PASAR EKSPOR RI Bidik - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/1448/f92f8ee0_Des15... ·...

1

Transcript of PASAR EKSPOR RI Bidik - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/1448/f92f8ee0_Des15... ·...

Page 1: PASAR EKSPOR RI Bidik - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/1448/f92f8ee0_Des15... · Percepat Transisi Struktur ... rentang 2011—2015 depresiasi rupiah memang memangkas

26 N I A G A & J A S A Senin, 28 Maret 2016

KINERJA DAGANG

Percepat Transisi Struktur Komoditas Ekspor

EKSPANSI WARALABA

Excelso Siap Melenggang ke Asean

PASAR EKSPOR

RI Bidik Timteng

Ardhanareswari [email protected]

Direktur Penelitian Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan selama ini apresiasi maupun depresiasi rupiah tak begitu produktif terhadap performa perdagangan Indonesia.

“Kita berada pada masa transisi. Dalam kondisi ini, kita harus mem-percepat masa transisi dari komo-ditas dan manufaktur. Manufaktur lebih ke heavy industries sambil tetap mempertahankan light indus-tries. Heavy industries memiliki kelebihan karena harganya diten-tukan oleh penjual,” kata Faisal kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Secara logika, menurut dia, eks-por dan impor cenderung sensitif terhadap perubahan nilai tukar. Depresiasi nilai tukar bisa menjadi insentif bagi kinerja ekspor sedangkan apresiasi dapat menjadi disinsentif bagi ekspor.

Namun, pelemahan nilai tukar tersebut juga bisa membuka peluang untuk meningkatkan kapasitas produksi industri meng-ingat harga bahan baku impor menjadi lebih murah.

Kendati demikian, Faisal menu-

turkan, komposisi struktur ekspor Tanah Air yang masih didominasi oleh komoditas mentah dan produk light industries, seperti tek-stil, membuat pengaruh nilai tukar tak terlalu berpengaruh terhadap ekspor dan impor.

Negara dengan komposisi eks-por bernilai tambah tinggi, seperti elektronika, produk teknologi, dan otomotif akan merasakan dampak yang lebih besar terhadap nilai tukar.

Data menunjukkan, selama rentang 2011—2015 depresiasi rupiah memang memangkas eks-por, Selama periode tersebut, tren pertumbuhan ekspor per tahun tercatat minus 4,51%. Secara lebih terperinci, ekspor nonmigas tergerus cukup dalam, yakni 16,53%.

Namun, di sisi lain impor pun tak bertumbuh. Tren pergerakan impor

dalam 2011—2015 tercatat minus 3,87% sedangkan khusus untuk impor nonmigas turun 9,28%. Dalam rentang waktu yang sama nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terdepresiasi lebih dari 50% dari kisaran Rp8.500 per dolar AS menjadi Rp14.600-an per dolar AS.

Di sisi lain, light industries seperti tekstil juga kian terhimpit dengan kehadiran negara-negara tujuan investasi baru, seperti Vietnam dan Bangladesh. Hal ini membuat urgensi transisi dan perubahan struktur eks-por kian penting. Pasalnya, RI juga dinilai sudah tertinggal dengan nega-ra lain sekawasan, seperti Malaysia dan Thailand.

Faisal menambahkan, durasi masa transisi sangat ditentukan oleh kejelian strategi penggalakkan investasi yang memprioritaskan pada transfer teknologi dan integrasi industri pendukung. “Sharing kemitraan antara investor dalam dan luar negeri sangat pen-ting, bukan sekedar ada insentif saja tetapi harus jelas manfaat dan

pelaksanaannya,” tuturnya.

KEBIJAKAN PEMERINTAHSecara terpisah, peneliti dari

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Univer-sitas Indonesia I Kadek Dian Sutrisna menilai peran pemerintah dan otoritas moneter sangat pen-ting untuk membuat nilai tukar mendukung kinerja perdagangan.

Selain itu, performa kinerja eks-por dan impor juga ditentukan oleh kondisi negara tujuan eks-por. Saat ini, Kadek mengungkap-kan, negara tujuan ekspor utama, seperti China, Jepang, dan AS, belum menunjukkan pemulihan kondisi ekonomi yang signifikan.

Alhasil, lanjut Kadek, kiner-ja ekspor juga ditentukan oleh keberhasilan diversifikasi tujuan eks-por. “Pemeri ntah bisa mencari pasar-pasar yang memang masih tumbuh seperti negara-negara di Asean. Namun, pengalihan ekspor memang tidak bisa cepat dan membutuhkan waktu,” ungkap Kadek.

JAKARTA — PT Excelso Multirasa, pe megang merek kedai kopi Excelso, tengah mempersiapkan rencana ekspansi ke pasar Asia Tenggara pada tahun depan lewat skema waralaba.

Direktur Excelso Multirasa Kevin Mergonoto mengatakan ekspansi ter -sebut merupakan langkah perusahaan melebarkan sayap bisnis Excelso hingga pasar luar negeri.

Saat ini, diakui Kevin, pihaknya masih mempelajari seluruh proses legalisasinya, mulai dari syarat izin usaha hingga mencari mitra lokal.

“Masih kami pelajari semua proses per-syaratannya, paling cepat antara tahun depan atau paling lama dua tahun lagi kami mulai buka gerai baru. Negara yang akan kami bidik pun masih dipelajari, yang pasti di pasar Asean dulu,” ujarnya kepada Bisnis, pekan lalu.

Menurutnya, konsep waralaba de -ngan menggandeng mitra lokal akan lebih menguntungkan bagi perusaha-an. Pasalnya, mitra lokal lebih paham dengan kondisi pasar negara yang dituju.

Sebelumnya, lanjut Kevin, sudah ada beberapa mitra lokal dari Arab Saudi, Malaysia, dan Hong Kong yang sudah mengajak perusahaan untuk membuka gerainya di negara tersebut.

Namun, niat tersebut urung dija-lankan sebab perusahaan belum memiliki perencanaan matang. Apalagi, sambungnya, merek Excelso juga belum begitu memiliki panggung di Indonesia.

“Saat mereka [Arab Saudi, Malaysia, dan Hong Kong] menawarkan pem -bukaan gerai di sana, kami masih melakukan riset. Banyak tahapan yang perlu kami siapkan, belum lagi harus tes market-nya.”

Sembari menunggu rencana itu ter-wujudkan, pada tahun ini perusaha-an giat membuka gerai baru untuk memperlebar penetrasi pasar Excelso sebanyak 14 unit di pasar dalam nege-ri, dengan lokasi yang siap dibidik Excelso antara lain Jambi, Yogyakarta, Banjarmasin, dan Sulawesi.

Sampai saat ini, Excelso sudah memiliki 123 gerai di 35 kota seluruh Indonesia. Bila target pembukaan gerai terpenuhi, dengan demikian total gerai yang dimiliki perusahaan akan mencapai 157 gerai.

Adapun, investasi yang disiapkan un -tuk membuka gerai mencapai Rp1 mili-ar—Rp2 miliar. Secara kumulatif, dana yang dibutuhkan sekitar Rp14 miliar-Rp28 miliar.

Perusahaan berharap pembukaan 14 gerai pada tahun ini dapat mendorong pertumbuhan pendapatan perusahaan hingga 15% dari realisasi tahun lalu. Tahun lalu, menurutnya, pendapat-an perusahaan sempat tergerus akibat terdampak perlambatan ekonomi.

“Kondisi kemarin agak lesu, pertum-buhannya hanya sekitar 12%. Tahun ini kami harapkan bisa tumbuh 15, lebih baik lagi.” (Marsya Nabila)

JAKARTA — Ke men -terian Perdagangan mem bidik Kuwait dan Oman untuk mem -perluas pasar ekspor di Timur Tengah de -ngan sasaran pada lima sektor, yakni perda -gangan, energi, in ves -tasi, perbankan, dan ketenagakerjaan pro fe -sional.

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Ke -men dag Nus Nuzulia Ishak akan memimpin misi dagang ke Timur Tengah pada 27 Maret-1 April.

“Dalam kondisi per-ekonomian Eropa Barat dan Amerika Serikat yang belum sepenuhnya pulih, Timur Tengah adalah pasar potensial bagi produk ekspor In -donesia,” katanya dalam siaran pers, akhir pekan lalu.

Dalam lawatan nya itu, Kemendag meng -gan deng 14 pelaku usaha yang terdiri dari 10 eksportir, 3 perusaha-an penempatan tenaga kerja Indonesia, serta PT Pupuk Indonesia. Adapun, produk yang akan ditawarkan a.l. sprei linen, ikan tuna dan makarel, kertas dan produk kertas, aksesori kamar mandi, dekorasi, sabun, obat-obatan, pupuk, alat listrik, dan mutiara. (Ardhanareswari)

Pergerakan nilai tukar selama ini dinilai tak terlalu berdampak pada performa perdagangan RI.

Peran pemerintah dan otoritas moneter sangat penting untuk membuat nilai tukar mendukung kinerja perdagangan.

JAKARTA — Pemerintah harus mempercepat transisi struktur komoditas ekspor unggulan dari produk light industries menuju heavy industries

agar fluktuasi nilai tukar berdampak lebih besar pada kinerja ekspor dan impor.

Nilai Tren

2011 2012 2013 2014 2015 (%)Ekspor 203,49 190 182,55 176,29 150,28 -6,59

• Migas 41,47 36,97 32,63 30,33 18,55 -16,53

• Nonmigas 162 153,04 149,92 145,96 131,73 -4,51

Impor 177,43 191,69 186,63 178,18 142,69 -4,96

• Migas 40,70 42,56 45,27 43,46 24,61 -9,38

• Nonmigas 136,73 149,12 141,36 134,72 118,08 -3,87

Perkembangan Ekspor & Impor Indonesia Periode 2011-2015 (US$ miliar)

Sumber: Kemendag, diolah BISNIS/HUSIN PARAPAT

Bisnis/Rahmatullah

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata Tazbir (kiri) memainkan wayang disaksikan seorang dalang saat pembukaan Semarak Wayang Pesona Indonesia 2016 di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Sabtu (26/3). Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pariwisata nusantara dengan memberikan wadah bagi pengembangan budaya wayang sebagai daya tarik wisata.

Direktur Siloam Hospitals Simatupang Marganda Pasaribu (kedua kiri) bersama Corporate & Insurance Account Manager Tina Esadiarti (kiri), menyaksikan pasien Nessa (kanan) didampingi suami Raimond, mewarnai kertas bergambar telur dalam rangka memperingati Paskah dan membantu mengurangi rasa stres pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut di Jakarta, Minggu (27/3). PT Siloam International Hospitals Tbk., mendulang pendapatan hingga Rp4,14 triliun pada 2015, naik dari tahun sebelumnya Rp3,34 triliun.

Bisnis/Dwi Prasetya

TERAPI PASIEN RS SILOAM

PENGEMBANGAN BUDAYA WAYANG

INDUSTRI

pusdok
Typewritten Text
Bisnis Indonesia, 28 Maret 2016