Para My Xo Virus

14
A. DEFINISI PARAMYXOVIRUS Selama ini kita mengenal virus adalah partikel mikroskopis yang tubuhnya tersusun atas selubung yang disebut kapsid yang tersusun atas molekul protein dapat dan bagian isinya tersusun atas asam nukleat. Virus memiliki ukuran yang sangat kecil dan lebih kecil daripada bakteri. Sehingga hanya mikroskop elektron yang mampu melihat bentuk virus. Menurut Kusnadi,dkk (2003), ukuran virus lebih kecil dibandingkan dengan sel yakni berkisar dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer. Di dalam kehidupan sehari-hari banyak macam virus yang menjadi penyebab penyakit. Karena virus dapat bertindak seagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Adapun macam penyakit tersebut seperti influenza, HIV/AIDS, cacar, gondongan dan sebagainya. Selain menyerang manusia dan hewan, virus juga menyerang tumbuhan seperti TMV yang menyerang tumbuhan tembakau. Paramyxovirus merupakan virus penyebab penyakit gondongan (mumps). Adapun virus ini mencakup campak (measles), gondong (mumps), human respiratory syncytial virus, Newcastle disease virus, sendai virus, dan lain- lain yang merupakan agen dari banyak penyakit di manusia dan hewan. Paramyxovirus termasuk dalam family Paramyxoviridae . Paramyxovirus atau virus mumps adalah virus penyebab

Transcript of Para My Xo Virus

Page 1: Para My Xo Virus

A. DEFINISI PARAMYXOVIRUS

Selama ini kita mengenal virus adalah partikel mikroskopis yang tubuhnya

tersusun atas selubung yang disebut kapsid yang tersusun atas molekul protein

dapat dan bagian isinya tersusun atas asam nukleat. Virus memiliki ukuran yang

sangat kecil dan lebih kecil daripada bakteri. Sehingga hanya mikroskop elektron

yang mampu melihat bentuk virus. Menurut Kusnadi,dkk (2003), ukuran virus

lebih kecil dibandingkan dengan sel yakni berkisar dari 0,02 mikrometer sampai

0,3 mikrometer. Di dalam kehidupan sehari-hari banyak macam virus yang

menjadi penyebab penyakit. Karena virus dapat bertindak seagai agen penyakit

dan agen pewaris sifat. Adapun macam penyakit tersebut seperti influenza,

HIV/AIDS, cacar, gondongan dan sebagainya. Selain menyerang manusia dan

hewan, virus juga menyerang tumbuhan seperti TMV yang menyerang tumbuhan

tembakau. Paramyxovirus merupakan virus penyebab penyakit gondongan

(mumps). Adapun virus ini mencakup campak (measles), gondong (mumps),

human respiratory syncytial virus, Newcastle disease virus, sendai virus, dan lain-

lain yang merupakan agen dari banyak penyakit di manusia dan hewan.

Paramyxovirus termasuk dalam family Paramyxoviridae. Paramyxovirus atau

virus mumps adalah virus penyebab akut , parotitis jinak (pembengkakan yang

menyebabkan sakit kelenjar saliva) atau disebut penyakit gondongan. Penyakit

gondongan merupakan suatu penyakit menular dimana seseorang terinfeksi oleh

virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah diantara telinga dan rahang

sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian

bawah. Pada saluran kelenjar ludah terjadi kelainan berupa pembengkakan epitel,

pelebaran, dan penyumbatan saluran. Menyerang pada anak dibawah usia 2-15

tahun (sekitar 85% kasus) (Arif, 2012). Pada orang dewasa, infeksi ini bisa

menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pancreas, prostat, payudara dan

organ lainnya. Penyakit gondongan jarang ditemukan di negara-negara yang

mempromosikan penggunaan vaksin langsung sedangkan yang diberikan dengan

vaksin langsung adalah campak (measles) dan rubella. Virus mumps telah

diisolasi di dalam telur berembrio pada tahun 1945 dan dan dalam kultur sel pada

Page 2: Para My Xo Virus

tahun 1955. Virus ini paling dekat dengan virus parainfluenza 2 tetapi tidak ada

crossimmunity dengan virus parainfluenza (Anonim, 2005).

Adapun mereka yang berisiko besar untuk menderita atau tertular penyakit ini

adalah mereka yang menggunakan atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk

menekan hormone kelenjar tiroid da mereka yang kekurangan zat iodium dalam

tubuh. Penyebaran virus penyakit ini (mumps virus atau paramyxovirus) dapat

ditularkan melalui kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah, dan urin.

Virus dapat ditemukan dalam urin dari hari pertama sampai hari keempat belas

setela terjadi pembesaran kelenjar. Penyakit gondongan sangat jarang ditemukan

pada anak yang berumur kurang dari 2 tahun, karena umumnya mereka masih

memilki atau dilindungi oleh antibody yang baik. Seseorang yang pernah

menderita penyakit gondongan, maka dia akan memilki kekebalan seumur

hidupnya.

B. STRUKTUR MORFOLOGI PARAMYXOVIRUS

Gb.1. Struktur dan bagian-bagian Paramyxovirus

Page 3: Para My Xo Virus

Anggota dari virus family Paramyxoviridae diklasifikasikan sebagai virus

yang dibungkus yang terdiri dari nukleokapsid, dan protein matriks. Virus ini

memiliki kesamaan morfologi dengan virus influenza. Kapsid virus dibungkus

dan menua secara alami dengan tunas melalui membran sel inang. Bentuk virus

bisa bola sampai ke pleomorfik, bentuk filament dan lain-lain. Ukuran virus ini

yakni diameternya 150-200 nm dan panjangnya 1.000-10.000 nm. Permukaan

terbungkus merata ditutupi dengan protein hemagglutinin-neuraminidase (HN)

dan fusi (F) yang tertanam dalam bilayer lipid. Bilayer lipid terdiri atas

glikoprotein hemagglutinin-neuraminidase (HN) atau hemagglutinin (H) atau

permukaan glycoproteins (GP) atau protein fusi. Permukaan virus mempunyai

penonjolan seperti paku, panjang 8-12 nm dan berpisah dari yang lain 6-10 nm

(tergantung pada genus). Kapsid atau nukleokapsid adalah yang memanjang dan

tampak berbentuk simetri heliks. Nukleokapsid adalah berserabut, flexuous, dan

panjang bervarisi yang biasa dengan 600-800 nm (tergantung pada genus),

lebarnya 13-18 nm. Helix dasarnya jelas. Helix puncaknya 5,5-7 nm (tergantung

pada subfamily). Nukleokapsidnya tidak bersegmen.

C. SIKLUS HIDUP

Gb.2. Daur hidup Paramyxovirus

Page 4: Para My Xo Virus

Replikasi paramyxovirus sangat mirip dengan virus lain dalam kelompok

ini. Strategi keseluruhan paramyxoviruses sangat mirip dengan influenza. Namun

semua perlakuan dalam replikasi paramyxovirus terjadi di sitoplasma.Virus

menempel pada permukaan sel inang dan berfusi menyelubungi membran plasma.

Nukleokapsid dilepaskan ke dalam sel dan digunakan sebagai template genom.

RNA negative (-) sense ditranskripsi menjadi individu mRNA dan RNAt positif

(+) sense yang digunakan untuk membuat RNA (-) sense lebih. Perakitan terjadi

dan tunas virus baru dari membran sel dan mendapatkan pembungkus. Untuk

paramyxovirus, mereka mempunyai kemampuan menyebabkan sel-sel berfusi,

membuat sel-sel berinti besar yang disebut syncytia.

D. PATOGENESIS DAN KETAHANAN

Masa inkubasi 12 sampai 24 hari dengan rata-rata 17-18 hari, kemudian

virus bereplikasi di dalam traktus respiratorius atas dan nodus limfatikus

servikalis, dari sini virus menyebar melalui aliran darah ke organ-organ lain,

termasuk selaput otak, gonad, pankreas, payudara, thyroidea, jantung, hati, ginjal,

dan saraf otak. Setelah masuk melalui saluran respirasi, virus mulai melakukan

multiplikasi atau memperbanyak diri dalam sel epithel saluran nafas. Virus

kemudian menuju ke banyak jaringan serta menuju kekelenjar ludah dan parotis.

Bila testis terkena maka terdapat perdarahan kecil dan nekrosis sel epitel tubuli

seminiferus. Pada pankreas kadang-kadang terdapat degenerasi dan nekrosis

jaringan (Arif, 2012). Infeksi pada sistem saraf pusat, khususnya meninges

dengan gejala (meningoencephalitis) terjadi sebanyak 50 % dari mereka yang

terinfeksi. (Anonim, 2005).

E. GEJALA

Tidak semua orang yang terinfeksi oleh virus Paramyxovirus mengalami

keluhan, bahkan sekitar 30-40% penderita tidak menunjukkan tanda-tanda sakit

(subliclinical). Adapun tanda dan gejala yang timbul setelah terinfeksi dan

berkembangnya masa tunas dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Pada tahap awal (1-2 hari) penderita gondong mengalami gejala:

demam (suhu badan 38,5-40 derajat celcius), sakit kepala, nyeri

Page 5: Para My Xo Virus

otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat

mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang (Sulit membuka

mulut).

2. Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga

(parotis) yang diawali dengan pembengkakan salah satu sisi

kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami pembengkakan.

3. Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian

berangsur mengempis.

4. Kadang terjadi pembengakakan pada kelenjar di bawah rahang

(submandibula) dan kelenjar di bawah lidah (sublingual). Pada pria

yang sudah akil baigh adakalanya terjadi pembengkakan buah

zakar (testis) karena penyebaran melalui aliran darah.

F. EPIDEMIOLOGI

Parotitis merupakan penyakit endemik pada populasi penduduk urban. Virus

menyebar melalui kontak langsung, air ludah, muntah yang bercampur dengan

saliva, dan urin. Epidemi tampaknya terkait dengan tidak adanya imunisasi, bukan

pada menyusutnya imunitas. Parotitis merupakan penyakit endemik pada

Gb.3. Masa pertumbuhan

Paramyxovirus

Page 6: Para My Xo Virus

komunitas besar, dan menjadi endemik setiap kurang lebih 7 tahun. Relatif jarang

terjadi epidemi, terbatas pada kelompok yang berhubungan erat , yang hidup

dalam rumah, perkemahan, barak-barak tentara, atau sekolah (Hasan, 2005 dalam

Arif, 2012).

G. DIAGNOSA

Jika penderita tidak menampakkan pembengkakan kelenjar dibawah telinga,

namun tanda dan gejala lainnya mengarah ke penyakit gondongan sehingga

meragukan diagnosa. Dokter akan memberikan order untuk dilakukannya

pemeriksaan lebih lanjut seperti serum darah. Sekurang-kurang ada 3 uji serum

(serologic) untuk membuktikan spesifik mumps antibodies: Complement fixation

antibodies (CF), Hemagglutination inhibitor antibodies (HI), Virus neutralizing

antibodies (NT).(4,5). Diagnosis ditegakkan bila jelas ada gejala infeksi parotitis

epidemika pada pemeriksaan fisis, termasuk keterangan adanya kontak dengan

penderita penyakit gondongan 2-3 minggu sebelumnya. Selain itu adalah dengan

tindakan pemeriksaan hasil laboratorium air kencing (urin) dan darah.

H. KOMPLIKASI AKIBAT PENYAKIT GONDONGAN

1. Meningoensepalitis

Dapat terjadi sebelum dan sesudah atau tanpa pembengkakan kelenjar parotis.

Penderita mula-mula menunjukan gejala nyeri kepala ringan, yang kemudian

disusul oleh muntah-muntah, gelisah dan suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksia).

Komplikasi ini merupakan komplikasi yang sering pada anak-anak.

2. Orkitis

Peradangan pada salah satu atau keua testis. Setelah sembuh, testis yang

terkena mungkin akan menciut. Jarang terjadi kerusakan yang permanen sehingga

terjadi kemandulan.

3. Pankreatitis

Peradangan pankreas yang dapat terjadi pada akhir minggu pertama.

Penderita merasakan mual dan muntah disertai nyeri perut. Gejala ini akan

menghilang dalam waktu 1 minggu dan penderita akan sembuh total.

Page 7: Para My Xo Virus

4. Peradangan ginjal bisa menyebabka penderita mengeluarkan air kemih yang

kental dalam jumlah yang banyak.

I. PENGOBATAN

Pengobatan dimaksudkan untuk mengurangi keluhan dan istirahat selama

penderita panas dan kelenjar (parotis) membengkak. Dapat digunakan obat pereda

panas dan nyeri (antipiretik dan analgesic) misalnya Parasetamol dan sejenisnya,

Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak karena memilki resiko terjadinya

sindroma Reye (pengaruh aspirin pada anak-anak). Penyakit gondongan

sebenarnya tergolong dalam “self limiting disease” yakni penyakit yang sembuh

sendiri tanpa diobati. Penderita penyakit gondongan sebaiknya menghindarkan

makanan atau minuman yang sifatnya asam supaya nyeri tidak bertambah parah,

diberikan diet makanan cair dan lunak.

J. PENCEGAHAN

Pemberian vaksinasi gondongan merupakan bagian dari imunisasi rutin pada

masa kanak-kanak yaitu imunisasi MMR (mumps, morbili, rubella) yang

diberikan melalui injeksi pada usia 15 bulan. Imunisasi MMR dapat juga

diberikan kepada remaja dan orang dewasa yang belum menderita gondong.

Pemberian imunisasi ini tidak menimbulkan efek panas atau gejala lainnya.

Cukup dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar Iodium, dapat

mengurangi resiko terkena serangan penyakit gondongan.

Page 8: Para My Xo Virus

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas adalah :

1. Penyebaran virus penyakit ini (mumps virus atau paramyxovirus) dapat

ditularkan melalui kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah, dan

urin.

2. Permukaan terbungkus merata ditutupi dengan protein hemagglutinin-

neuraminidase (HN) dan fusi (F) yang tertanam dalam bilayer lipid. Bilayer

lipid terdiri atas glikoprotein hemagglutinin-neuraminidase (HN) atau

hemagglutinin (H) atau permukaan glycoproteins (GP) atau protein fusi.

3. Masa inkubasi 12 sampai 24 hari dengan rata-rata 17-18 hari, kemudian

virus bereplikasi di dalam traktus respiratorius atas dan nodus limfatikus

servikalis, dari sini virus menyebar melalui aliran darah ke organ-organ lain,

termasuk selaput otak, gonad, pankreas, payudara, thyroidea, jantung, hati,

ginjal, dan saraf otak.

4. Pada tahap awal (1-2 hari) penderita gondong mengalami gejala: demam

(suhu badan 38,5-40 derajat celcius), sakit kepala, nyeri otot, kehilangan

nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya

disertai kaku rahang (Sulit membuka mulut).

5. Penyakit gondongan sebenarnya tergolong dalam “self limiting disease”

yakni penyakit yang sembuh sendiri tanpa diobati.

6. Pemberian vaksinasi gondongan merupakan bagian dari imunisasi rutin

pada masa kanak-kanak yaitu imunisasi MMR (mumps, morbili, rubella)

yang diberikan melalui injeksi pada usia 15 bulan. Dan Cukup dengan

mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar Iodium, dapat

mengurangi resiko terkena serangan penyakit gondongan.

Page 9: Para My Xo Virus

Daftar Rujukan

Arif, Ilham. 2012. Mumps (Parotitis). (online)(http://ilhamarif.com/),

diakses tanggal o2 september 2012.

Anonymous. Paramyxovirus Chapter 59. (online)

(

http://www.uib.es/depart/dba/microbiologia/ADSenfcomI/material_archiv

os/paramixoviruses.pdf) ,diakses tanggal 30 agustus 2012.

Biowik. Final Project Paramyxovirus. (online)

(http://biowiki.org/view/Fall09/FinalProjectParamyxoviridae), diakses

tanggal 29 agustus 2012.

Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.

Pusat Informasi dan Kesehatan. Penyakit Gondongan (Mumps atau

Parotitis).(online)(http://sehat-enak.blogspot.com/),diakses tanggal 02

September 2012.