Pasar, Pendidikan dan Sekolah

4
(Mar) Pasar, Pendidikan, dan Sekolah Konsep dasar pemasaran pendidikan adalah konsep pasar. Pasar merupakan proses transaksional yang bertujuan memenuhi kriteria kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga calon konsumen terdorong untuk memiliki produk yang ditawarkan sesuai dengan harga yang diberikan. Pendidikan merupakan wahana peradaban manusia yang mencakup proses perubahan cara pikir yang bersifat memajukan. Pendidikan merupakan hal yang universal, sedangkan sekolah merupakan salah satu sarana kelembagaan pendidikan. Namun identiknya, pemasaran pendidikan merupakan produk jasa lembaga pendidikan melalui sekolah. Secara garis besar, pemasaran pendidikan yang laku ialah pendidikan yang produknya sebagai komoditas, memiliki standar, spesifikasi dan kemasan, memiliki sasaran yang jelas, dan memiliki jaringan dan media, serta tenaga kerja. Pengertian dan Karakteristik Jasa Pendidikan Berdasarkan Kotler, Stanton, dan Zaithaml dan Bitner, dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai produk jasa merupakan hal yang tak kasad mata namun memberikan nilai tambah dimana proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia dan pengguna jasa yang bersifat tidak mengakibatkan peralihan hak atau kemepilikan. Karakteristik pendidikan secara garis besar ada 3 - Bersifat tidak berwujud. Hal ini sudah sangat jelas dimana hasil produk jasa pendidikan pada konsumen pertama tidak berwujud. Karena pelayanan jasa pendikikan tidak berwujud, konsumen cenderung mencari informasi sebelum terjun langsung pada prosesnya untuk mengurangi ketidakpastian. - Produksi dan konsumsi bersamaan waktu. Seperti sudah dijelaskan di awal bahwa proses terjadinya pemasaran pendidikan merupakan interaksi antara produsen dan konsumen dalam satu satuan waktu. Sehingga dapat dikatakan kualitasnya tidak dapat diperbaiki karena prosesnya terjadi secara real time. - Kurang memiliki standar keseragaman. Hal ini tergantung pada siapa, kapan, dan dimana proses terjadi. Dikarenakan bahan baku

description

Konsep dasar mengenai hubungan antara pasar, pendidikan, dan sekolah

Transcript of Pasar, Pendidikan dan Sekolah

(Mar)Pasar, Pendidikan, dan SekolahKonsep dasar pemasaran pendidikan adalah konsep pasar. Pasar merupakan proses transaksional yang bertujuan memenuhi kriteria kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga calon konsumen terdorong untuk memiliki produk yang ditawarkan sesuai dengan harga yang diberikan.Pendidikan merupakan wahana peradaban manusia yang mencakup proses perubahan cara pikir yang bersifat memajukan. Pendidikan merupakan hal yang universal, sedangkan sekolah merupakan salah satu sarana kelembagaan pendidikan. Namun identiknya, pemasaran pendidikan merupakan produk jasa lembaga pendidikan melalui sekolah.Secara garis besar, pemasaran pendidikan yang laku ialah pendidikan yang produknya sebagai komoditas, memiliki standar, spesifikasi dan kemasan, memiliki sasaran yang jelas, dan memiliki jaringan dan media, serta tenaga kerja.

Pengertian dan Karakteristik Jasa PendidikanBerdasarkan Kotler, Stanton, dan Zaithaml dan Bitner, dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai produk jasa merupakan hal yang tak kasad mata namun memberikan nilai tambah dimana proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia dan pengguna jasa yang bersifat tidak mengakibatkan peralihan hak atau kemepilikan.Karakteristik pendidikan secara garis besar ada 3 Bersifat tidak berwujud. Hal ini sudah sangat jelas dimana hasil produk jasa pendidikan pada konsumen pertama tidak berwujud. Karena pelayanan jasa pendikikan tidak berwujud, konsumen cenderung mencari informasi sebelum terjun langsung pada prosesnya untuk mengurangi ketidakpastian. Produksi dan konsumsi bersamaan waktu. Seperti sudah dijelaskan di awal bahwa proses terjadinya pemasaran pendidikan merupakan interaksi antara produsen dan konsumen dalam satu satuan waktu. Sehingga dapat dikatakan kualitasnya tidak dapat diperbaiki karena prosesnya terjadi secara real time. Kurang memiliki standar keseragaman. Hal ini tergantung pada siapa, kapan, dan dimana proses terjadi. Dikarenakan bahan baku untuk menghasilkan jasa ialah orang yang memiliki ciri khas dalam segala hal, pelayanan jasa pendidikan antara satu dengan yang lainnya berbeda meskipun sudah ditetapkan standarnya dan keberhasilan tergantung pada 3 hal tadi yaitu kualitas siapa yaitu tenaga didik, kapan yaitu waktu proses pendidikan dilaksanakan dan dimana lingkungan kondusif yang mempengaruhi proses.

(Deb)Kepuasan Pelanggan PendidikanKepuasan berasal dari bahasa Latin, satis yang berarti cukup baik atau memadai, dan facio yang artinya melakukan atau membuat. Dapat disimpulkan, kepuasan merupakan upaya pemenuhan sesuatu yang memadai. Kepuasan merupakan perbandingan antara waktu, tenaga, dan uang yang diberikan konsumen dengan manfaat atau hasil yang ia terima.Kepuasan konsumen dikemukakan berdasarkan1. Contrast Theory. Teori yang berasumsi bawasanya konsumen membandingkan kinerja actual dan ekspektasi para-pembelian. Dimana apabila kinerja actual >= ekspektasi, maka pelanggan akan puas dan sebaliknya.2. Assimilation Theory. Teori yang menyatakan bahwa evaluasi purnabeli merupakan fungsi positif dari ekspektasi para-pembelian.3. Assimilation contrast theory. Berpegang pada prinsip bahwa terjadinya efek asimilasi dan kontras merupakan fungsi dari tingkat kesenjangan antara kinerja yang diharapkan dan kinerja actual. Apabila terjadi kesenjangan yang besar, konsumen akan memperbesar gap tersebut sehingga raktu yang diterima dilewati.

Ada tiga tipe kepuasan dan dua tipe ketidakpuasan berdasarkan kombinasi antara emosi spesifik terhadap penyedia jasa, ekspektasi (menyangkut kapabilitas kinerja masa depan pemasok jasa), dan minat berperilaku konsumen untuk memilih penyedia jasa oleh Stauss dan Neuhaus. Berikut tipe-tipe tersebut:1. Demanding customer satisfication. Tipe kepuasan aktif yang disertai emosi positif dan loyalitas.2. Stable customer satisfication. Tipe kepuasan aspirasi pasif dan perilaku demanding yang bercirikan steadiness dan trust dalam relasi dengan penyedia jasa.3. Resigned customer satisfication. Tipe kepuasan pasif yang cenderung tidak bersedia melakukan berbagai upaya dalam menuntut perbaikan.4. Stable customer dissatisfaction. Ketidakpuasan pelanggan yang disertai emosi negative dan asumsi ekspektasi di masa mendatang yang tidak terpenuhi. Serta tidak melihat adanya peluang untuk perubahan dan perbaikan.5. Demanding customer dissatisfaction. Tipe ketidakpuasan dengan tingkat aspirasi aktif dan perilaku demanding yang menimbulkan protes dan oposisi dan aktif menuntu perbaikan.

Berikut ini beberapa cara melakukan pengukuran kepuasan pelanggan oleh Kotler:1. Complaint and suggestion system. Menggunakan informasi dan saran sebagai data untuk melakukan antisipasi dan pengembangan.2. Customer satisfaction surveys. Menggunakan tingkat keluhan konsumen sebagai data pengukuran kepuasan. Dapat dilakukan melalui survey, pos, telponfrend, atau angket.3. Ghost shopping. Mengirimkan orang untuk melakukan pembelian di perusahaan lain maupun perusahaan sendiri untuk melihat keunggulan dan kelemahan pelayanan.4. Lost customer analysis. Menggunakan kontak dengan pelanggan yang teleh beralih pada perusahaan lain sebagai data perbaikan kinerja dalam mengingkatkan kepuasan.

Dapat dikatan secara umum, timbulanya ketidakpuasan dari konsumen dikarenakan:1. Harapan dan kenyataan tidak sesuai2. Proses pelayanan yang buruk3. Perilaku personil yang kurang memuaskan4. Suasana dan kondisi fisik lingkungan yang tidak menunjang5. Cost, jarak, dan waktu terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan hasil yang didapat6. Perbedaan antara promosi dan lapangan