PDAM Kab. Minahasa

download PDAM Kab. Minahasa

of 42

description

Kegiatan Pembangunan Prasarana Air Baku dan Air Bersih terletak di Kecamatan Tondano Selatan Kabupaten Minahasa

Transcript of PDAM Kab. Minahasa

BAB IIDENTITAS PEMRAKARSA

1.1. Nama Perusahaan: Perusahaan Daerah Air minum Minahasa1.2. Nama Pemrakarsa: Drs. Max Mantiri1.3. Alamat Kantor: Kompleks stadion Maesa Kelurahan Wewelen Kecamatan Tondano Barat Kabupaten MinahasaTelepon/fax: 0431-322993/0431-321678

BAB IIRENCANA KEGIATAN

2.1 Nama Rencana Usaha dan/atau KegiatanNama rencana usaha dan/atau kegiatan adalah Pembangunan Prasarana Air Baku dan Air Bersih. Tujuan dari Pembangunan Prasarana Air Baku dan Air Bersih adalah memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di kota Tondano dan meningkatkan pemanfatan sumberdaya air Danau tondano.

2.2 Lokasi Rencana Usaha dan/atau KegiatanKegiatan Pembangunan Prasarana Air Baku dan Air Bersih terletak di Kecamatan Tondano Selatan Kabupaten Minahasa. Lokasi intake berada di Danau Tondano bagian barat pada koordinat 71.236 mU dan 138.483 mT (zone UTM:51N), lokasi instalasi pengolahan air (IPA) terletak pada koordinat 70.886 mU dan 138.964 mT (zone UTM:51N). Jaringan pipa melintasi jalan dan tegalan. Peta Petunjuk Lokasi kegiatan dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

2.3 Skala KegiatanSumber AirSumber air baku untuk melayani air bersih di Ibukota Kabupaten Minahasa pada umumnya dan Kecamatan Tondano Selatan pada khususnya adalah dari Danau Tondano bagian barat.Sistem TransferAir baku dari Danau Tondano disadap pada jarak 100 meter dari tepi danau dan dikumpul pada intake pit selanjutnya dengan menggunakan pompa kapasitas 50 lps (180 m3/jam) dipompa menuju instansi pengolahan air (IPA) yang berada pada ketinggian 900 dpl di koordinat 70.826 mU, 138.964 mT, zona 51N yang ditransfer melalui pipa spiral weded steel dengan diameter 300 mm (12 inchi).Sistem PengolahanSistem pengolahan air baku menjadi air bersih dilakukan dengan penggunakan peralatan paket IPA lengkap konstruksi baja dengan kapasitas 25 lpsx2 dan untuk tahun-tahun kedepan akan ditingkatkan lagi sebesar 25 lps x 2 dan untuk tahun-tahun kedepan akan ditingkatkan lagi sebesar 25 lps x 2 sehingga total kapasitas IPA nya menjadi 25 lps x 4 (100 lps).Dan untuk menunjang sistem pengolahan air ini diperlukan bangunan penunjang antara lain Laboratorium mini, ruang kimia untuk pembubuhan bahan kimia, dan gudang kimia sebagai tempat menampung bahan kimia, rumah genset untuk meletakan genset sebagai power supplay untuk mengoperasikan pompa kimia dan penerangan disekeliling kompleks IPA. Untuk menunjang petugas atau operator dibangun juga rumah jaga sebagai tempat tinggal bagi operator dan keluarganya.Sistem DistribusiSistem ditribusi ialah jaringan pipa yang dipasang dari Reservoir menuju ke service area (daerah pelayanan) dimana jaringan pipa tersebut terbagi menjadi dua arah yang pertama jaringan ditribusi induk dengan diameter 300 mm berbahan HDPE menuju kawasan kampus UNIMA dan perumahan di sekitar kampus UNIMA sedangkan jaringan pipa distribusi yang lainnya yang berdiameter 150 mm berbahan HDPE menuju kearah desa Leleko dan selanjutnya ditransfer kembali dengan pompa transfer menuju kampus IPDNSistem BossterDaerah yang tidak dapat dijangkau dengan sistem gravitasi dari reservoir dapat dilakukan pendistribusiannya dengan cara booster transfer. Sistem ini menggunakan pompa Booster Module yang dapat dipasang segaris dengan jaringan pipa yang bekerja berdasarkan sensor tekan sehingga tidak memerlukan operator untuk mengoperasikannya dan tidak memerlukan collector Tank sebagai tempat sadapnya.Sambungan RumahMasyarakat yang ingin menikmati air bersih harus mempunyai sambungan rumah yang legal yang terdaftar di PDAM dengan mengikuti persyaratan yang berlaku di PDAM dan setelah menjadi pelanggan berkewajiban membayar tagihan air yang tarifnya sesuai dengan tarif yang berlaku di PDAM. Lay out sistem pelayanan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tokapokol dapat dilihat pada gambar 3.

2.4 Kriteria PerencanaanSecara umum kriteria perencanaan yang digunakan dalam perencanaan system penyediaan air bersih ini meliputi hal-hal sebagai berikut:Service AreaPenentuan service area atau daerah pelayanan disesuaiakan dengan kondisi setempat berdasarkan kepadatan penduduk.Population CoveragePopulation coverage atau banyaknya penduduk di daerah service mencapai 80% pelayanan sampai akhir tahun perencanaan.Service LevelService level atau cara penyampaian air konsumen. Usaha Pelayanan air bersih pada umumnya melalui dua macam cara, yaitu melalui sambungan rumah dan hidran umum. Ketentuan perbandingan sambungan rumah dan hidran umum berkisar antara 80 : 20 dimana factor recovery cost merupakan factor yang perlu dipertimbangkan.Consumption RateConsumption rate atau besarnya pemakaian per hari ini tergantung pada jenis sambungan seperti sambungan rumah dan hidran umum dari beberapa karakteristik seperti desa, kota kecil, sedang dan kota besar.Pelayanan Fasilitas Non DomestikPelayanan air bersih untuk fasilitas-fasilitas non domestic diperhitungkan besarnya 20% dari kebutuhan rumah tangga/domestic.Kebocoran/Kehilangan Air Kebocoran/kehilangan air diasumsikan sebesar 30% dari kebutuhan total domestic dan non domestic.Pipa DistribusiPengaliran air kepada penduduk dilakukan dengan menggunakan jaringan pipa yang direncanakan dapat mengalirkan debit dengan waktu pengaliran 12 s/d 24 jam per hari.Kebutuhan Rata-rataKebutuhan rata-rata (Q rata-rata) adalah total Domestik Non Domestik Kehilangan AirFluktuasi Pemakaian AirPemakaian pada hari maksimum : 1,10 x Q rata-rataPemakaian pada jam maksimum : 1,50 x Q rata-rata

2.5 Sistem PerpipaanPipa TransmisiPerhitungan dimensi pada pipa transmisi menggunakan data debit air maksimum untuk kota-kota yang di desain dengan fasilitas reservoir.Sedangkan untuk kota-kota yang didesain tanpa reservoir diperhitungkan berdasarkan debit pada jam puncak.Adapun rumus yang digunakan adalah:Q = A . VA = D2Dimana :Q = Debit aliran (m3/detik)A = Penampang pipa (m2)V = Kecepatan aliran dalam pipa (meter/detik)D = Diameter pipa (meter) = Bilangan ketepatan 3,14 atau (22/7)Pipa DistribusiPerhitungan dimensi pipa distribusi menggunakan data debit jam puncak, sebab sistem distribusi di disain untuk membagi air pada jam-jam puncak.Kecepatan aliran di dalam pipa :Transmisi : 0,6 3,0 meter/detikDistribusi : 0,3 2,0 meter/detikTekanan pada pipa Untuk pipa sekunder di ujung distribusi, tekanan minimum pada sambungan pelayanan 10-15 meter, sehingga air dapat sampai ke konsumen terjauh atau dapat mencapai bangunan bertingkat dua. Tekanan air maksimum adalah 90 m Maksimum kehilangan tekanan pada pipa adalah 20-30 m/kmKehilangan Tekanan Pada PipaUntuk menghitung kehilangan tekanan dalam pipa dapat digunakan rumus Hazen William (untuk air penuh) Hf = (Q/) 0,2785 x C D 2,63)) 1/0,54 x LDimana Hf = Kehilangan tekanan (m)Q = Debit aliran C = Coefisien Hazen WilliamD = Diameter pipa (m)L = Panjang pipa (m)Faktor C bervariasi terhadap kondisi permukaan dalam pipa, bahan pipa, kualitas air dan periode perencanaan.PendudukDalam desain air bersih digunakan 3 kelompok penduduk,yaitu :a. Penduduk total, tidak semua penduduk ini mendapat fasilitas air bersih.b. Penduduk perencanaan, yaitu sebagian dari penduduk total yang direncanakan akan mendapat fasilitas air bersih.c. Penduduk yang dilayani, yaitu sebagian dari penduduk perencanaan yang akan mendapat fasilitas air bersih. Seluruh penduduk ini akan terlayani oleh pengembangan sistem air bersih

2.6 Bangunan AirIntake PiteBerfungsi sebagai pengupul air baku dari lokasi sadap yang selanjutnya ditransfer ke lokasi instalasi pengolahan air melalui jaringan pipa transmisi.Intalasi Pengolahan Air (IPA)Berfungsi sebagai tempat proses penjernihan air baku menjadi air bersih bahkan air minum yang mana kapasitas dan dimensinya disesuaikan dengan kebutuhan.Collector Tank/ReservoirBerfungsi sebagai pengumpul air dari instalasi pengolahan air untuk selanjutnya didistribusikan ke konsumen. Kriteria desain : volume collector tank/reservoir ini 15 s/d 20 % dari kebutuhan air maksimum.Bak Kaporit/Bak Pembubuhan DesinfektanBerfungsi sebagai tempat untuk membubuhkan dan meneteskan chlor.Kriteria desain : Calcium Hypochlorite dengan kadar 60 % chlor DPC = 1 mg/1 Sisa Chlor = 0,4 mg/1Diagram hidrolisis Instalasi Pengolahan Air terdapat pada gambar 4.

2.7 Garis Besar Komponen Rencana Kegiatan2.7.1. Tahap Pra KonstruksiJenis kegiatan tahap pra konstruksi sebagai berikut:a) Kegiatan survey lokasib) Pengukuran kualitas airc) Sosialisasi dengan pemerintah desa dan kecamatan2.7.2. Tahap Konstruksia) Penerimaan Tenaga KerjaRencana Tenaga Kerja yang diperlukan pada tahap konstruksi berjumlah sekitar 100 orang.b) Bahan/MaterialBahan/material yang diperlukan untuk pembangunan air bersih terdapat pada tabel 1.

Tabel 1. Bahan/Material untuk Pembangunan Air Bersih

NOBAHAN/MATERIALSATUAN

1Komponen Intake

Pipa sadap dia 300 mm HDPEMeter

Pompa submersible cap 50 lps head 230 meterUnit

Intake Pit ConcreteUnit

Hydrophore Tank cap 5000 liter SteelUnit

Raw Water Meter dia 300 mm CIUnit

Check Valve dia 300 mm CIUnit

2Komponen Jaringan Transmisi

Pipa spiral welded dia 300 mm steelMeter

Pipa dia 300 mm HDPE SDR 17Meter

3Komponen Instalasi Pengolahan Air

Peket IPA kap 2 x 25 lps steelUnit

4Komponen Jaringan Distribusi

Pipa dia 300 mm HDPE SDR 17Meter

Pipa dia 150 mm HDPE SDR 17Meter

5Komponen Booster Pump

Pompa Booster Module cap 5 lps head 110 MUnit

Pipa dia 150 mm HDPE SDR 17 Meter

Pemasangan accessories pipa transmisi3. Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cut and Fill lahan Pemasangan Paket IPA cap. 2 x 25 lps Pembuatan rumah operasional + mini lab Pembuatan reservoir cap 750 m3 Pemasangan Fuel Tank 2 x 5000 liter Pembuatan rumah generator Pemasangan genset4. Pekerjaan Jaringan Pipa Distribusi Pemasangan pipa dia 300 mm HDPE SDR 17 Pemasangan pipa dia 150 mm HDPE SDR 17 Pemasangan accessories pipa distribusi5. Pekerjaan Jaringan Pipa Booster Pemasangan pompa Booster Module cap 5 lps hed 110 m Pemasangan pipa diameter 150 mm HDPE SDR 17 Pemasangan accessories pipa distribusi2.7.3. Tahap Operasia. Pemeliharaan intakeb. Pemeliharaan jaringan tranmisi/distribusic. Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air dan Bangunan penunjang

BAB IIIDAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

3.1 Tahap Pra Konstruksi3.1.1. Sosialisasi Rencana Pembangunan PDAM Kabupaten MinahasaPersepsi Masyarakata. Sumber DampakSumber dampak dari perubahan persepsi masyarakat adalah sosialisasi kegiatan tentang pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa.b. Jenis DampakKomponen lingkungan yang akan dipengaruhi adalah masyarakat yang ada disekitar rencana Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa, yang ditunjukkan oleh peningkatan pemahaman dan perubahan persepsi masyarakat tentang rencana Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa.c. Besaran DampakSosialisasi Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa akan berdampak positif terhadap pemahaman masyarakat tentang Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa. Pemahaman yang benar akan menambah pengetahuan masyarakat tentang Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa, dampak apa yang akan ditimbulkannya terhadap lingkungan baik lingkungan fisik, kimia, biologi maupun sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat. Selain itu masyarakat sudah dapat memahami bahwa kegiatan tersebut akan memberikan dampak positif dan dampak negative. Persepsi masyarakat di Kelurahan Paleloan, Kelurahan Tataaraan 1 dan Kelurahan Koya setuju pada rona awal sebesar 100 % dan yang tidak setuju 0 %. Peningkatan pengetahuan masyarakat ini akan memberikan dampak lanjutan persepsi masyarakat yang bersifat positif. Dampak yang ditimbulkan oleh sosialisasi Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa ini perlu ditindaklanjuti dengan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

3.2 Tahap KonstruksiMobilisasi Tenaga Kerja KonstruksiKesempatan Kerja dan Peningkatan Pendapatana. Sumber DampakPengadaan tenaga kerja akan berdampak terhadap peningkatan peluang kerja yang selanjutnya dapat meningkatkan pendapatan. Pengadaan tenaga kerja untuk kegiatan Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa meliputi Sistem Transfer, Sistem Pengolahan, Sistem Distribusi, Sistem Booster serta fasilitas penunjang lainnya akan berdampak terhadap peningkatan peluang kerja yang selanjutnya dapat meningkatkan pendapatan.b. Jenis DampakTenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan konstruksi berjumlah 100 orang memberikan dampak positif pada peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan.c. Besaran DampakTenaga kerja yang dibutuhkan pada tahap konstruksi adalah 100 orang. Tenaga tersebut sebagian besar merupakan tenaga kerja yang tidak memerlukan keahlian khusus yaitu cukup dengan kualifikasi SD/SLTP. Tenaga-tenaga tersebut akan direkrut dari Kelurahan Tataaran 1, Kelurahan Koya serta Kelurahan/desa-desa di sekitarnya. Apabila jangka waktu tahap konstruksi sekitar dua puluh empat bulan, maka aka nada kesempatan/peluang kerja bagi masyarakat di sekitar kegiatan. Kesempatan kerja ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan bagi masyarakat yang direkrut bekerja di proyek kegiatan pembangunan Prasarana Air Baku dan Air Bersih ini. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan rekrutmen tenaga kerja pada saat konstruksi dinilai sebagai dampak positif. Dampak ini perlu dikelola dan dipantau agar dampak positif tersebut dapat lebih ditingkatkan.

Mobilisai Peralatan dan MaterialKebisingana. Sumber DampakKegiatan mobilisasi peralatan dan material akan meningkatkan tingkat kebisingan terutama di jalur yang dilewati mobilisasi-mobilisasi alat dan material.b. Jenis DampakKegiatan ini akan menyebabkan peningkatan kebisingan dijalur yang dilalui oleh kendaraan yang mengangkut alat dan material.c. Besaran DampakPeningkatan tingkat kebisingan terutama diakibatkan oleh adanya mobilisasi peralatan dan material. Rona awal kebisingan di tapak kegiatan yaitu 38,0 70,1* dBA dan diprakirakan tingkat kebisingan ini akan meningkat menjadi 48 80 dBA. Tingkat kebisingan di permukiman sekitar 40 68,2*. Tingkat kebisingan ini telah melebihi baku mutu (55 dBA) apabila ada kendaraan roda dua maupun roda empat yang melintasi. Peningkatan tingkat kebisingan tersebut hanya sementara yaitu selama mobilisasi alat dan material berjalan kurang lebih satu bulan dan volume arus lalu lintas di lokasi pada jam sibuk adalah 157 smp/jam.Dengan demikian dampak yang ditimbulkan dari kegiatan mobilisasi peralatan dan material tidak dikelola dan dipantau.

Pembangunan Bak ResevoirStabilitas Tanaha. Sumber DampakKegiatan pembangunan Bak Roservoir/pemasangan pipa akan berpengaruh pada stabilitas tanah dan penurunan tanah di tapak pembangunan Bak Reservoir tersebut.b. Jenis DampakPembangunan Bak Reservoir akan berdampak negative terhadap stabilitas tanah, penurunan tanah dan akan mempengaruhi kestabilan bangunan.c. Besaran DampakPada tahap penyiapan lahan dasar, akan dilakukan pembersihan lahan dari rerumputan serta penebangan pohon yang terdapat di rencana lokasi proyek. Luas lahan yang dibutuhkan relative sempit (sekitar 450 m2). Panjang jaringan pipa yang dipasang dari Reservoir menuju ke service area (daerah pelayanan) dimana jaringan dari Reservoir menuju ke service area (daerah pelayanan) dimana jaringan pipa tersebut terbagi menjadi dua arah yang pertama jaringan distribusi induk dengan diameter 300 mm berbahan HDPE menuju kawasan kampus UNIMA dan perumahan disekitar kampus UNIMA sedangkan jaringan pipa distribusi yang lainnya yang berdiameter 150 mm berbahan HDPE menuju kearah desa Leleko dan selanjutnya di Transfer kembali dengan pompa transfer menuju kampus. Oleh karena itu kegiatan pembangunan Bak Reservoir akan memberikan dampak negative terhadap kestabilan tanah longsor sehingga perlu dilakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup.

3.3 Tahap Operasi3.3.1. Mobilisasi Tenaga Kerja OperasiKesempatan Kerja dan Peningkatan Pendapatana. Sumber DampakSumber dampak adalah mobilisasi dan penerimaan tenaga kerja untuk tahap operasi. b. Jenis DampakTenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan operasi berjumlah 20 orang tergantung pada kemajuan dan perkembangan PDAM Kabupaten Minahasa.c. Besaran DampakDampak positif terbukanya peluang/kesematan kerja adalah desa/kelurahan yang langsung terkena dampak adalah masyarakat Kelurahan Paleloan, Kelurahan Tataaran 1 dan Kelurahan Koya serta kelurahan/desa sekitarnya. Kegiatan tahap operasi memerlukan tenaga kerja sekitar 20 orang tergantung pada perkembangan dan kemajuan kegiatan PDAM Kabupaten Minahasa. Tenaga tersebut sebagian besar merupakan tenaga kerja yang tidak memerlukan keahlian khusus, juga tenaga kerja terampil.Tenaga-tenaga tersebut akan direkrut dari kelurahan Paleloan, Kelurahan Tataaran 1, Kelurahan Koya serta Kelurahan/desa di sekitarnya. Jangka waktu tahap operasi adalah selama kegiatan berlangsung yang diperkirakan selama 30 tahun, maka aka nada kesempatan/peluang kerja bagi masyarakat di sekitar kegiatan. Kesempatan kerja ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan bagi masyarakat yang direkrut bekerja di kegiatan operasional PDAM Kabupaten Minahasa ini. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan rekrutmen tenaga kerja pada saat operasi dinilai sebagai dampak positif. Dampak ini perlu dikelola dan dipantau agar dampak positif tersebut dapat lebih ditingkatkan.

3.3.2. Kegiatan Operasional PDAMKualitas Aira. Sumber DampakSumber dampak terhadap kualitas air adalah kegiatan operasional PDAM Kabupaten Minahasa.b. Jenis DampakKomponen lingkungan yang akan dipengaruhi adalah kualitas air PDAM Kabupaten Minahasac. Besaran DampakKegiatan operasional PDAM Kabupaten Minahasa akan menghasilkan mutu air sesuai Air Baku dan Air Bersih. Dengan demikian kualitas airnya harus terjaga dan dilakukan pengecekan agar tidak berpotensi menimbulkan dampak negative terhadap kualitas air PDAM yang akan dikonsumsi masyarakat. Dengan demikian perlu ditindaklanjuti dengan pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup.

Kuantitas Air Danau Tondanoa. Sumber DampakSumber dampak terhadap penurunan kuantitas air Danau Tondano.b. Jenis DampakKegiatan operasional PDAM Kabupaten Minahasa akan memanfaatkan sumber air Danau Tondano. Hal ini diprakirakan akan berpengaruh pada pemanfaatan lainnya di Danau Tondano.c. Besaran DampakOulet Danau Tondano adalah Sungai Tondano yang di bagian hilirnya dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Debit turbin pembangkit minimum adalah 6,47 m3/detik dan maksimum 16 m3/detik. Debit sungai rata-rata adalah 11,773 m3/detik, sedangkan yang direncanakan PDAM Kabupaten Minahasa memanfaatkan air dari Danau Tondano sebesar 0,05 m3/detik. Data muka air rata-rata Danau Tondano yang diambil di titik hulu Sungai Tondano (Toulour) bulan Januari 308 cm, Februari 332 cm, Maret 326 cm, April 316 cm, Mei 300 cm, Juni 328 cm, Juli 310 cm dan Agustus 273 cm (PT. PLN (Persero) Wilayah SULUTTENGGO Sektor Minahasa, 2011). Dengan demikian terlihat bahwa muka air Danau Tondano terendah adalah di bulan Agustus. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pengeloalaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup (antara lain koordinasi antara stakeholder pengguna air Danau Tondano dalam hal ini antara PT. PLN (Persero) dan PT. PDAM Kabupaten Minahasa).Pendapatan Asli Daerah (PAD)a. Sumber DampakSumber dampak terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah beroperasinya kegiatan Prasarana Pembangunan Air Baku dan Air Bersih di Kabupaten Minahasa.b. Jenis DampakBeroperasinya PDAM Kabupaten Minahasa akan memberikan pendapatan bagi pemerintah melalui penerimaan pajak dan retribusi lainnya.c. Besaran DampakPengoperasian Prasarana Pembangunan Air Baku dan Air Bersih di Kabupaten Minahasa akan memberikan pendapatan bagi pemerintah melalui penerimaan pajak dan retribusi. Penerimaan tersebut akan berlangsung selama PDAM Kabupaten Minahasa beroperasi, jadi sifatnya jangka panjang. Insvestor yang melakukan kegiatan eksploitasi sumber daya alam berkewajiban memberikan kompensasi kepada pemerintah daerah. Hal tersebut diatur dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Dengan demikian perlu dilakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup.

Persepsi Masyarakata. Sumber DampakSumber dampak dari perubahan persepsi masyarakat adalah Kegiatan Pengoperasian Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa.b. Jenis DampakKomponen lingkungan yang akan dipengaruhi adalah persepsi masyarakat yang ada disekitar lokasi Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa yang ditunjukkan oleh peningkatan pemahaman dan perubahan persepsi masyarakat tentang Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa.

c. Besaran DampakPengoperasian Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa Yang Baik akan berdampak positif terhadap persepsi masyarakat. Masyarakat dapat memahami bahwa kegiatan Pengoperasian PDAM Kabupaten Minahasa akan memberikan dampak positif. Dampak terhadap persepsi masyarakat akan berlangsung lama yakni selama kegiatan PDAM Kabupaten Minahasa beroperasi. Persepsi masyarakat di Kelurahan Paleloan, Kelurahan Tataaran 1, Kelurahan Koya yang setuju pada rona awal sebesar 100 % dan tidak setuju 0 %. Sebaliknya jika dampak fisik kimia tidak dikelola dengan baik maka akan mengurangi sikap setuju. Dengan demikian dampak yang ditimbulkan dari Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa ini perlu ditindaklanjuti dengan pengelolaan dan Pemantauan lingkungan hidup.

Tabel 3. Dampak Lingkungan Yang Akan Terjadi Pada Kegiatan Pembangunan Prasarana Air Baku dan Air Bersih di Kecamatan Tondano Selatan Kabupaten Minahasa

SUMBER DAMPAKJENIS DAMPAKBESARAN DAMPAK

TAHAP PRA KONSTRUKSI

Kegiatan Sosialisasi Rencana

Persepsi MasyarakatSumber dampak dari perubahan persepsi masyarakat adalah sosialisasi kegiatan tentang pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa.

Komponen lingkungan yang akan dipengaruhi adalah masyarakat yang ada disekitar rencana Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa, yang ditunjukkan oleh peningkatan pemahaman dan perubahan persepsi masyarakat tentang rencana Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa.

Sosialisasi Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa akan berdampak positif terhadap pemahaman masyarakat tentang Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa. Pemahaman yang benar akan menambah pengetahuan masyarakat tentang Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa, dampak apa yang akan ditimbulkannya terhadap lingkungan baik lingkungan fisik, kimia, biologi maupun sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat. Selain itu masyarakat sudah dapat memahami bahwa kegiatan tersebut akan memberikan dampak positif dan dampak negative. Persepsi masyarakat di Kelurahan Paleloan, Kelurahan Tataaraan 1 dan Kelurahan Koya setuju pada rona awal sebesar 100 % dan yang tidak setuju 0 %. Peningkatan pengetahuan masyarakat ini akan memberikan dampak lanjutan persepsi masyarakat yang bersifat positif. Dampak yang ditimbulkan oleh sosialisasi Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa ini perlu ditindaklanjuti dengan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

TAHAP KONSTRUKSI

Mobilisasi Tenaga Kerja

Kesempatan Kerja dan Peningkatan PendapatanPengadaan tenaga kerja akan berdampak terhadap peningkatan peluang kerja yang selanjutnya dapat meningkatkan pendapatan. Pengadaan tenaga kerja untuk kegiatan Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa meliputi Sistem Transfer, Sistem Pengolahan, Sistem Distribusi, Sistem Booster serta fasilitas penunjang lainnya akan berdampak terhadap peningkatan peluang kerja yang selanjutnya dapat meningkatkan pendapatan.

Tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan konstruksi berjumlah 100 orang memberikan dampak positif pada peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan.

Tenaga kerja yang dibutuhkan pada tahap konstruksi adalah 100 orang. Tenaga tersebut sebagian besar merupakan tenaga kerja yang tidak memerlukan keahlian khusus yaitu cukup dengan kualifikasi SD/SLTP. Tenaga-tenaga tersebut akan direkrut dari Kelurahan Tataaran 1, Kelurahan Koya serta Kelurahan/desa-desa di sekitarnya. Apabila jangka waktu tahap konstruksi sekitar dua puluh empat bulan, maka aka nada kesempatan/peluang kerja bagi masyarakat di sekitar kegiatan. Kesempatan kerja ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan bagi masyarakat yang direkrut bekerja di proyek kegiatan pembangunan Prasarana Air Baku dan Air Bersih ini. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan rekrutmen tenaga kerja pada saat konstruksi dinilai sebagai dampak positif. Dampak ini perlu dikelola dan dipantau agar dampak positif tersebut dapat lebih ditingkatkan.

Mobilisasi Peralatan Dan Material

KebisinganKegiatan mobilisasi peralatan dan material akan meningkatkan tingkat kebisingan terutama di jalur yang dilewati mobilisasi-mobilisasi alat dan material.

Kegiatan ini akan menyebabkan peningkatan kebisingan dijalur yang dilalui oleh kendaraan yang mengangkut alat dan material.

Peningkatan tingkat kebisingan terutama diakibatkan oleh adanya mobilisasi peralatan dan material. Rona awal kebisingan di tapak kegiatan yaitu 38,0 70,1* dBA dan diprakirakan tingkat kebisingan ini akan meningkat menjadi 48 80 dBA. Tingkat kebisingan di permukiman sekitar 40 68,2*. Tingkat kebisingan ini telah melebihi baku mutu (55 dBA) apabila ada kendaraan roda dua maupun roda empat yang melintasi. Peningkatan tingkat kebisingan tersebut hanya sementara yaitu selama mobilisasi alat dan material berjalan kurang lebih satu bulan dan volume arus lalu lintas di lokasi pada jam sibuk adalah 157 smp/jam.Dengan demikian dampak yang ditimbulkan dari kegiatan mobilisasi peralatan dan material tidak dikelola dan dipantau.

Pembagunan Bak Reservoir

Stabilitas TanahKegiatan pembangunan Bak Roservoir/pemasangan pipa akan berpengaruh pada stabilitas tanah dan penurunan tanah di tapak pembangunan Bak Reservoir tersebut.

Pembangunan Bak Reservoir akan berdampak negative terhadap stabilitas tanah, penurunan tanah dan akan mempengaruhi kestabilan bangunan.

Pada tahap penyiapan lahan dasar, akan dilakukan pembersihan lahan dari rerumputan serta penebangan pohon yang terdapat di rencana lokasi proyek. Luas lahan yang dibutuhkan relative sempit (sekitar 450 m2). Panjang jaringan pipa yang dipasang dari Reservoir menuju ke service area (daerah pelayanan) dimana jaringan dari Reservoir menuju ke service area (daerah pelayanan) dimana jaringan pipa tersebut terbagi menjadi dua arah yang pertama jaringan distribusi induk dengan diameter 300 mm berbahan HDPE menuju kawasan kampus UNIMA dan perumahan disekitar kampus UNIMA sedangkan jaringan pipa distribusi yang lainnya yang berdiameter 150 mm berbahan HDPE menuju kearah desa Leleko dan selanjutnya di Transfer kembali dengan pompa transfer menuju kampus. Oleh karena itu kegiatan pembangunan Bak Reservoir akan memberikan dampak negative terhadap kestabilan tanah longsor sehingga perlu dilakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup.

TAHAP OPERASI

Mobilisasi dan Penerimaan Tenaga Kerja

Kesempatan Kerja dan Peningkatan PendapatanSumber dampak adalah mobilisasi dan penerimaan tenaga kerja untuk tahap operasi.

Tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan operasi berjumlah 20 orang tergantung pada kemajuan dan perkembangan PDAM Kabupaten Minahasa.

Dampak positif terbukanya peluang/kesematan kerja adalah desa/kelurahan yang langsung terkena dampak adalah masyarakat Kelurahan Paleloan, Kelurahan Tataaran 1 dan Kelurahan Koya serta kelurahan/desa sekitarnya. Kegiatan tahap operasi memerlukan tenaga kerja sekitar 20 orang tergantung pada perkembangan dan kemajuan kegiatan PDAM Kabupaten Minahasa. Tenaga tersebut sebagian besar merupakan tenaga kerja yang tidak memerlukan keahlian khusus, juga tenaga kerja terampil.Tenaga-tenaga tersebut akan direkrut dari kelurahan Paleloan, Kelurahan Tataaran 1, Kelurahan Koya serta Kelurahan/desa di sekitarnya. Jangka waktu tahap operasi adalah selama kegiatan berlangsung yang diperkirakan selama 30 tahun, maka aka nada kesempatan/peluang kerja bagi masyarakat di sekitar kegiatan. Kesempatan kerja ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan bagi masyarakat yang direkrut bekerja di kegiatan operasional PDAM Kabupaten Minahasa ini. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan rekrutmen tenaga kerja pada saat operasi dinilai sebagai dampak positif. Dampak ini perlu dikelola dan dipantau agar dampak positif tersebut dapat lebih ditingkatkan.

Operasional PDAMKualitas AirSumber dampak terhadap kualitas air adalah kegiatan operasional PDAM Kabupaten Minahasa.

Komponen lingkungan yang akan dipengaruhi adalah kualitas air PDAM Kabupaten Minahasa

Kegiatan operasional PDAM Kabupaten Minahasa akan menghasilkan mutu air sesuai Air Baku dan Air Bersih. Dengan demikian kualitas airnya harus terjaga dan dilakukan pengecekan agar tidak berpotensi menimbulkan dampak negative terhadap kualitas air PDAM yang akan dikonsumsi masyarakat. Dengan demikian perlu ditindaklanjuti dengan pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup.

Kuantitas AirSumber dampak terhadap penurunan kuantitas air Danau Tondano.

Kegiatan operasional PDAM Kabupaten Minahasa akan memanfaatkan sumber air Danau Tondano. Hal ini diprakirakan akan berpengaruh pada pemanfaatan lainnya di Danau Tondano.

Oulet Danau Tondano adalah Sungai Tondano yang di bagian hilirnya dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Debit turbin pembangkit minimum adalah 6,47 m3/detik dan maksimum 16 m3/detik. Debit sungai rata-rata adalah 11,773 m3/detik, sedangkan yang direncanakan PDAM Kabupaten Minahasa memanfaatkan air dari Danau Tondano sebesar 0,05 m3/detik. Data muka air rata-rata Danau Tondano yang diambil di titik hulu Sungai Tondano (Toulour) bulan Januari 308 cm, Februari 332 cm, Maret 326 cm, April 316 cm, Mei 300 cm, Juni 328 cm, Juli 310 cm dan Agustus 273 cm (PT. PLN (Persero) Wilayah SULUTTENGGO Sektor Minahasa, 2011). Dengan demikian terlihat bahwa muka air Danau Tondano terendah adalah di bulan Agustus. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pengeloalaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup (antara lain koordinasi antara stakeholder pengguna air Danau Tondano dalam hal ini antara PT. PLN (Persero) dan PT. PDAM Kabupaten Minahasa).

Pendapatan Asli Daerah (PAD)Sumber dampak terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah beroperasinya kegiatan Prasarana Pembangunan Air Baku dan Air Bersih di Kabupaten Minahasa.

Beroperasinya PDAM Kabupaten Minahasa akan memberikan pendapatan bagi pemerintah melalui penerimaan pajak dan retribusi lainnya.

Pengoperasian Prasarana Pembangunan Air Baku dan Air Bersih di Kabupaten Minahasa akan memberikan pendapatan bagi pemerintah melalui penerimaan pajak dan retribusi. Penerimaan tersebut akan berlangsung selama PDAM Kabupaten Minahasa beroperasi, jadi sifatnya jangka panjang. Insvestor yang melakukan kegiatan eksploitasi sumber daya alam berkewajiban memberikan kompensasi kepada pemerintah daerah. Hal tersebut diatur dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Dengan demikian perlu dilakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup.

Persepsi MasyarakatSumber dampak dari perubahan persepsi masyarakat adalah Kegiatan Pengoperasian Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa.

Komponen lingkungan yang akan dipengaruhi adalah persepsi masyarakat yang ada disekitar lokasi Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa yang ditunjukkan oleh peningkatan pemahaman dan perubahan persepsi masyarakat tentang Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa.

Pengoperasian Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa Yang Baik akan berdampak positif terhadap persepsi masyarakat. Masyarakat dapat memahami bahwa kegiatan Pengoperasian PDAM Kabupaten Minahasa akan memberikan dampak positif. Dampak terhadap persepsi masyarakat akan berlangsung lama yakni selama kegiatan PDAM Kabupaten Minahasa beroperasi. Persepsi masyarakat di Kelurahan Paleloan, Kelurahan Tataaran 1, Kelurahan Koya yang setuju pada rona awal sebesar 100 % dan tidak setuju 0 %. Sebaliknya jika dampak fisik kimia tidak dikelola dengan baik maka akan mengurangi sikap setuju. Dengan demikian dampak yang ditimbulkan dari Pembangunan PDAM Kabupaten Minahasa ini perlu ditindaklanjuti dengan pengelolaan dan Pemantauan lingkungan hidup.

BAB IVPROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

4.1 Upaya Pengelolaan Lingkungan HidupPembangunan Prasarana Air Bersih dan Air Baku yang terletak di Kecamatan Tondano Selatan Kabupaten Minahasa merupakan kegiatan pembangunan yang menunjang sector permukiman yaitu pemenuhan akan kebutuhan air bersih, dan dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat dan pemerintah. Namun demikian, kegiatan pembangunan Prasarana Air Bersih dan Air Baku ini di samping dampak-dampak positif terdapat juga dampak negative yang harus diperhatikan oleh pemrakarsa agar dampak-dampak negative yang potensial dapat ditekan sekecil-kecilnya agar tidak menjadi dampak negative dan/atau dapat ditingkatkan menjadi dampak positif.Berdasarkan uraian pada bab III, dampak lingkungan yang akan terjadi, maka komponen lingkungan hidup yang akan dikelola dan dipantau adalah, pada tahap Pra Konstruksi: Persepsi Masyarakat; pada Tahap Konstruksi: Kesempatan kerja dan Peningkatan Pendapatan, Kebisingan, Stabilitas Tanah; pada Tahap Operasi : Kesempatan kerja dan Peningkatan Pendapatan, Kualitas Air, Kuantitas Air, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Persepsi Masyarakat.Kegiatan pengelolaan lingkungan hidup dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu pendekatan teknologi, pendekatan sosial dan ekonomi serta pendekatan kelembagaan. Pendekatan teknologi adalah terkait dengan penggunaan atau pemilihan teknologi yang akan digunakan dalam melakukan pencegahan, pengendalian dan penanggulangan damapak negative dan pengembangan dampak positif melalui penerapan teknologi secara efisien dan efektif. Sedangkan pendekatan sosial ekonomi adalah langkah-langkah yang akan ditempuh pemrakarsa dalam upaya menanggulangi dampak penting melalui tindakan-tindakan yang berlandaskan pada interaksi sosial, dan bantuan peran pemerintah. Pendekatan kelembagaan adalah upaya pengelolaan lingkungan hidup berupa pencegahan, pengurangan dan pengendalian dampak negative serta peningkatan dampak positif melalui kerjasama yang baik antar lembaga terkait. Mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh pemrakarsa dalam rangka menanggulangi dampak penting lingkungan hidup. Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup secara berkala kepada pihak-pihak yang terkait dan berkepentingan dalam kegiatan ini yaitu Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Minahasa, Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Minahasa, Dina PU Kabupaten Minahasa, Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa.Terlaksananya upaya-upaya pengelolaan lingkungan hidup akan mencerminkan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang sehingga pembangunan berwawasan lingkungan dapat tercapai.

4.1.1 Mobilisai Peralatan dan Material4.1.1.1. Sosialisasi Rencana Pembangunan Prasarana Air Baku dan Air BersihPersepsi Masyarakata. Sumber DampakSumber dampak adalah sosialisasi rencana kegiatan Pembangunan Prasarana Air Baku dan Air Bersih.b. Tolok Ukur DampakSebagai tolok ukur dampak persepsi masyarakat dan peningkatan pemahaman adalah: Persepsi masyarakat yang positif bertambah demikian pula pemahaman masyarakat terhadap rencana kegiatan meningkat.c. Upaya Pengelolaan Lingkungan HidupUpaya penanganan dampak timbulnya persepsi negative adalah: Melakukan sosialisasi dan menyampaikan informasi berkaitan dengan maksud, tujuan dan rencana Pembangunan Prasarana Air Baku dan Air Bersih meliputi sebagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pemrakarsa, dampak apa yang akan terjadi (baik dampak positif maupun negative). Cara-cara penanggulangan dampak negative dan peningkatan dampak positif. Dalam pelaksanaan konsultasi public/sosialisasi pemrakarsa melibatkan tokoh masyarakat, pemerintah desa, dan masyarakat.d. Lokasi Pengelolaan Lingkungan HidupLokasi pengelolaan adalah kelurahan Paleloan.e. Periode Pengelolaan Lingkungan HidupPengelolaan dilakukan satu kali pada tahap pra konstruksi.f. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup1) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan HidupPelaksana pengelolaan persepsi masyarakat adalah Pemrakarsa.2) Pengawas Pengelolaan Lingkungan HidupPengawas pengelolaan persepsi masyarakat adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Minahasa, Lurah Paleloan.3) Pelaporan Pengelolaan Lingkungan HidupHasil pengelolaan dilaporkan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Minahasa, Camat Tondano Selatan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Propinsi Sulawesi Utara.

4.1.2 Tahap Konstruksi4.1.2.1. Mobilisasi Tenaga KerjaKesempatan Kerja dan Peningkatan Pendapatana. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerjab. Tolok Ukur DampakTolok ukur dampak adalah penyerapan tenaga kerja untuk tenaga konstruksi yang berasal dari desa sekitar tapak kegiatan.c. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Berkoordinasi dengan Lurah/Kepala Desa di sekitar kegiatan (Lurah Paleloan, Lurah Tataaran 1, Lurah Koya). Tenaga kerja diikutsertakan dalam Program JAMSOSTEK dan K3. Sistem pengupahan disesuaikan dengan UMP atau lebih tinggi.d. Lokasi Pengelolaan Lingkungan HidupLokasi pengelolaan adalah Kantor PT. PDAM Kabupaten Minahasa.e. Periode Pengelolaan Lingkungan HidupPeriode pengelolaan lingkungan pada tahap persiapan konstruksi saat rekrutmen tenaga kerja.f. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup1) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan HidupPelaksanaan pengelolaan peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan adalah Pemrakarsa.2) Pengawas Pengelolaan Lingkungan HidupPengawas pengelolaan peningkatan peluang kerja dan pendapatan adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Minahasa, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Minahasa, Lurah Paleloan, Lurah Tataaran 1, dan Lurah Koya.3) Pelaporan Pengelolaan Lingkungan HidupHasil pengelolaan dilaporkan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Minahasa, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Minahasa, Camat Tondano Selatan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Propinsi Sulawesi Utara.

4.1.2.2. Mobilisasi Peralatan dan MaterialKebisingana. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan mobilisasi peralatan dan material.b. Tolok Ukur DampakTolok ukur dampak adalah Baku Mutu Tingkat Kebisingan sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 (Perumahan dan Pemukiman 55 dBA).c. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Mengurangi kecepatan kendaraan apabila melewati pemukiman.d. Lokasi Pengelolaan Lingkungan HidupLokasi pengelolaan adalah permukiman yang dilewati mobilisasi Kelurahan Paleloane. Periode Pengelolaan Lingkungan HidupPeriode pengelolaan lingkungan pada tahap persiapan konstruksi saat mobilisasi peralatan dan material.f. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup1) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan HidupPelaksana pengelolaan mobilisasi peralatan dan material adalah Pemrakarsa.2) Pengawas Pengelolaan Lingkungan HidupPengawas pengelolaan mobilisasi peralatan dan material adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Minahasa.3) Pelaporan Pengelolaan Lingkungan HidupHasil pengelolaan dilaporkan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Minahasa, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara.

4.1.2.3. Pembangunan Bak ResevoirStabilitas Tanaha. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan pembangunan bak reservoir.b. Tolok Ukur DampakTolok ukur dampak adalah tidak terjadi penurunan tanah.c. Upaya Pengelolaan Lingkungan HidupUpaya pengelolaan yang dapat dilakukan adalah: Untuk mencegah terjadinya penurunan tanah, pondasi dipancang sampai pada tanah keras dengan kedalaman > 4 m. Pada daerah berlereng dibuat tanggul penahan tanah. Pembuatan selokan/parit Penanaman rumput penutup tanah dan tanaman penahan tanah antara lain, bamboo pada tepian lahan khususnya pada bagian berlereng. Mencegah penebangan pohon bila tidak diperlukan.d. Lokasi Pengelolaan Lingkungan HidupLokasi pengelolaan di tapak kegiatan (lokasi Bak Reservoir)e. Periode Pengelolaan Lingkungan HidupPeriode pengelolaan stabilitas tanah selama kegiatan pembangunan Bak Reservoir. Pada tahap konstruksi.f. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup1) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan HidupPemrakarsa yakni PT. PDAM Minahasa2) Pengawas Pengelolaan Lingkungan HidupPengawas pengelolaan stabilitas tanah adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Minahasa, Dinas PU Kabupaten Minahasa.3) Pelaporan Pengelolaan Lingkungan HidupHasil pengelolaan dilaporkan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Minahasa, Dinas PU Kabupaten Minahasa dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara.

4.1.3 Tahap Operasi4.1.3.1. Mobilisasi Tenaga Kerja OperasiKesempatan Kerja dan Pendapatana. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja untuk kegiatan operasi.b. Tolok Ukur DampakTolok ukur dampak adalah penyerapan tenaga kerja untuk pekerjaan operasi. c. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Memprioritaskan penerimaan tenaga local yang berasal dari Kelurahan/Desa yang berdekatan dengan lokasi kegiatan (kelurahan Paleloan, Kelurahan Tataaran 1, kelurahan Koya). Tenaga kerja diikutsertakan dalam Program JAMSOSTEK dan K3. Sistem pengupahan disesuaikan dengan UMP atau lebih tinggi.d. Lokasi Pengelolaan Lingkungan HidupLokasi pengelolaan adalah Kantor PT. PDAM Kabupaten Minahasa.e. Periode Pengelolaan Lingkungan HidupPeriode pengelolaan lingkungan pada tahap operasi adalah setiap saat dan pelaporan 6 bulan sekali.f. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup1) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan HidupPelaksanaan pengelolaan kesempatan kerja dan pendapatan adalah Pemrakarsa.2) Pengawas Pengelolaan Lingkungan HidupPengawas pengelolaan Kesempatan kerja dan pendapatan adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Minahasa, Lurah Paleloan, Lurah Tataaran 1, dan Lurah Koya.3) Pelaporan Pengelolaan Lingkungan HidupHasil pengelolaan dilaporkan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Minahasa, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Minahasa, Camat Tondano Selatan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Propinsi Sulawesi Utara.

4.1.3.2. Operasional PDAMKualitas Aira. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan operasional PDAM.b. Tolok Ukur DampakTolok ukur dampak adalah kualitas air sesuai PP. No. 82 Tahun 2001 Kelas Ic. Upaya Pengelolaan Lingkungan HidupUpaya penanganan dampak terhadap kualitas air:Melakukan pengelolaan kualitas air yang dimulai dari tahap penyaringan sampai pemeriksaan kualitas air untuk distribusi ke konsumen.d. Lokasi Pengelolaan Lingkungan HidupLokasi pengelolaan kualitas air yaitu: Lokasi kegiatan (tapak proyek).e. Periode Pengelolaan Lingkungan HidupPeriode pengelolaan selama kegiatan operasional PDAM f. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup1) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan HidupPelaksanaan pengelolaan kualitas air (intake) dan outle adalah Pemrakarsa.2) Pengawas Pengelolaan Lingkungan HidupPengawas pengelolaan kualitas air adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Minahasa, Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa. 3) Pelaporan Pengelolaan Lingkungan HidupHasil pengelolaan dilaporkan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Minahasa, Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Propinsi Sulawesi Utara.

Kuantitas Aira. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan operasional PDAMb. Tolok Ukur DampakTolok ukur dampak adalah kuantitas air terpenuhi untuk kebutuhan PDAM, dan kebutuhan lainnya (seperti:PLTA).c. Upaya Pengelolaan Lingkungan HidupUpaya penanganan dampak terhadap kuantitas air: Melakukan kampanye hemat air. Pemeliharaan jaringan agar tidak terjadi kebocoran. Mengelola/mengatur distribusi air terutama pada musim kemarau agar tidak terjadi pemborosan penggunaan air bersih. Membantu usaha penghijauan di sekitar mata-mata air yang mengalir ke Danau Tondano dan Pemeliharaan Danau Tondanod. Lokasi Pengelolaan Lingkungan HidupLokasi pengelolaan kuantitas air yaitu: Lokasi kegiatan (tapak proyek).e. Periode Pengelolaan Lingkungan HidupPeriode pengelolaan selama kegiatan operasional PDAM Kabupaten Minahasa.f. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup1) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan HidupPelaksanaan pengelolaan kuantitas air adalah Pemrakarsa.2) Pengawas Pengelolaan Lingkungan HidupPengawas pengelolaan kuantitas air adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Minahasa, Dinas PU Kabupaten Minahasa. 3) Pelaporan Pengelolaan Lingkungan HidupHasil pengelolaan dilaporkan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Minahasa, Dinas PU Kabupaten Minahasa, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Propinsi Sulawesi Utara.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)a. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan operasional PDAMb. Tolok Ukur DampakTolok ukur dampak adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat. c. Upaya Pengelolaan Lingkungan HidupUpaya Pengelolaan adalah:Upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: Pemrakarsa mentaati semua ketentuan tentang perpajakan yang terkait dengan kegiatan ini. Pemrakarsa memenuhi kewajiban membayar pajak dan retribusi lainnya secara teratut sesuai ketentuan berlaku.d. Lokasi Pengelolaan Lingkungan HidupLokasi pengelolaan PAD adalah Kantor PT. PDAMe. Periode Pengelolaan Lingkungan HidupPeriode pengelolaan PAD dilakukan selama kegiatan PDAM beroperasi.f. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup1) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan HidupPelaksanaan pengelolaan PAD adalah Pemrakarsa.2) Pengawas Pengelolaan Lingkungan HidupPengawas pengelolaan PAD adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Minahasa. 3) Pelaporan Pengelolaan Lingkungan HidupHasil pengelolaan dilaporkan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Minahasa, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Propinsi Sulawesi Utara.

Persepsi Masyarakata. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan operasional PDAMb. Tolok Ukur DampakSebagai tolok ukur dampak persepsi masyarakat positif adalah:Persepsi masyarakat yang positif bertambah demikian pula pemahaman masyarakat terhadap pengoperasian PDAM terus meningkat.c. Upaya Pengelolaan Lingkungan HidupUpaya penanganan dampak timbulnya persepsi negative adalah: Melaksanakan Community Development (sumbangan untuk fasilitas umum) bagi kelurahan/desa-desa di sekitar kegiatan PDAM. Menindaklanjuti saran dan usulan masyarakat sepanjang dapat dilaksanakan agar terbina hubungan yang baik antara pemrakarsa dan masyarakat.d. Lokasi Pengelolaan Lingkungan HidupLokasi pengelolaan adalah Keluran Paleloan, Kelurahan Tataaran 1, Keluran Koya.e. Periode Pengelolaan Lingkungan HidupPengelolaan dilakukan setiap saat dan pelaporan minimal 6 bulan sekali selama tahap operasi.f. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup1) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan HidupPelaksanaan pengelolaan persepsi masyarakat adalah Pemrakarsa.2) Pengawas Pengelolaan Lingkungan HidupPengawas pengelolaan persepsi masyarakat adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Minahasa, Lurah Paleloan, Lurah Tataaran 1, Lurah Koya. 3) Pelaporan Pengelolaan Lingkungan HidupHasil pengelolaan dilaporkan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Minahasa, Camat Tondano Selatan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Propinsi Sulawesi Utara.

4.2 Program Pemantauan Lingkungan Hidup4.2.1 Tahap Pra Konstruksi4.2.1.1. Sosialisasi Rencana KerjaPersepsi Masyarakata. Sumber DampakSumber dampak adalah sosialisasi rencana kegiatan PDAMb. Tolok UkurTolok ukur dampak persepsi masyarakat adalah:Persepsi masyarakat yang positif bertambah demikian pula pemahaman masyarakat terhadap rencana kegiatan meningkat.c. Parameter yang DipantauParameter yang dipantau adalah persepsi masyarakat.d. Tujuan Pemantauan Lingkungan HidupUntuk mengetahui perubahan persepsi masyarakat dengan adanya rencana kegiatan PDAM.e. Metode Pemantauan Data persepsi diperoleh dengan melakukan wawancara dengan masyarakat di sekitar lokasi. Lokasi pemantauan yakni tapak proyek dan pemukiman sekitarnya (Kelurahan Paleloan, Kelurahan Tataaran 1, Kelurahan Koya). Waktu dan frekwensi pemantauan dilaksanakan sekali pada tahap pra konstruksi.f. Pembiayaan Pembiayaan pemantauan menjadi tanggung jawab pemrakarsa untuk komponen biaya personil dan pelaporan.g. Kelembagaan Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana: Pemrakarsa Pengawas: Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Minahasa dan Lurah Paleloan, Lurah Tataaran 1, Lurah Koya. Pelaporan: Laporan hasil pemantauan persepsi masyarakat disampaikan Kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Minahasa, Camat Tondano Selatan, dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara

4.2.2 Tahap Konstruksi4.2.2.1. Mobilisasi Tenaga KerjaKesempatan Kerja dan Pendapatana. Sumber DampakSumber dampak adalah Kegiatan Mobilisasi tenaga kerja.b. Tolok UkurTolok ukur dampak adalah penyerapan tenaga kerja untuk tenaga konstruksi sekitar 100 orang berasal dari desa sekitar.c. Parameter yang DipantauParameter yang dipantau adalah banyaknya tenaga local yang terserap.d. Tujuan Pemantauan Lingkungan HidupUntuk mengetahui berapa besar tenaga kerja yang diisi oleh penduduk di sekitar proyek.e. Metode Pemantauan Survei tentang jumlah dan asal tenaga kerja yang digunakan oleh pemrakarsa dan tingkat upah yang diberlakukan. Selain itu wawancara dengan pekerja tentang penerapan K3 dan JAMSOSTEK. Lokasi pemantauan: Kantor PT. PDAM dan Kelurahan Paleloan, Kelurahan Tataaran 1, Kelurahan Koya). Waktu dan frekwensi pemantauan dilaksanakan 1 (satu) kali pada tahap konstruksi saat penerimaan tenaga kerja.f. Pembiayaan Pembiayaan pemantauan menjadi tanggung jawab pemrakarsa untuk komponen biaya personil dan pelaporan.g. Kelembagaan Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana: Pemrakarsa Pengawas: Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Minahasa, Lurah di kelurahan sekitar kegiatan (Paleloan, Tataaran 1, Koya), Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Minahasa. Pelaporan: Laporan hasil pemantauan tenaga kerja disampaikan Kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Minahasa, Camat Tondano Selatan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Minahasa,dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara

4.2.2.2. Mobilisasi Peralatan dan MaterialKebisingana. Sumber DampakSumber dampak adalah Kegiatan peralatan dan material.b. Tolok UkurTolok ukur dampak adalah Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 (Kebisingan untuk permukiman 55 dBA).c. Parameter yang DipantauParameter yang dipantau adalah tingkat kebisingan.d. Tujuan Pemantauan Lingkungan HidupUntuk mengetahui berapa besar tingkat kebisingan di sekitar proyek.e. Metode Pemantauan Pengukuran Tingkat Kebisingan menggunakan Alat Sound Level Meter. Lokasi pemantauan: Tapak Kegiatan, Kelurahan Paleloan, Waktu dan frekwensi pemantauan dilaksanakan 1 (satu) kali pada tahap konstruksi (pembangunan fasilitas PDAM).f. Pembiayaan Pembiayaan pemantauan menjadi tanggung jawab pemrakarsa untuk komponen biaya personil dan pelaporan.g. Kelembagaan Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana: Pemrakarsa Pengawas: Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Minahasa, Lurah Paleloan. Pelaporan: Laporan hasil pemantauan tingkat kebisingan disampaikan Kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Minahasa, Camat Tondano Selatan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Minahasa,dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara

4.2.2.3. Pembangunan Bak ReservoirStabilitas Tanaha. Sumber DampakSumber dampak adalah Kegiatan pembangunan Bak reservoir.b. Tolok UkurTolok ukur dampak adalah tidak terjadinya penurunan tanah.c. Parameter yang DipantauParameter yang dipantau adalah penurunan tanah.d. Tujuan Pemantauan Lingkungan HidupUntuk mengetahui adanya gangguan pada stabilitas tanah oleh adanya pembangunan Bak Reservoir.e. Metode Pemantauan Pengamatan lapangan. Lokasi pemantauan: Tapak Kegiatan pembangunan Bak Reservoir Waktu dan frekwensi pemantauan dilaksanakan 1 (satu) kali pada tahap konstruksi.f. Pembiayaan Pembiayaan pemantauan menjadi tanggung jawab pemrakarsa untuk komponen biaya personil dan pelaporan.g. Kelembagaan Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana: Pemrakarsa Pengawas: Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Minahasa, Dinas PU Kab. Minahasa. Pelaporan: Laporan hasil pemantauan Stabilitas tanah disampaikan Kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Minahasa, Camat Tondano Selatan, Dinas PU Kabupaten Minahasa,dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara.

4.2.3 Tahap Operasi4.2.3.1. Mobilisasi Tenaga KerjaKesempatan Kerja dan Pendapatana. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja untuk kegiatan operasi.b. Tolok UkurTolok ukur dampak adalah penyerapan tenaga kerja untuk pekerjaan operasi sebagian besar berasal dari desa-desa sekitar lokasi kegiatan.c. Parameter yang DipantauParameter yang dipantau adalah tenaga kerja local yang terserap pada tahap operasi.d. Tujuan Pemantauan Lingkungan HidupUntuk mengetahui berapa besar kesempatan kerja yang terisi oleh penduduk di seitar proyek dengan adanya kegiatan PDAM.e. Metode Pemantauan Metode pengumpulan data dengan cara mengambil data jumlah dan asal tenaga kerja yang digunakan oleh pemrakarsa dan tingkat upah yang diberlakukan. Selain itu dilakukan wawancara dengan pekerja terutama keikutsertaan dalam program K3 dan JAMSOSTEK. Lokasi pemantauan adalah Kantor PT. PDAM Kabupaten Minahasa. Waktu dan frekwensi pemantauan dilaksanakan enam bulan sekali selama tahap operasi.f. Pembiayaan Pembiayaan pemantauan menjadi tanggung jawab pemrakarsa untuk komponen biaya personil dan pelaporan.g. Kelembagaan Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana: Pemrakarsa Pengawas: Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Minahasa, Lurah Paleloan, Lurah Tataaran 1, Lurah Koya. Pelaporan: Laporan hasil pemantauan penerimaan tenaga kerja disampaikan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Minahasa, Camat Tondano Selatan, dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara.

4.2.3.2. Kegiatan Operasional PDAMKualitas Aira. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan operasional PDAM.b. Tolok UkurTolok ukur dampak adalah kualitas air kolam sesuai PP. No. 82 Tahun 2001 Kelas Ic. Parameter yang DipantauParameter yang dipantau adalah sesuai PP No. 82 Tahun 2001 Kelas I dan PerMenkes No. 416 Tahun 1990d. Tujuan Pemantauan Lingkungan HidupUntuk mengetahui adanya penurunan terhadap kualitas air yang akan berdampak pada kualitas air PDAM.e. Metode Pemantauan Metode pemantauan adalah melakukan pengambilan sampel kualitas air untuk analisis di laboratorium, pengukuran insitu untuk parameter temperature air dan pH. Lokasi pemantauan: intake dan outlet (ke pipa ditribusi) Waktu dan frekwensi pemantauan dilaksanakan setiap saat dan pelaporan setiap 6 (enam) bulan selama tahap operasi PDAM.f. Pembiayaan Pembiayaan pemantauan menjadi tanggung jawab pemrakarsa untuk komponen biaya personil dan pelaporan.g. Kelembagaan Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana: Pemrakarsa Pengawas: Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Minahasa, Dinas Kesehatan Kab. Minahasa. Pelaporan: Laporan hasil pemantauan kualitas air disampaikan Kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Minahasa, Dinas Kesehatan Kab. Minahasa, dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara.Kualitas Aira. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan operasional PDAM.b. Tolok UkurTolok ukur dampak adalah kuantitas air Danau Tondano memenuhi untuk PDAM dan kegiatan lainnya (seperti: PLTA).c. Parameter yang DipantauParameter yang dipantau adalah kuantitas air Danau Tondano.d. Tujuan Pemantauan Lingkungan HidupUntuk mengetahui adanya penurunan terhadap kuantitas air yang akan berdampak pada operasional PDAM Minahasa dan kegiatan lainnya.e. Metode Pemantauan Metode pemantauan adalah melakukan pengamatan jaringan. Lokasi pemantauan adalah tapak kegiatan. Waktu dan frekwensi pemantauan dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan selama tahap operasi terutama di musim kemarau.f. Pembiayaan Pembiayaan pemantauan menjadi tanggung jawab pemrakarsa untuk komponen biaya personil dan pelaporan.g. Kelembagaan Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana: Pemrakarsa Pengawas: Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Minahasa, Dinas PU Kab. Minahasa. Pelaporan: Laporan hasil pemantauan kuantitas air disampaikan Kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Minahasa, Dinas PU Kab. Minahasa, dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)a. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan operasional PDAM.b. Tolok UkurTolok ukur dampak adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat.c. Parameter yang DipantauParameter yang dipantau adalah PAD.d. Tujuan Pemantauan Lingkungan HidupUntuk mengetahui terjadinya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) akibat adanya kegiatan PDAM Kabupaten Minahasa.e. Metode Pemantauan Metode pengumpulan data dan analisis data diperoleh dengan melakukan wawancara dengan dengan pemrakarsa. Lokasi pemantauan lingkungan adalah : Kantor PT. PDAM Minahasa. Jangka waktu dan frekwensi pemantauan dilakukan setiap tahun selama kegiatan PDAM beroperasi.f. Pembiayaan Pembiayaan pemantauan menjadi tanggung jawab pemrakarsa untuk komponen biaya personil dan pelaporan.g. Kelembagaan Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana: Pemrakarsa Pengawas: Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Minahasa. Pelaporan: Laporan hasil pemantauan PAD disampaikan Kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Minahasa, dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara.

Persepsi Masyarakata. Sumber DampakSumber dampak adalah kegiatan PDAM Kab. Minahasa.b. Tolok UkurTolok ukur dampak persepsi masyarakat adalah:Persepsi masyarakat tetap positif dan pemahaman masyarakat terhadap rencana kegiatan meningkat.c. Parameter yang DipantauParameter yang dipantau adalah persepsi masyarakat.d. Tujuan Pemantauan Lingkungan HidupUntuk mengetahui persepsi masyarakat dengan adanya pengoperasian kegiatan PDAM Kabupaten Minahasa.e. Metode PemantauanData persepsi diperoleh dengan melakukan wawancara dengan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan (Kelurahan Paleloan, Kelurahan Tataaran 1 dan Kelurahan Koya). Metode pengumpulan data dan analisis data diperoleh dengan melakukan wawancara dengan masyarakat dan pemerintah. Lokasi pemantauan yakni pemukiman sekitarnya yakni Kelurahan Paleloan, Kelurahan Tataaran 1 dan Kelurahan Koya. Waktu dan frekwensi pemantauan dilaksanakan setiap enam bulan selama kegiatan beroperasi.f. Pembiayaan Pembiayaan pemantauan menjadi tanggung jawab pemrakarsa untuk komponen biaya personil dan pelaporan.g. Kelembagaan Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana: Pemrakarsa Pengawas: Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Minahasa, Lurah Paleloan, Lurah Tataaran 1, Lurah Koya. Pelaporan: Laporan hasil pemantauan Persepsi masyarakat disampaikan Kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Minahasa, Camat Tondano Selatan dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara.

Tabel 4. Matriks Program Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Kegiatan Pembengunan Prasarana Air Baku danAir Bersih di Kabupaten MinahasaNoKegiatanKomponenLingkunganHidupUpaya PengelolaanTolok UkurDampakLokasiPengelolaanPeriodePengelolaanPelaksanaanPengawasPELAPORAN

TAHAP PRA KONSTRUKSI

1sosialisasi rencana kegiatan Pembangunan Prasarana Air Baku dan Air Bersih.

Persepsi Masyarakat Melakukan sosialisasi dan menyampaikan informasi berkaitan dengan maksud, tujuan dan rencana Pembangunan Prasarana Air Baku dan Air Bersih meliputi sebagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pemrakarsa, dampak apa yang akan terjadi (baik dampak positif maupun negative). Cara-cara penanggulangan dampak negative dan peningkatan dampak positif. Dalam pelaksanaan konsultasi public/sosialisasi pemrakarsa melibatkan tokoh masyarakat, pemerintah desa, dan masyarakat.

Persepsi masyarakat yang positif bertambah demikian pula pemahaman masyarakat terhadap rencana kegiatan meningkat.

Kelurahan Paleloan1 x pada tahap Pra KonstruksiPemrakarsaBLH Kab. Minahasa, Lurah PaleloanBLH Kab. Minahasa, Camat Tondano Selatan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara

TAHAP KONSTRUKSI

1Mobilisasi Tenaga Kerja tahap konstruksiPeningkatan Peluang kerja dan Pendapatan Berkoordinasi dengan Lurah/Kepala Desa di sekitar kegiatan (Lurah Paleloan, Lurah Tataaran 1, Lurah Koya). Tenaga kerja diikutsertakan dalam Program JAMSOSTEK dan K3. Sistem pengupahan disesuaikan dengan UMP atau lebih tinggi.

penyerapan tenaga kerja untuk tenaga konstruksi yang berasal dari desa sekitar tapak kegiatan.

Kantor PT. PDAM Kab. Minahasapada tahap persiapan konstruksi saat rekrutmen tenaga kerja.

PemrakarsaBLH Kab. Minahasa, Lurah Paleloan, Lurah Tataar 1, Lurah KoyaBLH Kab. Minahasa, Camat Tondano Selatan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara

2Mobilisasi Peralatan dan MaterialKebisinganMengurangi kecepatan kendaraan apabila melewati pemukiman.

Baku Mutu Tingkat Kebisingan sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 (Perumahan dan Pemukiman 55 dBA).

Kelurahan Paleloanpada tahap persiapan konstruksi saat mobilisasi peralatan dan material.

PemrakarsaBLH Kab. Minahasa,BLH Kab. Minahasa, , Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara

3Pembangunan Bak ReservoirStabilitas Tanah Untuk mencegah terjadinya penurunan tanah, pondasi dipancang sampai pada tanah keras dengan kedalaman > 4 m. Pada daerah berlereng dibuat tanggul penahan tanah. Pembuatan selokan/parit Penanaman rumput penutup tanah dan tanaman penahan tanah antara lain, bamboo pada tepian lahan khususnya pada bagian berlereng. Mencegah penebangan pohon bila tidak diperlukan.

Tidak terjadi Penurunan TanahBak ReservoirSelama Kegiatan pembangunan Bak Reservoir, pada tahap konstruksiPemrakarsaBLH Kab. Minahasa,Dinas PU Kab. MinahasaBLH Kab. Minahasa, , Dinas PU Kab. Minahasa Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara

TAHAP OPERASI

1Kegiatan OperasionalKesempatan Kerja Memprioritaskan penerimaan tenaga local yang berasal dari Kelurahan/Desa yang berdekatan dengan lokasi kegiatan (kelurahan Paleloan, Kelurahan Tataaran 1, kelurahan Koya). Tenaga kerja diikutsertakan dalam Program JAMSOSTEK dan K3. Sistem pengupahan disesuaikan dengan UMP atau lebih tinggi.

Penyerapan tenaga kerja untuk tahap operasiKantor PT. PDAM Kab. MinahasaSetiap saat dan pelaporan 6 bulan sekaliPemrakarsaBLH Kab. Minahasa, Lurah Paleloan, Lurah Tataar 1, Lurah Koya bekerjasama dengan BPDBLH Kab. Minahasa, , Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Minahasa, Camat Tondano Selatan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara

2Kegiatan Operasional PDAMKualitas airMelakukan pengelolaan kualitas air yang dimulai dari tahap penyaringan sampai pemeriksaan kualitas air untuk distribusi ke konsumen.

kualitas air sesuai PP. No. 82 Tahun 2001 Kelas ITapak KegiatanSelama Kegiatan beroperasiPemrakarsaBLH Kab. Minahasa, Dinas Kesehatan Kab. MinahasaBLH Kab. Minahasa, Dinas Kesehatan Kab. Minahasa, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara

3Kegiatan Operasional PDAMKuantitas Air Melakukan kampanye hemat air. Pemeliharaan jaringan agar tidak terjadi kebocoran. Mengelola/mengatur distribusi air terutama pada musim kemarau agar tidak terjadi pemborosan penggunaan air bersih. Membantu usaha penghijauan di sekitar mata-mata air yang mengalir ke Danau Tondano dan Pemeliharaan Danau Tondano

kuantitas air terpenuhi untuk kebutuhan PDAM, dan kebutuhan lainnya (seperti:PLTA).

Tapak KegiatanSelama Kegiatan tahap operasiPemrakarsaBLH Kab. Minahasa,Dinas PU Kab. MinahasaBLH Kab. Minahasa, , Camat Tondano Selatan, Dinas PU Kab. Minahasa Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara

4Kegiatan Operasional PDAMPendapatan Asli Daerah (PAD) Pemrakarsa mentaati semua ketentuan tentang perpajakan yang terkait dengan kegiatan ini. Pemrakarsa memenuhi kewajiban membayar pajak dan retribusi lainnya secara teratut sesuai ketentuan berlaku.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat.Kantor PT. PDAM Kab. MinahasaSelama Kegiatan tahap operasiPemrakarsaBLH Kab. Minahasa,BLH Kab. Minahasa, , Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara

5Kegiatan Operasional PDAMPersepsi masyarakat Melaksanakan Community Development (sumbangan untuk fasilitas umum) bagi kelurahan/desa-desa di sekitar kegiatan PDAM. Menindaklanjuti saran dan usulan masyarakat sepanjang dapat dilaksanakan agar terbina hubungan yang baik antara pemrakarsa dan masyarakat.

Persepsi masyarakat yang positif bertambah demikian pula pemahaman masyarakat terhadap pengoperasian PDAM.

Kelurahan Paleloan,Kelurahan Tataaran 1, Keluran KoyaSetiap saat dan pelaporan 6 bulan sekali selama tahap operasiPemrakarsaBLH Kab. Minahasa,BLH Kab. Minahasa, , Camat Tondano Selatan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara