PBL Blok 28 Konjungtivitis Akibat Kerja GENK

22
Konjungtivitis Oculi Dextra Akibat Kecelakaan kerja Gari Kharisma 102010131 C6 Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta Barat Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 e-mail : [email protected] Pendahuluan Dalam kehidupan di masyarakat, kita dapat menemukan berbagai macam keluhan medis yang membuat sang pasien datang ke institusi pelayanan kesehatan seperti puskesmas. Berbagai macam keluhan tersebut umumnya memiliki berbagai macam jenis dan sifat sakit termasuk faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya sakit. Penyakit yang diderita pasien dapat berupa penyakit infeksi, penyakit keganasan (cth : kanker), penyakit autoimun, sampai pada penyakit alergi. Dalam kasus didapatkan seorang wanita memiliki keluhan sakit mata yang memberat. Keluhan sakit mata tersebut dari segi patofisiologi penyakitnya dapat berupa reaksi alergi, trauma, ataupun kecelakaan. Tujuan dari pembuatan makalah adalah agar mahasiswa mampu 1

description

tivitis

Transcript of PBL Blok 28 Konjungtivitis Akibat Kerja GENK

Page 1: PBL Blok 28 Konjungtivitis Akibat Kerja GENK

Konjungtivitis Oculi Dextra

Akibat Kecelakaan kerja

Gari Kharisma

102010131

C6

Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jakarta Barat

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

e-mail : [email protected]

Pendahuluan

Dalam kehidupan di masyarakat, kita dapat menemukan berbagai macam keluhan

medis yang membuat sang pasien datang ke institusi pelayanan kesehatan seperti puskesmas.

Berbagai macam keluhan tersebut umumnya memiliki berbagai macam jenis dan sifat sakit

termasuk faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya sakit. Penyakit yang diderita pasien

dapat berupa penyakit infeksi, penyakit keganasan (cth : kanker), penyakit autoimun, sampai

pada penyakit alergi. Dalam kasus didapatkan seorang wanita memiliki keluhan sakit mata

yang memberat. Keluhan sakit mata tersebut dari segi patofisiologi penyakitnya dapat berupa

reaksi alergi, trauma, ataupun kecelakaan.

Tujuan dari pembuatan makalah adalah agar mahasiswa mampu untuk menegakkan

diagnosis klinis (dalam kasus ini diagnosis klinis untuk keluhan sakit mata) tatalaksana kasus

terutama sesuai bidang okupasi, pencegahan, serta sistem manajemen terhadap penyakitnya.

Skenario 2

Seorang perempuan 23 tahun datang dengan keluhan penglihatan menurun.

Anamnesis

Identitas Pasien : nama: Nona S, usia : 23 Tahun, pekerjaan : cleaning service, agama: Islam.

Keluhan Utama : Penurunan penglihatan sejak 1 hari yang lalu.

Keluhan Tambahan : mata kanan merah, gatal,berair, silau.

1

Page 2: PBL Blok 28 Konjungtivitis Akibat Kerja GENK

RPS : Mata kanan tidak nyaman untuk melihat, penglihatan menurun dan merah. Ada cairan

lengket warna kuning. Terkena obat pel pada saat kerja lalu mata dicuci dan dikusap lalu jadi

merah.

RPD : (-)

Riwayat pengobatan : Sudah pakai obat tetes dan merasa lebih baik.

PF: TTV normal, IMT: 14,3, mata tidak buta, warna konjungtiva kanan ditemukan hiperemis,

lensa tidak keruh, kornea normal, sclera normal. TIO OD:19,3 , OS : 13,1. Visus OD 6/24 OS

6/6.

Penyakit Akibat Kerja

Merupakan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit

akibat kerja dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang berasal dari tempat kerja yaitu : 1

1. Faktor fisis :

a. Suara yang dapat mengakibatkan tuli akibat kerja;

b. Radiasi sinar rontgen atau sinar radioaktif, yang menyebabkan antara lain penyakit

susunan darah dna kelainan kulit. Radiasi sinar infra merah dapat mengakibatkan

katarak (cataract) kepada lensa mata, sedangkan sinar ultra violet menjadi sebab

konjungtivitis fotoelektrika.

c. Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan heat stroke (pukulan panas), kejang panas

(heat cramps) atau hiperpireksia. Sedangkan suhu terlalu rendah dapat

menyebabkan frostbite.

d. Tekanan udara tinggi menyebabkan penyakit kaison.

e. Penerangan lampu yang buruk dapat menyebabkan kelainan kepada indra

penglihatan atau kesilauan yang memudahkan terjadinya kecelakaan.

2. Faktor kimiawi :

a. Debu yang menyebabkan pnemokoniosis , di antaranya silikosis, abestosis dan

lainnya.

b. Uap yang di antaranya menyebabkan demam uap logam (metal fume fever),

dermatosis (penyakit kulit) akibat kerja atau keracunan oleh zat toksis uap

formaldehida.

c. Gas, misalnya keracunan oleh CO, H2S dan lainnya.

d. Larutan zat kimia yang misalnya menyebabkan iritasi kepada kulit.

2

Page 3: PBL Blok 28 Konjungtivitis Akibat Kerja GENK

e. Awan atau kabut, misalnya racun serangga (insecticides), racun jamur dan lainnya

yang menimbulkan keracunan.

3. Faktor Biologis :

Misalnya bibit penyakit antraks atau bbrusella (brucella) yang menyebabkan penyakit

akibat kerja pada pekerja penyamak kulit.

4. Faktor fisiologis/ergonomis, yaitu antara lain kesalahan konstruksi mesin, sikap badan

yang tidak benar dalam melakukan pekerjaan dan lain-lain yang kesemuaannya

menimbulkan kelelahan fisik dan gangguan kesehatan bahkan lambat laun dapat

terjadi perubahan fisik tubuh pekerja atau kecacatan.

5. Faktor mental-psikologis yang terlihat misalnya pada hubungan kerja atau hubungan

industrial yang tidak baik, dengan akibat timbulnya misalnya depresi atau penyakit

psikosomatis.

Langkah Diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK)

Diagnosis PAK Berkontribusi terhadap:

1. Pengendalian pajanan

2. Identifikasi pajanan baru secara dini

3. Asuhan medis dan upaya rehabilitasi pekerja yang sakit dan/atau cedera

4. Pencegahan terulang/makin berat kejadian penyakit/kecelakaan

5. Perlindungan pekerja lain

6. Pemenuhan hak kompensasi pekerja

7. Identifikasi ada hub baru pajanan vs penyakit.1

Diagnosis (dokter perusahaan) berdasarkan:

1. Klinis

2. Laboratorium & pemeriksaan penunjang

3. Data lingkungan kerja & analisis riwayat pekerjaan

Tujuh langkah diagnosis penyakit akibat kerja (7 steps):

1. Tentukan diagnosis klinis

2. Tentukan pajanan yang dialami

3. Apa pajanan dapat menyebabkan penyakit tersebut?

4. Apa jumlah pajanan cukup besar

5. Apa ada faktor-faktor individu yang berpengaruh

3

Page 4: PBL Blok 28 Konjungtivitis Akibat Kerja GENK

6. Cari kemungkinan lain di luar pekerjaan

7. Penyakit akibat kerja, atau penyakit bukan akibat kerja

Dasar membuat diagnosis penyakit akibat hubungan kerja

membedakan:

Pajanan ditempat kerja menyebabkan penyakit.

Pajanan ditempat kerja merupakan salah satu penyebab bermakna bersama dengan faktor

risiko lain.

Pajanan ditempat kerja memperberat penyakit yang sudah diderita sebelumnya.

1. Diagnosis klinis

- lakukanlah sesuai prosedur medis yang berlaku.

- bila perlu lakukan: pemeriksaan penunjang /tambahan & rujukan informasi ke spesialis lain.

2. Pajanan yang dialami

Pajanan saat ini dan pajanan sebelumnya.

Beberapa pajanan -> 1 penyakit atau sebaliknya.

Lakukan anamnesis (lebih bernilai bila ditunjang data obyektif): deskripsi pekerjaan secara

kronologis, periode waktu kerja masing-masing, apa yang diproduksi, bahan yang digunakan

dan cara bekerja. 1

3. Apa ada hubungan pajanan dengan penyakit

- Lakukan identifikasi pajanan

- Evidence based: pajanan-penyakit

- Bila tidak ada: pengalaman -> penelitian awal

4. Jumlah pajanan cukup?

- Perlu mengetahui patifisiologi penyakit & bukti epidemiologis.

- Dapat dengan pengamatan kualitatif -> cara kerja, proses kerja, bagaimana lingkungan

kerja.

- Masa kerja.

- Pemakaian alat pelindung sesuai/tepat?

5. Faktor individu berperan

- Riwayat atopi/alergi.

6. Faktor lain di luar pekerjaan

Pajanan lain yang dapat menyebabkan penyakit -> Bukan faktor pekerjaan cth : Rokok,

pajanan di rumah, hobi.

4

Page 5: PBL Blok 28 Konjungtivitis Akibat Kerja GENK

7. Menentukan diagnosis PAK

Langkah-langkah medis

1. Anamnesis riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan

a. Riwayat penyakit sekarang deskrispsikan keluhan dengan perjalanan penyakit.

b. Riwayat penyakit dahulu.

c. Riwayat pekerjaan: faktor di tempat kerja, riwayat penyakit dan gejala dan riwayat

pekerjaan dari dulu sampai saat ini (jenis kerja, waktu, lama, hasil produksi, bahan yang

dipakai, dll). 1

Anamnesis pekerjaan

- Deskripsi semua pekerjaan secara kronologis, Waktu, Lamanya bekerja per hari dan masa

kerja, Apa yang diproduksi, Bahan apa yang digunakan, Jumlah pajanan (kuantitatif), Alat

pelindung diri yang digunakan, Hubungan gejala dengan waktu kerja, Pengaruh terhadap

pekerjaan lain, dan Menurut pekerja apa keluhan ada hubungan dengan pekerjaan

2. Pemeriksaan klinis

3. Pemeriksaan lab (darah urin, faeses)

4. Pemeriksaan rontgen untuk paru-paru

5. Pemeriksaan tempat kerja : faktor penyebab & hasil pengukuran

6. Diagnosis kerja & diagnosis differensial

7. Diagnosis okupasi: Ada hubungan diagnosis kerja dengan pekerjaan/proses

kerja/lingkungan kerja

Penatalaksanaan PAK:

A. Terapi medikamentosa:

- Terhadap kasual (bila mungkin)

- Pada umumnya PAK/PAHK irreversibel, sehingga terapi sering kali hanya secara

simptomatis saja

contoh: silikosis (irreversibel), terapi hanya mengatasi sesak nafas, nyeri dada

Prinsip: lebih baik mencegah PAK/PAHK

B. Terapi okupasi:

- Pindah ke bagian yang tidak terpapar

- Lakukan cara kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik. 1

Prinsip pencegahan

Pencegahan awal (primer) : penyuluhan, perilaku K3 yang baik, dan olahraga.

5

Page 6: PBL Blok 28 Konjungtivitis Akibat Kerja GENK

Pencegahan setempat (sekunder) : pengendalian melalui undang-undang, pengendalian

melalui administrasi/organisasi, dan pengendalian secara teknis (substitusi, ventilasi, isolasi,

ventilasi, alat pelindung diri).

Pencegahan dini (tertier): pemeriksaan kesehatan berkala.

Penatalaksanaan kasus -> cepat dan tepat .

- Pengelolaan penyakit akibat kerja: deteksi dini PAK, pemeriksaan kesehatan awal,

pemeriksaan kesehatan berkala, pemeriksaan kesehatan khusus.

- Pelayanan kesehatan: Promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif.

- Penilaian potential hazard di tempat kerja.

- Pengendalian lingkungan kerja.

- Surveilans PAK.

Diagnosis Kerja

Konjungtivitis oculi dextra

Mata merah atau konjungtivitis merupakan inflamasi pada lapisan terluar pada mata

(konjungtiva). Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, atau alergi. Penyakit ini

merupakan salah satu gangguan kondisi mata yang paling umum terjadi pada orang dewasa

maupun anak-anak.3,4 Gejala konjungtivitis:

Kemerahan pada sklera mata atau bagian dalam kelopak mata

Peningkatan keluarnya air mata

Keluarnya cairan kuning kental yang mengeras pada bulu mata, terutama saat bangun

tidur (pada konjungtivitis karena bakteri)

Gatal pada mata (terutama pada konjungtivitis karena alergi)

Rasa terbakar pada mata (terutama pada konjungtivitis karena bahan kimia dan iritan)

Pandangan kabur

Meningkatnya sensitivitas terhadap cahaya.4

Penyebab Konjungtivitis

Infeksi bakteri seperti infeksi Staphylococcus, Streptococcus.

Virus, misalnya infeksi Adenovirus.

6

Page 7: PBL Blok 28 Konjungtivitis Akibat Kerja GENK

Alergi (serbuk bunga, kosmetik, dan larutan pencuci lensa kontak).

Polusi udara atau iritan kimia.

Infeksi serviks (chlamydia, herpes genital, atau gonorrhea) pada wanita hamil dapat

mengakibatkan konjungtivitis yang menyebabkan kebutaan pada bayi.

Penyumbatan sebagian pada saluran air mata.4

Diagnosis Banding

1. Keratitis

Keratitis adalah peradangan pada kornea, yaitu jaringan di bagian depan mata Anda

yang menutupi pupil dan iris. Keratitis dapat disebabkan oleh cedera yang relatif kecil,

seperti goresan kuku, atau pemakaian lensa kontak yang terlalu lama yang dapat menular.

Keratitis juga dapat disertai infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan parasit.

Jika tidak diobati, atau jika infeksi semakin parah, keratitis dapat mengakibatkan

komplikasi serius yang secara permanen dapat merusak penglihatan Anda.3,4

Penyebab keratitis antara lain:

a. Cedera Jika goresan benda mengenai permukaan salah satu kornea mata atau

menembus kornea, keratitis tanpa infeksi bisa terjadi. Tetepi, jika bakteri atau jamur

dapat mengakses permukaan yang rusak tersebut, akan menyebabkan infeksi.

b. Terkontaminasi lensa kontak. Bakteri, jamur atau parasit, khususnya parasit

mikroskopis acanthamoeba kadang menghuni permukaan lensa kontak dan

mencemari kornea, sehingga menghasilkan keratitis menular.

c. Virus Virus seperti virus herpes dan virus yang menyebabkan klamidia dapat

menyebabkan keratitis.

d. Terkontaminasi air Bakteri dan jamur dalam air, terutama di lautan, sungai, danau dan

kolam air panas, bisa masuk ke mata ketika Anda sedang berenang atau mandi dan

akan mengakibatkan keratitis.4

Gejala-gejala keratitis antara lain:

Mata kemerahan

Sakit mata

Keluar air mata

Kesulitan membuka kelopak mata Anda karena sakit atau iritasi

Penglihatan kabur

Sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia)

7

Page 8: PBL Blok 28 Konjungtivitis Akibat Kerja GENK

Perasaan terbakar atau gatal berpasir di mata

Pembengkakan di sekitar mata

Perasaan bahwa ada sesuatu yang di mata.4

2. Uveitis

Uveitis merupakan radang uvea yang terdiri atas iris koroid, dan badan siliar. Gejala

klinis meliputi: Visus menurun, sakit, mata merah, fotofobia. Floaters. 5

Penatalaksanaan

a. Medikamentosa

Dekongestan mengkonstriksi pembuluh darah dan membantu menurunkan

kemerahan pada mata. Penggunaan berlebihan dari dekongestan topikal dapat

meningkatkan pembengkakan dan kemerahan (efek rebound).

Obat: antazoline, ketorolac, ketotifen, naphazoline, olopatadine, pheniramine,

tetrahydrozolne, zinc sulfate.4

b. Non medika mentosa

Irigasi mata segera dengan air bersih dalam jumlah banyak. Selain itu bagian

bawah kelopak mata atas dan bawah juga harus diirigasi untuk melepaskan partikel

solid, missal butiran kapur. Kompres menggunakan air hangat sesering mungkin

untuk mendilatasikan pembuluh darah.

Penyebab Kecelakaan

Kecelakaan tidak terjadi kebetulan, malainkan ada sebabnya. Oleh karena ada penye-

babnya, sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan, agar untuk selanjutnya dengan tin-

dakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu serta dengan upaya preventif lebih lanjut

kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa tidak berulang kembali.

Ada dua golongan penyebab kecelakaan kerja. Golongan pertama adalah faktor meka-

nis dan lingkungan, yang meliputi segala sesuatu selain faktor manusia. Golongan kedua

adalah faktor manusia itu sendiri yang merupakan penyebab kecelakaan. Untuk menentukan

sebab dari suatu kecelakaan dilakukan analisis kecelakaan. Untuk menentukan sebab dari su-

atu kecelakaan dilakukan analisis kecelakaan. Contoh analisis kecelakaan kerja adalah seba-

8

Page 9: PBL Blok 28 Konjungtivitis Akibat Kerja GENK

gai berikut: Seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja yang dikarenakan oleh kejatuhan

benda tepat mengenai kepalanya. Sesungguhnya pekerja tidak perlu mengalami kecelakaan

itu, seandainya ia mengikuti pedoman kerja yang selalu diingatkan oleh supervisor kepada

segenap pekerja agar tidak berjalan di bawah katrol pengangkat barang. Jadi dalam hal ini

penyebab kecelakaan adalah faktor manusia. 2

Faktor mekanis dan lingkungan dapat pula dikelompokkan menurut keperluan den-

gan suatu maksud tertentu. Misalnya di perusahaan penyebab kecelakaan dapat disusun

menurut kelompok pengolahan bahan, mesin penggerak dan pengangkat, terjatuh di lantai

dan tertimpa banda jatuh, pemakaian alat atau perkakas yang dipegang dengan tangan (man-

ual), menginjak atau terbentur barang, luka bakar oleh benda pijar, dan transportasi. Kira-kira

sepertiga dari kecelakaan yang menyebabkan kematian dikarenakan terjatuh, baik dari tempat

yang tinggi, maupun di tempat datar.

Kesehatan berpengaruh penting bagi terwujudnya keselamatan. Sebaliknya gangguan

kesehatan atau penyakit dapat menjadi sebab kecelakaan. Orang sakit tidak boleh dipaksa

bekerja, ia perlu pengobatan, perawatan dan istirahat. Jika dipaksakan untuk bekerja, sangat

besar kemungkinan orang sakit mengalami kecelakaan. Bukan hanya penyakit keras saja,

gangguan kesehatan ringan pun misalnya pusing kepala, rasa kurang enak badan, atau

sekedar merasa hidung tersumbat menyebabkan risiko terjadinya kecelakaan. Sekalipun

ringan, gangguan kesehatan menurunkan konsentrasi dan mengurangi kewaspadaan sehingga

kecelakaan terjadi. 2

Kecenderungan Untuk Celaka

Adalah kenyataan bahwa pekerja tertentu cenderung untuk mengalami kecelakaan

(accident prone). Kecelakaan bertubi-tubi terjadi pada yang bersangkutan. Frekuensi kece-

lakaan pada pekerja tersebut jauh melebihi pekerja pada umumnya. Di sini jelas betapa pent-

ingnya faktor manusia selaku individu pada terjadinya peristiwa kecelakaan termasuk kece-

lakaan di tempat kerja. Memang ada orang yang mempunyai sifat sembrono, berprilaku asal-

asalan, berbuat semaunya, terlalu lamban mengambil sikap, berlaku masa bodoh, suka mela-

mun, terlalu berani, selalu bergegas, gemar bermain-main terhadap risiko bahaya, dan sifat

lainnya, sehingga orang itu berulang-kali ditimpa kecelakaan dan oleh karenanya ia diny-

atakan sebagai mempunyai kecenderungan untuk celaka. Pekerja yang terlalu lamban tentu

tidak sesuai untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan kegesitan. Jika pekerja dipaksakan

9

Page 10: PBL Blok 28 Konjungtivitis Akibat Kerja GENK

untuk mengerjakan pekerjaan yang memerlukan kecekatan, dan hal itu tidak sesuai dengan

sifat yang dimilikinya, cepat atau lambat pada akhirnya kecelakaan akan terjadi kepadanya.

Demikian pula dengan pekerja yang kebiasaannya selalu tergesa-gesa, terburu-buru mengejar

waktu, pekerja demikian cenderung pula untuk mengalami kecelakaan; mungkin ia terjatuh

atau terpeleset atau tergelincir atau mungkin pula akan terlindas kendaraan bermotor di per-

jalanan. Kecenderungan untuk mengalami kecelakaan dapat pula bersumber pada keadaan

kesehatan pekerja. Kelambanan yang menjadi ciri pekerja mungkin didasari oleh kurang gizi

atau penyakit anemia, sedangkan ketergesaan seseorang dapat saja dikarenakan kelainan jiwa

yang impulsif.

Penelitian menunjukkan, bahwa 85% penyebab kecelakaan bersumber kepada faktor

manusia. Apabila berbicara tentang faktor manusia, sebagai konsekuensinya persoalannya

cukup rumit. Ambillah misal kecelakaan yang dikarenakan oleh keadaan emosi para pekerja,

seperti rasa ketidakadilan, persengketaan dengan sesama pekerja atau keributan di rumah

tangga dengan keluarga, atau peristiwa percintaan segitiga. Tanpa diduga dan benar-benar di

luar perkiraan seseorang dapat saja dengan sengaja mencelakakan diri sendiri atau

merekayasa terjadinya suatu kecelakaan, sehingga kata kecelakaan menjadi tidak tepat lagi.

Peristiwa seperti itu menjelma misalnya sebagai akibat luar biasanya kejemuan, pekatnya

kebencian, atau pun dalamnya keputusasaan. Mudah dipahami, bahwa dalam hal ini faktor

kejiwaan memainkan peranan besar. Memang benar bahwa ada orang yang mempunyai

dorongan kejiwaan untuk berbuat nekad dan melakukan apa saja menurut gejolak batinnya.

Sering pula bahwa kecelakaan disengaja guna memperoleh kompensasi terhadap cacat yang

diakibatkan kecelakaan yang disengajanya. Juga terdapat berbagai hal unik lainnya yang

berkaitan dengan faktor manusia sebagai penyebab kecelakaan. 3

Gaya hidup untuk selamat dan tidak mengalami kecelakaan adalah satu aspek penting

dalam budaya kerja dari kehidupan modern. Pada masyarakat industry keselamatan kerja dan

pencegahan kecelakaan diwujudkan melalui ketentuan perundang-undangan di samping

segala upaya lainnya ditingkatkan pelaksanaannya. Keselamatan kerja dan bebas dari kece-

lakaan kerja merupakan hak azasi manusia (HAM). Transformasi dari kehidupan agraris

kepada masyarakat industry maju antara lain mencakup perubahan cara hidup dari tidak men-

jadi pemerduli keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan sebagai gaya hidup yang terpa-

teri pada sikap dan perilaku sehari-hari. Sehubungan dengan itu, tidak ada lagi tempat bagi

10

Page 11: PBL Blok 28 Konjungtivitis Akibat Kerja GENK

siapa pun dengan dalih apa pun untuk mempunyai kecenderungan untuk mengalami kece-

lakaan.

Kecelakaan Menurut Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan mempunyai peranan besar dalam menentukan macam kecelakaan. Ke-

celakaan di perusahaan perindustrian berlainan dengan kecelakaan di perkebunan, kehutanan,

pertambangan, atau perkapalan. Demikian pula macam kecelakaan pada berbagai kesatuan

operasi dalam suatu proses produksi. Serta seterusnya demikian pula pada berbagai pekerjaan

yang tergolong kepada suatu kesatuan operasi dari suatu proses produksi. Macam kecelakaan

kerja pertambangan antara lain ledakan, rubuh dinding dan atap tambang, terjatuh ketika

manaiki atau menuruni tangga, selipnya lori, atau lainnya. Contoh macam kecelakaan pada

industry maritime adalah tenggelam, diserang ikan, luka oleh terumbu karang atau terkena

bisa binatang laut, dan sebagainya. Macam kecelakaan yang terjadi di perkebunan atau ke-

hutanan antara lain tertimpa kayu gelomdongan, terjatuh, terjerambab, luka oleh gergaji

listrik atau perkakas tangan, dan lain-lain. Macam kecelakaan di dok kapal selain kecelakaan

biasa, juga bahaya terjatuh ke laut atau tenggelam. Kecelakaan di sektor pembangunan

gedung ialah terjatuh, tertimpa benda jatuh, luka oleh perkakas kerja, dan lain-lain. Pekerjaan

dengan menggunakan perkakas tangan biasanya menyebabkan luka di tangan. Selain lang-

sung melukai atau menyebabkan cedera, bagian mesin yang berputar dapat menimbulkan

gaya tarik yang sangat kuat, sehingga baju yang longgar atau rambut yang terurai tertarik

oleh bagian mesin yang bergerak tersebut dan seringkali mendatangkan musibah besar, misal-

nya lepasnya kulit kepala atau seringkali mendatangkan musibah besar, misalnya lepasnya

kulit kepala atau sering-sering merenggut maut. Kecelakaan dengan lepasnya kulit kepala

demikian telah beberapa kali terjadi pada industry pertekstilan. Mesin potong (punch ma-

chine), yaitu suatu mesin yang memotong atau membuat lobang tidak jarang menyebabkan

putusnya tangan atau jari. Atau gergaji listrik untuk memotong kayu atau lempeng aluminium

sering pula menyebabkan kecelakaan dari yang ringan luka di tangan sampai kepada yang fa-

tal. Pekerjaan yang berhubungan dengan arus listrik terutama yang tegangannya tinggi dapat

sangat berbahaya, terutama bagi orang-orang yang tidak tahu seluk-beluk masalah listrik.

Kawat yang beraliran listrik harus tertutup oleh isolasinya, bila tidak akan terjadi hubungan

arus pendek (kortsluiting), kebakaran, dan pekerja mungkin terkena sengatan arus listrik.

Arus listrik bertekanan tinggi hanya boleh diperiksa oleh orang-orang yang bener-bener ahli

dalam bidang tersebut. Lemari sakelar juga hanya boleh dimasuki oleh ahlinya dan harus se-

11

Page 12: PBL Blok 28 Konjungtivitis Akibat Kerja GENK

lalu tertutup dan terkunci. Perbaikan instalasi listrik hanya dikerjakan, apabila arusnya telah

dimatikan terlebih dahulu. Kecelakaan oleh arus listrik umumnya sangat tergantung dari lin-

tasan arus dalam tubuh; umumnya arus yang melalui jantung sangat berbahaya. Memberikan

pertolongan kepada korban hanya dilakukan sesudah arus listrik dimatikan atau menggu-

nakan alat bantu isolator yang diyakini sepenuhnya akan menjamin memberikan perlindun-

gan. Untuk beberapa perusahaan, petir dapat menimbulkan kebakaran, hal ini terjadi misalnya

pada perusahaan tekstil. Industri kimia yang menggunakan bahan baku yang mudah terbakar

menghadapi bahaya kebakaran dan juga peledakan. Untuk perusahaan apapun sebaiknya

tersedia alat atau instalasi pemadam kebakaran terutama untuk menyelamatkan perusahaan

dari bahaya api. Jarak pemadam kebakaran harus cukup dekat, oleh karena dalam peristiwa

terjadinya kebakaran, manusia dan api seolah-olah berlomba untuk menjadi yang paling

dahulu. Sebagai jalan keluar untuk maksud penyelamatan harus ada pintu-pintu darurat yang

cukup jumlahnya dan tepat penempatannya. 4

Pencegahan Kecelakaan

Pengurus perusahaan harus selalu mewaspadai adanya ancaman akibat kerja terhadap

pekerjaannya.

Kewaspadaan tersebut bisa berupa :

1. Melakukan pencegahan terhadap timbulnya penyakit

2. Melakukan deteksi dini terhadap gangguan kesehatan

3. Melindungi tenaga kerja dengan mengikuti program jaminan sosial tenaga kerja

seperti yang di atur oleh UU RI No.3 Tahun 1992.1,4

Mengetahui keadaan pekerjaan dan kondisinya dapat menjadi salah satu pencegahan

terhadap PAK. Beberapa tips dalam mencegah PAK, diantaranya:

1. Pakailah APD secara benar dan teratur

2. Kenali risiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut.

3. Segera akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan.

Selain itu terdapat juga beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar bekerja

bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit. Hal tersebut berdasarkan Buku Pengantar

Penyakit Akibat Kerja, diantaranya:

12

Page 13: PBL Blok 28 Konjungtivitis Akibat Kerja GENK

1. Pencegahan Primer – Health Promotion

a. Perilaku Kesehatan

b. Faktor bahaya di tempat kerja

c. Perilaku kerja yang baik

d. Olahraga

e. Gizi seimbang

2. Pencegahan Sekunder – Specifict Protection

a. Pengendalian melalui perundang-undangan

b. Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasan jam kerja

c. Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, ventilasi, alat pelindung diri (APD)

d. Pengendalian jalur kesehatan: imunisasi

3. Pencegahan Tersier

Early Diagnosis and Prompt Treatment

a. Pemeriksaan kesehatan pra-kerja

b. Pemeriksaan kesehatan berkala

c. Surveilans

d. Pemeriksaan lingkungan secara berkala

e. Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja

f. Pengendalian segera di tempat kerja

Ketentuan Tentang Alat Pelindung Diri

Ketentuan mengenai alat pelindung diri diatur oleh peraturan pelaksanaan UU No. 1

Th. 1970 yaitu Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins. 2/M/BW/BK/1984 tentang Pengesa-

han Alat Pelindung Diri; Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.05/M/BW/97 tentang Pen-

gawasan Alat Pelindung Diri; Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE 05/BW/97 tentang Peng-

gunaan Alat Pelindung Diri dan Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE 06/BW/97 tentang

Pendaftaran Alat Pelindung Diri. Instruksi dan Surat Edaran tersebut mengatur ketentuan ten-

tang pengesahan, pengawasan dan penggunaan alat pelindung diri. Jenis APD menurut keten-

tuan tentang pengesahan, pengawasan dan penggunaannya meliputi alat pelindung kepala,

alat pelindung telinga, alat pelindung muka dan mata, alat pelindung pernafasan, pakaian

kerja, sarung tangan, alat pelindung kaki, sabuk pengaman, dan lain-lain. 4

Faktor Bahaya Bagian tubuh yang perlu Alat pelindung diri

13

Page 14: PBL Blok 28 Konjungtivitis Akibat Kerja GENK

dilindungi

Cairan dan zat atau bahan

kimiawi

Kepala

Mata

Muka

Alat pernapasan

Jari, tangan, lengan

Tubuh

Betis, tungkai

Mata kaki, kaki

Topi plastik/karet

Goggles

Pelindung muka dari plastic

Respirator khusus tahan zat

kimia

Sarung plastic/karet

Pakaian plastic/karet

Pelindung khusus dari plas-

tic/karet

Sepatu karet, plastic atau

kayu

Tabel 1. APD

Kesimpulan

Pada peristiwa terjadinya kecelakaan maka pertama-tama dan utama adalah menolong

korban agar jiwanya dapat diselamatkan dan selanjutnya pengobatan dan perawatan dapat

diselenggarakan dengan sebaik-baiknya. Pertolongan kepada korban dipastikan secepat-

cepatnya dalam peride 1 (satu) jam tersebut sangat berperan. Untuk itu penting bagi pimpinan

regu atau kelompok pekerja dan juga para pekerjanya sendiri telah mendapat latihan PPPK.

Ketentuan PPPK diatur oleh peraturan khusus yang tetap berlaku sebagai peraturan pelak-

sanaan UU No. 1 Tahun 1970.

14

Page 15: PBL Blok 28 Konjungtivitis Akibat Kerja GENK

Daftar Pustaka

1. Barry S. Levy, David H. Wegman. Occupational Health : Recognizing and Preventing

Work Related Disease. Edisi ke-3,2006. hal18-24.

2. De Vuyst P, Gevenois PA : Occupational Disesase.Eds WB Saunders, London,2002.

hal. 16-9.

3. Direktorat Bina Kesehatan Kerja. Pedoman Tata Laksana Penyakit Akibat Kerja bagi

Petugas Kesehatan, Departemen Kesehatan, 2008. hal. 44-6.

4. Suma’mur. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes). Jakarta: Sagung Seto;

2009. hal. 57-62.

5. Sidarta I, et al. Ilmu Penyakit mata ed. 2. Jakarta: Sagung Seto; 2010. hal 93-105.

15