SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI...

152
SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIK: Peran Kesbangpol terhadap Partisipasi Politik Pemilih Pemula di Kota Depok Tahun 2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: 1441H/2019M Cherlinda Hestiane Cahyani 11151120000021 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Transcript of SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI...

Page 1: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIK:

Peran Kesbangpol terhadap Partisipasi Politik Pemilih Pemula di Kota Depok

Tahun 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

1441H/2019M

Cherlinda Hestiane Cahyani

11151120000021

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Page 2: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula
Page 3: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula
Page 4: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula
Page 5: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

v

ABSTRAK

Skripsi ini menganalisa tentang sosialisasi politik yang diselenggarakan oleh

Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) untuk masyarakat Depok.

Kesbangbpol merupakan departemen pemerintahan yang mengurus bidang politik

dan kestuan bangsa. Mulai dari 2015, Kesbangpol secara konsisten berupaya

meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya pemilih pemula, dengan

menyelenggarakan sosialisasi politik secara rutin untuk pelajar SMA sederajat di

Kota Depok. Mengacu pada hasil pemilu tahun-tahun sebelumnya mulai dari 2014-

2019, partisipasi politik pemilih di Depok masih sangat rendah yaitu menyentuh

angka hanya 68% tahun 2014 dan 58% 2015. Angka partisipasi ini berubah pada

pemilu berikutnya; menjadi 70% hingga 87%. Angka ini menunjukkan bahwa

partisipasi pemilih Depok lebih aktif dan meningkat. Melihat perolehan kenaikan

angka partisipasi politik di Depok, penulis ingin meneliti apakah kenaikan partisipasi

politik masyarakat di Depok dipengaruhi oleh sosialisasi politik yang telah dilakukan

oleh Kesbangpol.

Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed method): kualitatif dan

kuantitafif. Metode ini didukung dengan teori sosialisasi politik (Paul Allen Beck)

dan partisipasi—konvensional dan non-konvensional (Gabriel A. Almond). Teori-

teori tersebut penulis rumuskan menjadi indikator penilaian pada setiap variabel

sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula (Y).

Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 siswa yang berasal dari 5 SMA

sederajat di Depok yang telah memperoleh sosialisasi politik Kesbangpol pada 2018.

Hasil penelitian menunjukkan sosialisasi politik Kesbangpol berpengaruh

signifikan terhadap partisipasi pemilih pemula di Depok yaitu sebesar 43,6%.

Menurut para peserta sosialisasi, Kesbangpol telah melakukan sosialisasi dengan

sangat baik dan dilakukan dengan perencanaan yang matang. Banyak upaya yang

dilakukan oleh Kesbangpol untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dengan

memberikan wawasan pengetahuan mengenai ilmu bernegara, yang membahas

seputar demokrasi, Pancasila, UUD 45, pemilu, Bhineka Tunggal Ika dan banyak

materi lainnya yang disampaikan demi menunjang dan mendongkrak pengetahuan

masyarakat khususnya pemilih pemula mengenai politik.

Kata Kunci : Sosialisasi Politik, Partisipasi Politik, Kesbangpol, Pemilih Pemula,

Kota Depok.

Page 6: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur tercurah kepada Tuhan YME karena berkat rahmat, hidayah dan

limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini. Shalawat

serta salam penulis panjatkan kehadirat besar Nabi Muhammad SAW yang telah

memberikan umatnya kenikmatan hidup di masa yang terang benderang seperti saat

ini.

Skripsi ini berjudul ―Peran Sosialisasi Politik Kantor Kesatuan Bangsa dan

Politik Depok (Kesbangpol) terhadap Partisipasi Politik Pemilih Pemula Tahun 2018

di Kota Depok‖. Pembuatan skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses pengerjaannya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

memiliki kekurangan. Tanpa adanya bantuan, dukungan, doa, dari berbagai pihak

yang ada di lingkungan penulis penulis mungkin tidak bisa menyelesaikan penelitian

ini dengan maksimal. Izinkan penulis memberikan ungkapan rasa terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Bruhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A selaku Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Ali Munhanif, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh jajarannya.

Page 7: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

vii

3. Dr.Iding Rosyidin, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Suryani, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Idris Thaha, M.si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak

bantuan kepada penulis mulai dari membimbing, mengkritik dan memberikan

dorongan untuk penulis dalam merampungkan penelitian ini.

6. Terima kasih kepada penguji 1 Dra.Gefarina Djhohan, MA dan Penguji 2 Ana

Sabhana Azmy, M.I.P telah bersedia untuk menguji serta memberikan kritik dan

masukan yang membangun untuk meningkatkan kualitas penelitian penulis demi

menperoleh kesempurnaan pada penulisan skripsi ini.

7. Seluruh dosen pengajar Program Studi Ilmu Politik yang tidak bisa disebutkan

satu per satu. Terima kasih atas seluruh ilmu yang berkualitas dan bermanfaat

semasa penulis menimba ilmu FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Orang tua tercinta Bapak Kabul Arman dan Mama Rumiati. Serta Adik Rizky

Dwi Mannadi. Mungkin ucapan terima kasih tidak cukup untuk menggambarkan

segala dukungan dan doa yang disampaikan untuk segera merampungkan skripsi

ini.

9. Kepada seluruh pejabat Kesbangpol Depok, yang telah membantu penulis untuk

memperoleh data selama proses penelitian. Terkhusus untuk Pakde Prawoto yang

sangat membantu penulis untuk membuat janji wawancara kepada seluruh

simpul-simpul tokoh kunci dari sosialisasi politik Kesbangpol.

Page 8: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

viii

10. Sahabat-sahabat penulis yang telah berjalan bersama lebih dari 8 tahun, Intan

Sugiyanti, Dominik Leander, Muthia Maulida, dan Fanny Syawbrianti. Semoga

persahabatan kita akan bejalan selamanya. Kutitipkan doa agar kita memiliki

masa depan yang cerah dan dapat sukses bersama.

11. Seluruh kanda/yunda keluarga besar HMI KOMFISIP Cab. Ciputat.

12. Teman teman SOA Indonesia yang selalu memberikan dukungan kepada penulis,

selalu menghibur penulis ketika penulis merasa sudah lelah dengan semua drama

skripsi yang dilewati. Kakak-kakak tersayang Oki, Dita, Indah, Ayu, Ina,

Adit. Serta adik-adik yang gesrek Ami, Nia, Cena, Shirin. Dan teman

seperjuangan Ilham.

13. Sahabat-sahabat penulis yang selalu menemani dan mendengarkan keluh kesah

penulis Inas Amirah, Desi, Fajar Eko, Intan Suci Utari, Audy Saphira, Inaas, dan

Helma

14. Teman Seperbimbingan Lila Nurbaiti, Daffa Daud, dan Faiz Kamil yang

senantiasa berjalan bersamaan untuk merampungkan tugas akhir.

15. Junior-junior terdekat, terima kasih atas segala dukungan yang diberikan. Sarah

Soraya, Yolanda, Laras, Ipit, Astari, Eva, dan Alsi. Yang selalu memberikan

dukungan kepada penulis.

16. Teman-teman kelas A Ilmu Politik 2015, yang tidak bisa penulis sebutkan satu-

persatu. Terima kasih atas memori indah bersama, semoga perjuangan kita dalam

memperoleh ilmu dapat digunakan dengan maksimal dalam kehidupan.

Page 9: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

ix

17. Yang tersayang Rahmat Sahputra yang selalu tegar, sabar dan selalu di sisi

penulis.

Tanpa adanya mereka semua, penulis tidak yakin dapat merampungkan

penelitian ini dengan baik. Penulis berharap setiap doa, dukungan serta bantuan yang

diberikan mendapatkan balasan anugrah kenikmatan dari Allah SWT. Penulis sadar

bahwa penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan di banyak sisi. Tetapi

penulis berharap bahwa penilitian ini dapat berguna bagi pembaca dan Kesbangpol

Depok. Akhir kata terima kasih banyak atas semua pihak yang mungkin tidak penulis

cantumkan sebelumnya, atas segala dukungan, bantuan, dan doanya penulis ucapkan

rasa syukur sebesar-besarnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Page 10: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

x

DAFTAR ISI

SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIK: ............................................... i

PERNYATAAN BEBAS PLAGIRISME .......................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ................................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 10

D. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 11

E. Sistematika Penulisan .............................................................................. 15

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP ................................................................ 18

A. Teori Sosialisasi Politik .................................................................................. 18

A.1. Pengertian Sosialisasi Politik .................................................................. 18

A.2. Agen-Agen Sosialisasi Politik ................................................................. 22

1.Keluarga ............................................................................................ 22

2.Sekolah.............................................................................................. 22

3.Kelompok Pergaulan ......................................................................... 23

4.Media Massa ..................................................................................... 23

5.Kontak-Kontak Politik Langsung ....................................................... 23

A.3. Proses Penyelenggaraan Sosialisasi Politik .............................................. 26

A.4. Metode Sosialisasi Politik ....................................................................... 29

1.Imitasi .................................................................................................. 29

2.Sosialisasi Politik Antisipatoris ............................................................ 30

3.Edukasi atau Pendidikan Politik ........................................................... 30

Page 11: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

xi

4. Pengalaman Politik.............................................................................. 31

A.5. Perspektif implementasi dalam Sosialisasi Politik................................... 31

A.6. Tujuan Sosialisasi Politik ....................................................................... 32

D. Pengertian Pemilih Pemula ...................................................................... 34

E. Partisipasi Politik .................................................................................... 36

F. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 40

G. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 42

BAB III METODE PENELITIAN CAMPURAN (MIXED METHOD RESEARCH).... 43

A. Pendekatan Penelitian .............................................................................. 43

B. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 44

C. Teknik Pengumpulan Data....................................................................... 45

D. Variabel dan Pengukuran ......................................................................... 47

E. Operasionalisasi Konsep .......................................................................... 48

F. Populasi dan Sampel Penelitian. .............................................................. 50

G. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................... 52

H. Uji Instrumen Penelitian .......................................................................... 53

H.1. Uji Validitas ........................................................................................... 53

H.2. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 55

I. Metode Analisis Data. ............................................................................. 55

I.1. Analisis Statistik Deskriptif ..................................................................... 56

I.2.Uji Normalitas ........................................................................................... 56

I.3. Uji Linearitas ........................................................................................... 57

I.4. Uji Korelasi (Hubungan) .......................................................................... 58

I.5. Uji Regresi Linier Sederhana .................................................................... 58

BAB IV KESBANGPOL DEPOK DAN SOSIALISASI POLITIK ............................... 60

A. Profil Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Depok. .......... 60

B. Struktur Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik. ......................................... 61

C. Program-Program dan Kegiatan Kerja Kesbangpol Depok ...................... 62

D.KESBANGPOL DEPOK DAN PENGAKOMODASIAN PROGRAM SOSIALISASI

POLITIK .......................................................................................................................... 67

D.1. Persiapan Kesbangpol dalam Menyelenggarakan Sosialisasi Politik ............. 67

Page 12: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

xii

D.2. Perumusan Target dan Hasil Pelaksanaan Sosialisasi Politik......................... 68

D.3. Pengembangan dan Penentuan Pemateri Sosialisasi Politik Kesbangpol. ...... 69

D.4. Tema dan Materi Pembahasan dalam Sosialisasi Politik ............................... 71

D.5. Peserta Sosialisasi Politik Kesbangpol ......................................................... 74

D.6. Perencanaan Konsep Kegiatan Sosialisasi Politik ........................................ 76

D.7. Faktor Penghambat Sosialisasi Politik Kesbangpol ...................................... 77

E. Hasil Pengujian Pengaruh Sosialisasi Politik Kesbangpol Terhadap Partisipasi Politik

Pemilih Pemula ................................................................................................................ 78

F. Uji Validitas ............................................................................................ 79

G. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 80

H. Identitas Responden ................................................................................ 81

I.1. Itensitas Memperoleh Sosialisasi Politik .............................................. 83

I.2. Kualitas Penyampaian Materi Sosialisasi Politik Kesbangpol. .............. 91

I.3. Pemahaman Peserta Mengenai Materi Sosialisasi Politik. .................... 94

I.4. Orientasi Sikap Peserta Sosialisasi. ....................................................... 98

I.5. Partisipasi Politik Peserta Sosialisasi...................................................102

J. Hasil Uji Asumsi Klasik .........................................................................107

J.1. Hasil Uji Normalitas. ............................................................................107

J.2. Hasil Uji Linieritas ..............................................................................108

K. Uji Korelasi Pearson ...............................................................................111

L. Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh So sialisasi Politik

Kesbangpol Terhadap Partisipasi Politik Pemilih Pemula. ...................................112

BAB V PENUTUP ...........................................................................................................116

A. Kesimpulan ............................................................................................116

B. Saran ......................................................................................................117

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................121

Page 13: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 Daftar Informan Penelitian ................................................................... 46

Tabel III. 2 Operasionalisasi Konsep Penelitian ...................................................... 48

Tabel III. 3 Pilihan Jawaban Kuesioner Berdasarkan Skala Likert ........................... 50

Tabel III. 4 Daftar Sekolah yang Dijadikan Sampel Penelitian ................................ 53

Tabel IV. 2 Tabel Narasumber Sosialisasi Politik Kesbangpol ................................ 70

Tabel IV. 3 Kurikulum Sosialisasi Politik Kesbangpol ............................................ 73

Tabel IV. 4 Sekolah yang Menjadi Peserta Sosialisasi Politik .................................. 74

Tabel IV. 5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Sosialisasi Politik ........................... 79

Tabel IV. 6 Uji Reliabilitas ..................................................................................... 81

Tabel IV. 7 Daftar Sekolah yang Digunakan untuk Sampel Penelitian .................... 81

Tabel IV. 8 Identitas Responden Berdasarkan Usia ................................................. 82

Tabel IV. 9 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 83

Tabel IV. 10 Memperoleh Pengetahuan Politik Melalui Keluarga ........................... 84

Tabel IV. 11 Memperoleh Pengetahuan Politik Melalui Sekolah ............................. 85

Tabel IV. 12 Memperoleh Pengetahuan Politik Kelompok Pergaulan ...................... 87

Tabel IV. 13 Memperoleh Pengetahuan Politik Melalui Partai Politik ..................... 88

Tabel IV. 14 Memperoleh Pengetahuan Politik Melalui Kesbangpol (Pemerintah) .. 89

Tabel IV. 15 Penguasaan Materi Pembicara Sosialisasi Politik Kesbangpol ............ 91

Tabel IV. 16 Komunikasi Dua Arah Pemateri ......................................................... 92

Tabel IV. 17 Materi Disajikan Dengan Menarik dan Inovatif .................................. 93

Tabel IV. 18 Pemahaman Responden terhadap Materi Sosialisasi ........................... 94

Tabel IV. 19 Keseriusan Siswa Mengikuti Sosialisasi Politik Kesbangpol ............... 94

Tabel IV. 20 Mengetahui Tugas, Hak, dan Kewajiban Sebagai Warga Negara ........ 95

Tabel IV. 21 Kesadaran Siswa Mengenai Pentingnya Partisipasi untuk Demokrasi . 96

Tabel IV. 22 Kesadaran Masyarakat dalam Memanfaatkan Hak Pilih ...................... 96

Tabel IV. 23 Memperoleh Informasi Politik yang Baru Diketahui, Melalui Sosialisasi

Politik Kesbangpol .................................................................................................. 97

Tabel IV. 24 Sosialisasi yang Diberikan Meningkatkan Kesadaran Politik Siswa .... 98

Tabel IV. 25 Sosialisasi Politik Berpengaruh Terhadap Partisipasi Politik Siswa ..... 99

Tabel IV. 26 Mensosialisasikan Kembali Ilmu yang Diperoleh dalam Sosialisasi

Kepada Lingkungan .............................................................................................. 100

Tabel IV. 27 Sosialisasi Politik Kesbangpol Mendorong Partisipasi Politik Siswa

untuk Menggunakan Hak Pilih .............................................................................. 100

Tabel IV. 28 Aktualisasi Ilmu Sosialisasi Politik ................................................... 101

Page 14: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

xiv

Tabel IV. 29 Ketertarikan Peserta Aktif dalam Kegiatan Politik ............................ 102

Tabel IV. 30 Menggunakan Hak Pilih ................................................................... 103

Tabel IV. 31 Aktif dalam Organisasi Masyarakat .................................................. 103

Tabel IV. 32 Mengawasi Kondisi Perpolitikan Indonesia ...................................... 104

Tabel IV. 33 Mengikuti Rapat dan Diskusi Politik ................................................ 104

Tabel IV. 34 Mengikuti Kampanye Partai Politik .................................................. 105

Tabel IV. 35 Melakukan Partisipasi Politik Non-Konvensional ............................. 106

Tabel IV. 36. Ketertarikan Menjadi Anggota, pengurus, ataupun Pejapat Partai….106

DAFTAR GAMBAR

Gambar I. 1 Diagram Tingkat Partisipasi Pemilu Masyarakat Depok ........................ 7

Gambar II. 1 Tahapan Penyelenggaraan Sosialisasi Politik ...................................... 26

Gambar II. 2 Piramida Partisipasi Politik ................................................................ 39

Gambar II. 3 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 41

Gambar IV. 1 Struktur Kepengurusan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota

Depok ..................................................................................................................... 61

Page 15: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

xv

DAFTAR SINGKATAN

ASN : Aparatur Sipil Negara

Bawaslu : Badan Pengawas Pemilu

DPT : Daftar Pemilih Tetap

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

KCDP : Kepala Cabang Dinas Pendidikan

Kesbangpol : Kesatuan Bangsa dan Politik

KPU : Komisi Pemilihan Umum

MA : Madrasah Aliyah

Parpol : Partai Politik

Pemilu : Pemilihan Umum

Polri : Kepolisian Negara Republik Indonesia

SMA : Sekolah Menegah Atas

SMK : Sekolah Menegah Kejuruan

SPSS : Statistikal Product and Service Solution

SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah

TNI : Tentara Nasional Indonesia

UUD : Undang-Undang Dasar

Page 16: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini mengkaji peranan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota

Depok (Kesbangpol) dalam melaksanakan salah satu fungsinya yaitu, memberikan

pendidikan politik kepada warga. Fokus utama bahasan penelitian ini terkait dengan

pengaruh sosialisasi politik Kesbangpol terhadap partisipasi politik pemilih pemula di

Depok. Berisikan paparan tahap pengakomodasian sosialisasi politik yang

diselenggarakan oleh Kesbangpol Depok, serta pengujian statistika mengenai

pengaruh sosialisasi politik Kesbangpol terhadap partisipasi politik pemilih pemula

pada tahun 2018.

Jumlah peserta sosialisasi politik Kesbangpol sebesar 1.100 siswa dari 32 SMA

sederajat di Depok yang telah memperoleh sosialisasi politik dari Kesbangpol.

Kesbangpol mensosialisasikan berbagai tema mengenai politik seperti, demokrasi,

pemilu, pancasila, UUD, Bhineka Tunggal Ika dan lain sebagainya. Pemilihan materi

pembahasan dalam sosialisasi politik memiliki kedudukan yang sangat penting,

karena di dalamnya terdapat nilai-nilai yang dianggap krusial dan wajib untuk

dipahami oleh masyarakat Indonesia.1

Dalam prosesi pelaksanakan sosialisasi politik, diperlukan fasilitator yang

menjadi komunikan politik sebagai subjek yang mampu membangun komunikasi

1 Kesbangpol Depok, ‖Laporan Kegiatan Pendidikan Politik Tahun 2018‖.

Page 17: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

2

kritis dalam proses sosialisasi.2 Kesbangpol bekerjasama dengan jajaran institusi

pemerintahan yang memfokuskan kinerja di bidang politik seperti Komisi Pemilihan

Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Menyinggung mengenai pemateri dalam sosialisasi politik Kesbangpol Depok

pada tahun 2018, Mohammad Idris Walikota Depok hadir dalam kegiatan sosialisasi

tidak hanya membuka acara sosialisasi politik, tetapi ikut serta menjadi pemateri

sosialisasi politik dengan tema, pemilih pemula Kota Depok siap wujudkan pemilu

damai demokratis dan bermartabat.3 Dengan kontribusi langsung yang dilakukan oleh

walikota Depok, memperlihatkan dukungan besar pemerintah Depok terhadap

program yang diselenggaran oleh Kesbangpol yaitu sosialisasi politik warga.

Melalui Peraturan Walikota Depok Nomor 33 Tahun 2016 tentang Tugas

Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Kesbangpol, sebagai penyelenggara urusan

pemerintahan daerah berdasarkan asas desentralisasi dan tugas pembantuan dalam

bidang kesatuan dan politik dalam negeri.4 Legitimasi Kesbangpol dalam menyusun

serta melaksanakan kebijakan daerah, dalam bidang kesatuan bangsa, perlindungan

masyarakat dan politik menjadi pokok utama acuan bagi kebijakan, strategi, program

maupun kegiatan institusi ini.5 Yang akhirnya mendasari program rencana kerja

prioritas Kesbangpol yaitu di antaranya, ketahanan bangsa, pembauran kebangsaan,

2 John Balla dan Ramadhan, Panduan Pendidikan Politik Untuk Fasilitator, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar Offset,1999), h. 6. 3 Pemkotdepok, ―Kesbangpol menyelenggarakan pendidikan politik untuk pelajar‖ diakses

melalui https://www.depok.go.id, pada 17 Desember 2018. 4 Peraturan Walikota Depok Nomor 33 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian

Tugas Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Depok. 5 Ibid.

Page 18: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

3

kerukunan umat beragama, pendidikan politik, penanganan konflik, pemberdayaan

ormas dan LSM, serta kewaspadaan dini masyarakat.6 Dari tujuh fungsi utama

Kesbangpol, penelitian ini membahas salah satu program prioritas Kesbangpol dalam

bidang politik, yaitu sosialisasi politik untuk pemilih pemula. Sosialisasi untuk

pemilih pemula ini sendiri telah rutin dilaksanakan oleh Kesbangpol sejak 2015.7

Dalam peraturan perundang-undangan mengenai tugas Kesbangpol yang sudah

disinggung sebelumnya, menunjukkan bahwa Kesbangpol menjadi aparatur negara

yang memiliki tugas yang sangat dominan mengenai sosialisasi politik. Guna

menyempurnakan pengimplementasian ideologi Pancasila sebagai landasan negara

serta wawasan kenegaraan masyarakatnya, Kesbangpol bertugas membudayakan

pemahaman serta pandangan politik khalayak banyak, fungsi dari Kesbangpol ini

memperlihatkan bahwasannya pemerintah tidak menganggap remeh dan

menunjukkan keseriusan negara dalam memberikan edukasi pada masyarakat tentang

pendidikan politik kewarganegaraan. Dilihat melalui sejarah perjalanan kemerdekaan

Indonesia, benih-benih perjuangan dan pergerakan masyarakat Indonesia dalam

memperoleh kemerdekan, berawal dari sosialisasi politik yang terjadi di ranah sosial

masyarakat.8 Kesbangpol sebagai wujud nyata peranan negara dalam menggiatkan

sosialisisi politik untuk masyarakat dalam konteks pemerintahan masa kini.

6 Pemkotdepok, ―Kesbangpol Bahas Tujuh Program Prioritas‖, diakses melalui

https://www.depok.go.id , pada 20 Oktober 2018. 7 Pemkotdepok, ‖Kesbangpol Sosialisasikan Pendidikan Politik‖, diakses melalui

https://www.depok.go.id, pada 1 Januari 2019. 8 Eko Handoyo dan Puji Lestari, Pendidikan Politik, (Yogyakarta: Pohon Cahya, 2017), h. 60-

63.

Page 19: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

4

Kesbangpol sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berkutat dalam

meningkatkan kapasitas (capacity building) pengetahuan politik masyarakat.

Kesbangpol menggelar program sosialisasi dan pendidikan politik untuk pemilih

pemula dengan berbagai tema dan materi yang berbeda mengenai politik9. Latar

belakang Kesbangpol menentukan pemilih pemula sebagai target utama sosialisasi

dikarenakan pemilih pemula sebagai kelompok yang baru pertama kali berpartisipasi

dalam pemilihan umum. Tentunya memiliki pengetahuan dan pengalaman politik

yang minim dan rendahnya partisipasi politik pemilih pemula, dalam setiap bentuk

partisipasi politik perlu mendapatkan perhatian berupa pendidikan politik, sebagai

modal pengetahuan untuk terjun dalam aktivitas kehidupan dalam bernegara.

Pemilih pemula di Depok menempati jumlah yang cukup tinggi yaitu sebesar

24.666 jiwa yang tergolong sebagai pemilih muda yang terdata dalam Daftar Pemilih

Tetap (DPT).10

Melihat jumlah pemilih pemula yang sangat tinggi, Kesbangpol

Depok mengusahakan semaksimal mungkin untuk memberikan kesempatan bagi

seluruh SMA, MA, SMK sederajat di Depok agar memperoleh sosialisasi secara

merata. Kesbangpol dan jajaran instansi yang berfokus dalam bidang politik, melihat

pemilih pemula sangat berpotensi untuk meningkatkan partisipasi politiknya dalam

9 Pemkotdepok, ―Tahun ini, Kesbangpol Adakan Pendidikan Politik Khusus Siswa SMK‖

diakses melalui https://www.depok.go.id, pada 20 Oktober 2018. 10 Rido Lingga dalam ―KPU Kota Depok Targetkan 100 Persen Tingkat Partisipasi Pemilih

Pemula Depok‖, diakses melalui http://rri.co.id, pada 4 Maret 2019.

Page 20: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

5

berkehidupan demokrasi. Maka dari itu pembekalan mengenai pembentukan karakter

pemilih pemula menjadi sangat penting.11

Penyelenggaraan sosialisasi politik untuk pemilih pemula yang telah berjalan

dari tahun 2015 hingga saat ini, bergantung pada pagu indikatif yang diperoleh

Kesbangpol Depok tiap tahunnya. Pada 2018 Kesbangpol memperoleh anggaran yang

bernilai cukup besar.12

Dengan melihat pemakaian anggaran yang sangat besar dalam

proses penyelenggaraan sosialisasi politik Kesbangpol, penelitian ini melihat kualitas

sosialisasi politik Kesbangpol dengan menganalisa kecakapan pemateri dan kualitas

materi yang digunakan dalam sosialisasi politik. Kualitas sosialisasi politik

Kesbangpol juga dilihat dari seberapa besar pengaruh sosialisasi terhadap partisipasi

politik pemilih pemula.

Khusus pada tahun 2018, intensitas sosialisasi politik Kesbangpol Depok

untuk pemilih pemula menjadi lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jika

pada tahun sebelumnya hanya 10 sekolah yang berkesempatan menjadi peserta

sosialisasi. Pada tahun 2018 terdapat 32 sekolah yang terdaftar dan menjadi peserta

sosialisasi. Latar belakang ditingkatkannya jumlah sosialisasi pada tahun 2018

dikarenakan tahun tersebut merupakan tahun politik. Terdapat agenda pemilihan

umum untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur 2018 serta pemilihan presiden

dan wakil presiden untuk tahun selanjutnya yaitu 2019.

11 Pemkotdepok, ―Pemilih Pemula Potensial Tingkatkan Partisipasi Politik‖, diakses melalui

https://www.depok.go.id, pada 5 Oktober 2018. 12 Laporan Kegiatan Kesbangpol Depok tahun 2018. ‖Laporan Kegiatan Pendidikan Politik

Tahun 2018‖

Page 21: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

6

Kota Depok mendapat tittle atau panggilan sebagai kota berpendidikan,13

seperti tercantum dalam portal resmi Depok yang memaparkan bahwa masyarakat

Depok memiliki karakter terpelajar serta memiliki pemikiran yang terbuka menganai

politik.14

Dibuktikan dengan hasil survei mengenai pendidikan, Depok mendapat

angka sebesar 10,71 dari keseluruhan Jawa Barat sendiri memperoleh nilai sebesar

7,86 dan lingkup lebih besar Indonesia meraih 7,84. Berdasarkan data tersebut Depok

memperoleh nilai yang cukup tinggi yaitu 10,71 dalam hal pendidikan. Sehingga

menjadi landasan bahwa Depok yang sebagaimana disebut kota berpendidikan

memiliki cara pandang yang luas dan terbuka atas edukasi yang diberikan oleh

pemerintah.

Gau Kadir yang menyatakan bahwa di negara berkembang yang memiliki

dualitas sisi pengetahuan, atau gambaran kehidupan yang dimiliki oleh penduduk

kota dan desa tidaklah sama. Sehingga tingkat mobilitas serta partisipasi sosial kedua

kelompok masyarakat tersebut berbeda.15

Depok merupakan salah satu daerah

perkotaan yang memiliki kemudahan untuk mengakses dan memperoleh informasi

melalui fasilitas komunikasi dengan berbagai bentuk sarana yang disediakan,

membuat masyarakat lebih mengerti dan memahami pentingnya partisipasi dan

mobilitas sosial yang dikerahkan merupakan bentuk dari pembangunan. Dapat

13 Pemkotdepok, ‖Pendidikan‖ diakses melalui https://www.depok.go.id, pada Selasa, 30

Oktober 2019. 14 Pemkotdepok, ―Kesbangpol Tanamkan Pendidikan Politik yang Santun Kepada Pelajar‖,

diakses melalui https://www.depok.go, pada 21 Oktober 2019. 15 Gaul Kadir, Pembangunan politik, (Tangerang Selatan: Pusat penerbitan Universitas

Terbuka, 2003), h.4.27.

Page 22: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

7

disumpulkan bahwa masyarakat kota lebih terbuka dengan hal-hal politik dan tidak

begitu apatis.

Jika melihat partisipasi masyarakat Depok melalui empat pemilu sebelumnya,

partisipasi masyarakat pada pemilu selalu mengalami peningkatan. Berikut ini adalah

diagram partisipasi politik masyarakat Depok16

:

Gambar I. 1 Diagram Tingkat Partisipasi Pemilu Masyarakat Depok17

Sumber: http://kota-depok.kpu.go.id/

Melalui Gambar I.1 dapat dilihat bahwa partisipasi masyarakat Depok pada

pemilihan legislatif 2014 memperoleh 68% kemudian pada tahun selanjutnya

mengalami penurunan, pada pemilu walikota dan wakil walikota 2015 hanya

mencapai 56,10% terbilang rendah. Kemudian dalam pemilihan gubernur dan wakil

16 KPU Depok, ―Tingkat Partisipasi Pemilu Kota Depok‖, diakses melalui http://kota-

depok.kpu.go.id/, pada 6 September 2019. 17 Ibid.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Pemilihan

Legislatif 2014

Pemilihan

Walikota Depok

2015

Pemilihan

Gubernur Jawa

Barat 2018

Pemilihan

Presiden dan

Wakil Presiden

2019

68%

56,10%

70,90%

85,41%

Page 23: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

8

gubernur Provinsi Jawa Barat 2018 mencapai 70,9% dan pada pemilihan presiden dan

wakil presiden 2019 memperoleh angka tertinggi yaitu 85,41%.

Kesbangpol Depok memberikan pernyataan bahwa rendahnya tingkat

partisipasi pada pemilu 2014 dan 2015, dikarenakan pemilih pemula yang tidak

menggunakan hak pilihnya sehingga partisipasi masyarakat pada pemilu tersebut

belum maksimal.18

Oleh karena itu mulai dari tahun 2015, Kesbangpol Depok

mengkhususkan sosialisasi politik untuk pemilih pemula dan dijadikan program

utama Kesbangpol yang hingga kini rutin diselenggarakan.19

Penelitian ini menguji

asumsi awal bahwasannya sosialisasi politik Kesbangpol berpengaruh dalam

meningkatkan partisipasi politik pemilih pemula di Kota Depok pada tahun 2018.

Usaha pemerintah dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat

tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Hak-Hak Sipil dan

Politik Warga Negara.20

Seperti hak menyampaikan pendapat, hak berserikat, hak

memilih dan dipilih, hak yang sama dihadapan hukum dan pemerintahan. Seperti

yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pendalaman pengetahuan akan politik harus

dilakukan sedari dini untuk membentuk jati diri serta pemahaman politik yang tidak

salah kaprah. Kesbangpol bertugas menanamkan sifat masyarakat yang peka terhadap

isu-isu sosial dan politik.

18 Pemkotdepok, ―Tingkat Partisipasi Pemilih capai 68%‖ diakses melalui depok.go.id pada

27 Oktober 2018. 19 Ibid. 20 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Hak Sipil dan Politik.

Page 24: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

9

Indonesia memiliki tatanan hukum mengenai pendidikan politik yaitu

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pedoman Fasilitas

Penyelenggaraan Pendidikan Politik. Dalam Bab 1 Pasal 1 Ayat 5 yang berbunyi

pendidikan politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak,

kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.21

Dalam pasal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah memposisikan

pendidikan politik sebagai aktivitas yang sangat penting untuk memberikan

pemahaman mengenai politik dan pentingnya partisipasi masyarakat. Pemilih pemula

sebagai suatu kelompok yang masih harus terus dibimbing dan diarahkan mengenai

pemahaman masalah politik harus diedukasi secara berkala. Dengan demikian

pemerintah berkewajiban mengadakan pembangunan politik sebagai suatu gerakan

perubahan menuju kepada suatu sistem yang ideal dan ingin dikembangkan oleh

suatu negara.22

21 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2010, tentang Pedoman Fasilitasi

Penyelenggaraan Pendidikan Politik. 22 Gaul Kadir, Pembangunan Politik, h 1.4-1.5.

Page 25: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

10

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan penguraian latar belakang masalah sebelumnya, penelitian ini

memiliki ruang lingkup yang dirancang melalui pertanyaan yang menjadi fokus

penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana sosialisasi politik yang dilakukan oleh Kesbangpol untuk

meningkatkan partisipasi politik pemilih pemula di Kota Depok?

2. Bagaimana pengaruh peran sosialisasi politik Kesbangpol terhadap peningkatan

partisipasi politik pemilih pemula di Kota Depok?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Mendeskripsikan peranan Kesbangpol Depok dalam memberikan sosialisasi

politik kepada pemilih pemula.

b. Menjelaskan tingkat korelasi dan regresi hubungan sosialisasi politik

Kesbangpol Depok terhadap partisipasi politik pemilih pemula.

Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini dijabarkan sebagai

berikut:

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah informasi bagi studi tentang

sosialisasi politik dalam khazanah keilmuan sosial dan politik khususnya dalam

kajian penelitian sosialisasi politik. Serta berguna untuk referensi dalam pembahasan

mengenai pendidikan politik yang dilakukan oleh Kesbangpol. Adapun manfaat

Page 26: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

11

lainnya yaitu menjelaskan peranan Kesbangpol terhadap program sosialisasi politik di

Kota Depok.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan masukan atau evaluasi informasi

bagi pemerintah dalam menilai kinerja Kesbangpol untuk meningkatkan kualitas

sosialisasi politik yang diberikan kepada masyarakat.

D. Tinjauan Pustaka

Sebelum membahas mengenai sosialisasi politik yang dilaksanakan

pemerintah, penelitian ini berfokus pada kinerja organisasi perangkat dareah, yaitu

Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dalam memberikan pendidikan politik

kepada pemilih pemula di Depok, berikut beberapa temuan penelitian mengenai

sosialisasi politik, secara umum penelitian ini berfokus kepada aktivitas pemerintah

kepada generasi muda dalam memberikan pendidikan politik yang menjadi suatu

landasan pola berpikir serta menjadi salah satu pintu masuk bagi pemahaman

mengenai politik kepada pemilih pemula. Untuk memperjelas letak perbedaan

penelitian, penulis meninjau secara kritis beberapa literatur penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya.

Pertama, karya Dzikrina Nur Fatimah23

, penelitian ini mendeskripsikan

mengenai peran Partai Amanat Nasional dalam fungsinya sebagai partai politik untuk

23 Dzikrina Nur Fatimah, ‖Peran Partai Politik dalam Pendidikan Politik Masyarakat (Studi atas

Sekolah Politik Kerakyatan dalam Kaderisasi Partai Amanat Nasional (PAN) Tahun 2015-2017)‖

(Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2017).

Page 27: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

12

menyelenggarakan pendidikan politik untuk masyarakat luas, tidak hanya anggota

kader partai saja tetapi juga masyarakat pada umumnya yang belum pernah

berpartisipasi aktif di partai manapun. Skripsi tersebut memfokuskan penelitian pada

pendidikan politik yang dilakukan oleh Partai Amanat Nasional kepada masyarakat

khususnya kalangan pemuda berusia 17-25 tahun di berbagai daerah di Indonesia,

dengan fokus mengenai konsep, program, materi, dan metode pendidikan politik yang

digunakan. Pemilihan studi kasus penelitian ini didasarkan pada alasan bahwa kajian

tentang pendidikan politik masih relatif baru.

Kedua, karya Sirozi24

, buku ini membahas mengenai keterkaitan antara

pendidikan dengan berbagai permasalahan khususnya adalah hubungan politik

dengan pendidikan. Dalam buku ini beranggapan bahwa pendidikan dan politik

adalah elemen penting dalam sistem sosial politik di setiap negara. Hubungan politik

dan pendidikan merupakan unsur pembentuk kerakteristik masyarakat dalam suatu

negara. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk karakter perilaku politik suatu

negara. Terdapat hubungan erat antara pendidikan dan politik. Melihat bahwa

lembaga pendidikan merupakan merupakan salah satu konstalasi politik, sehingga

dalam perkebangannya institusi politik ikut serta mewarnai corak pendidikan yang

berkembang. Menitikberatkan keterlibatan penguasa dalam kegiatan pendidikan yang

dikembangkan. Keterkaitan antara pendidikan dan politik berimplikasi pada semua

aspek, baik filosofis maupun kebijakan, yang mana implementasi suatu kebijakan

24Sirozi, Politik Pendidikan: Dinamika Hubungan Antara Kepentingan Kekuasaan dan Praktik

Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010).

Page 28: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

13

pendidikan mampu memberikan dampak bagi kehidupan perpolitikan. Dalam buku

ini menemukan empat aspek kehidupan masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh

kebijakan-kebijakan pendidikan yang dibuat oleh pemerintah seperti lapangan kerja,

mobilitas sosial, ide-ide, serta sikap.

Di negara berkembang pendidikan formal memiliki peran yang penting dalam

mencapai perubahan politik, dan dalam proses perekrutan dan pelatihan pemimpin

dan elite politik baru. Politik tidak terpisahkan dari pendidikan kecuali jika suatu

negara yang menginginkan generasi yang buta akan politik, sehingga tidak mampu

mengeluarkan negeri dari krisis, kalimat tersebut merupakan kalimat milik Buchori:

‖you cannot escape politics or separate it from education”(anda tidak dapat lari dari

politik atau memisahkannya dari pendidikan), politik adalah cara mengelola

lingkungan yang luas bukan hanya mementingkan tentang kekuasaan, maka dari itu

sekolah yang mana sebagai sarana pendidikan bertugas untuk membantu para pelajar

dalam memilah mana politik yang baik dan mana politik yang buruk. Pendidikan

yang tidak berkualitas merupakan salah satu sumber dari krisis suatu negara.

Ketiga, karya Alex Victor25

dengan menggunakan metode penelitian

kuantitatif, meneliti berdasarkan 3 agen yaitu: peran keluarga, peran lingkungan

pekerjaan, peran lingkungan pergaulan. Dari variable tersebut penelitian bertujuan

untuk melihat manakah yang menjadi pendorong meningkatnya partisipasi politik

pada generasi muda, menjadi fokus utama penelitian tersebut, karena lingkungan

25Alex Victor Wanma,‖ Pentingnya Pendidikan Politik Generasi Muda terhadap Pelaksanaan

Partisipasi Politik di Distrik Samofa‖, (Jurnal Politico,Vol 2, No 6, 2015) https://media.neliti.com,

pada 14 Oktober 2018.

Page 29: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

14

sosial yang setiap harinya bersentuhan langsung dengan kepribadian dan pola pikir

masyarakat menjadi faktor dari segala aktivitas dan pemahaman yang dilakukan bagi

kehidupan sehari-hari termasuk di dalamnya adalah aktivitas politik.

Keempat, karya Reza Fahmi Jamaldi26

, penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif dengan menggunakan teknik penarikan sampel probability random

sampling (simple random sampling). Kemudian dengan menggunakan metode

pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling) yang digunakan

untuk mengunji unsur-unsur penelitian atau pengkategorian elementer dalam

populasi. Pada pengujian hubungan antara pendidikan politik dan sikap apatisme

pemilih, hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara kedua peubah tersebut jadi hal ini menunjukkan bahwa pendidikan politik

tidak menyebabkan sikap apatisme tetapi sebaliknya diperoleh data bahwa apatisme

masyarakat disebabkan oleh kinerja partai politik. Terdapat 10% pengaruh

pendidikan politik dan kinerja partai politik terhadap sikap apatisme pemilih.

Sedangkan sisanya (100% - 10% = 90%) disebabkan oleh faktor lain. Seperti:

karakter pribadi dari calon legislatif yang akan dipilih, karya nyata dari para calon

legislatif dan catatan hitam partai politik yang mengikuti pemilu 2014 (seperti:

korupsi, kolusi dan nepotisme yang terjadi di tubuh partai tersebut), sikap fanatisme

atau loyalitas semu dari pemilih dan sebagainya.

26 Reza Fahmi Jamaldi, ―Pengaruh Pendidikan Politik dan Kinerja Partai Politik terhadap Sikap

Apatis Pemilih dalam Pemilu 2014‖, Journal of Islamic & Social Studies Vol.1, No.1 2015, https ://

www.researchgate.net, pada 15 Oktober 2018.

Page 30: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

15

Kelima, karya Nurcahaya Tandang27

jurnal ini meneliti mengenai pentingnya

membangun pemilih rasional dalam pemilu melalui pendidikan politik. Membahas

mengenai materi pendidikan pemilih serta penyadaran pentingnya pemilu bagi negara

demokrasi. Indonesia yang mana merupakan negara yang salah satunya mengalami

transisi dari rezim otoritarian ke rezim demokrasi, menempatkan pendidikan pemilih

sebagai langkah awal untuk menanamkan kesadaran warga menjadi pemilih rasional.

Dengan menekakan dan menyadarkan arti serta manfaat pemilu agar masyarakat

pemilih menggunakan hak suaranya secara rasional, dengan demikian setelah

memahami arti penting daripada pemilu itu sendiri sebagai sarana penyampaian

aspirasi dalam negara demokrasi. Kemudian dalam jurnal ini juga membahas

mengenai materi isi kampanye yang mana membahas mengenai kebijakan, strategi,

upaya atau langkah serta metode yang digunakan untuk meminimalisir janji-janji

palsu yang dilontarkan oleh calon pemimpin serta memilah mana yang sifatnya utopis

atau hanya sekedar berangan-angan saja yang bersifat membodohi dan membohongi

rakyat.

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari beberapa bab, yaitu:

Bab 1 berisikan deskripsi mengenai alasan mengapa masalah penelitian ini

dipilih. Kesbangpol sebagai representatif pemerintah dalam menjalankan tugasnya

yaitu memberikan pendidikan politik untuk rakyat, serta fenomena peningkatan

27 Nurcahaya Tandang, ―Pendidikan Politik Mewujudkan Rational Choice dalam Pemilu”,

Jurnal Intelijen & Kontra Intelijen (CSICI), Vol.V, No.28 Maret-April tahun 2009, h. 86-96.

Page 31: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

16

intensitas sosialisasi politik Kesbangpol maupun peserta sosialisasi politik pada tahun

2018 yang digadang-gadang sebagai pendorong meningkatnya partisipasi politik

masyarakat Depok.

Bab 2 menjelaskan teori sosialisasi politik (Paul Allend Beck) dan partisipasi

politik (Gabriel A. Almond). Teori sosialisasi politik ini membagi tiga klasifikasi

penilain kinerja terhadap agen sosialisasi politik yaitu: intensitas sosialisasi

(exposure), kualitas penyampaian (communication) dan pemahaman target sosialisasi

(receptivity). Selanjutnya pada teori partisipasi politik dikategorikan menjadi

partisipasi politik konvensional dan partisipasi politik non-konvensional.

Bab 3 memaparkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

motode penelitian campuran (mixed method) : kualitatif dan kuantitatif. Pemilihan

sampel menggunakan purposive sampling dengan responden berjumlah 100 yang

diperoleh menggunakan rumus Slovin, responden berasal dari 5 SMA sederajat yang

telah mengikuti kegiatan sosialisasi. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan

tahapan-tahapan teknik statistika uji yang digunakan untuk melakukan uji regrisi

linear sederhana.

Bab 4 menjelaskan temuan dan hasil uji pengaruh sosialisasi politik

Kesbangpol terhadap partisipasi politik pemilh pemula. Pembahasan awal berisi

pemaparan tugas pokok, aktivitas, fungsi, serta persiapan Kesbangpol dalam

menyelenggarakan sosialisasi politik. Selanjutnya memaparkan hasil uji dengan

menggunakan statistika deskriptif dan inferensial.

Page 32: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

17

Bab 5 memuat kesimpulan dari tahapan uji yang berisikan temuan dan masukan

yang bisa dijadikan referensi evalusasi kinerja Kesbangpol Depok. Hasil temuan pada

peneltian ini menunjukkan bahwa sosialisasi politik Kesbangpol berpengaruh

terhadap partisipasi politik pemilih pemula sebesar 43,6%.

Page 33: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

18

BAB II

KERANGKA TEORI DAN KONSEP

Bab ini memaparkan secara mendalam teori sosialisasi politik, di antaranya

terdapat pembahasan mengenai agen-agen sosialisasi politik yang ada di masyarakat,

tujuan sosialisasi politik, dan skema penyengelenggaraan sosialisasi politik yang

digunakan untuk melihat peranan Kesbangpol dalam menjalankan sosialisasi politik

untuk pemilih pemula di Depok. Penelitian ini menggunakan teori sosialisasi politik

(Paul Allen Beck) yang merumuskan penilaian besarnya peran suatu agen sosialisasi

politik berdasarkan exposure, communication, dan receptivity. Pada uraian

selanjutnya teori yang digunakan sebagai dasar pembentukan indikator pada variabel

dependen adalah teori partisipasi politik (Gabriel A. Almond), yang membagi

partisipasi politik menjadi partisipasi konvensional dan non-konvensional.

A. Teori Sosialisasi Politik

A.1. Pengertian Sosialisasi Politik

Sosialisasi secara harfiah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti

―proses belajar seorang anggota masyarakat untuk menghayati kebudayaan

masyarakat dalam lingkungannya‖.1 Dalam pengertian tersebut terlihat bahwasannya

sosialisasi merupakan kegiatan yang melibatkan proses penyampaian suatu nilai-nilai

ataupun kultur kepada masyarakat.

1 https://kbbi.web.id/, ”Sosialisasi” diunggah pada Kamis, 1 Agustus 2019.

Page 34: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

19

Sedangkan definisi lengkapnya mengenai sosialisasi menurut Ramlan Surbakti

sosialisasi politik merupakan satu kesatuan metode penyampaian pesan politik, yang

dibagi menjadi dua yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi politik2. Sosialisasi

politik merupakan bagian dari proses pendidikan politik yang didalamnya terdapat

tujuan untuk membangun bagaimana seharusnya sikap masyarakat berpartisipasi

melalui aktivitas politik dan sistem politik yang ada.3

Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell Jr mendefinisikan sosialisasi

politik sebagai ―the process by which political cultures are formad, maintained, and

changed”. Terlihat bahwa definisi tersebut lebih condong mengatakan bahwa

sosialisasi politik merupakan proses pembentukan budaya politik masyarakat, yang di

dalamnya terdapat pengenalan nilai-nilai politik.4 Seperti contohnya dalam

pendidikan Indonesia, sedari kecil masyarakat sudah mengetahui konsep ke-

Bhinekaan karena telah diajarkan dan ditanamkan nilai-nilai pancasila melalui proses

sosialisasi politik yang berjalan bersama masyarakat. Hal tersebut memperlihatkan

proses pengenalan serta pendalaman nilai-nilai politik yang kemudian menjadi

orientasi politik pemahaman peran-peran masyarakat dalam sistem politik yang

memiliki sifat stabil dan berkesinambungan.

Didukung dengan pandangan Dennish Kanavagh yang menyatakan bahwa

sosialisasi politik dan pendidikan politik merupakan suatu usaha yang dilakukan

2 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 1999), h. 117. 3 Damsar, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2010), h. 154. 4 Zulfikri Sulaeman, Demokrasi Untuk Indonesia: Pemikiran Politik Bung Hatta, (Jakarta:

Kompas Media Nusantara), 2010, h. 20.

Page 35: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

20

untuk melestarikan ataupun mengubah budaya politik di masyarakat. Sejalan dengan

pandangan tersebut Kenneth P. Langton melihat sosialisasi politik sebagai ―political

socialization, in the broadest sense, refers to the way society transmits it’s political

culture from generation to generation”. Pemberian pengetahuan pengalaman

berdasarkan budaya politik yang ingin diteruskan dari satu generasi ke generasi

selanjutnya, melalui transfer nilai, keyakinan, sikap dan khususnya perilaku politik.

Melalui aktivitas inilah terjadinya proses pembentukan pengetahuan serta

pemahaman dan budaya yang ingin dilestarikan ataupun budaya mana yang ingin

diubah.5

Kesbangpol selaku penyelenggara sosialisasi politik yang merepresentasikan

usaha pemerintah, guna menumbuhkan pemahaman, nilai, sikap serta perilaku politik

pada khalayak. Teori sosialisasi dalam penelitian ini digunakan sebagai landasan

berfikir dalam pembahasan penelitian mengenai usaha Kesbangpol dalam menggelar

dan mempertanggungjawabkan salah satu programnya yaitu pendidikan politik

rakyat. Jika berangkat melalui penjelasan sosialisasi politik yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka dalam teori komunikasi politik, Kesbangpol tergolong sebagai

komunikan politik yang berasal dari elite birokrasi.6 Komunikan politik adalah siapa

saja yang mengomunikasikan pesan-pesan politik seperti informasi politik, data

politik, pemahaman politik dan lain sebagainya.7

5 Zulfikri Sulaeman, Demokrasi Untuk Indonesia,h.20. 6 Ibid.,h.223. 7 Ibid.,h.220.

Page 36: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

21

Dalam prosesi penyampaian nilai-nilai politik, penelitian ini memperlihatkan

informasi politik dan kurikulum apa saja yang digunakan dan ditanamkan oleh

Kesbangpol Depok kepada masyarakat melalui sosisalisasi politik yang dilakukan.

Sosialisasi politik dapat diumpamakan sebagai jembatan penghubung yang

mentransfer nilai-nilai keyakinan politik dan budaya politik kepada generasi penerus.

Sosialisasi politik dinilai sebagai suatu cara untuk membentuk insan-insan dalam

memahami serta menyadari status dan kedudukannya secara politik dalam kehidupan

bermasyarakat.8 Sosialisasi politik memuat hal-hal penting yang berhubungan dengan

proses dan tujuan yang diinginkan dalam perjalanan politik di suatu negara, dengan

demikian sosialisasi politik mempunyai hubungan yang erat dengan transmisi

pemberian pengetahuan mengenai nilai-nilai, sikap politik, kepercayaan politik serta

harapan politik.9

Melalui beberapa penjelasan pengertian sosialisasi politik, dapat disimpulkan

bahwa sosialisasi politik adalah upaya edukatif baik disengaja ataupun tidak

disengaja, yang dipergunakan untuk membentuk individu yang sadar akan politik.

Sehingga masyarakat mampu menjadi pelaku politik yang partisipan dan bertanggung

jawab dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.

8 Dudih Sutrisman, Pendidikan Politik, Persepsi, Kepemimpinan dan Mahasiswa, (Jakarta:

Guepedia Publisher, 2008), h.7. 9 Haryanto, sosialisasi politik: Suatu Pemahaman Awal, h.9.

Page 37: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

22

A.2. Agen-Agen Sosialisasi Politik

Salah satu elemen terpenting dalam sosialisasi politik adalah peranan agen

atau aktor yang menyelenggarakan sosialisasi politik. Agen sosialisasi politik adalah

pihak-pihak yang sangat berperan dalam memberikan pengetahuan mengenai segala

aspek politik seperti nilai dan norma yang berindikasi pelajaran dalam berperilaku

berlandaskan pada pengetahuan dan informasi yang didapatkan melalui agen

sosialisasi.10

Berikut adalah agen-agen sosialisasi politik yang ada dalam

masyarakat.11

1. Keluarga

Keluarga sebagai agen sosialisasi pertama yang berinteraksi sedari kecil untuk

membentuk suatu kepribadian seseorang, keluarga berperan sangat besar dalam

membentuk kepribadian yang berkepemimpinan, serta cara berinteraksi dengan orang

lain. Pengaruh yang diberikan melalui keluarga terhadap individu sangatlah besar

dalam pembentukan sikap dan melakukan interaksi politik dengan aktif.

2. Sekolah

Tidak dapat dipungkiri bahwa Sekolah adalah agen sosialisasi pendidikan

politik yang memiliki kontribusi besar dalam menyempurnakan sosialisasi awal yang

diperoleh sebelumnya dari keluarga. Kurikulum serta peran guru dengan gaya

10 M.Teguh Wibowo dan Effendi Hasan, “Sosialisasi Politik bagi Pemilih Pemula di

Lingkungan Keluarga”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fisip Unsyiah, Vol.2 No.2, h.538-539 11 Yovitas Octafitria, ―Media Massa Sebagai Agen Sosialisasi Politik pada Kaum Muda”,

Indonesian Journal of Sociology and Education Policy, h.17-18 .

Page 38: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

23

kepemimpinannya berpengaruh pada pembentukan sikap ataupun pandangan murid

mengenai pengetahuan akan ilmu sosial, ekonomi dan politik.

3. Kelompok Pergaulan

Kelompok pergaulan sebagai agen yang memiliki ikatan yang erat dengan tiap

individu mampu untuk memberikan motivasi agar aktif dalam bidang politik,

kelompok ini memiliki sifat tidak formal sehingga mudah untuk menyesuaikan

pendapat dan pandangan masing-masing. Interaksi antar teman seperti memberikan

motivasi untuk aktif dalam aktivitas politik menjadi salah satu dorongan untuk

mengembangkan partisipasi masyarakat. Teman sebaya menjadi kelompok rujukan

dalam mengembangkan sikap maupun perilaku termasuk dalam bidang politik.12

4. Media Massa

Sebagai masyarakat yang modern media massa menjadi makanan setiap

harinya, media komunikasi yang sangat beragam seperti elektronik handphone, radio,

internet menyediakan berbagai bentuk informasi dan pendidikan politik yang intens

diberikan kepada masyarakat. Seperti contohnya penyiaran berita mengenai aktivitas

politik seperti diskusi politik dan berita situasi negara merupakan salah satu bentuk

dari peranan media massa dalam menjadi agen sosialisasi.

5. Kontak-Kontak Politik Langsung

Segala kegiatan yang berhubungan dengan kontak politik secara langsung.

Aktifitas yang disadari atau tidak disadari yang menyebabkan seseorang mengalami

proses sosialisasi politik. Seperti contohnya ketika para calon legislatif mengalami

12 Damsar, Pengantar Sosiologi Politik, ( Jakarta:Prenadamedia, 2010 ),h. 164.

Page 39: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

24

banyak peristiwa politis yang menghadapkan dirinya dengan kondisi atau kultur

politik ketika berhubungan atau berinteraksi secara langsung dengan aktivis partai

lainnya.

Jika dikaitkan pembahasan agen sosialisasi dengan bahasan penelitian

mengenai sosialisasi politik Kesbangpol. Kesbangpol tergolong dalam agen kontak-

kontak politik langsung. Beberapa agen politik selain itu seperti keluarga, sekolah,

kelompok pergaulan, dan media massa berperan sebagai agen sosialisasi awal yang

berpengaruh dalam memberikan bekal pemahaman politik sebelum siswa mengikuti

sosialisasi politik dari Kesbangpol. Maka dari itu beberapa agen sosialisasi penulis

jadikan indikator untuk menilai intensitas memperoleh sosialisasi politik. Hal ini

dikarenakan bekerjanya beberapa agen sosialisasi secara bersamaan merupakan hal

yang jelas terjadi, karena kesinambungan atau interaksi antar agen sosialisasi dengan

target sosialisasi terjadi secara bersamaan.13

Sebagai contoh terjadinya sosialisasi

politik antara agen sosialisasi politik sekolah dengan teman sebaya. Hal ini dikarena

tiap individu tidak hanya hidup dalam satu lingkungan dalam kurun waktu yang

sama. Tiap individu mampu menjalani interaksi dan relasi dengan berbagai macam

agen sosialisasi.

Untuk menggambarkan secara jelas mengenai indikator yang digunakan

dalam menilai sosialisasi politik, penelitian ini menggunakan teori sosialisasi politik

dari Paul Allen Beck yang menyatakan bahwa penilain mengenai kualitas peranan

sosialisasi politik yang dilakukan oleh agen sosialisasi politik, ditekankan pada

13 Haryanto, Sosialisasi Politik: Suatu Pemahaman Awal, h.34.

Page 40: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

25

intensitas sosialisasi yang diberlakukan, kualitas penyampaian pengetahuan politik,

pemahaman target sosialisasi serta perubahan karakter yang terbentuk akibat dari

sosialisasi politik.14

Tiga penilaian kualitas sosialisasi exposure, communication dan

receptivity digunakan sebagai instrumen dari indikator pada variabel sosialisasi

politik Kesbangpol.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya yang menjabarkan kelima agen

sosialisasi politik, Kesbangpol sendiri memanfaatkan SMA sederajat untuk menjadi

peserta sosialisasi politik dengan indikasi memanfaatkan dan menghidupkan fungsi

murid-murid dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai salah satu agen sosialisasi

politik bagi lingkungan sekitar. Setiap simpul agen sosialisasi politik dimanfaatkan

dengan maksimal oleh Kesbangpol untuk meningkatkan persebaran sosialisasi.

Uraian mengenai peranan agen sosialisasi yang telah dijelaskan sebelumnya,

menunjukkan bahwasannya proses sosialisasi politik yang dijalani tiap individu,

merupakan proses yang kompleks dan bukan proses yang sederhana. Hal ini

dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhinya, di antaranya agen sosialisasi

sebagai pihak yang mentransfer materi sosialisasi, dengan menggunakan metode

maupun cara pemberian materi yang berbeda satu sama lain. Mulai dari konten

pembahasan, cara ataupun metode penyampaian materi, serta kualitas materi.

Meskipun materi yang disampaikan pada masyarakat itu sama, tetapi

hasilnya akan berbeda. Karena terdapat proses penyampaian yang berbeda dan

14 Haryanto, Sosialisasi Politik: Suatu Pemahaman Awal, h.51.

Page 41: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

26

peranan setiap agen yang menyampaikan sosialisasi dengan beragam.15

Dalam

penelitian ini mendeskripsikan secara detail mengenai konten serta metode yang

Kesbangpol gunakan dalam program sosialisasi politik tahun 2018 terhadap pemilih

pemula.

A.3. Proses Penyelenggaraan Sosialisasi Politik

Merujuk pada skema yang dirancang oleh Wilhelm Hofmeister dan Grabow

mengenai sosialisasi politik, berikut ini tahapan persiapan pelaksanaan sosialisasi

politik.16

Gambar II. 1 Tahapan Penyelenggaraan Sosialisasi Politik17

Sumber: Hofmeister dan Grabow, ‖Political Parties: Funtions and Organisation in Democratic

societies

15Haryanto, Sosialisasi Politik: Suatu Pemahaman Awal, Yogyakarta Ph.73. 16Hofmeister dan Grabow, ‖Political Parties: Funtions and Organisation in Democratic

societies”, h.38-39 17 Ibid.

1.Badan atau Organisasi

yang Menyelenggarakan

Sosialisasi Politik

2. Persiapan Tim

Pelatihan

6. Perencanaan Konsep

Kegiatan Sosialisasi

Politik Sosialisasi Politik

3. Perumusan Target

dan Hasil dari

Pelaksanaan

Sosialisasi Politik

5. Pemilihan Peserta

Pendidikan Politik 4. Pengembangan

serta Penentuan

Pemateri dan Materi

Sosialisasi Politik

Page 42: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

27

1. Badan atau Organisasi yang Menggelar Sosialisasi Politik

Dibutuhkan keberadaan stakeholder kelompok ataupun komunitas yang ingin

merumuskan, merencanakan, menyelanggarakan dan bertanggung jawab atas agenda

sosialisasi politik yang diberlangsungkan untuk masyarakat. Seperti contohnya partai

politik, pemerintah, sekolah, ataupun organisasi masyarakat18

.

2. Persiapan Tim Pelatihan

Tim penyelenggara sosialisasi harus mempersiapkan mengenai apa saja yang

dibutuhkan dalam menyelenggarakan kegiatan, seperti perihal biaya dan pengeluaran

yang digunakan untuk menyokong program sosialisasi politik, seperti tempat

pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan ketersediaan peralatan pembantu proyektor,

laptop, alat tulis, serta konsumsi untuk peserta, tim, dan pemateri, dan lain-lain.19

3. Perumusan Target dan Hasil Dari Pelaksanaan Sosialisasi Politik

Pada tahap ini, tim harus merumuskan target atau kelompok seperti apa yang

dijadikan fokus sosialisasi politik. Tim yang menyelenggarakan sosialisasi politik

wajib memutuskan target berdasarkan dampak ataupun hasil yang ingin dibentuk

kepada peserta sosialisasi. Contoh: Kesbangpol menargetkan pemilih pemula untuk

meningkatkan kesadaran dan partisipasi politik.20

18Hofmeister dan Grabow, ‖Political Parties: Funtions and Organisation in Democratic

societies”, h.38-39 19Ibid. 20 Ibid.

Page 43: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

28

4. Pengembangan dan Penentuan Pemateri dan Materi yang Disampaikan pada

Sosialisasi Politik

Penyelenggara sosialisasi politik mulai dari menetukan pemateri yang sesuai

dengan standar yang dibutuhkan untuk mengisi dan menjalankan sosialisasi.

Penguasaan materi serta gaya berkomunikasi menjadi indikator penting dalam

menentukan pemateri. Setelah menentukan pemateri selanjutnya menentukan materi

apa yang dibahas sesuai dengan karakteristik peserta dan tujuan diberlangsungkannya

sosialisasi.21

5. Pemilihan Peserta Pendidikan Politik

Menentukan peserta sosialisasi politik sesuai dengan target pembahasan dan

tujuan sosialisasi, sehingga mewujudkan kesinambungan yang apik dan menghindari

kesalahan memilih target sebagai peserta sosialisasi politik. Hal yang dapat

diperhatikan misalnya seperti usia, tempat tinggal dan lain-lain.22

6. Perencanaan Konsep Kegiatan Sosialisasi Politik.

Setelah semua tahapan telah selesai, tahap ini membahas mengenai metode

maupun konsep sosialisasi yang diinginkan, apakah berbentuk forum diskusi santai,

ataupun seminar, konsep sosialisasi disesuaikan dengan peserta yang mengikuti

kegiatan sosialisasi.23

Dengan menggunakan konsep yang dibentuk oleh Hofmeister dan Grabow

mengenai tahapan persiapan penyelenggaraan sosialisasi politik, penelitian ini

21 Hofmeister dan Grabow, ‖Political Parties: Funtions and Organisation in Democratic

societies”, h.38-39 22 Ibid. 23 Ibid.

Page 44: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

29

menggunakannya sebagai landasan untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai

langkah Kesbangpol Depok dalam mempersiapkan sosialisasi politik. Pembahasan

mengenai persiapan Kesbangpol dalam menyelenggarakan sosialisasi politik seperti

penentuan mengenai pembahasan materi, siapa saja pemateri sosialisasi, materi apa

yang diberikan, siapa sasaran sosialisasi, dan target sosialisasi politik Kesbangpol.

A.4. Metode Sosialisasi Politik

Setelah membahas mengenai tahapan penyelenggaraan sosialisasi politik,

selanjutnya membahas tentang teori sosialisasi politik mengenai metode sosialisasi

politik secara langsung. Dawson menyebutkan empat metode dalam melakukan

sosialisasi politik secara langsung yaitu imitation (imitasi), anticipatory political

socialization (sosialisasi politik antisipatoris), political education (edukasi politik)

dan political experiences (pengalaman politik).24

1. Imitasi

Imitasi (Imitation) merupakan prosesi sosialisasi politik yang paling awal

dilakukan. Berbentuk peniruan setiap nilai, kepercayaan, sikap serta harapan politik,

proses ini dinamakan sosialisasi primer yang mana merupakan langkah pertama

dalam membentuk identitas seseorang. Proses peniruan terbagi menjadi dua yaitu

peniruan pasif dan peniruan kreatif, jika peniruan pasif meniru dengan seutuhnya.

24 Haryanto, Sosialisasi Politik: Suatu Pemahaman Awal, h.60.

Page 45: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

30

Sedangkan peniruan kreatif melakukan peniruan dengan cara dimodifikasikan sesuai

dengan kemauan setiap individu.25

2. Sosialisasi Politik Antisipatoris

Sosialisasi politik antisipatoris (Antisipatory Political Socialization) adalah

proses seseorang dalam mempersiapkan pengetahuan akan nilai, sikap maupun

tingkah laku yang berhubungan dengan posisi ataupun jabatan tertentu. Seperti

contohnya anggota legislatif terpilih yang mempelajari dan mematangkan peranan

mereka ketika ditugaskan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat

berdasarkan penentuan kedudukan profesi.26

3. Edukasi atau Pendidikan Politik

Edukasi (Political Education) metode ini merupakan upaya nyata untuk

mensosialisasikan nilai-nilai, sikap maupun orientasi politik kepada khalayak banyak.

Kegiatan ini biasa dilaksanakan oleh agen sosialisasi seperti seperti sekolah, partai

politik, pemerintah dan lain sebagainya. Kontak-kontak politik yang dilakukan secara

langsung antara agen-agen sosialisasi politik diharapkan dapat memberikan

pemahaman kepada masyarakat mengenai wawasan dalam berbangsa dan

bernegara.27

Metode sosialisasi ini merupakan metode yang paling sesuai untuk

digunakan dalam pembahasan penelitian, melihat peranan Kesbangpol dalam

memberikan sosialisasi politik melalui berbagai metode seperti seminar, diskusi

25 Susi Fitria Dewi, Sosiologi Politik, (Yogyakarta: Gre Publishing, 2017), h. 64-65. 26 Haryanto, Sosialisasi Politik: Suatu Pemahaman Awal, h.62. 27 Ibid.,63-64.

Page 46: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

31

santai, dan pengelolaan pengetahuan mengenai wawasan mengenai negara dan

politik.

Jika dilihat melalui penjelasan mengenai beberapa jenis sosialisasi politik,

sosialisasi politik Kesbangpol tergolong dalam jenis sosialisasi pendidikan polit ik.

Berbeda dengan metode sosialisasi politik seperti imitasi, sosialisasi politik

antisipatoris, dan inisiatif. Pada metode yang telah disebutkan, proses

penyelenggaraan sosialisasi berada di tangan target maupun sasaran sosialisasi.

Berbeda dengan jenis metode sosialisasi pendidikan politik, peran aktif dikendalikan

lebih banyak oleh agen dan materi sosialisasi.

4. Pengalaman Politik

Pengalaman politik (Political Experience) yang dimiliki setiap individu dapat

membentuk sikap dan orientasi orang tersebut. Pengalaman politik lebih memiliki

ruang yang lebih longgar mengenai kemungkinan seseorang dalam memperoleh

pemahaman mengenai politik bergantung pada aktivitas sesorang dalam arena politik.

Sehingga intensistas seseorang dalam berperan aktif dalam dunia politik maka akan

semakin banyak pula pengalaman politik yang diperolah. Dalam metode sosialisasi

langsung jenis ini kritisitas sesorang sangat berperan penting.28

A.5. Perspektif implementasi dalam Sosialisasi Politik

Paul Allan Beck dalam bukunya The Role of Agents in Political Socialization

menyatakan bahwa bentuk sosialisasi politik dibedakan menjadi dua perspektif yaitu

teaching perspective dan learning perspective. Perbedaan antara keduanya berada

28 Haryanto, Sosialisasi Politik: Suatu Pemahaman Awal, h.66.

Page 47: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

32

pada karaktetistik keaktifan individu sebagai sasaran dari sosialisasi politik. Teaching

perspective merupakan sikap yang ditunjukkan dari sasaran sosialisasi bersifat pasif

karena bergantung pada pemateri, karena hanya diajarkan untuk menerima materi

tanpa memberikan respon tanggapan bias disebut dengan sosialisasi yang berjalan

satu arah. Berbeda dengan learning perspective, sasaran dari sosialisasi politik

bersifat aktif dan tiap individu memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri

selama proses sosialisasi politik, dalam hal ini setiap individu diberikan kesempatan

untuk mengutarakan segala yang ingin diungkapkan seperti kritikan ataupun menolak

materi.29

Dengan menggunakan teori ini, penelitian ini melihat perspektif manakah yang

digunakan oleh Kesbangpol dalam memberikan sosialisasi kepada pemilih pemula.

Penelitian ini melihat kecakapan pemateri dalam memberikan sosialisasi dalam

mengendalikan interaksi selama proses sosialisasi berlangsung.

A.6. Tujuan Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik mengandung unsur pendidikan politik yang mampu

membentuk serta menanamkan kepribadian serta kesadaran dalam berpolitik,

sebagaimana dengan pendidikan politik yang berfungsi untuk membangun

kemampuan dan membentuk pola partisipasi masyarakat yang efektif dalam aktivitas

29 Haryanto, Sosialisasi Politik: Suatu Pemahaman Awal, h.22-23.

Page 48: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

33

politik suatu negara, sehingga perilaku tersebut dapat diterima dan dipraktikkan

dalam sistem politik.30

Berikut adalah tiga aspek tujuan sosialisasi politik:31

1. Membangun Kepribadian Politik

Dalam tahap ini sosialisasi politik berorientasi memberikan pendidikan

mengenai pemahaman isi dan penghayatan atas nilai-nilai yang dianut oleh suatu

negara, pemahaman mengenai etos normatif yang dijadikan sebagai landasan dalam

membina dan mengembangkan diri sehingga membentuk kepribadian dalam

berkehidupan dalam ranah politik. Melalui pendidikan politik, masyarakat diharapkan

menjadi warga negara yang memiliki keterampilan serta bertanggung jawab dalam

berkehidupan berbangsa dan bernegara. dilandaskan atas nilai dan norma yang

berlaku.

2. Kesadaran Politik

Kesadaran merupakan kondisi psikologis yang mana seseorang tanggap pada

suatu hal, jika dalam bahasan politik hal tersebut adalah kondisi politik atau iklim

politik suatu bangsa. Mampu merangsang kesadaran masyarakat untuk menelaah

permasalan politik secara kritis dan rasional.32

3. Partisipasi Aktif

Sosialisasi politik bertugas menyadarkan fungsi politik yang dimiliki oleh

setiap individu sehingga merubah sikap seseorang untuk memiliki keinginan yang

30 Damsar, Pengantar Sosiologi Politik, h. 154-155. 31 Ahmad Dzakirin, Tarbiyah Siyasiyah, (Solo: Era Adicitra Intermedia, 2011), h. 25. 32 Payerli Pasaribu, ―Peranan Partai Politik dalam Melaksanakan Pendidikan Politik”, Jurnal

Ilmu Pemerintahan dan Sosial, Vol V No.1 tahun 2017, h.57

Page 49: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

34

kuat dalam berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dalam proses politik,

seperti aktif dalam kelembagaan partai politik dan lain-lain.33

Melalui tujuan sosialisasi politik yang telah tercantum dalam rencana kerja

Kesbangpol Depok tahun 2018-2019, seluruh poin-poin tujuan sosialisasi politik yang

telah dibahas sebelumnya termaktub dalam capaian program Kesbangpol yaitu

peningkatan kesadaran berbangsa dan bernergara, berikut adalah manfaat sosialisasi

politik dalam sudut pandang Kesbangpol; Meningkatnya pemahaman belajar terhadap

hak dan kewajiban berpolitik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Meningkatnya kemandirian, kedewasaan politik dan pencapaian prestasi

dalam penyelenggaraan kehidupan politik dan kenegaraan. Maksimalnya partisipasi

politik yang demokratis baik fungsi terhadap masyarakat serta mampu

mengembangkan sistem politik yang demokratis yang berlandaskan atas Pancasila.34

C. Pengertian Pemilih Pemula

Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah35

pada Bab IV yang menjabarkan bahwa warga Indonesia yang genap

17 tahun atau lebih dan sudah menikah, serta terdaftar sebagai pemilih oleh

penyelenggara pemilu maka orang tersebut memiliki hak pilih. Pemilih pemula

memiliki rentang usia 17 sampai 21 tahun, mayoritas pemilih pemula berada di

33 Ahmad Dzakirin, Tarbiyah Siyasiyah, h.25. 34 Kesbangpol, ―Laporan Rencana Kerja Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Depok Tahun

2018-2019‖. 35 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Page 50: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

35

lingkungan pelajar SMA, mahasiswa serta pekerja muda. Lebih dalam lagi pemilih

pemula merupakan pengkategorian politik pada kelompok yang baru pertama kali

menggunakan suara politik dalam menentukan hak pilihnya. KPU sendiri memiliki

pemahaman yang serupa dan sejalan dengan undang-undang, tetapi lebih detail lagi

menjelaskan yakni TNI/Polri yang baru pensiun dan kembali menjadi warga sipil

yang memiliki hak memilih juga dikategorikan sebagai pemilih pemula. Seperti

diketahui saat bertugas anggota TNI/Polri tidak memiliki hak pilih dalam pemilu

karena harus netral dan tidak berpihak pada siapapun. Setelah memasuki masa

pensiun dalam usia tertentu, barulah memiliki hak memilih dan dipilih dalam

pemilu.36

Karakteristik pemilih pemula sendiri yaitu memiliki antusiasme yang tinggi,

haus akan perubahan, serta pola pikir yang jauh dari pragmatis sehingga dengan

karakteristik yang dimiliki tersebut harus dimanfaatkan dengan baik melalui

pengedukasian pandangan yang rasional untuk membentuk pola pikir yang baik dan

tidak radikal.37

Didukung dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan,

pemuda harus berperan aktif sebagai penegak kekuatan moral, kontrol sosial dan agen

perubahan dalam pembangunan bangsa.38

Menunjukkan bahwa generasi muda

merupakan kunci dari satu bangsa untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

36 KPU, ―Materi Pendidikan Politik KPU Goes to School”. 37 Primandha Sukma Nur Wardhani, ―Partisipasi Politik Pemilih Pemula dalam Pemilu

Umum‖, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol.10 No. 1, 2018, h.59. 38 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan.

Page 51: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

36

Demi menggapai tujuan yang ingin dicapai tersebut, pembentukan karakter serta

perilaku warga negara menjadi elemen penting. Sehingga sosialisasi politik sangat

bertanggung jawab dalam pembentukan karakter, sifat, dan tanggung jawab dalam

membentuk pendistribusian nilai-nilai politik dan membangun partisipasi yang aktif

serta bertanggung jawab.39

Menurut Suhartono, pemilih pemula mempunyai kebiasaan yang santai, bebas

dan menyukai hal-hal yang meneyanangkan dan haus akan informasi. Melalui

pembahasan mengenai pemilih pemula penelitian ini menjabarkan alasan Kesbangpol

memberikan program prioritas sosialisasi kepada pemilih pemula serta bagaimana

cara penyampian materi sosialisasi politik Kesbangpol kepada pemilih pemula.

D. Partisipasi Politik

Pengertian partisipasi politik sendiri mencakup pada penggabungan dua konsep

dari sosialisasi dan politik. Sosialisasi politik merupakan aktivitas kegiatan yang

didalamnya meliputi hubungan dengan kekuasaan, kebijakan, kewenangan,

pengambilan keputusan, kehidupan publik, baik itu pemerintahan, distribusi, negara

ataupun konflik. Sementara itu jika dalam tahapan awal berlanjut dengan

pengambilan bagian ataupun kontribusi dan berperan serta dalam kegiatan terkait

dengan persoalan politik seperti kekuasaan, kewenangan, pemerintahan, kebijakan,

39 Aris Riswandi Sanusi dan Cecep dermawan, ―Implementasi Pendidikan Politik dalam

Membentuk Karakter Kepemimpinan Lintas Budaya pada Generasi Muda Demi Mewujudkan Budaya

Politik Pancasila‖, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol.25, No. 1, Juni 2016, h. 25-26.

Page 52: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

37

serta pengambilan keputusan. Maka penggabungan konsep tersebut mewujudkan

pengertian partisipasi politik yang sifatnya luas.40

Meskipun pandangan masyarakat yang mayoritas beranggapan bahwa inti dari

berpartisipasi politik adalah ikut serta dalam pemungutan suara saat pemilu

berlangsung, partisipasi politik memiliki aktivitas jauh dari pada itu, bukan hanya

sekedar datang dan mengikuti proses pemilihan.41

Ramlan Surbakti menyebutkan

bahwa dalam membedakan bentuk partisipasi politik dapat dibedakan menjadi

partisipasi aktif dan partisipasi pasif. Bentuk partisipasi aktif antara lain seperti

merumuskan serta mengajukan kebijakan, melontarkan kritik kepada pemerintahan

untuk mengadakan perbaikan dan penyempurnaan bentuk kebijakan, lebih tepatnya

bentuk partisipasi aktif ditandai dengan sifat masyarakat yang kritis akan segala

perilaku dan bentuk input serta output kebijakan. Sedangkan bentuk partisipasi pasif

adalah kebalikan dari kegiatan yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu hanya

menerima menaati dan melaksanakan keputusan pemerintah.42

Dalam membahas

mengenai partisipasi politik Keith Faulks menyatakan43

:

―Partisipasi politik adalah keterlibatan aktif individu maupun kelompok dalam

proses pemerintahan yang berdampak pada kehidupan mereka. Hal ini meliputi

keterlibatan dalam pembuatan keputusan maupun aksi oposisi. Yang terpenting,

partisipasi politik merupakan proses aktif seseorang mungkin menjadi anggota

40 Yoyoh Rohaniah dan Efriza, Pengantar Ilmu Politik: Kajian Mendasar Ilmu Politik,

(Malang: Intrans Publishing, 2015), h.469. 41 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h.182.

42 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 182 43 Yoyoh Rohaniah dan Efriza, Pengantar Ilmu Politik: Kajian Mendasar Ilmu Politik,

(Malang: Intrans Publishing, 2015), h.470.

Page 53: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

38

sebuah partai atau kelompok penekan. Tindakan keterlibatan aktif termasuk

partisipasi politik konvensional, seperti memberikan suara, menduduki jabatan

tertentu, berkampanye untuk partai politik, atau berkontribusi dalam

manajemen koperasi parumahan masyarakt, maupun tindakan konvensional

yang bisa dianggap absah, seperti menandatangani petisi atau mengikuti

demonstrasi damai ataupun ilegal seperti –protes dengan kekerasan atau

menolak membayar pajak‖.

Sejalan dengan pandangan yang telah dibahas sebelumnya Herbert, Samuel P.

Huntington dan Joan M. Nelson menafsirkan partisipasi politik dengan mengaitkan

partisipasi dengan tindakan ilegal dan kekerasan.44

―Partisipasi politik adalah kegiatan warga yang bertindak sebagai pribadi-

pribadi yang dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh

pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif terorganisir atau

spontan, mantap atau sparodis, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau

ilegal, efektif atau tidak efektif.‖

Gabriel A. Almond membedakan partisipasi politik menjadi partisipasi politik

konvensional dan partisipasi politik non-konvensional. Partisipasi politik

konvensional berbentuk partisipasi politik normal pada umumnya dalam demokrasi

modern, sedangkan partisipasi politik non-konvensional berbentuk partisipasi yang

bersifat ekstreme dan cenderung ilegal penuh dengan kekerasan dan revolusioner.

Berikut ini rincian bentuk partisipasi politik menurut Gabriel A. Almond dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

44 Mirim Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.368.

Page 54: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

39

Tabel 2.2. Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik45

Konvensional Non-Konvensional

Pemberian Suara

Diskusi Politik

Kegiatan Kampanye

Membentuk dan Berbagung

dalam Kelompok Kepentingan

Komunikasi dengan Pejabat

Politik dan Administratif.

Pengajuan Petisi

Demonstrasi

Konfrontasi

Mogok

Tindak Kekerasan Politik

seperti perusakan,

pemboman ,

pembakaran,penculikan dll.

Perang Gerilya dan

Revolusi.

Pada penelitian kali ini hanya memanfaatkan beberapa bentuk partisipasi politik

sebagai indikator dalam menilai dampak sosialisasi politik yang terjadi pada pemilih

pemula terhadap partisipasi politik, lebih jelasnya dibahas pada Bab III. Berikut ini

adalah pengelompokkan masyarakat berdasarkan piramida partisipasi politik.

Gambar II. 2 Piramida Partisipasi Politik46

1. Pemain (Gladiators).

Berada pada posisi tertinggi yaitu masyarakat yang sangat aktif dalam proses

dan partisipasi politik. Berikut ini adalah aktivitas partisipasi Gladiators yaitu

45 Yoyoh Rohaniah dan Efriza, Pengantar Ilmu Politik: Kajian Mendasar Ilmu Politik, h.485. 46 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 372.

Gladiators

Spectators

Apathetics

Page 55: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

40

menjadi pejabat publik atau anggota aktif partai politik, menjadi calon pejabat,

menghimpun dana politik, dan menyisihkan waktu untuk kampanye politik.

2. Penonton (spectators).

Partisipasi yang tergolong dalam klasifikasi ini adalah masyarakat yang terdiri

dari 2 kelompok yaitu masyarakat masa transisi dan partisipasi monoton. Bentuk

kegiatan partisipasi masa transisi seperti Mengikuti rapat politik, pawai politik,

memberi dukungan dana partai atau calon, jumpa pejabat publik atau pemimpin

politik. Sebelum masuk kedalam tahap tersebut posisi sebelumnya yaitu partisipasi

monoton seperti, memakai simbol/identitas partai/organisasi politik, mengikuti

diskusi politik, mengajak orang untuk memilih, dan melakukan pemberian suara.

3. Apatis (Apathetics).

Kelompok ini merupakan masyarakat yang tidak aktif sama sekali dan tidak

menggunakan hak pilihnya, orang yang termasuk dalam kelompok ini cenderung

menarik diri dari segala proses politik yang berlangsung.

Dari penggolongan partisipasi politik yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis

menggunakannya sebagai indikator untuk mengetahui golongan dan persentase

partisipasi politik pemilih pemula setelah mendapatkan sosialisasi politik melalui

Kesbangpol.

E. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini digunakan untuk menjabarkan bagaimana proses dan

alur pembahasan dalam sebuah penelitian. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian campuran (mixed method), untuk membahas pertanyaan penelitian

Page 56: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

41

mengenai bagaimana peranan Kesbangpol Depok dalam memberikan pendidikan

politik kepada pemilih pemula, untuk menjawab pertanyaan penelitian ini penulis

menggunkan metode kualitatif yaitu dengan memanfaatkan data hasil wawancara dan

dokumen yang diperoleh dari divisi politik Kesbangpol serta pemateri sosialisasi

politik Kesbangpol Depok. Untuk melihat peranan Kesbangpol dalam

mempersiapkan dan menjalankan proses sosialisasi politik pada pemilih pemula,

penulis merujuk pada skema tahapan penyelenggaraan sosialisasi menurut Hofmeister

dan Grabow yang sudah dijelaskan sebelumnya. Di dalamnya membahas secara

mendalam mengenai proses persiapan, perumusan, materi, serta konsep kegiatan

sosialisasi.

Membahas mengenai peran dari sosialisasi politik yang telah dilakukan oleh

Kesbangpol dalam meningkatkan partisipasi politik pemilih pemula, penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif. Berikut ini penggambaran kerangka pemikiran

penelitian.

Gambar II. 3 Kerangka Pemikiran

Sosialisasi Politik

Kesbangpol (X) Partisipasi

Politik Pemilih

Pemula (Y)

1. Intensitas memperoleh

pengetahuan politik

2. Kualitas penyampaian

materi sosialisasi

3. pemahaman peserta dengan

materi sosialisaisi

4. orientasi sikap peserta

sosialisasi

1. Mengikuti pemilu

2. Mengikuti organisasi di lingkungan masyarakat

3. Mengikuti berita dan informasi

mengenai perpolitikan Indonesia. 4. Melakukan kritik kepada

pemerintah melalui berbagai cara

seperti berdemo dll

5. Tertarik menjadi pengurus atau

pejabat partai

Page 57: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

42

Penelitian ini mengungkapkan pengujian pengaruh sosialisasi politik

Kesbangpol Depok terhadap partisipasi politik pemilih pemula di Depok melalui uji

regresi linear sederhana. Dengan berbagai tahapan syarat uji yang telah ditetapkan

ataupun diberlakukan.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah rangkuman kesimpulan yang masih sementara, atau bisa

dibilang perkiraan maupun pendapat peneliti yang dianggap sebagai jawaban

sementara untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan yang sifatnya masih

dugaan yang akan diuji kebenarannya.47

Dalam penelitian ini, adapun rumusan

hipotesis sebagai berikut:

(H0) Tidak ada pengaruh dari sosialisasi politik Kesbangpol terhadap partisipasi

politik pemilih pemula di Kota Depok.

(HI) Ada pengaruh dari sosialisasi politik Kesbangpol terhadap partisipasi politik

pemilih pemula di Kota Depok.

47 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder,

(Jakarta: Raja Grafindo, 2010), h.57.

Page 58: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

43

BAB III

METODE PENELITIAN CAMPURAN (MIXED METHOD RESEARCH)

Bab III menjelaskan metode penelitian campuran yang digunakan dalam

penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi kepustakaan,

wawancara, dan survei kuesioner. Bagian selanjutnya berisi tahapan-tahapan uji guna

menganalisa korelasi dan pengaruh sosialisasi politik Kesbangpol terhadap partisipasi

politik pemilih pemula di Depok.

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran (mixed method

research) yaitu metode penelitian yang menggabungkan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif dalam proses penelitian yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan.

Data yang digunakan berupa penggabungan data-data yang diperoleh melalui cara-

cara kualitatif dan kuantitatif.1 Untuk lebih memahami definisi mengenai pendekatan

campuran, John W. Creswell memaparkan metode penelitian campuran sebagai

berikut:

―Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang

mengkombinasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif. Pendekatan ini

menggunakan asumsi-asumsi folosofis dari pendekatan kualitatif dan

kuantitatif kemudian dilakukan pencampuran (mixing) kedua pendekatan

tersebut dalam satu penelitian. Pendekatan ini lebih kompleks dari sekedar

mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data ia jugaa melibatkan fungsi

dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektif sehingga kekuatan

1 Muhammad Yaumi dan Muljono Damopoli, Action Research: Teori, Model, dan

Aplikasi.(Jakarta: Kencana Prenamedia Group, 2014), h.99.

Page 59: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

44

penelitian ini secara keseluruhan lebih besar ketimbang penelitian kualitatif

dan kuantitatif.‖2

Terdapat dua tipe dalam penelitan mixed method yaitu strategi eksplanatoris

sekuensial yang mana dalam metode penelitian ini mendahulukan data kuantitatif

kemudian diiringi dengan pengolahan dan analisis data kualitatif. Sedangkan dalam

metode campuran yang digunakan pada penelitian ini yaitu strategi eksploratoris

sekuensial strategi ini merupakan antitesis dari strategi eksplanatoris. Tahap pertama

yang dilakukan adalah mengakumulasikan serta menganalisis data kualitatif terdahulu

kemudian pengolahan data kuantitatif berdasarkan pada data yang diperoleh pada

tahapan awal.3 Alasan pemilihan eksploratoris guna mendukung dan

menyempurnakan penelitan kualitatif yang dilakukan pada tahap pertama yaitu

membahas mengenai tahap-tahap persiapan Kesbangpol dalam mensosialisasikan

wawasan politik.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Depok, Jawa Barat. Objek pembahasan dalam

penelitian ini yaitu Kesbangpol Depok sebagai badan pemerintahan yang

menyelenggarakan sosialisasi politik kepada warga Depok, dan Objek penelitian

selanjutnya adalah siswa-siwsi SMA/MA sederajat yang menjadi target dan peserta

sosialisasi yang selenggarakan oleh Kesbangpol Depok.

2 John Creswell, Reasearch Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed,

(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2011), h.48. 3 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Method), (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 408.

Page 60: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

45

C. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini memanfaatkan beberapa model pengumpulan data diantara lain

adalah:

1. Observasi Aktif

Teknik ini merupakan pengamatan yang dilakukan peneliti untuk terjun

langsung dengan melakukan pematauan dan pencatatan yang sistematis mengenai

objek yang diteliti, keterlibatan dalam kegiatan menjadi pokok keutamaan fungsi

observasi yang membantu peneliti untuk melihat, mendengar, merasakan kondisi

keadaan secara nyata keberlangsungan sosialisasi politik.4

2. Wawancara

Teknik wawancara ini merupakan salah satu cara memperoleh informasi dan

data melalui interaksi antara peneliti dengan objek penelitian dengan mengajukan

pertaanyaan untuk memperoleh data yang sifatnya mendalam.5 Wawancara ini

merupakan proses tanya jawab secara langsung sehingga sangat bermanfaat untuk

memverifikasi informasi yang telah didapatkan sehingga data yang digunakan dalam

penelitian merupakan data yang valid.

4 Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metode Penelitian Kauntitatif, (Sukabumi: CV Jejak), h.

110. 5 Fandi Rosi Sarwo, Teori Wawancara Psikodignotik, (Yogyakarta: PT Leutika Nouvalitera,

2016), h. 2.

Page 61: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

46

Tabel III. 1 Daftar Informan Penelitian

No Narasumber Posisi Kontribusi dalam

Sosialisasi

1. Dede Slamet

Permana

Ketua Panwaslu Depok Pemateri sosialisasi

2. Ahmad Sholeh

Firdaus Habibi

Anggota KPU Depok Pemateri sosialisasi

3. Fredi Granida Kepala divisi politik

Kesbangpol Depok

Pemateri sosialisasi

sekaligus

penanggung jawab

acara.

4. Hakim Siregar Kepala kantor Kesbangpol

Depok

Pembina dan

pengawas sosialisasi

5. Sofyan Hadi Guru sekolah asal Pemantau peserta

Sosialisasi berasal

dari sekolah

6. Ahmad Ardra Target sosialisasi Peserta dan siswa

SMAN 5 Depok

7. Dinda Firdza Target sosialisasi Peserta dan siswa

SMAN 5 Depok

Sumber: Data Primer (wawancara).

3. Survei Kuesioner

Proses pengumpulan data melalui kuesioner yang berisikan daftar

pertanyaan ataupun pernyataan yang telah disusun secara sitematis yang akan dijawab

oleh responden ataupun sampel yang menjadi bagian dari populasi penelitian. Jenis

kusioner yang digunakan adalah langsung tertutup, jenis ini terdapat pilihan jawaban

dalam lembar kuesioner yang telah ditentukan peneliti.6

6 Burhan Bungin, Analisis Penelitian Data Kuantitatif, (Jakarta: Raja Grafindo, 2009),h.44-45.

Page 62: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

47

4. Studi Kepustakaan

Pengumpulan data yang bersumber dari jurnal, artikel, buku, media cetak

ataupun elektronik serta laporan dokumen primer terkait dengan bahasan penelitian

seperti laporan kerja, rencana kerja dan lain-lain.7

D. Variabel dan Pengukuran

Variabel merupakan elemen dari penelitian, yang mana elemen tersebut

mempunyai beragam nilai berbentuk kuantitatif maupun kualitatif yang dapat berubah

nilainya. Variabel dapat dibedakan menjadi beberapa kategori bergantung pada

parameter yang digunakan pada suatu penelitian.8 Variabel penelitian yang digunakan

pada penelitian kali ini yaitu variabel yang berdasarkan pada hubungan, lebih

jelasnya dijelaskan di bawah ini:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas (Independent Variable) atau independen adalah variabel yang

menjadi sebab ataupun yang mempengaruhi variabel lainnya yaitu variabel terikat

(dependent variable). 9 Variabel bebas ini dianggap sebagai penyebab atas kehadiran

variabel terikat.10

Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah sosialisasi

politik Kesbangpol tahun 2018.

7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: PT Alfabet

Danandjadja, 2016),h. 291. 8 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbandingan

Perhitungan Manual dan SPSS, (Jakarta: Penerbit Kencana, 2017), h.10. 9 Ibid. 10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif ,(Bandung: Alfabeta, 2006), h. 61.

Page 63: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

48

2. Variabel Terikat

Variabel terikat (Dependent Variable) atau dependen merupakan variabel

yang dipengaruhi ataupun variabel yang mendapatkan efek ataupun resultan yang

diakibatkan oleh variabel bebas.11

Variabel dependen ini menjadi variabel yang akan

dijabarkan secara komprehensif12

, melalui pembahasan yang dikaji pada Bab IV.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependennya yaitu partisipasi politik

pemilih pemula di Depok yang mendapatkan sosialisasi politik melalui Kesbangpol.

E. Operasionalisasi Konsep

Untuk menjabarkan mengenai komposisi variabel serta indikator yang

digunakan dalam penelitian, penelitian ini mengkategorikannya berdasarkan atas

sifat-sifat teori penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Adapun rincian

pengoperasian indikator variabel adalah sebagai berikut:

Tabel III. 2 Operasionalisasi Konsep Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Skala

Intensitas Sosialisasi Politik

Mengikuti sosialisasi politik lainnya selain dari Kesbangpol.

Mengikuti sosialisasi politik

dari Kesbangpol.

Kualitas Penyampaian Materi Sosialisasi

Penguasaan materi pembicara.

Penyampaian materi menggunakan bahasa yang

mudah dipahami.

11 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, h.10. 12 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial Kuantitatif, (Bandung: Rafika Aditama, 2015),

h.185.

Page 64: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

49

Sosialisasi

Politik

Kesbangpol

(X)

komunikasi berjalan dua arah.

Ordinal

Penyajian materi dikemas

dengan menarik.

Pemahaman Peserta Mengenai

Materi Sosialisasi Politik.

Mengikuti dengan serius

sosialisasi politik.

Memahami materi sosialisasi

dengan baik

Memperoleh informasi politik

yang sebelumnya tidak

diketahui.

Orientasi Sikap Target Sosialisasi

Menyampaikan kembali sosialisasi yang didapat kepada

lingkugan sekitar

Mengetahui tugas hak dan kewajiban sebagai warga

negara.

Menyadari bahwa partisipasi

politik masyarakat berperan penting dalam proses

demokrasi.

Menggunakan dan

memanfaatkan ilmu yang telah didapatkan

melalui sosialisasi dalam

beraktivitas politik.

Memiliki ketertarikan untuk

aktif dalam kegiatan politik

Partisipasi

Politik (Y)

Apathetics

Tidak melakukan aktivitas

politik apapun

Ordinal

Spectators

Partisipasi

Politik

Konvensional

Mengikuti Pemilu

Mengikuti organisasi sosial

masyarakat

Mengikuti rapat dan diskusi

politik

Mengikuti kampanye politik

Mengikuti berita politik

Partisipasi Politik Non-

Mengkritisi kebijakan

pemerintah dengan berdemonstrasi

Page 65: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

50

Konvensional

Mengajukan atau mengisi petisi

Terlibat dalam konfrontasi

politik

Gladiators

Menjadi anggota/kader partai politik

Menjadi calon pejabat

Menjadi anggota partai politik

ataupun pengurus partai

politik, hingga pejabat publik.

Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk membantu proses

memperoleh data dalam metode kuantitatif yaitu dengan menggunakan survey

kuesioner. Kuesioner tersebut menggunakan skala likert dan pilihan jawaban yang

disediakan seperti berikut ini:

Tabel III. 3 Pilihan Jawaban Kuesioner Berdasarkan Skala Likert

F. Populasi dan Sampel Penelitian.

Populasi yaitu objek keseluruhan yang memiliki karakteristik sama seperti yang

telah ditentukan oleh peneliti sehingga menjadi sasaran ataupun target penelitian.13

Populasi juga sering disebutkan sebagai sebuah golongan yang memiliki suatu

13 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Method),h. 61.

Kategori Alternatif Jawaban Skor

Sangat tinggi SS = sangat setuju 4

Tinggi S = setuju 3

Rendah TS = tidak setuju 2

Sangat rendah STS = sangat tidak setuju 1

Page 66: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

51

kesamaan.14

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA/MA Sederajat

Depok yang mendapatkan kesempatan menjadi peserta sosialisasi politik Kesbangpol

dengan berbagai tema yang diberikan. Berdasarkan laporan kerja Kesbangpol, jumlah

peserta sosialisasi politik dalam 1 tahun yaitu 1.100 peserta.15

Sample adalah rangkaian prosedur yang digunakan untuk menetukan hanya

sebagian populasi saja yang dipilih untuk dimanfaatkan sebagai kelompok kecil yang

diangggap representatife dari keseluruh populasi.16

Penelitian ini menggunakan

rumus slovin untuk menentukan jumlah sampel.

Diketahui bahwa jumlah populasi peserta sosialisasi politik sebesar 1.100

peserta dan penelitian ini menggunakan nilai signifikansi 10% (0,1), sehingga banyak

sampel adalah:

14Lisa Harison, Metodelogi Penelitian Politik,(Jakarta: Kencana, 2009),h.22. 15Kesbangpol,―Laporan Kerja Sosialisasi Politik Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota

Depok Tahun 2018‖. 16 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, h.30.

Keterangan:

n = sampel

N = populasi

e = nilai signifikansi

Page 67: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

52

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan jumlah sampel pada

penelitian ini adalah 91,66 yang digenapkan menjadi 100 sampel siswa siswi SMA

Sederajat pemilih pemula yang menjadi peserta sosialisasi politik Kesbangpol.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu

menggunakan purposive sampling. Berdasarkan pengertian menurut Sugiyono,

purposive sampling merupakan teknik penelitian dengan menentukan sampel

berdasarkan ketentuan maupun pertimbangan tertentu dengan melihat karateristik

maupun ciri-ciri dan sifat pokok populasi yang telah ditentukan oleh peneliti untuk

memperoleh sampel yang representatif.17

Berikut ini adalah karakteristik sampel yang

ditentukan dalam penelitian ini:

a. Sampel harus berasal dari SMA Sederajat yang telah memperoleh sosialisasi

politik dari Kesbangpol pada tahun 2018.

b. Sampel harus terdaftar dalam absensi peserta sosialisasi politik Kesbangpol

tahun 2018.

Karena populasi yang begitu besar dengan total 32 Sekolah dengan jumlah

peserta 1.100 siswa yang telah medapatkan sosialisasi politik dari Kesbangpol Depok.

Maka penulis menentukan 5 sekolah untuk dijadikan sampel dengan jumlah peserta

sosialisasi politik terbanyak yaitu 100 peserta. Secara sistematis berdasarkan syarat

ketentuan sampel yang telah dibahas sebelumnya, penelitian ini mengambil 20 siswa

17 Sugiyono,Metode Penelitian kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan

manual dan SPSS. (Jakarta: Penerbit Kencana,2014) h.122.

Page 68: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

53

sebagai sampel dari 5 sekolah yang memiliki peserta sosialisasi terbanyak. Berikut

adalah daftar sekolah yang dijadikan sampel:

Tabel III. 4 Daftar Sekolah yang Dijadikan Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Sampel

1. SMA Negeri 5 Kota Depok 20

2. SMK Negeri 1 Kota Depok 20

3. SMK Nasional Limo 20

4. SMA YAPAN Indonesia 20

5. MA Al-Karimiyah 20

Jumlah 100

H. Uji Instrumen Penelitian

Sebelum melangkah lebih jauh, persiapan pematangan kuesioner yang

digunakan sebagai instrumen utama data dalam penelitian memerlukan uji validitas,

uji validitas dipergunakan untuk membuktikan instrumen yang digunakan dalam

proses pengukuran kredibel dan sesuai dengam konsep penelitian.18

H.1. Uji Validitas

Uji validitas ini dipergunakan untuk menguji instrumen-instrumen yang

digunakan dalam kuesioner penelitian, apakah sudah cocok dan sesuai (valid).19

Berikut ini syarat yang digunakan untuk mengetahui kuosioner yang telah terbentuk

sudah tepat untuk dijadikan landasan pengukuran20

:

18 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, 2005), h. 45. 19 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, h.48. 20 Ibid., h.47.

Page 69: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

54

1. Koefisien korelasi product moment melebihi 0,3 maka item tersebut dinyatakan

valid dan lolos uji.

2. Jika Koefisien korelasi product moment > r-tabel ( n = jumlah

sampel.

3. Nilai sig ≤ .

Berikut ini adalah rumus untuk menguji validitas konstruk dengan teknik korelasi

product moment, yaitu21

:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Berikut ini adalah landasan pengambilan keputusan uji validitas22

:

a. Jika r hitung ≥ r tabel maka setiap instrumen pernyataan dinyatakan valid dan bisa

digunakan dalam penelitian.

b. Jika r hitung ≤ r tabel maka pernyataan dianggap tidak valid dikarenakan tidak

berkorelasi signifikan terhadap jumlah keseluruhan

Untuk membantu penelitian ini dan mempercepat prosesi pengolahan data,

penelitian ini menggunakan Statistikal Product and Service Solution (SPSSv20) untuk

mengolah data kuantitatif penelitian.

21 Ibid., h.48. 22 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif , h.50.

N = jumlah responden

X = skor variabel (jawaban

responden)

Y = Skor total dari variabel

(jawaban responden)

Page 70: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

55

H.2. Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas terhadap instrumen pembentuk kuesioner,

tahapan selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas. Dengan melakukan uji

reliabilitas dapat menunjukkan derajat ketepatan ataupun hasil pengukuran yang

konsisten dalam artian jika dilakukan berulang kali maka akan mendapatkan hasil

yang serupa.23

Penelitian ini mengunakan uji reliabilitas dengan teknik alpha

cronbach, rumus ini dugunakan karena instrumen penelitian terdiri dari pilihan ganda

yang menginterpretasikan penilain sikap24

. Berikut ini adalah bentuk rumus alpha

cronbach25

:

r11 = [

] [

∑ b

]

I. Metode Analisis Data.

Metode analisis data adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam

menganalisa data penelitian yang sudah terkumpul26

. Penelitian ini menggunakan

bantuan software SPSSv20 (Statistikal Product and Service Solution) berikut adalah

tahapan metode analisa yang akan dilakukan dalam penelitian ini:

23 Ibid.,h.55. 24 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif , h.57. 25 Ibid.,h.58. 26 Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009).h. 10.

Keterangan:

r11 : Koefisien reliabilitas instrumen.

k : Jumlah butir pertanyaan.

∑ δ b : Jumlah varian butir.

δ 𝑡 : Varian total.

Page 71: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

56

I.1. Analisis Statistik Deskriptif

Teknik statistik deskriptif ini merupakan bentuk analisis data penelitian yang

digunakan untuk menarik kesimpulan atau menggeneralisir dan memberi gambaran

keseluruhan mengenai persepsi dan pandangan responden dalam menjawab

kuesioner. Pendeskripsian ini berguna untuk menjelaskan hasil penelitian berdasarkan

distribusi frekuansi variabel yang diperoleh (skor rata-rata)27

. Menurut pandangan

Sugiyono, analisis deskriptif dimanfaatkan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan

data yang telah diperoleh dengan menyimpulkan berdasarkan perhitungan rata-rata28

.

Berikut adalah rumus hitung analisis deskriptif:

X =

I.2.Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui kepastian

persebaran data yang telah diperoleh, apakah data berdistribusi secara normal atau

tidak.29

Data yang digarap dalam uji normalitas berbentuk skala interval, ordinal

maupun rasio. Karena bentuk penelitian ini menggunakan analisis metode parametik,

27 Usman, Metode Penelitian Sosial. h.129 28 Sugiyono,Metode Penelitian kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan

manual dan SPSS, h. 206. 29 Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki, Statistika Terapan: Untuk Penelitian Ilmu-

ilmu Sosial.(Yogyakarta: Gadjah Mada university Press, 2000).h, 110.

Keterangan:

= Skor rata-rata yang dicari.

X = Jumlah skor gabungan

N = Jumlah responden.

Page 72: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

57

maka salah satu syarat yang harus terpenuhi adalah data harus berdistribusi normal.30

Dalam melakukan uji statistik penelitian ini menggunkan SPSSv20 (Statistikal

Product and Service Solution) dengan menggunakan metode kolmogorov smirnov.

Berikut ini adalah dasar pengambilan keputusan dalam melakukan uji normalitas

menurut Singgih Sanoto:

a. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi

bersifat normal.

b. Jika nilai Probabilitas < 0,05 maka dapat disumpulkan bahwa model regresi

tidak bersifat normal.

I.3. Uji Linearitas

Uji ini dimanfaatkan untuk mengetahui bentuk sebaran data apakah linear atau

berbentuk kurva31

. Uji linearitas merupakan salah satu uji yang harus dilakukan

sebelum melakukan analisis korelasi ataupun regresi linear.32

Suatu variabel dapat

dikatakan berdistribusi secara normal, jika pola gambar persebaran titik-titik data

membentuk garis diagonal atau posisi persebaran data berada pada sekitar garis lurus

dari kiri bawah ke kanan atas.33

Dalam melakukan uji linearitas, dengan

menggunakan SPSSv20 (Statistikal Product and Service Solution) memanfaatkan

menu analisis test for linearity. Berikut ini adalah landasan pengambilan keputusan

uji linieritas:

30 Ibid.,278 31 Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki, Statistika Terapan.h, 296 32 Ibid. 33 Jonathan Sarwono, Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif: Menggunakan Prosedur

SPSS, ( Jakarta: Elex Media Komputindo, 2012), h.194.

Page 73: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

58

a. Jika nilai Signifikansi > 0,05 maka terdapat hubungan yang linear antara

variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y).

b. Jika nilai Signifikansi < 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang linear antara

variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y).

I.4. Uji Korelasi (Hubungan)

Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel

yang akan diuji34

, dengan melakukan uji korelasi dapat diketahui tingkat keeratan

atau tingkat pengaruh variabel X terhadap variabel Y (koefisien korelasi). penulis

menggunakan SPSSv20 (Statistikal Product and Service Solution) dengan

menggunakan pearson product moment corelation. Dengan karakteristik uji sebagai

berikut:

1. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel saling

berhubungan.

2. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka dapat disumpulkan bahwa variabel tidak

saling berhubungan.

I.5. Uji Regresi Linier Sederhana

Uji regresi linear sederhana merupakan metode yang digunakan untuk

mengukur besar tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Dalam uji regresi menggunakan persamaan matematik dengan rumus sebagai

berikut35

:

34 Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki, Statistika Terapan.h 129. 35 Husein Umar, Riset Strategi Pemasaran (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005),h. 307.

Page 74: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

59

Y = a + b X

Mengenai definisi analisis regresi, Gujarati dan Jonathan Sarwono

mendefinisikan bahwa analisi regresi merupakan kajian yang melihat hubungan suatu

variabel di antaranya variabel yang diterangkan (variabel terikat) dan variabel yang

menerangkan (variabel bebas)36

.

36 Jonathan Sarwono, Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif: Menggunakan Prosedur

SPSS.(Jakarta: Elex Media Komputindo,2012), h. 194.

Y= Variabel dependen X= Variabel Independen

a = Konstanta

b= Koefisien arah regresi

Page 75: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

60

BAB IV

KESBANGPOL DEPOK DAN SOSIALISASI POLITIK

Bab ini memuat bahasan mengenai profil Kesbangpol Depok dengan

memaparkan tugas pokok dan fungsi serta landasan yang digunakan oleh Kesbangpol

dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Pada bagian awal pembahasan

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Di dalamnya terdapat paparan data

hasil penelitian yang diperoleh dari berbagai metode pengumpulan data seperti

wawancara berbagai narasumber yang terikat langsung dalam proses sosialisasi

politik Kesbangpol, dan studi kepustakaan yang didapatkan melalui laporan kerja

serta rencana kerja Kesbangpol 2018-2019.

A. Profil Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Depok.

Termaktub pada peraturan Derah Kota Depok Nomor 19 Tahun 2012

mengenai perubahan peraturan daerah Kota Depok No 08 Tahun 2008 tentang

Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Walikota Depok. Kesbangpol Depok

didirikan berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 33 Tahun 2016 yang di dalamnya

terkandung tugas-tugas serta kewajiban Kesbangpol sebagai badan yang mengurus

permasalahan politik, kesatuan bangsa, dan perlindungan masyarakat. Kontribusi

yang dilakukan oleh Kesbangpol Depok dalam meyebarkan wawasan kenegaraan

terhadap masyarakat, sangat membantu pemerintah kota dalam menjalankan

kewajibannya untuk membangun kualitas pemahaman politik pada masyarakat.1

1 Kesbangpol, ―Profil Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Depok‖.

Page 76: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

61

Pada dasarnya Kesbangpol adalah bagian dari Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) yang menjadi pembantu pemerintah daerah dalam menyelenggarakan

serangkaian rencana kegiatan dan pelaksanaan program kegiatan mengenai

kebangsaan, persatuan, pembauran dan penanganan konflik, peningkatan wawasan

kebangsaan dan bela negara, pendidikan politik warga, peningkatan kerukunan umat

beragama, serta pemberdayaan organisasi sosial dan politik.2

B. Struktur Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik.

Berdasarkan pada Peraturan Walikota Depok nomor 33 tahun 2016 mengenai

rincian tugas pokok, fungsi dan uraian tugas kantor kesatuan bangsa dan politik

berikut ini adalah organigram Kesbangpol Depok3:

Gambar IV. 1 Struktur Kepengurusan Kesbangpol Kota Depok4

2 Kesbangpol, ―Rencana Kerja Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik tahun 2018-2019‖, h.5-8. 3 Ibid.,h.25. 4 Kesbangpol, ―Profil Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Depok‖

Kepala

Kantor

Kasubag.Tata

Usaha

Kasi

Hubungan

Antar Lembaga

dan Politik

Kasi

Kewaspadaan

Nasional

Kasi Bina Ideologi dan

Wawasan

Kebangsaan

Kelompok

Jabatan

Fungsional

Page 77: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

62

Melalui profil Kesbangpol Depok, diinformasikan bahwa organisasi perangkat

daerah Kesbangpol Depok masih berbentuk kantor, berbeda dengan Kesbangpol di

beberapa daerah seperti Jakarta dan Bogor yang sudah berbentuk badan. Perbedaan

antara badan maupun kantor jelas terletak pada jumlah sumber daya manusia yang

menjadi pengurus dalam suatu unit perangkat daerah. Kesbangpol Depok sendiri

memiliki tim pengurus berjumlah 18 orang.5

Dalam program sosialiasasi politik yang Kesbangpol selenggarakan, divisi

yang menjadi penanggung jawab sepenuhnya merupakan divisi hubungan antar

lembaga dan politik dalam negeri, pada tahun 2018 elit birokrasi yang menjabat

adalah Fredi Garnida dan tim. Berdasarkan fungsi dari divisi seksi hubungan antar

lembaga dan politik dalam negeri yang tercantum dalam Peraturan Walikota Nomor

33 Tahun 2016 menyatakan bahwa divisi ini bertugas mengadakan program dalam

bidang sistem implementasi politik seperti kelembagaan politik pemerintahan dan

partai politik, budaya dan pendidikan politik dengan berbagai macam bahasan dan

tema politik berskala kota. Tugas pokok dari seksi ini ialah memfasilitasi,

mengkomunikasikan dan menentukan materi sosialisasi yang diberikan kepada

masyarakat.6

C. Program-Program dan Kegiatan Kerja Kesbangpol Depok

Dalam merumuskan dan menentukan program, Kesbangpol sendiri memiliki

indikator yang menjadi standar rencana kerja dan kebutuhan pelayanan masyarakat,

5 Kesbangpol, ―Profil Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Depok‖. 6 Peraturan Walikota No 33 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Kesbangpol. Pasal

8 ayat 2-3.

Page 78: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

63

yaitu mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Indikator Kinerja Kunci

(IKK). Berlandaskan pada Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.7 Berikut ini capaian

kinerja Kesbangpol Depok:

1) Sosialisasi dan Pendidikan Politik.

Proses kegiatan sosialisasi politik dan pendidikan politik yang

diselenggaraakan oleh Kesbangpol merupakan salah satu metode pemerintah untuk

memberikan sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk memahami hak, kewajiban

serta tanggung jawab yang harus dimiliki setiap warganya. Pendidikan dan sosialisasi

politik yang diselenggarakan oleh Kesbangpol disajikan dalam berbagai bentuk

seperti seminar, pelatihan, dialog publik, serta berbagai inovasi baru yang dikeluarkan

oleh Kesbangpol seperti kemah pemuda. Pembahasan lebih dalam mengenai

pendidikan politik dan sosialisasi politik yang dilakukan oleh Kesbangpol merupakan

bahasan utama dari penelitian kali ini, lebih lanjutnya akan dibahas dalam sub bab

selanjutnya.

2) Pengiriman Peserta Pelatihan Wawasan Kebangsaan

Dalam kegiatan ini Kesbangpol mengirim beberapa peserta untuk mendapat

pembekalan pengetahuan dan pemahaman mengenai kesatuan bangsa dan politik

untuk mempertahankan eksistensi Indonesia dalam meningkatkan kapasaitas

7 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah.

Page 79: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

64

masyarakat mengenai politik sekaligus membentuk karakter dan budaya politik yang

menunjang kualitas demokrasi Indonesia.8

3) Verifikasi Bantuan Partai Politik

Bantuan dana ini diberikan untuk menunjang dan mendomblang kinerja partai

politik untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sebelum diberikannya bantuan tersebut

partai politik harus memberikan permohonan bantuan keuangan sebagai persyaratan

administrasi yang harus dilewati. Tidak lepas dari itu setelah dana bantuan diberikan

partai politik wajib memberikan laporan pertanggung jawaban perihal bantuan

keungan partai politik. Kemudian kesbangpol bertugas memverifikasi laporan hasil

pertanggungjawaban bantuan keuangan partai politik.9

4) Bimbingan Teknik bagi Pengurus Partai Politik.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kesbangpol bertujauan untuk membimbing

pengurus partai politik dalam mengelola partai politik mengenai tahap-tahap yang

harus ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan internal partai dan

menyelesaikan perselisihan internal partai politik. Guna memaksimalkan partai

politik dalam menjalankan tugas dan fungsinya Kesbangpol bertugas untuk melatih

dan membentuk partai politik menjadi item yang mampu mendulang sistem politik

Indonesia yang demokratik dengan dilandasi budaya politik yang Pancasilais dan

beretika.10

8 Kesbangpol, ―Rencana Kerja Kesbangpol Depok Tahun 2018-2019‖. 9 Ibid.,h. 26. 10 Kesbangpol, ―Rencana Kerja Kesbangpol Depok Tahun 2018-2019‖.

Page 80: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

65

5) Forum Pembauran Kebangsaan.

Berlatarbelakang mengatasi perihal konflik yang sukar terjadi dilingkungan

masyarakat, Kesbangpol membentuk kegiatan Kampung Pembauran dan kegiatan

kemah lintas agama. Untuk memberikan pengalaman pembelajaran serta contoh

bentuk kehidupan yang harmonis dalam kebhinekaan. Menciptakan kerukunan umat

dan pembauran masyrakat dilakukan untuk menciptakn persatuan dan kesatuan

bangsa Indonesia.

6) Pembinaan Organisasi Masyarakat (Ormas), Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM), dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP).

Kesbangpol memberikan pembinaan kepada stakeholder yang ada di Depok

baik dari Ormas, LSM, dan OKP guna memberdayakan serta membangun kerjasama

pemerintah daerah dengan organisasi masyarakat dalam bidang kesatuan bangsa dan

politik dalam negeri. Pembinaan yang dilakukan ialah penguatan kapasitas ormas

dengan membentuk ormas yang transparan dan akuntabel, sehingga terciptanya

profesionalitas kerja dan kemandirian Ormas. Program ini merupakan salah satu

usaha pemerintah dalam membangun bangsa dalam bentuk mikro.11

Bentuk

programnya seperti program peningkatan peran agama dalam pembangunan

partisipatif.

7) Program Peningkatan Ketentraman dan Keterliban masyarakat.

Program ini dibagi jadi berbagai bentuk seperti pengawasan terhadap

keberadaan orang asing. Hal ini dilakukan untuk memonitoring keamanan dan

11 Kesbangpol, ―Rencana Kerja Kesbangpol Depok Tahun 2018-2019‖.

Page 81: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

66

ketertiban wilayah. Selanjutnya kesbangpol membentuk Forum Kewaspadaan Dini

Masyarakat (FKDM) forum ini rutin diadakan sebagi langkah pemerintah dalam

meningkatkan kewaspadaan terhadap keamanan, ketertiban, bencana alam dan hal

lainnya yang menjadi permasalahan masyarakat. Demi mewujudkan rasa tentram

aman dan damai pada masyarakat.12

Tugas-tugas Kesbangpol yang telah dijabarkan sebelumnya memperlihatkan

bahwasannya Kesbangpol memiliki tanggung jawab yang besar dalam mengurus dan

mengordinir sektor pertahanan dan pendidikan politik di Kota Depok. Mulai dari

memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, hingga meningkatkan

ketentraman serta keterlibatan masyarakat untuk guyub bergotong royong.13

12 Ibid. 13 Wawancara dengan Hakim Siregar (Kepala Kantor Kesbangpol Depok Tahun 2019)

Page 82: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

67

D. KESBANGPOL DEPOK DAN PENGAKOMODASIAN PROGRAM

SOSIALISASI POLITIK

D.1. Persiapan Kesbangpol dalam Menyelenggarakan Sosialisasi Politik

Sama halnya dengan program pemerintah lain, setiap poin bentuk kebijakan

mengenai kegiatan ataupun peraturan yang dikeluarkan oleh Kesbangpol selaku

instansi pemerintahan yang berlakon sebagai pemangku kebijakan mengenai

sosialisasi politik, sebelum menyelenggarakan kegiatannya, Kesbangpol mendesain

sematang mungkin mengenai persiapan, pelaksanaan dan hasil yang diinginkan

(output) untuk setiap program yang dibentuk. Pembahasan rancangan kegiatan

dibahas melalui rapat kerja ataupun rencana kegiatan yang dilaksanakan rutin oleh

Kesbangpol.

Dalam persiapan penyelenggarakan sosialisasi politik pada masyarak at,

Kesbangpol merancang konsep sosialisasi berdasarkan anggaran yang didapatkan dari

negara. Pada tahun 2018 Kesbangpol mendapatkan pagu indikatif sebesar Rp

1.080.000.000,- khusus untuk menyelenggarakan sosialisasi dan pendidikan politik

kepada masyarakat.14

Dengan latar belakang tahun 2018 yang erat dengan pesta

demokrasi pada triwulan IV Kesbangpol memperoleh tambahan dana sebesar Rp

330.000,- kegiatan sosialisasi ini diselenggarakan pada 11 kecamatan. Dana ini

digunakan untuk membiayai lokasi sosialisasi, konsumsi selama acara berlangsung,

14 Kesbangpol, ―Pembukuan Laporan Keuangan Kesbangpol Depok tahun 2018‖.

Page 83: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

68

honorium pembawa acara dan pemateri sosialisasi, serta ongkos bagi para peserta

sosialisasi politik.15

Setelah mendapatkan dan mengetahui pagu indikatif yang diberikan oleh

negara, Kesbangpol menentukan lokasi sosialisasi politik, Kesbangpol membagi

menjadi dua metode. Pertama, roadshow dengan mendatangi langsung sekolah-

sekolah yang menjadi target sosialisasi, dengan mendatangi langsung sekolah

tersebut, Kesbangpol mampu memberikan sosialisasi secara merata kepada siswa-

siswi pemilih pemula yang ada di sekolah. Kemudian manfaat lainnya Kesbangpol

mampu menekan pengeluaran dana untuk sewa gedung dan transportasi bagi peserta

sosialisasi. Sekolah yang didatangi oleh Kesbangpol memiliki 100 kuota untuk

menjadi peserta sosialisasi.16

Metode kedua, mengundang beberapa sekolah untuk menghadiri sosialisasi

politik yang diselenggarakan oleh Kesbangpol di tempat yang telah ditentukan oleh

Kesbangpol Depok. Pada 2018 Kesbangpol Depok mengadakan sosialisiasi politik di

aula Godong Ijo Sawangan dan Wisma Hijau Cimanggis. Pada satu hari pelaksanaan

sosialisasi politik dihadiri sekitar 7-10 sekolah undangan dengan jumlah peserta 15-

20 siswa dari sekolah yang telah diundang.17

D.2. Perumusan Target dan Hasil Pelaksanaan Sosialisasi Politik.

Melalui rapat kerja yang khusus membahas mengenai agenda sosialisasi

politik Kesbangpol. Kesbangpol menentukan pemilih pemula sebagai target

15 Kesbangpol, ―Laporan Rencana Kerja Kesbangpol Depok Tahun 2018-2019‖. 16 Wawancara dengan Fredi Garnida (Kepala Divisi Politik) Pada tanggal 26 Agustus 2019. 17 Ibid.

Page 84: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

69

sosialisasi, pemilih pemula di Depok sendiri memiliki persentasi sebesar 30%.

dengan tujuan meningkatkan pemahaman pelajar terhadap hak dan kewajiban

berpolitik dalam kehidupan bermasyarakat, meningkatkan kedewasaan serta

pemahaman mengenai wawasan kebangsaan terhadap pemilih pemula, serta

memaksimalkan partisipasi pelajar selaku pemilih pemula dalam berdemokrasi

sehingga fungsi masyarakat selaku pengawas pemerintah menjadi lebih aktif dan

pengawasannya berdasarkan atas budaya politik yang beazaskan Pancasila.18

Karakteristik pemilih pemula yang masih awam dalam bermanuver politik

atau masih tabu dengan politik, dalam artian polos dan belum sepenuhnya mengerti

perihal politik diharapkan dengan memperoleh sosialisasi politik, pemilih pemula

yang cenderung tersebar dan bersifat fleksibel, mampu menjadi salah satu agen

sosialisasi yang bisa masuk ke rentan usia dibawah mereka ataupun atas mereka

karena pemilih pemula yang dijadikan peserta menduduki usia yang cukup matang

untuk bisa menjadi agen perubah bagi sesama. Sehingga pemilih pemula diharapkan

mampu mentransfer ilmunya ke orangtua, keluarga, maupun teman. Adanya pemilih

pemula diharapkan menjadi perantara untuk tersampaikannya pendidikan politik

kepada berbagai generasi.19

D.3. Pengembangan dan Penentuan Pemateri Sosialisasi Politik Kesbangpol.

Sebelum menyelenggarakan sosialisasi politik kepada masyarakat baik

Kesbangpol, KPU, dan Bawaslu selaku tim dalam mensukseskan acara sosialisasi,

18 Kesbangpol, ―Laporan Rencana Kerja Kesbangpol Depok Tahun 2018-2019‖. 19 Wawancara dengan Firdaus Habibi, (Pemateri Sosialisasi Politik Kesbangpol) di kantor

KPUD Depok Pancoran mas, pada 29 Juli 2019.

Page 85: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

70

badan-badan tersebut telah mendapatkan pelatihan ataupun yang dikenal dengan

―Pelatihan Fasilitator Pendidikan Wawasan Kebangsaan dan Politik‖ yang rutin

diadakan tiap tahunnya. Pelatihan ini sendiri diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal

Kesatuan Bangsa Politik dan Hukum Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia,

guna mempersiapkan tenaga ahli sebelum terjun langsung memberikan sosialisasi

terhadap masyarakat dengan bentuk pelatihan seminar dan simposium.20

Dalam

menentukan pemateri sosialisasi, Kesbangpol berkolaborasi dengan berbagai insitusi

yang berkonsentrasi dalam bidang politik seperi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Tabel IV. 1 Tabel Narasumber Sosialisasi Politik Kesbangpol21

Pemateri Sosialisasi

Utusan Instasi

Pembahasan

Mahadi Rahman KPU Depok Demokrasi

Willi Sumarlin Bawaslu Depok Pengawasan Pemilu

Asnawi Kemenag Islam dan Politik

Fajar Mukhlisin Bawaslu Depok Partai Politik

Naufal Aqli KPU Depok Pemilu

Agus Hermawan Bawaslu Depok Pemilih Pemula

Sriyono Bawaslu Depok Pemilu

Agus Hermawan Bawaslu Depok Demokrasi

Kholil Pasaribu KPU Depok Pancasila

Aldhi Septiawan KPU Depok UUD

Mahmurru KPU Depok Bhineka Tungga lka

Mohammad Idris Walikota Depok Islam dan Demokrasi

Dede Slamet P Bawaslu Depok Pancasila

Alberto Felix Bawaslu Depok Demokrasi

Luli Barlini Bawaslu Depok Pemilu

20 Wawancara dengan Fredi Graneda, (Kepala divisi politik Kesbangpol Depok) di kantor

Kesbangpol Margonda Depok, pada 9 Agustus 2019. 21 Kesbangpol, ― Laporan Kerja Kesbangpol Tahun 2018‖.

Page 86: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

71

Ardiansyah Bawaslu Depok UUD dan ke-bhinekaan

Firdaus Habibi KPU Depok Pemilu

Pitoyo Dinas Pendidikan Kewarganegaraan

Suharlin Bawaslu Depok Negara dan sistem negara

Iskandar KPU Depok NKRI

Tati Herawati Staf bag. Ortala Moderator. Sumber: Laporan Kerja Kesbangpol Tahun 2018

Membahas mengenai sosialisasi politik Kesbangpol, pemateri sosialisasi

Kesbangpol mendapatkan honorarium dengan perhitungan yang telah ditentukan.

Sesuai dengan kebijakan kerja yaitu melihat kedudukan jabatan serta jam kerja yang

dihabiskan. Jika pengisi materi merupakan anggota utama atau komisioner maka

perhitungannya akan dikalikan Rp 500.000 perjamnya, untuk tenaga ahli akan

dikalikan Rp 200.000. Maka tiap pemateri akan mendapatkan sekitar Rp 200.000

hingga Rp 1.000.000 setiap mengisi acara sosialisasi.22

D.4. Tema dan Materi Pembahasan dalam Sosialisasi Politik

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, Kesbangpol merumuskan materi

pembahasan berdasarkan atas program pelatihan yang sebelumnya sudah

dilaksanakan dan telah disinggung pada bahasan sebelumnya. Beberapa materi

difokuskan untuk memberdayakan masyarakat untuk mengoperasionalkan informasi

mengenai wawasan dan pengetahuan pengenai prinsip dasar negara, sistem negara

dan prinsip berkehidupan dalam berbangsa dan bernegara yang baik.

22 Laporan Penerimaan Honorarium, Narasumber, Moderator, Notulen, dan Non PNSD.

Kegiatan Sosialisasi Pendidikan Politik Pemilih Pemula.

Page 87: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

72

Berikut adalah tema pembahasan dalam sosialisasi politik yang Kesbangpol

kepada pemilih pemula23

:

1. Sosialisasi pemilihan gubernur dan wakil gubernur Provinsi Jawa Barat tahun

2018 bagi pemilih pemula.

2. Pendidikan politik bagi pelajar Madrasal Aliyah pemilih pemula Kota Depok

siap wujudkan pemilu damai demokratis dan bermartabat.

3. Sosialisasi pemilihan presiden dan wakil presiden untuk pemilih pemula bagi

pelajar SMA/ SMK sederajat Kota Depok untuk mewujudkan pemilih cerdas

pemilu berkualitas.

4. Pengenalan partai politik di Indonesia beserta peran dan fungsi partai politik

kepada pemilih pemula.

5. Pendidikan mengenai wawasan kebangsaan, Pancasila, UUD 1945 dan

Bhineka Tunggal Ika untuk pemuda bangsa.

Tema besar yang sudah disebutkan sebelumnya memiliki fokus dan bahasan

yang berbeda mulai dari pengenalan sistem negara dan ketatanegaraan, hak-hak

politik rakyat, partai politik dan pemilu. Bisa dilihat bahwasannya kurikulum tersebut

merupakan perumusan yang dibentuk untuk meningkatkan kesadaran politik

masyarakat. Melalui kerangka dasar yang telah dirumuskan yaitu mengenal,

memahami, dan mengimplementasikan wawasan politik yang diperoleh pada

sosialisasi yang diberikan.24

Terkhusus untuk sosialisasi pemilih pemula pada tahun 2018, memang

dipersiapkan untuk menghadapi pemilu baik itu pemilihan gubernur tahun 2018 dan

23 Kesbangpol, ―Laporan Kerja Kesbangpol Tahun 2018‖. 24 John Balla dan Ramadhan, Panduan Pendidikan Politik untuk Fasilitator, (Yogyakarta:

Insist,1999),h. 2.

Page 88: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

73

pemilihan presiden untuk tahun 2019. Karenanya isi dari sosialisasi politik cenderung

dan lebih banyak membahas tentang demokrasi, partai politik, pemilu, tahapan

pemilu, dan simulasi pencoblosan. Untuk lebih detailnya, berikut ini adalah

kurikulum pembahasan yang digunakan dalam sosialisasi politik:

Tabel IV. 2 Kurikulum Sosialisasi Politik Kesbangpol25

Materi Poin Pembahasan

Pancasila

Perspektif historis

Makna dan fungsi Pancasila sebagai

dasar negara

Pancasila sebagai pandangan hidup

bangsa

Aktualisasi Pancasila

Undang-Undang Dasar 1945

Sejarah Undang-Undang Dasar

Paham Konstitusionalisme dan negara

hukum

Aktualisasi UUD Republik Indonesia

Bhineka Tunggal Ika

Perspektif Historis,Sosiologis, dan

Antropologis

Makna dan fungsi seloka Bhineka

Tunggal Ika

Aktualisasi Bhineka Tunggal Ika

Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI)

Perspektif historis NKRI

Makna dan fungsi NKRI

Wawasan nusantara

Demokrasi

Demokrasi dan kebebasan dalam

berbangsa dan bernegara

Keterlibatan warganegara dalam

pembuatan kebijakan publik

Berdemokrasi dengan santun dan

bermartabat

Pemilu

Partai politik peran dan fungsi

Cerdas menggunakan hak pilih

Pembagian Dapil

Simulasi pencoblosan Sumber: Modul Fasilitator Pendidikan Wawasan Kebangsaan.

25 Modul Fasilitator Pendidikan Wawasan Kebangsaan.

Page 89: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

74

D.5. Peserta Sosialisasi Politik Kesbangpol

Penentuan peserta sosialisasi tidak ditentukan oleh Kesbangpol melainkan

dipilih oleh KCDP (Kepala Cabang Dinas Pendidikan) pada tingkat provinsi, setelah

Dinas Pendidikan memberikan daftar sekolah yang diundang sebagai peserta

sosialisasi kemudian Kesbangpol bertugas menyebar surat undangan.26

Peserta

sosialisasi politik Kesbangpol berasal dari beberapa siswa-siswi kelas 11-12 SMA

MA SMK sederajat yang ada di Kota Depok. Berikut ini adalah tabel sekolah peserta

sosialisasi.

Tabel IV. 3 Sekolah Yang Menjadi Peserta Sosialisasi Politik27

No Nama Sekolah Jumlah

Siswa

Pelaksanaan

1. SMA Negeri 5 Depok 16

Selasa, 6 November 2018

2. Madrasah Aliyah Al-Awabin 16

3. Madrasah Aliyah Hamidiyah 16

4. Madrasah Aliyah Al-Karimiyah 16

5. Madrasah Aliyah Al-Ittihad 16

6. Madrasah Aliyah Darul Arqom 16

7. Madrasah Aliyah Islamiyah 16

8. Madrasah Aliyah Nurul Huda

Assuriyah

16

Rabu, 7 November 2018

9. Madrasah Aliyah Al-Nahdlah 16

10. Madrasah Aliyah Miftahul huda 16

11. Madrasah Aliyah Qotrunada 16

12. Madrasah Aliyah Al-Hidayah 16

13. Madrasah Aliyah Al-Wutsqo 16

26 Wawancara dengan Hakim Siregar, (Kepala Kantor Kesatun Bangsa dan Politik) di Kantor

Kesbangpol Margonda Depok, pada 26 Agustus 2019. 27 Kesbangpol, ―Laporan Kegiatan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun 2018‖.

Page 90: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

75

14. Madrasah Aliyah Ar-Rahmaniyah 16

15. Madrasah Aliyah YPPD 16

Kamis, 8 November 2018

16. Madrasah Himatul Aliyah 16

17. Madrasah Aliyah Hidayatullah 16

18. Madrasah Aliyah Ibnu Nafis 16

19. Madrasah Aliyah Nur Al-Zahra 16

20. Madrasah Aliyah Nasyatul Khair 16

21. Madrasah YPPD 16

Jumat, 9 November 2018

22. Madrasah Aliyah Al-Jihad 16

23. Madrasah Aliyah Ar- Ridho 16

24. Madrasah Aliyah Nur Al-Zahra 16

25. Madrasah Aliyah Islamiyah 16

26. SMK Nasional Limo 100 Senin , 20 Agustus 2018

27. SMK Negeri 1 Tapos 100 Selasa, 21 Agustus 2018

28. SMK Negeri 2 Sawangan 100 Rabu, 22 Agustus 2018

29. SMK Multicomp Cilodong 100 Kamis, 23 Agustus 2018

30. SMA Al-Karimiyah 100 Jumat, 24 Agustus 2018

31. SMA Negeri 5 Depok 100 Senin, 27 Agustus 2018

32. SMA Yapan Indonesia 100 Selasa, 28 Agustus 2018

Jumlah 1.100 Peserta sosialisasi Politik

Sumber: Laporan Kegiatan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun 2018.

Dalam melakukan sosialisasi politik untuk masyarakat Depok, Kesbangpol

berusaha semaksimal mungkin menyamaratakan kesempatan tiap sekolah untuk

memperoleh sosialisasi. Tiap tahunnya Kesbangpol memilih golongan atau kelompok

sekolah yang berbeda baik negeri ataupun swasta. Jika pada tahun 2017 fokusnya

Page 91: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

76

kepada siswa SMK, tahun 2018 berfokus pada Madrasah Aliyah, kemudian untuk

tahun 2019 yaitu SMA28

.

Sosialisasi politik yang telah rutin dilaksanakan oleh Kesbangpol ini

merupakan langkah besar pemerintah dalam menanamkan ideologi dan membangun

pemahaman politik kepada masyarakat, terlihat dari kurikulum yang dirancang sesuai

dengan kebutuhan dan kultur politik masyarakat.

Membahas mengenai peserta sosialisasi politik Kesbangpol, jika dihubungkan

dengan tahapan sosialisasi yang dikemukakan oleh Robert H Blank29

, pemilih pemula

berada pada tahap kedua yaitu sosialisasi yang diarahkan pada remaja yang masuk

usia dewasa, menunjukkan adanya intensitas relasi dengan kelompok pergaulan

sangat tinggi. Pada tahap ini bentuk sosialisasi yang diperoleh melalui pengembangan

emosional dalam memperoleh pengetahuan mengenai lembaga politik. Kelompok

teman main menjadi pihak yang melakukan sosialisasi memiliki posisi yang sama

dengan target sasaran karena kelompok ini saling membagi informasi yang diperoleh

perihal isu-isu politik atau bahasan politik lainnya.30

D.6. Perencanaan Konsep Kegiatan Sosialisasi Politik

Bentuk sosialisasi yang diharapkan oleh Kesbangpol adalah bentuk seminar

santai, tidak bersifat formal, dengan konsep pembelajaran yang memberikan

kesempatan bagi peserta untuk bertanya maupun mengkritisi materi yang dibahas.

28 Wawancara dengan Fredy Garneda, (Ketua Divisi Polik Kesbangpol tahun 2018) di kantor

Kesbangpol Margonda Depok, pada 9 Agustus 2019. 29 Haryanto, Sosialisasi Politik: Suatu Pemahaman Awal, h.20 30 Ibid.,h.21.

Page 92: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

77

Kesbangpol menginginkan kultur suasana yang atraktif dan enerjik dalam proses

komunikasinya, materi sosialisasi diselingi dengan (ice breaking) sehingga tidak

terkesan kaku. Dalam proses penyampaian materi tidak hanya bersifat teoritis

sehingga terdapat praktek-praktek yang disesuaikan dengan bahasan, seperti simulasi

pemilihan dan lain-lain. Materi yang diberikan sangat inovatif dengan berbagai

bentuk sarana penyampaian berupa slide, lagu, komik, gambar, ataupun video demi

mempermudah dan memikat daya tarik peserta sosialiasasi, yaitu pemilih pemula.31

Melalui observasi yang telah dilakukan, sosialisasi Kesbangpol cenderung

menggunakan teaching perspective karena berfokus pada pemateri dalam

penyampaian nilai-nilai atau suatu pemahaman. Pemateri cenderung memberikan

banyak informasi dibandingkan dengan mengadakan dialog antar peserta dan

pemateri. Sosialisasi bersifat pasif karena bergantung pada pemateri, karena hanya

dibentuk untuk menerima materi tanpa adanya respon tanggapan (sosialisasi berjalan

satu arah)

D.7. Faktor Penghambat Sosialisasi Politik Kesbangpol

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Kepala Kantor Kesbangpol

Depok, yaitu Hakim Siregar mengatakan bahwasannya selain faktor anggaran yang

menjadi penghambat frekuensi sosialisasi kepada masyarakat (terbatasnya peserta

sosialisasi). Faktor lainnya adalah kurangnya sumber daya manusia atau tenaga kerja

31 Wawancara dengan Firdaus Habibi, (pemateri sosialisasi politik Kesbangpol) di kantor

KPUD Depok Pancoran Mas pada 29 Juli 2019.

Page 93: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

78

yang ada di Kesbangpol. Kesbangpol hanya memiliki 18 tenaga kerja, sedangkan

Kesbangpol memiliki program yang cukup banyak, diharapkan Kesbangpol Depok ke

depannya bisa berubah jadi unit pemerintahan yang berbentuk badan.32

Dengan

perubahan bentuk Kesbangpol yang sebelumnya kantor menjadi badan dipercayai

mampu menunjang kualitas persiapan berbagai program kegiatan sosialisasi.

Berbeda dengan tanggapan Dede Slamet yang mengatakan bahwasannya

sosialisasi politik harus dilakukan secara rutin dan bukanlah kegiatan yang bersifat

aksidental dikarenakan mendekati pemilu. Dede juga mengatakan bahwasannya sikap

apatis salah satu perserta juga terkadang menjadi penghambat dari sosialisasi politik

dikarenakan tidak semua orang memiliki pandangan terbuka serta ketertarikan

terhadap politik.33

E. Hasil Pengujian Pengaruh Sosialisasi Politik Kesbangpol Terhadap

Partisipasi Politik Pemilih Pemula

Pada bagian ini menyajikan hasil berbagai uji statistika yang digunakan untuk

mengukur dan menganalisis hipotesis yang diajukan. Untuk membantu menghitung

dan mengukur dalam bentuk statistika, penelitian ini menggunakan program

Statistical Product and Service Solution (SPSSv20), hasil data yang diperoleh melalui

perhitungan ditampilkan dan dijelaskan dalam bentuk gambar ataupun tabel. Seperti

32 Wawancara dengan Hakim Siregar, (kepala kantor Kesbangpol) di kantor Kesbangpol

Margonda Depok, pada 26 Agustus 2019. 33 Wawancara dengan Dede Slamet, (pemateri sosialisasi politik Kesbangpol), di kantor

Bawaslu Beji Depok, pada 30 juli 2019.

Page 94: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

79

yang sudah disinggung pada bab sebelumnya penelitian ini menggunakan mixed

method yaitu penggabungan metode kualitatif dan kuantitatif.

F. Uji Validitas

Uji Validitas dan reliabilitas ini dilakukan terhadap 28 pernyataan di

antaranya adalah 18 variabel sosialisasi politik Kesbangpol dan 10 peryataan variabel

partisipasi politik. Seperti yang sudah dilampirkan pada Bab III, 18 pernyataan

mengenai variabel sosialisasi politik berisi intensitas memperoleh sosialisasi politik,

kualitas penyampaian sosialisasi, pemahaman peserta, serta orientasi sikap perseta

dan partisipasi politik. Berikut ini adalah hasil pengujian validitas kuesioner:

Tabel IV. 4 Hasil Pengujian Validitas Variabel34

34 Hasil olah data SPSSv.20

Variabel No Peryataan r Hitung r Tabel Keterangan

Intensitas Memperoleh

Sosialisasi Politik

1 0,541 0,361 Valid

2 0,614 0,361 Valid

3 0, 435 0,361 Valid

4 0,683 0,361 Valid

5 0,421 0,361 Valid

Kualitas Penyampaian

Sosialisasi

6 0,561 0,361 Valid

7 0,536 0,361 Valid

8 0,813 0,361 Valid

9 0,815 0,361 Valid

Pemahaman Peserta Mengenai Materi

Sosialisasi Politik

10 0,668 0,361 Valid

11 0,665 0,361 Valid

12 0,737 0,361 Valid

13 0,665 0,361 Valid

Orientasi Sikap

Target Sosialisasi

14 0,407 0,361 Valid

15 0,700 0,361 Valid

16 0,525 0,361 Valid

17 0,437 0,361 Valid

18 0,648 0,361 Valid

19 0,849 0,361 Valid

20 0,754 0,361 Valid

Page 95: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

80

Sumber: hasil olah data kuesioner menggunakan SPSS.

Tabel sebelumnya menunjukkan bahwa seluruh pernyataan yang digunakan

pada kuesioner penelitian adalah valid. Ketentuan validitas ini diperoleh melalui

perhitungan yang menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan

demikian, karena sampel atau n yang digunakan adalah 30 maka r tabel (0,361).

Berdasarkan uji yang telah dilakukan maka penyataan dalam variabel X dan Y

dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

G. Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas tahap selanjutnya yaitu melakukan uji

reliabilitas, uji reliabilitas ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen

penelitian, jika dilakukan secara berulang makan akan mendapatkan hasil yang sama.

Metode yang digunakan adalah cronbach’s alpha, apabila hasil dari uji reliabilitas

menunjukkan bahwa alpha lebih besar dari r tabel maka pernyataan kuesioner

dinyatakan konsisten. Berikut ini hasil pengujian reliabilitas menggunakan program

SPSS v.20:

Partisipasi Politik

21 0,711 0,361 Valid

22 0,564 0,361 Valid

23 0,708 0,361 Valid

24 0,453 0,361 Valid

25 0,678 0,361 Valid

26 0,390 0,361 Valid

27 0,548 0,361 Valid

28 0,621 0,361 Valid

Page 96: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

81

Tabel IV. 5 Uji Reliabilitas35

Variabel r Tabel Cronbach’s

Alpha

N of Items Keterangan

X 0,361

0,894 18 Reliabel Y 0,828 10

Sumber: hasil olah data menggunakan SPSS.

Dapat disimpulkan melalui hasil uji reliabilitas pada Tabel IV.6 bahwa

variabel pengaruh sosialisasi politik Kesbangpol sebagai (variabel X) dan partisipasi

politik pemilih pemula (Y) mengidentifikasin data bersifat reliabel, karena α ≥ 0,361.

H. Identitas Responden

Responden yang dipilih dalam penelitian ini berasal dari 5 sekolah SMA

Sederajat yang pernah mendapatkan sosialisasi politik melalui Kesbangpol dengan

jumlah peserta sebanyak 100 siswa tiap sekolahnya. Berikut adalah daftar sekolah

yang digambarkan melalui tabel:

Tabel IV. 6 Daftar Sekolah yang Digunakan untuk Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Sampel

1. SMA Negeri 5 Kota Depok 20

2. SMK Negeri 1 Kota Depok 20

3. SMK Nasional Limo 20

4. SMA YAPAN Indonesia 20

5. MA Al-Karimiyah 20

Jumlah 100

Melalui responden sebanyak 100 siswa, kriteria yang diberikan untuk mengisi

kuesioner adalah berasal dari sekolah yang telah disebutkan sebelumnya dan telah

mengikuti sosialisasi politik yang diselenggarakan oleh Kesbangpol pada tahun 2018.

35 Hasil olah data SPSSv.20

Page 97: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

82

Kemudian identitas yang perlu diisi oleh resonden yaitu sekolah, nama, usia, dan

jenis kelamin. Variabel yang ditentukan untuk wajib diisi adalah variabel usia karena

digunakan untuk menganalisa apakah Kesbangpol menargetkan peserta sosialisasi

sesuai dengan target sosialisasi yaitu pemilih pemula. Berikut adalah identitas

responden berdasarkan usia.

Tabel IV. 7 Identitas Responden Berdasarkan Usia36

Usia Frekuensi Persentase

16 tahun 12 12%

17 tahun 63 63%

18 tahun 25 25%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Berdasarkan jawaban responden sebanyak 100 dalam penelitian ini, tabel

menunjukkan bahwa jumlah responden dengan usia 16 tahun adalah 12% yaitu 12

orang, usia 17, 63% yaitu 63 orang, dan 18 tahun, 23% sebanyak 23 orang. Dapat

dilihat peserta yang mengikuti sosialisasi politik Kesbangpol sesuai dengan rencana

target sosialisasi yaitu pemilih pemula dengan usia mulai dari 16 hingga 20 tahun

yang baru atau pertama kali menggunakan hak politik dalam pemilu. Dikarenakan

sosialisasi ini diprogramkan ke sekolah-sekolah SMA maka peserta hanya menginjak

usia 18 tahun.

36 Data Kuesioner (Primer).

Page 98: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

83

Tabel IV. 8 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin37

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 47 47%

Perempuan 53 53%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Pada Tabel IV.9 menunjukkan bahwa perempuan berjumlah 53 orang dengan

persentase 53% responden dan laki-laki berjumlah 47 orang dengan persentase 47%.

I. Hasil Kuesioner

Dalam bagian ini memaparkan hasil kuesioner dengan menggunakan tabel

untuk mempermudah penyajian data dalam mendeskripsikan hasil penelitian.

I.1. Itensitas Memperoleh Sosialisasi Politik

Dalam penelitian ini dipastikan seluruh responden telah mengikuti sosialisasi

politik Kesbangpol, tatapi sebelumnya peneliti ingin mengetahui apakah responden

merasa memperoleh pengetahuan politik dari beberapa agen sosialisasi politik lainnya

seperti keluarga, sekolah, pemerintah, teman sebaya, dan partai politik. Karena

berlandaskan pada teori yang telah dibahas pada bab II, bahwasannya peranan antar

agen sosialisasi sangat mempengaruhi pemahaman dan pandangan seseorang. Karena

dalam satu waktu seseorang mungkin memperoleh sosialisasi politik melalui

beberapa agen. Seperti yang telah dibahas pada pemahasan teori sebelumnya bahwa

proses sosialisasi umumnya melibatkan lebih dari satu agen sosialisasi, yang artinya

sosialisasi cenderung melibatkan banyak agen dari pada agen tunggal.

37 Ibid.

Page 99: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

84

Pernyataan awal merupakan salah satu faktor yang menyokong kualitas

pemahaman awal (modal pengetahuan politik) peserta sosialisasi sebelum mengikuti

sosialisasi politik yang diadakan oleh Kesbangpol. Pembahasan ini mengulas

mengenai pendapat siswa siswi tentang beberapa agen sosialisasi politik manakah

yang dirasa memberikan pemahaman politik bagi mereka sebagai pemilih pemula.

Pernyataan pertama yaitu ―saya merasa memperoleh pengetahuan politik dari

keluarga‖. Pernyataan ini akan menunjukkan berapa banyak siswa yang memperoleh

sosialisasi politik melalui keluarga, keluarga memiliki peranan yang krusial dalam

pembentukan jati diri seseorang dikarenakan keluarga merupakan agen sosialisasi

pertama yang ditemui oleh tiap individu.

Tabel IV. 9 Memperoleh Pengetahuan Politik Melalui Keluarga38

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 2 2%

Tidak Setuju 28 28%

Setuju 54 54%

Sangat Setuju 16 16%

Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Melalui Tabel IV.9 dapat dilihat bahwa keluarga selaku agen sosialisasi

politik pertama memperolah angka cukup tinggi dengan jawaban setuju dan sangat

setuju berjumlah 70 orang. Tetapi masih terdapat beberapa orang, yang merasa tidak

memperoleh pengetahuan politik melalui keluarga sejumlah 30 orang. Jika dilihat

melalui kehidupan sehari-hari memang tidak semua keluarga memiliki ketertarikan

38 Data Kuesioner (Primer).

Page 100: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

85

ataupun pemahaman politik untuk membahas ataupun mempelajari politik, meskipun

bahasan materi yang diberikan oleh keluarga lebih bersifat umum, dalam artian agen

sosialisasi ini tidak secara partikular berisi ajaran politik, tetapi dalam

perkembangannya mampu mempengaruhi pandangan maupun sikap politik individu.

Orang tua memangku peranan sangat penting untuk mentransmisikan nilai dan

ideologi politik39

.

Pernyataan kedua yaitu ―Saya merasa memperoleh pengetahuan politik melalui

sekolah‖. Pernyataan ini digunakan untuk mengetahui apakah siswa-siswi

menganggap bahwa sekolah yang di dalamnya terdapat kurikulum pembelajaran yang

mengandung bobot politik melalui pendidikan kewarganegaraan yang merupakan

pintu utama seseorang untuk memahami politik, terlebih intensitas pertemuan dengan

sekolah sebagai (agen sosialisasi) dengan siswa-siswi (target sosialisasi) lebih rutin

dibandingkan dengan agen sosialisasi politik lainnya sepeti pemerintah dan partai

politik.

Tabel IV. 10 Memperoleh Pengetahuan Politik Melalui Sekolah40

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 2 2%

Tidak Setuju 6 6%

Setuju 50 50%

Sangat Setuju 42 42%

Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner (Primer).

39 Haryanto, Sosialisasi Politik: Suatu Pemahaman Awal, h.34-36. 40 Data Kuesioner (Primer).

Page 101: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

86

Kemudian hasil perolehan data mengenai sekolah selaku agen sosialisasi

politik, memperoleh angka tertingggi dibandingkan dengan agen sosialisasi lainnya,

dengan perolehan jawaban sangat setuju 42 orang dan setuju 50 orang. Sedangkan

yang menjawab tidak setuju sebanyak 6 orang dan sangat tidak setuju sangat kecil

yaitu hanya 2 orang.

Sekolah sebagai salah satu agen sosialisasi politik mampu melengkapi proses

sosialisasi yang sebelumnya gagal dilakukan oleh keluarga. Pandangan tersebut juga

didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Neundorf, Niemi, dan Smets yang

menyatakan bahwa pendidikan sekolah mampu memberikan kompensasi bagi

kegagalan sosialisasi politik yang dilakukan oleh keluarga41

. Hal ini sejalan dengan

persentase yang diperoleh melalui pernyataan penelitian no. 1, sebelumnya keluarga

memperoleh 30% jawaban tidak memperoleh pemahaman politik dari keluarga, tetapi

dalam persentasi yang diperoleh oleh sekolah, hanya memperoleh jawaban tidak

setuju dan sangat tidak setuju berjumlah 8 orang. Sekolah mampu merubah jawaban

sebanyak 22% bagi siswa yang tidak mendapatkan pemahaman politik melalui

keluarga.

Pertanyaan ketiga, ―saya merasa memperoleh pengetahuan politik dari teman

sepermainan‖. Teman sebaya merupakan objek yang memiliki peranan ganda yaitu

sebagai agen sosialisasi politik serta target sosialisasi politik. Hubungan pertemanan

yang dijalin antar teman sepergaulan mampu memberikan arahan, pandangan, serta

41 Haryanto, Sosialisasi Politik: Suatu Pemahaman Awal, h.40.

Page 102: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

87

pemahaman mengenai politik dengan cara yang lebih riil dan tidak baku. Sosialisasi

politik yang biasanya terjalin melalui perbincangan santai saat berkumpul menjadi

pembeda kelompok teman sepergaulan dengan agen sosiliasi politik lainnya.

Tabel IV. 11 Memperoleh Pengetahuan Politik Kelompok Pergaulan42

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Tidak Setuju 24 24%

Setuju 52 52%

Sangat Setuju 23 23%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Perolehan persentasi yang didapatkan oleh kelompok pergaulan, nunjukkan dari

100 responden yang menjadi sampel, 23 orang menjawab sangat setuju, 52 orang

setuju, 24 orang menjawab tidak setuju dan 1 orang menjawab sangat tidak setuju.

Hal ini menunjukkan bahwa kelompok pergaulan mememiki peranan penting untung

menghadirkan atau mengadakan asosiasi yang didalamnya dapat menjadi sarana yang

mampu menopang berjalannya sosialisasi43

.

Pernyataan keempat, ―Saya merasa memperolah pengetahuan politik dari partai

politik‖. Dengan pernyataan ini dapat diketahui apakah partai politik telah menjamah

pendidikan politik untuk masyarakat Depok khususnya pemilih pemula.

42 Data Kuesioner (Primer). 43 Haryanto, Sosialisasi Politik: Suatu Pemahaman Awal.,h.41-42.

Page 103: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

88

Tabel IV. 12 Memperoleh Pengetahuan Politik Melalui Partai Politik44

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 23 23%

Tidak Setuju 46 46%

Setuju 27 27%

Sangat Setuju 4 4%

Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Berlanjut pada agen sosialisasi lainnya yaitu partai politik. Partai politik

memiliki image yang lekat dengan fungsinya sebagai organisasi yang bertugas

memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, dalam hal ini melihat kedekatan

atau interaksi partai kepada masyarakat khususnya pemilih pemula dalam

menjalankan tugasnya, memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Melalui

tabel yang telah disajikan, dapat diketahui bahwa dari 100 siswa yang menjawab

pernyataan ini, terdapat 4 orang menjawab sangat setuju dan setuju berjumlah 27

orang, sedangkan 46 orang tidak setuju dan 23 orang sangat tidak setuju.

Dapat dilihat bahwa peranan partai dalam memberikan sosialisasi politik pada

masyarakat pemilih pemula masih sangat rendah, diperkirakan hal ini dipengaruhi

oleh penentuan target yang ditetapkan oleh partai politik lebih berfokus pada

masyarakat aktif dewasa dan tidak terlalu melirik pemilih pemula sebagai target

sosialisasi. Dari salah satu siswa yang menjawab pernyataan sangat tidak setuju ini

mengatakan bahwa, ia hanya melihat hubungan, keterlibatan atau interaksi partai

politik dengan orang dewasa atau yang sudah matang dalam kesehariannya. Saya

tidak pernah sekalipun memperoleh ajakan ataupun undangan untuk mengukuti acara

44 Data Kuesioner (Primer).

Page 104: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

89

yang dilakukan oleh suatu partai politik di kota Depok.45

Maka dari itu dapat

disimpulkan bahwa partai politik masih belum maksimal dalam menjamah

masyarakat pemilih pemula untuk dijadikan target pendidikan politik.

Pernyatan kelima yaitu yang menjadi pembahasan utama dalam penelitian kali

ini. Pernyataannya berbunyi sebagai berikut ―Saya merasa memperoleh pengetahuan

politik dari Kesbangpol (Pemerintah)‖. Pernyataan ini digunakan untuk mengetahui

apakah sosialisasi yang diberikan oleh Kesbangpol memberikan makna yang begitu

besar bagi pemahaman politik pemilih pemula. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil

yang telah didapatkan melalui kuesioner mengenai pendapat siswa siswi perihal agen

politik yang ada dilingkungan kehidupan masyarakat:

Tabel IV. 13 Memperoleh Pengetahuan Politik Melalui Kesbangpol

(Pemerintah)46

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 8 8%

Tidak Setuju 28 28%

Setuju 51 51%

Sangat Setuju 13 13%

Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Pernyataan ini digunakan untuk mengetahui apakah sosialisasi yang diberikan

oleh Kesbangpol diperhitungkan dan dipandang sebagai salah satu agen yang

berpengaruh dalam memberikan wawasan mengenai politik kepada pemilih pemula.

45 Wawancara dengan Ahmad Ardra, Peserta sosialisasi dan Ketua Osis SMA Negeri 5

Depok, di SMA Negeri 5 Depok. Pada 1 Agustus 2019. 46 Data Kuesioner (Primer).

Page 105: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

90

Berdasarkan Tabel IV.13. sebanyak 51 orang menjawab setuju, dan 13 orang

menjawab sangat setuju, 28 orang tidak setuju, 8 orang sangat tidak setuju. Salah

satu perserta sosialisasi mengatakan bahwa bentuk sosialisasi yang diberikan oleh

Kesbangpol mampu memberikan wawasan mengenai cara bernegara yang baik tidak

hanya berpaku pada teks tapi bagaimana aktualisasi pengaplikasiannya dalam

berkehidupan sehari-hari. Mulai dari membahas demokrasi, pemilu, kebhinekaan,

Pancasila dan UUD 45. Penyajian bentuk sosialisasi juga tidak terlalu kaku sehingga

membuat peserta menikmati kegiatan dengan diselangi dengan ice breaking atau

games yang digunakan sebagai salah satu metode untuk mangasah pengetahuan

politik, terhadap materi yang telah didapatkan melalui sosialisasi politik

Kesbangpol47

.

Namun, tidak dapat dipungkiri terdapat 28 siswa yang merasa tidak

memperoleh pengetahuan politik dari Kesbangpol, untuk mengetahui alasan tersebut

penulis mewawancarai beberapa siswa yang menjawab sangat tidak setuju.

Berdasarkan wawancara ini dapat disimpulkan bahwa kerberhasilan Kesbangpol

dalam menyampaikan materi sangat bergantung pada siapakah yang menjadi

pembicara. Karena mayoritas siswa mempermasalahkan penggunaan kata yang begitu

baku dan terlalu kontekstual. Menurut mereka Kesbangpol hanya mengulang kembali

47 Wawancara dengan Ahmad Ardra, peserta sosialisasi dan Ketua Osis SMA Negeri 5

Depok, di Godong Ijo Sawangan Depok, pada 1 Agustus 2019.

Page 106: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

91

apa saja yang mereka dapatkan dari sekolah, tidak terdapat hal baru yang mampu

menarik perhatian peserta sosialisasi.48

I.2. Kualitas Penyampaian Materi Sosialisasi Politik Kesbangpol.

Pernyataan yang digunakan untuk melihat kualitas penyampaian materi

Kesbangpol ini terdapat pada butir pernyataan nomor 7, 8, 9, dan 10. Di dalamnya

terdapat penilaian mengenai pengusaan materi, tata cara atau metode sosialisasi, dan

pemahaman peserta sosialisasi.

Pernyataan nomor 7 berbunyi, ―Menurut saya pemateri sosialisasi politik

Kesbangpol, memiliki penguasaan materi yang sangat baik‖. Pernyataan ini

digunakan untuk mengetahui penilaian mereka mengenai penguasaan materi

pembicara sosialisasi politik Kesbangpol. Berikut adalah hasilnya:

Tabel IV. 14 Penguasaan Materi Pembicara Sosialisasi Politik Kesbangpol49

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Tidak Setuju 10 10%

Setuju 52 52%

Sangat Setuju 37 37%

Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Pada Tabel IV.14 menunjukkan dari 100 responden 37 orang sangat setuju, 52

orang di antaranya sangat setuju, 10 orang menjawab tidak setuju dan 1 orang

menjawab sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa pemateri sosialisasi politik

48 Wawancara dengan Ninda Hidayah, Sarah Yuniar, dan Vito Bahari peserta sosialisasi

politik Kesbangpol, di Godong Ijo Sawangan Depok. 49 Data Kuesioner (Primer).

Page 107: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

92

Kesbangpol memiliki pengusaan materi yang sangat baik. Jika berlandaskan pada

persentasi ini, maka kegiatan pelatihan fasilitator yang diselenggarakan oleh

Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementrian Dalam Negeri Rebublik

Indonesia, cukup efektif dalam meningkatkan kualitas fasilitator sosialisasi selaku

pemateri.

Pernyataan nomor 8 berbunyi ―pemateri memberikan kesempatan bagi

perserta sosialisasi, untuk memberikan tanggapan mengenai materi yang

disampaikan‖. Pernyataan ini digunakan mengukur apakah pemateri hanya bersifat

doktrinasi saja tanpa adanya timbal balik dari peserta atau sebaliknya, pemateri

mengajak peserta untuk berinteraksi dan marangsang pemikiran perserta melalui

pertanyaan, pernyataan ataupun ajakan.

Tabel IV. 15 Komunikasi Dua Arah Pemateri50

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Tidak Setuju 7 7%

Setuju 67 67%

Sangat Setuju 26 26%

Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Pada Tabel IV.15 terlihat sebanyak 67 orang menyatakan setuju, 26 orang

menjawab sangat setuju. Kemudian dalam poin pernyataan ini mendapat jawaban

tidak setuju sangat sedikit yaitu hanya 7 orang. Melalui observasi yang telah

dilakukan, pemateri dalam sosialisasi yang diadakan oleh Kesbangpol ini sangat

50 Data Kuesioner (Primer).

Page 108: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

93

interaktif dalam berkomunikasi dengan peserta, pemateri tidak ragu memberikan

pertanyaan kepada peserta dan peserta juga diberikan ruang untuk bertanya seputar

materi ataupun bahasan politik lainnya. Pemateri lebih menggunakan metode

pengajaran lerning centered.

Pernyataan nomor 9 ―Materi yang disajikan dalam sosialisasi Kesbangpol

sangat menarik, kreatif dan Inovatif‖. Pernyataan ini digunakan untuk melihat apakah

Kesbangpol memanfaatkan teknologi ataupun unsur lainnya dalam membantu

menyajikan materi sosialisasi.

Tabel IV. 16 Materi Disajikan Dengan Menarik dan Inovatif51

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 4 4 %

Tidak Setuju 19 19%

Setuju 56 56%

Sangat Setuju 21 21%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Hasil pada pernyataan sebelumnya menunjukkan bahwa pemateri memberikan

inovasi baru dalam penyajian materinya, seperti menyediakan video, gambar ataupun

ilustrasi yang memudahkan peserta untuk memahami materi sosialisasi. Dengan

capaian 77 orang yang setuju dan sangat setuju dengan pernyataan bahwa materi

disajikan dengan kreatif dan inovatif.

Pernyataan nomor 10 yaitu ―Saya memahami keseluruhan materi sosialisasi

yang diberikan oleh Kesbangpol‖ . Pernyataan ini digunakan untuk mengukur apakah

51 Data Kuesioner (Primer).

Page 109: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

94

pamateri menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta sosialisasi politik.

Berikut adalah hasilnya.

Tabel IV. 17 Pemahaman Responden terhadap Materi Sosialisasi52

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 2 2%

Tidak Setuju 25 25%

Setuju 60 60%

Sangat Setuju 13 13%

Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Tabel IV.17 menunjukkan bahwa dari 100 siswa yang menjawab, mayoritas

atau 60 orang menjawab setuju dan sangat setuju 13 orang, 25 orang menjawab tidak

setuju dan 2 orang menjawab sangat tidak setuju.

I.3. Pemahaman Peserta Mengenai Materi Sosialisasi Politik.

Pernyataan nomor 11 berbunyi, ―Saya mengikuti dengan serius dan cermat

sosialiasi yang diberikan oleh Kesbangpol‖. Pernyataan ini digunakan untuk

mengetahui seberapa serius peserta mengikuti sosialisasi politik karena diperlukannya

keseriusan dalam mengikuti dan memahami materi yang diberikan.

Tabel IV. 18 Keseriusan Siswa Mengikuti Sosialisasi Politik Kesbangpol53

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 2 2%

Tidak Setuju 19 19%

Setuju 60 60%

Sangat Setuju 19 19%

Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner (Primer).

52 Data Kuesioner (Primer). 53 Ibid.

Page 110: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

95

Melalui Tabel IV.18 memperlihatkan bahwa dari 100 siswa yang menjadi

responden menunjukkan bahwa mereka mengikuti dengan serius dan cermat

sosialisasi dengan jumlah siswa yang menjawab setuju berjumlah 60 orang, setuju 19

orang, tidak setuju 19 orang, dan sangat tidak setuju 2 orang. Berdasarkan pernyataan

tersebet menunjukkan bahwa 79% siswa mengikuti dengan serius sosialisasi yang

diberikan.

Pernyataan selanjutnya nomor 12 berbunyi, ―setelah mengikuti sosialisasi

Kesbangpol, saya mengetahui tugas, hak, dan kewajiban saya sebagai warga negara

yang baik‖. Pernyataan ini digunakan untuk melihat pemahaman peserta terhadap

materi yang diberikan mengenai tugas hak dan kewajiban sebagai warga negara.

Tabel IV. 19 Mengetahui Tugas, Hak, dan Kewajiban Sebagai Warga Negara54

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Tidak Setuju 6 6%

Setuju 58 58%

Sangat Setuju 35 35%

Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Pada Tabel IV.19 menunjukkan sebanyak 58 siswa yang menyatakan bahwa

mereka setuju, kemudian siswa yang menjawab sangat setuju berjumlah 35,

kemudian 6 orang menjawab tidak setuju dan hanya 1 orang yang menjawab sangat

tidak setuju.

Pernyataan nomor 13 berbunyi, ―Saya menyadari bahwa kritik masyarakat

kepada pemerintah, merupakan hal yang baik untuk keberlangsungan pemerintahan‖.

54 Data Kuesioner (Primer).

Page 111: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

96

Penyataan ini digunakan untuk melihat kesadaran siswa mengenai pentingnya

partisipasi politik masyarakat untuk demokrasi bangsa.

Tabel IV. 20 Kesadaran Siswa Mengenai Pentingnya Partisipasi untuk

Demokrasi55

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Tidak Setuju 3 3%

Setuju 57 57%

Sangat Setuju 39 39%

Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Pernyataan memperoleh suara mayoritas menjawab setuju sebanyak 57 orang,

sangat setuju sebesar 39 orang sedangkan 3 orang lainnya menjawab tidak setuju dan

1 orang menjawab sangat tidak setuju terhadap pernyataan pentingnya kritik

masyarakat untuk keberlangsungan pemerintahan.

Kemudian Pernyataan selanjutnya berbunyi, ―Setelah mengikuti sosialisasi,

saya menyadari bahwa satu suara yang saya miliki berpengaruh besar atas proses

pemerintahan 5 tahun kedepan‖. Pernyataan ini digunakan untuk melihat kesadaran

siswa mengenai pentingnya partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan hak suara

pada saat pemilu berlangsung‖.

Tabel IV. 21 Kesadaran Masyarakat dalam Memanfaatkan Hak Pilih56

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Tidak Setuju 6 6%

Setuju 58 58%

Sangat Setuju 36 36%

Total 100 100%

55 Ibid. 56 Data Kuesioner (Primer).

Page 112: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

97

Pada Tabel IV.21 dari 100 responden yang menjawab, 1 orang sangat tidak

setuju, 6 orang menjawab tidak setuju, 58 orang menjawaab setuju, dan 36 orang

menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa hak pilih yang dimiliki

berpengaruh terhadap proses pemerintahan selama 5 tahun.

Pernyataan selanjutnya, berbunyi ―dengan mengikuti sosialisasi politik

Kesbangpol, saya memperoleh informasi politik yang sebelumnya saya tidak

ketahui‖. Pernyataan ini digunakan untuk melihat apakah Kesbangpol memberikan

informasi baru dan sebelumnya peserta tidak ketahui. Berikut adalah hasilnya:

Tabel IV. 22 Memperoleh Informasi Politik yang Baru Diketahui, Melalui

Sosialisasi Politik Kesbangpol57

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Tidak Setuju 6 6%

Setuju 58 58%

Sangat Setuju 36 36%

Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Melalui Tabel IV.22 menunjukkan dari 100 siswa yang menjadi responden, 1

orang di antaranya menjawab sangat tidak setuju, 6 orang menjawab tidak setuju, 58

orang menjawab setuju dan 36 orang lainnya menjawab sangat setuju. Melalui

persentasi tersebut mayoritas responden menjawab bahwa mereka memperoleh

informasi politik baru yang sebelumnya mereka tidak ketahui. Hal ini menunjukkan

bahwa Kesbangpol berhasil menyebarkan beberapa wawasan politik yang baru

kepada siswa-siswi sebagai pemilih pemula.

57 Data Kuesioner (Primer).

Page 113: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

98

I.4. Orientasi Sikap Peserta Sosialisasi.

Pernyataan pertama yang digunakan untuk mengukur variabel ini berbunyi,

―sosialisasi yang diberikan oleh Kesbangpol, berpengaruh terhadap kesadaran politik

anda‖. Pernyataan ini digunakan untuk mengetahui dan melihat apakah sosialisasi

politik mampu meningkatkan kesadaran politik siswa selaku pemilih pemula.

Tabel IV. 23 Sosialisasi yang Diberikan Meningkatkan Kesadaran Politik

Siswa58

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 2 2%

Tidak Setuju 15 15%

Setuju 61 61%

Sangat Setuju 22 22%

Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Pada Tabel IV.23 dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden, 2 orang

diantara menjawab sangat tidak setuju, 15 orang menjawab tidak setuju, 61 orang

menjawab setuju dan 22 orang lainnya menjawab sangat setuju terhadap pernyataan

bahwa sosialisasi politik Kesbangpol mempengaruhi kesadaran politik siswa.

Pernyataan selanjutnya yaitu ―Setelah mengikuti sosialisasi, saya menjadi aktif

dalam mengikuti kegiatan politik‖. Pernyataan ini dugunakan untuk melihat apakah

sosialisasi berpengaruh terhadap partisipasi politik siswa.

58 Data Kuesioner (Primer).

Page 114: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

99

Tabel IV. 24 Sosialisasi Politik Berpengaruh Terhadap Partisipasi Politik

Siswa59

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 3 3%

Tidak Setuju 23 23%

Setuju 57 57%

Sangat Setuju 17 17%

Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Pada Tabel IV.24 dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden, 3 orang

diantara menjawab sangat tidak setuju, 23 orang menjawab tidak setuju, 57 orang

menjawab setuju dan 17 orang lainnya menjawab sangat setuju terhadap pernyataan

dengan mengikuti sosialisasi, saya menjadi aktif dalam mengikuti kegiatan politik‖.

Untuk melihat apakah peserta sosialisasi melakukan tugasnya sebagai agen

sosialisasi bagi lingkungannya, penulis membuat pernyataan yang berbunyi ―Setelah

mendapatkan sosialisasi politik dari Kesbangpol, saya menyampaikan kembali ajaran

yang diberikan kepada lingkungan sekitar‖. Pernyataan ini dijadikan indikator

dikarenakan Kesbangpol menaruh harapan yang tinggi kepada siswa-siswa sosialisasi

ini untuk menyebarluaskan ilmu dan pemahaman yang diberikan kepada masyarakat.

Berikut adalah hasilnya:

59 Data Kuesioner (Primer).

Page 115: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

100

Tabel IV. 25 Mensosialisasikan Kembali Ilmu yang Diperoleh

dalam Sosialisasi Kepada Lingkungan60

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 2 2%

Tidak Setuju 12 12%

Setuju 67 67%

Sangat Setuju 19 19%

Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Pada Tabel IV.25 dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden, 2 orang

diantara menjawab sangat tidak setuju, 12 orang menjawab tidak setuju, 67 orang

menjawab setuju dan 19 orang lainnya menjawab sangat setuju. Sebanayak 86%

siswa menyatakan bahwa mereka mensosialisasikan kembali imlu yang didapatkan

kepada lingkup sosial mereka dalam masyrakat seperti keluarga dan teman

sepermainan.

Untuk melihat pengaruh sosailisasi politik Kesbangpol terhadap partisipasi

pemilih pemula, pernyataan yang digunakan berbunyi ―Karena sosialisasi yang

diberikan oleh Kesbangpol, saya ingat dan hadir untuk memberikan hak pilih saya

pada saat pemilu berlangsung‖.

Tabel IV. 26 Sosialisasi Politik Kesbangpol Mendorong Partisipasi

Politik Siswa untuk Menggunakan Hak Pilih61

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 5 5%

Tidak Setuju 43 43%

Setuju 36 36%

Sangat Setuju 16 16%

Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner (Primer).

60 Data Kuesioner (Primer). . 61 Ibid.

Page 116: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

101

Pada Tabel IV.26. dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden, 5 orang di

antaranya menjawab sangat tidak setuju, 43 orang menjawab tidak setuju, 36 orang

menjawab setuju dan 16 orang lainnya menjawab sangat setuju. Memalui data ini

dapat dilihat bahwa Kesbangpol memperoleh 52% yang menunjukkan bahwa

kesbangpol mampu mendorong siswa untuk ikut hadir dan berpartisipasi dalam

pemilu.

Pernyataan selanjutnya berbunyi ―saat pemilu berlangsung, dalam menentukan

hak pilih. Saya memilih berdasarkan atas ilmu yang diberikan dalam sosialisasi‖.

Pernyataan ini digunakan untuk melihat apakah peserta sosailisasi

mengimplementasikan ajaran yang telah diberikan seperti memilih dan menggunakan

dengan bijak siapa yang akan memperoleh suara, seperti dengan melihat profil dan

pencapaian calon yang akan dipilih.

Tabel IV. 27 Aktualisasi Ilmu Sosialisasi Politik62

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 4 4%

Tidak Setuju 35 35%

Setuju 38 38%

Sangat Setuju 23 23%

Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Pada Tabel IV.27 dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden, 4 orang di

antaranya menjawab sangat tidak setuju, 35 orang menjawab tidak setuju, 38 orang

menjawab setuju dan 23 orang lainnya menjawab sangat setuju. Dapat dilihat bahwa

62 Data Kuesioner (Primer).

Page 117: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

102

angka pengimplementasian ajaran-ajaran sosialisasi yang diberikan hanya mampu

memeproleh angka 61% .

Pernyataan terakhir yang digunakan untuk melihat orientasi sikap target

sosialisasi yaitu berbunyi ― setelah mengikuti sosialisasi politik dari Kesbangpol, saya

menjadi tertarik untuk ikut serta dalam kegiatan politik.

Tabel IV. 28 Ketertarikan Peserta Aktif dalam Kegiatan Politik63

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 5 5%

Tidak Setuju 40 40%

Setuju 50 50%

Sangat Setuju 5 5%

Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Melalui Tabel IV.28 dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden, 5 orang di

antaranya menjawab sangat tidak setuju, 40 orang menjawab tidak setuju, 50 orang

menjawab setuju dan 5 orang lainnya menjawab sangat setuju.

I.5. Partisipasi Politik Peserta Sosialisasi

Pernyataan pertama yang digunakan untuk melihat partisipasi politik pemilih

pemula, berbunyi ―Saya hadir dan memberikan hak suara saya saat pemilu

berlangsung‖. Pernyataan ini digunakan untuk mengetahui apakah pemilih pemula

ikut serta dalam salah satu bentuk partisipasi politik awal dalam demokrasi.

63 Ibid.

Page 118: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

103

Tabel IV. 29 Menggunakan Hak Pilih64

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 6 6

Tidak Setuju 32 32

Setuju 41 41

Sangat Setuju 21 21

Total 100 100 Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Melalui Tabel IV.29 dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden, 6 orang di

antaranya menjawab sangat tidak setuju, 32 orang menjawab tidak setuju, 41 orang

menjawab setuju dan 21 orang lainnya menjawab sangat setuju. Dalam tabel tersebut

dapat disimpulkan bahwa 62% siswa menggunakan hak pilihnya.

Pernyataan berikutnya yang digunakan untuk melihat partisipasi politik pemilih

pemula berbunyi ―saya aktif dalam organisasi yang ada di masyarakat‖. Pernyataan

ini digunakan untuk mengukur berapa banyak siswa yang aktif dalam organisasi

masyarakat.

Tabel IV. 30 Aktif dalam Organisasi Masyarakat65

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 5 5%

Tidak Setuju 19 19%

Setuju 55 55%

Sangat Setuju 21 21%

Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Melalui Tabel IV.30 dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden, 5 orang di

antaranya menjawab sangat tidak setuju, 19 orang menjawab tidak setuju, 55 orang

menjawab setuju dan 21 orang lainnya menjawab sangat setuju.

64 Data Kuesioner (Primer). 65 Ibid.

Page 119: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

104

Pernyataan berikutnya berbunyi ―Saya mengikuti berita dan informasi

mengenai perpolitikan dan kondisi Indonesia‖. Pernyataan ini digunakan untuk

melihat perhatian responden terhadap isu politik Indonesia

Tabel IV. 31 Mengawasi Kondisi Perpolitikan Indonesia66

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Tidak Setuju 26 26%

Setuju 61 61%

Sangat Setuju 13 13%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Melalui Tabel IV.31 dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden, 26 orang di

antaranya menjawab tidak setuju, 61 orang menjawab setuju dan 13 orang lainnya

menjawab sangat setuju. Melalui tabel tersebut bahwa partisipasi pemilih pemula

melalui meninjau dan mengawasi kondisi indonesia cukup besar yaitu 74%.

Pernyataan berikutnya berbunyi, ― saya pernah mengikuti rapat dan diskusi

politik‖. Pernyataan ini digunakan untuk melihat keterlibatan pemilih pemula dalam

berdialog perihal politik.

Tabel IV. 32 Mengikuti Rapat dan Diskusi Politik67

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 16 16%

Tidak Setuju 45 45%

Setuju 29 29%

Sangat Setuju 10 10%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner (Primer).

66 Ibid. 67 Data Kuesioner (Primer).

Page 120: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

105

Melalui Tabel IV.32 dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden, 16 orang di

antaranya menjawab sangat tidak setuju, 45 orang menjawab tidak setuju, 29 orang

menjawab setuju dan 10 orang lainnya menjawab sangat setuju.

Pernyataan berikutnya adalah ―Saya pernah mengikuti kampanye salah satu

partai politik‖. Hal ini untuk melihat kedekatan ataupun interaksi pemilih pemula

dengan partai politik.

Tabel IV. 32 Mengikuti Kampanye Partai Politik68

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 16 16%

Tidak Setuju 47 47%

Setuju 29 29%

Sangat Setuju 8 8%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Melalui Tabel IV.33 dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden, 16 orang di

antaranya menjawab sangat tidak setuju, 47 orang menjawab tidak setuju, 29 orang

menjawab setuju dan 8 orang lainnya menjawab sangat setuju. Persentase yang

menunjukkan rendahnya interaksi pemilih pemula dengan partai politik menunjukkan

sebesar 63%.

Pernyataan berikutnya berbunyi ―Saya pernah mengkritisi pemerintah seperti

melakukan demonstrasi, mengisi ataupun membuat petisi, dan memberikan komentar

pada situs pemerintah‖. Pernyatan ini digunakan untuk melihat apakah pemilih

pemula pernah berpartisipasi dalam salah satu bentuk partisipasi politik non-

konvensional.

68 Ibid.

Page 121: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

106

Tabel IV. 33 Melakukan Partisipasi Politik Non-Konvensional69

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 10 10%

Tidak Setuju 41 41%

Setuju 34 34%

Sangat Setuju 15 15%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner (Primer).

Melalui Tabel IV.34 dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden, 10 orang

di antaranya menjawab sangat tidak setuju, 41 orang menjawab tidak setuju, 34 orang

menjawab setuju dan 15 orang lainnya menjawab sangat setuju.

Pernyataan terakhir yang digunakan untuk mengetahui tahap partisipasi

tertinggi yaitu partisipasi politik gladiators dengan bunyi ―saya tertarik untuk

menjadi anggota maupun pengurus partai politik dan menjadi pejabat publik‖. Alasan

mengapa penelitian menggunakan kata tertarik karena besar kemungkinan pemilih

pemula belum atau tidak bisa menjadi pemangku jabatan tersebut, dikarenan usia

yang belum memadai. Alih-alih menggunakan kata ―saya pernah mengikuti….‖

penelitian ini menggunakan kata ketertarikan sebagai bayangan awal partisipasi

pemilih pemula.

Tabel IV. 34. Ketertarikan Menjadi Anggota, pengurus, ataupun Pejapat

Partai70

Kategori Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 18 18%

Tidak Setuju 41 41%

Setuju 35 35%

Sangat Setuju 6 6%

Total 100 100%

69 Data Kuesioner (Primer). 70 Ibid.

Page 122: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

107

Melalui Tabel IV.36. dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden, 18 orang

di antaranya menjawab sangat tidak setuju, 41 orang menjawab tidak setuju, 35 orang

menjawab setuju dan 6 orang lainnya menjawab sangat setuju.

J. Hasil Uji Asumsi Klasik

Dalam pengujian satitistika tiap pembahasannya memiliki beberapa tahapan

atau berbagai jenis uji yang harus dilakukan, dalam tiap uji memiliki kriteria yang

harus terpenuhi sesuai dengan dasar pengambilan keputusan yang telah ditetapkan.

Pada awal pembahasan dalam Bab IV telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas

quesioner yang digunakan dalam penelitian ini. Maka tahap selanjutnya adalah

melakukan uji normalitas dan linieritas, sebelum melakukan uji regresi linier

sederhana.

J.1. Hasil Uji Normalitas.

Uji normalitas ini merupakan bagian dari uji asumsi klasik, uji ini adalah

salah satu syarat yang harus dilewati untuk melihat apakah nilai residual berdistribusi

normal atau tidak71

. Karena syarat untuk melanjutkan uji hubungan atau korelasi

yaitu harus memiliki sifat berdistribusi normal. Berikut adalah hasil uji normalitas

dengan menggunakan metode kolmogorov smirnov yang diolah melalui program

SPSSv20:

71 Burhan nurgiyantoro, ―statistika terapan untuk penlitian ilmu-ilmu sosial‖, h.111

Page 123: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

108

Tabel IV.37 Uji Normalitas72

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal

Parametersa,b

Mean ,0000000

Std.

Deviation

3,43460289

Most

Extreme

Differences

Absolute ,071

Positive ,038

Negative -,071

Test Statistic ,071

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

Sumber:Hasil pengolahan data dengan SPSSv.20

Dasar pengambilan keputusan ini diperoleh jika nilai signifikansinya ≥ 0,05

maka nilai residual berdistribusi secara normal. Melalui Tabel IV.37 dapat diketahui

hasil uji normalitas memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,200. Karena data uji yang

telah dilakukan memperoleh nilai 0,200 > 0,05 maka dengan ini dinyatakan bahwa

data berdistribusi normal dan sesuai untuk digunakan dalam pengujian model regresi.

J.2. Hasil Uji Linieritas

Dalam metode penelitian kuantitatif baik korelasi maupun regresi linier suatu

penelitian, konstruksi tersebut berlandaskan pada dugaan awal yang memikirkan

bentuk variabel yang digunakan dalam hipotesis penelitian mempunyai hubungan

yang linier atau tidak. Berikut adalah dasar pengambilan keputusan:

c. Jika nilai Signifikansi > 0,05 maka terdapat hubungan yang linear antara

variabel sosialisasi politik dengan variabel partisipasi politik

72 Hasil olah data SPSSv.20.

Page 124: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

109

d. Jika nilai Signifikansi < 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang linear

antara sosialisasi politik dengan variabel partisipasi politik

Fungsi dari uji linearitas ini adalah untuk melihat bentuk hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat. Kemudian berikut hasil perhitungan uji linieritas yang

diperoleh melalui program SPSSv20 dengan output Anova Table sebagai berikut:

Tabel IV.38. Uji Linieritas Anova Tabel73

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

partisipasi

politik *

sosialisasi

politik

Between

Groups

(Combined) 901,063 22 40,957 3,544 ,000

Linearity 623,137 1 623,137 53,916 ,000

Deviation

from

Linearity

277,926 21 13,235 1,145 ,323

Within Groups 889,927 77 11,557

Total 1790,990 99

Sumber:Hasil pengolahan data dengan SPSSv.20

Berdasarkan uji lineritas yang telah dilakukan, nilai signifikansi deviation

from linearity yang diperoleh sebesar 0,323 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang linier antara sosialisasi politik Kesbangpol dengan partisipasi

politik pemilih pemula. Untuk memudahkan melihat bentuk linieritas, penelitian kali

ini menggunakan uji linieritas Normal P-P Plot dengan bantuan SPSSv20, berikut

adalah tampilan hasil uji:

73 Hasil olah data SPSSv.20.

Page 125: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

110

Gambar IV. 2 Normal P-P Plot74

Sumber:Hasil pengolahan data dengan SPSSv.20

Cara membaca Normal P-P Plot yaitu dengan melihat persebaran titik-titik yang

ada pada gambar, Jika persebaran titik-titik merapat pada garis diagonal maka dapat

disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal. Melalui gambar sebelumnya,

menunjukkan adanya hubungan yang linear, diperlihatkan melalui titik-titik plot data

yang bergerak lurus dari kiri bawah ke kanan atas. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat hubungan linier dan positif antara variabel sosialisasi politik Kesbangpol

dengan partisipasi politik. Maka dapat disimpulkan semakin meningkatnya sosialisasi

politik maka akan berpengaruh terhadap partisipasi politik.

74 Hasil olah data SPSSv.20.

Page 126: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

111

K. Uji Korelasi Pearson

Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel

dengan meliat signifikansi hubungan dan arah hubungan antar variabel sosialisais

politik dengan partisipasi politik. Kemudian ketentuan pengambilan keputusan yaitu

jika nilai signifikansi < 0,05 maka dinyatakan berkorelasi, jika nilai signifikansi >

0,05 maka dinyatakan tidak berkorelasi. Berikut adalah pedoman derajat hubungan

korelasi menurut Sugiyono75

:

a) Nilai pearson correlation 0,00 -0,199 = hubungan sangat lemah

b) Nilai pearson correlation 0,20- 0,399 = hubungan cukup

c) Nilai pearson correlation 0,40 - 0,599 = hubungan kuat

d) Nilai pearson correlation 0,60 - 0,799 = hubungan sangat kuat

e) Nilai pearson correlation 0,80 - 1,000 = hubungan sempurna

Tabel IV.39. Hasil Uji Korelasi Pearson76

Correlations

Sosialisasi

Politik

Partisipasi

Politik

Sosialisasi

Politik

Pearson

Correlation

1 .590**

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

Partisipasi

Politik

Pearson

Correlation

.590**

1

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber:Hasil pengolahan data dengan SPSSv.20

75 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: CV Alfabeta, 2007), h. 62. 76 Hasil olah data SPSSv.20.

Page 127: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

112

Berikut ini adalah penafsiran hasil uji korelation pearson product moment:

1. Dapat dilihat pada tabel tersebut bahwa nilai signifikansi adalah 0,000 < 0,05

maka dinyatakan bahwa variable saling berkorelasi atau terdapat hubungan

antara variable sosialisasi politik dengan partisipasi politik

2. Dengan interpretasi koefisien korelasi sebesar 0,590 dengan ini dapat

disimpulkan bahwa perolehan nilai pearson correlation berkorelasi kuat

dengan perolehan nilai sebesar 0,590.

L. Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Sosialisasi Politik Kesbangpol

Terhadap Partisipasi Politik Pemilih Pemula.

Uji regresi linear sederhana digunakan untuk menguji pengaruh satu variabel

bebas terhadap variabel terikat yang mana model perhitungannya akan

memperlihatkan terdapat hubungan linier yang melibatkan antara dua variabel antara

variabel independen (bebas) dan dependen (terikat)77

.

Hipotesis Penelitian:

H0 : tidak ada pengaruh sosialisasi politik Kesbnagpol terhadap partisipasi politik.

H1 : ada pengaruh sosialisasi politik Kesbnagpol terhadap partisipasi politik.

Berikut adalah kriteria dasar pengambilan keputusan dalam uji regresi linear

sederhana:

77 Suyono, Analisis Regresi untuk Penelitian, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 5.

Page 128: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

113

1. Jika perolehan nilai signifikansi variabel > 0,05, maka H0 diterima dan H1

ditolak. Dengan hasil putusan variabel independen tidak memiliki pengaruh

terhadap variabel dependen.

2. Jika perolehan nilai signifikansi variabel < 0,05, maka H0 ditolak dan H1

diterima. Dengan hasil putusan variabel independen memiliki pengaruh

terhadap variabel dependen.

3. Jika perolehan nilai Thitung > Ttabel , maka hipotesis diterima dengan makna

variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

4. Jika perolehan nilai Thitung < Ttabel , maka hipotesis ditolak dengan makna

variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

Tabel IV.39 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana78

ANOVA

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 623,137 1 623,137 52,290 .000

b

Residual 1167,853 98 11,917

Total 1790,990 99

Sumber:Hasil pengolahan data dengan SPSSv.20

Melalui Tabel IV.39 dapat diketahui bahwa f hitung memperoleh nilai 52,290

dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan melalui kriteria yang

telah disebutkan sebelumnya bahwa model uji regrisi ini dapat digunakan untuk

melihat, menganalisis dan memprediksi hubungan variabel sosialisasi politik

Kesbangpol dengan partisipasi politik pemilih pemula.

78 Hasil olah data SPSSv.20.

Page 129: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

114

Tabel IV.40. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana79

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 2.333 3.290 .709 .480

Sosialisasi

Politik .436 .060 .590 7.231 .000

Sumber:Hasil pengolahan data dengan SPSSv.20

Dari tabel tersebut diketahui persamaan regresi sederhana yang diperoleh

adalah sebagai berikut:

Y = a + b X

Melalui analisis ini, memperoleh persamaan regresi yaitu Y = 2,333 + 0,436

X. Perolehan angka konstanta ( ) pada kasus penelitian ini memperoleh nilai sebesar

2,333. Dengan angka koefisien regresi sebesar 0,436 angka ini memperlihatkan

bahwa setiap penambahan 1% satuan sosialisasi politik maka akan meningkatkan

partisipasi politik pemilih pemula sebesar 0,436 satuan atau 43,6% dengan bentuk

hubungan positif.

79 Hasil olah data SPSSv.20.

Y= Variabel dependen

X= Variabel Independen

a = Konstanta

b= Koefisien arah regresi

Page 130: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

115

Tabel IV.41 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana80

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 2.333 3.290 .709 .480

Sosialisasi

Politik .436 .060 .590 7.231 .000

Sumber:Hasil pengolahan data dengan SPSSv.20

Pada Tabel IV.41 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 dan Thitung sebesar

7,231. Untuk melanjutkan pada tahap pemutusan kriteria uji, perlu diketahui bahwa

Ttabel sebesar 1,98447. Berikut ini adalah hasil keputusan uji berdasarkan kriteria uji

T:

1. Karena nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka maka H0 ditolak dan H1

diterima. Dengan hasil putusan variabel independen memiliki pengaruh

terhadap variabel dependen. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan

antara sosialisasi politik Kesbangpol terhadap partisipasi politik pemilih

pemula.

2. Karena Thitung memperoleh nilai 7,231 > Ttabel 1,98447 maka H0 ditolak dan

H1 diterima. Artinya secara statistik terdapat pengaruh yang signifikan

antara sosialisasi politik Kesbangpol terhadap partisipasi politik pemilih

pemula.

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa

sosialisasi politik Kesbangpol berpengaruh signifikan terhadap partisipasi politik

pemilih pemula.

80 Hasil olah data SPSSv.20.

Page 131: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

116

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian peran dan pengaruh sosialisasi politik Kesbangpol

Depok, terhadap partisipasi politik pemilih pemula tahun 2018, yang dilakukan

dengan menggunakan metode campuran atau (mixed method) penulis memberikan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan Kesbangpol Depok telah konsisten dalam menjalankan

salah satu tugasnya, yaitu memberikan pendidikan politik bagi masyarakat kota

Depok khususnya pemilih pemula. Kesbangpol merancang dengan sangat

matang mengenai konsep sosialisasi yang diselenggarakan mulai dari pemilihan

pemateri atau fasilitator sosialisasi, menentukan target sosialisasi (peserta

sosialisasi), serta materi sosialisasi yang telah ditentukan secara detail. Materi

yang diberikan merupakan materi yang krusial dan wajib untuk diketahui oleh

masyarakat seperti bahasan mengenai demokrasi, Pancasila, Bhineka Tunggal

Ika, UUD 45, dan khususnya pemilu. Semua bahasan yang telah disebutkan

mengandung doktrin positif bagi para peserta sosialisasi mengenai tata cara

menjadi warga negara yang baik dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.

Pembahasan materi dikemas dengan sangat baik dan menarik dengan

memanfaatkan segala media teknologi seperti video, gambar maupun ilustrasi

Page 132: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

117

dan komik, yang mumpu memberikan daya tarik kepada peserta sosialisasi

yang menargetkan pemilih pemula.

2. Berdasarkan data yang telah diteliti, dapat disimpulkan bahwa sosialisasi politik

Kesbangpol Depok berpengaruh signifikan terhadap partisipasi pemilih pemula.

Dengan kekuatan hubungan sebesar 0,590 termasuk dalam hubungan yang kuat.

Dengan artian semakin ditingkatkannya sosialisasi politik pada pemilih pemula

maka terdapat peningkatan pada variabel partisipasi politik pemilih pemula.

Sosialisasi politik Kesbangpol sebagai variabel independen (X)

berpengaruh terhadap partisipasi politik pemilih pemula variabel dependen (Y).

Dengan kekuatan pengaruh sebesar 43,6%, sehingga 56,4% lainnya dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Seperti faktor

lingkungan baik keluarga, sekolah, teman sepermainan, media massa dan agen

sosialisasi politik lainnya. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

positif antara sosialisasi politik Kesbangpol dengan pasrtisipasi politik pemilih

pemula.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian mengenai peran sosialisasi politik

Kesbangpol Depok terhadap partisipasi politik pemilih pemula. Maka berikut ini

adalah beberapa saran dari penulis untuk perkembangan program sosialisasi politik

Kesbangpol kedepannya.

Page 133: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

118

B.1 Saran Akademik

1. Sebaiknya peneliti selanjutnya memfokuskan pembahasan mengenai prosesi

pelatihan fasilitator Kesbangpol sebelum menjadi pemateri sosialisasi, yang di

selenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa Politik dan Hukum

Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia. Untuk mendalami bagaimana strategi

negara dalam membentuk budaya politik generasi penerus melalui sosialisasi yang

diberikan.

2. Penelitian selanjutnya membahas mengenai beberapa tugas pokok

Kesbangpol yang sebelumnya kurang diketahui oleh beberapa masyarakat. Seperti

Forum pembauran kebangsaan, program bimbingan teknik bagi pengurus partai

politik, serta program peningkatan ketentraman dan keterlibatan masyarakat. Pada

beberapa program yang telah disebutkan, sekiranya menarik bila terdapat penelitian

secara mendalam mengenai beberapa tugas pokok Kesbangpol yang bisa diteliti

sehingga membantu Kesbangpol dalam mengevaluasi kinerja program-program

tersebut.

B.2 Saran Praktis

1. Pemateri sosialisasi politik Kesbangpol atau fasilitator sosialisasi, diambil dari

berbagai kelompok pengajar ahli dalam bidang politik seperti, aktivis politik, tokoh

politik yang berpengaruh, penulis buku politik dan lain sebagainya. Agar dapat

memberikan sudut pandang pembahasan baru yang berbeda dari sebelumnya.

Sehingga pemateri tidak hanya berasal dari Kesbangpol, KPU dan Bawaslu.

Page 134: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

119

2. Kesbangpol agar lebih meningkatkan kualitas fasilitator dalam berkomunikasi

untuk menyampaikan materi kepada peserta sosialisasi politik. Seperti yang telah

penulis dapatkan melalui jawaban responden mengenai kritik dan saran tentang

sosialisasi politik Kesbangpol. Beberapa peserta sosialisasi berpendapat bahwa,

penggunaan kalimat atau pemilihan kata terlalu baku dan sulit untuk dipahami oleh

beberapa siswa.

3. Kesbangpol agar lebih meningkatkan intensitas sosialisasi pada tiap sekolah,

sehingga sosialisasi tidak hanya dilakukan dalam satu kali pertemuan untuk

meningkatkan kualitas pemahaman peserta sosialisasi. Hal tersebut dapat dilakukan

secara berkala dan tidak bersifat aksidental.

Page 135: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

120

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alfian. Masalah dan Prospek Pembangunan Politik di Indonesia. Jakarta: PT

Gramedia. 1990.

Anggito, Albi dan Johan Setiawan. Metode Penelitian Kauntitatif, Sukabumi: CV

Jejak. 2003.

Balla, John dan Ramadhan. Panduan Pendidikan Politik Untuk Fasilitator,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. 1999.

Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

2008.

Bungin, Burhan. Analisis Penelitian Data Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo. 2009

Creswell, John. Reasearch Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed,

Yogyakarta:Pustaka Pelajar. 2011.

Damsar. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta:Prenadamedia. 2010.

Dewi, fitria, Susi. Sosiologi Politik. Yogyakarta: Gre Publishing. 2017.

Dzakirin, Ahmad. Tarbiyah Siyasiyah. Solo: Era Adicitra Intermedia. 2011.

Handoyo, Eko dan Lestari, Puji. Pendidikan Politik. Yogyakarta: Pohon Cahya.

2017.

Harison, Lisa. Metodelogi Penelitian Politik,Jakarta: Kencana. 2009.

Haryanto. Sosialisasi Politik: Suatu Pemahaman Awal. Yogyakarta: Research Center

for Politic and Government. 2018

Hofmeister dan Grabow, Political Parties: Funtions and Organisation in Democratic

societies.2015.

Page 136: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

121

Kantaprawira, Rusadi. Sistem Politik Indonesia: Suatu Model Pengantar. Bandung:

Sinar Baru Algensindo. 2004

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. 2005.

Noor, Juansyah. Metodelogi Penelitian: Skripsi, Tesis, Desertasi dan Karya Ilmiah.

Jakarta: Kencana. 2011.

Nurgiyantoro Burhan, Gunawan, dan Marzuki. Statistika Terapan: Untuk Penelitian

Ilmu-ilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada university Press. 2000.

Rohaniah,Yoyoh dan Efriza. Pengantar Ilmu Politik: Kajian Mendasar Ilmu Politik,

Malang: Intrans Publishing. 2015.

Sarwo, Rosi, Fandi. Teori Wawancara Psikodignotik, Yogyakarta: PT Leutika

Nouvalitera. 2016.

Sarwono, Jonathan. Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif: Menggunakan

Prosedur SPSS, Jakarta: Elex Media Komputindo. 2012.

Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial Kuantitatif, Bandung: Rafika Aditama.

2015.

Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. 2010.

Siregar Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbandingan

Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Penerbit Kencana. 2017.

Sirozi. Pendidikan Politik: Dinamika Hubungan antara Kepentingan Kekuasaan dan

Praktik Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo. 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi Mix Method. Bandung: Alfabeta. 2011.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: PT Alfabet

Danandjadja. 2016.

Sulaeman, Sulaiman. Demokrasi Untuk Indonesia: Pemikiran Politik Bung Hatta.

Jakarta: Kompas Media Nusantara. 2010.

Page 137: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

122

Sumaryono. Etika dan Hukum: Relevansi Teori Hukum Kodrat Thomas

Aquinas.Yogyakarta: Kanisius. 2002.

Sutrisman, Dudih. Pendidikan Politik, Persepsi, Kepemimpinan dan Mahasiswa,

Jakarta: Guepedia Publisher. 2008.

Suyanto, Bagong & Sutinah. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatife

Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2008.

Umar, Husein. Riset Strategi Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2005.

Yaumi, Muhammad dan Muljono Damopoli. Action Research: Teori, Model, dan

Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenamedia Group. 2014.

Internet

Affandi, Idrus & Karim Suryadi, ―Teori dan Konsep Dalam Konteks Pendidikan

Politik‖, http://repository.ut.ac.id pada 3 November 2018.

Antara, ―KPU Jabar Apresiasi Peningkatan Angka Partisipasi Pemilih‖,

http://www.beritasatu.com pada 22 Oktober 2018.

Bhimo, ―Pemilih Pemula Jangan Takut Di Tahun Politik 2018/2019‖,

https://godepok.com/ pada 20 Oktober 2018.

Bid.Statistik dan Persandian, Diskominfo Kota Depok. ―Pendidikan‖,

https://www.depok.go.id. pada 30 Oktober 2018.

Dro,‖ Rekapitulasi Sementara Jumlah Pemilih Di Kota Depok‖, https://godepok.com

pada 20 Oktober 2018 Pukul 19.57 WIB.

Dzakwan, Sigit,‖ Badan Kesbangpol Kobar Sosialisasi Politik Untuk Pelajar‖,

https://daerah.sindonews.com pada 25 Oktober 2018.

Kadir, Gaul, ―Modul 1 Pembangunan Politik‖, http:// repository.ut.ac.id pada 17

Oktober 2018.

Page 138: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

123

KPUDepok, ―Tingkat Partisipasi Pemilu Kota Depok‖, http://kota-depok.kpu.go.id

pada 6 September 2019.

Lingga, Rido, ―KPU Kota Depok Targetkan 100 Persen Tingkat Partisipasi Pemilih

Pemula di Depok‖ http://rri.co.id pada 6 September 2019

Pemkotdepok, ―Forum Kantor Kesbangpol, Bahas Tujuh Program Prioritas‖,

https://www.depok.go.id pada 20 Oktober 2018.

Pemkotdepok, ―Kesbangpol Adakan Pendidikan Politik Khusus siswa SMK‖,

https://www.depok.go.id pada 20 Oktober 2018.

Pemkotdepok, ―Kesbangpol Adakan Pendidikan Politik untuk Pelajar‖,

https://www.depok.go.id pada 17 Desember 2018.

Pemkotdepok, ―Kesbangpol Sosialisasikan Pendidikan Politik‖

https://www.depok.go.id pada 1 Januari 2019.

Pemkotdepok, ―Kesbangpol Tanamkan Pendidikan Politik yang Santun Untuk Pelajar

Depok‖, melalui https://www.depok.go.id pada 21 Oktober 2019.

Pemkotdepok, ―Pemilih Pemula Potensial Tingkatkan Partisipasi Politik‖,

https://www.depok.go.id pada 5 Oktober 2018.

Suaramerdeka,‖ Kesbangpol Diminta Optimalkan Pendidikan Politik Pemilih

Pemula‖, https://www.suaramerdeka.com pada 17 Desember 2018.

Jurnal

Jamaldi, Fahmi, Reza. ‖Pengaruh Pendidikan Politik dan Kinerja Partai Politik

Terhadap Sikap Apatis Pemilih Dalam Pemilu 2014‖. Journal of Islamic &

Social Studies. Vol.1 No.1. 2015.

Pasaribu, Payerli. ―Peranan Partai Politik dalam Melaksanakan Pendidikan Politik‖.

Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial”. Vol V No.1. 2017.

Page 139: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

124

Sanusi, Riswandi, Aris dan Cecep. ―Implementasi Pendidikan Politik dalam

Membentuk Karakter Kepemimpinan Lintas Budaya pada Generasi Muda Demi

Mewujudkan Budaya Politik Pancasila‖. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial,

Vol.25. No. 1. Juni 2016.

Tandang, Nurcahaya. ―Pendidikan Politik Mewujudkan Rational Choice dalam

Pemilu‖. Jurnal Intelijen & Kontra Intelijen (CSICI). Vol.V. No.28. 2009.

Wanma, Victor, Alex. ―Pentingnya Pendidikan Politik Generasi Muda Terhadap

Pelaksanaan Partisipasi Politik di Distrik Samofa‖. Jurnal Politico.Vol 2. No 6.

2015.

Wardhani, Nur, Sukma, Primandha.―Partisipasi Politik Pemilih Pemula dalam Pemilu

Umum”. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Vol.10. No. 1.2018.

Skripsi dan Disertasi

Fatimah, Nur, Dzikrina, ―Peran Partai Politik dalam Pendidikan Politik Masyarakat

(Studi atas Sekolah Politik Kerakyatan dalam Kaderisasi Partai Amanat

Nasional (PAN) Tahun 2015-2017)‖. Skripsi UIN Syaarif Hidayatullah

Jakarta.2017.

Peraturan-Peraturan

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 36 Tahun 2010 Tentang Pedoman Fasilitasi

Penyelenggaraan Pendidikan politik.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Peraturan Walikota No 33 Tahun 2016 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi

Kesbangpol.

Undang-undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik dan Pemilu .

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan.

Page 140: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

125

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pemilihan Umum anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah.

Undang-undang Republik Indonesia, http ://www.dpr.go.id. Pada 1 Desember 2018.

Arsip dan Dokumen

Kesbangpol, ―Modul Fasilitator Pendidikan Wawasan Kebangsaan‖

Kesbangpol. ―Laporan Kegiatan Kesbangpol Depok, Laporan Kegiatan Pendidikan

Politik Tahun 2018‖.

Kesbangpol. ―Laporan Rencana Kerja Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Depok

Tahun 2018-2019‖.

Kesbangpol. ―Pembukuan Laporan Keuangan Kesbangpol Depok Tahun 2018‖.

KPU Depok. ―Materi Pendidikan Politik KPU Goes to School.”

Wawancara

Hasil wawancara dengan Dede Slamet, pemateri sosialisasi politik Kesbangpol pada

30 juli 2019 di Kantor Bawaslu Depok.

Hasil wawancara dengan Firdaus Habibi, pemateri sosialisasi politik Kesbangpol

pada 29 Juli 2019 di Kantor KPUD Depok.

Hasil wawancara dengan Fredi Garnida, Kepala Divisi Politik Kesbangpol pada 26

Agustus 2019 di Kantor Kesbangpol.

Hasil wawancara dengan Hakim Siregar, Kepala Kantor Kesbangpol Depok Tahun

2019 pada 27 agustus 2019 di Kantor Kesbangpol Depok.

Hasil wawancara dengan Dinda Firdza, Ninda Hidayah, Sarah Yuniar, dan Vito Bahari

peserta sosialisasi politik Kesbangpol.

Page 141: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

126

Page 142: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

i

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

Nama Lengkap :

Asal Sekolah :

Jenis Kelamin :

Tempat Tanggal Lahir :

Nomor WA :

ANGKET SOSIALISASI POLITIK KESBANGPOL

1. Isilah data responden atau data diri yang telah disediakan.

2. Baca dan jawablah pernyataan maupun pertanyaan yang diberikan dengan

teliti.

3. Jika ada pernyataan atau pertanyaan yang tidak dimengerti, mohon tanyakan

langsung kepada peneliti.

4. Pilihan jawaban terdiri dari gagasan SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak

setuju, STS = sangat tidak setuju.

5. Berilah tanda () pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.

6. Terimakasih atas kontribusi anda menjadi sampel dari penelitian ini.

No

Pernyataan

Pilihan jawaban

STS TS S SS

1. Saya merasa memperoleh pengetahuan

politik dari keluarga.

2. Saya merasa memperoleh pengetahuan

politik dari sekolah.

3. Saya merasa memperoleh pengetahuan

politik dari teman sepergaulan.

4. Saya merasa memperolah pengetahuan

Page 143: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

ii

politik dari partai politik

5. Saya merasa memperoleh pengetahuan

politik dari Kesbangpol

6. Saya menyadari bahwa sosialisasi politik

merupakan hal yang dibutuhkan oleh

pemilih pemula.

7. Menurut saya pemateri sosialisasi politik

Kesbangpol, memiliki penguasaan materi

yang sangat baik

8. Pemateri memberikan kesempatan bagi

perserta sosialisasi, untuk memberikan

tanggapan mengenai materi yang

disampaikan

9. Materi yang disajikan dalam sosialisasi

politik Kesbangpol sangat menarik, kreatif

dan Inovatif

10. Saya memahami seluruh materi sosialisasi

yang diberikan oleh Kesbangpol.

11. Saya mengikuti dengan serius dan cermat

sosialisasi yang diberikan.

12. Setelah mengikuti sosialisasi politik saya

mengetahui tugas, hak dan kewajiban saya

sebagai warga negara yang baik.

13. Saya menyadari bahwa kritik masyarakat

kepada pemerintah, merupakan hal yang

baik untuk keberlangsungan pemerintahan

Page 144: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

iii

14. Setelah mendapatkan sosialisasi politik

Kesbangpol, saya mensosialisasikan

kembali ilmu yang saya dapatkan kepada

lingkungan sekitar.

15. Setelah mengikuti sosialisasi politik,

kesadaran politik saya meningkat.

16. Dengan mengikuti sosialisasi saya

memperoleh informasi mengenai politik

yang sebelumnya saya tidak ketahui.

17. Setelah mengikuti sosialisasi politik saya

mengetahui bahwa satu suara yang saya

miliki, berpengaruh besar atas proses

pemerintahan 5 tahun kedepan.

18. Sosialisasi yang diberikan oleh

Kesbangpol, berpengaruh terhadap

kesadaran politik anda

19. Saya mengikuti pemilu.

20. Karena sosialisasi yang diberikan

Kesbangpol, saya hadir memberikan suara

pada saat pemilu berlangsung

21. Setelah mengikuti sosialisasi, saat pemilu

saya menggunakan hak suara berdasarkan

atas ilmu yang diberikan dalam sosialisasi,

seperti melihat kualitas dan profil siapa

yang akan saya pilih.

22. Setelah mendapatkan pembekalan, saya

Page 145: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

iv

menjadi tertarik untuk ikut serta dalam

kegiatan politik.

23. Saya aktif dalam organisasi yang ada di

masyarakat, seperti: osis, karang taruna,

organisasi sosial lainnya.

24. Saya mengikuti berita dan informasi

mengenai perpolitikan dan kondisi

Indonesia.

25. Saya pernah mengikuti kampanye salah

satu partai politik.

26. Saya pernah mengkritik pemerintah saat

adanya kebijakan yang tidak sesuai dengan

keinginan rakyat.

Seperti melakukan komentar pada situs

pemerintah, demonstrasi, mengisi petisi

dll.

27. Saya pernah menjadi panitia pengurus

pemilu di lingkungan rumah saya.

28. Setelah memperoleh sosialisasi dari

Kesbangpol saya tertarik untuk menjadi

anggota ataupun pengurus partai politik.

29. Berikut ini adalah agen sosialisasi politik

yang sangat berperan dalam

mempengaruhi pandangan politik saya.

a. Keluarga.

b. Sekolah.

c. Pemerintah.

d. Partai politik

e. Teman sebaya

f. Media massa

Page 146: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

v

30. Berikanlah kritik ataupun saran mengenai sosialisasi politik yang

diberikan oleh Kesbangpol Depok kepada pemilih pemula.

Page 147: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

vi

LAMPIRAN 2

JAWABAN KUESIONER PENELITIAN

X.

1

X.

2

X.

3

X.

4

X.

5

X.

6

X.

7

X.

8

X.

9

X.

10

X.

11

X.

12

X.

13

X.

14

X.

15

X.

16

X.

17

X.

18

3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3

2 3 4 3 2 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3

2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3

3 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3

3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3

3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4

1 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4

2 3 2 1 2 4 4 3 2 3 2 4 4 3 3 4 4 3

2 3 4 1 1 1 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3

3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3

3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 2

2 4 2 2 2 1 2 3 1 2 1 4 1 3 1 4 4 2

3 4 3 1 3 3 1 2 1 1 1 4 3 3 2 4 3 1

3 4 3 2 4 4 4 3 2 3 2 3 4 3 3 4 4 2

2 3 3 1 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 2

3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2

2 4 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2

2 4 2 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2

2 4 2 1 2 3 4 2 1 2 2 3 2 2 3 3 3 2

3 3 2 1 2 3 4 3 2 3 3 4 4 2 2 3 4 3

4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3

3 4 3 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3

4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3

3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 1 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2

2 3 3 1 1 1 3 2 3 3 2 1 3 3 3 1 3 3

4 3 4 1 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4

Page 148: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

vii

4 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3

4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4

2 2 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3

3 2 3 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4

3 4 2 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2

2 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2

3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3

3 2 3 1 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 1 3

3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3

2 2 3 1 3 4 4 4 3 2 3 3 2 1 3 3 4 3

3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3

2 2 4 2 3 4 3 2 3 2 3 3 4 2 3 4 2 3

4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3

4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3

4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3

4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3

3 1 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3

3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4

2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 4 2 1 2 2 3 4 3 2 3 3 4 4 2 2 3 4

2 3 2 2 3 4 3 3 1 3 2 3 3 2 3 2 2 2

3 4 1 1 1 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3

3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2

2 4 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2

2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2

3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2

3 4 2 1 2 1 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3

2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3

3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3

3 4 3 1 1 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 2

3 3 4 2 2 4 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4

3 3 2 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2

3 3 4 1 2 1 4 3 2 2 2 3 4 3 1 1 3 1

3 3 2 2 2 3 3 3 4 2 2 3 4 2 3 3 3 1

3 4 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3

3 4 2 1 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3

3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 4 3 3 3

Page 149: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

viii

3 4 2 2 3 1 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2

2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2

3 4 2 2 3 4 4 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 2

3 3 2 1 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 2

4 4 4 2 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3

3 3 2 2 4 4 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3

2 3 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3

3 4 4 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4

4 3 3 2 3 4 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2

3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4

4 4 4 1 3 1 3 3 4 3 4 4 4 3 2 2 4 3

3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3

4 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4

3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3

3 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4

2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4

3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3

4 4 4 2 4 4 3 4 2 4 2 3 4 3 3 4 4 3

2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 2 4 4 3

2 3 4 2 3 4 3 4 3 3 4 2 4 3 2 3 4 4

3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 4 3 4 2 2 3 4

1 3 3 2 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3

2 3 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3

3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 3 2 2 3

4 4 4 2 3 3 4 3 3 2 3 4 2 4 2 3 3 3

Page 150: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

ix

Y.

1 Y.

2 Y.

3 Y.

4 Y.

5 Y.

6 Y.

7 Y.

8 Y.

9 Y.

10

4 4 3 3 2 3 2 2 2 3

3 3 3 3 4 3 4 2 4 3

4 3 3 3 4 3 2 2 3 4

2 2 2 3 4 3 2 2 3 3

2 2 2 3 3 4 3 3 3 3

2 2 2 3 4 3 1 1 2 2

4 4 4 3 3 3 2 3 3 3

4 4 4 3 4 4 3 2 2 2

3 2 4 2 4 2 2 1 2 2

3 3 3 2 1 4 1 4 1 1

2 2 2 3 3 3 2 2 2 2

2 2 2 3 4 3 1 1 1 1

2 2 2 3 3 3 2 1 2 2

2 2 2 3 3 3 1 1 1 1

3 2 4 2 2 3 2 3 2 2

4 2 4 1 1 4 3 2 2 2

2 2 2 2 3 2 1 3 3 2

3 2 4 2 3 2 2 2 2 3

3 2 3 3 2 3 1 3 2 2

2 2 2 2 3 3 2 4 2 2

2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

2 2 2 2 3 2 2 2 2 2

2 2 2 2 3 2 2 2 2 2

3 3 2 2 3 3 2 2 2 2

2 2 2 3 4 3 3 3 2 3

3 3 3 3 4 3 3 2 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 2 2 3 3 3 2 2 2 2

2 2 2 3 3 3 2 2 2 2

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 1 3 3 3 4 1 4 3 3

2 2 2 2 2 3 3 3 2 2

4 4 4 2 3 3 1 4 1 1

3 2 2 2 3 3 2 3 2 2

3 2 2 2 3 4 4 1 3 1

2 3 2 3 4 2 2 1 1 1

Page 151: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

x

3 3 3 2 3 3 4 2 4 4

2 2 2 2 2 3 2 2 2 2

3 4 3 2 4 3 3 4 1 1

2 2 3 2 3 2 2 3 2 2

1 1 1 1 1 3 1 4 1 1

2 2 3 2 3 2 2 3 2 2

1 1 1 1 3 2 1 4 1 1

2 3 3 3 3 3 2 2 2 3

1 2 3 3 2 3 1 2 1 2

4 3 4 3 4 3 2 2 4 3

4 3 4 3 4 3 2 2 4 3

4 3 4 3 4 3 2 2 4 3

4 3 4 3 4 3 2 2 4 3

3 3 3 3 3 4 3 3 3 3

4 4 4 3 4 3 2 2 3 3

3 3 3 3 3 3 2 3 3 3

3 3 2 4 3 3 3 2 3 2

1 2 1 2 3 2 2 2 1 2

4 3 3 3 2 3 1 4 1 1

3 3 3 2 2 2 2 2 2 2

4 3 3 2 3 2 1 1 1 1

3 3 3 3 3 2 2 3 2 2

2 2 2 2 2 2 2 3 2 2

3 3 3 2 3 2 2 2 2 2

3 2 2 2 2 3 2 2 2 3

2 2 3 3 2 3 2 3 2 2

2 2 2 2 3 3 3 2 2 3

4 4 3 1 3 2 1 1 1 1

3 3 3 2 3 3 2 3 2 2

4 4 4 4 2 2 2 3 2 2

1 1 2 1 1 3 1 1 4 3

2 2 4 3 3 3 2 3 3 1

4 4 4 2 4 3 3 3 2 1

3 2 2 2 3 2 2 2 2 2

3 3 3 2 4 3 2 2 2 2

2 2 2 3 3 3 2 2 2 2

3 3 3 3 3 3 2 4 2 1

2 2 3 2 3 2 3 2 1 2

Page 152: SOSIALISASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49177...sosialisasi politik Kesbangpol (X) dan variabel partisipasi politik pemilih pemula

xi

3 3 4 3 3 3 2 3 2 2

3 3 3 3 4 4 4 4 3 3

4 4 4 4 2 2 3 3 3 3

3 3 3 3 3 2 3 3 3 3

4 3 3 3 3 4 4 4 1 4

3 4 4 3 3 3 1 4 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 1

4 3 3 4 1 3 3 3 3 3

3 4 3 2 3 3 4 2 2 3

3 2 2 2 2 3 3 3 3 3

2 3 4 2 3 4 2 2 2 3

2 2 2 2 3 4 4 4 4 4

3 3 3 2 2 3 3 3 2 3

3 4 2 3 4 4 3 3 3 2

2 2 2 2 3 3 3 3 3 2

1 1 2 3 3 3 3 3 3 4

4 4 4 3 2 3 3 2 3 1

3 4 4 2 4 2 2 2 3 3

2 3 4 2 3 3 2 4 1 1

3 3 3 3 3 3 4 3 4 3

3 2 1 2 2 2 3 3 3 2

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

4 4 2 3 3 4 3 4 2 3

3 2 3 3 3 3 3 2 2 2

3 2 4 4 2 2 3 2 4 4