Patofisiologi Tonsilitis

5
PATOMEKANISME Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil. Patogenesis tonsilitis episode tunggal masih belum jelas. Diperkirakan akibat obstruksi kripta tonsil, sehingga mengakibatkan terjadi multiplikasi bakteri patogen yang dalam jumlah kecil didapatkan dalam kripta tonsil yang normal. Pendapat lain patogenesis terjadinya infeksi pada tonsil berhubungan erat dengan lokasi maupun fungsi tonsil sebagai pertahanan tubuh terdepan. Antigen baik inhalan maupun ingestan dengan mudah masuk ke dalam tonsil terjadi perlawanan tubuh dan kemudian terbentuk fokus infeksi. Peradangan akut pada saluran nafas atas yang disebabkan oleh virus seperti adenovirus, virus Epstein Barr, influenza, para influenza, herpes simpleks, virus papiloma. Peradangan oleh virus yang tumbuh di membran mukosa kemudian diikuti oleh infeksi bakteri. Keadaan ini akan semakin berat jika daya tahan tubuh penderita menurun akibat peradangan virus sebelumnya. Terjadinya tonsilitis dimulai saat bakteri masuk ke tonsil melalui kripte – kriptenya, secara aerogen (melalui hidung, droplet yang mengandung bakteri terhisap oleh hidung kemudian nasofaring terus ke tonsil), maupun secara foodvorn yaitu melalui mulut bersama makanan Bakteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung atau mulut, tonsil berperan sebagai filter atau penyaring yang menyelimuti organisme berbahaya, sel-sel darah putih ini akan menyebabkan infeksi ringan pada tonsil. Hal ini akan memicu tubuh untuk

description

referat

Transcript of Patofisiologi Tonsilitis

Page 1: Patofisiologi Tonsilitis

PATOMEKANISME

Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil. Patogenesis tonsilitis episode tunggal

masih belum jelas. Diperkirakan akibat obstruksi kripta tonsil, sehingga mengakibatkan terjadi

multiplikasi bakteri patogen yang dalam jumlah kecil didapatkan dalam kripta tonsil yang

normal. Pendapat lain patogenesis terjadinya infeksi pada tonsil berhubungan erat dengan lokasi

maupun fungsi tonsil sebagai pertahanan tubuh terdepan. Antigen baik inhalan maupun ingestan

dengan mudah masuk ke dalam tonsil terjadi perlawanan tubuh dan kemudian terbentuk fokus

infeksi. Peradangan akut pada saluran nafas atas yang disebabkan oleh virus seperti adenovirus,

virus Epstein Barr, influenza, para influenza, herpes simpleks, virus papiloma. Peradangan oleh

virus yang tumbuh di membran mukosa kemudian diikuti oleh infeksi bakteri. Keadaan ini akan

semakin berat jika daya tahan tubuh penderita menurun akibat peradangan virus sebelumnya.

Terjadinya tonsilitis dimulai saat bakteri masuk ke tonsil melalui kripte – kriptenya,

secara aerogen (melalui hidung, droplet yang mengandung bakteri terhisap oleh hidung

kemudian nasofaring terus ke tonsil), maupun secara foodvorn yaitu melalui mulut bersama

makanan

Bakteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung atau mulut, tonsil berperan sebagai

filter atau penyaring yang menyelimuti organisme berbahaya, sel-sel darah putih ini akan

menyebabkan infeksi ringan pada tonsil. Hal ini akan memicu tubuh untuk membentuk antibodi

terhadap infeksi yang akan datang, akan tetapi kadang-kadang tonsil sudah kelelahan menahan

infeksi atau virus. Infeksi bakteri dari virus inilah yang menyebabkan tonsilitis. Kuman

menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial mengadakan

reaksi. Terdapat pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear. Proses ini

secara klinik tampak pada korpus tonsil yang berisi bercak kuning yang disebut detritus. Detritus

merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan

detritus disebut tonsilitis falikularis, bila bercak detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi

tonsilitis lakunaris.

Terdapat perpaduan bakteri aerobik dan anaerobik, namun yang paling dominan jenis

streptokokus. Streptokokus group A beta-hemotlitikus menyebabkan gejala fokal. Drainase yang

buruk pada kripta akan menyebabkan terjadinya retensi debris sel, sehingga dapat menjadi

Page 2: Patofisiologi Tonsilitis

medium yang baik untuk perkembangan bakteri. Ketika terbentuk abses di kripta, infeksi

menyebar dari epitel yang defek ke parenkim tonsilaris sehingga menyebabkan tonsilitis

parenkim kripta. Infeksi juga melakukan penetrasi ke kapiler sekitar kripta, sehingga

memberikan jalan untuk toksin dan bakteri menyebar ke sirkulasi sistemik. Dalam jangka waktu

yang panjang, parenkim tonsilaris akan menjadi jaringan fibrois dan megalami atrofi.

Disamping menyebabkan efek iritatif pada jaringan dan organ tempat melekatnya bakteri,

tonsillitis kronik juga akan menyebabkan infeksi fokal. Beberapa hal mengenai fokal infeksi:

- “Fokus” infeksi merupakan perubahan lokal dalam organ yang menyebabkan perubahan

patologis disekitarnya.

- Pada struktur tonsila palatine, terjadi penyempitan kripta, epithel spongiosum, dan

pembuluh darah tidak terlindungi sehingga menciptakan suasana yang ideal untuk

berkembangnya mikroorganisme patologi,toksin, mediator radang, ke dalam pembuluh

darah.

Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu

(Pseudomembran), sedangkan pada tonsilitis kronik terjadi karena proses radang berulang maka

epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada proses penyembuhan, jaringan

limfoid diganti jaringan parut. Jaringan ini akan mengkerut sehingga ruang antara kelompok

melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus, proses ini meluas sehingga menembus kapsul dan

akhirnya timbul perlengketan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini

disertai dengan pembesaran kelenjar limfe submandibula.

Fungsi tonsil sebagai pertahanan terhadap masuknya bakteri ke tubuh baik yang melalui

hidung maupun mulut. Bakteri yang masuk dihancurkan oleh makrofag, sel – sel

polimorfonuklear. Jika tonsil berulang kali terkena infeksi maka pada suatu waktu tonsil tidak

bisa membunuh bakteri – bakteri semuanya, akibatnya bakteri bersarang di tonsil. Pada keadaan

inilah fungsi pertahanan tubuh dari tonsil berubah menjadi sarang infeksi (tonsil sebagai fokal

infeksi). Sewaktu – waktu bakteri bisa menyebar ke seluruh tubuh misalnya pada keadaan umum

yang menurun

Tonsilitis yang disebabkan oleh bakteri ini disebut peradangan lokal primer.Setelah

terjadi serangan tonsilitis ini tonsil akan benar-benar sembuh atau bahkan tidak dapat kembali

sehat seperti semula. Penyembuhan yang tidak sempurna akan menyebabkan peradangan ringan

Page 3: Patofisiologi Tonsilitis

pada tonsil. Apabila keadaan ini menetap atau berulang, bakteri patogen akan bersarang di dalam

tonsil dan terjadi peradangan yang kronis.Infeksi pada tonsil dapat terjadi akut, kronis dan

tonsilitis akut berulang. Tonsilitis kronis adalah peradangan tonsil yang menetap sebagai akibat

infeksi akut atau subklinis yang berulang. Ukuran tonsil membesar akibat hyperplasia parenkim

atau degenerasi fibrinoid dengan obstruksi kripta tonsil, namun dapat juga ditemukan tonsil yang

relatif kecil akibat pembentukan sikatrik yang kronis.

Brodsky menjelaskan durasi maupun beratnya keluhan nyeri tenggorok sulit dijelaskan.

Biasanya nyeri tenggorok dan nyeri menelan dirasakan lebih dari 4 minggu dan kadang dapat

menetap. Brook dan Gober seperti dikutip oleh Hammouda8 menjelaskan tonsillitis kronis

adalah suatu kondisi yang merujuk kepada adanya pembesaran tonsil sebagai akibat infeksi tonsil

yang berulang. Infeksi yang berulang dan sumbatan pada kripta tonsil mengakibatkan

peningkatan stasis debris maupun antigen di dalam kripta, juga terjadi penurunan integritas epitel

kripta sehingga memudahkan bakteri masuk ke parenkim tonsil. Bakteri yang masuk ke dalam

parenkim tonsil akan mengakibatkan terjadinya infeksi tonsil. Pada tonsil yang normal jarang

ditemukan adanya bakteri pada kripta, namun pada tonsilitis kronis bisa ditemukan bakteri yang

berlipat ganda. Bakteri yang menetap di dalam kripta tonsil menjadi sumber infeksi yang

berulang terhadap tonsil.

Pembesaran tonsil dapat mengakibatkan terjadinya obstruksi sehingga timbul gangguan

menelan, obstruksi sleep apnue dan gangguan suara. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan

tonsil yang membesar dalam berbagai ukuran, dengan pembuluh darah yang dilatasi pada

permukaan tonsil, arsitektur kripta yang rusak seperti sikatrik, eksudat pada kripta tonsil dan

sikatrik pada pilar. Disamping tonsilitis akut dan kronis Brodsky menjelaskan adanya tonsiltis

akut rekuren yang didefinisikan sebagai tonsilitis akut yang berulang lebih dari 4 kali dalam satu

tahun kalender, atau lebih dari 7 kali dalam 1 tahun, 5 kali setiap tahun selama 2 tahun, atau 3

kali setiap tahun selama 3 tahun.