PBL Hordeolum

11
Gejala Klinis serta Penatalaksanaan Hordeolum Michael Sukmapradipta 102012253 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Email : michael_sukmapradipta @yahoo.com Pendahuluan Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata melindungi kornea dan berfungsi dalam pendisribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis. Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan. Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak mata. Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan kalazion akut. Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum. Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada semua umur, terutama orang-orang 1

description

blok 23

Transcript of PBL Hordeolum

Page 1: PBL Hordeolum

Gejala Klinis serta Penatalaksanaan Hordeolum

Michael Sukmapradipta

102012253

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Email : michael_sukmapradipta @yahoo.com

Pendahuluan

Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata melindungi

kornea dan berfungsi dalam pendisribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata

berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata

melalui punctum lakrimalis.

Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak

sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti ektropion,

entropion dan blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak

mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.

Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak mata.

Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan kalazion akut. Hordeolum merupakan

infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena

disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka

disebut hordeolum eksternum.

Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada

semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang kurang. Mudah timbul pada

individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun.

Anamnesis

Menanyakan riwayat penyakit disebut ‘Anamnesa’. Anamnesa berarti ‘tahu lagi’,

‘kenangan’. Jadi anamnesa merupakan suatu percakapan antara penderita dan dokter, peminta

bantuan dan pemberi bantuan. Tujuan anamnesa pertama-tama mengumpulkan keterangan

yang berkaitan dengan penyakitnya dan yang dapat menjadi dasar penentuan diagnosis.

Mencatat (merekam) riwayat penyakit, sejak gejala pertama dan kemudian

perkembangan gejala serta keluhan, sangatlah penting. Perjalanan penyakit hampir selalu

khas untuk penyakit bersangkutan.2 Selain itu tujuan melakukan anamnesa dan pemeriksaan

1

Page 2: PBL Hordeolum

fisik adalah mengembangkan pemahaman mengenai masalah medis pasien dan membuat

diagnosis banding. Selain itu, proses ini juga memungkinkan dokter untuk mengenal

pasiennya, juga sebaliknya, serta memahami masalah medis dalam konteks kepribadian dan

latar belakang sosial pasien.

Anamnesa yang baik akan terdiri dari identitas (mencakup nama, alamat, pekerjaan,

keadaan sosial ekonomi, budaya, kebiasaan, obat-obatan), keluhan utama, riwayat penyakit

sekarang, riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit dalam keluarga. Anamnesa yang

dapat dilakukan pada pasien di skenario adalah sebagai berikut:

1. Anamnesa Umum

Seorang laki-laki, umur 32 tahun, alamat, pekerjaan.

2. Keluhan Utama: gangguan atau keluhan yang terpenting, yang dirasakan penderita

sehingga mendorong ia untuk datang berobat dan memerlukan pertolongan serta

menjelaskan tentang lamamnya keluhan tersebut. Keluhan utama merupakan dasar

untuk memulai evaluasi pasien.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

4. Riwayat Penyakit Dahulu

5. Riwayat Penyakit Keluarga

6. Riwayat Pengobatan

Sudah mengkonsumsi obat apa saja, atau sudah mendapat pengobatan apa dan apakah

keadaan membaik atau tidak.1

Pemeriksaan

Eversi ( pembalikan ) palpebra untuk memeriksa permukaan bawah palpebra superior

dapat dilakukan bersama slitlamp atau tanpa bantuan alat ini. Pemeriksaan ini harus selalu

dilakukan bila diduga ada benda asing. Setelah diberi anestesi local, pasien duduk didepan

slitlamp dan diminta melihat kebawah. Pemeriksaan dengan hati-hati memegang bulu mata

atas dengan jari telunjuk dan jempol sementara tangan yang lain meletakkan tangkai aplikator

tepat diatas tepi superior tarsus. Palpebra dibalik dengan sedikit menekan aplikator kebawah,

serentak dengan pengangkatan tepian bulu mata. Pasien tetap melihat kebawah, dan bulu

mata ditahan dengan menekannya pada kulit diatas tepian orbita superior saat aplikator

ditarik kembali. Konjungtiva tarsal kemudian diamati dengan pembesaran. Untuk

mengembalikannya, tepian palpebra dengan lembut diusap kebawah sementara pasien

melihat keatas.2

2

Page 3: PBL Hordeolum

Working diagnosis

Hordeolum merupakan infeksi atau peradangan ada kelenjar di tepi kelopak mata

bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman

Stafilokokus (Staphylococcus aureus).

Differential diagnosis

1. Kalazion

Kalazion adalah radang granulomatosa kronik yang steril dan idiopatik pada kelenjar

meibom. Umumnya ditandai oleh pembengkakan setempat yang tidak terasa sakit dan

berkembang dalam beberapa minggu. Awalnya dapat berupa radang ringan disertai nyeri

tekan yang mirip hordeolum. Dibedakan dari hordeolum karena tidak ada tanda-tanda radang

akut. Kebanyakan kalazion mengarah ke permukaan konjungtiva, yang mungkin sedikit

memerah atau meninggi.

2. Blefaritis

Blefaritis disebabkan infeksi dan alergi berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi

dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia iritatif, dan bahan kosmetik. Dikenal bentuk

blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis.

Gejala umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, bengkak, sakit, eksudat

lengket, dan epiforia. Blefaritis sering disertai dengan kongjungtivitis dan keratitis.

ANATOMI PALPEBRA

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan

melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari

dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi.

Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat

lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan

lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).2

1. Kulit

Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan

elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.

2. Muskulus Orbikularis okuli

Fungsi otot ini adalah untuk munutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi fissura

palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat

berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai

3

Page 4: PBL Hordeolum

bagian pratarsal; bagian diatas septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar

palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus facialis.

3. Jaringan Areolar

Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis

subaponeurotik dari kujlit kepala.

4. Tarsus

Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang

disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak

mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak

bawah).

5. Konjungtiva Palpebrae

Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra,

yang melekat erat pada tarsus.

Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian

anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll.

Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut

pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke

dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan

sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah

dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal)

Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra.

Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus

lakrimalis.

Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka. Fisura ini

berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian

lateral orbita dan membentuk sudut tajam.

Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak

di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum

orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior;

septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.2

Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian otot

rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke

depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang

mengandung serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra

4

Page 5: PBL Hordeolum

inferior, retraktor utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa

untuk membungkus meuskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus

inferior dan orbikularis okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus

simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.

Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra. Persarafan

sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata

bawah oleh cabang kedua nervus V. 3

Definisi

Hordeolum ( stye ) adalah infeksi atau peradangan ada kelenjar di tepi kelopak mata

bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman

Stafilokokus (Staphylococcus aureus). Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata

atau lebih. Kelenjar kelopak mata itu meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll.

Hordeolum bisa terbentuk lebih dari 1 hordeolum pada saat yang bersamaan. Hordeolum

biasanya timbul dalam beberapa hari dan bisa sembuh secara spontan. Berdasarkan

tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis :4

1. Hordeolum interna, terjadi pada kelenjar Meibom. Pada hordeolum interna ini

benjolan mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam).  Area kecil

seperti manic dan edematous terdapat pada konjugtiva palpebra pada perbatasan

palpebra dan bulu mata. Lesi tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit. Dapat

pecah kearah kulit atau permukaan konjungtiva. Namun, karena letaknya dalam

tarsus, jarang mengalami pecah sendiri. 

2. Hordeolum eksterna, terjadi pada kelenjar Zeis dan kelenjar Moll. Benjolan nampak

dari luar pada kulit kelopak mata bagian luar (palpebra). Area infeksi berbatas tegas,

merah, bengkak dan nyeri tekan pada permukaan kulit daerah batas. Ukuran lebih

kecil dan lebih superficial daripada hordeolum internum. Lesi ikut bergerak saat kulit

bergerak. Jika mengalami supurasi dapat pecah sendiri kearah kulit.

Etiologi

Hordeolum adalah infeksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata yang

disebabkan oleh bakteri dari kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri stafilokokus) ataupun

bakteri Moraxella. Hordeolum kadang timbul bersamaan dengan atau sesudah blefaritis.

Hordeolum bisa timbul secara berulang.

5

Page 6: PBL Hordeolum

Patofisiologi

Hordeolum disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri stafilokokus aureus yang akan

menyebabkan proses inflamasi pada kelenjar kelopak mata. Infeksi bakteri stafilokokkus

pada kelenjar yang sempit dan kecil, biasanya menyerang kelenjar minyak (meibomian) dan

akan mengakibatkan pembentukan abses (kantong nanah) kearah kulit kelopak mata dan

konjungtiva biasanya disebut hordeolum internum. Apabila infeksi pada kelenjar Meibom

mengalami infeksi sekunder dan inflamasi supuratif dapat menyebabkan komplikasi

konjungtiva.

Apabila bakteri stafilokokkus menyerang kelenjar Zeis atau moll maka akan

membentuk abses kearah kulit palbebra yang biasanya disebut hordeolum eksternum. Setelah

itu terjadi pembentukan chalazion yakni benjolan di kelopak mata yang disebabkan

peradangan di kelenjar minyak (meibom), baik karena infeksi maupun reaksi peradangan

akibat alergi.4

Gejala Klinis

Tanda dan gejala hordeolum antara lain:5

a) Bengkak pada kelopak atas atau bawah

b) Rasa sakit

c) Merah

d) Lunak

e) Keropeng pada tepi kelopak

f) Rasa panas

g) Gatal

h) Rasa silau

i) Mata berair

j) Berkedip tidak enak

k) Rasa kelilipan

l) Penglihatan terganggu

Penatalaksanaan

Untuk mempercepat peradangan kelenjar dapat diberikan kompres hangat, 3 kali

sehari selama 10 menit sampai nanah keluar.

6

Page 7: PBL Hordeolum

Pengangkat bulu mata dapat memberikan jalan untuk drainase nanah. Diberi

antibiotik lokal terutama bila berbakat untuk rekuren atau terjadinya pembesaran kelenjar

preurikel.

Antibiotik sistemik yang diberikan ciprofloksaxim 250-500mg atau amoksisilin 3 kali

sehari. Bila terdapat infeksi stafilokokus di bagian tubuh lain maka sebaiknya diobati jg

bersama-sama.

Pada nanah dari kantung nanah yang tidak dapat keluar dilakukan insisi. Penyulit

terjadi bila pengobatan tidak memadai seperti kalazion yang akan mengganggu kosmetik,

iritasi pada kornea, yang membutuhkan pembedahan. Selulitis palpebra dapat terjadi akibat

terjadi peradangan jaringan kelopak sekitarnya.

Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan

mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum.

Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain

tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan

dilakukan insisi yang bila:

- Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo

palpebra.

- Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.

Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan

meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik.5

Daftar Pustaka

1. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6,

Volume 2. Jakarta: EGC; 2012.h. 865,1320.

2. Eva pr, Whitcher jp. Vaughan & Asbury: Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC;

2009.

3. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI. Jakarta.

2004

4. Istiqomah, Indriana N. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. Jakarta: EGC;

2004

5. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. Edisi ke-5. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;

2015.

7