paragraf deskripsi

9
BANGUNAN VILLA ISOLA BANDUNG: KEMONUMENTALANNYA YANG TAK LEKANG OLEH WAKTU Villa Isola dibangun dengan gaya Art Deco yang tampak pada desain yang melengkung-lengkung. Tidak hanya bangunannya, namun dari desain taman hingga desain bangunan membentuk suatu kesatuan komposisi yang kuat yang d susun dari massa berbentuk bundar. Hal ini membuat villa isola menjadi karya yang monumental dari jamannya hingga saat ini. Art Deco adalah sebuah gaya arsitektur yang berkembang sekitar tahun 20an-30an, dimana gaya ini sangat memperhatikan detail ornamentasi bangunan. Art Deco banyak digunakan oleh arsitek Belanda di Indonesia pada masa penjajahan yang akhir disekitar tahun 30-40an tersebut dengan memasukkan banyak dekorasi dari seni Art Deco yang merupakan kumpulan dari berbagai seni ornamen dari seluruh dunia yang diadaptasi menjadi gaya arsitektur ornamentatif Art Deco. Sebagai gaya yang mengedepankan ornamen, fasad bangunan menjadi sangat penting, dimana waktu itu berkembang arsitektur modern sebagai panduan sistem struktur yang didukung oleh elemen dekorasi dari Art Deco. Meskipun banyak gerakan desain mempunyai akar atau maksud politik atau filsafati, Art Deco murni bersifat dekoratif. Pada masa itu, gaya ini dianggap anggun, fungsional, dan ultra modern.

description

contoh paragraf deskripsi

Transcript of paragraf deskripsi

Page 1: paragraf deskripsi

BANGUNAN VILLA ISOLA BANDUNG: KEMONUMENTALANNYA YANG

TAK LEKANG OLEH WAKTU

Villa Isola dibangun dengan gaya Art Deco yang tampak pada desain yang

melengkung-lengkung. Tidak hanya bangunannya, namun dari desain taman hingga

desain bangunan membentuk suatu kesatuan komposisi yang kuat yang d susun dari

massa berbentuk bundar. Hal ini membuat villa isola menjadi karya yang monumental

dari jamannya hingga saat ini.

Art Deco adalah sebuah gaya arsitektur yang berkembang sekitar tahun 20an-

30an, dimana gaya ini sangat memperhatikan detail ornamentasi bangunan. Art Deco

banyak digunakan oleh arsitek Belanda di Indonesia pada masa penjajahan yang akhir

disekitar tahun 30-40an tersebut dengan memasukkan banyak dekorasi dari seni Art

Deco yang merupakan kumpulan dari berbagai seni ornamen dari seluruh dunia yang

diadaptasi menjadi gaya arsitektur ornamentatif Art Deco. Sebagai gaya yang

mengedepankan ornamen, fasad bangunan menjadi sangat penting, dimana waktu itu

berkembang arsitektur modern sebagai panduan sistem struktur yang didukung oleh

elemen dekorasi dari Art Deco. Meskipun banyak gerakan desain mempunyai akar atau

maksud politik atau filsafati, Art Deco murni bersifat dekoratif. Pada masa itu, gaya ini

dianggap anggun, fungsional, dan ultra modern.

Karena banyaknya negara yang menerapkan langgam ini membuat Art Deco

berkembang dengan pesat. Setiap negara yang menerima langgam Art Deco

mengembangkannya sendiri, memberikan sentuhan lokal sehingga Art Deco di suatu

tempat akan berbeda dengan Art Deco di tempat lain. Tetapi secara umum mereka

menggunakan ornamen-ornamen tradisional atau historikal, sehingga langgam Art Deco

merupakan langgam yang punya muatan lokal. Perkembangan Art Deco tidak lepas dari

pengaruh situasi dan kondisi jamannya, pada saat itu di Eropa sedang berlangsung

revolusi industri, masyarakat terpesona oleh adanya penemuan-penemuan dan teknologi

yang maju dengan pesat. Karakter-karakter teknologi yang menggambarkan kecepatan

dicerminkan ke dalam desain dalam bentuk garis-garis lengkung dan zig-zag.

Lengkungan yang ditampilkan itu merupakan ekspresi gerak, teknologi modern dan

rasa optimisme yang termasuk gaya Art Deco.

Page 2: paragraf deskripsi

Villa Isola atau Bumi Siliwangi adalah bangunan rumah tinggal yang terletak di

kawasan pinggiran utara Kota Bandung. Setelah pernah menjadi bagian dari Hotel

Savoy Homann, sekarang gedung ini dipakai Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Villa Isola adalah salah satu bangunan bergaya arsitektur Art Deco yang banyak

dijumpai di Bandung. Villa Isola dibangun pada tahun 1933, milik seorang

hartawan Belanda bernama Dominique Willem Berretty. Bangunan ini dirancang oleh

Charles Prosper Wolff Schoemaker (seorang arsitek terkenal yang bisa dikatakan

sebagai orang yang mengarsiteki kota Bandung karena beliaulah yang merancang

banyak bangunan landmark di kota Bandung). Pada masanya desain tersebut betul-betul

merupakan puncak dari modernitas. Bangunan rumah tinggal ini merupakan simbol

kemewahan dan gemerlap modernitas saat itu, dan juga mengisaratkan kehidupan yang

cepat dan canggih.

Pada jaman tersebut adalah puncak dari gaya Art Deco yang ada di Indonesia.

Sebagian besar bangunan yang dibangun pada masa itu menggunakan gaya Arsitektur

Art Deco. Dengan ciri terdapat banyak ornamen-ornamen tradisional atau bentuk dari

kecanggihan masa itu. Seperti halnya pada bangunan Villa Isola, bangunan ini bergaya

Art Deco karena bangunan mencerminkan penggunaan teknologi yang canggih pada

saat itu, yang dapat dilihat dari bentuk lengkungan- lengkungan dinding Villa Isola.

Gambar 1. Villa Isola tampak dari selatan terlihat dinding Villa Issola Bandung yang melengkung-

lengkung yang dapat dilihat dari fasadnya.

Villa Isola menjadi sebuah bangunan yang monumental pada saat itu. Pengertian

monumental dalam arsitektur monumental, yaitu sifat perancangan tertinggi yang dapat

dicapai perancang agar dapat membangkitkan kenangan atau kesan yang tidak mudah

Page 3: paragraf deskripsi

terlupakan. Seorang arsitek bernama Ruskin dalam bukunya Speaking Architecturally

mengatakan, sebuah karya arsitektur yang baik memiliki kesatuan, komposisi,

keseimbangan asimetris, dan ritme. Pada Villa Isola, pembangkit kenangan yang utama

adalah bentuknya yang tidak lazim jika dibandingkan dengan bangunan lain dengan

fungsi sama (rumah tinggal).  

Pada bangunan Villa Ishola akan terasa adanya pengolahan tapak (lahan) yang

sesuai dengan bentuk bangunan. Kedua unsur tersebut, bangunan dan lahan,

membentuk kesatuan dan komposisi yang kuat. Denah bangunan dan bentuk bangunan

yang dibagi secara simetris menambah penyusunan komposisi yang kuat.

Gambar 2. Denah Villa Isola dari lantai 1

hingga lantai 3 yang dibagi oleh garis

imajiner sehingga bangun terbagi menjadi

dua dan ternyata bangunan berbentuk

simetris. Tampak juga bentuk lengkung-

lengkung pada denah yang mencerminkan

penerapan gaya Art Deco.

Page 4: paragraf deskripsi

Dalam meletakkan massa Villa Isola, arsitek menggunakan sumbu imajiner

utara-selatan dengan arah utara menghadap Gunung Tangkuban Perahu dan arah selatan

menghadap Kota Bandung. Penggunaan sumbu utara-selatan dengan berorientasi pada

sesuatu yang sakral (gunung atau laut) merupakan orientasi kosmis masyarakat di Pulau

Jawa.

Villa Isola terletak di antara dua taman yang memiliki ketinggian berbeda.

Taman di bagian selatan lebih rendah daripada taman di bagian utara. Hal ini diperkuat

dengan kolam berbentuk persegi dengan patung marmer di tengahnya. Pada taman ini

terdapat jalur yang merupakan as yang membagi taman menjadi dua bagian simetris.

Mendekati bagian utara bangunan, akan terlihat tangga berbentuk setengah lingkaran

yang titik pusatnya berada pada bangunan. Hal serupa juga diterapkan pada taman

bagian selatan. Pengolahan bentuk anak tangga setengah lingkaran berpusat pada

bangunan Villa Isola. Pengolahan taman dengan menggunakan bentuk melingkar yang

berpusat pada bangunan yang juga bersifat simetris dan berbentuk melingkar,

menjadikan bangunan menyatu dengan lahan di sekitarnya.

Gambar 3. Taman Utara Villa Isola yang berbentuk tangga-tangga karena menyesuaikan

bentuk tapak.

Fasad bangunan Villa Isola diperkaya dengan garis-garis lengkung horizontal.

Hal ini merupakan cermin dari gaya arsitektur Art Deco yang diterapkan oleh arsitek.

Keindahan ornamen berupa garis garis molding akan lebih terlihat dengan adanya efek

bayangan matahari yang merupakan kecerdikan arsitek-arsitek masa lampau dalam

mengeksploitasi sinar matahari tropis. Pengolahan lahan, taman, dan elemen-elemennya

turut mendukung keunikan Villa Isola terutama dari segi bentuk. Semuanya itu

menyuarakan satu bentuk: bundar. Hal inilah yang membuat Villa Isola menjadi

sebuah karya yang monumental, perpaduan tiap komponen bergabung menjadi satu

Page 5: paragraf deskripsi

menjadi sebuah komposisi yang kuat dengan bentuk bulat hasil penerapan gaya Art

Deco dan pengolahan tapak serta lingkungan yang menyesuaikan bangunan membuat

karya pada bangunan ini menjadi tak terlupakan.

Gambar 7. Villa Isola yang terkena bayangan membuat

tiap elemen-elemen dalam bangunan semakin indah.

Page 6: paragraf deskripsi

TUGAS BAHASA INDONESIA

“BANGUNAN VILLA ISOLA BANDUNG:

KEMONUMENTALANNYA

YANG TAK LEKANG OLEH WAKTU”

Disusun Oleh:

Kartika Fitri Annisa I0211037

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Desember 2012