Partisipasi Politik Di Indonesia

7
Partisipasi Politik BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Partisipasi politik merupakan kehendak sukarela masyarakat aik indi!idu maupun kel dalam me"u#udkan kepentingan umum. $eagaimana dikemukakan oleh %Herert Mi&losky' (1))1*)+ ah"a partisipasi politik adalah kegiatan,kegiatan sukarela dari "arga mas melalui dimana mereka mengamil agian dalam proses pemulihan penguasa- dan se&ara langsung atau tidak langsung- dalam proses pementukan kei#akan umum. Dalam hal in sikap dan perilaku politik indi!idu seyogyanya mendasari pada kehendak hati nurani rela dalam konstest kehidupan politik. Partisipasi politik amat urgen dalam kontes dinamika perpolitikan di suatu masyarak dengan partisipasi politik dari setiap indi!idu maupun kelompok masyarakat maka nis ter"u#ud segala yang menyangkut keutuhan "arga masyarakat se&ara uni!ersal. $ehing demikian- keikutsertaan indi!idu dalam masyarakat merupakan aktor yang sangat pent me"u#udkan kepentingan umum. Dan paling ditekankan dalam hal ini terutama sikap dan perilaku masyarakat dalam kegiatan politik yang ada. Dalam artian setiap indi!idu menyadari peranan mereka dalam mendirikan kontriusi seagai insan politik. Dalam h peranan meliputi pemerian suara- kegiatan menghadiri kampanye serta aksi demonstr Namun kegiatan,kegiatan sudah arang tentu harus diarengi rasa sukarela seagai k spontanitas indi!idu maupun kelompok masyarakat dalam partisipasi politik. Dengan k kegiatan politik ini pula- intensitas daripada tingkat partisipasi politik "arga ma termani estasi. /leh karena itu- sikap dan perilaku "arga masyarakat dalam kegiatan erupa pemerian suara dan kegiatan kampanye dalam pemilihan kepala daerah merupak parameter dalam mengetahui tingkat kesadaran partisipasi politik "arga masyarakat. Paling tidak "arga masyarakat ikut terliat dalam kegiatan,kegiatan politik sekalig agian untuk mempengaruhi pemerintah dalam keputusan politik. Pemilihan kepala dae seagai "ahana menyalurkan segala aspirasi masyarakt melalui suksesi dalam pemiliha daerah- peran "arga masyarakat terutama dalam mempengaruhi keputusan politik sangat prioritas. Dengan adanya pemilihan kepala daerah setiap indi!idu maupun kelompok m dapat memani estasikan kehendak mereka se&ara sukarela- tanpa pengaruh dari siapapu hal ini setiap anggota masyarakat se&ara langsung dapat memerikan suara dalam pemi serta akti dalam menghadiri kegiatan,kegiatan politiknya- seperti kampanye. Namun keakti an anggota masyarakat aik dalam memerikan suara maupun kegiatan kamp tentu harus didorong oleh sikap orientasi yang egitu tinggi. Dan disamping itu pul dan moti!asi "arga masyarakat dalam kegiatan politik seagaimana di kemukakan tadi penting untuk menopang tingkat partisipasi politik terhadap pemilihan kepala daera dengan adanya sikap antusias dari "arga masyarakat dalam partisipasi politik tentu pada konsekuensi pada tatanan politik yang stail. /leh karena kesadaran dan pemah politik merupakan penun#ang dalam me"u#udkan stailitas politik masyarakat dengan dan pemahaman politik pula setiap sikap dan perilaku masyarakat se&ara partisipasi ter"u#ud seagaimana mestinya. Namun demikian sikap dan perilaku anggota masyarakat dalam partisipasi politik kad

description

politikpartisipasi

Transcript of Partisipasi Politik Di Indonesia

Partisipasi Politik BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah Partisipasi politik merupakan kehendak sukarela masyarakat baik individu maupun kelompok dalam mewujudkan kepentingan umum. Sebagaimana dikemukakan oleh Herbert Miclosky (1991:9) bahwa partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui dimana mereka mengambil bagian dalam proses pemulihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum. Dalam hal ini setiap sikap dan perilaku politik individu seyogyanya mendasari pada kehendak hati nurani secara suka rela dalam konstest kehidupan politik. Partisipasi politik amat urgen dalam kontes dinamika perpolitikan di suatu masyarakat. Sebab dengan partisipasi politik dari setiap individu maupun kelompok masyarakat maka niscaya terwujud segala yang menyangkut kebutuhan warga masyarakat secara universal. Sehingga demikian, keikutsertaan individu dalam masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam mewujudkan kepentingan umum. Dan paling ditekankan dalam hal ini terutama sikap dan perilaku masyarakat dalam kegiatan politik yang ada. Dalam artian setiap individu harus menyadari peranan mereka dalam mendirikan kontribusi sebagai insan politik. Dalam hal ini peranan meliputi pemberian suara, kegiatan menghadiri kampanye serta aksi demonstrasi. Namun kegiatan-kegiatan sudah barang tentu harus dibarengi rasa sukarela sebagai kehendak spontanitas individu maupun kelompok masyarakat dalam partisipasi politik. Dengan kegiatan-kegiatan politik ini pula, intensitas daripada tingkat partisipasi politik warga masyarakat dapat termanifestasi. Oleh karena itu, sikap dan perilaku warga masyarakat dalam kegiatan politik berupa pemberian suara dan kegiatan kampanye dalam pemilihan kepala daerah merupakan parameter dalam mengetahui tingkat kesadaran partisipasi politik warga masyarakat. Paling tidak warga masyarakat ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan politik sekaligus mengambil bagian untuk mempengaruhi pemerintah dalam keputusan politik. Pemilihan kepala daerah sebagai wahana menyalurkan segala aspirasi masyarakt melalui suksesi dalam pemilihan kepala daerah, peran warga masyarakat terutama dalam mempengaruhi keputusan politik sangat prioritas. Dengan adanya pemilihan kepala daerah setiap individu maupun kelompok masyarakat dapat memanifestasikan kehendak mereka secara sukarela, tanpa pengaruh dari siapapun. Dalam hal ini setiap anggota masyarakat secara langsung dapat memberikan suara dalam pemilihan serta aktif dalam menghadiri kegiatan-kegiatan politiknya, seperti kampanye. Namun keaktifan anggota masyarakat baik dalam memberikan suara maupun kegiatan kampanye tentu harus didorong oleh sikap orientasi yang begitu tinggi. Dan disamping itu pula kesadaran dan motivasi warga masyarakat dalam kegiatan politik sebagaimana di kemukakan tadi sangat penting untuk menopang tingkat partisipasi politik terhadap pemilihan kepala daerah. Karena dengan adanya sikap antusias dari warga masyarakat dalam partisipasi politik tentu membawa pada konsekuensi pada tatanan politik yang stabil. Oleh karena kesadaran dan pemahaman politik merupakan penunjang dalam mewujudkan stabilitas politik masyarakat dengan kesadaran dan pemahaman politik pula setiap sikap dan perilaku masyarakat secara partisipasi dapat terwujud sebagaimana mestinya. Namun demikian sikap dan perilaku anggota masyarakat dalam partisipasi politik kadang kala mengarah pada sikap apatis, sinisme, dan arogan sehingga yang demikian ini mempengaruhi partisipasi mereka dalam pemilihan kepala daerah. Yang akhirnya mereka enggan memberikan suara dalam pemilihan dan juga tidak menghadiri kegiatan-kegiatan politik (kampanye). Fenomena-fenomena ini selalu muncul dimana-mana lebih-lebih lagi dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah. Uraian yang dikemukakan tersebut dapat melahirkan suatu kesimpulan bahwa pemahaman nilai-nilai politik dalam masyarakat merupakan hal yang urgen dalam mewujudan intensitas partisipasi politik warga masyarakat secara sukarela dan eksis dalam kegiatan-kegiatan politik. Desa suka makmur suatu tempat sasaran yang menjadi lokasi penelitian, berada di kecamatan patilanggio kabupaten pohuwato yang memiliki jumlah penduduk hak pilih dalam pilkada sejumlah 2.250 jiwa. Kondisi politik di desa ini cukup stabil, dan juga pemahaman politik warga masyarakat relatif. Namun yang menjadi catatan melalui hasil pengamatan peneliti bahwa; dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah 2006 mengalami beberapa masalah sebagai berikut: 1.Sebagian besar anggota masyarakat tidak memberikan hak suara dalam pilkada (golput) 2.Warga masyarakat enggan menghadiri setiap kegiatan politik (kampanye)

Masalah-masalah tersebut diatas disebabkan oleh dua faktor yaitu: 1.Anggota masyarakat menganggap bahwa kepala daerah tidak memberikan kesejahteraan bagi kehidupan masyarakat. 2.Adanya pengaruh intimidasi tokoh politik terhadap anggota masyarakat sebagai hak pilih sehingga bagi peneliti hal-hal ini merupakan sebuah kekeliruan dalam tatanan politik. Karena peneliti berasumsi bahwa sikap masyarakat tersebut kurang menyadari rasa partisipasi politik, sehingga lebih kompleks lagi apabila mengarah pada sikap apatis dan sinisme terhadap pemilihan kepala daerah.Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan tersebut maka peneliti tertarik mengadakan penelitian, dengan memfokuskan pada rendahnya tingkat partisipasi politik di desa suka makmur dalam pilkada (sebuah penelitian di desa suka makmur kecamatan patilanggio kabupaten pohuwato).

1.2Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian-uraian dalam latar belakang diatas, maka penulis melakukan identifikasi masalah antara lain: 1.Masih sebagian besar anggota masyarakat enggan melakukan hak pilih dalam pilkada2.Adanya rasa pasif dalam mengikuti kegiatan politik (kampanye) 3.Adanya pengaruh negatif propaganda politik dari elit penguasa1.3Rumusan Masalah Dengan mendasari pada identifikasi masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian yakni bagaimana meningkatkan pemahaman rasa partisipasi politik anggota masyarakat desa suka makmur terhadap pemilihan kepala daerah.

1.4Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam melakukan penelitian yakni; 1.Untuk mengetahui tingkat partisipasi anggota masyarakat suka makmur terhadap pilkada.2.Untuk mendeteksi sejauh mana frekuensi politik anggota masyarakat suka makmur dalam kegiatan politik.3.Untuk mengetahui pemahaman politik masyarakat suka makmur.4.Untuk mengetahui apakah anggota masyarakat suka makmur masih terpengaruh dengan propaganda politik dari elit penguasa.

1.5Manfaat Penelitian Manfaat daripada dilaksanakannya penelitian yaitu; 1.Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang penulisan karya ilmiah bagi penulis.2.Bagi objek penelitian, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukkan tentang tingkat partisipasi politik masa mendatang.3.Bagi penulis, hasil penelitian ini menjadi suatu bahan perbandingan tentang tingkat partisipasi politik masa mendatang. 4.Dapat menambah pengetahuan secara empiris bagi penulis mengenai partisipasi politik. BAB IIKAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1Konsep Partisipasi Politik 2.a.1Pengertian Partisipasi Politik Apakah yang dimaksud dengan partisipasi politik itu? Sebagai defenisi umum dapat dikatakan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan cara memilih pimpinan dan secara langsung dan secara tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy). Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum atau kepala daerah, menghadiri kegiatan (kampanye), mengadakan hubungan (contakting) dengan pejabat pemerintah, atau anggota parlement dan sebagainya. Herbert Meclosky (1994:3), berpendapat bahwa partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan suka rela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum. Berdasarkan defenisi ini, partisipasi warga masyarakat menekankan pada keikutsertaan individu maupun kelompok masyarakat untuk melakukan kegiatan politik secara aktif. Dimana setiap anggota masyarakat, seyogyanya memberikan suara dalam pemilihan kepala daerah. Dan juga dijelaskan bahwa kegiatan sukarela adalah dimana dalam pelaksanaan pemberian suara dalam pemilihan tanpa pengaruh paksaan dari siapapun. Norman H. Nie (2002:9), dan Sidney Verba partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga negara yang loyal sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat negara/tindakan-tindakan diambil oleh mereka, yang teropong terutama adalah tindakan-tindakan yang bertujuan mempengaruhi keputusan-keputusan pemerintah yaitu usaha-usaha untuk mempengaruhi alokasi nilai secara otoritatif untuk masyarakat.

Dari uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi warga masyarakat, tindakan yang dilakukan demi mencapai kepentingan umum, yang berdasarkan pada nilai-nilai yang legal. Dalam hal ini partisipasi politik lebih menekankan pada beberapa hal yaitu: a.Sikap warga masyarakat terhadap pemimpin b.Kerjasama antara anggota masyarakat dengan pemimpin dalam mempengaruhi keputusan politikc.Perilaku warga masyarakat dalam kegiatan politik harus didorong oleh nilai-nilai ideal. d.Keikutsertaan warga masyarakat memberikan hal suara dalam pemilihan suka rela Gabriel Almond (2004:26), berpendapat bahwa yang dinamakan partisipasi politik hanya terbatas pada kegiatan sukarela saja yaitu: kegiatan yang dilakukan tanpa paksan atau tekanan dari siapapun. Milbiath (2001:143), menjelaskan partisipasi sebagai dimensi utama stratifikasi sosial.. dia membagi partisipasi politik menjadi empat bagian yaitu: 1.Pemimpin Politik Pemimpin politik adalah pemegang kekuasaan yang memiliki legitimasi secara abash dari warga masyarakat. Pemimpin politik ini selalu memberikan perlindungan terhadap masyarakat sebagai objek kekuasaan. 2.Aktivis Politik Aktivis politik adalah orang-orang yang selalu menghadiri setiap kegiatan politik3.Komunikator Komunikator adalah orang yang menerima dan menyampaikan ide, sikap dan informasi politik lainnya kepada orang lain.4.Warga Negara Warga negara adalah semua individu maupun kelompok yang turun serta dalam agenda politik.

Partisipasi politik dapat pula dikategorikan berdasarkan jumlah pelaku, yakni individual dan kolektif. Maksudnya, seseorang yang ikut memberikan keputusan politik lewat kegiatan politik. Sebaliknya partisipasi secara kolektif tentu menyangkut kegiatan warga negara secara serentak untuk mempengaruhi penguasa seperti dalam proses pemilihan. Selanjutnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku politik individu. Menurut model ini terdapat empat faktor yang mempengaruhi perilaku politik seseorang actor politik. Pertama, lingkungan sosial tak langsung,seperti sistem politik, sistem ekonomi, budaya, dan media massa. Kedua, lingkungan sosial politik yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian actor, seperti keluarga, agama, sekolah, dan kelompok pergaulan. Ketiga, struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu. Keempat, faktor lingkungan sosial politik langsung berupa situasi yaitu keadaan yang mempengaruhi actor secara langsung ketika hendak melakukan suatu kegiatan seperti kehadiran orang lain, suasana kelompok, dan ancaman dengan segala bentuknya. Faktor lingkungan sosial politik tak langsung mempengaruhi lingkungan sosial politik yang berupa sosialisasi, interalisasi dan politisas. Selain itu mempengaruhi juga sosial politik langsung berupa situasi. Faktor lingkungan yang akan mempengaruhi secara langsung oleh satu dari kedua faktor yang mencakup struktur kepribadian atau sikapnya terhadap objek kebijakan.

2.a.2Frekuensi Partisipasi Politik Sey Mour Martin Lipset, menjelaskan bahwa frekuensi partai politik dapat dilihat sebagai berikut: a.Jumlah orang yang mengikuti kegiatan yang tidak intensif, yaitu kegiatan yang tidak banyak menyita waktu yang biasanya tidak berdasarkan prakarsa sendiri, seperti memberikan suara dalam pemilihan umum besar sekali. b.Mengikuti kegiatan lebih intensif adalah melibatkan diri dalam kampanye.

2.a.3Hirarki Partisipasi Politik Warga Masyarakat Telah dijelaskan oleh Ramlan Subakti bahwa partisipasi politik warga anggota masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor: 1.Rasa kepercayaan dan keyakinan terhadap pemerintah rendah maka partisipasi menjadi pasif. 2.Rasa kesadaran hak dan kewajiban sebagai warga negara dan juga kepercayaan kepada pemerintah tinggi maka rasa partisipasi menjadi aktif. Dijelaskan pula oleh David Easton, beliau mengatakan bahwa tingkat partisipasi politik di pengaruhi oleh orientasi psikologis terhadap objek sosial yaitu dalam bentuk orientasi, kognitif, afektif, dan evaluatif. Orientasi yang bersifat kognitif menyangkut pemahaman dan keyakinan individu terhadap sistem politik dan atributnya sementara erientasi yang bersifat afektif menyangkut ikatan emosional yang dimiliki oleh diindividu terhadap sistem politik sedangkan orientasi yang bersifat evaluatif menyangkut kapasitas individu dalam rangka memberikan penilaian terhadap sistem politik yang sedang berjalan dan bagaimana peran individu di dalamnya.

2.2Kerangka Pemikiran Dalam mewujudkan proses politik tentunya adanya rasa politik individu dan kelompok masyarakat dalam berbagai kegiatan politik. Kesadaran politik ini sudah barang tentu ditopang dengan pemahaman yang tinggi melalui sosialisasi kepada individu dan kelompok masyarakat sehingga dengan demikian timbulnya orientasi psikologi politik yang ideal, dimana anggota masyarakat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan politik sebagai didefenisikan bahwa partisipasi politik adalah keikutsertaan masyarakat dalam berbagai kegiatan politik secara sukarela tanpa ada pengaruh tekanan paksaan dari siapapun sehingga indikator yang diukur dalam kegiatan politik, memberikan suara dalam pemilihan dan tidak adanya pengaruh tekanan paksaan dari siapapun.

2.3Hipotesis Adapun hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah dugaan meningkatkan kesadaran partisipasi politik masyarakat terhadap pemilihan kepala daerah (di desa suka makmur kecamatan patilanggio kabupaten pohuwato).

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1Tempat Dan Waktu Penelitian Lokasi yang menjadi objek penelitian di desa suka makmur kec. Patilanggio kabupaten pohuwato. Adapun alasan penelitian untuk memfokuskan penelitian ini, karena lokasi ini memenuhi karakteristik, serta tujuan penelitian, selain itu data yang digunakan sebagai bahan penelitian yang belum memadai dan mudah untuk memperolehnya, baik dilihat dari segi waktu biaya dan tenaga yang diperlukan. Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 1 minggu, dimulai dari tanggal 4 sampai tanggal 10 desember 2008.

3.2Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penetilian ini adalah kualititatif. Melalui metode ini dapat dilihat masalah yang akan diteliti.

3.3Populasi Dan Sampel Penelitian 3.3.1Populasi Sudjana (1994:6) mengemukakan bahwa populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin dari hasil menghitung atau pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik terntentu dari semua anggota yang lengkap dan jelas yang inginn dipelajari sifat-sifatnya. Dalam kaitan ini maka peneliti menetapkan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga masyarakat di desa suka makmur kecamatan patilanggio kabupaten pohuwato.

3.3.2Sampel Sampel merupakan sejumlah karakteristik yang dapat mewakili karakteristik populasi. Dijelaskan oleh Arikunto (2002:122), bahwa untuk menetapkan sampel sebagai berikut apabila jumlah populasi kurang dari 100 maka yang menjadi sampel adalah keseluruhan dari populasi yang ada. Sehubungan dengan hal tersebut maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah tokoh masyarakat, tokoh agama, BPD, dan kepala-kepala dusun.

3.4Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dari responden yang akan diteliti maka peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1.Angket Dimana dalam teknik ini akan disediakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang akan dijawab oleh responden yang ditentukan. Dalam hal ini seluruh anggota yang ada di desa suka makmur.2.Observasi Merupakan teknik tambahan dimana peneliti mengadakan pengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek penelitian.3.WawancaraWawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab. Sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu tertentu. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan warga masyarakat desa suka makmur kecamatan patilanggio kabupaten pohuwato.

3.5Sumber Data a.Data Primer Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan data primer yang sebagai salah satu sumber data melalui berbagai literatur berupa kajian pustaka dan pihak-pihak yang ada dilokasi penelitian yaitu tokoh masyarakat dan pemerintah desa.

b.Data Sekunder Adapun sumber data lain yang menunjang dalam pengambilan data adalah data sekunder yakni majalah, Koran dan media massa lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Almon, Gabriel. 2004. The Civic Culture. Jakarta: prinecton university press. Gelbert Meclosky. 1994. Ciri-Ciri Partisipasi Politik: Pustaka Pelajar Off Set. Huntington, Samuel P. Politicical Order In Cgangin Sociatied: University Press. Norman H. Hie. 2002. Partisipasi Politik. Jakarta: Gramedia. Nean Gaffer. 2004. Politik Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.