Pasar Modal syariah : Saham Sesuai Syariah

22
IBF PARAMADINA IBF PARAMADINA Islamic Corporate Finance & Investment Pasar Modal syariah : Saham Sesuai Syariah

description

Pasar Modal syariah : Saham Sesuai Syariah. Islamic Corporate Finance & Investment. IBF Paramadina. Pengertian Pasar Modal. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Pasar Modal syariah : Saham Sesuai Syariah

Page 1: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

IBF PARAMADINAIBF PARAMADINA

Islamic Corporate Finance & InvestmentPasar Modal syariah : Saham Sesuai Syariah

Page 2: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

Pengertian Pasar Modal

Pasar Modal didefinisikan sebagai pasar berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yg diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

Manfaat Pasar Modal Sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha. Wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan

untuk melakukan diversifikasi. Leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu negara. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat

menengah. Menciptakan iklim berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan

manajemen profesional.

Page 3: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

Pasar Modal Syariah

Pengertian : Pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terbebas dari hal-hal yang dilarang seperti riba, gharar dan maysir.

Instrumen investasi pada Pasar Modal Syariah mencakup saham memenuhi kriteria syariah dan Obligasi /Medium Term Notes syariah (Sukuk).

Page 4: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

Saham Sesuai Syariah

Page 5: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

Saham sesuai Syariah

Pasar saham dalam syariah adalah campuran dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah

Tidak ada hak istimewa pada pendapatan (tidak mengakui preferred stock)

Jenis usaha emiten tidak bertentangan dengan syariah.

Emiten berada dalam kondisi yang layak menurut syariah

Tidak ditransaksikan secara terlarangMelewati proses investasi yang prudent termasuk

diadakannya screening dan cleansing (Purifikasi) atas pendapatan.

Page 6: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

Jenis Usaha Tidak Sesuai Syariah

Mengacu pada Fatwa DSN-MUI No.20, larangan pada:

Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang

Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional

Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman haram

Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan barang-barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Page 7: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

Kondisi Emiten yang Layak menurut Syariah

Hasil usaha tidak mengandung unsur Riba dan tidak bersifat zholim

Produk/jasa yang dihasilkan tidak HaramMemberikan informasi yg transparan serta tepat

waktu sehingga menghindari kondisi ghararResiko Usaha yang wajar dan memenuhi ketentuan

misalnya: rasio Hutang/Kewajiban terhadap Modal rasio Piutang terhadap Pendapatan

Manajemen yang Islami, tidak spekulatif, menghormati HAM dan menjaga lingkungan hidup

Page 8: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

Jenis Transaksi yang Dilarang

Dilarang melakukan transaksi yang Riba (margin trading), Maysir dan tindakan spekulatif yang didalamnya mengandung unsur Gharar.

Tindakan spekulatif itu antara lain: Bai’ Najsy adalah melakukan penawaran palsu; Bai’ al-ma’dum yaitu melakukan penjualan atas barang

yang belum dimiliki (short-selling); Insider Trading, yaitu menyebarluaskan informasi yang

menyesatkan atau memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang;

Berinvestasi pada perusahaan dengan tingkat utang yang dominan dari modal;

Page 9: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

Screening Saham & Index Saham Syariah

Screening saham bertujuan untuk memilih saham-saham yang memenuhi kriteria untuk berinvestasi sesuai prinsip syariah.

Screening dilakukan melalui 3 tahapan yaitu: Core Business Activity Screening (Qualitative Screens) Financial Ratio Screening (Quantitative Screens)

Sebagai pedoman dalam memilih saham sesuai syariah, investor dapat memilih saham-saham yang termasuk dalam Index saham syariah.

Index saham syariah juga bertujuan sebagai indikator kinerja saham-saham sesuai syariah.

Selain menggunakan Index, investor juga dapat menggunakan daftar efek syariah yang dikeluarkan oleh otoritas pasar modal.

Page 10: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

Jakarta Islamic Index

Kriteria Kualitatif : Mengacu pada Fatwa DSN-MUI No.20 tentang larangan investasi pada Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau

perdagangan yang dilarang Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk

perbankan dan asuransi konvensional Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta

memperdagangkan makanan dan minuman haram Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau

menyediakan barang-barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Page 11: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

Jakarta Islamic Index

Kriteria Kuantitatif

Total Hutang/Total Modal (Ekuitas) ≤ 82% (Fatwa DSN No.20)

Total Interest Income/Total Revenue ≤ 5-10%

Page 12: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

Dow Jones Islamic Market Index

Kriteria Kualitatif : Larangan investasi pada

Perusahaan yang menghasilkan, menjual dan mendistribusi minuman alkohol dan produk lainnya;

Perusahaan yang menghasilkan, menjual dan mendistribusi atau penyembelihan babi dan produk turunannya;

Perusahaan yang berkaitan dengan pornografi dalam berbagai bentuk;

Perusahaan senjata; Perusahaan tembakau dan turunannya; Perusahaan aborsi;

Page 13: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

Dow Jones Islamic Market Index

Kriteria Kualitatif (lanjutan) Perusahaan kloning manusia; Perusahaan perusak lingkungan; Perusahaan dengan keadaan karyawan yang

buruk; Perbankan, asuransi dan lembaga keuangan

konvensional; Perusahaan berbagai pendapatan non halal

(impure) yang melebihi 5% dari keuntungan;

Page 14: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

Dow Jones Islamic Market Index

Kriteria Kuantitatif

Acc. Receivable/Market Cap ≤ 45%

Total Debt/Market Cap≤33%

Cash Equivalent/Market Cap≤33%

Dampak dari Debt Screen : Enron (Deleted: 3Q’01), Worldcom (2Q’01)

*MarketCap = number of shares x share price (avg 12 months)

Page 15: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

FTSE Global Islamic Index

Kriteria Kualitatif : Larangan investasi pada saham perusahaan dengan bisnis utama pada sektor Perbankan konvensional dan perusahaan terkait; Alkohol; Tembakau; Perjudian; Industri persenjataan; Asuransi jiwa konvensional; Peternakan, pengemasan , pemprosesan dan penjualan babi Sektor usaha lain yang bersentuhan dengan sektor terlarang

diatas

Page 16: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

FTSE Global Islamic Index

Kriteria Kuantitatif

Total Acc. Receivables/Total Assets ≤ 45%

Total Debt/Total Assets ≤ 33%

Cash Equivalent/Total Assets ≤ 33%

Page 17: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

Trading Practice Screens

Menghindari bertransaksi pada saham-saham yang ditransaksikan secara: Bai’ Najsy (penawaran palsu) Cornering Daytrading Margin Trading Derivative Short selling (Bai’ al-ma’dum) Insider Trading

Page 18: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

Trading Practices

Day TradingDay trading sebenarnya bukan bentuk investasi. Biasanya day trader memonitor bursa, membeli dan menjual saham berdasarkan fluktuasi harga harian. Karena itulah, sejumlah akademisi dan ulama syariah mengganggap praktek ini sangat dekat dengan perjudian sehingga terlarang.

Margin Trading:Margin trading adalah pembelian saham menggunakan uang yang dipinjam dari broker saham. Trader membayar bunga atasnya dan karena itu terlarang. Apalagi, transaksi ini sangat berisiko dimana seorang trader dapat mengalami kerugian lebih besar dari dana yang dia pinjam.

Page 19: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

Trading Practices

Derivatives - Options and FuturesOption adalahpembelian hak untuk membeli atau menjual saham atau suatu komoditi di masa mendatang pada harga tetap (terlepas dari kemudian harga yang berlaku di pasar). Eksekusi dari option berarti membeli pada harga yang ditetapkan di masa lalu. Mayoritas besar ulama berpendapat bahwa perdagangan berjangka tidak diperbolehkan dalam Islam.

Short Selling:Transaksi ini melibatkan resiko besar yang hampir tidak memiliki batas atas. Selain itu, dari sudut pandang syariah, seseorang tidak boleh menjual apa yang tidak dimiliki.

Page 20: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

Daftar Efek Syariah

Bapepam dan LK menerbitkan peraturan dalam bentuk Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-314/BL/2007 yang dikeluarkan Jumat, 31 Agustus 2007, terkait dengan kriteria dalam menyusun Daftar Efek Syariah (DES).

Kriteria syariah tersebut mengacu kepada ketentuan Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Daftar efek yang dapat dimuat dalam DES adalah: Surat Berharga Syariah Negara Saham sesuai kriteria syariah Obligasi Syariah Efek Beragun Aset (EBA) syariah Efek asing yang sesuai syariah

DES diperbarui tiap 6 (enam) bulan sekali.

Page 21: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

DAFTAR EFEK SYARIAH (DES)

DAFTAR EFEK SYARIAH:• 6 Seri SBSN

• 26 Sukuk (Obligasi Syariah) Korporasi

• 46 Unit Penyertaan Reksa Dana Syariah

• 196 Saham Emiten dan Perusahaan Publik:

Informasi detil dapat di lihat di website: www.bapepam.go.id

DAFTAR EFEK SYARIAH TAHUN 2009 PERIODE 2(Kep-416/BL/2009 Tanggal 30 November 2009)

Daftar Efek Syariah

Page 22: Pasar  Modal  syariah  :  Saham Sesuai Syariah

Purifikasi Saham

Fatwa No.20 Pasal 11(2): ”Hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur non-halal, sehingga Manajer Investasi harus melakukan pemisahan bagian pendapatan yang mengandung unsur non halal dari pendapatan yang diyakini halal.

Hasil dari purifikasi digunakan sebagai dana sosial untuk kemaslahatan umat (tidak boleh dikomsumsi)

Purifikasi dapat terjadi karena: Adanya pendapatan bunga dari rekening emiten di Bank

konvensional dan pendapatan-pendapatan lain yang tidak sesuai prinsip syariah (tidak boleh lebih dari 10% total pendapatan).

Pendapatan dividen pada perusahaan yang merupakan perusahaan yang mixed (seperti perusahaan konglomerasi)