PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA...

172
EKSISTENSI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN KARAKTER SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-JAUHAREN KOTA JAMBI TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam dalam Konsentrasi Pendidikan Agama Islam Oleh: SELLA SILVIA NIM: MPA.172670 PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA...

Page 1: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

EKSISTENSI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU

DAN KARAKTER SANTRI DI PONDOK PESANTREN

AL-JAUHAREN KOTA JAMBI

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam

dalam Konsentrasi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

SELLA SILVIA

NIM: MPA.172670

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

LITERASI

Huruf arab disebut juga dengan huruf hijaiyah yang berjumlah 28 huruf di bawah

ini adalah :

HURUF

ARAB

NAMA

HURUF BUNYI

HURUF

ARAB

NAMA

HURUF BUNYI

Dlod Dl ض Alif A ا

Tho Th ط Ba B ب

Dzo Dz ظ Ta T ت

ain „a„ ع Tsa Ts ث

Ghoin Gh غ Jim J ج

Fa F ف Ha H ح

Qof Q ق Kho Kh خ

Kaf K ك Dal D د

Lam L ل Dzal Dz ذ

Mim M م Ro R ر

Nun N ن Za Z ز

Waw W و Sin S س

Hamzah A ء Syin Sy ش

Ya Y ي Shod Sh ص

Page 3: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi
Page 4: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi
Page 5: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi
Page 6: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi
Page 7: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

MOTTO

روامابان فسهم ر مابقوم حتى ي غي ج واذا ارادالله بقوم سوءافلا مردله قلى ان الله لاي غي

)اا(وما لهم من دونه من وال.

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum

sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan

apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum,

maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung

bagi mereka selain Dia. (Q.S. Ar-Ra’d : 11).1

1 Departemen Agama R.I, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: Toha, 2002), hal 251.

Page 8: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha

Penyayang dan rasa syukur kepada Allah SWT dan dengan kerendahan

serta ketulusan hati, Tesis ini kupersembahkan kepada :

1. Kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Ahmad Herman SH dan

Ibunda Yuhaiti (yang menjadi tempat pertama saya belajar dari segala

pembelajaran yang senantiasa memberikan kasih sayang, merawat,

membimbing, yang selalu memotivasi dan selalu memberi dukungan

serta do’a hingga Tesis ini bisa terselesaikan). Dan Suami tercinta

Sayyid Fadly Al-Jufri yang selalu menyemangati serta Kakanda yang

pertama Haidir Rahman SE.,ME, Adinda ketiga Yenni Rahmawati,

Adinda keempat Wirda Wahyuni, Adinda kelima Siti Pajar Wulan, dan

Adinda Muhammad Rizkyyang selalu setia memberi saran, support

dan dukungan serta motivasinya.

2. Teman-Teman Seperjuagan PPs terkhusus Pai Reg yang hanya

berjumlah enam orang, Lutfi Mazidah, Halimah, Mohd Sya’roni, Ibu

Rohimah dan Mauly Setiawan angkatan 2017 yang banyak membantu

baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terselesaikan

tesis ini.

3. Guru-guruku, Dosen pembimbingku Bapak Dr.Jalaluddin, M.Pd.I dan

Bapak Dr.Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd, dan semua Dosen Pascasarjana

UIN STS Jambi, terimakasih banyak atas ilmu dan didikannya semoga

dicatat disisi Allah sebagai ilmu yang bermanfaat, aamiin.

4. Keluarga besar Mts pesantren Al-Jauharen Kota Jambi yang bersedia

membantu saya sehingga dapat terpenuhi data-data yang saya

butuhkan.

Page 9: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

ABSTRAK

Sella Silvia. NIM. MPA 172670. Eksistensi Kompetensi Kepribadian Guru dan Karakter Santri di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.

Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota

Jambi. Penelitian ini memfokuskan pada eksistensi kompetensi

kepribadian guru aqidah akhlak dan karakter disiplin santri, faktor

pendukung dan penghambat serta upaya guru aqidah akhlak dalam

meningkatkan karakter disiplin santri, Penelitian di lakukan terhadap santi

kelas VIII di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi tahun pelajaran 2019.

pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik

wawancara, observasi, dokumentasi.

Hasil penelitian ini terdapat indikator tentang kompetensi

kepribadian yang harus dimiliki guru yaitu; pertama, bertindak sesuai

norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan. Kedua, berakhlak mulia

serta menjadi teladan bagi peserta didik. Ketiga, kepribadian yang mantap

dan stabil. Keempat, dewasa dan arif. Kelima, berwibawa. Keenam,

menunjukkan etos kerja serta tanggung jawab yang tinggi dan percaya

diri. Ketujuh, menjunjung tinggi kode etik guru. Namun dari indikator

tersebut masih ada indikator yang belum terpenuhi dengan maksimal,

seperti indikator kepribadian guru yang berakhlak mulia serta menjadi

teladan bagi peserta didik. Faktor pendukung serta faktor penghambat

guru dalam meningkatkan karakter santri terutama dari karakter disiplin

santri, yaitu terdapat pada faktor guru, faktor orang tua, faktor lingkungan,

faktor kurangnya kesadaran santri untuk disiplin. Komitmen guru aqidah

akhlak dalam meningkatkan karakter disiplin santri di Pondok Pesantren

Al-Jauharen Kota Jambi adalah membuat tata tertib pesantren,

menyelenggarakan Ekstra Kurikuler Berbasis Karakter, memberikan

nasehat kepada santri, memberikan Sanksi/hukuman kepada Santri

Kata Kunci : Eksistensi Kompetensi Kepribadian Guru, Karakter Disiplin Santri.

Page 10: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

ABSTRACT

Sella Silvia. NIM MPA 172670. The Existence of Teacher Personality

Competencies and Santri Character in Al-Jauharen Islamic Boarding

School in Jambi City.

This research was conducted at Al-Jauharen Islamic Boarding School in

Jambi City. This study focuses on the existence of the personal competence of

the aqidah moral teacher and the character of the santri discipline, the supporting

and inhibiting factors and the efforts of the aqidah moral teacher in improving the

character of the santri discipline, the study was conducted on class VIII students

in Al-Jauharen Islamic Boarding School in 2019. this is done using interview,

observation, documentation techniques.

The results of this study there are indicators of personality

competencies that must be possessed by teachers, namely; first, act according to

religious, legal, social and cultural norms. Second, having good character and

being a role model for students. Third, a steady and stable personality. Fourth,

mature and wise. Fifth, authoritative. Sixth, show a work ethic as well as high

responsibility and confidence. Seventh, upholding the teacher's code of ethics.

But of these indicators there are still indicators that have not been met to the

maximum, such as indicators of teacher personality that are of good character

and become role models for students. Supporting factors and inhibiting factors of

teachers in improving the character of students, especially from the character of

student discipline, are found in the teacher factor, parent factor, environmental

factor, environmental factor, factors. Aqidah moral commitment of teachers in

improving the character of students in the discipline of Al-Jauharen Islamic

Boarding School in Jambi City is to make boarding school rules, organize

Extracurricular Character-Based, provide advice to students, provide sanctions /

punishment to students

Keywords: The Existence of Teacher Personality Competence, Disciplinary

Character Students

Page 11: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

KATA PENGANTAR

Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan

untuk memperoleh gelar Magister (S2) Konsentrasi Manajemen

Pendidikan Islam (MPI) Program Studi Pendidikan Agama Islam

Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Penulisan tesis ini, dilandasi beberapa kajian literatur yang

berhubungan dengan Eksistensi Kompetensi Kepribadian Guru Dan

Karakter Santri Di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi. Tesis ini

ditulis berdasarkan pada penelitian lapangan dalam kurun waktu tiga

bulan, yang dilaksanakan Di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi,

dengan judul: ‘’EKSISTENSI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN KARAKTER

SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-JAUHAREN KOTA JAMBI’’.

Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

memperoleh gelar Magister (S2) Manajemen Pendidikan Islam

Konsentrasi Pendidikan Agama Islam pada UIN STS Jambi. Selama

proses penyelesaian tesis ini, banyak pihak yang telah memberikan

konstribusi baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA. Ph.D selaku Rektor UIN STS

Jambi

2. Bapak Prof. Dr. H. A. Husein Ritonga, MA selaku Direktur

Pascasarjana UIN STS Jambi

3. Ibu Dr. Risnita, M.Pd selaku Wakil Direktur Pascasarjana UIN STS

Jambi

4. Bapak Dr.Jalaluddin, M.Pd.I selaku Pembimbing I, dan Bapak

Dr.Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd selaku Pembimbing II.

5. Bapak Dr. Abdul Malik Selaku Ketua Program Studi Manajemen

Pendidikan Islam Pascasarjana UIN STS Jambi

6. Ibu Dr. Minah El Widdah, M.Ag Selaku Sekretaris Program Studi

Managemen Pendidikan Islam Pascasarjana UIN STS Jambi

Page 12: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

7. Bapak Kesbanglinmas Provinsi Jambi dan Kepala Dinas Bina Kesbang

Provinsi Jambi yang telah memberikan saya izin penelitian.

8. Kepala MTs Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi, Ustad

Drs.Muhammad Rafi’I

9. Para guru, staf, dan santri Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.

10. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana UIN STS Jambi

11. Bapak dan Ibu staf Pascasarjana UIN STS Jambi

12. Teman-teman seperjuangan Pascasarjana UIN STS Jambi

13. Semua yang tidak dapat penulis sampaikan satu persatu

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada

penulisan tesis ini, oleh karena itu saran dan tanggapan guna

penyempurnaan tesis ini, akan penulis terima, semoga tesis ini dapat

berguna bagi pembaca sekalian. Akhirnya penulis ucapkan terima kasih.

Jambi, Agustus

2019

Penulis

SELLA SILVIA

NIM : MPA. 172670

Page 13: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i LEMBAR LOGO ........................................................................................ ii HALAMAN NOTA DINAS ......................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. v HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii ABSTRAK .................................................................................................. viii ABSTRACT ............................................................................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................. x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah........................................................................... 11

C. Fokus Penelitian ............................................................................. 11

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Landasan Teori ............................................................................... 13

1. Pengertian Eksistensi……………………………....………….13

2. Pengertian Kompetensi Kepribadian ........................................ 14

3. Kompetensi Kepribadian Yang Harus Dimiliki Guru ............... 21

4. Urgensi Kepribadian Guru ......................................................... 24

5. Definisi Karakter ........................................................................ 28

6. Karakter dalam Persfektif Islam..……………………………...30

7. Urgensi Karakter………..……………………………….….…32

8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Karakter..……….……….32

B. Penelitian Yang Relevan………………………………………….42

Page 14: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ..................................................................... 45

B. Situasi Sosial Dan Subjek Penelitian .............................................. 47

C. Jenis Dan Sumber Data................................................................... 48

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 50

E. Teknik analisis Data ....................................................................... 53

F. Uji Keterpercayaan Data (Trushworthines) .................................... 55

G. Rencana dan Waktu Penelitian ....................................................... 59

BAB IV DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian .................................................................. 60

1. Sejarah MTs Al-Jauharen........................................................... 60

2. Letak Geografis ........................................................................ 62

3. Visi Misi dan Tujuan ................................................................ 63

4. Struktur Organisasi MTs Al-Jauharen………………………..……64

5. Keadaan Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Santri . 71

6. Sarana dan Prasarana ............................................................. 75

B. Temuan Penelitian......................................................................... 79

1. Bagaimana Eksistensi Kompetensi Kepribadian Guru Aqidah Akhlak di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi .................... 79

2. Bagaimana Faktor Pendukung Dan Penghambat Guru Aqidah Akhlak Dalam Meningkatkan Karakter Disiplin

Santri Di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi ..................... 106 3. Bagaimana Upaya Guru Aqidah Akhlak dalam Meningkatkan

Karakter Disiplin Santri Di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi ....... 127 C. Analisis Hasil Penelitian …………………………………………….. 145

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………154

B. Implikasi ………………………………………………………………..160

C. Rekomendasi ………………………………………………………….164

D. Saran ……………………………………………………………………165

Page 15: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

E. Kata Penutup ………………………………………………………166

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................167

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Pedoman Wawancara............................................ 173 Lampiran 2. Pedoman Observasi............................................. 176 Lampiran 3. Pedoman Dokumentasi......................................... 176 Lampiran 3. Catatan Lapangan Hasil Observasi...................... 177 Lampiran 4. Catatan Lapangan Hasil Wawancara.................... 184 Lampiran 5. Dokumen Pendukung (Foto dan Dokumen)......... 191 Lampiran 6. Data Informan ..................................................... 196

CURRICULUM VITAE.......................................................................... 197

Page 16: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Nilai dan Deskripsi Nilai Karakter ............................................ 51

Tabel 2 Keadaan Guru di Pondok Pesantren Al-Jauharen .................. 55

Tabel 3 Keadaan Santri di Pondok Pesantren Al-Jauharen ................. 64

Tabel 4 Data Ruang Belajar di Pondok Pesantren Al-Jauharen ......... 79

Tabel 5 Data Kantor Pondok di Pesantren Al-Jauharen ...................... 81

Tabel 6 Data Ruang Penunjang diPondok Pesantren Al-Jauharen...... 83

Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ............ 85

Tabel 8 Kondisi Sarana Prasarana di Pondok Pesantren Al-Jauharen 88

Page 17: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi MTs Al-Jauharen ................................... 66

Gambar 2 Lampiran………………………………………………………… 191

Page 18: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan guru merupakan suatu komponen yang penting dalam dunia

pendidikan. Pendidikan yang berkualitas dapat mengantarkan masyarakat pada

kecerdasan dan kemandirian Salah satu persyaratan profesi guru adalah masalah

kompetensi. Kompetensi merupakan gambaran hakikat dari perilaku seseorang.

Kompetensi artinya kemampuan yang dapat ditunjukkan atau ditampilkan.

Kompetensi tidak hanya berarti menguasai, tetapi juga mampu menampilkan hasil

penguasaan itu dalam suatu unjuk kinerja atau tampilan kerja.2

Eksistensi (keberadaan) guru dalam proses pendidikan dan pembelajaran

merupakan suatu upaya memberikan bekal kemampuan kepada peserta didik, baik

dibidang kognitif (pengetahuan), afektif (sikap dan perilaku) maupun

psikomotorik (aktualisasi diri dan keterampilan) yang harus dimiliki. Dan bagi

seorang guru yang memiliki kompetensi baik secara profesional, personal maupun

sosial akan mampu melaksanakan pengajaran dengan baik dan benar dalam upaya

untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan serta hasil yang optimal

terutama dalam meningkatkan karakter peserta didik itu sendiri. Dapat dipahami

guru adalah orang dewasa yang memegang amanah dan tanggung jawab untuk

mendidik, membimbing dan mengarahan peserta didik agar memiliki

pengetahuan, keterampilan dan budi pekerti yang luhur berdasarkan nilai-nilai

ajaran agama Islam.

Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab

yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat

dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.3

Kompetensi

kepribadian dalah kemampuan seseorang dengan pribadi yang mantap, berakhlak

mulia, arif, dan berwibawa serta mampu menjadi teladan bagi peserta didik.4

2 Winarno, Pembelajaran Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hal 44.

3 Mulyasa, Uji Kompetensi dan Penilain Kinerja Guru (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2013),

hal 64. 4 Helmawati, Pendidik Sebagai Model (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), hal 194.

Page 19: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan

strategis. Hal ini disebabkan guru yang berada dibarisan terdepan dalam

pelaksanaan pendidikan. Guru yang langsung berhadapan dengan peserta didik

untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan

nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan.5

Kaitannya dengan eksistensi (keberadaan) guru aqidah akhlak dalam

upaya memikul tanggung jawab untuk membimbing, dimana ia tidak hanya

bertanggung jawab menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik tetapi

juga bertanggung jawab membentuk kepribadian atau karakter peserta didik

bernilai tinggi. Lebih jauh dijelaskan bahwa guru (pendidik) adalah orang dewasa

yang bertanggung jawab memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam

perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan, mampu

melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifatullah, makhluk sosial dan

sebagai individu yang mampu berdiri sendiri.

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistim Pendidikan Nasional dan

juga termuat di dalam SK Dikti No.43/DIKTI/KEP/2006, dijelaskan rambu-rambu

pendidikan kepribadian mengarah pada moral yang diharapkan terwujud dalam

kehidupan sehari-hari, yaitu berperilaku yang memancarkan iman dan taqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas golongan

agama, kebudayaan, dan beraneka ragam kepentingan dan memantapkan

kepribadian siswa agar secara konsisten.6

Sekolah adalah suatu lembaga profesional. Sekolah bertujuan membentuk

anak didik menjadi manusia dewasa yang berkepribadian matang dan tangguh,

yang dapat dipertanggungjawabkan dan bertanggung jawab terhadap masyarakat

dan dirinya.7

Guru mempunyai status yang sangat tinggi dalam masyarakat, mempunyai

wibawa yang sangat tinggi dalam masyarakat,dan di anggap sebagai orang yang

5 Kunandar, Gruru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan dan Sukses

dalam Sertivikasi Guru (Jakarta Rajawali: Pers, 2011), hal 5. 6 Kaelan, Pendidikan Pancasila (Yogyakarta: Paradigma, 2014), hal 6.

7 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2009), hal 6.

Page 20: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

serba tahu. 8Menurut Al-Ghazali yang dikutip Jalaluddin menyatakan bahwa

guru/pendidik memiliki pengaruh sebagai paramount. Pendidik sebagai

„‟examplar moral‟‟ dan „‟moral guide”, dimana seorang anak belajar dengan

meniru apa yang dilakukan guru ketimbang apa yang dikatakan guru. Guru tidak

hanya melakukan transfer ilmu pengetahuan (transfer knowledge), tetapi juga

bertanggung jawab terhadap perkembangan personalitas (personality), karakter

(character), kapasitas mengambil keputusan (decision making capacity), dan

perilaku yang baik (good behaviors) dan pendidik memiliki pengaruh yang

maksimal dalam pengembangan moral anak didik.9 Sebagaimana Rasulullah SAW

bersabda:

ا بعثت لأتم مكارم الأخلاق إنمArtinya :“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak.”

Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan teladan bagi para

peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar

kualitas pribadi tertentu yang harus bertanggung jawab, berwibawa, berdisiplin,

dan mandiri dalam melaksanakan tugas dan pengabdiannya. Bertanggung jawab

mengandung makna bahwa setiap guru harus mampu mempertanggungjawabkan

segala perilaku dan tindakannya dalam melaksanakan tugas dan pengabdiannya

kepada masyarakat, khususnya dalam memberikan layanan kepada peserta didik.

Untuk kepentingan tersebut, guru harus mengetahui dan memahami nilai, norma

moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan

norma tersebut. Oleh karena itu, dalam menanamkan disiplin guru harus memulai

dari dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan perilakunya

8 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan ( Jakarta; Rineka Putra, 2009), hal 29

9 Jalaluddin dan Abdullah, filsafat pendidikan :Manusia, Filsafat dan Pendidikan (Jakarta:

Rajawali press, 2014), hal 221.

Page 21: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

لقد كان ف رسول الله اسوة حسنة لمن كان ي رجوا الله و الي وم را (12)الاخر و ذكر الله كثي

Artinya :"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab: Ayat 21)

Rasulullah SAW adalah teladan utama bagi kaum muslimin. Ia teladan

dalam keberanian, konsisten dalam kebenaran, pemaaf, rendah hati dalam

pergaulan dengan tetangga, sahabat, dan keluarganya. Dalam dirinya terkandung

semua karakter utama. Dialah teladan Utama. Keyakinan Nabi Saw akan mabda‟

Islam, keseriusan, kesungguhan, kesabaran, sikap, istiqomah dalam berdakwah

tiada tara. Keberhasilan dakwah Nabi SAW tidak bisa dilepaskan dari pancaran

sosok pribadi beliau.Oleh karena itu keberhasilan pembentukan karakter tidak bisa

dilepaskan dari sosok karakter seorang pendidik. Demikianlah, pendidik harus

meneladani Rasulullah SAW.10

Setiap guru sebaiknya memahami unsur-unsur kompetensi yang harus

dimilikinya terkait tugas pokok dan fungsi yang ia emban.11

Guru sebagai model

mempunyai makna guru yang patut digugu dan ditiru. Hal ini berarti bahwa guru

menjadi sentral belajar dan mengajar. Saat guru menetapkan sebagai guru, itu

artinya seluruh sepak terjang guru akan menjadi pusat perharian warga sekolah,

baik dari mulai gaya bicaranya, gaya berpakain, rambut, tata rias, sepatu, bahkan

tas serta penampilan.12

Islam sangat memperhatikan masalah moral. Hal ini sesuai dengan misi

diutusnya Rasulullah Saw, yaitu untuk memperbaiki akhlak atau moral manusia.

Pendidikan karakter atau akhlak atau moral yang baik adalah menjalankan

perintah agama dengan baik sesuai dengan yang dicontohkan Rasul-Nya, sepertl

10

Faqih Syarif, Menjadi Dai yang di Cinta (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011), hal 48. 11

Nanang Priatna dan Tito Sukamto (Pengembangan Profesi guru (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya 2013), hal 35. 12

Jenny Gichara,Kelas Hebat Prestasi Hebat (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012), hal

201-202.

Page 22: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

sopan, jujur, menghormati dan menyayangi sesama makhluk ciptaan-Nya. Sosok

karakter yang dapat dijadikan contoh sepanjang masa adalah karakter Rasulullah

Saw. Rasulullah memiliki akhlak mulia yang semuanya merupakan sifat-sifat

yang diajarkan oleh Allah Swt. Sifat-sifat yang dapat diterapkan sebagai karakter

manusia sebenarnya merupakan sebagian kecil karakter atau sifat-sifat yang

dimiliki Allah dalam asma‟ul husna.

Ki Hajar Dewantara, mengatakan pendidikan merupakan upaya untuk

memajukan bertumbuhnya budi perketi (kekuatan batin, karakter), pikiran

(intellect), dan tubuh anak. Hakikat tujuan dan pendidikan nasional tersebut

menyiratkan bahwa melalui pendidikan hendak diwujudkan peserta didik yang

secara utuh memiliki berbagai kecerdasan, baik kecerdasan spritusl, emosional,

sosial, intelektual maupun kecerdasan kinestetika.13

Kompetensi itu tidak bisa dipisahkan dari eksistensi guru sebagai individu

dalam melaksanakan profesinya. Sebagai guru, karena pekerjaan guru itu tidak

gampang dan tidak sembarang dikerjakan. Dalam penelitian ini penulis

memfokuskan pada kompetensi kepribadian guru. Kompetensi terkait erat dengan

standar. Seseorang disebut kompeten dalam bidangnya jika pengetahuan,

keterampilan, dan sikapnya, serta hasil kerjanya sesuai standar (ukuran) yang

ditetapkan dan/atau diakui oleh Iembaganya/pemerintah.14

Kondisi karakter bangsa yang memprihatinkan tersebut telah mendorong

pemerintah untuk mengambil inisiatif untuk memprioritaskan pembangunan

karakter bangsa. Untuk mendukung perwujudan cita-cita-cita pembangunan

karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945

serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka pemerintah menjadikan

pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan

nasional.15

Sebagaimana firman Allah SWT:

13

Dasim Budimansyah, Penguatan Pendidikan Karakter Kewarganegaraan untuk membangun

Karakter Bangsa (Bandung: Widya aksara Press, 2010), hal 51. 14

Jejen Musfah, Peningkatan kompetensi Guru ( Jakarta: Prenada Media, 2015), hal 28. 15

Amirullah Syarbini, Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2016),

hal 39.

Page 23: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

هم ن وماكان المعمن ون لي نفرا كافة ف لولا ن فر من كل فرقة م

هوا ف المذين ولي نزروا ق ومهم إذ رجعوا إليهم لعله فقم م طئقة ليت م

(211)يذرون

Artinya: Tidaklah sepatutnya bagi orang-orang yangmukmin pergi

semuanya (kemedan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di

antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang

agama (ad-din) dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka

telah kembali kepadanya supaya mereka dapat menjaga diri (Q.S;9: 122).

Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan

jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah

peradaban yang manusiawi dan lebih baik. Sebagai contoh dapat dikemukakan

misalnya, anjuran atau suruhan terhadap anak-anak untuk duduk yang baik, tidak

berteriak-teriak agar tidak mengganggu orang Iain, bersih badan, rapih pakaian,

hormat terhadap orang tua, menyayangi yang muda, menghormati yang tua,

menolong teman, dan seterusnya merupakan proses pendidikan karakter.

Sehubungan dengan itu, Dewantara pernah mengemukakan beberapa hal yang

harus dilaksanakan dalam pendidikan karakter, yakni ngerti-ngroso-nglakoni

(menyadari, menginsyafi, dan melakukan). Pendidikan karakter merupakan proses

yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir (never ending procéss), sehingga

menghasilkan perbaikan kualitas yang berkesinambungan (continuous quality

improvement), yang ditujukan pada terwujudnya sosok manusia masa depan, dan

berakar pada nilai-nilai budaya bangsa. 16

Dalam ketetapan MPR NO VII/MPR/2001 yang dinyatakan masih berlaku

terdapat visi Indonesian masa depan. Dalam visi masa depan Indonesia tersebut

karakter bangsa yang di idealkan adalah terwujudnya bangsa yang religius,

16

E.Mulyasa, Manajemen pendidikan Karakter (Jakarta:Bumi Aksara, 2016), hal 1-2.

Page 24: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

manusiawi, adil, bersatu, maju mandiri baik dan bersih dalam penyelengaraan

negara. Bangsa atau masyarakat yang demikian merupakan ciri dari masyarakat

madani di Indonesia.17

Moral dan religi merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa

remaja. Sebagian orang berpendapat bahwa moral dan religi bisa mengendalikan

tingkah laku anak yang beranjak dewasa ini sellingga ia tidak melakukan hal-hal

yang merugikan atau bertentangan dengan kehendak atau pandangan masyarakat.

Di sisi lain tiadanya moral dan religi ini sering kali dituding sebagai faktor

penyebab meningkatnya kenakalan remaja. Religi, yaitu kepercayaan terhadap

kekuasaan suatu zat yang mengatur alam semésta ini adalah sebagian dari moral,

sebab dalam moral sebenamya diatur segala perbuatan yang dinilai balk dan perlu

dilakukan, serta perbuatan yang dinilai tidak baik sebingga perlu dihindari.

Agama. mengatur juga tingkah laku baik buruk, secara psikologis termasuk dalam

moral. Hal lain , yang termasuk dalam moral adalah sopan-santun. tata karma dan

norma masyarakat lain.18

Permasalahan pendidikan karakter di sekolah/madrasah dewasa ini, perlu

segera dikaji dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkannya

secara lebih operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah/pesantren.

Mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, pendidikan karakter pun perlu

memiliki standar mutu, baik berkaitan dengan isi, proses, kompetensi lulusan,

kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan,

manajemen, pembiayaan, maupun standar evaluasi bagi pendidikan karakter

bangsa.

Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani mengatakan bahwa ada

beberapa nilai karakter yakni religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,

mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,

menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,

17

Winarno, Kewarganegaraan Indonesia : Dari Sosiologis Ke Yuridis ( Bandung:Alfabeta, 2009),

hal 17. 18

Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja (Jakarta;PT.Garafindo persada, 2012), hal109.

Page 25: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-nilai karakter inilah yang harus ada

dalam setiap individu termasuk santri.19

Pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata pembelajaran

pengetahuan, tapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika,

budi pekerti yang Iuhur dan lain sebagainya. Pemberian penghargaan (prizing)

kepada yang berprestasi, dan hukuman kepada yang melanggal (punishment),

menumbuhsuburkan (cherising) nilai-nilai yang baik dan sebaliknya mengecam

dan mencegah (discowaging) berlakunya nilai-nilai yang buruk. Selanjutnya

menerapkan pendidikan berdasarkan karakter (characterbase education) dengan

menerapkan ke da!am setiap pelajaran yang ada, di samping mata pelajaran

khusus untuk mendidik karakter, seperti pelajaran Agama, Sejarah, Moral

Pancasila dan sebagainya.20

Melalui grand tour penulis di Pondok Pesantren Al-Jauharen penulis

menemukan gejala-gejala yang timbul tentang Eksistensi Kompetensi Kepribadian

Guru sebagai berikut:

1. Rendahnya kedisiplinan guru dengan masih ditemukannya guru datang

terlambat ke pesantren ketika ada jam mengajar.

2. Rendahnya keadilan guru terhadap santri dengan ditemukannya guru yang

lebih cenderung memperhatikan santri yang masih memiliki hubungan

kerabat dan santri yang pintar ketika proses pembelajaran.

3. Rendahnya sikap kepedulian guru dalam pembinaan santri diluar kelas, hal ini

terlihat saat berada diluar kelas guru tidak memperhatikan kegiatan santri

seperti kegiatan ekstrakurikuler santri.

Melalui grand tour penulis di Pondok Pesantren Al-Jauharen bahwa penulis

menemukan gejala-gejala yang timbul tentang pembentukan karakter disiplin

santri sebagai berikut:

19

Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif islam (Bandung:

Pustka Setia, 2013), hal 30. 20

Hamka Abdul Aziz, Pendidikan Karakter Berpusat pada hati (Jakarta: Al-Mawardi prima,

2012), hal 199.

Page 26: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

1. Penulis menemukan bahwa adanya santri yang tidak disiplin seperti datang

terlambat saat mengikuti kegiatan apel pagi dan terlambat masuk kelas.

2. Penulis menemukan bahwa adanya santri yang berpenampilan yang tidak

sesuai dengan peraturan yang berlaku di pesantren seperti tidak memakai

seragam sekolah pada hari yang ditentukan serta ketat dan sempit.

3. Penulis menemukan bahwa adanya santri yang terus-menerus melanggar

kedisiplinan seperti membolos pada saat jam pelajaran berlangsung.

Dengan adanya Eksistensi Kompetensi Kepribadian Guru dan Karakter

Santri di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi bisa mencapai keberhasilan

sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu meningkatkan kedisiplinan pada

karakter disiplin bagi santri. Berdasarkan dari latar belakang diatas peneliti

tergerak hati untuk mengadakan penelitian tentang ‘’Eksistensi Kompetensi

Kepribadian Guru dan Karakter Santri di Pondok Pesantren Al-Jauharen

Kota Jambi’’.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana eksistensi kompetensi kepribadian guru dan karakter disiplin

santri di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi?

2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat guru dalam meningkatkan

karakter disiplin santri di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi?

3. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan karakter disiplin santri di

Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi?

C. Fokus Penelitian

Di dalam penelitian tentang ‘’Eksistensi Kompetensi Kepribadian Guru

dan Karakter Santri di Pesantren Al-Jauharen kota Jambi, maka disini

penulis hanya akan memfokuskan pada ’Eksistensi Kompetensi Kepribadian

Guru aqidah akhlak dan Karakter Disiplin Santri pada tingkat Madrasah

Tsanawiyah hanya pada kelas VIII di Pesantren Al-Jauharen kota Jambi.

Page 27: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

a. Ingin mengetahui eksistensi kompetensi kepribadian guru dan karakter disiplin

santri di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi

b. Ingin mengetahui faktor pendukung dan penghambat guru dalam

meningkatkan karakter disiplin santri di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota

Jambi

c. Ingin mengetahui upaya guru dalam meningkatkan karakter disiplin santri di

Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi

2. Kegunaan peneltian

Dengan berhasilnya penelitian ini, diharapkan bisa bermanfaat ,yaitu:

a. Bagi penulis, adalah sebagai sarana untuk mengasah kemampuan akademik

penulis terutama untuk mengembangkan keilmuan dalam bidang pendidikan

agama islam

b. Sebagai bahan kajian guru Pendidikan Agama Islam terutama guru di di

Pondok Pesantren Al-Jauharen Kecamatan Pelayangan Kelurahan Tanjung

Johor Kota Jambi dalam meningkatkan kompetensi kepribadian guru dan

sebagai tolak ukur kemampuan dalam mengajar juga sebagai pertimbangan

untuk langkah kedepan dalam mengambil kebijakan-kebijakan pengajaran

yang berhubungan dengan problematika santri

c. Salah satu syarat untuk mendapatkan gelar magister pada jurusan Manajemen

Pendidikan Islam prodi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi

Page 28: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. E ksistensi Kompetensi Kepribadian

1. Pengertian Kompetensi Kepribadian

Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab

yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat

dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.21

Kompetensi

menurut Finch dan Crunkilton, dikutip Kunandar22

, adalah penguasaan terhadap

tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang

keberhasilan.

Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa inggris,

competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Menurut Echols dan Shadily

yang dikutip didalam buku Jejen Musfah, mengatakan kompetensi adalah

kumpulan pengetahuan, perilaku dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk

mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui

pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber

belajar.23

21

Mulyasa, Uji Kompetensi dan Penilain Kinerja Guru (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2013),

hal 64. 22

Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan dan Sukses

dalam Sertivikasi Guru (Jakarta Rajawali: Pers, 2011), hal 52 . 23

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 27.

Page 29: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Dalam bahasa Inggris terdapat minimal tiga peristilahan yang mengandung

makna apa yang dimaksudkan dengan perkataan kompetensi itu yaitu:

a. “Competence (n) is being competent, ability (to do the work)”.

b. “Competent (adj) refers to (persons) having ability, power, authority, skill,

knowledge, etc. (to do what is needed)”.

c. “Competency is rational performance which satisfactorily meets the objectives

for a desired condition”.

Defiinisi pertama menunjukkan bahwa kompetensi itu pada dasarnya

menunjukkan kepada kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan sesuatu

pekerjaan. Sedangkan definisi kedua menunjukkan lebih lanjut bahwa kompetensi

itu pada dasarnya merupakan suatu sifat (karaktristik) orang-orang (kompeten)

ialah memiliki kecakapan, daya (kemampuan), otoritas (kewenangan), kemahiran

(keterampilan), pengetahuan, untuk mengerjakan apa yang diperlukan. Kemudian

definisi ketiga lebih jauh lagi, ialah bahwa kompetensi itu menunjukkan kepada

tindakan (kinerja) rasional yang dapat mencapai tujuan-tujuan secara memuaskan

berdasarkan kondisi (prasyarat) yang diharapkan.24

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai

dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Menurut

Mcashan mengatakan‟‟..is a knowledge, skill, and abilities or capabilities that a

person achieves, which become part of his or her being to the exent he or she can

satisfactorily perfome particular cognitive, afective, and psychomotor behaviors.

Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan

kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya,

sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik

dengan sebaik-baiknya.25

Menurut Cece Ijaya yang dikutip di dalam buku Akmal Hawi menjelaskan

kompetensi juga dapat diartikan sebagai kemampuan, dalam hal ini guru juga

harus memiliki kemampuan tersendiri, guna mencapai harapan yang kita cita-

citakan dalam melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses belajar

24

Buchori Alma, Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Belajar (Bandung: CV

Alfabeta, 2014), hal 126. 25

Ibid hal. 6.

Page 30: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

mengajar pada khususnya. Agar guru memiliki kemampuan, ia perlu membina diri

secara baik karena fungsi guru itu tersendiri adalah membina dan

mengembangkan kemampuan siswa secara profesional dalam proses belajar

mengajar.26

Menurut Gordon yang dikutip didalam buku E. Mulyasa menjelaskan

beberapa aspek atau ranah yang terkandung didalam konsep kompetensi sebagai

berikut:

1) Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya

seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar dan

bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan

kebutuhannya.

2) Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang

dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan

pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan

kondisi peserta didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif

dan efesien.

3) Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk

melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya

kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk

memberi kemudahan belajar kepada peserta didik.

4) Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara

psikologis telah menyatu pada diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru

dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain).

5) Sikap (ettitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau

reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi

terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upah/gajih, dan

sebagainya.

26

Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2013), hal. 1.

Page 31: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

6) Minat (interest); adalah kecenderungan sesorang untuk melakukan sesuatu

perbuatan misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.27

Adapun penjelasan dalam Al-Qur‟an untuk bersungguh-sungguh dalam

pekerjaan:

ر با مت لغد وت مقوالله خبي اقدم يأي هاالمذينءمن وات مقالله ولت نظر ن فس مم (21)ت عملون

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok

(akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

apa yang kamu kerjakan. (Q.S. 59;18)

Maksud ayat ini adalah setiap orang harus bekerja dengan sungguh-

sungguh, yaitu terpenuhinya unsur kompetensi dan tanggung jawab dalam bekerja

dengan kemauan yang tinggi. Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen pasal 10 ayat 1, menyebutkan bahwa kompetensi kepribadian adalah

kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta

menjadi teladan peserta didik.28

Dalam teori Fromm yang dikutip oleh Jess Feist dan Gregory J.Feist

mengatakan bahwa kepribadian tercermin pada orientasi karakter

seseorang, yaitu cara relatif manusia yang permanen untuk berhubungan

dengan orang atau hal lain. Fromm mendefinisikan kepribadian sebagai

keseluruhan kualitas psikis yang diwarisi dan diperoleh yang merupakan

karakteristik individu dan menjadikannya individu yang unik.29 Menurut

tinjauan psikologi, kepribadian pada prinsipnya adalah susunan atau

27

Ibid.,hal. 38-39. 28

UU RI No.14 Tahun 2005, Op.Cit., hal. 44. 29

Jess Feist dan Gregory J.Feist, Theories Of Personality terjemahan: Handriatno (Jakarta:

Salemba Humanika, 2010), hal. 237.

Page 32: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

kesatuan aspek perilaku mental (pikiran, perasaan, dan sebagainya)

dengan aspek perilaku behavioral (perbuatan nyata).30

Kompetensi kepribadian mencakup kualitas pribadi seorang guru

yaitu kesehatan fisik, kecerdasan umum, baik moral, kemampuan

linguistik, kemampuan berinovasi, kemampuan mengelola dan mengambil

keputusan dan kemampuan berkomunikasi diperlukan dalam pengambil

keputusan dan orang tua siswa.31

Menurut Fatchul Muin, kepribadian adalah hubungan antara materi tubuh

dan jiwa seseorang yang perkembangannya dibentuk oleh pengalaman dan kondisi

alam bawah sadar yang terbentuk sejak awal pertumbuhan manusia, terutama

akibat peristiwa-peristiwa psikologis yang penting dalam pertumbuhan dirinya.32

Dari pendapat Fatchul Muin di atas, penulis memahami bahwa

kepribadian adalah semua hal yang berkaitan dengan diri pribadi seseorang secara

keseluruhan. Ia bukan merupakan sesuatu yang dibawa sejak lahir, tetapi suatu

yang terbentuk kemudian sehingga dapat dirubah dan diarahkan. Oleh karena itu,

kepribadian sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang membentuknya.

Saiful Bahri Djamarah bahwa kepribadian adalah keseluruhan dari individu

yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Seluruh sikap dan perbuatan seseorang

merupakan gambaran dari kepribadian yang bersangkutan asal dilakukan secara

sadar.33

Menurut Ngalim Purwanto yang dikutip oleh Masnur Alam,

mengungkapkan bahwa kepribadian itu selalu berkembang dan mengalami

perubahan-perubahan, terutama yang berhubungan dengan watak (karakter, tabiat)

30

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan; dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010), hal. 225. 31

Dalal A. Alqiawi dan Sawsan M. Ezzeldin, A Suggested Model for Developing and Assessing

Competence of Prospective Teachers in Faculties of Education (World Journal of Education: Vol.

5, No.6, 2015), hal. 67. 32

Fatchul Mu‟in, Pendidikan Karakter; Konstruksi Teoretik dan Praktik (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2016), hal. 349. 33

Saiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam interaksi Edukatif Suatu Pendekatan

Teoritis Psikologis (Jakarta:Rineka Cipta, 2009) hal 40.

Page 33: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan nilai-nilai, misalnya: jujur,

pembohong, rajin, pemalas, pembersih, penjorok, dan sebagainya.34

Personality berasal dari kata person yang secara bahasa memiliki arti

individual human being (sosok manusia individu), a common Individual

(individual secara umum), a living human body ( orang yang hidup), self (pribadi),

personal existence or identity (eksistensi atau identitas pribadi) distinctive

personal character (kekhususan karakter individu).35

Menurut McShane dan Glinow dalam Martinis Yamin dan Maisah

menjelaskankan bahwa Competencies adalah kemampuan, keterampilan,

pengetahuan, bakat, nilai-nilai pengarah dan karakteristik pribadi lainnya yang

mendorong kearah formasi unggul.36

Personality atau kepribadian berasal dari kata persona yang berarti topeng,

yakni alat untuk menyembuyikan identitas diri. Bagi bangsa Romawi persona

berarti ‟‟bagaimana seseorang tampak pada orang lain‟‟, jadi buka diri yang

sebenarnya. Adapun pribadi yang merupakan terjemahan dari bahasa Ingrris

person, atau persona dalam bahasa latin yang berarti manusia susunan) dinamis

dari sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuainnya yang

unik terhadap lingkungan.37

sebagai perseorangan, diri manusia atau diri orang

sendiri. Dan menurut Elizabeth Hurlock yang dikutip Djaali kepribadian adalah

organisasi (Kepribadian adalah pola sifat dan karakteristik tertentu yang relatif

permanen baik konsistensi maupun individualitas pada perilaku seseorang. 38

.

Kepribadian disebut sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata hanya

dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, dan ucapan ketika menghadapi

sesuatu persoalan.39

Kepribadian seorang guru mencakup semua elemen, apakah

34

Masnur Alam, Filsafat Pendidikan Islam: Peranan Kompetensi Pendidik dalam Proses

Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 65. 35

Abdul Mujib, Teori Kepribadian;Perspektif Psikologi Islam (Jakarta;PT grafindo Persada, 2017)

hal 26. 36

Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru,(Jakarta:Gaung Persada Press, 2010) cet

1, hal. 1-2. 37

Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal 2. 38

Jess Feist dan Gregory J.Feist, Theories Of Personality Terj. Handriatno (Jakarta, Salemba

Humanika, 2009), hal 4. 39

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Bandung: Alfabeta,

2011), hal. 1.

Page 34: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

fisik maupun jiwa. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah

laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang. Apabila

kepribadian seorang guru itu baik, maka akan baik pula kewibawaan seorang guru

tersebut. Tentunya dasar itu semua adalah ilmu pengetahuan dan akhlak yang

dimilikinya. Kepribadian seorang guru akan turut menentukan apakah para guru

dapat disebut sebagai pendidik yang baik atau sebaliknya.40

2. Kompetensi Kepribadian Yang Harus Dimiliki Seorang Guru

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di

masyarakat apabila menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi

panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya.41

Guru adalah orang

berpengetahuan yang menyebarkan informasi pada sekelompok orang yang butuh

akan pengetahuan. Kelompok tersebut sering kali dipandang sebagai orang yang

pasif, dan aktivitas utamanya dalam lingkungan pembelajaran membutuhkan

adanya seorang guru yang menjelaskan/menceritakan pada siswa apa yang perlu

mereka ketahui.42

Menurut Permendiknas No.16 tahun 2007, Kemampuan dalam

standar kompetensi kepribadian mencakup lima kompetensi yaitu:

a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan

nasional Indonesia

b. Menampilakan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan

bagi peserta didik dan masyarakat

c. Menampilan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa

d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi

guru, dan rasa percaya diri

e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru43

40

Carmelita Rosie Castaneda, Teaching and learning in Diverse Classrooms, (New York: Also

available, 2005). hal. 1. 41

Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan (Jakarta; PT Rineka Cipta, 2009, hal 42. 42

David A.Jacobsen dkk, Methods For Teaching: Promoting Student Learning in K-12

Classrooms (USA, New Jersey Upper saddle River, 2009), hal 8. 43

Marselus R.Payong, Sertifikasi Guru :Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya

(Jakarta: PT Indeks, 2011), hal 3.

Page 35: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Al-Qur‟an secara khusus tidak membahas masalah kepribadian guru atau

pendidik, tetapi secara implisit banyak ayat Al-Qur‟an yang membicarakan

tentang pendidikan sekaligus masalah kepribadian pendidik, antara lain:

a. Pendidik haruslah seorang yang beriman sehingga guru dapat menanamkan

keimanan kepada pendidik dan tidak syirik.

رك و اذ قال لقمان لابنو وىو يعظو ي ب نم لا تشرك بالله انم الش(21)لظلم عظيم

Artinya:Dan (ingatlah) ketika lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia

member pelajaran kepadanya: „‟Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah SWT, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah

benar-benar kezaliman yang besar (QS.Lukman:13)

b. Seorang guru hendaknya memiliki sifat rabbani artinya sebagai guru

hendaknya mempunyai ilmu yang banyak dan takwa kepada Allah SWT.

ما كان لبشر ان ي ؤتيو الله الكتاب و الكم و النب ومة ثم ي قول من د با كنتم للنماس كون وا عبادا ل ون الله و لكن كون وا ربماني

(97)ت علمون الكتاب و با كنتم تدرسون Artinya: Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-

Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: hendaklah

kamu menjdai penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah SWT, akan

tetapi (Dia berkata); „‟Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena

kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap

mempelajarinya. (QS.Ali-Imron:79)

c. Guru hendaknya menjalankan tugas dengan iklas, sehingga seluruh

aktivitasnya dalam mengajar diraihkan untuk meraih keridhoan Allah SWT

Page 36: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

serta mewujudkan ketulusan yang betul-betul dari kedalaman jiwa,

sehinggamelahirkan perilaku terpuji dihadapan anak didiknya.

d. Guru hendaknya bersifat sabar dalam menghadapi anak didik yang sangat

kompleks, baik dari segi kemampuan maupun perilakunya.

Artinya:

e. Seorang guru hendaknya memberikan keteladanan kepada anak didiknya dalam

rangka membentuk perilaku anak didik yang sesuai dengan perilaku Rasulullah

SAW

ن ىو قنت ءاناءالميل ساجيداوقائمايذروالآخرة وي رجوا رحةربو أممرأولوا ا ي تذكم قل ىل يستوى المذين ي عملون والمذين لاي عملون إنم

(7)الألباب Artinya: Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang

yag beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut

kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat TuhanNya? Katakanlah:

„‟Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak

mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakalah yang dapat menerima

pelaran. (Q.S. 39;9)

f. Guru diharapkan bersikap konsisten terhadap apa yang disampaikan kepada

anak didiknya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka

tidak merasa kebingungan, perkataan guru harus sesuai dengan perbuatannya.

ياي ها اللمذين امن وا ل ت قولون مالا ت فعلون كب ر مقتا عند الله ان (1-1)ت قولوا مالا ت فعلون

Page 37: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan

sesuatu yang tidak? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu

mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan (QS. As-Shaff: 2-3)

3. Urgensi Kepribadian Guru

Guru adalah seseorang figur yang mulia dan dimuliakan banyak orang,

kehadiran guru ditengah-tengah kehidupan manusia sangat penting, tanpa ada

guru atau seseorang yang dapat ditiru, diteladani oleh manusia untuk belajar dan

berkembang, manusia tidak akan memiliki budaya, norma dan agama dan guru

merupakan orang pertama yang memberikan pengetahuan dan pengalaman. 44

Hal ini juga digambarkan oleh Allah Swt dalam surah Al Anbiya ayat 73

yang berbunyi :

ة ي هدون رات وإقام وجعلناىم أئمم نا إليهم فعل الي بأمرنا وأوحي ( ٣٧الصملاة وإيتاء الزمكاة وكانوا لنا عابدين )

Artinya : „‟Kami telah menjadikan mereka itu sebagai seorang pemimpin-

pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami dan telah kami

wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan solat, menunaikan

zakat dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah. (Q.S , 21;73 )

Guru merupakan perancang pengajaran dan bertindak mengarahkan

belajar melalui cara-cara yang mengandung tujuan, dan guru bertindak sebagai

fasilitator, yang memberikan panduan saat siswa terlibat dalam aktivitas dan

pengalaman belajar yang diarahkan. 45

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,

guru diartikan orang yang mempelajari ilmu pengetahuan atau keterampilan.

Sebagai pendidik, kedudukan guru sebagai tenaga professional sebagaimana

disebutkan dalam Konstitusi Sistem Pendidikan Nasional, berfungsi untuk

44

Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP (Jakarta;Gaung Persada Press

Jakarta, 2013), hal 47. 45

Sharon E. Dkk Smaldino, Instructional Technology and media For learning Terj. Arif rahman (

Jakarta, kencana Media Group, 2012), hal 50.

Page 38: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran dan ikut

meningkatkan mutu pendidikan nasional yang bertujuan berkembangnya peserta

didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab. 46

Usaha yang dilakukan guru adalah membimbing, mengajar, melatih, dan

mendidik peserta didik agar kognitif, afektif dan psikomotoriknya tumbuh dan

memiliki pengetahuan, penghayatan serta keterampilan yang seimbang dengan

ukuran kuantitas dan kualitas berdasarkan umur/mental dan kemampuan yang

dimilikinya.47

Disinilah kemanfaatan guru bagi orang lain atau murid benar-

benar dituntut, seperti hadist Rasulullah Shallallahu‟alaihi Wasallam bersabda:

ر الناس أن فعهم للناس خي Artinya :“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia

lainnya” (HR. Ahmad, ath-Thabrani)

Selain itu, juga diharapkan akan mendorong terwujudnya guru yang

cerdas, berbudaya, bermartabat, sejatera, canggih, elok, unggul, dan professional.

Guru masa depan diharapkan semakin konsisten dalam mengedepankan nilai-nilai

budaya mutu, keterbukaan, demokratis, dan menjunjung akuntabilitas dalam

melaksanakan tugas dan fungsi sehari-hari.48

Secara umum, menurut Uzer Usman yang dikutip Mahmud, tugas guru

dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Profesi. Tugas profesi ini meliputi mendidik, mengajar, dan melatih;

b. Kemanusiaan. Salah satu tugas ini adalah menjadi orang tua kedua.

46

Ricard I. Arends, Learning To Teach Terj, Helly Prajitno Soetjipto ( New York, Mc-Graw Hill

Companies, 2009), hal 147. 47

Martinis Yamin, Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran(Jakarta: Gaung Persada

Press), hal 141. 48

Kunandar, Gruru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan dan Sukses

dalam Sertivikasi Guru (Jakarta Rajawali: Pers, 2011), hal 50.

Page 39: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

c. Kemasyarakatan. Salah satu tugas ini ikut mencerdaskan bangsa dan ikut

membantu menciptakan dan membentuk warga Indonesia yang bermoral

Pancasila.49

Pendidik yang sukses harus memiliki kepribadian yang kuat dan akhlak

yang mulia dan ketakwaan. Dan pribadi yang tangguh dan berakhlak mulia akan

muncul penghormatan dan kewibawaan, ketenangan yang akan melahirkan

kemampuan untuk menguasai kelas dan mengaturnya, juga mengatur ketaatan

siswa kepadanya.50

Dalam konteks pendidikan Islam, pendidik (guru) dipandang mempunyai

derajat yang tinggi dan mulia. Derajat yang tinggi itulah yang menempatkan

pendidik sebagai orang-orang yang berilmu. Penghormatan itu di dasarkan pada

Al-Quran surah Al-Mujadillah ayat 11 :

جالس فافسح الله

حوا ف الم ياي ها المذين امنوا اذا قيل لكم ت فسم

لكم و اذا قيل انشزوا ي رفع الله المذين امنوا منكم و المذين اوتوا

ر ال (22)علم درجات و الله با ت عملون خبي

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan

Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Mujadilah: 11)

Ayat ini menerangkan tentang perintah untuk memberi kelapangan dalam

segala hal kepada orang lain. Ayat ini juga tidak menyebut secara tegas bahwa

Allah Swt akan meninggikan derajat orang yang berilmu. Tetapi menegaskan

bahwa mereka memiliki derajat-derajat yakni yang lebih tinggi dari sekadar

49

Mahmud, Sosiologi Pendidikan (Bandung; Sahifa, 2011), hal 105. 50

Ummu Mahmud dkk, Panduan Etika Muslimah Sehari-hari,( PT. Elba Fitrah Mandiri Sejahtera,

2010), hal 299.

Page 40: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

beriman, tidak disebutkan kata meninggikan itu sebagai isyarat bahwa sebenarnya

ilmu yang dimiliki itulah yang berperan besar dalam ketinggian derajat yang

diperolehnya, bukan akibat dari faktor di luar ilmu itu.

. Seorang guru harus dapat mengembangkan kompetensi dirinya secara

maksimal sehingga selalu mampu menjawab dan menyelesaikan setiap

permasalahan yang timbul dan tumbuh dalam kehidupan masyarakatnya.51

Guru memiliki arti dan peranan yang sangat penting dalam pendidikan. Hal

ini disebabkan ia memiliki tanggung jawab dan menentukan arah pendidikan.

Adapun cara menyampaikan dan menanamkan nilai-nilai pendidikan kepada

peserta didik dengan lemah lembut dan selalu memingat akan kebesaran Allah

SWT, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah An-Nahl ayati 125:

وعظة السنة و جادلم بالمت ىى

ادع ال سبيل ربك بالكمة و الم(211)احسن

Artinya : "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan

pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.52

Dalam hal ini kompetensi kepribadian guru sangat penting sekali di

Pondok Pesantren Al-Jauharen karena benar-benar membantu bagi pembentukan

pribadi karakter santri agar menjadi lebih baik dan dapat di implementasikan

dalam kehidupan sehari-hari terutama pada Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.

Adapun indikator kompetensi kepribadian guru pendidikan agama Islam

adalah sebagai berikut:53

a. Mantap dan stabil, yaitu bertindak sesuai dengan norma hukum, Bertindak

sesuai dengan norma sosial, bangga sebagai guru, memiliki konsistensi dalam

bertindak sesuai dengan norma.

51

Muhammad Saroni, Personal Brending guru: Meningkatkan Kualitas dan Profesionalitas Guru (

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hal 118. 52

Depag RI l-Qur‟an dan Terjemahannya ,( Jakarta Depag RI, 2013 ), hal 281. 53

E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hal.

121-129.

Page 41: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

b. Dewasa, yaitu menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik

dan memiliki etos kerja yang tinggi. Guru sebagai pribadi, pendidik, pengajar

dan pembimbing dituntut memiliki kematangan atau kedewasaan pribadi serta

kesehatan jesmani dan rohani.

c. Arif dan bijaksana, yaitu menampilkan tindakan yang didasarkan pada

kemanfaatan siswa, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan

dalam berpikir dan bertindak.

d. Berwibawa, yaitu memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap

peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

e. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan, yaitu bertindak sesuai dengan

norma religius (iman dan taqwa, jujur dan ikhlas, suka menolong) dan

berperilaku yang diteladani oleh peserta didik.

4. Definisi Karakter

Karakter berasal dari bahasa latin kharaker atau bahasa yunani kharassein

yang berarti memberi tanda ( to mark), atau bahasa Prancis charakter yang berarti

membuat tajam atau membuat dalam.54

Dalam bahasa inggris character, memiliki

arti watak, karakter, peran dan huruf.55

Dan dalam kamus umum bahasa

Indonesia, karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak,

atau budi pekerti yang membedakan daripada yang lain.

Karakter adalah ciri khas setiap individu berkenaan dengan jati dirinya

(daya qolbu), yang merupaan saripati kualitas batiniah/rohaniah, cara berpikir,

cara berperilaku (sikap dan perbuatan lahiriah) hidup seseorang dan bekerja sama

baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara.56

Karakter merupakan ciri khas yang dimiliki oleh individu. Ciri khas

tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut,

serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seorang individu bertindak,

bersikap, berucap, dan merespons sesuatu. Dalam kamus lengkap bahasa

54

Amirullah Sarbini, Op.Cit .,hal 2. 55

John M. Echols & Hasan Shadily, Kamus bahasa Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2009),

hal 109-110. 56

Maksudin, Pendidikan Karakter Non-Dikotomik (Yogyakarta; Pustaka Belajar, 2013), hal 3.

Page 42: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Indonesia, karakter diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan moral, misalnya

kejujuran seseorang dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap.

Berikut pengertian karakter menurut beberapa ahli:

a. Menurut Thomas Lickona, karakter mengandung tiga unsur pokok yaitu

mengetahui hal yang baik (knowing the good), menginginkan hal yang baik

(desiring the good) dan melakukan hal yang baik ( acting the good)57

b. Kemudian, pendidikan karakter menurut Rama Megawangi, sebagaimana yang

dikutip Dharma Kesuma, yaitu . sebuah usaha untuk mendidik anak agar dapat

mengambil keputusan dengan bijak clan mempraktikkannya dalam kehidupan

sehari-hari schingga mereka dapat memberikan kontribusi positif kepada

masyarakatnya.

c. Sementara menurut Screnco, pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai

upaya sungguh-sungguh dengan cara yang mana ciri kepribadian positif

dikembangkan, dimotivasi, dan diberdayakan melalui keteladanan, kajian, serta

praktik emulasi. Sementara Anne Lock word mendefinisikan pendidikan

karakter sebagai aktivitas berbasis sekolah yang mengungkap secara sistematis

bentuk perilaku dari peserta didik. 58

5. Urgensi Karakter

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil

pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta

didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi

lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter peserta didik

diharapkan mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan

pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan

nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-

hari.

57

Thomas Lickona, diterjemahkan Juma Abdu Wamaungo, Educating For Character: How For

Our Schools Can Teach Respoect and Responsibilty (Jakarta:Bumi Aksara, 2013), hal 1. 58

Novan Ardy Wiyani, Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran PAI SMA berbasis pendidikan

karakter (Yogyakarta; ar-Ruzz Media, 2016), hal 50.

Page 43: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Etika adalah disiplin yang berkenaan dengan apa yang baik dan buruk,

yang benar dan salah, atau dengan kewajiban dan tanggung jawab moral.59

Pelajar

dikatakan bermoral jika mereka memiliki kesadaran moral yaitu dapat menilai

hal-hal yang baik dan buruk, hal-hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh

dilakukan serta hal-hal yang etis dan tidak etis. Remaja bermoral dengan

sendirinya akan tampak dalam penilain dan penalaran moralnya serta perilakunya

yang baik, benar, dan sesuai dengan etika.60

Perkembangan moral adalah

penalaran, perasaan dan perilaku tentang standar mengenai benar salah.

Perkembangan moral memiliki dimensi interpersonal, yang mengatur aktivitas

seseorang ketika dia tidak terlibat dalam interaksi sosial dan dimensi interpersonal

yang yang mengatur interaksi sosial dan penyelesain konflik.61

Sekolah menjadi pelindung terpenting bagi kepribadian nasional. Sekolah

merupakan jantung sistem pendidikan .62

Pendidikan karakter dimaksudkan untuk

mendeteksi karakter yang terbentuk dalam diri peserta didik melalui pembelajaran

yang telah diikutinya. Pembentukan karakter memang tidak bisa sim salabim atau

terbentuknya dalam waktu singkat, tapi indikator perilaku dapat dideteksi secara

dini oleh setiap guru.63

Kementrian Pendidikan nasional telah merumuskan 18 nilai karakter yang

akan ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter

bangsa. Pada tataran lembaga pendidikan seperti sekolah, khususnya untuk mata

pelajaran Akidah Akhlak, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing

dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Secara lebih

terperinci tugas guru berpusat pada mendidik dengan titik berat memberikan arah

dan motivasi penyampain tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang,

memberi fasilitas tujuan. Melalui pengalaman belajar yang memadai, membantu

59

R. Wayne Mondy, Human Resource Management Terj. Bayu Airlangga (Jakarta: Erlangga,

2009), hal 30. 60

Asri Budiningsih, Pembelajaran Moral (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), hal 5. 61

John W.Santrock, Child Development Terj. Mila Rachmawati (Mc Graw-Hill Companies,

2009), hal 117. 62

Emile Durkhem, Moral Education Terj. Lukas Ginting ( The Free Press Of Glencoe, 2009), hal

3. 63

Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung; PT Remaja Rosdakarya,

2016), hal 146-147.

Page 44: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai dan penyesuain diri.

Berikut dijabarkan nilai dan deskripsi nilai pendidikan karakter;

Tabel 1. Nilai dan Deskripsi Nilai Karakter64

No Nilai Deskripsi

1 2 3

1. Religius Ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan

melaksanakan ajaran agam (aliran kepercayaan)

yang di anut, termasuk dalam hal ini adalah sikap

toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama (aliran

kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan

berdampingan

2. Jujur Sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan

antara pengetahuan, perkataan dan perbuatan

(mengetahui yang benar, dan melakukan yang

benar),sehingga menjadikan orang yang

bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya

3. Toleransi Sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan

terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku,

adat, bahasa, ras, etnis, pendapat dan hal-hal lain

yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan

terbuka, serta dapat hidup tenang ditengah perbedaan

tersebut

4. Disiplin Kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap

segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku

5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-

sungguh (berjuang ingga darah titik penghabisan)

dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan

dan lain-lain sebaik-baiknya

6. Kreatif Sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi

dalam berbagai segi memecahkan masalah, sehingga

selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil

baru yang lebih baik dari sebelumnya

7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang

lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun

persoalan. Namun hal ini bukan berarti tidak boleh

kerja sama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh

melemparkan tugas dan tanggung jwab kepada orang

lain.

8. Demokratis Sikap dan cara berpikir yang mencerminkan

persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata

antara dirinya dengan orang lain

64

Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter (Bandung; PT Remaja Rosdakarya , 2013),

hal 8-9.

Page 45: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

9. Rasa Ingin Tahu Cara berpikir, sikap dan perilaku yang

mencerminkan penasaran dan keingintahuan

terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan

dipelajari secara lebih mendalam

10. Nasionalisme Sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan

bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau

individu dan golongan

11. Cinta Tanah Air Sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga,

setia, peduli dan penghargaan yang tinggiterhadap

bahasa, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya,

sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain

yang dapat merugikan bangsa sendiri

12. Menghargai

Prestasi

Sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan

mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi

semangat prestasi yang lebih tinggi

13. Komunikatif Senang bersahabat atau proaktif.yakni sikap dan

tindakan terbuka terhadaporang lain melalui

komusikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama

secara kolaboratif dengan baik

14. Cinta Damai Sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana

damai, aman, tenang dan nyaman atas kehadiran

dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu

15. Gemar Membaca Kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menydiakan

waktu secara khusus untuk menyediakan waktu

secara khusus guna membaca berbagai informasi,

baik buku, jurnal, majalah, koran, dan sebagainya,

sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya.

16. Peduli

Lingkungan

Sikap dan perilaku yang selalu berupaya menjaga

dan melestarikan lingkungan sekitar

17. Peduli Sosial Sikap dan perilaku yang mencerminkan kepedulian

terhadap orang lainn maupun masyarakat yang

membutuhkannya

18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku yang seseorang dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang

berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat,

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Karakter Disiplin

Dalam bukunya Heri Gunawan ada dua faktor yang dapat mempengaruhi

karakter seseorang yaitu faktor intern dan faktor ekstren.65

65

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasinya (Bandung:lfabeta, 2012),

hal 19-20.

Page 46: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

a. Faktor Intern

Terdapat banyak hal yang mempengaruhi faktor internal diantaranya adalah:

1) Insting atau Naluri

Insting adalah suatu sifat yang dapat menumbuhkn perbuatan yang

menyampaikan pada tujuan dengan berpikir lebih dahulu kea rah tujuan itu dan

tidak didahului latihan perbuatan itu. Naluri merupakan tabiat yang dibawa sejak

lahir yang merupakan suatu pembawaan yang asli. Para ahli pikologi membagi

insting manusia sebagai pendorong tingkah laku kedalam beberapa bagian

diantaranya, naluri makan, naluri berjodoh, naluri keibu-bapakan, naluri berjuang

dan naluri ber-Tuhan.

2) Adat atau Kebiasaan

Salah satu faktor penting dalam tingkah laku manusia adalah kebiasaan,

Karena sikap dan perilaku yang menjadi akhlak (karakter) sangat erat sekali

dengan kebiasaan, yang dimaksud dengan kebiasaan adalah perbuatan yang selalu

diulang-ulang sehingga mudah untuk dikerjakan. Faktor kebiasaan ini memegang

peranan penting dalam membentuk dan membin karakter. Kebiasaan yang baik

hendaknya dilakukan manusia, yakni dengan cara memaksakan diri untuk

mengulang-ulang perbuatan yang baik sehingga membentuk akhlak (karakter)

yang baik.

3) Kehendak atau Kemauan

Kemauan adalah kemuan untuk melangsungkan segala ide dan segala

yang dimaksud, walau disertai dengan berbagai rintangan dan kesukaran-

kesukaran, namun sekali-kali tidak mau tunduk pada rintangan-rintangan tersebut.

Salah atu kekuatan yang berlindung dibalik tingkah laku aalah kehendak atau

kemauan keras (azam), itulah yang menggerakkan dan mendorong manusia

dengan sunguh0sungguh untuk berprilaku, sebab ari kehendak akan menjelma

suatu niat yang baik dan buruk, dan kemauan pada semua ide, keyakinan

kepercayaan pengetahuan akan menjadi pasif dan tak akan ada artinya.

4) Suara Batin atau Suara Hati

Page 47: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Didalam diri manusia terdapat suatu kekuatan yang sewaktu-waktu

member peringatan jika tingkah laku manusia beraa di ambang bahaya dan

keburukan, kekuatan tersebut adalah suara btin atau suara hati. Suara batin

berfungsi memperigatkan bahayanya erbuatan buruk dan berusaha untuk

mencegahnya, disamping dorongan untuk melakukan perbuatan baik.

5) Keturunan

Keturunan merupakan suatu faktor yang dapat memprngaruhi perbuatan

manusia, dalam kehidupan ini anak-anak akan melihat dan berprilaku menyerupi

orang tuanya, bahkan nenek moyangnya, sekalipun sudah jauh. Sifat yang

diturunan itu pada garis bersarnya ada dua macam yaitu:

a) Sifat Jasmaniyah, yaitu kekuatan dan kelemahan otot-otot dan urat-urat saraf

orangtua yang dapat diwariskan pada anaknya.

b) Sifat Ruhaniyah, yakni lemah dan kuatnya suatu naluri dapat diturunkan pula

oleh orangtua yang kelak mempengaruhi cucunya.

b. Faktor Ekstren

Selain faktor intern yang dapat mempengaruhi karakter, akhlak, moral,

budi pekerti dan etik manusia, juga terdapat faktor ekstren diantaranya adalah:

1) Pendidikan

Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya.

Pendidikan mempunyai pengaruh yag sangat besar dalam pembentukan karakter,

akhlak dan etika seseorang sehingga baik buruknya akhlak seseorang sangat

tergantung pada pendidikan. Pendidikan ikut mematangkan kepribadian manusia

sehingga tingkah lakunya sesuai dengan pendidikan yang diterima oleh seseorang

baik pendidikan formal maupun nonformal.

2) Lingkungan

a) Keluarga

Keluarga dipandang sebagai penentu utama pembentukan kepribadian

seseorang, karena keluarga adalah kelompok sosial pertama bagi anak, anak

banyak menghabiskan waktu dilingkungan keluarga

b) Kebudayaan

Page 48: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Kebudayaan juga mempengaruhi perkembangan individu, secara sadar atau

tidak kebudayaansekitar mempengaruhi kepribadian.

c) Sekolah

Iklim emosional kelas adalah sikap guru terhadap siswanya, guru bersikap

otoriter dan tidak bisa menghargai siswa, maka memungkinkan siswanya

akan menjadi tegang, mudah marah, malas belajar, dan mungkin saja

melakukan sesuatu yang menganggu ketertiban umum.66

Agar seseorang dapat melaksanakan disiplin maka guru harus

memperhatikan beberapa faktor. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

karakter disiplin seperti berikut:

a. Faktor Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing, mempengaruhi

atau mengawasi pikiran, perasaan/tindakan dan tingkah laku orang lain. Oleh

sebab itu kepala sekolah selaku pemimpin diharapkan mampu menggerakkan dan

mempengaruhi serta membina guru-guru agar dapat mengajar dengan disiplin

yang tinggi guna mencapai tujuan institusi yang efektif.

Pimpinan suatu unit organisasi akan memiliki kebijakan dan arahan dalam

memimpin organisasinya ketika anggota organisasi itu dituntut berusaha untuk

bekerja dalam melaksanakan tujuan organisasi tersebut. Kerja sama yangdituntut

pimpinan tersebut dapat dijadikan tuntutan kepatuhan dalam melaksanakan arahan

dan petunjuk yang diberikan mereka. Kerja sama juga dapat diberikan dalam

bentuk usulan bahkan kritikan yang membangun demi pencapain tujuan yang

telah digariskan bersama. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa sikap seorang

guru terhadap pimpinan harus positf dalam pengertian harus bekerja sama dalam

menyuksskan program yang sudah disepakati, baik disekolah maupun di luar

sekolah.

Allah Swt mewajibkan kita untuk taat kepada pemimpin kita. Mereka

adalah pemimpin yang diperintahkanu untuk memimpin kita. Tetapi dalam

66

Muhammad Hamdi, Teori Kepribadian (Bandung; Alfabeta, 2016), hal 16.

Page 49: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

konteks tidak melanggar ajaran Islam. Karena tidak diperbolehkan taat pada

makhluk dalam hal maksiat kepada Allah Swt. Allah Swt berfirman ;

يا أي ها المذين آمنوا أطيعوا اللو وأطيعوا الرمسول وأول الأمر منكم فإن ت نازعتم ف شيء ف ردوه إل اللو والرمسول إن كنتم ت ؤمنون باللو

ر وأحسن تأويلا ) والي وم الآخر ( ٩٥ذلك خي Artinya; Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah

Rasul (Muhammad), dan Ulul Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu.

Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah

kepada Allah (al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada

Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya.‟‟ (Q.S An-Nisa; 59 )

Pemimpin memikul tanggung jawab dan berusaha untuk menangani

masalah yang akan mereka hadapi. Pemimpin tersebut mengidentifikasi dan

memahami keinginan dari bawahannya. Hal tersebut hanya dapat berhasil melalui

pengembangan lingkungan dan saling pengertian yang dapat dicapai melalui

berbagai pertemuan konsultatif dan partisipasi. Memimpin merupakan kegiatan

yang harus dijalani bagi seorang pemimpin dengan penuh keseriusan dan

tanggung jawab dengan sebaik-baiknya. Dan dalam melaksanakan tanggung

jawabnya sebagai pemimpin, maka diperlukannya suatu seni memimpin agar

tugas dan tanggung jwab berjalan dengan baik.

b. Faktor Kebutuhan

Pemenuhan kebutuhan juga merupakan suatu tujuan dari semua tingkah

laku manusia (guru) dalam segala kegiatan/perkerjaan, kebutuhan manusia yang

diperlukan adalah kebutuhan yang meteril dnan moril. Jika kebutuhan tersebut

terpenuhi dengan baik, maka hal itu merupakan andil yang cukup besar bagi usaha

meneggakan disiplin guru dan diharapkan semua kewajiban sebagai tenaga

pengajar akan berjalan dengan baik. Namun sebaliknya, jika kebutuhan tersebut

Page 50: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

terabaikan maka individu guru aan berusaha mencapainya dengan cara-cara yang

cenderung melanggar disiplin.

Seseorang yang telah memilih suatu karier tertentu biasanya akan berhasil

baik jika mencintai kariernya dengan sepenuh hati. Dalam hal ini, ia akan

menyadari, memahami serta memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi

dalam mengembangkan kariernya agar berhasil baik sehingga mau dan mampu

melaksanakan tugasnya.

c. Faktor Pengawasan

Faktor pengawasan/controlling sangat penting dalam usaha mendapatkan

disiplin kerja yang tinggi. Pengawasan hendaknya dilaksakan secara efektif,

jujurdan objektif. Pengawasan perlu dilaksanakan untuk menegakkan disiplin

kerja guru yang sifatnya memang membantu setiap personil agar selalu

melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-

masing.Degrasi moral dan minimnya figur yang dapat dijadikan panutan membuat

pendidik harus lebih waspada. Pertumbuhan dan perkembangan siswa harus selalu

dipantau. Pengawasan dan perhatian yang intens menjadi keniscayaan agar siswa

menjadi manusia yang manusiawi serta bahagia dunia akhirat.67

Pendidikan karakter, untuk memastikan, dan dapat dilaksanakan dengan

efektif yang mendesak anak-anak untuk berperilaku dengan baik. Namun sekolah

yang melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dengan cara yang

menstransformasi kultur sekolah, pengalaman sehari-hari para siswa dan

menciptakan suatu lingkungan yang didalamnya usaha yang rajin, sikap saling

menghormati dan pelayanan dengan orang lain dengan aturan bukan

pengecualian.68

Beberapa metode pendidikan karakter adalah:

a. Pendidikan dengan Teladan

Keteladanan dalam pendidikan adalah metode yang paling sukses untuk

mempersiapkan akhlak seorang anak, dan membentuk jiwa serta rasa sosialnya.

67

Helmawati,.Op.Cit hal 183 68

Thomas Lickona, Character Matters: How To Help Our Children Develop Good Judgment,

Integrity and Other Essential Virtues, Terj. Abu Juma Wamaungo (Jakarta; PT Bumi Aksara,

2013), hal 7.

Page 51: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Sebab seorang pendidik adalah contih terbaik dalam pandangan anak, dan akan

menjadi panutan baginya.69

ن الله لنت لم ولوكنت فظ غليظ القلب لان فضوا من . فابا رحة مهم وست غفرلم وشاورىم ف الأمر فإذ عزمت حولك فاغفوعن

لي )الإمرن:ف ت وكل ب المت وك (217على الله إنم الله يArtinya: „‟Maka disebabkan rahmat Allah kamu berlaku lemah lembut

terhadap mereka. Sekiranyakamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah

mereka menjauhakan diri dari sekelilingmu, karena itu maafkanlah mereka

mohonkanlah ampunan bagi mereka dalam urusan itu. Kemudian kamu telah

membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang bertawakal kepadaNya. (Q.S Al-Imran 159

Kepribadian yang sukses memiliki ciri jujur, amanah,menyukai kebaikan,

murah hati, bergantung kepada Allah SWT. Dan selalu meneladani akhlak

Rasulullah SAW dan oran-orang saleh. 70

Karena itu Allah SWT mengutus Nabi

Muhammad Saw sebagai teladan yang baik bagi kaum muslimin di sepanjang

masa, serta sebagai pelita yang menerangi dan sempurnama yang memberi

petunjuk bagi seluruh manusia disepanjang zaman dan di seluruh tempat.

b. Pendidikan dengan Pembiasaan

Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang

agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Pembasaan sebenarnya berintikan

pengalaman, yang dibiasakan itu adalah sesuatu yang diamalkan. Pembiasaan

menempatkan manusia sebagai sesuatu yang istimewa yang dapat menghemat

kekuatan, karena akan menjadi kebiasaan yang melekat dan spontan, agar

kekuatan itu dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dalam setiap pekerjaan dan

aktivitas lainnya.71

69

Abdullah Nashih Ulwan,.Op.Cit ., hal 364. 70

Ibrahim Elfiky, Quwwat Al-Tafkir (International Enterprices Inc, 2014), hal 222. 71

E Mulyasa., Op.Cit., hal 166.

Page 52: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Pembiasaan merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengaplikasikan

perilaku-perilaku yang belum pernah atau jarang dilaksanakan menjadi sering

dilaksanakan hingga pada akhirnya menjadi kebiasaan. Anak dilahirkan dalam

keadaan suci dan bersih dalam keadaan seperti ini anak akan mudah menerima

kebaikan ataupun keburukan, karena pada dasarnya anak mempunyai potensi

menerima kebaikan ataupun keburukan.

c. Metode Motivasi

Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas

seseorang. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil.

Menurut H.L Petri yang dikutip Dimyati motivasi dapat merupakan tujuan dan

alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan

dalam mengajar. Guru berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan intelektual

dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir. Sebagai alat, motivasi merupakan

salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang

dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-

nilai, dan keterampilan.72

Guru mengungkapkan bahwa ketika peserta didik memiliki sedikit

motivasi atau ketertarikan terhadap topik, pembelajaran tidak akan berlansung

baik.73

Motivasi biasanya didefinisikan sebagai keadaan internal yang

membangkitkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. 74

merupakan salah

satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena peserta didik

kan belajar dengan sunguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Oleh

karena itu, untuk meningkatkan kualitas pembelajran, guru harus mampu

membangkitan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan

72

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hal 42 . 73

Dick Walter, Carey Lou dan Carey James. The Systematic Design Of Instruction. ( New York

Addison-Wesley, Educational Publishers, 2015), hal 97. 74

Anita Woolfolk, Educational Psyhology Active Learning Edition, Terj. Helly Prajitno Soetjipto

(Boston, Arlington Street, 2009), hal 186.

Page 53: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

pembelajaran.75

Dan Motivasi merujuk kepada kebutuhan sebagai kekuatan

pendorong perilaku manusia.76

Motivasi Merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, para

ahli sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan (1) arah

perilaku; (2) kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar peserta didik

mengikuti tindakan tertentu; (3) ketahanan perilaku, atau berapa lama seseorang

itu terus menerus berperilaku menurur cara tertentu.77

Motivasi

mengidentifikasikan beragam faktor, seperti sejarah prestasi dan konteks sosial

pemelajar, yang mempengaruhi keyakinan motivasi individu.Namun, mereka

tidak mengidentifikasikan konstelasi khusus dari faktor-faktor yang membedakan

individu.78

d. Metode dengan Latihan

Latihan adalah mempraktekkan teori yang telah dipelajari. Banyak hal

yang jika dilatih akan menghasilkan karakter tangguh dan pantang menyerah pada

anak. Contoh pelatihan (baik ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik) yang

dapat dilakukan dalam membentuk karakter anak di antaranya adalah pelatihan

membaca menulis, berhitung, latihan fisik, dan pelatihan keterampilan lainnya.

Dalam pelatihan akan ada pengulangan. Dengan demikian semakin anak berlatih

giat,ia akan mengulang banyak hal yang akan berguna baginya.

e. Metode Pengawasan

Penawasan adalah proses untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan

dalam pelaksanaan rencana agar segera dilakukan upaya perbaikan sehingga dapat

memastikan bahwa aktivitas yang dilaksanakan siswa riel merupakan aktivitas

yang sesuai dengan apa yang direncanakan. Dan pengawasan guru adalah

pendidik profesional yang memiliki salah satu tugas utama sebagai pembimbing,

75

Mulyasa, Menjadi Guru Profesional; Menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan

(Bandung: PT Rosdakarya, 2016), hal 174. 76

R. Wayne dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja

Perusahaan (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal 120. 77

Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran (Jakarta: Gaung persada Press, 2013), hal 196. 78

Margaret E.Gredler, Learning And Instruction: Theory Into Practice Terj. Tri Wibowo (Jakarta,

PT Kencaa Group, 2011), hal 509.

Page 54: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

pengarah, penilai, dan pengevaluasi siswa untuk mengetahui ada tidaknya

penyimpangan.

6. Faktor Pembentuk Karakter Disiplin

Pembentukan disiplin diri (building self-disipline) sangat individual

sifatnya, karena munculnya diinspirasi dan dilakukan oleh diri sendiri, meski

kemungkinan tidak menutup bahwa hal ini berawal dari pengkondisian yang lama

atau tradisi hidup lingkungan komunitas yang telah mengakar. Pembentukan

disiplin laksana otot. Makin sering seseorang melakukan gerakan, maka semakin

terbentuklah otot-otot. Sebaliknya, semakin jarang melakukan gerakan, maka otot

tidak akan terbentuk. Ada tiga hal faktor pembentuk kedisiplinan yaitu:

a. Kesadaran Diri

Kesadaran diri adalah memahami dan mengerti siapa diri sendiri,

potensyang dimilik dan berhasil tidaknya suatu organisasi dalam pencapain tujuan

akan banyak ditemukan dalam menjalankan tugas yang diembannya. Sebab

manusia merupakan pelaksana dalam rangka pencapain tujuan. kesadaran

individu-individu Sebagai pemahaman diri bahwa disiplin penting bagi kebaikan

dan keberhasilan dirinya. Selain itu kesadaran diri menjadi motif sangat kuat bagi

terwujudnya disiplin. Disiplin yang terbentuk akibat kesadaran diri akan kuat

pengaruhnya dan akan lebih tahan lama dibandingkan dengan disiplin yang

terbentuk karena unsur paksaan atau hukuman.

b. Kepatuhan dan Ketaatan

Disiplin adalah kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada

pengawasan atau pengendalian. Sebagai langkah penetapn dan praktik atas

peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai

kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan

kemauan diri yang kuat. Patuh pada tata tertib atau peraturan, karena peraturan itu

bersifat mengikat artinya siapapun yang berada pada lingkungan yang memiliki

suatu peraturan secara tidak langsung memiliki tanggung jawab pada peraturan

tersebut

c. Sanksi

Page 55: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah

sehingga orang kembali kepada perilaku yang sesuai dengan harapan. Hukuman

ialah tindakan yang paling akhir diambil apabila teguran dan peringatan belum

mampu untuk dicegah oleh guru atau para staf tidak diindahkan hal-hal yang

mengarah kepada disiplin guru.Ganjaran adalah alat pendidikan yang paling

menyenangkan. Ganjaran yang telah diberikan kepada guru yang telah

menunjukan hasil baik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sekaligus

menerapkan prilaku dan kepribadian yang mulia.Demikian beberapa indikator

yang amat perlu diperhatikan supanya kedisiplinan guru tercapai. 79

B.Penelitian Relevan

Kajian seputar manajemen guru dengan berbagai persoalannya pada dasarnya

telah banyak dibahas oleh banyak peneliti. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

:

1 Penelitian Siti Ubaidah (2010) dengan tesis tentang Pengelolaan Kompetensi

Presonal Guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Kota Jambi.

Pengelolaan kompetensi personal guru yang dilakukan pihak Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Kota Jambi masih bersifat statis hanya

mengikuti jadwal kerja yang ada, sehingga menyebabkan lemahnya

perencanaan dan evaluasi terhadap perencanaan sehingga kegiatan

manajemen hanya berbentuk rutinitas yang sudah terjadwal, dan implikasinya

manajemen kompetensi personal guru.80

2 Penelitian Syarifah Parida (2011) dengan judul tesis Kontribusi Kompetensi

Kepribadian dan Sosial Pendidik Terhadap Kecerdasan Emosional Anak di

79 E Mulyasa, Op.Cit.,hal 195 80

Siti Ubaidah,‟ Pengelolaan Kompetensi Presonal Guru di Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri 4 Kota Jambi.‟‟ Tesis: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA

SAIFUDDIN JAMBI 2010.

Page 56: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Kelompok Bermain Se Kota Jambi81

. Penelitian ini membahas mengenai

kontribusi dari kompetensi kepribadian dan sosial pendidik dalam

memecahkan masalah bagi pendidikan di usia dini. Berbeda dengan yang

dilakukan oleh penulis membahas permasalahan di tingkat madrasah

Tsanawiyah yang timbul dari kenakalan para siswa dan membutuhkan peran

guru sebagai contoh pengembangan karakter siswa.

3 Penelitian Hasnatun Nadia (2018) dengan tesis tentang Peran Guru

Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Meningkatkan Akhlakul Karimah

Siswa Sekolah Menengah Pertama negeri 7 Muaro Jambi. Guru Pendidkan

Agama Islam yang masih kurang memberi reward kepada para siswa,

memberikan keteladanan kepada para siswa, sesama guru dan semua warga

sekolah. Karena guru Pendidikan Agama Islam merupakan pioner dan

penggerak pembentukan Akhlakul Karimah. Guru Pendidikan Agama Islam

yang masih kurang membuat kegiatan akstrakurikuler khusus agama sebagai

ajang pembentukan akhlak mulia dan penggalian bakat dan minat siswa.82

4 Jurnal yang ditulis oleh Argi Herriyan dengan judul Kompetensi kepribadian

guru pendidikan agama islam dalam membina akhlak peserta didik di Mas

proyek Univa Medan di dalam jurnalnya beliau menganalisis tentang

pembinaan akhlak peserta didik di madrasah Aliyah Swasta (MAS) proyek

UNIVA Medan untuk menganalisis metode pendidik Pendidikan Agama

Islam (PAI) dalam membina akhlak peserta didik di madrasah Aliyah Swasta

(MAS) proyek UNIVA Medan. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian

kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini menggambarkan

tentang bagaimana seorang pendidik melakukan pembinaan terhadap akhlak

peserta didik di madrasah Aliyah Swasta (MAS) proyek UNIVA Medan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumen. Berdasarkan analisis

81 Syarifah Parida,; Tesis: Kontribusi Kompetensi Kepribadian dan Sosial Pendidik Terhadap

Kecerdasan Emosional Anak di Kelompok Bermain Se Kota Jambi.‟‟ Tesis: UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2011. 82

Hasnatun Nadia,‟ Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Meningkatkan Akhlakul

Karimah Siswa Sekolah Menengah Pertama negeri 7 Muaro Jambi.‟‟ Tesis: UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018.

Page 57: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

data maka ditarik kesimpulan: 1. Kompetensi kepribadian pendidik Pendidik

Agama Islam (PAI) yang diteliti mencakup perilaku jujur, tegas, keteladanan

dan menghargai peserta didik tergolong baik, 2. Akhlak peserta didik di di

madrasah Aliyah Swasta (MAS) proyek UNIVA Medan meliputi aspek

kejujuran, sikap amanah, percaya diri, gemar mengucapkan salam, sedekah

dan mampu bergaul secara baik dengan teman tergolong buruk.

5 Jurnal yang ditulis oleh Thiara Zamhir dengan judul: Persepsi siswa terhadap

kompetensi kepribadian guru pada sekolah menengah kejuruan (SMK)

Kosgoro 2 payakumbuh dalam jurnalnya beliau mengatakan penelitian ini

merupakan penelitian deskritif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa SMK Kosgoro 2 Payakumbuh. Berdasarkan hasil temuan penelitian dan

pembahasan yang telah didapat yaitu 1.Persepsi siswa terhadap kompetensi

guru yang bertindak sesuai dengan norma agama, sosial dan kebudayaan pada

SMK Kosgoro 2 Payakumbuh sudah baik,2. Persepsi siswa terhadap

kompetensi kepribadian guru yang menampilkan diri sebagai pribadi yang

jujur, berakhlak mulia, teladan bagi peserta didik dan masyarakat pada SMK

Kosgoro 2 Payakumbuh masih cukup,3. Persepsi Persepsi siswa terhadap

kompetensi kepribadian guru yang menampilkan diri sebagai pribadi yang

mantap stabil, dewasa, arif bijaksana dan berwibawa pada SMK Kosgoro 2

Payakumbuh masih cukup, 4. Persepsi siswa terhadap kompetensi

kepribadian guru yang memiliki ertos kerja tanggung jawab tinggi, rasa

bangga menjadi seorang guru masih cukup.

6 Jurnal yang ditulis oleh Ahwy Oktradiksa dengan judul

Pengembangan Kualitas Kepribadian guru, dalam jurnalnya beliau

mengatakan guru memegang peran dalam peningkatan mutu pendidikan.

Sebagai pribadi, guru merupakan perwujudan dari seluruh keunikan

karakteristik yang sesuai dengan posisinya sebagai pemangku profesi

keguruan. Kepribadian merupakan landasan utama bagi perwujudan diri

sebagai guru yang efektif dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Hal ini

menuntut seorang guru harus mampu mewujudkan pribadi yang efektif

Page 58: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field riserch), penelitian ini

bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Deskiriptif

merupakan suatu usaha untuk mendeskripsikan dan menginterprestasikan apa

yang ada, yang bisa mengenai kondisi yang ada, pendapat yang sedang

berkembang, proses yang sedang berkembang dari efek yang sedang terjadi. Studi

deskripsi terutama kasus yang ada pada saat ini dan pengaruhnya terhadap

perkembangan pada masa kini83

. Penelitian dengan pendekatan kualitatif

menekankan analisis proses dari proses berpikir secara induktif yang berkaitan

dengan dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dan senantiasa

menggunakan logika ilmiah.84

Penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor

fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriftif

seperti proses langkah kerja, formula suatu konsep, pengertian-pengertian tentang

suatu konsep yang beragam, karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar,

gaya-gaya, tata cara suatu budaya, model fisik atau artifak dan lain sebagainya.85

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena

penelitiannya dilakukan pada kondisi alamiah, disebut juga metode kualitatif

karena data nya yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Adapun ciri-ciri utama penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian terlibat secara langsung dengan setting sosial penelitian. Peneliti

tidak dapat dengan mudah mewakili kehadirannya dilapangan melalui orang

lain.

2. Bersifat deskriptif. Dalam melakukan penelitian kualitatif, waktu

pengumpulan data, pada umumnya seorang peneliti dapat menemukan data

83

Esti Ismawati, Metodologi Penelitian Pendidikan Bahasa dann Sastra (Jakarta: Yuma Pustaka,

2009), hal 27. 84

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal. 80. 85

Djam‟am Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfatbeta,

2009), hal 23.

Page 59: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

penelitian dalam bentuk kata-kata, gambar, data di sini bermaksud adalah

transkrip-transkrip wawancara, catatan data lapangan, dokumen pribadi, foto-

foto, kamera, nota dan lain-lainnya.

3. Menekankan makna proses dari pada hasil penelitian. Maksudnya data,

prilaku, gambar, dan sebagainya, hanya bermakna jika diberikan verifikasi

atau tafsiran secara akurat oleh peneliti. Tafsiran menjadi bermakna bilamana

peneliti dapat melalui proses penelitian dengan perspektif data prilaku atau

gambar itu bermakna.

4. Menggunakan pendekatan analisis induktif. Analisis induktif ini dimulai dari

pengamatan fenomena-fenomena secara empiris, kemudian mempolakan atau

menafsirkan hasil penelitian dan diinterpretasi atau dimaknai sebagai

kesimpulan untuk membangun teori dan hipotesis. Maknanya pendekatan

induktif menemukan format membangun teori.

5. Peneliti merupakan instrumen utama (human instruments). Pendekatan

penelitian kualitatif dalam pengumpulan data penelitian di lapangan, peran

peneliti merupakan instrumen oleh karena itu, seorang peneliti harus siap

untuk memasuki setting sosial objek, dan diharapkan peneliti mampu

menguasai wawasan terhadap bidang yang diteliti.86

Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan analisis proses dari

proses berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar

fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. 87

Metode

ilmiah adalah suatu sistem dan metode yang ketat untuk mengatur pengetahuan

tentang fenomena yang ada dimasyarakat. Suatu metode ilmiah merupakan suatu

rangkaian kgiatan sistematis dan terkontrol secara empirik terhadap sifat-sifat dan

hubungan-hubungan antara berbagai tema yang terdapat dalam fenomena yang

diteliti.88

Metode kualititatif berkenaan dengan mengindentifikasikan, mengolah,

dan menganalisis data yang berkenaan dengan penelitian ini. Dari pendapat ini

86

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta:

Gaung Persada Press, 2009), hal. 191-193. 87

Imam Gunawan, Op.Cit., hal. 81. 88

Djam‟am Satori dan Aan Komariah, Op.Cit., hal 20.

Page 60: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif kualitatif yaitu memberikan

gambaran sesuai dengan kenyataan atau yang ada berdasarkan data atau informasi

yang diperoleh sesuai dengan tema yang akan diteliti.

Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis akan mencari kajian yang

mendalam mengenai Eksistensi Kompetensi Kepribadian Guru dan Karakter

Disiplin Santri di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kecamatan Pelayangan

Kelurahan Tanjung Johor Kota Jambi dapat tercapai.

B. Situasi sosial dan subjek penelitian

1.Situasi Sosial

Situasi sosial di Pondok Pesantren Al-Jauharen dapat dikatakan

merupakan sekolah yang berciri khas islami. Hal ini dikarenakan di pesantren

tersebut sangat kental dengan nuansa keislaman. Beberapa hal yang menunjukkan

hal ini adalah karena banyaknya atribut dan simbol-simbol keislaman yang

terdapat pada prasarana pesantren. Selain itu tenaga pendidik di Pesantren Al-

Jauharen ini adalah muslim, dan dalam kehidupan sehari-hari dalam berpakain di

pesantren ini sesuai dengan tuntunan yang di ajarkan oleh agama Islam. Di

samping itu kebersihan dan kerapian Pesantren juga tampak dari luar, meskipun

pesantren tersebut berada dipinggir jalan.

Lokasi penelitian yang Penulis pilih adalah Pesantren Al-Jauharen

Kecamatan Pelayangan Kelurahan Tanjung Johor Kota Jambi. Untuk

menajamkan kajian, penelitian ini dilakukan di lokasi Pondok Pesantren Al-

Jauharen Kecamatan Pelayangan Kelurahan Tanjung Johor Kota Jambi. Alasan

dipilihnya lokasi penelitian tersebut karena di sana terdapat permasalahan

yang dijadikan fokus penelitian.

2.Subjek Penelitian

Sumber data adalah sumber-sumber yang dimungkinkan seorang peneliti

mendapatkan sejumlah informasi atau data-data yang dibutuhkan dalam sebuah

penelitian, baik data primer maupun data sekunder. Sumber-sumber data diperoleh

Page 61: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

dari lembaga atau situasi sosial, subjek, informan, dokumentasi lembaga, badan

atau historis.

Adapun yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari 3

orang yaitu:, Kepala Madrasah, Guru aqidah akhlak, dan santri. Tetapi tidak

menutup kemungkinan untuk memperoleh informasi dari pihak lain yang ada

kaitannya dengan penelitian ini. Namun sesuai dengan judul penelitian ini subjek

penelitiannya lebih memfokuskan pada Kepala Madrasah, Guru aqidah akhlak,

dan santri. Dalam hal ini untuk subjek penelitiannya dilakukan dengan cara

mendatangi seluruh subjek tersebut untuk diwawancarai serta dilakukan dengan

cara mengobservasi secara langsung.

C. Jenis dan sumber data

Dalam penelitian ini jenis data ada dua yaitu data primer dan data

sekunder: Data primer adalah data yang diambil langsung oleh peneliti kepada

sumbernya, tanpa adanya perantara.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diambil langsung oleh peneliti kepada

sumber nya, tanpa adanya perantara. Data primer juga dapat diartikan sebagai

"Data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang

melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer

ini disebut juga data asli atau data baru."89

Selain itu data primer adalah "Data

yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang

melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer

ini disebut juga data asli atau data baru." Melalui wawancara dan observasi.

Adapun data primer dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari guru,

pengasuh asrama dan santri tentang Eksistensi Kompetensi Kepribadian Guru dan

Karakter Santri di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi tersebut.

2. Data sekunder

89

Iqbal Hasan. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Cet ke-4 (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),

hal 19.

Page 62: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Data sekunder adalah data yang dikutip dari wawancara dan catatan

lapangan.90

Data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya. yang

diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-

sumber yang telah ada." Adapun data sekunder itu meliputi:

a. Profil Pondok Pesantren Al-Jauharen dan Struktur Organisasi Pondok

Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi

b. Bidang-Bidang Kegiatan Pondok Pesantren Al-Jauharen Keadaan Guru dan

santri Serta Karyawan Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi

c. Sarana dan Fasilitas Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi

3. Sumber data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Yang

dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data

dapat diperoleh. Apabila penulis menggunakan wawancara dalam pengumpulan

datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau

menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.

Apabila penulis menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa

benda, gerak atau proses sesuatu.

Sumber data yang dimaksud adalah dari mana data

penelitian diperoleh. data ini meliputi data utama terdiri dari kata-kata dan

tindakan yang bersumber dari Kepala Madrasah, Guru aqidah akhlak, dan santri.

Data yang akan digali meliputi Eksistensi Kompetensi Kepribadian Guru dan

Karakter santri di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi secara umum,

kemudian akan difokuskan kepada Eksistensi Kompetensi Kepribadian Guru

dan Karakter santri di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi. Data utama

tersebut didukung dengan data tambahan seperti dokumen atau arsip-arsip

sekolah dan pihak-pihak yang lain yang dapat memberikan informasi yang

berhubungan dengan penelitian.

90

Anslem Strauss, Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2009). Hal 43.

Page 63: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka penulis tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Bermacam-macam teknik pengumpulan data, dalam penelitian kualitatif

pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber

data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan

serta (participan observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan

dokumentasi.

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan keperluan penelitian,

penulis menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan

gabungan atau triangulasi data.

1. Observasi

Penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap

objek, baik secara langsung maupun tidak langsung, lazimnya menggunakan

teknik yang disebut dengan Observasi. Observasi merupakan teknik pengamatan

dan pencatatan sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi

dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena

(kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan

penyelidikan yang telah dirumuskan.91

Observasi adalah teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik

bila dibandingkan dengan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara. Sutrisno

Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks,

suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses dan psikologis. Dua diantara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan

data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan prilaku

manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak

terlalu besar.

91

Ridwan, Metode Dan Teknik Menyusun Proposal Penilitian (Bandung : Alfabeta, 2009) hal 42.

Page 64: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan jalan

mengajukan pertanyaan secara lisan kepada sumber data, dan sumber data juga

memberikan jawaban secara lisan pula. Wawancara antara penginterviu dengan

responden umumnya dilakukan secara tatap muka (face to face), tetapi tidak

menutup kemungkinan untuk melakukan percakapan dengan menggunakan media

komunikasi, seperti menggunakan telepon misalnya.

Menurut prosedurnya wawancara yang dilakukan, maka wawancara

dapat dibedakan atas wawancara berstruktur dan wawancara tidak berstruktur.

Dikatakan wawancara berstruktur apabila pertanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan dalam wawancara tersebut telah disusun dalam suatu catatan secara jelas

dan terinci. Dikatakan wawancara tidak berstruktur apabila pertanyaan-pertanyaan

yang akan diajukan dalam wawancara tersebut tidak disusun secara rinci. Catatan

pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara tersebut dijadikan

pegangan oleh penginterviu dalam melaksanakan interviu.

Dilihat dari pengertian dan jenis wawancara ini peneliti menggunakan

jenis wawancara yang terstruktur yaitu peneliti telah mengetahui dengan pasti

tentang informasi apa yang akan diperoleh. Peneliti telah menyiapkan instrument

penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatifnya pun telah

disiapkan. Penulis melakukan wawancara dengan Kepala Madrasah, Guru aqidah

akhlak, dan santri yang terkait dengan penelitian ini.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life

histories), biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar,

misalnya foto, gambar hidup, sektsa dan lain-lain. studi dokumen merupakan

pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif.

Page 65: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen adalah

catatan tertulis yang isinya merupakan pernyataan tertulis disusun oleh seseorang

atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa, dan berguna bagi sumber

data, bukti, informasi kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan, dan

membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap suatu yang

diselidiki.92

Melalui dokumentasi, penulisi membaca sumber-sumber tentang

peningkatan budaya kerja guru, rekapitulasi yang tersedia dan dokumen-dokumen

lain yang penulis anggap penting.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan dilakukan

secara terus menerus sampai datanya jenuh. Melakukan analisis berarti melakukan

kajian untuk memahami struktur suatu fenomena-fenomena yang berlaku di

lapangan. Analisis dilaksanakan dengan melakukan telaah terhadap fenomena atau

peristiwa secara keseluruhan, maupun tehadap bagian-bagian yang membentuk

fenomena-fenomena tersebut serta hubungan keterkaitannya.93

Analisis data menjelaskan tekhnik dan langkah-langkah yang ditempuh

dalam mengolah atau menganalisi data. Data kualitatif di analisis menggunakan

analisis kualitatif deskritif naratif logis. Hasil analisis data masih berbentuk

temuan yang belum diberi makna atau arti dari temuan dilakukan melalui

interpretasi. Intrepretasi dibuat dengan melihat makna hubungan antara temuan

yang satu dengan yang lainnya, antara temuan dengan konteks atau hal-hal yang

melatarbelakanginya, dengan teori yang mendukung ataupun dengan

kemungkinan penerapannya.94

. Adapun analisis datanya melalui langkah-langkah

sebagai berikut:

92

Ridwan, Ibid., hal.72. 93

Iskandar, Op;Cit., hal. 220-221. 94

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,

2011), hal 11.

Page 66: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti yang telah dikemukakan,

semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak,

kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui

reduksi data. Merudksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan.95

Masalah masalah yang ditemukan baik melalui observasi, wawancara,

dan dokumentasi Eksistensi Kompetensi Kepribadian Guru dan Karakter Santri di

Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi dianalisis dengan merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya, dan membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data

tersebut sehingga bisa disajikan.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah usaha merangkaikan informasi yang terorganisir

dlam upaya menggambarkan suatu kesimpulan dalam mengambil tindakan.

Biasanya bentuk penyajian data kualitatif menggunakan teks naratif. Sebagaimana

reduksi data, kreasi dan penggunaan display juga bukan merupakan sesuatu yang

terpisah dari analisis, akan tetapi merupakan bagian dari analisis.

Penyajian data mengenai Eksistensi Kompetensi Kepribadian Guru dan

Karakter Santri di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi yang telah direduksi

melalui bab-bab yang sudah tersedia.

3. Penyimpulan

Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data, dan

display data sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti masih berpeluang

95

Sugiyono, Op.Cit., hal. 247.

Page 67: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

untuk menerima masukan. Penarikan kesimpulan sementara, masih dapat diuji

kembali dengan data di lapangan, dengan cara merefleksikan kembali, peneliti

dapat bertukar pikiran dengan teman sejawat, trianggulasi, sehingga kebenaran

ilmiah dapat tercapai.

Kesimpulan sementara dapat dibuat terhadap setiap data yang ditemukan

pada saat penelitian sedang berlangsung, dan kesimpulan akhir dapat dibuat

setelah seluruh data dianalisis mengenai masalah Eksistensi Kompetensi

Kepribadian Guru dan Karakter Santri di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota

Jambi

F. Uji Keterpercayaan Data

Penelitian kualitatif menjadikan peneliti sebagai instrumen utama

pengumpulan data. Karena itu sangat tidak mungkin memeriksa keabsahan

instrumen seperti yang dilakukan dalam penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif mengembangkan berbagai jenis instrumen, yaitu wawancara,

pengamatan, tes, dan berbagai skala. Tes dan berbagai skala biasanya diuji coba

dan diperiksa keabsahannya. Data yang sahih dan handal hanya dapat dihasilkan

oleh instrumen yang telah teruji keabsahannya. Karena itu untuk wawancara dan

observasi pun dibuat protokol atau pedomannya.

Dalam penelitian kualitatif, keadaannya sama sekali berbeda. Instrumen

utamanya ialah manusia, karena itu yang periksa adalah keabsahan datanya.

Untuk keperluan pemeriksaan keabsahan data dikembangkan empat indikator

yaitu:

1. Kredibilitas uji kredibilitas data diperiksa dengan teknik-teknik: perpanjangan

pengamatan, peningkatan ketekunan pengamatan, trianggulasi, pengecekan

teman sejawat, pengecekan anggota, anilisis kasus negatif dan kecukupan

referensial.

2. Keteralihan atau trasferability. Dilakukan dengan cara menggunakan hasil

penelitian pada tempat atau lokasi lain. tentu saja pemamfaatan itu mesti

memenuhi persyaratan, yaitu adanya kesamaan atau kemiripan konteks

sosialnya.

Page 68: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

3. Ketergantungan atau dependability adalah pemeriksaan yang rinci atau audit

lengkap terhadap proses penelitian.

4. Kepastian atau comfirmability adalah suatu cara untuk memastikan, apakah

telah terjadi kesepakatan antara yang diteliti dengan peneliti. Ini perlu

diperiksa. Karena dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah objektivitas.

Yang ada ialah intersubjektivitas, yaitu kesepakatan antar subjek yang terlibat

dalam penelitian. 96

Dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti menggunakan tekhnik untuk

menguji keabsahan/keterpercayaan data dengan cara perpanjangan keikutsertaan,

diskusi dengan teman sejawat. dan trianggulasi, untuk lebih jelas adalah sebagai

berikut:

1. Perpanjangan Keikutsertaan.

Sebagiamana sudah dikemukakan, penulis dalam penelitian kualitatif

adalah instrumen itu sendiri. Keikutsertaan penulis sangat menentukan dalam

pengumpulan data. Keiukutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu

singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal dilapangan sampai kejenuhan

pengumpulan data tercapai.

Dengan demikian, penting sekali arti perpanjangan keikutsertaan peneliti

guna berorientasi dengan situasi, juga guna memastikan apakah konteks itu

dipahami dan dihayati. Kedua, perpanjangan keikutsertaan juga dimaksudkan

untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan juga

kepercayaan diri peneliti sendiri. Perpanjangan keikutsertaan juga menuntut

peneliti agar terjun ke lokasi dan dalam waktu yang cukup panjang guna

mendeteksi dan memperhitungkan distori yang mungkin mengotori data. 97

2. Pemeriksaan Teman Sejawat melalui diskusi

Tehnik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil

akhir dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Tehnik ini mengandung

beberapa maksud sebagai salah satu tehnik pemeriksaan keabsahan data.

96

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012),

hal. 330-334 97

Lexy J. Meleong, Ibid., hal. 327-328.

Page 69: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Pertama, untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap

terbuka dan kejujuran. Dalam diskusi analitik tersebut kemelencengan peneliti

disingkap dan pengertian mendalam ditelaah yang nantinya menjadi dasar bagi

klarifikasi penafsiran. Kedua, diskusi dengan sejawat ini memberikan suatu

kesempatan awal yang baik untuk memulai mejajaki dan menguji hipotesis yang

muncul dari pemekiran peneliti. Ada kemungkinan hipotesis yang muncul dalam

benak peneliti sudah dapat dikonfirmasikan, tetapi dalam diskusi analitik ini

mungkin sekali dapat terungkap segi-segi lainnya yang justru membongkar

pemikiran peneliti.

3. Trianggulasi

Uji keabsahan data melalui trianggulasi adalah pemeriksaan data yang

sangat sering dan banyak digunakan dalam penelitian kualitatif. Ini terjadi karena

trianggulasi memberi peluang paling besar untuk mendapatkan data sesuai dengan

realitas sesungguhnya. Trianggulasi adalah pengecekan data dengan cara

pengecekan atau pemeriksaan ulang. Dalam bahasa sehari-hari trianggulasi ini

sama dengan cek dan ricek. Tekniknya adalah pemeriksaan kembali data dengan

tiga cara, yaitu:

a. Trianggulasi sumber,

b. Trianggulasi metode,

c. Trianggulasi waktu.

Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memafaatkan

sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Tehnik triangulasi yang paling banyak digunakan

ialah pemeriksaan melalui sumber lain.98

Untuk teknik pengumpulan data, triangulasi dapat diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan

pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan

data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data

dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.tujuan dari

98

Lexy J. Meleong, Ibid hal. 330.

Page 70: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomenal, tetapi

lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.

Nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui

data yang diperoleh compergent (meluas),tidak konsisten dan kontradiksi.

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

kernbali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan

alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Dengan demikian, triangulasi dengan

sumber ini dapat dilakukan dengan cara:

a. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara,

b. Membandingkan apa yang dikatakan subjek penelitian di depan umum

dengan apa yang dikatakannya secara pribadi,

c. Membandingkan apa yang dikatakan subjek penelitian tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu,

d. Membandingkan keadaan dan perspektif subjek penelitian dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang lain, dan

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu yang berkaitan.99

Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil

pembandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau

pemikiran. Yang penting disini ialah bisa mengetahui adanya alasan-alasan

terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut.100

Berdasarkan teknik triangulasi tersebut di atas, maka yang dimaksud untuk

mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh di lapangan

mengenai Eksistensi Kompetensi Kepribadian Guru dan Karakter Santri di

Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi dari hasil wawancara, lalu dicek

dengan observasi maupun melalui dokumentasi, atau melalui beberapa sumber

yaitu pengelola, guru serta teman kerja sehingga dapat dipertanggung jawab

seluruh data yang diperoleh di lapangan dalam penelitian tersebut.

G. Rencana dan Waktu Penelitian

99

Kunandar, Langkah Mudah Penelian Tindakan Kelas, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), hal.124. 100

Lexy J. Meleong, Op.Cit .,hal. 331.

Page 71: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan. Penelitian diawali dengan

pembuatan proposal penelitian, kemudian seminar proposal, dilanjutkan dengan

perbaikan hasil seminar, izin penelitian, pengumpulan data, pengolahan data yang

dikumpulkan. Untuk lebih rincinya dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Page 72: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN PENELITIAN

DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. DESKRIPSI LOKASI

1. Historis

Pondok Pesantren Al-Jauharen merupakan salah satu pondok yang cukup

maju dan berkembang pesat di wilayah ini. Sejarah berdirinya pondok ini yang

Page 73: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

bernaung di MTs Al-Jauharen Kelurahan Tanjung Johor, tidak terlepas dari jasa

seorang ulama Al-Alimul Alamah Syeikh H.Usman bin Haji Ali pada tahun 1300

H bertepatan pada tahun 1872 M di sungai Asam Darat selanjutnya pondok

pesantren Al-Jauharen tersebut pindah dari sungai Asam Darat ke Tanjung Johor

pada tahun 1305 H bertepatan pada tahun 1877 M. Sebelum didirikan bangunan

yang dinamakan Maktabah Al-Jauharen di Kelurahan Tanjung Johor.

Sistem pembelajaran yang ada dimana beliau mengajar para santri di

rumah dengan bertambahnya santri tersebut maka pengajian santri dipindahkan ke

masjid guru H.Abdul Kafi Bin H.Abu Bakar Tanjung Johor lebih kurang 29 tahun

berada di Tanjung Johor tepatnya 1 Zulkaedah tahun 1333 H bersamaan tahun

1915 M beliau mendirikan persatuan kematian yang dinamakan “ tsamaratul

insan” yang berarti “manusia yang berguna” yang beranggotakan:

a. Guru H.Abdul Somad bin H.Ibrahim Khof Penghulu Jambi pertama

b. Guru H.Ibrahim bin H.Abdul Majid (pendiri pondok pesantren Nurul Iman,

Ulu Gedong)

c. Guru H.Ahmad bin Abdul Syukur (pendiri pondok pesantren Sa‟adatu darein,

Tahtul Yaman)

d. Guru H.Usman bin H.Ali (pendiri pondok pesantren Al-Jauharen, Tanjung

Johor)

e. Guru Kemas H.Muhammad Saleh bin Kemas. H.Muhammad Yasin (pendiri

pondok pesantren Nurul Islam, tanjung pasir)

f. Sayyid Alwi bin Muhammad Syihab Pasar Jambi

Kemudian lebih kurang 12 tahun setelah didirikan persatuan kematian

tsamaratul insan tepatnya pada tahun 1346 H bersamaan tahun 1927 M dengan

izin Allah SWT sepakatlah masyarakat Tanjung Johor membangun gedung

Maktab Al-Jauharen. Setelah didirikannya bangunan Maktab Al-Jauharen

beliaupun sudah tua maka diserahkanlah kepemimpinan Maktab Al-Jauharen

kepada guru H.Abdul Majid bin Hamzah selanjutnya pada tahun 1938M

masyarakat Tanjung Johor sepakat untuk membangun kembali masjid guru

H.Abdul Kafi yang sekarang dipimpin oleh guru H.Jamaludin Abdullah. Salah

Page 74: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

satu bukti peninggalan berupa mimbar dan tongkat besi yang ada sekarang berasal

dari masjid Jami‟ sungai Asam Darat, setelah meninggalnya H.Abdul Majid bin

Hamzah pimpinan Maktab Al-Jauharen pada masa itu.

Kemudian kepemimpinan diserahkan kepada guru H.Jamaludin Abdullah

sampai pada tahun 1940 M. Dan dilanjutkan kepemimpinan Maktab Al-Jauharen

kepada guru H.Ahmad Zein bin Najhun 1940 s/d 1951. Kemudian dari tahun

1951-1962 dipimpin oleh guru Muhammad Yusuf bin Safarudin. Dilanjutkan

kepemimpinan Maktab Al-Jauharen oleh guru H.Mahfudz Jalil pada tahun 1962

s/d 1966. Dan pada tahun 1967 s/d 1975 kepemimpinan Maktab Al-Jauharen

dikembalikan lagi kepada guru Muhammad Yusuf bin Safarudin, kemudian

diserahkan lagi kepada guru Muhammad Tahir Ja‟far pada 1975 s/d 1981.

Kemudian pada tahun 1982 s/d 1989 kepemimpinan Maktab Al-Jauharen

diserahkan kembali kepada guru H.Mahfudz Jalil, dan sampai akhir tahun 1989

mengalami kefakuman (tidak berjalan sebagaimana mestinya). (Dokumentasi

Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi, 2019)

Pada tahun 2003 atas dorongan ulama beserta tokoh masyarakat Tanjung

Johor, dan diprakarsai para pemuda sepakat untuk mengaktifkan kembali

Maktabah Al-Jauharen yang sangat dicintai namun dengan format yang lebih baik

yang sesuai dengan tuntunan perkembangan zaman yang mengarah pada arti nama

Al-Jauharen yaitu “dua mutiara”. Dua mutiara dimaksud adalah mutiara dunia dan

mutiara akhirat (pendidikan umum dan agama) format yang baru ini dikenal

dengan nama pondok pesantren Al-Jauharen adapun sistem pendidikan yang

digunakan adalah perpaduan dua kurikulum yakni salafiah dan kholafiah.

Kurikulum salafiah dikembangkan oleh para guru agama yang rata-rata lulusan

dari pesantren dan langsung dibimbing oleh guru KH.Sirojuddin H.Muhammad

sedangkan kurikulum kholafiah (umum) merupakan ketentuan dari Kementrian

Pendidikan Nasional (Mendiknas).

Perkembangan Pondok Pesantren Al-Jauharen dengan format yang terbaru

dikembangkan oleh Guru KH.Sirojuddin H.Muhammad sebagai pimpinan

Page 75: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

membuahkan hasil pada perkembangan pondok yang terus mengalami kemajuan

dengan jumlah santri yang semakin meningkat. Peningkatan kuantitas dan kualitas

Pondok Pesantren Al-Jauharen ini diharapkan bisa berdampak baik pada

kemajuan agama dan bangsa Indonesia. Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota

Jambi memiliki tempat untuk pembelajaran, dan juga lokasinya sangat strategis

berada di pinggir sungai Batanghari serta di pinggir jalan raya. Madrasah ini

berada dibawah naungan Pondok Pesantren Al-Jauharen yang terdiri dari Raudatul

Atfal (RA), Madrasah Diniyah (Madin), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan

Madrasah Aliyah (MA). Dan pada tingkat Madrasah Tsanawiyah dipimpin Oleh

Drs.Muhammad Rafi‟i, sampai sekarang.

2. Letak Geografis

Lokasi Pondok Pesantren Al-Jauharen terletak di Kelurahan Tanjung Johor

Kecamatan Pelayangan kota Jambi tepatnya di jalan KH. A.Majid RT 04 RW 02

dan berada di pinggir sungai Batanghari, hal ini disebabkan punya alasan

tersendiri bagi pendirinya. Jalur transportasi sungai adalah jalur yang paling

mudah digunakan, dan cepat menjangkau lokasi madrasah terutama bagi mereka

yang berasal dari desa-desa yang berada di sepanjang sungai Batanghari. Di

samping itu pula air sungai Batanghari dapat dimanfaatkan oleh santri untuk

keperluan sehari-hari, seperti mandi, mencuci pakain dan lain-lain.

Letak madrasah di tengah kota ternyata dapat juga memberikan dampak

positif, tidak hanya bagi pihak madrasah namun juga bagi masyarakat sekitar.

Keberadaan madrasah di tengah kota akan lebih mudah terkontrol oleh

masyarakat, yang secara emosional memiliki konsern dengan pesantren. Demikian

pula sebaliknya, bagi masyarakat sekitar, keberadaan madrasah akan memberikan

warna Islami yang sangat kontras di tengah mereka. Sebab kegiatan keagamaan

kerap berbaurndengan kegiatan (keagamaan) masyarakat.Seiring dengan semakin

berkembangnya daerah perkotaan maka daerah sekitar madrasah pun mengalami

kemajuan dari segi aktifitas dan jumlah penduduk. Dalam pengamatan penulis,

Page 76: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

masyarakat Tanjung Johor adalah masyarakat yang taat beribadah. Ini terlihat dari

jumlah yang datang untuk melaksanakan sholat berjamaah di masjid.

Pondok Pesantren Al-Jauharen ini menempati lahan seluas 7.276 M2,

dengan luas pekarangan: 378 M2 dan luas bangunan 278 M

2. Adapun batas-batas

yang mengelilingi madrasah Al-Jauharen adalah:

a. Sebelah barat berbatasan dengan pabrik Remco (pabrik getah)

b. Sebelah timur berbatasan dengan sawah penduduk

c. Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk

d. Sebelah selatan berbatasan dengan sungai Batanghari

3.Visi dan Misi

Madrasah yang efektif adalah madrasah yang mempunyai visi dan misi,

tujuan, sasaran, peningkatan mutu dan menghasilkan alumni yang bisa

diandalkan. Artinya lembaga pendidikan Islam memiliki visi dan misi yang baik

akan dapat menentukan antisipasi berbagai perubahan dan tantangan pendidikan.

Madrasah dengan visinya akan mampu membuka perencanaan pendidikan yang

tepat berkaitan dengan kurikulum, sistem, tenaga kependidikan, sarana,

pengembangan program dan lain-lain yang menyangkut komponen-komponen

sistem pendidikan.

Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kelurahan Tanjung Johor Kecamatan

Pelayangan Kota Jambi mempunyai visi untuk mencapai prestasi unggulan sesuai

dengan tujuan dengan tekad pesantren Al-Jauharen juga amanat masyarakat.

Sementara misi yang telah di sepakati secara bersama-sama adalah; 1)

mewujudkan generasi Islam yang menjunjung tinggi dan menegakkan nilai-nilai

iman dan taqwa serta berakhlakul karimah, 2) meningkatkan pelayanan

pendidikan baik intrakurikuler dan ekstrakurikuler, 3) menimbulkan kesadaran

akan pentingnya kereladanan sesuai dengan jiwa Tut Wuri Handayani yang

selaras dengan pengawasa efektif dan efesien.

Page 77: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Berangkat dari visi dan misi yang telah disepakati tersebut, dapat dipahami

bahwa madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen memfokuskan diri pada pengembangan

tiga ranah (wilayah), yaitu ilmu pengetahuan, keimanan dan ketaqwaan. Hal ini

sejalan dengan pernyataan pimpinan pondok pesantren bahwa ada tiga falsafah

yang dimiliki pondok pesantren Al-Jauharen yaitu ilmu, iman dan amal.

Ketiga filsafah inilah yang dijadikan dasar dalam merencanakan dan

mengelola madrasah Tsanawiyah Al-jauharen menjadi sebuah lembaga

pendidikan alternative bagi masyarakat terutama dalam menghadapi

perkembangan global dan tuntunan moral agama.

4. Struktur Organisasi MTs Al-Jauharen

Susunan struktur organisasi pada suatu organisasi pendidikan berarti

merupakan suatu kegiatan atau ikatan yang mempertemukan antara program

kegiatan-kegiatan dalam organisasi pendidikan di samping itu juga mempermudah

pencampain tujuan pendidikan yang ditetapkan. Sebagai satuan organisasi tidak

akan terlepas dari struktur organisasi kepengurusan. Karena kepengurusan itulah

yang akan menjalankan roda-roda organisasi itu. Maju atau mundurnya suatu

organisasi sangat ketergantungan pada manusia yang duduk di pengurusan

tersebut. Ketika tugas seorang pemimpin untuk mengatur dan memberikan

kebijaksanaan dalam mengatur langkah-langkah yang harus ditempuh karena

pemimpinlah yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab secara penuh dan

konsekuen.

Suatu lembaga pendidikan sudah mutlak adanya suatu organisasi kerja

dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam organisasi tersebut

terdapat adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab menurut bidang

dan bagian yang ditentukan, sehingga diharapkan tidak adanya saling lempar

tugas dan tanggung jawab yang merusak kelancaran untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

Sebagai organisasi kegiatan kerja maka untuk mencapai tujuan organisasi

itu harus disusun sebagai tata laksana yang dapat menjalankan tugasnya masing-

masing baik tujuanumum maupun tujuan khusus menurut jenis dan tingkatnya

Page 78: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

masing-masing.Begitu juga halnya dengan MTs Al-Jauharen yang merupakan

lembaga pendidikan yang memiliki berbagai kegiatan dalam rangka pencapain

tujuan pendidikan. Untuk mengatur, menyusun dan menjalankan kegiatan agar

dapat berjalan denganlancar dan terorganisir maka diperlukan suatu organisasi

untuk pembagian tugas secara merata dan professional yang sesuai dengan jabatan

tanggung jawab dan urain tugasnya masing-masing.

Struktur organisasi sangat diperlukan dalam penyelenggaraan proses

pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Di dalam struktur organisasi, pimpinan

pondok pesantren dibantu para staf yang terdiri dari wakil pimpinan pondok

pesantren, tata usaha, wali kelas dan majelis guru sebagai unsur pelaksana yang

bertugas mendidik dan mengajar. Dari struktur tersebut tergambarlah fungsinya

masing-masing. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi MTs Al-

Jauharen dapat dilihat pada struktur berikut ini :

Bagan 1.1 Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Tanjung Johor

Kecamatan Pelayangan Kota Jambi

MUDIR

KH. Ahmad Sirojuddin

KEPALA MADRASAH

Drs.Muhammad Rafi’i

KEPALA TATA USAHA

WAKAMAD BIDANG KURIKULUM

Abdul Rofur S.Pd.I

WAKAMAD

BIDANG KESISWAAN

Alwi Mahfudz, S.Pd.I

WAKAMAD

BIDANG SAR & PRA

Siti Aisyah, S.Pd.I

WAKAMAD

BIDANG HUMAS

Hermantoni, S.Pd.I

PENANGGUNG JAWAB

BAG.PESANTREN

PENANGGUNG JAWAB

PERPUSTAKAAN

Nike Fitria, S.Pd.I

Page 79: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

5. Keadaan Tenaga Pendidik

Peranan guru di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi sebagai tenaga

pengajar atau pendidik sangatlah penting didalam memupuk minat dan

menumbuhkan semangat santri dalam memberikan bekal ilmu pengetahuan

melalui program pembelajaran. Keberhasilan dalam setiap mata pelajaran

tentunya didukung oleh semangat guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran. Guru di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi merupakan

unsur dari terlaksananya proses pendidikan dan pengajaran dalam suatu lembaga

pendidikan. Guru merupakan alat untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada

santri atau yang disebut sebagai pemberi informasi. Tanpa guru suatu lembaga

pendidikan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Sebagaimana di Pondok

Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi. Guru yang baik adalah guru yang

memberikan pelajaran kepada santrinya secara efektif dan efisien dengan

senantiasa membuat perencanaan pembelajaran, baik jangka pendek maupun

jangka panjang serta beusaha untuk menanamkan, memupuk, dan

mengembangkan sikap cinta kepada pelajaran serta meberikan semangat dalam

setiap proses pembelajaran.

WALI KELAS BP

MAJELIS GURU

SANTRI

Page 80: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Guru di MTs Al-Jauharen terdiri dari berbagai macam lulusan serta

disiplin ilmu seperti di Darul Musthofa Yaman, Rubath Tarim Yaman, UIN STS

Jambi, STAI MA‟ARIF, Universitas Jambi dan perguruan tinggi lainnya dan

bahkan ada juga yang lulusan Madrasah Aliyah. Dengan berbagai disiplin ilmu

yang dimiliki oleh para guru itu diharapkan akan tercapai tujuan pendidikan yang

diharapkan. Guru di MTs Al-Jauharen ini memang patut diacungkan jempol,

karena keteguhan mereka untuk tetap mengabdi di pondok pesantren Al-Jauharen

ini, walaupun gaji yang mereka terima tergolong kecil.

MTs Al-Jauharen berdasarkan data terakhir memiliki 25 orang tenaga

pendidik. Dari jumlah tenaga pendidik tersebut, 19 orang alumni dari berbagai

perguruan tinggi dan selebihnya 5 orang alumni MA sederajat. Untuk lebih

jelasnya keadaan tenaga pendidik pada tingkat MTs Al-Jauharen dapat dilihat

pada table dibawah ini:

Tabel 1.1 : Tenaga Kependidikan MTs Al-Jauharen Tahun 2018/2019

No NAMA JABATAN PENDIDKAN

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

Drs. Muhammad Rafi‟I

Hermantoni, S.Pd.I

Rahim Fadli

M.Ikhlas

Ahmad Hidri

Syar‟I S.Pd.I

Muslimaini, S.Pd

Marlina, S.Pd.I

Siti Aisyah, S.Pd.I

Siti Muthmainnah, S.Pd.I

Nike Fitria, S.Pd.I

Fitri Hajariah, S.Pd.I

Nurhikmah

Rif‟ah

Hendra saputra, S.Pd.I

Kepala MTs Al-Jauharen

Guru MTs dan TU. MTs

Guru MTs

Guru MTs

Guru MTs

Guru MTs

Guru MTs

Guru MTs

Guru MTs

Guru MTs

Guru MTs

Guru MTs

Guru MTs

Guru MTs

Guru MTs

IAIN STS

STAI MA‟ARIf

Sa‟adatuddaren

Sa‟adatuddaren

Sa‟adatuddaren

UIN STS

UNJA

IAIN STS

IAIN STS

UNJA

STAI MA‟ARIF

IAIN STS

AL-Jauharen

AL-Jauharen

IAIN STS

IAIN STS

Page 81: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

17

18

19

21

22

23

24

25

26

A.Hifzi, S.Pd.I

Miftah S.Pd.I

Alwi Mahfudz, S.Pd.I

Ummi khoirotu S.Pd.I

Dra.Siti raihani

Jamilah nurdini, S.Pd.I

Edi Susanto, S.Pd

Junaidi

Guru MTs

Guru MTs

Guru MTs

Guru MTs

Guru MTs

Guru MTs

Guru MTs

Satpam

Sa‟adatuddaren

STAI MA‟ARIF

STAI MA‟ARIF

UNJA

STAI MA‟ARIF

UNJA

STAI MA‟ARIF

IAIN STS

SMA

(Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi, 2019)

6. Keadaan Santri

Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di

sekolah, santri merupakan salah satu faktor pendidikan yang paling utama, tanpa

adanya siswa pendidikan dan proses pembelajaran tidak akan berlangsung. Siswa

atau anak didik merupakan suatu faktor yang menjadi syarat berdirinya sebuah

lembaga pendidikan. Selain daripada itu anak didik juga sebagai obyek dalam

proses pembelajaran untuk menstranfer ilmu pengetahuan dari para guru kepada

siswanya yang bersangkutan. Oleh karena itu, sebagai anak didik mereka harus

menyiapkan diri secara sempurna untuk menerima informasi ilmiah yang

disampaikan oleh para guru.Berbicara mengenai keadaan siswa Madrasah

Tsanawiyah Al-Jauharen pada tahun ajaran 2018/2019 saat ini berjumlah 303

siswa yang terdiri dari 8 kelas, yang gambaran umumnya dapat dilihat pada table

dibawah ini :

Tabel 2.1 : Keadaan santri Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen tahun Ajaran

2018/2019

NO KELAS JUMLAH SISWA KETERANGAN

1 VII A 37 LAKI-LAKI

2 VII B 38 LAKI-LAKI

3 VII C 39 PEREMPUAN

Page 82: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

4 VII D 40 PEREMPUAN

5 VIII A 40 LAKI-LAKI

6 VIII B 38 PEREMPUAN

7 IX A 34 LAKI-LAKI

8 IX B 37 PEREMPUAN

JUMLAH 303 LAKI-LAKI/PERUMPUAN

(Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi, 2019)

Berdasarkan table diatas dapat dipahami bahwa siswa madrasah

Tsanawiyah Al-Jauharen pada tahun ajaran 2018/2019 berjumlah 303 orang yang

terdiri dari 8 kelas, santri kelas VII berjumlah 154 orang yang terdiri dari 4 kelas,

kelas VII A berjumlah 37 orang santri, kelas VII B berjumlah 38 orang santri,

kelas VII C berjumlah 39 orang santri, kelas VII D berjumlah 40 orang santri

sementara santri kelas VIII yang terdiri dari 2 kelas berjumlah 78 orang yang

terdiri dari kelas VIII A berjumlah 40 orang santri, kelas VII B berjumlah 38

orang, sedangkan santri kelas IX juga terdiri dari 2 kelas yang berjumlah 71 orang

santri, kelas IX A berjumlah 34 santri, kelas IX B berjumlah 37 santri. Jadi jumlah

santri yang belajar di MTs Al-Jauharen tahun ajaran 2018/2019 berjumlah 303

santri.

7. Sarana dan Fasilitas

Demikian pula halnya dengan MTs Al-Jauharen, juga memiliki

beberapa alat perlengkapan untuk membantu jalannya proses pembelajaran

tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana yang ada di MTs

Al-Jauharen dapat dilihat dalam table berikut ini :

Tabel 3.1 Data Ruang Belajar

No Jenis Ruangan

Jml.

(Buah)

Ukuran

(P x L)

Kondisi*)

1 Perpustakaan 1 8 x 8 m Darurat

Page 83: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

2 Labor IPA 1 6x4 m Baik

3 Ketrampilan - - -

4 Multimedia 1 8x8 -

5 Kesenian - - -

6 Labor Bahasa - - -

7 Labor computer 1 8x8 Baik

8 PTD - - -

Tabel 4.1 Data Ruang Kantor

No Jenis Ruangan Jumah

Ruangan

Ukuran

(P x L) Kondisi

1 Kepala Sekolah 1 3x4 m Baik

2 Waka Sekolah - - Belum ada

3 Guru 1 5x5 m Menggunakan Ruang kantor pesantren

4 Tata Usaha 1 3x4 Baik

5 Tamu 1 5x5 m Baik

Tabel 5.1 Data Ruangan Penunjang

No Jenis Ruangan

Jumlah

(Buah)

Ukuran (P x

L) Kondisi

1 Gudang 1 2x2 Baik

2 Dapur 1 6x6 Baik

3 Asrama Putri 12 45x45 Baik

Page 84: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

4 KM/WC/ Guru 5 1x 1,5 m Baik

5 KM/WC/ Siswa 22 6 x 7 m Baik

6 Reproduksi - - -

7 BK - - -

NO Jenis Ruangan Jumlah

(Buah)

Ukuran (P x

L)

Kondisi

9 PMR/ Pramuka - - -

10 OSIS 1 3x5 Baik

11 Ibadah 1 40x40 Baik

12 UKS 1 6x6 Baik

13 Koperasi 1 8x8 Baik

14 Hall/ Lobi - - -

15 Kantin 1 3 x 3 m Baik

16 Bangsal Kendaraan 1 12x12 Baik

17 Rumah Penjaga 1 - Baik

18 Pos Penjaga 1 1x1,5 Baik

Tabel 6.1 Lapangan Olahraga

Lapangan Jumlah

(Buah)

Ukuran

(P x L) Kondisi Keterangan

Lapangan Olahraga

- Volley Ball

- Badminton

- Takraw

1

1

16x6 m

9 x 3 m

Baik

Baik

Page 85: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

- Futsal 1

1

13x4,5

20x1o

Baik

Baik

B. Temuan Penelitian dan Analisis Hasil Penelitian

1. Eksistensi Kompetensi Kepribadian Guru di Pondok Pesantren

Al-Jauharen Kota Jambi

Eksistensi (keberadaan) guru ditengah-tengah santri, sangatlah

menentukan dalam berbagai upaya peningkatan karakter disiplin pada diri santri.

Ini artinya, guru memiliki arti dan peran yang sangat penting terutama dalam

mengajar, medidik dan menanamkan nilai-nilai kedisiplinan kepada santri itu

sendiri. Hal ini perlu diperhatikan oleh guru Aqidah Akhlak pada khususnya dan

para pendidik pada umumnya agar santri memiliki karakter disiplin dilingkungan

pesantren maupun diluar lingkungan pesantren.

Untuk mengetahui eksistensi kompetensi kepribadian guru aqidah akhlak

di pesantren Al-Jauharen Kota Jambi ini. Penulis melakukan wawancara terlebih

dahulu kepada kepala madrasah ustad Drs. Muhammad Rafi‟I di pesantren Al-

Jauharen Kota Jambi, beliau mengatakan bahwa:

„‟Guru aqidah akhlak cukup eksis di depan para santri dan kompetensi

keribadian guru aqidah akhlak di pesantren ini sudah cukup baik sehingga

banyak santri yang suka dengan guru aqidah akhlak. Akan tetapi kita

ketahui manusia memiliki kekurangangan masing-masing. Namun

menurut saya bahwa guru aqidah akhlak memiliki kompetensi

kepribadian yag cukup baik‟‟.101

Menurut ustad Alwi Mahfuz S.Pd.I, guru Waka kesiswaan di pondok

pesantren Al-Jauharen Kota Jambi mengatakan bahwa eksistensi guru khususnya

101

Wawancara, 23 Mei 2019

Page 86: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

guru aqidah akhlak banyak memberikan manfaat bagi santri seperti kegiatan

ekstrakurikuler yang dilakukan berupa pramuka, sholat lima waktu dengan

bejama‟ah di masjid, sehingga dengan keberadaan karakter disiplin guru yang bisa

dijadikan contoh, santri terbiasa untuk disiplin pada diri mereka sendiri.102

Ustadzah Nike Fitria S.Pd.I guru fiqih di pesantren Al-Jauharen Kota

Jambi juga mengatakan, saya melihat kompetensi kepribadian guru aqidah akhlak

sudah cukup baik yaitu eksistensi (keberadaan) guru aqidah akhlak dalam

meningkatkan karakter disiplin memiliki arti yang sangat penting bagi santri,

sebab dengan adanya guru aqidah akhlak santri dapat diberikan bimbingan yang

dilakukan berdasarkan aturan-aturan atau jadwal yang telah dtetapkan. Apalagi

dalam hal kompetensi kepribadian guru tentunya menjadi hal yang sangat penting

sekali karena santri biasanya mencontoh kepribadian daripada gurunya apalagi

jika guru itu yang mengajari masalah aqidah dan akhlak.103

Dari beberapa informasi yang telah dikemukakan diatas, dapat

disimpulkan bahwa guru aqidah akhlak di pesantren Al-Jauharen sudah memiliki

kompetensi keribadian yang cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dari tanggapan

yang diberikan kepala madrasah serta tanggapan baik dari beberapa guru lainnya.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa guru harus memiliki

kompetensi kepribadian yang baik karena. agar dapat tetap eksis dimata santri-

santrinya. Akan tetapi jika guru memiliki kompetensi kepribadian yang buruk atau

tidak baik, maka bisa menyebabkan guru tersebut tidak memiliki eksistensi dimata

santrinya. Karena guru akan di contoh dan dijadikan suri teladan serta ditiru oleh

para santri-santrinya.

Berdasarkan kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru yaitu;

pertama, bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan. Kedua,

berakhlak mulia serta menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Ketiga,

kepribadian yang mantap dan stabil. Keempat, dewasa dan arif. Kelima,

berwibawa. Keenam, menunjukkan etos kerja serta tanggung jawab yang tinggi.

Ketujuh, menjunjung tinggi kode etik guru. Berikut ini hasil observasi dan

102

Wawancara, 19 Mei 2019 103

Wawancara, 23 Mei 2019

Page 87: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

wawancara penulis tentang eksistensi (keberadaan) guru aqidah akhlak dalam hal

kompetensi kepribadian guru adalah sebagai berikut:

a. Bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan

Guru harus berhati-hati dalam bertindak dan bersikap. Segala sikap dan

tindakan dan perilaku guru harus selalu memperhatikan norma agama yang dianut,

hukum dan sosial yang berlaku di dalam masyarakat serta kebudayaan nasional

Indonesia yang beragam. Guru harus berhati-hati dalam bertindak dan bersikap.

Segala sikap, tindakan, dan perilaku guru harus selalu memperhatikan norma

agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku di dalam masyarakat serta

kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.

Pembelajaran yang dilakukan oleh ustad Hermantoni S.Pd.I, yaitu berlaku

adil terhadap santrinya dalam segala hal dan setiap sisi yang berkaitan dengan

pembelajaran dan tidak terfokus pada satu atau kelompok santri baik itu santri

yang berasal dari satu suku maupun yang berasal dari satu daerah. 104 Kebenaran

dari penjelasan tersebut diperoleh oleh ungkapan salah satu santri yang mana

informasi ini didapat dikatakan oleh Niha santri MTs.N kelas VIII B:

„‟Ustad Hermantoni S.Pd.I, beliau memberi perhatian, bimbingan serta

memberikan penilaian dalam setiap ulangan mid semester dan akhir

semester secara menyeluruh dan transparan kepada kami semua,

lembaran nilai hasil ujian kami dikembalikan semua setelah diberi

penilaian, tanpa membedakan santri satu dengan yang lainnya. Dan

ketika kami salah pasti dihukum, dan jika tidak salah maka kami tidak

dihukum. Dan tidak pernah jika kami salah ustad tidak menghukum kami

karena disebabkan adanya hubungan kerabat ataupun hubungan

keluarga105

Dari ungkapan diatas terlihat bahwa guru cukup baik dalam konsistensinya

untuk menjalankan profesinya, karena perlu diketahui bahwa pada dasarnya

kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku dan keterampilan yang harus

dimiliki oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan.

Sedangkan kepribadian adalah unsur yang menentukan keakraban hubungan guru

dengan anak didik.

104

Hasil wawancara , 9 Mei 2019. 105

Hasil wawancara , 9 Mei 2019.

Page 88: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki

karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang mantap dari sosok

seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun

masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut „‟digugu‟‟

(ditaati nasehat/ucapan/perintahnya), „‟ditiru‟‟ (dicontoh sikap dan perilakunya).

Adapun kaitannya dengan kompetensi kepribadian seorang guru dalam proses

kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan

kebudayaan yaitu guru tidak membedakan status sosial, suku, adat istiadat, serta

daerah asal peserta didiknya.Sebagaimana firman Allah SWT:

إنا المؤمن ون إخوة فأصلحوأ ب ي أخويكم وات مقوالله لعلكم ت رحون Artinya: „‟Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara sebab itu

damaikanlah (perbaiki hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah

terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.(Al-Hujarat ayat 10)

Metode yang digunakan dalam membentuk karakter disiplin, adalah

pembiasaan dan keteladanan, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah

cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak berpikir, bersikap dan

bertindak, sesuai dengan tuntunan ajaran Islam. Jadi pembiasaan adalah sesuatu

yang disengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi

kebiasaan. Jika suatu perbuatan terbiasa dilakukan oleh seseorang, maka akan

mudah untuk melakukannya secara terus menerus, meskipun perbuatan tersebut

menurut sebagian orang merupakan perbuatan yang memiliki tingkat kesulitan

jika dilakukan berulang-ulang, Sebagaimana yang dikemukakan oleh ustad

Hermantoni S,Pd.I bahwa;

„‟Dengan pembiasaan dan latihan akan terbentuk sikap tertentu pada

santri yang lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya

tidak tergoyah lagi karena telah masuk menjadi bagian dari pribadinya

melakukan pembiasaan kepada santri untuk selalu disiplin dalah

kehidupan sehari-hari.‟‟106

106 Hasil wawancara , 9 Mei 2019.

Page 89: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diartikan bahwa seseorang

yang terbiasa dilatih maka dia akan menjadi seorang yang terlatih, dalam hal ini

adalah anak didik menjadi seorang peserta didik yang pandai karena sudah dilatih

secara terus menerus sehingga apa yang telah diajarkan tertanam dalam dirinya

dan menjadikan anak didik lebih mempunyai kemampuan untuk menjalani proses

belajar pada tahap selanjutnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh guru agama

Islam. Pembiasaan yang dilakukan guru pesantren Al-Jauharen para guru dan

santri untuk memulai dan menutup pelajaran dengan sama-sama berdo‟a terlebih

dahulu. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh berkah dari Allah agar ilmu

yang dipelajari dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Dengan

adanya contoh yang diberikan guru maka santri akan lebih mudah untuk

melakukannya karena sudah terbiasa setiap hari bahkan setiap pergantian mata

pelajaran.

Pengamalan yang dilakukan oleh santri setiap hari akan membentuk

sebuah kepribadian yang kuat, sehingga apa yang sudah biasa dilakukan tidak

mudah terlupakan, bahkan akan selalu teringat. Dengan membiasakan pengamalan

secara terus menerus tentunya sangat berpengaruh terhadap reflek mereka,

sehingga tanpa berpikir secara mendalam kegiatan yang sudah biasa dilakukan

akan mengakar kuat mengiringi setiap aktifitas santri. Pada sisi yang lain

kebiasaan rutin para santri untuk melaksanakan shalat berjamaah dzuhur pada

waktu berakhirnya jam pelajaran kedua, mulai dari guru sampai kepada santri

mengikuti shalat berjamaah kecuali bagi santri yang berhalangan Berdasarkan

hasil wawancara guru aqidah akhlak bahwa;

„‟Melalui arahan guru aqidah akhlak dengan rutin melaksanakan shalat

berjamaah santri diharapkan mampu untuk mengembangkan nilai-nilai

kedisiplinan sekaligus memupuk semangat kerja sama dengan siapa saja

khususnya teman sendiri, sehingga santri dapat saling kenal mengenal satu

dengan yang lain sehingga menumbuhkan dan mempererat tali silaturahmi

antara guru dan santri.‟‟107

b. Berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi peserta didik

107 Hasil wawancara , 9 Mei 2019.

Page 90: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Guru harus berakhlak mulia, karena guru adalah seorang penasehat bagi

peserta didik, bahkan bagi para orang tua. Dengan berakhlak mulia, dalam

keadaan bagaimanapun guru harus memiliki rasa percaya diri, istiqomah dan tidak

tergoyahkkan. Guru aqidah akhlak harus meluruskan niatnya , menjadi guru

bukan semata-mata untuk kepentingan duniawi, memperbaiki ikhtiar terutama

berkaitan dengan kompetensi pribadinya dengan bertawakal kepada Allah.

Melalui guru yang demikian lah kita berharap pendidikan menjadi ajang

pembentukan karakter bangsa.

Keteladanan adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang tidak

diprogramkan krena dilakukan tanpa mengenal batas ruang dan waktu.

Keteladanan ini merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan

santri dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga

diharapkan menjadi panutan bagi santri. Guru merupakan teladan bagi santri dan

semua orang yang beranggapan dia sebagai guru. Pribadi guru sangat berperan

dalam membentuk pribadi santri. Ini dapat dimaklumi karena manusia merupakan

makhluk yang suka mencontoh, termasuk mencontoh pribadi gurunya dalam

bentuk pribadinya. Secara teoritis, menajdi teladan merupakan bagian integral dari

seorang guru sehingga menjadi guru berarti menerima tanggung jawab menjadi

teladan.

Pembiasaan akhlak mulia adalah upaya yang dilakukan oleh madrasah

secara rutin dan berkelanjutan dalam mengembangkan karakter disiplin santri,

sebagai proses internalisasi nilai-nilai keagamaan santri terbiasa berbicara,

bersikap, dan berperilaku disiplin dalam kehidupan sehari-hari, melalui kegiatan

pembiasaan, diharapkan peserta didik memiliki karakter disiplin baik dalam

komunitas kehidupan madrasah, dirumah maupun dimasyarakat. Berdasarkan

hasil wawancara dengan guru aqidah akhlak di pesantren Al-Jauharen yaitu

„‟Beberapa kegiatan pembiasaan karakter disiplin yang dilakukan santri di

pesantren Al-Jauharen antara lain; shalat berjamaah di masjid, membaca

do‟a pada awal dan akhir pelajaran, shalat dhuha, shalat tahajud, membaca

Page 91: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

surah-surah pilihan setelah shalat fardu, dan mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler‟‟.108

Hal unik yang dilakukan guru aqidah akhlak dalam mengembangkan

karakter disiplin adalah setiap mengakhiri jam pelajaran, guru aqidah akhlak

memberikan pesan-pesan moral dengan dikaitkan dengan fenomena fenomena

yang terjadi di zaman sekarang seperti tentang keberhasilan seseorang yang

memiliki sikap disiplin dalam segala hal.

Untuk menjadi teladan bagi santri, tentu saja pribadi dan apa yang

dilakukan oleh seorang guru aqidah akhlak akan mendapat sorotan oleh santri

serta orang sekitar lingkungannya, baik dari segi perkataan maupun perbuatan.

Salah satu upaya pembinaan karakter santri adalah dengan memberi contoh

teladan yang baik kepada santri.

Sebagaimana hasil wawancara dengan K.H. Ahmad Sirojuddin selaku

pimpinan Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi mengatakan bahwa:

„‟Dalam meningkatkan kedisiplinan santri guru harus menjadi suri

tauladan bagi santri, dan harus mencontohkan suatu yang terbaik buat

santri atau jadi panutan‟‟. 109

„‟Menurut hasil pengamatan penulis para guru di Pondok Pesantren Al-

Jauharen, terlihat upaya guru menjadi contoh teladan dalam meningkatkan

kedisiplinan adalah 15 menit sebelum jam 07.00 terlihat para guru berbaris rapi

menyambut dan menyalami para santri yang akan berangkat ke gedung belajar.

Hal ini tentunya akan memberikan dampak positif bagi santri, karena pada

umumnya santri suka meniru apa yang dilihatnya, santri akan malu jika ia pergi ke

pesantren terlambat, dikarenakan gurunya telah berbaris rapi didepan pintu

gerbang utama‟‟.110

Dalam kutipan wawancara penulis dengan ustad Muhammad Rafi‟I selaku

kepala sekolah pondok pesantren Al-Jauharen menuturkan adalah sebagai berikut:

108

Hasil wawancara , 22 Juni 2019. 109

Hasil wawancara, 9 Mei 2019 110

Observasi, 16 Mei 2019

Page 92: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

„‟Pendidikan harus dimulai dari pengajarnya. Guru itu bisa digugu dan

ditiru, jadi setia guru harus mencontohkan. Ini tidak berlaku untuk guru

aqidah akhlak saja, tetapi untuk semua guru yag ada. Bila guru mau

mengajarkan disiplin misalnya, maka guru harus bisa berdisiplin terlebih

dahulu. Tidak mungkin santri bisa berdisiplin dalam belajar jika gurunya

saja datang sering terlambat dan jarang masuk. Pembinaan karakter

disiplin itu lebih tepat sasaran dengan metode keteladanan dan

pembiasaan, untuk saya seringmenyarankan kepada guru mata pelajaran

aqidah akhlak untuk bisa memberikan upaya-upaya tertentu untuk

meningkatkan moral dan karakter santri di pesantren‟‟.111

Pernyataan kepala madrasah di atas, sangat sesuai dengan apa yang telah

diajarkan oleh Nabi Muhammad SW melalui hadistnya yaitu:

كلكم راع و كلكم مسؤول عن رعيمتو الامام مسؤول عن رعيمتو و رأة راعية ف ب يت الرمجل مسؤول ف اىلو و

مسؤول عن رعيمتو و الم

زوجها و مسؤولة عن رعيمتها )متفق عليو(

Artinya:Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin bertanggung

jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin

dalam keluarga dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.

Seorang istri adalah pemimpin dirumah suaminya dan dia bertanggung

jawab atas apa yang dipimpinnya‟‟.(H.R.Muttafaq Alaih)112

Berdasarkan hasil observasi di pondok pesantren Al-Jauharen ditemukan

bahwa guru aqidah akhlak masih kurang maksimal dalam hal keteladanan, hal ini

disebabkan guru aqidah akhlak justru memperlihatkan perilaku yang tidak

semestinya dicontoh oleh peserta didik seperti kurangnya kedisiplinan, terlambat

masuk ke kelas, memberikan janji kepada santri untuk memeriksa tugasnya,

sehingga tugas-tugas santrinya tidak diperiksa dan dibiarkan bertumpuk di atas

meja, sehinggan dampaknya akan mempengaruhi kepercayaan peserta didik

111

Hasil wawancara, 22 Juni 2019 112

Soheh Bukhori Muslim, Al-Fath, At-Tabaah wa Nasr wa Turya, Al-Makkah Mukarromah

Page 93: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

terhadap dirinya, tentunya dapat mempengaruhi pengembangan karakter santri,

sehingga dampak yang ditimbulkannya santri dapat mencontohnya.

c. Kepribadian yang mantap dan stabil

Seorang guru haruslah memiliki kepribadian yang mantap dan stabil, yaitu

dengan indikator esensial menaati seluruh peraturan perundang-undangan,

menunjukkan perilaku disiplin, bertindak sesuai norma sosial dengan cirri

berpenampilan sopan dan bertutur kata yang llemah lembut, bangga menjadi guru

yang ditandai dengan menunjukkan komitmen tegas sebagai pendidik, dan

menjaga kode etik profesi guru, serta senantiasa memiliki konsistensi dalam

bertindak sesuai dengan norma dan memiliki kedisiplinan diri secara konsisten.

Kepribadian guru profesional dapat dilihat dari sikapnya yang mantap dan

stabil. Mantap dapat diartikan kukuh,kuat,tidak goyah, tidak terganggu, dan

tetap/tidak berubah. Stabil dapat di artikan mantap, kukuh, tetap jalannya, tetap

pendiriannya tidak berubah-ubah dan tidak naik turun. Stabil dan mantap

merupakan sikap seorang guru profesional yang sangat perlu dan dibutuhkan

dalam menjalankan profesinya.

Dalam menghadapi peserta didik seorang guru dituntut memiliki emosi

pribadi yang mantap dan stabil, yaitu berupa suatu kemampuan untuk mengenali

emosi, mengelola dan mengontrol diri sendiri, dan mengenali emosi orang lain

sehingga mampu menjalin hubungan yang baik dengan siswa serta mampu dalam

membina akhlak peserta didiknya.

Untuk menjadi pendidik yang professional seorang guru harus menjadi

tuntunan Nabi Muhammad SAW .Keberhaslan Nabi SAW sebagai pendidik

didahului oleh bekal kepribadian (personality) yang berkualitas unggul,

kepedulian terhadap masalah-masalah sosial dan religius dan mampu

mempertahankan dan mengembangkan kualitas iman, amal shaleh, bejuang dan

bekerja sama menegakkan kebenaran. Seperti yang terdapat dalam penjelasan Al-

Qur‟an yaitu:

Page 94: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

كم ياي ها المذين امنوا اصبوا و صابروا ورابطوا و ات مقوا الله لعلم ت فلحون

Artinya:‟‟Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah

kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah

kepada Allah, supaya kamu beruntung. (Q.S.Ali Imron: 200)113

Seorang guru mempunyai sifat sabar dan peran penting pada

emosionalnya dalam mempengaruhi proses pembelajaran seorang guru yang

kurang mampu mengenali emosi peserta didiknya maka suasana kelas menjadi

tidak kondusif sehingga proses pembelajaran menjadi tidak efektif dan secara

tidak langsung tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan maksimal. Adapun

wawancara dengan bapak kepala sekolah Drs.Muhammad Rafi‟i mengatakan

bahwa:

„‟Guru-guru disini mempunyai tanggung jawabnya masing-masing, sejauh

ini saya perhatikan mereka cukup baik dalam menjalankan tanggung

jawabnya.Seorang guru memang sangatlah pentig memiliki sikap atau

kepribadian yang mantap dan stabil, karena dalam kepribadian ini ada

sikap kedidiplinan. Kalau guru aqidah akhlak yang mengajar disini saya

rasa sudah bersikap disiplin. Namun terkadang datang terlambat kekelas

pada saat ada jam pelajaran mengajar, itu dikarenakan ada sesuatu hal

yang penting,.‟‟114

Hal ini juga senada dengan apa yang disampaikan oleh Waka Kesiswaan

Ustad Alwi Mahfuz S.Pd.I sebagai berikut:

“Guru aqidah akhlak ketika tidak masuk kelas pada saat ada jam

pelajaran dikarenakan guru aqidah akhlak memiliki tugas ganda, guru

aqidah akhlak memilik tugas sebagai guru dan juga memiliki tugas

kebagai TU atau Tata Usaha tingkat Mts, oleh sebab itu ketika ada rapat

di Kemenag ataupun ketika menginput data santri untuk proses ujian

Nasional serta terkadang ada santri yang sudah menjadi alumni yang mau

mengambil Ijazah maka guru aqidah akhlak mengurus pemberian Ijazah

113

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 2013 114

Hasil Wawancara, 23 Mei 2019

Page 95: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

dikarenakan santri alumni yang sudah tamat dari di pesantren Al-

Jauharen terkadang berada diluar provinsi Jambi seperti Riau, sehingga

jika tidak diberikan pada saat itu terkadang guru aqidah akhlak merasa

kasihan dan iba karena sudah jauh-jauh dari kampung halaman. Hal ini

lah terkadang yan membuat guru aqidah akhlak tidak masuk ke kelas

ketika ada jam pelajaran.‟‟115

Hal ini juga senada dengan apa yang di sampaikan oleh Nadin santriwati

kelas VIII B sebagai berikut:

„‟Terkadang jam pelajaran dikelas, kami tidak belajar karena tidak ada

gurunya ataupun guru piket yang menggantikan jam pelajaran yang

kosong.‟‟116

Hal ini juga senada dengan apa yang di sampaikan oleh Ario santri kelas

VIII A sebagai berikut:

„‟Saya lihat dikantor TU bawah terkadang sering kedatangan tamu yang

mencari guru aqidah akhlak, sehingga ustad sering telat masuk ke kelas

kami, terkadang kami bermain dikelas dan kami ngobrol-ngobrol dengan

teman-temas dikarenakan kelas kami belum ada gurunya.‟‟117

Dari wawancara dan observasi diatas, bahwa masalah kepribadian yang

mantap dan stabil merupakan hal yang wajib dimiliki bagi setiap orang terutama

bagi seorang guru. Guru harus mampu mendisiplinkan peserta didik, terutama

disiplin diri. Karena tidak disiplinnya seorang guru bisa berakibat kurang baik

bagi santri secara tidak langsung mengajarkan santri untuk bersikap tidak disiplin.

Guru harus meningkatkan kembali efektivitas pembinaan terhadap santri. Lebih

aktif dan memberi contoh yang baik trus-menerus dan tidak putus asa dalam

menghadapi santri.118

Dengan disiplin tentunya kita dituntut untuk berbuat baik terhadap orang

lain, jika kita tidak disiplin maka akan menimbulkan kerusakan, baik dari akhlak

maupun karakter kita dan tentu akan banyak pengaruhnya yang terjadi apabila kita

115

Hasil Wawancara, 23 Mei 2019 116

Hasil wawancara, 5 Juni 2019 117

Hasil wawancara, 5 Juni 2019 118

Hasil observasi, 5 Juni 2019

Page 96: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

tidak disiplin. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an surah Al-Qashash ayat 77

yang berbunyi sebagai berikut:

ن يا و ار الاخرة و لا ت نس نصيبك من الد و اب تغ فيما اتك الله الدمر انم الله احسشن كما احسن الله اليك و لا ت بغ الفساد ف الا

فسدين

ب الم لا ي

Artinya: ‟‟Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah

dianugrahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu didunia

dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah SWT telah berbuat baik

kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan dibumi. Sungguh Allah SWT

tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan „‟.119

Penulis dalam penelitian ini memang khusus mengambil kepribadian yang

mantap dan stabil dengan sikap kedisiplinan. Masalah disiplin adalah masalah

umum yang sering terjadi di setiap pesantren. Akan tetapi jika dibiarkan terus-

menerus akan terjadi kebiasaan yang buruk dan berakibat fatal dan menjadi

budaya yang tidak baik

d. Dewasa dan arif

Kepribadian yang dewasa tampak dari sikap dan tindakan guru dalam

mematuhi peraturan yang ada di pesantren dan menyelesaikan administrasi

pesantren sesuai dengan standard dan aturan dari pesantren. Kedewasaan guru

juga tampak dari kemampuan guru dalam mengendalikan emosi.

Kedewasaan yang dimaksudkan disini adalah kedewasaan sikap

kepribadian dalam kematangan berfikir atau pandangan seseorang, kedewasaan

seseorang dapat dilihat dari ciri-cirinya yaitu mampu menahan diri, besikap

empati kepada peserta didik, hati-hati dalam bertindak, sabar dalam menghadapi

berbagai kesulitan,memiliki sikap amanah. Sedangkan arif dapat diartikan sebagai

119

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 201

Page 97: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

bijaksana, cerdik, berilmu, paham, mengerti. guru yang arif adalah juga guru yang

bijaksana yang memahami dengan baik ilmunya dan menggunakan akal budinya

dan berbagai situasi, serta mampu mengendalikan emosinya dengan baik serta

tolong menolong antara satu dan lainnya dalam mencapai tujuan pendidikan yang

diharapkan sebagaimana firman Allah yang berbunyi nsebagai berikut:

قوى ولات عاون و على الإث والعدوان وت عا ون وا على الب وا لت م

وت مقوالله إنم الله شديدالعقاب

Artinya: Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kbajikan

dan takwa dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah SWT sesungguhnya Allah

amat berat siksaNya ( Q.S Al-Maidah ayat 2)

Hal ini penting karena banyak masalah kependidikan yang disebabkan

oleh faktor kepribadian guru yang kurang dewasa. Kondisi kepribadian yang

demikian sering membuat guru melakukan tindakan-tindakan yang tidak

professional dan tidak terpuji yang merusak citra dan martabat guru. Ujian berat

bagi guru dalam hal kepribadian ini adalah rangsangan yang sering memancing

emosinya. Hendaklah guru bersikap lemah lembut sebagaimana firmal Allah

SWT:

Kestabilan emosi sangat diperlukan, namun tidak semua orang mampu

menahan emosinya terhadap rangsangan yang mempunyai temperamen yang

berbeda dengan orang lain. Utuk keperluan tersebut, upaya dalam bentuk latihan

mental akan angat beguna. Guru yang mudah marah-marah akan membuat peserta

didik takut dan ketakutan yang mengakibatkan kurangnya minat untuk mengikuti

pembelajaran serta rendahnya konsentrasi, karena ketakuatan menimbulkan

kekhawatiran untuk dimarahi dan hal ini membelokkan konsentrasi peserta didik.

Seperti yang telah diungkapkan oleh ustad Hermantoni S.Pd.I mengatakan:

Page 98: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

„‟Dimadrasah memiliki program pendukung dalam pengembangan

wawasan pengetahuan agama santri, salah satunya seperti dengan adanya

kegiatan ekstra kurikuler yang berbau agama yaitu penyelenggaraan

jenazah, syahril Qur‟an dan Tilawah Al-Qur‟an.

Kegiatan ini wajib untuk siswa dalam mengikutinya. Ada juga ekstra

kurikuler lainnya seperti pramuka yang bisa melatih kedisiplinan santri.

Kegiatan tersebut yang bertanggung jawab penuh adalah saya‟‟.120

Dari pernyataan tersebut telah tampak salah satu contoh dari kedewasaan

dan kearifan guru aqidah akhlak yang mempunyai nilai positif dalam peningkatan

kemajuan peserta didik untuk menguasai keterampilan agama, jadi kecerdasan dan

kebijaksanaan merupakan salah satu faktor pendukung untuk peningkatan karakter

siswa dalam hal ini terutama dari bidang agamanya. Seperti baca tulis hafal

Qur‟an adalah bimbingan khusus yang dilakukan oleh guru aqidah akhlak dalam

rangka mendidik, membimbing, melatih keterampilan membaca, menulis,

menghafal dan memahami Al-Qur‟an, khususnya bagi peserta didik yang belum

kompeten membaca dan menulis Al-Qur‟an. Berdasarkan hasil wawancara dengan

guru aqidah akhlak menuturkan bahwa;

„‟Bimbingan tambahan yang saya berikan berupa bacaan ayat-ayat Al-

Qur‟an karena masih ada beberapa santri yang belum bisa membaca Al-

Qur‟an khususnya secara benar berdasarkan tajwid Al-Qur‟an. Dan ini

dilakukan agar dapat memacu peserta didik untuk terus belajar ayat Al-

Qur‟an, karena itu sudah kewajiban umat muslim membaca Al-Qur‟an.121

Pengakuan santri yang bernama Niha kelas VIII B dan hasil pengamatan

sesuai dengan pernyataan di atas bahwa, guru aqidah akhlak memberikan

bimbingan tambahan khususnya dalam mempelajari cara-cara membaca Al-

Qur‟an yang benar berdasarkan tajwid Al-Qur‟an.

e. Berwibawa

Menjadi guru itu indah dan mendidik itu mulia. Indah dan mulia adalah

wibawa guru. Dan wibawa guru dalam membimbing peserta didik pada kegiatan

120

Hasil wawancara, 5 Juni 2019 121 Hasil wawancara , 5 Juni 2019.

Page 99: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

pembelajaran merupakan pembawaan yang dapat menguasai dan mempengaruhi

orang lain untuk menghormati melalui sikapnya yang mengandung kepemimpinan

dan penuh daya tarik. Berkaitan dengan wibawa, guru harus memiliki kelebihan

dalam merealisasikan nilai, spiritual, emosional, moral, sosial dan intelektual

dalam pribadinya.

Berdasarkan observasi dilapangan ditemukan bahwa guru aqidah akhlak

memiliki penampilan guru yang menarik, bertindak secara dinamis, tegas dan

konsisten serta memiliki percaya diri. Sikap guru aqidah akhlak yang ramah,

santun dan humoris terhadap semua santri maupun warga pesantren membuat

guru aqidah akhlak disenangi oleh santri bahkan ditunggu-tunggu khadirannya.

Hal ini tampak, ketika tiba di pesantren santri–santri langsung berlalri untuk

menemui guru aqidah akhlak dan memberi salam guru aqidah akhlak serta

mencium tangan guru aqidah akhlak. Sikap dan tindakan yang berdampak positif

terhadap prilaku santri.

Berdasarkan hasil wawancara dengan santri yang mengungkapkan

beberapa hal yang menyangkut perilaku negatif guru aqidah akhlak yang terkesan

oleh satri pada saat pembelajaran seperti halnya diungkap Zulfakar Santri kelas

VIII A bahwa‟‟ Terkadang guru aqidah akhlak suka marah-marah dan bersikap

pilih kasih terhadap santri, jika santri yang pintar akan terus diperhatikan dan

diperdulikan sedangkan santri yang kurang pintar tidak diperhatikan dan

diperdulikan.122

Sedangkan wawancara dengan Melani salah satu santriwati kelas VIII B

MTs Pondok Pesantren Al-Jauharen, maka ia mengatakan:

„‟Saya perhatikan guru aqidah akhlak cukup disiplin sekali dalam

mengajar. Dan santri yang terlambat ke kelas, akan diberi hukuman

berupa, berdiri satu kaki di depan kelas, dijemur dilapangan bahkan ada

yang tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran. Kondisi ini menyebabkan

kami menjadi santri menjadi takut dan tidak berani melanggar. Selain itu

guru aqidah akhlak berwibawa sekali, baru melihat sandal atau motornya

saja kami sudah ketakutan, apalagi kami harus melanggar, dan juga guru

aqidah akhlak ketika kami melihatnya dari kejauhan saja ketika kami

berada diluar kelas, kami langsung cepat-cepat berlari ke dalam kelas, itu

122

Hasil wawancara, 15 Juni 2019

Page 100: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

baru melihatnya saja apalagi kami bolos dalam pelajaran yang guru

tersebut ajarkan, tentu kami tidak berani melanggar.‟‟ 123

Berdasarkan wawancara tersebut, penulis merasa sudah semestinya guru

bertekad untuk mempunyai sifat sabar dalam arti tidak mudah emosi menghadapi

tingkah laku santri yang kurang baik. Jika kestabilan emosi dari seorang guru

sudah terwujud, maka disitulah letak kepribadian dewasa dalam diri seorang guru,

terlebih lagi guru aqidah akhlak yang selalu menjadi sorotan bagi santri.

Kemudian yang dimaksud berwibawa berarti disegani dan dipatuhi. Kinerja

seorang pendidik akan lebih efektif apabila didukung dengan penampilan kualitas

kewibawaan. Secara umum kewibawaan pada seseorang dapat membuat pihak

lain menjadi tertarik, bersifat mempercayai, menghormati dan menghargai.

Untuk aspek pengembangan karakter disiplin, guru aqidah akhlak selalu

melakukan kerja sama, dalam hal mengembangkan karakter disiplin santri seperti,

setiap bulan Ramadhan, kegiatan ibadah dan pembinaan akhlak mulia serta

membaca Al-Qur‟an pada malam hari (Tadarusan). Dan pada hari terakhir dari

pelaksanaan kegiatan dalam bulan ramadhan diadakan kegiatan dan ditutup buka

puasa bersama. Dimana para majelis guru berkesempatan untuk mnjadi imam

sholat tarawih bersama-sama santri di masjid.

f. Menunjukkan Ethos Kerja Serta Tanggung Jawab Yang Tinggi dan

Percaya Diri

Guru menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, dan rasa

percaya diri. Etos kerja yang dimiliki oleh seorang guru akan mempengaruhi

semangat, kualitas dan produktivitas kerja yang dilakukannya. Etos kerja juga

dapat membentuk semangat yang selalu berusaha mengubah keadaan menuju

kualitas yang lebih baik . danya tanggung jawab menunjukkan bahwa seseorang

menjalankan suatu tugas atau kewajiban dengan profsional. Guru yang memiliki

rasa tanggung jawab atas materi pembelajaran yang disampaikannya kepada santri

sesuai dengan kurikulum, masuk tepat waktu, menjalankan tugas sebaik-baiknya,

123

Hasil wawancara, 22 Juni 2019

Page 101: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

selalu berusaha untuk meningkatkan kompetensi dan kecakapan, serta guru harus

bertanggung jawab karena ia dituntut untuk menciptakan manusia yag seutuhnya,

yaitu insan yang berbudi luhur, berprilaku baik dan berprestasi.

Menunjukkan etos kerja serta tanggung jawab yang tinggi dan percaya

diri. Guru harus mempunyai aktualisasi diri yang tinggi. Aktualisasi diri yang

sangat penting adalah sikap bertanggung jawab, seluruh tugas pendidikan dan

bantuan kepada anak didik memerlukan tanggung jawab yang besar, pendidikan

yang menyangkut perkembangan anak didik tidak dapat dilakukan seenaknya,

tetapi perlu dikembangkan dan perlu dilakukan dengan tanggung jawab dan

dijadikan lading ibadah sebagaiman firman Allah SWT:

ما خلقت النم واللإنس إلام لي عبدون و Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk

beribadah kepadaKu (Q.S. Adz-Dzariyat ayat 56)

Dan anjuran bahwa manusia untuk selalu menyembah Allah SWT.

اعبدوا ربمكم المذى خلقكم والمذين من ق بلكم يأي ها النما س

قون لعلكم ت ت مArtinya: Hai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan

orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa (Q.S Al-Baqoroh ayat 21).

Seperti dalam peringatan hari besar Islam adalah kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan untuk memperingati dan merayakan hari-hari besar Islam

sebagaimana biasanya diselenggarkan oleh masyarakat Islam seluruh dunia

berkaitan dengan peristiwa-peristiwa besar bersejarah. Hari besar Islam yang

dimaksud, antara lain maulid Nabi Muhammad saw, Isra‟ Mi‟raj, Tahun Baru

Islam atau Muharram. Berdasarkan hasil wawancara dengan ustad Hermantoni

S.Pd.I beliau menjelaskan bahwa;

Page 102: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

„‟Kegiatan hari-hari besar Islam dilaksanakan sesudah tanggal hari besar

Islam tersebut. Misalnya peringatan maulid Nabi Muhammad saw,

peringatan ini dilaksanakan pada hari efektif sekolah, kegiatan ini

maksudnya supaya santri dapat menelaah makna dari peringatan hari-hari

besar Islam, dan para santri melakukan serangkaian kegiatan positif yang

berkaitan dengan pengembangan atas potensi yang bersifat akademik,

wawasan, maupun keterampilan atau keahlian khusus dibidang seni atau

kebudayaan Islam‟‟.124

Hal senada dijelaskan oleh wakil kepala madrasah dibidang kesiswaan bahwa;

Pelaksanaan PHBI dikelola oleh pengasuhan pesantren tetapi bekerjasama

langsung dengan para majlis guru, seperti mengundang ustadz untuk

memberikan ceramah, seperti kegiatan Maulid Nabi Saw, Isra Mi‟raj dan

sebagainya, santri diperintahkan untuk mencatat apa hikmah yang

disampaikan oleh ustadz dan pihak pesantren menyediakan sesajian.125

Demikian juga sikap yang harus dimiliki oleh guru-guru pesantren Al-

Jauharen kota Jambi. Sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap dunia

pendidikan khususnya pendidikan pesantren Al-Jauharen Kota Jambi mereka

senantiasa mendahulukan tugas dibandingkan kepentingan pribadi maupun

keluarga, sehingga berdasarkan data absensi guru tingkat kehadirannya rata-rata

mencapai 80% meskipun umumnya mereka bertempat tinggal jauh dari pesantren.

Namun dalam hal ini belum memadai jika tidak diikuti oleh prestasi dari satri.

Artinya kehadiran dan partisipasi saja belum cukup jika tidak dibarengi dengan

kesungguhan dan keseriusan dalam menjalankan tugas sehingga tujuan pesantren

dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.

g. Menjunjung Tinggi Kode Etik Guru

Sikap professional dan kode etik guru sangat penting dalam peningkatan

kualitas pendidikan. Oleh karena itu, sikap professional dan kode etik guru

difokuskan pada perilaku guru. Pola perilaku guru tersebut berkaitan dengan

bagaimana perilaku guru tersebut yag berkaitan dengan figure dan teladan, sikap

124 Hasil wawancara, 6 Mei 2019 125 Hasil wawancara, 6 Mei 2019

Page 103: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

terhadap organisasi profesi, perarturan perundang-undagan, teman sejawat,

peserta didik, lingkungan kerja, pimpinan dan pekerjaannya.

Kode etik guru Indonesia butir Sembilan menyebutkan,‟‟Guru

melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan‟‟. Dengan

komposisi kemampuan anak didik yang beragam, tentunya dibutuhkan satu

kondisi yang multi pada guru. Multi-kondisi ini adalah untuk memberikan

pelayanan proses secara maksimal kepada anak didik, sesuai dengan kemampuan

anak didik. Untuk anak didik dengan kemampuan tinggi, guru tidak tertinggal

bahkan masih mampu memberikan bimbingan terbaik bagi mereka. Begitu juga

untuk anak-anak yang berkemampuan sedang dan rendah, guru tidak kebingungan

melakukan pemilihan pola pembimbingan sesuai porsinya masing-masing.

Dengan demikian, proses yang dilakukan benar-benar ideal untuk setiap kondisi

anak didik.

Kegagalan guru dalam menyelenggarakan proses pendidikan dan

pembelajaran sering disebabkan adanya anggapan bahwa anak didik mempunyai

kemampuan yang sama sehingga proses dilakukan sama rata. Kemampuan ini

sering menyebabkan proses tidak dapat maksimal sebab anak-anak tidak

seluruhnya dapat mengikuti proses. Untuk anak-anak dengan kemampuan tinggi,

rasaya proses begitu mudah. Sementara, untuk anak-anak yang kemampuan

sedang dan rendah, kelabakan sehingga tidak berhasil mengikuti proses sebaik-

baiknya

Kode etik guru merupakan pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan

dalam melaksanakan tugas sehari-hari serta mengatur hubungan guru dengan

teman kerja, guru dan wali murid, pimpinan dan masyarakat serta dengan misi

tugasnya, dengan tujuan untuk menjunjung tinggi martabat profesi, memelihara

kesejahteraan anggota, meningkatkan pengabdian anggota profesi, serta

tercapainya tujuan pembelajaran.

Sangat jelas bahwa kode etik guru membuat pembelajaran menjadi efektif

dalam proses pembelajaran dan dalam mencapai hasil belajar yang maksimal.

Page 104: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Dalam menyikapi kode etik guru seyogyanya seorang guru mempelajari,

memahami, dan mengaplikasikan kode etik guru tersebut.

2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Guru Dalam Meningkatkan

Karakter Disiplin Santri Di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi

Suatu kegiatan yang dijalankan pasti menemui kendala-kendala maupun

pendukung dalam melakukan aktifitasnya tersebut begitu juga dalam berbagai

kegiatan yang dilakukan di madrasah tsanawiyah ini, dan peran gurulah yang

selalu terus membimbing dan memberikan dorongan untuk bisa menjadikan para

siswanya mempunyai karakter akhlak yang baik dalam kesehariannya, yang mana

ini akan menunjang kehidupan mereka dalam bermasyarakat kelak, serta peranan

keluarga yang sangat dibutuhkan untuk membentuk kepribadian yang baik serta

disiplin sehingga menjadi terbiasa menjalankan kebiasaannya dilingkungan dan

menjadi pengaruh positif bagi lingkungan sekitarnya.

a. Faktor Pendukung

2) Faktor Guru

Kerja sama yang baik antara majelis guru dalam meningkatkan

kedisiplinan bagi santri sangat diperlukan sekali. Karena diharapkan mampu

saling mendukung antara majelis guru dalam meningkatkan kedisiplinan maupun

dalam pemecahan berbagai permasalahan di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.

Sebagaimana hasil wawancara dengan Drs.Muhammad Rafi‟i selaku

Kepala Madrasah tingkat Tsanawiyah di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi

mengatakan bahwa:

„‟Selaku Kepala Madrasah tingkat Tsanawiyah Pondok Pesantren Al-

Jauharen Kota Jambi juga bekerja sama dengan para majelis guru dalam

meningkatkan kedisiplinan, memecahkan berbagai permasalahan dengan

diadakannya rapat berkala yang diselenggarakan 1 bulan sekali dan jika

rapat sangat melibatkan pimpinan Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota

Jambi, karena semua keputusan dan hasil rapat yang telah di

musyawarahkan kepala madrasah tingkat Tsanawiyah dan para majelis

Page 105: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

guru di sahkan oleh pimpinan Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota

Jambi‟‟.126

„‟Berdasarkan hasil pengamatan penulis di Pondok Pesantren Al-Jauharen

Kota Jambi ditemukan bahwa jika ditemukan adanya permasalahan yang terjadi di

Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi selalu diselesaikan melalui rapat

berkala dengan majelis guru yang diselenggarakan setiap 1 bulan sekali. Dan

terlihat juga ditemukan pimpinan dan majelis guru sering melakukan diskusi

dalam pemecahan masalah dan mencari solusi bersama-sama.127

Keadaan ini menjadi pendukung percepatan upaya meningkatkan disiplin

bagi santri di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi pada setiap kerja sama

pimpinan dan majelis guru dan untuk kemajuan pendidikan atau pengajaran di

Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi. Wawancara dengan ustad Drs.

Muhammad Rafi‟i yang mengatakan:

„‟Selaku kepala madrash telah menegaskan melalui rapat bersama dengan

guru, saya menghimbau dan menegaskan kepada guru untuk lebih

memperhatikan perilakusantri disekolah bukan sekadar pemenuhan

kewajiban untuk mengajar saja. Dengan demikian semua guru

bertanggung jawab penuh dalam membentuk karakter santri di Pesantren

Al-Jauharen. „‟128

Selanjutnya wawancara penulis dengan Ustad Hermantoni S.Pd.I, guru

aqidah akhlak yang dikatakan bahwa:

„‟Prinsip kerja dalam pembinaan karakter santri baru dilaksanaka, namun

merupakan terobosan baru dari sistem pembelajaran sehingga guru dikelas

juga berkewajiban menyamaikan materi aqidah akhlak yang sela

menekankan pada pembentukan karakter. Pembentukan kepribadian anak

itu tidak mudah. Hal yang bisa dilakukan guru hanyalah terbatas pada

penyampain materi, mensuriteladani, dan berusaha semaksimal mungkin

mengarahkan santri menuju terbentuknya karakter sesuai yang dicita-

citakan. Banyak para guru menginginkan perubahan akhlak santri tetapi

dengan cara yang salah. Sebagai contoh guru membetulkan ucapan santri

yang berbicara dengan ucapan yang kasar, tetapi menasehatinya dengan

ekspresi marah, menasehati dan banyak saran-saran yang kadang-kadang

126

Hasil wawancara, 22 Juni 2019 127

Hasil Observasi 22 Juni 2019 128

Hasil wawancara, 6 Mei 2019

Page 106: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

membuat santri merasa tertekan dan muak, dalam hal ini memerlukan

langkah dewasa pula dalam menanganinya. Keribadian lebih cepat

terbentuk lewat tauladan dan karakter guru kalau kepingin mengajari

kepribadian yang baik yang harus mencontohkan bagaimana berkpribadian

yang baik itu.‟‟129

Penjelasan diatas seperti yang telah diuraikan oleh ustazah Nike Fitria

S.Pd.I yang menjelaskan tentang cara membentuk kepribadian, yaitu:

„‟Membentuk kepribadian, tidak datang melalui banyaknya nasehat dan

saran, atau dengan menakut-nakuti, menghina, dan memukulnya agar

santri jera. Hal tersebut bisa didapatkan melalui perlakuan lemah lembut,

mengayomi, bersikap peduli dan perhatian sehingga santri tersebut merasa

dirinya diperdulikan oleh gurunya sehingga santri dapat menerimanya

dengan lapang dada dan jiwa yang bersih.‟‟130

Dalam sebuah proses pembelajaran guru terkadang menemukan berbagai

macam sifat santri. Ada yang bisa dinasehati dan ada juga yang diperlukan

perhatian khusus ketika ingin menasehatinya. Oleh diperlukan sekali keterampilan

guru untuk mendidik santri agar santri mau mentaati apa yang telah dikatakan

gurunya. Oleh karena itu guru harus dengan lemah lembut dalam menasehati

santri serta penuh perhatian dengan rasa peduli sesuai dengan surah Ali-Imron

ayat 110 yaitu:

هون عروف و ت ن

ة اخرجت للنماس تأمرون بالم ر امم كنتم خي

م را لم نكر و ت ؤمنون بالله ولو امن اىل الكتاب لكان خي

عن الم

ؤمن ون و اكث رىم الفاسقون

هم الم من

Artinya : „‟Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang mungkar,

129

Hasil wawancara, 6 Mei 2019 130

Hasil wawancara, 6 Mei 2019

Page 107: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

dan beriman kepada Allah SWT. Sekiranya ahli kitab beriman, tntulah itu

lebih baik diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka

adalah orang-orang yang fasik‟‟.131

Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa guru harus selalu memberikan

contoh-contoh yang baik kepada santri-santrinya serta semangat dalam

membentuk karakter santri dan mencegah santri dari perbuatan yang tidak baik

misalnya saja tidak terlambat masuk ke kelas pada saat ada jam megajar.

3) Faktor Orangtua

Dalam upaya pendidikan karakter kerjasama antara orang tua dan guru itu

sangatlah penting untuk mengetahui sejauh mana perkembangan anaknya

disekolah. Namun dalam hal ini para orang tua hanya lebih cendrung

memperhatikan pendidikan anaknya tampa mengetahui bagaimana karakter

anaknya disekolah karena sering terjadi perkelahian antar santri karena hal sepele,

tidak mengerjakan tugas sekolahnya dari guru yang bersangkutan dan lain

sebagainnya dan orang tua baru mengetahui hal tersebut ketika dipanggil pihak

sekolah, dalam hal ini penanganan terhadap anak sebaiknya dilakukan sejak dini

seperti, memberi arahan dan wejangan kepada anak setiap kali ingin

mengantarkan anak kesekolah serta orang tua juga harus menanyai bagaimana

kepribadian anak disekolah kepada wali muridnya. Berikut merupakan salah satu

contoh kecil gambaran dari perilaku anak yang tidak disiplin dalam mengerjakan

tugas sekolahnya yang ditemukan penulis saat melakukan observasi di pesantren

Al-Jauharen Kota Jambi.

Faktor keluarga dan suasana rumah termasuk unsur yang menentukan

dalam pembentukan pribadi santri. Orang tua yang tahu akan dapat mndidik

anaknya dengan cara yang baik, tentunya akan sukses dalam belajarnya.

Sebaliknya orang tua yang acuh tak acuh bisa berakibat anak tidak akan berhasil

dalam belajarnya.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ustad Hermantoni S.Pd.I,

beliau mengatakan sbagai berikut:

131

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 2013

Page 108: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

„‟Kami sudah beruaha melakukan berbagai upaya agar santri dapat

memahami pentingnya sikap kedisiplinan, terutama dalam proses belajar

mengajar. Namun saya rasa untuk membina karakter kedisiplinan santri itu

adalah suatu tanggung jawab yang berat, sebab usia MTs masih sangat

membutuhkan peran orangtua dan keterlibatan secara langsung oleh pihak

guru dalam mmbentuk perilaku yang patut untuk dicontoh dalam

kehidupan sehari-hari baik dipesantren maupun dirumah‟‟.132

Senada dengan apa yang disampaikan oleh ustad Alwi Mahfuz S.Pd.I yang

menyatakan bahwa:

„‟Orangtua banyak yang kurang peduli dengan perilaku anaknya, terbukti

ketika anaknya melanggar tata tertib ataupun peraturan yang berlaku

dipesantren, orang tua dipanggil untuk datang kepesantren guna

menandatangani surat perjanjian agar anaknya tidak mengulangi kesalahan

tersebut, akan tetapi orantua enggan untuk datang kepesantren dengan

alasan sibuk mencari nafkah dan tidak sempat untuk kepesantren, bahkan

terkadang ada orang tua yang jarang sekali datang kepesantren hanya

untuk menjenguk ananknya di pesantren, karena berbagai alasan dan

cuman mengirimkan uang saja untuk anaknya setiap bulan melalui

rekening bank yang dimiliki gurunya, padahal anak sangat butuh sekali

perhatian dari orangtuanya. Kalau saya amati, kurangnya kerja sama

orangtua dengan pihak pesantren dalam hal pengembangan karakter

kedisiplinan dikarenakan faktor orangtua sibuk mencari nafkah. Karena

itulah yang menyebabkan kurangnya pengawasan dari orang tua atau wali

santri terhadap anaknya133‟‟.

Berdasarkan observasi dilapangan, penulis melihat bahwa kerjasama

sekolah dengan orangtua santri memang masih kurang. Orang tua terlihat hanya

sebatas mengantar anaknya ke pesantren untuk mondok kemudian datang lagi

untuk menjemput anaknya beberapa bulan kemudian ketika libur semester

maupun libur bulan puasa tanpa ada interaksi dengan guru di pesantren.134

Dibalik prestasi santri yang baik akan selalu ditemukan keterlibatan dan

keterikatan orangtua yang besar. Sebaliknya, dibalik kegagalan program

pendidikan suatu pesantren sering diakibatkan oleh potensi orangtua yang tidak

dikelola secara efektif. Partisipasi dan keterikatan orangtua bersifat relatif, baik

secara pasif atau aktif mulai dari laporan pengasuh pesantren tentang kemajuan

132

Hasil wawancara, 27 Mei 2019 133

Hasil wawancara, 27 Mei 2019 134

Hasil Observasi, 27 Mei 2019

Page 109: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

belajar santri kepada orang tua santri kepada orang tua mereka, rapat khusus yang

harus dihadiri orang tua, sosialisasi kurikulum kepada orang tua, bantuan orang

tua dalam bentuk non-intruksional, sampai kepada partisipasi orang tua dalam

pembuatan keputusan.

Untuk menanamkan karakter pada santri tidak semudah membalikkan

tangan. Menurut penjelasan ustad Hermantoni S.Pd.I, hal tersebut dijelaskan

adalah sebagai berikut:

„‟Mendidik karakter disiplin itu sangat sulit dan butuh waktu yang lama

serta berkesinambungan. Mendidik santrimemiliki pengaruh pada

lingkungan keluarga dan masyarakat. Pengaruh akhlak dipesantren belum

seberapa jika disbanding dengan pengaruh karakter dari lingkungan

keluarga atau masyarakat. Namun demikian pesantren juga mempunyai

pengaruh bersar terhadap perkembangan anak. Sebagai guru aqidah akhlak

menurut saya memang harus berlaku lemah lembut teradap santri. Hali ini

penting karena terkadang santri ketika dirumah sering tidak mendapatkan

kasih sayang kelembutan dari orangtuanya. Jika dilingkungan keluarga

para orantua mendidik anaknya dengan keras, atau tipe orangtua yang

otoriter, maka dipesantren harus mendapatkan perhatian dari gurunya.

Dengan demikian santri akan tetap ada penganyom dalam perjalanan

hidupnya. Apa jdinya jika santri selalu mendapatkan didikan keras terus

dipesantren diterapkan pengajaran yang keras pula, maka santri akan tentu

santri akan tedidik menjadi santri-santri yang tidak berkarakter. Itulah

sebabnya keteladanan akan karakter disiplin guru harus dicontohkan lewat

perilakun guru yang memiliki karakter yang baik.135

Dalam masalah ini Allah SWT juga telah mengajarkan mengenai sikap

seorang pengajar aqidah akhlak, pendakwah atau siapapun yang membawa misi

agama untuk selalu menyampaikan dakwah agama dengan lemah lembut dan

bijaksana. Hal ini telah dijelaskan Allah SWT melalui firman-Nya yaitu:

135

Hasil wawancara, 27 Mei 2019

Page 110: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

نفضوا فبما رحة من الله لنت لم ولو كنت فظا غليظ القلب لا هم و است غفر لم و شاورىم ف الأمر فاذا من حولك فاعف عن

لي ت وكم

ب الم ل علي الله انم الله ي عزمت ف ت وكمArtinya:‟‟Maka disebabkan rahmat Allah SWT lah kamu berlaku lemah

lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati

kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu

maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan

bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila

engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah

SWT. Sungguh Allah mencintai orang yang bertawakal. ( Surah Ali-

Imron Ayat 159)136

Pengembangan peran orangtua dapat dipandang penting sama pentingnya

dengan pengembangan staf pesantren. Karena dengan memperhatikan peran

orangtua, setidaknya dapat diambil tiga keuntungan. Pertama, mereka dapat

memberi informasi tentang pendidikan pada umumnya dan khususnya di

pesantren. Oleh karenanya, guru hendaknya berusaha memikirkan bagaimana arus

informasi orang tua santri dapat sampai kepada mereka. Sebagai bentuk

penghormatan terhadap guru, biasanya orang tua santri hanya akan berbicara jika

ditanyai guru. Oleh karena itu, diharapkan setiap terjadi pertemuan orangtua

dengan majelis guru, para guru berupaya menggali informasi seperlunya dari

mereka demi peningkatan mutu pelayanan pesantren kepada santri dan

masyarakat.Kedua, partisipasi orangtua dapat menumbuhkan komitmen mereka

untuk mendorong prestasi pendidikan anak-anak mereka di pesantren. Misalnya,

dengan mengetahui program pesantren orangtua akan berusaha menciptakan iklim

pendidikan di keluarga sehingga tidak menimbulkan konflik dengan pengetahuan

dan sikap anaknya di pesantren. Dan ketiga, partisipasi orangtua dalam proses

136

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 2013

Page 111: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

pembuatan keputusan akan mengurangi tingkat resistensi dalam implementasi

program-program pendidikan pesantren.

4) Adanya Kebiasaan atau Tradisi Santri di Pesantren Al-Jauharen

Kebiasaan dalam keseharian berprilaku dalam pesantren juga dapat

mempengaruhi pembentukan karakter santri, sehingga tanpa adanya paksaan

santri sudah terbiaa mengerjakannya. Sebagai contoh tradisi di pondok pesantren

Al-Jauharen adalah shalat berjamaah dan waktu keluar dari kelas santri dilarang

mendahului gurunya, dari shalat tersebut santri terbiasa untuk melaksanakan

shalat berjamaah baik dipesantren maupun dirumah, sehingga santri akan sadar

dari pembiasaan tersebut. Apalagi jika shalat berjamaah tersebut dilaksanakan

lima kali dalam sehari. Tentu akan memberikan pengajaran kepada santri arti

pentingnya untuk tepat waktu dan disiplin dalam kehidupan.

Kebiasaan yang dilakukan santri ini memiliki peran yang angat penting

sekali dalam meningkatkan karakter disiplin antri, karena dalam pembiasaan ini

menjadi tumbuh dan berkembag dengan baik dan tentunya dengan pembiasaan

yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga muncul suatu

rutinitas yang baik yang tidak menyimpang dari ajaran islam.Adanya kebiasaan

atau tradisi yang ada di pondok pesantren Al-Jauharen juga sangat mempengaruhi

pembentukan karakter santri, karena dalam pembiasaan yang baik maka akan

menjadi tumbuh dan berkembang dengan baik.

Dan terlihat juga oleh penulis bahwasanya jika adzan sholat

berkumandang, semua aktifitas belajar-mengajar terhenti. Dan terlihat adanya

para guru dan santri bergegas mengambil wudhu dan sholat berjama‟ah di masjid.

Ini merupakan salah satu disiplin dalam beribadah yang dilakukan para guru dan

santri. Karena memang salah satu upaya guru untuk meningkatkan disiplin santri

adalah untuk membiasakan santri selalu disiplin dalam waktu. Terutama disiplin

ibadah kepada Allah SWT dengan mengerjakan sholat lima waktu sehari semalam

serta mengerjakan sholat-sholat sunah yang diwajibkan kepada para santri. Seperti

sholat sunah tahajud dan sholat sunah dhuha.

Page 112: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Santri yang belajar di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi, juga

melakukan kegiatan sehari-hari yang diatur oleh pihak Pondok Pesantren Al-

Jauharen Kota Jambi. Berikut adalah tabel kegiatan-kegiatan yang dilakukan

sehari-hari oleh santri Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.

No

JAM

KEGIATAN

1. 03.00-03.30 Bangun tidur, antrian mandi atau wudhu

2. 03.30-04.00 Sholat tahajud di masjid dan baca wirid

3. 04.00-04.30 Makan sahur (hari senin dan kamis) atau tadarus Al-

Qur‟an

4. 04.30-05.20 Sholat tahajud

5. 05.20-05.30 Baca surah Al-Mulk dan sholawat

6. 05.30-06.00 Mufrodat/muhadhatsah dan tahfidz

7. 06.00-06.30 Persiapan berangkat ke kelas

8. 06.30-07.00 Sarapan pagi

9. 07.00-09.30 Sekolah formal

10. 09.30-10.10 Sholat dhuha dan istirahat

11. 10.10-12.10 Sekolah formal

12. 12.10-13.00 Ishoma (sholat zuhur)

13. 13.00-14.20 Sekolah formal

14. 14.20-15.00 Istirahat/tidur siang

15. 15.00-15.30 Persiapan sholat ashar

16. 15.30-15.50 Sholat ashar di masjid

17. 15.50-16.00 Membaca surah Ar-Rahman atau Al-Waqi‟ah

18. 16.00-17.00 Kegiatan ekstrakurikuler atau olahraga

19. 17.00-17.30 Mandi dan makan sore

20. 17.30-17.50 Mufrodat atau Muhadatshah

21. 17.50-18.00 Tadarus atau nazor di masjdi

22. 18.00-20.00 Sholat magrib, belajar Al-Qur‟an dan sholat isya

23. 20.00-22.00 Belajar malam tambahan

Page 113: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

24. 22.00-22.10 Persiapan tidur, wudhu dan membaca doa tidur

bersama-sama

24. 22.10-03.00 Tidur malam

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan yang ada di

Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi sangat padat sekali, dan jarang

ditemukan waktu untuk bersantai-santai. Dan table di atas merupakan disiplin

waktu yang harus dilaksanakan oleh para santri. Dan dari hasil observasi penulis

ditemukan bahwa masih adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh

santri, mengingat bahwa manusia jarang ada yang sempurna dalam melaksanakan

disiplin waktu, tapi setidaknya guru mencoba dan berupaya agar selalu

memotivasi dan menasehati santri agar santri selalu disiplin waktu dalam semua

kegiatan-kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.

b. Faktor Penghambat

1) Pengaruh Lingkungan

Lingkungan adalah tempat dimana santri mendapatkan pengaruh dari

pembentukan karakternya, pada usia remaja pengaruh lingkungan masyarakat

terkadang membawa pengaruh besar dari pengaruh faktor lainnya karena remaja

sedang mengembangkan kepribadian dimana mereka sangat memerlukan

pengakuan lingkungan teman-teman, lingkungan keluarga dan lingkungan

masyarakat pada umumnya.

Lingkungan masyarakat yakni lingkungan yang selalu mengadakan

hubungan dengan cara bersama orang lain oleh karena itu lingkungan masyarakat

juga dapat membentuk karakter seseorang. Di dalamnya orang akan menetap

beberapa permasalahan yang dapat mempengaruhi bagi perkembangan, baik

dalam hal-hal yang positif maupun ha-hal yang negatif dalam membentuk

karakter pada diri seseorang. Ketika santri berada dalam lingkungan pesantren ia

akan berada pada lingkungan yang berada pada pengawasan 24 jam oleh guru

asramanya, bagi santri yang mondok dimana adakalanya santri merasa jenuh

karena tidak bisa kemana-mana dan terasa hidupnya terkekang dan membosankan

sehingga adakalanya santri melakukan sebuah pelanggaran-pelanggaran ringan

hingga terkadang santri melakukan pelanggaran-pelanggaran berat hanya untuk

Page 114: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

membuang jauh rasa jenuhnya. Akan tetapi bagi santri yang tidak mondok

lingkungan sangat berpengaruh sekali bagi pembentukan karakter dikarenakan

kurangnya pengawasan orangtua yang sibuk bekerja sehingga bisa menyebabkan

masuk kedalam lingkungan yang kurang baik.

Penjelasan diatas mengemukakan bahwa sejatinya manusia itu adalah

makhluk sosial dimana mereka tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang

lain. Demikian pula dengan perilakunya mereka dimana dominan faktor

lingkunganlah yang menjadi pembentukan karakter itu sendiri. Jadi perlu

diperhatikan mana yang membawa dampak positif dan negatifnya. Sebagaimana

sabda Rasulullah SAW :

الرمجل على دين خليلو ف لي نظر أحدكم من يالل

Artinya: ‟Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah

satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan

teman‟‟ (HR. Abu Daud no. 4833 dan at-Tirmidzi no. 2378)

Dari hadist diatas jelas bahwa kita sangat dianjurkan untuk memilih

lingkungan yang baik dimana akan berdampak positif pula bagi kehidupan sehari

dan berkelanjutan.

Berdasarkan hasil observasi penulis ditemukan bahwa kurang adanya

pengawasan dan penindaklanjutan atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan

oleh santri yang tidak mondok. Pelanggaran-pelanggaran yang banyak dilakukan

oleh santri yang tidak mondok biasanya seperti, terlambat masuk kelas,

dikarenakan jarak rumah ke pesantren agak jauh. Dan biasanya santri yang tidak

mondok ketika mereka pergi sekolah, mereka bersama-sama secara

rombongan.Dan ada yang berjalan kaki dan ada yang membawa motor ke

sekolah‟‟.137

137

Hasil Observasi, 27 Juni 2019

Page 115: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh salah seorang santriwati kelas VIII

B MTs Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi yang bernama Ega mengatakan

bahwa:

„‟Biasanya kami ketika ingin berangkat sekolah, kami serempak pergi

bersama-sama teman lainnya. Dikarenakan jarak rumah kami saling

berdekatan, tetapi yang menyebabkan kami suka terlambat masuk ke kelas

karena kami saling tunggu-menunggu, ada yang sudah siap berangakat dan

ada yang belum siap berangakat sehingga banyak menghabiskan waktu

untuk menunggu teman. Belum lagi menghabiskan waktu ketika dalam

perjalanan menuju pesantren. Karena pergi sekolah bersama-sama itu lebih

asyik dan terasa kebersamaanya dibandingkan sendirian.‟‟ 138

Pelanggaran-pelanggaran yang banyak dilakukan oleh santri yang tidak

mondok biasanya seperti membawa Hand Phone ke sekolah, hal ini juga

menyebabkan santri malas belajar dan asyik bermain Hand Phone. Apalagi

dewasa ini, Hand Phone Android sangat mudah di beli dengan harga yang murah

dan aplikasi yang lengkap. Dan ditemukan adanya santri yang mondok yang

membawa Hand Phone ke pesantren lalu menitipkannya ke santri yang tidak

mondok untuk dibawa pulang kerumah. Serta terkadang santri yang tidak mondok

sengaja meminjamkan hp nya kepada santri yang mondok. Padahal pihak pondok

pesantren Al-Jauharen Kota Jambi sangat melarang pemakain Hand Phone saat

berada dalam kawasan pesantren karena sangat mengganggu. Dan terlihat pihak

pondok pesantren Al-Jauharen Kota Jambi sering melakukan razia. Dan jika ada

santri yang ketahuan membawa Hand phone saat berada dalam kawasan Pondok

Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi, maka Hand Phone nya akan disita dan tidak

dikembalikan. Dan ada juga yang dihancurkan ditempat, agar santri jera dan tidak

mengulanginya lagi. Dan penulis menemukan bahwa masih ada santriwati yang

tidak mondok memakai seragam yang agak ketat dan terkadang berbeda dengan

seragam yang telah ditentukan oleh pihak Pondok Pesantren Al-Jauharen‟‟. 139

138

Hasil wawancara, 22 Juni 2019 139

Hasil Observasi, 22 Juni 2019

Page 116: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

2) Kurangnya Kesadaran Santri Untuk Berdisiplin

Faktor penyebab rendahnya disiplin santri dalam pembelajaran di pondok

pesantren Al-Jauharen Kota Jambi karena masih banyaknya santri kurang

menyadari akan pentingnya disiplin bagi setiap santri yang belajar. Mereka tidak

bisa memahami bahwa disiplin sangat dibutuhkan bagi seorang santri dalam

belajar. Karena santri berasal dari latar belakang yang berbeda-beda seperti jika

santri ber\al dari latar belakang keluarga yang baik dan gamis maka kepribadian

atau karakter anak akan baik, akan tetapi lain halnya dengan apabila latar

belakang santri buruk maka kepribadian atau karakter santri juga akan buruk.

Ketika santri memiliki kesadaran yang tinggi dalam hal kedisiplinan tentunya

akan berakibat baik bagi santri itu sendiri karena hidupnya akan terarah seperti

ketika santri memiliki kesadaran dalam disiplin waktu dan disiplin untuk taat pada

tata tertib pesantren. Akan tetapi sedikit sekali santri yang memiliki kesadaran

untuk disiplin waktu maupun disiplin untuk taat pada tata tertib pesantren

sehingga banyak ditemukan santri yang masih melanggar dalam hal kedisiplinan,

Sesuai dengan penuturan ustazah Nike Fitria S.Pd.I guru di pesantren Al-

Jauharen mengemukakan bahwa:

„‟Santri yang ada di pesantren Al-Jauharen memiliki karakter yang

berbeda-beda selain karena memang karakter anak tidak sama juga mereka

berasal dari kondisi keluarga yang bebeda-beda sehingga sangat wajar jika

santri memperlihatkan karakter yang bermcam-macam‟‟.140

Hasil observasi Pengamatan di lapangan adalah dimana santri dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran masih ada yang ribut dan tidak memperhatikan

pelajaran guru di depan. Siswa hanya ribut berbicara dengan teman sebangkunya

tentang sesuatu yang lain di luar materi pelajaran. Meskipun guru memberikan

sanksi kepada mereka, namun lainnya melakukan hal yang sama dengan teman

mereka sebelumnya‟‟. 141

Wawancara dengan ustad Hermantoni S.Pd.I guru aqidah akhlak MTs di

Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi, maka ia mengatakan:

140

Hasil wawancara, 20 Mei 2019 141

Hasil Observasi, 20 Mei 2019

Page 117: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

„‟Ketika saya mengajar pada mata pelajaran jam pertama, masih adanya

santri kurang menyadari disiplin itu penting menyebabkan penerapan

disiplin ini lemah. Seperti misalnya ada santri yang terlambat masuk ke

kelas dan diberi sanksi tidak boleh mengikuti pelajaran, namun mereka

menjadi senang, bukannya mereka merasa rugi karena tidak dapat

mengikuti pelajaran,dan memilih untuk tidak belajar. Hal ini tentu

menyulitkan saya untuk meneggakan disiplin bagi santri. Dan biasanya

banyak santri yang tidak mondok yang banyak terlambat. Dan dikarenakan

mengurusi santri yang terlambat, menyebabkan sedikit terganggunya

aktivitas belajar-mengajar pada santri lain.‟‟ 142

Pengamatan terhadap santri Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi,

yang mengikuti pembelajaran mata pelajaran jam terakhir di Pondok Pesantren

Al-Jauharen Kota Jambi saat belajar di kelas dimana mereka selalu ingin keluar

cepat jika sudah jam pelajaran akan berakhir, sehingga terkadang ia membuat

kegaduhan di kelas yang mengganggu jam mata pelajaran jam terakhir. Mereka

terlihat lelah dan jenuh belajar seharian dan ingin beristirahat sesegera mungkin di

luar kelas, namun sikap mereka yang begitu selalu dapat teguran dari guru‟‟. 143

Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh salah seorang santri putri kelas

VIII B MTs Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi yang bernama Niha

mengatakan bahwa:

„‟Biasanya ketika belajar mata pelajaran jam terakhir kami sudah mulai

merasa kelelahan dan jenuh, dikarenakan seharian telah belajar, dan kami

juga merasa lapar sehingga jam mata pelajaran terakhir agak kurang

fokus dan kami juga mengantuk, sehingga menyebabkan kami ingin cepat

keluar kelas.‟‟ 144

Disekolah atau pesantren, santri belajar menurut gaya mereka masing-

masing. Perilaku santri bermacam-macam baik dalam kehidupan berinteraksi

sesama santri maupun guru, maupun dalam menerima pelajaran. Ada yang

memang sebagian yang tekun dan penuh konsentrasi dalam belajar dengan cara

mendengarkan penjelasan atau mengerjakan tugas yang telah diberikan, serta taat

dan patuh terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh lingkungan

pesantren. Ada juga yang sebaliknya, yang nakal, suka tidur dikelas, terlambat

142

Hasil wawancara, 20 Mei 2019 143

Hasil wawancara, 29 Mei 2019 144

Hasil wawancara, 20 Juni 2019

Page 118: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

masuk, suka bolos, kabur dari asrama. Oleh sebab itulah para guru di Pesantren

Al-Jauharen Kota Jambi selalu memberikan nasehat kepada para santri agar

memiliki kesadaran yang tinggi dalam kedisiplinan guna dalam menjalani

kehidupan sehari-hari.

3) Kurangnya Keteladanan Guru

Seorang guru sudah sepantasnya berdisiplin dalam mengajar, karena

tujuan utama mengajar bukan sekadar memberikan ilmu pengetahuan sesuai

dengan yang dalam buku pelajaran, melainkan juga guru membentuk sikap santri

menjadi baik, seperti pembentukan disiplin siswa dalam belajar. Pada dasarnya

perubahan perilaku yang dapat ditunjukkan oleh peserta didik harus dipengaruhi

oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimIiIki oleh seorang guru.

Atau dengan perkataan Iain, guru mempunyai pengaruh terhadap perubahan

perilaku peserta didik. Untuk itulah guru harus dapat menjadi contoh (suri

teladan) bagi peserta didik, karena pada dasarnya guru adaiah representasi dari

sekelompok orang pada suatu komunitas atau masyarakat yang diharapkan dapat

menjadi teladan, yang dapat digugu dan ditiru.

Guru di pondok pesantren Al-Jauharen dalam hal untuk bekerjasama

dalam hal-hal kegiatan tertentu masih ada terlihat belum maksimal dalam

kekompakannya. Seperti terlihat dari hasil pengamatan penulis dilapangan pada

saat kegiatan sholat zuhur berjama‟ah. Seperti yang di ungkap oleh kepala sekolah

mengenai ini mengatakan:

„‟Untuk siswa dalam sholat zuhur berjamaah di awasi oleh beberapa guru

saja secara kekompakan guru dalam sholat zuhur berjama‟an memang

belum sepenuhnya terlaksana. Sama hal nya dengan kegiatan

ekstrakurikuler, perlombaan-perlombaan maupun kegiatan-kegiatan yang

ada dipesantren Al-Jauharen masih sangat minim sekali kekompakan dari

para guru, hanya sebagian guru saja yang mau ikut andil serta

berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. ‟‟145

145

Hasil Wawancara, 16 Mei 2019.

Page 119: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Adapun wawancara penulis kepada salah satu santri kelas VIII B bernama

Melani mengatakan:

„‟Ketika telah memasuki waktu sholat maka kami akan melakukan sholat

berjamaah serta sebagian guru kami juga menyeru untuk sholat saja, tetapi

tidak ikut sholat berjamaah, guru malah pulang kerumah untuk makan

siang dan istirahat, lalu ketika jam ishoma telah habis baru guru kembali

lagi ke pesantren, dan ada juga yang sholat di asrama bagi ustadzah-

ustadzahnya dan tidak ikut sholat dimasjid, dikarenakan di masjid tidak

ada tempat wudhu khusus untuk jama‟ah perempuan nya sehingga ketika

berwudhu harus di wc santri dan masjidnya ketika siang sangat panas

sekali sehingga tidak betah berlama-lama dimasjid. Belum lagi kalau ada

ekstrakurikuler, kegiatan-kegiatan atau acara-acara dipondok sangat

sedikit sekali guru yang bisa hadir dalam acara tersebut dikarenakan

banyak hal ada yang rumahnya jauh, karena ada urusan pribadi, ada juga

yang memang sengaja tidak mau datang dalam acara tersebut ‟‟146

Dari hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa untuk membangun

karakter disiplin siswa juga perlu bimbingan secara praktik dalam keseharian

dipesantre noleh guru, akan tetapi kebersamaan serta kekompakan dari guru itu

sendiri belum sepenuhnya terwujud, dan hanya sebagian yang peduli dengan

kegiatan-kegiatan yang sifatnya menanamkan nilai-nilai agama serta karakter

disiplin di pondok pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.

Seharusnya guru lebih mengingat kembali, mengevaluasi sejauh mana ia

sudah melakukan pengembangan diri. Dari setiap apa saja yang telah

diperbuatnya, hendaklah guru mengingat kembali apa saja yang telah

dilakukannya, dan diperhitungkan kembali apakah sudah benar yang dikerjakan

dari setiap individu itu. Allah SWT pun menyuruh kita untuk bertakwa

kepadaNya dan memperhatikan segala apa yang diperbuatnya.

Sebagaimana dengan Tegas Al-Qur‟an memperigatkan agar kita jangan

sampai menganjurkan sesuatu tetapi tidak menjalankannya. Firman Allah SWT

QS. As-Shaf ayat 2-3 sebagai berikut:

146

Hasil Wawancara, 16 Mei 2019

Page 120: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

( كب ر مقتا عند 1ت قولون مالا ت فعلون ) ياي ها المذين امنوا ل

(1الله ان ت قولوا ما لا ت فعلون )

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apakah kamu mengatakan sesuatu

yang tidak kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu

mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.147

Pribadi guru sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didik. Ini

dapat dimaklumi karena manusia merupakan makhluk yang suka mencontoh,

termasuk mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk pribadi dirinya. Secara

teoritis, menjadi teladan merupaka bagian integral dari seorang guru, sehingga

guru berarti menerima tanggung jawab menjadi teladan.

Hasil pengamatan tersebut dapat dipahami bahwa usaha guru dalam

meningkatkan kedisiplinan di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota

Jambi, ada beberapa macam usaha di antaranya memanggil dan memberi nasehat

atau bimbingan serta memberI pelajaran tambahan untuk meningkatkan sumber

daya santri. 148

3. Upaya Guru dalam Meningkatkan Karakter Disiplin Santri Di Pesantren

Al-Jauharen Kota Jambi

Upaya guru dalam pembentukan karakter siswa sebagai contoh atau

teladan bagi peserta didik dan khususnya masyarakat pada umumnya. Oleh

karena itu, seorang guru haruslah memberi contoh yang baik, segala tingkah

lakunya tidak bertentangan dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.

Segala bentuk penyimpangan tidak akan terjadi jika guru, orang tua dan

masyarakat mampu memberikan teladan yang baik bagi seorang anak, potensi

untuk berbuat yang melanggar norma, aturan itu akan semakin kecil.

147

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 2013 148

Observasi, 23 Mei 2019

Page 121: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

هون عروف و ي ن

ة يدعون ال الي و يأمرون بالم ولتكن منكم أممفلحون

نكر و أولئك ىم الم

عن الم

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari

yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung (Q.S Al-Imron (3): 104)

Guru sebagai pendidik berkewajiban membawa anak didik ke arah

kedewasaan dengan memanfaatkan pergaulan sehari-hari dalam pendidikan

merupakan cara yang paling baik dan efektif dalam pembentukan pribadi anak

didik. Guru merupakan ujung tombak memerlukan kreativitas dan kemandirian

untuk mencapai kebijakan yang sudah ditetapkan oleh pesantren, jika ingin

karakter santrinya terbentuk dengan baik guru sebaiknya memiliki upaya yang

kuat agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan pesantren. Jika upaya seseorang

tinggi maka hasilnya juga akan memuaskan, tanpa upaya sedikit sekali yang akan

dicapai dengan pengalaman yang luar biasa bisa di tantang dan dipenuhi.

ر ص ب وال ع م سم ل ا نم إ م ل ع و ك ب ل س ي ل ا م ف ق ت ولا

ولا ئ س م و ن ع ن ا ك ك ئ ول أ ل د ك ؤا ف ل وا

Artinya: Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai

pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati

nurani, semua itu akan diminta pertanggung jawabannya.(QS.17(36)149

149

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan terjemahan, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006),

hal. 389.

Page 122: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Berdasarkan uraian diatas upaya guru yang akan memiliki identifikasi

terhadap tujuan sekolah, terlibat sungguh-sungguh dalam pekerjaan dan ada

loyalitas serta tindakan yang positif terhadap tujuan pendidikan yang di inginkan

sekolah. Selain itu tampil tingkah laku berusaha kearah tujuan pendidikan dan

keinginan untuk tetap bergabung dengan sekolah dalam jangka waktu yang lama.

Dengan komitmen yang tinggi, maka kualitas pelayanan pembelajaran yang

merupakan tugas pokok dan fungsi sebagai seorang guru akan tercapai dengan

maksimal dalam proses pembelajaran, dalam membentuk karakter santri yang

lebih baik.

a. Menyusun Tata Tertib Pondok Pesantren

Tata tertib atau peraturan yang dibuat untuk mendisiplinkan dan

membentuk karakter santri yang taat pada tata tertib. Salah satu upaya dalam

meningkatkan karakter kedisiplinan di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi adalah

membuat tata tertib. Tata tertib yang dibuat oleh pihak Pondok Pesantren Al-

Jauharen Kota Jambi bukan bermaksud mengekang ataupun membatasi gerak-

gerik santri, akan tetapi mampu membuat para santri menjadi lebih terarah dan

terorganisir dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran. Adapun tata tertib

yang dibuat oleh pihak Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi adalah hasil

kajian, pemikiran dan musyawarah bersama antara pimpinan dan majelis guru di

Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi yang telah disepakati bersama-sama.

Sebagaimana hasil wawancara dengan K.H. Ahmad Sirojuddin selaku pimpinan

Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi mengatakan bahwa:

„‟Dalam pembuatan dan penyusunan peraturan yang berlaku di Pondok

Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi, selaku pimpinan Pondok Pesantren Al-

Jauharen Kota Jambi juga ikut terlibat, dikarenakan tidak di anggap sah

jika pimpinan tidak terlibat dalam pembuatan dan penyusunan peraturan

yang berlaku di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi‟‟.150

„‟Hasil temuan yang ada di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi

adalah guru aqidah akhlak tidak bertempat tinggal di dalam kawasan lingkungan

Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi seperti pada umumnya, walaupun

150

Hasil wawancara, 20 Juni 2019

Page 123: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

demikian terlihat guru aqidah akhlak sering ke Pondok Pesantren Al-Jauharen

Kota Jambi ketika siang hari pada saat beliau mengajar. Walaupun beliau tidak

bertempat tinggal di dalam kawasan lingkungan Pondok Pesantren, terlihat beliau

sering berdiskusi dengan bawahan nya dalam rangka membahas masalah

pengajaran termasuk dalam peningkatan disiplin santri di pesantren.

Taat terhadap peraturan pesantren atau disiplin pesantren merupakan

tindakan yang terpuji dan menjadi perhatian oleh pihak guru dan pihak pesantren

melalui tindakan-tindakan disiplin. Salah satu upaya untuk penegakkan disiplin

adalah dengan adanya papan peraturan yang ditempel di gedung madrasah, agar

santri bisa ingat apa saja peraturan yang berlaku di Pondok Pesantren Al-Jauharen

Kota Jambi.

Bentuk-bentuk penerapan disiplin di atas wajib ditaati dan dilakukan oleh

seluruh santri Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi. Mengenai bentuk

penerapan ini salah seorang santriwati yang mondok kelas VIII B MTs pondok

pesantren Al-Jauharen Kota Jambi yang bernama Niha mengatakan:

„‟Saya takut terlambat dan tidak mau bolos sekolah, dikarenakan memang

tujuan utama saya disuruh oleh orang tua sekolah di pesantren adalah

memang untuk belajar dan bukan untuk main-main, oleh karena itu saya

berusaha sebaik mungkin untuk mengikuti peraturan yang telah berlaku di

Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi, dan ikut belajar supaya bisa

memahami pelajaran yang diberikan oleh guru dan karena jika saya bolos

maka saya tidak mengerti dan tidak dapat mengikuti pelajaran yang akan

datang, Oleh karena itu agar tidak terlambat masuk ke kelas, saya

membiasakan mandi sebelum sholat tahajud, agar tidak antrian panjang

untuk mandi.‟‟ 151

Lebih lanjut lagi disampaikan oleh Melani santri kelas VIII B MTs pondok

pesantren Al-Jauharen Kota Jambi tentang taat terhadap peraturan di Pondok

Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi, berikut petikannya:

151

Hasil wawancara, 29 Juni 2019

Page 124: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

„‟Setiap hari senin setelah upacara bendera, selalu razia tentang pakain,

sepatu dan kaos kaki, kuku, dan HP, maka saya dan teman-teman selalu

ingat akan peraturan itu, terutama jika hari senin, hari jum‟at atau minggu

jika kuku saya terlihat panjang langsung saya potong, saya takut dengan

hukuman, dan saya juga merasa malu dengan teman-teman, dikarenakan

akan di umumkan pakai microfon.‟‟ 152

Berdasarkan pendapat di atas dapat di pahami bahwa peraturan yang

berlaku di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi ditaati oleh para santri di

Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi hal ini disebabkan oleh beberapa

alasan yaitu, karena faktor sekolah yang tegas dalam meneggakkan kedisiplinan

terhadap peraturan-peraturan yang telah di tetapkan sebagai peraturan pondok

pesantren, dan juga kesadaran para santri akan peraturan tersebut, santri merasa

takut dan malu jika melanggar peraturan yang telah di tetapkan oleh pihak Pondok

Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi. Apalagi jika santri kena sanksi sampai di

keluarkan oleh pihak Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi, dikarenakan

kebanyakn santri berasal dari luar Kabupaten maupun luar Kota. Sehingga mereka

akan memiliki kesadaran yang tinggi karena jauh-jauh mereka datang ke Pondok

Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi hanya untuk belajar dengan baik. Dan mereka

juga memikirkan orang tua nya yang kesusahan mencari biaya untuk mereka

belajar, dan telah memberikan mereka amanah untuk belajar dengan baik di

Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi, dan bukan untuk main-main saja.

Agar tidak sia-sia hasil jerih payah orang tua mereka di kampung.

b. Menyelenggarakan Ekstra Kurikuler Berbasis Karakter

Menyelenggarakan ekstrakurikuler bisa sebagai wadah pembinaan

karakter disiplin melalui sejumlah aktifitas belajar dalam kegiatan ini. Perubahan

dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung

dalam belajar. Belajar dapat membuat sseorang memiliki ilmu pengetahuan,

maka membuat manusia dapat berkembang lebih jauh dari makhluk lainnya.

Belajar juga memainkan peran penting mempertahankan kehidupan sekelompok

umat manusia di tengah-tengah persaingan semakin ketat diantara manusia.

152

Hasil wawancara, 29 Juni 2019

Page 125: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi menetapkan pembagian tugas ekstrakurikuler

dalam bidang keagamaan untuk melatih kedisiplinan meliputi kegiatan:153

1) PAMI (Pengajian Antara Magrib dan Isya)

2) Sholat lima waktu berjamaah

3) Sholat Dhuha

4) Sholat Tahajud

5) Yasinan malam jum‟at

6) Pembacaan surah-surah pilihan sesudah ashar dan subuh

7) Pembiasaan pembacaan Ratibul Haddad dan Ratibul Athos sebelum magrib.

8) Puasa sunah pada hari senin dan kamis

9) Hadroh, sholawat, tilawah dan barzanji

10) Pembacaan doa bersama sebelum tidur154

Langkah berikutnya dalam menyukseskan kegiatan ekstrakurikuler

keagamaan adalah memfokuskan pada pembentukan lifeskill santri. Demikian,

dapat dikatakan bahwa life skill adalah keterampilan atau kecakapan atau

kepandain hidup yang dimiliki seseorang yang mengakibatkan perubahan diri

dalam individu sebagai hasil dari aktivitas belajarnya. banyak kegiatan

ekstrakurikuler yang dilaksanakan di pesantren atau luar pesantren dengan tujuan

melatih kedisiplinan bagi santri, memperlas pengetahuan, memahami keterkaitan

antara berbagai mata pelajaran, penyaluran bakat dan minat, serta dalam rangka

usaha untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan para santri terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, kesadaran berbangsa dan bernegara, berbudi pekerti luhur

dan sebagainya.

Dalam berjamaah terkandung bermacam macam pelajaran yang harus

diterapkan dalam kehidupan sehari hari sebagai makhluk sosial. Dengan sholat

berjamaah maka akan terbentuklah sifat-sifat kebersamaan akibat dari ikatan

sholat. Sifat kebersamaan dari sholat inilah yang harus ditanamkan sedini

mungkin kepada siswa dengan tujuan akan dilanjutkan dalam kehidupan

153

Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Jauharen Tahun 2019 154

Hasil Observasi, 11 Juli 2019

Page 126: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

masyarakat. Apabila hal ini telah terlaksana maka dalam lingkungannya akan

terbentuklah satu kesatuan sosial muslim yang diikat oleh suatu aqidah atau

keyakinan.

Shalat merupakan amalan manusia yang paling pertama ditanyakan oleh

Allah SWT ketika di akhirat nanti, dunia dan akhirat saling berhubungan layaknya

mahasiswa yang mengerjakan soal ujian yang diumumkan kemudian. Tidak ada

sedikitpun celah yang memisahkan keduanya. Pembahasan tentang apapun

didunia ini, pasti berhubungan dengan akhirat, begitu juga sebaliknya karena

keberhasilan di dunia akan mengantarkan kita pada keberhasilan kita di akhirat.

Disiplin shalat lima waktu adalah salah satu ciri-ciri orang yang bertaqwa.

Disiplin shalat lima waktu adalah mengerjakan shalat wajib tepat pada waktunya.

Allah mencintai hamba-Nya yang mengerjakan sholat tepat pada waktunya serta

menghapuskan segala dosa-dosanya.Kemudian hasil wawancara dengan ustad

Hermantoni S.Pd.I selaku guru aqidah akhlak mengatakan bahwa:

„‟Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di pesantren Al-Jauharen, sangat baik

sekali dalam pembentukan karakter disiplin pada santri terutama masalah

disiplin waktu dimana santri harus stand by ketika ada jadwal

ekstrakurikuler untuk di ikuti. Seluruh santri diwajibkan untuk

menjalankan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di pesantren Al-Jauharen‟‟ 155

Senada dengan yang diucapkan Zulfakar salah satu santri kelas VIII A ia

mengatakan bahwa:

„‟Kami diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler jika tidak

kami akan diberikan sanksi, tetapi baguslah jadinya kami terbiasa untuk

disiplin waktu dalam kehidupan sehari-hari‟‟.156

c. Memberikan Nasehat Kepada Santri

Nasehat merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh guru aqidah

akhlak dalam pengembangan karakter kedisiplinan santri. Biasanya nasehat

155

Hasil wawancara, 11 Juli 2019 156

Hasil wawancara, 11 Juli 2019

Page 127: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

dilakukan ketika ada seseorang yang berlaku atau bertindak tidak sesuai dengan

norma-norma yang berlaku. Tujuan guru memberikan nasehat kepada santri yang

berakhlak kurang terpuji tersebut adalah agar santri dapat tergugah hatinya dan

dapat mengubah perilaku buruknya tersebut .

Untuk menerapkan dan mengembangkan karakter disiplin pada santri,

sebagai guru hendaknya berusaha memberikan arahan yang baik supaya santri

dapat memahami apa yang menjadi karakter disiplin. Dengan begitu, santri dapat

mengetahui perilaku apa yang seharusnya ditanamkan di dalam diri mereka

sendiri seperti taat pada tata tertib di pesantren Al-Jauharen.

المذين يستمعون القول ف يتمبعون أحسانو, أولئك المذين ىداىم الله و أولئك ىم أولوا الألباب

Artinya: Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling

baik di antaranya, mereka itulah orang-orang yang diberi Allah SWT petunjuk dan

mereka itulah orang-orang yang memiliki akal.

Sebagai guru yang telah di amanahi oleh orang tua dalam hal mendidik

anaknya, guru bertanggung jawab memberikan nasehat kepada santri, agar mereka

kelak menjadi anak yang baik, sholeh dan bertanggung jawab. Untuk itu guru

tidak pernah bosan-bosannya untuk selalu memberikan motivasi dan nasehat

kepada santri agar selalu disiplin dalam belajar. Hal ini sebagaimana hasil

observasi di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi telah diperoleh suatu

gambaran bahwa para guru telah memberikan nasehat kepada santri pada saat

upacara hari senin dan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Nasehat yang

diberikan guru adalah untuk selalu berdisiplin dalam hidup termasuk di dalamnya

untuk belajar dengan baik dan tidak bermalas-malasan di pesantren.

Sebagaimana hasil wawancara dengan Ustad Hermantoni S.Pd.I selaku

guru aqidah akhlak tingkat Tsanawiyah di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi

mengatakan bahwa:

Page 128: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

„‟Pembentukan kepibadian santri itu tidaklah mudah, hal yang bisa

dilakukan guru hanyalah terbatas pada penyampain materi,

mensuritauladani, dan berusaha semaksimal mungkin mengarahkan santri

menuju terbentuknya karakter sesuai yang dicita-citakan. Banyak para

guru menginginkan perubahan karate santri tetapi dengan cara yang salah.

Sebagai contoh guru membetulkan ucapan santri yang ngomong kasar

tetapi dinasehati dengan ekspesi marah, mnasehati dan banyak saran-

saran yang kadang-kadang santri mrasa tertekan dan muak, hal ini karena

masa remaja adalah dewasa yang memerlukan langkah dewasa pula

dalam menanganinya. Kepribadian lebih cepat terbentuk lewat tauladan

dan karakter guru kalau kepingin mengajari kepribadian yang baik yang

harus mencontohkan bagaimana berkepribadian yang baik. Selaku guru

aqidah akhlak disini, apabila ada santri yang melanggar peraturan yang

telah ditetapkan di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi selain

diberi sanksi, diberi peringatan berupa nasehat terlebih dahulu, sekali, dua

kali, tiga kali masih juga melanggar yang keempat kali baru dikembalikan

kepada orang tuanya, sebab kita sebagai selaku guru di Pondok Pesantren

Al-Jauharen Kota Jambi seperti diibaratkan bengkel, pegawainya para

guru, apabila motor tersebut sudah diperbaiki tapi tetap juga tidak mau

juga hidup, maka akan dikembalikan kepada orang yang punya motor

tersebut‟‟. 157

„‟Dan menurut hasil pengamatan penulis ditemukan bahwa hampir

sebagian besar pembelajaran di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi adalah

pelajaran tentang agama Islam. Dan memakai kitab-kitab yang disusun oleh para

ulama terdahulu maupun kitab kuning, dimana di dalamnya terdapat pembahasan

khusus tentang akhlak atau karakter bagi para penuntut ilmu seperti santri, yang

rela meninggalkan oran tua dan kampung halaman demi menuntut ilmu. Dan di

dalam kandungan kitab-kitab tersebut banyak sekali nasehat-nasehat yang baik

yang telah dijelaskan oleh guru yang mengajar. Sehingga ketika proses

pembelajaran berlangsung guru bukan hanya mengajar tapi juga bisa menjadi

pendidik dan memberikan nasehat yang baik bagi santri. Sehingga sedikit banyak

akan tersimpan di dalam memori santri dalam menjalankan kehidupan sehari-hari

di pesantren maupun dirumah. Sehingga membuat para santri menjadi lebih baik

jika sering di nasehati. Terutama santri yang suka melanggar, akan lebih banyak

di nasehati oleh guru, agar tidak mengulanginya lagi‟‟. 158

157

Hasil wawancara, 11 Juli 2019 158

Hasil Observasi, 11 Juli 2019

Page 129: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

و ق رءانا ف رق نىو لت قرأه على النما س على مكث ون ز لنىو ت نزلا

Artinya: Dan Al-Qur‟an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur

agar kamu membacakkannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami

menurunkannya bagian demi bagian.

Saat ditanya akan hal ini kepada ustad Hermantoni S.Pd.I di Pondok

Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi, maka ia mengatakan:

„‟Saya selalu memberikan nasehat jika ditemukan ada santri yang

melanggar, terutama pada saat saya sedang mengajar di kelas, seperti tidak

menyetor hapalan, keluar masuk kelas serta ribut di dalam kelas, jika

sudah di nasehatin berulang kali maka baru diberikannya sanksi.‟‟ 159

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, maka dapat di ambil suatu

pemahaman bahwa, pemberian nasehat merupakan upaya guru dalam

meningkatkan disiplin santri dalam belajar dan untuk menumbuhkan kesadaran

bagi santri agar lebih disiplin dalam kehidupan sehari-hari.

d. Memberikan Sanksi kepada Santri

Pemberian sanksi adalah salah satu cara untuk mendidik dan membina

karakter santri, tetapi hukuman yang disebut disini adalah sanksi yang mendidik

bukan dengan emosi dan kekerasan. Hukuman disini dimaksudkan agar santri

sadar dan jera sehingga tidak lagi mengulangi perbuatan buruknya dan berdampak

positif bagi karakter santri. Sanksi juga merupakan jalan terakhir dari upaya-upaya

lain yang sudah dilaksanakan.

Pemberian sanksi bagi santri yang melanggar adalah salah satu upaya

untuk meningkatkan kedisiplinan. Karena bisa menimbulkan efek jera bagi santri

yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak pondok pesantren.

Akan tetapi adakalanya santri yang telah diberi sanksi tetapi masih juga

melakukan pelanggaran kedisiplinan. Untuk itu sangat dibutuhkan sekali bagi para

guru untuk meningkatkan pengawasan terhadap santri.

159

Hasil wawancara, 11 Juli 2019

Page 130: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Sebagaimana hasil wawancara dengan Ustad Hermantoni S.Pd.I selaku

guru aqidah akhlak tingkat Tsanawiyah di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi

mengatakan bahwa:

„‟Saya sebagai guru aqidah akhlak merasa berkewajiban mengingatkan

santri yang berperilaku melanggar etika, saya langsung memberikan

hukuman kras kepada santri yang seperti saya suruh keluar ruangan,

berdiri di depan kelas dengan satu kaki, menulis 5 halaman perjanjian

tidak akan mengulangi perilaku tidak disiplin lagi, hal ini saya lakukan

hanya untuk memberikan efek jera dan takut agar santri yang melanggar

tidak mengulanginya lagi. Terkadang dikeluarga ketika santri dirumah

mereka kurang mendapatkan pendidikan seperti ini, orangtua terkadang

lebih memanjakan anak-anaknya atau bersikap masa bodoh terhadap

anaknya sehingga anak merasa bebas tanpa terkendali untuk berperilaku

semaunya. Sevagai guru aya tetap menyayangi santri nsaya oleh karena itu

di saat tertentu saya buat lelucon agar ketika santri-santri tetap dekat

dengan gurunya dan merasa tidak dendam karena telah diberikan hukuman

okeh gurunya, walaupun hukuman itu meripakan hukuman yang

mendidik‟‟.160

Sebagaimana hasil wawancara dengan ustad Muhammad Amin S.Pd.I

selaku Pembina asrama putra bagian keamanan Pondok Pesantren Al-Jauharen

Kota Jambi mengatakan bahwa:

„‟Jika ada santri juga melakukukan perilaku yang kurang disiplin dan

melakukan pelanggaran maka diberikan sanksi ringan berupa peringatan

dan kalau yang berat dikeluarkan dari Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota

Jambi‟‟.161

Kurang tepatnya sanksi yang diberikan guru dalam hal ini pelanggaran

disiplin terhadap peraturan seperti yang datang terlambat ke kelas, terlambat ke

masjid, kabur dari asrama, membawa alat elektronik atau ribut di kelas, membuat

santri menjadi lebih leluasa untuk melemahkan disiplin pada diri mereka sendiri.

Guru berkewajiban untuk meningkatkannya lagi menjadi lebih baik, agar kegiatan

pembelajaran bisa berjalan normal. Sanksi yang diberikan kepada santri adalah

jalan terakhir yang apabila dengan nasehat dan perhatian santri juga belum

mampu bersikap tidak melanggar kedisiplinan, maka hukuman atau sanksi dapat

160

Hasil wawancara, 11 Juli 2019 161

Hasil wawancara, 29 Juni 2019

Page 131: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

diterapkan, akan tetapi sanksi tersebut haruslah bersifat mendidik dan yang

berdampak positif bagi perkembangan karakter santri.

„‟Pengamatan penulis ditemukan bahwa jika ada santri yang melanggar

peraturan yang telah dtetapkan di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota jambi akan

diberikan sanksi agar santri lebih disiplin lagi dalam belajar. Sanksinya seperti

tidak boleh mengikuti kegiatan belajar jika terlambat, membuang sampah,

mencuci rantang, dijemur dilapangan, pemanggilan orangtua dan lain

sebagainya‟‟. 162

Sebagaimana hasil wawancara dengan ustazah Nike Fitria S.Pd.I selaku

bagian pengasuh putri Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi mengatakan

bahwa:

„‟Pemberian sanksi bagi santri yang melanggar peraturan telah ditetapkan

oleh pihak pondok pesantren adalah bersifat mendidik agar para santri

jera dan sadar akan pentinganya kedisiplinan dan bukan bersifat untuk

mengekang kebebasan santri. 163

Dan hal ini dibenarkan oleh santri Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi yang

bernama Ega mengatakan bahwa:

„‟ Pemberian hukuman oleh guru adalah untuk mendidik kami agar lebih

disiplin lagi dalam menaati peraturan dan bukan untuk mengekang

kebebasan kami, Dan biasanya jika ketahuan membawa Hand Phone di

lingkungan Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi, maka kami diberikan

sanksi oleh guru berupa pemanggilan orang tua dan mencuci rantang

seasrama putri, untuk itu kami sangat tidak berani untuk membawa Hand

Phone di lingkungan Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi‟‟. 164

Ketegasan guru memang sangat diperlukan sekali dalam meningkatkan

kedisiplinan bagi santri. Dan ketegasan guru bisa melahirkan sikap hormat dan

canggung santri untuk melakukan palanggaran kedisiplinan. Santri bisa

menghormati dan memahami bahwa setiap keputusan yang diambil guru

mengandung manfaat dan kebaikan. Dari wawancara dan observasi diatas bahwa

162

Hasil wawancara, 29 Juni 2019 163

Hasil wawancara, 29 Juni 2019 164

Hasil wawancara, 29 Juni 2019

Page 132: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

pentingnya guru memerlukan sifat bijaksana jangan sampai sanksi itu

meniimbulkan dampak buruk bagi perkembangan karakter santri.

B. Analisis Hasil Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana Eksistensi kompetensi kepribadian guru

aqidah akhlak dan karakter santri di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi,

dari data-data yang dapat di analisis sesuai dengan indikator-indikator

yang telah ditetapkan dalam pembahasan sebelumnya.

1. Eksistensi kompetensi kepribadian guru di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi

Pembentukan karakter santri di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi di

integrasikan dalam kehidupan sehari-hari. Guru merupakan teladan bagi para

santri dan semua orang yang menganggapnya guru. Maka dari itu sudah

selayaknya jika dalam kehidupan sehari-hari utamanya dipesantren guru

berperilaku baik yang dapat dijadikan contoh oleh santri. oleh guru dilakukan

dengan kompetensi kepribadian yang dimilikinya.

Dengan kompetensi kepribadian ini guru berprilaku sesuai norma agama

dan selalu memberi nasehat dan mengarahkan pada hal yang lebih baik. Selain itu

juga dengan kompetensi kepribadian guru berakhlak mulia dan menjadi teladan

bagi santri adalah guru mampu memberikan contoh yang baik kepada santri.

karena hakikatnya guru sering mencontoh guru nya. Selain itu dengan kompeteni

kepribadian guru yang berwibawa, yaitu memiliki kesiapan mengajar yang baik,

bisa memberikan materi-materi tambahan mengenai karakter disiplin, serta

menggunakan metode mengajar yang tidak monoton, akan membuat santri tertarik

dan antusias dalam mengikuti pelajaran sehingga tujuan pembentukan karakter

disiplin santri akan mudah tercapai.

Pembentukan karakter disiplin santri di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi

oleh guru dilakukan dengan kompetensi kepribadian yang dimilikinya, yaitu

kepribadian yang mantap, stabil, arif dan dewasa. Dengan kompetensi

kepribadian ini guru berprilaku sesuai peraturan atau tata tertib yang berlaku. Jika

guru tidak disiplin atau tidak mematuhi tata tertib, bagaimana mungkin santri

akan disiplin. Jadi, memang sudah tepat jika guru harus disiplin pula. selain itu

Page 133: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

dengan kompetensi kepribadian guru yang berwibawa, guru yang berwibawa

akan selalu berusaha melayani kebutuhan santri dengan sebaik-baiknya,

menyampaikan peraturan dengan sopan dan tegas, serta memberikan sanksi atau

hukuman yang mendidik, tidak merugikan. Guru yang berwibawa akan disegani

santri. Hal ini mempernudah pembentukan karakter disiplin santri.

Eksistensi Kompetensi kepribadian guru dan karakter santri di

Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi bahwa hasil penelitian ini

terdapat indikator tentang kompetensi kepribadian yang harus dimiliki

guru yaitu; pertama, bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial dan

kebudayaan. Kedua, berakhlak mulia serta menjadi teladan bagi peserta

didik. Ketiga, kepribadian yang mantap dan stabil. Keempat, dewasa dan

arif. Kelima, berwibawa. Keenam, menunjukkan etos kerja serta tanggung

jawab yang tinggi dan percaya diri. Ketujuh, menjunjung tinggi kode etik

guru. Namun dari indikator tersebut masih ada indikator yang belum

terpenuhi dengan maksimal, seperti indikator kepribadian guru yang

berakhlak mulia serta menjadi teladan bagi santri.

2. Faktor Pendukung Guru Dalam Meningkatkan Karakter Disiplin Santri Di

Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi

Adapun pengamatan penulis dari faktor pendukung dan penghambat yang

mana dapat di lihat bahwa yang pertama dari:

a. Faktor guru adalah kerja sama yang baik antara guru akidah akhlak dan

majelis guru dalam meningkatkan kedisiplinan bagi santri sangat diperlukan

sekali. Karena diharapkan mampu saling mendukung antara majelis guru

dalam meningkatkan kedisiplinan maupun dalam pemecahan berbagai

permasalahan di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi. Faktor guru yang mana

telah melaksanakan tugas dan kewajibannya seperti disiplin waktu, mengajar,

membimbing, memberi tugas, memberi sanksi, memberi arahan dan lain

sebagainya.

b. Faktor Orangtua untuk mengelola partisipasi orangtua dapat dilakukan secara

kondisional dalam bentuk yang beragam. Hal ini bahwa kemitraan antara

orangtua dan lembaga pendidikan dapat dilakukan dalam beragam aspek

Page 134: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

pembuatan keputusan, termasuk kurikulum. Selama ini, keterlibatan wali

santri tergolong pasif, yakni hadir di pesantren atas undungan pengasuh

setahun sekali untuk mengikuti haflatul wada atau haul. Barangkali kegiatan

semacam itu perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga potensi orangtua

terdayagunakan secara optimal. Misalnya sebelum awal tahun ajaran baru

dimulai, mereka dihadirkan untuk memberikan masukan-masukan demi

perbaikan program pendidikan pesantren. Motivasi pola hidup berkarakter

tidak hanya diberikan oleh pihak pesantren melainkan juga dari orang tua

karena setelah sampai dirumah santri dibina oleh orangtua masing-masing

dalam mengembangkan karakter.

c. Kebiasaan dan tradisi dalam keseharian berprilaku dalam pesantren juga

dapat mempengaruhi pembentukan karakter santri, sehingga tanpa adanya

paksaan santri sudah terbiasa mengerjakannya. Sebagai contoh tradisi di

pondok pesantren Al-Jauharen adalah shalat berjamaah dan waktu keluar dari

kelas santri dilarang mendahului gurunya, dari shalat tersebut santri terbiasa

untuk melaksanakan shalat berjamaah baik dipesantren maupun dirumah,

sehingga santri akan sadar dari pembiasaan tersebut. Apalagi jika shalat

berjamaah tersebut dilaksanakan lima kali dalam sehari. Tentu akan

memberikan pengajaran kepada santri arti pentingnya untuk tepat waktu dan

disiplin dalam kehidupan.Kebiasaan yang dilakukan santri ini memiliki peran

yang angat penting sekali dalam meningkatkan karakter disiplin antri, karena

dalam pembiasaan ini menjadi tumbuh dan berkembag dengan baik dan

tentunya dengan pembiasaan yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-

hari sehingga muncul suatu rutinitas yang baik yang tidak menyimpang dari

ajaran islam.Adanya kebiasaan atau tradisi yang ada di pondok pesantren Al-

Jauharen juga sangat mempengaruhi pembentukan karakter santri, karena

dalam pembiasaan yang baik maka akan menjadi tumbuh dan berkembang

dengan baik.

Adapun pengamatan penulis dari faktor penghambat yang mana dapat di lihat

bahwa yang pertama dari:

Page 135: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

a. Pengaruh Lingkungan adalah tempat dimana santri mendapatkan pengaruh

dari pembentukan karakternya, pada usia remaja pengaruh lingkungan

terkadang membawa pengaruh besar dari pengaruh faktor lainnya karena

remaja sedang mengembangkan kepribadian dimana mereka sangat

memerlukan pengakuan lingkungan teman-teman, lingkungan keluarga dan

lingkungan masyarakat pada umumnya.Lingkungan pesantren yakni

lingkungan yang selalu mengadakan hubungan dengan cara bersama orang

lain oleh karena itu lingkungan pesantren juga dapat membentuk karakter

seseorang. Di dalamnya orang akan menetap beberapa permasalahan yang

dapat mempengaruhi bagi perkembangan, baik dalam hal-hal yang positif

maupun hal-hal yang negatif dalam membentuk karakter pada diri seseorang.

Ketika santri berada dalam lingkungan pesantren ia akan berada pada

lingkungan yang berada pada pengawasan 24 jam oleh guru asramanya, bagi

santri yang mondok dimana adakalanya santri merasa jenuh karena tidak bisa

kemana-mana dan terasa hidupnya terkekang dan membosankan sehingga

adakalanya santri melakukan sebuah pelanggaran-pelanggaran ringan hingga

terkadang santri melakukan pelanggaran-pelanggaran berat hanya untuk

membuang jauh rasa jenuhnya. Akan tetapi bagi santri yang tidak mondok

lingkungan sangat berpengaruh sekali bagi pembentukan karakter

dikarenakan kurangnya pengawasan orangtua yang sibuk bekerja sehingga

bisa menyebabkan masuk kedalam lingkungan yang kurang baik.

b. Kurangnya Kesadaran Santri adalah salah satu faktor penyebab rendahnya

kedisiplinan santri dalam pembelajaran di pondok pesantren Al-Jauharen

Kota Jambi karena masih banyaknya santri kurang menyadari akan

pentingnya disiplin bagi setiap santri yang belajar. Mereka tidak bisa

memahami bahwa disiplin sangat dibutuhkan bagi seorang santri dalam

belajar. Karena santri berasal dari latar belakang yang berbeda-beda seperti

jika santri berasal dari latar belakang keluarga yang baik dan agamis maka

kepribadian atau karakter santri akan baik, akan tetapi lain halnya dengan

apabila latar belakang santri buruk maka kepribadian atau karakter santri juga

akan buruk. Ketika santri memiliki kesadaran yang tinggi dalam hal

Page 136: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

kedisiplinan tentunya akan berakibat baik bagi santri itu sendiri karena

hidupnya akan terarah seperti ketika santri memiliki kesadaran dalam disiplin

waktu dan disiplin untuk taat pada tata tertib pesantren. Akan tetapi sedikit

sekali santri yang memiliki kesadaran untuk disiplin waktu maupun disiplin

untuk taat pada tata tertib pesantren sehingga banyak ditemukan santri yang

masih melanggar dalam hal kedisiplinan.

c. Kurangnya keteladanan guru ada beberapa hal pula yang menjadi kendala

yaitu untuk bekerjasama dalam hal-hal kegiatan tertentu masih ada terlihat

belum maksimal dalam kekompakannya. Seperti terlihat dari hasil

pengamatan peneliti dilapangan pada saat ada kegiatan ekstrakurikuler, acara

keagamaan maupun kegiatan sholat zuhur berjama‟ah, serta berdasarkan hasil

wawancara dan observasi, guru hanya sebagian yang memantau kegiatan

ekstrakurikuler, acara keagamaan dan mengarahkan anak untuk ikut sholat

berjamaah, sedangkan hal ini merupakan hal yang penting bagi

perkembangan serta peningkatan karakter anak, terutama disiplin waktu

ketika telah mendengar waktu azan mereka sebaiknya segera di ajak untuk

melaksanakan sholat di awal waktu.

3. Upaya Guru Aqidah Akhlak dalam Meningkatkan Karakter Disiplin Santri

Di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi

a. Menyusun Tata Tertib Pondok Pesantren adalah Tata tertib atau peraturan

yang dibuat untuk mendisiplinkan dan membentuk karakter santri yang taat

pada tata tertib. Salah satu upaya dalam meningkatkan karakter kedisiplinan

di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi adalah membuat tata tertib. Tata tertib

yang dibuat oleh pihak Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi bukan

bermaksud mengekang ataupun membatasi gerak-gerik santri, akan tetapi

mampu membuat para santri menjadi lebih terarah dan terorganisir dalam

melaksanakan proses kegiatan pembelajaran. Adapun tata tertib yang dibuat

oleh pihak Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi adalah hasil kajian,

pemikiran dan musyawarah bersama antara pimpinan dan majelis guru di

Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi yang telah disepakati bersama-

Page 137: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

sama. Keberlangsungan sebuah pesantren dalam mencapai tujuan sangat

tergantung dari komiten warganya mematuhi aturan pesantren . Pesantren

yang tertib, aman dan tertur merupakan prasyarat agar santri dapat belajar

secara optimal. Kondisi seperti ini dapat terjadi jika disiplin di pesantren

berjalan dengan baik. Kepala madrasah dan guru aqidah akhlak serta seluruh

majlis guru memegang peranan penting dalam membentuk disiplin

pesantren, mulai dari merancang, melaksanakan dan menjaga peraturan

yang berlaku agar tetap dipatuhi bersama.

b. Menyelenggarakan Ekstra Kurikuler Berbasis Karakter adalah

menyelenggarakan ekstrakurikuler bisa sebagai wadah pembinaan karakter

disiplin melalui sejumlah aktifitas belajar dalam kegiatan ini. Perubahan dan

kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung

dalam belajar. Belajar dapat membuat sseorang memiliki ilmu pengetahuan,

maka membuat manusia dapat berkembang lebih jauh dari makhluk lainnya.

Belajar juga memainkan peran peting dalam mempertahankan kehidupan

sekelompok umat manusia ditengah-tengah persaingan semakin ketat diantara

manusia. Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi menetapkan pembagian

tugas ekstrakurikuler dalam bidang keagamaan untuk melatih kedisiplinan

meliputi kegiatan: PAMI (pengajian antara magrib dan isya), sholat lima

waktu berjamaah, sholat dhuha, sholat tahajud, sholat tasbih serta pembacaan

surah yasin pada malam jum‟at, pembacaan surah-surah pilihan sesudah ashar

dan subuh seperti surah AL-Waqiah, Al-Mulk, Ar-Rahman, As-Sajadah,

pembiasaan pembacaan ratibul haddad dan ratibul athos sebelum magrib,

puasa sunah pada hari senin dan kamis, hadroh, sholawat, tilawah dan

barzanji serta pembacaan doa bersama sebelum tidur.

c. Memberikan nasehat kepada santri adalah nasehat yang merupakan salah satu

cara yang dilakukan oleh guru aqidah akhlak dalam pengembangan karakter

kedisiplinan santri. Biasanya nasehat dilakukan ketika ada seseorang yang

berlaku atau bertindak tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Tujuan guru memberikan nasehat kepada santri yang berakhlak kurang terpuji

tersebut adalah agar santri dapat tergugah hatinya dan dapat mengubah

Page 138: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

perilaku buruknya tersebut. Untuk menerapkan dan mengembangkan karakter

disiplin pada santri, sebagai guru hendaknya berusaha memberikan arahan

yang baik supaya santri dapat memahami apa yang menjadi karakter disiplin.

Dengan begitu, santri dapat mengetahui perilaku apa yang seharusnya

ditanamkan di dalam diri mereka sendiri seperti taat pada tata tertib di pondok

pesantren Al-Jauharen.

d. Memberikan Sanksi kepada Santri adalah salah satu cara untuk mendidik dan

membina karakter santri, tetapi hukuman yang disebut disini adalah sanksi

yang mendidik bukan dengan emosi dan kekerasan. Hukuman disini

dimaksudkan agar santri sadar dan jera sehingga tidak lagi mengulangi

perbuatan buruknya dan berdampak positif bagi karakter santri. Sanksi juga

merupakan jalan terakhir dari upaya-upaya lain yang sudah dilaksanakan.

Pemberian sanksi bagi santri yang melanggar adalah salah satu upaya untuk

meningkatkan kedisiplinan. Karena bisa menimbulkan efek jera bagi santri

yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak pondok pesantren.

Akan tetapi adakalanya santri yang telah diberi sanksi tetapi masih juga

melakukan pelanggaran kedisiplinan. Untuk itu sangat dibutuhkan sekali bagi

para guru untuk meningkatkan pengawasan terhadap santri

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan urain yang telah penulis paparkan dalam bab-bab

terdahulu dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian terhadap Eksistensi Kompetensi

kepribadian guru dan karakter santri di Pondok Pesantren Al-Jauharen

Kota Jambi bahwa hasil penelitian ini terdapat indikator tentang

kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru yaitu; pertama,

bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan.

Kedua, berakhlak mulia serta menjadi teladan bagi peserta didik.

Ketiga, kepribadian yang mantap dan stabil. Keempat, dewasa dan

arif. Kelima, berwibawa. Keenam, menunjukkan etos kerja serta

Page 139: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

tanggung jawab yang tinggi dan percaya diri. Ketujuh, menjunjung

tinggi kode etik guru. Namun dari indikator tersebut masih ada

indikator yang belum terpenuhi dengan maksimal, seperti indikator

kepribadian guru yang berakhlak mulia serta menjadi teladan bagi

santri.

2. Faktor-faktor yang dihadapi guru di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi

dalam meningkatkan karakter disiplin santri terdapat dua faktor yaitu faktor

pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung dalam meningkatkan

karakter disiplin santri yaitu yang pertama, adanya peran orangtua untuk

mengelola partisipasi orangtua dapat dilakukan secara kondisional dalam

bentuk yang beragam. Hal ini bahwa kemitraan antara orangtua dan lembaga

pendidikan dapat dilakukan. Dan yang kedua adanya peran guru dimana

Faktor guru adalah kerja sama yang baik antara guru akidah akhlak dan

majelis guru dalam meningkatkan kedisiplinan bagi santri sangat diperlukan

sekali. Dan yang ketiga adanya kebiasaan atau tradisi santri sebagai contoh

tradisi di pondok pesantren Al-Jauharen adalah shalat berjamaah dan waktu

keluar dari kelas santri dilarang mendahului gurunya, dari shalat tersebut

santri terbiasa untuk melaksanakan shalat berjamaah baik dipesantren

maupun dirumah, sehingga santri akan sadar dari pembiasaan disiplin

tersebut. Adapun faktor penghambat dalam meningkatkan karakter disiplin

santri ada tiga yaitu pertama, pengaruh lingkungan, lingkungan dikarenakan

kurangnya pengawasan orangtua yang sibuk bekerja dan kurangnya

kesadaran santri untuk berdisiplin dikarenakan faktor jenuh tinggal di asrama

dan merasa kurang bebas dan kedua kurangnya keteladanan guru menjadi

kendala yaitu untuk bekerjasama dalam hal-hal kegiatan tertentu masih erlihat

belum maksimal dalam kekompakannya. Seperti terlihat dari hasil

pengamatan peneliti dilapangan pada saat ada kegiatan ekstrakurikuler, acara

keagamaan maupun kegiatan sholat zuhur berjama‟ah.

3. Adapun beberapa upaya-upaya Guru dalam Meningkatkan Karakter Disiplin

Santri Di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi ada empat yaitu yang pertama

Menyusun Tata Tertib Pondok Pesantren yang berguna untuk membentuk

Page 140: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

disiplin pesantren, mulai dari merancang, melaksanakan dan menjaga

peraturan yang berlaku agar tetap dipatuhi bersama, kedua Menyelenggarakan

Ekstra Kurikuler Berbasis Karakter dalam menetapkan pembagian tugas

ekstrakurikuler dalam bidang keagamaan untuk melatih kedisiplinan meliputi

kegiatan-kegiatan, ketiga Memberikan nasehat kepada santri dengan tujuan

agar santri dapat tergugah hatinya dan dapat mengubah perilaku buruknya

tersebut. Dan yang keempat Memberikan Sanksi kepada yang melanggar

adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kedisiplinan. Karena bisa

menimbulkan efek jera bagi santri yang melanggar peraturan yang telah

ditetapkan oleh pihak pondok pesantren

B. Implikasi

Ada orang bijak pernah mengatakan: anak akan melupakan semua

nasehat baik dari orangtuanya, tetapi anak tidak akan pernah lupa dengan

perbuatan baik orangtuanya. Artinya, bahwa perbuatan itu lebih

berpengaruh ketimbang perkataan. Oleh karena itu, seorang guru harus

bisa menjadi teladan bagi santrinya. Jika seorang guru ingin membangun

karakter disiplin pada anak didiknya, maka karakter disiplin itu harus

terbiasa muncul dulu pada guru tersebut. guru harus bisa memberikan

contoh kepada santrinya, misal ketika mengajar di kelas, guru harus

disiplin pada dirinya sendiri dan juga kepada santri.

Oleh karena itu, diperlukan upaya dari seorang guru agar nilai-nilai

kedisiplinan berperan dan berkembang dalam kehidupan anak bangsa,

hendaknya dapat ditimba dari kehidupan Rasulullah SAW yang

menunjukkan besarnya peranan pendidik dalam upaya membina nilai-nilai

keagamaan kepada umatnya. Dewasa merupakan yang tentunya harus

dimiliki seorang guru agama, dengan sikap dewasa ini maka guru memiliki

kemampuan khusus untuk melakukan pengembangan terhadap dirinya.

Tatkala terjadi perilaku santri yang menyimpang, maka seorang guru yang

Page 141: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

dewasa tentu berpikir dengan tenang dan mencari jalan keluar agar dapat

mengembangkan karakter santri ke arah yang lebih baik. Dewasa ini yang

dimiliki guru salah satunya dengan sikap guru yang melakukan

pengembangan dirinya secara terus menerus.

Guru jangan hanya sekedar mengajar dan setelah selesai mengajar

pulang kerumah. Seorang guru haruslah kreatif, dan mencari informasi-

informasi, pelatihan-pelatihan, pengembangan diri dan lain sebagainya,

yang tujuan nya adalah untuk membentuk karakter disiplin santri sesuai

dengan yang diharapkan. Guru seharusnya jangan lagi menunggu

diberikan pelatihan, akan tetapi guru harus lah melakukan pengembangan

diri secara terus menerus dengan kreatif.

Guru harus rela mengorbankan dirinya untuk melakukan

pengembangan karakter disiplin santri yang sesuai dengan yang

diharapkan. Dalam karakter moral, siswa dituntut untuk memiliki karakter

disiplin. Karakter disiplin inilah yang saling terkait untuk menumbuhkan

nilai moral bangsa yang lebih baik. Oleh karena itu, sebagai pelaku

pendidikan terutama peran guru dan orang tua yang sangat bertanggung

jawab atas keberhasilan santri sehingga guru bersama orang tua harus

dapat membangun nilai-nilai karakter disiplin santri dan mencetak

santrinya menjadi manusia yang bermoral dalam rangka memimpin masa

depan yang lebih baik. Disamping guru, peran orang tua juga dinilai

sangat mempengaruhi karakter disiplin santri. Orang tua dalam mendidik

anaknya pada pendidikan informal justru harus lebih optimal, sebab waktu

keberadaan santridi rumah lebih lama di bandingkan waktu keberadaan

santri di sekolah.

Orang tua dengan ketulusan mendidik anaknya sejak kecil

sehingga orang tua akan lebih peka terhadap karakter yang dimiliki oleh

anaknya. Dengan karakter dan cara mendidik orang tua dengan guru

mestinya tidak sama, sehingga antara orang tua dengan guru terutama

wali kelas harus saling berkoordinasi dalam rangka mengetahui karakter

yang dimiliki santri sehingga karakter disiplin santri dapat dikembangkan

Page 142: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

dengan mudah. Seorang guru hendaknya dapat menerapkan

pembelajaran terutama dalam mengembangkan karakter disiplin santri

sesuai dengan perencanaan dan desain pembelajaran yang telah disusun.

Jika pengembangan karakter disiplin yang dilakukan oleh guru sudah

tepat, maka siswa akan memiliki sikap yang selalu berupaya

menyesuaikan atau mencocokkan antara tindakan dengan fenomena

seperti yang didasarkan pada kebenaran yaitu disiplin, menghindari

perilaku yang salah dan menjadikan dirinya menjadi orang yang selalu

dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Oleh karena

itu, pengembangan karakter disiplin siswa memerlukan pembiasaan dan

keteladanan.

C. Rekomendasi

Merujuk pada temuan penelitian ini, maka rekomendasi penulis

adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah Provinsi Jambi agar meningkatkan kualitas pendidikan

terutama dalam membentuk guru-guru yang profesional, terutama

tentang kompetensi kepribadian dari seorang guru. Pemerintah juga

hendaknya melakukan pengembangan secara terus menerus dan

pengawasan lebih terhadap santri karena dengan hal ini, guru akan

merasa terbantu dalam mengembangkan karakter kedisiplinan santri

dipesantren.

2. Kepala Kementrian Agama Kota Jambi untuk mengadakan pembinaan

akhlak atau kepribadian guru baik dalam bentuk pelatihan, dan

penataran. Kegiatan tersebut hendaknya dilakukan sesering mungkin

agar bisa merangkul semua permasalahan guru yang terjadi di

sekolah dan memberikan pemecahan dari masalah yang ada

dipesantren.

3. Pesantren adalah suatu sistem dimana unsur-unsurnya saling

berinteraksi satu sama lain dan saling bekerjasama dalam mencapai

Page 143: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

tujuan. Salah satu unsur sekolah adalah Kepala Sekolah, peran ,

tugas pokok dan fungsi kepala sekolah antara lain adalah

melaksanakan supervisi dalam pembelajaran. Terkait dengan

penelitian ini diharapkan Kepala Sekolah sering melakukan supervisi

pada saat pembelajaran berlangsung. Hal tersebut dimaksudkan di

samping untuk lebih mengakrabkan kepada para siswa, secara

psikologis juga akan memberikan dampak yang positif terhadap

tanggung jawab guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Sehingga kondisi yang dilaporkan dalam penelitian tersebut dapat

terhindari jika Kepala Sekolah dengan rutin melaksanakan tupoksinya

dengan baik.

4. Guru di pondok pesantren Al-Jauharen Kota Jambi yang mana terus

memberikan contoh yang baik terhadap santrinya, meningkatkan

kembali kedispilinan, menambah ilmu dan pengalaman melakukan

pengembangan diri secara terus menerus secara kreatif, menjunjung

tinggi lagi kode etik guru, meningkatkan kembali keprofesionalan guru,

dan guru harus mendisiplinkan kembali keahlian mengajarnya

dipesantren yang tidak sesuai mengajar dengan keahlian yang dimiliki.

5. Santri harus lebih memperbaiki akhlaknya dan menghormati guru,

santri harus belajar memilih yakni apabila hal yang positif dari guru

maka tirulah, dan apabila hal sebaliknya ditampilkan maka janganlah

ditiru hal tersebut.

D. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan di

antaranya, bagi para guru terutama guru aqidah dan akhlak di pondok

pesantren Al-Jauharen Kota Jambi harus terus menerus menerapkan

karakter disiplin baik itu dalam pembelajaran maupun sikap walaupun

dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Dan

kepada Kepala Madrasah di pondok pesantren Al-Jauharen Kota Jambi,

agar dapat mengupayakan memperoleh bantuan berupa sarana atau alat

Page 144: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

yang dibutuhkan sekolah dan fasilitas yang menunjang terhadap

keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang dapat meningkatkan

kemampuan dalam belajar maupun mengajar, seperti penerapan karakter

disiplin, agar kemampuan anak dalam menyerap pelajaran lebih mudah

dan karakter santri makin meningkat.

E. Kata Penutup

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan rahmat, taufiq serta hidayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan tesis ini.

Ungkapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak

yang telah membantu terselesaikannya tesis ini. Penulis berharap,

semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan bagi penulis

sendiri. Tidak lupa penulis mohon maaf, apabila dalam penyusunan

kalimat maupun bahasanya masih dijumpai banyak kekeliruan. Penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif guna perbaikan di

masa mendatang.

Selanjutnya penulis juga memohon maaf andai ada pihak yang

merasa kurang berkenan dengan hasil penelitian karena terkait dengan

deskripsi keadaan lembaga pendidikan yang diteliti, khususnya kepada

pihak di pondok pesantren Al-Jauharen Kota Jambi. Inilah hasil penelitian

yang penulis tuangkan apa adanya, karena berdasarkan kondisi real di

lapangan.

Mudah-mudahan apa yang penulis buat ini mendapat ridha dari

Allah yang Maha Murah. Semoga kita semua termasuk dalam golongan

orang-orang yang beruntung di akhir nanti. Semoga tesis ini bermanfaat

bagi penulis khususnya dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya,

serta orang tua dan guru semoga menambah pengetahuan dalam

mendidik anak. Amiin Ya Rabbal alamiin.

Jambi, November 2019

Penulis

Page 145: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Sella Silvia

MPA. 172670

DAFTAR PUSTAKA

Depag RI.Al-Qur‟an dan Terjemahannya.Jakarta:Depag RI.2013.

Abdul Mujib.Teori Kepribadian;Perspektif Psikologi Islam.Jakarta;PT

grafindo Persada.2017.

Akmal Hawi.Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam.Jakarta: Rajawali

Pers.2014.

Amirullah Syarbini.Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga.Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media. 2016.

Arends I.Ricard.Learning To Teach Terj, Helly Prajitno Soetjipto.New

York, Mc-Graw Hill Companies.2010.

Asri Budiningsih.Pembelajaran Moral.Jakarta: PT Rineka Cipta.2013.

Buchori Alma.Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Belajar.

Bandung:CV Alfabeta.2014.

Dalal A. Alqiawi dan Sawsan M. Ezzeldin.A Suggested Model for Developing

and Assessing Competence of Prospective Teachers in Faculties of

Education World Journal of Education: Vol. 5 No 6.2015

Dasim Budimansyah.Penguatan Pendidikan Karakter Kewarganegaraan

untuk membangun Karakter Bangsa.Bandung: Widya aksara

Press.2010.

Page 146: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Djaali.Psikologi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.2011.

Djam‟am Satori dan Aan Komariah.Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfatbeta.2009.

Dimyati dan Mudjiono.Belajar dan Pembelajar.Jakarta: Rineka Cipta.

2013.

Esti Ismawati.Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sastra.Jakarta: Yuma

Pustaka.2009.

Faqih Syarif.Menjadi Dai yang di Cinta.Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.2011.

Feist Jess dan J.Feist Gregory.Theories Of Personality Terj. Handriatno.

Jakarta: Salemba Humanika. 2010

Gredler E.Margaret.Learning And Instruction: Theory Into Practice Terj.

Tri Wibowo.Jakarta: PT Kencaa Group.2011.

Hamdan Hamid i dan Beni Ahmad Saebani.Pendidikan Karakter

Perspektif islam.Bandung: Pustka Setia.2013.

Hamdi Muhammad.Teori Kepribadian.Bandung: Alfabeta. 2016

Hamka Abdul Aziz.Pendidikan Karakter Berpusat pada Hati.Jakarta:

Al-Mawardi prima.2012.

Helmawati.Pendidik Sebagai Model.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2016.

Heri Gunawan. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasinya.

Bandung: Ifabeta.2012.

Ibrahim Elfiky.Quwwat Al-Tafkir.International Enterprices Inc.2014.

Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

2013.

Iqbal.Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Cet ke-4.Jakarta:

Bumi Aksara.2009.

Iskandar.Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kuantitatif dan

Kualitatif,.Jakarta: Gaung Persada Kaelan.2009

______Pendidikan Pancasila.Yogyakarta: Paradigma.2014.

Jacobsen David A dkk.Methods For Teaching: Promoting Student

Page 147: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Learning in K-12 Classrooms.USA New: Jersey Upper saddle

River. 2009

Jalaluddin. dan Abdullah.Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat dan

Pendidikan.Jakarta: Rajawali press.2014.

Jamil Suprihatiningrum.Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi

dan Kompetensi Guru.yogyakarta: Ar-Ruzz Media.2013.

Jejen Musfah.Peningkatan kompetensi Guru. Jakarta: Prenada Media.

2015.

Jenny Gichara.Kelas Hebat Prestasi Hebat.Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.2012.

Kunandar.Gruru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat satuan

Pendidikan dan Sukses dalam Sertivikasi Guru.Jakarta Rajawali:

Pers.2011.

_______ Langkah Mudah Penelian Tindakan Kelas.Jakarta: Rajawali

Press.2009.

Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif .Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.2012.

Lickona Thomas, diterjemahkan Juma Abdu Wamaungo.Educating For

Character: Educating For Character: How For Our Schools Can

Teach Respoect and Responsibilty.Jakarta: Bumi Aksara.2013.

______Character Matters: How To Help Our Children Develop Good

Judgment Integrity and Other Essential Virtues Terj. Abu Juma

Wamaungo.Jakarta: PT Bumi Aksara.2013.

Mahmud.Sosiologi Pendidikan.Bandung: Sahifa.2011

Maksudin.Pendidikan Karakter Non-Dikotomik .Yogyakarta: Pustaka

Belajar.2013.

Marselus R Payong.Sertifikasi Guru :Konsep Dasar, Problematika, dan

Implementasinya.Jakarta: PT Indeks.2011.

Martinis Yamin dan Maisah.Orientasi Baru Ilmu Pendidikan Pendidikan.

Jakarta: Referensi.2012.

______Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran.Jakarta: Gaung

Page 148: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Persada Press.2013.

______Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung persada Press.

2013.

_____ Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP.Jakarta: Gaung

Persada Press Jakarta. 2013.

Masnur Alam.Filsafat Pendidikan Islam: Peranan Kompetensi Pendidik

dalam Proses Pembelajaran.Bandung: Alfabeta.2014.

M Echols John & Shadily Hasan.Kamus bahasa Inggris-Indonesia.

.Jakarta: Gramedia.2009.

Mondy R. Wayne.Human Resource Management Terj. Bayu Airlangga

Jakarta: Erlangga.2009.

______ Kamus Istilah Filsafat dan Ilmu.Yogyakarta: Gadjah Mada

University Pres 2011.

Muhammad Saroni.Personal Brending guru: Meningkatkan Kualitas dan

Profesionalitas Guru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.2011.

Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung:

Remaja Rosdakarya.2010.

Mulyasa,Manajemen pendidikan Karakter.Jakarta:Bumi Aksara.2016.

_______Uji Kompetensi dan Penilain Kinerja Guru.Bandung:PT Remaja

Rosdakarya.2013.

_______Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.Bandung; PT

Remaja Rosdakarya.2016.

______Menjadi Guru Profesional; Menciptakan pembelajaran kreatif dan

menyenangkan.Bandung: PT Rosdakarya.2016.

Nana Syaodih Sukmadinata.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:

PT.Remaja Rosdakarya.2011.

Nanang Priatna dan Tito Sukamto.Pengembangan Profesi guru.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2013.

Nashih Ulwan Abdullah.Tarbiyatul Aulad.Jakarta: Khatulistiwa Press.

2015.

Novan Ardy Wiyani.Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran PAI SMA

Page 149: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

berbasis pendidikan karakter.Yogyakarta; ar-Ruzz Media.2016.

Oemar Hamalik.Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.

Jakarta: PT Bumi Aksara.2009.

Ridwan.Metode Dan Teknik Menyusun Proposal Penilitian.Bandung :

Alfabeta.2009.

Rosie Castaneda Carmelita.Teaching and learning in Diverse

Classrooms.New York: Also available.2005.

Santrock John W, Child Development Terj. Mila Rachmawati.Mc Graw-

Hill Companies.Domain Of The Field (Assoiation For Technology.2009.

Sarlito W Sarwono..Psikologi Remaja.Jakarta:PT.Garafindo persada.

2012.

Soetjipto dan Raflis Kosasi.Profesi Keguruan. Jakarta; Rineka Putra.

2009.

Suyadi.Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter .Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.2013.

Strauss Anslem and Corbin Juliet.Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif.

.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2009.

Syaiful Sagala.Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta.2011.

Tim Dosen Universitas Jambi.Pendidikan Agama Islam.Jakarta: Gaung

Persada.2011.

Ummu Mahmud dkk.Panduan Etika Muslimah Sehari-hari. PT. Elba

Fitrah Mandiri Sejahtera.2010.

Walter Dick, Lou Carey dan James Carey.The Systematic Design Of

Instruction.New York Addison-Wesley, Educational Publishers.

2015.

Wayne R dan Don F. Faules.Komunikasi Organisasi: Strategi

Meningkatkan Kinerja Perusahaan.Bandung, PT Remaja

Rosdakarya.2009.

Winarno.Kewarganegaraan Indonesia: Dari Sosiologis Ke Yuridis.

Bandung: Alfabeta.2009.

Page 150: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

_______Pembelajaran Pendidikan.Jakarta: PT Bumi Aksara.2013.

Woolfolk Anita.Educational Psyhology Active Learning Edition Terj. Helly

Prajitno Soetjipto.Boston: Arlington Street.2009.

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Judul: Eksistensi Kompetensi Kepribadian Guru dan Karakter Santri

di Pondok Pesantren Al-Jauharen

A. Pedoman Wawancara

1. Kepala Sekolah

a. Bagaimana menurut ustad kepribadian yang dimiliki oleh

guru aqidah akhlak?

b. Apakah guru aqidah akhlak sudah memberikan contoh yang

baik terhadap santri ?

c. Apakah guru aqidah akhlak selalu menaati tata tertib

disekolah?

d. Apakah guru aqidah akhlak sudah disiplin dalam

menjalankan tugasnya?

e. Jika ada guru yang belum disiplin bagamana cara ustad

mengatasinya?

f. Apakah guru aqidah akhlak sudah bersikap yang

berpengaruh positif terhadap santri?

Page 151: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

g. Jika masih ada yang belum bersikap berpengaruh positif

terhadap santri mengapa?

h. Hal apa saja yang dilakukan guru aqidah akhlak dalam

memberikan contoh yang baik kepada santri?

i. Apa yang menjadi kendala guru aqidah akhlak tidak disiplin?

j. Bagaimana karakter disiplin santri ?

k. Apakah dalam pengembangan karakter disiplin santri sudah

dilakukan secara maksimal?

l. Adakah kendala yang dihadapi guru dalam pengembangan

karakter disiplin santri?

m. Bagaimanakah sikap guru aqidah akhlak dalam

pengembangan karakter disiplin santri?

n. Apakah ada solusi yang dapat mengembangkan karakter

disiplin santri sehingga menjadi karakter yang baik yang

diharapkan pesantren?

o. Bagaimana sikap keadilan guru aqidah akhlak kepada santri

di pesantren Al-Jauharen?

p. Bagaimana sikap kepedulian guru aqidah akhlak kepada

santri di pesantren Al-Jauharen?

q. Apa usaha yang dilakukan oleh guru aqidah akhlak dalam

pembentukan karakter santri disiplin di Pesantren Al-

Jauharen Kota Jambi

2. Guru

a. Apakah guru aqidah akhlak sudah bersikap sesuai dengan

kompetensi kepribadian yang baik?

b. Apakah guru aqidah akhlak sudah disiplin dalam

menjalankan tugasnya?

c. Apakah guru aqidah akhlak pernah tidak disiplin?

d. Mengapa guru aqidah akhlak tidak disiplin?

Page 152: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

e. Apakah yang menjadi kendala dalam menjalankan tugasnya

sebagai guru?

f. Apakah guru aqidah akhlak sudah memberikan contoh

teladan prilaku yang berpengaruh positif terhadap santri?

g. Bagaimana cara guru aqidah akhlak memberikan prilaku

positif terhadap santri?

h. Apakah ada faktor penghambat dalam memberikan contoh

prilaku positif terhadap santri?

i. Bagaiman solusi agar santri bisa mengembangkan karakter

positif?

j. Bagaimana sikap keadilan guru kepada santri di pesantren

Al-Jauharen?

k. Bagaimana sikap kepedulian guru kepada santri di

pesantren Al-Jauharen?

l. Apa usaha yang dilakukan oleh guru dalam pembentukan

karakter santri di Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi?

3. Santri

a. Bagaimanakah kompetensi kepribadian guru aqidah akhlak

di Pesantren Al-Jauharen?

b. Bagaimanakah kedisiplinan guru aqidah akhlak di Pesantren

Al-Jauharen?

c. Bagaimanakah sikap keadilan guru kepada santri di

Pesantren Al-Jauharen?

d. Bagaimanakah sikap kepedulian guru kepada santri di

Pesantren

Al-Jauharen?

e. Bagaimanakah aspek keteladanan sikap guru bagi santri di

Pesantren

Al-Jauharen?

Page 153: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

f. Bagaimana sikap santri terhadap kedisiplinan di Pesantren

Al-Jauharen?

g. Bagaimana sikap keadilan guru kepada santri di pesantren

Al-Jauharen?

h. Bagaimana sikap kepedulian guru kepada santri di

pesantren Al-Jauharen?

i. Apa usaha yang dilakukan oleh guru aqidah akhlak dalam

pembentukan karakter santri di Pesantren Al-Jauharen Kota

Jambi?

B. Observasi

Sasaran Observasi

1. Mengamati fasilitas yang dimiliki pesantren

a. Ruang kepala sekolah

b. Ruang guru terpelihara atau tidak

c. Ruang belajar dalam kondisi siap belajar atau tidak

d. Ruang tata usaha

e. Ruang perpustakaan

f. Perlengkapan yang terdapat pada tiap-tiap ruangan

2. Mengamati Kondisi Guru

a. Reaksi guru dalam peningkatan disiplin santri maupun guru

b. Upaya guru dalam menigkatkan keprofesionalan guru

c. Kendala dalam megmbangkan karakter

d. Kesibukan guru diluar jam pelajaran berlangsung

e. Bagaimana guru memberikan prilaku positif

f. Interaksi kepala sekolah dengan guru

g. Penampilan guru saat mengajar

h. Kedisiplinan guru dan semangat belajar

i. Antara guru dan santri

j. Sikap santri terhadap guru

Page 154: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

C. Dokumentasi

1. Historis dan Geografis

2. Struktur Organisasi

3. Keadaan Guru dan Santri

4. Sarana dan Prasarana

CATATAN LAPANGAN HASIL OBSERVASI

1. Dimana alamat MTs Al-Jauharen Kota Jambi?

Hasil Pengamatan: MTs Al-Jauharen Kota Jambi Berlokasi di jalan Jl.

KH. Ahmad Majid RT 04 Kec. Pelayangan Kel. Tanjung Johor Kota

Jambi.

2. Berapa kali pergantian kepala sekolah sejak berdiri sampai saat

ini ?

Hasil Pengamatan: MTs. Al-Jauharen Kota Jambi belum mengalami

pergantian kepala sekolah, tercatat sampai dengan tahun 2004 hingga

sekarang belum ada pergantian kepala sekolah, yaitu:

1. Drs.Muhammad Rafi’i

3. Apa Visi, Misi dan Tujuan MTs Al-Jauharen Kota Jambi?

Hasil Pengamatan: Apa Visi, Misi dan Tujuan MTs. Al-Jauharen Kota

Jambi sebagai berikut:

Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kelurahan Tanjung Johor Kecamatan

Pelayangan Kota Jambi mempunyai visi untuk mencapai prestasi unggulan sesuai

dengan tujuan dengan tekad pondok pesantren Al-Jauharen juga amanat

Page 155: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

masyarakat. Sementara misi yang telah di sepakati secara bersama-sama adalah ;

1) mewujudkan generasi Islam yang menjunjung tinggi dan menegakkan nilai-

nilai iman dan taqwa serta berakhlakul karimah, 2) meningkatkan pelayanan

pendidikan baik intrakurikuler dan ekstrakurikuler, 3) menimbulkan kesadaran

akan pentingnya kereladanan sesuai dengan jiwa Tut Wuri Handayani yang

selaras dengan pengawasa efektif dan efesien. Berangkat dari visi dan misi yang

telah disepakati tersebut, dapat dipahami bahwa madrasah Tsanawiyah Al-

Jauharen memfokuskan diri pada pengembangan tiga ranah (wilayah), yaitu ilmu

pengetahuan, keimanan dan ketaqwaan. Hal ini sejalan dengan pernyataan

pimpinan pondok pesantren bahwa ada tiga falsafah yang dimiliki pesantren Al-

Jauharen yaitu ilmu, iman dan amal.

4. Bagaimana Keadaan Tenaga Administrasi di MTs Al-Jauharen

Kota Jambi?

Hasil Pengamatan: yang menjadi petugas Tata Usaha adalah guru

aqidah akhlak, ia memiliki tugas merangkap sebagai guru maupun

sebagai tata usaha, adapun tugas dari tata usaha adalah:

1) Meyusun program kerja tata usaha

2) Mengelolah keuangan sekolah

3) Mengurus administrasi sekolah

4) Mentusun dan menyajikan data statistik sekolah

5. Bagaimana sarana prasarana di MTs Al-Jauharen Kota Jambi?

Hasil Pengamatan: dipesantren ini memiliki sarana prasarana yang

cukup lengkap

6. Bagaimana kondisi santri di MTs Al-Jauharen Kota Jambi?

Hasil Pengamatan: disekolah ini memiliki jumlah 154 siswa laki-laki

dan 149 siswa perempuan sehingga jumlah keseluruhan adalah 303

siswa.

Page 156: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

7. Bagaimana identitas umum di MTs Al-Jauharen Kota Jambi?

Hasil Pengamatan: Indentitas Madrasah yaitu:

Nama Madrasah : MTs Al-Jauharen Kota Jambi

Tahun Pendirian Madrasah : 2004

Status Madrasah : Swasta

Status Akreditasi : Terakreditasi C

Alamat : Jl. KH. Ahmad Majid RT 04 Kec.

Kelurahan : Tanjung Johor

Kecamatan : Pelayangan

Kabupaten/Kota : Kota Jambi

Fax atau E-mail : [email protected]

Kode Pos : 36262

No. Rekening : -

8. Bagaimana karakter santri di MTs Al-Jauharen Kota Jambi?

Hasil Pengamatan: karakter santri dilingkungan pesantren yang mana

dilihat dari karakter disiplinnya yaitu Tindakan yang menunjukan

perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

Berdasarkan observasi yang penulis melihat masih banyak

pelanggaran ketidak displinan yang ditemukan seperti seringnya santri

kabur dari pesantren, bolos pada saat mata pelajaran tertentu, tidak

menaati tata tertib ataupun peraturan-peraturan yang berlaku di

pondok pesantren Al-Jauharen padahal sudah sering dinasehati dan

dihukum oleh guru tapi tidak menimbulkan efek jera agar tidak

mengulanginya lagi.

Page 157: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

9. Bagaimana eksistensi kompetensi kepribadian yang dilakukan

oleh guru di di MTs Al-Jauharen Kota Jambi?

a. Hasil Pengamatan: dapat di simpulkan bahwa guru aqidah akhlak

belum optimal dalam kaitannya dengan eksistensi (keberadaan) guru

ditengah-tengah santri, maka sangatlah menentukan dalam berbagai upaya

peningkatan karakter disiplin pada diri santri. Ini artinya, guru memiliki arti

dan peran yang sangat penting terutama dalam mengajar, mendidik dan

menanamkan nilai-nilai kedisiplinan kepada santri itu sendiri. Dimana guru

belum menerapkan indikator-indikator dari kompetensi kepribadian. Indikator

yang dimaksud oleh penulis adalah sebagai berikut:

b. Berdasarkan hasil penelitian terhadap Eksistensi Kompetensi

kepribadian guru aqidah akhlak dan karakter santri di Pondok

Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi bahwa bertindak sesuai norma agama,

hukum, sosial dan kebudayaan. Bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial

dan kebudayaan. Guru harus berhati-hati dalam bertindak dan bersikap.

Segala sikap dan tindakan dan perilaku guru harus selalu memperhatikan

norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku di dalam

masyarakat serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam. Guru harus

berhati-hati dalam bertindak dan bersikap. Segala sikap, tindakan, dan

perilaku guru harus selalu memperhatikan norma agama yang dianut, hukum

dan sosial yang berlaku di dalam masyarakat serta kebudayaan nasional

Indonesia yang beragam.

c. Berakhlak mulia serta menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat di

pondok pesantren Al-Jauharen ditemukan bahwa guru aqidah akhlak masih

kurang maksimal dalam hal keteladanan, hal ini disebabkan guru aqidah

akhlak justru memperlihatkan perilaku yang tidak semestinya dicontoh oleh

peserta didik seperti kurangnya kedisiplinan, terlambat masuk ke kelas,

memberikan janji kepada santri untuk memeriksa tugasnya, sehingga tugas-

tugas santrinya tidak diperiksa dan dibiarkan bertumpuk di atas meja,

sehinggan dampaknya akan mempengaruhi kepercayaan peserta didik

Page 158: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

terhadap dirinya, tentunya dapat mempengaruhi pengembangan karakter

santri, sehingga dampak yang ditimbulkannya santri dapat mencontohnya

d. Kepribadian yang mantap dan stabil yaitu keterlambatan seorang guru bisa

berakibat kurang baik bagi santri di pesantren, karena secara tidak langsung

guru mengajarkan kepada santri untuk tidak disiplin. Disiplin berfungsi

sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan yang ada. Dalam hal ini

dapat mengarahkan seseorang untuk menyesuaikan diri terutama dalam

menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di lingkungan. Berkenaan

dengan hal tersebut, penulis memang pernah melihat pada saat melakukan

observasi bahwa kegiatan santri pada saat jam pelajaran aqidah akhlak hanya

bermain-main dikelas, terkadang mereka bermain bola-bola yang terbuat dari

kertas, ribut dan berkelahi ketika guru yang terlambat masuk ke kelas bahkan

ada sebagian yang tidur-tiduran didalam kelas, membawa makanan dikelas.

Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa saja yang dilakukan guru akan

mendapat sorotan bagi santri serta orang-orang disekitar lingkungan. Oleh

karena itu, untuk meningkatkan efektivitas pesatren perlu diperhatikan

kedisiplinan guru dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Karena

kepribadian yang mantap dan stabil yakni disiplin dalam segala hal

e. Dewasa dan arif adalah hal ini penting karena banyak masalah kependidikan

yang disebabkan oleh faktor kepribadian guru yang kurang dewasa. Kondisi

kepribadian yang demikian sering membuat guru melakukan tindakan-

tindakan yang tidak professional dan tidak terpuji yang merusak citra dan

martabat guru. Ujian berat bagi guru dalam hal kepribadian ini adalah

rangsangan yang sering memancing emosinya. Kestabilan emosi sangat

diperlukan, namun tidak semua orang mampu menahan emosinya terhadap

rangsangan yang mempunyai temperamen yang berbeda dengan orang lain.

Utuk keperluan tersebut, upaya dalam bentuk latihan mental akan angat

beguna. Guru yang mudah sekali marah-marah akan membuat santri takut

dan ketakutan yang mengakibatkan kurangnya minat untuk mengikuti

pembelajaran serta rendahnya konsentrasi, karena ketakuatan menimbulkan

Page 159: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

kekhawatiran untuk dimarahi dan hal ini membelokkan konsentrasi peserta

didik.

f. Berwibawa. Guru yang berwibawa tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga

dalam menegur dan menyuruh siswa. Dan tidak perlu mengeluarkan suara yg

keras atau bernada tinggi untuk menghimbau siswa, cukup hanya dengan

tersenyum dan sedikit suara saja dan bermakna, terkadang guru yang

berwibawa kehadiran fisik mereka saja sudah mampu mengembalikan

suasana yang semula hiruk pikuk menjadi tenang dan kondusif. Kewibawaan

merupakan salah satu faktor terciptanya pembelajaran yang efektif,

Terkadang guru aqidah akhlak suka marah-marah dan bersikap pilih kasih

terhadap santri, jika santri yang pintar akan terus diperhatikan dan

diperdulikan sedangkan santri yang kurang pintar tidak diperhatikan dan

diperdulikan. Perilaku negatif tersebut memang terkadang dilakukan oleh

seorang guru tanpa disadarinya. Hal ini menimbulkan kesan negatif pula

terhadap kepribadian guru yang dapat mempengaruhi kewibawaan atau

pencitraannya selaku figur yang perlu ditiru dan di contoh.

g. Menunjukkan etos kerja serta tanggung jawab yang tinggi dan percaya diri

sikap yang harus dimiliki oleh guru-guru pesantren Al-Jauharen kota Jambi.

Sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap dunia pendidikan khususnya

pendidikan pesantren Al-Jauharen Kota Jambi mereka senantiasa

mendahulukan tugas dibandingkan kepentingan pribadi maupun keluarga,

sehingga berdasarkan data absensi guru tingkat kehadirannya rata-rata

mencapai 80% meskipun umumnya mereka bertempat tinggal jauh dari

pesantren. Namun dalam hal ini belum memadai jika tidak diikuti oleh

prestasi dari santri. Artinya kehadiran dan partisipasi saja belum cukup jika

tidak dibarengi dengan kesungguhan dan keseriusan dalam menjalankan tugas

sehingga tujuan pesantren dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.

h. Menjunjung tinggi kode etik guru Namun dalam hal ini para guru memang

telah melaksanakan tugasnya dengan baik karena memang itu adalah tugas

dan kewajiban yang telah dibebankan dan diamanatkan oleh seorang guru,

pada pedoman sikap, tingkah laku serta perbuatan itu perlu diperkuatkan lagi

Page 160: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

menjadi sebuah kebiasaan akan tetapi berdasarkan wawancara dan observasi

peneliti melihat bahwa kepedulian akan hal itu belum sepenuhnya terlaksana

karna ketika kita ingin membiasakan orang lain melakukan hal-hal yang

positif maka itu dimulai dari diri kita sendiri, sedangkan apabila seorang guru

belum melakukannya dengan maksimal maka akan didapat hasil yang kurang

maksimal pula yang diperolehnya.

10. Adakah tata tertib pesantren yang mengatur kedisiplinan guru,

karyawan dan santri di MTs Al-Jauharen Kota Jambi?

Hasil Pengamatan: adapun Tertib Siswa MTs Al-Jauharen Kota

Jambi Tahun Pelajaran 2018 / 2019. Meliputi berbagai bab yang telah

dibentuk oleh pesantren

11. Adakah program khusus dalam membentuk karakter disiplin

santri di MTs Al-Jauharen Kota Jambi ?

Hasil Pengamatan: Menyelenggarakan ekstrakurikuler bisa sebagai

wadah pembinaan karakter disiplin melalui sejumlah aktifitas belajar dalam

kegiatan ini. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan

makna yang terkandung dalam disiplin. Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi

menetapkan pembagian tugas ekstrakurikuler dalam bidang keagamaan untuk

melatih kedisiplinan meliputi kegiatan:165

1. PAMI (Pengajian Antara Magrib dan Isya)

2. Sholat lima waktu berjamaah

3. Sholat Dhuha

4. Sholat Tahajud

5. Yasinan malam jum‟at

6. Pembacaan surah-surah pilihan sesudah ashar dan subuh

165 Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Jauharen Tahun 2019

Page 161: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

7. Pembiasaan pembacaan Ratibul Haddad dan Ratibul Athos sebelum

magrib.

8. Puasa sunah pada hari senin dan kamis

9. Hadroh, sholawat, tilawah dan barzanji

10. Pembacaan doa bersama sebelum tidur

CATATAN HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal : Sabtu, 22 Juni 2019

Pukul : 10.00- 10.35 WIB

Tempat : Ruang Kelas

Informan : Melani

Isi Wawancara : „‟Saya perhatikan guru aqidah akhlak cukup disiplin

sekali dalam mengajar. Dan santri yang terlambat ke kelas, akan diberi

hukuman berupa, berdiri satu kaki di depan kelas, dijemur dilapangan bahkan

ada yang tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran. Kondisi ini menyebabkan

kami menjadi santri menjadi takut dan tidak berani melanggar. Selain itu guru

aqidah akhlak berwibawa sekali, baru melihat sandal atau motornya saja kami

sudah ketakutan, apalagi kami harus melanggar, dan juga guru aqidah akhlak

ketika kami melihatnya dari kejauhan saja ketika kami berada diluar kelas,

kami langsung cepat-cepat berlari ke dalam kelas, itu baru melihatnya saja

apalagi kami bolos dalam pelajaran yang guru tersebut ajarkan, tentu kami

tidak berani melanggar.‟

Hari/Tanggal : Kamis, 23 Mei 2019

Pukul : 11.00- 11.35 WIB

Tempat : Ruang Guru

Informan : Ustad Alwi Mahfuz S.Pd.I

Page 162: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Isi Wawancara :“Guru aqidah akhlak ketika tidak masuk kelas pada saat

ada jam pelajaran dikarenakan guru aqidah akhlak memiliki tugas ganda, guru

aqidah akhlak memilik tugas sebagai guru dan juga memiliki tugas kebagai TU

atau Tata Usaha tingkat Mts, oleh sebab itu ketika ada rapat di Kemenag ataupun

ketika menginput data santri untuk proses ujian Nasional serta terkadang ada

santri yang sudah menjadi alumni yang mau mengambil Ijazah maka guru aqidah

akhlak mengurus pemberian Ijazah dikarenakan santri alumni yang sudah tamat

dari di pondok pesantren Al-Jauharen terkadang berada diluar provinsi Jambi

seperti Riau, sehingga jika tidak diberikan pada saat itu terkadang guru aqidah

akhlak merasa kasihan dan iba karena sudah jauh-jauh dari kampung halaman. Hal

ini lah terkadang yan membuat guru aqidah akhlak tidak masuk ke kelas ketika

ada jam pelajaran‟‟.

Hari/Tanggal : Jum’at, 21 Juni 2019

Pukul : 10.00- 10.40 WIB

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Informan : Ustad Drs. Muhammad Rafi’i

Isi Wawancara : „‟Pendidikan harus dimulai dari pengajarnya. Guru itu

bisa digugu dan ditiru, jadi setia guru harus mencontohkan. Ini tidak berlaku

untuk guru aqidah akhlak saja, tetapi untuk semua guru yag ada. Bila guru mau

mengajarkan disiplin misalnya, maka guru harus bisa berdisiplin terlebih dahulu.

Tidak mungkin santri bisa berdisiplin dalam belajar jika gurunya saja datang

sering terlambat dan jarang masuk. Pembinaan karakter disiplin itu lebih tepat

sasaran dengan metode keteladanan dan pembiasaan, untuk saya

seringmenyarankan kepada guru mata pelajaran aqidah akhlak untuk bisa

memberikan upaya-upaya tertentu untuk meningkatkan moral dan karakter santri

di pesantren‟‟.

Hari/Tanggal : Sabtu, 15 Juni 2019

Page 163: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Pukul : 10.00- 10.35 WIB

Tempat : Ruang Kelas

Informan : Muhammad Ario

Isi Wawancara : „‟Kami senang pada saat pembelajaran aqidah dan akhlak

dengan ustad Hermantoni S.Pd.I beliau memiliki pengetahuan yang luas, hanya

saja kenakalan kami yang sering ribut dan mengobrol dikelas akibatnya kami

sering dimarahi dengan emosi oleh ustad Hermantoni S.Pd.I apabila kami selalu

ribut dan tidak mendengarkan apalagi jika tidak mengerjakan tugas maka kami

mendapatkan hukuman. Dan salah satu ciri khas Pondok Pesantren adalah para

guru sangat berwibawa di depan para santri, para santri terlihat sangat menurut

dan menghormati guru-gurunya, terlihat jika ada guru yang berjalan, maka santri

tidak berani mendahuluinya, dan jika santri berjalan di depan guru maka santri

agak sedikit membungkukkan badannya‟‟dimadrasah ini memiliki program

pendukung dalam pengembangan wawasan pengetahuan agama siswa,

salah satunya seperti dengan adanya kegiatan ekstra kurikuler yang

berbau agama yaitu penyelenggaraan jenazah, syahril Qur’an dan Tilawah

Al-Qur’an. Kegiatan ini wajib untuk siswa dalam mengikutinya. Kegiatan

tersebut yang bertanggung jawab penuh adalah saya dan pak mursalim.

Hari/Tanggal : Kamis, 20 Juni 2019

Pukul : 10.00- 10.30 WIB

Tempat : Ruang Kelas

Informan : Niha

Isi Wawancara : „‟Biasanya ketika belajar mata pelajaran jam terakhir kami

sudah mulai merasa kelelahan dan jenuh, dikarenakan seharian telah belajar,

dan kami juga merasa lapar sehingga jam mata pelajaran terakhir agak kurang

Page 164: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

fokus dan kami juga mengantuk, sehingga menyebabkan kami ingin cepat

keluar kelas.

Hari/Tanggal : Rabu, 29 Juni 2019

Pukul : 10.00- 10.40 WIB

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Informan : Ustad Drs. Muhammad Rafi‟i

Isi Wawancara : „‟Kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Al-Jauharen

Kota Jambi sudah cukup baik, terlihat bahwa jarang sekali ditemukan adanya

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh santri, khususnya santri MTs,

dikarenakan mereka sangat takut melanggar peraturan yang berlaku di

Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi, dan rata-rata santri MTs lagi

masa-masa giatnya untuk belajar, karena mereka masih berada pada tingkat

MTs, tetapi masih ada juga santri tingkat MTs yang masih melanggar

peraturan yang berlaku di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi dan jika

kedapatan melanggar maka akan diberikan sanksi.

Hari/Tanggal : Kamis, 11 Juli 2019

Pukul : 12.00- 12.25 WIB

Tempat : Kelas

Informan : Melani

Isi Wawancara : „‟Kami diwajibkan untuk mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler jika tidak kami akan diberikan sanksi, tetapi baguslah jadinya

kami terbiasa untuk disiplin waktu dalam kehidupan sehari-hari‟‟

Hari/Tanggal : Sabtu, 22 Juni 2019

Pukul : 12.00- 12.30 WIB

Tempat : Ruang Guru

Page 165: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Informan : Muhammad Ario

Isi Wawancara : „‟Ustad sering mengingatkan kami agar selalu bersikap

disiplin, dan kerugian atau akibat yang ditimbulkan jika berlaku tidak disiplin

dan melaporkan ke kantor majelis guru jka ada yang sering bolos pada saat

jam pelajaran berlangsung . Menurut saya disiplin di lingkungan pesantren itu

sangat penting, karena dengan disiplin mematuhi peraturan tata tertib

pesantren maka kita dapat belajar dengan baik di pesantrennn. Bagaimana

kita belajar dengan baik jika kita sering bolos, atau bagaimana kita bisa

belajar dengan baik kalau kita suka datang terlambat ke pesantren. Kalau

sering melanggar peraturan pasti kita sering melanggar peraturan pasti kita

sering berurusan dengan guru BP

Hari/Tanggal : Kamis, 29 Juni 2019

Pukul : 10.00- 10.40 WIB

Tempat : Ruang Guru

Informan : Ustazah Nike Fitria S.Pd.I

Isi Wawancara : „‟Pemberian sanksi bagi santri yang melanggar peraturan

telah ditetapkan oleh pihak pondok pesantren adalah bersifat mendidik agar

para santri jera dan sadar akan pentinganya kedisiplinan dan bukan bersifat

untuk mengekang kebebasan santri.

Hari/Tanggal : Kamis, 23 Mei 2019

Pukul : 11.00- 11.35

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Informan : Ustad Drs. Muhammad Rafi‟i

Isi Wawancara : „‟Kompetensi keribadian guru aqidah akhlak di pesantren

ini sudah cukup baik sehingga banyak santri yang suka dengan guru aqidah

Page 166: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

akhlak. Akan tetapi kita ketahui manusia memiliki kekuranganga masing-

masing. Namun menurut saya bahwa guru aqidah akhlak memiliki

kompetensi kepribadian yag cukup baik‟

Hari/Tanggal : Rabu, 5 Juni 2019

Pukul : 11.00- 11.25

Tempat : Ruang Kelas

Informan : Nadin

Isi Wawancara : „‟Terkadang jam pelajaran dikelas, kami tidak belajar

karena tidak ada gurunya ataupun guru piket yang menggantikan jam

pelajaran yang kosong

Hari/Tanggal : Senin, 6 Mei 2019

Pukul : 11.00- 11.25

Tempat : Kelas

Informan : Ustad Hermantoni S.Pd.I

Isi Wawancara : „‟Prinsip kerja dalam pembinaan karakter santri baru

dilaksanaka, namun merupakan terobosan baru dari sistem pembelajaran

sehingga guru dikelas juga berkewajiban menyamaikan materi aqidah akhlak

yang sela menekankan pada pembentukan karakter. Pembentukan kepribadian

anak itu tidak mudah. Hal yang bisa dilakukan guru hanyalah terbatas pada

penyampain materi, mensuriteladani, dan berusaha semaksimal mungkin

mengarahkan santri menuju terbentuknya karakter sesuai yang dicita-citakan.

Banyak para guru menginginkan perubahan akhlak santri tetapi dengan cara

yang salah. Sebagai contoh guru membetulkan ucapan santri yang berbicara

dengan ucapan yang kasar, tetapi menasehatinya dengan ekspresi marah,

menasehati dan banyak saran-saran yang kadang-kadang membuat santri

merasa tertekan dan muak, dalam hal ini memerlukan langkah dewasa pula

Page 167: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

dalam menanganinya. Keribadian lebih cepat terbentuk lewat tauladan dan

karakter guru kalau kepingin mengajari kepribadian yang baik yang harus

mencontohkan bagaimana berkpribadian yang baik itu.

Page 168: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 169: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Ketika guru tidak datang

Wawancara dengan santri

Page 170: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Wawancara dengan Mudir Pesantren Al-Jauharen

Wawancara dengan santriwati

Suasana pada saat jam pelajaran santri masih di kantin

Page 171: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi
Page 172: PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...repository.uinjambi.ac.id/2199/1/TESIS_SELLA SILVIA_MPA...Tabel 7 Lapangan upacara di Pondok Pesantren Al-Jauharen ..... 85 Tabel 8 Kondisi

Suasana ketika jam kosong

wawancara dengan Kepala Madrasah