Presus Emboli Ketuban

14
PRESENTASI KASUS Para 3 Abortus 1 Usia 37 Tahun Post Partus Patologis Dengan Tindakan Ekstraksi Fore!s Dan E"boli Air Ketuban# Pembimbing: dr. Hardjono Poerwadhi, Sp.OG Disusun Oleh: Shofa Shabrina Henandar (G4A!44" Sarah Shafira Aulia #. (G4A!4$" %ani&a Gea 'urillah (G4A!4 "

description

emboli

Transcript of Presus Emboli Ketuban

  • PRESENTASI KASUS

    Para 3 Abortus 1 Usia 37 Tahun Post Partus Patologis Dengan Tindakan Ekstraksi Forceps Dan Emboli Air Ketuban.

    Pembimbing:dr. Hardjono Poerwadhi, Sp.OGDisusun Oleh:Shofa Shabrina Henandar (G4A014004)Sarah Shafira Aulia R. (G4A014005)Yanita Gea Nurillah (G4A014006)

  • PENDAHULUAN

  • BAB II

  • BAB III MASALAH DAN PEMBAHASANDiagnosis P3A1 usia 37 tahun post partus patologis dengan tindakan ekstraksi forcep dan emboli air ketuban

    P3A1P menunjukkan jumlah paritas, sedangkan A menunjukkan jumlah abortus

    Usia 37 tahunKehamilan dengan resiko tinggi, yaitu kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi sakit atau meninggal, sebelum persalinan berlangsung (Fitriani, 2014).

  • Post pastus patologis dengan tindakan forcepPersalinan menggunakan forsep merupakan suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan dengan suatu tarikan forceps yang dipasang pada kepala janin.

    Emboli air ketubanEmboli air ketuban merupakan suatu gangguan kompleks dimana cairan amnion dan debris janin memasuki sirkulasi sistemik maternal (Uszynki, 2013).

  • TATALAKSANA ................................................................

  • BAB IVTINJAUAN PUSTAKADEFINISIEmboli menurut Mitchell (2008) mengacu kepada setiap massa intravaskular baik berupa padat, cair, maupun gas yang terbawa oleh aliran darah ke tempat yang jauh dari tempat asal terbentuknya emboli tersebut.

    Emboli air ketuban atau cairan amnion (amniotic fluid embolism, AFE) merupakan suatu gangguan kompleks dimana cairan amnion dan debris janin memasuki sirkulasi sistemik maternal, dengan reaksi anafilaksis yang menyebabkan kolaps jantung, gangguan kesadaran, dan DIC (Uszynki, 2013).

  • FAKTOR RESIKOAFE terjadi ketika penghalang antara sirkulasi maternal dan cairan ketuban rusak, yang mungkin karena gradien tekanan, dan memasuki sistem vena maternal melalui vena endoserviks, plasenta, atau daerah trauma.

    Risiko masuknya cairan amnion berkaitan dengan terpajannya sirkulasi maternal terhadap cairan amnion walaupun hanya sedikit (Toy, 2009).

  • DIAGNOSIS

    Diagnosis didasarkan pada manifestasi klinis. Di masa yang lalu diagnosis definitif emboli air ketuban hanya dapat ditegakkan pada saat autopsi dengan ditemukannya epitel sel skuamosa, lanugo, lemak, musin yang berasal dari mukus intestinal janin, atau empedu yang berasal dari mekonium pada pembuluh darah maternal (Alfredo, 2003). Emboli ketuban perlu dicurigai pada keadaan dimana ada tanda hipotensi (dan atau serangan jantung), gangguan pernapasan, DIC, koma, atau kejang selama kehamilan atau dalam waktu 48 jam setelah persalinan dengan tidak adanya kondisi medis lain yang mendasarinya (Agudelo, 2009).