pbl poe psikiatri

download pbl poe psikiatri

of 14

description

psikiatri

Transcript of pbl poe psikiatri

LAPORAN KEGIATAN LUAR DOKTER MUDA PSIKIATRIKUNJUNGAN RUMAH

Tanggal Kegiatan: 29 Desember 2014 Pembimbing: dr. Nyoman Ratep, Sp.KJ (K) Nama Dokter Muda : I Gusti Ayu Putri Purwanthi (1002005126)

IDENTITAS PASIENNama : GNNJenis Kelamin : PerempuanTanggal Lahir: 23/10/1977 Umur : 37 tahunTingkat Pendidikan : SLTPStatus Perkawinan : Sudah MenikahPekerjaan : Ibu Rumah TanggaAgama : HinduSuku bangsa : BaliAlamat: Jl. Gatsu VI Gg Nuri VII No. 13 DenpasarDiagnosis: Follow Up Skizofrenia Paranoid (F20.0)Kunjungan: 29 Desember 2014 Pukul 15.00

RIWAYAT SAKITPasien datang kontrol ke poliklinik jiwa RSUP Sanglah pada hari Selasa, 23 Desember 2014. Pasien merupakan salah satu pasien rawat jalan di RSUP Sanglah dengan diagnosis Skizofrenia Paranoid (F 20.0) dan menjalani kontrol setiap bulan. Pasien datang diantar oleh suaminya. Saat datang, pasien mengenakan kaos berwarna krem dan celana kain berwarna abu-abu selutut serta mengenakan sandal. Ketika disapa, pasien melihat ke arah pemeriksa dan menggangguk sambil tersenyum. Pasien diwawancara dalam posisi duduk menghadap pemeriksa dan dipisahkan oleh satu buah meja. Wawancara dilakukan dalam Bahasa Indonesia bercampur dengan Bahasa Bali. Pasien berperawakan sedang, dengan rambut hitam diikat rapi, dan kulit berwarna sawo matang. Pasien tampak tenang, kontak verbal dan visual dengan pemeriksa dinilai cukup selama wawancara berlangsung. Pasien juga bersikap kooperatif dan dapat menjawab pertanyaan dengan jelas.Pasien mampu menyebutkan nama lengkap, umur, waktu dan tempat pemeriksaan saat ini dengan lancar. Pasien mengatakan ingin kontrol karena persediaan obat di rumah habis. Saat ditanya apakah ada keluhan, pasien mengatakan sudah tidak ada keluhan apapun dan dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik, namun terkadang pasien terbangun dari tidurnya dan cukup sulit untuk tidur kembali.Kemudian pasien diberikan obat yang harus diminum secara rutin selama rawat jalan yaitu Haloperidol 2 x 5 mg dan Trihexyphenidil 1 x 2 mg. Pasien disarankan untuk kontrol secara rutin setiap bulan ke Poliklinik Jiwa RSUP Sanglah dan agar minum obat secara teratur.

HASIL KUNJUNGAN RUMAHKunjungan rumah dilakukan pada tanggal 29 Desember 2014 pada pukul 15.00 WITA. Ijin kunjungan telah dilakukan kepada pasien pada saat pasien melakukan kontrol poliklinik yang awalnya direncanakan akan dilakukan pada tanggal 25 Desember 2014, namun keluarga pasien tiba-tiba berhalangan dan kunjungan diundur sampai dengan setelah hari raya Kuningan. Kunjungan dilakukan ke rumah pasien yang beralamat di Jl. Gatsu VI Gg Nuri VII No. 13 Denpasar. Rumah pasien tidak begitu sulit dicari karena sebelumnya pasien juga sudah menjelaskan secara detail alamat rumahnya melalui telepon. Sesampainya saya di rumah pasien, saya disambut oleh suami pasien kemudian saya dipersilahkan untuk duduk di teras rumah. Selain suami pasien, di rumah tersebut ada satu orang anak bungsu pasien dan kerabat mereka yang kebetulan berkunjung ke rumah. Saya memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud saya berkunjung ke rumah pasien. Kemudian saya duduk berdua dengan pasien dan memulai wawancara. Wawancara dilakukan dengan suasana santai bersama pasien dan suami pasien yang kemudian menyuguhkan minuman kepada saya. Suami pasien meninggalkan saya dan pasien di tengah-tengah wawancara karena ada acara di tempat lain.

AUTOANAMNESISSaya memulai pembicaraan dengan GNN dengan menanyakan bagaimana kabar pasien setelah kontrol dari RSUP Sanglah pada tanggal 23 Desember 2014 lalu dan pasien menjawab kabarnya baik-baik saja dan tidak ada keluhan untuk saat ini. Saat diwawancara pasien berpenampilan wajar dengan memakai baju kaos tanpa lengan berwarna putih dan celana selutut berwarna abu-abu. Wajah dan kulit berwarna sawo matang tampak bersih dan terawat. Kuku jari tangan dan kaki juga tampak terawat. Selama wawancara berlangsung, pasien sangat kooperatif dan menjawab semua pertanyaan yang saya ajukan. Kontak verbal dan visual cukup, namun pasien kesulitan untuk mengingat rincian dari kronologis penyakitnya. Pasien diwawancara dalam posisi duduk di kursi berhadap - hadapan dengan saya. Pasien dapat menjawab dengan benar nama, umur, dan alamat. Pasien juga dapat mengenali dimana pasien berada saat ini dan waktu dilaksanakan pemeriksaan. Saat ditanya tentang siapa presiden dan wakil presiden RI yang pertama, pasien menjawab dengan benar. Begitu pula saat disuruh menjawab hitungan 100 - 4, kemudian hasilnya kembali dikurangi 4 sebanyak 4 kali, pasien awalnya menjawab salah, namun saat disuruh menjawab pelan-pelan, pasien menjawab dengan benar. Saat pasien disuruh meneruskan peribahasa berakit-rakit kehulu, pasien mampu menjawab dengan benar. Sedangkan saat diminta untuk menggambarkan jam pukul 5.55, pasien menggambar dengan benar setelah salah terlebih dahulu sebanyak 1 kali. Saat ditanya nengenai kapan dan bagaimana awal mula timbulnya keluhan, pasien mengatakan mendengar suara-suara sejak lama dan tidak terlalu ingat sejak tahun berapa. Awalnya pasien sering mendengar suara-suara yang membicarakan kehidupan pasien dan meremehkan pasien. Suara tersebut terdengar jelas di telinga pasien terutama di malam hari sehingga pasien kesulitan untuk tidur. Suara-suara tersebut juga terkadang mengancam pasien dan memberi perintah. Pasien mengatakan pernah tiba-tiba membawakan mertuanya pisau namun tidak ingat bagaimana awal mulanya sehingga ia bisa bertindak seperti itu. Selain suara-suara yang hanya didengar oleh pasien, pasien juga pernah melihat sesosok bayangan hitam besar di kamar tidur pasien. Pasien merasa tertekan dan marah akan suara-suara yang didengar dan bayangan yang ia lihat tersebut dan pasien menjadi mudah menangis. Pasien curiga suaminya akan menceraikannya karena pasien bukan istri yang baik dan tidak dapat memenuhi tanggung jawab sebagai istri. Pasien kemudian dibawa berobat ke rumah sakit, sempat dua kali MRS di RSUP Sanglah dan satu kali di RSJ Bangli selama 2 minggu dan keluhanpun dirasakan berkurang sehingga pasien berhenti minum obat. Setelah berhenti minum obat, keluhan kembali muncul dan akhirnya pasien rutin melakukan kontrol di poliklinik RSUP Sanglah setiap bulannya.Pasien mengatakan sebelum sakit dirinya dapat tidur dengan baik. Biasanya pasien dapat tidur Pukul 21.00 WITA dan bangun keesokan harinya Pukul 06.00 WITA dengan badan terasa segar. Namun ketika sakit, pasien menjadi sulit tidur dan saat bangun pasien sering merasa pegal dan badan tidak enak. Pasien juga malas mandi dan nafsu makan sedikit menurun. Setelah kontrol, tidur pasien kembali normal, makan dan mandi sesuai jadwal.Sebelum pasien sakit pasien mengatakan bahwa ia memiliki kepribadian yang pemalu dan pendiam serta sulit untuk mengungkapkan isi hatinya. Jika ada masalah pasien lebih sering menyimpan masalahnya sendiri. Pasien tidak memiliki teman yang sangat dekat dengan dirinya. Hubungan dengan tetangga di sekitar rumahnya dikatakan baik. Pasien mengatakan sudah nyaman dengan aktivitasnya di rumah sebagai ibu rumah tangga dan tidak memiliki hobi atau kegiatan yang rutin dilakukan di luar rumah. Pasien juga membantu ibu mertuanya untuk membuat tipat yang kemudian dijual di pasar. Pasien mengatakan sudah lebih nyaman dan tenang setelah rutin mengkonsumsi obat dan kontrol di RSUP Sanglah. Pasien juga mengatakan dirinya masih merokok tidak lebih dari 1 bungkus rokok perharinya namun sudah berkurang dibandingkan dulu. Disamping rokok, pasien juga rutin mengkonsumsi kopi setiap harinya.Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pasien mengatakan hubungan dengan ibu dan saudaranya baik sedangkan ayah kandung dan ayah tiri pasien meninggal sejak pasien kecil. Pasien mengaku ibunya merupakan orang tua yang sabar dan tidak cepat marah sedangkan pasien tidak begitu mengenali ayahnya karena sudah meninggal sejak ia kecil. Tidak ada perbedaan pola asuh di antara pasien dan saudara-saudaranya. Pasien sudah menikah dan memiliki 3 orang anak dimana perkawinannya dikatakan baik-baik saja, perbedaan pendapat pernah terjadi namun tidak sampai menimbulkan pertengkaran. Hubungan dengan mertua juga dikatakan cukup baik meskipun di awal pernikahan pasien harus banyak menyesuaikan diri karena perbedaan agama dimana pasien pindah agama dari Islam ke Hindu.

HETEROANAMNESIS (SUAMI PASIEN)Wawancara juga dilakukan terhadap suami pasien. Suami pasien menceritakan kronologi penyakit pasien dengan cerita yang hampir sama dengan yang dikatakan oleh pasien. Suami pasien mengatakan pasien sudah mulai sering terlihat gelisah sejak tahun 2009. Pasien sering berprasangka buruk terhadap suaminya karena merasa dirinya bukan istri yang baik dan suaminya dituduh akan menceraikannya demi mendapat istri yang lebih baik. Pasien menjadi sulit tidur, nafsu makannya menurun dan pasien tidak mau mandi. Suami pasien mengatakan istrinya cukup mengalami kesulitan ketika di awal pernikahan harus beradaptasi dari muslim ke hindu. Namun istri pasien jarang bercerita kepada suaminya apabila memiliki masalah.Suami pasien mengatakan kepribadian pasien memang tertutup, agak tidak perduli dengan lingkungan sekitar dan kurang sensitif terhadap lingkungan sekitar. Pasien dikatakan tidak memiliki teman dekat dan sulit untuk menyampaikan atau mengekspresikan isi hatinya. Pasien sehari-harinya diam di rumah dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga serta mengurusi anak-anaknya dan membantu ibu dari suami pasien untuk membuat tipat yang dijual di pasar.Setelah kontrol dan minum obat secara rutin keaadan pasien dikatakan sudah membaik. Pasien sudah tidak pernah mendengar suara-suara, tidur membaik dan mau merawat diri. Wawancara diakhiri pada pukul 17.30 WITA. Sebelum berpamitan saya mengambil foto. Saya lalu berpamitan dengan pasien dan keluarganya.

LINGKUNGAN KELUARGAPasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pasien merupakan penduduk asli Jawa Timur yang sudah lama pindah ke Bali dengan Ibu dan kedua kakaknya. Ayah kandung dan ayah tiri pasien sudah lama meninggal dunia sehingga pasien tidak terlalu ingat dengan mereka. Ibu pasien juga sudah meninggal, kakak pertama pasien tinggal di Surabaya dan kakak keduanya menetap di Bali. Mereka senantiasa mendukung pasien dan tahu akan penyakit yang dialami pasien.Saat ini pasien berusia 37 tahun. Pasien sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Pasien merupakan muslim yang pindah agama ke Hindu karena pernikahannya. Pasien tinggal bersama suami, 3 orang anaknya dan mertua perempuannya. Kedua anaknya sudah bekerja dimana anak pertama bekerja sebagai cleaning service di sebuah rumah sakit dan yang kedua membantu neneknya berjualan. Anak terakhir pasien masih kecil yaitu berusia 5 tahun. Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga serta membantu mertuanya membuat tipat untuk dijual di pasar.Hubungan pasien dan keluarganya baik tapi kurang dekat satu sama lain karena pasien merupakan orang yang tertutup, namun keluarga selalu memberikan dukungan kepada pasien. Suami pasien senantiasa mengantarkan istrinya untuk kontrol di RSUP Sanglah setiap bulannya. Di keluarga pasien dikatakan tidak ada yang pernah mengalami kejadian yang sama dengan pasien. Riwayat gangguan kejiwaan dalam keluarga disangkal.Keuangan keluarga dirasa cukup bagi pasien dan keluarganya. Sumber penghasilan keluarganya yaitu dari suami yang bekerja sebagai satpam di sebuah hotel dan sumber penghasilan lain seperti usaha tato yang dibuka di rumahnya juga hasil dari berjualan di pasar.

LINGKUNGAN RUMAHPasien dan keluarganya saat ini tinggal di sebuah rumah dua lantai yang tidak begitu luas. Saat dilakukan kunjungan kondisi rumah pasien tampak sederhana dan agak berantakan, namun cukup bersih. Rumah pasien terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi, 1 dapur, 1 kamar suci yang terletak di lantai dua dan halaman yang cukup sempit. Pasien tidur bersama suami dan anaknya yang paling kecil.

LINGKUNGAN SOSIALRumah pasien terletak di lokasi yang cukup padat penduduk. Rumah pasien terletak di gang yang dapat dilalui oleh sepeda motor dan tidak dapat dilalui oleh mobil. Terdapat warung di sebelah rumah pasien.Menurut suaminya, pasien lebih sering menghabiskan waktu di rumah dan mengerjakan pekerjaan rumah serta mengurus anak-anaknya. Hubungan dengan tetangga cukup baik karena meskipun pasien tidak terlalu suka berbaur dengan lingkungan di sekitarnya.

SILSILAH KELUARGA

Keterangan :1. Laki-laki =2. Perempuan =

3. Sakit =

4. Pasien =

5. Meninggal/Cerai =

DENAH RUMAHU

DapurKamar Mandi

Tangga ke Lantai 2

Kamar 3

Ruang Keluarga

HalamanKamar 2

Kamar I

TerasRuang Tato

Jalan Gang

KESIMPULAN1. Perkembangan pasien secara umum membaik setelah rutin meminum obat yang diberikan dokter di Poliklinik Jiwa RSUP Sanglah. Pasien mengatakan tidak terdapat keluhan dimana ia tidak pernah mendengar suara-suara maupun mengalami susah tidur lagi. 2. Keluarga pasien sangat mendukung kesembuhan pasien yang dapat dilihat dari usaha suaminya yang selalu menyempatkan waktu untuk mengantar pasien kontrol setiap bulan.3. Kepribadian pasien dikatakan tertutup, agak tidak perduli dengan lingkungan sekitar dan kurang sensitif terhadap lingkungan sekitar. Pasien dikatakan tidak memiliki teman dekat dan sulit untuk menyampaikan atau mengekspresikan isi hatinya.

SARANAdapun saran yang saya berikan pada keluarga dan pasien ialah sebagai berikut:1. Pemahaman keluarga mengenai penyakit pasien perlu ditingkatkan. Dukungan keluarga juga perlu dipertahankan dengan tetap melakukan pengawasn kepada pasien termasuk memantau kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat serta kontrol ke rumah sakit.2. Pengobatan untuk gangguan jiwa membutuhkan waktu yang lama sehingga keluarga pasien dan pasien harus tetap sabar dalam menjalani pengobatan serta teratur dan rutin untuk kontrol ke rumah sakit.3. Menyarankan pasien untuk berhenti merokok dan kurangi konsumsi kopi.4. Menyarankan kepada pasien untuk bersikap lebih terbuka dan mau menyampaikan isi hatinya jika memiliki masalah kepada keluarga atau orang-orang terdekatnya serta berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

DOKUMENTASI

Gambar 1. Saya dan Pasien

Gambar 2. Saat Wawancara

Gambar 3. Kamar Pasien

Gambar 4. Ruang Keluarga

Gambar 5. Dapur

Gambar 6. Kamar Mandi

Gambar 7. Halaman Rumah

Gambar 8 Depan Rumah2