Patogenesis trombsis dan emboli

download Patogenesis trombsis dan emboli

of 5

Transcript of Patogenesis trombsis dan emboli

  • 8/13/2019 Patogenesis trombsis dan emboli

    1/5

    Pathogenesis thrombus

    Pembentukan trombus dapat terjadi apabila aliran darah melalui suatu pembuluh berlangsung

    lambat, yang merupakan penyebab mengapa sebagian besar trombus terbentuk di bagian vena

    yang bertekanan rendah, tempat di mana trombosit dan faktor faktor pembekuan dapat

    berkumpul dan melekat ke dinding pembuluh.

    Aliran darah pada daerah arteri merupakan aliran tekananan tinggi dengan kecepatan tinggi dan

    arteri sendiri bertanding agak tebal dan tidak mudah berubah bentuk. Karena alasan inilah maka

    penyebab tersering trombosis arteri adalah penyakit pada lapisan dan dinding arteri atau biasa

    disebut aterosklorosis. Pada daerah vena, aliran vena merupakan aliran bertekanan rendah dan

    kecepatannya relatif rendah, dan vena berdinding cukup tipis sehingga mereka dengan mudahnya

    dapat berubah bentuk oleh tekanan-tekanan dari luar.karena alasan ini, maka penyebab tersering

    trombosis vena berkaitan dengan berkurangnya aliran darah.

    Tiga kelompok faktor biasanya mencegah pembentukan trombus yang tidak normal, yaitu :

    a. Sistem pembuluh normal mempunyai lapisan sel endotel yang lunak dan licin sehingga

    trmbosit dan fibrin tidak mudah melekat

    b. Aliran darah normal dalam sistem pembuluh merupakan aliran yang sangat deras sehingga

    trombosit tidak terlempar kepermukaan dinding pembuluh.

    c. Mekanisme pembekuan mempunyai sejumah pengaturan dan keseimbangan kimia yang

    mengatur pembentukan bekuan

    Ada 3 faktor primer yang mempengaruhi pembentukan trombus, yang disebut dengan trias

    Virchow:

    1. Jejas endotel bersifat dominan dan jejas ini dapat menyebabkan trombosis (misalnyaendokarditis atau plak aterosklerosis yang mangalami ulserasi). Jejas juga dapat terjadi

    karena stress hemodinamik, misalnya hipertensiatau aliran turbulen pada katup jantung

    dengan sikatriks.

    2. Perubahan dalam aliran darah yang normaldalam menyebabkan trombosis.

  • 8/13/2019 Patogenesis trombsis dan emboli

    2/5

    3. Hiperkoagulabilitasdidefinisikan sebagai perubahan pada lintasan koagulasi yangmerupakn predisposisi trombosis. Hypercoagulability (Pembekuan darah lebih cepat

    daripada biasanya).

    Pada thrombosis arteri ketiga faktor tersebut memegang peranan penting, tetapi pada

    thrombosis vena, thrombosis dapat terjadi pada dinding pembuluh darah yang masih intak,

    berarti yang berperanan penting adalah faktor aliran darah (stasis) dan keadaan hiperkoagulabel.

    1. Statis VenaAliran darah pada vena cendrung lambat, bahkan dapat terjadi statis terutama pada

    daerah-daerah yang mengalami immobilisasi dalam waktu yang cukup lama.

    Statis vena merupakan predis posisi untuk terjadinya trombosis lokal karena dapat

    menimbulkan gangguan mekanisme pembersih terhadap aktifitas faktor pembekuan darah

    sehingga memudahkan terbentuknya trombin.

    2. Kerusakan pembuluh darahKerusakan pembuluh darah dapat berperan pada pembentukan trombosis vena, melalui :

    a. Trauma langsung yang mengakibatkan faktor pembekuan.

    b. Aktifitasi sel endotel oleh cytokines yang dilepaskan sebagai akibat kerusakan jaringan

    dan proses peradangan.

    Permukaan vena yang menghadap ke lumen dilapisi oleh sel endotel. Endotel yang utuh

    bersifat non-trombo genetik karena sel endotel menghasilkan beberapa substansi seperti

    prostaglandin (PG12), proteoglikan, aktifator plasminogen dan trombo-modulin, yang

    dapat mencegah terbentuknya trombin.

    Apabila endotel mengalami kerusakan, maka jaringan sub endotel akan terpapar. Keadaan

    ini akan menyebabkan sistem pembekuan darah di aktifkan dan trombosir akan melekat

    pada jaringan sub endotel terutama serat kolagen, membran basalis dan mikro-fibril.

    Trombosit yang melekat ini akan melepaskan adenosin difosfat dan tromboksan A2 yang

  • 8/13/2019 Patogenesis trombsis dan emboli

    3/5

    akan merangsang trombosit lain yang masih beredar untuk berubah bentuk dan saling

    melekat. Kerusakan sel endotel sendiri juga akan mengaktifkan sistem pembekuan darah.

    3. Perubahan daya beku darahDalam keadaan normal terdapat keseimbangan dalam sistem pembekuan darah dan sistem

    fibrinolisis. Kecendrungan terjadinya trombosis, apabila aktifitas pembekuan darah

    meningkat atau aktifitas fibrinolisis menurun.

    Trombosis vena banyak terjadi pada kasus-kasus dengan aktifitas pembekuan darah

    meningkat, seperti pada hiper koagulasi, defisiensi Anti trombin III, defisiensi protein C,

    defisiensi protein S dan kelainan plasminogen.

    Pada thrombosis arteri, proses dimulai dari endotil yang mengalami kerusakan dimana

    terjadi aktivasi trombosit yang menyebabkan adhesi dan agregasi trombosit pada dinding

    pembuluh darah. Terjadilah thrombus dengan komponen utamanya adalah trombosit yang diikat

    oleh serat-serat fibrin dan beberapa sel darah merah, maka thrombus ini berwarna agak

    keputihan, disebut sebagai white thrombus. Sedangkan pada thrombosis vena komponen

    utamanya adalah fibrin dengan banyak sel darah merah sehingga thrombus ini disebut sebagai

    red thrombus. Perbedaan jenis thrombus ini ditentukan oleh perbedaan kecepatan aliran darah

    (shear rate) pada arteri dan vena. Pada arteri dijumpai high shear rate sedangkan pada vena low

    shear rate. Thrombus putih daya kohesinya lebih kuat sehingga tidak mudah terlepas, sedangkan

    thrombus merah lebih friable sehingga lebih mudah lepas sebagai emboli.

    Pathogenesis emboli

    Emboli dalam tubuh terutama berasal dari trombus vena, paling sering pada vena profunda

    di tungkai dan panggul. Jika fragmen trombus terlepas dan terbawa aliran darah, maka fragmen

    tersebut akan masuk ke vena cava dan kemudian ke jantung kanan. Fragmen ini tidak tersangkut

    selama dalam perjalanan karena pembuluh dan ruangan jantung ukurannya besar. Darah akan

    meninggalkan ventrikel kanan mengalir ke cabang utama arteri pulmonalis, kemudian ke cabang

    arteri pulmonalis kanan dan kiri, selanjutnya ke cabang-cabang pembuluh darah yang lebih kecil.

    Karena keadaan anatomi ini, emboli yang berasal dari thrombus vena biasanya berakhir sebagai

  • 8/13/2019 Patogenesis trombsis dan emboli

    4/5

    emboli arteri pulmonalis. Jika fragmen trombus yang sangat besar menjadi emboli, maka

    sebagian besar suplay arteri pulmonalis dapat tersumbat dengan mendadak.

    Emboli dapat berasal dari :

    1. Trombus (> 95 %) = tromboemboli

    2. Tetesan lemak (co: pada patah tulang panjang)

    3. Gelembung udara / gas (penyakit Caison)

    4. Debris aterosklerotik (kolesterol)

    5. Pecahan tumor

    6. Sum-sum tulang

    7. Bahan lain (peluru dll)

    8. Cairan amnion

    Bentuk-bentuk emboli meliputi butir-butir lemak, gelembung-gelembung gas, debris

    ateroskelerotik, fragmen tumor, sumsum tulang atau benda asing seperti peluru. Emboli yang

    terjepit didalam pembuluh darah berukuran terlalu kecil untuk bisa berjalan lebih lanjut sehingga

    terjadi okulasi vaskuler persial atau total dan nekrosis iskemik pada jaringan disebelah distal

    (infark). Emboli dapat mengakibatkan :

    Obstruksi mekanis / regangan masif jantung

    Gangguan nafas / paru

    Infark paru, jantung, ginjal, dll

    Kematian

    Patogenesis emboli berdasar macamnya:

    1. Emboli paruEmboli vena dapat menyangkut di pembuluh darah paru dan menyebabkan emboli paru

    (pulmonary embolism/PE) dan menghalangi aliran darah. Bila embolus menyumbat, bisa

    saja menyangkut di pembuluh darah paru-paru. Jika emboli paru tidak segera ditangani,dapat menyebabkan kematian. Sehingga penyakit VTE sangat penting untuk dicegah.

    Sekitar 80% trombosis vena dalam tidak diketahui (silent) secara klinis. Selain itu, lebih

    dari 70% emboli paru yang fatal hanya terdeteksi setelah kematian. Dr. RWM Kaligis

    SpJP (K) menyatakan bahwa thrombosis vena dalam merupakan penyakit yang memiliki

    fenomena menyerupai gunung es.

  • 8/13/2019 Patogenesis trombsis dan emboli

    5/5

    2. Tromboemboli sistemikTromboemboli sistemik mengaccu pada emboli didalam sirkulasi arterial. Kasus kasus

    emboli sistemik berasal dari aneurisma aorta. Thrombus pada plak ateroskelerosis yang

    mengalami ulserasi, atau vegetasi valvular dan hanya kadng-kadnag terjadi emboli

    paradoksal. Konsekuensi tromboemboli sistemik bergantung pada pasokan vascular

    kolateral kerentang jaringan terhadap keadaan iskemia dan caliber pembuluh darah,

    biasanya emboli arterial menyeabkan infark disebelah distalnya.

    3. Emboli lemakEmboli lemak terjadi karean pelepasan butir-butir mikroskopis lemak sesdah raktur

    tulang panjang, atu kadang-kadang terjadi sesudah luka baker atu trauma jaringan lunak.

    4. Emboli udaraContoh penyakit yang disebabkan oleh emboli udara adalah penyakit dekompresi. Yakni

    penyakit yang disebabkan oleh perubahan mendadak pada tekanan atmosfer; para

    penyelam laut dalam an penumpang pesawat tanpa pengaturan tekanan yang naik

    merupakan orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit ini. Udara yang dihirup

    pada tekanan yang tinggi menyebabkan peningkatan jumlaj gas (khususnya nitrogen)

    yang larut didalam darah dan jaringan. Kenaikan cepat yang terjadi kemudian

    (deperesirusasi) membuat gas yang larut itu mengembang dan menggelambung keluar

    dari lautan untuk membentuk emboli gas.

    5. Emboli cairan amnionEmboli cairan amnion merupakan komplikasi yang serius pada persalinan dan periode

    pascapartum; komplikas akibat masuknya cairan amnion ke dalam sirkulasi darah

    maternal.

    Bakta. I Made, 2007, Thrombosis dan Usia Lanjut, Universitas Udayani, Denpasar, vol. 8 (aku

    ga bisa nulis dapus dari jurnal Ri, tolong d bnerin lagi y. hehe)