Histology System Digestivus-2

47
ASSALAMUALAIKUM ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WARAHMATULLAHI WABARAKATUH WABARAKATUH

description

histologi

Transcript of Histology System Digestivus-2

Page 1: Histology System Digestivus-2

ASSALAMUALAIKUMASSALAMUALAIKUMWARAHMATULLAHIWARAHMATULLAHI

WABARAKATUHWABARAKATUH

Page 2: Histology System Digestivus-2

HistologiSistem Digestivus

(Bagian Kedua)

Dr. Elyusrar A. Jalal Ph. D

Page 3: Histology System Digestivus-2

Kelenjar accessorius yang berkaitan dengan system pencernaan

1. Hepar2. Vesica felea3. Pancreas4. Kelenjar liur

Page 4: Histology System Digestivus-2

Kelenjar Accessorius Pencernaan

1. Hepar 2. Vesica felea 3. Pancreas4. Kelenjar liur

Page 5: Histology System Digestivus-2

Hepar

Page 6: Histology System Digestivus-2

Hepar Fungsi:

Fungsi eksokrin: Sekresi empedu ke lumen duodenum Fungsi endokrin: sintesis faktor pembekuan darah dan zat lain

yang dicurahkan langsung kedalam sirkulasi darah Menyimpan glukosa, glikogen, lemak, protein dan vitamin. Detoksikasi sisa metabolik

Dibungkus oleh kapsula Glison Capsula bercabang kedalam parenkim membagi hepar

dalam lobulus

Page 7: Histology System Digestivus-2

Lobulus hati Unit struktural hati, dibatasi oleh

jaringan ikat. Ditemukan oleh Malpighi

Berbentuk prisma bersudut enam (hexagonal), disebut lobulus klasik

Terdiri atas lempengan hepatosit tersusun radier, saling berhubungan, dipisahkan oleh sinusoid

Sinusoid beranastomosis melelui fenestrasi di lempeng hepatosit

Sinusoid bermuara ke V. centralis

Page 8: Histology System Digestivus-2

HeparV sentralis, trigonum portal, stroma jar. retikular

Page 9: Histology System Digestivus-2

Pembuluh Darah Hati Hati mempunyai 2 pembuluh

darah penting: Vena porta hepatika,

membawa sari makanan dari lambung dan intestine.

Arteri hepatika, memberikan oksigen untuk metabolisme sel hati (hepatosit)

Berjalan disepanjang sisi prisma lobulus klasik hepar (portal track)

Membentuk pleksus kapiler dan mencurahkan darah ke sinusoid

Page 10: Histology System Digestivus-2

Zona oksigenisasi dan nutrisi Dibedakan atas zona fungsional 1, 2 dan 3 menurut

dekatnya hubungan ke axis a. hepatika dan v. porta Zona 1, adalah zona yang dekat dengan trigonum

porta Zona 3 adalah zona yang dekat dengan v. sentralis Zona 2 adalah diantaranya Sel hepar pada zona 1 paling dekat ke suplai oksigen

dan nutrisi, lebih jarang mengalami nekrosis dibandingkan dengan sel pada zona 3

Sel dalam zona 1 mempunyai daya regenerasi lebih besar

Page 11: Histology System Digestivus-2

Pada sudut-sudut lobulus terdapat trigonum portal, berbentuk segitiga, terisi: venula, cabang dari v.

porta, arteriol cabang dari a.

hepatika, duktus biliaris dari sistem

saluran empedu, pembuluh limf.

Semuanya berjalan didalam portal track

Portal track

Page 12: Histology System Digestivus-2

Lobulus portal hati Lobulus portal berbentuk

segitiga, dibatasi oleh 3 vena sentralis dengan trigonum porta sebagai axis

Unit fungsional pengaliran darah dari vena porta, memasuki sinusoid, keluar melalui v. sentralis

Terdiri atas segmen 3 lobulus klasik berdekatan,

Lobulus klasik

AsinusTrigonum porta

Lobulus portal

V. sentralis

Page 13: Histology System Digestivus-2

Asinus hepatik Unit fungsional terkecil

hati Berbentuk berlian, terdiri

atas parenkim hati yang terletak di antara dua v. sentralis

Mempunyai sistem duktuli biliaris yang mengalirkan empedu kedalam duktus biliaris interlobular, pada trigonum porta

Asinus hepar

Page 14: Histology System Digestivus-2
Page 15: Histology System Digestivus-2

Vena centralis dan lempeng hepatik

Hepatosit tersusun radier membentuk lempeng setebal satu sel seperti dinding tembok. Lempeng berjalan dari perifer lobulus menuju ke sentral, saling beranastomose

Page 16: Histology System Digestivus-2

Sinusoids Sinusoid hati, merupakan kapiler

yang melebar, bentuknya tidak teratur, dindingnya dibentuk oleh sel endotel, terdapat fenestrasi

Sel endotel tidak fagositik. Pada sinusoid terdapat makrofag tetap, disebut sel Kupfer

Sinusoid berawal dari pingir lobulus, diisi oleh darah dari v. porta dan a. hepatika, berjalan kearah pusat dan bermuara kedalam v. Sentralis

Sinusoid dikelilingi oleh ruang perisinusoid Disse, yang memisahkan sel endotel dari permukaan hepatosit.

Page 17: Histology System Digestivus-2

Aliran limf hati Limf dibentuk didalam

ruang perisinusoid Disse Terdapat pembuluh limf

pada trigonum portal, dikumpulkan pada saluran limf yang lebih besar dan meninggalkan hepar pada porta hepatis sebagai saluran limf pengumpul

Kadar protein plasma limf hepatik lebih tinggi

Page 18: Histology System Digestivus-2

Mekanisme sekresi empedu Sel endotel dipisahkan dari

hepatosit oleh suatu celah perisinusoid sub endotel (celah Disse)

Ruang perisinusoid Disse berisi plasma, rembesan dari sinusoid dan limf hati yang dibentuk didalam ruang perisinusoid

Mikrovili hepatosit berhubungan dengan plasma yang terdapat di ruang Disse

Proses konyugasi bilirubin terjadi didalam hepatosit

Empedu yang terbentuk diekspor ke kanalikuli biliaris

Page 19: Histology System Digestivus-2

Canaliculi biliaris

Page 20: Histology System Digestivus-2

Sistem saluran empedu

Canalikuli biliaris intra lobular, melalui canal Hering, diteruskan ke ductus biliaris terminal, ductus biliaris interlobular

Pada trigonum porta, beranastomosis membentuk ductus biliaris extra hepatic (ductus hepaticus).

Page 21: Histology System Digestivus-2

Vesica feleaBerbentuk buah pir berongga, melekat pada permukaan bawah heparFungsi:

Menyimpan dan memekatkan empedu

Ductus hepaticus bergabung dengan ductus cysticus dari kandung empedu menjadi ductus biliaris communis atau ductus choledochus yang bermuara di duodenum

Page 22: Histology System Digestivus-2

Vesica felea

Page 23: Histology System Digestivus-2

Gall bladder

Dinding: Lapisan mukosa: epitel

torak Tidak terdapat muskularis

mukosae Lapisan muskular polos Lapisan jaringan ikat

perimuskular Lapisan serosa

Page 24: Histology System Digestivus-2

Mukosa

Lapisan mukosa Berupa lipatan2 epitel, sel

epitel kaya mitokondria. Inti terdapat pada 1/3 basal sel. Mikrovili pada apikal sel. Vili dan kelenjar tidak terdapat pada fundus dan corpus

Pada lamina propria tidak terdapat kelenjar

Page 25: Histology System Digestivus-2

Muskular dan serosa

Lapisan otot Tipis tak teratur. Lapisan

jaringan ikat elastin dan kolagen menghubungkan permukaan superior kandung empedu ke hati.

Tidak terdapat lapisan muskularis mukosae

Lapisan serosa Pada permukaan yang

berlawanan terdapat serosa khas peritoneum

Page 26: Histology System Digestivus-2

Sinus Rokitansky-Ashoff

Pada lamina propria tidak terdapat kelenjar

Potongan lipatan mukosa memberi kesan se-akan2 seperti potongan kelenjar

Page 27: Histology System Digestivus-2

Pancreas

Berwarna abu-abu kemerahan, besar, lunak, berlobus.

Terdapat bagian kelenjar eksokrin dan endokrin

Page 28: Histology System Digestivus-2

Bagian eksokrin Kelenjar tubulo acinar komplex Mirip sekali dengan kelenjar

parotis. Acini terdiri dari 6-8 sel kolumnar

rendah atau sel serosa piramida, meliputi lumen kecil.

Pada bagian apikal sel terdapat granula asidofilik berisi zymogen

Perbedaan dengan kelenjar parotis:

Adanya sel sentro acinar, sel kecil jernih ditengah acinus membatasi bagian pertama saluran keluar

Page 29: Histology System Digestivus-2

Sel sentro acinar

Centro acinar cells

Page 30: Histology System Digestivus-2

Sel sentro acinar

Sel sentro asinar adalah sel duktus interkalaris intra asinar

Sel-sel duktus pankreas mensekresi cairan kaya bikarbonat atas stimulasi sekretin dari usus halus

Page 31: Histology System Digestivus-2

Ductus Pancreas Duktus pancreatikus mayor

(Wirsungi) bermuara pada papila duodenalis mayor.

Duktus pancreatikus aksesorius (Santorini), menerima aliran dari cabang inferior kaput pankreas, bermuara sekitar 2 cm diatas papila duodenalis mayor

Page 32: Histology System Digestivus-2

Bagian endokrin pancreas

Berkelompok dalam pulau2 Langerhans, berbentuk sferis berwarna pucat tersebar diantara bagian eksokrin pankreas

Sel tersusun dalam bentuk genjel tak teratur, ditembus banyak jaring kapiler tipe fenestra

Dengan pewarnaan khusus dapat dibedakan 4 macam sel yaitu, sel α, β, δ dan c/PP.

Page 33: Histology System Digestivus-2

Islet of Langerhans

Page 34: Histology System Digestivus-2

Alpha cells pancreas

Sel α 20% populasi sel Mensekresi glukagon Bentuk besar,

mencolok, terutama di perifer,

Page 35: Histology System Digestivus-2

Beta cells pancreas

Sel β 75% dari polulasi Sel paling kecil,

menempati bagian tengah

Mensekresi insulin, Granula lebih kecil (200 μm)

Page 36: Histology System Digestivus-2

Sel Pp. Langerhans Lain Sel δ

Sel paling besar, 5% dari populasi

Granula mirip sel α, tapi kurang padat

Menghasilkan hormon Somatostatin yang di pankreas bekerja mengatur pelepasan hormon pulau Langerhans yang lain (efek parakrin)

Sel C/sel PP Ditemukan hanya pada

spesies tertentu, misalnya Guinea pig.

Jumlah terbatas, ukuran sama dengan sel β, dengan sedikit atau tanpa granula.

Mensekresi polipeptida pankreas

Fungsi fisiologis tak diketahui

Page 37: Histology System Digestivus-2

Kelenjar-kelenjar liur

Page 38: Histology System Digestivus-2

Liur/saliva: adalah campuran sekresi dari kelenjar-kelenjar liur besar kecil yang semuanya bermuara kedalam rongga mulut

Fungsi liur: menjaga kelembaban mulut, melunakkan dan melumasi makanan, membantu proses menelan

Page 39: Histology System Digestivus-2

Klasifikasi kelenjar liur

Kelenjar liur minor Terdapat didalam mukosa atau

sub mukosa struktur rongga mulut, (kel. liur intrinsik)

Pada bibir, pipi, lidah dan palatum dan diberi nama menurut letaknya

Berbentuk tubulo acinar bercabang, tidak berkapsul, duktus sekretorius atau duktus interkalaris

Kelenjar liur mayor Kel. liur extrinsik, terletak

diluar rongga mulut, mempunyai duktus excretorius besar menuju kedalam mulut

Terdiri atas Kelenjar parotis Kelenjar sub mandibularis Kelenjar sub lingualis

Page 40: Histology System Digestivus-2

Kelenjar parotis Kelenjar liur paling besar Merupakan kelenjar serosa murni Dibungkus oleh kapsula jaringan

penyambung retikular yang bercabang kedalam parenkim menjadi septa

Septa membagi kelenjar atas lobus dan lobulus

Saluran keluar (ductus Steensen) bermuara kedalam rongga mulut berhadapan dengan gigi molar kedua atas (os maxilaris)

Page 41: Histology System Digestivus-2

Kelenjar parotis Bentuk: tubuloacinosa

bercabang. Acinus terbentuk oleh sel-

sel serosa berbentuk piramid.

Duktus intercalaris labih panjang dan lebih banyak dari kelenjar liur lain, namun duktus sekretorius kurang

Page 42: Histology System Digestivus-2

Kelenjar parotis

Sekret berupa protein, kaya enzim amilase. Granula sekretorik terlihat pada bagian apex.

Sel asinar memberikan reaksi PAS positiv

Page 43: Histology System Digestivus-2

Kel. Submandibular Berlindung pada mandibula didasar

mulut Kelenjar campur (mixed gland),

mucoserosa Merupakan kelenjar tubulo asinosa,

asinus terutama serosa, dengan mukosa sebagian.

Asini mukosa diberi topi oleh sel serosa yang tersusun seperti bulan sabit (demiluna serosa Gianuzzi/ von Ebner)

Ductus intercalaris pendek, jarang terlihat pada sediaan

Saluran keluar (ductus sub mandibularis Whartoni) bermuara pada dasar rongga mulut dekat frenulum lidah

Sekret mengandung Epidermal Growth Factor, penting pada penyembuhan mukosa waktu erupsi gigi

Ductus intercalaris

Page 44: Histology System Digestivus-2

Kelenjar sub mandibular

Page 45: Histology System Digestivus-2

Kelenjar sub lingual Merupakan agregasi kelenjar kecil2. Kelenjar campur, terutama mukosa

(seromukosa) Terletak dibawah membran mukosa

lidah, dekat garis tengah dasar mulut Tidak mempunyai kapsula fibrosa Terdiri dari acinus mukosa besar dengan

bulan sabit serosa (demiluna Gianuzzi/ von Ebner)

Kadang2 lobus mempunyai saluran keluar tunggal besar: ductus sub lingualis mayor Bartholi.

Sekret dicurahkan kedalan rongga mulut bagian depan didaerah bawah lidah (caruncula sublingualis), bersama ductus Whartoni

Page 46: Histology System Digestivus-2

Demilune Gianuzzi / von Ebner

Page 47: Histology System Digestivus-2

OWARI

Wassalamualaikum ww