PDAM SUMBERSARI-Budi Purwantiningsih
description
Transcript of PDAM SUMBERSARI-Budi Purwantiningsih
KAJIAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERSIH
DALAM MEMENUHI BAKU MUTU AIR
(Studi Kasus PDAM Sumbersari Kotamadia Batu)
Oleh
BUDI PURWANTININGSIH
NIM 106150100111002
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI PENGELOLAAN SUMBERDAYA LINGKUNGAN
UIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
A. Latar Belakang
Air bersih di Kotamadya Malang dipenuhi dengan memanfaatkan beberapa sumber air
yang ada di sekitarnya. Pemerintah Belanda sejak tanggal 31 Maret 1915 pemerintah kolonial
Belanda mendirikan “Water Leideng Verordening” Kota Besar Malang yang bertujuan untuk
melayani kebutuhan air minum bagi sebagian kecil penduduk Kota Malang. Luas wilayah
pelayananannya diperkirakan seluas Kecamatan Klojen dengan sumber air baku dari mata air
Binangun sebesar 184 l/det dan Sumbersari sebesar 40 l/det.
Pengelolaan “Water Leideng Verordening” ditangani oleh dua instansi, yaitu DinasPekerjaan Umum Daerah yang menangani bidang teknik dan Dinas Pendapatan yang menanganibidang administrasi dan keuangan.
Berdasarkan Peraturan Daerah No 11 Tahun 1974 tanggal 18 Desember 1974, unit airminum tersebut berganti nama dan status menjadi Perusahaan Daerah Air Minum yang berbadanhukum sebagaimana diatur dalam UU No 5/1965 mengenai Perusahaan Daerah. PeraturanDaerah ini diperbaharui dengan Peraturan Daerah No 2 Tahun 1984.
Berdasarkan Peraturan Daerah No 10 Tahun 1999 Tanggal 19 Juni 1999, bentuk badanhukum PDAM Kota Malang berubah dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas (PT)dengan nama “PT. Air Minum Malang Kucecwara” dengan masa transisi dari PD menjadi PTselama dua tahun. Akan tetapi sampai perubahan status tersebut sampai saat ini belum dapatdirealisasikan.
Seiring dengan perkembangan Kotamadia Malang, maka kapasitas sumber air yangdieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan air bersih juga semakin meningkat antara lain :Karangan, Sumbersari, Ngesong, Banyuning, Wendit I dan Wendit II. (Meiyanto,1999). Sejalandengan berjalannya waktu, semakin berkembangnya kehidupan manusia dan pesatnyaperkembangan teknologi industri, menyebabkan kebutuhan air bersih sangat tinggi. Pada saatyang sama, perkembangan tersebut juga menyebabkan terjadinya pencemaran air, sehinggausaha untuk memperoleh air bersih yang sesuai standar mutu tertentu secara kontinyu pada saatini menjadi sesuatu hal yang sangat mahal.
B. Rumusan Masalah
Kebutuhan air bersih yang terdapat di seluruh Indonesia semakin berkurang, begitu juga
dengan daerah Malang yang tercatat sebagai pelanggan PDAM sebanyak 92 ribu itu mencapai
1,8 juta meter kubik per bulan sampai 2.000.000 meter kubik/bulan khususnya dari sumber air
Sumbersari dan Karangan yang berlokasi di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang
masing-masing mencapai 18 liter/detik dan 29 liter/detik. Namun itu tidak berarti air yang
dihasilkan bebas dari bahan kimia atau bahan pengolahan lainnya sebagai bahan baku air minum.
Penurunan kualitas air PDAM Sumbersari Malang menyebabkan meningkatnya
kebutuhan debit untuk maintenance flow pada musim kemarau dari 7,5 m3/det menjadi sebesar
11,50 m3/det (Binnie & Partners,1999).
Dampak penurunan kualitas air juga dirasakan oleh PDAM Kota Malang wilayah
Sumbersari Batu yang menyebabkan berfluktuasinya / tidak stabilnya air jadi / air minum akibat
menurunnya efesiensi produksi dari instalasi peralatan penjernihan. Dampak lain adalah semakin
besarnya biaya operasi pengolahan air baku menjadi air minum, yaitu dengan meningkatnya
penggunaan bahan-bahan kimia yang berasal dari hasil pertanian atau limbah rumah tangga yang
berasal dari masyarakat setempat (Taufiqurrachman, 2002) .
Disamping itu banyak masyarakat sekitar yang menggunakan air sungai untuk mencuci
baju, buang sampah, kotoran maupun limbah atau bahan berbahaya lainnya yang kemudian
mengalir sampai pad sumber air yang digunakan untuk air minum. Sedangkan dampak tidak
langsung adalah menurunnya tingkat kesehatan masyarakat sebagai akibat penggunaan bahan-
bahan kimia secara berlebihan dalam pengolahan air minum. Walaupun memang meminum dua
liter air putih setiap hari merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan ginjal. Namun, bila
air yang dikonsumsi mengandung zat-zat tertentu, bukan mustahil kesehatan justru terganggu.
"Zat yang terkandung di dalam air berbeda-beda, bergantung sumbernya. Umumnya air
yang kita minum berasal dari sumur, PDAM, dan air minum dalam kemasan," kata dr Djoko
Santoso SpPD K-GH PhD dalam talkshow Hidup Produktif dengan Ginjal Sehat di radio JJFM,
Air sumur, lanjutnya, mengandung kalium dan magnesium yang tidak baik untuk
kesehatan ginjal. Bila penderita penyakit ginjal kronik mengonsumsinya, bukan mustahil terjadi
mual-mual, nyeri di sekujur tubuh, dan muntah hebat.
Sedangkan air PDAM yang paling banyak digunakan masyarakat memiliki kandungan
alumunium yang sangat tinggi. Sementara itu, teknologi pengolahan air minum yang digunakan
PDAM masih tertinggal. Dalam mengolah air baku menjadi air layak minum teknologi yang
digunakan PDAM hanya menghilangkan bakteri E. Coli dan besi. Sedangkan kandungan
karsinogen tidak pernah dilakukan. Karena banyaknya zat organik dan nonorganik di dalam air
baku, maka PDAM akan memberikan khlor ke dalam air sebagai disinfektan. Jumlah yang
diberikan cukup banyak karena disesuaikan dengan jumlah zat organik yang terkandung di air.
C. Analisis Ekosistem
Dari permasalahan di atas bukan tidak mungkin jika PDAM yang sudah bertahun-tahun
berdiri harus berbenah diri. Mulai dari tempat bangunan yang tidak sesuai dengan mutu baku
pendirian bangunan hingga kelayakan air minum yang dihasilkan atau melakukan pembenahan
masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Sehingga diperlukan analisis ekosistem yang diharapkan
dapat membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan di atas.
Upaya – upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan diatas
antara lain:
1. Mendirikan satu sumur resapan yang terdiri dari 2 resapan yang digunakan untuk 5-10
rumah untuk pembuangan limbah rumah tangga.
Kami berfikir jika semua limbah rumah tangga terorganisir dan tertampung dalam satu
resapan dengan baik, maka bukan tidak mungkin pecemaran terbesar yang mencemari
sungai atau PDAM Sumbersari ini bisa teratasi dan menghasilkan air sesuai dengan mutu
baku air.
2. Mengurangi penggunaan pestisida.
Penggunaan pestisida yang berlebihan akan membahayakan sungai yang berada di
sekitarnya yang kemudian mengalir dan meresap ke dalam tanah dan memenuhi sumur
penduduk atau jika dekat dengan PDAM akan mencemari air PDAM. Sehingga perlu
dilakukan penyuluhan untuk mengurangi penggunaan pestisida.
3. Menggalakkan masyarakat untuk menggunakan pupuk organic
Pupuk organic adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan organic. Tanaman budidaya
yang menggunakan pupuk organic juga tidak membahayakan tubuh jika di konsumsi selain
itu pupuk organic jika masuk ke dalam tanah dan meresap ke dalam air juga tidak
membahayakan. Disamping pembuatan pupuk organic yang tidak sulit dan bisa dilakukan
semua masyarakat, juga berfungsi untuk mengurangi limbah rumah tangga yang selama ini
menjadi permasalahan di kota-kota maju seperti di Malang ini.
4. Memfilter air PDAM sesuai standar Internasional
Air PDAM yang paling banyak digunakan masyarakat memiliki kandungan alumunium
yang sangat tinggi. Sementara itu, teknologi pengolahan air minum yang digunakan PDAM
masih tertinggal. Dalam mengolah air baku menjadi air layak minum teknologi yang
digunakan PDAM hanya menghilangkan bakteri E. Coli dan besi. Sedangkan kandungan
karsinogen tidak pernah dilakukan. Karena banyaknya zat organik dan nonorganik di
dalam air baku, maka PDAM akan memberikan khlor ke dalam air sebagai disinfektan.
Jumlah yang diberikan cukup banyak karena disesuaikan dengan jumlah zat organik yang
terkandung di air. Sehingga perlu dilakukan penyaringan yang bertandar Internasional
yang sesuai dengan mutu baku air yang layak konsumsi dan tidak mengganggu kesehatan
masyarakat
5. Memperluas daerah PDAM dengan persetujuan PEMDA
Kalau memang tidak memungkinkan merubah dari segala aspek social masyarakatnya
maka alternative terakhir yang perlu diambil oleh PEMDA setempat adalah memperluas
tempat yang dulunya dianggap sudah aman menjadi memang benar-benar aman dari
limbah rumah tangga atau bebas pestisida dari hasil pertanian. Walaupun sangat sulit
dilakukan namun cara ini bisa dilakukan dengan memperluas daerah yang jauh dari konflik
pembebasan lahan penduduk. Tentunya memang dengan pendekatan internal supaya tidak
terjadi konflik besar dengan cara mendatangkan para ahli.
6. Mencari alternative sumber mata air lain
Selain 5 cara diatas, sebaiknya secara terus menerus kita mencari alternative sumber mata
air yang masih bersih. Supaya ketersediaan air bersih dikota batu bisa tercukupi. Karena
permintaan masyarakat akan air bersih semakin lama semakin besar ditunjang dengan
jumlah penduduknya yang semakin besar pula.
Dari upaya-upaya diatas, kami berharap supaya PDAM Sumbersari Kotamadia Batu ini bisa
menjadi penyedia air yang bertanggung jawab terhadap konsumen.
Daftar Pustaka
Meiyanto, Hari Eko (1999). Kajian Sistem Penyediaan Air Bersih Dalam Mendukung
Perkembangan Kota. Malang.
Taufiqurrahman, M (2002). Pengaruh Fluktuasi Debit Kali Surabaya Terhadap Kualitas Air
Baku PDAM Kota Surabaya Dalam Memenuhi Baku Mutu Air. Malang
www.pdamkotamdia malang.co.id