PBL - Sistem Digestivus 1

34
Struktur dan Mekanisme Fungsi Hepar, Kandung Empedu, dan Pankreas Raymond Andika* Alamat Korespondensi : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Arjuna Utara no 6 Jakarta 11510 Pendahuluan Hepar, kandung empedu, dan pankreas merupakan organ tambahan saluran cerna. Organ-organ ini terletak di luar saluran cerna namun berhubungan dengan usus halus melalui saluran keluarnya. Mayoritas metabolit buangan dan zat hasil detoksifikasi diekskresi dari tubuh melalui empedu, saluran gastrointestinal, dan sekresi dari hati ke dalam aliran darah kemudian diekskresi oleh ginjal. 1 Oleh karena itu, hati yang merupakan organ terbesar dalam tubuh memiliki banyak fungsi kompleks dan berkaitan erat fungsinya dengan kandung empedu dan pankreas. 1

description

Makalah PBL Ukrida Sistem Digestivus 1

Transcript of PBL - Sistem Digestivus 1

Struktur dan Mekanisme Fungsi Hepar, Kandung Empedu, dan Pankreas

Raymond Andika*

Alamat Korespondensi : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaArjuna Utara no 6Jakarta 11510

PendahuluanHepar, kandung empedu, dan pankreas merupakan organ tambahan saluran cerna. Organ-organ ini terletak di luar saluran cerna namun berhubungan dengan usus halus melalui saluran keluarnya. Mayoritas metabolit buangan dan zat hasil detoksifikasi diekskresi dari tubuh melalui empedu, saluran gastrointestinal, dan sekresi dari hati ke dalam aliran darah kemudian diekskresi oleh ginjal.1 Oleh karena itu, hati yang merupakan organ terbesar dalam tubuh memiliki banyak fungsi kompleks dan berkaitan erat fungsinya dengan kandung empedu dan pankreas.Seperti yang kita ketahui, anatomi, histologi, fisiologi, dan biokimia merupakan cabang ilmu yang saling berkaitan mempelajari hubungan struktur, fungsi, dan mekanismenya. Dalam makalah ini, penulis akan membahas kaitan ilmu di atas dengan organ hati, kandung empedu, dan pankreas. Untuk memahaminya, perlu diketahui struktur makroskopis, mikroskopis, dan konsep dasar mengenai fungsi organ hati, kandung empedu, dan pankreas.

* Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaStruktur Makroskopis HeparHepar terutama mengisi hipokondrium kanan namun lobus kiri mencapai epigastrium. Permukaan atasnya yang berkubah (diafragmatik) berbatasan dengan diafragma dan batas bawahnya mengikuti kontur margin kosta kanan. Secara anatomis hepar terdiri dari lobus kanan yang besar, dan lobus kiri yang lebih kecil. Keduanya dipisahkan di antero-superior oleh ligamentum falsiforme dan di postero-inferior oleh fisura sagitalis sinistra untuk ligamentum venosum dan ligamentum teres hepatis.2Tepi bawah hati berjalan ke lateral sepanjang lengkung iga. Dari titik di mana garis medioklavikular memotong garis iga kedelapan, tepi hati berjalan miring melalui daerah perut bagian atas (epigastrium) ke kiri. Sebagian besar hati tertutup oleh peritoneum, tetapi di posterior, hati bergabung dengan sentrum tendineum diafragma pada bagian area telanjang atau bare area.3

Gambar 1. Hati Permukaan DiafragmatikPermukaan diafragmatik terdapat ikat falsiform hati membagi permukaan anterior hati secara superfisial menjadi bagian kanan dan bagian kiri hati. Ikat ini melekat pada permukaan dalam dinding perut dan tepi bawahnya melekat pada ikat teres hepatis dan membentang sampai ke pusat. Ikat falsiform membentuk ikat-ikat triangular pada permukaan superior hati di bawah diafragma. Ikat triangular kiri berjalan di dalam kabel jaringan ikat, apendiks fibrosa. Ikat triangular kanan membentuk sebuah sudut tumpul yang lipatan posteriornya membentuk ikat hepatorenal. Ikat falsiform, ikat-ikat triangular, dan ikat hepatorenal bersama-sama membentuk ikat koronar.3

Gambar 2. Hati Permukaan ViseralPermukaan viseral terdapat porta hepatis, pintu gerbang ke dalam hati antara lain arteri hepatika propria, duktus koledokus, dan vena porta membentuk hubungan silang antara alur-alur sagital yang bersama membentuk huruf H. Alur-alur sagital kiri mengandung sisa-sisa pembuluh janin. Di anterior terdapat lig teres hepatis dan sisa vena umbilikalis sinistra yang berfungsi mengalirkan kembali darah yang mengandung oksigen dari plasenta ke fetus. Di posterior terdapat lig venosum dan sisa duktus venosus yang berfungsi sebagai jalan pintas yang mempersingkat aliran darah dari vena umbilikalis sinistra langsung ke vena kava inferior tanpa melalui hepar. Alur-alur sagital kanan mengandung kandung empedu di anterior dan di posterior terdapat vena kava inferior .Vena kava inferior berjalan ke diafragma di belakang peritoneum di dalam daerah telanjang. Lobus kuadratus menonjol di depan porta hepatis dan lobus kaudatus terletak di belakangnya. Permukaan bawah bagian kiri hati memiliki jejak lambung. Permukaan bawah bagian kanan memiliki jejak-jejak fleksura duodenum superior, ginjal, kelenjar adrenal, dan fleksura kolon kanan.3

Struktur Makroskopis Kandung EmpeduVesika felea adalah kantong berdinding tipis, berbentuk buah pir, panjangnya 8-12 sentimeter dan 4-5 sentimeter (lebar), dan dapat menyimpan 30-50 ml cairan. Kandung empedu terletak pada sebuah lekuk di hati dan melekat pada hati dengan perantaraan jaringan ikat.3Kandung empedu terdiri dari fundus, korpus, dan kolum yang memiliki pintu ke duktus sistikus. Pasokan darah kandung empedu berasal dari dua sumber yaitu arteri sistikus yang merupakan cabang arteri hepatika dekstra dan cabang-cabang kecil aa. Hepatika yang melalui fossa dimana terletak kandung empedu. Meskipun demikian, tidak ada vena sistikus, drainase vena terjadi melalui vena-vena kecil yang melewati alas kandung empedu.2

Struktur Makroskopis Pankreas

Gambar 3. Pankreas dan Sistem BilierPankreas memiliki kaput, kolum, korpus, dan kauda. Pankreas merupakan organ retroperitoneal yang terletak kira-kira sepanjang bidang transpilorik. Kaput terikat di lateral oleh duodenum yang melengkung dan kauda memanjang ke hilus lien pada lig lienorenale. Kantung minor dan lambung adalah batas anterior pankreas. Pembuluh darah mesenterika superior lewat di belakang pankreas.2Duktus pankreatikus (Wirsungi) utama berjalan sepanjang kelenjar, akhirnya mengalirkan sekresi pankreas ke ampula Vateri, bersama dengan duktus biliaris komunis, dan kemudian menuju bagian kedua duodenum. Duktus aksesorius (Santorini) mengalirkan sekresi pankreas dari posesus unsinata pankreas, memiliki pintu agak di proksimal ampula ke bagian kedua duodenum.2Kaput pankreas mendapat pasokan darah dari aa. Pankreatikoduodenalis superior dan inferior. A.lienalis berjalan di sepanjang batas atas korpus pankreas yang menerima darah darinya melalui cabang besar a. pankreatika magna.2Sistem BilierDuktus hepatika komunis dibentuk dari penyatuan duktus hepatika dekstra dan sinistra dalam porta hepatis. Duktus hepatika komunis bergabung dengan duktus biliaris komunis. Struktur ini berturut-turut berjalan pada tepi bebas omentum minus, di belakang bagian pertama duodenum dan pada sulkus di antara bagian kedua duodenum dan kaput pankreas. Akhirnya struktur ini membentuk pintu pada papila di aspek media bagian kedua duodenum. Duktus biliaris komunis biasanya, tapi tidak selalu, bergabung dengan duktus pankreatikus (Wirsungi).2

Struktur Mikroskopis Hepar

Gambar 4. Hepar Manusia Potongan MelintangHepar terdiri atas satuan heksagonal disebut lobulus hati. Pada hati primata atau manusia, septa jaringan ikat diantara lobuli (septum interlobular) hati tidak sejelas septa jaringan ikat pada hati babi sehingga sinusoid hati lobulus yang satu dapat berhubungan langsung dengan sinusoid lobulus lain. Di pusat setiap lobulus, terdapat sebuah vena sentral dilapisi endotel, yang dikelilingi lempeng-lempeng sel hati berbentuk poligonal terdiri atas bermacam-macam ukuruan memiliki satu atau dua buah inti vesikular besar dengan stioplasma asidofilik bergranul yang bervariasi sesuai status fungsionalnya yaitu hepatosit. Jaringan ikat disini membentuk triad porta tempat cabang arteri hepatika, cabang vena porta, dan cabang duktus biliaris. Darah arteri dan darah vena mula-mula bercampur di sinusoid hepar saat mengalir ke arah vena sentral. Dari sini, darah memasuki sirkulasi umum melalui vena hepatika. Sinusoid hepar adalah saluran darah yang berliku-liku dan melebar terdapat di antara lempeng-lempeng sel hepar dan mengikuti percabangannya, dengan diameter tidak teratur, dilapisi sel endotel bertingkap tidak utuh, yang dipisahkan dari hepatosit di bawahnya oleh ruang perisinusoidal (dari Disse) yang berisi cairan limfe. Akibatnya, zat makanan yang mengalir di dalam sinusoid yang berliku-liku menembus dinding endotel yang tidak utuh dan berkontak langsung dengan hepatosit. Hal ini memperlancar perpindahan zat antara darah dan hepatosit. Pada dinding sinusoid terdapat makrofag tetap, yaitu Sel Kupffer. Darah di dalam sinusoid yang mengandung eritrosit dan leuokosit mengalir ke dalam vena sentral.4Hepar terletak pada lokasi strategis yang penting. Produk pencernaan yang diserap harus melalui kapiler-kapiler hepar yang disebut sinusoid, setelah diantar melalui vena porta hepatika sebelum produk pencernaan itu dapat memasuki sirkulasi umum. Karena darah vena porta miskin oksigen, hepar juga mendapat darah dari arteri hepatika yang merupakan cabang dari aorta, sehingga hepar mendapat darah dari dua sumber.4

Gambar 5. Sel Kupffer Sediaan Tinta IndiaUntuk memperlihatkan sistem fagositik di dalam sinusoid hepar, hati kelinci diolah dengan suntikan Tinta India secara IV. Sel-sel Kupffer yang memfagositosis partikel-partikel karbon, tampak nyata di dalam sinusoid di antara sel hati atau hepatosit. Sel Kupffer fagositik berukuran besar, dengan sitoplasma bercabang, dan batas sel tidak teratur. Karena berfagositosis, intinya tertutup oleh partikel-partikel karbon yang difagositosis. Sel endotel di dalam sinusoid lebih kecil dan hanya tampak intinya.4

Gambar 6. Kanalikuli Biliaris Sediaan Asam OsmiumSediaan hati difiksasi dengan asam osmium dan dipulas dengan hematoksilin-eosin. Fiksasi dengan asam osmium memperlihatkan kanalikuli biliaris berupa saluran halus di antara sel-sel hati pada lempeng hepatosit. Selain itu terlihat sinusoid dilapisi sel-sel endotel dan sebuah sel Kupffer yang bermuara ke dalam suatu vena sentral.4

Gambar 7. Serat Retikular di Lobulus HatiModifikasi Del Rio Hortega, cara amonium perak karbonat untuk impregnasi perak, memperlihatkan struktur berfibril halus stroma hati. Serat retikular terpulas hitam dan sel hati ungu pucat. Serat retikular membentuk sebagian besar jaringan ikat penyokong hati melapisi sinusoid hati di antara hepatosit dan sel endotel tidak utuk, dan membentuk jalinan padat serat di sekitar vena sentral. Serat kolagen terdapat di dalam jaringan ikat padat tidak teratur septa interlobular terpulas coklat.4

Struktur Mikroskopis Kandung Empedu

Gambar 8. Kandung Empedu Pandangan MenyeluruhDinding kandung empedu terdiri atas mukosa, lapisan fibromuskular, lapisan jaringan ikat perimuskular, dan serosa pada semua permukaannya kecuali hepatik dengan adventisia yang melekatkannya pada hepar.4Lapisan mukosa menampakkan lipatan-lipatan temporer yang menghilang saat kandung empedu diregangkan oleh empedu. Lipatan ini mirip vili pada usus halus, namun ukuran dan bentuk berbeda, serta susunannya tidak teratur. Kripti atau divertikula di antara lipatan sering membentuk indentasi yang dalam di mukosa. Epitel selapis silindris tinggi dengan sitoplasma terpulas pucat dan inti di basal. Lamina propria mengandung jaringan ikat longgar dan beberapa jaringan limfoid difus.4Serat otot polos di dalam lapisan fibromuskular berbaur dengan lapisan-lapisan jaringan ikat longgar yang kaya serat elastin. Berbeda dengan organ lain yang mempunyai serosa atau adventisia menutupi lapisan muskular, kandung empedu memiliki lapisan lebar yang terdiri dari jaringan ikat longgar perimuskular yang mengandung pembuluh darah, pembuluh limf, dan saraf.4

Struktur Mikroskopis Pankreas

Gambar 9. PankreasPankreas adalah organ memanjang, lunak, yang letaknya posterior terhadap lambung. Kaput pankreas terletak di lengkung duodenum dan kaudanya menjurus ke limpa. Pankreas mengandung sel-sel eksokrin dan endokrin. Sebagian besar pankreas adalah kelenjar eksokrin tubuloasiner kompleks. Unit-unit eksokrin adalah sel-sel asinar berbentuk piramid berisi granul sekresi, yang merupakan prekursor enzim pencernaan pankreas yang disekresikan ke dalam duktus ekskretorius dalam bentuk tidak aktif. Asini sekretoris dibagi dalam lobuli dan digabungkan oleh jaringan ikat longgar. Duktus ekskretorius pada pankreas eksokrin berawal dari pusat setiap asini sebagai sel sentroasinar yang terpulas pucat, dan berlanjut sebagai duktus interkalaris pendek yang bergabung menjadi duktus intralobular di dalam jaringan ikat, yang pada gilirannya bergabung membentuk duktus interlobular yang lebih besar, dan bermuara ke dalam duktus pankreatikus utama. Bagian endokrin pankreas tersebar di antara asini eksokrin, tampak sebagai bercak-bercak pucat dengan banyak pembuluh darah, yang disebut pulau Langerhans. Setiap pulau dikelilingi serat jaringan ikat retikular. Dengan cara imunositokimia khusus, dapat dikenali empat jenis sel pada pulau ini : sel alfa, beta, delta, dan sel F. Sel alfa mencakup 20% dan terdapat di tepi, sel beta mencakup 70% dan terdapat di pusat pulau. Sel lain hanya sedikit dan tersebar tidak menentu.4Pankreas eksokrin yang merupakan bagian terbesar dari kelenjar, terdiri atas asini serosa yang berhimpitan, tersusun dalam banyak lobulus kecil. Lobuli dikelilingi septa intra- dan interlobular, dengan pembuluh darah, duktus, saraf, dan kadang-kadang badan Pacini. Di dalam massa asini serosa, terdapat pulau Langerhans yang terisolasi.4Sebuah asinus pankreas terdiri atas sel-sel zimogen penghasil protein berbentuk piramid mengelilingi sebuah lumen sentral yang kecil. Duktus ekskretorius meluas ke dalam setiap asinus dan tampak sebagai sel sentroasinar yang terpulas pucat di dalam lumennya. Produk sekresi asini dikeluarkan melalui duktus interkalaris yang sempit. Duktus ini memiliki lumen kecil dengan epitel kuboid rendah. Sel sentroasinar berlanjut sebagai epitel duktus interkalaris. Duktus interkalaris kemudian berlanjut sebagai duktus interlobular yang terdapat di dalam septa jaringan ikat yang terdapat di antara lobuli. Duktus interlobular dilapisi epitel selapis kuboid yang makin tinggi dan menjadi berlapis pada duktus yang lebih besar.4Pulau Langerhans adalah massa sel endokrin berbentuk bulat dengan berbagai ukuran, yang dipisahkan dari jaringan asini eksokrin dis sekelilingnya oleh selapis serat retikular halus. Pulau Langerhans biasanya lebih besar dari asini dan tampak sebagai kelompok padat sel-sel epitelial yang ditembus oleh banyak kapilar.4

Fungsi Sel HatiFungsi sel hati sebagai sel eksokrin, hepatosit menyintesis dan membebaskan empedu ke dalam sistem duktus ekskretorius, yaitu kanalikuli biliaris. Kanalikuli ini mengumpul di tepi setiap lobulus di daerah porta sebagai duktus biliaris. Di dalam lobulus hati, empedu mengalir di dalam kanalikuli biliaris ke duktus biliaris pada daerah porta, dan darah dalam sinusoid mengalir ke vena sentral. Jadi, empedu dan darah tidak bercampur. Garam empedu yang terdapat di dalam empedu penting untuk mengemulsi lemak yang memasuki usus halus dari lambung. Pengemulsian lemak memudahkan pencernaan lemak oleh enzim pencerna-lemak, yaitu lipase pankreas yang dihasilkan pankreas. Lemak yang dicerna kemudian diserap oleh sel-sel usus halus dan memasuki saluran lakteal limfatik yang terletak pada setiap vilus. Dari vili, lemak dibawa ke pembuluh limfatik lebih besar, yang berakhir di vena utama untuk diteruskan ke jantung.4Hepatosit juga merupakan sel endokrin. Sel ini membebaskan banyak produk langsung ke dalam aliran darah saat darah mengalir melalui sinusoid dan berkontak langsung dengan hepatosit. Jadi hepatosit melaksanakan fungsi eksokrin dan endokrin sekaligus. Fungsi endokrin hati antara lain mencakup sintesis banyak protein plasma, seperti albumin dan faktor pembekuan darah protrombin dan fibrinogen. Hati juga menimbun glukosa (sebagai glikogen), lemak, dan berbagai vitamin. Bila sel tubuh memerlukan glukosa, glikogen dari hati dikonversi kembali menjadi glukosa dan dibebaskan ke dalam aliran darah. Sel hati juga mendetoksikasi macam-macam obat dan bahan kimia yang dapat merusak. Sel Kupffer adalah fagosit hati khusus yang berasal dari monosit darah dan terdapat di dalam sinusoid. Sel besar dan bercabang ini memfagositosis benda-benda renik dan debris selular yang mengalir melalui sinusoid. Pada fetus, sel-sel hati bergungsi hematopoietik fungsi penting pembekuan darah. Jadi, hati merupakan organ esensial untuk kehidupan.4

Metabolisme XenobiotikXenobiotik merupakan senyawa yang asing bagi tubuh. Kelompok utama xenobiotik yang mempunyai releansi medis adalah obat-obatan, zat-zat karsinogen kimia dan berbagai senyawa yang telah memasuki lingkungan kehidupan kita melalui salah satu jalan seperti senyawa bifenil poliklorinasi (PCB) dan insektisida tertentu. Metabolisme xenobiotik dibagi menjadi dua fase. Tujuan keseluruhan metabolisme xenobiotik adalah untuk meningkatkan kelarutannya dalam air dan memudahkan ekskresinya dari dalam tubuh. Istilah detoksifikas kadang-kadang dipakai untuk menyebutkan banyak reaksi yang terlibat dalam metabolisme xenobiotik.5Pada fase I, reaksi utama yang terlibat adalah hidroksilasi yang dikatalis oleh anggota dari kelompok enzim yang dinamakan sebagai monooksigenase atau sitokrom P450. Hidroksilasi dapat mengakhiri kerja sebuah obat tetapi hal ini tidak selalu terjadi. Di samping hidroksilasi, enzim ini mengatalis berbagai reaksi dengan kisaran yang luas, termasuk reaksi yang melibatkan deaminasi, dehalogenasi, desulfurasi, epoksidasi, peroksigenasi, dan reduksi. Reaksi yang melibatkan hidrolisis seperti reaksi yang dikatalis oleh esterase dan reaksi tertentu lainnya yang dikatalis oleh P450 juga terdapat pada fase 1.5Hidroksilasi merupakan reaksi utama yang terlibat dalam fase I. Reaksi yang dikatalis oleh monooksigenase adalah RH + O2 + NADPH + H+ R-OH + H2O + NADP. RH diatas dapat mewakili xenobiotik dengan keragaman yang sangat luas dan mencakup obat-obatan, zat karsinogen, pestisida, produk petroleum, dan polutan. Semua sitokrom P450 merupakan hemoprotein dan umumnya terdapat pada membran RE halus sel dalam hati.5Pada fase II, senyawa yang terhidroksilasi atau senyawa lain yang diproduksi pada fase I, diubah oleh enzim yang spesifik menjadi berbagai metabolit polar lewat konjugasi dengan asam glukuronat, sulfat, asetat, glutation, atau metilasi. Peristiwa ini membuat molekul tersebut dapat larut dalam air sehingga akhirnya diekskresikan ke dalam urine atau getah empedu.5Reaksi untuk proses glukuronidasi melibatkan katalisator glukuronil transferase untuk molekul seperti 2-asetilaminofluoren (karsinogen), asam benzoat, fenol, dan banyak molekul steroid, bilirubin, dan tiroid diekskresikan sebagai glukuronida. Glukuronida dapat terikat dengan oksigen, nitrogen, atau sulfur pada substratnya. Glukuronidasi kemungkinan merupakan reaksi konjugasi yang paling sering terjadi.5Reaksi untuk proses sulfasi melibatkan donor sulfat phospho adenosil-phosposulfate (PAPS) atau dinamakan sulfat aktif untuk sebagian alkohol, arilamin, dan fenol.5Reaksi untuk proses glutation melibatkan enzim glutation S-transferase yang terdapat dalam sitosol hati. Glutation merupakan tripeptida yang terdiri atas asam glutamat, sistein, dan glisin. Sejumlah xenobiotik elektrofilik yang potensial beracun akan terkonjugasi ke GSH nukleofilik. Jika xenobiotik yang potensial beracun itu tidak terkonjugasi, molekulnya akan bebas membentuk ikatan kovalen dengan DNA, RNA, atau protein sel dan dengan demikian mengakibatkan kerusakan sel yang serius. Karena itu, GSH merupakan mekanisme pertahanan terhadap senyawa toksik tertentu, seperti beberapa obat dan karsinogen. Jika kadar GSH dalam hati menurun makan jaringan tersebut bisa menjadi lebih rentan terhadap cedera oleh zat kimia.5Reaksi untuk proses asetilasi merupakan donor asetil yang melibatkan asetil transferase khususnya di hati. Reaksinya sebagai berikut X + Asetik-koA Asetil-X + koA. Keberadaan tipe polimorfik enzim asetiltransferase menyebabkan adanya orang yang diklasifikasikan sebagai asetilator cepat dan lambat. Asetilator lambat merupakan orang yang lebih sering mengalami efek toksik tertentu karena obat tersebut bertahan lama pada orang ini.5Reaksi untuk proses metilasi memakai S-adenosilmetionin sebagai donor metil melibatkan enzim metiltransferase.5

Penyimpanan dan Pemecahan GlikogenGlikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama pada manusia. Unsur ini terutama terdapat di hati (6%) dan di otot melampaui jumlah 1%. Namun, karena massanya yang jauh lebih besar, jumlah simpanan glikogen di dalam otot bisa mencapai tiga hingga empat kali jumlahnya di hati. Glikogen hati sangat berhubungan dengan simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah mencegah hiperglikemia setelah makan dan hipoglikemia ketika tidak makan.5Jika makanan yang dimakan mengandung rendah karbohidrat, hepar mengubah protein menjadi glukosa untuk mengganti simpanan glikogen yang telah digunakan. Jika makanan yang dimakan mengandung karbohidrat yang tinggi dan berlebih , kelebihan ini akan diubah menjadi lemak (lipogenesis). Setelah 12-18 jam puasa, hampir seluruh glikogen hati terkuras, sedangkan glikogen otot hanya terkuras secara bermakna setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama.5Glikogen disintesis dari glukosa dan prekursor lainnya lewat lintasan glikogenesis. Pemecahannya terjadi melalui sebuah lintasan terpisah yang dikenal sebagai glikogenolisis. Glikogenolisis menyebabkan pembentukan glukosa di hati dan pembentukan laktat di otot.5

Sintesis Protein PlasmaSebagian besar protein plasma disintesis di hati. Fungsi protein plasma antara lain antiprotease, pembekuan darah, enzim, hormon, pertahanan imun, terlibat dalam respons inflamasi, dan transpor atau pengikatan.5Albumin merupakan protein utama dalam plasma manusia dan menyusun sekitar 60% dari total protein plasma. Hati menghasilkan sekitar 12 gram albumin per hari yang merupakan sekitar 25% dari total sintesis protein hepatik dan separuh dari seluruh protein yang disekresikan organ tersebut. Fungsi utama albumin adalah untuk mempertahankan tekanan osmotik pada plasma manusia karena massa molekul yang relatif rendah dan konsentrasinya yang tinggi. Fungsi lain albumin yang penting adalah kemampuannya untuk mengikat berbagai macam ligand. Ligand ini mencakup asam lemak bebas (FFA), kalsium, hormon steroid tertentu, bilirubin, dan sebagian triptofan plasma.5Albumin pada mulanya disintesis sebagai preproprotein. Peptida sinyalnya dilepaskan ketika preproprotein melintas ke dalam sisterna RE kasar, dan heksapeptida pada ujung terminal-amino yang dihasilkan itu kemudian dipecah lebih lanjut di sepanjang lintasan sekretorik. Sintesis albumin dikurangi pada sejumlah penyakit, khususnya penyakit hati.5

Metabolisme dan Ekskresi Bilirubin

Gambar 10. Konjugasi Bilirubin di HatiBilirubin merupakan komponen utama dari empedu. Sekitar 85% didapat dari pemecahan sel darah merah yang sudah tua. Hemoglobin terutama dipecahkan dalam makrofag, globin dan besi dipisahkan, lalu melalui stadium perantara termasuk biliverdin akhirnya bilirubin terbentuk (35 mg bilirubin tiap 1 g Hb). Bilirubin bebas tak larut dalam air, dan karena kelarutan lemaknya bilirubin mempunyai efek toksik bila tidak ditranspor dalam darah terikat dengan albumin ( 2 mol bilirubin/1 mol albumin). Bilirubin diambil oleh sel hati dalam bentuk bebas. Asam UDP glukuronat dibentuk dalam hati dari glukosa, ATP, dan UTP dengan bantuan enzim glukuronil transferase dan berkonjugasi dengan bilirubin untuk membentuk bilirubin glukuronida yang larut dalam air, yang dengan aktif disekresi ke dalam kanalikuli empedu. Bebaerapa masuk ke dalam sirkulasi sistemik (reaksi langsung) dan diekskresi oleh ginjal.6

Gambar 11. Metabolisme BilirubinEkskresi bilirubin ke dalam empedu sekitar 200-250 mg setiap hari, yang sekitar 15% hanya bentuk yang tidak terkonjugasi diresorbsi dari usus (sirkulasi enterohepatik). Sebagian bilirubin dipecahkan dalam hati dan empedu menjadi urobilinogen, sebagian dalam usus oleh kerja bakteri dengan pembentukan sterkobilinogen, kedua substansi adalah tanpa berwarna. Oksidasi parsialnya menyebabkan pembentukan urobilin dan sterkobilin yang menyebabkan feses berwarna coklat. Urobilinogen diabsorbsi dalam usus halus dan mencapai hati. Sterkobilinogen sampai tingkat tertentu diabsorbsi dalam rektum dan diekskresi oleh ginjal bersama-sama dengan renik urobilinogen.6Kadar bilirubin plasma yang normal adalah 3-10 mg/l. Pada konsentrasi di atas 18 mg/l terjadi jaundice / ikterus, mula-mula seluruh sklera, kemudian kulit menjadi berwarna kuning.6

Daur Ulang Garam Empedu

Gambar 12. Komposisi Cairan EmpeduEmpedu terdiri dari air, garam empedu, pigmen empedu, dan bahan-bahan lain yang larut dalam larutan elektrolit alkalis yang mirip dengan getah pankreas. Sekitar 500 ml disekresikan setiap hari. Sebagian komponen empedu diserap ulang dalam usus kemudian diekskresikan kembali oleh hati (sirkulasi enterohepatik). Glukuronida pada pigmen empedu, bilirubin, dan biliverdin menyebabkan empedu berwarna kuning keemasan. Garam empedu adalah garam-garam natrium dan kalium asam empedu yang berkonugasi dengan glisin. Asam-asam empedu disintesis dari kolestrol.7Garam-garam empedu memiliki sejumlah efek penting. Garam-garam ini menurunkan tegangan permukaan dan bersama fosfolipid serta monogliserida berperan untuk emulsifikasi lemak sebagai persiapan untuk dicerna dan diserap di usus halus. Selain itu, garam-garam ini bersifat amfipatik yaitu memiliki domain hidrofilik dan hidrofobik. Dengan demikian, garam-garam empedu cenderung membentuk lempeng-lempeng silindris yang disebut misel dengan permukaan hidrofilik menghadap keluar dan bagian tengahnya hidrofobik. Di atas konsentrasi tertentu yang disebut konsentrasi misel kritis, semua garam empedu yang ditambahkan ke dalam larutan membentuk misel. Lemak berkumpul di dalam misel, dengan kolestrol di pusat hidrofobik dan fosfolipid amfipatik serta monogliserida berjajar dengan ujung hidrofilik mengarah keluar dan ekor hidrofobik ke bagian tengah. Misel berperan penting dalam mempermudah peyerapan lemak.7

Gambar 13. Sirkulasi EnterohepatikSembilan puluh sampai 95% garam empedu diserap dari usus halus. Sebagian diserap melalui difusi nonionik, tetapi sebagian besar diserap dari ileum terminalis melalui suatu proses transpor aktif yang sangat efisien. Sisanya 5-10% masuk ke dalam kolon dan diubah menjadi garam-garam asam deoksikolat dan asam litokolat. Litokolat relatif tidak larut dan sebagian besar diekskresikan ke tinja sedangkan deoksikolat diserap. Garam-garam empedu yang diserap disalurkan kembali ke hati dalam vena porta dan diekskresikan kembali dalam empedu (sirkulasi enterohepatik). Garam yang keluar melalui tinja diganti oleh sintesis dalam hati.7

Fungsi PankreasEksokrin pankreas, sekresi pankreas diatur oleh rangsangan hormonal maupun vagus. Dua hormon intestinal, yaitu sekretin dan kolesistokinin yang disekresi sel enteroendokrin dari mukosa duodenum ke dalam aliran darah mengatur sekresi pankreas. Sebagai respons atas adanya kimus asam di duodenum, sekretin merangsang sel pankreas mensekresi banyak cairan berair yang kaya ion Na-bikarbonat. Cairan ini, yang tidak atau sedikit mempunyai aktivitas enzimatik dihasilkan terutama oleh sel-sel sentroasinar dan sel-sel yang melapisi duktus interkalaris yang lebih halus. Fungsi cairan ini adalah untuk menetralkan kimus asam dan menciptakan lingkungan optimal bagi aktivitas enzim pankreas. Sebagai respons atas lemak dan protein di dalam usus halus, kolesistokinin merangsang sel-sel asinar di pankreas untuk menyekresi sejumlah besar enzim pencernaan. Enzim pankreas yang diproduksi sel-sel asinar memasuki duodeum dalam bentuk tidak aktif dan kemudian diaktifkan oleh sebuah hormon yang disekresi mukosa usus.4Endokrin pankreas, pankreas menghasilkan dua hormon utama yang terutama mempengaruhi kadar gula darah serta metabolismenya. Sel alfa pulau Langerhans menghasilkan hormon glukagon yang dibebaskan sebagai respons atas kadar glukosa darah yang rendah. Fungsi fisiologis utama glukagon adalah meningkatkan kadar glukosa darah karena mengonversi glikogen, asam amino, dan asam lemak di hati menjadi glukosa. Sel beta pulau Langerhans menghasilkan hormon insulin yang pembebasannya dirangsang oleh meningkatnya kadar glukosa darah setelah makan. Fungsi fisiologis utama insulin adalah menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan transpor membran glukosa ke dalam sel-sel hati, otot, dan sel lemak. Insulin juga meningkatkan konversi glukosa menjadi glikogen di dalam hati. Sel delta menyekresi hormon somatostatin. Sel ini menurunkan dan menghambat aktivitas sekresi sel alfa (penghasil glukagon) maupun sel beta (penghasil insulin) melalui pengaruh lokal di dalam pulau Langerhans.4

Gambar 14. Empedu dan Getah PankreasPankreas memproduksi dan mengeluarkan cairan pankreas ke dalam duodenum oleh adanya rangsangan hormon. Hormon ini adalah suatu senyawa yang dihasilkan oleh jaringan tertentu, dan beredar dalam tubuh melalui peredaran darah. Masuknya campuran makanan yang bersifat asam ke dalam duodenum, menyebabkan duodenum memproduksi hormon yang disalurkan oleh darah ke pankeas, hati, dan empedu. Hormon yang dihasilkan oleh duodenum inilah yang merangsang terbentuknya cairan pankreas dan cairan empedu. Hormonnya antara lain (1) Sekretin, yang merangsang timbulnya cairan pankreas encer dan berkadar bikarbonat tinggi dan mengandung enzim sedikit; (2) Pankreoenzim, yang merangsang timbulnya cairan pankreas yang kental dan berkadar bikarbonat rendah serta mengandung banyak enzim; (3) Kolesistokinin, yang mempengaruhi kantung empedu untuk berkontraksi sehingga dapat mengeluarkan cairan dari dalamnya dan (4) Enterokonin yang merangsang terbentuknya cairan usus.8Cairan pankreas merupakan cairan yang jernih, mempunyai berat jenis 1.007 dan mempunyai pH antara 7,5 sampai 8,2. Selama 24 jam dihasilkan kira-kira 500 ml cairan pankreas. Cairan ini terdiri atas 98,7 % air dan 1,3% zat anorganik dan zat organik. Zat anorganik yang terkandung dalam cairan pankreas ialah terutama HCO3-, Na+, K+ sedangkan ion-ion Cl-, HPO42-, SO42-, Ca2+, dan Zn2+ terdapat dalam jumlah sedikit. Zat organik yang terdapat dalam cairan pankreas ialah protein dan beberapa enzim, yaitu tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase, amilase, lipase, fosfolipase, kolesteril ester hidrolase, ribonuklease, deksiribo nuklease, dan kolagenase.8Tripsin adalah suatu enzim pemecah protein atau proteosa yang dihasilkan oleh sel-sel pankreas dalam bentuk molekul tripsinogen yang tidak aktif. Tripsinogen diaktifkan menjadi tripsin oleh enterokinase, suatu enzim yang dihasilkan dalam usus. Molekul tripsin yang terjadi dengan bantuan ion Ca2+ dapat berlaku sebagai katalis untuk mengubah tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin dapat bekerja dengan baik dalam hidrolisis protein pada pH antara 8,0-9,0. Protein yang telah didenaturasikan terlebih dahulu akan lebih mudah dipecah oleh tripsin.8Kimotripsin juga suatu enzim yang berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis protein. Enzim ini dihasilkan oleh pankreas dalam bentuk kimotripsinogen. Kimotripsinogen diubah menjadi kimotripsin oleh adanya tripsin. Kimotripsin mempunyai daya mengendapkan protein susu lebih besar daripada tripsin.8Hasil-hasil hidrolisis protein, pepton, protease oleh enzim tripsin dan kimotripsin adalah polipeptida. Polipeptida ini kemudian dihidrolisis lebih lanjut oleh enzim-enzim peptidase yaitu (1) Karboksipeptidase, yang memecah ikatan peptida pada ujung molekul yang mempunyai gugus karboksilat dan (2) Aminopeptidase, yang memecah ikatan peptida pada ujung molekul yang mempunyai gugus amina.8Lipase dalam cairan pankreas berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol, monoasilgliserol, dan diasilgliserol. Oleh karena lemak adalah suatu trigliserida, maka diasilgliserol adalah digliserida dan monoasilgliserol adalah monogliserida. Aktivitas enzim lipase dapat bertambah dengan adanya ion Ca2+ dan asam empedu serta bekerja optimum pada pH 7,0-8,8. Lipase ini bekerja lebih baik apabila lemak (substrat) mengandung asam lemak yang panjang atau mempunyai bobot molekul besar dan mempunyai banyak ikatan rangkat. Demikian pula enzim ini bekerja lebih baik terhadap trigliserida daripada digliserida atau monogliserida. Pemecahan lemak dengan cara hidrolisis dibantu oleh garam asam empedu yang terdapat dalam cairan empedu yang berfungsi sebagai emulgator. Dengan adanya garam asam empedu maka lemak dalam usus dapat dipecah-pecah menjadi partikel-partikel kecil sebagai emulsi, sehingga luas permukaan lemak bertambah besar menyebabkan proses hidrolisis berjalan lebih cepat.8Amilase yang terdapat dalam cairan pankreas ini sama dengan amilase dalam saliva, yaitu berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis amilum, dekstrin, dan glikogen menjadi maltosa. Enzim yang mempunyai pH optimum 6,9 dapat bekerja pada pH 6,5-7,2 dan sebagai aktivator diperlukan ion Cl-. Hidrolisis amilum, dekstrin, atau glikogen dalam usus ini dapat berjalan dengan cepat sebab maltosa yang dihasilkan segera dihidrolisis lebih lanjut oleh enzim maltase yang terdapat dalam cairan usus.8Nukleodepolimerase. Enzim ini berfungsi untuk memecah nukleat menjadi mononukleotida. Ada dua macam nukleodepolimerase yaitu ribonuklease dan deoksiribonuklease yang masing-masing berfungsi untuk memecah RNA dan DNA. Enzim ini bekerja optimal pada pH 7.8

Fungsi Kandung EmpeduKandung empedu adalah organ berongga kecil yang melekat pada permukaan bawah hepar. Empedu dari hati disimpan di dalam kandung empedu. Empedu keluar dari kandung empedu melalui duktus sistikus dan memasuki duodenum melalui duktus koledokus. Kandung empedu bukan kelenjar karena hanya menampung dan memekatkan empedu dan kemudian dicurahkan ke dalam saluran cerna setelah mengalami rangsangan hormonal.4Proses pemekatan ini terutama melalui transpor aktif ion natrium ke dalam ruang interselular lapisan sel yang kemudian akan menarik air, ion bikarbonat, dan ion klorida dari cairan empedu kembali ke cairan ekstraselular sehingga cairan empedu menjadi pekat.1Sebagai respons atas masuknya lemak makanan ke dalam duodenum, sebuah hormon, yaitu kolesistokinin (CCK), dilepaskan ke dalam aliran darah oleh sel-sel enteroendokrin yang terdapat di mukosa usus. CCK dibawa oleh darah ke kandung empedu, menimbulkan kontraksi otot polos pada dindingnya. Pada saat yang sama, otot sfingter di sekitar leher kandung empedu melemas (relaksasi). Kombinasi ini memaksa empedu masuk ke dalam duodenum melalui duktus koledokus.4Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning, agak kental, dan mempunyai rasa pahit. Selama 24 jam dihasilkan cairan empedu sebanyak 500-700 ml dan mempunyai pH antara 6,9-7,7. Cairan empedu mengandung zat-zat anorganik yaitu HCO3-, Cl-, Na+, K+ serta zat-zat organik yaitu asam-asam empedu, bilirubin dan kolestrol. Asam-asam empedu yang penting ialah asam kolat dan deoksikolat. Beberapa fungsi asam empedu antara lain (1) Sebagai emulgator dalam proses pencernaan lemak; (2) Dapat mengaktifkan lipase dalam cairan pankreas; (3) Membantu absorbsi asam-asam lemak, kolestrol, vitamin D dan K serta karoten; (4) Sebagai perangsang aliran cairan empedu dari hati dan (5) Menjaga agar kolestrol tetap larut dalam cairan empedu sebab bila perbandingan asam empedu dengan kolestrol rendah akan menyebabkan terjadinya endapan kolestrol.8

PenutupHepar dibagi menjadi 2 lobus yaitu lobus kiri dan kanan dengan permukaan diafragmatik dan viseral. Di lobus kanan terdapat lobus kaudatus dan kuadratus. Lobus kanan dan kiri dipisahkan di antero-superior oleh ligamentum falsiforme dan di postero-inferior oleh fisura sagitalis sinistra untuk ligamentum venosum dan ligamentum teres hepatis. Kandung empedu terdiri dari fundus, korpus, dan kolum yang memiliki pintu ke duktus sistikus. Pankreas memiliki kaput, kolum, korpus, dan kauda.Hepar terdiri atas satuan heksagonal disebut lobulus hati. Di setiap pusat lobulus hati terdapat vena sentral yang dikelilingi hepatosit. Jaringan ikat disini membentuk triad porta tempat cabang arteri hepatika, cabang vena porta, dan cabang duktus biliaris.Fungsi sel hati sebagai sel eksokrin yaitu menyintesis dan membebaskan empedu untuk mengemulsi lemak. Sebagai sel endokrin antara lain mendetoksikasi macam-macam obat dan bahan kimia yang dapat merusak, sintesis protein plasma, menimbun glikogen, lemak, dan berbagai vitamin dan menkonversi glikogen menjadi glukosa, serta metabolisme dan ekskresi bilirubin.Fungsi pankreas sebagai sel eksokrin dibagi atas 2 respons. Sebagai respons atas adanya kimus asam di duodenum, sekretin merangsang sel pankreas mensekresi banyak cairan berair yang kaya ion Na-bikarbonat untuk menetralkan kimus asam dan menciptakan lingkungan optimal bagi aktivitas enzim pankreas. Sebagai respons atas lemak dan protein di dalam usus halus, kolesistokinin merangsang sel-sel asinar di pankreas untuk menyekresi sejumlah besar enzim pencernaan.. Sebagai sel endokrin menghasilkan dua hormon utama yang terutama mempengaruhi kadar gula darah serta metabolismenyaKandung empedu bukan kelenjar karena hanya menampung dan memekatkan empedu dan kemudian dicurahkan ke dalam saluran cerna setelah mengalami rangsangan hormonal.

Daftar Pustaka1. Ward JP, Clarke RW, Linden RW. Physiology at a glance. Jakarta: Erlangga; 2009.h.80-12. Faiz O, Moffat D. Anatomy at a glance. Jakarta: Erlangga; 2004.h.40-33. Kahle W, Leonhardt H, Platzer W. Atlas berwarna dan teks anatomi manusia: alat-alat dalam. Edisi ke-6. Jakarta: Hipokrates; 1997.h.234-2414. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9. Jakarta: EGC; 2003.h.215-2295. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke-25. Jakarta: EGC; 2003.h.187-191,704-5,743-7486. Despopoulos A, Silbernagl S. Atlas berwarna dan teks fisiologi. Edisi ke-4. Jakarta: Hipokrates; 1998.h.216-77. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-17. Jakarta: EGC; 1998.h.487-98. Pujiadi A. Dasar-dasar biokimia. Jakarta: FKUI; 1994.h.240-4

22