PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol...

32
PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN OLEH: SULANDJARI Hasil penelitian ini disampaikan sebagai acara Diskusi Bulanan di Pusat Kajian Bali Pada Tanggal 19 November 2015

Transcript of PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol...

Page 1: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

0

PARISADA HINDHU DHARMA

DAN TANTANGAN KE DEPAN

OLEH:

SULANDJARI

Hasil penelitian ini disampaikan sebagai acara Diskusi Bulanan di Pusat Kajian Bali

Pada Tanggal 19 November 2015

Page 2: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

1

Daftar Isi

Halaman

Pendahuluan ........................................................................................................ 1

Parisada Dalam Dinamika Kehidupan KeagamaanKekinian .............................. 1 – 9

Aspek Pendidikan : Akademis Umum dan Keagamaan ........................................ 9 – 19

Parisada dan Dinamika Sosial Ekonomi dan Budaya ........................................... 19 – 28

Kesimpulan ............................................................................................................ 28

Page 3: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

2

PARISADA HINDU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN

Pendahuluan

Sebagai majelis tertinggi umat Hindu di Indonesia, Parisada Hindu Dharma mengemban tugas

sebagai pembuat kebijakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan spiritual dan

praktek kehidupan beragama. Lembaga ini menjadi pedoman dalam mengatur, memupuk dan

mengembangkan kehidupan umat Hindu di Bali menurut ajaran-ajaran sastranya. Untuk

merealisasikan tugas dan tujuannya,Parisada antara lain mengadakan pertemuan-pertemuan

untuk mendapatkan masukan-masukan tentang sarana dan prasarana yang mendukung untuk

pembinaan kehidupan umat.

Di tengah arus globalisasi yang terjadi dewasa ini yang ditandai oleh proses modernisasi

yang merambah ke berbagai bidang seperti sosial, budaya dan ekonomi , berdampak pada cara

berpikir, mental dan moral umat dalam menyikapi spirit keagamaannya dalam praktek

kehidupannya. Bagi parisada tentu saja ini merupakan tantangan yang harus dihadapi . Di tengah

masyarakat yang serba pluralistik yang bergerak terus ke arah perkembangan secara vertikal,

memerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh

keduniawian yang serba materialistis. Keadaan ini dikhawatirkan akan menimbulkan

penyimpangan dan pelanggran terhadap aturan ,etika dan norma hubungan antar manusia,

manusia dengan alam/lingkungan serta manusia dengan Tuhannya. Di sisi lain dinamika

mobilitas vertical pada masyarakat sekarang ini harus diantisipasi dengan antara lain

peningkatan kualitas pendidikan, kesejahteraan dan keimanan. Untuk itu parisada merealisasi

program-program kerja yang dirancang sesuai dengan dinamisasi kehidupan yang melingkupi

umat Hindu di wilayah Indonesia.Relevansi dan kompetensi beberapa bidang yang saling terkait

dalam satu sistem lembaga umat Hindu,parisada yang dimunculkan, untuk menjawab tantangan

pada masa kini dan masa depan. Dalam perjalanan sejarahnya

Parisada Dalam Dinamika Kehidupan Keagamaan Kekinian

Kitab suci Veda menjadi sumber Anggaran Dasar dan Ketetapan Mahasabha X PHDI Tahun

2011 tentang Ketetapan Dalam Bidang Keagamaan. Veda adalah sumber dari dharma yang

Page 4: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

3

menuntun manusia dalam menjalani kehidupan yang berdasar pada cinta kasih kepada sesama,

lingkungan termasuk NKRI, Pancasila dan UUD 1945. Proses Globalisasi yang ditandai dengan

modernisasi di era yang serba canggih teknologi ini di satu sisi membawa kesejahteraan bagi

kehidupan secara phisik/material manusia, namun di sisi lain mengakibatkan dekadensi moral

spiritual manusia.( Frederik Lambertus Bakker : 287-288 ). Orientasi individualis dan

materialistis menjadi tolak ukur dalam langkah interaksi sosial antar manusia , dan

lingkungannya. Dalam pandangan Veda kondisi ini merupakan masa kegelapan bagi hidup

manusia, yang ditandai dengan timbulnya permasalahan-permasalahan yang pada gilirannya

akan mengakibatkan bencana. Kesadaran untuk meningkatkan bakti dan sradha ke hadapan

Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, menjadi cara untuk mencegah segala bencana

yang mengancam itu. Jelaslah bahwa salah satu program pokok parisada adalah pembinaan umat

dalam konteks kehidupan beragama yang bersumber dari kitab suci Veda , yang selain dharma

didalamnya juga terdapat ajaran tentang widhi tattwa atma, karmaphala, dan moksa.

Untuk memperluas pemahaman ajaran Veda di kalangat umat, parisada merealisasi kebijakan

antara lain mengadakan penyuluhan atau darmawacana sampai ke desa-desa . Mencetak buku

tuntunan pelajaran agama di sekolah-sekolah, serta mengadakan pesamuan agung yang

membahas tentang pedewasan, pengabenan dan sesebelan. Di tingkat lokal terjadi bentuk

percampuran atau sinkretisme dalam praktek keagamaan antara ajaran Veda dan adat istiadat

setempat. Dalam pelaksanaan kehidupan beragama, harus diseleksi mana adat yang

memperlancar dan mana yang menghambat pelaksanaan agama. Selama adat dapat menegakkan

pelaksanaan ajaran agama, akan dipertahankan dan diarahkan sesuai dengan desa kala patra.

Bahkan banjar sebagai lembaga adat pusat segala aktivitas anggota masyarakat bisa difungsikan

sebagai asrama, pusat kegiatan yang terkait dengan pembelajaran agama. Jadi agama itu

ditradisikan untuk dipelajari dan dipahami, dan bukannya agama yang dikuasai oleh adat.

Dengan demikian tidak perlu dikontraskan antara Lontar dan Weda ( Wawancara dengan Idha

Pandita Mpu Yoga Dhaksa Paramitha, pada tanggal 2 November 2015). Jadi keterkaitan antara

adat dan agama bisa digambarkan dalam 5 komponen yang membentuk satu kesatuan yakni:

1. Deva mata : Tuhan

2. Desa mata : tradisi

3. Deha mata : ibu / ayah

Page 5: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

4

4. Wedha mata : Wedha

5. Bumi mata : tempat tinggal ( Idha Pandita Mpu Yoga, ibid., ). Ini terkait dengan

konsep Padmabuana Nusantara,yang menyatakan bahwa Tuhan itu ada di mana-mana.

Pernyataan itu mengandung makna yang bersifat politik agama, yang pada dasarnya

mengandung pengakuan bahwa agama Hindu adalah agama universal yang bisa diterima di

setiap tempat yang berbeda. Meskipun demikian tradisi sebagai bagian dari kehidupan

keagamaan harus bisa menyelaraskan diri dengan budaya dunia yang dikuasai oleh kemajuan

iptek dan modernisasi. Jika tidak , akan banyak ditinggal oleh umatnya. Karena dalam konteks

pemikiran yang modernis, tetap berpegang teguh kepada adat/ tradisi dianggap sebagai kuno,

dan tidak menarik lagi. Tugas juru pengarah dalam seka teruna teruni, sebagai pembawa berita

undangan untuk medelokan misalnya, tidak jarang dirasakan sebagai beban tersendiri, karena

ini akan memakan waktu , ketika mereka harus mendatangi masing-masing rumah anggota seka.

Untuk mengatasi hal itu, tugas pengarah bisa diperingan dengan menggunakan handphone (

Wawancara dengan I Nyoman Subawa, Kelihan Banjar Dukuh Kesiman Petilan pada tanggal 4

November 2015 ). Meskipun demikian penyelarasan , juga harus diberengi dengan sikap selektif

dalam menentukan kriteria agar tidak bertentangan dengan dasar adat dan budaya Hindu. Terkait

dengan hal ini Parisada mengeluarkan ketentuan yang menghimbau penggunaan sarana upacara

yang dianggap melenceng dari pemahaman terhadap konsep budaya Bali dalam masalah

lingkungan. Dalam upacara Piodalan di pura atau di sanggah misalnya sebaiknya tidak

menggunakan iringan gong dari tape recorder. Atau menggantikan sarana tertentu seperti ceper

dengan bahan dari plastik. Jelaslah bahwa dalam mengemban tugasnya sebagai Pembina umat

beragama , parisada menempuh langkah yang berprinsip pada kesatuan dan persatuan bangsa

yang sejalan dengan pembinaan kehidupan beragama ( Warta Hindu Dharma, 1986 : 25 ).

Dalam perjalanan sejarah parisada selama 41 tahun ( 1959 – 2011 )memperlihatkan

kebijakan yang pada dasarnya menyelaraskan ajaran Veda dengan adat setempat. Sebagai

Pembina umat , lembaga agama Hindu ini menjalankan fungsinya untuk mengatur segala aspek

sosial budaya, politik dan ekonomi umat. Jelasnya semua aspek tersebut selalu terkait dengan

agama Hindu. Peningkatan spiritual keagamaan dengan mengamalkan dan pembangunan

mental kepedulian terhadap lingkungan menjadi titik pangkal aplikasi program atau kebijakan

parisada. Oleh karena Agama Hiindu di Bali terkait erat dengan adat atau tradisi lokal, maka

Page 6: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

5

sosialisasi dan realisasi program atau kebijakan dari PHDI Pusat ke daerah- daerah perlu

ditindak lanjuti oleh desa pekraman. Hal ini bisa dimengerti, mengingat bendesa adat yang

berhubungan langsung dengan masayarakat di daerah/ desa (Wawancara dengan Nyoman

Subawa, Kelihan Banjar Dukuh Kesiman Petilan, pada tanggal 4 November 2015 ) . Pengurus

parisada pusat yang terdiri dari organ sabha pandita atau para sulinggih ( pendeta ), dan welaka

( kaum intelaktual yang mendalami agama Hindu )atau dewan pakar, dan pengurus harian yang

merupakan organ pelaksana mengawali kinerjanya dengan menyelenggarakan bberapa

Pesamuan Agung dan Maha Sabha. Melalui Pesamuan Agung 25 Januari 1994, Bhisama Maha

Sabha 29 Oktober 2002, dan 28 Oktober 2003 dicapai kesepakatan masing-masing dalam

masalah kesucian pura , sosialisasi catur warna dan sadhaka.

Catur Warna merupakan ajaran Agama Hindu yang menyatakan tentang pembagian tugas

dan kewajiban masyarakat atas “ guru “ dan “kama “ yang terlepas dari kasta atau wangsa.

Bishama tentang catur warna ini menjadi pedoman yang wajib dipatuhi oleh seluruh umat

Hindu. Untuk itu ditugaskan kepada Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat

untuk mensosialisasikan bhisama tentang Catur warna lini kepada seluruh umat Hindu di

Indonesia, lengkap dengan penjelasan di lampirnnya.

Mengenai pengaturan tentang fungsi dan kedudukan sadhaka ( pandita, sulinggih ), pada

dasarnya mengandung pemahaman terhadap Brahmana Dwiyati yang sudah di diksa dan

memiliki kemampuan lahir batin sebagai sang katrini katon. Kepadanya orang bisa

mendapatkan pengayoman dan pencerahan hidup. Apapun sebutan gelarnya sadhaka difugsikan

sebagai pemimpin upacara agama di tempat-tempat pemujaan yang bersifat umum, dan upacara

panca yajna dimanapun diselenggarakan. Di sini ditekankan bahwa umat baik secara pribadi,

maupun kelompok secara bebas berhak memilih pendeta atau sulinggih untuk muput upacara

yajna ( Wawancara dengan Ida Pandhita Mpu Yoga Dhaksa Paramitha, pada tanggal 2

November 2015 ).

Beberapa ketetapan mahasabha dan pasamuan agung lainnya untuk dikemukakan di sini

adalah tahun 1971 menetapkan Hari Raya Nyepi sebagai hari libur nasional, dan pembahasan

tentang Keluarga Berencana dari sudut agama Hindu. Selain itu juga ditetapkan tentang

pendidikan tenaga pendeta, penggunaan bahasa daerah dalam melakukan penyuluhan-

penyuluhan agama, serta mengusulkan kepada pemerintah untuk memperbanyak pengangaktan

Page 7: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

6

guru agama Hindu .Selanjutnya mereka dikirim ke daerah-daerah luar Bali, yakni ke daerah

transmigrasi di Lampung, Sulawesi,dan beberapa daerah Nusa Tenggara turut memperluas

perkembangan agama Hindu di luar Bali. Sementara itu penyuluhan di daerah-daerah

transmigrasi di bidang upacara dan ajaran-ajaran agama, telah memperkokoh keyakinan

beragama bagi umat Hindu. Hari raya keagamaan lainnya yang ditetapkan sebagai hari libur

pemerintah adalah Hari Raya Galungan dan Kuningan, Saraswati dan Pagerwesi. Suatu

ketetapan yang penting lainnya adalah ketika pada tahun 1986 ( mahasabha V ) adalah

dilakukannya perubahan terhadap AD dan ART Parisada, dengan memasukkan Pancasila

sebagai satu-satunya azas dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Penyederhanaan dalam upacara keagamaan juga menjadi ketetapan penting dalam mahasabha

yang sama . Dan hal itu sudah terrealisasi hingga sekarang. Upacara ngaben misalnya , dulu

diadakan dengan besar-besaran , sehingga tentu saja memerlukan dana yang tidak sedikit. Untuk

itu parisada menetapkan bahwa upacara itu bisa dilaksanakan secara sederhana dan biaya

murah. Yang penting adalah sarana upacara lengkap , serta proses upacara berjalan dengan

benar. Sekarang ketetapan itu justru ditindak lanjuti sebagai trend kebajikan sosial keagamaan

yang dilakukan oleh berbagai pihak, seprti pemerintah daerah, dan keluarga-keluarga triwangsa

yakni yang disebut ngaben massal. Dari segi pandangan keagamaan, ini merupakan dharma

yang dibenarkan oleh ajaran agama. Buakan saja ngaben tetapi juga potong gigi missal , sebagai

suatu ajang untuk berdharma kepada orang lain yang mmerlukannya. Ini merupakan kemajuan

positif bagi kehidupan beragama umat yang menunjukkan kepedulian dan cinta kasih kepada

sesamanya,

Agama Hindu mengajarkan agar manusia / umatnya mampu hidup sesuai dengan desa kala patra.

Modernisasi mengakibatkanperubahan sosia masyarakat yang terkadang menghilangkan jati

diri sebagai umat Hindu. Disinilah letak pentingnya peran parisada untuk menyampaikan

pencerahan-pencerahan hidup keagamaan , melalui dharmawacana di siaran-siaran televisi dan

pngiriman tenaga penyuluhan atau bimbingan agama ke desa-desa. Penyuluhan ini pada

adasarnya menganjurkan umat untuk hidup sederhana, dan meningkatkan spirit solidaritas atau

gotong royong . Banten upacara piodalan di pura-pura yang memakan biaya besar,

disederhanakan dengan ketentuan dari parisada yang menetapkan bahwa gebogan dibuat setinggi

tidak lebih dari 1m.. Tidak perlu banyak yang penting bahan upacaranya cukup memenuhi syarat

Page 8: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

7

, sehingga tidak mengurangi makna keagamaan. Kemudahan ini tentu saja meingankan beban

umat dalam melaksanakan upacara keagamaannya. Juga hal ini menjadi salah satu upaya untuk

menghindari adanya kekhwatiran bahwa agama Hindu akan dirasakan sangat memberatkan oleh

umatnya ( Wawancara dengan I Made Karim, Bendesa Pekraman Kesiman, pada tanggal 5

November 2015 ). Hal ini menandai adanya perkembangan pemikiran yang berpendapat bahwa

tradisi dalam tataran tertentu bisa dilaksanakan secara fleksibel, menyesuaikan dengan dinamika

perkembangan lingkungan secara luas. Akan tetapi fleksibilitas tradisi , tetap harus diikuti

dengan pemahaman yang dilakukan secara mendalam dan berkelanjutan terhadap sumber dari

ajaran-ajaran Agama Hindu yang terdapat dalam kitab suci Veda. Realisasi dari pemikiran

tersebut adalah bahwa ajaran –ajaran dalam Veda harus disebar luaskan kepada seluruh umat,

tanpa kecuali., karena ajaran agama sebenaranya adalah milik seluruh umat. Oleh karenanya

pendidikan agama formal perlu diberikan sejak dini di semua tingkat sekolah., sebab ajaran

agama merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah dan universal . Itu artinya bahwa

semua umat memiliki hak yang sama untuk mempelajari, dan menguasai pengetahuan itu dengan

optimal. Dengan demikian ketika agama dibawa ke dalam kehidupan nyata untuk keselamatan

dan kesejahteraan umat manusia, maka otoritas dan kewenngan untuk memfasilitasinya boleh

dipercayakan kepada siapa saja, sepanjang memilki kemampuan dan karakter seperti yang

dinyatakan dalam ajaran agama. Dalam agama Hindu di Bali, apa yang dimaksud dengan

konsep kasta, perlu dimaknai dengan pikiran yang bijak ( Wawancara dengan Ida Pandita Mpu

Yoga Dhaksa Paramitha pada tanggal 2 November 2015 ).

Pendidikan agama Hindu pada daarnya memiliki tujuan utama yakni selain membentukmanusia

berbudi pekrti luhur,yang dapat mengendalikan diri di tengah arus modernisasi, juga mampu

memanfaatkan ilmu yang diperoleh sesuai dengan ajaran agama yang dipahaminya. Dalam

tahap menuntut ilmu, latihan untuk mengendalikan hawa nafsu dan mengatasi segala pkiran yang

menyesatkan menjadi dasar kemampuan yang harus dipelajari dan dikuasai, karena hawa nafsu

merupakan musuh terbesar bagi manusia.. Terkait dengan hal itu, PHDI atau Parisada

merumuskan tujuan pendidikan agama Hindu sebagai berikut;

1. Mennamkan ajaran agama Hindu menjadi keyakinan dari landasan segenap kegiatan

umat Hindu dalam semua kehidupannya.

Page 9: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

8

2. Ajaran agama Hindu mengarahkan pertumbuhan tata kemasyarakatan umat Hindu hingga

serasi dengan Pancasila dasar negara RI.

3. .Menyerasikan dan menyeimbangkan pelksanaan bagian-bagian ajaran agama Hindu,

yakni antara tattwa,susila dan upacara.

4. Untuk mengembangkan hidup rukun antar umat beragama ( Wahana, 2007 : 12-13 ).

Terkait dengan pendidikan agama di setiap jenjang sekolah, parisada berketatapan akan turut

menyusun kurikulum dengan bantuan para rochaniawan Hindu, dan organisasi yang bernafaskan

agama Hindu.. Selain membantu parisada dalm menyususn kurikulum, organisasi ini juga dapat

membantu parisada untuk melakukan pembinaan umat ke daerah-daerah dengan pola yang

terprogram, jelas, efektif dan efisien dengan melibatkan seluruh komponen umat yang ada. Salah

satu upaya dari para tokoh umat yang bekerjasama engan parisada dalam pembinaan umat,

adalah merintis pendirian Hindu Centre, yang direalisasikan dengan beririnya Institut Hindu

Dharma ( IHD ). Pada tanggal 3 Oktober 1963., yang 30 tahun kemudian ditingkatkan statusnya

menjadi Universitas Hindu Indonesia ( UNHI ) ( Hasil- Hasil MAHASABHA X , 2011 :127

)Seiring dengan intensitas pendidikan agama kepada umat, maka masalah hak dan kedudukan

wanita semakin banyak mendapat perhatian. Kepada mereka diharapkan diberi hak yang sama

dengan kaum pria , dalam masalah adat , seperti keinginan untuk memilih jodoh sesuai dengan

pilihannya sendiri. Yang penting adalah bahwa dengan kesadaran, umat bisa memilih dan

membuang aspek-aspek dalam pelaksanaan ajaran agama yang sudah tidak sesuai dengan

kemajuan jaman. Untuk itu parisada Bali telah menetapkan Undang undang tahun 1964 yang

memberikan kebebasan bagi setiap pria dan wanita dewasa yang saling mencintai untuk

melangsungkan perkawinan tanpa melihat pada perbedaan kasta ( Frederik Lambertus Bakker,

1993; Op.Cit : 166-167 ). Untuk menyebar luaskan ajaran agama kepada semua lapisan

masyarakat , maka pelajaran agama ditetapkan diberikan kepada siswa dari tingkat Sekolah

Dasar sampai ke jenjang Perguruan Tinggi.. Hal ini memperlihatkan bahwa agama Hindu di Bali

sudah menjadi semakin terbuka, semua orang tanpa kecuali dapat membaca dan mempelajari

berbgai buku tentang agama yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Yang jelas dapat dilihat adalah

kebijakan lembaga pemerintah atau swasta yang tidak lagi mengaitkan “kasta” dalam perekrutan

pegawai, atau pemberian jabatan misalnya, karena itu keputusan lebih ditekankan kepada mereka

yang memiliki dasar pendidikan sesuai dengan bidang keahlian yang diperlukan pemerintah.

Page 10: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

9

Dengan demikian jabatan di dalam birokrasi pemerintahan/kepengurusan, bisa diraih dengan

hasil usaha sendiri yakni melalaui pendidikan.

Dalam rangka pembinaan umat untuk berkehidupan beragama, ,mempelajari Veda merupakan

bagian tersendiri dari ajaran agama Hindu yang bersumber dari kitab suci Veda yang

menggunakan bahasa Sansekerta. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi umat untuk memahami

isi kitab suci. Untuk membantu memudahkan pemahaman tersebut, maka akan dibentuk

lembaga/ badan atau yang sejenis tentang Pusat Pengkajian Veda ( Vedic Centre ). Lembaga

inilah yang secara khusus bertugas mengkaji dan mempelajari Veda dan bekerjasama dengan

berbagai lembaga kajian Veda..( Hasil-hasil Mahasabha X, Loc.cit., ). Penekanan parisada pada

Veda sebagai inti ajaran agama Hindu di Bali membuktikan bahwa lembaga itu menempatkan

agama Hindu di Bali sebagai agama universal yang berlaku sama di Lampung ( Sumatera ), Jawa

dan Kalimantan atau bahkan di bagian dunia manapun. Hal ini bisa dikaitkan dengan konsepsi

Padma Bhuwana yakni dasar pendirian pura yang ada di Sembilan penjurusebagai symbol bahwa

Tuhan ada di mana-mana, tidak ada dibagian alam semesta ini tanpa kehadiran Nya. Jadi Tuhan

ditempatkan di seluruh penjuru. Analog dengan konsepsi itu maka Padma Bhuwana Nusantara

merupakan penetapan Sembilan pura di Sembilan arah Nusantara. . Padma Bhuwana Nusantara

diharapkan menjadi media yang menjabarkan konsep-konsep Hindu tentang kehidupan yang

ideal di seluruh nusantara.. Oleh karenanya yang menjadi kiblat agama Hindu bukan saja di Bali

( Besakih ), tetapi tidak tertutup kemungkinan di daerah lain di Indonesia ( Wawancara dengan I

Wayan Yudha, Kaling Banjar Dukuh Kesiman Petilan pada tanggal 5 November 2015). Yang

penting untuk dikemukakan tentang Ketetapan Keagamaan dalam Lokasabha III PHDI Bali, I996

adalah:

1. Meningkatkan kualitas pemahaman umat Hindu terhadap ajaran agamanya, melalui

lingkungan keluarga, masyarakat,dan sekolah untuk mengimbangi perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.Kegiatan juga dilakukan melalui dharmawacana, dharma tula,

dharma gita, dharma canti, dharma yatra Dn dharma sadana. Disamping itu juga dilkukan

pembinaan tentang agama Hindu terhadap usaha umat dalam menyelenggarakan kursus

atau pendidikan agama Hindu.

2. Meningkatkan, merumuskan pendidikan calon pendeta dan pemangku..

Page 11: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

10

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas mimbar agama Hindu melalui media komunikasi

antara lain media cetak, elektronik dan seni pertunjukan.

4. Mningkatkan penghayatan dan pengmalan tata susila agama Hindu, terutama dalam

menunjang program penegakan disiplin nasional.

5. Meningkatkan penghayatan dan pengamalan ajaran Tri hita kirana dalam menunjang

program pelestarian lingkungan hidup.

6. Meningkatkan pemahaman terhadap keduduka, arti, fungsi serta kesucian Pura sesuai

dengan Bhisama Parisada Hindu Dharma Indonesia.

7. Memberikan pembinaan moral spiritual kepad yayasan, orgnisasi, lembaga,badan,

pasraman, warga demi terpeliharanya hubungan aspiratif yang dinamis untuk

kesejahteraan umat Hindu.

8. Memberikan pengayoman, pembinaan, dan pengebangan aturan tentang cara melakukan

Dewa Sraya di pura-pura.

9. Meningkatkan koordinasi, pembinaan, dan pengembangan terhadap berbagai usaha

penerbitan buku-buku agama Hindu.

10. Mengantisipsi artikel, buku-buku, siaran yang melecehkan agama Hindu.( IGst.Ngr.Oka

Pemecutan, 2007 : 221-222 )

Dengan demikian ketetapan tentang keagamaan di atas menyiratkan suatu tujuan utama yakni

diseminasi, internalisasi, implementasi nilai-nilai dan memiliki ketahanan dan kualitas spiritual.

Aspek Pendidikan : Akademis Umum dan Keagamaan

Ruang lingkup dari aspek pendidikan di sisni mencakup tidak saja pendidikan umum atau

secara formal di sekolah, tetapi juga meliputi semua lingkungan sosialnya, seperti lingkungan

keluarga, masyarakat dan budaya. Pada akhirnya program parisada dalam bidang pendidikan

bertujuan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul baik karakter

maupun kompetensi. Konsep ini diimplementasikan dengan pengembangan sistem pendidikan

yang berlandaskan nilai-nilai Hindu dan memperkuat kearifan budaya lokal, serta membangun

generasi muda Hindu sebagai sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Dikaitkan

dengan pendidikan formal, maka setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, sedapat

mungkin dijiwai oleh ajaran falsafah agama, serta untuk meningkatkan perbaikan budi pekerti

dan memperkuat keyakinan beragama. Jadi intinya dalam setiap proses belajar mengajar harus

Page 12: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

11

dilandasi oleh nilai dan falsafah agama Hindu Bali, ajaran dalam kitab suci Veda yang

implementasinya diakomodasikan dengan budaya lokal. Meskipun demikian pemahaman

terhadap kasta atau yang disebut sebagai catur warna, yang kemudian terkait dengan masalah

persamaan hak dan derajad manusia dalam menjalankan tugas dan kewajibnnya sebagai anggota

masyarakat, masih memerlukan pejuangan untuk mencapai kesepakatan. Keturunan atau

kemampuan yang menentukan status sosial seseorang dalam menjalankan fungsinya di

masayarakat? Keduanya hingga sekarang masih berjalan bersamaan sebagai bentuk pemikiran

maupun implementasi dari kinerja parisada dan lembaga yang terkait dengannya.

Program umum dari pengurus harian pusat dan daerah periode tahun 2012-2016 di bidang

pendidikan yang mencerminkan kebijakan meningkatkan kualitas pendidikan akademis secara

umum, yang berbasis pada nilai –nilai ajaran agama Hindu, sehingga menghasilkan tenaga

intelektual Hindu yang berwawasan luas dan beriman. Butir-butir kebijakan itu adalah sebagai

berikut:

1.Penyebarluasan sistem pendidikan yang berlndaskan nilai-nilai Hindu Dharma, seperti,

Pasraman dan Widyalaya. Hal ini direalisasikan dengan berkoordinasi dengan

pemerintah provinsi , kabupaten, kota mengenai pengangkatan guru agama Hindu

sesuai dengan UU No.20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional.

2. Penyebarluasan sistem pendidikan bagi calon rochaniawan Hindu Dharma Indonesia,

dengan cara mengadakan koordinasi dengan Menteri Agama RI berkenaan dengan

Peraturan Menteri Agama sebagai tindak lanjut atas Peaturan Pemerintah no.55 tahun

2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan.

3.Penyebarluasan dan memberkan dorongan bagi pendirian Pusat Kajian dan

Pengembangan Hindu. Program ini direlisir dengan cara mendorong berdirinya

lembaga pendidikan keagamaan Hindu ( pasraman ), dan lembaga pendidikan umum

bernuansa Hindu ( widyalaya ).

4. Mendorong umat dan masyarakat Hindu Dharma Indonesia proaktif terlibat dalam

gerakanpelayanan di bidang pendidikan.Untuk itu PHDI berusaha mendorong

berdirinya Program Studi Rochaniawan Hindu di Perguruan Tinggi Hindu, dan

berkoordinasi dengan lembaga itu untuk memberikan beasiswa kepada umat yang

Page 13: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

12

kurang mampu. Ini membuktikan bahwa parisada memiliki komitmen yang tinggi

untuk memajukan dan mnyebarluaskan pendidikan di kalangan umat.

5. Mendorong agar umat Hindu Dharma Indonesia mengutamakan pendidikan bagi putera

puterinya , dalam rangka membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan

unggul dalam karakter dan kompetensi. Kemudian parisada menerbitkan pedoman

pendirian dan pelaksanaan Pusat Kajian dan Pengembangan Hindu , serta mendorong

berdirinya Pusat Kajian dan Pengembangan Hindu yang representatife dan memenuhi

standar.

6. Mendorong agar umat dan masyarakat Hindu Dharma Indonesia proaktif terlibat dalam

penghargaan, penghormatan dan penguatan kearifan buadaya lokal. Untuk itu dilakukan

upaya memasyarakatkan budaya Hindu untuk membangun jati diri Hindu dengan

bahasa daerah dan seni keagamaan yang benafaskan Hindu, dan mendorong serta

memfasilitasi kegiatan pesantian ( Hasil- Hasil Mahasabha X, 2011 : 133-134 ).

Jelaslah bahwa sasaran pendidikan yang ingin dicapai adalah tenaga intelektual muda

yang energik, aktif dan memperlihatkan jati dirinya sebagai insan yang berbudaya Bali dan

bernafaskan Hindu.

Pendidikan seperti yang digagas oleh parisada sebenarnya sudah diawali sejak tahun

1920an oleh golongan intelektual Hindu yang tergabung dalam kelompok Surya Kanta yang

banyak mengalih bahasakan lontar, agar dapat dipahami dengan lebih mudah oleh umat secara

luas ( Ni Putu Diantari,1990 : 67 ). Sistem pendidikan formal harus dimaknai dengan pemikiran

atau gagasan-gagasan yang bersifat kemanusiaan,yakni untuk peningkatan taraf hidup jasmani

dan rohani manusia dengan lingkungannya. Termasuk di dalamnya adalah nilai-nilai tentang

kualitas hidup manusia yang menempatkan darma sebagai nilai paling luhur dalam kehidupan

manusia. Dengan kata lain prinsip keturunan bukanlah menjadi dasar dari pembangunan sumber

daya manusia yang unggul dan berkualitas dalam karakter dan kompetensinya Pada waktu itu ide

yang merupakan penyeimbang antara gagasan yang feudal dan modernis semakin banyak

mendapat perhatian, terutama di kalangan umat terpelajar. Kelompok ini adalah pemuda-pemuda

yang meneruskan studinya ke kota-kota di Jawa pada sekitar tahun 1950. Pada waktu liburan

para mahasiswa ini biasanya pulang ke Bali, bertemu dan mendiskusikan gagasan-gagasan

Page 14: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

13

mereka tentang pembaharuan dan perubahan tentang pelaksanaan agama dan adat. Perihal itu

menjadi tema pokok dalam konferensi pertma yang diadakan setelah para pemuda pelajar

/mahasiswa itu pada tahun 1955 bergabung ke dalam suatu organisasi Angkatan Muda Hindu

Bali , Kumara Bavana ( I Gst.Ngr.Oka.Pemecutan,2007 : 3 ). Saat inilah yang kemudian menjadi

embrio bagi lahirnya Majelis Agama Hindu di Bali , dengan nama Parisada Hindu Darma Bali

pada tahun 1959. .Pendidikan karakter yang bersifat humanistis yang bermuara pada kearifan

budaya lokal ( Bali ), bisa diikuti oleh siapa saja tanpa dibatasi oleh garis keturunan seseorang.

Sebagai contoh penghargaan dan penghormatan kepada orang lain yang berlatar belakang agama

dan status sosial yang berbeda, merupakan karakter darma yang unggul dibanding dengan sikap

antipati kepada setiap perbedaan. Sebaliknya pandangan negatif dan sikap anti pati terhadap

perilaku penyimpangan kehidupan seksual misalnya, menjadi symbol dari kegagalan

pembangunan karakter, yang menjadi salah satu aspek penting dalam program pendidikan dari

parisada, karena karena yang diperlukan bagi mereka adalah bantuan, bukannya hukuman.

Sebagai bentuk implementasi dari program bidang pendidikan setelah terbentuknya

parisada tahun 1959, adalah dibangunnya Sekolah dari tingkat SD sampai dengan Sekolah

Pendidikan Guru Tingkat Atas di Denpasar Kegiatan ini dilakukan atas kerjasama parisada

dengan Yayasan Dwijendra. Sesuai dengan program kerja tentang pendidikan yang ditetapkan

Parisada tentang penyebar luasan sistem pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Hindu

Dharma, penyebarlauasan sistem pendidikan bagi calon rochaniawan Hindu Dharma, dan

penyebar luasan dan dorongan terhadap pendirian Pusat Kajian , maka pada tahun 1963 didirikan

sebuah perguruan tinggi agama di Denpasar yakni Institut Hindu Dharma ( IHD ). Pembukaan

dari gedung ini dilakukan bertepatan dengan Hari Suci Umat Hindu, yakni Purnama Sasih Kapat.

Berdirinya IHD dilator belakang oleh tujuan ingin mencetak kader-kader intelektual Hindu yang

dapat mengatasi persoalan keumatan dalam bermasyarakat dan bernegara. Implementasinya

adalah mendidik pemimpin-pemimpin agama yang berpengetahuan luas,bermoral, dan terampil

dalam rangka berpatisipsi dalam menyukseskan pembangunan nasional, bik fisik maupun mental

spiritual seperti ang kemudian dituntut oleh tridharma perguruan tinggi, dengan pola ilmiah

pokoknya agama dan kebudayaan sebagaimana dituangkan dalam statuta IHD. Berkembangnya

IHD menyebabkan tumbuhnya para generasi muda Hindu di luar Bali untuk dapat menikmati

pendidikan tinggi agama Hindu di Bali. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia,

Page 15: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

14

misalnya Toraja, Kahariyangan,Jawa dan Batak ( Prof.Dr.I.B.Mantra, Biografi Seorang

Budayawan 1928-1995 : 302-304 ).

Tahun 1993 IHD secara resmi menjadi UNHI ( Universitas Hindu Indonesia ), berdasar pada

tuntutan Undang- Undang sistem pendidikan nasional yang mengacu pada peningkatan dan

perluasan ilmu serta kehidupan kemanusiaan dalam rangka mengemban pembangunan bangsa.

Jadi UNHI tetap konsisten dengan ide awalnya IHD, yakni agama dan kebudayaan yang

berfungsi sebagai pola ilmiah pokok. IHD merupakan satu-satunya perguruan tinggi agama

Hindu yang menjadi kebanggaan umat Hindu telah dilebur menjadi universitas umum. Lebih

lanjut UNHI adalah merupakan lembaga pendidikan tinggi yang bersifat umum dengan cara

khusus atau nilai tambahnya agama Hindu. Kelahiran UNHI bertepatan waktunya dengan arus

globalisasi dunia, kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dn kebangkitan umat Hindu Indonesia.

Universitas ini memiliki tujuh fakultas , tiga diantaranya adalah fakultas baru, sedangkan empat

lainnya adalah fakultas yang sudah ada semasih bernama IHD. Tiga fakultas yang baru itu adalah

Fakultas Ekonomi dengan Program Studi Manajemen Pariwisata dan Akuntasi Perhotelan.

Fakultas Tehnik Program Studi Teknik Sipil Pengairan, dan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Program Studi Biologi Kelautan. Sementara itu yang empat lainnya adalah

Fakultas Ilmu Agama dengan Program Studi Ilmu Agama Hindu, Fakultas Ilmu Agama dengan

Program Studi Pendidikan Agama Hindu, Fakultas Hukum Agama dengan Program Studi

Hukum Adat Hindu, dan Fakultas Sastra dan Filsafat Program Studi Filsafat Agama Hindu.

Di Bali disamping Universitas Hindu Indonesia terdapat pula Akademi Pendidikan Guru

Agama Hindu Negeri Denpasar ( APGAHN ) yang diresmikan pada tanggal 25 Mei 1993. Salah

satu alasan dari dibukanya pendidikan akademis ini adalah bahwa saat itu pengangkatan guru

agama masih mengalami hambatan, mengingat persyaratan penerimaan tamatan tenaga guru

minimal lulusan diploma.. Jadi APGAHN diharapkan mampu mencetak generasi penerus yang

kuat terhdap pengaruh budaya asing, serta menjadi tenaga guru yang berkualitas dan sigap

sebagai penyuluh untuk membina umat ( Ibid., : 308 ).

Secara umum bisa dikatakan bahwa parisada berperan besar dalam mengembangkan

pendidikan yang bernafaskan agama Hindu . Sarana dan prasarana yang telah dibentuk,berhasil

dibina dan dikembangkan seperti dibukanya pesantian.Di dalam pesantian diajarkan dan dibina

kekawin dan mekidung yang berkaitan dengan upacara dewa yadnya dan manusa yadnya. Untuk

Page 16: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

15

itu dibentuklah perwakilan-perwakilan sampai di tingkat desa, dengan seorang kepala desa

sebaga[ pembinanya.Selain itu juga diadakan lomba-lomba kekawin dan mekidung di tingkat

kecamatan., kabupaten dan propinsi. Yang pesrtanya terdiri dari kelompok anak-anak Sekolah

Dasar, SMP dan tingkat SMA. Juga untuk umum pada tingkat anak-anak dan remaja. Kegiatan

ini oleh parisada dimaksudkan sebagai usaha untuk memupuk dan meningkatkan kesadaran umat

beragama umat Hindu.

Kegiatan lomba membaca kekawin dan mekidung ini juga dibarengi dengan pengiriman

tenaga penyuluh sampai ke tingkat desa-desa termasuk daerah transmigrasi yng berada di

Lampung, Sulawesi. Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk memantapkan dan mendorong umat

Hindu dalam mengimplementasikan ajaran agama Hindu pada saat merayakan hari raya tertentu

dan kehidupan sehari-harinya.

Kegiatan lomba sebagai salah satu cara mendidik umat dalam mengimplementasikan ajaran

agama , diikuti oleh penerbitan dan penyebaran buku-buku buku dan majalah agama Hindu ,

seperti Warta Hindu Dharma. Mengikuti perkembangan iptek pada dasawarsa ini , parisada juga

mengupayakan suatu cara untuk mempermudah transformasi informasi tentang pelajaran yang

berkaitan dengan agama Hindu, melalui apa yang disebut sebagai pustaka digital. Dengan sistem

menghimpun informs lewat internet ini, orang tidak terlalu terikat dengan waktu dan tempat

untuk mendapakan informasi. Adapun judul buku-buku itu adalah :

1. Catur Weda dan Upanisad

2. Bhagavad Gita

3. Tuntunan Dasar Agama Hindu

4. Dharma Wacana

5. Usada

6. Renungan

7. Kidung

8. Pancaran Bhagawan

9. Kumpulan Ceritera Anak-anak

10. Tempat Suci, Sejarah dan Filosofisnya

11. Hari Raya dan Filosofisnya

Page 17: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

16

Dua judul yang lainnya berupa rekaman video, yakni : Tradisi Hindu dan Sejarah Majapahit.

(w.w.w.parisada.org. ).

Desiminasi ilmu pengetahuan yang bernafaskan agama Hindu yang dilakukan oleh

parisida bukan saja dilakukan dengan perpustakaan digital dan koleksi video, tetapi juga lewat

acara Bedah Buku yang berjudul Hindu Agama Terbesar di Dunia Acara ini diselenggarakan

oleh PHDI Bekasi dan Banjar di Jakarta, 17 April 2004. Inti isi dari buku ini adalah berupa

pengalaman-pengalaman dari beberapa orang yang baru menganut agama Hindu yang mendapat

berbagai kelebihan dibanding agama yang mereka anut sebelumnya. Berikut ini adalah pokok-

pokok pikiran yang dipaparkan dalam diskusi yang terjadi pada waktu acara Bedah Buku

berlangsung. Kebangkitan Hindu harus diawali dari adanya kesadaran yang menytakan bahwa

Hindu merupakan agama yang luhur, sehingga penting untuk ditekuni dan lebih diperdalam..

Dengan demikian setiap bentuk implementasi ajaran agama Hindu oleh umatnya, akan mewarnai

di setiap peradaban. Hal ini terbukti bahwa hanya peradaban Hindu yang hingga saat ini msih

bertahan.Pendapat lain mengingatkan terhadap pentingnya kebanggaan menjadi pemeluk Hindu,

sambil menyatakan bahwa sekarang ini perlu suntikan moral bagi jati diri umat yang saat ini

sudah mengalami goncangan , karena ketidak berdayaan dalam menghadapi agresivitas

lingkungan. Pelajaran penting yang bisa dipetik dari hasil diskusi ini adalah menjadi pemeluk

Hindu tidak harus merasa berkecil hati, tetapi justru sebaliknya merasa memiliki kepercayaan

diri karena terbukti peradaban Hindu memiliki ketahanan yang lebih besar dibanding yang

lainnya, di dalam menghadapi gerusan perubahan di sekitarnya.

Kebijakan parisada dalam mendesiminasi ilmu pengetahuan tanpa harus ketinggalan dengan

kemajuan teknologi , tercakup dalam ketetapan dari Pasamuan Agung Parisada Hindu Dharma

tahun 2002, bidang Penerangan dan Pendidikan

1. Pembentukan pusat pengolahan dan penyimpanan data pada Sekretaris Jenderal Parisada,

berupa: pusat informasi parisada, perpustakaan induk dan operator homepage.

2. Pengaktifan kembali penerbitan dan pendistribusian ke daerah-daerah majalah dan

bulletin Hindu sebagai media komunikasi umat dengan ditambah program pertemuan

antar pimpinan redaksi media sejenis sebagai ajang diskusi berbagai materi , isu dan

masalah actual yang berkembang atau yang dihadapi umat sehari-hari

Page 18: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

17

3. Peningkatan kualitas dan kuantitas penyiaran dharma wacana, dharma tula dan dharma

gita melalui media elektronik , termasuk memberi peran yang lebih besar kepada

organisasi atau individu lainya nng berminat,bersedia dan mampu mengajukan program

alternatif yang lebih menarik

4. Pendirian lembaga Penerbitan Parisada ( Parisada Publishing House )

5. Membangun dan mengoperasikan radio swasta yang bernafaskan Hindu.

6. Pelaksanaan program pengiriman dharma duta ke berbagai daerah yang dinilai strategis

untuk dikunjungi., baik atas inisiatif parisada, maupun atas permintaan umat setempat.

7. Pendataan jumlah dan pemantuan aktiitas guru agama Hindu pada semua tingkat

pendidikan, mengupayakan status jabatan mereka dan upaya menciptakan berbagai

insentif konpensasi tambahan sebagai pendorong semangat pengabdian mereka.

8. Pendataan jumlah lembaga pendidikan agama Hindu pada semua tingkat pendidikan ,

mengupayakan pembangunan sekolah baru , dan penyempurnaan yang sudah ada serta

peningkatan status akademis dan peningkatan kualitas sistem maupun menejemen

pengajarannya.

9. Memulai program pendalaman shrada pada semua tingkatan usia dan kelompok sosial di

lingkungan umat secara periodic seperti: pasraman akhir minggu bagi murid TK dan SD,

kemah remaja bagi murid-murid sekolah lanjtan, sedangkan forum diskusi agama / tapa

brata/ yoga semadi bagi mahasiswa dan pemuda serta tirta yatra bagi para orang tuanya.

10. Menurunkan semua literatur dan koleksi buku , maupun data yang tersedia di

perpustakaan Parisada Pusat ke daerah dalam rangka pembangunan prpustakaan daerah

yang lengkap dan menjadi sumber pengetahuan bagi umat di seluruh wilayah di

Indonesia .

11. Membuka pelatihan umum kepada kelompok remaja , mahasiswa mapun pemuda , untuk

memperkuat keyakinan , mental dan semangat mereka sebelum bepergian ke wilayah lain

dalam rangka melanjutkan sekolah, menjalankan tugas maupun bekerja.

12. Mengadakan pelatihan atau kursus singkat tentang dharma wacana dan dharma duta,

tidak saja bagi pengurus parisada , melainkan juga kepada pinandita / pemangku dan

serati banten ser talon pinandita/ pemangku dan calon serati banten dan umat Hindu Yang

berminat ( www.okanila.brinkster.net/phdi ).

Page 19: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

18

Implementasi dari ketetapan /kebijakan parisada untuk meningkatkan kualitas SDM yang

dimulai sejak usia SD, melalui pendidikan formal dan umum, khususnya yang berazaskan agama

Hindu, nampaknya telah memotivasi pemikiran kritis di kalangan anak didiknya. Berikut ini

beberapa bentuk pemikiran kritis dari mahasiswa IHDN Denpasar Bali. Yang pertama adalah

,mengenai kebiasaan konvoi dalam menyambut Tahun Baru. Gagasan ini pada dasarnya

menyatakan keberatannya jika konvoi dianggap sebagai kebiasaan , atau bahkan keharusan yang

dilakukan masyarakat dalam menyambut Tahun Baru di Bali. Bunyi iring-iringan deru knalpot

dan klakson sepeda motor sesungguhnya mengganggu kenyamanan dan ketertiban di jalan

umum yang dilaluinya.Memang sebagai jalan umum, siapa saja boleh melewatinya Meskipun

demikian prinsip kebersamaan dan toleransi terhadap orang lain harus diperhatikan pula. Timbul

kemungkinan terjadi ketersinggungan dan ketegangan antar kelompok pengendara yang saling

berpapasan. Belum lagi jika ada pemuda Bali melakukan kebiasaan metuakan ( minum tuak ) di

pinggir jalan. Dalam keadaan mabuk orang tidak bisa berpikir jernih, sehingga membuka

peluang tersulut keributan yang sering membahayakan pengguna jalan lain.Disinilah letak

pentingnya peran polisi untuk bertindak tegas terhadap konvoi yang bertindak berlebihan , agar

terjaga rasa aman dan nyaman bersama ( Wawancara dengan I Wayan Yudha, Kaling Banjar

Dukuh Kesiman pada tanggal 5 November 2015 ). Pemikiran ini menyiratkan adanya rasa

kepedulian terhadap lingkungannya. Rasa emphati terhadap kondisi sesamanya menjadi suntikan

moral yang humanistis, di tengah gerusan arus globalisasi yang cenderung menjauh dari nilai

etika kemanusiaan.

Pemikiran yang memperhatikan sisi kemanusiaan juga terlihat dari tanggapan terhadap wacana

dari pemerintah, yang akan menghapus bahasa Bali /bahasa Daerah dari kurikulum tahun ajaran

2013. Sangat disayangkan bahwa bahasa Daerah yang merupakan warisan budaya leluhur akan

dihapuskan, walau akan digabungkan ke dalam pelajaran seni budaya. Lantas apa dampak dari

kebijakan itu? Yang jelas dikhawatirkan akan terjadi banyak pengangguran di kalangan guru

pengajar bahasa Bali. Lagipula dengan menghapus bahasa Bali , akan memperlemah budaya Bali

sebagai daya tarik bagi wisatawan., karena bahasa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

budaya.Masalahnya adalah bahwa menarik atau tidak, berhasil dan tidaknya pengajaran bahasa

Bali , akan sangat tergantung pada SDM yang cerdas, kreatif dan inovatif. Hal ini membuktikan

adanya pemikiran yang masih perduli terhadap masa depan guru ( bahasa Bali ) dan wisata

Page 20: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

19

budaya Bali. Gagasan ini cukup kritis dalam menyikapi segala kebijakan yang dianggap

merugikan pihak lain.

Keresahan dalam menyikapi gejala sosial yang terjadi di lingkungannya, juga terlihat dari

kekhawatiran terhadap kesucian pura karena pariwisata. Eksploitasi besar-besaran terhadap pura

untuk kepentingan pariwisata, mengakibatkan tempat yang seharusnya dijaga kesuciannya itu

menjadi leteh ( kotor ) .Wisatawan diperbolehkan memasuki pura dengan bebas demi

mendapatkan dollar. Lalu bagaimana cara mengatasinya.? Diberikan penjelasan tentang aturan

yang berlaku di pura-pura. Selanjutnya di perlukan peran instansi terkait , seperti lembaga desa

adat, dan para pengempon pura agar lebih tegas dalam melaksanakan dan mengawasi aturan

yang berlaku di pura.Banyaknya pujian terhadap keunikan dan keindahan pariwisata di Bali,

membuat terlena berbagai pihak sehingga seolah melupakan fungsi keagamaan pura yang suci.

Oleh karenanya diperlukan peran aktif dari berbagai pihak , seperti pemerintah, pelaku

pariwisata, masyarakat, pemimpin desa adat, dan pengempon pura untuk menjaga warisan

leluhur yang suci itu. ( Bali Post, 2012 : 17 ; Wawancara dengan I Made Karim, Bendesa

Pekraman Kesiman 5 November 2015 ).

Lantas bagaimana pendidikan yang berdasar pada nilai luhur Hindu itu

diimplementasikan dalam era yang serba rationalistis dan materialistis ini? Oleh karena

implikasinya adalah penurunan kualitas moral, maka yang lebih banyak disasar adalah

pendidikan tentang budi pekerti yang bertujuan untuk memahami tata susila, yang pada dasarnya

mengarahkan tingkah laku seseorang pada hal-hal yang bermoral. Ini sejalan dengan pendidikan

dalam pandangan Hindu yang bertujuan untuk memperoleh pencerahan rohani , mengembangkan

budi pekerti yang luhur, kecerdasan, nilai-nilai kemanusiaan, kreativitas dan ketrampilan. Dalam

pandangan agama Hindu imu pengetahuan merupakan persembahan yang lebih bernilai daripada

persembahan berupa materi . Menempuh pendidikan dengan disiplin yang tinggi menurut ajaran

Hindu merupakan proses pengembangan atau kecerdasan dan moralitas , untuk mencapai tingkat

kehidupan yang lebih tinggi. ( IGusti Ayu Suryani, 2007 : 5-7 ).

Pendidikan sebagai realisasi konsep Saraswati tidak hanya bersifat ritual saja, tetapi juga

harus dipraktekkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan tuntutan

perkembangan kehidupan. Awal atau dasar pendidikan secara informaldilakukan pada masa

kanak-kanak dalam keluarga, sampai pada usia sekolah dilakukan pendidikan formal di sekolah

Page 21: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

20

dan dalam pegaulan seseorang dalam masyarakat. Perkembangan kehidupan intelektual sampai

saat ini sangat berpengaruh dalam dinamika kehidupan manusia, tetapi cenderung bersifat

phisisk material dan instan, yang lebih condong untuk kepentingan sesaat.Kondisi seperti ini

sangat mendominasi bidng kehidupan manusia, sehingga dikhawatirkan akan menjadi model

pembenaran dari budaya hidup secara menyeluruh. Menurut Parisada hal itu perlu diimbangi

dengan membangun pusat-pusat pendidikan khas Hindu , misalnya pasraman yang diharapkan

dapat memberikan pendidikan yang cenderung besifat natural dan berjangka panjang. Semantara

itu pendidikan dalam keluarga menjadi dasar dan utama, guna membangun insan yang siap

menjadi generasi penerus Hindu. Hal itu perlu dimaknai dengan kesadaran secara kolektif yang

perlu digelorakan dan diprogramkan oleh parisada secara sistematis dan sistemik.

Parisada dalam Dinamika Sosial Ekonomi dan Budaya

Komponen-komponen sabagai hasil ketetapan program kerja parisada dalam masalah sosial

ekonomi dan budaya, antara lain meliputi Ekonomi dan kesejahteraan, lingkungan hidup,

kesehatan dan kemanusiaan. Dalam masyarakat modern,perhatian kepada masalah sosial menjadi

sangatlah urgen. Terkait dengan masalah itu ,maka modernisasi agama mutlak diperlukan , jika

tidak maka agama Hindu tidak akan berkembang. Bentuk implementasi dari konsepsi itu adalah

realisasi terhadap ajaran cinta kasih yang tidak hanya dalam tataran keluarga dan desa pekraman,

tetapi dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat secara modern dan luas. ( Biografi

Seorang Budayawan 1928-1995, 1998 : 320-321 ) . Program parisada dalam bidang ekonomi

dan kesejahteraan meliputi :

1. Penyebarluasan nilai-nilai Hindu Dharma tentang ekonomi dan kesejahteraan.

2. Mendorong dan memfasilitasi gerakan dan upaya kemandirian ekonomi umat.

3. Mendorong dan memfasilitasi gerakan dan kesadaran pentingnya ketahanan ekonomi

bagi umat Hindu.

Ketiga point di atas, direlisasikan antara lain dengan cara mengoptimalkan peran Badan

Dharma Dana Nasional, sambil mendorong berdirinya lembaga-lembaga ekonomi ( koperasi

dan perseroan terbatas ), serta manfasilitasi terbangunnya jaringan antar pengusaha Hindu di

bebagai daerah ( Hasil-hasil Mahasabha X, op.cit : 133 ).

Page 22: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

21

Beberapa rancangan implementasi di atas direalisasikan ke dalam bentuk penyerahan

dana punia, pengurusan aset parisada yang kurang produktif, dan pembentukan lembaga-

lembaga yang bersifat ekonomis dan mampu memberikan kesejahteraan kepada umat. Untuk

menggalang dana parisada melaksanakan program pengumpulan dana punia secara nasional

melalui “punia seribu” yang dilaksanakan setiap tahun melalui berbagai jaringan

pengumpulan dana . Kemudian membentuk Hindu Incorporated yang menyatukan semua

potensi ekonomi dan kegiatan usaha, dengan kewajiban menyisihkan hasil usaha dan

kerjasama yang diperoleh kepada parisada maupun Lembaga Artha Parisada. Selain itu

parisada juga mengupayakan produk Peraturan Daerah ( Perda ) bagi daerah yang

memungkinkan terutama di daerah Bali yang mengatur tentang kebijakan fikaldaerah ( pajak

atau retribusi ) mengenai pungutan terhadap pelaku pariwisata, yang digunakan untuk

melakukan konservasi dan pengembangan budaya serta agama Hindu ( admin, diposting 19

Dec 2002 ). Kenyataannya dana punia yang merupakan bhisama parisada, belum berjalan

sesuai harapan, karena capaian targetnya masih rendah. Hal ini tentu saja harus diteliti dan

dikaji secara bijak oleh lembaga Litbang Parisadha dan bekerjasama dengan lembaga

pendidikan Hindu, yakni tentang segala perkara yang terkait dengan pelaksanaan bhisama

tersebut, baik menyangkut sistem penyelenggaraannya, realisasinya sendiri, subyek

penyelenggara,obyek sasaran kegiatanya secara komprehensif, dan selanjutnya diadakan

pembenahan sesuai rekomendasi perbaikan terhadap hal tersebut ( Hasil-hasil

MAHASABHA X., op.cit : 151 )

Penyuluhan yang dilakukan parisada ke desa-desa, disamping bertujuan untuk

memantapkan ajaran –ajaran agama Hindu, juga menekankan dan memotivasi untuk hidup

sederhana sambil terus meningkatkan azas gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat ,

sesuai dengan program pemerintah. Untuk memperingan beban biaya bagi masyarakat dalam

menjalankan upacara, baik adat maupun kegamaan, disosialisasikan cara penyederhanaan

banten. Banten yang besar dan tinggi yang biayanya cukup besar , pada waktu upacara

piodalan di sanggah/pura dihimbau untuk diperkecil sehingga mengurangi pembiayaan.

Tidak perlu banyak, yang penting dasar bahan upakaranya terpenuhi dan pelaksanaan

upacaranya berlangsung khidmat. Penyederhanaan banten yang sering dibuat secara besar-

besaran, bukan berarti akan menurunkan kualitas ajaran agama Hindu, tetapi justru secara

sosial ekonomis telah meringankan beban hidup umatnya. Realisasi lebih lanjut untuk

Page 23: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

22

meringankan beban biaya dalam melaksanakan upacara piodalan misalnya, dilakukan secara

gotong royong dengan pembagian tugas antara pria dan wanita secara proporsional. Kaum

pria mengerjakan penjor, dan wanitanya menyiapkan banten. Hal ini juga dilakukan dalam

upacara-upacara adat/agama lainnya, seperti perkawinan, ngaben dan potong gigi (

Wawancara dengan I Made Karim, Bendesa Pekraman Kesiman pada tanggal 5 November

2015 Kesiman). Sebagai bentuk realisasi dari azas gotong royong, parisadha melalui IHDN

menyerahkan dana punia kepada umat Hindu di Gunung Kidul .

Sebagai tindak lanjut tentang pengurusan aset –aset parisadha yang berfungsi sebagai

modal penting bagi operasional parisadha, hingga kini masih dalam proses pengurusannya.

Aset tersebut adalah P.T Dharma Hita Laksana, sedangkan aset lain yang berada di bawah

wewenang parisadha adalah P.T Dharma Bhakti Mukti ( P.T Mabhakti ),dan Yayasan

Pendidikan Widyakerthi . Terdapat dua buah yayasan yang menjadi aset parisadha, yang

sampai sekarang belum dilakukan pengurusan dan penyelamatannya, yakni Yayasan Dharma

Usadha, Yayasan Hindu Dharma dan RS Dharma Sentana ( www.parisadha.org ). Pada

tanggal 4 November 2007 Parisadha se Bali mendesak PHDI Pusat untuk usut asetnya.

Tentang aset parisadha yang berupa R.S Dharma Sentana statusnya belum jelas karena

sertifikatnya belum selesai. Berkenaan dengan hal itu ketua PHDI Jembrana Kt.Semaraguna

bersama Ketua Forum Penyelamat Aset Parisadha Jembrana ( FPAPJ ), A.A Gede Agung

dan LSM menyatakan agar pembangunan di tanah aset PHDI untuk sementara

diberhentikan. Jalan keluar /akses menuju dan dari R.S Dharma Sentana yang dibangun di

atas tanah aset PHDI/parisadha harus diaudit. Hasil penukaran tanah aset parisadha yang kini

dijadikan Kantor Camat Jembrana seluas 30 are disarankan untuk membeli R.S Dharma

Sentana. Sebagai gantinya parisadha diberi tempat di sebelah timur Pura Jagatnatha, namun

statusnya hanya sebagai hak guna pakai. Ketua LSM Forum Kota I.B Haryantha

mengusulkan bahwa jika pemerintah kabupaten Jembrana menginginkan tanah seluas 30 are

itu untuk kepentingan pelayanan umum, hendaknya ditukar guling dengan aset pemerintah

kabupaten. Lebih lanjut dinyatakan bahwa parisadha hendaknya berpikir panjang, jangan

instan, oleh karenannya parisadha harus bertanggung jawab terhadap penjualan aset

parisadha. Demikian pula para bendesa adat , sulinggih dan tokoh-tokoh pendiri PHDI serta

penggagas awal tentang pengadaan tanah itu diundang untuk berkumpul dalam paruman di

Page 24: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

23

Jembrana agar mendapat kejelasan tentang arah kebijakan umat Hindu ( w.w.w.okanila

brinkster.net/phdi ).

Sementara itu dalam bidang lingkungan hidup, parisada menetapkan beberapa kebijakan

yakni:

1. Penyebarluasan nilai-nilai Hindu Dharma tentang keserasian dan keharmonisan hidup

dengan lingkungan ( Tri Hita Karana ).

2. Mendorong agar umat dan masyarakat Hindu Dharma Indonesia proaktif terlibat

dalam gerakan peghargaan,penghormatan dan pelestarian lingkungan.

3. Penyebarluasan konsepsi tentang pembangunan dan pengembangan model

Masyarakat Berbasis Nilai-nilai Hindu Dharma.

Beberapa kebijakan di atas diimplementasikan dengan cara manerbitkan pedoman

pengelolaan lingkungan hidup menurut ajaran Hindu, serta aktif dalam kampanye penyelamatan

dan pelestarian lingkungan hidup. Disamping itu juga dilakukan usaha untuk mendorong

pelaksanaan program-program berupa aksi penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup, dan

membangun kesadaran akan pentingnya keselarasan antara manusia dan lingkungan, serta

mengembangkan pola pemukiman yang mengutamakan keselarasan berdasar ajaran Hindu (

Hasil-Hasil Mahasabha X,2011, log.cit : 134-135 ) .

Pada dasarnya Trihita Karana mengandung filsafat keselarasan yakni hubungan antara

manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan alam lingkungannya.

Keselarasan itu sesuai dengan ajaran Hindu yang merupakan tujuan hidup sebagai orang Bali,

yang terdapat dalam Kitab Suci Veda/Wedha. Dinyatkan bahwa tujuan agama adalah untuk

mencapai kesejahteraan jasmani dan kebahagiaan hidup rohani secara selaras dan seimbang.

Ketiga unsur dalam ajaran itu yang mencakup Sang Hyang Widhi sebagai super natural power,

Bhuwana yang merupakan makrokosmos, dan Manusia yang merupakan mikrokosmos,

ketiganya tidak dapat dipisahkan dalam tata hidup masyarakat Bali bahkan selalu diterapkan dan

dilaksanakan sebagai suatu kebulatan yang erat melekat pada setiap aspek kehidupan yang

harmonis , dinami dan produktif. Dalam masyarakat adat implementasi dari ketiga unsure

tersebut adalah menekankan kepada dimensi hubungan tingkah laku dalam keluarga, antar

keluarga, banjar sampai pada desa adat.Etika tingkah laku dimaksudkan memiliki npersamaan

Page 25: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

24

hak dan kewajiban di depan aturan adat. Salah satu contohnya adalah prinsip saguluk sagilik

salulung sabayantaka ( I Made Ardana Putra, 2001: 11,14 ). Dengan demikian nilai

keseimbangan dengan lingkungan alamnya, menjadi dasar yang sangat menentukan praktek

kehidupan masyarakat Bali, misalnya dapat dilihat pada pola menetapnya yang menggunakan

konsep tri mandala yang diselaraskan dengan payung ajaran tri hita karana. Konsepsi ajaran ini

pada dasarnya mengandung unsur-unsur selalu ingin menyesuaikan diri dan berusaha menjalin

hubungan dengan elemen alam dengan kehidupan di sekelilingnya. Kemudian selalu ingin

menciptakan suasana kedamaian dan ketentraman antar sesama makhluk dan juga terhadap alam

dimana manusia hidup sebagai salah satu elemen dari alam semesta, dan juga secara vertikal ke

atas ( I Made Ardana Putra,2001., op.cit : 14 ). Dampak negatif dari perkembangan pariwisata

yang sangat potensial dalam mengganggu keselarasan ketiga unsur manusia , alam dan Tuhan

harus disikapi dengan bijaksana. Pariwisata dan investor yang mampu meningkatkan potensi dan

kekuatan ekonomi masyarakat, dan mengasah pengalaman serta kemampuan masyarakat dengan

orientasi pasarnya,sering menimbulkan sikap anti, gangguan bahkan pemusuhan. Mereka yang

masih setia berpijak pada aturan yang didasari pada ajaran agama Hindu mengenai lingkungan,

yang fokus pada perimbangan dan keselarasan, menganggap bahwa pelaku bisnis pariwisata

terkadang terlalu memihak pada kepentingan pasar daripada memelihara kelestarian lingkungan.

Anggapan itu didasari adanya kekhawatiran bahwa kerusakan atau terganggunya lingkungan

akan mengakibatkan gangguan kesehatan serta masalah sosial atau kemanusiaan dalam

masyarakat. Ajaran seperti yadnya dan tat twam asi mampu mengarahkan kinerja manusia untuk

kesejahteraan sosial masyarakat. Kemajuan ipteks yang luar biasa, menjadikan mnusia bukan

saja mampu menaklukkan alam dan beberapa menguasai alam secara berlebihan. Sesuatu yang

biasanya tidak akan dilakukan oleh manusia dengan alasan tabu dan melanggar prinsip-prinsip

kemanusiaan, maka sekarang lingkungan termasuk alam dapat ditaklukkan oleh manusia. Hal ini

berakibat pada terjadinya krisis global yang pada gilirannya akan merugikan eksistensi

kehidupan manusia itu sendiri. Perubahan iklim yang ekstrim yang mengakibatkan banjir di

Jakarta atau tanah longsor yang membawa korban jiwa di beberapa daerah lainnya,menunjukkan

betapa manusia dan lingkungan alam tidak bersahabat lagi,yang bisa mengakibatkan gangguan

kejiwaan manusia yang terus didera oleh rasa ketakutan kepada kemarahan alam ( Mohammad

Takdir Ilahi,2013 : 6 ).

Page 26: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

25

Di sisi lain pariwisata yang disikapi dengan tindakan-tindakan positif , akan

membimbing masyarakat kearah mobilitas vertikal. Masyarakat Kuta yang sebelum

berkembangnya pariwisata , lebih banyak menekuni bentuk mta pencaharian sebagai nelayan

telah mengadaptasi dengan lingkungan setempat yang berbasis pada sektor pariwisata.

Masyarakat nelayan itu banyak beralih profesi sebagai pedagang acung, pemandu wisata,

membuka restaurant, membuat rumah penginapan, dan lain sebagainya. Sementara itu

masyarakat di kelurahan Tanjung Benoa yang dulunya lebih banyak berprofesi sebagai petani ,

sekarang beralih kepada mata pencaharian lain, seperti : pengusaha home stay, pegawai hotel,

sopir, restaurant, toko pakaian, dan lain sebagainya.

Mengenai masalah kesehatan yang terkait dengan kondisi sosial kemanusiaan dalam

masyarakat, parisadha menerapkan beberapa kebijakan sebagai landasan program kerja sebagai

berikut:

1. Konsepsi nilai-nilai Hindu Dharma tentang perilaku dan budaya hidup bersih dan

sehat dalam semua tatanan.

2. Mengupayakan pemeliharaan dan peningkatan derajad kesehatan umat secara

mandiri.

3. Pentingnya umat Hindu Dharma Indonesi peduli dan melayani sesama.

Sebagai bentuk implementasi dari beberapa poin di atas adalah menerbitkan pedoman pe

rilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS )menurut ajaran agama Hindu. Aturan yang menjadi

pedoman itu kemudian diaktualisasikan dengan cara mengkampanyekan secara aktif tentang

pembudidayaan perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS ). Untuk itu parisadha mendorong

berdirinya lembaga-lembaga sosial kemanusiaan yang berupa : klinik,rumah sakit,panti asuhan,

panti wredha, dan lain sebagainya. Disamping itu parisadha juga mendorong lembaga

keagamaan Hindu agar aktif membantu mengatasi bencana alam, baik saat maupun pasca

bencana ( Hasil-Hasil MAHASABHA X., log.cit : 137 ).

Karya-karya atau usaha yang dapat meringankan kehidupan bahkan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, berbentuk pendirian rumah sakit, klinik serta lembaga sosial lainnya.

Yayasan Dharma Usadha Rsi Markandeya yang berada di bawah Parisada Hindu Dharma Pusat,

membangun beberapa rumah sakit di Bali, seperti RS Dharma Yadnya di Denpasar.Jika umat

Page 27: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

26

yang datang berobat bisa menunjukkan surat keterangan tidak mampu, maka biaya pelayanan

kesehatannya menpapat potongan sebesar 25 %. Gagasan untuk memberikan keringanan

pelayanan kesehtan ini didasari pada kesadaran Parisadha untuk menyampaikan secara adil dan

merata dana punia, kepada umat yang kurang mampu. Sekaligus ini merupakan pertanda adanya

pengaruh perkembangan kualitas agama Hindu di dalam menghadapi perubahan sosial yang

terjadi dalam msyarakat. Usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat umat Hindu

khususnya, juga dilakukan lewat pendirian BKIA dan poliklinik ( I Made Gosa,1986 : 67-68 ).

Kepedulian parisadha terhadap kejadian berupa bencana alam atau musibah lainnya,

terlihat dari usaha proaktifnya untuk membantu memulihkan keamanan dan ketertiban di

lamung, khususnya di wilayah desa Bali Nuraga yang sempat dilanda kerusuhan akibat konflik

antara warga Bali dengan tetangga desanya yang dihuni oleh mayoritas warga Lampung. PHDI

Pusat dan Ketua Bali Corruption Watch yang diakili oleh Putu Wirata Dwikora, Frans Bambang

Siswanta serta Cahya Wirawan Hadi ( penasehat dan ketua Inti Bali ), dan beberapa tokoh

masyarakat lainnya, menyumbangkan uang sejumlah 600 juta rupiah kepada tiga desa yang

terkait f (www.news.detik.com/read/2012). Disamping itu parisadha juga gubernur Bali berperan

aktif menghimbau kepada 300 orang warga Bali Nuraga agar bersedia dievakusi , sebelum

konflik pecah, namun mereka gagal meyakinkan warga karena sebagian besar dari mereka lebih

suka bertahan di tempat mereka sendiri ( www.merdeka.com ).

Masalah kesehatan dan kemanusiaan juga menjadi fokus perhatian parisadha terutama

mengenai peranan dan fungsi organisasi kepemudaan, kewanitaan dalam rangka

mengembangkan generasi muda serta menyikapi pengaruh budaya luar akibat arus globalisasi di

setiap aspek kehidupan, termasuk plaksanaan agama Hindu di kalangan remaja. Hal ini ditempuh

melalui pembinaan terhadap pemuda- pemudi , denga cara menyediakan biaya insentif di bidang

kesenian, olah raga dan kebudayaan. Beberapa hal yang menjadi program binaan parisadha

adalah:

1. Pelaksanaan seminar tentang perkawinan Hindu, hukum waris, persamaan

gender,dan aspek budaya Hindu lainnya untuk disosialisasikan ke berbagai daerah.

2. Pelaksanaan lomba dan ketrampilan mengembangkan budaya Hindu,baik dari segi

tarian dan musik sampai kepada Utawa Dharma Githa.

Page 28: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

27

3. Pembentukan lembaga konseling remaja, khususnya yang ada di luar Bali maupun

yang akan keluar Bali, sehingga tetap terjaga dalam lingkungan Hindu dan tidak

mudah terpengaruh oleh lingkungan non Hindu

4. Mengembangkan dan mensosialisasikan pendirian Pnti Penitipan Anak, Panti

Asuhan, Pnti Anak Yatim Piatu, Panti Anak Terlantar, Rumah Jompo, Program

Orang Tua Asuh dan lembaga sosial lainnya.

5. Melaksanakan forum komunikasi antar sampradaya untuk membiasakan umat Hindu

terhadap kegiatan saudara se-Dharma dengan warna yang berbeda-beda. Mengenai

pendekatan terhadap beberapa umat Hindu di daerah di luar Bali, parisadha

menyatakan bahwa toleransi terhadap mereka , termasuk beberapa sekte yang ada

dalam agama Hindu tetap harus dijaga dengan dasar pada pengembangan budaya

lokal, bahkan termasuk kepada umat yang berbeda keyakinan.

6. Memperjuangkan agar parisadha diberi wewenang sebagai Lembaga Pencatat

Perkawinan untuk agama Hindu.Atau minimal mendorong berdirinya lembaga

penasehat perkawinan dan perceraian bagi umat Hindu , sehingga tidak ada lagi kasus

umat Hindu yang terpaksa kawin dengan menggunakan status agama lain hanya

karena terbentur peraturan atau ketiadaan petugas pencatat perkawinan Hindu.

7. Mendorong pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Hindu.

8. Mensosialisasikan pemahaman catur varna pada semua umat Hindu maupun umat

beragama lainnya sesuai dengan kitab suci Weda, sehingga tidak lagi umat yang

merasa malu menyandang status beragama Hindu.

9. Melaksanakan pelestarian lingkungan sesuai dengan ajaran Tri Hita Kirana (

http://www.iloveblue.com ).

Masih berhubungan dengan masalah kesehatan yang terkait dengan kemanusiaan, maka

Parisadha menyampaikan gagasan tentang konsepsi nilai-nilai Hindu Dharma tentang perilaku

dan budaya hidup bersih dan sehat dalam semua tatanan. Hal ini diimplementasikan melalui

pedoman perilaku hidup bersih dan sehat menurut ajaran Hindu. Kemudian mengupayakan

pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan umat secara mandiri, yang dilakukan dengan

cara mendorong berdirinya lembaga-lembaga sosial kemanusiaan, klinik, rumah sakit, panti

asuhan, panti wredha. Lebih lanjut dinyatakan akan pentingnya umat Hindu Dharma Indonesia

Page 29: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

28

peduli dan melayani sesamanya, yang direalisir dengan cara mendorong lembaga keagamaan

Hindu agar aktif dalam membantu bencana alam baik saat bencana , maupun pasca bencana (

Hasil-Hasil Mahasabha X : 135 ).

Dalam kaitannya dengan masalah sosial budaya, parisada juga mengoptimalkan

kinerjanya kepada masalah wanita, pemuda dan anak,serta bidang hukum termasuk HAM ( hak

azasi mnusia ), demikian pula masalah ipteks. Dalam bidang wanita, pemuda dan anak disusun

kebijakan untuk menyebarluaskan konsepsi posisi dan optimalisasi peran wanita dalam

membangun peradaban. Konsepsi ini dijabarkan dengan cara optimalisasi kedudukan dan peran

wanita dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta optimalisasi kedudukan

dan peran pemuda dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan benegara/. Sementara dalam

masalah pemuda dicoba untuk meningkatkan peran sentral pemuda dalam pembangunan,

termasuk mental spiritual agar dalam menghadapi arus globalisasi tidak mudah dikonversi.

Sementara itu anak sebagai aset keluarga dan pembangunan perlu mendapat perlindungan dalam

hak dan posisinya serta mendorong pemerintah melaksanakan wajib belajar 12 tahun.

Dalam bidang hukum dan HAM, parisada menekankan pada penyebarluasan konsepsi

nilai-nilai Hindu Dharma dalam penyusunan kebijakan dan perundang-undangan dan

pengambilan keputusan dalam mengelola negara . Ini dibarengi dengan usaha untuk mendorong

agar umat Hindu di Indonesia berani memperjuangkan hak pribadinya sebagai warga negara,

serta menyebarluaskan semangat kesamaan hak dan kewajiban warga negara. Kebijakan itu

diimplementasikan mellui empat pilar kebangsaan: Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhineka

Tunggal Ika , serta mendorong umat dalam proses politik dengan landasan agama Hindu. Selain

itu umat diharapkan aktif dalam memberikan kajian akademis berdasarkan ajaran Hindu ,

melalukan upaya hukum berupa Judicial Review atas UU dan peraturan perundang-undangan .

Kemudian membangun kesadaran umat terhadap hak-haknya , termasuk hak untuk memeluk

agama Hindu yang diyakininya sebagai hak yang asasi, dan bebas dari tekananan.

Sementara itu dalam masalah ipteks , maka penyebarluasan tentang penghargaan ,

penghormatan dalam memanfaatkan kemajuan sains dan teknologi yang sesuai dengan nilai-nilai

dharma, menjadi prioritas utama. Disamping itu pengembangan konsepsi dan pemikiran-

pemikiran lain bagi kemajuan umat Hindu dan Hindu Dharma di Indonesia. Semua itu

diimplementasikan dengan membangun kesadaran umat dalam memanfaatkan berbagai

Page 30: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

29

penemuan terkait dengan perkembangan ipteks, dan itu hanya ditujukan untuk membangun

kehidupan yang lebih bagus berdasar ajaran Hindu. Disamping itu dipandang perlu menyusun

pedoman aplikasi teknologi yang terkait dengan moral, etika dan keselamatan umat manusia (

Hasil-Hasil MAHASABHA X Parisada Hindu Dharma Indonesia., log.cit : 135-137 ).

Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa melalui perjalanan sejarahnya yang panjang

parisada sebagai lembaga tertinggi umat Hindu,sudah berusaha membuat kebijakan-kebijakan

sekaligus menimplementasikannya , sebagai bentuk antisipasi terhadap tantangan karena

modernisasi jaman sebagai pengaruh adanya arus globalisasi. Dibuat regulasi dan

implementasikan langkah-langkah nyata dalam bidang sosial,ekonomi dan budaya, teutama

dalam membangun kesadaran moral maupun spiritual agar tercapai keselarasan dan harmonisasi

hidup umat baik dengan lingkugan , maupun dengan Tuhannya.

Page 31: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

30

DAFTAR PUSTAKA

Ardana Putra, I Made. 2001. “Tri Hita Karana” Diantara Teori dan Aplikasi. WAHANA

EDISI NO. 35 TH. XV1 November 2001, hal. 11-14.

Bakker, Frederik Lanbertus. 1993. The Struggle of the Hindu Balinese Intellectuals. Amsterdam:

VU University Press .

Bali Post. 2012

Diantari, Ni Putu. 1990. Gerakan Pembaharuan Hindu : Studi Tentang Perkembangan

Pemikiran Intelektual Hindu Di Bali Tahun 1925-1958 ( Skripsi S1 yang tidak diterbitkan ).

Fakultas Sastra Universitas Udayana Denpasar.

Gosa, I Made. 1986. Peranan Parisada Hidu Dharma Dalam Perkembangan Agama Hindu Di

Bali 1958-1985 ( Skripsi S1 yang tidak diterbitkan ). Fakultas Sastra Universitas Udayana

Denpasar.

Hasil-hasil MAHASABHA X. 2011.

Mantra, Prof. Dr. I. 1998. Biografi Seorang Budayawan 1928-1995. PT. UPADA SASTRA.

Pemecutan, I Gst. Ngr. Oka Pemecutan. 2007. Perjalanan Parisada Bali ( Parisada Dharma

Hindu Bali ). Yayasan Kerthi Budaya.

Suryani, I Gusti Ayu. 2007. Pengamalan Pendidikan Budi Pekerti Hindu Pada Jaman

Globalisasi . WAHANA EDISI No.57 TH. XX11 MEI. Hal.4-9.

WAWANCARA

Karim, I Made, Bendesa Pekraman Kesiman

Mpu Yoga Dhaksa Paramitha, Ida Pandhita

Alamat: Griya Agung Atursari Peraupan Peguyangan

Subawa, I Nyoman, Kelihan Banjar Dukuh

Alamat : Banjar Dukuh Kesiman Petilan Denpasar

Yudha, I Wayan, Kepala Lingkungan

Banjar Dukuh Kesiman Petilan Denpasar

Page 32: PARISADA HINDHU DHARMA DAN TANTANGAN KE DEPAN filememerlukan sikap kehati-hatian untuk mengontrol diri dari derasnya desakan pengaruh keduniawian yang serba materialistis. Keadaan

31

INTERNET

Okanila.brinkster.net.Lahirnya Parisada

www.news.detik.com.2012 . Redakan Konflik Raja Bali &Ketua Adat Langsung Buat Maklumat

Bersama

www.merdeka.com.2012. Ramadhan Fadilah. Ribuan pengungsi kembali ke Balinuraga.

www.i loveblue.com. Tri Hita Karana Menurut Konsep Hindu