakyang dibesarkan dengan pola asuh demokratis cenderung menggunakan cara menyelesaikanmasalah secara langsung, sedangkan anak yang dibesarkan dalam pola asuh otoritercenderung menggunakan cara menyelesaikan masalah secara emosi. Jenis pola asuh orangtuadapat memunculkan pengaruh berbeda karena terjadi juga perbedaan pada situasi dan kondisitiap keluarga, termasuk strategi koping pada remaja.Tujuan Penelelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara polaasuh orangtua dengan strategi koping remaja pada keluarga single parent di KecamatanSleman.Metode Penelitian: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatifdengan responden 65 siswa/siswi SMA atau SMK yang diasuh oleh single parent diKecamatan Sleman. Analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis adalah denganKoefisiensi Kontingensi .Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif dansignifikan antara pola asuh orang tua dengan strategi koping remaja pada keluarga singleparent di Kecamatan Sleman dengan X 2 hitung sebesar 13,526 dan p: 0,001
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
THE RELATION BETWEEN PARENTING PARENTSWITH AN ADOLESCENTS COPING STRATEGY
IN THE SINGLE PARENT FAMILYIN SLEMAN DISTRICT
ABSTRACT
Mega Septiyana1, Retno Mawarti2, Fajriyati Nur Azizah3
Background: Adolescence is a transition period between children and adult. There are threeproblems tend to emerge in this period. A person’s way to handle the pressure of the problemis called coping that consists of two kinds, PFC and EFC strategies. One of factors that affectcoping strategy is family. Family cannot be separated from the pattern of care provided byparents. Children who grew up in democratic treatment tends to handle problems directly,while in the meantime, a child who is grown up in authoritarian treatment tends to handle theproblem emotionally. The k ind of a parent’s treatment pattern can bring different effectsbecause there are also differences each family’s situation and condition.The writer purposes: The purpose of this research is to find out the relation betweenparenting parents with an adolescents coping strategy in single parent family in SlemanDistrict.Research Method: Method that is used in this research is quantitative method, with 65respondents of SMA/ SMK students who are looked after by single parents in SlemanDistrict. The analysis that is used to prove the hypothesis is the contingency coefficient.Research’s Result. Based on the result of this research, there is a sign of a positive andsignificant relation between parenting parents with an adolescents coping strategy in thesingle parent family in Sleman District with counting score are X2 13,526 and p = 0,001 <0,05. The analysis of the contingency coefficient C is 0,415, which means that the relationstrength is medium (0,400 to 0,599).Conclusion: There is a positive and significant relation between parenting parents with anadolescents coping strategy in the single parent family in Sleman District.Key words: Adolescents, Coping, Parenting Parents, Single Parent Family
1STIKES A. Yani Yogyakarta.2General Hospital of Dr.Sardjito Yogyakarta3STIKES A. Yani Yogyakarta.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
DAFTAR ISIHalaman
Halaman Judul ……………………………………………………………. iPernyataan Keaslian Penelitian…………………………………………… iiLembar Pengesahan ………………………………………………………. iiiMotto …………………………………………………………………...… ivPersembahan ……………………………………………………………… vKata Pengantar …………………………………...…………..…….……... viIntisari …………………………………...…………..…………..……...… viiiAbstract …………………………………………………………………… ixDaftar Isi…………………………………...…………..…………...……... xDaftar Gambar ……………………………...…………..………………… xiiDaftar Tabel ……………………………...…………..…………..……..… xiiiDaftar Lampiran …………………………...…………..…………..…...… xiv
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ……………………………………….….. 1B. Rumusan Masalah …………………………..…………… 6C. Tujuan Penelitian ………………………………………... 7D. Manfaat Penelitian …………………………………….… 7E. Keaslian Penelitian …………………………………….... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Remaja
1. Pengertin …………………………………………….. 122. Permasalahan Remaja ……………………………….. 12
B. Strategi Koping1. Pengertian …………………………………………… 152. Jenis Strategi Koping ………………………………... 163. Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Koping ……..... 184. Tujuan Strategi Koping ……………………………... 21
C. Pola Asuh Orang Tua1. Pengertian …………………………………………… 222. Macam-Macam Pola Asuh………………………….. 223. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh …………….. 24
D. Keluarga Single Parent1. Pengertian ………………………………………… 262. Penyebab Single Parent………………………….… 263. Pola Hidup Single Parent ………………………… 264. Kondisi Anak Single Parent ……………………… 28
E. Landasan Teori ………………………………………..… 29F. Kerangka Teori ………………………………………….. 31
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
G. Kerangka Konsep ……………………………………….. 32H. Hipotesis ………………………………………………… 32
BAB III METODE PENELITIAN 13A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………...….. 33B. Unit Analisis dan Populasi Penelitian ………………..… 33C. Variabel Penelitian …………………………………….... 35D. Definisi Operasional ……………………………………. 36E. Instrumen Penelitian …………………………………….. 39F. Validitas dan Reliabilitas ………………………….…..… 41G. Jalannya Penelitian………………………………………. 43H. Teknik Analisis Data ……………………………….…… 45I. Etika Penelitian…………………………………………... 48J. Jadwal Penelitian ………………………………………... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Gambaran Tempat Penelitian …………………………… 50B. Hasil Penelitian ………………………………………..… 50C. Pembahasan …………………………….……………..… 57
BAB V PENUTUPA. Kesimpulan ……………………………………………… 65B. Saran …………………………………………………….. 65C. Keterbatasan Penelitian …………………………………. 67
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 69
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka Teori ………………………………………………… 31Gambar 2 Kerangka Konsep ………………………………………………. 32
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Aspek dan Distribusi Item Pola Asuh Orang Tua ……………... 40Tabel 2 Perincian Butir-Butir Skala Strategi Koping ………………….. 41Tabel 3 Tabel Koefisien Kontingensi………………………………………. .. 47Tabel 4 Pedoman Pemberian Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi ... 48
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden dari 65 RemajaPada Keluarga Single Parent di SMA dan SMK KecamatanSleman ........................................................................................
51
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua dari 65 RemajaPada Keluarga Single Parent di Kecamatan Sleman .................. 53
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden dan Pola AsuhOrang tua Dari 65 Remaja Pada Keluarga Single Parent diKecamatan Sleman ..................................................................... 53
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Strategi Koping Remaja Dan JenisKelamin Dari 65 Remaja Pada Keluarga Single Parent DiKecamatan Sleman…………………………………………….. 56
Tabel 9 Analisis Hubungan Antara Pola Asuh Orangtua DenganStrategi Koping Dari 65 Remaja Pada Single Parent DiKecamatan Sleman ..................................................................... 57
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Jadwal penelitian ………………………………………. 72Lampiran 2 Surat Izin Studi Pendahuluan …………………………... 73Lampiran 3 Surat Izin Uji Validitas dan Penelitian ………………… 75Lampiran 4 Surat Keterangan Uji Validitas ………………………… 94Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian ……………………………. 98Lampiran 6 Pengantar Kuesioner …………………………………… 106Lampiran 7 Lembar Persetujuan Responden ……………….……….. 107Lampiran 8 Identitas Responden …………………….……………… 108Lampiran 9 Kuesioner Pola Asuh …………………………………... 109Lampiran 10 Kuesioner Strategi Koping …………………………….. 113Lampiran 11 Hasil Uji Validitas ……………………………………... 116Lampiran 12 Hasil Uji Reliabilitas …………………………………… 121Lampiran 13 Hasil Penelitian ………………………………………… 125
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak -anak dan masa
dewasa. Menurut Depkes RI, batasan usianya antara usia 10 sampai 19 ta hun
dan belum kawin (Widyastuti dkk., 2009). Masa remaja juga dikenal dengan
masa badai dan tekanan (storm and stress) yang menyebabkan remaja berada
dalam keadaan emosi yang meninggi (Papalia et al., 2009).
Ada tiga masalah yang cenderung muncul pada masa remaja
dibandingkan pada masa kanak-kanak atau dewasa, yaitu konflik dengan
orang tua, suasana hati yang berubah -ubah (mood swings) dan depresi, serta
tingginya angka perilaku ceroboh, pela nggaran hukum, dan tindakan berisiko
(Wade & Tavris, 2007). Remaja SMA / SMK dengan se gala rutinitas yang
dilakukan dari pagi sampai pagi lagi tidak lepas dari permasalahan. Berbagai
permasalahan yang terjadi atau dialami remaja, apabila tidak disertai upaya
pemahaman diri dan pengarahan diri secara tepat dapat menjurus pada
berbagai tindakan kenakalan remaja dan kriminal . Permasalahan adalah
kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan, antara apa yang
diinginkan atau yang dituju dengan apa yang terjadi atau faktanya
(Notoatmodjo, 2002).
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
2
Akhir-akhir ini sering terjadi kasus perilaku r emaja yang sulit dikendalikan .
Berdasarkan hasil survei KOMNAS Perlindungan Anak, terhadap 4500 remaja di
12 kota besar di Indonesia tahun 2007 terungkap bahwa 62,7% remaja usia SMP
yang diteliti mengaku sudah tidak perawan serta 21,2% remaja SMA yang
disurvei mengaku pernah melakukan aborsi (Triyono, 2009). Di Yogyakarta, dua
pelajar SMP dan SD nekad mencuri barang-barang di sebuah Akademi Kesehatan
Yogyakarta dan uang hasil penjualan barang -barang tersebut digunakan untuk
bermain internet dan mengakses facebook. Contoh lain, seorang siswi SMA di
Sleman nekad mengakhiri hidupnya menggunakan selendang karena tidak kuat
menahan malu setelah diperingatkan warga saat berpacaran . Selanjutnya, hasil
data penelitian yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN)
menyebutkan 123.810 orang pelaku penyalahgunaan narkoba ternyata berstatus
pelajar. Kalangan pelajar SMP dan SMU yang menyalahgunakan narkoba
sebanyak 110.870 orang (Arianti, 2009).
Kenyataan yang terjadi di atas menunjukkan bahwa remaja Indonesia
memiliki tingkat kenakalan yang cukup tinggi dan kemampuan menyelesaikan
masalah yang dimiliki remaja rendah. Dengan demikian, perlu adanya perhatian
tim kesehatan, khususnya perawat untuk lebih meningkatkan pelayanan terhadap
remaja, misal dengan penyuluhan tentang Narkoba atau Kesehatan Reproduksi.
Dalam menyelesaikan masalahnya , remaja melakukan cara yang berbeda-
beda, bisa positif atau negatif, aktif atau menghindar, langsung atau tidak
langsung (Zeidner cit Nahareko, 2009). Strategi individu untuk menghadapi
tekanan masalah disebut dengan coping. Secara garis besar menurut Lazarus yang
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
3
dikutip dari Berman et al. (2008) ada dua jenis strategi koping, yaitu strategi
Problem Focused Coping (PFC) dan strategi Emotional Focused Coping (EFC).
Salah satu faktor yang mempengaruhi strategi koping adalah keluarga.
Keluarga yang utuh dan harmonis dapat mendukung anak untuk dapat bertindak
dan bertingkah laku sesuai dengan harapan kelompok dimana dia berada. Namun
pada realitanya, banyak keluarga yang tidak utuh pada zaman modern ini.
Penyebabnya adalah perceraian, kematian salah satu pasangan, tinggal terpisah
karena pasangannya bekerja di kota / negara lain, dan tidak pernah menikah
(Papalia et al., 2008). Bahkan dari tahun ke tahun ketidakutuhan k eluarga
mengalami peningkatan.
Di Amerika Serikat menurut Biro Sensus AS, jumlah ibu tanpa suami
meningkat antara tahun 1970 dan tahun 2000 dari 3 juta menjadi 10 juta, selama
periode yang sama jumlah ayah tanpa istri juga meningkat dari 393 ribu menjadi 2
juta. The Times dari London tahun 2000 memuat bahwa di Inggris proporsi
keluarga yang dikepalai oleh orang tua tunggal telah melampaui 25% yang
mencerminkan pertumbuhan yang sangat besar dalam jumlah ibu yang tidak
pernah menikah dan peningkatan yang signifikan dalam perceraian selama 30
tahun terakhir ini (Nicolasp, 2009). Di Indonesia pada tahun 1996 persentase
penduduk wanita berumur 10 tahun ke atas dengan cerai hidup 2,35% dan cerai
mati 8,77%, sedangkan pada penduduk laki -laki status cerai hidup 0,69% dan
cerai mati 1,58%. Di Yogyakarta sendiri, jumlah keluarga orang tua tunggal tidak
diketahui dengan pasti, yan g ada hanyalah data cerai hidup, yaitu jumlah
perceraian pada tahun 2007 sebanyak 556 dan pada tahun 2008 meningkat
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
4
menjadi 860. Dari lima wilayah kabupaten/kota di Yogyakarta, Kota Sleman
menempati urutan pertama dengan jumlah 301 perceraian, Gunung Kidul
sebanyak 241 perceraian, Kota Yogyakarta sebanyak 163 perceraian, Kulonprogo
sebanyak 150 perceraian, dan Bantul sebanyak 5 perceraian (BPS Provinsi DIY,
2009).
Dari data di atas, jika memang pasangan yang berpisah karena perceraian atau
kematian ini memiliki anak dari perkawinan tersebut maka mau tidak mau akan
terjadi pola asuh single parent, baik dalam kurun waktu permanen atau sementara
waktu. Menurut Baumrind yang dikutip dari Papalia et al. (2009) pola asuh orang
tua dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pola asuh demokratis, otoriter, dan
permisif.
Pola asuh orang tua sangat mendukung perkembangan karakter kepribadian
seseorang. Karakter kepribadian berfungsi sebagai pendukung kemampuan
pengendali dan penyesuaian diri remaja. Perkembangan yang belum mencapai
taraf kematangan menyebabkan remaja mudah dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi lingkungan. Hal ini ditunjukkan oleh contoh kasus yang telah
diungkapkan peneliti pada paragraf sebelumnya. Keterlibatan remaja ke dalam
berbagai masalah, banyak disebabkan oleh pengendalian diri yang cenderung
belum memiliki perhitungan matang dan kuatnya dorongan yang bersifat
emosional. Remaja juga masih belum mampu sepenuhnya untuk bersikap atau
berperilaku konstruktif, termasuk ketika dihadapkan pada tekanan masalah.
Anak yang dibesarkan dari keluarga yang utuh dan harmonis mempunyai
perkembangan kepribadian yang positif. Sebaliknya, anak yang dibesarkan oleh
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
5
keluarga yang tidak utuh mempunyai perkembangan sosial yang negatif. Namun,
ada sebagian kecil remaja yang mampu membuktikan bahwa walaupun diasuh
oleh single parent tetap dapat menjadi anak yang berprestasi. Contohnya saja,
seorang siswa SMA N di Bantul yang membuktikan bahwa walaupun ayahnya
telah tiada dan ibunya hanya bekerja sebagai seorang buruh , dia mampu untuk
terus berprestasi hingga diterima sebagai mahasisw a UGM melalui jalur
Penjaringan Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM) ( Kedaulatan Rakyat, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Kasriana (2007) menunjukkan bahwa
kecenderungan pola asuh yang diterapkan ibu single parent karena kematian
pasangan adalah demokrat is dengan aspek kendali tinggi, demokrasi tinggi,
tuntutan prestasi tinggi, dan kas ih sayang tinggi. Kecenderungan pola asuh yang
diterapkan oleh single parent karena perceraian dan tidak pernah menikah adalah
permisif dengan aspek kendali rendah, demokrat is tinggi, tuntutan prestasi rendah
dan kasih sayang tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Ghofur et al. (2009) menunjukkan bahwa pola
asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak yang mandiri, optimis,
dapat mengontrol diri, dan mampu menghadapi stres dengan baik. Pola asuh
otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup,
suka melanggar norma-norma, kepribadian lemah, dan terkesan menarik diri. Pola
asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak -anak yang agresif, tidak
patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang matang secara sosial
dan kurang percaya diri.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
6
Pada studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 23 Januari 2010
pada 7 remaja di SMA Sulaiman, SMK Sulaiman, SMA 1 Sleman dan SMA
1 Muhammadiyah Sleman melalui wawancara tentang cara menghadapi
masalah dan persepsi pola asuh orang tua diperoleh informas i bahwa 3 remaja
(42,86%) mempersepsikan pola asuh orang tuanya adalah otoriter
menghadapi masalah dengan cara lari dari rumah untuk menghindari
pertengkaran dengan keluarga atau dengan alasan untuk menenangkan diri,
merokok, berdiam diri di kamar, jalan -jalan dengan teman-temannya,
berkelahi, bermain playstation, dan membolos, sedangkan 3 remaja (42,86%)
yang mempersepsikan pola asuh orang tua secara demokratis, menghadapi
masalah dengan cerita dengan orang tua, instropeksi diri, menulis keluh kesah
dibuku pribadi, tidur, dan mendengarkan musik. S elanjutnya, 1 remaja
(14,28%) yang mempersepsikan pola asuh orang tua adalah permisif,
menghadapi masalah dengan cara tidur, berdiam diri dikamar, merokok atau
pergi dari rumah. Jenis pola asuh orang tua dapat memunculkan pengaruh
berbeda karena terjadi juga perbedaan pada situasi dan kondisi tiap keluarga.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul hubungan pola asuh orang tua dengan strategi koping
remaja pada keluarga single parent di Kecamatan Sleman.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
diangkat adalah sebagai berikut: “Apakah ada hubungan antara pola asuh
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
7
orang tua dengan strategi koping remaja pada keluarga single parent di
Kecamatan Sleman?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan
strategi koping remaja pada keluarga single parent di Kecamatan Sleman.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tipe pola asuh orang tua yang paling banyak
digunakan pada remaja dengan keluarga single parent di Kecamatan
Sleman.
b. Untuk mengetahui strategi koping yang paling banyak digunakan
remaja dengan keluarga single parent di Kecamatan Sleman.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini akan memberikan pengalaman langsung dalam
melaksanakan penelitian serta menambah wawasan peneliti tentang pola
asuh orang tua dan strategi koping remaja pada keluarga single parent.
2. Bagi Remaja
Dapat memberikan gambaran agar remaja da pat menggunakan
strategi koping yang tepat dan sesuai, sehingga tidak menimbulkan
kerugian pada orang lain maupun dirinya sendiri.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
8
3. Bagi Sekolah
Dapat menjadi masukan bagi guru / bagian BK (Bimbingan
Konseling) sebagai salah satu wadah dalam membantu menyel esaikan
masalah-masalah yang sedang dihadapi siswa.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu
dalam bidang ilmu keperawatan, khususnya kesehatan jiwa remaja dan
keluarga.
5. Bagi Perawat
Dapat dijadikan sebagai salah satu sumber / acuan dalam
menentukan pendekatan yang tepat dalam memberikan asuhan kepada
remaja dalam pengasuhan keluarga single parent serta memberikan
asuhan keperawatan keluarga single parent.
E. Keaslian Penelitian
Sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian serupa yang pernah dilakukan
adalah:
1. Kasriana (2007) tentang pola asuh ibu single parent. Penelitian tersebut
menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara mendala m
dan observasi. Karakteristik sampel adalah ibu single parent yang telah
menjadi single parent minimal dua tahun dan memiliki anak berusia 6 -12
tahun serta berperan sebagai wanita pekerja. Metode pengambilan data
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
9
menggunakan observasi dan wawancara mendal am. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kecenderungan pola asuh yang diterapkan ibu single
parent karena kematian pasangan adalah demokratis dengan aspek kendali
tinggi, demokrasi tinggi, tuntutan prestasi tinggi, dan kasih sayang tinggi.
Kecenderungan pola asuh yang diterapkan oleh single parent karena
perceraian adalah permesif dengan aspek kendali rendah, demokratis
tinggi, tuntutan prestasi rendah dan kasih sayang tinggi.
Persamaan dengan penelitian ini adalah tentang pola asuh orang tua yang
digunakan oleh single parent. Perbedaan dengan penelitian ini terletak
pada metode yang digunakan, yaitu deskriptif kuantitatif korelasi. Sampel
inklusi penelitian ini adalah remaja SMA / SMK di Kecamatan Sleman
yang diasuh oleh single parent. Metode pengumpulan data penelitian ini
dengan menggunakan kuesioner, sedangkan penelitian Kasriana
menggunakan wawancara mendalam.
2. Haris (2004) tentang hubungan antara persepsi terhadap pola asuh orang
tua otoriter dengan kecenderungan emotional focused coping pada remaja.
Variabel bebas adalah persepsi terhadap pola asuh orang tua otoriter dan
variabel tergantung adalah kecenderungan emotional focused coping .
Populasi adalah siswa-siswi SMAN 1 Prambanan, teknik pengambilan
sampel dengan teknik random cluster sampling. Validitas menggunakan
content validity dan reliabilitas menggunakan teknik korelasi formula
alpha dari Cronbach. Metode analisis data menggunakan correlation
product moment. Hasil penelitian adalah ada hubungan positif dan
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
10
signifikan antara persepsi terhadap pola asuh orang tua otoriter dengan
emosional focused coping pada remaja yang ditunjukkan dengan
koefisiensi korelasi (r) sebesar 0,192 dan p = 0,014 .
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama -sama ingin meneliti tentang
pola asuh orang tua dan strategi koping. Uji reliabilitas menggunakan Alfa
Cronbach. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada variabel bebas,
yaitu pola asuh orang tua dan variabel tergantung, yaitu strategi koping.
Populasinya adalah remaja SMA / SMK di Kecamatan Sleman yang
diasuh oleh single parent. Teknik sampling, yaitu sampling jenuh. Uji
validitas dengan Pearson Product Moment . Teknik analisis data
menggunakan koefisien kontingensi .
3. Mulia (2002) tentang hubungan antara pola asuh demokratis dengan
optimisme, problem focused coping, dan emotional focused coping pada
remaja awal. Populasi pada penelitian ini adalah remaja umur 12 tahun
sampai 16 tahun di SLTP N 4 Yogyakarta dan SLTP Muhammadiyah 1
Purwodiningratan. Variabel bebas pada penelitian ini adalah pola asuh
demokratis orang tua, dan variabel tergantung ada 3, yaitu optimisme,
problem focused coping dan emotional focused coping . Teknik analisa
data menggunakan Product moment dari Pearson. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara pola asuh o rang tua
dengan PFC sebesar 0,458. Ada hubungan positif antara pola asuh orang
tua demokratis dengan EFC sebesar 0,244.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
11
Persamaan dengan penelitian adalah sama -sama ingin meneliti tentang
pola asuh orang tua dan strategi koping. Perbedaan pada penelitian i ni
terletak pada populasi, yaitu remaja SMA / SMK di Kecamatan Sleman
yang diasuh oleh single parent. Variabel bebas, yaitu pola asuh orang tua
dan variabel terikat, yaitu strategi koping remaja . Teknik analisis data
menggunakan koefisiensi kontingensi .
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di seluruh SMA / SMK Wilayah Kecamatan
Sleman yang meliputi 8 SMA / SMK, yaitu SMK Muhammadiyah 1 Sleman,
SMK Muhammadiyah 2 Sleman, SMK 2 YPKK Sleman, SMK Sulaiman,
SMA Sulaiman, SMA Muhammadiyah 1 Sleman, SMA N 1 Sleman, dan
SMA N 2 Sleman. Jumlah responden yang diambil dari tiap -tiap sekolah
tersebut berbeda-beda, tergantung jumlah responden yang memenuhi kriteria
inklusi pada penelitian.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2010 sampai
28 Juli 2010 pada remaja SMA / SMK yang diasuh oleh single parent di
Wilayah Kecamatan Sleman. Responden pada penelitian ini, yaitu
sebanyak 65 responden berusia 15 tahun sampai 18 tahun yang duduk
dibangku SMA / SMK kelas X sampai kelas XI.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
51
Distribusi frekuensi responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini
diuraikan sebagai berikut:
Tabel 5Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden dari 65 Remaja Pada Keluarga
Single Parent di SMA dan SMK Kecamatan SlemanKarakteristik Responden Frekuensi Prosentase (%)
Berdasarkan Nama Sekolaha. SMA Muhammadiyah 1 3 4,6b. SMK YPKK 2 10 15,4c. SMK Sulaiman 10 15,4d. SMA Sulaiamn 7 10,8e. SMK Muhammadiyah 1 8 12,3f. SMA N 2 10 15,4g. SMK Muhammadiyah 2 7 10,8h. SMA N 1 10 15,4Berdasarkan Kelasa. X 29 44,6b. XI 21 32,3c. XII 15 23,1Berdasarkan Jenis Kelamin Respondena. Laki-laki 34 52,3b. Perempuan 31 47,7Berdasarkan Orang tua Yang Mengasuha. Ayah 17 26,2b. Ibu 48 73,8Berdasarkan Usia Orang tuaa. 45tahun 33 50,8Beradasarkan Pendidikan Orang tuaa. Sarjana 6 9,2b. Diplomac. SMA/SMKd. SMPe. SDf. Tidak sekolah
2231815
1
3,135,427,723,1
1,5Berdasarkan Pekerjaan Orang tuaa. TNI/POLRI 1 1,5b. PNSc. Pegawai swastad. wiraswastae. Petanif. Buruh
73
242
24
10,84,6
36,93,1
36,9g. Lain-lain 4 6,2
Sumber : Data Primer Tahun 2010
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
52
Tabel 5Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Dari 65 Remaja Pada Keluarga
Single Parent di SMA dan SMK Kecamatan Sleman(Lanjutan...)
Karakteristik Responden Frekuensi Prosentase (%)
Berdasarkan Penghasilan Orang tuaa. >1.000.000 14 21,5b. >500.000-1.000.000 18 27,7c. >250.000-500.000 23 35,4d. 45 tahun adalah
33 responden (50,8%).
Berdasarkan tingkat pendidikan orang tua responden, sebagian besar adalah
tamat SMA / SMK, yaitu 23 responden (35,4%). Berdasarkan p ekerjaan orang tua
paling banyak adalah buruh dan wiraswasta, yaitu masing -masing sebanyak 24
responden (36,9%), penghasilan orang tua >Rp250.000-Rp500.000 sebanyak 23
responden (35,4%), dan penyebab orang tua menjadi single parent paling banyak
adalah meninggal dunia, yaitu sebanyak 50 responden (76,9%).
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
53
2. Pola Asuh Orang Tua
Tabel 6Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua Dari 65 Remaja Pada Keluarga
Single Parent Di Kecamatan SlemanPola Asuh Frekuensi Prosentase (%)
Otoriter 23 35,4PermisifDemokratis
2121
32,332,3
Jumlah 65 100Sumber: Data Primer Tahun 2010
Tabel 6 menunjukkan bahwa pola asuh yang paling banyak diterapkan
oleh orang tua adalah otoriter, yaitu sebanyak 23 responden (35,4%).
Tabel 7Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden dan Pola Asuh Orang Tua Dari
65 Remaja Pada Keluarga Single Parent di Kecamatan SlemanPola Asuh Orang tua
TotalOtoriter Permisif Demokratis
JenisKelamin
Anak
Laki-Laki 926,5%
1441,2%
1132,4%
34100%
Perempuan14
45,2%7
22,6%10
32,3%31
100%
Orang tuaYang
Mengasuh
Ayah 741,2%
423,5%
635,3%
17100%
Ibu 1633,3%
1735,4%
1531,3%
48100%
Usia Orangtua
< 45 tahun 1031,3%
1134,4%
1134,4%
32100%
>45 tahun 1339,4%
1030,3%
1030,3%
33100%
PenghasilanOrang tua
>1.000.0006
42,9%4
28,6%4
28,6%14
100%
>500.000-1.000.000
844,4%
316,7%
738,9%
18100%
>250.000-500.000
521,7%
1147,8%
730,4%
23100%
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
54
Tabel 7Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden dan Pola Asuh Orang Tua Dari 65
Remaja Pada Keluarga Single Parent di Kecamatan Sleman(Lanjutan ...)
Pola Asuh Orang tuaTotal
Otoriter Permisif Demokratis
PendidikanOrang tua
Sarjana4
66,7%1
16,7%1
16,7%6
100%
Diploma2
100%0
0%0
0%2
100%
SMA/SMK6
26,1%7
30,4%10
43,5%23
100%
SMP7
38,9%5
27,8%6
33,3%18
100%
SD4
26,7%7
46,7%4
26,7%15
100%Tidaksekolah
00%
1100%
00%
1100%
PekerjaanOrang tua
TNI/POLRI0
0%0
0%1
100%1
100%
PNS3
42,9%2
28,6%2
28,6%7
100%PegawaiSwasta
3100%
00%
00%
3100%
Wiraswasta7
29,2%10
41,7%7
29,2%24
100%
Petani0
0%1
50%1
50%2
100%
Buruh7
29,2%8
33,3%9
37,5%24
100%
Lain-lain3
75,0%0
0%1
25%4
100%
Penyebabsingleparent
Cerai/Pisah5
38,5%5
38,5%3
23,1%13
100%MeninggalDunia
1632,0%
1632,0%
1836,0%
50100%
Kerja diLK/LN
2100,0%
00%
00%
2100%
Sumber: Data Primer Tahun 2010
Berdasarkan tabel 7, pola asuh yang paling banyak diterapkan pada anak laki -
laki adalah permisif sebanyak 14 responden (41,2%), sedangkan pada anak
perempuan adalah otoriter sebanyak 14 responden (45,2%). Berdasarkan orangtua
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
55
yang mengasuh, pola asuh yang paling banya k diterapkan oleh ibu adalah
pola asuh permisif sebanyak 17 responden (35,4%), sedangkan pola asuh
yang paling banyak diterapkan oleh ayah adalah otoriter sebanyak 7
responden (41,2%).
Berdasarkan usia orang tua responden, pola asuh yang paling banyak
diterapkan oleh orang tua berusia < 45 tahun adalah perm isif dan demokratis,
masing-masing sebanyak 11 responden (34,4%), sedangkan pola asuh yang
paling banyak diterapkan oleh orang tua berusia > 45 tahun adalah otoriter
sebanyak 13 responden (39,4%). Berdasarkan penghasilan orang tua, pola
asuh yang paling banyak diterapkan oleh orang tua dengan penghasilan
>Rp250.000-Rp500.000 adalah permisif sebanyak 11 responden (47,8%),
sedangkan pada orang tua yang berpenghasilan
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
56
otoriter dan permisif, masing-masing sebanyak 5 responden (38,5%), dan
pola asuh yang paling banyak diterapkan oleh orang tua karena meninggal
dunia adalah demokratis sebanyak 18 responden (36,0%).
3. Strategi Koping
Tabel 8Distribusi Frekuensi Strategi Koping Remaja Dan Jenis Kelamin
Dari 65 Remaja Pada Keluarga Single Parent Di Kecamatan SlemanStrategi koping
TotalPFC EFC
Jeniskelamin
Laki-laki23
67,6%11
32,4%34
100%
Perempuan10
32,3%21
67,7%31
100%
Jumlah33
50,8%32
49,2%65
1005Sumber: Data Primer Tahun 2010
Tabel 8 menunjukkan bahwa strategi koping yang paling banyak
digunakan oleh responden adalah strategi Problem Focused Coping (PFC)
sebanyak 33 orang (50,8%). Berdasarkan jenis kelamin responden, strategi
koping yang paling banyak digun akan oleh responden laki-laki adalah
strategi PFC, yaitu sebanyak 23 orang (67,6%) dan pada responden
perempuan paling banyak menggunakan strategi Emotional Focused Coping
(EFC) sebanyak 21 orang (67,7%).
4. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Strategi Koping
Pada analisis Chi-Square, jika x2 hitung > x2 tabel maka dapat dikatakan
terdapat hubungan antara kedua variabel yang diuji, begitu juga sebaliknya
jika x2 hitung < x2 tabel berarti tidak terdapat hubungan. Nilai Asymp Sig (p)
digunakan untuk melihat signifikan tidaknya sua tu hubungan. Terdapat
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
57
hubungan yang signifikan jika p
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
58
Menurut Baumrind yang dikutip dari Papalia et al. (2009) terdapat 3 macam pola
asuh orang tua, yaitu autoritatif (demokratis), permisif, dan otoritarian (otoriter) .
Hasil penelitian pada tabel 6 menunjukkan bahwa pola asuh y ang banyak
diterapkan oleh orang tua pada remaja keluarga single parent adalah pola asuh
otoriter sebesar 23 responden (35,4%). Pola asuh otoriter diterapkan oleh orang
tua dikarenakan orang tua ingin menerapkan disiplin yang keras dan selalu ingin
mengontrol anak-anaknya supaya anak tidak terjerumus kedalam hal -hal yang
negatif dan selalu menaati peraturan yang ada ( Baumrind yang dikutip dari
Papalia et al., 2009).
Berdasarkan tabel 7, sebagian besar pola asuh yang diterapkan oleh orang tua
pada anak perempuan adalah otoriter sebanyak 14 responden (45,2%), sedangkan
pada anak laki-laki adalah permisif sebanyak 14 responden (41,2%). Hal ini
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Dagun (2002) bahwa orang tua
biasanya akan bersikap lebih protektif pada anak perempuan , sedangkan pada
anak laki-laki lebih diberi kebebasan dalam melakukan akt ivitasnya.
Menurut Dagun (2002) seorang ibu single parent kurang memperhatikan kasih
sayang pada anak, memperlakukan anak lebih keras, memberi tugas disertai
ancaman dan mendidik anak tidak sistematis dan bersifat memaksa, sedangkan
seorang ayah single parent akan lebih memberikan kebebasan, bersikap ramah
dan tawa ria pada anak yang diasuhnya. Hal ini tidak sesuai dengan hasil
penelitian yang diperlihatkan pada tabel 7, bahwa sebagian besar pola asuh yang
diterapkan oleh ibu single parent adalah permisif sebanyak 17 responden (35,4%)
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
59
dan pola asuh yang diterapkan oleh ayah single parent adalah pola asuh otoriter
sebanyak 7 responden (41,2%).
Usia orang tua juga dapat mempengaruhi pola asuh orang tua pada anaknya.
Menurut Hurlock cit Rinestaelsa (2008) bahwa pasangan orang tua yang masih
muda lebih bisa terbuka dan berdialog dengan baik pada anak -anaknya, sehingga
hubungan antara anak dan orang tua seperti seorang sahabat. Pasangan dengan
usia yang lebih tua cenderung lebih keras dan bersikap otoriter dalam memberikan
pengasuhan kepada anaknya, dimana orang tua le bih dominan dalam mengambil
keputusan. Teori ini sesuai dengan hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 7
bahwa sebagian besar pola asuh yang diterapkan oleh orang tua yang berusia 45 tahun adalah otoriter sebanyak 13 responden (39,4%).
Distribusi karakteristik tingkat pendidikan orang tua pada tabel 7
menunjukkan bahwa kebanyakan orang tua dengan pendidikan Diploma dan
Sarjana, lebih cenderung menggun akan pola asuh otoriter, sedangkan orang tua
yang memiliki tingkat pendidikan SD dan tidak sekolah lebih cenderung
menggunakan pola asuh permisif. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Kasriana (2007) bahwa orang tua yang berpendidikan tinggi (Sarjana) memiliki
tingkat kepedulian yang tinggi pula akan pendidikan anaknya dengan mengatur
waktu anak untuk belajar, sedangkan orang tua yang memiliki tingkat pendidikan
tidak tamat SMA memiliki tingkat kepedulian yang rendah akan pendidikan anak.
Menurut teori Hurlock cit Rinestaelsa (2008) pola asuh orang tua pada tingkat
sosial ekonomi rendah cenderung lebih keras dan memaksa, kurang toleran . Hasil
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
60
ini sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 7, bahwa sebagian besar pola
asuh yang diterapkan oleh orang tua dengan penghasilan
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
61
adalah strategi yang dilakukan individu untuk menghadapi masalah yang
lebih berorientasi pada emosi individu yang disebabkan dari tekanan-tekanan
yang muncul dari lingkungan sosialnya (Papalia et al., 2008).
Hasil penelitian dari tabel 8 menunjukkan bahwa remaja pada keluarga
single parent di Kecamatan Sleman lebih banyak menggunakan strategi PFC
sebanyak 33 responden (50,8%). Strategi PFC biasanya muncul ketika
seseorang melihat kesempatan yang realistis untuk mengubah suatu situasi
(Papalia et al., 2009).
Salah satu faktor yang mempengaruhi strategi koping adalah jenis
kelamin. Pada tabel 8 menunjukkan bahwa jenis kelamin laki -laki lebih
banyak menggunakan strategi PFC sebanyak 23 responden (67,6%),
sedangkan pada responden perempuan lebih banyak menggunaka n strategi
EFC, yaitu sebanyak 21 responden (67,7%). Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Widiyanti (2001) bahwa laki -laki cenderung mengarahkan
usaha-usaha untuk menghadapi dan me ngatasi masalah secara langsung
(PFC), sedangkan perempuan lebih te rtuju pada usaha untuk
mempertahankan emosinya (EFC).
3. Hubungan Antara Pola Asuh Dengan Strategi Koping
Berdasarkan analisis hasil dari uji statistik dengan tes Chi Square yang
ditunjukkan pada tabel 9 bahwa x2 hitung 13,526, x2 tabel 5,991, p = 0,001
dan C = 0,415, maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara pola asuh orang tua dengan strategi koping remaja atau
dengan kata lain perbedaan pola asuh orang tua berpengaruh terhadap
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
62
perbedaan bentuk strategi koping yang digunakan remaja. Hasil Koefisiensi
Kontingensi C menunjukkan keeratan hubungan yang sedang (0,400 -0,599).
Dari tabel 9 dapat diperoleh data bahwa ada sebagian besar remaja yang
mempersepsikan pola asuh orang tuanya adalah otoriter, yaitu sebanyak 23
responden (35,4%) dan memiliki kecenderungan dalam menghadapi masalah
secara emosional sebanyak 18 responden (78 ,3%). Menurut Baumrind yang
disadur dari Papalia et al. (2009) pola asuh otoriter adalah orang tua berusaha
membuat anak mematuhi set standar perilaku, menerapkan disiplin yang
keras, menuntut prestasi yang tinggi dan menghukum anak secara tegas jika
melanggarnya.
Menurut Ghofur et al. (2009) pola asuh otoriter akan mengakibatkan
anak menjadi anak yang penakut, pendiam, tertutup, suka melanggar norma -
norma, kepribadian lemah, dan terkesan menarik diri. Individu yang memiliki
kepribadian lemah cenderung bereaksi dengan perasaan negatif terhadap
situasi yang menekan dengan cara menjauhkan diri dari masalah, menyesali
apa yang terjadi, cenderung menyalahkan diri sendiri dan sikap -sikap lain
yang menunjukkan pemecahan masalah secara emosional ( Taylor cit Mulia,
2002). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Haris (2004) bahwa
ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi terhadap pola asuh orang
tua otoriter dengan emosional focused coping (r = 0,192 dan p = 0,014).
Hasil lain dari penelitian yang ditunjukkan pada tabel 9 adalah bahwa
ada sebagian responden yang mempersepsikan pola asuh orang tuanya adalah
permisif sebanyak 21 responden (32,3%) dan strategi koping yang digunakan
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
63
adalah strategi PFC sebanyak 12 responden (57,1%). Menurut Baumrind
yang disadur dari Papalia et al. (2009) pola asuh permisif adalah orang tua yang
hanya membuat sedikit permintaan dan membiarkan anak memonitor aktivitas
mereka sendiri sedapat mungkin, namun orang tua tetap mengkomunikasikan
keputusan kebijakan dengan anak dan jarang menghukum. Orang tua bersikap
hangat, tidak mengontrol dan juga tidak menuntut. Hal ini sesuai dengan teori
Taylor cit Mulia (2002) bahwa adanya sikap terbuka dan interaksi yang sehat
antara orang tua dan anak menjadikan rasa aman, kasih sa yang dan saling
menghargai. Cara-cara mendidik anak yang diterapkan keluarga yang demikian
mampu menjadikan anak dalam mempelajari emosi yang melekat dalam figur
orang tuanya, sehingga anak cenderung terbuka dalam menghadapi masalah.
Menurut hasil penelitian Ghofur et al. (2009) bahwa pola asuh permisif akan
menghasilkan karakteristik anak -anak yang agresif, tidak patuh, manja, kurang
mandiri, mau menang sendiri, kurang matang secara sosial dan kurang percaya
diri. Dari karakteristik tersebut dapat disimpu lkan bahwa individu yang manja,
kurang mandiri dan kurang percaya diri akan mencari cara penyelesaian dengan
melibatkan orang lain didalamnya untuk menyelesaikan masalahnya dan
mengekspresikan kemarahan pada orang lain. Cara penyelesaian masalah seperti
ini termasuk di dalam penyelesaian masalah secara langsung atau strategi PFC.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 9 diperoleh data bahwa ada beberapa
responden yang mempersepsikan pola asuh orang tuanya adalah demokratis
sebanyak 21 responden (32,3%) da n mayoritas menggunakan strategi PFC
sebanyak 16 responden (76,2%). Pola asuh demokratis adalah orang tua yang
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
64
menghargai individualitas anak, tetapi juga menekankan batasan -batasan sosial
(Baumrind yang disadur dari Papalia et al., 2009).
Hasil penelitian Ghofur et al. (2009) bahwa pola asuh demokratis akan
menghasilkan karakteristik anak yang mandiri, optimis, dapat mengontrol diri,
dan mampu menghadapi stres dengan baik. Individu yang memiliki kepribadian
optimis lebih cenderung menggunakan strategi koping yang berorientasi pada
masalah yang dihadapi (Taylor cit Mulia, 2002). Hasil ini sesuai dengan
penelitian Mulia (2002) bahwa ada hubungan yang positif pada pola asuh
demokratis orang tua terhadap strategi PFC pada remaja awal dengan tingkat
keeratan cukup tinggi (r= 0,458 dengan p
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Diketahui secara statistik ada hubungan positif dan signifikan antara pola
asuh orang tua dengan strategi koping remaja pada keluarga single parent
di Kecamatan Sleman, dibuktikan dengan X2 hitung sebesar 13,526 dan p
= 0,001. Analisis Koefisiensi kontingensi C adalah 0,415 yang berart i
keeratannya tergolong sedang (0,400 -0,599).
2. Pola asuh yang paling banyak digunakan oleh orang tua pada remaja
keluarga single parent di Kecamatan Sleman adalah pola asuh otoriter
sebanyak 23 responden (35,4%).
3. Strategi koping yang paling banyak digunakan remaja pada keluarga
single parent adalah strategi PFC sebanyak 33 responden (50,8%).
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian tentang hubungan pola
asuh orangtua dengan strategi koping remaja pada keluarga single parent.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
66
2. Bagi Remaja
Hasil penelitian mendapatkan data bahwa masih bany ak siswa yang
menggunakan strategi EFC dalam menghadapi permasalahannya, s ehingga
perlu bagi siswa mempelajari strategi koping ya ng tepat dalam menghadapi
stres yang terjadi supaya tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
3. Bagi Sekolah
Khususnya guru BK (Bimbingan Konseling), hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan masukan agar lebih memperhatikan kondisi
siswanya dan memberikan dukungan kepada mereka. Secara teori strategi
koping dipengaruhi oleh dukungan sosial baik lingkungan keluarga, tema n,
maupun guru. Pihak sekolah selaku pendidik tetap memberikan dorongan
kepada orang tua untuk memberikan dukungan dan perhatian kepada anak
agar anak tidak terjerumus ke hal -hal yang membahayakan dirinya sendiri.
Misalnya dengan pertemuan antara guru pend idik dengan orang tua siswa
atau menuliskan catatan untuk diperhatikan oleh orang tua dalam buku raport
anak.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu
dalam bidang ilmu keperawatan, khususnya kesehatan jiwa remaja dan
keluarga.
5. Bagi Perawat
Perawat, khususnya di setting komunitas, mempunyai program
peningkatan pelayanan kesehatan remaja dengan memperhatikan berbagai
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
67
aspek yang mendukung, baik dengan optimalisasi pola asuh orang tua,
menciptakan lingkungan sosial yang mendukung kesehatan mental remaja,
atau bekerja sama dengan pihak sekolah tentang situasi yang kondusif bagi
perkembangan dan kesehatan mental remaja, khususnya tentang koping.
C. Keterbatasan Penelitian
Hal yang menjadi keterbatasan sehingga dap at berpengaruh terhadap
hasil penelitian, adalah :
1. Peneliti hanya mengambil remaja pada keluarga single parent yang duduk
di bangku SMA dan SMK sebanyak 65 responden untuk mengetahui
hubungan antara pola asuh orang tua dengan strategi koping remaja pada
keluarga single parent. Melihat tingginya perceraian di Kecamatan
Sleman maka jumlah responden tersebut dirasa masih kurang untuk
mewakili karena mungkin masih banyak remaja yang diasuh oleh single
parent yang tidak sekolah.
2. Masih banyaknya faktor penggangg u yang masih belum dapat
dikendalikan oleh peneliti, yaitu kepr ibadian, pengalaman, jenis stres, dan
pengetahuan.
3. Jawaban responden hanya berdasarkan persepsi responden (satu pihak
saja) tanpa di cross check ulang dengan orang tua responden, sehingga
jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan sehari -hari tidak diketahui.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
68
4. Cara pengumpulan data hanya menggunakan angka tertutup (kuisioner)
tanpa diikuti dengan observasi, sehingga masih terdapat kemungkinan
responden menjawab dengan tidak jujur sehingga dapat terjadi bias.
5. Literatur tentang pola asuh hanya didapatkan tentang pola asuh di Luar
Negeri karena peneliti tidak menemukan literatur pola asuh yang
diterapkan di Indonesia.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
69
DAFTAR PUSTAKA
Arianti. (2009) Indonesia Belum Terlepas Dari Jerat Masalah Narkoba[Internet]. Tersedia dalam: [Diakses 10 Februari2010].
. (2010) Anak Buruh-Sopir Diterima di UGM, Gratis. Kedaulatan RakyatSelasa Pahing, 30 Maret 2010, 14 Bapdamulud 1943 Tahun LXV No. 178.
Berman et al. (2008) Kozier & Erb’s Fundamental Of Nursing: Concepts,Process, And Practice . Eighth Edition. Upper Saddle River : New Jersey.
BPS DIY. (2009) BPS Provinsi DIY Dalam Angka 2009 . Yogyakarta : BPSYogyakarta.
Dagun. (2002) Psikologi Keluarga . Jakarta : Rineka Cipta.
Friedman et al. (2003) Family Nursing: Research, Theory & Practice . Ed 5.Upper Saddle River : New Jersey.
Ghofur et al. (2009) Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap PerkembanganKarakteristik Anak [Internet]. Tersedia dalam: [Diakses 19 Januari 2010].
Haris. (2005) Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Orangtua OtoriterDengan Kecenderungan Emotional Focused Coping Pada Remaja. Skripsi(tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Ahmad DahlanYogyakarta.
Hidayat. (2007) Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data . Ed I.Jakarta : Salemba Medika.
Kasriana. (2007) Pola Asuh Ibu Single Parent. Skripsi (tidak diterbitkan) UNY:Yogyakarta.
Mulia. (2002) Hubungan Antara Pola Asuh Demokratis Orang Tua DenganOptimism, PFC Dan EFC Pada Remaja Awal. Skripsi (tidak diterbitkan)Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta.
www.madina-sk.comhttp://ary-
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
70
Mutadin. (2002) Strategi Coping [Internet]. Tersedia dalam: [Diakses 8 Februari2010].
Nahareko. (2009) Coping Remaja Akhir Terhadap Perilaku Selingkuh Ayah[Internet]. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.Tersedia dalam: [Diakses 22 Januari 2010].
Nicolasp. (2009) Keluarga dengan Orang Tua Tunggal Dapat Berhasil [Internet].Tersedia dalam: [Diakses 22 Januari 2010].
Notoatmodjo. (2002) Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta : PT RinekaCipta.
Nursalam. (2003) Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Papalia et al. (2008) Human Development (Psikologi Perkembangan) . Ed. 9Cetakan Ke-1. Jakarta : Kencana.
Papalia et al. (2009) Human Development Perkembangan Manusia . Ed. 10 buku2. Jakarta : Salemba Humanika.
Rachmawati. (2006) Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan KecemasanKomunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Program Studi IlmuKeperawatan Program A Fakultas Kedokteran UGM. Skripsi (tidakditerbitkan). FK UGM Yogyakarta.
Rasmun. (2004) Stres, Koping Dan Adaptasi . Jakarta : CV. Sagung Seto.
Rezky. (2010) Be A Smart Parent Cara Kreatif Mengasuh Anak Ala Supernanny .Yogyakarta : Jogja Bangkit Publis her.
Rinestaelsa. (2008) Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi BelajarSiswa SMA Negeri 3 Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan), FK UGMYogyakarta.
http://www.e-http://etd.eprints.ums.ac.id/4784/1/F100030255.PDFhttp://www.iblogronnp.com/2009/06/keluarga-dengan-
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
71
Riyanto. (2009) Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan . Yogyakarta : MuhaMedika.
Sarwono. (2008) Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Smeltzer. (2001) Buku Ajar Keperawatan Medikal -Bedah Brunner & Suddarth.Vol. 1, Edisi 8. Jakarta : EGC.
Sugiyono. (2007) Statistik Untuk Penelitian . Bandung : CV. Alfabeta.
Tim Liputan. (2008) Siswi SMA Gantung Diri [Internet]. Tersedia dalam: [Diakses12 Januari 2010].
Triyono. (2009) Bom Dahsyat Narkoba Mata [Internet]. Tersedia dalam: [Diakses 12 Januari 2010].
Wade & Tavris. (2007) Psikologi. Edisi ke-9 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Widyastuti dkk. (2009) Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.
Widiyanti. (2001) Perbedaan Kecenderungan Strategi Menghadapi MasalahBerdasarkan Jenis Kelamin Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi. Skripsi(tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Ahmad DahlanYogyakarta.
http://www.indosiar.com/patroli/75905/siswi-sma-gantung-dirihttp://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2009/03/11/brk
Halaman JudulPernyataan KeaslianHalaman PengesahanKata PengantarIntisariAbstractDaftar PustakaBAB IBAB IVBAB VDaftar Pustaka