Pathway SARS

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tanggal 15 Maret 2003, WHO memberikan suatu kewaspadaan global suatu penyakit pneumonia akut atipikal yang sampai dengan tanggal 31 Maret 2003 belum teridentifikasi dengan jelas etiologi dan pengobatannya. WHO memberi nama sebagai Severe Akut Respiratory Syndrome. Antara 1 Februari 2003 sampai dengan tanggal 27 Maret 2003, sudah 15 negara yang melaporkan adanya penderita SARS, dengan. Total penderita 1408 orang dengan 53 kematian. Itu berarti dibandingkan keadaan pada tanggal 21 Maret 2003, bertambah dengan 2 negara lagi yang meliputi 350 kasus dengan 10 kematian. Negara-negara tersebut adalah. Canada, China, Hongkong, Taiwan, Perancis, Jerman, Italia, Irlandia, Romania, Singapura, Switzerland, Thailand, Inggris, Amerika, dan VietNam. Data Slovenia dan Spanyol sudah dikeluarkan sebagai negara berjangkit. WHO merekomendasikan agar setiap orang yang mengadakan perjalanan dari Canada (Toronto), Singapura, China (Propinsi Beijing, Guangdong, Hongkong, Shaxi dan Taiwan), serta VietNam, tiba-tiba menderita sakit demam panas untuk menunda perjalanannya sampai merasa sehat kembali. Tim

Transcript of Pathway SARS

Page 1: Pathway SARS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tanggal 15 Maret 2003, WHO memberikan suatu kewaspadaan

global suatu penyakit pneumonia akut atipikal yang sampai dengan tanggal 31

Maret 2003 belum teridentifikasi dengan jelas etiologi dan pengobatannya. WHO

memberi nama sebagai Severe Akut Respiratory Syndrome.

Antara 1 Februari 2003 sampai dengan tanggal 27 Maret 2003, sudah 15

negara yang melaporkan adanya penderita SARS, dengan. Total penderita 1408

orang dengan 53 kematian. Itu berarti dibandingkan keadaan pada tanggal 21

Maret 2003, bertambah dengan 2 negara lagi yang meliputi 350 kasus dengan 10

kematian. Negara-negara tersebut adalah. Canada, China, Hongkong, Taiwan,

Perancis, Jerman, Italia, Irlandia, Romania, Singapura, Switzerland, Thailand,

Inggris, Amerika, dan VietNam. Data Slovenia dan Spanyol sudah dikeluarkan

sebagai negara berjangkit. WHO merekomendasikan agar setiap orang yang

mengadakan perjalanan dari Canada (Toronto), Singapura, China (Propinsi

Beijing, Guangdong, Hongkong, Shaxi dan Taiwan), serta VietNam, tiba-tiba

menderita sakit demam panas untuk menunda perjalanannya sampai merasa sehat

kembali. Tim investigasi perlu mempersiapkan diri dengan menyusun suatu

pedoman investigasi kasus SARS di Indonesia

B. Identifikasi Masalah

Dalam makalah ini masalah yang diangkat adalah definisi, penyebab, tanda dan

gejala, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, serta asuhan keperawatan pada

klien dengan Sars.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Tujuan Umum dari pembuatan makalah ini memberikan gambaran dalam

melaksanakan Asuhan keperawatan pada klien dengan Sars dengan

menggunakan metode pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan khusus

Page 2: Pathway SARS

Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini, antara lain mengetahui:

a. Definisi dan penyebab Sars

b. Tanda dan gejala Sars

c. Patofisiologi Sars

d. Pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan pada klien dengan Sars

e. Asuhan keperawatan pada klien dengan Sars

D. Metode penulisan

Metode yang digunakan pada penyusunan makalah ini adalah Metode

Study Literatur, dimana penyusun mengumpulkan data dari berbagai sumber

seperti internet dan referensi lainnya.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika makalah ini terdiri dari 3 Bab yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan Umum

dan Tujuan Khusus, Metode serta Sistematika Penulisan.

BAB II : PEMBAHASAN yang terdiri dari Definisi, Etiologi, Faktor

Predisposisi, Faktor Pencetus, Patofisiologi, Tanda dan Gejala, serta

Pemeriksaan Penunjang.

BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN SARS yang terdiri dari Pengkajian,

Diagnosa Keperawatan, Rencana / Tindakan, dan Evaluasi.

BAB IV : PENUTUP yaitu kesimpulan dan saran

Daftar Pustaka

BAB II

Pembahasan

A. Definisi

Page 3: Pathway SARS

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit

pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran

pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau Corona Virus Pneumonia

(CVP) adalah Syndroma pernafasan akut berat yang merupakan penyakit infeksi

pada jaringan paru manusia yang sampai saat ini belum diketahui pasti penyebabnya.

SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-

paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya

pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru).

B. Penyebab

Etiologi SARS masih dipelajari. Pada 7 April 2003, WHO mengumumkan

kesepakatan bahwa coronavirus yang baru teridentifikasi adalah mayoritas agen

penyebab SARS. Coronavirus berasal dari kata “Corona” yang berasal dari bahasa

Latin yang artinya “crown” atau mahkota. Ini sesuai dengan bentuk Coronavirus itu

sendiri yang kalau dilihat dengan mikroskop nampak seperti mahkota.

Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung ataupun

tidak langsung yang melukai paru-paru, diantaranya :

1.     Pneumonia

2.     Tekanan darah yang sangat rendah (syok)

3.     Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari lambung)

4.     Beberapa transfusi darah

5.     Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi

6.     Emboli paru

7.     Cedera pada dada

8.     Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin

9.     Trauma hebat

10.  Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat banyak). 

C. Faktor Predisposisi

Page 4: Pathway SARS

Faktor diri (host) : umur, jenis kelamin, status gizi, kelainan congenital,

imunologis, BBLR dan premature.

Faktor lingkungan : Pola hidup, asap rokok, keterpaparan terhadap infeksi,

sosial ekonomi, Kepadatan tempat tinggal, cuaca dan

polusi udara.

Defisiensi vitamin

Tingkat sosio ekonomi rendah

Tingkat jangkauan pelayanan kesehatan yang rendah

Menderita penyakit kronis

Aspek kepercayaan setempat dalam praktek pencarian pengobatan yang

salah.

D. Faktor Pencetus

Coronavirus adalah mayoritas agen penyebab SARS. Virus ini stabil pada tinja

dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada

penderita diare. Virus SARS kehilangan infektivitasnya terhadap berbagai

disinfektan dan bahan-bahan fiksasi.  Seperti virus lain, corona menyebar lewat

udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru. Dalam tempo

sekitar dua hingga sepuluh hari, paru-paru akan meradang, bernapas kian sulit.

Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau

terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah saat pasien bersin dan batuk bahkan

bisa melalui barang-barang yang terkontaminasi atau barang yang digunakan oleh

pasien SARS.

E. Patofisiologi

Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family paramoxyviridae)

yang pada pemeriksaan dengan mikroskop electron. Virus ini stabil pada tinja dan

urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada

penderita diare. Seperti virus lain, corona menyebar lewat udara, masuk melalui

saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru

selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan paru-paru akan meradang sehingga

Page 5: Pathway SARS

bernapas menjadi sulit. Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung

dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah (droplet) saat

pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang

terkontaminasi.

Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu

merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung

dengan secret atau cairan tubuh dari penderita suspect atau probable. Penularan

melalui udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau

dalam satu gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan

dengan penderita SARS. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat

demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan

sembuh.

Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak

langsung dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada

petugas yang melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti melakukan intubasi

atau nebulasi.

Page 6: Pathway SARS

F. Pathway

Kerusakan pertukaran gas

Pnurunan O2 k’jaringan

Metabolisme anaerob

Asam laktat

Predisposisi edema selebral

Penekanan SSP

Kesadaran

Klebihan CO2

Asidosis respiratori

Perubahan RR

Tidak mampu memenuhi kbutuhan nutrisi

Perubhn nutrisi < kbutuhan

Tinja, droplet, udara (terkontaminasi coronaV)

Kontak/invasi saluran pernapasan

Masuk saluran pernapasan bawah

Aktifan antibody

Reaksi inflamasi

Suhu tubuh

Antigen antibody Proses reflikasi

cepat

Proses radangPelepasan mediator

kimiaMetabolisme meningkat

Reaksi pertahanan1. Batuk2. Bersin

keluar Masuk

Resiko kekurangan

cairanSekresi mukus

Inefektifitas bersihan jalan nafas

Tidak seimbang suplai O2

Kurang Informasi

Kurang pengetahuan

Cemas

Intoleransi

Page 7: Pathway SARS

G. Tanda dan Gejala

Suhu badan lebih dari 38oC, ditambah batuk, sulit bernapas, dan napas pendek-

pendek. Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan pernah berkontak dekat dengan

pasien penyakit ini, orang bisa disebut suspect SARS. Kalau setelah di rontgen

terlihat ada pneumonia (radang paru-paru) atau terjadi gagal pernapasan, orang itu

bisa disebut probable SARS atau bisa diduga terkena SARS. Gejala lainnya sakit

kepala, otot terasa kaku, diare yang tak kunjung henti, timbul bintik-bintik merah

pada kulit, dan badan lemas beberapa hari. Ini semua adalah gejala yang kasat mata

bisa dirasakan langsung oleh orang yang diduga menderita SARS itu. Tapi gejala itu

tidak cukup kuat jika belum ada kontak langsung dengan pasien. Tetap diperlukan

pemeriksaan medis sebelum seseorang disimpulkan terkena penyakit ini. Paru-

parunya mengalami radang, limfositnya menurun, trombositnya mungkin juga

menurun. Kalau sudah berat, oksigen dalam darah menurun dan enzim hati akan

meningkat. Ini semua gejala yang bisa dilihat dengan alat medis. Tapi semua gejala

itu masih bisa berubah. Penelitian terus dilangsungkan sampai sekarang.

 

H. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan radiologis : air bronchogram : Streptococcus pneumonia.

2. Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi

pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali

rendah dan kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena

kekurangan oksigen).

3. Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS :

Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang

seharusnya terisi udara)

Gas darah arteri

Hitung jenis darah dan kimia darah

Bronkoskopi. 

4. Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit.

5. Pemeriksaan Bakteriologis    :       sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau

transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi, biopsy

Page 8: Pathway SARS

6. Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8

jam dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody.

Page 9: Pathway SARS

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN SARS

A. Pengkajian

Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan SARS :

1. Kaji terhadap nyeri, takipnea, penggunaan otot aksesori, nadi

cepat bersambungan, batuk, sputum purulen, dan auskultasi bunyi napas untuk

mengetahui konsolidasi.

2. Perhatikan perubahan suhu tubuh.

3. Kaji terhadap kegelisahan dan delirium dalam alkoholisme.

4. Kaji terhadap komplikasi yaitu demam berlanjut atau kambuhan,

tidak berhasil untuk sembuh, atelektasis, efusi pleural, komplikasi jantung, dan

superinfeksi.

5. Faktor perkembangan pasien : Umur, tingkat perkembangan,

kebiasaan sehari-hari, mekanisme koping, kemampuan mengerti tindakan yang

dilakukan.

6. Pengetahuan pasien atau keluarga : pengalaman terkena penyakit

pernafasan, pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang

dilakukan.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan atau kerusakan pertukaran gas berhubungan

dengan gangguan suplai oksigen.

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

inflamasi dan obstruksi jalan nafas.

3. Defisit volume cairan berhubungan dengan hipertermi

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan

kesadaran.

5. Pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan klien dalam memenuhi kebutuhan.

Page 10: Pathway SARS

6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang

terpaparnya informasi mengenai SARS

C. Rencana Tindakan Keperawatan

Dx1

Kaji AGD (Analisa Gas Darah)

Pertahankan patensi jalan napas (ventilasi)

Dorong mengeluarkan sputum penghisapan bila diindikasikan

Dx 2

Pastikan kebutuhan oral atau tracheal suctioning

Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.

Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning

Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.

Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal

Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan

Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari

nasotrakeal

Monitor status oksigen pasien

Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion

Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi,

peningkatan saturasi O2, dan lain-lain.

 

Airway Management

Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu

Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan

Lakukan fisioterapi dada jika perlu

Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu

Page 11: Pathway SARS

Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

Monitor respirasi dan status O2

Dx 3

Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi

adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan

Monitor vital sign

Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian

Lakukan terapi IV

Monitor status nutrisi

Berikan cairan

Dorong masukan oral

Berikan penggantian nesogatrik sesuai output

Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk

Atur kemungkinan tranfusi

Persiapan untuk tranfusi

Dx 5

Tentukan kebutuhan kalori harian

Ajarkan klien dan keluarga tentang pentingnya nutrient

Monitoring TTV dan nilai  Laboratorium

Monitor intake dan output

Pertahankan kepatenan pemberian nutrisi parenteral

Pertimbangkan nutrisi enteral

Pantau adanya Komplikasi GI

 

Terapi gizi

Monitor masukan makanan atau minuman dan hitung kalori harian secara tepat

Kolaborasi ahli gizi

Page 12: Pathway SARS

Pastikan dapat diet TKTP (tinggi kalori tinggi protein)

Berikan perawatan mulut

Pantau hasil labioratoriun protein, albumin, globulin, HB

Jauhkan benda-benda yang tidak enak untuk dipandang seperti urinal, kotak

drainase, bebat dan pispot

Sajikan makanan hangat dengan variasi yang menarik

Dx 6

Teaching : disease Process

Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit

yang spesifik

Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan

anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang

tepat

Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat

Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

Hindari harapan yang kosong

Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah

komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit

Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan

cara yang tepat atau diindikasikan

Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat

Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi

perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

D. Evaluasi

1. Klien tidak menunjukkan tanda-tanda kesulitan bernafas

2. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan

Page 13: Pathway SARS

3. Klien tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi atau defisit cairan.

4. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh

5. Klien menunjukkan rasa nyaman dan mampu menalihkan perhatian terhadap rasa

nyeri.

6. Pengetahuan klien dan kelurga meningkat.

7. Cemas pada klien teratasi.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit

pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran

pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.

WHO mengumumkan kesepakatan bahwa coronavirus yang baru teridentifikasi

adalah mayoritas agen penyebab SARS. Coronavirus berasal dari kata “Corona”

yang berasal dari bahasa Latin yang artinya “crown” atau mahkota. Ini sesuai dengan

bentuk Coronavirus itu sendiri yang kalau dilihat dengan mikroskop nampak seperti

mahkota.

Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung ataupun

tidak langsung yang melukai paru-paru.

Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau

terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah saat pasien bersin dan batuk bahkan

bisa melalui barang-barang yang terkontaminasi atau barang yang digunakan oleh

pasien SARS. Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari.

Page 14: Pathway SARS

B. Saran

Diharapkan kepada seluruh masyarakat dan tenaga kesehatan untuk lebih berhati-

hati dan selalu waspada dalam menangani pasien atau klien yang terkena penyakit

SARS. Karena SARS dapat menular melalui kontak langsung, terutama kepada

tenaga kesehatan mempunyai risiko paling tinggi untuk tertular SARS.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 3, EGC, Jakarta

Jong, W, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC Jakarta

Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. 1999. Media Aesculapius : Jakarta.

www.