Modal Ventura Syariah
description
Transcript of Modal Ventura Syariah
BAB 8
MODAL VENTURA SYARIAH
A. Pengertian
Istilah Ventura berasal dari kata ventur e yang secara bahasa berarti seuatu yang
mengandung risiko atau dapat juga diartikan sebagai usaha. Dengan demikian secara bahasa
modal ventura adalah modal yang ditanamkan pada usaha yang mengandung risiko. Adapun
definisi perusahaan modal ventura menurut Keppres No.61 Tahun 1988 adalah bisnis
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima
bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu.
Pengertian Modal Ventura menurut beberapa ahli , antara lain :
a. Modal Ventura adalah penyedia pembiayaan untuk memungkinkan pembentukan dan
pengembangan usaha-usaha di berbagai bidang (Robert White).
b. Modal Ventura adalah investasi jangka panjang dalam bentuk pemberian modal yang
mengandung risiko, dengan penyedia dana (venture capital company) terutama
mengharapkan capital gain di samping pendapatan bunga atau dividen (Tony
Lorenz).
c. Modal Ventura adalah dana yang diinvestasikan pada perusahaan atau individu yang
memiliki risiko tinggi. (Clinton Richardson).
Modal Ventura adalah salah satu sumber pembiayaan penting bagi investasi dari
perusahaan yang mempunyai inovasi. Penyertaan modal ventura dilakukan dalam bentuk
saham atau obligasi konversi, dan tidak untuk melakukan investasi dalam rangka
menerima dividen yang bersifat jangka pendek, tetapi bersama-sama Perusahaan
Pasangan Usaha (PPU) untuk mengembangkan dan meningkatkan nilai dari PPU.
Akhirnya investasi harus dijual dan modal dibayar kembali pada investor.
Embrio pembiayaan modal ventura lahir sejak didirikannya PT Bahana Pembina Usaha
Indonesia berdasarkan PP No.18 Tahun 1978 yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah
dengan tujuan :
1. Menumbuhkan dan merangsang pengusaha-pengusaha kecil dan menengah, serta
memberikan berbagai macam bantuan yang diperlukan dengan tetap mengacu pada
kaidah-kaidah usaha yang sehat.
2. Membantu pengembangan usaha kecil dan menengah dengan cara:
a. Turut serta sebagai penyertaan modal pada perusahaan yang didirikan.
b. Mengidentifikasi proyek dan membantu menyusun fesibility studies perusahaan.
c. Menyediakan dana dan SDM serta membantu dalam pemasaran.
Jangka waktu penyertaan saham modal Ventura bersifat sementara. Di beberapa
negara jangka waktu pembiayaan modal ventura antara 3-10 tahun. Di Indonesia sendiri
jangka waktu tersebut menurut Keppres No.61 Tahun 1998 paling lama 10 tahun harus sudah
divestasi. Ciri inilah yang membuat modal ventura berbeda dengan Investasi biasa.
Penyertaan dalam setiap PPU bersifat sementara dan tidak boleh melebihi jangka waktu 10
tahun dan penarikan penyertaan modal (divestasi) oleh PMV dalam segala bentuknya
dilaporkan Menteri Keuangan selambat-lambatnya 3 bulan setelah dilaksanakan.
Sedangkan modal ventura syariah adalah bisnis pembiayaan dalam bentuk penyertaan
modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu
tertentu dengan berlandaskan prinsip-prinsip syariah. Praktik modal ventura yang dilakukan
berdasarkan akad syariah dan bergerak di usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
syaraih diakui.
Secara nasional masih hanya dua perusahaan modal ventura syariah dalam daftar
DSN MUI yaitu PT Bahama Artha Ventura dan PT Sumut Ventura. (Andri Soemitra, 2009)
B. Sejarah dan Dasar Hukum
Pengembangan modal ventura di Indonesia dimulai sejak 1973 dengan didirikannya
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BP-UI) yang saat itu status kelembagannnya
termasuk dalam Lembaga Keuangan Bukan Bank terutama membiayai pengembangan usaha.
PT BPUI ini dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1973 bergerak di
bidang penyertaan modal. Perusahaan modal ventura syariah, belak a ngan juga hadir,
meskipun masih d al am hitungan yang sangat sedikit . Secara prinsipil, dasar hukum
perusahaan modal ventura menginduk pada dasar hukum modal ventura yang sudah ada, di
samping diperkaya dengan prinsip-prinsip yang sesuai syariah.
Selanjutnya perkembangan modal ventura ditinjau dari landasan hukumnya di
Indonesia dapat diurutkan secara kronologis sebagai berikut :
1. Keppres no.61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan.
Merupakan dasar pendirian modal ventura di Indonesia dimana usaha ventura secara hukum
merupakan bagian kegiatan yang dapat dilakukan oleh lembaga pembiayaan
2. KMK No.1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pelaksanaan Lembaga Keuangan.
Merupakan ketentuan pelaksanaan modal ventura.
3. Peraturan Pemerintah No.62 Tahun 1992 tentang Sektor-Sektor Usaha Perusahaan
Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal Ventura.
4. KMK No.227/KMK.01/1994 tanggal 9 Juni 1994 tentang Sektor-sektor Usaha
Perusahaan Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal Ventura.
5. Perusahaan Pemerintah No.4 Tahun 1995 tentang Pajak Pengahasilan Perusahaan
Modal Ventura.
6. KMK No.469/KMK.17/1995 tanggal 3 Oktober 1995 tentang Pendirian dan
Pembinaan Perusahaan Modal Ventura
7. Undang-Undang No.7 Tahun 1991 tentang Pajak Penghasilan.
8. Peraturan Pemerintah No.4 Tahun 1995 tentang Pajak Penghasilan Perusahaan Modal
Ventura.
Melalui PP Nomor 4/1995 tentang Pajak Penghasilan PMV, dijelaskan bahwa penghasilan
PMV yang merupakan Bank dan lembaga keuangan Syariah bagian keuntungan yang
diterima dari penyertaan modal kepada PPU dalam jangka waktu 10 tahun, dan keuntungan
yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura dari pengalihan penyertaan modal
apda PPU dalam jangka waktu 10 tahun, bukan merupakan objek pajak penghasilan.
Secara teoristis, modal ventura mempunyai potensi yang besar memberikan
kontribusi dalam pengembangan bisnis. Perusahaan kecil yang mempunyai prospek bagus
tetapi tidak punya cukup modal dan tidak memiliki akses ke perbankan dapat berkembang
dengan memperoleh dukungan modal dari modal ventura. Inovasi baru dalam berbagai
bidang teknologi dapat lebih mudah terlaksana jika mendapat dukungan dari modal ventura
sebagaimana pengalaman di berbagai negara.
C. Karakteristik, Mekanisme, dan Tujuan
1. Karakteristik Modal Ventura adalah :
a. Pembiayaan modal ventura merupakan penyertaan modal dimana modal ventura dilakukan
dengan penyertaan modal langsung pada perusahaan pasangan usaha.
b. Modal ventura merupakan pembiayaan yang bersifat risiko tinggi. Berisiko tinggi karena
pembiayaan modal ventura tidak disertai dengan jaminan seperti halnya dengan kredit
perbankan.
c. Modal ventura merupakan investasi dengan perspektif jangka panjang.
d. Pembiayaan modal ventura bersifat investasi aktif karena modal ventura selalu disertai
dengan keterlibatan manajemen perusahaan yang dibiayai.
e. Modal ventura bersifat sementara, yaitu jangka waktu tertentu. Meskipun pembiayaan
modal ventura berupa pernyataan saham, namun hanya bersifat sementara waktu.
f. Keuntungan yang diharapkan oleh PMV adalah dividen, capital gain atau apresiasi nilai
saham.
g. PMV fokus membiayai usaha yang menjanjikan tingkat keuntungan yang tinggi.
Berbanding lurus dengan risiko yang tinggi, karena PMV membiayai usaha yang memiliki
terobosan-terobosan dulu di bidangnya.
Disamping itu bagi perusahaan modal ventura syariah terdapat karakteristik khusus yaitu
terpenuhinya prinsip-prinsip syariah, antara lain :
a. Adanya dewan pengawas syariah yang bertugas mengawasi penerapan prinsip-prinsip
syariah.
b. Aktivitas usaha yang dijalankan oleh perusahaan modal ventura harus sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah. Kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah
antara lain :
1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan dilarang.
2. Lembaga keuangan konvensional termasuk perbankan dan asuransi konvensional.
3. Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram
4. Produsen, distributor, dan/atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak
moral dan bersifat mudarat.
5. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi utang tingkat
perusahaan lebih dominan terhadap modalnya.
2. Mekanisme Modal Ventura paling sedikit memiliki tiga unsur sebagai berikut:
a. Pemilik modal yang menginginkan keuntungan yang tinggi dari modal yang
dimilikinya. Modal dari berbagai sumber atau investor tersebut dihimpun dalam suatu
wadah atau lembaga khusus yang dibentuk untuk itu disebut venture capital funds.
b. Profesional yang mempunyai keahlian dalam mengelola investasi dan mencari jenis
investasi potensial. Profesional ini dapat berupa lembaga yang disebut perusahaan
manajemen ( management venture capital company ) .
c. Perusahaan yang membutuhkan modal untuk pengembangan usahanya . Perusahaan
yang dibiayai ini disebut perusahaan pasangan usaha ( investee company ) .
Tahap permodalan modal ventura terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
1. Pre start-up, tahap dimana baru dilakukan pengujian produk atau jasa sebelum
bisnisnya dimulai.
2. Start-up, tahap dimana produk atau jasa siap dipasarkan
3. Early development, tahap dmana PPU telah mengalami pertumbuhan awal dan mulai
menampakkan keberhasilan shingga modal kerja ditambah
4. Financing , modal tambahan untuk ekspansi
5. Replacement capital, sudah meminjam perbankan dalam jumlah besar, sehingga PPU
mengundang PMV untuk memenuhi kebutuhan modalnya.
6. Turn around, mengalami persaingan usaha di industri yang sedang bertumbuh.
7. Buy in atau Buy out, PPU mampu berdiri sendiri dan memiliki opsi untuk menjual
atau membeli sisa saham dari PMV.
3. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura
Tujuan kegiatan modal ventura berdasarkan KMK No.1251/KMK.013/1988 :
a. Memungkinkan dan mempermudah pendirian suatu perusahaan baru
b. Membantu membiayai perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dana dalam
pengembangan usahanya, terutama tahap-tahap awal.
c. Membantu perusahaan baik pada tahap pengembangan suatu produk maupun tahap
mengalami kemunduran.
d. Membantu terwujudnya dari hanya satu gagasan menjadi produk jadi yang siap
dipasarkan.
e. Memperlancar mekanisme investasi dalam dan luar negeri.
f. Mendorong pengembangan proyek research and development.
g. Membantu pengembangan teknologi baru dan memperlancar terjadinya alih
teknologi.
h. Membantu dan memperlancar pengalihan kepemilikan suatu perusahaan.
Manfaat modal ventura bagi perusahaan pasangan usaha :
a. Kemungkinan berhasilnya usaha lebih besar.
b. Meningkatkan efisiensi pendistribusian produk.
c. Meningkatkan bankabilitas.
d. Meningkatkan kemampuan memperoleh keuntungan.
e. Meningkatkan likuiditas.
D. Sumber Dana Modal Ventura
Dana modal ventura dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain:
1. Investor perseorangan/individu
Bukanlah hal mudah untuk menarik investor perseorangan untuk megikutsertakan
dananya ke dalam suatu usaha modal ventura. Hal ini disebabkan modal ventura memiliki
tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis investasi lainnya. Umumnya
investor perseorangan lebih menyukai dan cenderung melakukan investasi pada usaha
yang telah berjalan lancar dan bersifat jangka pendek.
2. Saham
Modal ventura di Indonesia masuk ke dalam suatu entitas usaha melalui instrumen
pembiayaan saham dengan harapan memperoleh keuntungan dari dividen, benefit lain
atas kepemilikan entitas tersebut dan capital gain pada saat melakukan exit untuk
sebagian atau seluruh kepemilikan melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO) yang
dilanjutkan dengan pasar sekunder dan private selling ke investor potensial lainnya.
Penetapan harga saham pada saat modal ventura Indonesia masuk ke dalam suatu entitas
lebih banyak menggunakan nilai nominal ( par value ) saham , mengingat entitas tersebut
belum mempunyai harga pasar yang jelas untuk saham yang dikeluarkannya.
3. Obligasi konversi
Modal ventura masuk ke dalam suatu entitas usaha melalui instrumen pembiayaan
obligasi konversi dalam upaya memberikan waktu yang lebih banyak sebelum benar-
benar memiliki suatu entitas usaha dan untuk berjaga-jaga agar pembiayaannya masih
mempunyai alternatif mekanisme exit melalui pelunasan pinjaman.
4. Bagi hasil
Pada dasarnya,instrumen pembiayaan bagi hasil murni sangat dekat dengan pembiayaan
berbasis syariah. Namun kenyataanya di Indonesia, penerapan bagi hasil tetap atau
minimum dari outstanding pembiayaan yang mengadopsi pola perbankan dengan flat rate
atau effective rate. Oleh karena itu, perusahaan modal ventura syariah harus mampu
menerapkan pola bagi hasil yang murni syariah, yaitu berbasis profit and loss sharing
yang memunginkan adanya fluktuasi.
5. Investor institusi
Umumnya, perusahaan-perusahaan besar, terutama di negara-negara industri, memiliki
suatu divisi khuss yang menangani bisnis modal ventura. Tugas divisi khusus ini adalah
menampung dan mengevaluasi ide-ide, terutama dalam bidang teknologi yang dapat
dikembangkan menjadi suatu produk teknologi baru yang dapat dipasarkan. Keikutsetaan
investor institusi ini merupakan salah satu sumber dana modal ventura.
6. Perusahaan asuransi dan dana pensiun
Potensi lembaga keuangan non bank ini sebagai investor dalam usaha modal ventura
didukung oleh sumber dana yang berjangka panjang.
7. Perbankan
Sumber dana modal ventura dapat diperoleh dari bank-bank yang tertarik melakukan
bisnis modal ventura. Namun perlu dipertimbangkan mengenai sifat dana bank yang
berjangka pendek, sementara modal ventura berjangka panjang. Maka dari itu, dana-dana
yang berasal dari bank sebaiknya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan
dengan pola bagi hasil yang berjangka pendek.
8. Pemerintah daerah (Pemda)
Sumber modal ini perlu dipertimbangkan oleh daerah yang disisihkan dari APBD
(khususnya dari PAD) sehingga dapat memacu pembangunan di daerah. Dalam konteks
ini, pemda dapat berperan sebagai PMV.
9. Lembaga keuangan internasional
Lembaga keuangan internasional dapat menjadi seumber dana modal ventura terutama
yang berkaitan dengan upaya membantu pengembangan sektor-sektor tertentu. Kelebihan
sumber dana ini antara lain: berbiaya murah dan biasanya memiliki jangka waktu panjang
dengan masa tenggang waktu. Untuk mendapatkan sumber dana ini melalui pinjaman dua
tahap dari pemerintahan.
E. Jenis Pembiayaan Modal Ventura
Pembiayaan modal ventura dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Berdasarkan Cara Pemberian Bantuan
a. Pendekatan satu tingkat (single tier approach)
Pendekatan ini menempatkan sebuah Perusahaan Modal Ventura (PMV) dalam dua
fungsi sekaligus, yaitu sebagai pemberi bantuan pembiayaan (fund company) dan juga
sebagai pemberi bantuan manajemen atau pengelolaan dana (management company).
Berdasarkan pengertian tersebut, pihak-pihak utama yang terkait dalam kegiatan
modal ventura hanya terdiri dari (1) PMV dan (2) Perusahaan Pasangan Usaha (PPU).
Dalam hal ini, modal ventura dibentuk dan langsung dikelola oleh manajemen
perusahaan modal ventura itu sendiri.
Gambar 1. Mekanisme Modal Ventura Single Tier
b. Pendekatan dua tingkat (two tier approach)
Pendekatan ini memungkinkan sebuah Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) untuk
menerima bantuan pembiyaan dan bantuan manajemen dari Perusahaan Modal
Ventura (PMV) yang berbeda. Berdasarkan pengertian tersebut, pihak-pihak yang
terkait hanya meliputi (1) PMV yang memberikan usaha, (2)PMV yang memberikan
bantuan manajemen, dan (3) PPU. Dalam hal ini, modal ventura dibentuk kemudian
pengelolaannya diserahkan kepada perusahaan manajemen investasi yang memiliki
kelebihan di bidang modal ventura.
Gambar 2. Mekanisme Modal Ventura Two Tier
2. Berdasarkan Cara Perhimpunan Dana
a. Leverage venture capital
Modal ventura yang bersumber dari suatu Perusahaan Modal Ventura (PMV) dengan
sebagian besar penghimpunan dananya dalam bentuk pinjaman dari berbagai macam
pihak disebut l everage venture capital. Dalam hal ini berarti PMV masih mempunyai
modal sendiri walaupun dalam proporsi yang relatif jauh lebih kecil dibandingkan
dengan pinjamannya. Dana dari penghimpunan inilah yang nantinya digunakan oleh
Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) untuk melakukan kegiatan usahanya.
b. Equity venture capital
Modal ventura yang bersumber dari suatu Perusahaan Modal Ventura (PMV) dengan
sebagian besar penghimpunan dananya dalam bentuk modal sendiri dalam berbagai
bentuk disebut equity venture capital . Dalam hal ini berarti PMV masih mempunyai
pinjaman dari pihak lain walaupun dalam proporsi yang relatif jauh lebih kecil
dibandingkan dengan modal sendirinya. Dana dari penghimpunan inilah yang
nantinya digunakan oleh Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) untuk melakukan
kegiatan usahany
3. Berdasarkan Kepemilikan
a. Private ‘Leverage-Capital’ Company
Perusahaan modal ventura yang belum go public atau belum menjual sahamnya
melalui bursa efek disebut private ‘leverage-capital’ company.
b. Public ‘Leverage-Capital’ Company
Perusahaan modal ventura yang sudah go public atau telah menjual sahamnya melalui
bursa efek disebut public ‘leverage-capital’ company.
c. Bank Affiliate ‘Venture-Capital’ Company
Perusahaan Modal Ventura (PMV) yang didirikan oleh bank-bank yang mengalami
surplus dana atau mempunyai misi khusus dalam hal modal ventura disebut bank
affiliate ‘venture-capital’ company. PMV ini biasanya adalah suatu anak perusahaan
dari bank yang mendirikannya dan memiliki manajemen yang terpisah dari
perusahaan induknya.
d. Conglomerate ‘Venture-Capital’ Company
Perusahaan Modal Ventura (PMV) yang didirikan atau dimilikisejumlah perusahaan
besar disebut conglomerate‘venture-capital’ company. PMV jenis ini banyak terdapat
di negara industri dan kepemilikian suatu PMV bisa terdiri dari dua atau lebih
perusahaan besar.
Pembiayaan modal ventura berbeda dengan kegiatan pembiayaan melalui sektor
perbankan (debt financing), karena modal ventura tidak menentukan besarnya return yang
akan diperoleh sehingga perusahaan yang dibiayai, disebut Perusahaan Pasangan Usaha
(PPU), tidak memiliki kewajiban pembayaran keuntungan secara tetap kepada (Perusahaan
Modal Ventura) PMV sebagaimana bank. Keuntungan yang diharapkan terutama dalam
bentuk capital gain . Di samping itu, tidak seperti transaksi kredit yang menjadikan jaminan
sebagai suatu faktor mutlak, pembiayaan modal ventura diberikan atas dasar perhitungan dan
pertimbangan kemampuan pengelolaan dan prospektif atas kegiatan usaha perusahaan
pasangan usaha. Oleh karena itu sesuai dengan karakteristik modal ventura, maka
keberhasilan modal ventura dipengaruhi oleh keberhasilan pasangan usahanya. Untuk
menyakinkan keberhasilan tersebut, PMV turut aktif dalam pengelolaan usaha perusahaan
pasangan usaha dimana hal ini tidak dilakukan oleh bank.
Jenis pembiayaan yang diberikan perusahaan modal ventura dapat dilakukan dalam
tiga cara, yang mana secara umum cara ini bersesuaian den ga n prinsip-prinsip syariah :
1. Penyertaan Modal Langsung ( Equity Financing )
Penyertaan modal langsung adalah penyertaan modal PMV pada perusahaan pasangan
dengan cara mengambil bagian sejumlah tertentu saham PPU. Pola pembiayaan ini
dikenal dengan pembiayaan langsung (equity financing) karena pembiayaan berupa
saham, maka syarat dari pembiayaan ini adalah calon PPU harus sudah berbentuk badan
hukum perseroan terbatas (PT) atau akan menjadi PT bersamaan dengan masuknya modal
ventura sebagai pemodal. Bagian saham yang diambil PMV berasal dari saham-saham
yang masih dalam portofolio, yaitu saham masih belum diambil bagian dan disetor oleh
pemegang saham lama.
Penyertaan modal langsung ini dapat dilakukan dengan cara:
a. Bersama-sama mendirikan suatu perusahaan , selanjutnya semua janji yang telah
disepakati para pihak dituangkan dalam suatu dokumen hukum yang disebut
Perjanjian Antar Calon Pendiri/Pemegang Saham (Shareholder Agreement).
b. Penyertaan modal PMV dalam bentuk pengambilan sejumlah portofolio saham
PPU, dalam hal ini PPU yang telah berbadan hukum.
Penyertaan modal langsung dalam bentuk saham pada modal ventura syariah didasarkan
pada (1) Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah, dan (2) Fatwa Dewan Syariah Nasional
MUI No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan
Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal yang mengakui saham sebagai salah satu
instrumen penyertaan modal di lembaga keuangan syariah.
2. Penyertaan Modal Tidak Langsung ( Semi Equity Financing )
Pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal tidak langsung ini dilakukan dengan
membeli obligasi konversi (convertible bond) yang diterbitkan oleh PPU. Cara
pembiayaan ini lebih disukai oleh PMV dan PPU karena sifatnya yang lebih fleksibel.
Obligasi konversi lebih menarik bagi PMV karena dalam periode pembiayaan tersebut
PMV memiliki pendapatan tetap dalam bentuk bunga sementara apabila kinerja
perusahaan semakin baik, maka PMV akan menggunakan hak konversinya (call option).
Syarat dari pembiayaan modal tidak langsung ini adalah calon PPU harus sudah
berbentuk badan hukum perseroan terbatas (PT) atau akan menjadi PT bersamaan dengan
masuknya modal ventura sebagai pemodal.
Penyertaan modal tidak langsung melalui obligasi konversi ini didasarkan pada Fatwa
Dewan Syariah Nasional MUI No. 59/DSN-MUI/IV/2007 tentang Obligasi Syariah
Mudharabah Konversi.
3. Pembiayaan Bagi Hasil
Instrumen pembiayaan ini dilakukan dalam hal usaha yang dibiayai tidak berbentuk
badan hukum atau syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk penyertaan langung belum
atau tidak dipenuhi oleh PPU. Bentuk instrumen ini menekankan pada aspek-aspek bagi
hasil dari keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dibiayai. Oleh karena itu, hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam bentuk pembiayaan ini adalah (1) kewenangan bertindak
pihak yang mewakili PPU, (2) objek usaha, dan (3) jaminan atas pemberian bantuan dana.
Pola pembiayaan bagi hasil ini merupakan intrumen pembiayaan yang dimodifikasi untuk
menjembatani kendala pembiayaan bagi badan usaha yang belum berbadan hukum,
terutama usaha kecil.Syarat pembagian bagi hasil dapat dilakukan terhadap semua bentuk
badan usaha. Pembiayaan dengan pola bagi hasil ini secara tradisional sering kali
digunakan UMKM untuk pengembangan usahanya. Jenis pembiayaan bagi hasil (profit
and loss sharing) ini pun sangat dikenal dalam syariah. Pembiayaan bagi hasil dapat
dilakukan berdasarkan akad musyakarah atau mudharabah.
F. Pola Pembiayaan Modal Ventura
Pola pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan modal ventura, antara lain:
1. Pembiayaan Langsung; yaitu PMV membiayai langsung PPU yang sudah/akan
berbentuk badan hukum. PMV pun dapat berperan aktif dengan menempatkan
wakilnya sebagai anggota direksi maupun komisaris dalam perusahaan tersebut. Pola
pembiayaan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) mendirikan perusahaan
baru dengan pemegang saham PMV dan (2) penemu/penggagas ide atau PMV ikut
menjadi pemegang saham PPU yang sudah ada dengan mengambil porsi modal yang
masih dalam portofolio dengan komposisi jumlah modal disetor ditentukan di awal
kontrak.
2. Pembiayaan Langsung dengan Franchise ; pola pembiayaan ini hampir sama dengan
pola pembiayaan langsung, namun bedanya dalam hal pengawasan yang dilakukan
oleh PMV atau jasa profesional dapat dialihkan kepada franchisor. Dalam pola ini,
PMV lebih berfungsi sebagai penyedia dana/modal kepada PPU.
3. Inti-Plasma; yaitu pola di mana perusahaan inti membina beberapa perusahaan plasma
dalam suatu wadah usaha. Setiap perusahaan plasma harus mendukung usaha
perusahaan inti. Dengan cara ini diharapkan terjadinya kesinambungan yang saling
menguntungkan antara inti dan plasma.
4. Pola Payung; yaitu bentuk pembiyaan yang diberikan kepada suatu perusahaan yang
dimiliki oleh beberapa orang. Masing-masing pemilik mempunyai usaha yang saling
menunjang satu sama lainnya sehingga nilai lebih yang dapat menjadi lebih baik.
Perusahaan dengan pola ini berfungsi sebagai trading house bagi perusahaan para
pemiliknya dan biasanya dikelola oleh tenaga profesional yang tidak mempunyai
hubungan langsung dengan pemilik perusahaan sehingga independensinya dapat
terjaga dengan baik.
5. Kemitraan; pola ini melibatkan perusahan besar yangakan membeli produk barang
dan jasa yang dihasilkan dari perusahaan mitra binaan. Pola ini didahului dengan
kerja sama antar perusahaan besar dengan PMV, selanjutnya PMV melakukan
pembiayaan kepada PPU ataupun sebaliknya.
G. Analisis Penilaian Pembiyaan Modal Ventura
Proses awal pembiayaan modal ventura dimulai dengan melakukan penilaian terhadap
kegiatan usaha calon PPU yang akan dibiayai. Proses penilaian ini dilakukan untuk
menentukan apakah usaha calon PPU layak atau tidak untuk dibiayai. Penelitian mengenai
kondisi usaha calon PPU tersebut dilakukan oleh venture capital account. Kemudian venture
capital committe akan memutuskan apakah suatu permohonan pembiyaan disetujui atau
tidak.
Proses penilaian pembiayaan modal ventura dimulai dari tahap-tahap prosedur
sebagai berikut:
1. Tahap evaluasi atau negoisasi awal, yang meliputi kegiatan:
a. Evaluasi terhadap permohonan pembiayaan;
b. Kondisi persaingan pasangan usaha;
c. Proyeksi pasar;
d. Kondisi tim pengelola;
e. Kemungkinan penggunaan sumber pembiayaan lain;
f. Potensi tingkat keuntungan;
g. Jumlah pembiayan yang dibutuhkan; dan
h. Jangka waktu pembiayaan.
2. Tahap pemeriksaan dan evaluasi lanjutan ( due diligince ) meliputi pemeriksaan,
penelitian, dan evaluasi secara mendalam terhadap:
a. Rencana usaha;
b. Kemampuan manajemen;
c. Keunikan barang/jasa yang diproduk;
d. Teknologi yang digunakan;
e. Kondisi pasar;
f. Asumsi yang digunakan;
g. Strategi pemasaran, proyek keuangan dan strategi pengembangan produk, dan
h. Informasi dari pihak-pihak yang terkait dengan calon PPU (misalnya dengan
pihak pemasok, pelanggan, bankir, dan sebagainya).
3. Tahap negoisasi dan penyelesaian akhir , meliputi:
a. Perumusan hasil penelitian/pemeriksaan/evaluasi;
b. Rekapitulasi mengenai posisi dan jumlah aset/kewajiban, prospek usaha, dan
perkiraan return yang diharapkan;
c. Perumusan mengenai bentuk danstruktur pembiayaan yang diperlukan, dan jenis
instrumen pembiayaan (saham biasa, obligasi konversi, bagi hasil); dan
d. Penyiapan dokumen perjanjian modal ventura dan dokumen lainnya.
4. Tahap pemantauan ( monitoring ), meliputi:
a. Pemantauan perkembangan PPU; dan
b. Evaluasi perkembangan PPU.
5. Tahap divestasi , meliputi kegiatan:
a. Mempertimbangkan/mempersiapkan divestasi; dan
b. Melaksanakan divestasi melalui:
1) Buy back;
2) Penawaran saham melaui pasar global;
3) Pemberian kredit/pinjaman dari bank;
4) Dijual kepada perusahaan lain (tunai/saham); dan
5) PPU dilikuadasi.
H. Kelebihan dan Kekurangan Modal Ventura
+ Kelebihan Modal Ventura :
Sumber dana bagi perusahaan baru.
Adanya penyertaan manajemen.
Kepedulian yang tinggi dari perusahan modal ventura (PMV) terhadap Perusahaan
Pasangan Usaha (PPU) nya.
Dengan adanya penyertaan modal, PPU dapat mencari bantuan dalam bentuk lain.
Modal ventura menaikkan pamor PPU dan PMV itu sendiri.
PPU mendapat mitra baru yang memiliki PMV.
Mendukung usaha kecil yang berpotensi berkembang dan memperluas kesempatan
kerja.
- Kekurangan Modal Ventura:
Jangka waktu pembiayaan yang relatif panjang.
Terlalu selektifnya PMV dalam mencari PPU nya.
Kontrol manajemen PPU dapat diambil alih oleh PMV apabila menunjukkan gejala
kegagalan.
I. Faktor Penghambat Modal Ventura
Lambannya perkembangan usaha modal ventura terutama dari kemampuan
menyalurkan dana pada prinsipnya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
Modal ventura merupakan usaha yang memiliki risiko tinggi.
Modal ventura merupakan konsep pembiayaan baru sehingga fungsi dan peranannya
belum banyak dipahami oleh kalangan dunia usaha, pemodal, maupun pengusaha.
Adanya keengganan pengusaha atas penyerahan sebagian saham pada PMV.
Banyaknya pengusaha yang kurang berminat atau bersedia atas keterlibatan modal
ventura dalam manajemen perusahaan.
Sulitnya PMV menemukan PPU yang memenuhi kriteria untuk dibiayai.
Investor lebih tertarik pada pembiayaan berjangka pendek.
Perangkat peraturan mengenai kegiatan usaha modal ventura dirasa masih sangat
kurang memadai dan kurang mendukung.
Pasar modal sebagai salah satu sarana divestasi masih kurang mendukung.
Kurangnya tenaga profesional yang berpengalaman dalam bidang tertentu.
J. Berita Terkait Modal Ventura di Indonesia
1. “Industri Modal Ventura di Indonesia Masih Minim”
Posted on website of AMVI (Asosiasi Modal Ventura Indonesia) on Saturday, Juny 6th 2015
JAKARTA - Perkembangan industri modal ventura belum tumbuh secara signifikan.
Permasalahan tersebut, didasari masih kurangnya sumber pendanaan bagi industri modal
ventura.
"Kami mengakui perkembangan industri modal ventura kurang menggembirakan
dibandingkan industri lainnya, baik dalam lingkup lembaga pembiayaan maupun industri
keuangan non- bank secara umum," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-
BankOtoritas Jasa Keuangan (OJK), Firdaus Djaelani, dalam Seminar Nasional Revitalisasi
Modal Ventura, di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (27/4/2015).
Selain itu, dia mengatakan bahwa pertumbuhan aset industri modal ventura belum
berkembang secara signifikan. Adapun total aset industri modal ventura pada 2014 tumbuh
9,1 persen, dari Rp8,24 triliun pada 2013 menjadi Rp8,99 triliun pada 2014. Selain itu, total
aset industri modal ventura sebesar 2,4 persen dari total industri pembiayaan yang total
asetnya Rp420,44 triliun.
Kondisi ini sangat tertinggal bila dibandingkan dengan aset industri keuangan non
bank lainnya. Total market size industri modal ventura terhadap Industri Keuangan Non-Bank
(IKNB) sebesar 0,67 persen dari total seluruh aset IKNB sebesar Rp 1.351 triliun. Selain
karena keterbatasan sumber pendanaan murah yang berjangka panjang, masalah ini juga
didasari oleh sumber daya manusia (SDM), maupun pemangku kepentingan yang masih
kurang memperhatikan dalam mengembangkan perusahaan modal ventura dalam negeri.
"Kita akan mendorong mekanisme pembiayaan, maka OJK merasa terpanggil untuk
menyusun Strategi Revitalisasi Modal Ventura di Indonesia sebagai salah satu wujud
pelaksanaan inisiatif strategis OJK pada 2015, yaitu peningkatan akses keuangan dan
penguatan ekonomi kerakyatan berbasis pada sektor ekonomi produktif," tandasnya.
2. “OJK Susun Aturan Soal Modal Ventura”
Posted on website of AMVI (Asosiasi Modal Ventura Indonesia) on Saaturday, Juny 6th2015
Otoritas Jasa KEUANGAN (OJK) berencana merevitalisasi peran dan kapasitas
perusahaan modal ventura. Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB)
OJK, Firdaus Djaelani, mengatakan revitalisasi tersebut dilakukan dengan cara menerbitkan
Peraturan OJK (POJK) mengenai modal ventura.
"Langkah revitalisasi ini akan dituangkan dalam peraturan OJK. Sehingga bisa
hidupkan modal ventura," kata Firdaus di Jakarta , Senin (27/4). Salah satu substansi aturan
adalah perluasan sumber pendanaan bagi perusahaan modal ventura. Perluasan pendanaan ini
bisa dalam bentuk pengelolaan venture fund oleh perusahaan modal ventura dari industri
keuangan lain seperti asuransi dan dana pensiun.
"Dengan mekanisme venture fund ini diharapkan terkumpul dana-dana dari investor
profesional seperti asuransi, dana pensiun dan dana dari pemerintah," kata Firdaus.
Menurutnya, cara ini dapat memperbesar akses bagi perusahaan modal ventura terkait dengan
sumber pendanaan yang lebih baik. Sehingga, perusahaan modal ventura bisa melakukan
pembiayaan kepada perusahaan pasangan usaha atau wirausaha dari sejak pendirian.
Selain mengkaji pengelolaan venture fund, lanjut Firdaus, peraturan juga akan
memberikan keleluasaan bagi perusahaan modal ventura untuk mencari dana dari kegiatan
lain. Termasuk pemberian kesempatan bagi perusahaan modal ventura untuk melakukan
kegiatan dalam bentuk penyediaan jasa pendampingan serta kegiatan usaha berbasis fee.
"Ini untuk mendukung kegiatan modal ventura tetap berjalan, selain perusahaan modal
ventura menunggu hasil (return) dari penyaluran kegiatan dalam bentuk equity participation,
seperti penyediaan modal kerja bagi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)," tutur Firdaus.
Ia mengatakan, industri modal ventura telah ada di Indonesia sejak lama. Namun,
perkembangan industri tersebut berjalan lambat. Bahkan, core business dari perusahaan
modal ventura telah banyak bergeser dari tujuannya semula. Hal ini ditandai dengan
minimnya aktivitas dalam bentuk penyertaan kepada perusahaan pasangan usaha (PPU) baik
dalam bentuk equity participation maupun pembelian obligasi konversi. Atas dasar itu, OJK
berencana akan menerbitkan peraturan terkait dengan perusahaan modal ventura.
Bahkan, untuk menggali lebih dalam sumber pendanaan, lanjut Firdaus, aturan
tersebut juga akan memberikan kesempatan bagi perusahaan modal ventura memperoleh dana
dari luar negeri, seperti yang pernah dilakukan Jepang. Cara ini memerlukan dukungan dari
pemerintah sehingga bentuk kerja sama bisa G to G.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad, menambahkan, upaya
revitalisasi bagi perusahaan modal ventura merupakan hal yang penting. Menurutnya,
revitalisasi ini bertujuan untuk mendorong perkembangan wirausaha di Indonesia baik bagi
perusahaan start up maupun UMKM terutama yang berbasis inovasi dan teknologi baru.
"Industri modal ventura memerlukan terobosan dan dukungan tidak saja dari kalangan
industri modal ventura itu sendiri namun juga dari pemerintah," kata Muliaman.
Wakil Ketua Umum Bidang Perbankan dan Finansial Kamar Dagang Indonesia
(Kadin), Roslan P Roeslani, menyambut baik revitalisasi perusahaan modal ventura ini.
Menurutnya, keberadaan perusahaan modal ventura bisa menjadi jembatan bagi pelaku usaha
sebelum melangkah ke sektor formal seperti perbankan. Terlebih lagi, saat ini banyak
wirausaha yang berakar dari ide bagus tapi kurang dalam hal permodalan. Salah satunya
bisnise-commerce. Ia menilai pengelolaan venture fund oleh perusahaan modal ventura bisa
menjadi jalan terbaik dalam mencari sumber pendanaan.
"Itu sangat baik untuk perusahaan modal ventura. Sehingga bisa bawa perubaan yang
sangat baik terutama kepada dunia usaha terutama dunia usaha yang baru mulai atau start
up," pungkasnya.
Daftar Pustaka
Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Cetakan Ke-1. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP
Ratnawati, Dewi, dkk.2013. Makalah: Modal Ventura. Bogor: Universitas Pakuan.
Website:
http://www.amvi.or.id/item-industri-modal-ventura-di-indonesia-masih-minim.html
http://www.amvi.or.id/item-ojk-susun-aturan-soal-modal-ventura.html