pbl 2 RIANA
-
Upload
ruby-wright -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of pbl 2 RIANA
-
8/13/2019 pbl 2 RIANA
1/17
ASPEK HUKUM
Pasal 341 KUHP
Seorang ibu dengan sengaja menghilangkan jiwa anaknya pada ketika dilahirkan atau tidak
berapa lama sesudah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia sudah melahirkan anak,
dihukum, karena makar mati terhadap anak , dengan hukuman penjara selama-lamanya 7
tahun.
Pasal 342 KUHP
Seorang ibu yang dengan sengaja akan menjalankan keputuan yang diambilnya sebab takut
ketahuan bahwa ia tidak lama lagi akan melahirkan anak, menghilangkan jiwa anaknya itu
pada ketika dilahirkan atau tidak lama kemudian dari pada itu, dihukum karena pembunuhan
anak yang direncanakan dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 tahun.
Pasal 342 KUHP
Bagi orang lain yang turut campur dalam kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan
342 dianggap kejahatan itu sebagai makar mati atau pembunuhan
Pasal 181 KUHP
Barang siapa mengubur, menyembunyikan, mengangkut atau menghilangkan mayat dengan
maksug hendak menyembunyikan kematian dan kelahiran orang itu, dihukum penjara
selama-lamanya 9 bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah.
Pasal 304 KUHP
Barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau membiarkan orang dalam kesengsaraan,
sedang ia wajib memberi kehidupan perawatan atau pemeliharaan pada orang itu karena
hukum yang berlaku atasnya atau karena menurut perjanjian, dihukum penjara selama 2
tahun 8 bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah.
Pasal 305 KUHP
-
8/13/2019 pbl 2 RIANA
2/17
Barang siapa menaruhkan anak yang dibawah umur 7 tahun disuatu tempat supaya dipungut
oleh orang lain, atau dengan maksud akan terbebas dari pada pemeliharaan anak itu ,
meninggalkannya , dihukum penjara sebanyak-banyaknya 5 tahun 6 bulan.
Pasal 306 KUHP
(1) Kalau salah satu perbuatan yang diterangkan dalam pasal 304 dan 306 itu menyebabkan
luka berat , maka si tersalah dihukum penjara selama-lamanya 7 tahun 6 bulan.
(2) Kalau salah satu perbuatan ini menyebabkan orang lain mati, sitersalah itu dihukum
penjara selama-lamanya 9 tahun.
Pasal 307 KUHP
Kalau sitersalah karena kejahatab yang diterangkan dalam pasal 305 adalah bapa atau ibu
anak itu, maka baginya hukuman yang ditentukan dalam pasal 305 dan 306 dapat ditambah
dengan sepertiganya.
Pasal 308 KUHP
Kalau ibu menaruh anaknya disuatu tempat supaya dipungut oleh orang lain tidak lama
sesudah anak itu dilahirkan oleh karena takut akan diketahui orang ia melahirkan anak atau
dengan maksud akan terbebas dari pemeliharaan anak itu, meninggalkannya , maka hukuman
maksimum yang tersebut dalam pasal 305 dan 306 dikurangi sehingga seperduanya.
PROSEDUR MEDIKO-LEGAL
1. Penemuan dan pelaporano Dilakukan oleh warga masyarakat yang melihat, mengetahui atau mengalami
suatu kejadian yang diduga merupakan suatu tindak pidana.
o Pelaporan dilakukan ke pihak yang berwajib,dalam hal ini Kepolisian RI dan lain-lain.
2. Penyelidikan
-
8/13/2019 pbl 2 RIANA
3/17
o Dilakukan oleh penyelidik untuk mengetahui apakah benar ada kejadian sepertiyang dilaporkan.
o Menurut Pasal 4 KUHAP, penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara RepublikIndonesia.
3. Penyidikano Dilakukan oleh penyidiko Tindak lanjut setelah diketahui benar-benar terjadi suatu kejadian.o Penyidik dapat meminta bantuan seorang ahli.o Menurut pasal 2 PP No 27/1983, penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia dengan pangkat serendah-rendahnya Pembantu Letnan Dua, dan
pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang sekurang-kurangnya Pengatur Muda Tingkat 1(golongan II/b).
4. Pemberkasan perkarao Dilakukan oleh penyidik, menghimpun semua hasil penyidikannya dan diteruskan
ke penuntut umum.
5. Penuntutano Dilakukan oleh penuntut umum di siding pengadilan setelah berkas perkara yang
lengkap diajukan ke pengadilan.
6. Persidangano Persidangan pengadilan dipimpin oleh hakim atau majelis hakim.o Dilakukan pemeriksaan terhadap terdakwa, para saksi dan juga para ahli.o Dokter dapat dihadirkan di sidang pengadilan untuk bertindak selaku saksi ahli
atau selaku dokter pemeriksa.
7. Putusan pengadilano Vonis dijatuhkan oleh hakim dengan ketentuan, yaitu keyakinan pada diri hakim
bahwa memang telah terjadi suatu tindak pidana dan bahwa terdakwa memang
bersalah. Keyakinan hakim harus ditunjang oleh sekurang-kurangnya dua dari
lima alat bukti yang sah, yaitu keterangan saksi, keterangan terdakwa, keterangan
ahli, surat dan petunjuk.
Lahir mati atau lahir hidup
-
8/13/2019 pbl 2 RIANA
4/17
Pada pemeriksaan mayat bayi baru lahir, harus dibedakan apakah ia lahir mati atau lahir hidup. Bila
bayi lahir mati maka kasus tersebut bukan merupakan kasus pembunuhan atau penelantaran anak
hingga menimbulkan kematian. Pada kasus seperti ini, si ibu hanya dapat dikenakan tuntutan
menyembunyikan kelahiran dan kematian orang.
Lahir mati adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau dikeluarkan dari ibunya tanpa
mempersoalkan usia kehamilan (baik sebelum ataupun setelah kehamilan berumur 28 minggu
dalam kandungan). Kematian ditandai oleh janin yang tidak bernafas atau tidak menunjukkan
tanda kehidupan lain, seperti denyut jantung, denyut nadi, denyut nadi tali pusat atau gerakan otot
rangka.
Lahir hidup adalah keluar atau dikeluarkannya hasil konsepsi yang lengkap, yang setelah
pemisahan, bernafas atau menunjukkan tandakehidupan lain, tanpa mempersoalkan usia gestasi,
sudah atau belumnyatali pusat dipotong dan uri dilahirkan.
Pada pemeriksaan ditemukan dada sudah mengembang dan diafragmasudah turun sampai sela
iga 4-5, terutama pada bayi yang telah lamahidup.
PEMERIKSAAN BAYI
Diantara masalah-masalah yang perlu dijawab oleh seorang dokter adalah:
1. Apakah bayi dilahirkan hidup atau mati?2. Berapakah umur bayi tersebut?3. Apakah bayi tersebut sudah dirawat?4. Apakah sebab kematian?
Penentuan lahir mati atau lahir hidup
Autopsi pada mayat bayi baru lahirPada pemeriksaan mayat bayi yang baru dilahirkan, perlu pertama-tama
ditentukan apakah bayi lahir hidup atau lahir mati.
Seorang bayi dinyatakan lahir hidup apabila pada pemeriksaan
mayatnya dapat dibuktikan bahwa bayi telah bernafas.
Bayi yang telah bernafas akan memberikan ciri di bawah ini:
-
8/13/2019 pbl 2 RIANA
5/17
a. Rongga dada yang telah mengembangPada pemeriksaan didapati diafragma yang letaknya rendah, setinggiiga ke 5
atau 6.
b. Paru telah mengembangPada bayi yang belum bernafas, kedua paru masih menguncup dan terletak
tinggi dalam rongga dada.
Pada bayi yang telah bernafas, paru tampak mengembang dan telah mengisi
sebagian besar rongga dada. Pada permukaan paru dapat ditemukan
gambaran mozaic dan gambaran marmer.
c. Uji apung paru memberikan hasil positifUji apung paru dilakukan untuk membuktikan telah terdapat udaradalam
alveoli paru.
Setelah alat leher diangkat, lakukanlah pengikatan setinggi trachea. Hindari
sebanyak mungkin manipulasi terhadap jaringan paru. Alat rongga dada
kemudian dikeluarkan seluruhnya untuk selanjutnyadimasukkan ke dalam
air. Perhatikan apakah kedua paru terapung. Pemeriksaan kemudian
dilanjutkan dengan mengapungkan paru kanan dan kiri secara tersendiri.
Lakukanlah pemisahkan lobus paru, apungkan kembali dalam air.
Selanjutnya buatlah 5 potongan kecil
(5mm x 10mm x 10mm) darimasing-masing lobus dan apungkan kembali.
Pada paru yang telah mengalami pembusukan, potongan kecil dariparu
dapat mengapung sekalipun paru tersebut belum pernah bernafas.
Mengapungnya potongan kecil paru yang telah mengalamipembusukan ini
disebabkan oleh pengumpulan gas pembusukan pada jaringan interstitial
paru, yang dengan menekan potongan paru yang bersangkutan antara 2
karton, gas pembusukan tersebut dapatdidesak keluar.
Potongan kecil paru yang telah bernafas, terapung karena adanya udara
dalam alveoli, yang dengan penekanan antara 2 karton tidak akan terdesak
keluar.
Uji apung paru dinyatakan positif bila setelah dilakukan pemeriksaan
pengapungan, potongan paru yang telah ditekan antaradua karton sebagian
-
8/13/2019 pbl 2 RIANA
6/17
terbesar masih tetap mengapung.
d. Pemeriksaan mikroskopik memberikan gambaran paru yang telah bernafasPada pemeriksaan mikroskopis akan tampak jaringan paru dengan alveoli
yang telah terbuka dengan dinding alveoli yang tipis.
Pada pemeriksaan bayi baru lahir, perlu pula dilakukan pemeriksaan teliti
terhadap kepala, mengingat kepala bayi yang dapat mengalamimoulagepada
saat kelahiran, mungkin dapat menimbulkan cedera padasinus di kepala. Untuk
meneliti hal ini, kepala bayi harus dibuka dengan tehnik khusus yang
menghindari terpotongnya sinus tersebut sehinggadapat dinilai dengan sebaik-
baiknya. Kulit kepala dibuka dan dikupas seperti pada mayat dewasa. Tulang
tengkorak bayi baru lahir masih lunak sehingga pembukaan tengkorak dapat
dilakukan dengan gunting. Dengan menarik bagian otak besar ke arah lateral,
sinus sagitalis superior, falx serebri, dan sinus sagitalis inferior dapat dieriksa
akan adanya robekan, resapan darah, maupun perdarahan. Dengan menarik
baga occipitalis ke arah kranio lateral, tentorium cerebelli serta sinus lateralis,
sinus occipitalis dapat diperiksa.
Otak bayi kemudian dikeluarkan dengan cara seperti pada mayat dewasaatau
dikeluarkan terpisah, baga kanan dan kiri. Jaringan otak bayi baru lahir biasanyalebih lunak dari jaringan otak dewasa. Untuk dapat melakukan pengirisan
dengan baik, kadang perlu dilakukan fiksasi dengan formalin 10% baik
dengan merendam otak tersebut atau melakukan penyuntikan imbibisi.
Tanda-tanda Lahir hidup Lahir mati
Tanda-tanda maserasi - - Baru terlihat setelah8-10 hari kematian
inutero.
- Bila kematian baruterjadi 3 atau 4 hari:
Perubahan berupa
vesikel atau bula yang
-
8/13/2019 pbl 2 RIANA
7/17
-
8/13/2019 pbl 2 RIANA
8/17
spons dan teraba
derik udara.
- Pengirisan parudalam air : terlihat
jelas keluarnya
gelembung udara dan
darah.
- Berat paru bertambah2 kali kerana
berfungsinya sirkulasi
darah jantung paru.
Uji apung paru- Hasil positip - -Hasil negatip
Pemeriksaan mikroskopik
paru
- Alveoli parumengembang
sempurna dengan
atau tanpa emfisema
obstruktif
- Tidak terlihatprojection.
- Perwarnaan Gomoriatau Ladewig: serabut
retikulin tampak
tegang.
- Tanda khas untukparu bayi yang belum
bernafas adalah
adanya tonjolan yang
berbentuk seperti
bantal yang akan
bertambah tinggi dandasar menipis
sehingga tampak
seperti dada (club
like)
- Pada paru bayi yangbelum bernafas dan
sudah membusuk
dengan pewarnaan
Gomori atau
Ladewig: Tapak
serabut retikulin pada
permukaan dinding
-
8/13/2019 pbl 2 RIANA
9/17
alveoli berkelok-
kelok seperti rambut
yang kerinting
Penentuan Umur Bayi
Penentuan umur janin atau embrio dalam kandungan rumus De Haas adalah untuk 5 bulan
pertama, panjang kepala tumit(cm)=kuadrat umur gestasi (bulan) dan selanjutnya = umur
gestasi(bulan) x 5.
Umur Panjang Badan (kepala-tumit)
1 bulan 1 x 1 = 1 (cm)
2 bulan 2 x 2 = 4 (cm)3 bulan 3 x 3 = 9 (cm)
4 bulan 4 x 4 = 16 (cm)
5 bulan 5 x 5 = 25 (cm)
6 bulan 6 x 5 = 30 (cm)
7 bulan 7 x 5 = 35 (cm)
8 bulan 8 x 5 = 40 (cm)
9 bulan 9 x 5 = 45 (cm)
Penentuan sudah atau belum dirawat
Tali pusat
- Telah terikat,diputuskan dengan gunting atau pisau lebih kurang 5cm dari pusat bayi dandiberi obatt antiseptic
- Pada kasus pembunuhan tali pusat terputus dekat perlekatannya pada uri atau pusat bayidengan ujung yang tidak rata.
Verniks Kaseosa (Lemak Bayi)
- Pada yang telah dirawat ia telah dibersihkan demikian pua bekas-bekas darah- Pada bayi yang dibuang ke dalam air, verniks tidak akan hilang selluruhnya dan dapat
ditemukan didaerah lipatan kulit,ketiak,belakang telinga,lipat paha dan lipat leher.
Pakaian
-
8/13/2019 pbl 2 RIANA
10/17
- Pada bayi yang teah dirawat bayi akan dipakaikan baju atau penutup seluruh tubuh padabayi.
Penentuan Sebab Kematian
Penyebab kematian tersering pada pembunuhan anak sendiri adalah mati lemas (asfiksia).
Kematian dapat pula diakibatkan oleh proses persalian (trauma lahir), kecelakaan, pembunuhan
atau alamiah.
Trauma lahir
- Kaput subsedaneum- Sefal hematom- Perdarahan intracranial- Perdarahan subaraknoid atau interventrikuler- Perdarahan epidural
Pembunuhan
- Cara tersering dijadikan adalah yang menimbulkan asfiksia: pembekapan, penyumbatanjalan nafas, penjeratan, pencekikkan dan penenggelaman
- Pembunuhan dengan kekerasan tumpul jarang dijumpai sekiranya ada menyebabkanpatah atau retak tulang tengkorak dan memar jaringan otak.
- Pembunuhan dengan senjata tajam jarang ditemukan. Sekiranya ada, akan ditemukantusukan didaerah palatum mole melalui foramen magnum dan merusak medulla
oblongata.
- Pembunuhan dengan jalan membakar menyiramkan cairan panas, memberikan racun danmemuntir kepala sangat jarang terjadi.
PEMERIKSAAN MAYAT BAYI
Pemeriksaan luar Tanda
Kulit - Sudah dibersihkan atau belum- Keadaan verniks kaseosa- Warna
-
8/13/2019 pbl 2 RIANA
11/17
- Berkeriput atau tidakMulut - Kehadiran benda asingTali pusat - Sudah terputus atau masih melekat
pada uri
- Potongan rata atau tidak- Tanda sudah diberi antiseptic atau
belum
- Tanda-tanda kekerasan pada tali pusathematoma tau Wharton s Jelly
berpindah tempat.
Kepala - Apakah terdapat kaput suksedaneumatau molase tulang-tulang tengkorak.
Tanda-tanda Kekerasan - Ada atau tidak tanda pembekapan disekitar mulut dan hidung.
- Tanda memar pada mukosa bibir danpipi.
- Tanda pencekikan atau jerat padaleher
- Memar atau lecet pada tengkukMulut - Apakah terdapat benda asing
- Perhatikan palatum mole tedapatrobekan atau tidak
Tanda asfiksia - Tardieus Spot pada permukaanparu,jantung,thymus dan epiglottis
Tulang belakang - Apakah terdapat kelainan congenitaldan tanda-tanda kekerasan.
Kepala - Perhatikan apakah terdapatperdarahan subdural atau
subaraknoid.
- Perhatikan keadaan falks serebri dan
-
8/13/2019 pbl 2 RIANA
12/17
tentorium cerebri.
Autopsi pada kasus pembunuhan anak
Pembunuhan anak merupakan tindak pidana khusus, yaitu pembunuhan yang dilakukan oleh
seorang ibu terhadap anak kandungnya, pada saat dilahirkan atau beberapa saat setelah
dilahirkan, karena takut diketahuiorang bahwa ia telah melahirkan.
Pada pemeriksaan korban pembunuhan anak, pertama-tama harus dibuktikan bahwa korban
lahir hidup. Untuk ini pemeriksaan ditujukan terhadap telah bernafasnya paru korban.
Pemeriksaan berikutnya dititikberatkan pada penyebab kematian, yang terjadi sebagai akibat
tindakan kekerasan.
Untuk memenuhi syarat waktu dilakukannya pembunuhan yaitu pada saat dilahiran atau
tidak berapa lama setelah itu. Pemeriksaan ditujukan terhadap sudah atau belum ditemukannya
perawatan pada bayi.
Pada tindak pidana pembunuhan anak, faktor psikologis ibu yang baru melahirkan
diperhitungkan sebagai faktor yang meringankan, keadaan tersebut menyebabkan si ibu
melakukan pembunuhan tidak dalam keadaan kesadaran yang penuh, dan dalam keadaan
demikian, pada siibu belum sempat timbul rasa kasih sayang serta keinginan untuk merawat
bayinya. Jadi pada kasus pembunuhan anak, si bayi belummendapat perawatan.
Pemeriksaan terhadap maturitas, viabilitas bayi diperlukan bila padapemeriksaan didapati
keraguan akan hal lahir hidup atau lahir mati, padabayi-bayi yang lahir imatu atau non-
viable, kemungkinan lahir hidup tentunya lebih kecil dibandingkan dengan bayi yang lahir
matur dan viable. Namun bila dari hasil pemeriksaan keseluruhan, masih tidak dapat
dipastikan lahir hidup atau lahir mati, hendaknya hal ini dikemukakan dengan sejujur-
jujurnya dalam visum et repertum.
PEMERIKSAAN IBU
Pemeriksaan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara mayat bayi dengan si
perempuan tersebut:
o Tes DNA mitokondria
-
8/13/2019 pbl 2 RIANA
13/17
Mitokondria memiliki molekul DNA sendiri yang disebut sebagai DNA mitokondria.
Pada manusia genom mitokondria DNA mengandung sekitar 16.000 pasang basa DNA,
dimana ini hanya mewakili sebagian dari total pasang basa DNA yang terdapat pada inti sel.
Yang membuat DNA ini istimewa, tidak seperti DNA nukleus yang diwarisi secara seimbang
dari ayah dan ibu, DNA ini diwarisi hanya dari sang ibu, karena semua mitokondria manusia
diturunkan dari mitokondria sel telur ibu. Sehingga, kita bisa melakukan tes untuk
membandingkan mitokondria anak dan ibu untuk menentukan hubungan mereka.(adanya
kemiripan)Karena mitokondria merupakan struktur yang kuat dan melindungi DNA yang
dikandungnya, DNA mitokondria sangat berguna juga untuk mengidentifikasi korban-korban
bencana alam dimana DNA nukleus sudah terdegradasi ataupun rusak. Sebagian besar sel di
tubuh kita mengandung antara 500 sampai 1000 copy dari molekul DNA mitokondria yang
membuatnya lebih mudah untuk ditemukan dan diekstrak daripada DNA nukleus.
Cara pengambilan sampel: Sampel darah diambil sebanyak 2 ml dengan
menggunakan tabung EDTA kemudian diberi label yang jelas, dan tanggal pengambilan
sampel. Sampel disimpan pada suhu 4C.
o Tes golongan darahGolongan darah adalah ciri khususdarah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jeniskarbohidrat danproteinpada permukaan membransel darah merah.Dua jenis
penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di
dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenisantigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja
lebih jarang dijumpai.Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan
reaksi transfusi imunologis yang berakibatanemia hemolisis,gagal ginjal,syok,dankematian.
Cara yang biasa dilakukan adalah absorpsi elusi dengan prosedur sebagai berikut :
- 2-3 helai benang mengandung bercak darah kering difiksasi dengan metil alkohol selama15 menit. Benang diangkat dan dibiarkan mengering. Selanjutnya dilakukan penguraian
benang tersebut menjadi serat-serat halus dengan mengguakan dua buah jarum.
- Lakukan juga pada darah yang tidak mengandung bercak darah sebagai kontrol negatif.
http://id.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrathttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Transfusi_darahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anemia_hemolisis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Gagal_ginjalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Syok&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kematianhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kematianhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Syok&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Gagal_ginjalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anemia_hemolisis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Transfusi_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrathttp://id.wikipedia.org/wiki/Darah -
8/13/2019 pbl 2 RIANA
14/17
-
8/13/2019 pbl 2 RIANA
15/17
Pemeriksaan terhadap tersangka ibu:
- Tes DNA mitokondria- Tes golongan darah- Tanda-tanda baru melahirkan :
1. Perlukaan pada vagina oleh karena proses kelahiran2. Kadar prolaktin yang tinggi3. Tubuh yang gemuk4. Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perineum.
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan sertaperegangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam
keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak
sebagai tonjolan kecil dan dalam proses pembentukan berubah menjadi
karankulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara. Ukuran vagina akan
selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama.
Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum
mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun
dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot
perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina
hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerperium dengan
latihan harian.
5. Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil. Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum adalah sebagai berikut:
Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus Diameter Uterus
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm
7 hari (minggu 1) Pertengahan pusat dan
simpisis
500 gram 7,5 cm
-
8/13/2019 pbl 2 RIANA
16/17
14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram 5 cm
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm
Gambar. Tinggi fundus uteri pada masa nifas
DAFTAR PUSTAKA
1) Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S et al. Ilmu Kedokteran Forensik:pembunuhananak sendiri. Jakarta:Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia; 1997. p. 165-77.
2) Anonymous. Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran:hukum pidana yangberkaitan dengan profesi dokter. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 1994. p. 40-41
3) Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik:visum et repertum. 1st ed. Jakarta:Binarupa Aksara: 1997. p. 72-74.
4) Anonymous. Teknik Autopsi Forensik. Jakarta: Bagian kedokteran Forensik FakultasKedokteran UI; 2000.
5) Tanatologi Forensik.2009. Available at:http://klinikindonesia.com/forensik/tanatologi.php, Accessed, April 16, 2010.
-
8/13/2019 pbl 2 RIANA
17/17
6) Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sisitem Endokrin. February 28, 2010. Available:http://www.lusa.web.id/perubahan-fisiologis-masa-nifas-pada-sistem-endokrin/#more-
725.Accessed, April 16, 2010.
http://www.lusa.web.id/perubahan-fisiologis-masa-nifas-pada-sistem-endokrin/#more-725http://www.lusa.web.id/perubahan-fisiologis-masa-nifas-pada-sistem-endokrin/#more-725http://www.lusa.web.id/perubahan-fisiologis-masa-nifas-pada-sistem-endokrin/#more-725http://www.lusa.web.id/perubahan-fisiologis-masa-nifas-pada-sistem-endokrin/#more-725http://www.lusa.web.id/perubahan-fisiologis-masa-nifas-pada-sistem-endokrin/#more-725