PE Promkes Analisa Perilaku
-
Upload
tiya-maharani-dalimunthe -
Category
Documents
-
view
20 -
download
1
description
Transcript of PE Promkes Analisa Perilaku
Mycobacterium tuberculosis (disingkat "MTb" atau "MTbc")
Tidak pernah membuka jendela
kamar
Tempat yang lembab serta kering
Penggunaan alat makan dan pakaian yang sama dengan
penderita
Kurang mengonsumsi makanan yang bergizi
Banyak berhubungan dengan penderita tbc
Kebiasaan merokok dan meminum alkohol
Penyakit-penyakit yang dapat
menimbulkan tbc seperti AIDS, silikosis, serta
diabetes melitus
Mengonsumsi obat-obatan terlarang
Meminum susu segar yang belum dimasak
Ventilasi dan pencahayaan yang
kurang
Keadaan sosial ekonomi yang rendah
serta status gizi kurang,
Pengetahuan masyarakat yang
rendah
Perilaku penderita atau masyarakat yang tidak menutup mulut
saat batuk
Nama : Tiya Maharani Dalimunthe
Nim : 121000165
Kelas : B
Fakultas Kesehatan Masyarakat
PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
Dosen Lita Sri Handayani
Tugas pertama dan kedua Buatlah tiga contoh analisa perilaku
masalah kesehatan dengan menggunakan langkah dalam analisa
perilaku!
1. Penyakit Tuberculosis (TBC)
Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan
yang terinfeksi. Penyakit TBC tidak mengenal umur, tetapi sekitar 75% pasien TB adalah
kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang
pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3-4 bulan. Hal tersebut berakibat
pada kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal
akibat TB, maka akan kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara
ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk lainnya secara sosial stigma bahkan
dikucilkan oleh masyarakat.
Faktor-faktor Penyebab penyakit TBC antara lain adalah :
Perencanaan dan Evaluasi Program Promosi Kesehatan Page 1
Langkah-langkah dalam analisis perilaku :
1. Memisahkan faktor perilaku dan non perilaku yang menjadi
penyebab timbulnya masalah kesehatan.
Faktor Perilaku Faktor Non-Perilaku
Penggunaan alat makan dan pakaian yang samaBakteri Mycobacterium tuberculosis (disingkat
"MTb" atau "MTbc")
Kurang mengonsumsi makanan yang bergizi Tempat yang lembab serta kering
Kebiasaan merokok dan meminum alkoholKeadaan sosial ekonomi yang rendah serta
status gizi kurang
Mengonsumsi obat-obatan terlarang Ventilasi dan pencahayaan yang kurang
Meminum susu segar yang belum dimasakPenyakit-penyakit yang dapat menimbulkan tbc seperti AIDS, silikosis, serta diabetes melitus
Perilaku penderita atau masyarakat yang tidak menutup mulut saat batuk dan membuang ludah
Banyak berhubungan dengan penderita tbc
Tidak pernah membuka jendela kamar
Pengetahuan masyarakat yang rendah
2. Mengidentifikasi perilaku yang dapat mencegah timbulnya
masalah kesehatan dan perilaku yang berhubungan dengan
tindakan perawatan atau pengobatan.
Penggunaan alat makan dan pakaian yang sama,
Kurang mengonsumsi makanan yang bergizi,
Perencanaan dan Evaluasi Program Promosi Kesehatan Page 2
Banyak berhubungan dengan penderita tbc,
Perilaku penderita atau masyarakat yang tidak menutup mulut saat batuk dan
membuang ludah,
Pengetahuan masyarakat yang rendah,
Mengonsumsi obat-obatan terlarang.
3. Mengurutkan faktor perilaku berdasarkan besarnya pengaruh
terhadap masalah kesehatan pada penyakit TBC.
Pengetahuan masyarakat yang rendah,
Perilaku penderita atau masyarakat yang tidak menutup mulut saat batuk dan
membuang ludah,
Banyak berhubungan dengan penderita tbc,
Kurang mengonsumsi makanan yang bergizi,
Penggunaan alat makan dan pakaian yang sama.
4. Urutkan faktor perilaku berdasarkan kemungkinan untuk
diubah.
Pengetahuan masyarakat yang rendah,
Perilaku penderita atau masyarakat yang tidak menutup mulut saat batuk dan
membuang ludah,
Banyak berhubungan dengan penderita tbc,
Kurang mengonsumsi makanan yang bergizi.
5. Tetapkan perilaku yang menjadi sasaran kegiatan
pemberdayaan.
Memberikan pengetahuan tentang penyakit tersebut dengan penyuluhan-penyuluhan
menggunakan strategi pendekatan masyarakat dan dapat menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan kebiasaan yang ada.
Mengubah perilaku masyarakat yang tidak menutup mulut saat batuk dan membuang
ludah
6. Tetapkan tujuan perubahan perilaku yang ingin dicapai.
Pemerintah telah membuat program dalam penanggulangan penyakit TBC yaitu
melalui program strategi DOTS (Directly Observe Treatment Shortcourse) untuk
memberikan obat gratis kepada penderita, yang dilaksanakan di puskesmas maupun
rumah sakit. Dibeberapa negara program ini adalah strategi kesehatan yang paling cost
effective. Menurut saya program yang dijalankan pemerintah itu masih dalam bidang
kuratif bukan preventif, program tersebut hanya mengurangi kematian yang akan terjadi
Perencanaan dan Evaluasi Program Promosi Kesehatan Page 3
Riwayat keluarga
Kebiasaan makan makanan yang
berlemak jenuh tinggi
Adanya penyakit yang dapat menyebabkan
penyakit jantung seperti hipertensi dan
diabetes
Kadar kolesterol darah tinggi
Kebiasaan merokok dan meminum
alkohol
Kurang berolahraga
Berupaya kuat untuk berhasil, agresif, ambisi,
ingin cepat dapat menyelesaikan pekerjaan
dan tidak sabar akan memicu stress
Radikal bebas
Faktor usia 65-77 tahun dan sangat beresiko terhadap
laki-laki
pada penderita bukan mengurangi peningkatan yang akan terjadi pada penderita baru.
Karena itu sebelum adanya penderita baru penyakit TBC sebaiknya melakukan
pencegahan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Dengan memberikan
pengetahuan kepada masyarakat tentang penyakit ini dan dapat mengubah perilaku
masyarakat untuk menutup mulut saat batuk dan tidak membuang sputum sembarangan
karena rumah yang bersih tidak akan menjadi salah satu tempat berkembang biaknya
bakteri tersebut. Dan yang paling penting bekerja sama dengan lintas sektoral seperti
pemerintah dan swasta agar semua tujuan yang dicapai dapat berhasil karena penyakit
yang ada di Indonesia bukanlah masalah pada seseorang namun menyangkut semua
bidang di pemerintahan, swasta dan terutama masyarakat.
2. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit kardiovaskular disebabkan oleh gangguan pada jantung dan pembuluh darah,
dan termasuk penyakit jantung koroner (serangan jantung), penyakit serebrovaskular (stroke),
peningkatan tekanan darah (hipertensi), penyakit arteri perifer, penyakit jantung rematik,
penyakit jantung bawaan dan gagal jantung . Penyakit jantung koroner merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang penting karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. Ditinjau
dari segi pembiayaan, akibat waktu perawatan dan biaya pengobatan penyakit jantung koroner
serta pemeriksaan penunjangnya, tentu tidak sedikit. Belum lagi keberhasilan pengobatan
sangat bergantung kepada kecepatan penanganan penyakit. Faktor-faktor penyebab penyakit
koroner :
Perencanaan dan Evaluasi Program Promosi Kesehatan Page 4
1. Memisahkan faktor perilaku dan non perilaku yang menjadi penyebab timbulnya masalah kesehatan.
Faktor Perilaku Faktor Non-Perilaku
Kebiasaan makan makanan yang
berlemak jenuh tinggiRiwayat keluarga
Kebiasaan merokok dan meminum
alkohol
Adanya penyakit yang dapat
menyebabkan penyakit jantung seperti
hipertensi dan diabetes
Kurang berolahraga Kadar kolesterol darah tinggi
Berupaya kuat untuk berhasil, agresif,
ambisi, ingin cepat dapat menyelesaikan
pekerjaan dan tidak sabar akan memicu
stress
Faktor usia 35-55 tahun dan sangat
beresiko terhadap laki-laki
Radikal bebas
2. Mengidentifikasi perilaku yang dapat mencegah timbulnya
masalah kesehatan dan perilaku yang berhubungan dengan
tindakan perawatan atau pengobatan.
Kebiasaan makan makanan yang berlemak jenuh tinggi,
Kebiasaan merokok dan meminum alkohol,
Kurang berolahraga,
Berupaya kuat untuk berhasil, agresif, ambisi, ingin cepat dapat menyelesaikan
pekerjaan dan tidak sabar akan memicu stress.
3. Mengurutkan faktor perilaku berdasarkan besarnya pengaruh
terhadap masalah kesehatan pada penyakit jantung koroner.
Kebiasaan makan makanan yang berlemak jenuh tinggi,
Kebiasaan merokok dan meminum alkohol,
Kurang berolahraga.
Perencanaan dan Evaluasi Program Promosi Kesehatan Page 5
4. Urutkan faktor perilaku berdasarkan kemungkinan untuk
diubah.
Kebiasaan makan makanan yang berlemak jenuh tinggi,
Kurang berolahraga,
Kebiasaan merokok dan meminum alkohol.
5. Tetapkan perilaku yang menjadi sasaran kegiatan
pemberdayaan.
Mengubah kebiasaan makan makanan yang berlemak jenuh tinggi,
Kurang berolahraga.
6. Tetapkan tujuan perubahan perilaku yang ingin dicapai.
Program yang sedang berjalan saat ini didunia adalah pencegahan, pengendalian dan
pemantauan CVDs (WHO), program ketahanan keluarga dengan pencegahan penyakit
kardiovaskuler melalui berpola hidup sehat. Program ini berjalan baik di Amerika turun
20 persen, sementara di Australia hingga 30 persen penurunannya. Yang paling signifikan
adalah penurunan angka kejadian penyakit jantung di Finlandia yang mencapai 40-50
persen. Sementara di Indonesia sendiri malah naik 20 persen disebabkan tidak ada
penekanan ke bawah tentang bagaimana bahaya penyakit jantung dan pencegahannya.
Jika cuma upaya pengobatan saja tidak ada habisnya, karna pengobatan penyakit ini
membutuhkan biaya yang sangat mahal. Untuk itu saya mentapkan perubahan perilaku
mengonsumsi makanan yang seimbang, sangat penting untuk jantung dan sistem sirkulasi
yang sehat, banyak buah dan sayuran, biji-bijian, daging tanpa lemak, ikan dan kacang-
kacangan, dan garam gula dan asupan lemak dibatasi. Setidaknya 30 menit aktivitas fisik
secara teratur setiap hari membantu menjaga kebugaran kardiovaskular, setidaknya 60
menit setiap hari membantu menjaga berat badan yang sehat.
3. Penyakit HIV/AIDS
Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala
penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human lmmunodeficiency Virus) yang mudah
menular dan mematikan. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan
akibat turunnya/hilangnya daya tahan tubuhnya, sehingga mudah terjangkit dan meninggal
karena penyakit infeksi, kanker dan lain-lain. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin
pencegahnya atau obat untuk penyembuhannya.
Faktor-faktor penyebab penyakit AIDS adalah :
Perencanaan dan Evaluasi Program Promosi Kesehatan Page 6
1. Memisahkan faktor perilaku dan non perilaku yang menjadi
penyebab timbulnya masalah kesehatan.
Faktor Perilaku Faktor Non-Perilaku
Melakukan hubungan seksual dengan lebih
dari satu pasangan
Human Immunodeficiency Virus atau HIV
adalah Virus yang menyebabkan Acquired
Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)
Tidak memakai pelindung ketika
melakukan hubungan seksual dengan lebih
dari satu pasangan
kekurangan gizi
Tidak memakai pelindung (kondom) ketika
melakukan hubungan seksual dengan orang
dengan HIV positif
Memiliki sedikit salinan gen CCL3L1 yang
membantu melawan infeksi HIV
Bergantian dalam memakai jarum suntik
Merajalelanya praktek pelacuran, praktek
homoseksualitas dan praktek seks bebas yang
kurang aman
Perencanaan dan Evaluasi Program Promosi Kesehatan Page 7
Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah Virus
yang menyebabkan Acquired Immuno Deficiency
Syndrome (AIDS)
kekurangan gizi
Melakukan hubungan seksual dengan lebih dari
satu pasangan
Tidak memakai pelindung ketika
melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan
Tidak memakai pelindung (kondom)
ketika melakukan hubungan seksual
dengan orang dengan HIV positif
Memiliki penyakit menular seksual lain seperti syphilis,
herpes, chlamydia, gonorrhea atau bacterial
vaginosis
Bergantian dalam memakai jarum
suntik
Melakukan transfusi darah yang terinfeksi
virus HIV
Memiliki sedikit salinan gen CCL3L1
yang membantu melawan infeksi HIV
Ibu yang terinfeksi AIDS menularkan ke
bayinya selama proses kehamilan
Petugas kesehatan yang tidak memakai APD saat memeriksa
darah di laboratorium
Merajalelanya praktek pelacuran, praktek
homoseksualitas dan praktek seks bebas yang kurang aman
Lemahnya pelayanan kesehatan
(pendidikam kesehatan dan
konseling)
Pemakaian narkoba dan
penyalahgunaan obat bius
Ibu yang terinfeksi AIDS menularkan ke
bayinya selama proses kehamilan
Lemahnya pelayanan kesehatan (pendidikam
kesehatan dan konseling)
Petugas kesehatan yang tidak memakai APD
saat memeriksa darah di laboratorium
Melakukan transfusi darah yang terinfeksi
virus HIV
Pemakaian narkoba dan penyalahgunaan obat
bius
2. Mengidentifikasi perilaku yang dapat mencegah timbulnya
masalah kesehatan dan perilaku yang berhubungan dengan
tindakan perawatan atau pengobatan.
Melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan,
Tidak memakai pelindung ketika melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu
pasangan,
Ibu yang terinfeksi AIDS menularkan ke bayinya selama proses kehamilan,
Petugas kesehatan yang tidak memakai APD saat memeriksa darah di laboratorium,
Melakukan transfusi darah yang terinfeksi virus HIV,
Pemakaian narkoba dengan menggunakan jarum suntik dan penyalahgunaan obat bius.
3. Mengurutkan faktor perilaku berdasarkan besarnya pengaruh
terhadap masalah kesehatan pada penyakit HIV/AIDS.
Melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan,
Tidak memakai pelindung ketika melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu
pasangan,
Melakukan transfusi darah yang terinfeksi virus HIV,
Pemakaian narkoba dengan menggunakan jarum suntik dan penyalahgunaan obat bius,
Ibu yang terinfeksi AIDS menularkan ke bayinya selama proses kehamilan.
4. Urutkan faktor perilaku berdasarkan kemungkinan untuk
diubah.
Ibu yang terinfeksi AIDS menularkan ke bayinya selama proses kehamilan,
Melakukan transfusi darah yang terinfeksi virus HIV,
Melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan,
Perencanaan dan Evaluasi Program Promosi Kesehatan Page 8
TBC
Tidak memakai pelindung ketika melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu
pasangan.
5. Tetapkan perilaku yang menjadi sasaran kegiatan
pemberdayaan.
Melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan,
Tidak memakai pelindung ketika melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu
pasangan,
Melakukan transfusi darah yang terinfeksi virus HIV.
Kepada pasangan suami istri harus setia kepada pasangan tetapi jika ingin melakukannya
bersama wanita atau pria yang bukan pasangannya hendaklah memakai kondom untuk
mencegah menularnya penyakit hubungan seksual.
6. Tetapkan tujuan perubahan perilaku yang ingin dicapai.
Tujuan perubahan perilaku yang ingin dicapai adalah dengan melaksanakan
pendidikan dan memberikan informasi yang tepat dan benar tentang HIV/AIDS kepada
masyarakat luas agar dapat mengembangkan sikap dan perilaku positif untuk melindungi
dirinya dan orang lain dari penularan HIV. Mengembangkan jiwa dan semangat saling
membantu dan non diskriminasi terhadap para mengidap HIV/penderita AIDS serta
lingkungannya yang terdekat isteri/suami, keluarga, teman sekerja dan sepergaulan.
Dengan menjamin tersedianya peralatan, pelayanan, informasi dan dukungan untuk
setiap orang yang ingin melindungi dirinya dan orang lain terhadap penularan HIV.
Kegiatan lingkup ini merupakan tindak lanjut dari program Komunikasi lnformasi
Edukasi yaitu untuk membantu orang melangkah dari "mengerti" kepada "berbuat".
Kerjasama yang erat antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, organisasi
masyarakat dan badan internasional terkait mutlak dibutuhkan. Salah satu tindakan yang
penting untuk pencegahan penularan virus HIV adalah pemeriksaan darah setiap donor,
agar darah yang ditranfusikan bebas "HIV" melalui uji saring atau diskrining bebas HI.
Bilamana ternyata ada yang HIV positif, donor yang bersangkutan berhak untuk
diberitahukan disertai konseling yang tepat. Melaksanakan program ABCDE yaitu
Absen (tidak berhubungan seks saat jauh dari pasangan), Be Faithful ( setia kepada
pasangan tidak gonta-ganti), Condom (memakai kondom saat melakukan hubungan),
Drugs ( tidak mengonsumsi Narkoba), Education (aktif mencari informasi yang benar).
Tugas ke-3 membuat lingkaran penyebab faktor perilaku dari
masing-masing masalah kesehatan.
Perencanaan dan Evaluasi Program Promosi Kesehatan Page 9
Jantung Koroner
Gambar 1.Lingkaran faktor perilaku penyebab TBC
Perencanaan dan Evaluasi Program Promosi Kesehatan Page 10