pasca panen

24
KATA PENGANTAR Petunjuk Pelaksanaan ini merupakan hasil revisi yang disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan Tugas Pembantuan di daerah karena adanya alokasi APBN-P tahun 2015. Revisi Petunjuk Pelaksanaan ini menjelaskan mengenai pelaksanaan kegiatan penanganan pascapanen perkebunan tahun 2015 di daerah terutama dalam kaitannya dengan penyediaan sarana pascapanen dan bimbingan teknis untuk kelompok tani. Pada tahun 2015 alokasi anggaran diprioritaskan untuk komoditas kakao, kopi, pala, lada, cengkeh, karet, kelapa dan jambu mete. Untuk mendukung tercapainya pelaksanaan kegiatan secara tertib, baik administrasi maupun teknis, agar dinas yang membidangi perkebunan dapat menjadikan Petunjuk Pelaksanaan ini sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan. Padang, Mei 2015 Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Ir. Fajarudin NIP. 19570224 198303 1 003

description

teknik dalam pasca panen tembakau

Transcript of pasca panen

KATA PENGANTAR

Petunjuk Pelaksanaan ini merupakan hasil revisi yang disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan Tugas Pembantuan di daerah karena adanya alokasi APBN-P tahun 2015.

Revisi Petunjuk Pelaksanaan ini menjelaskan mengenai pelaksanaan kegiatan penanganan pascapanen perkebunan tahun 2015 di daerah terutama dalam kaitannya dengan penyediaan sarana pascapanen dan bimbingan teknis untuk kelompok tani. Pada tahun 2015 alokasi anggaran diprioritaskan untuk komoditas kakao, kopi, pala, lada, cengkeh, karet, kelapa dan jambu mete.

Untuk mendukung tercapainya pelaksanaan kegiatan secara tertib, baik administrasi maupun teknis, agar dinas yang membidangi perkebunan dapat menjadikan Petunjuk Pelaksanaan ini sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan.Padang, Mei 2015Kepala Dinas PerkebunanProvinsi Sumatera Barat

Ir. FajarudinNIP. 19570224 198303 1 003

DAFTAR ISIHal.KATA PENGANTAR .iDAFTAR ISI... iiDAFTAR LAMPIRAN.. ivI. PENDAHULUAN... 1A. Latar Belakang1B. Sasaran Nasional3C. Tujuan 3

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN .4A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan4B. Spesifikasi Teknis5

III. PELAKSANAAN KEGIATAN... 6A. Ruang Lingkup6B. Pelaksana Kegiatan.7C. Lokasi, Jenis dan Volume.8D. Simpul Kritis13

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN.. 13A. Pelaksanaan Pengadaan Barang14B. Mekanisme Penyaluran Barang.14C. Pelaksanaan Kegiatan Lainnya..16

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN 16

VI. MONITORING , EVALUASI DAN PELAPORAN. 18A. Jenis Laporan18B. Waktu Penyampaian Laporan...19

VII. PEMBIAYAAN.20VIII. PENUTUP 20

DAFTAR LAMPIRANHalLampiran 1. Lokasi Kegiatan Penanganan Pascapanen Perkebunan Refocusing dan APBN-P 201522Lampiran 2 Spesifikasi Sarana/Alat/Mesin Pascapanen Perkebunan33Lampiran 3. Peningkatan Keterampilan SDM Kelompok tani .50Lampiran 4. Format Laporan Monitoring Dan Evaluasi Pembangunan Perkebunan 2015 Satker Dinas Perkebunan Provinsi/Kabupaten.51Lampiran 5. Format Laporan Perkembangan fisik Pelaksanaan Kegiatan Satker Dinas Perkebunan Provinsi/Kabupaten ...52

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkebunan merupakan salah satu sector andalan bagi perkembangan perekonomian di Indonesia. Selain sebagai penyumbang devisa negara, sector perkebunan juga berkontribusi sebagai penyedia lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Perkebunan sebagai sektor andalan perekonomian Indonesia tidak lepas dari permasalahan yang harus dihadapi antara lain masih rendahnya kualitas hasil (produk) yang diperoleh dari usaha perkebunan, baik itu produk primer maupun produk sekunder. Kualitas produk primer yang kurang baik akan berdampak pada kualitas hasil pengolahan sekundernya. Hal ini dapat mengakibatkan permasalahan dalam pemasaran produk komoditas perkebunan. Rendahnya mutu selain karena pengaruh perlakuan budidaya, juga karena penanganan pascapanen yang belum diterapkan sesuai standar.

Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap kualitas produk primer adalah penanganan pascapanen. Pascapanen hasil perkebunan adalah tahapan kegiatan yang dimulai dari pemanenan sampai hasil tersebut dipasarkan baik untuk dikonsumsi langsung maupun untuk bahan baku industri. Berdasarkan UU Nomor 12 tahun 1992, Pascapanen adalah meliputi kegiatan pembersihan, pengupasan, sortasi, pengawetan, pengemasan, penyimpanan, standardisasi mutu, dan transportasi hasil produksi budidaya pertanian.

Pascapanen bertujuan untuk meningkatkan mutu, menekan tingkat kehilangan dan/atau kerusakan, memperpanjang daya simpan dan meningkatkan daya guna dan nilai tambah hasil produk budidaya pertanian. Sedangkan di dalam Permentan Nomor 44/Permentan/OT.140/10/2009, dijelaskan bahwa penanganan pascapanen merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah panen sampai dengan siap dikonsumsi dan/atau diolah, meliputi : pengumpulan, perontokan, pembersihan, pengupasan, trimming, sortasi, perendaman, pencelupan, pelilinan, pelayuan, pemeraman, fermentasi, penggulungan, penirisan, perajangan, pengepresan, pengawetan, pengkelasan, pengemasan, penyimpanan, standarisasi mutu dan pengangkutan hasil pertanian asal tanaman.

Kegiatan penanganan pascapanen tanaman perkebunan di tingkat petani umumnya belum memperhatikan penerapan teknologi penanganan pascapanen sesuai anjuran, juga masih dijumpai penggunaan alat yang sederhana dengan perlakuan secara tradisional, serta panen yang dilakukan tidak tepat waktu, sehingga mutu produk yang dihasilkan rendah dan kurang memiliki daya saing.

Berdasarkan kenyataan tersebut, untuk mendorong peningkatan produksi tanaman perkebunan baik secara kuantitas maupun kualitas, diperlukan upaya pembinaan kepada para petani perkebunan agar dapat menerapkan teknologi pascapanen yang baik dan benar berbasis Good Handling Practices (GHP) serta menerapkan prinsip-prinsip Good Agricultural Practices (GAP), sehingga pada akhirnya bisa mendapatkan nilai tambah dan kesejahteraan yang lebih baik dari hasil usaha taninya.

B. Sasaran Nasional

1. Mendukung Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas melalui kegiatan penanganan pascapanen di provinsi sentra produksi.2. Dihasilkannya produk yang bermutu sesuai dengan permintaan pasar sehingga memiliki nilai tambah dan daya saing baik di tingkat local maupun global.3. Terfasilitasinya kebutuhan kelompok tani/gapoktan dalam memperoleh dan memanfaatkan teknologi pascapanen secara optimal.

C. Tujuan

Tujuan disusunnya Petunjuk Pelaksanaan peralatan penanganan pascapanen tanaman perkebunanadalah :1. Memberikan petunjuk dan acuan bagi petugas di provinsi dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan kegiatan penanganan pascapanen tanaman perkebunan.2. Meningkatkan pencapaian mutu produk hasil perkebunan melalui penanganan pascapanen di tingkat petani/kelompok tani.3. Meningkatkan nilai tambah, daya saing dan harga jual hasil perkebunan.

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Pada era industri sekarang ini dan dalam rangka memasuki era globalisasi upaya peningkatan mutu hasil perkebunan rakyat sudah saatnya diarahkan melalui pendekatan agrobisnis. Dengan pola ini, petani tidak lagi dilihat sebagai individu dengan kemampuan bidang produksi yang terbatas. Untuk itu, upaya yang perlu dilakukan adalah :

A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan

1. Pelaksanaan kegiatan ditempuh melalui pendekatan kelompok pada satu wilayah pertanaman perkebunan dengan harapan para petani mampu melakukan penanganan pascapanen dengan menghasilkan produk primer yang bermutu.2. Kelompok tani terpilih adalah kelompok tani yang aktif dan berfungsi serta jelas kepengurusannya. Penentuan kelompok tani terpilih dilakukan melalui seleksi oleh petugas dinas yang membidangi perkebunan serta ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat atau Kepala Dinas yang membidangi perkebunan.3. Paket bantuan yang akan diberikan untuk kelompok tani dilakukan melalui proses pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan oleh panitia/pejabat pengadaan di Dinas yang membidangi Perkebunan setempat.4. Proses pengadaan barang/jasa yang dilakukan harus berdasarkan Perpres No. 54 tahun 2010 dan No. 70 tahun 2012 beserta perubahannya tentang pengadaan barang/jasa pemerintah.5. Seluruh tahapan kegiatan yang dilakukan oleh petani atau kelembagaannya dilaksanakan dengan bimbingan dan pendampingan oleh petugas daerah yang ditunjuk.6. Seluruh tahapan dan pelaksanaan kegiatan harus dilakukan pencatatan secara tertib sebagai bahan penyusunan laporan akhir.

B. Spesifikasi Teknis

Alat dan mesin yang digunakan untuk penanganan pascapanen harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :1. Perawatan dan pengoperasiannya mudah;2. Permukaan peralatan yang berhubungan dengan bahan yang diproses tidak boleh berkarat dan tidak mudah mengelupas; 3. Tidak mencemari hasil seperti unsur atau fragmen logam yang lepas, minyak pelumas, bahan bakar, tidak bereaksi dengan produk, jasad renik, dan lain-lain;4. Mudah dikenakan tindakan sanitasi.

Lokasi kegiatan secara rinci sebagaimana pada lampiran 1. Spesifikasi alat dan mesin pascapanen perkebunan yang akan diberikan untuk kelompok tani seperti pada lampiran 2. Selain kegiatan pengadaan alat dan mesin pascapanen untuk kelompok tani, dalam kegiatan penanganan pascapanen tanaman perkebunan terdapat kegiatan peningkatan keterampilan dan kemampuan kelompok tani melalui pertemuan teknis pascapanen perkebunan (materi seperti pada lampiran 3).

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Ruang Lingkup

Pada Tahun Anggaran 2015 alokasi anggaran untuk kegiatan Penanganan Pascapanen TanamanPerkebunan diprioritaskan untuk komoditas sebagai berikut :1. Tanaman semusim : nilam dan tebu.2. Tanaman rempah dan penyegar terdiri dari : kakao, kopi, pala, lada dan cengkeh.3. Tanaman Tahunan terdiri dari: karet, kelapa dan jambu mete.Kegiatan penanganan pascapanen di daerah meliputi fasilitasi alat/mesin pascapanen, bangunan, peningkatan keterampilan dan kemampuan kelompok tani melalui pertemuan teknis.

B. Pelaksana Kegiatan

Tugas dan fungsi petugas tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/kota sebagai berikut :1. Kegiatan Tingkat Pusat :a. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan.b. Sosialisasi, Pembinaan dan Pengawalan kegiatan.c. Monitoring dan Evaluasi kegiatan.d. Pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan.2. Kegiatan Tingkat Provinsi :a. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak).b. Sosialisasi kegiatan dan Identifikasi Calon kelompok Sasaran.c. Penetapan Kelompok Sasaran untuk alokasi APBN melalui TP Propinsi.d. Pembinaan, pengawalan dan pelaksanaan kegiatan.e. Monitoring serta evaluasi kegiatan.f. Pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan.3. Kegiatan Tingkat Kabupaten/kota :a. Penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis).b. Sosialisasi kegiatan dan Identifikasi Calonkelompok Sasaran.8c. Penetapan Kelompok Sasaran untuk alokasiAPBN melalui TP kabupaten/kota.d. Koordinasi/konsultasi ke provinsi dankoordinasi ke lokasi dalam rangka persiapan,pelaksanaan, pembinaan dan pengawalankegiatan.e. Monitoring serta evaluasi.f. Pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan.

C. Lokasi, Jenis dan Volume :

Lokasi, Jenis dan Volume kegiatan penanganan pascapanen tanaman perkebunan tahun 2015 adalah sebagai berikut :3. Penanganan Pascapanen KakaoNo Lokasi JenisVolume (KT)Refocusing APBN-P Jumlah1 Aceh Pengadaan sarana,alat dan mesinpascapanen sertapeningkatanketerampilan SDMpetani1 1 22 Sumbar 2 1 33 Banten 1 1 24 Jatim 1 1 25 Jateng 1 - 16 Bali 1 1 27 NTB 1 1 28 NTT 1 - 19 Kalteng 1 1 210 Sulteng 2 - 111 Sulsel 3 3 612 Sultra 2 2 413 Sulbar 2 1 314 Gorontalo 3 - 38. Penanganan Pascapanen KaretNo Lokasi JenisVolume (KT)Refocusing APBN-P Jumlah1 Aceh Penyediaansarana/ alatpascapanen8 6 142 Sumut 4 2 63 Sumbar 4 2 64 Riau 4 5 95 Sumsel 15 4 196 Bengkulu 4 2 67 Jambi 2 1 38 Jabar 8 - 89 Banten 3 5 810 Jateng 2 - 211 Kalsel 5 3 812 Babel 2 1 313 Kalbar* 4 2 614 Kaltim* 4 1 5* Khusus untuk Kalbar dan Kaltim kegiatan berupa penyediaansarana/alat pascapanen dan peningkatan kapasitas kelompoktani.12

D. Simpul KritisBeberapa hal yang harus diperhatikan yang menjadi simpul kritis dalam pelaksanaan kegiatan :1. Kelompok sasaran penerima bantuan bukan kelompok yang baru dibentuk dan organisasinyaberfungsi dengan baik sehingga bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan dan dikelola secara optimal.2. Proses pelaksanaan pengadaan barang dilakukan sesuai peraturan dan tepat waktu untuk menghindari keterlambatan pelaksanaan program.3. Penyerahan barang kepada kelompok tani harus dilengkapi dengan berita acara serah terima barang. 4. Penggunaan lahan untuk kelompok tani harus dilengkapi dengan surat hibah atau pinjam pakai dan diketahui pihak dinas setempat dan aparat desa.

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUANPengadaan alat/mesin/bangunan dilakukan melalui metode kontraktual.14A. Pelaksanaan Pengadaan Barang1. Proses pengadaan barang yang dilakukan harus mengacu kepada Perpres no. 54 tahun 2010 berikut perubahannya (Perpres No. 70 tahun 2012) tentang Peraturan Pengadaan Barang dan Jasa.2. Dalam rangka percepatan pelaksanaan kegiatan, persiapan pengadaan barang dimulai dari Maret 2015 sekaligus pengumuman pelelangan. 3. Kontrak pengadaan alat/mesin paling lambat harus sudah ditandatangani awal triwulan II tahun 2015.B. Mekanisme Penyaluran Barang1. Pengelolaan dan penyaluran barang harus mengacu kepada Permenkeu No.248 tahun 20102. Dalam rangka percepatan pelaksanaan kegiatan, identifikasi serta penetapan kelompok sasaran penerima alat/ mesin dilaksanakan pada bulan Maret 2015.3. Penentuan kelompok tani terpilih dilakukan melalui seleksi oleh petugas dinas yang membidangi perkebunan serta ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat atau Kepala Dinas yang membidangi perkebunan. Adapun criteria penetapan kelompok tani sasaran adalah sebagai berikut :a. Kelompok yang bersangkutan sudah ada/telah eksis dan aktif, berpengalaman, bukan bentukan baru, dapat dipercaya serta mampu mengembangkan usaha/kegiatan melalui kerjasama kelompok, dengan jumlah anggota minimal 20 orang.b. Kelompok yang bersangkutan tidak mendapat penguatan modal atau fasilitasi lain untuk kegiatan yang sama/sejenis pada saat yang bersamaan atau mendapat modal pada tahuntahun sebelumnya (kecuali kegiatan yang diprogramkan secara bertahap dan saling mendukung).c. Kelompok yang bersangkutan tidak bermasalah dengan perbankan, kredit atau sumber permodalan lainnya .d. Kelompok yang mengalami kesulitan untuk mengakses sumber permodalan, sehingga sulit untuk menerapkan rekomendasi teknologi anjuran secara penuh dan memanfaatkan peluang pasar.4. Penyerahan sarana/alat/mesin pascapanen kepada kelompok tani harus dilengkapi dengan Berita Acara Serah Terima Barang antara PPK pelaksana kegiatan dengan Ketua Kelompok Tani yang bersangkutan dengan dibubuhi Materai 6.000 rupiah.5. Penyerahan sarana/alat/mesin pascapanen kepada kelompok tani paling lambat harus sudah dilakukan pada akhir triwulan 2 (bulan Juni) 2015C. Pelaksanaan Kegiatan LainnyaPelaksanaan kegiatan pendukung seperti sosialiasi dilaksanakan di awal kegiatan, sedangkan kegiatan pertemuan teknis petani dilaksanakan setelah proses pengadaan alat/mesin/bangunan selesai dan diserahkan kepada kelompok tani.

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

1. Pembinaan kelompok dilakukan secara terorganisir dan berkelanjutan sehingga kelompok mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari APBD.2. Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan kepemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintah yang bersih (clean governance), maka pelaksanaan kegiatan harus mematuhi prinsip-prinsip: mentaati ketentuan peraturan dan perundangan, membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan demokratisasi, serta memenuhi asas akuntabilitas.3. Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan ini berada pada dinas/kantor perkebunan atau yangmelaksanakan fungsi perkebunan lingkup kabupaten/kota. Tanggung jawab koordinasi pembinaan program berada pada Dinas perkebunan Provinsi. Tanggung jawab atas program dan kegiatan adalah Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian.4. Pengendalian melalui jalur struktural dilakukan oleh tim teknis kabupaten, tim pembina provinsidan pusat, sedangkan pengendalian kegiatan dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Proses penegendalian di setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh masing masing instansi.5. Pengawasan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku agar penyelenggaraan kegiatan dapat menerapkan prinsip-prinsip partisipatif, transparansi dan akuntabel.

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Sistem Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian nomor 31/Permentan/OT.140/3/2010 tanggal 19 Maret 2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian. Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten dan provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara berjenjang dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan, dengan ketentuan sebagai berikut :A. Jenis LaporanTim Teknis Kabupaten/Kota dan Tim Pembina Provinsi wajib membuat laporan tentang pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari :1. SIMONEV yang meliputi :Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja;Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan; Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di tingkat kabupaten dan provinsi;Format laporan menggunakan format yang telah ditentukan. Format laporan Monev seperti pada Lampiran 4.2. Laporan Perkembangan fisik yang sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan dengan materi meliputi : nama petani/kelompok tani, desa/kecamatan/kabupaten, luas areal kebun (milik kelompok tani), waktu pelaksanaan, perkembangan, kendala dan permasalahan, upaya pemecahan masalah.3. Laporan Akhir, berisi realisasi kegiatan yang berhasil dilaksanakan hingga akhir tahun anggaran, permasalahan yang dihadapi dan usulan tindak lanjut yang perlu dilakukan, yang dibuat setelah program berakhir. B. Waktu Penyampaian Laporan1. Simonev dibuat per bulan dengan ketentuan :Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten ditujukan kepada provinsi, disampaikan paling lambat tanggal 5 bulan laporan,Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan provinsi ditujukan kepada Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat tanggal 7 bulan laporan.2. Laporan perkembangan fisik dibuat pertriwulan ditujukan kepada Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat tanggal 7 bulan laporan.3. Laporan akhir ditujukan kepada Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember 2015. Laporan pelaksanaan kegiatan tersebut dikirim melalui email dengan alamat :[email protected].

VII. PEMBIAYAANKegiatan penanganan pascapanen perkebunan dibiayai dengan dana APBN (refocusing dan APBNP) yang dialokasikan pada DIPA Ditjen Perkebunan Tugas Pembantuan provinsi atau Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2015.

VIII. PENUTUPKegiatan pembangunan perkebunan oleh Pemerintah dilakukan antara lain melalui fasilitasi pemberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas kelompok dan partisipasi masyarakat. Fasilitasi sarana alat mesin kelompok tani merupakan salah satu cara untuk memfasilitasi kelompok-kelompok petani yang bergerak dalam bidang perkebunan agar mandiri dalam menjalankan usahataninya yang pada akhirnya kelompok-kelompok tersebut berkembang dan menjadi kekuatan ekonomi di perdesaan, yang tidak saja dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi kemiskinan, tetapi juga dapat meningkatkan ekonomi secara nasional.

Lampiran 11) Komoditas KakaoNo.KABUPATENREFOCUSING(KT)APBNP(KT)

1.Padang Pariaman21

2) Komoditas Karet

No.KABUPATENREFOCUSING(KT)APBNP(KT)

1.2.DHARMASRAYASIJUNJUNG2211

JUMLAH42

Lampiran 2SPESIFIKASI SARANA/ALAT/MESINPASCAPANEN PERKEBUNANC. KOMODITAS KAKAO1. Kotak Fermentasi KakaoSpesifikasi :Kapasitas 40-50 Kg/ Batch tipe bak kayuJenis kayu merantiKetebalan papan kayu : 20 30 mmSiku penguat : plat aluminiumDimensi : 40 x 40 x 50 cm31 set terdiri dari dua kotak kayu yang dilengkapi dengan 1 unit kaki/ dudukan sebagai penyangga salah satu kotak 2. Alat Ukur Kadar AirSpesifikasi :Skala meter : 5-15 %Tipe Digital3. TerpalSpesifikasi :Ukuran 6 x 5 m2Type bahan terpal A 124. Para paraSpesifikasi :Ukuran : 80 x 200 cm2Tinggi kaki : 1 mSungkup dengan plastik tranparan5. Lantai JemurSpesifikasi :Ukuran : 15 x 10 m2ketebalan : 0.2 mcoran bertulang beton6. Timbangan dudukSpesifikasi :Kapasitas 500 KgUkuran : 48 x 62 cm

B. KOMODITAS KARET1. Pisau sadapSpesifikasi :Mata pisau terbuat dari baja, sudut mata(dalam 40o bentuk V sedang)Panjang gagang terbuat dari besi 19,5 cmPanjang dari gagang ke lubang 8,5 cmPanjang lengkungan 6,5 cmPanjang gagang 13,5 - 14,5 cmPanjang pisau berikut gagang keseluruhan34,5 cmLebar gagang pisau 2,5 cmTebal gagang pisau 0,2 cmLebar mata pisau 3,0 cm2. Mangkok sadapSpesifikasi :Bahan plastik pilyproline41Volume 500 ccTinggi 9 cm, diameter bibir 13 cmBerat 25 gram3. Talang sadapSpesifikasi :Bahan dari besi tipisUkuran panjang 6 6,5 cmLebar permukaan 1,5 cmLebar pangkal yang bergerigi untukditancapkan ke pohon 2,5 cm4. Ring mangkok sadapSpesifikasi :Bahan terbuat dari kawat ukuran 2 mmLebar diameter lingkaran ring 10 cm5. Bak pembekuSpesifikasi :Bahan terbuat dari alumuniumTebal 0,8 mmVolume 12 literBagian atas 60 x 40 cmBagian bawah 55 x 35 cmTinggi 10 cm 20 cmBibir ditekuk, didalam tekukan diberikawat/tulang426. Bahan pembekuSpesifikasi :Sesuai dengan bahan kebutuhanpetani/masyarakat setempat7. Hand mangel polosSpesifikasi :Diameter roll 4 inchiPanjang 76 cmTinggi 50 cmBahan besi tuang garing/cor8. Hand mangel batikSpesifikasi :Diameter roll 4 inchiPanjang 76 cmTinggi 50 cmBahan besi tuang garing/cor9. Rumah pengasapanSpesifikasi :Bangunan permanen ukuran (4 x 6 m)Tinggi 7 8 mPeralatan pendukung lainya10. Gudang pengolahanSpesifikasi :Semi permanen ukuran 4 x 5 mTinggi 7 8 mPeralatan pendukung lainya4311. Tabung LateksSpesifikasi :Terbuat dari alumunim12. Keranjang MangkokSpesifikasi :Sesuai dengan kebutuhan petani/masyarakatsetempat.Lampiran 3PENINGKATAN KETERAMPILAN SDMKELOMPOK TANI1) Materi yang disampaikan :Penanganan PascapanenJaminan mutu dan keamanan PanganStrategi dan Jaringan PemasaranKelembagaan UsahaPraktek pascapanen2) PesertaPeserta pertemuan teknis adalah petani yang berasal dari kelompok tani penerima bantuan sarana pascapanen di kabupaten setempat.

Lampiran 4Posisi :SERAPAN % VOLUME %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10FORMAT LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN 2015FISIKSATKER DINAS PERKEBUNAN PROVINSI/KABUPATENUPAYA TINDAKLANJUTPERMASALAHANKEUANGANTARGET REALISASIKODE NAMA KEGIATAN KEUANGAN FISIK51Lampiran 5.Posisi :NO NAMA KEGIATANLOKASIKEGIATANNAMA POKTANJMLANGGOTALUAS AREAL(Ha)PROGRESS FISIK KENDALAUPAYA TINDAKLANJUT1 2 3 4 5 6 7 8 9Format Laporan Perkembangan fisik Pelaksanaan KegiatanSatker Dinas Perkebunan Propinsi/Kabupaten/Kota52